analisa location quotient ( lq ) di propinsi bali untuk menentuka sektor ekonomi unggulan

25
Mata Kuliah EKONOMI REGIONAL Dosen : Dr. Deddy S. Bratakusumah ANALISA LQ ( LOCATION QUOTIENT ) DI PROPINSI BALI DALAM MENENTUKAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN. Nyoman Rudana, SE NPM 08.D.040 10 Oktober 2008

Upload: nyoman-rudana

Post on 07-Jun-2015

7.305 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

Mata KuliahEKONOMI REGIONAL

Dosen : Dr. Deddy S. Bratakusumah

ANALISA LQ ( LOCATION QUOTIENT ) DI PROPINSI BALI DALAM MENENTUKAN

SEKTOR EKONOMI UNGGULAN.

Nyoman Rudana, SE NPM 08.D.040

10 Oktober 2008

Magister Administrasi Publik Manajemen Pembangunan Daerah STIA LAN Jakarta

DAFTAR ISI

Page 2: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

I. Latar Belakang 3

II. Tujuan Pembuatan Makalah 5

III. Kerangka Teori 6

IV. Perhitungan dan Analisa LQ 8

V. Kesimpulan dan Saran 16

VI. Daftar Pustaka 17

2

Page 3: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

PERHITUNGAN LQ ( LOCATION QUOTIENT ) DI PROPINSI BALI DALAM

MENENTUKAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN.

I. LATAR BELAKANG

Provinsi Bali terdiri dari beberapa Pulau yaitu Pulau Bali yang merupakan Pulau terbesar,

sedangkan pulau-pulau kecil lainnya adalah Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan,

Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan dan Pulau Menjangan. Luas wilayah Bali secara

keseluruhan 5.636,86 Km2 atau 0,29% dari luas kepulauan Indonesia. Jumlah penduduk

Bali Tahun 2000 (Sensus Penduduk) sebesar 3.146.999 jiwa atau dengan kepadatan

penduduk 555 jiwa/km2 dan tingkat per-tumbuhan penduduk 1,19% per tahun selama

periode tahun 1990 - 2000. Untuk tahun 2006 jumlah penduduk Bali sebanyak 3. 310 307

jiwa ( lihat tabel I pada lampiran ).

Secara Administratif Provinsi Bali dibagi menjadi 9 Kabupaten/ Kota 8 Kabupaten dan 1

Kota ), 55 Kecamatan, 701 Desa/ Kelurahan, 1.433 Desa Pekraman, 3.945 Banjar/ Adat.

Tabel Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali

Kabupaten/Kota Ibukota Luas(km²)

Persentase

(%)

Jembrana Negara 841,80 14,94

Tabanan Tabanan 839,30 14,90

Badung Badung 420,09 7,43

Denpasar Denpasar 123,98 2,20

Gianyar Gianyar 368,00 6,53

Klungkung Semarapura 315,00 5,59

Bangli Bangli 520,81 9,25

Karangasem Amlapura 839,54 14,90

Buleleng Singaraja 1.365,88 24,25Jumlah 5.634,40 100,00

Sumber: Master Plan Penunjang Investasi Provinsi Bali Tahun 2006-2010

3

Page 4: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

Populasi Bali per jenis kelamin dan kabupaten / kotamadya , 2006

Kabupaten / Kotamadya Laki Wanita Total

 01. Jembrana 124 021 127 487 251 508 02. Tabanan 203 394 206768 410 162 03. Badung 186 238 184 716 370 954 04. Gianyar 194 064 193 119 387 183 05. Klungkung 84 414 88 091 172 505 06. Bangli 105 720 106 294 212 014 07. Karangasem 201 455 203 136 404 591 08. Buleleng 321 880 321 173 643 053

 09. Denpasar 237 509 220 828 458 337

B A L I 1 658 695 1 651 612 3 310 307

Jumlah Tenaga Kerja di Bali 2000 – 2006

Year Male Female Total

2006 1 128 480 861 996 1 990 4762005 1 096 795 905 376 2 002 1712004 1 078 240 846 565 1 924 701

2003 1 078 941 831 113 1 910 054

2002 1 010 103 767 806 1 777 909

2001 966 437 663 480 1 629 917

2000 985 245 767 524 1 752 769

Kondisi ekonomi Daerah Bali tahun 2006 dapat dilihat dari stuktur perekonomian, dimana

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Propinsi Bali atas dasar harga berlaku tahun

2006 sebesar Rp. 37.388.484.90 atau naik sebesar 10,14% dari tahun sebelumnya.

