bab iii metode penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/t1_292008132_bab...

16
26 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. (Sugiyono, 2006:6). 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada satu kelompok eksperimen atau suatu kondisi perlakuan (treatment) yang kemudian membandingkan hasilnya dengan suatu kelompok kontrol yang tidak tidak dikenai kondisi perlakuan. Dikatakan true eksperimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. True eksperimental mempunyai ciri bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu, maka metode eksperimen yang digunakan merupakan true eksperimental design. Karena terdapat adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.(Sugiyono, 2010:112). 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian true eksperimen ini menggunakan design pretest-posttest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah

Upload: doanthuan

Post on 29-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan

suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

(Sugiyono, 2006:6).

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapun tujuan penelitian

ini adalah untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendali. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada

satu kelompok eksperimen atau suatu kondisi perlakuan (treatment) yang

kemudian membandingkan hasilnya dengan suatu kelompok kontrol yang tidak

tidak dikenai kondisi perlakuan. Dikatakan true eksperimental (eksperimen yang

betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel

luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal

(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. True

eksperimental mempunyai ciri bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen

maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu,

maka metode eksperimen yang digunakan merupakan true eksperimental design.

Karena terdapat adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara

random.(Sugiyono, 2010:112).

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian true eksperimen ini menggunakan design pretest-posttest control

group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

27

perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Secara bagan

digambarkan sebagai berikut:

R O1 X O2

R O3 O4

Gambar 3.1 : Desain penelitian (Sugiyono, 2010:112)

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kontrol diambil secara random.

O1 & O3 : Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest untuk

mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

O2 : Hasil belajar siswa (nilai posttest) yang telah diberi perlakuan

O4 : Hasil belajar siswa (nilai posttest) yang tidak diberi perlakuan

X : Treatment. Kelompok atas sebagai kelas eksperimen yang diberi

treatment, yaitu dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran make a match. Sedangkan kelompok bawah tidak

diberi treatment (sebagai kelas kontrol).

Pengaruh perlakuan adalah ( O2 – O1 ) – ( O4 – O3 )

Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi

pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah posisi kedua kelompok tersebut

seimbang (O1 tidak berbeda dengan O3), maka kelompok eksperimen diberi

treatment/perlakuan untuk diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe make a

match dan kelompok kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional. O2 berarti

nilai posttest kelompok eksperimen setelah diajar dengan model pembelajaran

make a match dan O4 adalah nilai posttest kelompok kontrol yang diajar dengan

pembelajaran konvensional. Nilai O2 secara signifikasi lebih tinggi dari O4 maka

model pembelajaran make a match lebih efektif dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional. Pengaruh/treatment adalah bila rata-rata nilai O2 lebih

besar dari O4 dan perbedaannya signifikan (Sugiyono, 2008:443).

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

28

Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah; (a) melakukan

prasurvei, (b) pembuatan instrumen, validasi instrumen dan uji coba instrumen,

(c) melakukan survei penelitian, (d) melakukan pretest, (e) mengadakan

koordinasi dengan guru, (f) pemberian perlakuan eksperimental pada kelompok

eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran make a match, (g)

memberikan posttest pada masing-masing kelompok penelitian dan (h) analisis

data.

Penelitian menghubungi guru kelas untuk menjadi asisten dan observer.

Guru yang direkrut sebanyak 2 orang guru kelas IV sesuai dengan banyaknya

kelas yang dipakai dalam kelompok penelitian yaitu guru kelas IV di SD N 1

Bogorejo dan SD N 2 Bogorejo. Setelah itu peneliti melakukan pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan di SD N 1 Bogorejo yaitu menggunakan model

pembelajaran make a match dan guru kelas bertindak sebagai observer selama

kegiatan. Sedangkan di SD N 2 Bogorejo pembelajaran yang dilakukan seperti

biasa yaitu menggunakan model pembelajaran konvensional/metode ceramah dan

guru kelas bertindak sebagai observer selama kegiatan.

