analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

13
ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANGGUNGGUNUNG KECAMATAN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik SECILLIA NOVITASARI NIM. 105060400111060-64 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN MALANG 2015

Upload: duongthien

Post on 15-Jan-2017

260 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR

PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

DI DESA TANGGUNGGUNUNG KECAMATAN TULUNGAGUNG

JAWA TIMUR

JURNAL ILMIAH

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN

PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

SECILLIA NOVITASARI

NIM. 105060400111060-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

MALANG

2015

Page 2: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem
Page 3: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR

PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

DI DESA TANGGUNGGUNUNG KECAMATAN TULUNGAGUNG

JAWA TIMUR

JURNAL ILMIAH

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN

PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

SECILLIA NOVITASARI

NIM. 105060400111060-64

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng

NIP. 19460323 197009 1 001 NIP. 19500907 197603 2 001

Page 4: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR

PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

DI DESA TANGGUNGGUNUNG KECAMATAN TULUNGAGUNG

JAWA TIMUR

Suhardjono1, Rispiningtati

1, Secillia Novitasari

2

1 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brwaijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

email : [email protected]

ABSTRAK

Meningkatnya kebutuhan akan air baku pada masyarakat Indonesia salah satunya

disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di satu sisi menimbulkan suatu

permasalahan, sehingga perlu dipikirkan usaha untuk meningkatkan sumber air yang ada

guna memenuhi kebutuhan air baku. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber air

baku yakni dengan rehabilitasi dan pengembangan jaringan distribusi air bersih. Untuk

membantu proses rehabilitasi dan pengembangan di butuhkan perhitungan analisa ekonomi

air bersih yang tepat. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui nilai biaya konstruksi, biaya

operasional, manfaat dan harga air minimum. Adapun analisa ini menunjukan bahwa hasil

nilai harga air minimum Desa Tanggunggunung sebesar Rp 2280, /m³. Dengan biaya total

sebesar Rp 6.591.350.562,00 dan manfaat yang didapat yaitu sebesar Rp 8.469.104.820,00.

Nilai harga air tersebut termasuk dalam klasifikasi harga air yang masih sanggup

dibayarkan masyarakat setempat. Dari hasil analisa tersebut dapat dilakukan usaha-usaha

pengembangan yang berguna untuk menambah dan memperbaiki fungsi dari jaringan

distribusi air bersih Desa Tanggunggunung.

Kata Kunci : Desa Tanggunggunung, Harga Air, Manfaat, Biaya Total Konstruksi

ABSTRACT

The increasing demand for raw water to the people of Indonesia one of them caused by

rapid population growth on the one hand cause a problem, so it should be considered an

attempt to improve the existing water resources to meet the needs of raw water. One effort

to increase the raw water source with the rehabilitation and development of clean water

distribution network. To assist in the rehabilitation and development in the calculations

needed economic analysis of water right. This analysis aims to determine the value of

construction costs, operating costs, benefits and minimum water prices. The analysis

shows that the results of the minimum water prices Tanggunggunung Village Rp 2280, /

m³. With a total cost of Rp 6,591,350,562.00 and the benefits which amounted to Rp

8,469,104,820.00. The value of the price of water is included in the classification of water

prices are still able to pay local people. From the results of the analysis can be carried out

efforts to develop useful to supplement and improve the functioning of the water

distribution network Tanggunggunung village

Keywords : Village Tanggunggunung , Price Water , Benefits , Total Construction Costs

Page 5: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah komoditas yang

dibutuhkan manusia untuk bermacam

keperluan. Air lebih dari sekedar

perpaduan zat kimia hidrogen dan

oksigen. Air digunakan untuk air minum,

bahan baku industri, bahan penunjang

kegiatan pertanian, perkebunan,

perikanan dan pariwisata, untuk sumber

energi bagi pusat listrik tenaga uap dan

tenaga air. Perbandingan antara jumlah

penduduk dan kebutuhan air ini

mengakibatkan terjadinya kelangkaan air

akibat kurangnya persediaan air

dibandingkan dengan permintaannya.

