analisa pengendalian persediaan bahan baku kecap majalengka

108
 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA Oleh : WAWAN KURNIAWAN A14105620 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: viki-gilang-ramadhan

Post on 07-Aug-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 1/108

 

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA

MAJALENGKA

Oleh :

WAWAN KURNIAWANA14105620

Page 2: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 2/108

 

RINGKASAN

WAWAN KURNIAWAN. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di

Perusahaan Kecap Segitiga Majalengka. (Di bawah bimbingan

JOKO PURWONO)

Kecap merupakan hasil dari perkembangan teknologi pengolahan kedelai,

yaitu melalui proses fermentasi 1 sampai 2 minggu. Dilihat dari kandungan

gizinya kecap kedelai ternyata masih memilki protein dan kadar abu yang cukup

tinggi. Sementara komposisi asam amino pada kecap kedelai sebagian besar

didukung oleh asam glutamat, prolin, asam asportat dan lesitin (Santoso, 1994).

Seiring dengan berkembangnya perusahaan pengolahan kecap menyebabkan

 persaingan semakin meningkat di antara perusahaan kecap, terutama dampak

 persaingan ini dirasakan sekali bagi perusahaan kecap yang masih kecil, sehingga

keunggulan kompetitif menjadi penting. Salah satu strategi yang dapat diterapkan

adalah pengembangan keragaan manajemen produksi dan operasi organisasi

melalui manajemen produksi dan persediaan. 

Perusahaan Kecap Segitiga merupakan salah satu produsen kecap yangsedang berkembang. Adanya perubahan permintaan konsumen terhadap kecap

seringkali menuntut pihak perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap

rencana produksinya (revisi rencana produksi). Selain itu, kebijakan perusahaan

menyangkut perencanaan kebutuhan dan pengendalian persediaan bahan baku

sering dihadapkan pada kendala investasi yang terlalu banyak atau menekan

 persediaan. Masing-masing akan memiliki konsekuensi terhadap biaya

 persediaan, kelancaran produksi dan pelayanan kepada pelanggan. Untuk itu,

diperlukan sistem pengendalian persediaan yang optimal sehingga perusahaanmampu meningkatkan efisiensi produksi dan meminimalkan biaya produksinya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) melakukan kajian terhadap sistem

 pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan. (2) menganalisis

sistem pengendalian persediaan bahan baku yang optimal dan menentukan

alternatif teknik pengendalian persediaan bahan baku yang dapat diterapkan pada

 perusahaan.

Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari Perusahaan Kecap Segitiga yang berlokasi di Jalan

Raya Tonjong No 54. Kabupaten Majalengka, pada bulan februari 2007– Maret

2008 melalui hasil pengamatan dan wawancara dengan karyawan, manajer, dan

kepala divisi yang berkaitan. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, hasil

laporan penelitian terkait, catatan perusahaan, literatur perusahaan dan instansi

Page 3: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 3/108

 

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu Biaya yang

ditanggung perusahaan untuk biaya persediaan bahan baku sebesarRp 14 106 009.43 dengan biaya pembelian bahan baku selama periode Maret

2007-Februari 2008 sebesar Rp 1 340 203 482.00. Sedangkan dengan teknik LFL,

EOQ dan POQ biaya persediaan perusahaan masing-masing Rp 27 659 748.70 ,

Rp 9 365 809.48, Rp 8 278 409.65. Sistem pengadaan dan pengendalian

 persediaan bahan baku kecap belum optimal dari segi biaya persediaan bahan

 baku. Hal ini ditunjukkan dari tingginya biaya persediaan yang dihasilkan

 perusahaan, dibandingkan dengan biaya persediaan menggunakan metode MRP

teknik EOQ dan teknik POQ. Sedangkan dari hasil analisis dengan Metode MRP

teknik POQ yang menghasilkan penghematan biaya paling besar di antara teknik

yang lainnya, yaitu menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 8 278 409.65 atau

 perusahaan dapat menghemat biaya persediaan sebesar 41.3 persen. Biaya

 pembelian bahan baku dengan teknik POQ sebesar Rp 1 228 478 728.50 atau

 perusahaan mengalami penghematan biaya pembelian bahan baku sebesar 8.3

 persen. Oleh karena itu metode MRP teknik POQ direkomendasikan sebagai

model alternatif dalam sistem pengendalian persediaan bahan baku yang optimaldilihat dari biaya persediaan bahan bakunya. Penggunaan metode MRP teknik

POQ dapat dijadikan alternatif bagi pengendalian persediaan perusahaan karena

metode ini menghasilkan periode gabungan yang akan meminimumkan biaya

 persediaan (biaya pemesanan dan biaya penyimpanan) serta biaya pembelian

 bahan baku.

Page 4: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 4/108

 

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGAMAJALENGKA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

WAWAN KURNIAWAN

A14105620

Page 5: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 5/108

 

Judul Skripsi : Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di Perusahaan

Kecap Segitiga Majalengka Nama : Wawan Kurniawan

 NRP : A14105620

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS

 NIP:131 578 844

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr,

 NIP. 131 124 019

Page 6: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 6/108

 

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI

PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA ” BELUM PERNAH

DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN

MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK

TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-

BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK

LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN

DALAM NASKAH.

Bogor, April 2008

Wawan KurniawanA14105620

Page 7: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 7/108

 

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Mei 1982 di Majalengka, Jawa Barat.

Penulis yang bernama lengkap Wawan Kurniawan adalah anak ketujuh dari enam

 bersaudara pasangan ayahanda Abu sufyan dan ibunda Yayah Khususiah.

Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri 1 Maja tahun 1990 hingga

tahun 1996. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan pada sekolah menengah

 pertama di SLTP Negeri 1 Maja hingga tahun 1999. Pada tahun 2002 penulis

menamatkan pendidikan menengah atas pada SMU Negeri 1 Majalengka,

kemudian pada tahun yang sama melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor

(IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Diploma III

Program Studi Teknologi dan Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan

Makanan Ternak, Fakultas Peternakan hingga tahun 2005. Kemudian penulis

melanjutkan ke program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan,

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) periode 2004-2005

sebagai staf Departemen Pertanian. Sebagai pengurus Keluarga Muslim Ekstensi

(KAMUS X10C) dan terakhir menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Majalengka

Page 8: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 8/108

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya

 penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Analisis

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di Perusahaan Kecap Segitiga Majalengka.

Penelitian ini membahas tentang pengendalian persediaan bahan baku kecap

khususnya bahan baku Kedelai, Gula Aren, Gula kelapa dan garam.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari metode alternatif bagi perusahaan

dalam pengadaan bahan baku, dengan memberikan tingkat persediaan dan biaya

 persediaan yang optimal, serta dapat menghemat biaya pembelian bahan baku.

Model pengendalian persediaan yang digunakan adalah model  Material

 Requirement Planning (MRP) teknik Lot For Lot  (LFL), Teknik Economic Order  

Quantity (EOQ) dan Teknik  Period Order Quantity (POQ). Model pengendalian

 persediaan tersebut dibandingkan dengan metode pengendalian persediaan

 perusahaan untuk mendapatkan alternatif dalam pengendalian persediaan bahan

 baku yang menghasilkan biaya persediaan minimum.

Besar harapan penulis agar hasil penelitian ini mendapatkan berkah dari

Allah SWT dan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Terima kasih.

Page 9: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 9/108

 

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan, arahan dan

dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1.  Allah SWT yang selalu memberikan Rahmat, Berkah dan Ridho kepada

 penulis sepanjang hayat ini.

2.  Bapak dan ibu tercinta, Teteh-tetehku dan Aa-Aaku atas daya upaya selalu

mendoakan, member kasih sayang, dorongan dan kesabarannya dalam

membimbing penulis dari kecil hingga sekarang.

3.  Ir.Joko Purwono, MS sebagai pembimbing skripsi yang telah begitu banyak

memberi bimbingan, saran, dan masukannya selama proses penelitian

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4.  Ir. Yayah K. Wagiono, Mec sebagai dosen evaluator, atas masukannya berupa

saran dan kritik dalam kolokium proposal penelitian.

5.  Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS sebagai dosen penguji utama yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini.

6.  Ir. Netti Tinaprilla, MM sebagai dosen penguji dari komisi pendidikan yang

telah memberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi ini.

Page 10: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 10/108

 

8.  Daeng Iksal atas segala bantuannya dan kebersamaannya yang memberikan

semangat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik

dan Bu Mia atas pinjaman buku-bukunya, selamat atas kelahiran buah hatinya.

9.  Dr. Arisman Adnan dan Mas Yuri atas dorongan semangat dan Do’anya.

10. Teman-teman seperjuangan (Asep, Hery, Hayya, Guna, Usman, Erfan, Iyan)

atas keceriaan dan kebersamaan kita dalam perjuangan tidak lupa juga untuk

mas Way. Sungguh suatu nikmat yang indah bisa mengenal kalian semua

saudaraku ;-)

11. Semua teman-teman ekstensi 13(esp :Pengurus KAMUS,dan Tim Pelopor :

Husni, Rudy, Husen, dan Abdul, Sol, dan Akhwatnya) atas kebersamaan kita,

semoga silaturahim kita tidak terputus.

12. Teman-teman satu atap (Arif, Aris, Fajar, Jam’an, Sudar, Ubay) atas

kebersamaan dan semangat kalian yang turut memotivasiku dalam

menyelesaikan skripsi ini. Selamat berjuang untuk kehidupan selanjutnya dan

teman-teman yang setia bersama (TIP 39 : Solihin, Sisca, Dizy).

13. Teman-teman Bogor Tengah, terus semangat perjuangan kita belum berakhir,

karena harapan itu masih ada. 

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu

 penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 

Page 11: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 11/108

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i 

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL  ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v

I.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 9

1.5 Ruang LingkupPenelitian ................................................................... 9

II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecap ................................................................................................... 11

2.2 Bahan Baku.......................................................................................... 13

2.3 Persediaan ........................................................................................... 14

2.3.1 Fungsi dan Peranan Persediaan ................................................ 14

2.3.2 Jenis-jenis Persediaan fisik ........................................................ 15

2.3.3 Biaya-biaya Persediaan ............................................................ 16

2.3.4 Pengendalian Persediaan............................................................ 192.4 Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP) ............................................... 19

2.4.1  Lot For Lot   ............................................................................... 22

2.4.2  Economic Order Quantity.........................................................   22

2.4.3  Part Periode Balancing   ........................................................... 25

2.4.4  Period Order Quantity..............................................................   27

2.5 Persediaan Pengaman .......................................................................... 27

2.6 Titik Pemesanan Kembali .................................................................... 282.7 Hasil Penelitian Terdahulu................................................................... 28

III.  KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Identifikasi Kebijakan Perusahaan Dalam Pegadaan bahan Baku....... 31

3.2 Analisis Prosedur Pembelian Bahan Baku........................................... 31

Page 12: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 12/108

 

4.4Rekomendasi Model Alternatif Pengendalian Persediaan

Berdasarkan Data Historis ................................................................. 444.5 Definisi Operasional .............................................................................45

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan..................................................... 46

5.2 Lokasi Perusahaan .............................................................................. 47

5.3 Aspek Pemasaran ................................................................................ 48

5.4 Aspek Teknis/Produksi ....................................................................... 49

5.4.1 Proses Produksi ......................................................................... 49

5.5 Aspek Sumberdaya Manusia .............................................................. 53

5.6 Fasilitas Pabrik dan Kantor ................................................................ 53

VI. SISTEM PENANGANAN DAN PENGADAAN BAHAN BAKU

KECAP PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA

6.1 Jenis dan Asal Bahan Baku ................................................................ 55

6.1.1 Kacang Kedelai ......................................................................... 566.1.2 Gula Aren .................................................................................. 57

6.1.3 Gula Kelapa ............................................................................... 57

6.1.4 Garam ........................................................................................ 57

6.2 Prosedur Pengadaan Bahan Baku....................................................... 58

6.3 Waktu Tunggu Bahan Baku( Lead Time) Pada Perusahaan Segitiga.. 59

6.4 Proses penanganan Bahan Baku......................................................... 60

6.5 Volume Penanganan Bahan Baku ...................................................... 60

6.6 Biaya-Biaya Persediaan...................................................................... 626.6.1 Biaya Pemesanan....................................................................... 62

6.6.2 Biaya Penyimpanan................................................................... 64

VII. ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA

7.1 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Perusahaan ............................ 66

7.2 Metode Material Requirement Planning  (MRP)................................ 707.2.1 Metode MRP Teknik Lot For Lot  (LFL) ................................... 71

7.2.2 Metode MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ) .......... 73

7.2.3 Metode MRP Teknik Period Order Quantity (POQ) ................ 75

7.3 Analisis Perbandingan Metode Pengendalian Persediaan.................. 77

7.4 Rekomendasi Alternatif Metode Pengendalian Persediaan Bahan

Page 13: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 13/108

 

DAFTAR TABEL 

 Nomor Teks Hal

1.  Produksi Tanaman Sekunder Indonesia Tahun 2003-2007 .................. 1

2.  Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Seminggu untuk

Komoditas Kecap di Indonesia.............................................................. 23.  Susunan Aset Suatu Perusahaan Manufaktur (Tipikal) ........................ 4

4.  Daftar Industri Kecap Kabupaten Majalengka Tahun 2007 ................. 5

5.  Kuantitas Pesanan dan Persediaan Rata-rata Bahan BakuKacang

Kedelai Berdasarkan kondisi Aktual Perusahaan Tahun 2007 ............. 7

6.  Komposisi Zat Gizi Kecap Kedelai (100gr) ......................................... 12

7.  Penentuan Lot dengan Teknik PPB ...................................................... 26

8.  Penelitian Terdahulu ............................................................................. 30

9.  Format Rencana MRP........................................................................... 40

10.  Komponen Bahan-bahan Pembentuk Keca pada Perusahaan KecapSegitiga.................................................................................................. 55

11.  Volume Pemakaian Bahan Baku Kecap Perusahaan Kecap Segitiga

Periode Maret 2007-Februari 2008 ....................................................... 62

12.  Biaya Pemesanan Bahan Baku Perusahaan Segitiga Periode Maret

2007-Februari 2008 (Rupiah/pesanan) 64

13.  Biaya Penyimpanan Bahan Baku PerusahaanKecap Segitiga .............. 65

14.  Persediaan Kacang Kedelai, Gula Aren, Gula Kelapa dan Garam

Selama Periode Maret 2007-Februari 2008 (kg)................................... 67

1 i di h k h i d 200

Page 14: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 14/108

 

19.  Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan Segitiga dengan Teknik

 Economic Order Quantity Periode Maret 2007-Februari 2008……. .… 74

20.  Kuantitas Pembelian Bahan Baku Teknik  Economic Order Quantity

Periode Maret 2007-Februari 2008 .......................................................... 75

21.  Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan Segitiga Teknik  Period

Order Quantity Periode Maret 2007-Februari 2008 ................................ 76

22.  Kuantitas Pembelian Bahan Baku Teknik  Period Order Quantity Periode Maret 2007-Februari 2008 .......................................................... 77

23.  Perbandingan Frekuensi Biaya Persediaan dan Biaya Pembelian Total

Bahan Baku Periode Maret 2007-Februari 2008 ..................................... 78

24.  Penghematan Biaya Persediaan dan Pembelian dengan MRP Teknik

LFL, EOQ dan POQ................................................................................. 79

Page 15: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 15/108

 

DAFTAR GAMBAR

 Nomor Teks Hal

1.  Biaya Persediaan ........................................................... .................................... 23

2.  Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 35

3.  Prosedur Pembelian Bahan Baku........................................................ 59

Page 16: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 16/108

 

I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang 

Sektor perindustrian merupakan sektor yang cukup diandalkan dalam

 perekonomian Indonesia, terutama dari sektor industri pengolahan hasil pertanian.

Hal tersebut menjadikan industri pengolahan hasil produk pertanian sangat

 berperan dalam pertumbuhan perekonomian, karena sektor pertanian masih

menjadi penghasilan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, sebagai

masyarakat agraris.

Indonesia sebagai negara agraris, yang mempunyai luas lahan pertanian

yang cukup luas, masih mempunyai potensi yang besar dalam meningkatkan

 produksi industri pengolahan hasil pertanian. Data produksi beberapa komoditas

 pertanian di Indonesia menunjukkan produksi hasil pertanian yang tinggi, seperti

yang ditunjukkan pada Tabel 1. Data menunjukkan bahwa produksi pada tahun

2007 untuk komoditas jagung menduduki peringkat terbesar, yaitu sebesar

11.609.463 ton; kedelai sebesar 808 353 ton pada tahun 2005; kacang tanah

sebesar 838 096 ton pada tahun 2006; singkong sebesar 19.986 640 ton pada

tahun 2006; ubi jalar sebesar 1 991 478 ton pada tahun 2003.

Tabel 1. Produksi Tanaman Sekunder Indonesia tahun 2003-2007 (Ton)

Page 17: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 17/108

 

Produksi produk pertanian untuk tahun 2007, pada Tabel 1 menunjukkan

 penurunan dalam produksi yaitu untuk komoditas kedelai, kacang tanah dan

singkong. Hal ini menimbulkan kenaikan harga beberapa komoditas pertanian,

khususnya yang terjadi pada tahun 2007 adalah kenaikan harga komoditas

kedelai, sehingga berdampak pada melambungnya harga produk-produk olahan

kedelai. Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu

Krisnamurthi, menyatakan bahwa harga komoditas pangan naik sebesar 10%-35%

selama enam bulan terakhir. Peningkatan harga itu dipicu kenaikan harga minyak

mentah dunia. Komoditas pangan yang dimaksud seperti jagung, kedelai, daging,

dan terigu.1 

Salah satu industri pengolahan hasil pertanian yang menggunakan

komoditas kedelai sebagai bahan baku utama dalam proses produksinya adalah

industri kecap. Kecap sebagai salah satu hasil olahan kedelai, telah lama

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Industri kecap sangat berperan dalam

meningkatkan nilai tambah komoditas kedelai. Industri kecap juga berperan

dalam penyediaan tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi pabrik dan

meningkatkan permintaan kedelai nasional.

