b2b distorsi wax (malam kedokteran gigi) akibat stress release - revisi
TRANSCRIPT
1. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat memanipulasi malam secara tepat.
b. Mahasiswa dapat mengukur distorsi (akibat stress release) malam inlay
kedokteran gigi.
2. CARA KERJA
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
Bahan:
1) Malam inlay
2) Air PDAM
Alat:
1) Mangkuk karet
2) Spiritus brander
3) Stopwatch
4) Thermometer
5) Jangka Sorong
6) Pisau model
1
1 2
321
4
5
b. Mangkok karet diisi dengan 100 ml air
c. Lunakkan malam inlay diatas api spiritus brander sampai homogen selama ± 2
menit dengan jarak api dengan malam 10 cm
d. Malam inlay di bengkokan hingga membentuk tapal kuda
e. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit, ukur jarak
kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak awal)
f. Malam inlay tersebut dimasukkan ke dalam mangkok karet yang telah diisi air
g. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan ukur jarak antara 2 ujung malam
inlay dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap 15 menit selama 1 jam.
2
h. Cara kerja praktikum dilakukan kembali tanpa menggunakan bowl yang berisi air
PDAM (di udara bebas)
3. HASIL PRAKTIKUM
Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus:
Jarak akhir – jarak awal
x 100 %
Jarak awal
Tabel 1: Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (inlay wax pada udara terbuka)
No. Panjang
Awal (cm)
Panjang
menit ke 15
Panjang
menit ke 30
Panjang
menit ke 45
Panjang
menit ke 60
Prestase
Distorsi
1 2,33 2,6 2,62 2,9 2,6 11%
2 1,81 2,4 2,5 2,5 2,1 16%
3 1,85 2,1 2,61 2,5 2,5 35%
Tabel 2: Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (inlay wax direndam di air)
No. Panjang
Awal (cm)
Panjang
menit ke 15
Panjang
menit ke 30
Panjang
menit ke 45
Panjang
menit ke 60
Prestase
Distorsi
1 3,9 4,59 4,6 4,72 4,83 23,8%
2 4,0 4,59 4,62 4,73 4,84 21%
3 2,74 3,03 3,05 3,19 3,19 16,4%
Tabel 3: Rata-rata jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (inlay wax pada udara terbuka
[no. 1] dan direndam di air [no. 2])
No Panjang
Awal (cm)
Panjang
menit ke 15
Panjang
menit ke 30
Panjang
menit ke 45
Panjang
menit ke 60
Prestase
Distorsi
1 1,9 2,3 2,57 2,63 2,4 26,3%
3
2 3,54 4,07 4,09 4,21 4,28 20,9%
Grafik 1: Rata-rata jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (inlay wax pada udara terbuka
[malam 1] dan direndam di air [malam 2])
0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Malam 1Malam 2
4. PEMBAHASAN
4.1 Latar belakang tujuan praktikum
Malam (wax) adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu yang
lebih tinggi. Malam yang digunakan di kedokteran gigi terdiri dari dua atau lebih
komponen, bisa berupa natural atau sintesis, resins, oils, fats, and pigments. (Mc Cabe
& Angus, 2008, hal. 40).
Prosedur pertama dalam pengecoran inlay atau mahkota untuk proses lost-wax adalah
membuat model malam. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi dan kemudian model malam
diukir, baik langsung pada gigi maupun pada die yang merupakan reproduksi gigi dan kavitas.
Jika model malam langsung dibuat pada gigi, maka dibuat dengan teknik langsung (direct
wax technique). Jika dibuat pada die, maka prosedur ini disebut teknik tidak
langsung (indirect wax technique). (Anusavice, 2003)
Distorsi Wax adalah masalah yang serius yang dapat terjadi selama
pembentukan dan penghapusan pola FIOM mulut atau die. Distorsi ini merupakan
4
hasil dari perubahan termal dan relaksasi stlesses yang disebabkan oleh kontraksi pada
pendingin, udara tersumbat, molding, ukiran, penghapusan, dan waktu dan suhu
penyimpanan. (Anusavice, 2003, page 289).
4.2 Faktor yang mempengaruhi distorsi inlay wax
1. Thermal Expansion
Inlay Wax memiliki ekspansi termal yang lebih tinggi dibanding bahan
kedokteran gigi yang lain. Cara pengukuran/perhitungan persentase distorsi yang
dibentuk yaitu dengan rumus:
2. Internal Stress
Wax dimanipulasi tanpa dilakukan pemanasan yang cukup hingga diatas
suhu transisi padat-padat sehingga dapat terjadi tekanan yang sangat besar pada
material. Tekanan ini disebut dengan internal stress.
Stress ini timbul dari kontraksi pada saat pendinginan, udara yang terjebak
mengakibatkan perubahan bentuk (distorsi) selama molding serta waktu dan suhu
selama penyimpanan. Tekanan yang dilepaskan oleh wax tersebut pada saat
didiamkan menimbulkan suatu kontraksi.
3. Elastic memory
Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam telah
menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul dalam malam
akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti mengalami distorsi dan kembali
mengeras atau cenderung ke bentuk semula sesudah dimanipulasi (elastic
memory). Elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama
pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas
daripada malam yang didiamkan dalam air (Anusavice, 2003).
