upaya pemerintah kecamatan ulu rawas dalam …repository.uinjambi.ac.id/1434/1/meri...
Post on 03-Dec-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
UPAYA PEMERINTAH KECAMATAN ULU RAWAS DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM BEROBAT GRATIS
SKRIPSI
MERI YUNIAR
NIM : SIP. 152014
Pembimbing :
Dr. Fuad Rahman, M.Ag
Ulya Fuhaidah, S.Hum.,M.Si
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H / 2019 M
ii
iii
iv
MOTTO
ذ خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عمل وهو العزيز الغفور الي
Artinya : Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Maha perkasa, Maha
Pengampun.1
1(Qs. Al-Mulk : 2)
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah hirobbil’aalamiin, karya ini tak akan tercipta
tanpa ridho Mu dan dengan petunjuk jalan kemudahan yang
Engkau berikan kepadaku terima kasih ya Allah.
Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua ku kepada
ayahanda Zainal dan ibunda Halimah tercinta yang selalu
memerjuangkan hidupku, rela berkorban lahir dan batin yang
dalam mencarikan nafkah kehidupan dan tercurah dalam tetesan
keringat tanpa mengenal lelah serta untaian do’a-do’a yang
dipanjatkan dalam setiap sujudmu serta selalu memberikan
bimbingan dan mengasuh dengan segala ketabahan dan
kelembutan. Semoga semangat juang kalian serta ketegaran dan
ketabahan itu mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
Untuk ayuk ku tercinta Misrawati, S.Pd dan Kak ifar Arsal
Saputra, S.St yang selalu memberikan semangat,motivasi, dan
sering membantu dalam keuangan sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini,
Untuk adek tercinta fatmawati dan adek ifar rozihan
wiranata yang selalu mendoakan ku, dan terimakasih untuk adek
tercinta yang paling bugsu Rahdal Muhaizal Saputra yang selalu
mendoakanku juga,
untuk sepupu abang Mahmun, S.pd.I dan Kak Huzma Juliantri,
M.Pd yang selalu meberi semangat,memotivasi dan selalu
membantu sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini, dan
keluarga besarku yang ku cintai yang selalu mendoakanku serta
memberi motivasi sesungguhnya kalianlah hikmah terindah yang
vi
membuat dikuatkannya kaki ini dalam menatapi setiap
perjuangan.
Untuk teman dekatku yang selalu memberi semangat Sahipal
Wandri, S.Pt terima kasih selalu mendukung, membantu,
memotivasi dalam perjuangan ini
tak lupa untuk sahabatku Nesia,Indah Safitri, yang selalu
bersama-sama berjuang untuk bisa dapat menyelesaikan skripsi ini
dan teman-teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu,
untuk teman-teman KKN Posko 1 terimakasih atas
kebersamaannya selama 1 bulan banyak cerita dan pengalaman
yang di peroleh selama pertemuan singkat semoga tetap terjaga
tali silaturrahmi kita dan terimakasih selalu memberikan
semangat.
vii
ABSTRAK
Meri Yuniar, NIM: SIP 152014, Upaya Pemerintah Kecamatn Ulu Rawas
Dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan (Studi Analisis Program Berobat
Gratis). Skripsi, Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifudin Jambi, 2019.
Penelitian ini bertujuan mencermati Upaya Pemerintah Kecamatan Ulu
Rawas dalam Meningkatkan Kualitas kesehatan Msyarakat (Studi Analisis
Program Berobat Gratis). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Dengan subjek penelitian key informan adalah kepala camat dan staff
pegawai Kecamatn Ulu Rawas, tenaga kesehatan, kepala desa, serta masyarakat
sebagai informan. Selanjutya teknik pengumpulan data menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini pertama, pelaksanaan Program Berobat gratis di
Kecamatan Ulu Rawas berjalan dengan baik namun masih terdapat beberapa
kendala yang membuat sebagian masyarakat belum bisa menikmati layanan
program berobat gratis dengan optimal. Kedua, kendala yang dihadapi pemerintah
Kecamatan Ulu Rawas untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dalam
program berobat gratis, antara lain kurangnya tenaga kesehatan, dan pustu di
setiap desa. Ketiga, upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat dalam program berobat gratis yaitu dengan cara melakukan
spesialisasi kesehatan, meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas yang
merata, meningkatkan pelayanan dan tenaga kesehatan.
Berdasarkan temuan penelitian, jika pemerintah dan tenaga kesehatan
bekerjasama dengan baik maka upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas
kesehatan pada program berobat gratis dapat terlaksana dengan maksimal.
Kata Kunci: Upaya Pemerintah, Kesehatan Masyarakat, Berobat gratis
viii
KATA PENGANTAR
ل ٱلزحمن ٱلزحيم ل بسم ٱ
Assalamu’alaikum, Wr,Wb.
Alhamdullah puji syukur atas hadirat Allah SWT yang mana dalam
penulisan skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu tidak lupa pula
sholawat serta salam penulis sampaikan pada junjungan nabi Muhammad SAW
yang telah memberi kita petunjuk dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang
terang benderang, sebagaimana yang kita rasakan saat ini, yang disinari iman dan
islam.
Skripsi ini berjudul “Upaya Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas Dalam
Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Studi Analisis Program Berobat
Gratis)” yang mana bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan di
Kecamatan Ulu Rawas dalam Program Berobat Gratis.
Dalam penulisan skripsi ini penulis akui tidak sedikit hambatan dan
rintangan yang dilalui namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis berharap semoga dapat bermanfaat
khususnya bagi diri penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca serta
memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan, pemerintahan serta
bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
ix
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini, dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, lc. M. HI,. Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas
Syariah bidang Akademik dan Kelembagaan.
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, M.HI selaku Wakil Dekan II Fakultas Syariah
bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Perencanaan.