Dalam pertemuan dengan guru, peneliti menyampaikan rancangan

penelitian dan membuat kesepakatan dengan guru mengenai materi pembelajaran

yang akan disampaikan selama penelitian. Materi tersebut ditentukan berdasarkan

standart kompetensi dan kompetensi dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dirancang oleh

peneliti dan dikonsultasikan pada guru kelas IV di masing-masing SD.

3.1.3 Prosedur Penelitian Eksperimen

1) Menyusun kisi-kisi tes

2) Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang yang sudah disusun

3) Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk tes objektif (pilihan

ganda)

4) Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui validitas dan reabilitas soal

5) Melakukan pre test dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

29

6) Memberi perlakuan pada kelas IV SD Negeri 1 Bogorejo sebagai kelas

eksperimen dan SD Negeri 2 Bogorejo sebagai kelas kelas kontrol

7) Memberi tes kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

8) Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar

9) Menyusun laporan hasil penelitian

Bagan 3.2 Rancangan Penelitian

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu di SD Negeri 1 Bogorejo dan

SD Negeri 2 Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

Model

Pembelajaran

Make A

Match

Perbedaan

Hasil

Belajar

Siswa

Model

Pembelajaran

Ceramah

Pre

Test

Post Test Homogenitas

Normalitas

Normalitas

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

30

3.2.2 Waktu Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan

Mei 2012 dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut :

1. Tahap persiapan penelitian (Bulan Januari - Februari)

Tahap ini mencakup, penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian,

penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survey di sekolah

yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian (Bulan Maret - April)

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang

meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data.

Tabel 3.3

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kelompok Pertemuan

Pre Test 1 2 Post Test

Eksperimen 20-04-2012 22-04-2012 24-04-2012 24-04-2012

Kontrol 20-04-2012 26-04-2012 28-04-2012 28-04-2012

3. Tahap penyusunan laporan penelitian (Bulan April – Mei)

Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta

persiapan ujian.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:60).

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel

terikat.Variabel-variabel tersebut antara lain:

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pembelajaran IPS dengan model pembelajaran make a match.

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

31

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah

besarnya skor dari tes formatif yang telah dikerjakan di setiap akhir kegiatan

pembelajaran.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117). Populasi

pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SD N 1 dan SD N 2 Bogorejo

Kecamatan Japah Kabupate Blora.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Pada penelitian ini sampelnya adalah:

a. Siswa kelas IV SD N 1 Bogorejo

Merupakan kelompok eksperimen yang akan diberikan treatment atau

perlakuan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

b. Siswa kelas IV SD N 2 Bogorejo

Merupakan kelompok kontrol yang tidak diberikan suatu treatment atau

perlakuan apapun. Model pembelajaran menggunakan pembelajaran

konvensional.

Teknik sampling yang dilakukan merupakan teknik pengambilan sampel

(Sugiyono, 2011:118). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian

ini menggunakan Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak atau random

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian

dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

32

3.5 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ditetapkan siswa kelas IV SD Negeri 1 Bogorejo, SD

Negeri 2 Bogorejo dan SD N Padaan 1 Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

Penelitian mengambil subjek penelitian atas dasar pertimbangan waktu dan

tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. Pertimbngan yang lain

melihat keadaan sekolah yang cukup homogen dari segi wilayah, status sekolah,

jumlah siswa dan prestasi yang diraih dan dimiliki oleh sekolah. Adapun jumlah

murid di SD Negeri 1 Bogorejo adalah 29 siswa di antarantanya 12 laki – laki dan

17 perempuan sedangkan di SD Negeri 2 Bogorejo adalah 29 di antaranya laki

laki 17 dan perempuan 12. Jadi jumlah keseluruhan adalah 58 siswa. Dalam

penelitian ini kelas IV SD N 1 Bogorejo sebagai kelas eksperimen dan kelas IV

SD N 2 Bogorejo sebagai kelas kontrol. Sedangkan kelas IV SDN Padaan 1

sebagai kelas uji coba.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah mengadakan pretest pada masing-masing kelompok, memberi

treatment pada kelompok eksperimen dan menggunakan model pembelajaran

make a match dalam pembelajaran IPS dan terakhir memberikan posttest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Tes

