analisis asuhan keperawatan pada pasien …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/nurma gupita nim....

71
i STIKes Muhammadiyah Gombong ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGHARDIK TUTUP TELINGA DI WISMA ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO MAGELANG KARYA ILMIAH AKHIR NERS Disusun Oleh: NURMA GUPITA, S. Kep A31701028 PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2018

Upload: lediep

Post on 02-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

i STIKes Muhammadiyah Gombong

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP

KEMAMPUAN MENGHARDIK TUTUP TELINGA DI WISMA

ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO MAGELANG

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh:

NURMA GUPITA, S. Kep

A31701028

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2018

Page 2: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ii STIKes Muhammadiyah Gombong

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP

KEMAMPUAN MENGHARDIK TUTUP TELINGA DI WISMA

ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO MAGELANG

KARYA ILMIAH NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

Disusun Oleh:

NURMA GUPITA, S. Kep

A31701028

STASE KEPERAWATAN JIWA

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2018

Page 3: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

iii STIKes Muhammadiyah Gombong

Page 4: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

iv STIKes Muhammadiyah Gombong

Page 5: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

v STIKes Muhammadiyah Gombong

Page 6: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

vi STIKes Muhammadiyah Gombong

Page 7: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

vii STIKes Muhammadiyah Gombong

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Terhadap Kemampuan

Mengontrol Halusinasi: Menghardik Di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang”.

Adapun keberhasilan dalam penyusunan karya tulis akhir ini tidak terlepas

dari dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Hj. Herniyatun, S. Kp. M. Kep. Sp Mat., selaku Ketua STIKes

Muhammadiyah Gombong.

2. Dadi Santoso, M. Kep, selaku Ketua Program Studi Profesi Ners

Keperawatan.

3. Tri Sumarsih, M. Kep, selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahannya dalam pembuatan karya tulis ini.

4. Perawat dan staf RSJ Prof Dr Soerojo Magelang terutama Wisma Arimbi

yang memberikan informasi demi kelancaran pembuatan karya tulis ini.

5. Ayahanda Slamet Widodo dan Ibunda Karti serta Mbak dan Mas tercinta,

yang memberikan dukungan moral maupun materiil serta semangat tiada

henti selama penulis mengerjakan Karya Ilmiah ini.

6. Teman seperjuangan yang selalu memotivasi dan memberi semangat.

Akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan. Apabila terdapat kekeliruan,

kekurangan, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran sebagai

perbaikan demi kelancaran dan keberhasilan. Semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Gombong, 06 Juni 2018

Penulis

Page 8: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

viii STIKes Muhammadiyah Gombong

Page 9: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ix STIKes Muhammadiyah Gombong

Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

KIA-N, Juli 2018

Nurma Gupita, S. Kep1)

Tri Sumarsih, S. Kep. Ns., MNS2)

Ns. Abdul Jalil, M.

Kep. Sp. Kep., J3)

ABSTRAK

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP

KEMAMPUAN MENGHARDIK TUTUP TELINGA DI WISMA

ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO MAGELANG

Latar Belakang: Gangguan Persepsi Sensori halusinasi merupakan respon panca

indera yang dialami oleh seseorang tanpa rangsangan atau stimulus dari luar dan

tidak dialami oleh orang lain. Menghardik merupakan salah satu upaya untuk

mengendalikan halusinasi dengan menolak halusinasi yang muncul.

Tujuan: untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan

Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dalam perubahan tanda dan gejala serta

kemampuan pasien dalam menghardik di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang.

Metode: deskriptif melalui pendekatan studi kasus menggunakan teknik analisa

data dengan cara observasi dan dokumentasi keperawatan.

Hasil: setelah dilakukan asuhan keperawatan pada P1, P2 dan P3 terjadi

penurunan tanda dan gejala P1 secara Subjektif 66,7% dan objektif 16,7%. P2

secara subjektif 66,7% dan objektif 33,3%, P3 secara subjektif 33,4% dan objektif

50%. Sedangkan untuk peningkatan kemampuan P1 27,8%, P2 33,4% dan P3

25%.

Rekomendasi: terapi menghardik dengan menutup telinga direkomendasikan

untuk diterapkan pada pasien halusinasi dengar dalam mengontrol halusinasinya.

Kata Kunci: gangguan persepsi sensori: halusinasi dan menghardik.

1) Mahasiswa Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Gombong

2) Dosen STIKes Muhammadiyah Gombong

Page 10: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

x STIKes Muhammadiyah Gombong

NERS NURSING STUDY PROGRAM

STIKes Muhammadiyah Gombong

Scientific Work Final, July 2018

Nurma Gupita, S. Kep 1)

Tri Sumarsih, S. Kep. Ns., MNS 2)

Ns. Abdul Jalil, M.

Kep. Sp. Kep., J3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF NURSING CARE ON THE PATIENTS WITH SENSORY

PERCEPTION DISORDERS: HALLUCINATIONS OF HEARING

ON THE ABILITY TO REBUKE THE EARPLUGS

AT THE GUESTHOUSE ARIMBI RSJ

PROF DR SOEROJO MAGELANG

Background: interference of sensory perception: hallucinations is a response to

faculty perception whose experienced by someone without excitement or stimulus

from the outside and not experienced by others. Rebuke is one attempt to control

hallucinations by rejecting hallucinations appear.

Purpose: to analyze nursing care in patient with Sensory Perception Disorders:

Hallucinations perceptual perception in the change of signs and symptoms and

the ability of patient to rebuke At Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang.

Method: descriptive case study approach using data analysis techniques by means

of observation and nursing documentation.

Result: after nursing care on P1, P2 dan P3 a decrease of P1 sign and symptom

66,7% and objective 16,7%. P2 subjectively 66,7% and objectively 33,3%. P3

subjectively 33,4% and objectively 50%. While for the alteration ability P1

27,8%, P2 33,4% and P3 25%.

Recommend: to rebuke therapy can be done by reading dhikr therapy to control

hallucination experienced.

Keywords: sensory perception disorders: hallucinations, rebuke.

1) Student Ners Profession of Muhammadiyah Health Science Institude of

Gombong.

2) Lecture of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.

Page 11: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

xi STIKes Muhammadiyah Gombong

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS iii

HALAMAN BEBAS PLAGIARISME iv

HALAMAN PERSETUJUAN v

HALAMAN PENGESAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI viii

ABSTRAK ix

ABSTRACT x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 6

C. Manfaat 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

A. Konsep Medis Skizofrenia 9

B. Konsep Dasar Halusinasi 17

C. Asuhan Keperawatan Berdasar Teori 23

D. Pohon Masalah 28

BAB III METODE STUDI KASUS 29

A. Jenis atau Desain Karya Tulis Akhir 29

B. Subjek Studi Kasus 29

C. Fokus Studi Kasus 30

D. Definisi Operasional 30

E. Instrumen Studi Kasus 31

F. Metode Pengumpulan Data 31

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus 32

H. Analisa Data dan Penyajian Data 32

I. Etika Studi Kasus 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35

A. Profil Lahan Praktik 34

B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan 36

C. Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan 45

D. Pembahasan 56

BAB V PENUTUP 63

A. Kesimpulan 63

B. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

xii STIKes Muhammadiyah Gombong

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran 14

Tabel 2.2 Rentang respon halusinasi 20

Tabel 2.3 Standar Keperawatan Jiwa (SAK) pada pasien dengan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi 24

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Halusinasi

di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

Bulan April 2018 44

Tabel 4.2 Analisa Masalah Keperawatan Pasien Halusinasi

di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang 45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tanda dan Gejala Halusinasi

Pendengaran Sebelum dan Sesudah Menghardik Tutup

Telinga pada Pasien 1 di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang 48

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tanda dan Gejala Halusinasi

Pendengaran Sebelum dan Sesudah Menghardik Tutup

Telinga pada Pasien 2 di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang 49

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tanda dan Gejala Halusinasi

Pendengaran Sebelum dan Sesudah Menghardik Tutup

Telinga pada Pasien 3 di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang 50

Tabel 4.6 Analisis Evaluasi Kemampuan Pasien 1 dalam Mengontrol

Halusinasi Pendengaran: Menghardik Tutup Telinga di Wisma

Arimbi RSJ Dr Soerojo Magelang Bulan April 2018 51

Tabel 4.7 Analisis Evaluasi Kemampuan Pasien 2 dalam Mengontrol

Halusinasi Pendengaran: Menghardik Tutup Telinga di Wisma

Arimbi RSJ Dr Soerojo Magelang Bulan April 2018 52

Tabel 4.8 Analisis Evaluasi Kemampuan P3 dalam Mengontrol

Halusinasi Pendengaran: Menghardik Tutup Telinga di Wisma

Arimbi RSJ Dr Soerojo Magelang Bulan April 2018 53

Tabel 5.1 Kesimpulan Tanda dan Gejala Sebelum dan Sesudah

Menghardik Tutup Telinga Pasien Halusinasi Dengar

di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang (n=3) 54

Tabel 5.2 Kesimpulan Evaluasi Kemampuan Pasien dalam Mengontrol

Halusinasi Pendengaran: Menghardik Tutup Telinga di Wisma

Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang (n=3) 55

Page 13: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

xiii STIKes Muhammadiyah Gombong

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi

Lampiran 2 : Asuhan Keperawatan Kelolaan Pasien Gangguan Persepsi

Sensori: Halusinasi (P1, P2 dan P3)

Lampiran 3 : Lembar Observasi Tanda dan Gejala serta Kemampuan Pasien

Lampiran 4 : Jurnal Penelitian

Lampiran 5 : Informed Concent

Lampiran 6 : SPO Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi SP1 Pasien

Lampiran 7 : Strategi Pelaksanaan

Lampiran 8 : Jadwal Kegiatan Harian Pasien

Page 14: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

1 STIKes Muhammadiyah Gombong

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (2017) pada umumnya gangguan

mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan gangguan depresi.

Diperkirakan 4,4% dari populasi global menderita gangguan depresi dan

3,6% gangguan kecemasan. Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari

18% antara tahun 2005 dan 2015. Depresi merupakan penyebab terbesar

kecacatan di seluruh dunia. Lebih dari 80% penyakit dialami orang-orang

yang tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah (WHO,

2017).

Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Hasil

analisis dari WHO sekitar 450 juta orang menderita gangguan jiwa

termasuk skizofrenia. Skizofrenia menjadi gangguan jiwa paling dominan

dibanding gangguan jiwa lainnya. Penderita gangguan jiwa sepertiga

tinggal di negara berkembang, 8 dari 10 orang yang menderita skizofrenia

tidak mendapatkan penanganan medis. Gejala skizofrenia muncul pada

usia 15-25 tahun lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibanding

perempuan (Ashturkar & Dixit, 2013).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013

prevalensi gangguan jiwa berat (psikosis/skizofrenia) pada penduduk

Indonesia 1,7 per mil. Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia ke 2

terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (27,8%), diikuti Aceh (27,6%)

(Riskesdas, 2013). Berdasarkan data tersebut terlihat jelas jumlah

penduduk Indonesia mengalami peningkatan gangguan mental emosional

serta gangguan jiwa berat, salah satunya adalah skizofrenia.