Tabel 2. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita Seminggu untuk

Komoditas Kecap di Indonesia (Rp/14ml)

Page 18: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 18/108

 

Apabila ditinjau dari aspek konsumsi, masyarakat Indonesia memiliki

tingkat konsumsi kecap yang cukup tinggi. Data pengeluaran dan konsumsi kecap

di Indonesia pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata–rata konsumsi dan

 pengeluaran untuk kecap per kapita per minggu pada tahun 2002 mengalami

 pertumbuhan yang signifikan yaitu sebesar 31.8 persen, dengan tingkat konsumsi

 per kapita per minggu sebanyak 0.083 liter, nilai pengeluaran Rp 124.00 serta

 pertumbuhan nilai pengeluaran sebesar 57 persen. Meskipun pada tahun 2003

dalam tingkat konsumsi mengalami penurunan menjadi 0,078 liter per kapita per

minggu, dengan tingkat pertumbuhannya sebesar – 6,0 persen, tetapi dengan nilai

 pengeluaran yang mengalami peningkatan menjadi Rp 127.00, tentunya ini

menjadi pendorong bagi pelaku bisnis kecap untuk meningkatkan produksinya.

Industri kecap berlomba-lomba menghasilkan kecap dengan berbagai rasa,

ukuran, dan kemasan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam.

Peningkatan tingkat konsumsi ini tentunya mendorong perusahaan untuk

meningkatkan jumlah produksi. Peningkatan produksi ini memerlukan perhatian

yang cukup serius dari pihak perusahaan, mulai dari manajemen sistem pengadaan

 bahan baku baku kecap; manajemen sistem produksi; manajemen persediaan

 bahan baku kecap. Masing-masing komponen tersebut menimbulkan biaya dari

setiap unit bahan baku kecap yang dibeli perusahaan.

Page 19: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 19/108

 

efektivitas optimal dalam penyediaan bahan baku. Dalam pengadaan dan

 penyimpanan bahan baku diperlukan biaya besar, baik itu untuk perusahaan besar

maupun perusahaan kecil. Biasanya biaya yang paling besar adalah nilai inventory

dan biaya penyimpanannya. Biaya penyimpanan ini setiap tahun pada umumnya

mencapai sekitar 20 persen sampai 40 persen dari harga barang

(Indrajit, 2003). Oleh karena itu, perlu ditempuh strategi atau manajemen tertentu

yang bertujuan menjaga agar tingkat persediaan barang dapat ditekan seminimal

mungkin, namun di lain pihak harus diusahakan agar penjualan dan operasi

 perusahaan tidak terganggu. Berikut ini dapat dilihat susunan aset tipikal dari

suatu perusahaan manufaktur pada Tabel 3.

Tabel 3. Susunan Aset Suatu Perusahaan Manufaktur (Tipikal)

No Susunan Aset Persentase (%)

1 Kas 4

2 Piutang 263 Aset cair lain 6

4 Persediaan barang 31

5 Aset tetap 27

6 Aset lain 6Sumber : Indrajit, 2003.

Berdasarkan Tabel di atas terlihat jelas bahwa aset berupa barang

merupakan kelompok yang paling besar dari seluruh aset perusahaan, sehingga

 perlu mendapat perhatian yang besar dari manajemen perusahaan.

Page 20: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 20/108

 

yang cukup tinggi dalam aspek pemasaran dan harga, dimana sebagian besar

dipasarkan di wilayah Kabupaten Majalengka.

Tabel 4. Daftar Industri Kecap di Kabupaten Majalengka Tahun 2007

No. Nama

Perusahaan/Pengrajin

Jumlah

Produksi

Satuan Jumlah

Tenaga

Kerja

1 Segi tiga 860 000 Botol 402 Maja menjangan 624 175 Botol 12

3 Cap Sate 183 000 Botol 7

4 Anton Yuliyanto 108 000 Botol 15

5 Potret Matahari Terbit dan

Merak

180 000 5

6 Ijoh 960 Botol 2

7 Andon 750 Krat 28 T3 180 000 Botol 13

9 Roda Bersayap 144 000 Botol 10

10 H. Santana 250 000 Botol 4

11 Panggang Ayam 45 000 Botol 3

12 Potret Matahari 15 Ton 5

13 Kambing 100 Krat 4

14 Ikan mas koki 20 000 Botol 11

15 Ayam jago 225 000 10

16 Moh. Suherman 7000 Botol 3

17 Tohri 240 Botol 2

18 Iyah dasiyah 750 Botol 3

19 Oman 5 Ton 2

20 Sari 1000 Botol 2

21 Sapyudin 950 Krat 2

22 Saroni 240 000 Botol 423 Dua bintang 84 000 Botol 4

24 Cap Matahari 15 Ton 5Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Majalengka (2007), diolah

Page 21: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 21/108

 

Banjar, Cianjur, Cirebon dan Majalengka. Kondisi aktual yang terjadi di

 perusahaan selama ini adalah perusahaan tidak melakukan perhitungan

 berdasarkan metode pengendalian bahan baku tertentu dalam menentukan jumlah

 bahan baku yang dipesan. Perusahaan hanya melakukan pemesanan berdasarkan

kondisi aktual persediaan bahan baku di gudang sehingga sering terjadi

 pemesanan bahan baku yang tidak terjadwal dan jumlah pesanannya jauh lebih

 besar dari rata-rata kebutuhan bahan baku. Hal ini mengakibatkan tingginya

 persediaan bahan baku perusahaan yang menyebabkan besarnya biaya kesempatan

(opportunity cost ) yang harus ditanggung perusahaan. Contohnya dapat dilihat

 pada Tabel 5 yang menjelaskan perbandingan antara kuantitas pesanan dan

kebutuhan pemakaian bahan baku kacang kedelai, berdasarkan kondisi aktual

 perusahaan.

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa tingkat persediaan bahan baku kacang

kedelai cukup besar. Bahkan pada bulan Mei sampai dengan bulan November

angkanya melebihi kebutuhan produksi. Hal ini menunjukan bahwa cadangan

 persediaan bahan baku pada bulan tersebut melebihi rata-rata kebutuhan bahan

 baku perbulannya. Besarnya tingkat persediaan ini terjadi karena pemesanan

 bahan baku yang dilakukan perusahaan tidak teratur, dimana kuantitas pemesanan

 perbulan sangat bervariasi. Besarnya kuantitas pemesanan yang dilakukan tidak

Page 22: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 22/108

 

keunggulan kompetitif menjadi penting. Salah satu strategi yang dapat diterapkan

adalah pengembangan keragaan manajemen produksi dan operasi organisasi

melalui manajemen produksi dan persediaan.

Tabel 5. Kuantitas Pesanan dan Persediaan Rata-Rata Bahan Baku

Kacang Kedelai Berdasarkan Kondisi Aktual Perusahaan Tahun

2007Bulan Kuantitas

Pesanan

(kg)

Stok

Awal (kg)

Pemakaian

(kg)

Stok

Akhir

(kg)

Persediaan

Rata-Rata

(kg)Januari - 1800 150 1650 1725

Februari 840 1650 305 2185 1917.5

Maret 600 2185 1160 1625 1905

April 1000 1625 1000 1625 1625Mei 8223 1625 2185 7663 4644

Juni 8337 7663 5411 10589 9126

Juli 3429 10589 6281 7737 9163

Agustus 6000 7737 5329 8408 8072.5

September - 8408 5724 2684 5546

Oktober 6488 2684 2166 7006 4845

 November - 7006 5409 1597 4301.5

Desember 5010 1597 3946 2661 2129

Total 39 927 54 569 39 066 55 430 55 059.5

Rata-rata 3 327.25 4 547.42 3 255.5 4 619.17 4 588.29Sumber : Data perusahaan (2007), diolah

Untuk menghadapi persaingan dalam industri kecap,

Perusahaan Kecap Segitiga merasa perlu menciptakan keunggulan kompetitif.

Salah satunya melalui manajemen produksi dan persediaan yang optimal, yaitu

melalui pengendalian persediaan bahan baku kecap. Hal ini didasari dari

Page 23: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 23/108

 

Perubahan permintaan konsumen terhadap kecap seringkali menuntut

 pihak perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap rencana produksinya

(revisi rencana produksi). Selain itu kebijakan perusahaan menyangkut

 perencanaan kebutuhan dan pengendalian persediaan bahan baku sering

dihadapkan pada kendala investasi yang terlalu banyak atau menekan persediaan.

Masing-masing akan memiliki konsekuensi terhadap biaya persediaan, kelancaran

 produksi dan pelayanan kepada pelanggan. Untuk itu, diperlukan sistem

 pengendalian persediaan yang optimal sehingga perusahaan mampu

meningkatkan efisiensi produksi dan meminimalkan biaya produksinya.

Persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat

 penting karena menunjang kelancaran dan kesinambungan dalam proses produksi.

Persediaan bahan bahan baku yang melebihi maupun yang persediaan bahan

 baku yang kurang akan merugikan perusahaan. Kekurangan persediaan akan

menyebabkan terganggunya proses produksi, yaitu tidak tercapainya target

 produksi sesuai dengan permintaan konsumen. Kelebihan persediaan

mengakibatkan meningkatnya biaya penyimpanan, di samping dengan tingginya

resiko kerusakan bahan baku akibat proses penyimpanan bahan baku yang terlalu

lama, yang dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan. Dengan melihat

kondisi tersebut perusahaan memerlukan sistem pengendalian persediaan bahan

Page 24: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 24/108

 

2. Bagaimanakah model alternatif pengendalian persediaan bahan baku yang

dapat meminimalkan biaya, sesuai dengan kondisi perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

 penelitian ini adalah :

1. Melakukan kajian terhadap sistem pengendalian persediaan bahan baku

yang dilakukan perusahaan.

2. Menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku yang optimal

dan menentukan alternatif teknik pengendalian persediaan bahan baku

yang dapat diterapkan pada perusahaan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan alternatif

teknik pengendalian persediaan bahan baku yang dapat meminimalkan

 biaya, serta sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengadaan

dan pengendalian persediaan, yang sesuai bagi pelaksanaan kegiatan

 produksi perusahaan.

2. Sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh, dan bagi

Page 25: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 25/108

 

 bahan baku. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada

 perusahaan mengenai teknik pengendalian persediaan bahan baku yang dapat

meminimalkan biaya. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Kecap Segitiga,

Kabupaten Majalengka.

Page 26: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 26/108

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecap

Kecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa

 penambahan gula dan bumbu. Dilihat dari kandungan gizinya, kecap kedelai

ternyata masih memiliki protein dan kadar abu yang cukup tinggi. Sementara

komposisi asam amino pada kecap kedelai sebagian besar didukung oleh asam

glutamat, prolin, asam asportat dan lesitin (Santoso, 1994). Dengan demikian

mengkonsumsi kecap bukanlah sekedar menikmati rasa asin atau manis, akan

tetapi kecap kedelai memiliki zat gizi yang lengkap dengan asam aminonya.

Pada umumya bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan kecap adalah

kacang kedelai (Glycine max merr ). Hal ini didasarkan kandungan nilai gizi

kedelai yang cukup tinggi, terutama kandungan protein dan kandungan

karbohidratnya sehingga memungkinkan perkembangbiakan mikroorganisme

yang menghasilkan enzim pemecah substrat pada kedelai (Yokotsuka dalam

Ramdhan, 2002).  Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman

 polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan Timur Jauh seperti

kecap, tahu dan tempe. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling

tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna

Page 27: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 27/108

 

kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli

tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan

Tiongkok. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah

sifat fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif

kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih

cocok bagi Indonesia.

Jenis kedelai yang digunakan untuk pembuatan kecap adalah kedelai

hitam dan kedelai kuning (Judoamidjojo, dalam Ramdhan, 2002). Komposisi

kimia antara kedelai hitam dengan kedelai kuning tidak begitu berbeda. Selain itu

 perbedaan jenis kedelai tersebut tidak berpengaruh pada efektifitas fermentasi.

Kedelai hitam lebih banyak digunakan oleh kalangan industri dalam pembuatan

kecap, namun beberapa perusahaan menggunakan kedelai kuning, dan hasil

samping dari pembuatan kecap tersebut dijadikan tauco (Judoamidjojo dalam

Ramdhan, 2002).

Tabel 6. Komposisi Zat Gizi Kecap Kedelai (100gr)

No Zat Gizi Kecap Satuan

1 Energi 86.00 kalori

2 Air 57.40 gram

3 Protein 5.50 gram

4 Lemak 0.60 gram

5 Karbohidrat 15.10 gram

6 Serat 0.60 gram

Page 28: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 28/108

 

Secara umum kecap di Indonesia dikelompokan menjadi dua golongan,

yaitu kecap asin dan kecap manis. Kecap dapat diproduksi dengan tiga metode

 produksi, yaitu fermentasi kedelai, hidrolisa asam, atau kombinasi keduanya.

Kecap hidrolisa kurang populer dibandingkan dengan kecap hasil fermentasi dari

segi rasa dan aroma yang kurang baik. Hal ini disebabkan selama proses hidrolisa,

 beberapa asam amino dan gula rusak, serta timbul senyawa off flavour   seperti

asam levulinat, H2S dan beberapa komponen lainnya yang ada pada kecap

fermentasi tidak terbentuk. Di Indonesia pembuatan kecap pada umumnya

dilakukan secara fermentasi.

2.2 Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari

 produk jadi. Tanpa bahan baku suatu industri tidak dapat menghasilkan output

 produksinya. Masalah yang sering dihadapi produsen adalah ketersediaan bahan

 baku, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Masalah lainnya adalah

 penanganan bahan baku yang berasal dari produk pertanian yang bersifat mudah

rusak dalam penyimpanannya.

Menurut Assauri (1999) pengertian bahan baku meliputi semua bahan

yang dipergunakan dalam perusahaan pabrik, kecuali terdapat bahan-bahan yang

Page 29: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 29/108

 

 barang dan jasa, mengidentifikasikan, menilai, dan memilih berbagai alternatif

merek dan pemasok.

2.3 Persediaan

Persediaan merupakan hal penting bagi suatu perusahaan manufaktur,

dalam menjaga keberlangsungan proses produksi. Karena persediaan dalam hal

ini adalah bahan baku, maka persediaan memiliki persentase terbesar dari modal

kerja.

Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian

yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan dan

menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi,

dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan

dan menjamin tersedianya sumberdaya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan

 pada waktu yang tepat. Istilah persediaan (iventory)  adalah istilah umum yang

menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam

antisipasinya dalam pemenuhan permintaan (Handoko, 1997).

2.3.1 Fungsi dan Peranan Persediaan

Menurut Heizer dan Render (1999), persediaan memiliki beberapa fungsi

untuk dapat menciptakan fleksibilitas pada kegiatan operasi perusahaan.

Page 30: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 30/108

 

Persediaan ”decouples” ini memungkinkan perusahaaan dapat memenuhi

 permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier .

2.  Fungsi  Economic Lot Sizing   adalah fungsi yang memungkinkan

 perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya

dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya per unit. Fungsi  Lot

Size  ini perlu mempertimbangkan penghematan biaya. Penghematan dari

 potongan pembelian, biaya pengangkutan, dan sebagainya. Penghematan

ini timbul karena perusahaan membeli dalam kuantitas yang lebih besar.

3.  Fungsi Antisipasi merupakan persediaan untuk mengahadapi permintaan

yang dapat diramalkan dan menjaga kemungkinan kesulitan memperoleh

 bahan baku. Fungsi ini untuk menanggulangi ketidakpastian jangka waktu

 pengiriman dan penerimaan bahan baku selama periode pemesanan

kembali. Fungsi ini sangat penting untuk menjaga kelancaran proses

 produksi

2.3.2  Jenis-Jenis Persediaan Fisik

Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik tersendiri dan cara

 pengelolaan yang berbeda. Menurut jenisnya, persediaan fisik dibedakan menjadi

(Handoko, 1977):

Page 31: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 31/108

 

2.  Persediaan komponen-komponen rakitan ( purchased parts/component ),

yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen

yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit

menjadi suatu produk.

3.  Persediaan bahan pembantu atau penolong  (supplies), yaitu persediaan

 barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak

merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4.  Persediaan barang dalam proses (work in proses), yaitu persediaan

 barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses

 produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu

diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5.  Persediaan barang jadi ( finished goods), yaitu persediaan barang-barang

yang telah diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau

dikirim ke pelanggan.

2.3.3  Biaya-Biaya Persediaan

Dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya

 jumlah persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan,

diantaranya (Handoko, 1997):

Page 32: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 32/108

 

rata persediaan semakin tinggi. Biaya -biaya yang termasuk sebagai biaya

 penyimpanan adalah:

1.  Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas

atau pendingin)

2.  Biaya modal (oportunity cost of capital , yaitu alternatif pendapatan

atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan)

3.  Biaya keusangan

4.  Biaya penghitungan fisik dan kondisi laporan

5.  Biaya asuransi persediaan

6.  Biaya pajak persediaan

7.  Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan

 b.  Biaya Pemesanan (Pembelian)

Merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan

 pemesanan bahan sejak pemesanan bahan sampai bahan tersedia di gudang.

Setiap kali barang dipesan, perusahaan menanggung biaya pemesanan (ordercosts

atau procurement  costs). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi :

1.  Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi

2.  Upah

3 Biaya telepon

Page 33: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 33/108

 

Secara normal biaya per pesanan (di luar biaya bahan dan potongan

kuantitas) tidak naik bila kuantitas pesanan bertambah besar. Apabila semakin

 banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode

turun, maka biaya pemesanan total akan turun.

c.  Biaya penyiapan (manufacturing). 

Bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri ”dalam pabrik”

 perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan ( setup costs) untuk

memproduksi komponen tertentu.

Biaya- biaya ini terdiri dari :

1.  Biaya mesin-mesin menganggur

2.  Biaya persiapan tenaga kerja langsung

3.  Biaya scheduling  

4.  Biaya ekspedisi dan sebagainya.

d.  Biaya kehabisan atau kekurangan bahan ( shortage costs)

Merupakan biaya yang timbul sebagai akibat tidak tersedia bahan pada

waktu diperlukan, bukan biaya nyata melainkan biaya kehilangan kesempatan.

Biaya ini merupakan biaya yang sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana

 persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang

 

Page 34: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 34/108

6.  Terganggunya operasi

7.  Tambahan pengeluaran manajerial dan sebagainya.

2.3.4  Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan kegiatan untuk menentukan tingkat

dan komposisi persediaan komponen rakitan ( part), bahan baku dan barang

hasil/produk, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan

 penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan

efisien (Assauri, 1999). Tujuan dari pengendalian dinyatakan sebagai usaha

untuk:

1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat

mengakibatkan terhentinya proses produksi.

2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar

atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul akibat persediaan

 bahan baku tidak terlalu besar.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena hal

ini akan mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar

2.4  Perencanaan Kebutuhan Bahan ( Material Requirement Planning/MRP )

 Material Requirement Planning   (MRP) merupakan suatu sistem

 

Page 35: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 35/108

Sistem ini memainkan peranan penting dalam menjawab

 pertanyaan-pertanyaan tentang bahan-bahan dan komponen-komponen apa yang

harus dibuat atau dibeli, berapa jumlah yang dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan.

Menurut Heizer dan Render (1999), untuk mengetahui model persediaan terikat,

maka manajer harus mengetahui :

1.  Jadwal produksi master (master production schedule)

 Master production schedule (MPS) menjabarkan apa yang harus dibuat dan

 penjadwalan yang harus sesuai dengan jadwal produksi. Rencana produksi

diturunkan dari teknik perencanaan agregat (agregat planning techniques).

Rencana agregat ini mencakup perencanaan jenis-jenis input, keuangan,

 permintaan pelanggan, kemampuan teknik, ketersediaan tenaga kerja,

fluktuasi persediaan, keragaan pemasok, dan pertimbangan-pertimbangan

lainnya. Dari rencana produksi inilah jadwal dibangun MPS yang memberi

informasi apa yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dan memenuhi

rencana permintaan.

2.  Spesifikasi dari daftar bahan (bill of material )

Spesifikasi dari bahan material merupakan daftar kualitas komponen,

kandungan, dan kebutuhan bahan untuk membuat produk yang

menggambarkan struktur produk.  Bill of materials  ini tidak hanya

 

Page 36: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 36/108

 penyusunan MRP yang tepat untuk merencanakan jumlah dan waktu

 pesanan bahan baku yang tepat agar proses produksi tidak terhambat.

4. 

Posisi pesanan, pembelian ( purchase order outstanding)

Pengetahuan atas perjanjian pesanan pembelian harus dimiliki bagian

 pengendalian persediaan. Ketika pemesan terjadi, catatan tentang persediaan

tersebut dan jadwal pengantaran harus tersedia, sehingga manajer dapat

menyiapkan rencana produksi dan melakukan sistem MRP dengan baik.

5.  Waktu ancang-ancang (lead time)

Pengetahuan atas waktu ancang-ancang untuk masing-masing komponen

diperlukan dalam menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan

 pembelian, produksi, atau perakitan yang sesuai dengan waktu produk

tersebut dibutuhkan.

Langkah selanjutnya adalah membuat rencana kotor kebutuhan bahan

( gross  material requirement planning ).  Langkah ini mengkombinasikan jadwal

 produksi master dan jadwal tingkatan waktu (time phased schedule). Rencana

kebutuhan kotor memperkirakan jadwal yang menunjukkan kapan suatu barang

harus dipesan dari pemasok, jika tidak ada persediaan di tangan atau ketika

 produksi barang harus dimulai untuk masing-masing produksi, manejemen harus

menyiapkan sebuah jadwal induk produksi.

 

Page 37: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 37/108

yang dibutuhkan dan kalau bias tidak ada biaya sama sekali. Kelebihan MRP

lainnya dalam menangani barang-barang, yaitu :

1)  Meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan

2)  Meningkatkan kegiatan, fasilitas, dan tenaga kerja

3)  Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik

4)  Respon yang cepat terhadap perubahan pasar

5)  Mengurangi tingkat persediaan tanpa mengurangi pelayanan terhadap

 pelanggan

2.4.1 MRP Teknik Lot for lot

Teknik  Lot for lot   merupakan teknik penentuan ukuran lot, dengan

memesan kuantitas bahan baku tepat sebesar yang dibutuhkan, tanpa persediaan

 pengaman dan tanpa antisipasi atas pesanan lebih lanjut, prosedur semacam ini

konsisten dengan ukuran lot kecil, pesanan berkala, persediaan tepat waktu

rendah, dan permintaan terikat (Buffa dan Sarin,1999).

Teknik ini berusaha menghilangkan biaya penyimpanan atas persediaan

 bahan yang disimpan. Tetapi teknik ini tidak dapat mengambil keuntungan

ekonomis yang berhubungan dengan ukuran pesanan tepat, teknik ini juga tidak

dapat digunakan apabila bahan baku yang digunakan jumlahnya sedikit di pasaran

 

Page 38: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 38/108

dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan

dan biaya penyimpanan.

Tujuan dari sebagian model persediaan adalah meminimalkan biaya total.

Dengan asumsi-asumsi yang diberikan, biaya-biaya yang signifikan adalah biaya

 pemesanan ( set up cost ) dan biaya penyimpanan (holding cost/ carrying cost ).

Biaya- biaya lain seperti biaya satuan ini sendiri adalah konstan. Sehingga dengan

meminimalkan jumlah pemesanan dan penyimpanan dapat berarti meminimalkan

 biaya total. Penjelasan mengenai biaya-biaya tersebut dapat dilihat dalam

Gambar 1.

Pada Gambar 1 menunjukkan hubungan antara biaya penyimpanan

(holding/carrying cost ) dan biaya pemesanan (ordering atau set up cost ), dalam

 bentuk grafik. Kuantitas pesanan tetap yang meminimumkan biaya tersebut terjadi

 pada saat kurva biaya pemesanan dan kurva biaya penyimpanan berpotongan,

yaitu pada saat total biaya pemesanan sama dengan total biaya penyimpanan.

Ukuran lot  dengan biaya minimum diperoleh pada saat turunan pertama dari biaya

total terhadap kuantitas (Q) tahunan sama dengan nol (Buffa, 1996; Herjanto,

1999; Rangkuti, 2004).

Biaya TotalBiaya

Total

 

Page 39: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 39/108

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penentuan kuantitas yang optimal

dengan menggunakan model EOQ dapat dirumuskan sebagai berikut :

Total biaya per tahun (TC) = Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan

TC = +

Dimana:

TC = Total biaya tahunan

H = Biaya penyimpanan (carrying cost ) per unit per tahun

S = Biaya pemesanan (ordering cost )

Ukuran lot dengan biaya minimum diperoleh pada saat turunan pertama

dari biaya total terhadap kuantitas (Q) tahunan sama dengan 0.

TC min :

Sehingga rumus dasar dari EOQ adalah: EOQ =

Dimana :

D = Penggunaan dan Permintaan yang diperkirakan per periode waktu (kg)

2

 HQ

Q

SD

0=

dQ

dTC 

22 Q

SD H 

dQ

dTC −=

22 Q

SD H =

220

Q

SD H −=

 H 

SDQ

22=

 H 

SD2

 

Page 40: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 40/108

1.  Permintaan akan produk adalah konstan, seragam, dan diketahui

(deterministik).

2.  Harga per unit adalah konstan

3.  Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan

4.  Biaya pemesanan per pesanan (S) adalah konstan

5.  Waktu antara pesanan pesanan dilakukan dan barang-barang diterima

(lead time) adalah konstan

6.  Tidak terjadi kekurangan barang atau back order. 

Keuntungan penggunaan teknik EOQ adalah pemesanan dilakukan lebih

 besar dari kebutuhan bersihnya, sehingga apabila terjadi perubahan kualitas

 produksi menjadi lebih besar, maka persediaan bahan baku tersedia. Kekurangan

teknik ini adalah memberikan biaya penyimpanan yang lebih besar dibandingkan

dengan teknik Lot for lot.

2.4.3  MRP Teknik Part Periode Balancing  (PPB)

Teknik penyeimbangan bagian periode merupakan pendekatan yang lebih

dinamis, yaitu menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Menurut Herjanto (1999), metode PPB secara sederhana menambahkan

kebutuhan sampai nilai bagian periode mencapai  Economic Part Period   (EPP),

 

Page 41: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 41/108

Cp : Biaya pemesanan Per pesanan

Ch : Biaya penyimpanan per periode

Prinsip dari teknik ini adalah mencoba menggabungkan suatu periode

dengan periode berikutnya kemudian menghitung kumulatif bersih dari periode

gabungan tersebut serta kumulatif bagian periodenya. Kumulatif bagian periode

diperoleh dengan mengakumulasikan perkalian kebutuhan suatu periode dengan

 periode tambahan yang ditanggung. Tabel 7 menunjukkan penentuan ukuran lot

dengan menggunakan PPB.

Bagian periode yang paling mendekati nilai EPP merupakan gabungan

 periode yang dipilih (Herjanto, 1999). Besar pesanan adalah sebesar kebutuhan

 bersih kumulatif yang dilakukan sebelum kebutuhan tersebut terjadi, dengan

harapan akan diterima tepat pada awal periode gabungan tersebut dan akan

digunakan selama periode gabungan.

Kelemahan teknik PPB apabila diterapkan perusahaan, yaitu adanya

kemungkinan kerusakan persediaan bahan baku akibat penyimpanan bahan baku

di gudang. Teknik PPB tidak dapat dilakukan apabila nilai EPP-nya lebih kecil

dibandingkan dengan kebutuhan kotornya.

Tabel 7. Penentuan Lot dengan Teknik PPB

i d b h b ih k l if l if b i i d

 

Page 42: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 42/108

2.4.4  MRP Teknik Period Order Quantity (POQ)

Ukuran lot ditetapkan sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah

 periode yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam teknik POQ ini. Dengan

demikian jumlah sediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ

dihilangkan. Keunggulan teknik POQ adalah dibandingkan dengan teknik EOQ

adalah dalam mengurangi biaya penyimpanan sediaan kebutuhan tidak uniform 

(seragam) karena sediaan yang berlebih dapat dihindarkan. Untuk menghitung

 jumlah periode kebutuhannya harus dipenuhi oleh satu lot   tunggal, digunakan

 perhitungan sebagai berikut :

Jumlah pesanan = EOQ / permintaan rata-rata

2.5  Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Dalam kondisi aktual, perusahaan sering dihadapkan dengan fluktuasi

 permintaan. Persediaan penyangga merupakan tindakan penanggulangan yang

logis dalam mengatasi permintaan yang flluktuatif. Ada beberapa pendekatan

dalam menentukan persediaan pengaman :

1)  Pendekatan kemungkinan kehabisan bahan baku. Asumsi yang digunakan

adalah waktu tunggu yang terjadi konstan, dan seluruh barang yang

dipesan diserahkan kepada pemasok pada waktu yang sama.

 

Page 43: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 43/108

menghindari kerugian, karena kelebihan bahan baku yang akan menimbulkan

 pemborosan biaya.

2.6 Titik Pemesanan Kembali

Titik pemesanan kembali merupakan suatu titik atau batas dari jumlah

 persediaan yang ada pada suatu saat dimana pesanan harus diadakan kembali.

Titik ini menunjukkan kepada bagian pembelian untuk mengadakan pesanan

kembali bahan-bahan pesanan untuk menggantikan persediaan yang telah

digunakan. Dalam penentuan titik ini harus memperhatikan besarnya penggunaan

 bahan baku selama bahan-bahan yang dipesan belum datang dan persediaan

minimum. Besarnya penggunaan bahan selama bahan-bahan yang dipesan belum

diterima, ditentukan oleh dua faktor yaitu lead time dan tingkat penggunaan rata-

rata. Jadi besarnya penggunaan bahan baku selama bahan baku dipesan belum

diterima adalah hasil perkalian antara waktu yang dibutuhkan untuk memesan

(lead time) dan jumlah penggunaan rata-rata bahan tersebut (Assauri,1999).

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu

Sofyan (2004) menganalisis persediaan bahan baku Roti di PT. Maja Sary

 bakery, Majalengka. Bahan baku yang dianalisis yaitu tepung terigu, mentega,

telur, gula pasir, dan ragi. Teknik pengendalian persediaan bahan baku yang

 

Page 44: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 44/108

 biaya tertinggi untuk pengendalian persediaan bahan baku gula pasir. Untuk

keempat bahan baku lainnya yaitu bahan baku terigu, mentega, ragi, dan kelapa

metode MRP teknik PPB menghasilkan penghematan biaya terbesar. Berdasarkan

analisis perbandingan metode perusahaan dengan metode alternatif lainnya,

metode MRP teknik PPB adalah teknik yang mampu menghasilkan penghematan

 biaya persediaan tertinggi untuk kumulatif kelima bahan baku.

Widyastuti (2001) melakukan penelitian dengan judul sistem pengandalian

 persediaan bahan baku susu kental manis, studi kasus PT. Indolakto, Sukabumi.

 pada penelitiannya menggunakan analisis dengan teknik EOQ, persediaan

 pengaman ( safety stock ), dan titik pemesanan kembali (reorder point ). Bahan

 baku yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah susu segar, gula,  skimmed

milk powder   (SMP). Hasil penelitian menyatakan bahwa kebijakan perusahaan

terhadap pengendalian persediaan belum optimal dan perusahaan perlu

mengurangi persediaan pengaman untuk ketiga bahan tersebut.

Okristian (1999) menganalisis persediaan bahan baku dengan teknik ABC

yang mengelompokkan bahan baku berdasarkan urutan nilai pembelanjaan

tahunan. Urutannya adalah tepung terigu cakra, tepung terigu segitiga,  shortening ,

telur ayam kampung, ragi roti, susu bubuk full cream, dan gula pasir. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode MRP. Hasil penelitianya

 

Page 45: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 45/108

menyebabkan timbulnya biaya kekurangan bahan baku berupa biaya pemesanan

mendadak, dan berupa biaya imbangan (opportunity cost ).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai perencanaan

kebutuhan dan pengendalian persediaan bahan baku, dapat disimpulkan bahwa

umumnya model analisis untuk persediaan bahan baku adalah metode MRP.

Metode MRP teknik  Lot For Lot   cocok digunakan pada perusahaan yang

melakukan pemesanan hanya sejumlah kebutuhan bersih tanpa adanya persediaan.

Metode MRP teknik POQ cocok untuk perusahaan yang memilki kebutuhan

 bahan baku yang tiap periodenya tidak seragam.

Tabel 8. Penelitian Terdahulu

 No Peneliti Tahun Komoditas Topik Alat Analisis

1 Sofyan M 2004 Tepung terigu,

mentega, telur,

gula pasir, dan

ragi 

Analisis

Pengendalian

Persediaan Bahan

Baku di PerusahaanMajasari bakery

Majalengka

MRP (Teknik

LFL, EOQ,

POQ,PPB)

2 Widyastuti 2001 Susu segar,

gula, skimmed

milk powder  

(SMP)

Sistem

Pengandalian

Persediaan Bahan

Baku Susu kental

manis, Studi Kasus

PT. Indolakto,

Sukabumi. 

Teknik EOQ,

Persediaan

 pengaman ( safety

 stock ), dan Titik

 pemesanan

kembali (reorder

 point ).

3 Okristian 1999 Tepung terigu

cakra, epung

Analisis

Pengendalian

Metode MRP.

 

Page 46: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 46/108

III.  KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian ini dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh upaya perusahaan

dalam meningkatkan keuntungannya. Dalam upayanya tersebut sering kali

 perusahaan terkendala dengan tingginya persediaan bahan baku, ini dikarenakan

 biaya pengendalian bahan baku yang dikeluarkan belum efisien. Hal ini dapat

diketahui dari besarnya penyimpanan bahan baku yang dibebankan pada

 perusahaan, sebagai konsekuensi dari tingginya tingkat persediaan bahan baku.

Dari permasalahan perusahaan ini dapat dianalisis, yang diawali dengan

mengidentifikasi kebijakan perusahaan dalam pengadaan bahan baku, kemudiaan

dilakukan analisis prosedur pembelian, dan terakhir dengan menganalisis

 pengendalian persediaan bahan baku.

3.1 Identifkasi Kebijakan Perusahaan dalam Pengadaan Bahan Baku

Dalam mengidentifikasi kebijakan yang diterapkan perusahaan untuk

 pengadaan bahan baku, maka sebelumnya perlu diketahui jenis dan asal bahan

 baku, prosedur pembelian, dan proses penanganan bahan baku. Selain itu perlu

 juga diketahui sistem pesanan yang dilakukan antara perusahaan dengan pemasok,

fasilitas perusahaan dalam penyimpanan, dan proses pencatatan bahan baku yang

dilakukan Hal terpenting yang perlu diketahui juga adalah perlu dipelajari sejarah

 

Page 47: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 47/108

dikeluarkan dalam pengadaan persediaan bahan baku, harga bahan baku, dan

kebijakan bahan baku yang diterapkan perusahaan. Contoh dari kebijakan bahan

 baku misalnya stok minimum dan maksimum persediaan bahan baku untuk

 persediaan pengaman.

