ampul teo baru

16
PROPOSAL PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN STERIL INJEKSI TEOFILIN DALAM WADAH AMPUL (PRAKTIKUM III) Kelompok B.1.2 1. Claudia Tiffani (2012210064) 2. Destia Kusumastuti (2012210076) 3. Dinda Permatasari (2012210089) 4. Dwita Merlina Putri Mantoro (2012210095) 5. Enrico Yuwono (2012210101) 6. Faisal Kurniawan Hidayat (2012210106)* 7. Fernaldo Sagala (2012210113) Tanggal Praktikum: Kamis, 9 April 2015

Upload: enrico-yuwono

Post on 15-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

amopul

TRANSCRIPT

Page 1: Ampul Teo Baru

PROPOSAL PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN STERIL

INJEKSI TEOFILIN DALAM WADAH AMPUL(PRAKTIKUM III)

Kelompok B.1.21. Claudia Tiffani (2012210064)2. Destia Kusumastuti (2012210076)3. Dinda Permatasari (2012210089)4. Dwita Merlina Putri Mantoro (2012210095)5. Enrico Yuwono (2012210101)6. Faisal Kurniawan Hidayat (2012210106)*7. Fernaldo Sagala (2012210113)

Tanggal Praktikum:Kamis, 9 April 2015

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA2015

Page 2: Ampul Teo Baru

I. TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadan steril. Secara

tradidisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat

penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini

dinyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relatif dan

kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari organisme hamnya dapat

diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroba. (R. Voigt hal 464)

Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang

bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prinsip ini termasuk sediaan parenteral

mata dan iritasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara

bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau

membran mukosa kebagian dalam tubuh. karena sediaan mengelakkan garis

pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan

mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari

komponen toksis,dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa.

Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan dalam produk ini

harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi

apakah fisik, kimia, mikrobiologis. (Lachman hal 1292)

Ampul

Ampul adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yang memiliki

ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar. Ukuran nominalnya adalah 1, 2, 5,

10, 20 kadang-kadang juga 25 atau 30 ml. Ampul adalah wadah takaran tunggal,

oleh karena total jumlah cairannya ditentukan pemakaian dalam satu kali

pemakaiannya untuk satu kali injeksi. Menurut peraturan ampul dibuat dari gelas

tidak berwarna, akan tetapi untuk bahan obat peka cahaya dapat dibuat dari bahan

gelas berwarna coklat tua. Ampul gelas berleher dua ini sangat berkembang pesat

sebagai ampul minum untuk pemakaian peroralia (R. Voigt hal. 464)

Injeksi

Page 3: Ampul Teo Baru

Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke

dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lender. Umumnya hanya

larutan obat dalam air yang bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa

diberikan karena bahaya hambatan pembuluh kapiler. Suspensi air, minyak dan

larutan minyak biasanya tidak dapat diberikan secara subkutan, karena akan

timbul rasa sakit dan iritasi. Jaringan otot mentolerasi minyak dan partikel-

partikel yang tersuspensi cukup baik, di dalam minyak sehingga jaringan tersebut

merupakan satu-satunya rute yang biasanya cocok untuk minyak dan suspensi

dalam minyak.

Persyaratan dalam larutan injeksi

Kerja optimal dan sifat tersatukan dari larutan obat yang diberikan secara

parenteral hanya akan diperoleh jika persyaratan berikut terpenuhi :

- Sesuainya kandungan bahan obat yang dinyatakan di dalam etiket dan yang

ada dalam sediaan, tidak terjadi penggunaan efek selama penyimpanan akibat

perusakan obat secara kimia dan sebagainya.

- Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan sediaan

tetap steril tetapi juga mencegah terjadinya antaraksi antarbahan obat dan

material dinding wadah.

- Tersatukan tanpa terjadinya reaksi. Untuk beberapa faktor yang paling

menentukan: bebas kuman, bebas pirogen, bebas pelarut yang secara

fisiologis, isotonis , isohidris, bebas bahan melayang.

Persyaratan injeksi Intravena

Merupakan larutan, dapat mengandung cairan yang tidak menimbulkan iritasi yang

dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya

isotonis dan hipertonis. Bila larutan hipertonis maka disuntikkan perlahan-lahan.

Larutan injeksi intravena harus jernih betul, bebas dari endapan atau partikel padat,

karena dapat menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian. Penggunaan injeksi

intravena tidak boleh mengandung bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus bebas

pirogen.

Page 4: Ampul Teo Baru

Zat Aktif Sifat Fisika Kimia Cara

Sterilisasi

Khasiat /

Dosis

Cara

Penggunaan

Teofilin Pemerian : serbuk hablur

putih, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : sukar larut

dalam larutan alkali dan ammonium

hidroksida , agak sukar larut dalam

etanol, dalam kloroform, dan dalam

eter.

