wax revisi fix dari shely
Post on 14-Aug-2015
334 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I (Revisi)
Topik : Distorsi Model Malam Kedokteran Gigi (Wax) Akibat Stress
Release
Kelompok : B-4b
Tgl. Praktikum : 7 Maret 2013
Pembimbing : Helal Soekartono, drg.,M.Kes
Penyusun:
No. Nama NIM
1. Shely Oktavia Puspita N. 021211133041
2. Irma Ade Armaningsih 021211133042
3. Sapta Pradipta Semesta 021211133043
4. Abdul Malik 021211133044
5. Anukula Atmaja Abhapira W. 021211133045
6. Ryan Ade Putra Kusuma 021211133046
7. Alwia Qarisa 021211133047
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
1. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu memanipulasi malam secara tepat
b. Mahasiswa dapat mengukur distorsi ( akibat stress release ) malam
inlay kedokteran gigi
2. CARA KERJA
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
Bahan:
1) Malam inlay
2) Air PDAM
Alat:
1) Mangkuk karet
2) Spiritus brander
3) Stopwatch
4) Jangka sorong
5) Thermometer
6) Pisau model
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan praktikum
b. Mangkok karet diisi dengan 100 ml air
c. Lunakkan malam inlay diatas api spiritus brander sampai homogen
selama 5 menit, jarak api dengan malam 10 cm
d. Malam inlay dibengkokkan hingga berbentuk tapal kuda
e. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 10
menit, ukur jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong ( sebagai
jarak awal )
f. Praktikum dilakukan dengan menggunakan dua perbandingan, malam
dimasukkan di dalam air dan malam di udara bebas.
g. Malam inlay tersebut dimasukkan dalam mangkok karet yang telah di
isi air.
h. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan mengukur jarak antara
2 ujung malam inlay dengan jangka sorong ( sebagai jarak akhir )
setiap 15 menit selama 1 jam.
i. Cara kerja praktikum dilakukan kembali tanpa menggunakan medium
air (di udara bebas).
3. HASIL PRAKTIKUM
No Panjang awal (mm) Menit ke- (mm) *Persentase
distorsi15 30 45 60
1. 25,7 24,1 23,3 23,4 24,9 -8 %
2. 11,4 12,6 12,8 12,6 12,6 14 %
3. 34,2 35,9 36,8 37,2 36,5 9 %
Tabel 1. Inlay wax dalam udara terbuka (tanpa air)
Grafik 1. Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (inlay wax pada udara terbuka)
Tabel 2. Inlay wax direndam dalam air
No Panjang
awal
(mm)
Suhu
(oC)
Menit ke- *Persentase
Distorsi15 30 45 60
Panjang
(mm)
Suhu
(o C)
Panjang
(mm)
Suhu
(o C)
Panjang
(mm)
Suhu
(o C)
Panjang
(mm)
Suhu
(o C)
1. 27,8 28o 29,3 27O 32,6 26O 33,5 26O 33,8 25O 19 %
2. 17,5 27,5o 17,6 26,5O 17,8 25,5O 28,4 25O 28,4 25O 32 %
3. 19,9 27o 22,1 26O 22,3 25,5O 22,3 25O 22,3 25O 16 %
Panjang akhir –Panjang awal
*Presentase distorsi = X 100%
Panjang awal
Grafik 2.Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (inlay wax direndam air)
4. PEMBAHASAN
Malam atau wax atau lilin pertama kali sekitar abad 18. Malam
atau wax / lilin merupakan salah satu bahan yang memegang peranan
penting dalam ilmu bidang kedoteran gigi yaitu untuk pencatatan
cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan
baru yang lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar
untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami
dan sintetis. (Anusavice 2003 )
Penggunaan malam dalam kedokteran gigi merupakan kebutuhan,
maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax,
terutama sifat-sifatnya sehingga akan memudahkan dalam
memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang
maksimal. Untuk lebih memahami maka dilakukan suatu percobaan
yang akan memperlihatkan terjadinya distorsi yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. (Anusavice 2003 )
Distorsi malam sebelum dilakukan pemanasan memiliki sifat yang
mudah flaking atau robek / patah. Hal ini disebabkan karena sebelum
pemanasan dilakukan struktur dari bentuk kristalnya adalah
orthorhombik yang menyebabkan kisi kristalnya dalam keadaan stabil
dan pada akhirnya bila dipaksakan dimanipulasi dengan memberikan
tekanan-tekanan pada malam maka malam akan menyerpih, robek
serta terbentuk tegangan dalam (internal stress), sehingga bila pada
saat dipanaskan tegangan yang ada akan dilepaskan dengan disertai
distorsi. (Anusavice, Kenneth J. 2003) Pada saat dilakukan pemanasan
secara merata di seluruh permukaan malam, ada lekuk-lekukan pada
bagian malam sehingga akan diketahui suhu transisi dimana malam
akan dapat dimanipulasi dengan mudah. Tujuan dari pemanasan secara
merata sendiri relevan dengan sifat fisis malam yang merupakan
konduktor termis yang jelek dan memiliki daya flow yang baik.
