analisis apbd kabupaten toba samosir

40
TUGAS KEBIJAKAN FISKAL ANALISIS APBD DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR OLEH: 1.NOVITA SARI SETIAWAN 112101118 2.JUNITA AJIZAH 112101117 3.MENIK YUNI LESTARI 112101083 4.SRI LESTARI SIBUEA 112101082 JURUSAN:D3-KEUANGAN GROUP:B

Upload: andri-nasution

Post on 29-Oct-2015

519 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

TUGAS KEBIJAKAN FISKAL

ANALISIS APBD DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

OLEH:

1.NOVITA SARI SETIAWAN 112101118

2.JUNITA AJIZAH 112101117

3.MENIK YUNI LESTARI 112101083

4.SRI LESTARI SIBUEA 112101082

JURUSAN:D3-KEUANGAN

GROUP:B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

TAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita

ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,

taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah dengan judul ”ANALISIS APBD DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan Dosen

Pembimbing mata kuliah kebijakan fiscal Pak Umar yang telah memberikan dukungan, kasih,

dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua

ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun Saya berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu

ada yang kurang. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

Makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata Saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan.Juni 2013

Novita Sari Setiawan

Page 3: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG1.2 RUMUSAN MASALAH1.3 TUJUAN PENELITIAN1.4 MANFAAT PENELITIAN

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

II.1.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

II.1.2. KeuanganII.1.3. KomunikasiII.1.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis

II.1.5. Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan

II.1.6. Monitoring dan Evaluasi

II.2.1. Sub Sektor Air Limbah

II.2.2. Sub Sektor Persampahan

II.2.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan

II.2.4. Sektor Air Bersih

II.2.5. Aspek Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Page 4: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

BAB 1PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia tercinta.Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang di kenal dengan”Otonomi Daerah”.Walau pun istilah otonomi daerah bukan lah hal yang baru karena seiring dengan undanga undang dasar 1945. Otonomi daerah saat ini di kaitkan dengan undang undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah pusat daerah yang direvisi menjadi undang undang nomor 32 tahun 2004 dan undang undang no 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan daerah.Pemberlakuan kedua undang undang ini berkosekuensi pada perubahan pola pertanggung jawaban horizontal(horizontal accountability) kepada masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Otonomi Daerah pada hakekat nya dalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Otonomi Daerah menuntut pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan sebaik-baik nya kepada masyarakat,salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah memberikan informasi yang transparan dan akuntabel .Dalam konsep otonomi daerah maka di perlukan:

Pemberdayaan masyarakat Demokratisasi dalam arti pemberian tanggung jawab kepada seluruh masyarakat Peluang untuk mempercepat perolehan kesejahteraan masyarakat secara merata Peningkatan mutu pelayanan birokrasi Peningkatan mutu pengawasan melalui legislative

Sebagai konsekuensi di dalam melaksanakan otonomi daerah ,pemerintah kabupaten di tuntut untuk mampu membiayai penyelenggaraan pemenrintahan,pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi kewenangan nya.Hal ini menandakan bahwa daerah harus berusaha untuk mampu meningkatan PAD yang merupakan tolak ukur bagi daerah dalam menyelnggarakan dan mewujudkan otonomi daerah .Pada prinsip nya semakin besar sumbangan PAD terhadap anngaran pendaptan dan belanja daerah (APBD) akan menunjukan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat.

1.2 Rumusan Masalah

Page 5: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Berdasarkan fenomena yang telah di uraikan pada latar belakang,maka masalah yang hendak di teliti dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut: Kebijakan Daerah,Keterlibatan Pelaku Bisnis,Pemberdayaan Masyarakat,Aspek Gender dan kemiskinan,Monotoring dan Evaluasi,Aspek Teknis dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,Sub Sektor Air Limbah,Persampahan Drainase Lingkungan,Sektor Air Bersih,Aspek Perilaku Hidup Bersih Sehat(PHBS) di Kabupaten Toba Samosir?/

1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penelitian ini adalah:Untuk

mengetahui apakh semua pengaruh dari pada Daerah Toba Samosir .

1.4 Manfaat PenelitianManfaat yang di harapkan dari peneltian ini adalah :

Bagi Peneliti,Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pelatihan intekletual,mengembangkan wawasan berfikir yang di landasi konsep ilmiah khusus nya ilmu akuntasi sector public.

Bagi Praktisi,Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Toba Samosir dan dapat menjadi acuan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Bagi Akademik,Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat untuk menambah wacana dalam perkembangan Ilmu Akuntasi Sektor Publik

Page 6: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

II.1.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, yang menjadi isu

strategis adalah:

1. Kebijakan Daerah

Belum adanya tatanan substansi Perda Kabupaten Toba Samosir yang secara

jelas dan tegas mengatur penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang baik

dan sehat serta kebijakan dasar yang memuat substansi yang tegas untuk

mengarahkan pola tindak seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah,

masyarakat maupun swasta. Kalaupun ada perda, hanya mengatur sektor

sanitasi secara parsial (tidak terpadu dan terintegrasi) misalnya Perda No. 7

Tahun 2001 tentang Retribusi Sampah dan Perda No. 49 tahun 1999 tentang

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

Saat ini Pemerintah Kabupaten Toba Samosir belum memiliki desain pola

kerjasama yang spesifik dengan pemerintah propinsi, pemerintah pusat dan

pihak ketiga dalam pengelolaan layanan sanitasi di Kabupaten Toba Samosir.