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes

hasil belajar. Tes yang digunakan dalam bentuk tes pilihan ganda. Adapun tes

yang digunakan dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

a. PreTest ( Tes 1 ) yaitu tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar

mengajar dengan suatu perlakuan yang diberikan. Tes ini digunakan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sebelum materi diberikan pada

program pembelajaran yang bersangkutan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

33

b. PostTest ( Tes II ) yaitu tes yang dilakukan setelah proses belajar mengajar

dengan menggunakan treatment selesai, tujuannya adalah untuk mengetahui

sejauh mana peningkatan kesiapan siswa terhadap materi yang telah diberikan.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes IPS kelas IV SD Negeri Bogorejo

Kecamatan Japah Tahun Ajaran 2011/2012

Standar

kompetensi

Kompetensi

dasar

Indikator

Soal

Pilihan

ganda

Jumlah

soal

2. Mengenal

sumber daya

alam, kegiatan

ekonomi dan

kemajuan

teknologi di

lingkungan

kabupaten /

kota dan

provinsi.

2.3 Mengenal

perkembangan

teknologi

produksi

komunikasi

dan

transportasi

serta

pengalaman

menggunakann

ya.

1. Menyebutkan

pengertian

teknologi

transportasi.

1,2,5

3

2.Menyebutkan

jenis – jenis

transportasi.

7,10,29 3

3.Menyebutkan

contoh

transportasi

darat, laut dan

udara.

6,8,11,22,2

3,24,25,26

,28

9

4.Menyebutkan

manfaat dari

transportasi

darat, laut dan

udara.

27 1

5.Menyebutkan

sumber tenaga

yang digunakan

pada alat

transportasi.

13,14,16,18

,

4

Jumlah soal 20 20

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

34

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Guna mengungkap hasil belajar IPS, instrumen yang digunakan adalah

dengan test. Test dilakukan untuk mengungkap hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah pemberian perlakuan. Sebelum melaksanakan test maka instrument

terlebih dahulu diujicobakan. Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai

berikut :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini peneliti membuat soal test pilihan ganda sebanyak

mungkin untuk diujicobakan.

b. Tahap Pelaksanaan

Setelah disusun, kemudian diujicobakan pada siswa diluar kelas eksperimen

dan kelas kontrol yaitu kelas IV di SD N Padaan 1.

c. Tahap Analisis

Hasil ujicoba yang didapat kemudian dianalisis, meliputi validitas dan

reliabilitas soal. Analisi ini digunakan untuk menentukan instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian.

3.7 Uji Coba Instrumen Penilaian

Instrumen tes yang telah diujicobakan tersebut selanjutnya akan dianalisis

untuk menentukan validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Uji coba instrumen

penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Dimoro.

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis instrumen

hasil uji coba tersebut adalah sebagai berikut :

3.7.1 Uji Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatan valid apabila mampu

mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan dan dapat mengungkap data dari

yang diteliti (Riduwan, 2009:348). Mengukur validitas digunakan program

komputer SPSS 16. for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total

Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

35

(nilai rhitung) dibandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika

nilai rhitung > 0,355 (Duwi Priyatno, 2010:91).

Analisis item soal menggunakan SPSS for windows version 16.0 yaitu

dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian untuk melihat

hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil

perhitungan pada koefisien Corrected Item – Total Correlation apabila koefisien

corrected item to total correlation ≤ 0,3 maka item soal tersebut tidak valid dan

tidak boleh digunakan.

Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Azwar

dalam Duwi Priyatno (2010: 21) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap

valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3. Kategori

inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kemudian dilakukan pengujian

validitas item soal. Dari 30 item soal pilihan ganda yang diujicobakan diperoleh

20 item soal valid dan 10 soal tidak valid ( perhitungan uji validitas tes

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2) dan diperoleh hasil akhir sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Validitas instrumen soal pre test

Jenis Soal Validitas

Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1,2,5,6,7,8,10,11,13,14,16,

18,22,23,24,25,26,27,28

dan 29.

