analisa life time track link pada unit dozer d375a-5...
TRANSCRIPT
ANALISA LIFE TIME TRACK LINK PADA UNIT DOZER
D375A-5 DI PT. PAMA PERSADA NUSANTARA
SITE BATU KAJANG
TUGAS AKHIR
AGIL HAQIQI
NIM : 140309232791
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2017
i
ANALISA LIFE TIME TRACK LINK PADA UNIT DOZER
D375A-5 DI PT. PAMA PERSADA NUSANTARA
SITE BATU KAJANG
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
AGIL HAQIQI
140309232791
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2017
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISA LIFE TIME TRACK LINK PADA UNIT DOZER D375A-5 DI PT.
PAMA PERSADA NUSANTARA
SITE BATU KAJANG
Di susun oleh :
AGIL HAQIQI
NIM : 140309232791
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Program Studi Alat Berat
Zulkifli, S.T., M.T.
NIP. 1985082820140410003
Pembimbing II
Subur Mulyanto,S.Pd,M.T
NIDK : 8885210016
Pembimbing I
Syahruddin, S.pd , M.T.
NIP . 197411272006041017
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Agil Haqiqi
Tempat/Tgl lahir : Paser, Oktober 1995
NIM : 140309232791
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “ANALISA LIFE TIME
TRACK LINK PADA UNIT DOZER D375A-5 DI PT. PAMA PERSADA
NUSANTARA SITE BATU KAJANG” adalah bukan merupakan hasil karya tulis
orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang kami
sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya apabila
pernyataan ini tidak benar maka kami bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Balikpapan, 3 Agustus 2017
Mahasiswa,
AGIL HAQIQI
NIM : 140309232791
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Allah SWT
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Sucipto dan Naifah
Saudara-saudariku yang kusayangi
Sahabat senasib dan seperjuangan D’KOST
Kipli(Rizki Putra Utama), Evan Cristianrto, Roni, Erpan, Yudha
Seluruh Dosen TMAB beserta staff-staff Politeknik Negeri Balikpapan
Rekan-rekan mahasiswa TMAB Politeknik Negeri Balikpapan angkatan 2014
Team Undercarriage Crew
Serta kuucapkan terimakasih banyak kepada wanita yang selalu menjadi
inspirasiku dan selalu memberikan semangat tiada batas
v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademis Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Agil Haqiqi
NIM : 140309232791
Judul Tugas Akhir : Analisa Life time Track link Pada Unit Dozer
D375A-5 Di PT. Pama Persada Nusantara Site
Batu Kajang
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media, atau
format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Balikpapan
Pada tanggal : 3 Agustus 2017
Yang menyatakan
Agil Haqiqi
NIM : 140309232791
vi
ABSTRACT
Track link is one component undercarriage bulldozer that serves to turn the rotary
motion into motion rolls and a place of support for Track Roller so that the unit can
run and move to another place. Track links are mounted on bulldozers for rocky,
hilly, or muddy ground operations in mining, construction, logging, forestry and
plantation, operating units in places such as this tends to wear higher levels. Based
on Basic Mechanic Course PT. United Tracktor Tbk. In the world of heavy
equipment the largest maintenance cost lies in the undercarriage that reaches up
to 60% of the total maintenance cost, so it needs to be monitored periodically on
each component. Therefore, the authors are interested in conducting research that
aims to determine the life time on the component track links so as to know the
beginning of life time of the track link. It can be considered for the company to
improve the quality of service and maintenance and avoid pending part on D375A-
5 bulldozer unit. This research method using descriptive method. This research use
secondary data that is P2U D375A-5 month januari until september year 2014. The
result obtained in this research is life time track link per hour on unit D375A-5 with
confidence interval 95% is: Lower limit interval (lowest wear rate): 0,0024 mm /
hour, upper limit interval (highest wear rate): 0,0027 mm / hour and Shortest Life
time: 7537 hours to Longest Life time: 8314 hours
Keywords : Buldozer, track link, breakdown ,keausan dan pending part,
undercarriage
vii
ABSTRAK
Track link adalah salah komponen undercarriage bulldozer yang berfungsi
untuk mengubah gerak putar menjadi gerak gulung dan menjadi tempat tumpuan
bagi Track Roller sehingga memungkinkan unit dapat berjalan dan bergerak ke
tempat lainnya. Track link dipasang pada bagian bulldozer untuk pengoperasian
dilingkungan yang berbatu, berbukit, maupun tanah lumpur di pertambangan,
konstruksi, penebangan, perhutanan dan perkebunan, pengoperasian unit di tempat
seperti ini cendrung tingkat keausan lebih besar. Berdasarkan Basic Mechanic
Course PT. United Tracktor Tbk. Dalam dunia alat berat biaya perawatan yang
terbesar terletak pada bagian undercarriage yang mencapai hingga 60% dari total
biaya perawatan, sehingga perlu diadakan monitoring secara berkala pada setiap
komponen. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui life time pada komponen track link sehingga dapat mengetahui
awal life time dari track link. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta perawatan dan
menghindari agar tidak terjadi pending part pada unit bulldozer D375A-5. Metode
penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu P2U D375A-5 bulan januari sampai september tahun 2014. Hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah life time track link perjam pada unit
D375A-5 dengan confidence interval 95% adalah: Interval lower limit (tingkat
keausan terendah) : 0,0024 mm/jam, Interval upper limit (tingkat keausan tertinggi)
: 0,0027 mm/jam dan Life time terpendek : 7537 jam hingga Life time terpanjang:
8314 jam.
Kata kunci : Buldozer, track link, breakdown ,keausan dan pending part,
undercarriage
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Penyusunan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini di susun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi
Alat Berat di Politeknik Negeri Balikpapan.
Pada saat penyusunan Tugas Akhir ini penulis bukan tanpa hambatan dan
masalah, tetapi berkat dukungan, bantuan dan masukan-masukan dari berbagai
semua pihak Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ramli S.E., M.M., selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Zulkifli, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Alat Berat Program Studi
Alat Berat Politeknik Negeri Balikpapan.
3. Bapak Syahruddin,Spd., M.T., selaku Dosen Pembimbing 1 atas bimbingan dan
saran-sarannya.
4. Bapak Subur Mulyanto, Spd.,M.T., selaku Dosen Pembimbing 2 atas bimbingan
dan saran-sarannya.
5. Seluruh Mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan terutama Jurusan Teknik
Mesin Alat Berat atas seluruh bantaunnya.
6. Kedua Orang Tua dan Saudara-Sudara ku Tercinta atas doa dan motivasi.
Mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan
penulis dalam menulis Tugas Akhir ini, baik dari segi teknik penyusunan maupun
dari segi pengolahan isi, maka penulis mengucapkan permintaan maaf atas segala
kekurangannya.Besar harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun semua pihak yang membaca tugas akhir ini.