2. Kelembagaan

Belum adanya SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

yang secara khusus menangani pengelolaan sanitasi sehingga pembangunan

sektor sanitasi masih ditangani secara parsial (tidak terintegrasi dan

terpadu) tersebar di beberapa SKPD, sehingga program pembangunan Sanitasi

yang dilakukan oleh SKPD masih kurang sinergis;

Pendistribusian tugas terkait sanitasi pada setiap SKPD di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir saat ini masih kurang jelas

dan tegas. Sebagai contoh kasus dapat diketahui dalam hal penanganan

persampahan dan air limbah sering terjadi tumpang tindih penanganannya

antara Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba Samosir

dengan Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir;

Page 7: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Mekanisme dan prosedur layanan sanitasi yang diterapkan oleh masing-

masing SKPD penanggungjawab layanan sanitasi di Kabupaten Toba Samosir

saat ini masih minim dalam mendukung penyediaan layanan sanitasi yang

efektif dan efisien;

SKPD penanggungjawab layanan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Toba

Samosir saat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan

personil/aparatur yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan teknis serta

keterbatasan sarana dan prasarana sektor sanitasi. Adapun Badan/Dinas/

kantor/SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang terkait

dengan pengelolaan pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi terdiri

dari Bappeda yang didukung oleh Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah

Kabupaten melakukan fungsi tata kelola perencanaan, Koordinasi, Evaluasi

dan Monitoring secara manajerial; Dinas Pasar, kebersihan dan Pertamanan

(pengelola teknis kegiatan ) dibantu para camat, Badan Lingkungan Hidup dan

Pertambangan (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas

Kesehatan (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas Tata Ruang

dan Permukiman (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat,

Dinas Pendidikan (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas

Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (pengelola teknis

kegiatan keuangan) dan Inspektorat Wilayah Kabupaten Toba Samosir sebagai

institusi pengawasan dan penilaian capaian pelaksanaan kegiatan;

Page 8: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 yang

dibentuk melalui Keputusan Bupati Toba Samosir Nomor 98 Tahun 2010,

merupakan kelompok adhoc dan saat ini masih berhadapan dengan masalah

keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pengelolaan

sanitasi.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi kebijakan daerah dan

kelembagaan:

Kurangnya perhatian selama ini terhadap pembangunan dan

pengembangan sektor sanitasi sehingga kebijakan daerah tentang

sanitasi masih sangat terbatas;

Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap Perda No. 7 Tahun 2001 tentang

Retribusi Sampah dan Perda No. 49 tahun 1999 tentang Retribusi Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) secara umum masih rendah. Hal ini

dipengaruhi oleh masih rendahnya intensitas sosialisasi Perda dimaksud

dan masih terbatasnya jangkauan layanan sarana prasarana pendukung

pelaksanaan Perda dimaksud sehingga masyarakat merasakan jasa

pemerintah daerah;

II.1.2. Keuangan

Dalam aspek keuangan, yang menjadi isu strategis adalah:

Kemampuan APBD Kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi masih

sangat terbatas;

Kurangnya inovasi dalam menggali sumber-sumber PAD dari sektor layanan

sanitasi;

Penggunaan dana yang masih belum tepat sasaran;

Masih minimnya bantuan keuangan dari pemerintah daerah propinsi dan

pemerintah pada sektor sanitasi.

Page 9: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Adapun kondisi alokasi Anggaran untuk penataan sektor Sanitasi

(meliputi drainase, pemberdayaan masyarakat, persampahan dan penataan

lingkungan bersih dan sehat) di Kabupaten Toba Samosir dari APBD

Kabupaten Toba Samosir mulai dari TA 2008, 2009 dan 2010 yang tersebar

di Dinas Kesehatan, Dinas Tata Ruang Permukiman, Badan Lingkungan

Hidup dan Pertambangan, Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan serta

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut:

Tabel II.1.

Alokasi Anggaran Penataan Sanitasi Dari Belanja Langsung APBD Kabupaten Toba Samosir

KONDISI BELANJA

LANGSUNG APBD

KABUPATEN TOBA

PAGU (Rp)

SKPDT.A

TOTAL BELANJA

( Rp )