5. Ibu Dr. Yuliatin, M. HI selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama.
6. Ibu Mustiah RH, S. Ag., M. Sy dan ibu Tri Endah Karya Lestiani, S. IP., M.
IP selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Sayariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Bapak Dr. Fuad Rahman, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Ulya
Fuhaidah, S.Hum., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membantu dalam pembuatan skripsi ini
8. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen, staf, karyawan/i dilingkungan Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan
pelayanan dan bantuan serta bimbingannya selama perkuliahan.
9. Pimpinan pustaka serta karyawan/i UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
x
10. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang senantiasa mendo’akan, mendukung serta
memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan dan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang ikut serta memberikan perhatian dan
partisipasinya dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari
kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi teknis penulisan analisis maupun dalam
mengagungkan adanya tanggapan dan masukan berupa kritik dan saran dari
semua pihak demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan tercatat
sebagai amal jariyah disisi Allah SWT, dan mendapat pahala atau ganjaran yang
sepantasnya.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBARAN PERNYATAAN ...................................................................... ii
NOTA DINAS.................................................................................................. iii
LEMBARAN PENGESAHAN PANITIA..................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................v
PERSEMBAHAN............................................................................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................7
C. Batasan Masalah...............................................................................7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .....................................................7
E. Kerangka Teori.................................................................................8
F. Tinjauan Pustaka .............................................................................24
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .....................................................................29 B. Jenis dan Sumber Data ....................................................................30
C. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................31
D. Teknik Analisis Data .......................................................................33
E. Sistematika Penulisan .....................................................................34
F. Jadwal Penelitian.............................................................................35
BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kecamatan Ulu Rawas ..........................................36 B. Visi Misi Kecamatan Ulu Rawas ....................................................39
C. Kondisi Geografis ...........................................................................39
D. Tugas Fokok dan Fungsi Ulu Rawas ..............................................40
E. Struktur Organisasi Kecamatan Ulu Rawas ....................................41
F. Tujuan Kantor Camat Ulu Rawas ...................................................42
G. Keadaan Pegawai Kecamatan Ulu Rawas.......................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Program Berobat Gratis di Kecamatan Ulu Rawas ................................................................46
xii
B. Kendala Yang di Hadapi Pemerintah Kecamatan
Ulu Rawas Untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan
Masyarakat Dalam Program Berobat Gratis ...................................51
C. Upaya Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas Untuk Meningkatkan
Kualitas Kesehatan Masyarakat dalam Program Berobat Gratis....56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................67 B. Saran ...............................................................................................68
C. Penutup ...........................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 jadwal penelitian ....................................................................................36
Tabel 3.2 datar camat kecamatan ulu rawas........................................................38
Tabel 3.3 luas lahan, jumlah dan pendaatan penduduk kecamtan ulu rawas ......40
Tabel 3.4 jenis kelami .........................................................................................43
Tabel 3.5 keadaan pegawai menurut masa kerja.................................................44
Tabel 3.6 keadaan pegawai menurut umur .........................................................44
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluasan otonomi mencakup pada kewenangan yang utuh dan bulat dalam
penyelenggaraannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian, dan evaluasi.1
Dorongan yang besar bagi perkembangan daerah
merupakan bagian penting dan spirit reformasi, otonomisasi yang rasa syarat akan
meningkatkan kualitas dan kuantitas kawasan di daerah yang mengenai dalam
Undang-Undang otonomi daerah bahwa pemerintah daerah memiliki otoritas
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah daerah.
Masing-masing menurut asas otonomi dan tugas pembantuan/diarahkan
untuk mempercepat wujudnya kesejahteraan melalui peningkatan pelayanan,
keberdayaan dan peran masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip demokrasi/pemerataan deadilan, keistimewaan
kekhususan sesuatu daerah dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Dalam hal ini upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hak asasi
manusia khususnya kesehatan yang bertujuan mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal dan memenuhi tanggung jawab Negara dalam
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar yang layak. Pemerintah berupaya
mengembangkan program jaminan kesehatan bagi penduduk baik di tingkat
1Syaukani HR, Pembaharuan Kabupaten, (Jakarta : Pembaharuan Press, 2004), hlm. 54.
2
nasional provinsi dan Kabupaten/kota. Pemerintah mengembangkan dan
mengimplementasikan beberapa program maupun kegiatan kesehatan yang
berpihak untuk rakyat banyak, salah satunya adalah jaminan kesehatan
masyarakat (Jamkesmas) program ini merupakan titik awal untuk di
implementasikannya.2
Jaminan kesehatan sosial yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2014 tentang jaminan sosial Nasional, untuk mendukung keberhasilan
jaminan soisal Nasional Pemerintah Sumatra Selatan telah mengembangkan suatu
sistem jaminan kesehatan bagi masyarakat Sumatra Selatan dengan meluncurkan
program jaminan sosial kesehatan (Jamsoskes) Sumatra Selatan, disahkan melalui
peraturan Gubernur Sumatra Selatan Nomor 23 Tahun 2009. Pasal 3 PERDA
Nomor 2 Tahun 2009 tujuan pelayanan kesehatan gratis dan juga di perkuat lagi
dalam pasal 2 dan pasal 3 Pergub Nomor 13 Tahun 2008 sebagai bentuk peraturan
pelaksana yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Dengan demikian
pemerintah pusat membentuk beberapa program mengenai kesehatan mulai dari
harga obat (obat generik) murah higga pelayanan kesehatan gratis atau dari
jamkesmas hingga jamkesdes.3
Salah satu langkah dan strategi Pemerintah Daerah (Pemda) dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat yaitu adanya kekuasaan yang di
berikan oleh pemerintah pusat dalam kebijakan di bidang kesehatan. Dengan
kekuasaan ini diharapkan Pemda dapat mengatur kebijakan kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan potensi daerah secara optimal dan di
2Http.www.jamsos indonesia.com/jamsosda/detail/83, akses 06 November 2018. 3www.jamsos Indonesia. Com, 2013, akses 06 November 2018.
