bab iii metode penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/880/4/t1_292008132_bab...
TRANSCRIPT
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
(Sugiyono, 2006:6).
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada
satu kelompok eksperimen atau suatu kondisi perlakuan (treatment) yang
kemudian membandingkan hasilnya dengan suatu kelompok kontrol yang tidak
tidak dikenai kondisi perlakuan. Dikatakan true eksperimental (eksperimen yang
betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel
luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal
(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. True
eksperimental mempunyai ciri bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen
maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu,
maka metode eksperimen yang digunakan merupakan true eksperimental design.
Karena terdapat adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara
random.(Sugiyono, 2010:112).
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian true eksperimen ini menggunakan design pretest-posttest control
group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah
27
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Secara bagan
digambarkan sebagai berikut:
R O1 X O2
R O3 O4
Gambar 3.1 : Desain penelitian (Sugiyono, 2010:112)
Keterangan:
R : Kelompok eksperimen dan kontrol diambil secara random.
O1 & O3 : Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
O2 : Hasil belajar siswa (nilai posttest) yang telah diberi perlakuan
O4 : Hasil belajar siswa (nilai posttest) yang tidak diberi perlakuan
X : Treatment. Kelompok atas sebagai kelas eksperimen yang diberi
treatment, yaitu dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran make a match. Sedangkan kelompok bawah tidak
diberi treatment (sebagai kelas kontrol).
Pengaruh perlakuan adalah ( O2 – O1 ) – ( O4 – O3 )
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah posisi kedua kelompok tersebut
seimbang (O1 tidak berbeda dengan O3), maka kelompok eksperimen diberi
treatment/perlakuan untuk diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe make a
match dan kelompok kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional. O2 berarti
nilai posttest kelompok eksperimen setelah diajar dengan model pembelajaran
make a match dan O4 adalah nilai posttest kelompok kontrol yang diajar dengan
pembelajaran konvensional. Nilai O2 secara signifikasi lebih tinggi dari O4 maka
model pembelajaran make a match lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. Pengaruh/treatment adalah bila rata-rata nilai O2 lebih
besar dari O4 dan perbedaannya signifikan (Sugiyono, 2008:443).
28
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah; (a) melakukan
prasurvei, (b) pembuatan instrumen, validasi instrumen dan uji coba instrumen,
(c) melakukan survei penelitian, (d) melakukan pretest, (e) mengadakan
koordinasi dengan guru, (f) pemberian perlakuan eksperimental pada kelompok
eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran make a match, (g)
memberikan posttest pada masing-masing kelompok penelitian dan (h) analisis
data.
Penelitian menghubungi guru kelas untuk menjadi asisten dan observer.
Guru yang direkrut sebanyak 2 orang guru kelas IV sesuai dengan banyaknya
kelas yang dipakai dalam kelompok penelitian yaitu guru kelas IV di SD N 1
Bogorejo dan SD N 2 Bogorejo. Setelah itu peneliti melakukan pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan di SD N 1 Bogorejo yaitu menggunakan model
pembelajaran make a match dan guru kelas bertindak sebagai observer selama
kegiatan. Sedangkan di SD N 2 Bogorejo pembelajaran yang dilakukan seperti
biasa yaitu menggunakan model pembelajaran konvensional/metode ceramah dan
guru kelas bertindak sebagai observer selama kegiatan.
Dalam pertemuan dengan guru, peneliti menyampaikan rancangan
penelitian dan membuat kesepakatan dengan guru mengenai materi pembelajaran
yang akan disampaikan selama penelitian. Materi tersebut ditentukan berdasarkan
standart kompetensi dan kompetensi dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dirancang oleh
peneliti dan dikonsultasikan pada guru kelas IV di masing-masing SD.
3.1.3 Prosedur Penelitian Eksperimen
1) Menyusun kisi-kisi tes
2) Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang yang sudah disusun
3) Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk tes objektif (pilihan
ganda)
4) Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui validitas dan reabilitas soal
5) Melakukan pre test dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
29
6) Memberi perlakuan pada kelas IV SD Negeri 1 Bogorejo sebagai kelas
eksperimen dan SD Negeri 2 Bogorejo sebagai kelas kelas kontrol
7) Memberi tes kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
8) Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar
9) Menyusun laporan hasil penelitian
Bagan 3.2 Rancangan Penelitian
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu di SD Negeri 1 Bogorejo dan
SD Negeri 2 Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora.
Model
Pembelajaran
Make A
Match
Perbedaan
Hasil
Belajar
Siswa
Model
Pembelajaran
Ceramah
Pre
Test
Post Test Homogenitas
Normalitas
Normalitas
30
3.2.2 Waktu Penelitian
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan
Mei 2012 dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut :
1. Tahap persiapan penelitian (Bulan Januari - Februari)
Tahap ini mencakup, penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian,
penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survey di sekolah
yang direncanakan sebagai tempat penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian (Bulan Maret - April)
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang
meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data.