TOTAL BELANJA

LANGSUNG

TA 2008 TA 2009 TA 2010

2008 456.919.672.840

173.013.364.600

Dinas Kesehatan 2.440.784.000

- -

Dinas Tarukim 4.878.600.000

- -

Dinas Pasar 941.252.000

- -

Badan Lingkungan

Hidup &

P

ertambanga

1.692.300.344

- -

Dinas

Kebudayaan &

Pariwisata

200.000.000

- -

Total TA 2008 10.152.936.344 - -

2009 491.043.298.000

238.010.382.000

Dinas Kesehatan - 474.470.000

-

Dinas Tarukim - 5.697.900.000

-

Dinas Pasar - 1.096.983.000

-

Badan Lingkungan

Hidup &

P

ertambanga

- 1.224.510.200

-

Dinas

Kebudayaan &

Pariwisata

- 200.000.000

-

Total TA 2009 - 8.693.863.200 -

2010 456.919.672.840

173.013.364.600

Dinas Kesehatan - - 1.724.899.850

Dinas Tarukim - - 5.869.800.000

Dinas Pasar - - 615.000.000

Badan

Lingkungan

Hidup &

Pertambangan

- - 989.000.000

Dinas Kebudayaan &

Pariwisata

- - -

Total TA 2010 - - 9.198.699.850

Page 10: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Untuk melihat kondisi alokasi anggaran dari pos belanja APBD

Kabupaten Toba Samosir TA 2008, 2009 dan Tahun Anggaran yang sedang

berlangsung Tahun 2010 untuk penataan pembangunan sektor Sanitasi dilakukan

dengan perhitungan proporsi Total Belanja Langsung untuk sektor Sanitasi dari

setiap SKPD yang terlibat terhadap Total Belanja Langsung dari APBD

Kabupaten Toba Samosir. Dari tabel III.1 dapat diperoleh proporsi penataan

sektor sanitasi berturut–turut untuk TA 2008 sebesar 5,87%, TA 2009 sebesar

3,65% dan angka sementara TA. 2010 sebesar 5,32%.

Berdasarkan tabulasi perkembangan pendapatan dan belanja Kabupaten

Toba Samosir yang diuraikan dalam Tabel III.2, untuk menentukan kondisi

keuangan daerah dalam keadaan baik/tidak baik dapat ditentukan melalui

rasio/perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total

Pendapatan APBD dengan ketentuan apabila hasilnya ≥10%

menunjukkan bahwa kondisi keuangan daerah dalam keadaan baik. Maka merujuk

pada rasio PAD terhadap total pendapatan pada APBD Kabupaten periode

2005, 2006, 2007,

2008 dan 2009 berturut–turut sebesar 2,21%; 4,84%; 2,04%; 2,76% dan 2,13%.

Dengan demikian keadaan keuangan di Kabupaten Toba Samosir berada pada

posisi lemah/memerlukan bantuan/suntikan dana.

Page 11: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Tabel II.2Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Toba SamosirT.A Uraian Realisasi (Rp)

2005 Pendapatan Asli Daerah (PAD)1. Pendapatan Pajak Daerah 1.352.779.028,002. Retribusi Daerah 730.186.170,003. Hasil Perusahaan Milik Daerah & HasilPengelolaan Kekayaan Daerah

120.000.000,00

4. Lain-lain PAD yang sah 1.393.958.148,62

Jumlah PAD 3.596.923.346,62

Pendapatan Dana Perimbangan1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak 15.012.448.282,002. Bagi Hasil Bukan Pajak 558.619.795,003. DAU 108.378.000.000,004. DAK 11.610.000.000,005. Bagi Hasil Pajak dan BantuanKeuangan dari Propinsi

9.236.792.102,00

Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan 144.795.860.179,00

Lain-lain Pendapatan yang Sah1. Dana bantuan dari Pemerintah 14.635.626.877,92

Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 14.635.626.877,92

Total Pendapatan T.A 2005 163.028.410.403,54

Belanja Tidak Langsung 91.531.897.976,00Belanja Pegawai/Personalia 77.376.030.836,00Belanja Barang dan Jasa 12.865.586.327,00Belanja Pemeliharaan 1.290.280.813,00

Belanja Langsung 65.506.164.524,69Belanja Aparatur 7.075.615.294,00

Page 12: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Belanja Operasi Pemeliharaan 5.972.653.823,00Belanja Pegawai/Personalia 2.498.356.000,00Belanja Barang dan Jasa 1.264.990.150,00Belanja Perjalanan Dinas 1.542.242.000,00

T.A Uraian Realisasi (Rp)Belanja Pemeliharaan 667.065.673,00Belanja Modal 1.102.961.471,00

Belanja Publik 47.531.503.004,69Belanja Operasi Pemeliharaan 31.154.695.291,50Belanja Pegawai/Personalia 4.912.021.800,00Belanja Barang dan Jasa 11.130.277.500,00Belanja Perjalanan Dinas 2.485.745.000,00Belanja Pemeliharaan 12.626.650.991,50Belanja Modal 16.376.807.713,19

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan 10.590.499.226,00

Belanja Tidak Tersangka 308.547.000,00

Total Belanja 157.038.062.500,69

Pembiayaan 17.135.428.227,28Penerimaan Pembiayaan 19.135.428.227,28Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunLalu

19.135.428.227,28

Pengeluaran Daerah 2.000.000.000,00Penyertaan Modal (Investasi) 2.000.000.000,00Pembayaran Hutang yang Jatuh Tempo 0,00