3
manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan segala
permasalahan kesehatan masyarakat yang saat ini sangat memprihatinkan
Pemerintah perlu memperhitungkan segala potensi yang ada di daerah
untuk dioptimalkan demi kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat merupakan
tujuan utama berdirinya Pemerintah, maka tujuan umum pemerintah selama ini
tidak tercapai. Namun saat ini kemakmuran suatu negara belum ditunjukkan
dengan kemakmuran rakyatnya. Masih banyak rakyat yang tidak mendapatkan
kesejahteraan yang layak dan itu tidak mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah. Lemahnya peran pemerintah akan berdampak pada kehancuran bagi
sisi kehidupan masyarakat. Dengan demikian, pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah sama-sama memiliki tanggung jawab yang berat dalam
memajukan dan mensejahterakan rakyatnya.
Meskipun telah diberikan oleh Pemerintah pusat pelayanan kesehatan
seperti adanya klinik, puskesmas ataupun rumah sakit, namun tidak semua desa
terpencil dapat menikmati fasilitas tersebut, karena jauh dari jangkauan.
Masyarakat di Kecamatan Ulu Rawas yang dapat menikmati pelayanan kesehatan
yang telah diberikan pemerintah pusat, yang mana terdapat desa terpelosok dari
pemukiman Kecamatan, sulit untuk di tempuh oleh transportasi darat maupun air.
Sekalipun ada fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat di desa yang dekat
dengan Kecamatan Ulu Rawas dan bisa di lalui oleh transportasi serta
mendapatkan fasilitas kesehatan yang cukup dari pemerintah tetap ada masyarakat
yang tidak merespon positif sarana pusat kesehatan ini. Demikian juga yang
terjadi di Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara dimana
4
masyarakat banyak yang tidak menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, serta
kurangnya tenaga medis untuk menjaga dan melihatkan kesehatan di desa-desa
terpencil. Kondisi ini menjadi permasalahan tersendiri bagi Pemerintah
Kecamatan Ulu Rawas diharuskan menyadarkan tentang pentingnya kesehatan
dan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.4
Kecamatan Ulu Rawas adalah Kecamatan yang baru terbentuk pada Tahun
2002 di Kabupaten Musi Rawas Utara. Ulu Rawas letaknya jauh dari Kabupaten
yang merupakan pecahan dari Kecamatan Ulu Rawas yang kira-kira memakan
waktu empat jam perjalanan untuk menuju Kabupaten dan terdiri dari delapan
desa diantaranya adalah Jangkat, Pulau Kidak, Muara Kuis, Muara kulam,
Sosokan, Napallicin dan Kuto Tanjung. Mata pencarian penduduk Ulu Rawas
rata-rata adalah petani karet.5
Salah satu langkah dan strategi pemerintah dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan bagi masyarakat yaitu dengan adanya kemudahan yang diberikan
oleh pemerintah pusat dalam bentuk bidang kesehatan dengan di dirikannya
Klinik, Puskesmas ataupun Rumah Sakit yang berfungsi untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta mengupayakan program berobat
gratis untuk kepentingan kesehatan masyarakat sehingga masyarakat akan
antusiasi untuk berobat.6
Tujuan pelayanan kesehatan masyarakat dan menjalankan program berobat
gratis bagi masyarakat adalah mencegah penyakit, mengobati penyakit sejak dini
4Observasi Data diperoleh dari Kantor Camat Kecamatan ulu Rawas, Kabupaten Musi
Rawas Utara, 01 November 2018. 5Observasi Data diPeroleh dari Kantor Camat Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi
Rawas Utara, 01 November 2018 6Dokumen Kecamatan Ulu Rawas Tahun 2017-2018
5
sebelum berkembang menjadi lebih serius dan peningkatan kesehatan melalui
pendidikan nasional. Pelayanan kesehatan masyarakat mencakup :
a) Mengajar masyarakat tentang kesehatan, kebersihan, nutrisi, dan keluarga
berencana,
b) Penyediaan air bersih dan kebersihan lingkungan,
c) Rumah sehat,
d) Pengawasan penyakit menular,
e) Mengumpulkan informasi tentang masyarakat dan,
f) Melibatkan pemimpin masyarakat dan lembaga dalam tugas pemeliharaan
kesehatan masyarakat.7
Berdasarkan teori yang telah dikemukan di atas, maka peneliti menemukan
beberapa hal yang berbeda antara teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Di
antara yang berbeda yang di kemukakan oleh peneliti di Kecamatan Ulu Rawas
menunjukkan ada gejala-gejala awal sebagai indikator yang menjadi masalah
dalam peneliti ini. Maka dari gejala-gejala yang timbul tersebut itu antara lain: (a)
kurangnya pelayanan kesehatan, (b) kurangnya klinik-klinik pustu (puskesmas
pembantu) yang ada di setiap desa di Kecamatan Ulu Rawas, (c) Kurangnya
penyuluhan pemerintah mengenai pentingnya berobat di puskesmas.
Dari temuan tersebut terdapat kesenjangan yang memang harus di teliti
sehingga upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
baik dapat terlaksana. Bertolak dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
7John Biddulph dan Johstace, Kesehatan Anak: Untuk Perawat, Petugas Penyuluh
Kesehatan dan Bidan Masyarakat (Yogyakarta: Gadjah Madha University Press, 1999), Cet. 1,
Hlm 355.
6
untuk melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Pemerintah Kecamatan Ulu
Rawas dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Studi Analisis
Program Berobat Gratis).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan program berobat gratis di Kecamatan Ulu Rawas?