3,4,9,12,15,17,19,20,2

1 dan 30.

Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa dari 30 soal pilihan ganda

yang diujikan terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal tidak valid. Untuk

perhitungan validitas soal pre test dapat dilihat pada lampiran.

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

36

Tabel 3.6

Validitas Instrumen Soal Post Test

Jenis Soal Validitas

Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 2,3,4,5,6,7,9,10,11,13,14,1

7,20,23,24,25,27,28,29

dan 30

1,8,12,15,16,18,19,21,

22 dan 26.

Berdasarkan tabel 3.6 tersebut dapat diketahui bahwa dari 30 soal pilihan

ganda yang diujikan terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal tidak valid. Untuk

perhitungan validitas soal post test dapat dilihat pada lampiran.

3.7.2 Uji Reliabilitas Tes

Disamping pengujian validitas terhadap instrumen, juga dilakukan

pengujian reliabilitas. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengukur

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. Kriteria

yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrument digunakan pedoman

Sekaran (1992) yang didasarkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (a) sebagai

berikut :

α ≤ 0,6 : reliabilitas kurang baik

0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima

α > 0,8 : reliabilitas bagus

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Alpha (Cronbach‟s)

Pengujian Reliabilitas tes tersebut menggunakan SPSS for windows

version 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian

untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat pada

output hasil perhitungan pada kolom Reliability Statistics apabila nilai alpha

kurang dari 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

37

Tabel 3.7

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Pre Test di Kelas Uji Coba

SD N Padaan 1

Berdasarkan tabel 3.7 Reliability Statistic untuk uji reliabilitas soal pre

test untuk soal pilihan ganda mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha sebesar 0,906

berarti reliabilitas bagus. Untuk perhitungan reliabilitas soal pre test dapat dilihat

pada lampiran.

Tabel 3.8

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Post Test di Kelas Uji Coba

SD N Padaan 1

Uji reliabilitas untuk soal post test pilihan ganda nilai Cronbach‟s Alpha

adalah 0,934 berarti reliabilitas bagus. Untuk perhitungan reliabilitas soal post test

dapat dilihat pada lampiran.

3.7.3 Uji Taraf Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,

disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari

tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya

soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Persoalan

yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan

proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Kategori soal

dikatakan ideal jika soal berada pada ukuran yang proporsional atau seimbang

antara soal mudah, sedang dan sukar. Perbandingan soal mudah, sedang dan sukar

bisa dibuat perbandingan 3-4-3. Artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.906 20

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.934 20

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

38

kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar. Misalnya dari 60 pertanyaan

pilihan ganda terdapat 18 soal kategori mudah, 24 soal kategori sedang dan 18

soal kategori sukar. Perbandingan lain yang termasuk sejenis dengan proporsional

misalnya 3-5-2. Artinya 30% soal kategori mudah, 50% kategori soal sedang dan

20% soal kategori sukar. (Nana Sudjana, 2011: 137)

Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :

I =

Keterangan :

I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

dimaksudkan.

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit

soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal

tersebut. (Nana Sudjana, 2011: 137).

Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :

I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar

I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

Tabel 3.9

Taraf Kesukaran Soal Pre Test

Indeks kesukaran Item

Soal pilihan ganda

Mudah 2,3,5,10,12,13

Sedang 1,7,8,9,15,16,19,20

Sukar 4,6,11,14,17,18

Berdasarkan tabel 3.9 hasil taraf kesukaran pre test untuk soal pilihan

ganda dari 20 soal yang valid terdapat 6 soal mempunyai taraf kesukaran mudah,

8 soal mempunyai taraf kesuran sedang dan 6 soal mempunyai taraf kesuran

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

39

sukar. Hasil perhitungan taraf kesukaran item soal pre test dapat dilihat pada

lampiran.