Tabel 3.3
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kelompok Pertemuan
Pre Test 1 2 Post Test
Eksperimen 20-04-2012 22-04-2012 24-04-2012 24-04-2012
Kontrol 20-04-2012 26-04-2012 28-04-2012 28-04-2012
3. Tahap penyusunan laporan penelitian (Bulan April – Mei)
Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta
persiapan ujian.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:60).
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat.Variabel-variabel tersebut antara lain:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pembelajaran IPS dengan model pembelajaran make a match.
31
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah
besarnya skor dari tes formatif yang telah dikerjakan di setiap akhir kegiatan
pembelajaran.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117). Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SD N 1 dan SD N 2 Bogorejo
Kecamatan Japah Kabupate Blora.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Pada penelitian ini sampelnya adalah:
a. Siswa kelas IV SD N 1 Bogorejo
Merupakan kelompok eksperimen yang akan diberikan treatment atau
perlakuan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
b. Siswa kelas IV SD N 2 Bogorejo
Merupakan kelompok kontrol yang tidak diberikan suatu treatment atau
perlakuan apapun. Model pembelajaran menggunakan pembelajaran
konvensional.
Teknik sampling yang dilakukan merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono, 2011:118). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian
ini menggunakan Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak atau random
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
32
3.5 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ditetapkan siswa kelas IV SD Negeri 1 Bogorejo, SD
Negeri 2 Bogorejo dan SD N Padaan 1 Kecamatan Japah Kabupaten Blora.
Penelitian mengambil subjek penelitian atas dasar pertimbangan waktu dan
tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. Pertimbngan yang lain
melihat keadaan sekolah yang cukup homogen dari segi wilayah, status sekolah,
jumlah siswa dan prestasi yang diraih dan dimiliki oleh sekolah. Adapun jumlah
murid di SD Negeri 1 Bogorejo adalah 29 siswa di antarantanya 12 laki – laki dan
17 perempuan sedangkan di SD Negeri 2 Bogorejo adalah 29 di antaranya laki
laki 17 dan perempuan 12. Jadi jumlah keseluruhan adalah 58 siswa. Dalam
penelitian ini kelas IV SD N 1 Bogorejo sebagai kelas eksperimen dan kelas IV
SD N 2 Bogorejo sebagai kelas kontrol. Sedangkan kelas IV SDN Padaan 1
sebagai kelas uji coba.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah mengadakan pretest pada masing-masing kelompok, memberi
treatment pada kelompok eksperimen dan menggunakan model pembelajaran
make a match dalam pembelajaran IPS dan terakhir memberikan posttest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes
hasil belajar. Tes yang digunakan dalam bentuk tes pilihan ganda. Adapun tes
yang digunakan dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
a. PreTest ( Tes 1 ) yaitu tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar
mengajar dengan suatu perlakuan yang diberikan. Tes ini digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sebelum materi diberikan pada
program pembelajaran yang bersangkutan.
33
b. PostTest ( Tes II ) yaitu tes yang dilakukan setelah proses belajar mengajar
dengan menggunakan treatment selesai, tujuannya adalah untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan kesiapan siswa terhadap materi yang telah diberikan.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes IPS kelas IV SD Negeri Bogorejo
Kecamatan Japah Tahun Ajaran 2011/2012
Standar
kompetensi
Kompetensi
dasar
Indikator
Soal
Pilihan
ganda
Jumlah
soal
2. Mengenal
sumber daya
alam, kegiatan
ekonomi dan
kemajuan
teknologi di
lingkungan
kabupaten /
kota dan
provinsi.
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakann
ya.
1. Menyebutkan
pengertian
teknologi
transportasi.
1,2,5
3
2.Menyebutkan
jenis – jenis
transportasi.
7,10,29 3
3.Menyebutkan
contoh
transportasi
darat, laut dan
udara.
6,8,11,22,2
3,24,25,26
,28
9
4.Menyebutkan
manfaat dari
transportasi
darat, laut dan
udara.
27 1
5.Menyebutkan
sumber tenaga
yang digunakan
pada alat
transportasi.