(Anusavice, Kenneth J. 2003)
Apabila saat dipanaskan hanya sebagian saja yang terkena panas
maka panas tersebut tidak akan disebarkan ke bagian yang lainnya dan
pada tempat yang terkonsentrasi oleh pemanasan akan segera mencair.
Selain itu dengan memanaskan secara merata juga akan
menghindarkan terjadinya tegangan dalam. (Van Noorth, Richard.
2002) Besarnya suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi
dengan mudah adalah 37°C, akan tetapi tidak semua malam
mempunyai suhu transisi yang sama. Pada suhu transisi padat-padat
inilah terjadi perubahan bentuk struktur kristal yang stabil
orthorhombic menjadi heksagonal. Setelah malam mencapai suhu
transisi padat-padat, malam siap untuk diaplikasikan diatas model
kerja. Dilakukan penekanan oleh jari-jari tangan sehingga malam akan
dapat membentuk kontur model yang sesuai dengan kebutuhkan.
(Anusavice, Kenneth J. 2003)
Distorsi merupakan masalah yang paling serius yang dapat terjadi
sewaktu membentuk dan melepas model malam dari mulut atau die.
Keadaan ini terjadi karena perubahan panas dan dilepaskannya stress
yang timbul sewaktu terjadinya kontraksi saat pendinginan; udara yang
terjebak; perubahan bentuk selama moulding, pengukiran, pelepasan;
waktu serta temperature selama penyimpanan, sementara itu malam
cenderung kembali ke bentuk semula sesudah dimanipulasi. Keadaan
seperti ini disebut sebagai memory elastic. (Anusavice, Kenneth J.