Yang menduduki tiga besar dari PDRB berdasarkan harga yang berlaku di tahun 2006

adalah sektor Perdagangan, Hotel dan restaurant ( 28, 88% ), pertaniam, peternakan,

Kehutanan dan Perikanan ( 19,96% ) dan sektor jasa ( 16,22% ).

4

Page 5: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

NO INDUSTRIPDRB

industri PDRB industri

% Increas

e

    di Bali 2005 di Bali 20062006 vs

2005

1Pertanian, peternakan, kehutanan,peternakan

6,887,173.89 7,463,262.78 108.36

2 Pertambangan dan penggalian 225,485.55 257,161.32 114.05

3Industri pengolahan/manufaktur

2,950,807.40 3,254,650.35 110.30

4 Listrik, gas, air bersih 627,986.96 725,864.16 115.59

5 Konstruksi 1,368,305.14 1,600,857.49

117.00

6 Perdagangan, hotel, restoran 9,968,548.41 10,797,664.15 108.32

7 Pengangkutan dan komunikasi 4,022,667.63 4,435,849.39 110.27

8 Keuangan, persewaan dan jasa 2,399,259.06 2,788,350.59 116.22

9 Jasa - jasa 5,496,233.48 6,064,824.66 110.35

  TOTAL

33,946,467.52 37,388,484.89 110.14

Selama ini Bali lebih dikenal sebagai daerah pariwisata utama di Indonesia, namun masih

banyak lagi potensi Bali yang bias dikembangkan, yang sedikit banyak diulas dalam

makalah ini.

Filosofi Tri Hita Karana yang mencerminkan keseimbangan dan harmonisai antara manusia

dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya serta manusia dengan alam lingkungannya

banyak memberi pengaruh mengenai usaha yang dapat dan kurang dapat berkembang di

Bali, terlepas dari minim atau melimpahnya sumber daya yang ada dan hal ini akan

tercermin pada hasil analisa LQ berikut ini.

b. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melihat kemampuan Bali dalam suatu

industri, sehingga dapat ditentukan sektor unggulan mana yang patut dikembangkan. Hal

ini menjadi pedoman pendting baik bagi pemerintah daerah maupun bagi investor. Teknik

penghitungan dilakukan dengan Analisa Location Quotient ( LQ ).

5

Page 6: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

III. KERANGKA TEORI

Kemampuan suatu daerah dalam kegiatan tertentu dapat diketahui dengan menggunakan

Teknik Analisis Kuesien Lokasi (Location Quotient : LQ). Teknik ini menyajikan

perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan

kemampuan yang sama pada daerah yang lebih luas. Satuan yang digunakan sebagai

ukuran untuk menghasilkan koefisien LQ, adalah jumlah tenaga kerja, hasil produksi, atau

satuan lainnya yang dapat digunakan sebagai kriteria.

Struktur perumusan LQ memberikan beberapa nilai, yaitu LQ>1, LQ=1, LQ<1. Jika

memakai nilai produksi sebagai bahan perhitungan, maka :

a. LQ lebih besar dari 1 ( LQ > 1 ) :

berarti komoditas tersebut merupakan sektor basis artinya produksi komoditas yang

bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi di daerah dimana komoditas

tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar daerah.

b. LQ lebih kecil dari satu (LQ<1) : produksi komoditas tersebut belum mencukupi

kebutuhan konsumsi

di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan dari daerah lain.

c. LQ sama dengan satu (LQ=1) : produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup

untuk kebutuhan

daerah setempat.

Penggunaan LQ sebagai dasar untuk menentukan sektor basis di dalam satu wilayah

mempunyai beberapa kelemahan. Penggunaan satuan tenaga kerja sebagai dasar

perhitungan memakai beberapa asumsi seperti misalnya (i) kualitas tenaga kerja setiap

jenis industri dianggap sama dan, (ii) tiap industri mempunyai produksi tunggal. Padahal

dalam kenyataannya kualitas tenaga kerja bervariasi dan satu industri dapat menghasilkan

lebih dari satu jenis produk. Meskipun demikian, pendekatan ini dalam tahap awal sudah

mampu memberi gambaran kemampuan sektor yang diamati yang berada pada satu

wilayah tertentu.