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang sering

ditunjukan oleh adanya gejala positif, diantaranya adalah halusinasi.

Gangguan persepsi sensori (halusinasi) merupakan salah satu masalah

keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Pasien

Page 15: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

2

STIKes Muhammadiyah Gombong

merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau

penghiduan tanpa stimulus yang nyata (Keliat, 2012).

Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana pasien mengalami

perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara,

penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan (Damaiyanti, 2012).

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang

nyata artinya pasien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa

stimulus atau rangsangan dari luar (Trimelia, 2011). Dapat disimpulkan

bahwa halusinasi merupakan respon persepsi panca indera yang dialami

oleh seseorang tanpa rangsangan atau stimulus dari luar dan tidak dialami

oleh orang lain. Kasus yang paling banyak di Rumah Sakit Jiwa adalah

pasien dengan skizofrenia, 70% mengalami halusinasi dan 30%

mengalami waham. Sedangkan pasien yang mengalami waham, 35%

mengalami halusinasi (Hawari, 2014).

Menurut Yosep (2011), jenis-jenis halusinasi meliputi halusinasi

pendengaran, halusinasi penglihatan, halusinasi penciuman, halusinasi

pengecapan, halusinasi perabaan, halusinasi kinesthetik, halusinasi seksual

dan halusinasi visceral. Sedangkan jenis halusinasi yang sering dialami

oleh seseorang adalah halusinasi pendengaran dan penglihatan (Aristina,

2013). Halusinasi pendengaran berupa bunyi mendering atau suara bising

yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah

kata atau kalimat yang bermakna, dan biasanya suara tersebut ditujukan

kepada penderita sehingga tidak jarang penderita bertengkar atau berdebat

dengan suara tersebut. Sedangkan halusinasi penglihatan, seseorang

melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang kemudian dapat

menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan

(Yosep, 2011).

Penanganan atau perawatan intensif perlu diberikan agar pasien

skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang dapat

membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Terjadinya

halusinasi dapat menyebabkan pasien menjadi menarik diri terhadap

Page 16: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

3

STIKes Muhammadiyah Gombong

lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian halusinasinya, sehingga

seseorang akan semakin jauh dari hubungan sosial dengan lingkungan

sekitarnya. Selain itu, seseorang yang mengalami halusinasi khususnya

halusinasi pendengaran, bisa bertengkar atau berbicara dengan suara-suara

yang dia dengar, bisa juga berbicara keras seperti menjawab pertanyaan

seseorang, kemudian dapat berakibat melukai diri sendiri maupun orang

lain.

Halusinasi dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang mengalami

halusinasi. Respon pasien akibat terjadinya halusinasi dapat berupa curiga,

ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak

diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak

dapat membedakan keadaan nyata atau tidak nyata. Yang dapat

ditimbulkan oleh pasien yang mengalami halusinasi adalah kehilangan

kontrolnya. Pasien akan mengalami panik dan perilakunya akan

dikendalikan oleh halusinasi. Pada situasi ini pasien dapat melakukan

bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide) bahkan merusak

lingkungan. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya hal tersebut

maka diperlukan penanganan yang tepat.

Penanganan halusinasi sama dengan penanganan skizofrenia pada

umumnya. Di rumah sakit, penanganan halusinasi dapat berupa intervensi

biologis, intervensi psikologis, maupun intervensi sosiokultural. Pada

gejala-gejala yang timbul akibat halusinasi dapat diberikan obat-obatan

psikotik berupa neuroleptic sebagai bentuk intervensi biologis, teknik-

teknik perilaku sebagai bentuk intervensi psikologis, serta terapi

perubahan lingkungan dan melibatkan keluarga dalam perawatan sebagai

bentuk intervensi sosiokultural.

Menangani atau mengontrol pasien halusinasi bisa dilakukan ke

pasien langsung (individu), keluarga maupun kelompok (TAK).

Menangani atau mengontrol halusinasi yang dilakukan ke pasien langsung

(individu) dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu menghardik

halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktifitas secara

Page 17: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

4

STIKes Muhammadiyah Gombong

terjadwal, mengkonsumsi obat secara teratur (Keliat, 2012). Menghardik

merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan halusinasi dengan

menolak halusinasi yang muncul. Penelitian yang dilakukan oleh

Anggraini (2013) tentang “Pengaruh Menghardik terhadap Penurunan

Tingkat Halusinasi Dengar pada Pasien Skizofrenia di RSJD Dr. Amino

Gondohutomo” menunjukkan bahwa terdapat pengaruh menghardik baik

menghardik dengan menutup telinga maupun tanpa menutup telinga

terhadap tingkat halusinasi dengar.

Pasien dengan halusinasi pendengaran mengalami gangguan status

mental atau dengan kata lain pasien mengalami defisit kognitif khususnya

dalam hal konsentrasi. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya untuk

memutus halusinasi dengan alternatif menghardik menutup telinga.

Diharapkan dengan menghardik menutup telinga, pasien dapat lebih fokus

pada menghardik. Upaya dalam menangani atau mengontrol pasien

halusinasi dengan menghardik telah dilakukan sehari-hari oleh perawat di

Wisma Arimbi dalam rangka upaya memutus halusinasi. Akan tetapi

penerapan tindakan untuk menganalisa penurunan tanda dan gejala serta

peningkatan kemampuan pasien dalam menghardik belum pernah

dilakukan di Wisma Arimbi.

Halusinasi juga memerlukan suatu strategi manajemen gejala seperti

perawatan diri sendiri (self care) untuk mengatasi gejala halusinasi.

Sebuah studi di Taiwan oleh Tsai & Ku (2009) tentang self care symptom

management, menemukan bahwa self care manajemen gejala skizofrenia

pada halusinasi pendengaran dibagi dalam 3 kategori, yaitu fisiologis,

kognitif dan perilaku (behavioral). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

strategi fisiologis yang banyak digunakan adalah tidur dan mendengarkan

musik. Strategi kognitif yang sering digunakan adalah mengabaikan suara

halusinasi, dan strategi manajemen yang terkait perubahan perilaku yang

paling sering digunakan adalah menutup telinga. Menutup telinga

ditemukan sebagai strategi yang efektif untuk mengatasi halusinasi

pendengaran dan dipertimbangkan sebagai metode pasif dalam budaya

Page 18: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

5

STIKes Muhammadiyah Gombong

barat. Peneliti juga menemukan bahwa menonton televisi adalah

pendekatan yang paling umum di budaya barat, sedangkan pasien dengan

skizofrenia dalam budaya Cina lebih cenderung menggunakan metode

yang lebih pasif, seperti mengabaikan halusinasi pendengaran, sebagai

pilihan utama.

Sebuah studi fenomenologi di kota Cimahi Jawa Barat (Suryani, 2013)

menunjukkan bahwa pencegahan halusinasi dapat dilakukan dengan

pendekatan spiritual dan menggunakan koping yang konstruktif serta

menghindari kesendirian. Di dalam penelitian ini didapatkan bahwa

beberapa responden yang mengalami halusinasi menggunakan cara untuk

mencegah halusinasi yang mereka alami dengan sholat, banyak teman,

curhat, jangan banyak pikiran, rajin beribadah, konsultasi dengan tenaga

kesehatan dan puasa. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan bahwa

dalam merawat penderita dengan halusinasi untuk melakukan pemutusan

halusinasi tidak cukup dengan mengajarkan pasien untuk mengatakan

“stop saya tidak mau dengar” seperti yang selama ini diajarkan oleh

perawat hampir di semua rumah sakit di Indonesia. Peneliti mengatakan

hal terpenting adalah bagaimna cara mencegah halusinasi tersebut yaitu

dengan melatih penderita untuk mengenali situasi dan kondisi yang

mencetuskan halusinasi tersebut.

Menangani pasien halusinasi yang dilakukan ke kelompok adalah

dengan cara Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) khususnya Stimulasi

Persepsi. Terapi Aktifitas Kelompok: Stimulasi Persepsi adalah terapi

yang menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan

pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat,

2012) yang bertujuan agar pasien dapat mempersepsikan stimulus yang

dipaparkan kepadanya dengan tepat, dapat menyelesaikan masalah yang

timbul dari stimulus yang dialami dan dapat membantu pasien mengenali

halusinasi serta pasien mampu mengontrol gangguan halusinasi yang ia

alami. Penelitian yang dilakukan oleh Agusta Dian Ellina (2013) mengenai

“Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Sesi ke-3

Page 19: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

6

STIKes Muhammadiyah Gombong

terhadap Kemampuan Mengendalikan Halusinasi pada Pasien Skizofrenia

di RSJ Menur Surabaya”, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Terapi

Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi Sesi ke 1-3 terhadap

kemampuan mengendalikan halusinasi dengan p=0,002.

RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang merupakan salah satu RSJ yang

terakreditasi A, dan berada di Kabupaten Magelang bagian utara yang

beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani 169. Wisma Arimbi merupakan

salah satu wisma atau ruangan khusus wanita di RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang yang mempunyai visi “menjadi ruang pelayanan keperawatan

yang unggul untuk membantu tercapainya kesembuhan”. Data yang

penulis peroleh pada bulan Maret , didapatkan data bahwa selama sebulan

± 11 pasien halusinasi, dengan halusinasi penglihatan dan pendengaran

yang sering terjadi. Selain pasien halusinasi juga terdapat pasien dengan

waham, HDR (Harga Diri Rendah) dan RPK (Resiko Perilaku Kekerasan).

Pasien yang mengalami halusinasi di Wisma Arimbi di rawat inap selama

± 28 hari (nilai ideal 6-9 hari). Penulis melakukan asuhan keperawatan

kepada tiga pasien yang mengalami halusinasi (P1, P2 dan P3), dan

penulis juga mengajarkan terapi untuk mengontrol halusinasi: menghardik

yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam

mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah

akhir yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran terhadap

Kemampuan Pasien Dalam Mengontrol Halusinasi: Menghardik di Wisma

Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis asuhan

keperawatan pada pasien (P1, P2 dan P3) dengan gangguan persepsi

sensori: halusinasi terhadap kemampuan pasien dalam mengontrol

Page 20: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

7

STIKes Muhammadiyah Gombong

halusinasi: menghardik di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memaparkan hasil pengkajian dengan gangguan persepsi

sensori: halusinasi pada pasien P1, P2 dan P3.

b. Mampu memaparkan hasil analisa data dengan gangguan persepsi

sensori: halusinasi pada pasien P1, P2 dan P3.

c. Mampu memaparkan hasil intervensi keperawatan dengan

gangguan persepsi sensori: halusinasi pada pasien P1, P2 dan P3.

d. Mampu memaparkan hasil implementasi keperawatan dengan

gangguan persepsi sensori: halusinasi pada pasien P1, P2 dan P3.

e. Mampu memaparkan hasil evaluasi P1, P2 dan P3.

f. Mampu memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan sebelum

dan sesudah dilakukan tindakan keperawatan dengan gangguan

persepsi sensori: halusinasi pada pasien P1, P2 dan P3.