Walau Indonesia dikategorikan

sebagai negara yang memiliki

sumberdaya air yang melimpah,

memasuki abad 21 kelangkaan air dan

sumber air sudah menjadi kenyataan

untuk sebagian wilayah Indonesia,

khususnya di daerah perkotaan dan pusat-

pusat pengembangan wilayah di sekitar

perkotaan.

Pengelolaan sistem irigasi yang baik

erat kaitannya dengan peningkatan

produksi daerah irigasi karena itu dalam

pengoperasian suatu jaringan irigasi

hendaknya selalu diperhatikan mengenai

ketersediaan air, kebutuhan air dan

bagaimana cara membagi air yang ada

tersebut sejauh mungkin adil dan merata

agar semua tanaman dapat tumbuh

dengan baik.

Sumberdaya air merupakan bagian

dari kekayaan alam dikuasai oleh negara

dan digunakan untuk kemakmuran rakyat

secara lestari sebagaimana termaktub

dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

Ketetapan ini ditegaskan kembali dalam

pasal I Undang-Undang Pokok Agraria

tahun 1960 bahwa bumi, air dan ruang

angkasa termasuk kekayaan alam yang

terkandung di didalamnya termasuk

wilayah Republik Indonesia sebagai

karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah

merupakan kekayaan nasional.

Perolehan air bersih di pedesaan atau

wilayah pegunungan umumnya lebih

mudah karena banyak terdapat mata air

bersih yang jernih dan aman dikonsumsi

oleh masyarakat. Oleh karena itu segala

upaya perencanaan dan pengelolaan

sumberdaya air diperlukan supaya air

yang diperoleh dapat terdistribusi dengan

baik.

1.2. Identifikasi Masalah

Wilayah Tulungagung, yang

merupakan dataran rendah memiliki

sebagian wilayah pegunungan yang

sejuk. Penduduk yang relatif banyak

menyebabkan kebutuhan air di

Tulungagung perlu diperhatikan secara

baik. Pengaturan dan pemanfaatan air

sangat dibutuhkan agar penggunaan air

merata dan dapat dipergunakan secara

maksimal oleh masyarakat. Sedangkan

debit air yang dialirkan ke masyarakat

semakin lama semakin berkurang dari

yang diterima sebelumnya. Masyarakat

sekitar sangat mengandalkan penyediaan

air bersih yang dikelola Bapel Hippam

Sumbersongo yang sudah didirikan sejak

tahun 2005 untuk memenuhi kebutuhan

air sehari-hari.

Pengelolaan air agar dapat

didistribusikan ke masyarakat

membutuhkan biaya agar penyalurannya

berjalan dengan baik. Biaya-biaya ini

mencakup biaya proses pengelolaan air,

biaya pendistribusian air kepada

masyarakat, biaya pemasangan pompa,

pemasangan pipa atau sambungan dan

biaya administrasi lainnya. Selain biaya

pengelolaan air secara umum tersebut,

juga terdapat biaya-biaya pemeliharaan

dan perawatan selama penggunaan sistem

penyediaan air bersih yang tersedia.

Mengkaji kesediaan masyarakat untuk

membayar (wilingness to pay) air bersih

saat terjadi peningkatan pelayanan atau

pengembangan yang dilakukan oleh

pengelola juga menjadi faktor penting

dalam penentuan harga air. Berkaitan

dengan upaya pengembangan sarana

penyediaan air bersih, maka tidak dapat

dipungkiri bahwa kenaikan tarif air bersih

akan terus terjadi secara berkala.

Page 6: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

Sehingga semakin diperlukan adanya

kajian tentang penentuan harga air

berdasarkan kelayakan ekonomi

penduduk Desa Tanggunggunung.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini dapat

mengetahui kondisi eksisting dan

permasalahan yang timbul di daerah

penyediaan air bersih di wilayah

setempat, dapat mengetahui gambaran

umum teknik konstruksi sistem

penyediaan air bersih yang digunakan.,

dapat mengetahui nilai kelayakan

ekonomi untuk penetapan harga air bersih

di Desa Tanggunggunung dimasa

sekarang dan di masa yang akan datang,

dapat memprediksi harga air yang layak

secara ekonomi dimasa 15 tahun yang

akan datang

Adapun manfaat yang akan didapat

dari penelitian ini adalah memberikan

masukan kepada badan pengelola terkait

dalam penentuan harga air bersih dengan

memperhatikan tingkat kesediaan dan

kesanggupan masyarakat setempat.