Stabilitas: stabil di udara

Sterilisasi: otoklaf

Khasiat: Antiasma akut

pH: 3,5-6,5

Rute: Intravena

Autoklaf

selama 20

menit pada

suhu 120oC

(Handbook of

injectable

drugs 14th

edition,

p.1534)

Khasiat :A

ntiasthma

Dosis: 20

mg

(Drug

Informatio

n Tahun

2010,

halaman

3635)

Intravena

(Drug

Information

Tahun 2010,

halaman 3635)

Page 5: Ampul Teo Baru

Nama Zat Aktif Sifat Fisika dan

Kimia

Cara Sterilisasi Khasiat /

Konsentrasi

Alasan

Pemilihan

Etilendiamin Pemerian:

cairan jernih,

tidak berwarna

atau agak

kuning, bau

seperti cairan

jernih, tidak

berwarna atau

agak kuning,

bau seperti

Kelarutan:

dapat bercampur

dengan air dan

dengan etanol

(Martindale 36

hal 2301)

Autoklaf Pembentuk

kompleks,

10 mg

Pembentuk

kompleks

Aminofilin

dengan Teofilin

untuk

meningkatkan

kelarutan.

Aqua pro injeksi Pemerian:

Cairan jernih

tidak berwarna,

tidak berbau,

tidak berasa

(Farmakope

Indonesia

ed.IV hlm. 112)

Destilasi,

Reverse

Osmosis

Berfungsi

sebagai zat

pembawa injeksi

Bersifat inert

Page 6: Ampul Teo Baru

II. FARMAKOLOGI

Teofilin secara langsung merelaksasi otot polos pada saluran pernafasan,

menyebabkan bronkodilatasi serta meningkatkan sirkulasi pernafasan dan

kapasitas vital paru-paru.

III. FORMULASI

Formula dasar (Drug Information 2010 hal 3635)

TeofilinEtilendiaminAqua p.i

Formula jadi

Teofilin 20 mgEtilendiamin 10 mgAqua p.i ad 1ml

Latar belakang

Teofilin digunakan dalam formula untuk zat antiasthma karena memiliki efek farmakologis brokodilatasi, yang dapat digunakan untuk mengatasi asthma akut dan kronis. Aminofilin merupakan kompleks antara Teofilin dan etilendiamin dengan perbandingan 2:1 yang biasa digunakan untuk meningkatkan kelarutan Teofilin, khususnya dalam sediaan injeksi intravena. Dosis Aminofilin didapatkan dari hasil pembagian Dosis Teofilin dengan 0,8 (Drug Information 2010), sehingga dengan dosis Aminofilin sebesar 25 mg, didapatkan dosis Teofilin sebesar 20 mg. Etilendiamin digunakan dalam formula sebagai pembentuk kompleks dengan Teofilin yang mudah larut dalam air. Formula yang digunakan tidak digunakan pengawet, karena ampul merupakan sediaan injeksi dosis tunggal yang hanya digunakan satu kali setelah ampul dibuka, sehingga tidak terdapat bahaya kontaminasi yang signifikan.Aqua pro injection digunakan sebagai pembawa untuk melarutkan Teofilin.

IV. PEMBUATAN

Perhitungan

Ampul V = (( n + 2) v + ( 2 x 3)) ml

KET: n = jumlah ampul2 = cadangan

Page 7: Ampul Teo Baru

v = volume ampul + kelebihan volume 2 x 3 = untuk pembilasan

V = ((15+ 2) 1+ 0,1 + ( 2 x 3)) ml

= 24,7 ml ≈ 25 ml

Teofilin = 20mg x 25 ml = 500 mg 1 ml

Etilendiamin = 10mg x 25 ml = 250 mg 1 ml

Aqua pro injeksi ad 15 ml

Penimbangan

Teofilin = 500 mg

Etilendiamin = 250 mg

Alat yang digunakan Cara Sterilisasi

Paraf Asisten

W.

mulaiParaf

W.

akhirParaf

Beaker, erlenmeyer, ampul,

corong glass, pipet tetes

Oven 150°C selama 1

jam (FI III hal 18)

Gelas ukur, Kertas saring Otoklaf 121°C selama

15 menit (FI III hal 18)

Batang pengaduk, spatula,

pinset, gelas arloji, penjepit

besi

Direndam dalam

alkohol 70% selama 1

jam

Aqua pro injeksi Didihkan tidak kurang

dari 30 menit (FI III

hal 4)