C. Manfaat

1. Manfaat Keilmuan

Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi oleh

pendidik maupun mahasiswa dalam bidang keilmuan terutama

mengenai Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Terdahap Kemampuan Klien

Dalam Mengontrol Halusinasi: Menghardik di Wisma Arimbi RSJ

Prof. Dr. Soerojo Magelang.

2. Manfaat Aplikatif

a. Penulis

Diselesaikannya karya ilmiah ini, diharapkan penulis dapat

mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan yang

didapatkan dari pengalaman nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran dengan menggunakan pendekatan proses

Page 21: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

8

STIKes Muhammadiyah Gombong

keperawatan, serta dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan

tentang karya ilmiah, khususnya yang berhubungan dengan asuhan

keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi sensor: halusinasi

pendengaran. Penulis juga dapat memperdalam pengetahuan

tentang asuhan keperawatan yang telah dilakukannya.

b. Rumah Sakit

Hasil tugas akhir/asuhan keperawatan ini dapat dijadikan

sebagai salah satu bahan acuan dalam menentukan kebijakan

operasional Rumah Sakit agar mutu pelayanan keperawatan dapat

ditingkatkan.

c. Pasien

Dapat memaksimalkan kemampuannya untuk dapat

mengendalikan jiwanya sehingga dapat sembuh dari gangguan

jiwa.

d. Perawat

Perawat dapat lebih inovatif dalam menerapkan tindakan untuk

meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

Page 22: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

STIKes Muhammadiyah Gombong

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Karina. 2013. Pengaruh Menghardik terhadap Penurunan Tingkat

Halusinasi Dengar pada Pasien Skizofrenia di RSJD Dr.

Aminogonduhutomo Semarang.

Arikunto. 2013. ProsedurPenelitian: Suatu Pendekatan Praktik. EdisiRevisi 8.

Jakarta: RinekaCipta.

Aristina. 2013. Proses Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Ashturkar & Dixit. 2013. Proses Asuhan Keperawatan. Jakarta: mediaCipta.

Damaiyanti, M. Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika

Aditama.

Damayanti, Rafina. 2014. Efektifitas Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan

Tingkat Halusinasi pada Pasien Halusinasi Dengar di RSJ Tampan

Provinsi Riau.

Danardi. 2010. Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit Jiwa.

http://persi.co.id/pada versi/news/artikel.php.3.id

Dermawan & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja

Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Dharma. 2011. Metodelogi Penelitian Keperawatan: Panduan melaksanakan Dan

Menerapakan Hasil Penelitian . Jakarta. Trans Info Media.

Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha

Medika

Djunaedi & Yitnamurtri. 2012. Psikoterapi Gangguan Jiwa. Jakarta: PT. Buana

Ilmu Populer.

Ellina, Agusta Dian. 2013. Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulasi

Persepsi Sesi 1-3 terhadap Kemampuan Mengendalikan Halusinasi pada

Pasien Skizofrenia di RSJ Menur Surabaya.

Haryanto. 2013. Analisis Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Hawari. 2014. Psikopat, Paranodi dan Gangguan Kepribadian. Jakarta: FKUI.

Hidayat. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: EGC.

Husain. 2008. Gangguan Kesehatan Jiwa. Diperoleh tanggal 20 Mei 2018 dari

http://www.Litbang.depkes.go.id/Publikasi-BPPK/Triwulan 2/Gangguan

jiwa.htm.

Page 23: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

STIKes Muhammadiyah Gombong

Keliat B.A, dkk. 2016. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:

EGC.

Lestari. 2014. Hubungan Antara Persepsi dengan Sikap Keluarga dalam

Menangani Anggota Keluarga yang Mengalami Skizofrenia di RSJD Atma

Husada Mahakam Samarinda. Diperoleh pada 20 Mei 2018 pada

http://72.14.235.104./search

Lilik. 2011. Pengaruh Menghardik pada Pasien Halusinasi Dengar. Bandung:

Refika Media.

Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. EGC : Jakarta.

Notoatmojo. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Noviandi. 2008. Deskripsi Perubahan Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada

Klien Dengan Terapi Individu di Ruang MPKP RSJ Magelang. Diperoleh

20 Mei 2018 dari: http://skripsistikers.wordpress.com.

Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Diakses tanggal 20

Mei 2018.

Stuart, Gail, W. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Cetakan I. Jakarta:

EGC.

Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi Cetakan I. Jakarta: Trans

Info Medika.

Townsend. 2011. Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Vedbeck. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Wahid. 2013. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

WHO. 2017. The World Health Report:mentalhealth.www.who.int/mental_health.

Diperoleh tanggal 20 Mei 2018.

Wijayanti, Ni Made. 2011. Terapi Okupasi Aktifitas Waktu Luang terhadap

Perubahan Gejala Halusinasi Pendengaran pada Pasien Skizofrenia di

RSJ Provinsi Bali.

Yosep. 2011. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung : Refika Aditama

Yusuf. 2010. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Page 24: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

Lampiran 1: Lembar Konsultasi

Page 25: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
Page 26: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN P1 DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

UTAMA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI DI WISMA

ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO MAGELANG

Disusun oleh:

NURMA GUPITA

A31701028

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2018

Page 27: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Pasien

Nama : P1

Usia : 21 tahun

Alamat : Jawa Tengah

Pendidikan: SD

Pekerjaan : -

Status : belum menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

No. RM : 00138330

Dx medis : F20.0 (Skizofrenia paranoid-Curiga)

b. Penanggung jawab

Nama : Tn. M

Usia : 50 tahun

Alamat : Jawa Tengah

Pendidikan: SMA

Pekerjaan : wirausaha

Agama : Islam

Suku : Jawa

Hubungan : ayah kandung

2. Alasan masuk

Pasien dibawa ke RSJ oleh ayahnya setelah putus obat selama

kurang lebih 2 hari kemudian muncul gejala tak bisa tidur 2 hari,

bicara sendiri, tertawa sendiri dan sering keluyuran. Sebelumnya

pasien pernah dirawat di RSJ, sehingga ayahnya segera

membawanya ke RSJ setelah muncul gejala tersebut.

Page 28: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

3. Faktor predisposisi

Pasien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.

Pengobatan lancar sampai pada akhirnya sempat terputus selama 2

hari. Adaptasi di masyarakat kurang berhasil karena pasien tidak

pernah mengikuti kegiatan, pasien merasa tidak nyaman jika

berada di tengah masyarakat. Pasien belum pernah melakukan atau

mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,

penolakan dari lingkungan, maupun kekerasan dalam keluarga

termasuk tindakan kriminal. Ada riwayat keluarga dengan

gangguan jiwa yaitu ibu kandungnya selama kurang lebih 3 tahun

dengan gejala yang nampak yaitu diam. Riwayat berobat di RSJ.

Pasien tidak tinggal bersama ibunya sehingga tidak terjalin

hubungan yang baik dengan ibunya. Pasien mengatakan pernah

memiliki teman dekat yang sering pergi bersama (bernama Dwi),

namun pasien merasa Dwi tidak pernah mengungkapkan isi

perasaannya kepada pasien, sehingga pasien merasa jauh dan saat

ini berharap masih bisa dekat seperti dulu lagi yang sempat berjanji

akan selalu bersama, meskipun saat ini tidak pernah ada

komunikasi diantara keduanya.

4. Pengkajian fisik

a. Keadaan umum : pasien tampak bingung

b. Vital sign : TD 110/80 mmHg, Nadi 76x/menit,

RR 20x/menit dan suhu 365 C.

c. TB dan BB : 155 cm dan 46 kg

Tak ada keluhan fisik yang dialami oleh pasien.

Page 29: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

5. Pengkajian psikososial

a. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: klien

: ibu kandung dengan gangguan jiwa

: tinggal dalam 1 rumah

: menikah

: garis keturunan

: bercerai

Dalam keluarga tidak ada hambatan komunikasi antara pasien

dengan ayahnya ataupun kakaknya. Komunikasi baik meskipun

terkadang pasien diam saja. Pengambil keputusan dalam

keluarga yaitu ayahnya. Pasien diasuh dan dibesarkan oleh

ayahnya. Karena ibu mengalami gangguan jiwa. Pasien

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Page 30: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

b. Hubungan sosial

Menurut pasien orang yang berarti dalam hidupnya adalah

ayahnya. Tempat dimana pasien mangadu, meminta bantuan

dan sokongan. Walaupun pasien memiliki teman dekat yang

bisa diajak curhat (Dwi). Pasien tidak pernah mengikuti

kegiatan apapun dalam kelompok masyarakat.

Masalah keperawatan yang muncul: Menarik Diri (Isolasi

Sosial).

c. Spiritual (keyakinan dan ibadah)

1) Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan jika sakit yang dialaminya jika menurut

budaya dan agama yaitu merupakan ujian, namun dalam

masyarakat sakit jiwa seperti ini memalukan.

2) Kegiatan ibadah

Pasien melakukan ibadah rutin di rumah, saat dikaji pasien

sedang berhalangan untuk melakukan ibadah, pasien hanya

berdoa kepada Allah.

6. Status mental

a. Penampilan

Rambut pasien tampak tidak rapi, pakaian tampak kurang

rapi dimana kancing baju kurang tepat. Walaupun pemilihan

pakaian yang dikenakan sudah tepat. Pasien berpakaian wajar

seperti teman lainnya. Pasien tidak pernah menyisir rambutnya

dan merapikan pakaiannya.

Masalah keperawatan: Defisit perawatan diri (berpakaian dan

berdandan).

b. Pembicaraan

Pasien tampak lambat dalam berbicara. Verbal inkoheren.

Page 31: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

c. Aktifitas motorik

Pasien tampak lesu dan gelisah (agitasi). Gerakan lambat dan

perlu adanya motivasi dalam pelaksanaan kegiatan harian.

Pasien tidak melakukan hal-hal yang mengganggu temannya.

d. Alam perasaan

Pasien terkadang tampak gembira namun seketika pasien

tampak sedih. Pasien sesekali menujukkan ekspresi wajah

seperti mengkhawatirkan sesuatu yang tak pasti.

e. Afek

Afek tumpul dimana pasien akan bereaksi bila ada stimulus

emosi yang kuat.

f. Interaksi selama wawancara

Kontak mata pasien mudah beralih selama diajak interaksi.

g. Persepsi

Pasien mengatakan mendengar suara-suara (laki-laki

bernama Dwi) yang mengajaknya bercakap-cakap. Suara itu

muncul pada pagi dan malam saat pasien melamun sendirian.