Balikpapan, 27 Juli 2017
Agil Haqiqi
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.5. Manfaat Penulisan .................................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengenalan unit ........................................................................................ 5
2.1.1 Bulldozer ................................................................................................. 5
2.2. Undercarriage ........................................................................................... 5
2.3. Fungsi Undercarriage .............................................................................. 6
2.4. Komponen Undercarriage dan fungsinya ................................................. 6
2.5 Program Pemeriksaan Undercarriage ....................................................... 7
2.5.1 Pengukuran Carrier roller ........................................................................ 7
2.5.2 Pengukuran Grousher ............................................................................... 8
2.5.3 Pengukuran Link High .............................................................................. 9
2.5.4 Pengukuran Outer Bushing ....................................................................... 9
2.5.5 Pengukuran Idler .................................................................................... 10
x
2.5.6 Pengukuran Sprocket .............................................................................. 10
2.5.7 Pengukuran Link Pitch ............................................................................ 11
2.5.8 Pengukuran pada Track Roller ................................................................ 11
2.5.9 Adjust Tension Track .............................................................................. 12
2.6 Penyebab-penyebab keausan pada komponen undercarriage .................. 13
2.6.1 Penyebab-penyebab keausan pada link .................................................... 14
2.6.2 Penyebab-penyebab keausan pada Pin & Bushing .................................. 17
2.6.3 Penyebab keausan idler .......................................................................... 19
2.7. Faktor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage ............................. 21
2.8 Statistika dan statistik ............................................................................ 23
2.9 Ukuran Pemusatan Data ......................................................................... 23
2.9.1 Mean ...................................................................................................... 24
2.9.2 Median ................................................................................................... 24
2.9.3 Modus .................................................................................................... 24
2.9.4 Range ..................................................................................................... 25
2.10 Varians dan Standar Deviasi ................................................................... 25
2.11 Standard Error of Mean ......................................................................... 26
2.12 Convidence Interval................................................................................ 26
2.13 Analisis data dengan SPSS ..................................................................... 27
2.13.1 Uji normalitas ......................................................................................... 27
2.13.2 Menafsirkan Hasil Uji Normalitas .......................................................... 29
2.14 Pengertian Uji Z ..................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 29
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 29
3.3 Metode Pengumpulan data ...................................................................... 29
3.4 Diagram alir penelitian ........................................................................... 30
3.4.1 Identifikasi Masalah ............................................................................... 31
3.4.2 Rumusan masalah ................................................................................... 31
3.4.3 Studi Literatur ........................................................................................ 31
3.4.4 Shop manual ........................................................................................... 32
3.4.5 Internet ................................................................................................... 32
3.4.6 Buku referensi ........................................................................................ 32
3.4.7 Pengumpulan Data Sekunder P2U .......................................................... 32
xi
3.4.8 Perhitungan Data .................................................................................... 32
3.4.9 Pemilihan data ........................................................................................ 33
3.4.10 Pengujian Data ....................................................................................... 33
3.4.11 Pengolahan dan Penelitian Data .............................................................. 33
3.4.12 Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 34
3.4.13 Kesimpulan dan saran ............................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Data hasil program pemeriksaan Undercarriage ..................................... 37
4.2 Pengolahan data dengan statistik............................................................. 39
4.2.1 Mencari mean,median, modus ................................................................ 39
4.2.2 Variasi .................................................................................................... 41
4.2.3 Perhitungan standard error of mean ....................................................... 42
4.2.4 Menghitung Life Time ............................................................................ 42
4.2.5 Uji anova ................................................................................................ 43
4.2.6 Uji normalitas ......................................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 45
5.2 Saran ...................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Diagram biaya Maintenance 1
Gambar 2.1 Bulldozer D375A-5 5
Gambar 2.2 Komponen Undercarriage 6
Gambar 2.3 Flow Chat pemeriksaan Undercarriage 7
Gambar 2.4 Pengukuran Carrier Roller 8
Gambar 2.5 Grousher 8
Gambar 2.6 Link High 9
Gambar 2.7 Outher Busing 9
Gambar 2.8 Idler 10
Gambar 2.9 Pengukuran Sproket 10
Gambar 2.10 Pengukuran Link pitch 11
Gambar 2.11 Pengukuran Track Roller 12
Gambar 2.12 Adjuster tension track 13
Gambar 2.13 Clearance tension track 13
Gambar 2.14 Keausan merata pada link 14
Gambar 2.15 Keausan bersinggungan dengan track roller 15
Gambar 2.16 Keausan tidak normal pada bagian atas link 15
Gambar 2.17 Keausan pada sisi permukaan link 16
Gambar 2.18 Keausan track link akibat track kendor 17
Gambar 2.19 Singgungan antara sprocket dan bushing 17
Gambar 2.20 Arah keausan pada bushing 18
Gambar 2.21 Akibat persinggungan pin dan bushing 19
Gambar 2.22 Idler 19
Gambar 2.23 Garis antara track link dan idler 20
Gambar 2.24 Cleaning undercarriage 23
Gambar 2.25 Uji normalitas 28
Gambar 2.26 Uji Normalitas 28
xiii
Gambar 2.27 Uji Normalitas 29
Gambar 2.28 Uji Normalitas 29
Gambar 4.1 Contoh data P2U dozer D375-A 37
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Faktor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage 22
Tabel 2.2 Pengertian Uji Z 30
Tabel 4.1 Contoh table data P2U yang sudah digabungkan 38
Tabel 4.2 Uji Normalitas 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bulldozer merupakan sebuah tractor rantai (Crawler Tractor) yang
berfungsi untuk melakukan pekerjaan menggusur, mendorong tanah atau material,
menarik beban dan ripping. Unit ini dapat beroperasi dilingkungan berbatu,
berbukit, maupun tanah lumpur. Lingkungan kerja dari unit ini adalah di lingkungan
pertambangan (mining), konstruksi (construction), penebangan (logging),
perhutanan (forestry) dan perkebunan (Plantantion).
Undercarriage merupakan komponen bagian bawah unit bulldozer, dimana
komponen tersebut berfungsi sebagai media penggerak unit tersebut untuk
perpindahan dari tempat lainnya. Undercarriage tersebut juga berfungsi sebagai
media penahan dan meneruskan berat dari unit bulldozer ketanah. Secara garis
besar komponen utama undercarriage terdiri dari track shoe, track roller dan
carrier roller, front dan rear idler, track frame, dan recoil spring. Dalam dunia alat
berat biaya perawatan yang terbesar terletak pada bagian undercarriage yang
mencapai hingga 60% dari total biaya perawatan, sehingga perlu diadakan
pemantauan secara berkala pada setiap komponen.
Gambar 1.1 Diagram Biaya Maintenance
Sumber : ( http://www.blandong.com/fungsi-dan-klasifikasi-
undercarriage/ )
Terdapat salah satu komponen penting pada undercarriage, yaitu track link.
Track link adalah komponen yang mengubah gerak putar menjadi gerak gulung dan
menjadi tempat tumpuan bagi Track Roller sehingga memungkinkan unit dapat
berjalan dan bergerak ke tempat lainnyaPada Bulldozer, komponen-komponen yang
sering mengalami keausan adalah pada perlengkapan pada komponen kerangka
2
bawah (undercarriage) contohnya pada track link. Bila kita lihat pada fungsi
undercarriage sebagai penumpu beban unit, undercarriage termasuk komponen
vital, oleh karena itu perlu perawatan yang optimal agar unit selalu siap pakai dan
memiliki performa yang optimal. Terdapat beberapa permasalahan pada track link
contohnya keausan karena hilangnya sejumlah lapisan material yang di sebabkan
suatu gesekan antara permukaan komponen dengan benda lain. Definisi gesekan
adalah gaya tahan yang menahan gerakan antara 2 permukaan solid yang
bersentuhan maupun solid dengan liquid.
Dari kesimpulan diatas track link merupakan komponen yang memiliki
peranan penting mengubah gerakan putar menjadi gulungan dan menjadi tempat
tumpuan bagi track roller, sehingga apabila komponen tersebut mengalami masalah
dapat menyebabkan unit breakdown. Dalam hal ini sangat diperlukan untuk
mengetahui tingkat keausan track link pada komponen undercarriage agar tidak
terjadi pending part pada saat melakukan overhaul.Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang : Analisa Life Time Track Link Pada Unit
Komatsu D375A-5 di PT. Pama Persada Nusantara Site Batu Kajang.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah
1. Berapa besar tingkat keausan pada komponen track link ?
2. Berapa usia pakai pada komponen track link ?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah adalah
1. Menggunakan data P2U unit D375A-5 tahun 2014.
2. Mengabaikan dan tidak memantau perilaku operator dalam
mengoperasikan.
3. Mengabaikan faktor tanah dan lingkungan di sekitar pengoperasi unit.
4. Tidak menguji kekerasan material komponen pada track link
3
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah
1. Mengetahui seberapa besar tingkat keausan pada komponen track link.
2. Mengetahui usia pakai pada komponen track link.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam tugas akhir ini adalah
1. Menambah pengalaman, pengetahuan, dan wawasan tentang track link
pada undercarriage.
2. Mengetahui cara perhitungan keausan track link berdasarkan data.
3. Agar dapat mencapai usia pakai yang maksimal pada komponen track link.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari tugas akhir ini, maka
penulis menyusun tugas akhir ini menjadi lima bab. Berikut ini adalah penjelasan
tentang isi dari bab-bab yang ada dalam tugas akhir :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bagian ini berisi uraian tentang teori dasar yang berhubungan dengan
kajian topik yang sedang dibahas dalam tugas ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini membahas tentang cara dan bagaimana data didapatkan.
Data tersebut harus menunjang pada judul Tugas Akhir yang diambil oleh penulis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan merupakan rincian tentang hasil penelitian yang
terdiri dari data pendukung dan pembahasan terhadap hasil setiap penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini membahas kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan berisikan
tentang rincian poin-poin hasil penelitian, sedangkan saran-saran merupakan suatu
4
kajian tentang tujuan masalah, pada pelaksanaan penelitian ini agar penelitian
lanjutan dapat diperbaiki dan disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat daftar–daftar referensi yang digunakan penulis dalam menyusun
tugas akhir
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Unit
Gambar 2.1 Bulldozer D375A-5
Sumber: https://cdn.shopify.com
2.1.1 Bulldozer
Bulldozer adalah traktor yang mempunyai traksi besar. Unit ini dapat
melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan,menarik dan dapat
dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang
berhutan. Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit bulldozer
inilah yang pertama kali diterjunkan untuk proses land clearing.
Pekerjaan yang dilakukan oleh unit bulldozer:
1. Pekerjaan unit saat melakukan pemotongan tanah yang mempunyai
structure yang keras (cutting hard ground)
2. Pekerjaan dozing (mendorong) material tanah yang akan
dipindahkan.
3. Smoothingoperation (perataan permukaan tanah).
4. Dapat merobohkan pohon saat melaksankan proses land clearing.
2.2 Undercarriage
Undercarriage assembly (kerangka bawah) adalah sekumpulan komponen
yang digunakan untuk menopang beban unit(crawler type). Salah satu fungsinya
adalah untuk menyalurkan torsi engine dan menghasilkan gaya cengkram (traction
6
force) untuk menggerakkan unit maju atau mundur. Disamping itu juga mampu
untuk menjaga kestabilan dari unit.
2.3 Fungsi Undercarriage
Berikut beberapa fungsi dari undercarriage:
1. Untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.
2. Bersama-sama dengan sistem steering dan brake mengarahkan unit
untuk bergerak maju, mundur, belok ke kanan dan ke kiri.
3. Sebagai pembawa dan pendukung unit.
2.4 Komponen Undercarriage dan fungsinya.
Gambar 2.2 Komponen Undercarriage
Sumber: www.constructionundercarriage.com
1. Track Frame, sebagai dudukan semua komponen Undercarriage.
2. Recoil Spring, meredam kejutan dari front idler.
3. Idler, berfungsi membantu menegangkan atau mengendorkan track,
dan sebagai peredam kejut dari depan, serta membantu track link
menggulung agar unit bisa bergerak.
4. Carrier Roller, menjaga agar track tidak melentur dan menjaga agar
gerakan track shoe ke idler tetap lurus.