Jumlah Pembiayaan 17.135.428.227,28

2006 Pendapatan Asli Daerah (PAD)1. Pendapatan Pajak Daerah 1.661.771.736,00

Page 13: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

2. Retribusi Daerah 1.206.532.558,003. Hasil Perusahaan Milik Daerah & HasilPengelolaan Kekayaan Daerah

1.216.056.214,00

4. Lain-lain PAD yang sah 9.503.733.066,54

Jumlah PAD 13.588.093.574,54

Pendapatan Dana Perimbangan1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak 18.989.763.972,002. Bagi Hasil Bukan Pajak 528.073.001,003. DAU 210.442.000.000,004. DAK 26.656.526.809,00

T.A Uraian Realisasi (Rp)Belanja Pemeliharaan 667.065.673,00Belanja Modal 1.102.961.471,00

Belanja Publik 47.531.503.004,69Belanja Operasi Pemeliharaan 31.154.695.291,50Belanja Pegawai/Personalia 4.912.021.800,00Belanja Barang dan Jasa 11.130.277.500,00Belanja Perjalanan Dinas 2.485.745.000,00Belanja Pemeliharaan 12.626.650.991,50Belanja Modal 16.376.807.713,19

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan 10.590.499.226,00

Belanja Tidak Tersangka 308.547.000,00

Total Belanja 157.038.062.500,69

Pembiayaan 17.135.428.227,28Penerimaan Pembiayaan 19.135.428.227,28Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunLalu

19.135.428.227,28

Pengeluaran Daerah 2.000.000.000,00

Page 14: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

2. Retribusi Daerah 1.206.532.558,003. Hasil Perusahaan Milik Daerah & HasilPengelolaan Kekayaan Daerah

1.216.056.214,00

4. Lain-lain PAD yang sah 9.503.733.066,54

Jumlah PAD 13.588.093.574,54

Pendapatan Dana Perimbangan1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak 18.989.763.972,002. Bagi Hasil Bukan Pajak 528.073.001,003. DAU 210.442.000.000,004. DAK 26.656.526.809,00

Pembayaran Utang Pokok yang JatuhTempo

0,00

Pembiayaan Netto 19.904.591.012,22

2007 Pendapatan Asli Daerah (PAD)1. Pendapatan Pajak Daerah 2.005.834.236,002. Retribusi Daerah 1.435.382.972,003. Hasil Perusahaan Milik Daerah & HasilPengelolaan Kekayaan Daerah

980.840.264,50

4. Lain-lain PAD yang sah 2.846.392.246,00Jumlah PAD 7.268.449.718,50

Pendapatan Transfer1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak 21.753.958.511,002. Bagian Daerah dari Bagi Hasil BukanPajak ( sumber daya alam )

614.116.417,00

3. DAU 239.982.000.000,004. DAK 54.552.000.000,005. Bagi Hasil Pajak 8.165.514.908,00Jumlah Pendapatan Transfer 325.067.589.836,00

Lain-lain Pendapatan yang Sah1. Pendapatan Dana Darurat 8.000.000.000,002. Bantuan Keuangan dari Propinsi 5.078.476.500,00

Page 15: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

3. Pendapatan lainnya 10.119.210.040,00Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 23.197.686.540,00

Total Pendapatan T.A 2007 355.533.726.094,50

Belanja 339.221.876.389,00Belanja Tidak Langsung 138.483.146.944,00Belanja Pegawai 124.611.557.744,00Belanja Bantuan Sosial 3.818.455.200,00Belanja Bantuan Keuangan KepadaPropinsi/

9.208.784.000,00

Kabupaten/Kota dan Pemerintahan DesaBelanja Tidak Terduga 844.350.000,00

T.A Uraian Realisasi (Rp)6. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak 11.495.092.643,14Jumlah Pendapatan Transfer 356.577.281.624,14

Lain-lain Pendapatan yang Sah1. Bantuan keuangan dari Propinsi 6.259.446.796,002. Pendapatan Lainnya 7.996.276.089,94

Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 14.255.722.885,94

Total Pendapatan T.A 2008 381.343.896.527,21

Belanja 400.570.675.521,69Belanja Operasi 299.976.027.387,60Belanja Pegawai 192.188.984.155,60Belanja Barang 86.139.075.232,00Belanja Bunga 0,00Belanja Subsidi 0,00Belanja Hibah 1.652.722.000,00Belanja Bantuan Sosial 7.771.362.000,00

Page 16: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Belanja Bantuan Keuangan 12.223.884.000,00

Belanja Modal 99.196.005.635,09Belanja Tanah 0,00Belanja Peralatan dan Mesin 27.838.462.796,00Belanja Gedung dan Bangunan 35.608.967.627,00Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan 35.514.775.612,09Belanja Aset Tetap Lainnya 233.799.600,00Belanja Aset Lainnya 0,00

Belanja Tidak Terduga 1.398.642.499,00Belanja Tidak Terduga 1.398.642.499,00

Jumlah Belanja T.A 2008 400.570.675.521,69

Surplus/(Defisit) (19.226.778.994,48)

Pembiayaan 49.590.366.829,17Penerimaan Daerah 49.590.366.829,17Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunLalu

49.590.366.829,17

T.A Uraian Realisasi (Rp)