Pasien mengatakan senang jika mendengar suara itu dan pasien

mengikuti adanya suara tersebut.

Masalah keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi).

h. Proses pikir

Saat interaksi tampak pembicaraan pasien tidak ada

hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dan

pasien tidak menyadari akan hal tersebut (kehilangan asosiasi).

i. Isi pikir

Pasien mengatakan bahwa sebenarnya dirinya ingin

mengetahui bagaimana perasaan Dwi padanya. Pikiran tersebut

yang selalu muncul walaupun pasien berusaha untuk tidak

memikirkanya (obsesi).

Page 32: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

j. Tingkat kesadaran

Pasien sering mengatakan bingung saat ditanya oleh

perawat. Tampak saat interaksi pasien beberapa kali

mengatakan bingung terhadap pertanyaan yang diajukan oleh

perawatan.

k. Memori

Saat ditanya mengenai hari dan tanggal saat ini mampu

menjawab. Pasien juga mampu menjawab saat ditanya topik

TAK hari kemarin. Pasien mengatakan tidak ingat dengan

kejadian yang terjadi di rumah beberapa bula lalu.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Perhatian pasien mudah beralih dari satu obyek ke obyek

lain, pasien tampak tidak mampu menjelaskan kembali apa

yang disampaiakan oleh perawat (tak mampu konsentrasi).

Serta tidak mampu menjawab beberapa pertanyaan.

m. Kemampuan penilaian

Pasien tidak mampu mengambil keputusan, perlu bantuan

saat mengambil keputusan. Tampak pada saat interaksi dan

pasien ditanya akan memasukan pakaian yang telah dilipat ke

dalam almari atau loker namun pasien bingung untuk memilih,

pasien dapat memutuskan setelah mendapat penjelasan. Dari

adanya hal tersebut jelas pasien mengalami gangguan

kemampuan penilaian bermakna.

n. Daya tilik diri

Pasien tidak menyadari gejala penyakit (adanya perubahan

fisik dan emosi) namun pasien merasa harus minum obat untuk

mencapai kesembuhan.

7. Kebutuhan pasien pulang

a. Pasien makan 3x dalam sehari menggunakan lauk dan sayur.

Pasien mampu menyiapkan dan merapikan alat makan.

Page 33: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

b. Pasien mampu pergi, menggunakan dan membersihkan WC.

Pasien juga mampu mencuci dan menjemur pakaiannya.

c. Pasien mandi 2x dalam sehari. Mandi sendiri tanpa bantuan,

menyabun tubuhnya dan menyikat gigi serta memakai

shampoo. Memotong kuku dengan motivasi.

d. Pasien mampu mengambil, memilih dan mengenakan pakaian.

Pakaian tampak kurang rapi. Ganti pakaian 1x sehari.

e. Pasien istirahat terkadang dengan tidur siang, tidur malam

hingga jam 5 pagi. Sikat gigi sebelum tidur dan bangun tidur,

merapikan tempat tidur setiap setelah bangun tidur.

f. Penggunaan obat

(1) P.O Risperidone 3 mg /12 jam

(2) P.O Trihexyphenydyl 2 mg /12 jam

(3) P.O Clozapine 25 mg /24 jam

g. Pemeliharaan kesehatan

Pasien mempunyai sistem pendukung yaitu kedua orang

tuanya dan perawat yang terlihat berperan dalam pemenuhan

ADL nya serta pengawasan minum obat.

h. Kegiatan di dalam rumah

Pasien mampu membantu menyajikan makanan. Mampu

merapikan tempat tidur, menyapu dan mengepel serta mengatur

pakaiannya sendiri.

i. Kegiatan di luar rumah

Pasien belum mampu untuk melakukan kegiatan di luar

rumah kecuali saat mengikuti jalan santai pagi hari bersama

temannya.

8. Mekanisme koping

a. Mekanisme adaptif : pasien mampu berbicara dengan

orang lain (perawat maupun temannya).

Page 34: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

b. Koping maladaptif : pasien tampak menghindar

(terkadang) saat disinggung mengenai beberapa hal yang tidak

ingin ia bicarakan.

9. Aspek medis

a. Diagnosa medis : F20.0 (Skizofrenia paranoid-Curiga)

b. Terapi :

P.O Risperidone 3 mg /12 jam

P.O Trihexyphenydyl 2 mg /12 jam

P.O Clozapine 25 mg /24 jam

B. Analisa data

No Hari/tgl Data Fokus Masalah

Keperawatan Paraf

1 Selasa,

17 april

2018

09.30

DS: Pasien mengatakan

mendengar suara-suara

yang mengajaknya

bercakap-cakap (Dwi),

pasien mengatakan senang

jika suara itu muncul pada

waktu ia sedang melamun

sendirian. Pasien

mengatakan senang

bercakap-cakap dengan

suara tersebut. Suara itu

muncul 2x pada malam hari

dan pagi setelah bangun

tidur.

DO: pasien tampak bicara

sendiri, kadang tertawa

sendiri, pasien tampak

sesekali memalingkan muka

ke arah telinga saat diajak

interaksi seolah mendengar

Gangguan Persepsi

Sensori: Halusinasi

Page 35: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

suara yang mengajaknya

bercakap. Pasien tampak

lambat dalam berbicara,

inkoheren, pasien hanya

bereaksi jika ada stimulus

yang kuat. Kontak mata

mudah beralih dan pasien

tampak bingung. Pasien

tampak lesu dan gelisah.

Pasien tampak gembira

namun seketika pasien

tampak sedih.

2 Selasa,

17 april

2018

09.45

DS: pasien mengatakan

ayahnya adalah sosok yang

berarti dalam hidupnya.

Pasien mengatakan saat di

rumah tidak ikut dalam

kegiatan kelompok

masyarakat.

DO: pasien tampak

menyendiri, melamun,

tiduran di kamar saat

temannya berkumpul santai

di ruangan, konsentrasi

tampak mudah beralih saat

interaksi maupun kegiatan

kelompok seperti TAK.

Menarik Diri: Isolasi

Sosial

3 Selasa,

17 april

2018

10.00

DS: pasien mengatakan

tidak pernah menyisir

rambutnya.

DO: Rambut pasien tampak

tidak rapi, pakaian tampak

kurang rapi dimana kancing

baju kurang tepat.

Walaupun pemilihan

pakaian yang dikenakan

sudah tepat. Pasien tidak

Defisit Perawatan

Diri: Berpakaian dan

Berdandan

Page 36: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

pernah menyisir rambutnya

dan merapikan pakaiannya.

C. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

2. Menarik Diri: Isolasi Sosial

3. Defisit Perawatan Diri: Berpakaian dan Berdandan

D. Rencana keperawatan

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Intervensi (SP) 1 Gangguan

Sensori

Persepsi:

Halusinasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x

pertemuan, masalah gangguan

sensori persepsi: halusinasi

dapat teratasi dengan kriteria

hasil:

1. Dapat membina hubungan

saling percaya.

2. Dapat mengidentifikasi isi

halusinasi, waktu

terjadinya halusinasi,

situasi/penyebab yang

menimbulkan halusinasi,

dan perasaan/respon

pasien saat terjadi

halusinasi.

3. Dapat mendemonstrasikan

cara mengontrol halusinasi

dengan cara:

a. Menghardik

b. Berbincang-bincang

c. Melakukan aktivitas

d. Minum obat teratur

SP1Pasien

1. Bina hubungan saling

percaya dengan klien.

2. Bantu klien

mengidentifikasi sumber

halusinasi

3. Sebutkan cara

mengontrol halusinasi

(menghardik, bercakap-

cakap, melakukan

aktivitas, dan minum

obat).

4. Bantu klien

mempraktekkan latihan

cara mengontrol

halusinasi dengan

menghardik.

5. Anjurkan klien

memasukkan cara

mengontrol halusinasi

dengan menghardik ke

dalam jadwal kegiatan

harian.

SP2 Pasien

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien (SP1 P).

2. Bantu klien

mempraktekkan latihan

cara mengontrol minum

obat secara teratur.

Anjurkan klien

memasukkan cara

mengontrol halusinasi

dengan meminum obat

ke dalam jadwal

kegiatan harian.

Page 37: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

SP3 Pasien

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien (SP1 P, SP2

P).

2. Bantu klien

mempraktekkan latihan

cara mengontrol

halusinasi dengan cara

bercakap-cakap.

3. Anjurkan klien

memasukkan cara

mengontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap

ke dalam jadwal

kegiatan harian.

SP4 Pasien

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien (SP1 P, SP2

P dan SP3 P).

2. Bantu klien

mempraktekkan latihan

cara mengontrol

halusinasi dengan

melakukan aktivitas.

3. Anjurkan klien

memasukkan cara

mengontrol halusinasi

dengan melakukan

aktivitas ke dalam

jadwal kegiatan harian.

SP1Keluarga

1. Mendiskusikan masalah

yang dirasakan keluarga

dalam merawat klien.

2. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang

pengertian halusinasi,

jenis halusinasi, tanda

dan gejala halusinasi,

serta proses terjadinya

halusinasi.

3. Menjelaskan cara

merawat klien dengan

halusinasi.

SP2Keluarga

1. Melatih keluarga

mempraktikkan cara

merawat klien dengan

halusinasi.

2. Melatih keluarga

melakukan cara mearwat

langsung kepada klien.

Page 38: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

Selasa, 17

april 2018

09.40

Gangguan

Persepsi

Sensori:

Halusinasi

1. Mengidentifikasi

jenis halusinasi (isi,

frekuensi, waktu

terjadi, situasi

pencetus, perasaan

dan respon terhadap

halusinasi).

2. Melatih pasien cara

kontrol halusinasi

dengan menghardik.

3. Membimbing

pasien memasukkan

dalam jadwal

kegiatan harian.

S: pasien mengatakan

halusinasinya muncul saat pasien

sedang melamun sendirian.

Suara laki-laki (Dwi) yang tidak

jelas entah mengajak pasien

pergi kemana. Muncul 2x dalam

sehari pada malam hari dan saat

pagi setelah bangun tidur. Pasien

mengatakan senang dengan

adanya suara tersebut. Pasien

mengatakan mampu menghardik

suara tersebut.

O: Pasien terlihat mampu

menghardik. Pasien tampak lebih

tenang, wajah berseri, masih

sesekali mengalihkan fokus dan

bicara sendiri, kontak mata

mudah beralih.