Memberikan bahan pertimbangan bagi

pemerintah daerah dalam memperhatikan

kesejahteraan masyarakat pedesaan

dalam mengakses air bersih agar semua

kalangan masyarakat dapat secara merata

menikmati produk air bersih sesuai

dengan kebutuhan masing-masing.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa Kelayakan Ekonomi

2.1.1Nilai Rasio Manfaat dan Biaya

(Benefit Cost Ratio / BCR)

BCR adalah hasil perbandingan antara

present value jumlah benefit kotor pada

setiap periode (tahun) dengan jumlah

present value dari biaya dan investasi yang

dikeluarkan (Cipta Karya, 2007: 34).

Adapun metode analisis benefit cost ratio

(BCR) ini akan dijelaskan sebagai berikut:

(Giatman, 2007: 81)

Rumus umum BCR = Benefit / Cost

Untuk mengetahui apakah suatu

rencana investasi layak atau tidak setelah

melalui metode ini adalah:

Jika: BCR ≥ 1, berarti investasi layak

(feasible)

BCR < 1, berarti investasi tidak layak

(unfeasible).

2.1.2 Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara benefit

(penerima ) dengan cost (pengeluaran)

yang telah dipresent valuekan. Kriteria ini

mengatakan bahwa proyek akan dipilih jika

NPV>0. Dengan demikian, jika suatu

proyek mempunyai NPV>0, maka tidak

akan dipilih atau tidak layak untuk dijalani.

Dalam proyek rumus NPV ditulis sebagai

berikut :

NPV = Σn Bt – Ct

Dimana :

Bt : Benefit pada tahun ke-t

Ct : Biaya / pengeluaran pada tahun ke-t

I : Tingkat discount rate

N : Umur ekonomis proyek

2.1.3Tingkat Pengembalian Internal

( Internal Rate of Renturn atau IRR ) Tingkat pengembalian internal dapat

didefinisikan sebagai tingkat suku bunga

yang membuat manfaat dan biaya

mempunyai nilai yang sama atau B-C = 0

atau tingkat suku bunga yang membuat B/C

= 1. Bila biaya dan manfaat tahunan

konstan, perhitungan Tingkat

Pengembalian Internal dapat dilakukan

dengan dasar tahunan, tapi bila tidak

konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai

keadaan sekarang ( present value ) dan

dicari dengan coba-coba ( trial and error ).

Parameter Tingkat Pengembalian Internal

tidak terpengaruh dengan bunga komersil

yang berlaku, sehingga sering disebut

dengan istilah Internal Rate of Renturn .

Bila besarnya Tingkat Pengembalian

Internal ini sama dengan besarnya bunga

komersil yang berlaku maka proyek

dikatakan impas, namun bila lebih besar

dikatakan proyek ini menguntungkan.

Dari tiga parameter diatas tidak ada

yang paling baik, karena pada suatu kondisi

dengan analisis yang mendetail akan

didapatkan salah satu parameter yang akan

dipakai. Disamping itu sering terjadi

konsistensi mengenai hubungan ketiga

parameter itu,sehingga bisa terjadi IRR

besar tetapi B/C nya kecil atau sebaliknya,

Page 7: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

bias terjadi pula B/C besar tetapi B-C

minimum.

Perhitungan nilai IRR ini dapat

diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

IRR = I’ + "''NPVNPVNPV− ( I” – I’ )

Dimana :

I’ = Suku bunga memberikan nilai NPV

positif

I” = Suku bunga memberikan nilai NPV

negative

NPV’ = NPV Positif

NPV” = NPV Negative

k(PBP) = (investasi/AnnualBenefit) x

periode waktu

dimana :

k = Periode pengembalian

Investasi = Modal yang diperlukan

Annual Benefit = (Keuntungan

Pengeluaran) per tahun

Periode Waktu = Tahun

Untuk mengetahui apakah rencana

suatu investasi tersebut layak ekonomis

atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria

tertentu. Dalam metode Payback Period ini

rencana investasi dikatakan layak

(feasible):