5. Sproket, merubah putaran penggerak akhir menjadi gulungan pada
track agar unit dapat bergerak.
6. Final Drive, berfungsi sebagai penggerak track link agar unit dapat
bergerak.
7. Track Roller, Sebagai pembagi beban unit ke track.
7
8. Track Shoe, Merupakan alas gerak Dozer atau bisa di katakan
pencengkram agar unit tidak slip.
9. Track Link, Sebagai penghubung antara link agar dapat bergerak, dan
sebagai penumpu berat unit kelandasan.
10. Track Adjuster,berfungsi mengatur kekencangan dan kekendoran
track.
2.5 Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU)
Pemeriksaan undercarriage adalah meneliti bagian dari komponen
undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa (%) keausan itu terjadi dan
masih berapa lama lagi komponen itu dapat dipakai. Dengan pemeriksaan ini pula
kita dapat menentukan apakah komponen undercarriage tersebut harus
diremajakan (rebuilding) atau diganti (replacement).
Gambar 2.3Flow chart Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU)
Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)
PPU pada bulldozer dilakukan setiap 500 hours meter.Prosedur pertama
sebelum dilakukan pengukuran adalah:
1. Bersihkan All Component Undercarriage.
2. Siapkan tools Measurement.
Semua prosedur sudah dilaksanakan, maka lakukan pengukuran pada setiap
komponen undercarriage sebagai berikut:
2.5.1 Pengukuran Carrier roller
Pengukuran pada Carrier roller menggunakan outside caliper, metodenya
adalah tentukan titik tengahnya apabila sudah mendapatkan titik tengahnya ukur
bagian tengahnya menggunakan vernier caliper.
8
1. Standart : 210.0 mm
2. Limit : 185.0 mm
Gambar 2.4 Pengukurancarrier roller
Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)
2.5.2 Pengukuran Grousher
Pengukuran grousher menggunakan alat depth gauge, sebelumnya
bersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh depth
gauge antara kedua grouser ambil di tengah shoe. Kemudian ukur menggunakan
vernier caliver.
1. Standart : 93.0
2. Limit : 30.0
Gambar 2.5grousher
Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)
9
2.5.3 Pengukuran Link high
Pengukuran ini menggunakan depth gauge, seperti biasa bersihkan terlebih
dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh di antara link dan ukur
kembali menggunakan Vernier caliper.
1. Standart : 181.0
2. Limit : 163.0
Gambar 2.6link High
Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)
2.5.4 Pengukuran Outer Bushing
Pengukuran Outer bushing menggunakan OutsideCaliper. bersihkan
terlebih dahulu kemudian ukur. dan ukur kembali menggunakan vernier caliper.
1. Standart : 98.5 mm
2. Limit : 92.5 mm
Gambar 2.7outer bushing
Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)
10
2.5.5 Pengukuran Idler
Pengukuran ini dilakukan menggunakan depthgauge, bersihkan lokasi
yang akan di ukur kemudian ukur dan setelah di ukur gunakan verniercaliper.
1. Standart : 23.5 mm
2. Limit : 36.0 mm
Gambar 2.8idler
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
2.5.6 Pengukuran Sprocket
Pengukuran pada komponen ini sedikit berbeda dengan komponen lain.
Pengukuranya mengguanakan wear gauge. Ambil tiga point keausan pada gambar
apabila sudah mencapai limitnya maka segera diganti.
1. Standar : 0.0 mm
2. Limit : 8.0 mm
Gambar 2.9Pengukuran sproket
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
2.5.7 PengukuranLink Pitch
11
Metode pengukuran linkpitch.Sebelum melakukan pengukuran
pastikan kebersihanya agar pengukuran maksimal.dan kencangkan track
dengan mengganjal menggunakan pin agar pengukuran lebih
akurat.Pengukuran ini bertujuan untuk mengukur panjang dari pada link
pitch. Tarik meteran di 5 pin 4 shoe dan ukur panjang keausanya.
1. Standart : 1121.2 mm
2. Limit : 1133.2 mm
Gambar 2.10 Pengukuran pada link pitch
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
2.5.8 Pengukuran pada Track Roller
Pengukuran ada dua cara yaitu menggunakan Multi Scale dan Outside
Caliper. Untuk Multi Scalepenggunaannya tarik dari bawah link sampai tengah
track roller. Setelah menemukan hasilnya gunakan rumus ini : (B - C) x 2 maka
akan dapat diameter track roller. Apabila menggunakan Outside Diameter
prosesnya sama seperi mengukur Carier Roller.
1. Standart : 270.0 mm
2. Limit : 200.0 mm
12
Gambar 2.11 Pengukuran track roller
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
2.5.9 Adjust Tension Track
Metode mengencangkan atau mengendorkan tracklink, sangat penting
diketahui. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat keausan idler. Karena apabila
terlalu kencang tracklinkakan menekan idler dan final drive berdampak pada
keausan semakin cepat. dan apabila terlalu kendor track linkakan membebani
komponen lain, dan gerakan track link bisa snaky(tidak lurus) sehingga berdampak
pada keausan lebih cepat untuk semua komponen undercarriage menyebabkan line
clearing tidak maksimal.
Lakukan adjusttrack apabila track terlalu kencang atau terlalu kendor.
Apabila mengalami kekendoran. Travel unit maju dan mundur di area datar
kemudian jangan di brake, gunakan speed rendah. Biarkan unit berhenti dengan
sendirinya. Apabila sudah berhenti, taruh pengaris panjang di antara carier roller
depan dengan idler. Masukan grease ke dalam greasefitting. Yang akan mendorong
idler ke depan dan ukur clearance antar mistar dan grousher dengan verniercaliper
di bagian tengah yang paling kendor dengan standart clearance 20 – 30 mm. Apabila
kekencangan buka grease fitting kemudian biarkan grease keluar sampai standart
clearance yang sudah ditentukan. Setelah itu tutup kembali.
13
Gambar 2.12Adjust tension track
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
Gambar 2.13Clearance tension track
Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)
2.6 Penyebab - penyebab keausan pada komponen undercarriage
Keausan pada komponen undercarriage terbagi menjadi 2 yaitu normal
limit&impact limit.
1. Normal limit adalah batas keausan pada saat alat dioperasikan di
daerah yang berpasir tanpa batu dan pada kondisi dimana tidak
terdapat kejutan-kejutan yang terlalu besar dan sering pada
undercarriage
2. Impact limit adalah batas keausan pada saat alat dioperasikan di daerah
yang berbatu dan pada kondisi dimana undercarriage banyak sekali
kejuatan.
14
Berikut adalah beberapa keausan yang terjadi pada Undercarriage
2.6.1 Penyebab-penyebab keuasan pada Link
1. Keausan merata pada link
Keausan pada link disebabkan beberapa factor, salah satunya adalah kontak
langsung link dengan Track Roller yang menahan beban keseluruhan
traktor. Keausan akan disebabkan oleh pertikel-partikel tanah atau pasir
keras yang masuk di antara permukaan link dan permukaan roller.
Keausan seperti ini menyebabkan ukuran link high berkurang, dan
kerusakan pada pin boss. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan
secara langsung antara flange pada track roller dengan pin boss.
Gambar 2.14 Keausan merata pada link
Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)
2 . Keausan karena bersinggungan dengan track roller.
Untuk keausan pada Gambar 2.23.2 karena permukaan link yang lebih sempit
pada ujung mata link (link joints), bagian bertanda “A” yang mendapat
tekanan dari track roller lebih besar pada bagian bertanda “B”
sehingga akan cepat aus.
15
Gambar 2.15 Keausan karena bersinggungan dengan track roller
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
3. Keausan abnormal pada atas link
Untuk kasus selanjutnya keausan ini disebabkan karena bersinggungan dengan
front idler. Sebetulnya hanya bagian tengah bertanda “C” dari link yang
bersinggungan dengan idler, dengan demikian, keausan juga muncul
seiring dengan waktu operasinya alat. Keausan seperti ini tidak akan
menimbulkan masalah pada undercarriage kecuali jika keausannya
sangat parah.
Gambar 2.16 Keausan tidak normal pada bagian atas link
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
4. Keausan pada sisi permukaan link
Keausan ini terjadi akibat persinggungan permukaan link dengan permukaan
sprocket teeth, permukaan front idler, track&carrier roller, hal tersebut
tidak dapat dihindarkan. Jika di tenggarai bahwa terjadi keausan yang
16
cepat, penyebabnya bisa dianggap bahwa terjadi kondisi pengoperasian
alat yang tidak sesuai. Akibatnya adalah berkurangnya permukaan link,
maka tekanan permukaan dari track rollerakan meningkat sehingga
keausan permukaan link akan semakin cepat. Umur pakai roller jadi
lebih pendek. Keausan yang terlalu memnyebabkan sulitnya link
diremajakan.
Pencegahannya adalah
1. Melakukan penyetelan track dengan benar
2. Mengganti shoe yang lebih pendek
Gambar 2.17 Keausan pada sisi permukaan link
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
5. Keausan track link
Penyebabnya karena keausan yang di sebabkan track link yang bergerak mengular
(Snaky Track).Tegangan Track yang kendor menyebabkan gerakan
snaky track.Flange pada Track Roller seharusnya berfungsi untuk
menjaga kelurusan gerak Track Link, maka jika mengalami kerusakan
akan berakibat gerakan Snaky Track.