A: halusinasi teratasi dengan

SP1 P (mengenal dan

mengontrol halusinasi dengan

menghardik).

P: latih cara kontrol halusinasi

dengan teratur minum obat

(prinsip 5 benar minum obat)!

Rabu, 18

april 2018

10.00

Gangguan

Persepsi

Sensori:

Halusinasi

1. Memvalidasi

masalah dan latihan

sebelumnya.

2. Menjelaskan cara

kontrol halusinasi

dengan teratur

minum obat (prinsip

5 benar minum

obat).

S: pasien mengatakan semalam

masih mendengar suara-suara

dan ia mencoba memutus

dengan cara menghardik. Pasien

mengatakan belum hafal dengan

5 benar minum obat (dosis,

waktu dan obat).

O: pasien tampak minum obat

teratur dengan bantuan perawat,

Page 39: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

3. Membimbing

pasien memasukkan

ke dalam jadwal

kegiatan harian.

pasien tampak belum mampu

menyebutkan dosis dan nama

obat yang diminum.

A: pasien belum mampu kontrol

halusinasi dengan teratur minum

obat (prinsip 5 benar minum

obat)!

P: latih ulang cara kontrol

halusinasi dengan teratur minum

obat (prinsip 5 benar minum

obat)!

Kamis, 19

april 2018

08.15

Gangguan

Persepsi

Sensori:

Halusinasi

1. Memvalidasi

masalah dan latihan

sebelumnya.

2. Menjelaskan cara

kontrol halusinasi

dengan teratur

minum obat (prinsip

5 benar minum

obat).

3. Membimbing

pasien memasukkan

dalam jadwal

kegiatan harian.

S: pasien mengatakan masih

belum bisa menghafal nama dan

dosis obat yang ia minum. Pasien

mengatakan masih bingung untuk

menghafal jenis obat dan

dosisnya.

O: pasien tampak terdiam saat

ditanya nama dan dosis obatnya.

Pasien dibantu perawat dalam

menyebutkan nama dan dosisnya.

Pasien dibantu perawat dalam

menyiapkan obat yang akan

diminumnya.

A: halusinasi belum teratasi

dengan SP2 (teratur minum

obat).

P: latih ulang cara kontrol

halusinasi dengan teratur minum

obat (prinsip 5 benar minum

obat)!

Page 40: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN P2 DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

UTAMA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

DI WISMA ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO

MAGELANG

Disusun oleh:

NURMA GUPITA

A31701028

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2018

Page 41: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama : P2

Usia : 31 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Tidak Bekerja (Irt)

Pendidikan : SMP

Status : cerai

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Jawa Tengah

No. Rm : 00161387

Diagnosa Medis : F32.2 (Episode Depresi Berat Tanpa Gejala

Psikotik)

b. Identitas Penaggung Jawab

Nama : Ny. D

Usia : 30 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMK

Alamat : Jawa Tengah

Hubungan : Anak Pertama

2. Alasan masuk

Pasien diantar oleh keluarganya ke poli RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang pada tanggal 5 april 2018 dengan alasan kurang lebih enam

bulan ini Ny. P banyak diam, bicara seperlunya, suka bicara sendiri.

Keluarga mengatakan klien perilakunya aneh semenjak bercerai dengan

suaminya.

3. Faktor predisposisi

Klien mengatakan pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga

sebagai korban waktu usia pasien 29 tahun. Pasien sebelumnya pernah

mengalami gangguan jiwa berobat dan pernah dirawat di RSJ. Dalam

keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

Page 42: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

4. Pengkajian fisik

1. Keadaan umum : wanita kesan lebih tua dari usianya, perawatan diri

kurang.

2. Vital sign: TD 160/92mmHg, Nadi 82x/menit, suhu 36˚c, RR

18x/menit.

3. TB: 145cm BB 54kg.

5. Pengkajian psikososial

a. Genogram

Keterangan:

: perempuan : meninggal

: laki-laki

:pasien

Dalam keluarga tidak ada hambatan komunikasi antara pasien dan orang

tua dan kakak-kakaknya, didalam keluarganya pengambilan keputusan

melalui musyawarah bersama, pasien diasuh oleh kedua orangtuanya.

Page 43: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

6. Konsep diri

a. Gambaran diri

Pasien mengatakan menyukai dengan bentuk tubuhnya dari kaki

sampai ujung rambut.

b. Identitas diri

Pasien adalah seorang wanita usia 31 tahun.

c. Peran

Pasien sebagai single parent untuk kedua anaknya.

d. Ideal diri

Pasien mengatakan berharap bisa mejadi ibu yang baik untuk kedua

anaknya. Pasien berharap keluarganya dan masyarakat bisa

menerimanya sebagai orang yang sehat jiwa. Pasien berharap sakitnya

bisa sembuh dan bisa menjalankan akivitas sehari-hari.

e. Harga diri

Pasien mengatakan merasa tidak berguna karena tidak memiliki

pekerjaan dan dicerai oleh suaminya.

7. Hubungan sosial

Pasien mengatakan berhubungan baik dengan anak dan kakaknya.

Tetapi pasien mengatakan jarang berhubungan dengan orang lain dan

suka menyendiri. Pasien juga mengatakan tidak mengikuti kegiatan

apapun dimasyarakat. Pasien mengatakan tidak suka berinteraksi dengan

orang lain.

8. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan bahwa sakitnya yang dialami sekarang merupakan

ujian dari Allah SWT dan klien yakin setelah ujiannya selesai maka

sakitnya akan sembuh.

b. Kegiatan ibadah

Pasien mengatakan selama di RSJ sholatnya jarang dan sholat juga

susah untuk khusyu.

Page 44: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

9. Status mental

a. Penampilan umum : terlihat rambutnya tidak pernah disisir dan

hanya diikat.

b. Pembicaraan : lambat, volume suara lirih, flat of idea.

c. Aktivitas motorik : terlihat lambat, banyak duduk dan seing

mengantuk, mondar-mandir dari kamar ke ruang depan.

d. Alam perasaan : pasien mengatakan sedih karena ditinggal

suaminya, khawatir tidak ada yang menjemputnya.

e. Afek : Tumpul, klien hanya berinteraksi saat ada stimulus yang

kuat.

f. Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, tidak ada kontak mata,

pembicaraan mudah beralih, klien berbicara saat hanya diberi

pertanyaan, pembicaraan tidak jelas.

g. Persepsi : Pasien mengatakan mendengar suara laki-laki yang

memanggilnya tetapi tidak tahu suara siapa, suara itu muncul saat

malam hari saat sedang sendirian, suara itu muncul kadang-kadang.

Gejala yang tampak adalah klien sering melamun dan berbicara

sendiri.

h. Proses fikir : pasien mengatakan saat sedang menonton TV

maka di TV tersebut sedang tidak menyiarkan dirinya, saat klien

melihat orang yang sedang berbincang juga klien mengatakan bahwa

orang tersebut sedang tidak membicarakan dirinya.

i. Tingkat kesadaran: pasien mengatakan bahwa dirinya sedang dirawat

di RSJ magelang.

j. Memori : pasien mengatakan bahwa dirinya tidak

mengetahui nama-nama dari teman satu wisma.

k. Tingkat konsentrasi dan berhitung: Pasien tidak mampu menjawab

ketika diberi soal 2+5, pasien menjawab 7.

l. Kemampuan penilaian : Ketika pasien dihadapkan pada 2 kondisi

saat cuaca sedang panas dan tubuhnya sangat berkeringat, saat itu pula

jam sudah menunjukkan waktu makan dan makanan sudah tersedia,

Page 45: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

pasien saat itu juga sudah sangat lapar, pasien lebih memilih untuk

makan terlebih dahulu lalu mandi.

m. Daya tilik diri : Pasien mengatakan tidak menyadari tentang apa

yang dialami oleh klien saat ini. Klien mengatakan merasa sehat dan

tidak perlu penanganan khusus.

10. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan

Pasien mengatakan bisa makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Klien

mengatakan menghabiskan porsi makan yang disediakan, makan

3x/hari. Bisa mencuci alat makan yang sudah digunakan.

b. BAB dan BAK

Pasien mengatakan BAB dan BAK dikamar mandi dan menyiramnya.

c. Mandi

Pasien mengatakan sehari mandi 2x dengan manggunakan alat mandi,

klien mengatakan sikat gigi setiap mandi dan shampoan seminggu 2x.

d. Berpakaian

Pasien mengatakan sehari ganti baju 1x, memilih dan memakai

sendiri, pasien terlihat rapi dalam berpakaian kancing terpasang.

11. Istirahat dan tidur

Pasien mengatakan susah untuk tidur siang, tidur malam kadang puas

kadang tidak. Sebelum tidur jarang gosok gigi, dan jarang merapikan

tempat tidur.

12. Penggunaan obat

Pasien mengatakan dirumah tidak mengkonsumsi obat. Pasien

mengatakan bisa minum obat menggunakan air dan minum obat sesuai

waktu yang ditentukan.

13. Pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan saat pulang nanti pengobatan akan dialanjutkan

ke puskesmas, ada anak dan kakak yang akan membantunya.

Page 46: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

14. Kegiatan didalam rumah

Pasien mampu untuk mengolah makanan, merapikan rumah,

mengatur pakaian sendiri.

15. Kegiatan di luar rumah

Pasien mengatakan belum mampu untuk belanja sehari-hari, mampu

untuk melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, pasien

mengatakan belum mampu untuk menggunakan kendaraan pribadi dan

kendaraan umum sendirian, pasien mengatakan tidak suka melakukan

kegiatan di luar rumah.

16. Mekanisme koping

Pasien mengatakan ketika ada masalah lebih suka dipendam

sendirian dan lebih baik diam daripada harus menceritakan pada orang

lain.

17. Aspek Penilaian

a. Diagnosa medis : F32.2 (Episode depresif berat tanpa gejala

psikotik).

b. Terapi medis yang diberikan : Abilify 10mg/24jam (sore jam

15.00) dan Furosemide 20mg/6jam.

B. Analisa data

No Tgl/jam Data fokus Diagnosa

keperawatan Paraf

1 17.4.18

11.30

Ds: pasien mengatakan mendengar suara-suara

lelaki yang memanggilnya dan sesekali

mengajaknya bercakap-cakap. Pasien mengatakan

merasa senang dengan halusinasinya. Pasien

mengatakan mendengar suara saat sedang sendirian

pada malam hari, pasien mengatakan sesekali

mengikuti sumber suara.

Do: pasien tampak bicara dan tertawa sendiri,

pasien tampak serig menyendiri, pasien tampak

sesekali memalingkan muka ke arah sumber suara,

pasien mondar-mandir, afek tumpul, pembicaraan

Gangguan persepsi

sensori:halusinasi

Page 47: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

flat of idea, pasien tidak kooperatif, pembicaraan

tidak jelas.