Pencairan Dana Cadangan 0,00

Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00

Hasil Penjualan Asset Daerah yangDipisahkan

0,00

Pengeluaran Daerah 0,00

Pembentukan Dana Cadangan 0,00

Penyertaan Modal (Investasi) 0,00

Pembayaran Hutang Pokok yang JatuhTempo

0,00

Page 17: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Pembiayaan Netto 49.590.366.829,17

2009 Pendapatan Asli Daerah ( PAD )

1. Pendapatan Pajak Daerah 2.828.191.424,00

2. Retribusi Daerah 2.668.493.980,00

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerahyang dipisahkan

1.210.404.178,00

4. Lain - lain PAD yang sah 2.492.046.153,00

Jumlah PAD 9.199.135.735,00

Pendapatan Transfer

1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak 23.021.176.051,00

2. Bagian Daerah dari Bagi Hasil BukanPajak ( sumber daya alam )

451.472.114,00

3. DAU 279.893.493.000,00

4. DAK 50.056.000.000,00

5. Bagi Hasil Pajak 9.895.076.755,28

Jumlah Pendapatan Transfer 363.317.217.920,28

Lain-lain Pendapatan yang Sah

1. Pendapatan Dana Darurat 34.455.466.000,00

Page 18: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

2. Bantuan Keuangan dari Propinsi 6.881.834.000,00

3. Pendapatan lainnya 18.869.522.514,00

Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah60.206.822.514,00

Total Pendapatan T.A 2009 432.723.176.169,28

Belanja 460.748.051.922,60

T.A Uraian Realisasi (Rp)Belanja Operasi 327.807.959.465,00Belanja Pegawai 237.704.684.600,00Belanja Barang 67.327.105.765,00Belanja Bunga 0,00Belanja Subsidi 0,00Belanja Hibah 1.409.932.000,00Belanja Bantuan Sosial 7.948.437.100,00Belanja Bantuan Keuangan 13.417.800.000,00

Belanja Modal 130.946.878.957,60Belanja Tanah 0,00Belanja Peralatan dan Mesin 12.857.828.490,00Belanja Gedung dan Bangunan 75.305.176.556,71Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan 42.719.071.840,89Belanja Aset Tetap Lainnya 64.802.070,00Belanja Aset Lainnya 0,00

Belanja Tidak Terduga 1.993.213.500,00Belanja Tidak Terduga 1.993.213.500,00

Page 19: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Jumlah Belanja T.A 2009 460.748.051.922,60

Surplus/(Defisit) -

Pembiayaan 30.363.587.834,69Penerimaan Daerah 30.363.587.834,69Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunLalu

30.363.587.834,69

Pencairan Dana Cadangan 0,00Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00Hasil Penjualan Asset Daerah yangDipisahkan

0,00

Pengeluaran Daerah 0,00Pembentukan Dana Cadangan 0,00Penyertaan Modal (Investasi) 0,00Pembayaran Hutang Pokok yang JatuhTempo

0,00

Pembiayaan Netto 30.363.587.834,69

Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Untuk menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan dapat dilakukan dengan membandingkan PAD perkapita terhadap

PDRB perkapita dengan ketentuan bahwa apabila nilai rasio PAD perkapita

terhadap PDRB perkapita ≥ 5% menunjukkan tingkat partisipasi yang baik. Maka

merujuk pada rasio PAD perkapita terhadap PDRB perkapita atas dasar harga

berlaku periode 2006, 2007, dan 2008 berturut–turut sebesar 6,40%; 3,01% dan

3,82%. Dengan demikian keadaan keuangan di Kabupaten Toba Samosir pada

tahun 2007 dan 2008 berada pada posisi tingkat partisipasi masyarakat yang

lemah/memerlukan bantuan/suntikan dana.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi keuangan:

1. Kurangnya perhatian selama ini terhadap pembangunan dan pengembangan

sektor sanitasi sehingga pengalokasian keuangan daerah masih belum

mendukung pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi;

Page 20: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

2. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia aparatur dalam

meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah.

II.1.3. Komunikasi

Dalam aspek komunikasi, yang menjadi isu strategis adalah:

Advokasi isu sanitasi belum dilakukan secara terintegrasi (dilakukan secara

parsial/sektoral dan tidak terpadu) oleh SKPD terhadap seluruh pemangku

kepentingan;

Belum optimalnya perluasan jaringan, aliansi dan kemitraan dari berbagai

kelompok sasaran (media massa, sekolah, universitas, jaringan keagamaan,

posyandu) bagi percepatan pembangunan sanitasi skala kota di Kabupaten

Toba Samosir;

Belum terbangunnya sistem informasi sanitasi kabupaten sebagai wahana

bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti adanya pertemuan

berkala yang berpotensi sebagai pemicu dan focal point dalam mendukung

percepatan pembangunan sanitasi.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi komunikasi:

1. Minimnya sarana dan prasarana pendukung penyebarluasan informasi

layanan sanitasi;

2. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia aparatur dalam

penyebarluasan informasi layanan sanitasi.