Tabel 3.10

Taraf Kesukaran Soal Post Test

Indeks kesukaran Item

Soal pilihan ganda

Mudah 5,7,10,12,13,14,17,19

Sedang 1,2,3,15,16,20

Sukar 4,6,8,9,11,18,

Hasil taraf kesukaran post test untuk soal pilihan ganda dari 20 soal yang

valid terdapat 8 soal mempunyai taraf kesukaran mudah, 6 soal mempunyai taraf

kesuran sedang dan 6 soal mempunyai taraf kesuran sukar. Hasil perhitungan taraf

kesukaran item soal post test dapat dilihat pada lampiran.

3.8 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui keefektifan model

pembelajaran terhadap hasil belajar. Agar kesimpulan yang diambil tidak

menyimpang maka syarat dari uji t-test adalah uji homogenitas dan uji normalitas.

3.8.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah kelas

eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen, artinya bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Data yang digunakan untuk uji

homogenitas ini adalah nilai hasil dari pre test yang dilakukan dikelas eksperimen

dan kelas kontrol. Uji homogenitas varians bisa dibantu dengan SPSS, yaitu

dengan melihat tabel Test of Homogenety of Variances menunjukkan hasil uji

homogenitas dari varians. Kaidah keputusannya adalah jika α = 0,05 lebih besar

sama dengan nilai Sig (α= 0,05 ≥ Sig) artinya tidak homogen. Jika α = 0,05 lebih

kecil sama dengan nilai Sig (α = 0,05 ≤ Sig artinya homogen (Duwi

Priyatno,2010:76).

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

40

Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 16.0

dengan cara Analyze – Compare Means – One-Way ANOVA kemudian untuk

melihat hasilnya apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak, dapat dilihat

pada output hasil perhitungan pada kolom Test of Homogeneity of Variances.

3.8.2 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas digunakan untuk menguji kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan

keduanya berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

statistic Uji K-S. Uji K-S bertujuan untuk membantu peneliti dalam menentukan

distribusi normal pada subjek penelitian atau sampel penelitian. Dalam penelitian

ini Uji K-S dibantu menggunakan SPSS 16 for Windows dengan melihat tabel

output SPSS K-S yaitu melihat Asimp. Sig (2-tailed) dengan taraf signifikansi

0,05. Diambil keputusan bahwa nilai Asimp. Sig (2-tailed) > nilai taraf

signifikansi, maka sampel penelitian atau subjek penelitian berdistribusi normal

(Duwi Priyatno,2010:71).

Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 16.0

dengan cara Analyze – Nonparametric Tests – One Sample KS kemudian untuk

melihat hasilnya apakah data kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak,

dapat dilihat pada output hasil perhitungan pada kolom One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test.

3.8.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji t. Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini

berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua

kelompok sampel penelitian ini. Menurut (Riduwan dan Sunarto, 2009:126)

tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan)

apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji

kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian yang berupa perbandingan

dua rata-rata sampel).

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/T1_292008132_BAB III.pdfBerdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi . pretest. ... eksperimen

41

Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan perbedaan

hasil belajar IPS yang diajarkan dengan model pembelajaran make a match dan

hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

Menurut Riduwan dan Sunarto (2009:128), uji t ini dilakukan dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat α = 0,05. Jika thitung ≥ ttabel

dan Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Adapun hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Ho = µ1 = µ2

Ha = µ1 ≠ µ2

Dimana :

µ1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

model pembelajaran make a match

µ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

model pembelajaran konvensional.

Pembelajaran IPS dikatakan efektif, manakala terjadi peingkatan hasil

belajar IPS pada kelas eksperimen. Selain itu, pengujian hipotesi juga menjadi

acuan terhadap keefektifan tersebut. Apabila hipotesis alternatifnya diterima,

maka nilai rata-rata hasil pembelajaran IPS pada kelompok eksperimen lebih baik

dari pada kelompok kotrol. Dengan demikian, model pembelajaran make a match

efektif digunakan dalam pembelajaran IPS.