2 17.4.18

09.00

Ds: pasien mengatakan jarang berhubungan dengan

orang lain dan suka menyendiri. Pasien juga

mengatakan tidak mengikuti kegiatan apapun

dimasyarakat, pasien mengatakan tidak suka

berinteraksi dengan orang lain

Do: afek tumpul, tidak ada kontak mata, pasien

berbicara saat hanya diberi pertanyaan.

Menarik diri: Isolasi

sosial

3 17.4.18

09.00

Ds: pasien mengatakan merasa tidak berguna

karena tidak memiliki pekerjaan dan dicerai oleh

suaminya.

Do: pembicaraan lambat, volume suara lirih

dan pasien lebih banyak duduk dengan mengantuk.

Gangguan konsep

diri: harga diri rendah

Diagnosa keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi

2. Menarik diri: isolasi sosial

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Page 48: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

C. Rencana keperawatan

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Intervensi (SP) 1 Gangguan

Sensori

Persepsi:

Halusinasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x

pertemuan, masalah gangguan

sensori persepsi: halusinasi dapat

teratasi dengan kriteria hasil:

4. Dapat membina hubungan

saling percaya.

5. Dapat mengidentifikasi isi

halusinasi, waktu terjadinya

halusinasi, situasi/penyebab

yang menimbulkan halusinasi,

dan perasaan/respon pasien saat

terjadi halusinasi.

6. Dapat mendemonstrasikan cara

mengontrol halusinasi dengan

cara:

e. Menghardik

f. Berbincang-bincang

g. Melakukan aktivitas

h. Minum obat teratur

SP1 Pasien

6. Bina hubungan saling percaya

dengan klien.

7. Bantu klien mengidentifikasi

sumber halusinasi

8. Sebutkan cara mengontrol

halusinasi (menghardik,

bercakap-cakap, melakukan

aktivitas, dan minum obat).

9. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol

halusinasi dengan menghardik.

10. Anjurkan klien memasukkan cara

mengontrol halusinasi dengan

menghardik ke dalam jadwal

kegiatan harian.

SP2 Pasien

3. Evaluasi jadwal kegiatan harian

klien (SP1 P).

4. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol minum

obat secara teratur.

5. Anjurkan klien memasukkan cara

mengontrol halusinasi dengan

meminum obat ke dalam jadwal

kegiatan harian.

SP3 Pasien

4. Evaluasi jadwal kegiatan harian

klien (SP1 P dan SP2 P).

5. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol

halusinasi dengan cara bercakap-

cakap.

6. Anjurkan klien memasukkan cara

mengontrol halusinasi dengan

bercakap-cakap ke dalam jadwal

kegiatan harian.

SP4 Pasien

4. Evaluasi jadwal kegiatan harian

klien (SP1 P, SP2 P dan SP3 P).

5. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol

halusinasi dengan melakukan

aktivitas.

6. Anjurkan klien memasukkan cara

mengontrol halusinasi dengan

melakukan aktivitas ke dalam

Page 49: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

jadwal kegiatan harian.

SP1Keluarga

4. Mendiskusikan masalah yang

dirasakan keluarga dalam

merawat klien.

5. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang pengertian

halusinasi, jenis halusinasi, tanda

dan gejala halusinasi, serta proses

terjadinya halusinasi.

6. Menjelaskan cara merawat klien

dengan halusinasi.

SP2Keluarga

3. Melatih keluarga mempraktikkan

cara merawat klien dengan

halusinasi.

4. Melatih keluarga melakukan cara

mearwat langsung kepada klien.

Page 50: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

D. Implementasi dan evaluasi

Tgl/jam No

DX Implementasi Evaluasi Paraf

17.4.18

12.00

1 SP1 Pasien:

Mengenal halusinasi

(isi, frekuensi, waktu,

situasi pencetus,

perasaan, respon);

mendemontrasikan

mengontrol halusinasi

dengan menghardik.

Memasukkan ke dalam

jadwal kegiatan harian.

S: Pasien mengatakan halusinasinya adalah halusinasi

dengar. Pasien mengatakan ada seseorang yang

memanggilnya, suara itu munculnya kadang-kadang

saat malam hari, pasien merasa cemas dan yang

dilakukan adalah menjawab penggilan tersebut

O: Klien belum mampu melakukan mengontrol

haluasinasi dengan menghardik. Klien mampu

menyebutkan isi, frekuensi, waktu, faktor pencetus,

respon dan perasaan. Klien masih bicara sendiri.

A: halusinasi belum teratasi dengan SP1.

P: Latih ulang cara mengontrol halusinasi dengan

cara menghardik!

18.4.18

11.30

1 SP1 Pasien:

Mengenal halusinasi

(isi, frekuensi, waktu,

situasi pencetus,

perasaan, respon);

mendemontrasikan

mengontrol halusinasi

dengan menghardik

dan membimbing

pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan

harian.

S: Pasien mengatakan semalam medengar suara-suara

tapi tidak tahu suara siapa, suara itu muncul kadang-

kadang dan waktu sendirian, psien mengatakan takut

lalu pergi agar suara tersebut tidak terdengar lagi

O: Pasien belum mampu menghardik. Pasien

pandangannya kosong. Tidak kooperatif. Selalu

melamun. Sering bicara sendiri.

A: halusinasi belum teratasi dengan SP1

(menghardik).

P: Latih kembali cara mengontrol halusinasi dengan

menghardik!

19.4.18

09.10

1 SP1 Pasien:

Mengenal halusinasi

(isi, frekuensi, waktu,

situasi pencetus,

perasaan, respon);

mendemontrasikan

mengontrol halusinasi

dengan menghardik

S: Pasien mengatakan semalam pak de nya

membisikkan akan menjemputnya, pasien

mengatakan senang dengan suara tersebut. Suara itu

muncul satu kali responnya menunggu pak de nya

diruangan depan

O:

Pasien belum mampu menghardik

Pasien sudah mampu mengenah halusinasi

(halusinasi (isi, frekuensi, waktu, situasi pencetus,

Page 51: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

perasaan, respon)

Pasien terlihat sering senyum sendiri

Melamun

Kontak mata tidak ada

A: halusinasi teratasi dengan SP1 (menghardik).

P: Latih cara kontrol halusinasi dengan minum obat

teratur (prinsip 5 benar obat).

Page 52: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN P3 DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

UTAMA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

DI WISMA ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO

MAGELANG

Disusun oleh:

NURMA GUPITA

A31701028

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2018

Page 53: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Pasien

Nama : P3

Usia : 50 tahun

Alamat : Kebumen

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Status : belum menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

No. RM : 026451

Dx medis : F20.0 (Skizofrenia paranoid-Curiga)

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny. M

Usia : 65 tahun

Alamat : Kebumen

Pendidikan : SD

Pekerjaan : wirausaha

Agama : Islam

Suku : Jawa

Hubungan : Ibu kandung

2. Alasan masuk

Pasien datang ke RSJ Magelang diantar oleh keluarganya pada 15

April 2018 pukul 16.00 dengan keluhan marah-marah, tidak bisa tidur.

Page 54: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

3. Faktor Predisposisi

Pasien mengatakan dirawat di RSJ sudah 4x ini, terakhir dirawat 1

tahun yang lalu. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya

fisik, pasien mengatakan mempunyai cita-cita menjadi guru agama.

4. Faktor Presipitasi

Pasien mengeluhkan putus obat sejak beberapa bulan yang lalu

karena ekonomi.

5. Pengkajian Fisik

a. Keadaan Umum : pasien terlihat diam dan mengantuk

b. Tanda-tanda vital : TD 110/90 mmHg, Nadi 82x/menit, RR

20x/menit dan Suhu 360 C.

c. BB dan TB : 45 kg dan 147 cm

Pasien tidak memiliki keluhan fisik yang berhubungan dengan

kesehatan.

6. Pengkajian psikososial

a. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

Page 55: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

: klien

: meninggal

: tinggal dalam 1 rumah

: menikah

: garis keturunan

Sistem pendukung keluarga: komunikasi yang terjalin dalam

keluarga berjalan dengan baik tanpa ada hambatan. Pengambil

keputusan dalam setiap masalah yaitu ibu kandungnya. Selama

sakit di rumah, pasien dirawat/diasuh oleh ibu kandung dan adik

perempuannya.

b. Konsep diri

1) Gambaran diri : pasien mengatakan bersyukur atas karunia

Tuhan dalam wujud bentuk tubuh yang sempurna dan pasien

menyukainya.

2) Identitas diri : pasien menyadari dirinya seorang

perempuan berusia 50 tahun dan belum menikah. Penampilan

sudah terlihat selayaknya perempuan usia 50 tahun. Rambut

sebahu acak-acakan, hidung mancung dan bulu mata lentik.

3) Peran : Ny. S berperan sebagai anak di rumah,

karena belum menikah dan masih tinggal bersama ibunya.

Ketika dirawat di wisma arimbi, pasien mengikuti kegiatan

dengan baik seperti menyiapkan makan, mencuci alat makan,

menyapu, mengepel dan menyetrika.

4) Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat pulang dan

bekerja kembali seperti sebelum sakit.

5) Harga diri : pasien mengatakn iasa saja dan tidak

merasa malu dengan kondisi saat ini.

c. Hubungan Sosial

Pasien mengatakan jika orang yang paling dekat dengan

dirinya yaitu ibunya. Pasien mengatakan sering

berinteraksi/bincang-bincang dengan tetangganya. Pasien juga

masih aktif mengikuti kegiatan di lingkungan rumahnya seperti

pengajian dan arisan. Saat dirawat di wisma arimbi pasien juga

Page 56: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

tampak duduk bersama teman-temannya, walaupun lebih terlihat

diam hingga mengantuk.

d. Spiritual (keyakinan dan ibadah)

Pasien mengatakan beragama islam, shalat 5 waktu, tetapi

sejak di RSJ pasien jarang shalat. Pasien yakin dengan berdoa

dirinya akan segera sembuh kemudian pulang ke rumah. Pasien

mengatakan sakit yang dialaminya merupakan ujian, namun dalam

masyarakat sakit jiwa seperti ini dianggap memalukan.

7. Status Mental

a. Penampilan

Rambut diikat, baju bersih dan sesuai.

b. Pembicaraan

Lambat, inkoheren (bicara tidak fokus, muter-muter tetapi sampai

pada tujuan).

c. Aktifitas motorik

Lesu, lemes, mengantuk, namun ketika menceritakan soal

wahamnya, pasien tampak antusias.

d. Alam perasaan

Pasien mengatakan sedih karena keluarga belum mengunjunginya.

e. Afek

Tumpul (awalnya pasien lesu, lemas, mengantuk, tetapi ketika

ditanya soal halusinasinya tentang suara yang memanggil “mama”,

pasien tampak lebih bersemangat untuk bercerita bahwa dirinya

belum menikah namun sudah melahiran, pasien juga mengatakan

hafal doa menikah

f. Interaksi selama wawancara

Kontak mata mudah beralih, mengantuk, namun ketika diberi

rangsang stimulus wajahnya berespon positif dan segera

melanjutkan cerita dengan serius.

g. Persepsi

Pendengaran. Pasien mendengar suara anak kecil yang

memanggilnya “mama”, suara itu muncul ketika pasien tidak bisa

tidur setiap saat.

h. Proses pikir

Sirkumtansial (bicara tidak fokus pada satu tujuan namun sampai

pada tujuan).