Rumus LQ, dengan dasar perhitungan adalah jumlah lapangan kerja.

Dimana :

Nmi: Lapangan kerja di Kabupaten-Kota “m” dalam Industri “i”

Nm: Total lapangan kerja di Kabupaten-Kota “m” di seluruh Industri

6

Page 7: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

Ni: Lapangan kerja nasional dalam industri “i”

: Lapangan kerja nasional dalam seluruh industri

LQ = 1.00 proporsi yang sama dari para pekerja lokal bekerja didalam industri tertentu

seperti bekerja didalamin dustri sejenis diseluruh nusantara secara keseluruhan.

LQ > 1.00 konsentrasi daerah lokal lebih berat didalam pemusatan satu industri tertentu

dibandingkan dengan rata-rata Kabupaten-Kota atau daerah lain atau nasional.

LQ < 1 menunjukkan bahwa daerah tersebut kecil peranannya dalam industri tertentu

diban dingkan dengan rata – rata Kabupaten-Kota atau daerah lain atau nasional.

Dalam prakteknya, pada umumnya dipertimbangkan bahwa kuosien lokasi harus dengan

mantap lebih besar 1.0 dalam rangka menunjukkan bahwa industri menjadi bagian dari

sektor ekspor dari Basis Ekonomi Lokal. Dapat juga LQ didasarkan berdasarkan satuan lain

seperti misalnya PDB dan PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto ) seperti yang

digunakan dalam makalah ini

Pengertian Produk Domestik Bruto atau PDB adalah hasil output produksi atau dikenal

sebagai nilai tambah ( value added ) dalam suatu perekonomian dengan tidak

memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam

suatu perekonomian saja, dalam waktu tertentu, di wilayah tertentu. Sedangkan PDRB

adalah sama, hanya sifatnya lebih kecil / regional , misalnya per propinsi.

Rumusnya adalah PDB = C + G + I + ( X - M )

Atau produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah +

pengeluaran investasi + ( ekspor - impor ).

Nilai tambah PDB disajikan melalui dua harga, yaitu

1. Atas harga berlaku ( at current market price )

2. Atas harga konstan, yaiyu PDB atas harga berlaku yang telah dihilangkan pengaruh

perubahan harganya.

Oleh sebab itu, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDB atas penilaian harga

konstan. Hal ini dimaksudkan bahwa pertumbuhan ekonomi benar – benar merupakan

pertumbuhan volume barang dan jasa, bukan nilai yang masih mengandung perubahan harga.

7

Page 8: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

PDB yang digunakan di dalam makalah ini adalah PDB yang disusun menggunakan pendekatan

produksi. Penggunaannya dikelompokkan berdfasarkan sector ekonomi yang diklasifikasikan ke

dalam 9 lapangan usaha :

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri manufaktur

4. Listrik, Gas, air Bersih

5. Konstruksi

6. Perdagangan, Hotel, Restoran

7. Pengangkutan dan Komunkasi

8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perumahan

9. Sektor Jasa - jasa

IV. PERHITUNGAN DAN ANALISA LQ

Dengan mempertimbangkan data yang tersedia, maka perhitungan dan analisa LQ didasarkan

dengan membandingkan data Propinsi Bali dengan data nasional. Untuk itu perhitungan LQ

dilakukan dengan menggunakan indikator – indikator :

1. Sektor Ketenagakerjaan

Jumlah Tenaga Kerja di Lapangan Usaha tertentu di Bali / Jumlah Tenaga Kerja di seluruh lapangan usaha di Bali Jumlah tenaga kerja di lapangan usaha tertentu nasional / jumlah tenaga kerja di seluruh lapangan usaha nasional

TENAGA KERJA PERUSAHAAN / USAHA 2006

Angka menunjukkan jumlah tenaga kerja

JENIS LAPANGAN USAHA BALI NASIONAL LQ PERINGKAT Pertambangan dan Penggalian 5,730 669,589 0.44 12 Industri Pengolahan/ Manufaktur 218,627 11,817,567 0.94 7 Listrik, gas, air bersih 5,034 163,573 1.56 2 Konstruksi 21,805 736,046 1.51 3 Perdagangan besar dan eceran 309,229 17,167,137 0.92 9 Akomodasi, makan dan minum 148,947 5,137,240 1.47 4