II.1.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis

Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, yang menjadi isu strategis adalah belum

adanya keterlibatan pelaku bisnis dalam mengelola sektor sanitasi.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi keterlibatan pelaku bisnis:

1. Tingginya ketergantungan pengelolaan sanitasi pada pemerintah;

2. Kurangnya kepedulian terhadap pengelolaan sanitasi.

II.1.5. Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan

Dalam aspek pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, yang

Page 21: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

menjadi isu strategis adalah:

Masyarakat belum berkontribusi/swadaya dalam pembangunan dan

pengelolaan sanitasi (air limbah, persampahan, drainase lingkungan dan air

bersih);

Dukungan SKPD terkait sanitasi masih terbatas dalam melibatkan masyarakat;

Kurangnya kerelaan masyarakat dalam pelepasan lahan dan ketersediaan

lahan untuk pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi pemberdayaan masyarakat,

aspek jender dan kemiskinan:

1. Kesejahteraan masyarakat yang relatif rendah;

2. Kesadaran masyarakat pada umumnya masih rendah.

II.1.6. Monitoring dan Evaluasi

Dalam aspek monitoring dan evaluasi, yang menjadi isu strategis adalah belum

adanya mekanisme pemantauan berkala dan evaluasi untuk mengukur

keberhasilan kegiatan sanitasi.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi monitoring dan evaluasi:

1. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung;

2. Masih minimnya kemampuan sumber daya aparatur.

II.2. Aspek Teknis dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

A. Perencanaan Wilayah Kabupaten Toba Samosir

Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan strategi pengembangan

wilayah Kabupaten Toba Samosir ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Lokal (Mikro) adalah pemecahan masalah ketidakseimbangan

perkembangan antara wilayah bagian utara dengan wilayah bagian selatan,

termasuk didalamnya masalah kegiatan yang merusak lingkungan.

2. Secara Regional dan Nasional (Makro) adalah meningkatkan peran

Kebupaten Toba Samosir terhadap wilayah sekitarnya baik secara ekonomi

maupun fisik dan ikut mendorong terciptanya kawasan andalan Tapanuli dan

Page 22: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

sekitarnya (Unggulan kawasan pantai tengah (Toba Samosir) dan kawasan

Strategis Nasional Danau Toba dan Sekitarnya.

3. Secara Internasional (Makro) adalah meningkatkan peran Kabupaten Toba

Samosir dalam konteks perdagangan Internasional terutama dengan Negara-

negara di Kawasan Timur Tengah dan Asia Selatan.

Adapun dasar-dasar dalam penentuan strategi pengembangan wilayah ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisis kebijaksanaan pembangunan dalam Konstelasi Nasional, Pulau

Sumatera dan Provinsi Sumatera Utara;

2. Hasil perumusan Potensi dan Masalah Pengembangan Wilayah Kabupaten

Toba Samosir.Berdasarkan hal tersebut, maka strategi pengembangan ruang wilayah

Kabupaten Toba Samosir dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mempertahankan kawasan yang berfungsi lindung

2. Mendorong pertumbuhan kawasan yang berfungsi budidaya yang terdiri dari:

Kawasan yang sangat perlu didorong pertumbuhannya

Kawasan yang perlu didorong pertumbuhannya

Kawasan yang didorong pertumbuhannya

3. Mengendalikan pertumbuhan kawasan yang berlokasi 100 meter dari pinggir

pantai dengan pertimbangan rawan bencana.

Kondisi fisik wilayah Kabupaten Toba Samosir yang cenderung linier

atau memanjang dari Utara ke Selatan, maka struktur pusat pengembangan yang

sesuai untuk wilayah ini adalah Pusat Jamak (Pusat lebih dari satu). Adapun dasar

pertimbangan dalam penyusunan rencana struktur pusat pengembangan wilayah

Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut:

1. Hasil analisis struktur ruang berdasarkan RTRW Nasional, RTRW Pulau

Sumatera dan RTRW Provinsi Sumatera Utara;

2. Hasil analisis skalogram;

3. Hasil perumusan potensi dan masalah pengembangan wilayah;

Page 23: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

4. Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Toba Samosir;

5. Kebijaksanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

(Visi, Misi, Arah Kebijakan Program Strategis).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Rencana Struktur Pusat

Pengembangan Wilayah Kabupaten Toba Samosir dapat diuraikan sebagai

berikut:

A. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki I

Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki I untuk melayani kegiatan dengan skala

Regional (Kabupaten Toba Samosir dengan Sekitarnya) dan Lokal

(Kabupaten Toba Samosir) serta Lingkungan (Kecamatan). Sedangkan

lokasi dari Pusat

Pengembangan Wilayah Hirarki I ini adalah di Pusat Kecamatan Balige

dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Negara dan merupakan Ibukota

Kabupaten (Pusat Pemerintahan);

Sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Sumatera Utara dan Balige sebagai

PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) type II/C/1;

Sesuai dengan potensi eksisting.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Balige ini adalah :

Pusat Pemerintahan Kabupaten & Kecamatan;

Pusat Kawasan Industri Kecil (industri pengolahan hasil

pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri rumah tangga

lainnya);

Pusat Pendidikan umum dan Kejuruan (SD, SLTP, SLTA, PT/DIII);

Pusat perdagangan dan jasa (Pasar dan Bank);

Pusat Transportasi Danau.