Page 57: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

i. Isi pikir

Pasien mengatakan pernah hamil dan melahirkan, pasien

mengatakan hafal doa menikah dan mahir dalam menulis huruf

arab karena pasien merasa dirinya seorang guru agama. Pasien

mengatakan pernah memakai jas dokter dan mengoperasi pasien.

j. Tingkat kesadaran

Pasien sadar jiwa sedang menjalani perawatan di RSJ Magelang,

dan pasien ingat betul jika ibu kandungnya yang mengantarnya

kesini.

k. Memori

Pasien tidak mengalami gangguan ingatan baik jangka pendek

maupun panjang. Pasien mampu menjawab dengan benar saat

ditanya topik TAK sebelumnya, pasien juga masih mengingat nama

anggota keluarganya.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Perhatian pasien mudah beralih dari satu obyek ke obyek lain,

pasien tampak tidak mampu menjelaskan kembali apa yang

disampaiakan oleh perawat (tak mampu konsentrasi). Serta tidak

mampu menjawab beberapa pertanyaan.

m. Kemampuan penilaian

Pasien mengalami gangguan penilaian ringan. Pasien mampu

mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain).

n. Daya tilik diri

Pasien mengatakan dirinya tidak mengingkari penyakit yang

dideritanya karena pasien sadar sekarang sedang berada di RSJ

untuk menjalani pengobatan.

8. Persiapan pasien pulang

a. Makan

Pasien dapat menyiapkan alat makan sendiri, mampu mencuci

piring, membersihkan meja makan, berdoa sebelum dan sesudah

makan.

b. BAB dan BAK

Pasien mampu BAB dan BAK di kamar mandi dan

membersihkannya secara mandiri.

Page 58: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

c. Mandi

Pasien mampu secara mandiri mandi sehari 2x di kamar mandi,

keramas dan gosok gigi mandiri.

d. Berpakaian dan berhias

Pasien mampu menggunakan pakaian secara mandiri sesuai dengan

seragam ruangan dan menyisir rambut serta memakai minyak

rambut dan lotion.

e. Istirahat dan tidur

Tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 7 jam. Kegiatan sebelum tidur:

shalat, sikat gigi dan berdoa. Kegiatan setelah tidur: doa,

membersihkan tempat tidur dan mandi.

f. Penggunaan obat

Pasien dapat minum obat yang disiapkan perawat secara mandiri.

g. Pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan akan minum obat secara rutin untuk mencegah

kekambuhan dan cepat sembuh. Perawatan lebih lanjut didukung

oleh keluarga sebagai sistem pendukung keluarga.

h. Kegiatan di dalam rumah

Pasien mampu membersihkan meja makan, mencuci piring dan

menjaga kerapihan rumah.

i. Kegiatan di luar rumah

Pasien mampu menyapu halaman rumah dan berbelanja bersama

keluarga.

9. Mekanisme Koping

a. Adaptif

Pasien mengatakan senang melakukan senam dan jalan pagi.

b. Maladaptif

Pasien mengatakan jika mempunyai masalah, dia memilih untuk

diam dibandingkan harus menceritakannya kepada orang lain.

10. Masalah dalam Psikososial dan Lingkungan

Masalah dalam dukungan kelompok (pasien seringkali merasa iri saat

melihat temannya dijenguk oleh keluarganya).

Page 59: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

11. Pengetahuan kurang

Pasien sering menanyakan kepada perawat bagaimana supaya tidak

mendengar suara-suara.

12. Aspek Medik

a. Diagnosa medis : F20.0 (Skizofrenia paranoid-Curiga)

b. Terapi : TFZ 2x5 mg /12 jam, THP 2x2 mg /12 jam

dan Clozapine 2x50 mg /12 jam.

B. ANALISA DATA

No Hari/Tgl Data Fokus Masalah

Keperawatan Paraf

1 17 April

2018 pukul

12.10

Ds: pasien mengatakan mendengar

suara anak kecil yang memanggil-

manggil dirinya “mama”, pasien

mengatakan senang dengan suara

tersebut, pasien mengatakan suara itu

muncul saat ia sendirian tidak bisa

tidur, namun pasien mengatakan

hanya mendiamkan suara tersebut.

Do: pasien tampak lebih banyak diam

namun sesekali tertawa sendiri,

tampak memalingkan muka ke arah

telinga da sesekali menutup telinga.

Gangguan

Persepsi

Sensori:

Halusinasi

2 17 April

2018 pukul

12.15

Ds: pasien mengatakan pernah hamil

dan melahirkan. Pasien mengatakan

hafal doa menikah dan bisa menulis

arab karena dia guru agama.

Do: ekspresi wajah tampak tegang

dan serius saat interaksi. Verbal

inkoheren.

Gangguan Isi

Pikir: Waham

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

2. Gangguan Isi Pikir: Waham

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Intervensi (SP) 1 Gangguan

Sensori

Persepsi:

Halusinasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x

pertemuan, masalah

gangguan sensori persepsi:

SP1Pasien

11. Bina hubungan saling percaya

dengan klien.

12. Bantu klien mengidentifikasi

Page 60: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

halusinasi dapat teratasi

dengan kriteria hasil:

7. Dapat membina

hubungan saling

percaya.

8. Dapat mengidentifikasi

isi halusinasi, waktu

terjadinya halusinasi,

situasi/penyebab yang

menimbulkan halusinasi,

dan perasaan/respon

pasien saat terjadi

halusinasi.

9. Dapat

mendemonstrasikan cara

mengontrol halusinasi

dengan cara:

i. Menghardik

j. Berbincang-bincang

k. Melakukan aktivitas

l. Minum obat teratur

sumber halusinasi

13. Sebutkan cara mengontrol

halusinasi (menghardik,

bercakap-cakap, melakukan

aktivitas, dan minum obat).

14. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol

halusinasi dengan menghardik.

15. Anjurkan klien memasukkan

cara mengontrol halusinasi

dengan menghardik ke dalam

jadwal kegiatan harian.

SP2 Pasien

6. Evaluasi jadwal kegiatan harian

klien (SP1 P).

7. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol minum

obat secara teratur.

8. Anjurkan klien memasukkan

cara mengontrol halusinasi

dengan meminum obat ke

dalam jadwal kegiatan harian.

SP3 Pasien

7. Evaluasi jadwal kegiatan harian

klien (SP1 P dan SP2 P).

8. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol

halusinasi dengan cara

bercakap-cakap.

9. Anjurkan klien memasukkan

cara mengontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap ke

dalam jadwal kegiatan harian.

SP4 Pasien

7. Evaluasi jadwal kegiatan harian

klien (SP1 P, SP2 P dan SP3 P).

8. Bantu klien mempraktekkan

latihan cara mengontrol

halusinasi dengan melakukan

aktivitas.

9. Anjurkan klien memasukkan

cara mengontrol halusinasi

dengan melakukan aktivitas ke

dalam jadwal kegiatan harian.

SP1Keluarga

7. Mendiskusikan masalah yang

dirasakan keluarga dalam

merawat klien.

8. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang pengertian

halusinasi, jenis halusinasi,

tanda dan gejala halusinasi,

Page 61: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

serta proses terjadinya

halusinasi.

9. Menjelaskan cara merawat

klien dengan halusinasi.

SP2Keluarga

5. Melatih keluarga

mempraktikkan cara merawat

klien dengan halusinasi.

6. Melatih keluarga melakukan

cara mearwat langsung kepada

klien.

D. IMPLEMENTASI

Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf Selasa, 17

April

2018

pukul

12.20

Gangguan

Persepsi

Sensori:

Halusinasi

4. Mengidentifikasi

jenis halusinasi (isi,

frekuensi, waktu

terjadi, situasi

pencetus, perasaan

dan respon terhadap

halusinasi).

5. Melatih pasien cara

kontrol halusinasi

dengan

menghardik.

6. Membimbing

pasien memasukkan

dalam jadwal

kegiatan harian.

S: pasien mengatakan

masih mendengar suara

anak kecil memanggil

“mama” suara muncul

saat tengah malam,

pasien mengatakan

didiamkan saja jika suara

datang, pasien

mengatakan susah cara

menghardiknya. O:

pasien mulai sedikit

berbicara tetapi masih

mengantuk, pasien

terkadang masih

melamun, kontak mata

mudah beralih dan tidak

fokus, pasien belum

mampu menghardik. A:

halusinasi teratasi

dengan SP1

(menghardik).

P: latih cara kontrol

halusinasi dengan minum

obat teratur (prinsip 5

benar obat).

Rabu, 18

April

2018

pukul

13.00

Gangguan

Persepsi

Sensori:

Halusinasi

4. Memvalidasi

masalah dan latihan

sebelumnya.

5. Menjelaskan cara

kontrol halusinasi

dengan teratur

minum obat (prinsip

5 benar minum

obat).

6. Membimbing

S: pasien mengatakan

masih mendengar suara

memanggil “mama”, jika

suara itu muncul pasien

mencoba menghardik.

O: kontak mata tidak

fokus, masih mengantuk,

terkadang melamun.

A: halusinasi belum

teratasi dengan SP2

minum obat.

P: latih ulang cara kontrol

halusinasi dengan teratur

minum obat (mengenal

prinsip 5 benar obat).

Page 62: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

pasien memasukkan

ke dalam jadwal

kegiatan harian.

Kamis, 19

April

2018

pukul

09.45

Gangguan

Persepsi

Sensori:

Halusinasi

1. Memvalidasi

masalah dan

latihan

sebelumnya.

2. Menjelaskan cara

kontrol halusinasi

dengan teratur

minum obat (prinsip

5 benar minum

obat).

3. Membimbing

pasien memasukkan

ke dalam jadwal

kegiatan harian

S: pasien mengatakan

masih mendengar suara

memanggil “mama”, jika

suara itu muncul pasien

menghardik.

O: kontak mata mudah

beralih, mengantuk, tiba-

tiba tidur saat sedang

diajak bicara, masih

tampak melamun.

A: halusinasi teratasi

dengan SP2 minum obat.

P: lanjut ajarkan pasien

cara kontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap

bersama orang lain!