2. Bagaimana kendala yang dihadapi Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas dalam
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dalam program berobat gratis?
3. Bagaimana upaya Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat dalam program berobat gratis ?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan hanya pada Upaya
Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas Dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
(Program Berobat Gratis) Pada Tahun 2017/2018 dengan alasan masih rendahnya
pelayanan kesehatan masyarakat di Kecamatan Ulu Rawas.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian dalam skripsi
ini adalah :
a. Ingin mengetahui pelaksanaan program berobat gratis.
b. Ingin mengetahui kendala yang dihadapi Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
7
c. Ingin mengetahui upaya Pemerintah Kecamtan Ulu Rawas dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini dipergunakan :
a. Sebagai sumbangsih penulis mengenai upaya pemerintah Kecamatan Ulu
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara dalam meningkatkan kualitas kesehatan
pada masyarakat dalam program berobat gratis.
b. Sebagai bahan masukan dan kontribusi penulis pada pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang Pemerintah daerah khususnya mengenai peran
Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara dalam
meningkatkan kualitas kesehatan pada masyarakat dalam program berobat
gratis.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori sebagai pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian
guna untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam judul penelitian dan
menghindari penafsiran yang berbeda sehingga penulis ini lebih terarah, maka
skripsi ini sangat perlu untuk diperhatikan kerangka teori dibawah ini :
1. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab
8
dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau
pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang
diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, perguruan
tinggi swasta, dan perusahaan pengangkutan milik swasta.
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
publik. Yang dapat dibedakan lagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. primer; adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah
merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak
mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di
kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.
b. sekunder; adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya
pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan.
Ada lima karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis
penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, yaitu:
9
1. Adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan
tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna.
2. Posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien,
maka akan semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan
yang lebih baik.
3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara
pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan pengguna/klien.
4. Locus kontrol. Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol
atas transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.
5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau
penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.8
a. Undang-Undang Pelayanan Publik
b. Ombudsman Republik Indonesia
c. Ilmuwan
d. Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat
e. Administrasi publik
f. Pemerintah
g. DemokrasiBirokrasi
2. Teori Tentang Pembangunan Kesehatan Mayarakat
Kesehatan mayarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi
dengan ilmu kedokteran.sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan
integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya,
8https://id.wikipedia.org/wiki/Pelayanan_publik. Akses 06 November 2019
10
kesehatan masyarat di artikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi
dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk
atau masyarakat.9
Dari pengalaman-pengalaman praktik kesehatan masyarakat yang telah
berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) dalam Notoadmodja 2007
akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih
relevan yakni : kesehatan masyarakat (publichealth) adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan
penduduk (masyarakat). Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow
mengusulkan cara atau pendekatan yang di anggap paling efektif dalam melalui
upaya-upaya perorganisasian masyarakat.10
Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan
kesehatan masyarakat, pada hakikatnya adalah penghimpunan potensi masyarakat
atau sumber daya (resources) yang ada dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-
upaya, yaitu: preventiv, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka
sendiri. Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan
pengembangan potensi dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini
pada hakikatnya adalah menumbuhkan, membina, dan mengembangkan
partisipasi masyarakat dibidang pembangunan kesehatan.11
3. Hak Masyarakat dalam Bidang Kesehatan
Dalam rangka penyelengaranan kepentingan umum inilah diselenggarakan
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebagaimana disebutkan dalam
9Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Hal 14 10
Notoadmodjo Ibid. 2007. 11
Notoadmodjo 2007 Hal 15
11
bagian menimbang huruf a Undang-Undang BPJS “bahwa sitem jaminan sosial
nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat”. Salah satu bentuk
campur tangan Pemerintah dalam kehidupan masyarakat adalah di bidang
kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.12
Hak masyarakat untuk hidup sehat merupakan hak dasar yang harus
dijamin. Karena kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan primer setiap
manusia. Kondisi sehat badan dan jiwa akan memungkinkan setiap manusia untuk
melakukan aktifitas dan karyanya. Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan
hidup sejahtera. Hak-hak dasar pada umumnya dan hak dalam pelayanan
kesehatan khususnya dapat dibedakan dalam hak dasar sosial dan hak dasar
individu.13
Setiap orang berhak atas kesehatan demikian bunyi Pasal 4 Undang-
Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Dalam penjelasan Pasal ini
disebutkan bahwa, “Hak atas kesehtan yang dimaksud dalam pasal ini adalah hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.” Selanjutnya
ketentuan tentang hak atas pelayanan kesehatan dirumuskan juga pada Pasal 5
sampai dengan Pasal 8 Undang-Undang kesehatan seperti berikut ini:
a) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan.
12Soekidjo, Notoatmodjo dkk, Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. 1 2005), hlm.4 13
Fredy Tengker, 2007, Hak Pasien, Mandar Maju: Bandung hlm.34
12
b) Setiap orang mempunyai hak dan memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau.
c) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menetukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperukan bagi dirinya.
4. Upaya
Upaya dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan supaya (n) usaha ;
ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan
keluar, dan sebagai berikut). 14
Dari maksud tersebut dapatlah dipahami bahwa
upaya adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan atau mencari jalan keluar. Maka dalam hal ini adalah
langkah-langkah yang di lakukan Pemerintah Kecamtan Ulu Rawas Kabupaten
Musi Rawas Utara untuk meningkatkan kualitas kesehtan pada masyarakat dalam
program berobat gratis.
Dalam undang-undang kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 BAB IV tentang
tugas dan tanggung jawab antara lain :
Pasal 6 menyebutkan bahwa Pemerintah bertugas mengatur, membina dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan. Pasal 7 Pemerintah bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Pasal 8 Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial
2018.