Page 24: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

B. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II

Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II ini untuk melayani kegiatan

dengan skala Lokal (Kabupaten Toba Samosir) dan skala lingkungan kecamatan.

Sedangkan lokasi dari Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II ini adalah sebagai

berikut:

1. Pusat Kecamatan Porsea dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Provinsi dan merupakan Ibukota

Kecamatan Sesuai dengan arahan RTRW Nasional untuk mendorong pertumbuhan

kawasan tertinggal, Porsea sebagai PKL (Perda RTRWP Usul Kabupaten)

Sesuai dengan potensi eksisting.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Porsea ini adalah:

Pusat Pemerintahan Kecamatan

Pusat Pertanian

Industri Kertas (Toba Pulp Lestari)2. Pusat Kecamatan Sigumpar dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Provinsi dan merupakan ibukota

Kecamatan

Sesuai dengan arahan RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Sumatera Utara

Sesuai dengan potensi eksisting.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Sigumpar ini adalah:

Pusat Pemerintahan Kecamatan

Pusat Pariwisata Rohani (Museum, Makam Nomensen)

Pusat Pendidikan Menengah.

3. Pusat Kecamatan Lumban Julu dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Provinsi dan merupakan Ibukota

Kecamatan

Sesuai dengan potensi eksisting.

Page 25: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Lumban Julu ini adalah:

Pusat Pemerintahan Kecamatan

Pusat Pertanian dan pengolahan hasil pertanian

Pusat Agropolitan (Pengembangan Tanaman Jagung)

Pusat pendidikan menengah.

4. Pusat Kecamatan Habinsaran dengan pertimbangan:

Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Negara dan merupakan Ibukota

Kecamatan

Sesuai dengan potensi eksisting

Sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Sumatera Utara.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Habinsaran ini adalah :

Pusat Pemerintahan Kecamatan

Pusat Perkebunan (PTP IV Kebun Teh Sibosur)

Pusat Pertanian dan pengolahan hasil perkebunan

Pusat pendidikan menengah dan kejuruan.

C. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki III

Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki III ini untuk kegiatan dengan skala

lingkungan Kecamatan. Dasar pertimbangan pemilihan lokasinya adalah sesuai

dengan potensi eksisting dan merupakan Ibukota Kecamatan. Adapun lokasi

tersebut terdiri dari:

1. Pusat Kecamatan Laguboti

2. Pusat Kecamatan Tampahan

3. Pusat Kecamatan Siantar Narumonda

4. Pusat Kecamatan Silaen

5. Pusat Kecamatan Uluan

6. Pusat Kecamatan Meranti Pintu Pohan

7. Pusat Kecamatan Ajibata

8. Pusat Kecamatan Borbor

Page 26: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

9. Pusat Kecamatan Nassau

10. Pusat Kecamatan Parmaksian

11. Pusat Bonatua Lunasi

Pusat Kecamatan masing-masing dengan pertimbangan skala lingkungan:

Lokasi strategis skala lingkungan sebahagian wilayah dilalui oleh

jaringan jalan Provinsi dan jalan Kabupaten serta merupakan Ibukota

Kecamatan

Sesuai dengan potensi eksisting

Sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Sumatera Utara.

Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan masing-masing kecamatan

adalah:

Pusat Pemerintahan Kecamatan

Pusat Perkebunan rakyat dan pengolahan hasil perkebunan rakyat

Pusat Pertanian dan pengolahan hasil pertanian

Pusat pendidikan menengah dan kejuruan.

Isu strategis aspek teknis ini memuat tentang isu strategis dan

tantangan layanan sanitasi sebagaimana berikut:

II.2.1. Sub Sektor Air Limbah

Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Toba

Samosir adalah sebagai berikut:

Sangat minimnya sarana prasarana pengelolaan air limbah;

Alokasi anggaran pengelolaan air limbah sangat terbatas;

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk

kepentingan umum;

Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air

limbah.

Tantangan Layanan Sanitasi Kabupaten Pada Aspek Teknis Sub Sektor Air Limbah:

Page 27: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

1. Minimnya ketersediaan data dan informasi kondisi lapangan (topografi,

hidrologis, demografi, dsb);

2. Keterbatasan kemampuan sumber daya aparatur dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi;

3. Kondisi jarak hunian penduduk relatif dekat;

4. Mindset masyarakat belum terarah ke pengelolaan air limbah, apalagi

dikemudian hari ada pungutan biaya untuk retribusi;

5. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang belum merata.

II.2.2. Sub Sektor Persampahan

Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Toba

Samosir adalah sebagai berikut:

Kesadaran masyarakat akan buang sampah dengan benar rendah;

Sarana dan Prasarana persampahan masih sangat kurang;

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk

kepentingan umum;

Sangat terbatasnya alokasi anggaran pengelolaan persampahan;

Minimnya petugas kebersihan.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor

persampahan:

1. Tingkat pendidikan masyarakat yang belum merata;

2. Minimnya ketersediaan data dan informasi tentang volume timbunan

sampah;

3. Keterbatasan kemampuan sumber daya aparatur dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan persampahan;

4. Mindset masyarakat belum terarah ke pengelolaan sampah, ditambah lagi

adanya pungutan biaya untuk retribusi sampah.