Page 63: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

Lampiran 3: Lembar Observasi Tanda dan Gejala serta Kemampuan Pasien

No Aspek Penilaian

1 Pasien dapat mengenal halusinasi (isi, jenis, frekuensi, waktu,

faktor pencetus dan respon)

2 Pasien mampu menjelaskan definisi menghardik

3 Pasien mampu menjelaskan manfaat menghardik

4 Pasien mampu menjelaskan alat yang digunakan

5 Pasien mampu menjelaskan cara atau mendemonstrasikan

6 Pasien mampu menghardik sesuai dengan jadwal

No Aspek Penilaian

1 Mendengar suara-suara

2 Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap

3 Mendengar suara yang menyuruhnya bercakap-cakap

4 Merasa takut dan senang dengan halusinasinya

5 Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu saat

sedang sendirian

6 Mengikuti sumber suara

7 Tampak bicara dan tertawa sendiri

8 Marah-marah tanpa sebab

9 Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengar sesuatu

10 Menutup telinga

11 Menunjuk ke arah sesuatu

12 Tampak ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas

Page 64: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Jl. Yos Sudarso No. 461, Telp/ Fax (029) 472433, Gombong 54412.

Website: www.stikesmuhgombong.ac.id, E-mail:

[email protected]

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanggung jawab di bawah ini:

Nama : NURMA GUPITA

NIM : A31701028

Bermaksud mengadakan studi kasus tentang “Analisis Asuhan Keperawatan pada

Pasien Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran Terhadap

Kemampuan Menghardik Tutup Telinga di Wisma Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang”. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui adanya perubahan

tanda gejala saat pemberian terapi menghardik terhadap kemampuan pasien

mengontrol halusinasi di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. Manfaat studi kasus ini

secara garis besar akan meningkatkan kualitas pelayanan perawatan jiwa

khususnya pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Studi kasus ini menjamin

bahwa tidak akan menimbulkan dampak negatif atau pengaruh yang merugikan

bagi siapapun. Studi kasus ini berjanji akan menjunjung tinggi hak responden

dengan cara:

1. Menjaga kerahasiaan data yang di peroleh, baik dalam proses

pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasil studi kasus

nantinya.

2. Menghargai keinginan responden untuk tidak berpatisipasi dalam

penelitian ini.

Demikian penjelasan singkat ini, penulis mengharapkan Saudara untuk ikut

berpatisipasi dalam penelitian ini. Terimakasih atas kesediaan dan

berpatisipasinya.

Magelang, April 2018

Page 65: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Jl. Yos Sudarso No. 461, Telp/ Fax (029) 472433, Gombong 54412.

Website: www.stikesmuhgombong.ac.id, E-mail:

[email protected]

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan setuju menjadi subjek studi kasus yang berjudul

“Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Persepsi Sensori:

Halusinasi Pendengaran Terhadap Kemampuan Menghardik Tutup Telinga di

Wisma Arimbi RSJ Prof Dr Soerojo Magelang”, yang dilakukan oleh:

Nama : NURMA GUPITA

NIM : A31701028

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada paksaan

dari pihak manapun.

Magelang, April 2018

Responden

Page 66: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

INTERAKSI MENDISKUSIKAN CARA KONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK PADA PASIEN

HALUSINASI

SP I HALUSINASI

Nomer dokumen

IK-UPT-KES-JIWA/00/002/024

Nomer revisi

01

Halaman

1 dari 2

PENGERTIAN Suatu petunjuk yang harus dilakukan jika akan melakukan Komunikasi dengan pasien halusinasi untuk mendiskusikan cara kontrol halusinasi dengan menghardik dan SP I pasien

halusinasi

TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan interaksi dengan halusinasi TUK/SP I

2. Supaya prosedur dilakukan dengan baik

3. supaya TUK dan SP I pada pasien halusinasi tercapai

KEBIJAKAN ISO 9001 : 2000

PETUGAS 1. Dosen Pengajar. 2. Petugas piket laboratorium.

PERALATAN 1.

2.

Alat tulis

kertas

PROSEDUR A. Fase Orientasi

1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan. a. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama

pasien.

b. Memanggil nama panggilan yang di sukai c. Menyampaikan tujuan Interaksi (untuk

membantu mengatasi masalah) 2. Melakukan evaluasi dan validasi data:

a. Menanyakan perasaan pasien hari ini. b. Memvalidasi/evaluasi/mengklarifikasi masalah

klien 3. Melakukan kontrak

a. Menyepakati topik yang akan di bicarakan

b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan

c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di bicarakan

B. Fase kerja

1. Mendiskusikan dengan pasien tentang : a. Jenis halusinasi

b. Isi halusinasi c. Waktu munculnya halusinasi.

d. Frekuensi halusinasi

e. Situasi yang mempengaruhi munculnya halusinasi

Page 67: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

f. Respon terhadap halusinasi

2. Menjelaskan cara menghardik.

3. Melatih pasien cara menghardik 4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian. 5. Memberikan reinforcement positif

C. Fase terminasi

1. evaluasi subyektif menanyakan perasaan klien setelah berbincang-bincang

2. evaluasi obyektif

meminta klien untuk menjelaskan kembali inti

pembicaraan yang telah di lakukan 3. Rencana tindak lanjut

Meminta klien untuk mengingat hal-hal tentang yang

belum di sebutkan dan meminta klien untuk

menerapkan cara yang di ajarkan. 4. kontrak yang akan datang

a. Menyepakati topik yang akan di bicarakan

b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di

bicarakan

D.Sikap Terapeutik

1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata 2. Membungkuk ke arah pasien dengan sikap terbuka dan

rileks.

3. Mempertahankan jarak terapeutik.

E. Tehnik Komunikasi

1. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti. 2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat.

Dokumen terkait Keliat, B, A., 1996, Hubungan Terapeutik Perawat – Klien,

EGC, Jakarta Keliat B.A,Dkk.1997.Proses Keperawatan Jiwa Ed

I.EGC.Jakarta

Nurjanah, I.,2005. Komunikasi Keperawatan : Dasar – Dasar Komunikasi Bagi Perawat, Mecomedika ,Yogyakarta

Page 68: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

Lampiran 7: Strategi Pelaksanaan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

HALUSINASI PENDENGARAN

Pertemuan Pertama

A. Kondisi Pasien

Pasien mengatakan mendengar suara yang tidak ada wujudnya.

B. Dignosa Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.

C. Tujuan

1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2. Pasien mampu mengenali halusinasi.

3. Pasien mampu memperagakan cara kontrol halusinasi pendengaran:

menghardik.

D. Strategi Pelaksanaan

1. Fase Orientasi

Assalamu,alaikum

Selamat pagi bu/mbak,perkenalkan nama saya Nurma Gupita, bisa

panggil saya perawat Nurma. Saya perawat dari STIkes

Muhammadiyah Gombong yang dinas di ruangan A ini, saya dinas di

ruangan ini selama 4 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7

sampai jam 2 siang nanti, jadi selama 4 minggu ini saya yang akan

merawat ibu/mbak. Nama lengkap ibu/mbak siapa?, senang di panggil

siapa? Baiklah ibu/mbak x, tujuan saya kesini akan berbincang-

bincang dengan ibu/mbak, bagaimana perasaan ibu/mbak saat ini?,

apakah ada masalah yang dirasakan?, kalau boleh tau masalah yang

sedang ibu/mbak hadapi itu apa?,Oohh jadi ibu/mbak sering

mendengar suara-suara yang mengganggu ketenangan. selama ini apa

yang ibu/mbak lakukan untuk mengatasi suara-suara itu?,Oohh apakah

Page 69: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

dengan cara yang dilakukan tersebut masalah ibu/mbak akan

teratasi?,Oke baiklah kalau begitu bagaimana kalau kita berbincang-

bincang di ruang tamu saja?, Saya punya waktu 15 menit, Saya akan

melatih ibu/mbak untuk mengontrol suara tersebut dengan cara

menghardik,.Apakah ibu/mbak Setuju?,Baiklah..

2. Fase Kerja

Ibu/mbak sesuai janji kita tadi kita berbincang di ruang tamu, saya

akan melatih ibu/mbak cara menghardik untuk menghilangkan suara-

suara yang ibu/mbak dengar dan waktunya 15 menit ya.. sebelumnya

saya ingin bertanya, suara yang ibu/mbak dengar bilang apa?, waktu

suara datangnya jam berapa? pagi, siang atau malam? Berapa lama

suaranya datang?, suaranya datang jika ibu/mbak sedang apa? Apa

yang ibu/mbak lakukan kalau sedang mendengar suara menyuruh

ibu/mbak untuk melakukan sesuatu? Baiklah bu/mbak kalau begitu

saya punya 4 cara untuk menghilangkan suara tersebut, yang pertama

dengan cara menghardik, yang ke dua dengan meminum obat, yang ke

tiga dengan bercakap-cakap, yang ke empat dengan beraktivitas.

Untuk kali ini saya akan mengajarkan ibu/mbak cara yang pertama

yaitu dengan menghardik, caranya jika suaranya datang ibu berada di

tempat sepi, pejamkan mata sambil menutup kedua telinga lalu

ibu/mbak ucapkan dalam hari “Pergi-pergi!! Jangan ganggu saya,

kamu suara palsu!!!” Coba ibu/mbak lakukan tadi yang saya ajarkan.

Bagus sekali ibu/mbak. Ya, sekarang kita masukkan ke jadwal

kegiatan harianya ibu/mbak yaa? ya, bagus sekali bu. Ibu/mbak mau

latihan berapa kali sehari?, mau jam berapa saja?

3. Fase Terminasi

Oke baiklah, sekarang bagaimana perasaan ibu/mbak setelah tadi kita

latihan menghardik? Ya, coba bu/mbak jelaskan kembali tentang apa

yang sudah tadi saya ajarkan. Kan tadi kita sudah diskusi nih cara

Page 70: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

untuk menghilangkan suara tersebut. Apa yang ibu/mbak akan

lakukan jika nanti mendengar suara lagi? Oke, baik bu/mbak tetap

semangat yaaa, kedua cara tadi dilakukan sesuai jadwal kegiatan

harianya ibu/mbak yang sudah tadi kita buat. Baiklah bu/mbak

waktunya sudah habis 15 menit, besok kita ketemu lagi bisanya

ibu/mbak mau ketemu hari apa? jam berapa? tempatnya dimana? Saya

akan mengajarkan ibu/mbak mengontrol halusinasi dengan cara ke

dua yaitu meminum obat. Oke baiklah kalau begitu saya permisi dulu

bu/mbak.

Assalamu’alaikum..

Page 71: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA GUPITA NIM. A31701028.pdf · Tabel 2.1 Sumber Pathway gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

Lmpiran 8: Jadwal Kegiatan Harian

FORM JADWAL KEGIATAN HARIAN

No Waktu Kegiatan Keterangan

Mandiri Bantuan Tidak