Karet pipet tetes Rebus dalam air

mendidih selama 30

Page 8: Ampul Teo Baru

menit

Buret Direndam dalam asam

perasetat

Cara Kerja

1. Cuci alat dan sterilkan alat

- Buret sterilisasi dengan asam perasetat lalu bilas dengan aqua pi)

- Beaker, corong, Erlenmeyer, pipet tetes, kertas saring, ampul (sterilisasi dengan

oven, 1500C selama 1 jam)

- Gelas ukur (sterilisasi dengan otoklaf, 1210C selama 15 menit)

- Batang pengaduk , spatula, kaca arloji , penjepit besi (sterilisasi dengan cara

direndam dalam alkohol 96% selama 30 menit)

2. Timbang bahan-bahan

3. Buat Aqua pi : didihkan aqua pi selama 30 menit

4. Sterilkan buret dengan asam perasetat dan diamkan selama 24 jam (dispensasi 1

jam) , bilas dengan aqua pi.

5. Campurkan etilendiamin dalam aqua pi, tambahkan teofilin ad larut.

6. Cek pH.

7. Tambahkan aqua pi lalu saring larutan dengan kertas saring steril

8. Masukkan larutan obat dalam buret, lalu masukkan dalam ampul masing-masing

1 ml

9. Tutup ampul dengan cara :

Cara tarikan yang merupakan cara yang terbaik yaitu dengan semburan nyala

api,diarahkan pada bagian tengah leher ampul. Setelah gelas melunak bagian atas

leher dijepit dengan sebuah pinset (pada kerja manual) atau dilakukan oleh alat

khusus (masinel) kemudian ditarik ke atas, sehingga ampul dapat ditutup.

(Voigt hal. 460-470).

10. kemudian bungkus dengan alumunium foil, panaskan di autoklaf 1210 C 15 menit

11. Lakukan evaluasi

12. Beri etiket dan masukkan dalam kemasan

Page 9: Ampul Teo Baru

V. Evaluasi

A. IPC (In Proces Control)

1. Uji Kejernihan

Melewati injeksi yang diuji pada lampu terang dengan latar belakang gelap, untuk

partikel baik yang berwarna akan terlihat gelap, yang berwarna pada latar terang.

2. Uji pH

Menggunakan pH universal

3. Uji Keseragaman Volume

Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat keseragaman

volume secara visual

3. Uji Kebocoran

-Ampul dibenamkan dalam zat berwarna, jika terjadi kontaminasi warna maka

membuktikan terjadinya kebocoran

-Ampul dibalikkan, masukkan dengan posisi terbalik dalam beaker yang

beralaskan kapas basah atau volume pada ampul berkurag maka terjadi

kebocoran pada ampul

B. QC (Quality Control)

1. Uji Kebocoran

-Ampul dibenamkan dalam zat berwarna, jika terjadi kontaminasi warna maka

membuktikan terjadi kebocoran

-Ampul dibalikkan, masukkan dengan posisi terbalik dalam beaker yang

beralaskan kapas basah atau volume pada ampul berkurang maka terjadi

kebocoran pada ampul

2. Keseragaman volume

Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar, lalu dilihat keseragaman

volume secara visul

3. Uji Sterilisasi

Cara A : Pemanasan pada autoklaf

Page 10: Ampul Teo Baru

Sediaan yang akan disterilkan diisikan kedalam wadah yang cocok,

ditutup kedap.

Jika volume tidak lebih dari 100 ml Sterilisasi dilakukan dengan uap

air jernuh 115o-116 o C selama 30 menit.

I. PENGEMASAN

(Dilampirkan)

II. DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Farmakope Indonesia, Edisi

IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1995.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Farmakope Indonesia, Edisi

III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1995

3. Kibbe, AH. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Third Edition.

Washington D.C: American Pharmaceutical Association. 2000.

4. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi

Indrustri. Edisi Ketiga. Vol III. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta:

UI Press. 1994.

7. American Society of Healthy System Pharmacists. Drug Information.

2010.

8. Sweetman, Sean C. Martindale The Extra Pharmacopeia, Thirty-sixth

Edition. London: The Pharmaceutical Press. 2009..

Page 11: Ampul Teo Baru

III. TUGAS MASING-MASING INDIVIDU

Claudia Tiffani : Data preformulasiDestia Kusumastuti : Alat dan bahan, Cara sterilisasi

Dinda Permatasari : Cara pembuatanDwita Merlina Putri Mantoro: Data preformulasi, Perhitungan, EvaluasiEnrico Yuwono : Farmakologi, Latar belakang formulasiFaisal Kurniawan Hidayat : Pembuatan kemasanFernaldo Sagala : Teknologi Farmasi, Daftar pustaka