Jika k ≤ n dan sebaliknya.

k = jumlah periode pengembalian

n = umur investasi

2.1.4. Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas bertujuan untuk

melihat apakah yang akan terjadi dengan

hasil proyek jika suatu kemungkinan

perubahan dalam dasar-dasar asumsi pada

perhitungan biaya dan manfaat. Karena

dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya

dan manfaat masih merupakan

perkiraan,maka sudah barang tentu dalam

asumsi-asumsi ini terdapat kemungkinan

bahwa keadaan yang sebenarnya akan

terjadi tidak sama dengan nilai asumsi yang

telah dibuat pada waktu perencanaan.

Tujuan lainnya adalah mengurangi

resiko kerugian dengan menunjukkan

beberapa tindakan pencegahan yang harus

diambil. Secara teoritis ada tiga hal yang

perlu di perhatikan dalam melakukan

analisis sensitivitas :

1. Perubahan dalam perbandingan harga

terhadap tingkat harga umum, misalnya

penurunan hasil pendapatan akibat

penurunan jumlah pemakaian / konsumsi

air irigasi.

2. Menurunnya debit air sungai dari

perhitungan yang diandalkan

3. Berdasarkan ketentuan diatas maka

dalam studi kelayakan ini analisis

kepekaan proyek akan dihitung terhadap

kondisi pesimis.

Analisa sensitivitas biasanya dilakukan

dengan mengubah salah satu elemen

proyek (misalnya yield, harga, biaya) dan

menghitung nilai EIRR nya dengan harga

tersebut. Beberapa keadaan yang biasanya

dilakukan dalam analisa sensitivitas proyek

pengairan adalah sebagai berikut :

1. Terjadi 10% penurunan pada nilai

benefit yang diperkirakan

2. Terjadi 10% kenaikan pada biaya

proyek yang diperkirakan

3. Tertundanya penyelesaian proyek

selama dua tahun

4. Dan beberapa kondisi lainnya

berdasarkan atas judgement ekonomi

akan atau telah terjadi.

2.2 Analisa Proyeksi Pertumbuhan

Penduduk

Untuk memproyeksikan jumlah

penduduk pada tahun yang akan datang

digunakan Metode Geometri Meningkat (

Geometrical Increase ). Dasar penggunaan

metode ini berdasarkan skripsi

NuryansyahR yang mengambil buku

(Anonim,1996:16) :

1.Data yang digunakan untuk pengunaan

metode ini mencukupi.

2.Penggunaan metode ini telah banyak

diterapkan di negara yang sedang

berkembang dan hasilnya cukup

meyakinkan.

Persamaan yang digunakan dalam metode

Geometri Meningkat adalah sebagai

berikut : r = ()tPtPo – 1

Dengan :

r = angka pertumbuhan penduduk

Po = jumlah penduduk pada awal

tahun data

Pt = jumlah penduduk pada akhir

tahun data

t = tahun

maka :

Pn = jumlah penduduk tahun n

Page 8: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

Po = jumlah penduduk pada awal

tahun data

r = angka pertumbuhan penduduk

n = jangka waktu dalam tahun

proyeksi

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Studi

Kabupaten Tulungagung memiliki

letak geografis antara 1110

43` hingga

1120 7` Bujur Timur dan antara 7

0 51

hingga 80 08` Lintang Selatan. Dengan

luas wilayah Kabupaten Tulungagung

sebesar 1.055,65 km2.

Untuk lokasi studi ini berada di Desa

Tanggunggunung Kecamatan

Tanggunggunung Kabupaten

Tulungagung. Wilayah Desa

Tanggunggunung terletak di kawasan

Kecamatan Tanggunggunung. Luas

wilayah Desa Tanggunggunung adalah

47 km2. Secara geografis, Desa

Tanggunggunung merupakan wilayah

dataran rendah yang berkisar antara 0 –

18 meter di atas permukaan laut. . Batas –

batas wilayah Desa Tanggunggunung

adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan

Tenggarejo

Sebelah Timur : Kecamatan Kresikan

Sebelah Selatan : Samudra Hindia

Sebelah Barat : Kecamatan Besuki

3.2. Langkah Pengolahan Data

Sistematika pembahasan dalam studi

ini secara umum dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1.Biaya konstruksi, biaya operasi &

pemeliharaan, dan usia guna bangunan

dihitung dari data teknis proyek

penyediaan air bersih Kecamatan

Tanggunggunung..