13,14,16,18
,
4
Jumlah soal 20 20
34
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Guna mengungkap hasil belajar IPS, instrumen yang digunakan adalah
dengan test. Test dilakukan untuk mengungkap hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan. Sebelum melaksanakan test maka instrument
terlebih dahulu diujicobakan. Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini peneliti membuat soal test pilihan ganda sebanyak
mungkin untuk diujicobakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah disusun, kemudian diujicobakan pada siswa diluar kelas eksperimen
dan kelas kontrol yaitu kelas IV di SD N Padaan 1.
c. Tahap Analisis
Hasil ujicoba yang didapat kemudian dianalisis, meliputi validitas dan
reliabilitas soal. Analisi ini digunakan untuk menentukan instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian.
3.7 Uji Coba Instrumen Penilaian
Instrumen tes yang telah diujicobakan tersebut selanjutnya akan dianalisis
untuk menentukan validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Uji coba instrumen
penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Dimoro.
Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis instrumen
hasil uji coba tersebut adalah sebagai berikut :
3.7.1 Uji Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan dan dapat mengungkap data dari
yang diteliti (Riduwan, 2009:348). Mengukur validitas digunakan program
komputer SPSS 16. for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total
Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item
35
(nilai rhitung) dibandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika
nilai rhitung > 0,355 (Duwi Priyatno, 2010:91).
Analisis item soal menggunakan SPSS for windows version 16.0 yaitu
dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian untuk melihat
hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil
perhitungan pada koefisien Corrected Item – Total Correlation apabila koefisien
corrected item to total correlation ≤ 0,3 maka item soal tersebut tidak valid dan
tidak boleh digunakan.
Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Azwar
dalam Duwi Priyatno (2010: 21) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap
valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3. Kategori
inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen kemudian dilakukan pengujian
validitas item soal. Dari 30 item soal pilihan ganda yang diujicobakan diperoleh
20 item soal valid dan 10 soal tidak valid ( perhitungan uji validitas tes
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2) dan diperoleh hasil akhir sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Validitas instrumen soal pre test
Jenis Soal Validitas
Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1,2,5,6,7,8,10,11,13,14,16,
18,22,23,24,25,26,27,28
dan 29.
3,4,9,12,15,17,19,20,2
1 dan 30.
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa dari 30 soal pilihan ganda
yang diujikan terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal tidak valid. Untuk
perhitungan validitas soal pre test dapat dilihat pada lampiran.
36
Tabel 3.6
Validitas Instrumen Soal Post Test
Jenis Soal Validitas
Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 2,3,4,5,6,7,9,10,11,13,14,1
7,20,23,24,25,27,28,29
dan 30
1,8,12,15,16,18,19,21,
22 dan 26.
Berdasarkan tabel 3.6 tersebut dapat diketahui bahwa dari 30 soal pilihan
ganda yang diujikan terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal tidak valid. Untuk
perhitungan validitas soal post test dapat dilihat pada lampiran.
3.7.2 Uji Reliabilitas Tes
Disamping pengujian validitas terhadap instrumen, juga dilakukan
pengujian reliabilitas. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengukur
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. Kriteria
yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrument digunakan pedoman
Sekaran (1992) yang didasarkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (a) sebagai
berikut :
α ≤ 0,6 : reliabilitas kurang baik
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
α > 0,8 : reliabilitas bagus
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Alpha (Cronbach‟s)
Pengujian Reliabilitas tes tersebut menggunakan SPSS for windows
version 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian
untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat pada
output hasil perhitungan pada kolom Reliability Statistics apabila nilai alpha
kurang dari 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
37
Tabel 3.7
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Pre Test di Kelas Uji Coba
SD N Padaan 1
Berdasarkan tabel 3.7 Reliability Statistic untuk uji reliabilitas soal pre
test untuk soal pilihan ganda mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha sebesar 0,906
berarti reliabilitas bagus. Untuk perhitungan reliabilitas soal pre test dapat dilihat
pada lampiran.
Tabel 3.8
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Post Test di Kelas Uji Coba
SD N Padaan 1
Uji reliabilitas untuk soal post test pilihan ganda nilai Cronbach‟s Alpha
adalah 0,934 berarti reliabilitas bagus. Untuk perhitungan reliabilitas soal post test
dapat dilihat pada lampiran.
3.7.3 Uji Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,
disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya
soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Persoalan
yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan
proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Kategori soal
dikatakan ideal jika soal berada pada ukuran yang proporsional atau seimbang
antara soal mudah, sedang dan sukar. Perbandingan soal mudah, sedang dan sukar
bisa dibuat perbandingan 3-4-3. Artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.906 20
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.934 20
38
kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar. Misalnya dari 60 pertanyaan
pilihan ganda terdapat 18 soal kategori mudah, 24 soal kategori sedang dan 18
soal kategori sukar. Perbandingan lain yang termasuk sejenis dengan proporsional
misalnya 3-5-2. Artinya 30% soal kategori mudah, 50% kategori soal sedang dan
20% soal kategori sukar. (Nana Sudjana, 2011: 137)
Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :
I =
Keterangan :
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit
soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal
tersebut. (Nana Sudjana, 2011: 137).