17
Gambar 2.18 Keausan track link akibat track kendor
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
2.6.2 Penyebab – penyebab keausan pada Pin danBushing
Keausan normal pada Pin dan Bushing, Bushing bersinggungan dengan
gigi Sprocket, sehingga keausan pada diameter luar bushing harus diteliti dengan
keadaan keausan pada gigi Sprocket. Berrikut ini hal-hal yang dapat membantu
untuk menentukan penyebab keausan pada diameter luar Bushing.
Gambar 2.19 Singgungan antara sprocket dan bushing
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
18
Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan gigi Sprocket.
Gesekan.pada sisi arah gerak maju (F), pada bagian atas (V), pada sisi arah gerak
mundur (R). adapun pengertian keausan tersebut yaitu:
1. Keausan pada bagian luar pada arah sisi maju (External Wear on
forward drive Side) (F).Keausan ini terjadi akibat gesekan antara
Bushing dan gigi Sprocket. Gesekan seperti ini terjadi pada saat Bushing
meninggalkan gigi Sprocket, dengan kata lain gesekan trjadi pada saat
alat bergerak maju.
2. Keausan pada bagian atas (External Wear Of Root) (V).
Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan gigi Sprocket pada saat
Bushing bergerak sepanjang lintasan gigi Sprocket untuk mengisi celah
backlash antara Bushing dan gigi Sprocket tersebut.
3. Keausan pada bagian luar pada arah sisi mundur (External Wear on
revers drive side) (R).Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing
dan gigi Sprocket. Gesekan seperti ini terjadi pada saat Bushing
bersinggungan dengan gigi Sprocket pada saat Final Drive bergerak
mundur.
Dampak dari keausan tersebut adalah ketebalan dinding Bushingakan
menyebabkan kemungkinan terjadinya keretakan atau kerusakan pada Bushing
tersebut.
Gambar 2.20 Arah keausan pada Bushing
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
19
Gambar 2.21 Akibat persinggungan Pin dan Bushing
Sumber:Shop ManualD375A-5. (2004)
2.6.3 Penyebab keausan Idler
Idler berfungsi sebagai peredam kejutan pada saat ada impact dari depan
serta sebagai menegangkan dan mengendorkan track,dan membantu menggulung
track link agar unit dapat bergerak.
Gambar 2.22Idler
Sumber: Shop Manual D375A-5 (2004)
Keausan pada idler dikelompokan menjadi dua yaitu keausan normal dan
keausan abnormal.
20
1. Keausan Normal
Keausan normal disebabkan gesekan antara idler dan track link. Gesekan
itu timbul karena adanya dua buah benda yang bertemu. Setiap benda mempunyai
koefisien gesekan yang berbeda-beda. Garis singgung antara idler hanya pada track
link maka keausan hanya pada link high dan depth treadnya saja. gesekantrack link
dan idler akan mengakibatkan keausan. Hal ini wajar terjadi karena idler
membutuhkan traksi yang besar untuk bergerak, Apabila koefisien geseknya kecil
maka idler akanslip.
Gambar 2.23 Garis singgung antara tracklink dan idler
Sumber:Shop ManualD375A-5. (2004)
2. Keausan Abnormal
Critical point pada idler biasanya terjadi pada Shaft dan Bushingnya.
beban yang paling besar pada komponen idler adalah pada shaft yang berfungsi
sebagai tumpuan atau poros putarannya.Gaya gesekan selalu terjadi antara
permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin.
Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala
mikroskopis. Ketika kita mencoba menggerakan sebuah benda, tonjolan-tonjolan
miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Sebagai tambahan, pada tingkat atom
(ingat bahwa semua materi tersusun dari atom-atom), sebuah tonjolan pada
permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan lainnya, Jika
permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain, masing-masing
benda tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya
gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan
benda tersebut. selain menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus
21
dan kerusakan. semakin kasar bidang lintasan, maka gaya yang dibutuhkan semakin
besar. sebaliknya semakin licin bidang tersebut maka gaya yang dibutuhkan
semakin kecil. Gesekan itu timbul karena adanya dua buah benda yang bertemu.
Setiap benda mempunyai koefisien gesekan yang berbeda-beda. dibutuhkan
pelumas yang tepat untuk melumasi shaft danbushing idler agar gesekan antara
kedua komponen tersebut dapat perkecil. padaidlerD375-5, di pasangkan Floating
sheal agar mencegah kebocoran oli dan masuknya debu.
Beban yang besar di tambah lagi kecepatan unit tinggi akan menambah
gesekan antara shaft dan bushing. Gesekan yang berlebihan menghasilkan panas,
jika oli tidak pernah diganti, maka zat-zat additive pada oli akan berkurang dan
viscositas oli semakin rendah.salah satu fungsi oli adalah cooling, apabila
Viscositas oli rendah di tambah lagi kontaminasi akibat gesekan antara shaft dan
bushing, maka pelumasan tidak akan maksimal. Gesekan kedua komponen yang
menghasilkan panas berlebih karena pelumasan yang buruk, akan menyerang
komponen yang lebih lunak seperti floating seal berbahan dasar karet yang tidak
tahan panas. O-ringakan memuai dan oli akan bocor keluar system. gesekan tanpa
ada pelumasan akan memperbesar clearance antara shaft dan bushing, kotoran serta
material abrasive lainnya akan masuk dan semakin menambah keausan. antara
kedua komponen tersebut, dampakya adalah idler akan rusak, track link akan
kendor dan mempercepat keausan komponen undercarriage lain.
2.7 Faktor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage
Hal – hal yang menyebabkan panjangnya umur pakai undercarriage dapat
di bagi dalam 3 kelompok :
1. Dikendalikan dari sisi perawatan undercarriage, termasuk track tension
adjustment
2. Dikendalikan oleh metode pengoperasian alat.
3. Hal – hal yang tidak bisa dikendaliikan, yaitu pengaruh lingkungan,
seperti kondisi tanah.
Berikut ini adalah table sederhana yang menunjukan faktor-faktor yang
mempengaruhi usia pakai undercarriage :
22
Tabel 2.1 Tabel factor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage
Group Variable Shoe Link Pitc Bushing Sproket Track link Track roller Idler Carrier Roller
Operation
Machine speed ● ● ● ● ● ● ● ●
Shoe slipping ●
Long distance drawing ● ● ●
Traveling on stope ● ●
Maintenance Tack sension ● ● ● ● ● ● ●
Packing materials ● ● ● ● ●
Ground condition
An element of sail (SiO2) ● ● ● ● ● ● ● ●
Rocky ground (uneven terrain) ● ● ●
Sail ground (spllashed sail) ● ● ●
Sticky soil ground (packing material) ● ● ● ●
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
Untuk mengantisipasi keausan yang berlebih, perlu dilakukan program
maintenance secara berkala seperti cleaning unit secara rutin dan adjust tension
track apabila track link kendor, serta cek kebocoran oli setiap komponen
undercarriage yang menggunakan pelumas termasuk shaft idler.
23
Gambar 2.24Cleaning undercarriage
Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)
2.8 Statistika dan Statistik
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan dan penyusunan data, pengolahan data, dan penganalisisan data, serta
penyajian data berdasarkan kumpulan dan analisis data yang dilakukan. Salah satu
ilmu yang mendasari dalam mempelajari statistika adalah peluang atau probabilitas.
(Sumber:http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-statistika-dan
statistik.html )
Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta
yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang
menggambarkan suatu persoalan.
Salah satu alasan diperlukannya statistik adalah generalisasi akan
parameter suatu populasi yang dapat diambil dengan hanya meneliti sebagian kecil
anggota populasi (sampel). Generalisasi ini bukan tanpa kesalahan, tetapi secara
statistik, kesalahan generalisasi dan hal lain yang berhubungan dengan sampel,
pengambilan data, rumus (perhitungan) dan lain-lain selalu dapat diprediksi.
2.9 Ukuran Pemusatan Data
Sebagian besar set data kecenderungan yang berbeda untuk groub
sekitar titik pusat. Ketika orang berbicara tentang “nilai rata-rata” atau
“nilai tengah” atau “nilai yang paling sering,” mereka berbicara secara
informal tentang mean, median dan modus.
24
2.9.1 Mean
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah
sekelompok data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata disimbolkan dengan x.
�̅� =∑ 𝑥𝑖
𝑛𝑖=1
𝑛…………………….………..(2.1)
Keterangan :
�̅� = mean
𝑛 = banyaknya data
𝑥𝑖 = nilai data ke-i
∑ 𝑋1 = 𝑛𝑖=1 penjumlahan semua nilai Xi dalam sample
2.9.2 Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan.
Dengan demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar.
Median (nilai tengah) disimbolkan dengan Me.
a. Untuk data Genap
𝑀𝑒 =𝑛+1
2)………………….(2.2)
Keterangan :
𝑛 =banyaknya data
Me =Median
b. Untuk data ganjil
Langsung mencari nilai tengah dari data yang ada, dengan catatan harus
mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2.9.3 Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi
tertinggi. Modus dilambangkan dengan Mo.
25
2.9.4 Range(rentang)
Range (rentang) adalah sample ukuran deskriptif numberic dari variasi
dalam satu set data. Jarak sama dengan nilai terbesar dikurangi nilai terkecil.
Range = Xlargest - Xsmallest……………………….(2.3)
2.10 Varians dan Standar Deviasi
Meskipun jangkauan dan rentang interkuartil adalah ukuran variasi,
mareka tidak mempertimbangkan bagaimana mendistribusikan nilai-nilai ekstrim.