2.Dari biaya konstruksi, biaya operasi &

pemeliharaan, dan usia guna bangunan

dilakukan analisa biaya.

3.Proyeksi jumlah penduduk dihitung

sampai dengan tahun 2029 dari data

jumlah penduduk menggunakan metode

Geometrik.

4.Besarnya kebutuhan air bersih dihitung

berdasarkan proyeksi jumlah penduduk.

5.Kebutuhan air bersih dihitung terhadap

debit sumber air yang ada, apakah debit

sumber tersebut mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan air bersih sampai

dengan tahun 2029.

6.Besarnya produksi air dihitung dari

tingkat pemakaian air penduduk di

Kecamatan Tanggunggunung, sehingga

diperoleh nilai manfaat.

7.Setelah mengetahui besarnya manfaat

dan biaya selanjutnya dilakukan analisa

ekonomi yaitu biaya-manfaat,

biaya/manfaat, tingkat pengembalian

internal, titik impas investasi, analisa

sensivitas.

8.Penetapan prediksi harga air bersih per

m3

saat ini dan di masa yang akan

mendatang berdasarkan analisa ekonomi

dan estimasi keinginan untuk membayar

pengguna air.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kebutuhan Air

Menentukan kebutuhan air

diperlukan adanya perhitungan proyeksi

tiap tahun. Dalam studi ini metode yang

digunakan untuk proyeksi adalah Metode

Geometrik dengan rumus : Pn = Po ( 1 + r )n

Dengan :

Pn : jumlah penduduk tahun n

Po ; jumlah penduduk pada awal

tahun data

r : angka pertumbuhan penduduk

n : jangka waktu dalam tahun

Dibawah ini adalah perhitungan

pertambahan penduduk dengan metode

Geometri untuk Desa Tanggunggunung.

Laju pertambahan penduduk ( r ): 0,75 %

Jumlah tahun proyeksi (n) : 1 tahun

Jumlah penduduk awal tahun proyeksi

(Po ) :3776 orang

Menghitung jumlah penduduk pada tahun

2015 ( Pn ) dengan persamaan :

Pn = Po (1 + r)1

Pn = 3776 (1 + 0.0075)1

Pn = 3804,32

Pn = 3804 orang

Page 9: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

Untuk perhitungan selanjutnya

ditambilkan pada Tabel 1

Tabel 1. Proyeksi Pertambahan

Penduduk Desa Tanggunggunung

Metode Geometri

No Tahun Jumlah Penduduk

1 2014 3776

2 2015 3804

3 2016 3833

4 2017 3862

5 2018 3891

6 2019 3920

7 2020 3949

8 2021 3979

9 2022 4009

10 2023 4039

11 2024 4069

12 2025 4099

13 2026 4130

14 2027 4161

15 2028 4192

16 2029 4224

Untuk proyeksi kebutuhan air bersih

didapatkan dari perhitungan berikut:

1.Pelayanan Penduduk = 100%

2.Kebutuhan air baku = 60 l/org/hari

3.Proyeksi jumlah penduduk tahun 2015

= 3804 jiwa

4.Kebutuhan Air Baku = 2,50 lt/dt

5.Kenutuhan Air Hidran = 0,07 lt/dt

6.Kebutuhan Air total = 2,83 lt/dt

7.Kehilangan air = 0,57 lt/dt

8. Kebutuhan jam puncak = 5,09 lt/dt

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan

Tabel 2 pada lampiran.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden di wilayah Desa

Tanggunggunung pada studi ini dilihat

dari beberapa hal diantaranya umur,

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan

dan jumlah pemakaian air untuk

kebutuhan sehari-hari setiap bulannya.