II.2.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan

Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Toba Samosir

adalah sebagai berikut:

Page 28: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

Rendahnya kesadaran masyarakat;

Alokasi anggaran terbatas;

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk

kepentingan umum;

Kurangnya fasilitas sanitasi umum dan lingkungan permukiman.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor drainase:

1. Keterbatasan lahan dan tingkat kerelaan masyarakat dalam pelepasan lahan

masih minim;

2. Tingkat pendidikan masyarakat yang belum merata;

3. Minimnya ketersediaan data dan informasi tentang kondisi lapangan

(topografi, sebaran permukiman, hidrologi, dsb);

4. Keterbatasan kemampuan sumber daya aparatur dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan drainase.

II.2.4. Sektor Air Bersih

Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Toba Samosir

adalah sebagai berikut:

Rendahnya kesadaran masyarakat atas pengelolaan & pemeliharaan sarana

dan prasarana air bersih;

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk

kepentingan umum;

Alokasi anggaran pengelolaan air bersih sangat terbatas;

Terbatasnya ketersedian dan keberfungsian sarana dan prasarana air bersih.

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor air bersih:

1. Minimnya ketersediaan data dan informasi kondisi lapangan tentang sumber-

sumber air bersih;

2. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang belum merata;

3. Terbatasnya kemampuan sumber daya aparatur dalam hal penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi pengelolaan air bersih.

Page 29: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

II.2.5. Aspek Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan PHBS di Kabupaten Toba

Samosir adalah sebagai berikut:

Kesadaran masyarakat tentang arti penting PHBS masih terbatas;

Alokasi anggaran sangat terbatas;

Sarana prasarana pendukung jangkauan layanan PHBS masih terbatas .

Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor PHBS adalah

tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang belum merata.

Page 30: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dari analisis apbd di daerah toba samosir dapat di simpulkan sebagai berikut:

Dalam segi kebijakan daerah dan kelembagaan,Kabupaten Toba Samosir belum mempunyai sarana dan prasana yang mendukung untuk kebutuhan Daerah nya

Dari segi keuangan, Kemampuan APBD Kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi masih sangat terbatas dan Masih minimnya bantuan keuangan dari pemerintah daerah propinsi dan pemerintah pada sektor sanitasi

Dari segi komunikasi, Advokasi isu sanitasi belum dilakukan secara terintegrasi (dilakukan secara parsial/sektoral dan tidak terpadu) oleh SKPD terhadap seluruh pemangku kepentingan dan Belum terbangunnya sistem informasi sanitasi kabupaten sebagai wahana bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti adanya pertemuan berkala yang berpotensi sebagai pemicu dan focal point dalam mendukung percepatan pembangunan sanitasi.

Dari segi Keterilbatan Pelaku Bisnis,Tingginya ketergantungan pengelolaan sanitasi pada pemerintah d a n Kurangnya kepedulian terhadap pengelolaan sanitasi

Dari segi pemberdayaan masyarakat, Masyarakat belum berkontribusi/swadaya dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi (air limbah, persampahan, drainase lingkungan dan air bersih)dan Kurangnya kerelaan masyarakat dalam pelepasan lahan dan ketersediaan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi

Dari segi monitoring dan evaluasi, Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dan Masih minimnya kemampuan sumber daya aparatur

3.2 SARANPerlu ada nya perubahan dari sector kebijakan daerah dan kelembagaan untuk kegiatan sarana dan prasana di daerah Toba Samosir termasuk Daerah yang cukup menghasilkan apbd yang cukup tinggi di Sumatera Utara di bandingkan Daerah lain karena Toba Samosir merupakan daerah yang banyak di kunjuingi para wisatawan untuk berwisata.Oleh karena Itu,Pemerintah harus tanggap dengan hal ini dan bisa menjadikan Kabupaten Toba Samosir sebagai Kabupaten yang memberikan anggaran paling tinggi di daerah Sumatera Utara.

Page 31: Analisis APBD Kabupaten Toba Samosir

DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro,Mudrajad(2004).Otonomi Dan Pembangunan Daerah:Reformasi,Perencanaan,Strategi dan Peluang.Jakarta,Erlangga

Sidik,Machmud,DKK.(2002).Dana Alokasi Umum:Konsep ,Hambatan,dan Prospek di Era Otonomi Daerah.Jakarta:Kompas Media Nusantara

Syamsi,Ibnu.1994.Dasar-Dasar Kebijakan Keuangan Negara.Rineka Cipta.Jakarta

Yuwono,Sony.DKK.2005.Pengganggaran Sektor Publik Bayumedia Publising.Surabaya

Diknas.2007.Akuntasi Sektor Publik.Modul.Medan

Bappenas.(2003).Peta Kemampuan Keuangan Provinsi Dalam Era Otonomi Daerah:Tinjauan Atas Kinerja PAD dan Upaya Yang di Lakukan Daerah.Direktorar Pengembangan Otonomi Daerah

Hidayat,Paidi dan Sirojuzilam.(2006).Kajian Tentang Keuangan Daerah Kota Medan di Era Otonomi Daerah.Jurnal Wahana Hijau.Vol 2 dan No 1