Dalam analisis ini akan banyak digunakan data volume pemakaian bahan

 baku, sebab volume pemakaian bahan baku akan menentukan besarnya

 permintaan bahan baku, yang merupakan salah satu variabel dalam penentuan

kuantitas optimal. Volume pemakaian bahan baku ini didasarkan pada catatan

historis perusahaan.

Waktu tunggu digunakan dalam menentukan waktu pelaksanaan pesanan

sampai bahan baku diterima perusahaan. Waktu tunggu diperoleh berdasarkan

catatan-catatan historis perusahaan.

Biaya persediaan bahan baku meliputi biaya pemesanan dan biaya

 penyimpanan bahan baku utama. Biaya ini meliputi seluruh biaya yang

menyangkut penyimpanan barang di tempat penyimpanan akhir di perusahaan.

Perhitungan biaya-biaya ini akan menentukan kuantitas pesanan optimal pada

analisis pengendalian persediaan.

Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan yang berkaitan dengan

 pengeluaran surat pesanan atau kontrak pembelian, biaya ini tidak tergantung dari

 

Page 48: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 48/108

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang timbul karena adanya bahan

 baku yang disimpan perusahaan. Biaya penyimpanan meliputi biaya gudang,

 biaya upah dan gaji pengawas, biaya peralatan penanganan bahan baku di gudang

(listrik, air, dan lain-lain), dan bunga atas modal yang ditanamkan ke dalam

investasi tersebut sebagai komponen opportunity cost.  Dalam keadaan aktual di

lapangan biaya-biaya ini didasarkan pada catatan-catatan historis perusahaan atas

 biaya tersebut.

Harga dari bahan baku sangat diperlukan dalam menentukan besarnya

 beban bunga atas modal (opportunity cost ) dalam penentuan biaya penyimpanan.

Harga bahan baku ini merupakan harga rata-rata pembelian bahan baku oleh

 perusahaan selama periode pencatatan. Selain itu pengetahuan atas besarnya suku

 bunga bank sangat diperlukan dalam menentukan bunga atas modal ini. Suku

 bunga yang dipakai adalah suku bunga rata-rata tabungan deposito pada bank

umum (komersial).

3.3  Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Langkah selanjutnya setelah dilakukan analisis prosedur pembelian bahan

 baku, maka perlu dicari tingkat persediaan bahan baku yang optimal, baik dari

segi tingkat pesanan ataupun kuantitas pembeliannya dengan menggunakan

 

Page 49: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 49/108

 pembelian total bahan baku. Hasil yang diperoleh dari ketiga teknik tersebut

kemudian akan dibandingkan dengan metode pengendalian yang dijalankan

 perusahaan, untuk mengetahui besarnya penghematan biaya yang dihasilkan

masing-masing teknik. Dari analisis ini akan menentukan kebijakan bahan baku

yang optimal sehingga perusahaan dapat merumuskan suatu strategi alternatif

dalam pengendalian persediaan bahan bakunya. Kerangka penelitian operasional

 peneltian dapat dilihat pada Gambar 2.

 

Page 50: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 50/108

Identifikasi kebijakan Perusahaan dalam Pengadaan Bahan Baku

Volume

Pemakaian Bahan

Baku

Biaya Persediaan

Bahan Baku

Harga Bahan

BakuWaktu

Tunggu

Bahan Baku

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Kondisi Aktual

Perusahaan

Metode MRP teknik LFL

Metode MRP teknik EOQ

Metode MRP teknik POQ

Analisis Perbandingan dan Penghematan Antar Metode Pengendalian Persediaan

Tingkat Persediaan dan Kebijakan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Optimal

Rekomendasi model Alternnatif Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Visi Perusahaan:

MeningkatkanKeuntungan Perusahaan

Masalah Perusahaan:

Biaya pengendalian persediaan bahan baku belum efisien.

 

Page 51: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 51/108

IV.  METODE PENELITIAN

4.1  Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Kecap Segitiga, Jalan Raya

Tonjong No 54. Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

sengaja ( purposive) dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Majalengka

terdapat banyak industri kecap dimana dengan banyaknya industri tersebut

menyebabkan persaingan dalam mendapatkan bahan baku. Adapun waktu

 pengambilan data ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan

Maret 2008.

4.2  Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif

dan kuantitatif yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh secara langsung dari Perusahaan Kecap Segitiga, yang terdiri

atas: gambaran umum perusahaan, data produksi dan penjualan produk kecap,

kebijakan pengadaan dan penanganan bahan baku di perusahaan yang mencakup

 jenis bahan baku yang digunakan, jumlah kebutuhan bahan baku, waktu tunggu

(lead time) pembelian bahan baku, pemasok, sistem pemesanan dan

penyimpanannya

 

Page 52: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 52/108

mengenai kondisi perusahaan dengan baik, khususnya mengenai kebijakan

 pengendalian persediaan bahan baku dan pelaksanaan pengendalian persediaan

 bahan baku di perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari (bahan

 pustaka) buku, hasil laporan penelitian terkait, catatan-catatan yang dimiliki

 perusahaan, literatur perusahaan dan instansi terkait serta internet.

4.3  Metode Analisis Data

Hasil perolehan data kuantitatif diolah dengan menggunakan program

Microsoft Excel. Output data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan

diuraikan secara narasi. Sedangkan untuk data kualitatif disajikan dalam bentuk

deskriptif dengan gambar dan tabel agar mudah dipahami.

4.3.1  Pendugaan dan Penentuan Biaya Persediaan

Perhitungan-pehitungan yang dilakukan dalam menentukan kuantitas

optimal pesanan pada analisis pengendalian persediaan merupakan perhitungan

yang melibatkan berbagai jenis biaya yang terkandung dalam persediaan. Oleh

sebab itu dalam perhitungannya perlu ditentukan terlebih dahulu komponen-

komponen biaya-biaya persediaan yang terjadi. Biaya-biaya ini meliputi biaya

 pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku. Biaya pemesanan merupakan

semua biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan dan

 

Page 53: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 53/108

Dimana : Tc = Biaya pemesanan setahun

f = Frekuensi pemesanan selama setahun

C = Biaya pemesanan per pesanan

Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang diperlukan berkenaan

dengan diadakannya persediaan. Biaya ini berhubungan dengan jumlah persediaan

yang ada di gudang. Termasuk didalamnya biaya gudang, upah dan gaji pegawai

gudang, biaya administrasi gudang, dan bunga atas modal yang ditanamkan ke

dalam investasi.

Biaya penyimpanan dihitung dengan cara:

TH = ∑ tHi

tHi = Qi x h

Maka : TH = ∑ { Qi x h}

Dimana : TH = biaya penyimpanan setahun (Rp/kg)

tHi = biaya penyimpanan harian (Rp/kg)

h = biaya penyimpanan perunit per hari (Rp/kg)

Qi = tingkat persediaan ditangan harian (kg)

4.3.2  Penyesuaian dan Penentuan Volume Pemakaian Bahan Baku

Jumlah pemakaian bahan baku akan banyak digunakan dalam analisis ini.

 

Page 54: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 54/108

4.3.3  Penyesuaian dan Penentuan Waktu Tunggu Pengendalian Persediaan

Waktu tunggu berguna dalam menentukan waktu pelaksanaan pesanan,

sehingga pesanan dapat diterima pada saat tepat waktu tunggu bahan baku utama

didasarkan atas catatan-catatan historis perusahaan.

4.3.4  Analisis Kuantitatif Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan atas beberapa model

tersebut sehingga akan didapat alternatif pilihan model yang tepat bagi

 perusahaan. Tujuan dari analisis kuantitatif ini adalah untuk menentukan waktu

 pesanan yang tepat dan kuantitas pesanan yang optimal. Dengan demikian

diharapkan tingkat persediaan di tangan menjadi lebih optimal dan biaya

 persediaan bahan baku dapat ditekan. Model yang digunakan dalam penelitian ini

digunakan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku adalah model

 perencanaan kebutuhan bahan ( Material Requirement Planning system = MRP).

MRP adalah sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material

untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses atau dengan kata lain

adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke

 bahan mentah yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang. Masalah

yang dihadapi perusahaan adalah inefisiensi dalam menentukan ukuran lot yang

 

Page 55: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 55/108

Tabel 9. Format Rencana MRP

PeriodeUraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Kebutuhan kotor (kg)

Sediaan di tangan (kg)

Penerimaan terjadwal (kg)

Kebutuhan bersih (kg)

Pesanan yang direncanakan (kg)

Sumber : Elwood, 1996

Langkah-langkah pengisian tabel MRP (Tabel 9) yaitu sebagai berikut:

6)  Menentukan kebutuhan kotor

Kebutuhan kotor adalah rencana pemakaian bahan baku yang telah

ditentukan sebelumnya pada saat penjadwalan produksi.

7)  Menghitung persediaan di tangan

Persediaan di tangan adalah persediaan awal yang ada di tangan pada

suatu periode. Apabila tidak terdapat kebutuhan bersih dan tidak terdapat

rencana penerimaan pada periode sebelumnya, maka besarnya proyeksi

 persediaan di tangan periode sebelumnya dikurangi kebutuhan kotor

 periode sebelumnya. Apabila terdapat penerimaan terjadwal pada periode

sebelumnya, tetapi tidak terdapat kebutuhan bersih dan rencana

 penerimaan terjadwal pesanan pada periode sebelumnya, maka proyeksi

 persediaan di tangan untuk suatu periode adalah sebesar penerimaan

terjad al periode sebel mn a dik rangi keb t han kotor periode

 

Page 56: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 56/108

3) Kebutuhan bersih

Kebutuhan bersih adalah kebutuhan bahan baku yang tidak dapat dipenuhi

oleh persediaan perusahaan. Apabila jumlah penerimaan terjadwal dan

 proyeksi persediaan ditangan untuk suatu periode lebih besar dari

kebutuhan kotor periode tersebut, maka tidak terdapat kebutuhan bersih

untuk periode tersebut. Apabila jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi

 persediaan di tangan untuk suatu periode lebih kecil daripada kebutuhan

kotor periode tersebut, maka kebutuhan bersih untuk periode tersebut

adalah kebutuhan kotor dikurangi dengan jumlah penerimaan terjadwal

dan proyeksi persediaan periode tersebut.

4) Rencana penerimaan pesanan

Rencana penerimaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan

akan diterima untuk suatu periode. Besar rencana penerimaan pesanan

ditentukan berdasarkan teknik penentuan ukuran lot (lot sizing technique)

yang digunakan.

5)  Rencana pelaksanaan pesanan

Rencana pelaksanaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan

akan dipesan pada suatu periode dengan harapan akan diterima oleh

 perusahaan pada saat yang tepat. Rencana pesanan sama dengan rencana

 

Page 57: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 57/108

Ukuran lot adalah jumlah kuantitas yang akan dipesan untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku perusahaan dengan kuantitas yang minimum. Beberapa

teknik yang dapat digunakan dalam menentukan ukuran lot pada sistem MRP,

diantaranya Lot for lot , Teknik EOQ, teknik POQ.

Berikut ini beberapa teknik yang digunakan dalam penentuan lot (lot

 sizing technique), yaitu:

a. Teknik  Lot for lot (LFL)

Hal yang pertama kali dilakukan dalam metode MRP teknik  Lot For Lot  

adalah menentukan kebutuhan kotor, apabila pada awal periode pengamatan

terdapat persediaan yang cukup besar, maka perusahaan akan menghabiskan

 persediaan awal tersebut terlebih dahulu, sehingga tidak perlu dilakukan

 pemesanan bahan baku sampai diperkirakan persediaan awal tersebut hanya

cukup memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selama waktu tunggu dan

tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selanjutnya.

Pada saat persediaan bahan baku suatu periode tidak lagi dapat memenuhi

kebutuhan kotor, maka dilakukan perencanaan penerimaan pesanan tepat sebesar

kebutuhan bersih, sehingga proyeksi persediaan di tangan dapat ditekan sampai

sebesar nol. Besar dan waktu pemakaian bahan baku dalam menjalankan teknik

ini perlu diketahui secara akurat serta didasarkan pada jadwal produksi master

 

Page 58: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 58/108

dilakukan metode MRP seperti yang dilakukan dengan teknik  Lot for lot , besar

 pesanan adalah sebesar kelipatan EOQ yang lebih besar dan terdekat dengan

kebutuhan bersih. Biaya-biaya yang signifikan dalam penentuan optimal dengan

teknik EOQ adalah biaya pemesanan (ordering ) dan biaya penyimpanan (holding

atau carrying ), sehingga dengan meminimalkan kuantitas pesanan dan

 penyimpanan dapat berarti meminimalkan biaya total.

Apabila terdapat persediaan awal yang cukup besar, maka perusahaan

tidak perlu melakukan rencana permintaan bahan baku sampai persediaan tersebut

tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pesanan yang

direncanakan akan diterima pada saat dan jumlah dan jumlah yang mencukupi dan

mendekati kebutuhan bersih sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung

sebelumnya.

c. Teknik Period Order Quantity (POQ)

Dalam teknik POQ ukuran lot ditetapkan sama dengan kebutuhan aktual

dalam jumlah periode yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian

 jumlah persediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dihilangkan.

Keunggulan kebijakan POQ dibandingkan kebijakan EOQ adalah dalam

mengurangi biaya penyimpanan sediaan bila kebutuhan tidak uniform  (seragam)

karena sediaan yang berlebih dapat dihindarkan untuk menghitung jumlah periode

 

Page 59: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 59/108

e. Metode Perusahaan

Metode ini disesuaikan dengan kondisi yang dijalankan perusahaan. Biaya

 persediaan dihitung berdasarkan biaya aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Biaya tersebut meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku.

4.3.5 Analisis Perbandingan Biaya dan Penghematan

Dari hasil analisis biaya persediaan bahan baku untuk setiap model yang

digunakan, akan dibandingkan besarnya pesanan, banyaknya pesanan, dan biaya

 persediaan yang timbul. Selain melakukan perbandingan antar teknik juga

dilakukan perbandingan antar teknik-teknik tersebut dengan sistem pengendalian

 persediaan yang selama ini dilakukan perusahaan, kemudian dilakukan

 perhitungan penghematan biaya bahan baku. Dari hasil analisis perbandingan dan

 perhitungan penghematan tersebut dapat dilakukan pemilihan alternatif sistem

 pengendalian yang tepat bagi perusahaan. Metode yang menghasilkan persentase

 penghematan terbesar dengan biaya persediaan yang paling minimum akan

direkomendasikan untuk digunakan perusahaan sebagai alat metode pengendalian

 persediaan bahan bakunya.

4.4  Rekomendasi Model Alternatif Pengendalian Persediaan Berdasarkan

i i

 

Page 60: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 60/108

4.5 Definisi Operasional

1.  Waktu tunggu (lead time) adalah selang antara pemesanan bahan baku

dengan saat datang dan diterimanya bahan baku di gudang persediaan.

Waktu tunggu ini diukur dalam satuan hari, minggu atau bulan, tergantung

dari sifat dan kebutuhan bahan yang diperlukan perusahaan. Untuk bahan

 baku SMP dan gula dihitung dalam satuan bulan.

2.  Frekuensi pembelian adalah banyaknya (kali) pembelian yang dilakukan

 perusahaan selama satu tahun produksi.

3.  Biaya pemesanan bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan setiap kali

melakukan pemesanan dan penerimaan pesanan. Biaya pemesanan diukur

dalam rupiah per pesanan (Rp/pesanan). Besarnya biaya yang dikeluarkan

tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya barang yang dipesan.

4.  Biaya penyimpanan bahan baku yaitu semua biaya yang dikeluarkan

 perusahaan selama satu tahun produksi karena penyimpanan persediaan

 bahan baku. Biaya penyimpanan bahan baku diukur dalam satuan rupiah

 per kilogram per tahun (Rp/kg/th).

 

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Page 61: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 61/108

V.  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan

Perusahaan Kecap Segitiga merupakan perusahaan perseorangan yang

 bergerak di bidang usaha industri kecap. Perusahaan ini mulai dirintis sejak tahun

1958 oleh Bapak H. Lukman. Pada awal beroperasinya perusahaan hanya

menggunakan peralatan-peralatan sederhana atau hanya diproduksi dalam skala

rumah tangga. Pemberian Lambang atau nama SEGITIGA ini diilhami karena

 pada awal pendirian perusahaan ini terdapat kesepakatan diantara tiga orang

 bersaudara, yaitu Bapak H. Lukman sebagai penanam modal, Bapak Endek

sebagai tanaga ahli dalam bagian produksi kecap, dan Bapak Aman sebagai

tenaga ahli dalam bidang pemasaran produk.

Pada awal produksinya, sarana dan peralatan yang digunakan adalah

sebuah dapur pemasakan yang kecil, dan cara penjualannya dilakukan dengan

cara berjalan kaki serta memakai sepeda. Produk ditawarkan dari rumah ke

rumah atau dari toko ke toko yang terletak di sekitar lokasi perusahaan. Pada saat

itu produk yang dijual hanya kecap rasa asin dan manis sedang yang dikemas

dalam botol kecil yang berukuran 250 ml.

Mulai tahun 1964, proses legalitas perusahaanpun dilakukan, yaitu dengan

 

d i i t i e i i dile k i leh e h it de dite bitk

Page 62: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 62/108

administrasi perizinan dilengkapi oleh perusahaan, yaitu dengan diterbitkannya

Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil No.50/Kandep.1.207/I/VII/1980.

 berdasarkan SK Menteri Perindustrian No. 157/M/SK/4/1980. Pada tahun 1987

ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Surat Standar Industri Indonesia (SII)

 No. 0032-74.1089/M/9/1987. Kelengkapan perizinan usaha yang terakhir

dilakukan adalah dengan diterimanya surat izin yang diperbaharui dan berlaku

selama perusahaan itu berdiri yaitu SIUP Nomor : 517/0025/PK-P/KPP/XI/2001;

Tanda Daftar Perusahaan Nomor : 102351500113; Tanda Daftar Industri

 Nomor: 530/047/TDI/KOPERINDAG/IX/2002; Surat Ijin Gangguan

 Nomor: 536/61.SK.KPP/VIII/IG/02; Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah

Tangga Nomor : P-IRT NO.115321007012; Sertifikat Penggunaan Tanda SNI

 Nomor : 0729/Bd/SNI/IV/1995.