Berikut adalah tabel responden

berdasarkan kelompok masyarakat

pengguna air di Desa Tanggunggunung.

Jumlah responden ini diharapkan dapat

menggambarkan keseluruhan masyarakat

pengguna air Desa Tanggunggunung.

-Jumlah Sebaran Responden Kelompok

pengguna air Desa Tanggunggunung :

124 orang

-Responden pengguna air berkisar antara

umur 20-70 tahun.

-Tingkat pendidikan sebagian besar

berpendidikan SD 60 orang, SMP 26

orang, SMA 30 orang dan PTN 8 orang.

-Tingkat pendapatan rata-rata berkisar

antara Rp. 500.000,00 – Rp 2.000.000,00.

Sehingga nilai Willingness to Pay rata-

rata kelompok Masyarakat Desa

Tanggunggung ditampilkan pada Tabel 3

Tabel 3. Nilai Willingness to Pay

Kelompok Masyarakat Desa

Tanggunggunung

No. Kelompok

Pengguna Air

Frekuensi

Responden

(org )

WTP rata-

rata

Kelompok

Pelanggan

( Rp/m³/bln)

1. Kelompok 1 ( ≥

Rp 2.000.000) 14 8200

2.

Kelompok 2

( Rp 500.000 –

Rp 2000.000 )

70 6200

3. Kelompok 3 ( ≤

Rp 500.000 ) 40 4050

Seperti yang telah ditampilkan dalam

tabel, untuk nilai WTP rata-rata

kelompok pertama adalah sebesar Rp

8200,00, nilai rata-rata kelompok kedua

adalah sebesar Rp.6200,00 dan nilai rata

rata kelompok ketiga sebesar Rp 4050,00.

4.3. Biaya Proyek

4.3.1Biaya Modal

Terdiri dari 2 macam biaya yaitu

biaya langsung dan tidak langsung. Biaya

langsung proyek perencanaan penyediaan

air bersih Desa Tanggunggunung

ditampilkan pada Tabel 4

Tabel 4. Biaya Proyek Penyediaan Air

Bersih Desa Tanggunggunung

Page 10: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

Biaya tak langsung dari pekerjaan

proyek terdiri dari :

-Biaya Engineering ( 5% dari biaya

konstruksi )

-Biaya Administasi ( 2,5 % dari biaya

konstruksi )

-Biaya Tak terduga ( 5% dari biaya

konstruksi )

Menghitung biaya modal untuk seluruh

perencanaan proyek penyediaan air bersih

Desa Tanggunggunung adalah sebagai

berikut :

a.Biaya konstruksi :

Rp. 1.542.725.005,80

b.Biaya administrasi : 2,5% x Rp.

1.542.725.005,80 : Rp. 38.568.125,15

c.Biaya engineering : 5% x Rp.

1.542.725.005,80 = Rp. 77.136.250,29

d.Biaya tak terduga : 5% x Rp.

1.542.725.005,80 = Rp. 77.136.250,29

4.3.2. Biaya Tahunan

Biaya tahunan dari perencanaan

proyek penyediaan air bersih terdiri dari

perhitungan biaya operasi dan

pemeliharaan. Perhitungan dan analisis

biaya tahunan dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Biaya Operasi Pemeliharaan

Sistem Penyediaan Air Bersih Desa

Tanggunggunung

4.3.3. Analisa Manfaat

A. Manfaat Langsung ditimbulkan

karena adanya pembangunan sistem

penyediaan air bersih Desa

Tanggunggunung

B. Manfaat tak langsung

menyebabkan meningkatnya

pemenuhan kebutuhan air untuk

warga dan menurunnya penyakit

yang disebabkan oleh air.