8

LQ =

Page 9: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

Transportasi, Pergudangan, Komunikasi 45,590 3,561,831 0.65 11 Perantara Keuangan 38,194 904,925 2.15 1 Real Estate, Usaha Persewaan 33,179 1,816,125 0.93 8 Jasa Pendidikan 63,312 4,027,760 0.80 10

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17,986 732,530 1.25 6 Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dll 68,454 2,750,009 1.27 5 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 1,247 202,828 0.31 13

TOTAL 977,334 49,687,160

Pada pengelompokan jenis usaha tsb di atas, nampak bahwa Pertanian tidak dimasukkan.

Bila ditinjau lebih jauh, dari BPS memasukkan Pertanian ke dalam pembahasan dengan

data terpisah.

Data yang dikutip dari Indikator Kunci Indonesia 2007 menunjukkan pengelompokan

lapangan usaha menjadi 12 macam dan bukan 9 lapangan usaha seperti halnya yang

menjadi acuan PDRB.

Contoh perhitungan LQ :

LQ sektor Pertambangan dan Penggalian =

5,730 / 977,334 = 0.44 669,589 / 49,687,160

Analisa LQ dalam bidang ditinjau dari jumlah Tenaga Kerja per Lapangan Usaha

berdasarkan data tahun 2006 :

LQ > 1 : merupakan sektor basis / unggulan untuk Bali

1. Perantara Keuangan : industri ini berkembang dengan masuknya derasnya arus

investasi ke Bali yang tentunya berkaitan dengan perkembangan industri keuangan.

2. Listrik, gas, air bersih

3. Konstruksi

4. Akomodasi, makan dan minum

5. Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dll

6. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

LQ < 1 ; bukan sektor basis / sektor unggulan :

1. Industri Pengolahan/ Manufaktur

9

Page 10: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

2. Real Estate, Usaha Persewaan

3. Perdagangan besar dan eceran

4. Jasa Pendidikan

5. Transportasi, Pergudangan, Komunikasi

6. Pertambangan dan Penggalian

Pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang paling tidak sesuai untuk

dikembangkan di Bali. Banyak tanah di Bali merupakan tanah adat, yang dianggap suci dan

tidak begitu saja bisa dialih- fungsikan menjadi usaha pertambangan, yang kebanyakan

akan menyebabkan perusakan lingkungan.

10

Page 11: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

2. PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto )

Agar analisa lebih valid,s engaja ditampilkan perhitungan LQ melalui pendekatan lain,

yaitu PDRB, dimana PDRB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang

penting. Kedua jenis PDRB yaitu PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas

Dasar Harga Konstan 2000 ditampilkan.

PDB DAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU 2006

Angka dalam Rp.000

  Lapangan Usaha BALI NASIONAL LQ

URUTAN

SEKTOR BASIS

1Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan 7,463,262.78 430,493,900.00 1.55 5