Mutu dan kualitas produk juga sangat diperhatikan oleh perusahaan,

langkah yang ditempuh dalam menjaga kualitas mutu dari aspek higienis

 produknya adalah dengan mengikuti penyuluhan dari Departemen Kesehatan, dan

diperoleh Sertifikat Penyuluhan (SP) No. SP 005/10.15/1988 berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 02192/B/SK/IX/1986. Pada tahun 2002

 perusahaan telah mengantongi sertifikat halal dari LPPOM MUI Jawa Barat 

 No. MUI-JB 100250.

 

Propinsi Jawa Barat Lokasi ini sangat strategis karena terletak di tepi jalan raya

Page 63: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 63/108

Propinsi Jawa Barat. Lokasi ini sangat strategis karena terletak di tepi jalan raya,

dekat dengan lintasan yang menghubungkan lintasan jalan utama Kabupaten

Majalengka dengan Kabupaten Cirebon. Sehingga mendukung bagi kelancaran

sarana transportasi bahan baku dan pemasaran produk. Letak yang strategis ini

 juga memudahkan penyerapan tenaga kerja. Hal ini memberikan keuntungan

tersendiri bagi perusahaan, karena konsumen dapat langsung mendatangi

 perusahaan karena lokasi yang mudah dijangkau.

5.3 Aspek Pemasaran

Pada saat ini Perusahaan Kecap SEGI TIGA tengah mempersiapkan diri

untuk merubah sifat produksi dari MTO ( Make To Order ) menjadi MTS ( Make To

Stock ). Pada dasarnya hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang

semakin meningkat dari lokal menjadi antar daerah dalam satu propinsi yang pada

akhirnya direncanakan pula untuk tingkat pasar nasional atau internasional.

Daerah pemasaran Perusahaan Kecap Segitiga meliputi daerah : Kabupaten

Majalengka; Kabupaten Subang; Kabupaten Indramayu; Kabupaten Sumedang;

Kabupaten Kuningan; Bandung; Tangerang; Bekasi. Perusahaan juga menjalin

kerjasama dengan beberapa mitra yaitu : Pesantren Al-Zaitun; PT. CNA (Ummul

Quro) Bandung dan PT. MQ Bandung untuk memasarkan produk dengan sistem

 

mensuplai ke atau untuk super market hotel tempat wisata Restoran asing / fast

Page 64: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 64/108

mensuplai ke atau untuk  super market , hotel, tempat wisata, Restoran asing / fast

 food .

5.4 Aspek Teknis/Produksi

5.4.1 Proses produksi

Perusahaan Kecap Segitiga memproduksi tiga jenis produk kecap, yaitu

kecap manis, kecap asin, dan kecap manis sedang. Ketiga jenis kecap tersebut

dikemas dalam beberapa ukuran dan merek yang berbeda. Produksi kecap

 perusahaan Kecap Segitiga dari tahun ketahun mengalami peningkatan, seiring

dengan tingkat penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun.

Proses produksi kecap pada Perusahaan Kecap Segitiga terdiri dari tiga

tahap, yaitu tahap persiapan bahan baku, tahapan kedua adalah proses produksi

dan tahapan terakhir adalah tahap pengemasan. Berikut ini akan dijelaskan ketiga

tahapan proses produksi tersebut. Proses persiapan bahan baku dimulai dari bahan

 baku yang berupa kacang kedelai hitam, segera dikeluarkan dari gudang. Kedelai

terlebih dahulu diperiksa apakah ada kerusakan dalam proses penyimpanan.

Setelah bahan baku kedelai siap maka dilakukan proses produksi.

Proses produksi atau proses pembuatan kecap pada Perusahaan Kecap

Segitiga, melalui tahap-tahap sebagai berikut, yaitu proses pengolahan kecap yang

 

kedelai kemudian ditiriskan dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air sisa

Page 65: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 65/108

kedelai kemudian ditiriskan dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air sisa

 pencucian dengan menggunakan bakul.

Selanjutnya dilakukan perebusan kedelai, perebusan dilakukan selama tiga

 jam, sampai keempukan kedelai mencapai tingkat yang diinginkan. Perebusan ini

untuk menyiapkan kedelai sebagai media pertumbuhan jamur yang baik. Proses

 perebusan dilakukan dilakukan di atas tungku pembakaran.

Kacang kedelai yang telah ditiriskan dari hasil perebusan selama 15 menit.

selanjutnya dilakukan penjemuran dalam wadah (tampah) dengan ketebalan 2 cm,

dibawah terik sinar matahari selama 2 hari, tergantung intesintas cahaya matahari

sampai tingkat kadar air tertentu (setengah kering).

Kedelai yang telah kering, kemudian ditebar di atas tampah-tampah

dengan ketebalan dua sampai tiga cm dan disimpan dalam rak-rak penyimpanan

di ruang fermentasi selama dua hari dua malam, sampai tumbuh jamur. Kemudian

tumpukan kedelai dibalik supaya pertumbuhan jamur merata, dan didiamkan lagi

selama tiga hari tiga malam. Untuk mempercepat fermentasi kedelai dilakukan

 penutupan tampah agar suhu menjadi hangat dan stabil.

Setelah proses fermentasi kedelai sempurna, kemudian dilakukan

 penjemuran kedua untuk menghentikan proses fermentasi. Penjemuran dilakukan

kurang lebih satu hari, dengan sesekali dilakukan pengadukan dan penggosokan,

 

100 kg kedelai. Proses perendaman (pembelengan) adalah proses pencampuran

Page 66: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 66/108

g p (p g ) p p p

larutan garam dengan kedelai hasil dari fermentasi. Perendaman dilakukan dalam

tong –tong kayu selama 15 hari. Makin lama proses perendaman semakin baik

kecap yang dihasilkan, karena pada proses ini bertujuan agar sari-sari makanan

 pada kedelai terserap dalam larutan. Pengadukan dilakukan seminggu sekali,

dengan menggunakan pengaduk, agar proses perendaman merata. Pengaturan

suhu dilakukan dengan cara membuka tutup tong pada siang hari, dan ditutup

 pada malam hari. Proses perendaman ini juga bertujuan agar mikroorganisme

yang hanya bertahan dalam larutan garam saja yang dapat tumbuh, sehingga

mikroorganisme yang merugikan dapat dihilangkan.

Setelah proses perendaman selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan,

maka kedelai yang ada dalam tong-tong kayu kemudian diangkat, sehingga yang

tertinggal adalah air rendaman saja (wedang). Penyaringan dilakukan selama 15

menit dengan menggunakan saringan ayakan.

Kedelai hasil perendaman masih harus direbus kembali dengan air tawar

 biasa sampai mendidih, agar sari-sari kedelai dapat terserap sempurna ke dalam

air rebusan. Perebusan ini dilakukan selama 2 jam, dengan menggunakan kancah

di atas tungku pembakaran. Setelah perebusan selesai, kedelai dipisahkan dari air

rebusannya dengan cara disaring memakai kain halus, hasilnya dinamakan ampas

 

telah melalui proses pemasakan, guna memisahkan kotoran yang terdapat pada

Page 67: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 67/108

p p g y g p p

gula, yaitu dengan penyaringan larutan gula.

Kecap yang telah dimasak kemudian disaring dengan menggunakan kain

halus. Tujuan dari penyaringan ini adalah untuk memisahkan kecap dari

gumpalan-gumpalan yang terbentuk pada saat pemasakan. Penyaringan ini

 berlangsung selama 30 menit.

Kecap kemudian dimasukan ke dalam tong-tong kayu yang telah

disiapkan. Untuk dilakukan proses pendinginan. Proses pendiaman kecap ini

dilakukan selam 2-3 hari, agar kecap benar-benar dingin sebelum dimasukan

kedalam botol.

Tahapan terakhir adalah pengemasan atau pembotolan. Kecap yang telah

melalui proses pendinginan kemudian dimasukan ke dalam botol dengan berbagai

ukuran, kemudian ditutup serta diberi segel. Kecap yang telah selesai dikemas

dimasukan dalam kemasan peti dan kardus. Satu peti berisi 30 botol kecap. Peti-

 peti kecap disimpan di gudang dan siap untuk dipasarkan.

Apabila dilihat dari proses produksi yang dilakukan oleh Perusahaan

Kecap Segitiga, maka dapat dikategorikan ke dalam pembuatan kecap dengan

teknologi tradisional. Hampir semua kegiatan dilakukan secara manual dengan

menggunakan tangan. Perusahaan berpendapat bahwa teknologi yang dipakai saat

 

5.5 Aspek Sumberdaya Manusia

Page 68: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 68/108

Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor yang harus dimilki

 perusahaan. Sumberdaya di sini adalah tenaga kerja yang digunakan perusahaan

dalam melaksanakan usahanya. Tenaga kerja yang ada pada Perusahaan Kecap

Segitiga terdiri dari dua macam tenaga kerja produksi dan tenaga kerja non

 produksi. Tenaga kerja produksi adalah tenaga kerja yang melakukan proses

 produksi kecap, sedangkan tenaga kerja non produksi adalah tenaga kerja yang

menangani masalah administari, pemasaran dan keuangan.

Tenaga kerja pada Perusahaan Kecap Segitiga merupakan tenaga kerja

yang berasal dari lingkungan sekitar perusahaan, sehingga dapat mengurangi

 pengangguran di daerah sekitar perusahaan. Saat ini tenaga kerja pada Perusahaan

Kecap Segitiga berjumlah 40 orang yang dibagi dalam tiga divisi, yaitu divisi

 produksi terdiri dari 9 orang lulusan SD, 14 orang lulusan SMP dan 7 orang

lulusan SMA. Divisi pemasaran terdiri dari 3 orang lulusan SMP, 3 orang lulusan

SMA, 1 orang lulusan D3, dan 2 orang lulusan S1. Untuk divisi keuangan dan

SDM terdiri dari 1 orang lulusan S1.

Menurut pernyataan manajer jumlah tenaga kerja pada Perusahaan Kecap

Segitiga bersifat fleksibel artinya dapat berubah sewaktu-waktu khususnya untuk

 bagian produksi. Hal ini dikarenakan permintaan konsumen yang fluktuatif.

 

Sarana yang dimiliki perusahaan terdiri dari bangunan pabrik dan kantor.

Page 69: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 69/108

Bangunan pabrik terdiri dari beberapa bagian, yang diperuntukkan untuk proses

 produksi kecap. Bangunan pabrik terdiri dari gudang penyimpanan bahan baku,

area produksi, ruang fermentasi, tempat penjemuran, mushola, toilet. Untuk

tempat penjemuran kedelai dan botol kemasan dilakukan di tempat terbuka, yaitu

di area pekarangan pabrik yang cukup luas.

Bangunan kantor terdiri dari ruangan pimpinan perusahaan, ruang staf

administrasi dan keuangan, ruang tamu serta tempat penjualan secara langsung.

Peralatan kantor perusahaan telah cukup lengkap, mulai alat tulis, komputer,

telepon dan lemari-lemari tempat penyimpanan berkas. Untuk menunjang

kelancaran transportasi kecap ke tempat pemasaran, perusahaan mempunyai tiga

unit kendaraan mobil box, dan satu unit kendaraan mobil operasional.

 

VI. SISTEM PENANGANAN DAN PENGADAAN BAHAN

Page 70: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 70/108

BAKU PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA

6.1  Jenis dan Asal Bahan Baku

Perusahaan Kecap Segitiga dalam memproduksi kecapnya memerlukan

 berbagai bahan baku dalam proses pembuatannya. Bahan baku tersebut meliputi

kacang kedelai hitam, gula kelapa dan gula aren, garam, serta beberapa bahan

 pembantu yang diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil. Ketersediaan bahan

 baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan mempengaruhi produktifitas

 perusahaan dalam memproduksi kecap. Bahan baku tersebut diperoleh perusahaan

dengan membeli melalui  supplier   yang telah menjadi mitra perusahaan dalam

 pengadaan bahan bakunya, dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan

 perusahaan.

Berdasarkan wawancara dengan bagian produksi, diperoleh keterangan

mengenai bahan baku kecap Segitiga. Gula aren merupakan bahan baku utama

yang berkontribusi paling besar terhadap keseluruhan proses pembuatan kecap

yaitu sebesar 35 persen. Secara berurutan, bahan baku yang digunakan dalam

membuat kecap adalah gula kelapa kedelai hitam, garam . Secara rinci dapat

dilihat pada Tabel 10.

 

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, diperoleh

Page 71: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 71/108

keterangan bahan baku yang vital bagi perusahaan dalam memproduksi kecap

yaitu kacang kedelai hitam, gula aren, gula kelapa, garam. Tingkat kepentingan

 bahan baku ini didasarkan pada tingkat pemakaian bahan baku tersebut dalam

 proses produksi, dimana keempat bahan baku tersebut memiliki kontribusi yang

 besar terhadap biaya pengadaan bahan baku yang harus dikeluarkan oleh

 perusahaan. Bahan baku kacang kedelai hitam, gula aren, gula kelapa, garam

termasuk bahan baku utama Perusahaan Kecap Segitiga.

6.1.1  Kacang Kedelai

Kacang kedelai merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan

kecap, karena dari sari kedelai inilah kecap dihasilkan. Melalui proses fermentasi

dari kacang kedelai ini akan dihasilkan sari kedelai, yang merupakan bahan

 pembentuk kecap.

Kacang kedelai yang digunakan pada Perusahaan Kecap Segitiga

merupakan kacang kedelai hitam lokal, yang diperoleh langsung dari distributor

kacang kedelai dari Kabupaten Cirebon. Alasan perusahaan memilih kacang

Kedelai hitam lokal dikarenakan menurut perusahaan bahwa kacang kedelai lokal

memiliki pati yang tinggi sehingga dapat menghasilkan sari kedelai yang

 

6.1.2  Gula Aren

Page 72: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 72/108

Gula aren adalah gula merah yang terbuat dari sari air tandan buah aren.

Pemilihan jenis gula ini dikarenakan gula aren merupakan gula merah yang cukup

digemari masyarakat sebagai pemanis, serta memiliki aroma yang harum dan

warna gula yang gelap. Gula aren ini diperoleh perusahaan dengan cara memesan

melalui distributor di daerah Kabupaten Bandung, dengan harga Rp 5 625.00 per

kg.

6.1.3  Gula Kelapa

Gula kelapa merupakan gula yang dibuat dari sari air tandan buah kelapa.

Gula ini digunakan sebagai pemanis tambahan dari gula aren, pemilihan gula ini

karena gula kelapa memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan gula

aren. Tetapi gula kelapa memiliki kekurangan yaitu tidak tahan terhadap

 penyimpanan dan suhu lembab atau panas. Gula ini diperoleh perusahaan dengan

cara memesan dari distributor di daerah Banjar Kabupaten Ciamis, harga gula

kelapa Rp 4 928.00 per kg.

6.1.4  Garam

Garam ini digunakan sebagai pembuatan air garam dalam proses

 perendaman kacang kedelai hitam hasil fermentasi, dan pemberi rasa asin pada

 

6 2 Prosedur Pengadaan Bahan Baku pada Perusahaan Kecap Segitiga

Page 73: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 73/108

6.2  Prosedur Pengadaan Bahan Baku pada Perusahaan Kecap Segitiga

Sistem pengadaan bahan baku utama yang diterapkan oleh Perusahaan

Kecap Segitiga dalam memperoleh bahan baku kacang kedelai hitam, gula aren,

gula kelapa, dan garam adalah dengan cara melakukan pembelian melalui sistem

 jatuh tempo. dengan tambahan biaya upah pada setiap pengiriman masing-

masing bahan baku. Hal ini juga dilakukan karena lokasi distributor bahan baku

yang relatif jauh. Waktu jatuh tempo untuk bahan baku kacang kedelai hitam,

gula aren, gula kelapa, dan garam memiliki waktu jatuh tempo selama satu bulan

semenjak bahan baku diterima perusahaan. Pembelian bahan baku penolong

dilakukan secara tunai.

Prosedur pembelian dan pemesanan bahan baku pada Perusahaan Kecap

Segitiga adalah dimulai dari bagian pemasaran yang memberikan perkiraan

 jumlah permintaan berdasarkan jadwal rencana produksi kepada bagian produksi.

Kemudian bagian produksi akan mencatat jumlah permintaan tersebut dan

memperhitungkan kebutuhan bahan baku produksi, dan menyerahkan ke bagian

gudang. Bagian gudang akan melihat stok bahan baku yang tersedia, kemudian

mencatat jumlah bahan baku yang harus dibeli. Catatan tersebut akan diberikan

kepada bagian keuangan kemudian bagian keuangan yang akan melakukan

 

Bagian Pemasaran Bagian Produksi

Page 74: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 74/108

Gambar 3 . Prosedur Umum Pembelian Bahan Baku Perusahaan Kecap

Segitiga

Dalam prosedur pemesanan bahan baku,  bagian keuangan akan

mengirimkan  Purchasing Order   (PO) dengan menelepon atau cukup dengan

mengirimkan SMS kepada pemasok bahan baku kacang kedelai hitam, gula aren,

gula kelapa, dan garam. Hal ini dilakukan karena sudah terciptanya kepercayaan

antara kedua belah pihak.