4.4 Analisa Ekonomi

4.4.1 Benefit Cost Ratio ( B/C)

Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio

ini masing-masing komponen manfaat

dan biaya dijadikan nilai sekarang

( present value ). Tingkat suku bunga

yang digunakan adalah 7,5%. Dan usia

guna proyek adalah 15 tahun. Adapun

contoh perhitungan BCR untuk sistem

penyediaan air bersih Desa

Tanggunggunung adalah sebagai berikut:

Faktor konversi (F/P,7,5%,1) = 1,075

Bunga yang ditetapkan = 7,5 %

Biaya konstruksi = Rp. 1.909.122.194,68

x 1,075 = Rp 2.052.306.359,00

Biaya O & P = Rp. 552.489.550,80

Faktor konversi (P/F,7,5%,1) = 0,930

Faktor konversi (P/A,7,5%,15)= 8,834

Nilai biaya O&P =

Rp 4.539.044.203,00

Total biaya rencana =

Rp 6.591.350.562,00

Kebutuhan air baku =

167.028,48 m³/tahun

Penetapan hargaair minimum bila B/ = 1

Benefit = harga air x kebutuhan air

Cost = total alokasi biaya

Komponen Manfaat (benefit)

-Total manfaat air baku

= Rp. 1.353.682.800,00

-Faktor konversi (P/A,7,5%,15)

= 8,834

Page 11: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

-Nilai manfaat

= Rp 8.469.104.820,00

Sehingga :

BCR = 1,285

Karena Benefit Cost ratio ≥ 1, maka

proyek ini layak untuk dilaksanakan.

4.4.2 Net Benefit ( B-C)

Metode kedua adalah analisa ekonomi

dengan menggunakan selisih benefit dan

cost (B-C). Dalam evaluasi ini nilai pada

B-C pada tingkat suku bunga yang

berlaku harus mempunyai harga > 0. Jika

nilai B-C = 0 maka proyek tersebut

mempunyai manfaat yang senilai dengan

biaya investasinya. Jika B-C < 0 maka

proyek tersebut dari segi ekonomi tidak

layak dibangun.

PV Benefit =Rp 8.469.104.820,00

PV Cost = Rp 6.591.350.562,00

B – C = Rp 1.877.754.259,00

Untuk perhitungan B-C pada berbagai

suku bunga disajikan pada Tabel 6

Tabel 6. Net Benefit Harga Air Pada

Berbagai Tingkat Suku Bunga

4.4.3 Internal Rate of Return ( IRR)

Internal Rate of Return ( tingkat

pengembalian internal ) didefinisikan

sebagai tingkat suku bunga yang membuat

manfaat dan biaya mempunyai nilai yang

sama atau B – C = 0 atau tingkat suku

bunga yang membuat B/C = 1 ( Kodoatie,

1995:112). Contoh perhitungan tingkat

pengembalian internal untuk proyek ini

adalah sebagai berikut :

IRR = I’ + ( I”- I’)

Dimana :

I’ = suku bunga memberikan nilai NPV

positif = 30%

I” = suku bunga memberikan nilai NPV

negatif = 31%

(B-C)’= (B-C) positif = 398.184.556

(B-C)”= (B-C) negatif= -79.095.992

Sehingga

IRR = 30% +

( 31% - 30% )

= 30,834 %

Dari perhitungan tingkat

pengembalian internal di atas dapat

disimpulkan bahwa proyek penyediaan

air bersih Desa Tanggunggunung ini

layak secara ekonomi. Hal ini disebabkan

karena nilai IRR lebih besar dari nilai

yang dipakai dalam evaluasi kajian ini

yaitu sebesar 7,5%.

4.4.4 Analisa Sensitivitas

Analisa sensivitas adalah analisa yang

digunakan untuk mengetahui apa yang

terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi

kemungkinan perubahan dalam

penentuan nilai-nilai untuk biaya dan

manfaat yang masih merupakan suatu

kemungkinan. Berdasarkan Bank

Indonesia inflasi suku bunga dari tahun

2006-2015 stabil di angka 10%. Dalam

analisis ini digunakan prosentasi inflasi

pada pengembangan proyek air bersih

ditetapkan sebesar 10%.

Untuk hasil perhitungan analisa

sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 7

Tabel 7. Rekapitulasi analisa Sensitivitas

Harga Air Eksisting

4.4.5 Titik Impas Investasi

Titik impas investasi (Break Even

Point/BEP) digunakan untuk menentukan

lamanya waktu umtuk pengembalian

modal.

