wisata syariah di tapal kuda, ke mana? (harian jawa pos radar jember, 19 september 2014, hlm. 1)
Post on 10-Oct-2015
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
Wisata Syariah di Tapal Kuda, Ke Mana?
Oleh: Khairunnisa Musari
Dalam Konferensi Internasional dan
Pembangunan Islami (KIPI) yang
diselenggarakan Universitas Jember (Unej)
dalam rangka Dies Natalis ke-50, ada
beberapa sosok yang tampak mencolok
tampilannya daripada yang lain. Dengan
pakaian berwarna gelap, terdapat sejumlah
orang yang senantiasa mengelompok dan
mengenakan songkok putih yang seragam.
Mereka selalu duduk berjejer dan cenderung
untuk diam mendengarkan. Sesekali mereka
tersenyum atau manggut-manggut ketika
saling berpandangan dengan peserta
konferensi lainnya. Kental sekali terlihat
bahwa mereka orang asing. Lantunan nasyid sebagai pembuka
konferensi yang dikumandangkan salah satu
dari kelompok bersongkok putih itu
menjelaskan bahwa mereka berasal dari
negeri jiran. Ya, sosok-sosok bersongkok
putih itu adalah para Doktor dan Profesor
dari Universiti Sains Malaysia yang menjadi
pemateri KIPI bersama sejumlah tokoh
penggiat ekonomi Islam di tanah air yang
diundang Unej untuk berbagi pandangan tentang situasi ekonomi Islam terkini, baik di Indonesia,
Malaysia, dan dunia. Dari dalam negeri, para pemateri terwakili oleh beberapa tokoh ekonomi
Islam nasional yang merepresentasikan unsur akademisi, praktisi, dan otoritas.
Tidak bisa dipungkiri, momen KIPI merupakan salah satu geliat dari kegiatan ekonomi
syariah di Tapal Kuda. Setelah setahun sebelumnya muncul Gerakan Ekonomi Syariah (GRES)
yang memang dicanangkan sebagai program nasional, kini hadir Ikatan Ahli Ekonomi Islam
(IAEI) Besuki Raya yang tidak tangung-tanggung membawahi kabupaten Probolinggo,
Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi yang menjadi cikal bakal
terbentuknya IAEI Jawa Timur.
Nah, mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan
salah satu dari sembilan destinasi wisata syariah di Indonesia. Ya, bersama Sumatera Barat,
Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Makassar, dan Lombok, Jawa Timur ditetapkan
sebagai destinasi wisata syariah nasional. Dengan dijadikannya Jawa Timur sebagai destinasi
wisata syariah, maka provinsi ini bukan hanya dituntut untuk memiliki daya tarik obyek wisata
religi atau wisata ziarah semata, tetapi juga dituntut untuk menyediakan fasilitas pendukung yang
memenuhi standar berdasarkan ketentuan syariat. Eitsss, jangan menganggap wisata syariah ini latah mengekor booming ekonomi syariah,
lho. Hayooo, siapa yang sudah pernah ke Thailand? Pasti belum banyak yang tahu bahwa Negeri
-
1000 Pagoda tersebut sudah menerapkan konsep wisata syariah lebih dahulu ketimbang
Indonesia. Thailand kini bahkan mereposisi diri untuk menjadi Halal Thailand to kitchen of the world. Hal ini bukan sekedar lip service. Thailand terbukti menjadi salah satu pengekspor produk halal utama di dunia.
Ya, wisata syariah adalah potensi pasar yang banyak dilirik saat ini, bahkan oleh negara
yang penduduknya mayoritas nonmuslim. Thailand, Singapura, Jepang, Korea, Taiwan bahkan
China sekalipun adalah beberapa negara yang saat ini agresif menangkap ceruk pasar wisatawan
muslim global dan gencar menawarkan Islamic tourism tour.
Di Indonesia, sejumlah pemerintah daerah juga sudah mulai kencang mempromosikan
wisata syariah, utamanya Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Jawa Barat terdapat 14
kabupaten halal. Bahkan, Walikota Bandung, Ridwan Kamil, sudah berkomitmen untuk
menjadikan Bandung sebagai kota halal.
Sejauh ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun turut memberi dukungan terhadap
pengembangan wisata syariah mengingat banyaknya unsur dalam wisata syariah yang erat
kaitannya dengan peradaban Islam, selain adanya inisiasi yang didorong untuk meningkatkan
ekonomi kreatif. Terlepas bahwa pemicu lahirnya wisata syariah adalah motif ekonomi yang
melihat peluang besarnya pasar wisatawan muslim, kehadiran wisata syariah sepatutnya
memperoleh apresiasi dalam rangka membumikan ekonomi syariah dan nilai-nilai syariah.
Lalu, kalau wisata syariah di Tapal Kuda, kemana?
Tapal Kuda?
Ya, salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki banyak potensi wisata syariah
adalah Tapal Kuda. Tapal Kuda yang meliputi kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember,
Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi ini semuanya memiliki tempat wisata religi dan ziarah
disamping masyarakat setempat yang masih lekat kultur keIslamannya.
Namun demikian, perlu diingat, wisata syariah bukan sekedar dimaknai sebagai wisata
religi dan ziarah semata. Wisata syariah juga bukan sekedar paket wisata yang mengunjungi objek-objek wisata Islam. Lebih jauh, wisata syariah adalah jenis wisata yang memegang prinsip
syariah Islam dengan tanpa mengubah objek wisata pada umumnya. Syariah Islam dalam konteks ini diantaranya meliputi jaminan kehalalan makanan, ketersediaan tempat sholat,
kebersihan tempat wudhu, hotel yang tidak menjual minuman keras atau kolam renang yang
memisahkan antara laki-laki dan perempuan.
Ya, sebagai sebuah industri, wisata syariah hendaknya menjadi upaya bagi para penggiat
ekonomi Islam untuk pengembangan nilai-nilai syariah ke dalam kegiatan bisnis yang kerap
dipandang miring. Komponen-komponen di dalam wisata syariah berhubungan dengan nilai dan
budaya masyarakat lokal yang perlu dilestarikan dalam rangka membangun nilai-nilai positif
bagi lingkungan. Wisata syariah dinilai strategis dalam rangka mensosialisasikan nilai-nilai
syariah kepada masyarakat lokal dan internasional.
Sebagai sebuah produk yang universal, wisata syariah seyogyanya menjadi gaya hidup
halal yang kini makin mendunia. Meningkatnya wisatawan muslim dunia mendorong munculnya
kebutuhan wisata yang islamic friendly yang semakin besar. Mengingat telah dicanangkannya
Jawa Timur sebagai destinasi wisata syariah nasional, maka pemerintah daerah dan pelaku usaha
wisata perlu bergandengan dengan pihak terkait, termasuk perguruan tinggi dan lembaga
keuangan, untuk menjadi motor penggeraknya.
Jadi, kalau wisata syariah di Tapal Kuda, kemana? Tamu-tamu KIPI Unej dari Malaysia,
Jakarta, Bogor, Surabaya, Malang tersebut akan kita ajak kemana? Kalau saya, mengingat
-
mereka saat ini hanya diagendakan untuk berada di Jember saja oleh panitia, saya mungkin akan
mengajak mereka untuk mengunjungi Masjid Jami' Al Baitul Amien, Gedung Quran Aliah Putri, STAIN Jember, dan tentu saja Ponpes Al-Qodiri. Andaikan saja di Jember juga sudah
berdiri pasar syariah sebagaimana yang dibangun oleh Guru saya Prof. Suroso Imam Zadjuli,
tentu saja saya juga akan merekomendasikannya. Wallahualam bish showab.
top related