14http://kamus bahasa indonesia .org/upaya/mirip#ixzzluLCSrvnV, akses 07 November
13
sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap
terjamin. Pasal 9 Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.15
5. Pengertian Kesehatan
Kesehatan menurut undang-undang kesehatan Nomor 23 Tahun 1992
sebagai berikut: keadaan sempurna baik fisik, mental sosial dan tidak hanya bebas
dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomis dan sosial.16
Pengertian kesehatan menurut undang-undang ini adalah :
a. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang di lakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
c. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
d. Sarana dan prasarana yang digunakan.17
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah
15Undang-undang No.23Tahun1992 Tentang Kesehatan & Undang-undang No.29 Tahun
2014 Tentang Praktik Kedokteran “,Visi Media 16Soekidjo, Notoatmodjo dkk, Ibid 2005 Hlm.2 17
http;//.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2199030 pengertian-kesehatan-menurut-undang-undang/,akses 07 November 2018.
14
proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai
hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Defenisi yang
bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang
menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang
dirancang untuk mempermudah adaptasi suka rela terhadap prilaku yang kondusif
bagi kesehatan.18
Pengertian kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.19
Pengertian kesehatan menurut WHO, pada tahun 1986,
dalam piagam ottawa untuk promosi kesehatan, mengatakan bahwa pengertian
kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup
kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi ,
serta kemampuan fisik.20
Sedangakan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)
tahun 1984, kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial, dan tidak bebar dari penyakit dan cacat. Aspek kesehatan mencakup fisik
(badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi.21
Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam
mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang kelompok atau masyarakatnya.
18http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-
kesehatan, akses 07 November 2018. 19
http://id.wikipedia.org/wiki/kesehatan, akses 07 November 2018. 20
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian- kesehatan, akses 07 November 2018.
21Soekidjo, Notoatmodjo dkk, Ibid. 2005 Hlm 2-3
15
Wujud atau indikator dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan
individu antara lain sebagai berikut :
a. Kesehatan fisik, terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara klinis tidak adanya penyakit. Semua
organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup tiga komponen, yakni: Pertama, pikiran
yang sehat itu tercermin dari cara berfikir seseorang, atau jalan fikiran. Jalan
fikiran yang sehat apabila seseorang mampu berfikir logis (masuk akal), atau
berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari
kemampuan seseorang untuk mengeksperesiakan emosinya, misalnya takut,
gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin
dari cara seseorang dalam mengeksperesiakan rasa syukur, puji atau
penyembahan, keagungan, dan sebagainya terhadap sesuatu di balik alam ini,
Yakni Sang Pencipta Alam dan seisinya (Allah Yang maha Kuasa).
c. Kesehatan sosial, terwujud apabila seseorang mampu berhubungan atau
berkomunikasi dengan orang lain secara baik, atau mampu berintraksi dengan
orang atau kelompok lain, tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayaan status sosial, ekonomi, politik dan sebagainya, saling
menghargai dan toleransi.
d. Kesehatan ekonomi terlihat dari seseorang (dewasa) itu produktif, dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan seseorang sesuatu yang dapat
menyokong secara pinansial terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya.
Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
16
(pensiunnan) dengan sendiri batasan ini tidak berlaku adalah produktif secara
sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka
nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan
pelayanan sosial pelayanan agama atau pelayanan masyarakat yang lain bagi
usia lanjut.22
Kesehatan fisik merupakan kesehatan yang sangat penting bagi
masyarakat, apalagi masyarakat pendesaan yang kurang mendapat sosialisasi dari
pemerintah mengenai pentingnya kesehatan.
6. Sosialisasi Kesehatan Oleh Pemerintah
Maraknya bencana alam seperti tanan longsor, banjir, gempa, tsunami dan
lain-lain, akhir-akhir ini mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan di
Indonesia. Pencemaran lingkungan, penggundulan hutan, pengungsian dan wabah
penyakit telah terjadi di sebagian besar wilayah di negara Indonesia. Konflik
sosial yang berkepanjangan telah menimbulkan dan pertikaian, stres, gangguan
jiwa dan kemiskinan. Kondisi tersebut terus meningkatkan masalah kesehatan
seperti tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi.
Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini di
tandai dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti malaria dan
tuberkulosis paru, merebaknya sebagai penyakit yang bersifat pandemik seperti
HIV/AIDS, SARS dan flu burung, serta masih endemisnya penyakit-penyakit
diare dan demam berdarah. Sehubugan dengan hal tersebut, pemerintah telah
22Ibid, hlm. 3-4.
17
menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan
sasaran yang harus di capai sebagai berikut:
a. Meningkatnya umur harapan hidup 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun,
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 45 menjadi 26/1000 kelahiran hidup
c. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226/100.000
kelahiran hidup dan
d. Menurunnya pravelensi gizi kurang anak belita dari 25.8% menjadi 20%.23
Dengan telah di tetapkannya sasaran tersebut, maka departemen kesehatan
segera merumiskan visi yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan
misi membuat rakyat sehat yang akan di capai melalui strategi :
a. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat,
b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan untuk berkualitas,
c. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan dan
d. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.24
Langkah nyata untuk mewujudkan sasaran tersebut, telah diterbitkan SK
Menkes No. 564/2006 tentang pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga,
dengan mengambil bahwa “seluruh desa di indonesia menjadi desa siaga pada
akhir tahun 2008”. Pengembangan desa siaga mencakup upaya lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, menyiapkan masyarakat
menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam
23PP nomor 7 tahun 2005 tentang “Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN)” 2004-2009. 24
Kurikulum dan Modul: Pelatihan Di Bidang Polkesdes Dalam Pengembangan Desa Siaga, (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007), hlm 1-2.
18
mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di wilayahnya. Oleh karena itu
maka dalam pengembangannya di perlukan langkah-langkah edukatif, yaitu upaya
mendampingi (mempasilitasi) masyarakat untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang berupa maslah kesehatan di wilayahnya dan bagaimana proses
pemecahannya.25
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, maka
diperlukan peran pemerintah yang bekerja sama dengan petugas kesehatan.