2 Pertambangan dan penggalian 257,161.32 354,626,900.00 0.06 9

3 Industri pengolahan/manufaktur 3,254,650.35 936,361,900.00 0.31 8

4 Listrik, gas, air bersih 725,864.16 30,398,500.00 2.13 1

5 Konstruksi 1,600,857.49 249,127,800.00 0.57 7

6 Perdagangan, hotel, restoran 10,797,664.15 496,336,200.00 1.94 2

7 Pengangkutan dan komunikasi 4,435,849.39 230,921,600.00 1.72 3

8 Keuangan, persewaan dan jasa 2,788,350.59 271,543,100.00 0.92 6

9 Jasa - jasa 6,064,824.66 338,385,800.00 1.60 4

  TOTAL 37,388,484.89 3,338,195,700.00    

PDB DAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 PERIODE 2006

Angka dalam Rp000

  Lapangan Usaha BALI NASIONAL LQ

URUTAN

SEKTOR BASIS

1Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan

     4,779,419.37 

               262,400,000  1.52 5

2 Pertambangan dan penggalian         137,571.

19                168,000,0

00  0.07 9

3Industri pengolahan/manufaktur

     2,097,824.93 

               514,100,000  0.34 8

4 Listrik, gas, air bersih         330,019.

17                  12,300,0

00  2.23 1

5 Konstruksi         857,213.

62                112,200,0

00  0.64 7

  Lapangan Usaha BALI NASIONAL LQ URUTA

11

Page 12: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

N SEKTO

R BASIS

6 Perdagangan, hotel, restoran     6,830,201.8

7                312,500,0

00  1.82 2

7 Pengangkutan dan komunikasi     2,323,287.0

7                125,000,0

00  1.55 3

8 Keuangan, persewaan dan jasa     1,673,782.2

8                170,100,0

00  0.82 6

9 Jasa – jasa     3,155,359.7

8                170,700,0

00  1.54 4

  TOTAL 22,184,679.2

8 1,847,300,0

00    

Perhitungan dengan menggunakan 2 jenis PDRB menghasilkan LQ dengan angka hasil

yang sedikit berbeda namun dengan urutan peringkat yang sama sebagai berikut :

LQ > 1 : merupakan sektor basis / unggulan untuk Bali

1. Listrik, gas, air bersih

2. Perdagangan, hotel, restoran

3. Pengangkutan dan komunikasi

4. Jasa - jasa

5. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan

LQ < 1 : bukan sektor unggulan untuk dikembangkan di Bali :

1. Keuangan, persewaan dan jasa

2. Konstruksi

3. Industri pengolahan/manufaktur

4. Pertambangan dan penggalian

Hasil Analisa LQ dengan melihat perbandingan antara hasil LQ yang didapat dari

perhitungan dengan indikator tenaga kerja dan PDRB menunjukkan :

1. Bila dibandingkan dengan hasil analisa LQ dengan indikator Tenaga Kerja di setiap

lapangan usaha, maka terdapat perbedaan yang signifikan, yaitu : Industri Perantara

Keuangan yang pada LQ berdasarkan Tenaga Kerja menduduki peringkat utama, pada

perhitungan LQ dengan PDRB, hasilnya LQ < 1. Hal ini dimungkinkan karena

pengelompokan jenis usaha yang agak berbeda di antara keduanya, dimana pada

klasifikasi jenis sauah berdasarkan tenaga kerja,

12

Page 13: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

2. Bila klasifikasi Jasa Perantara Keuangan beridiri sendiri, masuk akal bila usha ini

menduduki peringkat teratas, karena arus investasi dan pembangunan yang pesat di

Bali tentunya memerlukan perencanaan keuangan yang baik.

3. Bila dicermati, maka industri atau usaha yang LQ nya di atas 1 merupakan usaha

yang terkait erat dengan pembangunan termasuk pariwisata di Bali. Sebagai

contoh, listrik, air dan gas merupakan industri yang potensial, karena merupakan

hal yang sangat vital terhadap kegiatan hidup sehari – hari. Demikian juga halnya

dengan perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi serta jasa.

4. Industri pertanian, perikanan dan peternakan harus mampu ditingkatkan agar Bali

dapat swasembada dan mencukupi kebutuhannya sendiri, yang mana akan

membantu penunjang industri lain termasuk dunia pariwisata.

5. Untuk usaha Pertambangan dan Penggalian, LQ selalu di bawah satu,

mencerminkan bahwa filosofi Trihita Karana maish menyatu bagi masyarakat Bali

sehingga usaha pertambangan yang tidak ramah lingkungan akan banyak mendapat

reaksi keras dari masyarakatnya.

6. LQ industri manufaktur termyata rendah bahkan di bawah LQ industri

pertambangan dan penggalian. Bila usaha kerajinan dan usaha kecil termasuk di

dalamnya, maka ini menandakan bahwa potensi yang ada harus dikembangkan.

Selain itu, bisa saja terjadi bahwa banyak masyarakat Bali memilih bekerja di sektor

lain yang lebih mampu memberikan kehidupan yang ekonomi yang lebih baik.

3. Pertanian, Peternakan, Perikanan

Mengingat data produksi tanaman pangan ( padi dan palawija ) merupakan salah satu

indikator ketahanan pangan nasional, dan penting Bali untuk dap-at self sufficient atau

mencukupi kebutuhan pangannya sendiri, serta ditinjau dari perhitungan LQ berdasarkan

PDRB, dimana LQ untuk usaha pertanian, peternakan, perikanan tahun 2006 di atas 1,

maka LQ di industri ini penting untuk dianalisa lebih lanjut.

