zaman mezolithikum

Post on 11-Aug-2015

172 Views

Category:

Spiritual

12 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Kelompok 2:

Theresia Ayu. T Theresia Reni Ferdinand Jose. A Ari DwiSasongko

1. PENINGGALAN BUDAYA

• Kebudayaan mesolithikum ini banyak ditemukan bekas-bekasnya di Sumatra, Jawa , Kalimantan, Sulawesi dan di Flores. Dari peninggalan-peninggalan tersebut dapat diketahui bahwa jaman itu manusia masih hidup dari berburu dan menangkap ikan (Food-Gathering).

a) KEBUDAYAAN TULANG SAMPUNG

Sebagian besar alat yang ditemukan di Sampung berupa alat-alat dari tulang. Maka disebut dengan kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture)

Alat – alat dari kebudayaan Tulang Sampung

• Abris Sous Roche adalah gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba.

Alat – alat yang ditemukan di gua Abris Sous Roche

Penemu Abris Sous Roche

Di gua tersebut juga ditemukan alat –alat hasil kebudayaan manusia purba,penyelidikan terhadap Abris Sous Roche pertama kali dilakukan oleh Van Stein Callenfels, di lakukan di gua Lawa dekat Sampung ( Ponorogo)

Lukisan Di Dinding Gua

• Lukisan di dinding menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah, lukisan dinding tersebut di temukan di Leang Leang ,sulawesi selatan , Gua Raha .menggambar pada dinding –dinding gua dilakukan oleh pendukung kebudayaan mesolithikum ketika mereka mulai menetap di gua.

Gambar lukisan dinding

TUJUAN DIBUATNYA LUKISAN DINDING

Dari hasil penelitian Roder dan Galis terdapat bukti bahwa lukisan resebut dibuat dengan tujuan :1. Sebagai bagiaan ritual agama ,

seperti upacara untuk menghormati nenek moyang.

2. Untuk keperluan ilmu dukun,seperti tampak pada gambar binatang di gua .

3. Memperingati peristiwa penting.

b) KEBUDAYAAN TOALA

Pada tahun 1893 – 1896 mengadakan penelitian di Gua Lamoncong (Sulawesi Selatan) oleh peneliti dari Swiss yang bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin. Mereka berhasil menemukan alat Serpih, mata panah bergerigi dan alat tulang. Dengan ditemukannya alat tersebut, Van Stein Callenfeils memastikan bahwa kebudayaan Toala merupakan kebudayaan Mesolitikum.

C) Kebudayaan Kapak Genggam

1. Kapak Genggam Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong) Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang

Contoh gambar kapak

• Kebudayaan sampah dapur.Kjokkenmoddinger berasal dari Denmark. Kjokken

= dapur dan modding = sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur berupa kulit siput dan kerang yang telah bertumpuk selama beribu-ribu tahun.• Kapak Sumatera.

Yaitu, sejenis kapak genggam yang terbuat dari batu kali yang dipecah dimana sisi luarnya tidak pengapakan, sedangkan sisi dalamnya dikerjakan sesuai dengan keperluan. Kapak ini ditemukan di sepanjang pantai timur pulau Sumatera, antara Aceh dan Medan.• Kapak Pendek.

Bentuknya setengah lingkaran. Kapak ini dibuat dengan memukuli dan memecahkan batu tanpa diasah. Tajamnya terdapat pada sisi yang lengkung. Kapak ini ditemukan di pantai timur Sumatera.

• Pipisan.Pipisan ini digunakan untuk menggiling

makanan, tetapi juga bisa untuk menghaluskan cat merah sebagaimana ternyata dari bekas-bekasnya (Soekmono, 1973:40). Kemungkinan besar warna merah diidentikkan dengan darah. Kebiasaan orang jaman dahulu melumuri badan dengan darah untuk menambah daya tahan dan kekuatan.

2. Manusia Pendukung

Manusia pendukung Mesolitikum adalah manusia dari ras Papua Melanesoid. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil manusia ras Papua Melanesoid baik pada kebudayaan Sampung maupun di bukit Kerang di Sumatera. Adapun pendukung Toala menurut Sarasin diperkirakan nenek moyang suku Toala juga merupakan keturunan bangsa Wedda dari Sri Langka.

3. Kehidupan Sosial

Dalam kehidupan ini, manusia pendukung kebudayaan Mesolitikum masih tetap berburu dan mengumpulkan makanan. Tetapi sebagian besar dari mereka sudah mempunyai tempat tinggal tetap di gua-gua dan bercocok tanam secara sederhana. Adapula pendukung kebudayaan batu Madya yang hidup di daerah pesisir, mereka hidup dengan menangkap ikan, siput dan kerang. Mereka bercocok tanam masih berpindah-pindah sesuai dengan keadaan kesuburan tanah. Tanaman yang mereka tanam semacam umbi-umbian.

top related