Pendidikan kesehatan yang di program pemerintah pusat diharapkan mampu
memberikan wawasan baru bagi masyarakat mengenai pentingnya pemeliharaan
dan perawat masyarakat secara berkesinambungan. Saat ini program yang di
rencanakan untuk menghadapi masalah kesehatan adalah berobat gratis untuk
masyarakat Kecamatan Ulu Rawas setiap desa di Kecamtan Ulu Rawas akan
merasakan kualitas kesehatan masyarakat dengan adanya program berobat gratis
dari pemerintah Kecamatan Ulu Rawas.
Untuk itu kriteria desa siaga adalah apabila desa tersebut telah memiliki
sekurang-kurangnya sebuah pos kesehatan desa (poskesdes). Poskesdes
merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat UKM yang di bentuk di
desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Adapun pelayanan meliputi upaya-upaya promotif, prevekatif
dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan
melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Berdasarkan pertimbangan
25Ibid, hlm 2-3.
19
tersebut, maka ditetapkan petugas yang akan dibina adalah bidan desa, karena
bidan desa merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat dan
tinggi bersama dengan masyarakat tersebut.26
Menurut kerangka yang dibuat oleh Blum, tentang status kesehatan, maka
ada beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu lingkungan yang
terdiri dari lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, perilaku, keturunan, dan
pelayanan kesehatan. Selanjutnya Blum juga menjelaskan, bahwa lingkungan
sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga
mempengaruhi perilaku kesehatan.27
Dengan memahami faktor yang
mempengaruhi status kesehatan, maka dapat dilakukan upaya sosialisasi
kesehatan dan berobat gratis. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh
individu, kelompok, masyarakat, baik secara lembaga oleh pemerintah, maupun
swadaya masyarakat (LSM). Dilihat dari sifat, upaya mewujudkan kesehatan
tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan
peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek yaitu kuratif
(pengobatan penyakit) rehalibitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari
sakit atau cacat).28
Pelayanan kesehatan individu mencakup :
a. Mengajar orang tua tentang kesehatan, kebersihan nutrisi dan penjarangan
kelahiran,
b. Merawati ibu selama kehamilan, persalinan setelah melahirkan,
c. Perawatan teratur untuk bayi dan anak kecil,
26
Ibid, hlm. 3. 27
Ibid, hlm. 65. 28
Ibid, hlm.4.
20
d. Perawatan anak-anak sekolah,
e. Keluarga berencana (KB)
f. Pengobatan penyakit ringan, merujuk kerumah sakit jika pasien menderita
sakit serius,
g. Memberikan pengobatan rawat jalan untuk penderita penyakit kronik seperti
tuberkolosis, lepra, malnutrisi, dan kunjungan rumah dan follow-up pasien
yang baru pulang dari rumah sakit.29
Pemerintah dalam hal ini perlu melakukan himbauan kepada masyarakat
untuk mendukung segala pelayanan kesehatan individu yang dilakuan petugas
kesehatan. Dengan adanya hal ini, maka di harapkan upaya petugas kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan secara optimal dapat tercapai. Sedangkan
peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek juga yakni preventif (pencegah
penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan) itu sendiri. Kesehatan perlu di
tingkatkan karenan kesehatan seseorang itu relatif dan mempunyai bentangan
yang luas. Oleh sebab itu, upaya kesehatan promotif mengandung makna
kesehatan seseorang kelompok atau individu dan harus selalu diupayakan sampai
ketingkatan kesehatan yang optimal.30
Upaya kesehatan promotif bisa dilakukan
oleh pemerintah desa bekerja sama dengan petugas kesehatan di daerah setempat.
Cara-cara mebina partisipasi masyarakat yang dapat di lakukan pemerintah
desa yaitu :
29John Biddulph dan John Stace, Ibid, hlm 354-355. 30
Soekidjo Notoatmodjo, dkk, Ibid, hlm. 4.
21
a. Bersikap terbuka mengenai berbagai kebijakan dan rencana. Buatlah agar
kebijakan yang dibuat masyarakat. Mintalah kritik dan saran mengenai
rencanan tersebut, ikut sertakan perwakilan dalam kelompok perencanaan dan
manajemen.
b. Merencanakan kebutuhan masyarakat. Bila mana sedang menyusun kegiatan
pelayanan, bantulah masyarakat untuk bisa mengutarakan kebutuhan mereka
sendiri. Dan selalu pakailah dasar ini bila menyusun kegiatan pelayanan.
c. Perencanaan secara desentralisai. Susunlah rencana dan manajemen dari jasa
pelayanan kesehatan maupun jasa sejenisnya berdasarkan lingkungan tempat
tinggal, serta mendorong dan membantu keterlibatan masyarakat,
d. Membina forum bersama. Kembangkanlah forum bersama seperti pada
kelompok partisipasi pasien dalam praktek kerja para dokter, dimana oran-
orang awam dan para ahli dapat bekerja sama,
e. Membuat jaringan. Bantulah mendorong individu serta kelompok agar
berkumpul, dimana akan meningkat pengetahuan dan kekuasaan mereka
untuk bisa mengubah berbagai hal,
f. Memberikan dukungan, saran dan pelatihan bagi kelompok masyarakat.
Kembangkanlah kesehatan bagi oranga awam agar bisa mengembangkan
pengetahuan, keyakinan serta keterampilan mereka, seperti dalam mengetahui
kelompok, berbicara di hadapan umum, atau membantu mereka agar berhasil
dalam birokrat organisasi resmi. Hal ini dapat mewujudkan dalam
pembicaraan informal, mungkin dengan cara sekedar mampir atau kursus-
kursus pelatihan yang terorganisir,
22
g. Menyediakan informasi. Sediakanlah informasi mengenai kesehatan,
penjelasan mengenai organisasi daerah maupun nasional, selebaran, poster
dan buku-buku, memberikan bantuan dalam pendanaan dan sumber daya.