Ketika bahan baku yang dipesan diterima di gudang, kemudian dilakukan

 pemeriksaan sampel bahan baku yang meliputi kondisi kemasan, label segel,

kuantitas bahan baku. Sampai saat ini syarat dan mutu bahan baku yang

diterapkan perusahaan kepada pemasok selalu terpenuhi dengan baik, sehingga

 pengembalian bahan baku dapat dihindarkan.

ag a e asa a ag a odu s

Bagian Gudang

Bagian KeuanganDistributor

 

kedalai hitam, gula aren, dan gula kelapa adalah satu minggu dan sedangkan

Page 75: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 75/108

garam memiliki waktu tunggu selama dua minggu.

6.4  Proses Penanganan Bahan Baku

Proses penanganan bahan baku meliputi proses penyimpanan bahan baku

di gudang penyimpanan dan pengeluaran bahan baku dari gudang untuk dilakukan

 proses produksi. Penyimpanan bahan baku kacang kedelai hitam, gula aren, gula

kelapa dan garam serta bahan baku lainnya ditempatkan di gudang tertutup, serta

tanpa ada perlakuan khusus. Pemeriksaan bahan baku hanya dilakukan pada saat

 bahan baku tiba di perusahaan untuk dilakukan pengecekan mutu bahan baku.

Penempatan bahan baku pada perusahaan dilakukan di gudang yang berbeda,

Perusahaan Kecap Segitiga memiliki tiga gudang bahan baku. Penyusunan bahan

 baku kacang kedelai, gula aren , gula kelapa dan garam ditempatkan di atas papan

kayu agar tidak terjadi kontak langsung antara bahan baku dengan lantai. Lokasi

gudang bahan baku ditempatkan di area pabrik, hal ini dilakukan untuk

memudahkan dalam proses pengambilan bahan baku dalam proses produksi.

Pengeluaran bahan baku dalam proses produksinya mengikuti sistem  First

 In First Out   (FIFO), bahan baku yang pertama kali masuk akan digunakan

terlebih dahulu untuk proses produksi. Hal tersebut dilakukan karena bahan baku

 

rencana produksi yang telah disusun oleh bagian produksi. Penentuan rencana

Page 76: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 76/108

 produksi berdasarkan pesanan para sales-sales dan kapasitas produksi perusahaan.

Berdasarkan rencana prduksi tersebut perusahaan dapat memperkirakan

kebutuhan bahan baku yang akan digunakan.

Pemakaian tertinggi untuk bahan baku kacang kedelai hitam, gula aren,

gula kelapa, dan garam terjadi pada bulan Juli 2007 yaitu sebesar 6 281.0 kg

untuk kacang kedelai hitam, gula aren sebesar 16 395.0 kg pada bulan Agustus

2007, gula kelapa sebesar 17 800.0 kg pada bulan Januari 2008, serta garam

sebesar 3 776.0 kg pada bulan Agustus 2007. Untuk pemakaian bahan baku

terendah untuk kacang kedelai hitam terjadi pada bulan April 2007 yaitu sebesar

1 000.0 kg, gula aren sebesar 500.0 kg pada bulan Februari 2008, gula kelapa

sebesar 2 711.0 kg pada bulan September 2007, serta garam sebesar 1 585.0 kg

terjadi pada bulan Maret 2007. Pemakaian tertinggi dan terendah bahan baku

 berbeda-beda untuk tiap bulannya, tergantung dari permintaan jenis kecap di

 pasaran. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada bulan Agustus 2007

 permintaan tertinggi untuk produk jenis kecap manis sedang, pada bulan Januari

dan Februari 2008 permintaan tertinggi untuk jenis kecap manis. Volume

 pemakaian bahan baku kecap di Perusahaan Kecap Segitiga dapat dilihat pada

Tabel 11.

 

Page 77: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 77/108

Tabel 11. Volume Pemakaian Bahan Baku Preusan Kecap SegitigaPeriode Maret 2007-Februari 2008 (kg)

Bulan Kacang Kedelai

HitamGula Aren Gula

Kelapa

Garam

Maret 2007 1 160.0 4 431.0 5 241.0 1 585.0April 2007 1 000.0 10 623.0 5 663.0 3 194.0Mei 2007 2 185.0 8 167.0 9 266.0 3 247.0

Juni 2007 5 411.0 10 014.0 4 334.0 3 672.0Juli 2007 6 281.0 11 933.0 0.0 3 517.0Agustus 2007 5 329.0 16 395.0 4 763.0 3 776.0September 2007 5 724.0 15 494.0 2 711.0 3 165.0

Oktober 2007 2 166.0 10 856.0 3 568.0 3 569.0

 November 2007 5 409.0 6 272.0 9 836.0 3 754.0

Desember 2007 3 946.0 1 500.0 14 085.0 2 560.0

Januari 2008 4 245.0 700.0 17 800.0 2 935.0

Februari 2008 2 126.0 500.0 13 875.0 2 276.0

Jumlah 44 982.0 95 389.0 91 142.0 37 250.0

Rata-rata 3 788.5 7 949.1 7 595.2 3 106.2Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

6.6  Biaya-Biaya Persediaan

Biaya persediaan Perusahaan Kecap Segitiga secara umum dapat

dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Biaya pemesanan terdiri dari biaya telepon, biaya administrasi dan biaya upah.

Untuk biaya penyimpanan hanya terdiri dari biaya opportunity cost . Hal ini

dikarenakan sebagai perbandingan jika uang yang digunakan untuk pengadaan

 bahan baku disimpan dalam bentuk tabungan, yang menghasilkan opportunity

 

adalah hasil dari perkalian antara frekuensi pemesanan dengan biaya per pesanan.

Page 78: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 78/108

Komponen biaya pemesanan untuk berbagai jenis bahan baku terdiri dari biaya

telepon, biaya administrasi dan biaya transportasi. Biaya pemesanan bersifat

konstan dimana besarnya biaya yang muncul tidak dipengaruhi besarnya kuantitas

 bahan baku yang dipesan oleh perusahaan. Komponen biaya pemesanan bahan

 baku kacang kedelai hitam, gula aren, gula kelapa, dan garam dapat diuraikan

sebagai berikut:

(a) Biaya administrasi, meliputi biaya pembuatan catatan atau dokumen

 pemesanan dan penerimaan bahan baku. Total biaya administrasi per

 pesanan perusahaan Segitiga untuk bahan baku kedelai adalah Rp 2 000.00

 per pesanan, total biaya administrasi pemesanan gula aren adalah sebesar

Rp 1 500.00 per pesanan, total biaya administrasi pemesanan gula kelapa

sebesar Rp 1 500.00 per pesanan dan total biaya administrasi pemesanan

garam sebesar Rp 1500.00 per pesanan.

(b) Biaya telepon adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

melakukan pemesanan kepada pemasok bahan baku. Total biaya telepon

 per pesanan Perusahaan Kecap Segitiga untuk bahan baku kedelai adalah

Rp 9 500.00, Rp 10 000.00 untuk pemesanan gula aren, Rp 8 000.00 untuk

 pemesanan gula kelapa dan Rp 8 000.00 untuk pemesanan garam.

 

untuk bahan baku gula aren, gula kelapa dan garam masing-masing

Page 79: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 79/108

sebesar Rp 100 000.00. Komponen besarnya biaya pemesanan per

 pesanan untuk setiap jenis bahan baku Perusahaan Kecap Segitiga secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Biaya Pemesanan Bahan Baku Preusan Kecap Segitiga Periode

Maret 2007 – Februari 2008 (Rupiah/pesanan)

Jenis Biaya Kacang

Kedelai Hitam

Gula Aren Gula

Kelapa

Garam

-Biaya telepon 9 500.00 10 000.00 8 000.00 8 000.00-Biaya administrasi 2 000.00 1 500.00 1 500.00 1 500.00

-Biaya upah 250 000.00 100 000.00 100 000.00 100 000.00

Total 261 500.00 111 500.00 109 500.00 109 500.00Sumber: wawancara dengan pihak perusahaan, 2008

6.6.2  Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang dikeluarkan karena perusahaan

menyimpan bahan baku di gudang. Biaya penyimpanan adalah hasil perkalian

dari tingkat persediaan rata-rata dengan biaya penyimpanan bahan baku per unit..

Biaya penyimpanan yang dibahas adalah biaya yang berubah karena adanya bahan

 baku yang disimpan. Biaya listrik, biaya fasilitas, biaya penyusutan gudang dan

 biaya lain-lain termasuk biaya tetap, maka dibebankan pada biaya overhead  

 perusahaan. Biaya tetap tidak tergantung dengan jumlah bahan baku yang

disimpan oleh karena itu tidak diperhitungkan dalam pengendalian persediaan

 

 barang disimpan dan tingkat suku bunga yang berlaku. Opportunity cost  tahunan

Page 80: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 80/108

merupakan perkalian dari rata-rata tingkat suku bunga deposito per tahun dengan

rata-rata harga bahan baku. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah rata-rata

tingkat suku bunga simpanan berjangka rupiah bank umum (12 bulan) periode

 bulan Maret 2007sampai dengan Februari 2008, yaitu sebesar 8.38 persen.

Opportunity cost   untuk bahan baku kedelai sebesar

Rp 426.71/kg (Rp 5 092.00 x 8.38%) per tahun, gula aren sebesar Rp 448.50/kg

(Rp 5 352.00 x 8.38%) per tahun, gula kelapa sebesar Rp 412.97/kg

(Rp 4 928.00 x 8.38%) per tahun, dan garam sebesar Rp 38.46/kg

(Rp 459.00 x 8.38%) per tahun. Semakin banyak persediaan di gudang, maka

akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap biaya penyimpanan.

Tabel 13. Biaya Penyimpanan Bahan Baku Perusahaan Kecap Segitiga

Bahan Baku Komponen

Biaya

 Nilai

(Rp/kg/Tahun)

 Nilai

(Rp/kg/bulan)

 Nilai

(Rp/kg/minggu)Kedelai Opportunity

cost

426.71 35.56 8.21

Gula aren Opportunity

cost

448.50 37.38 8.63

Gula kelapa Opportunity

cost

412.97 34.41 7.94

Garam Opportunity

cost

38.46 3.21 0.74

Sumber: Data Perusahaan (diolah), 2008

Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa biaya penyimpanan untuk

 

VII. ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN

BAKU PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA

Page 81: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 81/108

7.1 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Perusahaan

Pengendalian persediaan dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk

memperlancar proses produksi dan melindungi perusahaan agar tidak terjadi

kekurangan bahan baku, yang dapat menghambat kegiatan produksi perusahaan.

Pengendalian persediaan juga berguna untuk mengantisipasi kelebihan bahan

 baku yang dapat meningkatkan biaya penyimpanan. Sehingga diharapkan metode

 pengendalian persediaan yang dilakukan ini dapat lebih mengefisienkan biaya

yang yang harus dikeluarkan perusahaan, terkait dengan pengadaan bahan baku

serta dapat menjamin kontinuitas kegiatan produksi perusahaan. Biaya pengadaan

 bahan baku tersebut meliputi biaya pemesanan bahan baku, biaya penyimpanan

 bahan baku dan biaya pembelian bahan baku. Pada Perusahaan Kecap Segitiga

sendiri telah memiliki metode sendiri dalam pengadaan bahan baku, dimana

 pemesanan bahan baku didasarkan pada kebutuhan produksi dan kondisi

 persediaan bahan baku di gudang.

Penelitian ini untuk mencari alternatif metode pengendalian bahan baku

yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode perencanaan bahan baku (Material Requirement

 

tersebut haruslah dapat meminimumkan total biaya persediaan dan biaya

Page 82: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 82/108

 pembelian bahan baku. Dalam pembahasan metode pengendalian persediaan ini

digunakan lembaran MRP. Contoh penggunaan lembaran MRP untuk bahan baku

kacang kedelai akan dilampirkan pada lampiran 9, 11 dan 13 sedangkan untuk

 bahan baku lainnya tidak dilampirkan karena pada prinsipnya penggunaan

lembaran MRP sam untuk semua bahan baku.

Sistem pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan pada dasarnya

 bertujuan untuk melakukan pemesanan sejumlah kebutuhan untuk beberapa waktu

tertentu (sesuai lead time). Lead time untuk bahan baku kacang kedelai, gula aren,

gula kelapa adalah satu minggu, dan garam adalah selama dua minggu.pemesanan

 bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk kacang kedelai setiap

satu bulan sekali, untuk gula aren dan gula kelapa setiap 2-3 kali perbulan, hal ini

dilakukan karena untuk mengurangi tingkat kerusakan bahan baku gula.

Sedangkan untuk garam dilakukan setiap 2-3 bulan sekali.

Tabel 14.  Persediaan Kacang Kedelai, Gula Aren, Gula Kelapa dan Garam

Selama Periode Maret 2007- Februari 2008 (Kg)

Bulan Kedelai Gula aren Gula Kelapa Garam

Maret 2007 8 290.0 3 367.0 5 597.0 26 804.5

April 2007 7 150.0 9 595.0 12 438.0 24 448.0Mei 2007 31 164.0 12 790.0 13 490.5 14 859.0

Juni 2007 51 473.0 10 423.0 6 399.0 21 725.0

Juli 2007 37 126.0 9 660.0 2.0 12 131.0

A 2007 46 065 0 11 257 0 5 961 5 14 587 0

 

Persediaan bahan baku kacang kedelai, gula aren, gula kelapa, dan garam

Page 83: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 83/108

setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan tabel tersebut diketahui

 bahwa selama periode Maret 2007 sampai periode Februari 2008, total persediaan

yang tersimpan di gudang untuk kacang kedelai adalah sebesar 297 379.0 kg,

gula aren sebesar 205 612.0 kg, gula kelapa sebesar 181 972.0 kg, dan garam

sebesar 217 890.0 kg. Adanya persediaan bahan baku akan berpengaruh terhadap

 biaya penyimpanan perusahaan. Semakin besar tingkat persediaan bahan baku

yang disimpan, maka semakin besar biaya penyimpanannya.

Tabel 15. Biaya Persediaan Bahan Baku Periode Maret 2007–Februari 2008

Menggunakan Kondisi Aktual PerusahaanBiaya Pemesanan/tahun Biaya Penyimpanan/tahun Biaya total

 persediaan

Bahan

BakuRp/pesan Frek Total biaya

PemesananPer tahun

(Rp/tahun)

Rp/kg Jumlah persediaan(Kg/tahun)

Total BiayaPenyimpanan

Per tahun(Rp/tahun)

(Rp/tahun)

Kedelai 261 500.00 11 2 876 500.00 8.21 297 379.0 2 441 481.59 5 317 981.59

Gulaaren

111 500.00 21 2 341 500.00 8.63 205 612.0 1 774 431.56 4 115 931.56

Gulakelapa

109 500.00 22 2 409 000.00 7.94 181 972.0 1 444 857.68 3 853 857.68

Garam 109 500.00 6 657 000.00 0.74 217 890.0 161 238.60 818 238.60

Total Biaya Persediaan 14 106 009.43

Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

Total biaya persediaan bahan baku per tahun adalah total biaya antara

 pemesanan bahan baku dan biaya penyimpanan bahan baku. Pada Tabel 15 biaya

 pemesanan perusahaan pada periode Maret 2007 sampai dengan Februari 2008

 

sama yaitu untuk bahan baku kedelai sebesar Rp 2 441 481.59 karena bahan baku

kedelai merupakan bahan baku dengan tingkat persediaan terbesar pada

Page 84: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 84/108

ede a e upa a ba a ba u de ga t g at pe sed aa te besa pada

 perusahaan, sedangkan biaya penyimpanan terendah adalah untuk bahan baku

garam sebesar Rp 161 238.60. Biaya persediaan total perusahaan terbesar adalah

untuk biaya persediaan bahan baku kedelai yaitu sebesar Rp 5 317 981.59 dan

 biaya persediaan terendah adalah sebesar Rp 818 238.60 untuk bahan baku garam.

Total Biaya persediaan untuk keempat bahan baku yang harus ditanggung

 perusahaan adalah sebesar Rp 14 106 009.43. Pada Tabel 15 terlihat bahwa biaya

 pemesanan lebih besar dari biaya penyimpanan, hal ini dikarenakan tingginya

 biaya per pesanan yang harus ditanggung perusahaan. Sehingga perusahaan perlu

menurunkan frekuensi pemesanan dengan tanpa menggangu proses produksi, agar

 biaya persediaan bahan baku dapat ditekan.

Kuantitas pemesanan yang dilakukan perusahaan berbeda-beda setiap

 periode pemesanan, hal ini tergantung dari perkiraan permintaan konsumen akan

 produk kecap. Perusahaan saat ini memiliki empat pemasok untuk bahan baku

gula kelapa, pembelian dilakukan secara bergiliran untuk tiap pemasok dan untuk

 pemasok kedelai, gula aren, dan garam masing-masing satu pemasok.

Tabel 16. Biaya Pembelian Bahan Baku Periode Maret 2007-Februari 2008

Bahan Baku Kuantitas Harga beli Biaya Pembelian Total

 

 periode produksi Maret 2007 sampai dengan Februari 2008. Biaya pembelian

terbesar yaitu untuk bahan baku gula aren yang mencapai Rp 606 858 750.00 dan

Page 85: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 85/108

y g y g p p

merupakan bahan baku dengan kuantitas pemesanan yang terbesar dari ketiga

 bahan baku lainnya. Sedangkan biaya pembelian terkecil yaitu untuk bahan baku

garam yaitu sebesar Rp 19 213 740.00 dan biaya pembelian total

Rp 1 340 203 482.00 untuk keempat bahan baku.

7.2  Metode Material Requirement Planning  (MRP)

MRP merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan

 persediaan untuk barang-barang dengan sifat permintaan dependent (terikat).