Pada data di bawah ini ditampilkan 2 data yaitu luas panen dan hasil produksi. Dimana

sebenarnya Hasil Produksi = luas panen x produktivitas ( hasil per hektar ). Data

produktivitas tidak kami tampilkan mengingat kami belm berhasil menemukan data tsb

untuk daerah Bali dan hanya ada data nasional saja.

13

Page 14: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

Oleh sebab itu LQ dihitung berdasarkan luas panen dan hasil produksi sbb :

a. Berdasarkan luas panen :

LQ = Luas panen komoditi tertentu di Bali / luas panen total komoditi di Bali Luas panen komoditi tertentu nasional / luas panen total komoditi nasional

b. Berdasarkan Hasil Produksi :

LQ = Produksi komoditas tertentu di Bali / produksi total komoditas di Bali Produksi komoditas tertentu nasional / Produksi total komoditas nasional

a. AREA DAN PRODUKSI of TANAMAN PANGAN , 2006

BALI NASIONAL

Komoditas

Luas Panen (ha)

Produksi (ton)

Luas Panen (ha)

Produksi (ton)

LQ (luas

panen)

LQ Produks

i

Padi 150,557 840,891 11,786,430 54,454,937 1.06 1.93

Jagung 28,131 78,105 3,345,805 11,609,463 0.70 0.84

Ubi Kayu 12,435 159,058 1,227,459 19,986,640 0.84 0.99

Kacang tanah 13,433 18,040 706,753 838,096 1.58 2.68

Kedelai 7,575 10,845 580,534 747,611 1.09 1.81

T O T A L 212,13

1 1,106,93

9 17,646,98

1 87,636,74

7

Beberapa komoditas seperti the, hanya ditemukan data nasional, sedangkan data untuk

Bali belum ditemukan sehingga tidak dicantumkan.

Contoh :

LQ untuk produksi padi adalah : 840,891/ 266,048

54,545,937 / 87,638,747

Untuk pertanian :

LQ > 1 : merupakan sektor basis / unggulan untuk Bali

1. Kacang tanah

2. Padi

3. Kedelai

LQ < 1 : bukan sektor unggulan untuk dikembangkan di Bali :

1. Ubi kayu

14

Page 15: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

2. Jagung

15

Page 16: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

b. LUAS DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2006

  BALI

  NASIONAL

Komoditas  Area (ha)

Produksi (ton)

 Area (ha)

Produksi (ton)

LQ Area

LQ Produks

i

Kelapa 72,196 66,910 3,749,800 3,112,000 1.06 1.13 Kopi 31,372 14,306 1,210,400 627,500 1.43 1.20 Jambu Mete 10,387 2,977 588,400 140,300 0.98 1.12 Tembakau 1,095 1,819 199,900 173,900 0.30 0.55 Kapok 1,164 175 190,300 58,600 0.34 0.16 Kakao 11,312 5,680 1,105,700 724,000 0.57 0.41

T O T A L 127,526 91,867 7,044,500 4,836,300

Untuk perkebunan :

LQ > 1 : merupakan sektor basis / unggulan untuk Bali :

1. Kopi

2. Kelapa

3. Jambu mete

LQ < 1 : bukan sektor unggulan untuk dikembangkan di Bali :

1. Tembakau

2. Kakao

3. Kapok

c. POPULASI DAN PERSENTASE TERNAK MENURUT JENIS 2006

BALI NASIONAL

Jenis Ternak Popula

si % Populasi % LQ

Sapi (perah dan potong ) 613,241 39.521 11,218,000 25.789 1.53

Kerbau 6,775 0.437 2,201,100 5.060 0.09 Kuda 468 0.030 398,700 0.917 0.03 Babi 860,336 55.446 7,086,700 16.292 3.40

Kambing 70,785 4.562 14,051,200 32.302 0.14 Domba 62 0.004 8,543,200 19.640 0.00

T O T A L 1,551,667 100 43,498,900 100  

16

Page 17: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

Untuk Peternakan :

LQ > 1 : merupakan sektor basis / unggulan untuk Bali :

1. Babi, hal ini masuk akal mengingat mayoritas pendudukan Bali adalah beragama Hindu

dan babi bukan makanan yang diharamkan.