5
Jarak akhir-jarak awal
--------------------------- x 100%
Jarak akhir
4.3 Implikasi hasil pengamatan praktikum
Pada percobaan ini, inlay wax dilakukan dengan dua perlakuan yang berbeda
yaitu dibiarkan di udara terbuka dan direndam dalam air dengan suhu normal. Masing
– masing dilakukan sebanyak empat kali dan berlangsung selama satu jam. Inlay wax
yang sudah dipanaskan kemudian dibentuk seperti tapal kuda dengan membentuk
cross (X) pada kedua ujung nya untuk sebagai pedoman dalam percobaan distorsi
yang akan diamati. Setelah itu, malam akan mengalami distorsi.
Percobaan inlay wax yang dibiarkan dalam keadaan terbuka
1. Wax pertama dengan jarak awal 2,33 cm dan jarak akhir 2,6 cm, memiliki
persentase distorsi 11 %
2. Wax kedua dengan jarak awal 1,81 cm dan jarak akhir 2,1 cm, memiliki
persentase distorsi 16 %
3. Wax ketiga dengan jarak awal 1,85 cm dan jarak akhir 2,5 cm, memiliki
persentase distorsi 35 %
Dari percobaan diatas, hasil rata – rata percobaan 1, 2, dan 3 mengalami
pertambahan panjang, meskipun pada percobaan pertama dan kedua mengalami
penurunan panjang pada menit ke 60. Hal tersebut di karenakan inlay wax tidak selalu
terus menerus mengalami distorsi, ada saat nya distorsi berhenti sesaat atau sedang
tidak distorsi. Rata - rata persentase distorsi pada ketiga percobaan pada suhu ruangan
adalah 20,6 %
Percobaan inlay wax yang direndam dalam air
1. Wax pertama dengan jarak awal 3,9 cm dan jarak akhir 4,83 cm dengan suhu
28°C, memiliki persentase distorsi 23,8 %
2. Wax kedua dengan jarak awal 4 cm dan jarak akhir 4,84 cm dengan suhu
28°C, memiliki persentase distorsi 21 %
3. Wax ketiga dengan jarak awal 2,74 cm dan jarak akhir 3,19 cm dengan suhu
28°C, memiliki persentase distorsi 16,4 %
Dari hasil percobaan diatas, percobaan 1 dan 2 terus mengalami pertambahan
panjang, sedangkan pada percobaan 3 pada menit ke 45 sama dengan menit 60
(panjang yang tetap). Rata - rata persentase distorsi pada ketiga percobaan yang
direndam dalam air yaitu 20,4 %
6
Dari percobaan diatas, hasil keduanya diambil rata-rata kemudian
mendapaktkan hasil:
o Wax dibiarkan dalam keadaan terbuka dengan hasil rata-rata jarak awal
1,9cm dan jarak akhir 2,4cm, memiliki persentase distorsi 26,3%
o Wax direndam dalam air dengan hasil rata-rata jarak awal 3,54cm dan
jarak akhir 4,28cm, memiliki persentase distorsi 20,9%
Faktor elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama pengukuran
ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas daripada malam yang
didiamkan dalam air (Anusavice, 2003).
Maka dapat dilihat dari hasil rata-rata percobaan pada wax yang dibiarkan
pada udara terbuka memiliki persentase distorsi yang lebih besar. Dilihat dari grafik
pada hasil praktikum, malam 1 pada inlay wax dibiarkan diudara, memiliki grafik
yang lebih signifikan dibanding dengan di rendam pada ar walaupun pada menit
terakhir grafik menurun karena sifat inlay wax tidak terus menerus mengalami ditorsi.
5. SIMPULAN
Untuk memanipulasi malam harus dengan benar, yaitu malam diberi panas
yang merata pada seluruh permukaan. Beberapa faktor yang mepengaruhi
distorsi yang terjadi pada inlay wax yaitu pelepasan internal stress, elastic
memory dan termal ekspansi yang tinggi.
Jarak kedua ujung malam baik yang direndam dalam air mapun di udara bebas
akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa malam yang telah
dipanaskan dan dibengkokan akan cenderung kembali ke bentuk semula
karena sifat elastic memory yang dimiliki oleh malam.
Saat terpapar panas (dari suhu ruangan) dan saat kompresi dan kontraksi yang
dilakukan operator, maka molekul-molekul bagian dalam malam yang
mengalami kompresi akan berdekatan dan molekul-molekul bagian luar yang
mengalami kontraksi akan berjauhan sehingga timbul suatu perubahan dimensi
malam yang berupa pertambahan panjang (ekspansi), pengurangan
(penyusutan) dan tetap tergantung tahapan dari proses malam tersebut
(residual stress)
7
6. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Dental Material. USA: W.B. Saunders Company
McCabe, John F dkk. 2008. Applied Dental Materials 9th Edition. Munksgaard: Blackwell
8
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1 (Revisi)
Topik : Distorsi Model Malam Kedokteran Gigi (Wax) Akibat Stress Release
Kelompok : B2b
Tanggal Praktikum : 4 April 2013
Pembimbing : Helal Soekartono, drg., M.Kes
Penyusun:
1. Nadia Farah 0212111330032. Muhammad Saifurrijal 0212111330043. Juinda Dwi 0212111330054. Anggi Leonyta 0212111330065. Chairah Laily 0212111330076. Bertha Nevira 0212111330087. Dian Tamara 021211133009
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
9