Keempat bahan baku yang digunakan oleh perusahaan merupakan bahan baku

untuk produksi kecap yang bersifat terikat. Oleh karena itu metode MRP ini dapat

digunakan sebagai alternatif bagi perusahaan untuk merencanakan kebutuhan

 bahan baku, terutama dalam hal ukuran lot pemesanan, biaya pemesanan, biaya

 penyimpanan, besarnya tingkat persediaan dan kuantitas pembelian kumulatif

 bahan baku. Teknik MRP yang digunakan dalam pembahasan ini yaitu mengkaji

Teknik LFL, Teknik EOQ, dan Teknik POQ.

Rencana pelaksanaan pesanan merupakan perhitungan waktu mundur dari

rencana penerimaan pesanan. Dalam hal ini, rencana pelaksanaan pesanan sangat

 

7.2.1  Metode MRP Teknik Lot For Lot  (LFL)

Penggunaan metode LFL mengharuskan perusahaan melakukan

Page 86: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 86/108

 pemesanan bahan baku kedelai, gula aren, gula kelapa, dan garam sebesar

kebutuhan bersih keempat bahan baku tersebut, tanpa menghendaki adanya

 persediaan. Dengan menggunakan teknik LFL, perusahaan melakukan pemesanan

 bahan baku untuk setiap periode, teknik ini memiliki kelemahan bila bahan baku

mengalami keterlambatan, dimana proses produksi akan terganggu dikarenakan

 perusahaan tidak memiliki persediaan.dalam teknik ini sebanyak 44 kali untuk

 bahan baku kedelai, 51 kali untuk bahan baku gula aren, 47 kali untuk gula

kelapa, dan 48 kali untuk pembelian bahan baku garam. Frekuensi pemesanan

 pada teknik LFL ini lebih besar dari frekuensi yang dilakukan perusahaan,

sehingga berdampak pada melambungnya biaya pemesanan.

Jumlah persediaan di tangan pada periode tersebut dengan metode LFL

adalah sebanyak 7 640 kg untuk bahan baku kedelai, adanya persediaan pada

 bahan baku kedelai ini adalah karena adanya persediaan pada awal periode.

Jumlah persediaan untuk bahan baku gula aren dan gula kelapa sebesar nol,

karena perusahaan tidak memiliki persediaan pada awal periode tersebut, sehingga

 perusahaan hanya melakukan pemesanan sebesar kebutuhan bersih untuk setiap

 periodenya. Sedangkan untuk bahan baku garam, persediaan perusahaan sebesar

 

 bahan baku dengan biaya persediaan terbesar adalah bahanbaku kedelai sebesar

Rp 11 568 724.40. Biaya persediaan yang tinggi ini disebabkan karena dalam

Page 87: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 87/108

teknik LFL frekuensi pemesanan bahan baku menjadi lebih sering karena

 pemesanan bahan baku berdasarkan pada kebutuhan bersih tiap periode. Secara

rinci mengenai biaya persediaan bahan baku dengan teknik LFL dapat dilihat pada

Tabel 17.

Tabel 17. Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan Kecap Segitiga dengan

Teknik Lot For Lot  Periode Maret 2007-Februari 2008

Biaya Pemesanan/tahun Biaya penyimpanan /tahun Biaya TotalPersediaan

BahanBaku

Rp/pesan Frek Total biaya

 pemesanan pertahun

(Rp/tahun)

Rp/kg Jumlah

 persediaansetahun

(Kg/tahun)

Total Biaya

PenyimpananPertahun

(Rp/tahun)

(Rp/tahun)

Kedelai 261 500.00 44 11 506 000.00 8.21 7 640.0 62 724.40 11 568 724.40Gula

aren111 500.00 51 5 686 500.00 8.63 0.0 0.00 5 686 500.00

Gula

kelapa109 500.00 47 5 146 500.00 7.94 0.0 0.00 5 146 500.00

garam 109 500.00 48 5 256 000.00 0.74 2 735.5 2 024.27 5 258 024.30

Total Biaya Persediaan 27 659 748.70Sumber: Data perusahaan (diolah), 2008

Kuantitas pembelian bahan baku untuk produksi kecap pada periode yang

sama, dengan teknik LFL untuk ke empat bahan baku lebih kecil dari kuantitas

yang dibeli dengan teknik perusahaan, karena dalam melakukan pesanan bahan

 baku didasarkan pada jumlah kebutuhan bersih pada setiap periode. Kuantitas

b li b h b k t b d l t k ik i i it t k b li b h

 

Tabel 18. Kuantitas Pembelian Bahan Baku Teknik  Lot For Lot   Periode

Maret 2007-Februari 2008

Page 88: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 88/108

Kuantitas Harga beli Biaya pembelian total

Bahan Baku (Kg) (Rp/kg) (Rp/tahun)

kedelai 42 797.0 5 092.00 217 922 324.00

gula aren 96 874.0 5 625.00 544 916 250.00

gula kelapa 91 139.0 4 928.00 449 132 992.00

garam 35 579.0 459.00 16 330 761.00

Total biaya pembelian 1 228 302 327.00

Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

7.2.2  Metode MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Penggunaan teknik EOQ mengharuskan perusahaan melakukan

 pemesanan kacang kedelai, gula aren, gula kelapa, dan garam sebesar tingkat

EOQnya atau kelipatan dari EOQ pada setiap kali melakukan pemesanan bahan

 baku, apabila kebutuhan bersih melebihi dari tingkat EOQ-nya. Nilai EOQ untuk

kacang kedelai adalah 7 423.18 kg, untuk gula aren sebesar 6 938.23 kg, gula

kelapa sebesar 6 952.91 kg, dan EOQ garam sebesar 14 560.25 kg untuk setiap

kali pemesanan bahan baku.

Dengan menggunakan teknik EOQ perusahaan melakukan pemesanan

 bahan baku yang lebih rendah dibandingkan dengan teknik yang dilakukan

 perusahaan. Teknik ini memungkinkan perusahaan dapat menekan biaya

 pemesanan dengan penghematan yang cukup besar. Pada teknik ini perusahaan

melakukan pemesanan sebanyak 6 kali pemesanan untuk kacang kedelai untuk

 

sebesar 155 462.6 kg dengan biaya persediaan sebesar Rp 2 791 142.24. Biaya

 persediaan total untuk keempat bahan baku dengan menggunakan teknik EOQ

Page 89: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 89/108

adalah sebesar Rp 9 365 809.48. Penghematan dari teknik ini hampir setengahnya

dari biaya persediaan yang ditanggung perusahaan. Secara rinci biaya

 peresediaan bahan baku dengan teknik EOQ dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan Kecap Segitiga Teknik

 Economic Order Quantity  Periode Maret 2007-Februari 2008

Bahan baku Biaya Pemesanan/tahun Biaya Penyimpanan/tahun

Biaya TotalPersediaan

Rp/pesan Frek Total Biaya Rp/kg Jumlah Total Biaya (Rp/tahun)

Pemesanan persediaan Penyimpanan

Per tahun setahun per tahun

(Rp/tahun) (kg/tahun) (Rp/tahun)Kedelai 261 500.00 6 1 569 000.00 8.21 185 872.7 1 526 014.50 3 095 014.50

Gulaaren 111 500.00 13 1 449 500.00 8.63 155 462.6 1 341 642.24 2 791 142.24

Gulakelapa 109 500.00 12 1 314 000.00 7.94 195 614.7 1 553 180.90 2 867 180.90

Garam 109 500.00 3 328 500.00 0.74 383 742.0 283 969.10 612 471.10

Total Biaya Persediaan 9 365 809.48

Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

Kuantitas pembelian bahan baku gula kelapa untuk produksi kecap pada

 periode Maret 2007 sampai dengan Februari 2008 menempati urutan terbesar

dalam pembelian bahan baku, yaitu sebesar 97 340.7 kg, dengan biaya pembelian

sebesar Rp 479 694 969.60. Sedangkan kuantitas pembelian bahan baku terendah

yaitu untuk bahan baku garam sebesar 43 630.8 kg, dengan biaya pembelian

b R 20 049 487 20 k i b ih l bih d h d i d

 

Tabel 20. Kuntitas Pembelian Bahan Baku Teknik Economic Order Quantity 

Periode Maret 2007-Februari 2008

Kuantitas Harga beli Biaya pembelian total

Page 90: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 90/108

Kuantitas Harga beli Biaya pembelian totalBahan Baku (Kg) (Rp/kg) (Rp/tahun)

kedelai 44 539.1 5 092.00 226 793 097.20

gula aren 97 135.0 5 625.00 546 384 375.00

gula kelapa 97 340.7 4 928.00 479 694 969.60

garam 43 680.8 459.00 20 049 487.20

Total biaya pembelian 1 272 921 929.00Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

7.2.3  Metode MRP Teknik Period Order Quantity (POQ)

Dalam teknik POQ, ukuran lot ditetapkan sama dengan kebutuhan aktual

dalam jumlah periode tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

demikian, kelebihan persediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dapat

ditekan. Keunggulan teknik POQ dibandingkan dengan teknik EOQ adalah dalam

mengurangi biaya penyimpanan sediaan bila kebutuhan tidak uniform, karena

sediaan yang berlebihan dapat dihindari. Kebutuhan akan bahan baku perusahaan

dalam produksi kecap memiliki kebutuhan yang tidak seragam tiap periodenya,

oleh karena itu teknik POQ cocok diterapkan dalam menganalisis persediaan ke

empat bahan baku pada Perusahaan Kecap Segitiga.

Hasil perhitungan jumlah periode yang harus dipenuhi menghasilkan nilai

POQ untuk kedelai adalah 9 periode, yang berarti kebutuhan untuk sembilan

 periode atau sembilan minggu harus dipenuhi oleh satu kali pemesanan bahan

 

dengan teknik ini perusahaan dapat menekan biaya persediaan dari biaya

 penyimpanan. Pemesanan bahan baku yang dilakukan dalam teknik ini untuk

Page 91: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 91/108

 bahan baku kedelai sebanyak 5 kali, bahan baku gula aren 12 kali, bahan baku

gula kelapa 12 kali, dan bahan baku garam 3 kali.

Tabel 21. Biaya Persediaan Bahan Baku Perusahaan Kecap Segitiga Teknik

 Period Order Quantity  Periode Maret 2007-Februari 2008

Bahan Biaya Pemesanan/tahun Biaya Penympanan/tahunBiaya TotalPersediaan

 baku Rp/pesan Frek Total Biaya Rp/kg Jumlah Total Biaya (Rp/tahun)

Pemesanan persediaan Penyimpanan

Per tahun setahun per tahun

(Rp/tahun) (kg/tahun) (Rp/tahun)

Kedelai 261 500.00 5 1 307 500.00 8.21 167 086.0 1 371 776.06 2 679 276.06

Gula aren 111 500.00 12 1 338 000.00 8.63 141 267.0 1 219 134.21 2 557 134.21

GulaKelapa 109 500.00 12 1 314 000.00 7.94 140 495.0 1 115 530.30 2 429 530.30

Garam 109 500.00 3 328 500.00 0.74 383 742.0 283 969.08 612 469.08

Biaya Total Persediaan 8 278 409.65

Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

Tingkat persediaan bahan baku yang tertinggi dalam teknik ini yaitu,

untuk bahan baku garam sebesar 383 742.0 kg, tetapi karena biaya opportunity

cost nya rendah maka biaya penyimpanan untuk bahan baku garam menjadi yang

 paling rendah diantara keempat bahan baku yang lain. Sedangkan tingkat

 persediaan yang paling rendah yaitu untuk bahan baku gula kelapa sebesar

140 495.0 kg, dengan biaya penyimpanan sebesar Rp 1 115 530.30. Total biaya

persediaan untuk keempat bahan baku dalam teknik ini yang harus ditanggung

 

 bahan baku kedelai sebesar 42 822.0 kg, gula aren sebesar 96 874.0 kg, gula

kelapa sebesar 91 141.0 kg, dan garam sebesar 35 664.5 kg. Biaya pembelian

Page 92: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 92/108

terbesar adalah untuk bahan baku gula aren, yaitu mencapai Rp 544 916 250.00

dan biaya pembelian terendah yaitu untuk bahan baku garam sebesar

Rp 16 370 005.50. Secara lebih rinci biaya pembelian untuk bahan baku kedelai,

gula aren, gula kelapa dan garam dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Kuantitas Pembelian Bahan Baku Teknik  Period Order Quantity 

Periode Maret 2007-Februari 2008

Kuantitas Harga beli Biaya Pembelian total

Bahan Baku (Kg) (Rp/kg) (Rp/tahun)

kedelai 42 822.0 5 092.00 218 049 624.00gula aren 96 874.0 5 625.00 544 916 250.00

gula kelap 91 141.0 4 928.00 449 142 848.00

garam 35 664.5 459.00 16 370 005.50

Total biaya pembelian 1 228 478 728.50Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

7.3  Analisis Perbandingan Metode Pengendalian Persediaan

Berdasarkan hasil perhitungan metode pengendalian persediaan

 perusahaan dengan teknik LFL, EOQ, dan POQ selama periode Maret 2007

sampai dengan Februari 2008, dapat dilakukan perbandingan diantara teknik-

teknik tersebut. Ringkasan perhitungan disajikan pada Tabel 23. Dari hasil

 perhitungan diperoleh hasil bahwa metode MRP menghasilkan biaya persediaan

 

teknik LFL menghasilkan frekuensi yang lebih banyak, sehingga berdampak pada

 biaya penyimpanan yang melonjak naik.

Page 93: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 93/108

Tabel 23. Perbandingan Frekuensi, Biaya Persediaan dan Biaya Pembelian

Total Bahan Baku Periode Maret 2007-Februari 2008

Uraian Perusahaan LFL EOQ POQ

Frekuensi Pemesanan 11 kali Kedelai 44 kali kedelai 6 kali Kedelai 5 kali Kedelai

21 kali gula aren 51 kali Gula aren 13 kali Gulaaren 12 kali Gula aren22 kali gula

kelapa

47 kali Gula

kelapa

12 kali Gula

kelapa

12 kali Gula

Kelapa

6 kali garam 48 kali garam 3 kali garam 3 Kali Garam

Biaya persediaanKedelai (Rp) 5 317 981.59 11 568 724.40 3 095 014.50 2 679 276.06

Biaya PersediaanGula Aren (Rp) 4 115 931.56 5 686 500.00 2 791 142.24 2 557 134.21

Biaya PersediaanGula Kelapa (Rp) 3 853 857.68 5 146 500.00 2 867 180.90 2 429 530.30

Biaya persediaanGaram (Rp) 818 238.60 5 258 024.30 612 471.10 612 469.08

Biaya Persediaan

Total (Rp) 14 106 009.43 27 659 748.70 9 365 809.48 8 278 409.65

Biaya Pembelian

Kedelai (Rp) 234 170 896.00 217 922 324.00 226 792 995.20 218 049 624.00

Biaya Pembelian

Gula Aren (Rp) 606 858 750.00 544 916 250.00 546 384 375.00 544 916 250.00

Biaya Pembelian

Gula Kelapa (Rp) 479 960 096.00 449 132 992.00 479 694 969.60 449 142 848.00Biaya PembelianGaram (Rp) 19 213 740.00 16 330 761.00 20 049 487.20 16 370 005.50

Biaya Pembelian

Total (Rp) 1 340 203 482.00 1 228 302 327.00 1 272 921 929.00 1 228 478 728.50

Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

Dalam metode MRP teknik POQ menghasilkan biaya persediaan total dan

 juga biaya pembelian total untuk keempat bahan baku yang paling rendah

dibanding dengan yang dilakukan oleh perusahaan, tenik LFL dan EOQ.

 

Tabel 24. Penghematan Biaya Persediaan dan Pembelian dengan MRP

Teknik LFL, EOQ dan POQ

Uraian LFL EOQ POQ(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

Page 94: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 94/108

(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

Biaya persediaan

Kedelai -6 250 742.81 -117.5 2 222 967.09 41.8 2 638 705.53 49.6

Biaya persediaan

Gula aren -1 570 568.44 -38.2 1 324 789.32 32.2 1 558 797.35 37.8

Biaya PersediaanGula Kelapa -1 292 642.32 -33.5 986 676.78 25.6 1 424 327.38 37.0

Biaya persediaan

Garam -4 439 785.67 -542.6 205 767.50 25.1 205 769.52 25.1Biaya Persediaan

Total -13 553 739.27 -96.1 4 740 199.95 33.6 5 827 599.78 41.3

Biaya PembelianKedelai 16 248 572.00 6.9 7 377 900.80 3.1 16 121 272.00 6.9

Biaya pembelianGula aren 61 942 500.00 10.2 60 484 375.00 10.0 61 942 500.00 10.2

Biaya Pembelian

Gula Kelapa 30 827 104.00 6.4 265 126.40 0.1 30 817 248.00 6.4

Biaya PembelianGaram 2 882 979.00 15.0 -835 747.20 -4 2 843 734.50 14.8

Biaya Pembelian

Total 111 901 155.00 8.3 67 281 555.00 5.0 111 724 755.50 8.3

Sumber : Data Perusahaan (diolah), 2008

Sedangkan untuk penghematan terhadap biaya pembelian metode POQ

 juga menghasilkan penghematan terbesar yaitu 8.3 persen, penghematan ini sama

 besarnya dalam teknik LFL. Apabila dilihat dari persentase penghematan

 pembelian teknik POQ, bahan baku garam memeliki kontribusi dalam biaya

 penghematan yaitu sebesar 14.8 persen. Tetapi apabila dilihat dari nominal,

 bahan baku gula aren memiliki kontribusi yang besar dalam penghematan biaya

 pembelian yaitu sebesar Rp 61 942 500.00 atau sebesar 10.2 persen dari biaya

 

7.4  Rekomendasi Alternatif Metode Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Berdasarkan Data Historis Peerusahaan Periode Maret 2007-

Februari 2008

Page 95: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 95/108

Berdasarkan hasil analisis perbandingan biaya persediaan dan biaya

 pembelian bahan baku serta penghematan metode MRP terhadap kebijakan

 perusahaan periode Maret 2007 sampai dengan Februari 2008, maka dapat

direkomendasikan suatu model alternatif pengendalian persediaan bahan baku

kedelai, gula aren, gula kelapa, dan garam Perusahaan Kecap Segitiga. Metode

alternatif ini diharapkan dapat menghemat biaya perusahaan, melalui

 penghematan biaya persediaan bahan baku yang terdiri dari biaya pemesanan dan

 biaya penyimpanan bahan baku, serta melalui penghematan biaya pembelian

 bahan baku.