Dua langkah umun yang digunakan untuk memperhitungkan variasi adalah varian
dan standar deviasi. Statistik ini mengukur rata-rata pencar disekitar nilai yang lebih
besar berfluktuasi di atas dan nilai-nilai kecil dibawah. Salah satu langkah variasi
yang berbeda dari data set ke kumpulan data perbedaan antara perbedaan antara
setiap nilai dan rata-rata dan jumlah ini perbedaan kuadrat. Dalam statistic, jumlah
ini disebut jumlah kuadrat (atau SS). Jumlah ini jumlah ini dibagi dengan jumlah
minus 1 (untuk kemudian dibagi dengan jumlah nilai minus 1 (untuk data sampel)
untuk mendapatkan variasi sampel (S2). Akar kuadrat dari variasi sampel adalah
deviasi standar sampel (S).
Karena jumlah perbedaan kuadrat bawah dengan aturan aritmatika akan
selalu non-negatif, tidak varians atau deviasi standar tidak dapat pernah menjadi
negative. Untuk hamper semua data varians dan standar deviasi akan menjadi nilai
positif.
Untuk sampel yang mengandung n nilai-nilai, X1, X2, X3, . . . , Xn, sampel
varians (disimbolkan dengan symbol S2)
𝑆2 = (𝑋1− �̅�)2+(𝑋2− �̅�)2+⋯+(𝑋𝑛− �̅�)2
𝑛−1………..……(2.4)
S2 =∑ (𝑋1− �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛−1…………………..(2.5)
𝑆 = √∑ (𝑋1− �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛−1…………………..(2.6)
Dimana :
𝑆2 = Sample Varians
S = standar deviasi
26
�̅� = 𝑚𝑒𝑎𝑛
𝑛 = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑠𝑖𝑧𝑒
𝑋𝑖 = 𝑖𝑡ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑋
∑ (𝑋1 − �̅�)2𝑛𝑖=1 = ringkasan semua perbedaan kuadrat antara
nilai X1 dan �̅�
2.11 Standard Error of Mean
Standard error yang ditampilkan sebagai output Excel (dalam menu
descriptive statistics) adalah standard eror dari rata-rata (Standard Error of Mean).
Ini adalah pengukuran untuk mengukur seberapa jauh nilai rata-rata bervariasi dari
satu sampel ke sampel lainnya yang diambil dari distribusi yang sama. Rumus untuk
mencari standard error of mean adalah sebagai berikut :
𝑆𝑀 = 𝑆
√𝑛……………………..(2.7)
Keterangann :
𝑆𝑀 = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑜𝑓 𝑀𝑒𝑎𝑛
S = Standar Deviasi
n = 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑠𝑖𝑧𝑒
2.12 Convidence Interval
Convidence Interval adalah salah satu parameter lain untuk mengukur
seberapa akurat Mean sebuah sample mewakili (mencakup) nilai mean populasi
sesungguhnya.
a. Interval Lower Limit
Interval Lower Limit
x̅ − (𝑡𝐶𝐿)(𝑆𝑀)…………………..(2.8)
b. Interval Upper Limit
Interval Uper Limit
x̅ + (𝑡𝐶𝐿)(𝑆𝑀)…….……………(2.9)
27
Keterangan :
x̅ = mean
𝑡𝐶𝐿 = tingkat kepercayaan yang digunakan
SM = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑜𝑓 𝑚𝑒𝑎𝑛
Catatan : untuk 𝑡𝐶𝐿 digunakan 95% dan nilainya menjadi 1,96. Dapat
ditemukanmenggunakan kalkulator distribusi normal
2.13 Analisi data dengan SPSS
2.13.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji chi-kuadrat, uji
lilliefors, dan uji kolmogorov-smirnov.Untuk menguji normalitas data dengan
SPSS, lakukan langkah-langkah berikut ini.
• Entry data atau buka file data yang akan dianalisis
• Pilih menu berikut ini :
Analyze - Descriptives Statistics - Explore
Menu SPSS akan tampak seperti gambar berikut :
Gambar 2.25 Uji Normalitas
Sumber :(http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf)
28
Setelah menu dipilih akan tampak kotak dialog uji normalitas, seprti
gambar di bawah ini :
Gambar 2.26 Uji Normalitas
Sumber :http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf
Selanjutnya:
Pilih y sebagai dependent list
Pilih x sebagai factor list, apabila ada lebih dari 1 kelompok data
Klik tombol Plots
Pilih Normality test with plots, seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Klik Continue, lalu klik OK
Gambar 2.27 Uji Normalitas
Sumber :http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf
Uji normalitas menghasilkan 3 (tiga) jenis keluaran, yaitu Processing
Summary, Descriptives, Tes of Normality, dan Q-Q Plots. Untuk keperluan
penelitian umumnya hanya diperlukan keluaran berupa Test of Normality, yaitu
29
keluaran yang berbentuk seperti gambar 1-3.Keluaran lainnya dapat dihapus,
dengan cara klik sekali padaobjek yang akan dihapus lalu tekan Delete.
2.13.2 Menafsirkan Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Gambar 2.28 Uji Normalitas
Keluaran pada gambar di atas menunjukkan uji normalitas data y, yang
sudah diuji sebelumnya secara manual dengan uji Lilliefors dan Kolmogorov-
Smirnov. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov–Smirnov dan
ShapiroWilk. Pilih salah satu saja misalnya Kolmogorov–Smirnov.Hipotesis yang
diuji adalah:
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk
suatu taraf signifikasi (α) tertentu (Biasanya α= 0.05 atau 0.01). Sebaliknya, jika
hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan
atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalahdengan memperhatikan bilangan
pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang
berlaku adalah sebagai berikut.
•Tetapkan tarapsignifikansi uji misalnya α= 0.05
•Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh
•Jika signifikansi yang diperoleh >α, maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
•Jika signifikansi yang diperoleh <α, maka sampel bukan berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
30
Pada hasil di atas diperoleh taraf signifikansi dan untuk kelompok
perempuan adalah 0.20. dengandemikian, data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, pada taraf signifikansi 0.05.
2.14. Pengertian UJI Z
Uji Z adalah salah satu uji statistika yang pengujian hipotesisnya didekati
dengan distribusi normal. Menurut teori limit terpusat, data dengan ukuran sampel
yang besar akan berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji Z dapat digunakan utuk
menguji data yang sampelnya berukuran besar. Jumlah sampel 30 atau lebih
dianggap sampel berukuran besar. Selain itu, uji Z ini dipakai untuk menganalisis
data yang varians populasinya diketahui. Namun, bila varians populasi tidak
diketahui, maka varians dari sampel dapat digunakan sebagai penggantinya.
Nilai Z tabel dapat diperoleh dari Tabel 2.2. Dengan menggunakan Tabel 2.2, maka
nilai Z 0,025 adalah nilai pada perpotongan α baris 0,02 dengan α kolom 0,005,
yaitu 1,96. Untuk diketahui bahwa nilai Zα adalah tetap dan tidak berubah-ubah,
berapun jumlah sampel. Nilai Z 0,025 adalah 1,96 dan nilai Z 0,05 adalah 1,645.
Tabel 2.2 Nilai Z dari luas dibawah kurva normal baku
Sumber: https://hatta2stat.wordpress.com/category/uji-z-2/
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian tugas akhir ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pengambilan data P2U (Program Pemeriksaan Underrcariadge) yang sudah
tersedia yang dilakukan untuk menganalisa keausan komponen track link dozer
D375A-5 di PT. Pamapersada Nusantara site PT. Kideco Jaya Agung, Batu Kajang.
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Pengolahan data dilakukan di area kampus Politeknik Negeri Balikpapan
yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta Km.8 Balikpapan, Kalimantan Timur.
Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juli 2017.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data berdasarkan
pada teori-teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dan dari data P2U (Program
Pemeriksaan Undercarriadge) D375A-5 tahun 2014 dari PT. PAMA PERSADA
NUSANTARA SITE PT. KIDECO JAYA AGUNG BATU KAJANG. Dalam
pengumpulan data ini, ada beberapa teknik yang diterapkan oleh penulis, yaitu
sebagai berikut :
1. Metode literatur, penelitian memperoleh berbagai macam data yang bersumber
dari buku referensi, internet, dan shop manual.
a. Buku Referensi :
1. Basic Maintenance. Penerbit PT. United Tractor, Jakarta, 2011
2. Sistem Final Drive dan Undercarriage. Penerbit PT. United Tractor,
Jakarta 2011
b. Internet : pengumpulan data untuk menambahkan referensi dan hal-hal lain
yang bias di jadikan bahan pertimbangan dalam menganalisa komponen-
komponen pendukung serta teori kerjanya.
c. Shop Manual : sumber pendoman pada suatu unit untuk mengetahui serta
menganalisa suatu masalah, dan juga mengetahui komponen-komponen
32
seperti track link serta cara kerjanya. Shop Manual yang digunakan penulis
adalah Shop Manual D375A-5.
3.4 Diagram Alur Metode Penelitian
Studi Literatur
Shop Manual
Pengumpulan Data Sekunder
1. Data Report P2U D375A-5
BukuReferensi Internet
Pemilihan
Data
Perhitungan Keausan track link
Mulai
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
A
Pengujian
Data
33
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
3.4.1 Identifikasi Masalah
Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, maka masalah yang ingin
diselesaikan / diteliti harus diidentifikasikan secara jelas.
3.4.2 Rumusan Masalah
Setelah masalah teridentifikasi, maka dilanjutkan dengan perumusan
masalah yang ada agar diketahui secara tepat pokok permasalahannya. Selain itu,
tentukan pula tujuan apa saja yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini
sehingga memberi pedoman pada penelitian ini agar lebih fokus dan tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan.