2003)
Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api, dibengkokkan
menjadi berbentuk tapal kuda, dan didinginkan pada posisi ini. Jika malam
ini dibiarkan mengambang dalam air bertemperatur suhu ruangan selama
beberapa jam, bentuk tapal kuda tersebut akan terbuka. Memory elastic
dari malam ditunjukkan lebih jauh selama pengukuran ekspansi termal
dari malam yang mendapat tekanan selama pendinginan. Ekspansi
meningkat di atas temperature transisi kaca, lebih daripada jika
didinginkan tanpa tekanan. Hal ini menggambarkan sifat malam yang
mencoba untuk kembali ke keadaan normal yang tidak terbatasi. (John,
M., Ph.D. 2008) Jika malam dibengkokkan menjadi tapal kuda, molekul-
molekul bagian dalam akan mengalami kompresi dan molekul bagian luar
mengalami ketegangan. Begitu stress dilepaskan perlahan-lahan pada
temperature kamar, malam cenderung menjadi lurus kembali. (Anusavice,
Kenneth J. 2003)
Pada praktikum inlay wax yang telah dilakukan, terlihat bahwa
jarak ujung tapal kuda yang diletakkan di air lebih panjang daripada jarak
ujung tapal kuda yang diletakkan di udara. Hal ini berkebalikan dengan
hasil pada teori yang seharusnya. Pada teori jarak di udara lebih panjang
daripada di air. (Anusavice, Kenneth J. 2003)
Distorsi dapat terjadi akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak
merata. Efek ini berlangsung ketika ada perbedaan antara suhu mulut dan
suhu kamar. Saat malam dipanaskan, malam seakan-akan melunak,
namun sebenarnya terjadi tegangan induksi (internal stress). Ketika malam
dipindahkan dari suhu tinggi ke suhu rendah, terjadi pelepasan stress yang
kemudian menyebabkan distorsi karena salah satu sifat wax yaitu elastic
memory. (Hatrick, Carol Dixon. 2003) Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan distorsi:
a. Internal Stress
Malam dicetak atau dimanipulasi tanpa pemanasan yang cukup
hingga diatas suhu transisi solid-solid, maka akan terjadi tekanan yang
sangat besar pada material. (Combe, 1992).Tekanan ini biasanya
disebut dengan internal stress. Stress ini timbul dari kontraksi pada
waktu pendinginan, udara yang terjebak mengakibatkan perubahan
bentuk selama molding, waktu dan temperatur selama penyimpanan.
Tekanan yang dilepaskan oleh wax tersebut pada saat didiamkan
menimbulkan suatu kontraksi. (Combe, 1992) Suhu transisi padat –
padat dapat diperoleh dengan memanaskan malam secara merata hingga
massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat untuk memanipulasi
malam.
b. Elastic memory
Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam
telah menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul
dalam malam akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti
mengalami distorsi dan kembali mengeras atau cenderung ke bentuk
semula sesudah dimanipulasi (elastic memory). (Van Noorth, Richard.
2002) Elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama
pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara
bebas daripada malam yang didiamkan dalam air. (Van Noorth,
Richard. 2002)
c. Thermal Expansion
Distorsi pada malam juga dipengaruhi oleh perubahan dimensi yang
dialami oleh malam karena faktor suhu. Malam mempunyai koefisien
ekspansi termal yang lebih tinggi daripada bahan kedokteran gigi yang
lain. (John, M., Ph.D. 2008)
d. Residual stress
Terlepas dari metode yang digunakan untuk menyiapkan pola
malam, tegangan sisa yang ada di pola selesai. ketika dipengaruhi oleh
waktu dan suhu, sisa, atau internalstres dapat mengakibatkan
perubahan dimensi tidak seragam, atau distorsi. Faktor-faktor lain
yang mempengaruhi perubahan distorsi (dikarenakan tidak sesuai
ketentuan) : (John, M., Ph.D. 2008)
a. Adanya keterbatasan alat
b. Adanya kesalahan saat membaca alat ukur jangka sorong
c. Adanya kesalahan teknik pelunakan pada inlay wax
d. Adanya tekanan pada inlay wax saat proses pendinginan
Distorsi sendiri merupakan suatu perubahan dimensi akibat dari
perubahan pendinginan, udara yang terjebak di dalam malam, pelepasan
malam dan temperatur selama penyimpanan malam tersebut. Malam
merupakan bahan termoplastis yang mempunyai sifat cenderung kembali
ke bentuk awalnya sesudah dimanipulasi. Distorsi harus dicegah supaya
bahan restorasi logam yang dihasilkan dapat akurat sesuai dengan model.
(Anusavice, Kenneth J. 2003)
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar
digunakan dalam proses laboratorium , meskipun masih ada sebagian dari
malam dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita,
misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi
sebuah gigi. (Anusavice, Kenneth J. 2003)
Selain itu Inlay wax digunakan untuk pembuatan pola bagi
pengecoran logam seperti inlay dan didesain untuk tidak meninggalkan
residu ketika dipanaskan dalam bahan investment. Suhu kerja, kekerasan,
kelenturan, ekspansi, dan kontraksi malam inlay ditentukan oleh bahan
yang membentuknya. (Hatrick, Carol Dixon. 2003) Inlay wax dapat
diperoleh dalam warna biru dan hijau, dalam bentuk lonjoran kecil,
lembaran tipis, maupun bentuk yang sudah jadi bagi pembuatan
cangkeram dan bar. (F J Harty & R Ogston, 1993).