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :
I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar
I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Tabel 3.9
Taraf Kesukaran Soal Pre Test
Indeks kesukaran Item
Soal pilihan ganda
Mudah 2,3,5,10,12,13
Sedang 1,7,8,9,15,16,19,20
Sukar 4,6,11,14,17,18
Berdasarkan tabel 3.9 hasil taraf kesukaran pre test untuk soal pilihan
ganda dari 20 soal yang valid terdapat 6 soal mempunyai taraf kesukaran mudah,
8 soal mempunyai taraf kesuran sedang dan 6 soal mempunyai taraf kesuran
39
sukar. Hasil perhitungan taraf kesukaran item soal pre test dapat dilihat pada
lampiran.
Tabel 3.10
Taraf Kesukaran Soal Post Test
Indeks kesukaran Item
Soal pilihan ganda
Mudah 5,7,10,12,13,14,17,19
Sedang 1,2,3,15,16,20
Sukar 4,6,8,9,11,18,
Hasil taraf kesukaran post test untuk soal pilihan ganda dari 20 soal yang
valid terdapat 8 soal mempunyai taraf kesukaran mudah, 6 soal mempunyai taraf
kesuran sedang dan 6 soal mempunyai taraf kesuran sukar. Hasil perhitungan taraf
kesukaran item soal post test dapat dilihat pada lampiran.
3.8 Teknik Analisi Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran terhadap hasil belajar. Agar kesimpulan yang diambil tidak
menyimpang maka syarat dari uji t-test adalah uji homogenitas dan uji normalitas.
3.8.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah kelas
eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen, artinya bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Data yang digunakan untuk uji
homogenitas ini adalah nilai hasil dari pre test yang dilakukan dikelas eksperimen
dan kelas kontrol. Uji homogenitas varians bisa dibantu dengan SPSS, yaitu
dengan melihat tabel Test of Homogenety of Variances menunjukkan hasil uji
homogenitas dari varians. Kaidah keputusannya adalah jika α = 0,05 lebih besar
sama dengan nilai Sig (α= 0,05 ≥ Sig) artinya tidak homogen. Jika α = 0,05 lebih
kecil sama dengan nilai Sig (α = 0,05 ≤ Sig artinya homogen (Duwi
Priyatno,2010:76).
40
Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 16.0
dengan cara Analyze – Compare Means – One-Way ANOVA kemudian untuk
melihat hasilnya apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak, dapat dilihat
pada output hasil perhitungan pada kolom Test of Homogeneity of Variances.
3.8.2 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas digunakan untuk menguji kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan
keduanya berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
statistic Uji K-S. Uji K-S bertujuan untuk membantu peneliti dalam menentukan
distribusi normal pada subjek penelitian atau sampel penelitian. Dalam penelitian
ini Uji K-S dibantu menggunakan SPSS 16 for Windows dengan melihat tabel
output SPSS K-S yaitu melihat Asimp. Sig (2-tailed) dengan taraf signifikansi
0,05. Diambil keputusan bahwa nilai Asimp. Sig (2-tailed) > nilai taraf
signifikansi, maka sampel penelitian atau subjek penelitian berdistribusi normal
(Duwi Priyatno,2010:71).
Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 16.0
dengan cara Analyze – Nonparametric Tests – One Sample KS kemudian untuk
melihat hasilnya apakah data kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak,
dapat dilihat pada output hasil perhitungan pada kolom One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test.
3.8.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji t. Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini
berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua
kelompok sampel penelitian ini. Menurut (Riduwan dan Sunarto, 2009:126)
tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan)
apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji
kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian yang berupa perbandingan
dua rata-rata sampel).
41
Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan perbedaan
hasil belajar IPS yang diajarkan dengan model pembelajaran make a match dan
hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
Menurut Riduwan dan Sunarto (2009:128), uji t ini dilakukan dengan
membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat α = 0,05. Jika thitung ≥ ttabel
dan Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Adapun hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah :
1. Ho = µ1 = µ2
Ha = µ1 ≠ µ2
Dimana :
µ1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran make a match
µ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran konvensional.
Pembelajaran IPS dikatakan efektif, manakala terjadi peingkatan hasil
belajar IPS pada kelas eksperimen. Selain itu, pengujian hipotesi juga menjadi
acuan terhadap keefektifan tersebut. Apabila hipotesis alternatifnya diterima,
maka nilai rata-rata hasil pembelajaran IPS pada kelompok eksperimen lebih baik
dari pada kelompok kotrol. Dengan demikian, model pembelajaran make a match
efektif digunakan dalam pembelajaran IPS.