3.4.3 Studi Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur yang digunakan penulis dalam menyusun tugas akhir
didapat dari berbagai sumber, jurnal, internet dan shop manual.
Pengolahan dan Penelitian Data
Kesimpulan dan Saran
A
Selesai
Hasil dan Pembahasan
34
3.4.4 Shop Manual
Shop manual dan buku-buku Training sebagai sumber pedoman untuk
menganalisa suatu masalah. Serta mengetahui komponen-komponen pada
undercarriage, terutama pada Track link serta cara kerjanya. Oleh karena itu shop
manual dan buku-buku training sangat membantu dalam proses penyusunan tugas
akhir.
3.4.5 Internet
Internet sangat diperlukan untuk menambahkan referensi dan hal-hal lain
yang bisa di jadikan bahan pertimbangan dalam menganalisa komponen-komponen
pendukung serta teori kerjanya.
3.4.6 Buku Referensi
Pengumpulan data berupa jurnal-jurnal tentang penelitian serta teori-teori
dasar sebagai penyusunan landasan teori pada penulisan tugas akhir analisa keausan
track link D375A-5.
3.4.7 Pengumpulan Data Sekunder P2U
Data report monitoring komponen undercarriage yang mencakup tingkat
keausan, usia komponen undercarriage, dan tanggal Replacement komponen. Data
yang diperoleh penulis menggunakan data P2U unit D375A-5 dari bulan Januari –
September 2014. Penulis mengunakan P2U pada unit :
-DZ401 -DZ453 -DZ470 -DZ452
-DZ412 -DZ459 -DZ476 -DZ465
-DZ448 -DZ460 -DZ508
3.4.8 Perhitungan Data
Perhitungan data, langkah ini dilakukan untuk mencari durasi pemakaian
dan untuk mendapatkan tingkat keausan perjam dari komponen tersebut, yang
sebelumnya dari data P2U tidak tercantum data tersebut. Berdasarkan data P2U
yang ada, dilakukan pemilahan data berdasarkan tingkat keausan tiap pengukuran,
durasi pakai unit, tingkat keausan perjam.
35
Durasi pakai unit
Durasi = SMR Bulan Ke 2 (05-Feb-14) - SMR Bulan Ke 1 (20-Jan-14)
Tingkat keausan perjam
𝑀𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑒 2 (05 − 𝐹𝑒𝑏 − 14) − 𝑀𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑒 1 (20 − 𝐽𝑎𝑛 − 14)
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
3.4.9 Pemilihan Data
Pemilihan data dilakukan dengan memilih data yang dapat digunakan saja.
Data yang tidak dapat digunakan adalah data out of layers / data extrim, data
tersebut dibuang karena dapat mempengaruhi pengujian statistik. Selain itu adalah
data yang pengukurannya tidak dapat digunakan untuk pengujian, yaitu data yang
hasil pengukuran bulan pertama dan bulan kedua sama tetapi SMR / HM
bertambah.
3.4.10 Pengujian Data
Pengujian data, langkah ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Package for the Social Sciences / paket statistik untuk ilmu sosial).
3.4.11 Pengolahan dan Penelitian Data
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, kemudian data-data tersebut
diolah menggunakan statistik untuk mendapatkan nilai keausan, jangka waktu
pemakaian, serta mengetahui nilai ekonomis komponen track link. Adapun data
tersebut diolah dengan :
1. Ukuran Pemusatan Data.
2. Varians dan Standar Deviasi.
3. Standar Error of Mean.
4. Convidence Interval.
36
3.4.12 Hasil dan Pembahasan
Pada langkah ini data yang sudah diperoleh, selanjutnya data tersebut
dibahas untuk menjawab rumusan masalah yang ada.
3.4.13 Kesimpulan dan Saran
Dari hasil-hasil yang sudah diolah dan kemudian dianalisa dapat ditarik
kesimpulan dalam analisa keausan track link seperti mengetahui usia pakai pada
track link, serta memberikan saran kepada pembaca apabila akan meneliti lebih
lanjut tentang tugas akhir ini.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Program PemeriksaanUndercarriage
Data hasil Program Pemeriksaan Undercarriage (P2U) komponen Track link
hanya tercantum pengukuran komponen undercarriage RH dan LH, Schedule
(SMR) unit, nominal measurement dan rebuld limit. Di data belum tercantum lama
pemakaian dan keausan komponen perjam. Dan unit yang dilakukan P2U sebanyak
11 unit Bulldozer Komatsu D374A-5 dengan nomor unit :
1. DZ401 4. DZ453 7. DZ470 10. DZ452
2. DZ412 5. DZ459 8. DZ476 11. DZ465
3. DZ448 6. DZ460 9. DZ508
Dibawah ini adalah contoh data P2U yang kami gunakan, sebelum dipilah:
Gambar 4.1 Contoh data P2U Unit dozzer D375A-5
38
Tabel 4.1 Contoh tabel data P2U yang sudah digabungkan
Dapat dilihat dari data atau table diatas adalah salah satu contoh data P2U dari
satu unit yang sudah di gabungkan menjadi satu dari total 9 pengukuran, dan sudah
terdapat hasil pengukuran dan waktu pemakaian.
a. Cara mencaridurasipemakaian unit perbulan :
Durasi = SMR Bulan Ke 2 (05-Feb-14) - SMR Bulan Ke 1 (20-Jan-14)
Contoh :
Durasi = SMR Bulan Ke 2 (05-Feb-14) - SMR Bulan Ke 1 (20-Jan-14)
= 31604 - 31154
= 450 jam
b. Cara mencarikeausan perjam :
Keausan =
𝑀𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑒 2 (05 − 𝐹𝑒𝑏 − 14) − 𝑀𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑒 1 (20 − 𝐽𝑎𝑛 − 14)
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
Contoh :
1122.0 (𝑘𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 2)−1122.2 (𝑘𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 1)
450 (𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖)=
0.8
450= 0.0018 mm
Nominal Meas. KEAUSAN
Rebuild Limit Left Right / JAM
1121.2
1141.2
1121.2
1141.2
1121.2
1141.2
1121.2
1141.2
1121.2
1141.2
1121.2
1141.2
1121.2
1141.2
1121.2
1141.2
1121.2
1141.21129.0 1129.0
1125.0
1126.0 1126.0
1128.0 1128.0
1128.0 1128.0
3442516-Sep-14
DZ401
31154
31604
32004
32404
32825
33225
33625
34025
15-Mar-14
18-Apr-14
15-Mei-14
20-Jun-14
15-Jul-14
10-Agus-14
Unit Number TanggalMeasurement
1121.2 1121.2
1122.0 1122.0
1123.0 1123.0
1124.0 1124.0
1125.0
SMR
20-Jan-14
5-Feb-14
HM
_
450
400
400
421
400
400
400
400
_
0.0018
0.0025
0.0025
0.0024
0.0025
0.005
_
0.0025
39
c. Menyatukan semua data
Selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah menyatukan semua data
P2Uyang sudah di cari durasi dan tingkat keausannya dari total 11 unit menjadi
satu, seperti pada lampiran 1. Selanjutnya adalah membuang data ekstrim, data
ekstrim yang dimaksud adalah data hasil pengukuran yang berbeda jauh
dengan data-data yang lain apakah itu pengukurannya yang terlalu tinggi atau
pengukurannya yang terlalu rendah.
Pada Lampiran 2, total ada51 data pengukuran track link dari 99 data
pengukuran dari 11 unit Bulldozer yang bisa digunakan, data-data yang tidak
dapat digunakan itu disebabkan karena data pengukuran di bulan yang berbeda
tetapi hasil pengukurannya sama sedangkan HM (Hours Meter)nya bertambah.
4.2 Pengolahan Data DenganStatistik
4.2.1 MencariMean, Median, Modus
a. Mean
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari
jumlah sekelompok data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata
disimbolkan dengan x.
�̅� =∑ 𝑿𝒊
𝒏𝒊=𝟏
𝒏………………..…..(4.1)
�̅� =𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟖 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓 … + 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟒 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟒
𝟓𝟏
�̅� =𝟎,𝟏𝟐𝟗𝟎
𝟓𝟏= 𝟎, 0026 mm/jam
Jadi dari hasil perhitungan diatas diketahui meannya adalah 0,0026
a. Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data
diurutkan. Dengan demikian, median membagi data menjadi dua bagian
yang sama besar. Median (nilai tengah) disimbolkan dengan Me.
𝑴𝒆 =𝒏+𝟏
𝟐…………………..(4.2)
40
𝑴𝒆 =𝟓𝟏+𝟏
𝟐=
𝟓𝟐
𝟐= 𝟐𝟔mm/jam
Dari hasil tersebut diketahui bahwa median berada urutan 29, sehingga hasilnya
adalahMe = 0.0025
b. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki
frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan dengan Mo.
Pada bab 2 telah dijelaskan=modus adalah data yang sering muncul data yang paling
banyak muncul dari keseluruhan data yang ada :
Dari tabel 4.2 dapat dilihat jumlah dari tiap data adalah sebagai berikut
1. 0,0018 = 1 data
2. 0,0020 = 3 data
3. 0,0022 = 6 datas
4. 0,0024 = 3 data
5. 0,0025 =42 data
6. 0,0050 = 2 data
Data dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwasannya data yang paling
sering muncul / data yang paling banyak muncul adalah 0,0025 sebanyak
51data, sehingga dapat diketahui Modusnya adalah 0,0025 mm/jam
41
4.2.2 Variasi
a. Range (rentang)
Range (rentang) adalah sample ukuran deskriptif numberic
dari variasi dalam satu set data. Jarak sama dengan nilai terbesar
dikurangi nilai terkecil.