Sebuah malam dental juga harus memiliki syarat tertentu sehingga
malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik malam yang digunakan
secara direct ataupun indirirect. Pada proses laboratorium malam dental
digunakan dalam banyak kepentingan dan penggunaannya disesuaikan
dengan jenis malam dari sifat masing – masing malam dental. (Anusavice,
Kenneth J. 2003)
Malam memiliki sifat fisis yang baik, sehingga dapat membantu
pekerjaan di dunia kedokteran gigi. Beberapa sifat-sifat fisik dental wax
yang menjadikannya sebagai bahan penunjang yang sangat berguna di
bidang kedokteran gigi adalah: (Craig et al, 2002)
1. Temperatur peralihan ke solid
2. Ekspansi dan kontraksi termal
3. Daya alir (flow)
4. Internal Stress
5. Sifat mudah pecah (brittleness)
Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran gigi dari
tiga sumber utama, yaitu : (Anusavice, Kenneth J. 2003)
Mineral, seperti parafin
Serangga, seperti malam beeswax
Tumbuhan, seperti malam caresin dan carnauba
Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, yaitu :
(Hatrick, Carol Dixon. 2003)
Malam model : malam jenis ini banyak dipergunakan untuk
keperluan membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang
dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan untuk
keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan
dimensi ketika dipanaskan pada suhu. Mulut dan didinginkan
pada suhu kamar.
Malam lembaran tuang : malam jenis ini tersedia dalam bentuk
lembaran dengan ketebalan tertentu. Bahan malam dan
komponen polimer harus dibakar habis dari bumbu tuang tanpa
meninggalkan residu.
Malam carding dan boxing wax : Malam jenis ini banyak
dipergunakan untuk melekatkan gigi tiruan pada tempatnya dan
untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan
pengisian.
Malam inlay : malam jenis ini banyak digunakan untuk
pembuatan pola inlay, yang dapat dipergunakan langsung
dalam mulut atau dengan model.
Malam perekat / sticky wax : Malam jenis ini berbentuk batang
yang mudah patah / brittle, warna kuning, terbuat dari beeswax
dan beberaparesin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas
dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu
pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian – bagian
yang hendak disambung.
Malam cetak : Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak
rahang yang tidak bergigi. Malam ini menunjukkan derajat
aliran yang tinggi pada suhu mulut.
1. ANALISIS DATA
Dalam percobaan ”Malam Inlay” ini dilakukan dengan dua
perlakuan yang berbeda yaitu dibiarkan dalam udara terbuka dan
dimasukkan ke dalam air. Masing-masing percobaan dilakukan sebanyak
empat kali selama satu jam (tiap percobaan 15 menit). Setelah dilakukan
pemanasan pada inlay wax, malam dibentuk seperti tapal kuda dengan
membentuk cross pada ujung-ujung malam sebagai pedoman dalam
perhitungan distorsi yang akan diamati dan dibiarkan selama 15 menit
dengan 2 perlakuan yang berbeda (medium air dan udara bebas). Setelah
itu, malam akan mengalami perubahan ukuran (terjadi distorsi).