Bantulah kelompok daerah guna mendapatkan bantuan dana dari lembaga-
lembaga resmi, serta memberikan bantuan lainnya berupa tempat berkumpul
atau fasilitas akan bahan-bahan fotocopyan, dan
h. Mendukung proyek advokasi. Dukunglah proyek-proyek yang
memungkinkan individu yang merupakan minoritas dalam masyarakat agar
ikut mempunyai peran, seperti menerjemahkan rencana-rencana bagi
pasiendari negara-negara Asia.31
Pengetahuan yang luas dalam dunia kesehatan perlu dimiliki oleh
pemerintah desa, agar semua program kesehatan masyarakat yang telah
direncanakan dapat melaksanakan secara efektif dan tepat sasaran sesuai dengan
kebutuhan masyarakat saat ini. Kerjasama dari petugas kesehatan perlu
ditingkatkan agar pemerintah desa juga bisa peka terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat melalui sosialisasi yang berkesinambungan dan sistematis.
7. Kebijakan Kesehatan Perspektif Islam
Pembinaan pola baku sikap dan prilaku sehat baik secara fisik, mental
maupun sosial, pada dasarnya sudah bagian dari pembinaan kepribadian islam itu
sendiri. Dalam hal ini keimanan yang kuat dan ketakwaan menjadi keniscayaan.
Dr. Ahmed Shawky Al-Fangary menyatakan bahwa syariah sangat concern pada
31
Linda Ewles Dan Ina Simnett, Promosi Kesehatan: Petunjuk Praktis,
(Yogyakarta:Gadjah Madha University Press, cet. 1, 1994), hlm. 311-313.
23
kebersihan dan sanitasi seperti yang dibahas dalam hukum-hukum thahaah.
Syrariah juga memperhatikan pola makan sehat dan berimbang serta perilaku dan
etika makan seperti perintah untuk memakan makanan halal dan thayyib (bergizi),
larangan atas makanan berbahaya, perintah tidak berlebihan dalam makan, makan
ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, mengisi perut 1/3 makanan, 1/3 air
dan 1/3 termasuk kaitannya dengan syariah puasa baim wajib maupun sunnah.
Syariah juga menganjurkan olah raga dan sikap hidup aktif. Selain itu syariah juga
sangat memperhatikan masalah kesehatan dan pola hidup dalam masalah seksual.
Jadi. Penumbuhan pola baku sikap dan perilaku tidak lain adalah dengan membina
kepribadian Islam dan ketakwaan masyarakat.32
a. Jaminan sosial dalam Islam
Pandangan Islam dalam jaminan kesehatan sangat bertolak belakang
dengan pandangan ekonomi neoliberalisme tersebut. Dalam ajaran Islam, negara
mempunyai peran sentral dan sekaligus bertanggung jawab penuh dalam segala
urusan rakyatnya, termasuk dalam urusan kesehatan. Hal ini didasarkan pada dalil
umum yang menjelaskan peran dan tanggung jawab kepala negara untuk
mengatur seluruh urusan rakyatnya. Rasulullah saw. bersabda:
32http://azizatulhamidiyah.blogspot.com/2011/04/kebijakan-kesehatan-perspektif-
islam.html, akses 4 februari 2019
24
Artinya : Pemimpin yang mengatur urusan manusia (Imam/Khalifah) adalah
pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya (HR al-Bukhari dan
Muslim).
Layanan kesehatan wajib diberikan secara gratis kepada seluruh rakyatnya
tanpa memandang lagi strata ekonomi rakyatnya. Mereka yang masuk kategori
fakir maupun yang kaya tetap berhak mendapat layanan kesehatan secara sama,
sesuai dengan kebutuhan medisnya. Sebabnya, layanan kesehatan tersebut telah
dipandang oleh Islam sebagai kebutuhan dasar (primer) bagi seluruh rakyatnya.
Negara wajib senantiasa mengalokasikan anggaran belanjanya untuk pemenuhan
kebutuhan kesehatan bagi seluruh rakyatnya.
Negara tidak boleh melalaikan kewajibannya tersebut. Negara tidak boleh
mengalihkan tanggung jawab tersebut kepada pihak lain, baik kepada pihak
swasta, maupun kepada rakyatnya sendiri. Jika hal itu terjadi, maka
pemerintahnya akan berdosa, sebab tanggung jawab pemimpin negara untuk
memberi layanan pada rakyatnya akan dimintai pertanggungjawaban secara
langsung oleh Allah SWT.
F. Tinjaun Pustaka
Dalam proses pembuatan skripsi ini, tinjauan pustaka sangat dibutuhkan
dalam rangka menambah wawasan terhadap masalah yang akan diteliti, oleh
karena itu sebelum meneliti, peneliti melakukan tinjauan pustaka dengan sumber-
25
sumber yang jelas dan benar, yang bersumber dari buku, undang-undang dan
masyarakat.
Dalam penelitian ini penulis lebih fokus sejauh mana pengaruh Upaya
Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat. Adapun dengan
penelitian saya dengan tema “Upaya Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas dalam
Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat (Studi Analisis Program Berobat
Gratis), penulis juga merujuk pada internet agar data yang diperoleh adalah data
yang jelas, dan baru.
Pertama, karya Alfiransi Panandu yang berjudul: “Upaya Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik Pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Marangkayu Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara”, berdasarkan
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat berjalan dengan mudah dan
lancar yaitu saat pelayanan rawat inap, masyarakat tidak perlu lagi kuatir karena
puskesmas marangkayu merupakan pelayanan 24 jam untuk pasien rawat inap,
dalam meningkatkan kualitas kesehatan bagi kesehatan masyarakat puskesmas
marangkayu melakukan upaya dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan 2 kali
selama 1 bulan.