Pada suku bunga 7,5% , titik impas

investasi terjadi pada tahun ke 14,8. Ini

menandakan bahwa setelah tahun ke 14,8

keuntungan tahunan dari air baku dapat

mengembalikan modal. Untuk

perhitungan titik impas investasi setelah

dicoba-coba B/C = 1 dan kemudian

Page 12: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

diinterpolasi dari tabel bunga majemuk

secara lengkap selanjutnya akan disajikan

pada Tabel 8

Tabel 8 Rekapitulasi Titik Impas

Investasi

Suku

Bunga

Titik Impas Investasi

tahun ke-

6% 14,3

7% 14,5

7,5% 14,8

8% 15,9

10% 19,0

Sumber : hasil perhitungan

4.4.5 Penetapan Harga Air

Untuk perhitungan harga air selanjutnya

dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9. Harga air Pada saat B=C

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi fisik dimana letak mata air

sumbersongo berada pada elevasi yang

lebih rendah dibandingkan elevasi Desa

Tanggunggunung. Dikarenakan letak

mata air yang lebih rendah, sehingga

diperlukan sistem penyediaan air bersih

dengan pompa untuk menyalurkan debit

mata air menuju rumah warga

2. Konstruksi yang digunakan yaitu

konstruksi rumah pompa, bak penampung

dan galian pipa

3. Manfaat Nyata :

Manfaat dengan harga air eksisting :

Rp. 8.469.104.820,00 / tahun

Manfaat dengan harga air B=C :

Rp. 3.128.712.948,00 / tahun

Manfaat tidak nyata : meningkatnya

pemenuhan kebutuhan air bersih dan

menurunnya wabah penyakit.

4.Analisa ekonomi proyek penyediaan air

bersih ditampilkan pada Tabel 10,11,12

Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Analisa

Ekonomi

Tabel 11. Rekapitulasi Analisa

Sensitivitas

Tabel 12. Harga Air Dalam Berbagai

Kondisi

Berdasarkan perhitungan harga air saat

B=C didapat harga minimun Rp 2280,05,

sedangkan nilai kesediaan membayar

(WTP) warga didapat harga kisaran

Rp 4050,00 – Rp 8500,00. Sehingga dari

nilai yang didapat, warga masih sanggup

membayar harga air yang ditetapkan

5.2 Saran

1.Pihak-pihak yang terkait selalu

meninjau dan turut serta dalam

penanganan pemeliharaan jaringan

distribusi air bersih.

2.Untuk dinas terkait perlunya ketelitian

dalam pencatatan data terkait dalam

penentuan harga air.

3.Untuk memenuhi kebutuhan air baku

yang selalu meningkat, sebaiknya

meningkatkan efisiensi dan efektivitas

Page 13: analisa ekonomi dalam penentuan harga air pada sistem

penggunaan air baku untuk kebutuhan

pokok.

4. Untuk penetapan harga air hendaknya

tidak melihat dari sisi keuntungan saja

namun juga harus dilihat dari

kemampuan ekonomi konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

A.Bontaddelli,James;DeGarmo;E.Paul;G.

Sullivan,William;M.Wicks,Elin.19

99, Ekonomi Teknik. Jakarta :

Prenhallindo.

Anonim. 2014. Kecamatan

Tanggunggunung Dalam Angka.

Tulungagung : BPS Kabupaten

Tulungagung.

Kodoatie, Robert J. 1995. Analisis

Ekonomi Teknik. Yogyakarta :

Andi offset.

Merryna, Annisa. 2009. Analisis

Willingness to Pay Masyarakat

Terhadap Pembayaran Jasa

Lingkungan Mata Air Cirahab.

Studi Akhir tidak dipublikasikan.

Institut Pertanian Bogor.

Puspitorini, Dwi. 2012. Strategi

Penyediaan air Bersih Di Desa

Rawan Air Bersih Di Kabupaten

Ponorogo Jawa Timur. Studi

Akhir tidak dipublikasikan.

Institut Teknologi sepuluh

Nopember.

Sulistiyaning, Asih. 2009. Kajian Aspek-

aspek Yang Mempengaruhu

Penyediaan Air Bersih Secara

Individual Di kawasan Kaplingan

Kota Blora. Studi akhir tidak

dipublikasikan. Universitas

Diponegoro Semarang.