Hasil analisis perbandingan biaya persediaan dan penghematan metode

MRP terhadap kebijakan perusahaan periode Maret 2007 sampai dengan Februari

2008, menunjukan bahwa kebijakan pengendalian persediaan kedelai, gula aren,

gula kelapa dan garam perusahaan belum optimal, artinya biaya persediaan masih

dapat ditekan lebih rendah. Biaya persediaan bahan baku yang ditanggung

 perusahaan pada periode tersebut mencapai Rp 14 106 009.43 dengan biaya

 pembelian bahan baku sebesar Rp 1 340 203 482.00.

Sementara metode MRP teknik EOQ dan teknik POQ memungkinkan

 

 perusahaan disebabkan oleh kuantitas selama periode tersebut, bahan baku yang

dibeli perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan metode MRP teknik LFL,

Page 96: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 96/108

EOQ dan POQ.

Hasil analisis dengan metode POQ dalam penelitian ini dapat memberikan

alternatif bagi perusahaan untuk menghasilkan penghematan terhadap biaya

 pemesanan dan biaya penyimpanan. Penghematan biaya persediaan perusahaan

dengan teknik POQ untuk keempat bahan baku, yaitu sebesar Rp 5 827 599.78

(41.3%) serta penghematan terhadap biaya pembelian sebesar Rp 111 724 755.50

atau dapat menghemat biaya pembelian perusahaan sebesar 8.3 persen.

Penghematan biaya pembelian ini terutama terhadap biaya pembelian gula aren

yang menghasilkan penghematan sebesar Rp 61 942 500.00.

Metode POQ digunakan untuk menentukan ukuran lot yang ditetapkan

sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah periode tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kelebihan sediaan yang mungkin timbul

dalam kebijakan EOQ dihilangkan. Teknik ini dapat mengurangi biaya

 penyimpanan sediaan bila kebutuhan tidak uniform, karena sediaan yang

 berlebihan dapat dihindari. Oleh karena itu metode MRP teknik POQ dapat

direkomendasikan sebagai metode pengendalian persediaan bahan baku kedelai,

gula aren, gula kelapa, dan garam pada Perusahaan Kecap Segitiga. Dimana nilai

 

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Page 97: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 97/108

8.1  Kesimpulan

1.  Biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan kecap segitga untuk persediaan

sebesar Rp 14 106 009.43 dengan biaya pembelian sebesar

Rp 1 340 203 482.00 sedangkan dengan teknik POQ biaya persediaan

 perusahaan sebesar Rp 8 278 409.65 atau perusahaan dapat menghemat

 biaya persediaan sebesar Rp 5 827 599.78 atau sebesar 41.3 persen dari

 biaya aktual yang dikeluarkan oleh Perusahaan Kecap Segitiga. Biaya

 pembelian dengan teknik POQ sebesar Rp 1 228 478 728.00 atau

 perusahaan mengalami penghematan biaya pembelian bahan baku sebesar

Rp 111 724 755.00 atau sebesar 8.3 persen.

2.  Sistem pengadaan dan pengendalian persediaan bahan baku kecap di

Perusahaan Kecap Segitiga belum optimal dari segi biaya persediaan. Hal

ini ditunjukkan dengan tingginya biaya persediaan yang dihasilkan

 perusahaan, dibandingkan dengan sistem pengendalian menggunakan

metode MRP teknik EOQ dan POQ. Sedangkan dengan menggunakan

teknik LFL biaya persediaan yang akan ditanggung perusahaan mengalami

 peningkatan sebagai akibat dari tingginya frekuensi pemesanan. Metode

 

 perusahaan adalah 41.3 persen dan 8.3 persen terhadap biaya pembelian

 bahan baku kedelai, gula aren, gula kelapa, dan garam.

8 2 S

Page 98: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 98/108

8.2  Saran

1.  Metode MRP teknik POQ yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan

dapat direkomendasikan sebagai model alternatif dalam pengendalian

 persediaan bahan baku perusahaan, dengan harapan dapat lebih

menghemat biaya persediaan, sehingga penghematan yang diperoleh

 perusahaan, dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lain.

2.  Perusahaan perlu memperhatikan kebutuhan bersih dari bahan baku,

sehingga persediaan bahan baku perusahaan dapat ditekan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 1999.  Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Lembaga

Page 99: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 99/108

, j p g

Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

BPS. 2007. Statistik Industri Besar dan Sedang Indonesia. BPS. Jakarta.

Buffa, E. S dan Sarin, R. K. 1999. Manajemen Operasi dan Produksi Moderen.

Jilid 1. Bina Rupa aksara. Jakarta.

Gaspersz, V. 2002.  Production Planning and Inventory Control Berdasarkan

 Pendekatan Sistem Integrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21.

Edisi Revisi dan Perluasan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Handoko, T. H. 1997.  Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi ke-

1. BPFE. Yogyakarta.

Heizer, J and Render. 2005. Operation Management  (Manajemen Operasi). Edisi

ke-7.Salemba Empat. Jakarta.

Herjanto, Eddy. 1999.  Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi kedua. Grasindo.

Jakarta.

Indrajit, R.E. dan R. Djokopranoto. 2005.  Manajemen Persediaan. Grasindo.Jakarta.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Edisi Revisi jilid 1. Prenhalindo. Jakarta.

Munawar, S. 2006.  Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. Maja

Sari Bakery, Majalengka. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Okristian, 1999.  Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. Purnama

 Bakery. Jakarta. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

 

Situs Bank Indonesia. 2008. Tingkat Suku Bunga Pinjaman Berjangka Rrupiah

 Menurut Kelompok Bank. Bank Umum-12 Bulan.

http://www.bi.go.id/utama/datastatistik/.(20 Maret 2008)

Page 100: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 100/108

Situs BPS. 2007.  Produksi Tanaman Sekunder Indonesia tahun 2003-2007 .

http;/www. BPS.go.id/agriculture. (21 Desember 2007)

Widyastuti, M. 2001. Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Susu Kental

 Manis (studi kasus : PT. Indolakto, Sukabumi). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

 

Page 101: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 101/108

 

Lampiran 1. Daftar Produk Kecap Produksi Perusahaan Kecap Segitiga

Pada Bulan Maret 2008

HARGANo Kode Nama Barang UnitPabrik (Rp)

Page 102: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 102/108

1 01-001 Kecap Segitiga Asin 140 ml Pcs 2 400.00

2 01-002 Kecap Segitiga Asin 250 ml Pcs 2800.00

3 01-003 Kecap Segitiga Asin 300 ml Pcs 5 250.00

4 01-004 Kecap Segitiga Asin 500 ml Pcs 5 600.00

5 01-005 Kecap Segitiga Asin 600 ml Pcs 10 000.00

6 01-006 Kecap Segitiga Manis Sedang 140 ml Pcs 2 650.00

7 01-007 Kecap Segitiga Manis Sedang 250 ml Pcs 3 400.00

8 01-008 Kecap Segitiga Manis Sedang 300 ml Pcs 5 500.00

9 01-009 Kecap Segitiga Manis Sedang 500 ml Pcs 6 800.00

10 01-010 Kecap Segitiga Manis Sedang 600 ml Pcs 10 500.00

11 01-011 Kecap Segitiga Manis 140 ml Pcs 2 900.00

12 01-013 Kecap Segitiga Manis 300 ml Pcs 5 750.00

13 01-015 Kecap Segitiga Manis 600 ml Pcs 11 000.00

14 01-033 Kecap Segitiga Asin 300 ml Plastik Pcs 5 000.00

15 01-034 Kecap Segitiga M.S 300 ml Plastik Pcs 5 300.00

16 01-035 Kecap Segitiga Manis 300 ml Plastik Pcs 5 700.00

17 01-040 Sachet Segitiga Asin 15 ml Pak 3 500.00

18 01-041 Sachet Segitiga Manis Sedang 15 ml Pak 3 500.00

19 01-042 Sachet Segitiga Manis 15 ml Pak 4 000.00

20 01-043 Sachet Samara Manis Sedang 15 ml Pak 3 000.00

21 01-044 Sachet Samara Manis 15 ml Pak 3 000.00

Lampiran 2. Daftar Pembelian Bahan Baku Perusahaan Periode Maret

2007-Februari 2008 (kg)

Bulan Kedelai Gula Aren Gula Kelapa Garam

Maret 2007 600 4 613 5 239 8 023

 April 2007 1 000 10 480 6 888.5 0

Mei 2007 8 223 8 128 8 061 0

Juni 2007 8 223 10 014 4 313 8 078

Juli 2007 3 429 11 949 0 0

 Agustus 2007 6 000 16 368 4 824 6 941

September 2007 0 17 469 2 980 0

 

Lampiran 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Kecap Perusahaan Kecap

Segitiga 2008

Pencucian Kedelai

Page 103: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 103/108

Perebusan I

Penjemuran I

Fermentasi Jamur 

Pembelengan

Penyaringan I

Perebusan II

Penyaringan II Ampas Kecap

 

Lampiran 4. Struktur Organisasi Perusahaan Kecap Segitiga

Direktur

Page 104: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 104/108

Lampiran 5. Suku Bunga Simpanan Berjangka Rupiah Bank Umum

(12 Bulan) Maret 2007-Februari 2008 (%)

Bulan Suku Bunga Simpanan Berjangka

Maret 2007 9.00

April 2007 9.00

Mei 2007 8.75

Juni 2007 8.50

Juli 2007 8.25

Agustus 2007 8.25

September 2007 8.25

Oktober 2007 8.25

 November 2007 8.25

Desember 2007 8.00

Januari 2008 8.00

Februari 2008 8.00Rata-rata 8.38

KeuanganMarketing Produksi

Wakil Direktur

 

Lampiran 7. Perhitungan EOQ Bahan Baku

EOQ Kedelai = = = 7 423.18kgSD2 01.8652615002  x x

Page 105: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 105/108

EOQ Gula Aren = = = 6 938.23 kg

EOQ Gula Kelapa = = = 6 952.91 kg

EOQ Garam = = = 14 560.25 kg

Lampiran 8. Perhitungan POQ Bahan Baku

POQ Kedelai = EOQ/Permintaan Rata-rata (per periode)

= 7 423.18 kg / 865.01

= 9 Periode

POQ Gula Aren = EOQ/Permintaan Rata-rata (per periode)

= 6 938.23 / 1 862.96

= 4 Periode

POQ Gula Kelapa = EOQ/Permintaan Rata-rata (per periode)

= 6 952.91 / 1 752.73

= 4 Periode

POQ Garam = EOQ/Permintaan Rata-rata (per periode)

= 14 560.25 / 716.35

= 20 Periode

 H  21.8

 H 

SD2

63.8

96.18621115002  x x

 H 

SD2

94.7

73.17521095002  x x

 H 

SD2

74.0

35.7161095002  x x

 

Lampiran 9. MRP dengan Teknik LFL untuk Bahan Baku Kedelai

Lead Time 1 Minggu

Periode (Minggu)Komponen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kotor 280 300 250 330 200 250 250 300 437 450 420 430 448

Persediaan di tangan 2 185 kg 1905 1605 1355 1025 825 575 325 25 0 0 0 0 0

Kebutuhan bersih 412 450 420 430 448

R P i P 412 450 420 430 448

Page 106: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 106/108

Rencana Penerimaan Pesanan 412 450 420 430 448

Rencana pelaksanaan Pesanan 412 450 420 430 448 950

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Kebutuhan Kotor 950 1250 1350 1861 1500 1500 1320 1961 1069 1100 1065 1065 1030

Persediaan di tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan bersih 950 1250 1350 1861 1500 1500 1320 1961 1069 1100 1065 1065 1030

Rencana Penerimaan Pesanan 950 1250 1350 1861 1500 1500 1320 1961 1069 1100 1065 1065 1030

Rencana pelaksanaan Pesanan 1250 1350 1861 1500 1500 1320 1961 1069 1100 1065 1065 1030 1250

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Kebutuhan Kotor 1250 1600 1400 1474 433 450 425 435 423 1000 1400 1560 1449

Persediaan di tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan bersih 1250 1600 1400 1474 433 450 425 435 423 1000 1400 1560 1449

Rencana Penerimaan Pesanan 1250 1600 1400 1474 433 450 425 435 423 1000 1400 1560 1449

Rencana pelaksnaan Pesanan 1600 1400 1474 433 450 425 435 423 1000 1400 1560 1449 1100

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

Kebutuhan Kotor 1100 950 900 996 850 835 849 849 862 645 550 450 481

Persediaan di tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan bersih 1100 950 900 996 850 835 849 849 862 645 550 450 481

Rencana Penerimaan Pesanan 1100 950 900 996 850 835 849 849 862 645 550 450 481

Rencana pelaksnaan Pesanan 950 900 996 850 835 849 849 862 645 550 450 481

Lampiran 10 . Persediaan di Tangan, Pembelian dan Frekuensi PembelianKomponen Total

Persediaan di tangan (kg) 7 640

Frekuensi pemesanan (kali) 44

Pembelian (kg) 42 797

 

Lampiran 11 .MRP dengan Teknik EOQ untuk Bahan Baku Kedelai

Lead Time 1 Minggu

Periode (Minggu)Jenis Komponen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kotor 280 300 250 330 200 250 250 300 437 450 420 430 448

Persediaan di tangan 2185 kg 1905 1605 1355 1025 825 575 325 25 7011.18 6561.18 6141.18 5711.18 5263.18

Kebutuhan bersih 412

Rencana Penerimaan Pesanan 7423 18

Page 107: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 107/108

Rencana Penerimaan Pesanan 7423.18

Rencana pelaksnaan Pesanan 7423.18

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Kebutuhan Kotor 950 1250 1350 1861 1500 1500 1320 1961 1069 1100 1065 1065 1030

Persediaan di tangan 4313.18 3063.18 2063 202 6125.18 4625.18 3305.18 1694 625 6948.18 5883.18 4818.18 3788.18

Kebutuhan bersih 1298 475

Rencana Penerimaan Pesanan 7423.18 7423.18

Rencana pelaksnaan Pesanan 7423.18 7423.18

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Kebutuhan Kotor 1250 1600 1400 1474 433 450 425 435 423 1000 1400 1560 1449

Persediaan di tangan 2538.18 938.18 6961.36 5487.36 5054.36 4604.36 4179.36 3744.36 3321.36 2321.36 921.36 6784.54 5335.54

Kebutuhan bersih 461.82 638.64

Rencana Penerimaan Pesanan 7423.18 7423.18

Rencana pelaksnaan Pesanan 7423.18 7423.18

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

Kebutuhan Kotor 1100 950 900 996 850 835 849 849 862 645 550 450 481

Persediaan di tangan 4235.54 3285.54 2385.54 1389.54 539.54 7127.72 6278.72 5429.72 4567.72 3922.72 3372.72 2922.72 2441.72

Kebutuhan bersih

Rencana Penerimaan Pesanan 7423.18

Rencana pelaksnaan Pesanan 7423.18

Lampiran 12. Persediaan di Tangan, Pembelian dan Frekuensi PembelianKomponen Total

Persediaan di tangan (kg) 185 873

Frekuensi pemesanan (Kali) 6

Pembelian (kg) 44 539.1

 

Lampiran 13. MRP dengan Teknik POQ untuk Bahan Baku Kedelai

Lead Time 1 Minggu

Periode (Minggu)

Jenis Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kebutuhan Kotor 280 300 250 330 200 250 250 300 437 450 420 430 448

Persediaan di tangan 2 185 kg 1905 1605 1355 1025 825 575 325 25 7184 6734 6314 5884 5436

Kebutuhan bersih 412

Rencana Penerimaan Pesanan 7596

Page 108: Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

8/20/2019 Analisa Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kecap Majalengka

http://slidepdf.com/reader/full/analisa-pengendalian-persediaan-bahan-baku-kecap-majalengka 108/108

Rencana Penerimaan Pesanan 7596

Rencana pelaksnaan Pesanan 7596

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Kebutuhan Kotor 950 1250 1350 1861 1500 1500 1320 1961 1069 1100 1065 1065 1030

Persediaan di tangan 4486 3236 1886 25 10135 8635 7315 5354 4285 3185 2120 1055 25

Kebutuhan bersih 1475

Rencana Penerimaan Pesanan 11610

Rencana pelaksnaan Pesanan 11610 7890

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Kebutuhan Kotor 1250 1600 1400 1474 433 450 425 435 423 1000 1400 1560 1449

Persediaan di tangan 6665 5065 3665 2191 1758 1308 883 448 25 9230 7830 6270 4821

Kebutuhan bersih 975

Rencana Penerimaan Pesanan 7890 10205

Rencana pelaksnaan Pesanan 10205

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

Kebutuhan Kotor 1100 950 900 996 850 835 849 849 862 645 550 450 481

Persediaan di tangan 3721 2771 1871 875 25 4711 3862 3013 2151 1506 956 506 25

Kebutuhan bersih 810

Rencana Penerimaan Pesanan 5521

Rencana pelaksnaan Pesanan 5521

Lampiran 14. Persediaan di Tangan, Pembelian dan Frekuensi PembelianKomponen Total

Persediaan di tangan (kg) 167 006

Frekuensi pemesanan (kali) 5

Pembelian (kg) 42 822