Range = XLarges - Xsamalles= 0,005 – 0,0018 = 0,0032
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwasannya Range
(rentang) dari data pada tabel 4.2 adalah 0,0032 mm/jam
a. Varian dan Standar Deviasi
Sample of Varian
𝑺𝟐 =∑ (𝑿𝟏−�̅�)𝟐𝒏
𝒊=𝟏
𝒏−𝟏……………………...(4.3)
𝑺𝟐 =(𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟖 − 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓)𝟐 + (𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓 − 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓)𝟐 + ⋯ + (𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓 − 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟓)𝟐
𝟓𝟏 − 𝟏
𝑺𝟐 =(−𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟕)𝟐 + (𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎)𝟐 + ⋯ + (−𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎)𝟐
𝟓𝟏 − 𝟏
𝑺𝟐 =𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟒𝟗+𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎+⋯+𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎
𝟓𝟎= 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟐𝟕𝟗mm/jam
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwasannya
Varian dari data pada tabel 4.2 adalah 0,000614470.
Deviasi
𝑺 = √𝑺𝟐 = √∑ (𝑿𝟏−�̅�)𝟐𝒏
𝒊=𝟏
𝒏−𝟏………………..(4.4)
√𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟐𝟕𝟗 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟓𝟐𝟖mm/jam
42
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwasannya Standar
Deviasi dari data pada tabel 4.2 adalah 0.000528
4.2.3 Perhitungan Standard Error of Mean, Interval Lower Limit dan Interval
Upper Limit
a. Standard Error of Mean
𝑆𝑀 = 𝑆
√𝑛……………………….(4.5)
𝑆𝑀 = 0.000528
√51
𝑆𝑀 = 0.000074016
b. Interval Lower Limit
Berdasarkan Tabel Z dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga nilai tcl adalah
1.96.
�̅� − (𝑡𝐶𝐿)(𝑆𝑀)……………..……(4.6)
0.0026 − (1.96)(0.000074016)
= 0.0024 mm/jam
c. Interval Upper Limit
Berdasarkan Tabel Z dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga nilai tcl adalah
1.96.
�̅� + (𝑡𝐶𝐿)(𝑆𝑀)……………………(4.7)
0.0026 + (1.96)(0.00004016)
= 0.0027 mm/jam
4.2.4 Menghitunglife time
a. Life time terpendek
Nominal measurement= 1121.2 mm
Rebuild limit= 1141.2 mm
43
Rangekeausan= Nominal meas – Rebuild limit
= 1141-1121 = 20 mm
𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 =𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐾𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡…………(4.8)
𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 =20
0.0027= 7468.6972 jam
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui life time terpendek adalah 7537.8961
jam.
b. Life time terpanjang
Nominal measurement = 1121.2 mm
Rebuild limit = 1141.2 mm
𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 =𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐾𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡………..(4.9)
𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 =20
0.0024= 8399.9014 jam
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui life time terpanjang adalah
8314.1610 jam.
4.2.5 UjiAnova
Uji ANOVA dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dimiliki dapat
berlaku atau dapat digeneralisasikan kesemua unit yang ada atau tidak. Untuk
mealukan uji Anova terlebih dahulu harus memenuhi syarat yaitu harus melakukan
uji normalitas.
4.2.6 UjiNormalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang ada berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah hasil uji
normalitas SPSS Ver. 16.
44
Tabel 4.3UjiNormalitas
(Sumber: DokumenPribadi)
Dari hasil Uji Normalitas di atas sig untuk keausan_LH dan keausan_RH
memiliki nilai 0,000. Keduanya< 0,005. Jika keduanya variable tersebut tidak
memiliki distribusi yang normal. Karena standar distribusi yang normal sig
haruslebih 0,005. Dan salah satuuji ANOVA adalah data harus berdistribusi normal
sehingga tidak dapat dilakukan pengujian ANOVA.
Data tidak berdistrbusi normal bisa disebabkan oleh beberapa factor
contohnya:
1. Hasil pengukuran tidak akurat. Hal ini bisa dikarenakan oleh alat ukur
yang tidak akurat, atau metode pengukuran yang salah,
2. Ketika melakukan pengukuran kurang memperhatikan kebersihan pada
komponen yang ingin diukur.
3. Tidak melakukan pengukuran dari bulan selanjutnya.
Uji Anova tidak dapat dilakukan karena hasil dari uji normalitas data tidak
berdistribusi normal. Jadi karna uji anova tidak dilakukan maka tidak dapat
mengetahui apakah life time bisa dipakai untuk semua unit.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa life time track link pada unit dozer D375A-5 Di
PT. PamaPersada Nusantara site batu kajang maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Tingkat keausan pada track link D375A-5 dengan angka kepercayaan
95% adalah:
Interval lower limit (tingkat keausan terendah) : 0,0024 mm/jam
Interval upper limit (tingkat keausan tertinggi) : 0,0027 mm/jam
2. Life time terpendek track link D375A-5 adalah :
Life time terpendek : 7468 jam
Life time terpanjang : 8399 jam
5.2 Saran
Adapun saran penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya lebih teliti dan fokus dalam melakukan pengukuran sehingga
mendapatkan hasil keausan yang akurat.
2. Sebaiknya untuk melakukan penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunakan data yang terupdate.
3. Sebaiknya menggunakan alat yang lebih canggih untuk melakukan
pengukuran yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
KOMATSU. KUC Procedure Manual, Undercarriage System Training. Penerbit
KOMATSU.
KOMATSU. Ultrasonic Undercarriage Measurments, Support Training, Penerbit
KOMATSU.
UNITED TRACTOR, 2011. Basic Maintenance,Technical Training Department.
Penerbit PT. UNITED TRACTOR Tbk.
UNITED TRACTOR, 2011. Basic Mechanic Course, Technical Training
Department. Penerbit PT. UNITED TRACTOR Tbk.
UNITED TRACTOR. 2008. Product Knowledge, Basic Course I. Penerbit
PT. UNITED TRACTOR Tbk.
UNITED TRACTOR. 2008. Final Drive & Undercarriage, Basic Course I.
Penerbit PT. UNITED TRACTOR Tbk.
KOMATSU, 2004. Shop Manual D375A-5. Penerbit KOMATSU
Peron Education, Inc, Upper Saddle, River, New Jersey, 07458, 2008. Statistics
For Manager Using Microsoft Excel. United States of America : Pearson Precentise
Hall.
Springer Handbook of Mechanical Engineering, 2008
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-statistika-dan statistik.html
http://blandong.com/fungsi-dan-klasifikasi-undercarriage/
http://carelong.com.cn/product-trakpin-trackbushing.asp
Lampiran 1
Kode Unit HM saat pengukuran
Hasil pengukuran (mm) Durasi (Jam)
Tingkat Keausan
(mm)/Jam
LH RH LH RH
DZ401 31154 1121.2 1121.2 0 0.0000 0.0000
DZ401 31604 1122.0 1122.0 450 0.0018 0.0018
DZ401 32004 1123.0 1123.0 400 0.0025 0.0025
DZ401 32404 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ401 32825 1125.0 1125.0 421 0.0024 0.0024
DZ401 33225 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ401 33625 1128.0 1128.0 400 0.0050 0.0050
DZ401 34025 1128.0 1128.0 400 0.0000 0.0000
DZ401 34425 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ412 28079 1125.0 1125.0 0 0.0000 0.0000
DZ412 28539 1126.0 1125.0 460 0.0022 0.0022
DZ412 28939 1128.0 1128.0 400 0.005 0.0050
DZ412 29339 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ412 29739 1130.0 1130.0 400 0.0025 0.0025
DZ412 30139 1131.0 1131.0 400 0.0025 0.0025
DZ412 30539 1131.0 1131.0 400 0.0000 0.0000
DZ412 30939 1131.0 1131.0 400 0.0000 0.0000
DZ412 31339 1132.0 1132.0 400 0.0025 0.0025
DZ448 18935 1121.2 1121.2 0 0.0000 0.0000
DZ448 19395 1121.2 1121.2 460 0.0000 0.0000
DZ448 19795 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ448 20195 1122.2 1122.2 400 0.0025 0.0025
DZ448 20595 1123.0 1123.0 400 0.002 0.0020
DZ448 20995 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ448 21395 1124.0 1124.0 400 0.0000 0.0000
DZ448 21795 1125.0 1125.0 400 0.0025 0.0025
DZ448 22195 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ452 19643 1121.2 1121.2 0 0.0000 0.0000
DZ452 20103 1121.2 1121.2 460 0.0000 0.0000
DZ452 20503 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ452 20903 1122.0 1122.0 400 0.0025 0.0025
DZ452 21303 1123.0 1123.0 400 0.002 0.0020
DZ452 22103 1125.0 1125.0 800 0.0025 0.0025
DZ452 22103 1125.0 1125.0 0 0.0000 0.0000
DZ452 22503 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ452 22902 1127.0 1127.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 18398 1123.0 1123.0 0 0.0000 0.0000
DZ453 18858 1124.0 1124.0 460 0.0022 0.0022
DZ453 19258 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 19658 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 20058 1127.0 1127.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 20458 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 20858 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 21258 1130.0 1130.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 21658 1131.0 1131.0 400 0.0025 0.0025