2. Sapi

LQ < 1 : bukan sektor unggulan untuk dikembangkan di Bali :

1. Kambing

2. Kerbau

3. Kuda

4. Domba

d. PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP 2005

Dalam ton  BALI NASIONAL LQ       

Perikanan laut 78,700 4,408,400 0.99Perairan Umum 6,000 297,400 1.12

TOTAL 84,700 4,705,800  

LQ > 1 : Produksi perikanan tangkap dari perairan umum misalnya tambak.

LQ < 1 : Produksi perikanan tangkap dari perikanan laut, yang bisa dikembangkan,.

Mengingat LQ mendekati 1.

17

Page 18: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari keterbatasan data yang ditemukan, dengan berdasarkan kepada hasil perhitungan LQ

dengan dapat disimpulkan :

1. Dari hasil perhitungan LQ dengan indicator PDRB :

Yang bisa dijadikan sektor unggulan untuk Bali ( LQ > 1 ) adalah :

a. Listrik, gas, air bersih

b. Perdagangan, hotel, restoran

c. Pengangkutan dan komunikasi

d. Jasa - jasa

e. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan

Yang bukan sektor unggulan untuk dikembangkan di Bali ( LQ < 1 ) :

a. Keuangan, persewaan dan jasa

b. Konstruksi

c. Industri pengolahan/manufaktur

d. Pertambangan dan penggalian

2. Untuk LQ dengan indikator tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha , maka jasa

perantara keuangan menduduki peringkat 1 dalam sektor unggulan. Ada baiknya

sektor ini ditelaah ulang sehingga kesimpulan lebih akurat.

3. Analisa LQ merupakan analisa yang cukup baik untuk menentukan sektor unggulan

suatu daerah, serta merupakan bahan pertimbangan bagi investor dalam

menanamkan modalnya. Untuk menghindari biasnya data, dapat dilakukan

pengukuran dengan berbagai indikator.

4. Analisa LQ dapat dibuat lebih detil dengan menghitung lebih detil LQ dari masing –

masing sektor ekonomi dari tiap kabupaten dan kotamadya di Bali sehingga dapat

diambil kesimpulan yang lebih akurat mengenai matriks sektor unggulan di masing –

masing daerah untuk setiap jenis usaha. Sebailknya LQ juga dapat mengenali

investasi yang kurang tepat sehingga baik investor maupun pemrintah daerah dapat

menganalisa dan mengambil tindakan yang sesuai. Bisa saja LQ yang rendah

diakibatkan oleh inefisiensi dan ekonomi biaya tinggi di sektor usaha tertentu dan

selalu harus merupakan kesalahan investasi, atau kurangnya sumber daya di daerah

tersebut.

18

Page 19: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

5. Pesatnya perkembangan industri listrik, air bersih dan gas menunjukkan bahwa

mengingat pada masa kini listrik masih banyak menggunakan energi fosil, perlu

dikembangkan industri energi alternative yang ramah lingkungan, yaitu energi

terbarukan. Hal ini sejalan dengan apa yang sudah dibicarakan pada Kongres PBB

untuk Perubahan Iklim di Bali 3 – 14 Desember 2007 yang lalu.

19

Page 20: ANALISA LOCATION QUOTIENT ( LQ ) DI PROPINSI BALI UNTUK MENENTUKA SEKTOR EKONOMI  UNGGULAN

VI. DAFTAR PUSTAKA :

1. Badan Pusat Statistik, 2007, Indikator Kunci Indonesia, Edisi Khusus 2007

2. Badan Pusat Statistik, Agustus 2008, Data Strategis BPS

3. Badan Pusat Statistik, Maret 2008, Perkembangan Beberapa Indikator Utama

Sosial Ekonomi Indonesia, Edisi Maret 2008.

4. Website resmi Propinsi Bali, http://www.baliprov.info/

5. Website Badan Pusat Statistik , Statistics of Bali Province,

http://bali.bps.go.id/2006/index.htm

6. Nyoman Rudana dkk dari STIA LAN Jakarta , Mei 2008, Laporan Observasi Study

Visit di Propinsi Bali mengenai Kebijakan dan Praktek Pelayanan di Propinsi Bali.

20