Percobaan inlay wax yang dibiarkan dalam udara terbuka
1) Wax pertama dengan jarak awal 25,7 mm dan jarak akhir 24,9 mm
yang memiliki persentase distorsi -8%
2) Wax kedua dengan jarak awal 11,4 mm dan jarak akhir 12,6 mm
yang memiliki persentase distorsi 14%
3) Wax ketiga dengan jarak awal 34,2 mm dan jarak akhir 36,5 mm
yang memiliki persentase distorsi 9%
Dari hasil percobaan diatas, hasil rata-rata percobaan 2 dan 3
mengalami pertambahan panjang, meskipun percobaan kedua sempat
mengalami penurunan pada menit ke-45 dan percobaan ketiga mengalami
penurunan panjang pada menit ke-60, sedangkan percobaan pertama
mengalami penurunan panjang sehingga hasil prosentase distorsi menjadi
minus. Hal ini disebabkan karena inlay wax tidak selalu terus menerus
mengalami distorsi. Ada kalanya distorsi tersebut berhenti sesaat atau
sedang tidak mengalami distorsi. Rata-rata presntasi distorsi pada ke-3
percobaan pada suhu ruang adalah 5 %.
Percobaan inlay wax yang direndam dalam air
1) Wax pertama dengan jarak awal 27,8 mm dan suhu air 280C dan
jarak akhir 33,8 mm dan suhu air 250C memiliki persentase distorsi
19%.
2) Wax kedua dengan jarak awal 17,5 mm dan suhu air 27,50C dan
jarak akhir 28,4 mm dan suhu air 250C, memiliki persentase
distorsi -32%.
3) Wax kedua dengan jarak awal 19,9 mm dan suhu air 270C dan jarak
akhir 22,3 mm dan suhu air 250C, memiliki persentase distorsi
16%.
Dari hasil percobaan diatas, percobaan 1, 2 dan 3 mengalami
pertambahan panjang dan panjang yang tetap pada beberapa periode
percobaan (seperti pada tabel), Rata-rata persentase distorsi dari ke-3
percobaan yang direndam dalam air didapatkan sebesar 23%.
2. KESIMPULAN
Distorsi dapat terjadi akibat pemanasan dan pendinginan yang
tidak merata. Efek ini berlangsung ketika ada perbedaan antara suhu
mulut dan suhu kamar. Ketika malam dipanaskan, malam seakan-akan
melunak, namun sebenarnya terjadi tegangan induksi (internal stress).
Saat malam dipindahkan dari suhu tinggi ke suhu rendah, terjadi pelepasan
stress yang kemudian menyebabkan distorsi. (Hatrick, Carol Dixon. 2003)
Distorsi yang terjadi pada inlay wax bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu pelepasan internal stress, elastic memory, dan termal ekspansi
yang tinggi. Oleh karena itu manipulasi malam harus dilakukan dengan
benar supaya hasil manipulasi dapat homogen, sehingga bisa menghindari
terjadinya distorsi.
Ketika malam tidak mengalami pemanasan yang cukup pada suhu di
atas transisi padat-padat (yaitu suhu peralihan yang berada di atas titik
lelehnya, di antara suhu padat dan padat), maka akan timbul stress yang
cukup besar pada malam (internal stress).
Saat terpapar panas (dari suhu ruangan) dan saat kompresi dan
kontraksi yang dilakukan operator, maka molekul-molekul bagian dalam
malam yang mengalami kompresi akan berdekatan dan molekul-molekul
bagian luar yang mengalami kontraksi akan berjauhan sehingga timbul
suatu perubahan dimensi malam yang berupa pertambahan panjang
(ekspansi), pengurangan (penyusutan) dan tetap tergantung tahapan dari
proses malam tersebut (residual stress).
Jadi, dalam memanipulasi malam kita harus mengetahui sifat-sifat fisis
malam, selain itu dalam pengaplikasiannya diperlukan keterampilan yang
cukup supaya bisa memanipulasi malam dengan benar dengan hasil
manipulasi yang tepat.
3. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Dental Material. USA: W.B. Saunders
Company
Combe, E. C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta : Balai Pustaka
John, M., Ph.D. 2008. Dental Materials. 9th edition. pp 218 chapter waxes,
pattern waxes
Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th
edition. United State of America : Mosby.
Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental
Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders.
Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby.
Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students.
Blackwell Scientific Publication.
top related