DZ459 17421 1131.0 1131.0 0 0.0000 0.0000
DZ459 17881 1132.0 1132.0 400 0.0025 0.0025
DZ459 18281 1121.2 1121.2 400 0.027 0.027
DZ459 18681 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ459 19081 1122.0 1122.0 400 0.002 0.002
DZ459 19481 1123.0 1123.0 400 0.0025 0.0025
DZ459 19881 1123.0 1123.0 400 0.0000 0.0000
DZ459 20281 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ459 20681 1124.0 1124.0 400 0.0000 0.0000
DZ460 181712 1131.0 1131.0 0 0.0000 0.0000
DZ460 18632 1121.2 1121.2 460 0.022 0.022
DZ460 19032 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ460 19432 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ460 19844 1122.0 1122.0 412 0.002 0.002
DZ460 20256 1123.0 1123.0 412 0.0025 0.0025
DZ460 20656 1123.0 1123.0 400 0.0000 0.0000
DZ460 21056 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ460 21456 1124.0 1124.0 400 0.0000 0.0000
DZ465 15042 1124.0 1124.0 0 0.0000 0.0000
DZ465 15502 1125.0 1125.0 460 0.0022 0.0022
DZ465 15902 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 16302 1127.0 1127.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 16702 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 17102 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 17502 1130.0 1130.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 17902 1131.0 1131.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 18302 1132.0 1132.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 16216 1122.0 1122.0 0 0.0000 0.0000
DZ470 16676 1123.0 1123.0 460 0.0022 0.0022
DZ470 17076 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 17476 1125.0 1125.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 17892 1126.0 1126.0 416 0.0025 0.0025
DZ470 18308 1127.0 1127.0 416 0.0025 0.0025
DZ470 18078 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 19108 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 19508 1129.0 1129.0 400 0.0000 0.0000
DZ476 13962 1122.0 1122.0 0 0.0000 0.0000
DZ476 14422 1123.0 1123.0 460 0.0022 0.0022
DZ476 14822 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ476 15222 1125.0 1125.0 400 0.0025 0.0025
DZ476 15647 1126.0 1126.0 425 0.0024 0.0024
DZ476 16072 1127.0 1127.0 425 0.0024 0.0024
DZ476 16472 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ476 16872 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ476 17272 1129.0 1129.0 400 0.0000 0.0000
DZ508 9872 1125.0 1125.0 0 0.0000 0.0000
DZ508 10332 1126.0 1126.0 460 0.0022 0.0022
DZ508 10732 1127.0 1127.0 400 0.0025 0.0025
DZ508 11132 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ508 11557 1121.2 1121.2 400 0.017 0.017
DZ508 11982 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ508 12382 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ508 12782 1121.2 1121.2 400 0.0000 0.0000
DZ508 13182 1121.2 1121.2 400 0.00000 0.0000
Lampiran 2
Kode Unit HM saat pengukuran Hasil pengukuran (mm) B Durasi (Jam)
Tingkat Keausan
(mm)/Jam
LH RH
LH RH
DZ401 31604 1122.0 1122.0 450 0.0018 0.0018
DZ401 32004 1123.0 1123.0 400 0.0025 0.0025
DZ401 32404 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ401 32825 1125.0 1125.0 421 0.0024 0.0024
DZ401 33225 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ401 33625 1128.0 1128.0 400 0.005 0.005
DZ401 34425 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ412 28539 1126.0 1125.0 460 0.0022 0.0022
DZ412 28939 1128.0 1128.0 400 0.005 0.005
DZ412 29339 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ412 29739 1130.0 1130.0 400 0.0025 0.0025
DZ412 30139 1131.0 1131.0 400 0.0025 0.0025
DZ448 20195 1122.2 1122.2 400 0.0025 0.0025
DZ448 20595 1123.0 1123.0 400 0.002 0.002
DZ448 20995 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ448 21795 1125.0 1125.0 400 0.0025 0.0025
DZ448 22195 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ452 20903 1122.0 1122.0 400 0.0025 0.0025
DZ452 21303 1123.0 1123.0 400 0.002 0.002
DZ452 22103 1125.0 1125.0 800 0.0025 0.0025
DZ452 22503 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ452 22902 1127.0 1127.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 18858 1124.0 1124.0 460 0.0022 0.0022
DZ453 19258 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 19658 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 20058 1127.0 1127.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 20458 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 20858 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 21258 1130.0 1130.0 400 0.0025 0.0025
DZ453 21658 1131.0 1131.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 15502 1125.0 1125.0 460 0.0022 0.0022
DZ465 15902 1126.0 1126.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 16302 1127.0 1127.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 16702 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 17102 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 17502 1130.0 1130.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 17902 1131.0 1131.0 400 0.0025 0.0025
DZ465 18302 1132.0 1132.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 16676 1123.0 1123.0 460 0.0022 0.0022
DZ470 17076 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 17476 1125.0 1125.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 17892 1126.0 1126.0 416 0.0025 0.0025
DZ470 18308 1127.0 1127.0 416 0.0025 0.0025
DZ470 18078 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
DZ470 19108 1129.0 1129.0 400 0.0025 0.0025
DZ476 14422 1123.0 1123.0 460 0.0022 0.0022
DZ476 14822 1124.0 1124.0 400 0.0025 0.0025
DZ476 15222 1125.0 1125.0 400 0.0025 0.0025
DZ476 15647 1126.0 1126.0 425 0.0024 0.0024
DZ476 16072 1127.0 1127.0 425 0.0024 0.0024
DZ476 16472 1128.0 1128.0 400 0.0025 0.0025
Unit Number:
Customer Name: Model
D375A-5
Applic.
Mining
Nominal
Meas.
Rebuild
LimitLeft Right Left Right Left Right Left Right Left Right
1121.2
1141.2
56.0
38.0
18.8
10.3
116.0
53.0
40.0
27.5
40.0
27.5
40.0
27.5
22.5
35.0
0.0
6.0
58.3 58.0 8% 10% 15-Oct-14 11-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13 29747 29747 1857 1857 Komatsu Komatsu58.6 58.2 7% 9% 19-Oct-14 14-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13 29747 29747 1857 1857 Komatsu Komatsu58.5 58.0 7% 10% 18-Oct-14 11-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13 29747 29747 1857 1857 Komatsu Komatsu58.1 57.8 9% 10% 13-Oct-14 9-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13 29747 29747 1857 1857 Komatsu Komatsu58.2 57.6 9% 11% 14-Oct-14 6-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13 29747 29747 1857 1857 Komatsu Komatsu58.4 57.5 8% 12% 17-Oct-14 5-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13 29747 29747 1857 1857 Komatsu Komatsu58.0 57.5 10% 12% 11-Oct-14 5-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13 29747 29747 1857 1857 Komatsu Komatsu
Link Pitch 4% 5500.0 Link Pitch
Rail Height 5% 5500.0 Rail Height
Bushing OD 15% 5500.0 Bushing OD
Track Shoes 12% 5500.0 Track Shoes
Carrier Rollers 36% 2000.0 Carrier Rollers
Idlers 4% 5500.0 Carrier Rollers
Sprockets 17% 2000.0 Carrier Rollers
Track Rollers 9% 5500.0 Idlers
Sprockets
Inspection Was Preformed :ULTRASONIC & MANUAL
Aproved by
PT UNITED TRACTORS PT PAMA PERSADA NUSANTARA
TRI HARSONO Fri Pengalamenta BangunKA BAG LOG KA BAG PLANTP2U OFFICER PARTS DEPT HEAD
60.0
39.0
SYAHRIAL HABIB AGUNG BEKTIAWAN
Aproved by
Inspection By
Komatsu27-Nov-13 27-Nov-13 29747 1857 1857
Komatsu Komatsu
1.0 1.0 17% 17% 29-Apr-14 29-Apr-14 29747 Komatsu
23.0 23.0 4% 4% 1857 1857
Komatsu36.0 35.0 32% 40% 1857 185714-Apr-14 6-Apr-14 29747 2974727-Nov-13 27-Nov-13
27-Nov-13 27-Nov-13
Komatsu
Komatsu
27-Oct-14 27-Oct-14 29747 29747
Komatsu
35.0 36.0 40% 32% 6-Apr-14 14-Apr-14 29747 Komatsu Komatsu
108.0 109.0 13% 11% 1857 1857
29747 1857 185727-Nov-13 27-Nov-13
1122.0 1122.0 4% 4% 27-Oct-14
29747 1857 1857
3-Oct-14 7-Oct-14 29747 2974727-Nov-13 27-Nov-13
27-Nov-13 27-Nov-13
Komatsu
17.5 17.5 15% 15% 25-Sep-14 25-Sep-14 29747 Komatsu Komatsu
Komatsu Komatsu
55.2 55.0 4% 6% 1857 1857
29747 1857 1857
25-Oct-14 22-Oct-14 29747 29747
29747
27-Nov-13 27-Nov-13
27-Oct-14 27-Nov-13 27-Nov-13
Komatsu
ALL GOOD CONDITION UNDERCARRIAGE
Components
MeasurementLife Time
RH
SYAHRIAL HABIB Dozing
Date Install
Comment and Summary :
BRAND PARTSLH Replacement
Plan on
RH Replacement
Plan on
% worn HM InstallLife Time
LH
Soil
REGISTER REPORT :
Undercarriage
Inspection Report
Distributor's Name:
DZ401 PT. United Tractors Tbk
BIU/P2U/PAMA/DZ401/59/02/2014
JL 6A Disposal
BATUKAJANG Inspection By : Work condition
PT PAMA
S.M.R. Work Opration
5-Feb-14 31604
Inspection Date : Serial No
19056
Soil condition
4% 5%
15%12%
36%
4%
17%9%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Link Pitch Rail Height Bushing OD Track Shoes Carrier Rollers Idlers Sprockets Track Rollers