Faktor pendukung kelancaran pelayanan di puskesmas maragkayu yaitu
adanya kemampuan dan keterampilan yang memadai, yaitu sesuai dengan
keahlian masing-masing pelayanan. Maka pelaksanaan tugas dan pekerjaan dapat
dilakukan dengan baik, cepat memenuhi keinginan semua pihak baik manajemen
itu sendiri maupun masyarakat dan juga sarana dan prasarana, di puskesmas
26
marangkayu, yaitu sudah tercukupi sehingga memberi kenyamanan kepada
penguna jasa puskesmas tersebut.
Adapun faktor penghambat pelayanan kepada puskesmas maragkayu
yaitu, faktor kurangnya sarana dan prasarana seperti, tenaga kesehatan khususnya
dokter, dan tingkat kinerja pengawai puskesmas marangkayu yang belum
memadai aturan kerja yang berlaku dipuskesmas tersebut dan tingkat pemahaman
pasien terhadap prosedur pelayanan.33
Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama untuk melihat
upaya untuk meningkatkan kesehatan melalui kualitas pelayanan publik
dipuskesmas, sedangkan pada penelitian penulis membahas mengenai upaya dari
pemerintah kecamatan ulu rawas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui program berobat gratis.
Kedua, skripsi Abdurrahman yang berjudul “Kebijakan Pemerintah
Daerah Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Bacan Tengah
Kabupaten Halmahera Selatan.” Adapun hasil penelitian yang diperoleh
menunjukan bahwa kebijakan pemerintah daerah dan pelayanan Kesehatan
Masyarakt di Kabupaten Halmahera Selatan tertuang dalam pelayanan No 06
tahun 2007 tentang sistem jaminan kesehatan daerah yang bertujuan memberikan
kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu dan menyeluruh kepada masyarakat. Implementasi kebijakan tersebut
menurut beberapa pihak pengelola sistem jaminan kesehatan daerah adalah baik,
33
Alfiransi Panandu,”Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pada Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Merangkayu Kecamatan Merangkayu Kabupaten Kutai
Kartanegara,”E-Journal Ilmu Pemerintahan No. 4.Vol. 4, 2016).hlm.1.
27
tetapi dalam kenyataannya terdapat beberapa kendala yang mengakibatkan
kebijakan tersebut berjalan tidak sebagaimana mestinya.
Faktor sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung palayanan
kesehatan, disposisi/tingkah laku aparat pelayanan kesehatan dan juga kurangnya
kestabilan anggaran dalam mendukung kebijakan tersebut merupakan beberapa
kendala yang mengakibatkan implementasi kebijakan tersebut tidak berjalan
sebagaimana mestinya. “Adapun tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk
mengetahui implementasi kebijakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten halmahera selatan diwilayah kecamatan bacan
tengah”.34
Adapun skripsi dari Abdurrahman membahas mengenai melihat
bagaimana kebijakan pemerintah daerah dalam pelayanan kesehatan masyarakat
maka dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai upaya pemerintah
kecamatan ulu rawas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yang mana pada
hakikatnya sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Ketiga, skripsi Regen Najoan yang berjudul “Peran Pemerintah Dalam
Meningkatkan Kesehtan Lingkungan Di Kecamatan Kawangkoan Kabupaten
Minahasa.” Dari sekian banyak kebijakan pembangunan, salah satunya adalah
pembangunan di bidang kesehatan. Masyarakat berhak untuk memperoleh derajat
kesehatan yang sama dengan kewajiban ikut serta dalam usaha kesehatan yang di
selenggarakan oleh pemerintah.
34
Abdurrahman,”Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Di Kecamatan Bacan Tengah Kabupaten Halmahera”Skripsi Universitas Hasanuddin
Makassar (2012), hlm.10.
28
Untuk memperoleh itu semua maka diperlukan berbagai usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok, masyarakat indonesia yan pada hakikatnya terpenuhi
sandang, pangan, papan,kesehatan dan pendidikan. Adapun hasil penelitian
tersebut di simpulkan bahwa kesadaran masyarakat masih kurang menunjang
pemerintah dalam meningkatkan kesehatan lingkungan sehingga masalah ini
belum terselesaikan dengan baik.35
Adapun skripsi dari Ragon Najoan membahas mengenai peran dari
pemerintah dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di kecamatan
Kawangkoan kabupaten Minahasa, maka dalam hal ini peneliti akan membahas
mengenai upaya dari pemerintah Kecamatan Ulu Rawas dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui program berobat gratis.
35Regen Najoan,”Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Di
Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa”, Skripsi Universitas Nusantara Manado (2013).
hlm.1.
29
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara lmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan
dan kegunaan.36
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan
sosiologis. Menurut Soerjono Soekanto penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud memberikan data yang teliti mungkin tentang manusia,
keadaan, atau gejala-gejala lainnya.37
Metode penelitian deskriptif juga diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian
adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triagulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif
lebih menentukan makna dari pada generalisasi.38
Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Ulu Rawas. Penelitian ini lebih menekankan pada upaya pemerintah
dalam menigkatkan kesehatan masyarakat (Studi analisi program berobat gratis).
Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif, dengan observasi partisipan
36Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif Dan Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta
Cetakan ke 22, 2015), hlm.2 . 37Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Gaung Persada, 2009), hlm.32. 38
Sayuti Una, Pedoman Penulis Skripsi, (Jambi:Fakultas Syariah, 2012), hlm.42.
30
untuk menguraikan, menggambarkan, menggali dan mendeskripsikan upaya
pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Disebut kualitatif
karena sifat data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif bukan dengan cara
kuantitatif yang menggunakan alat ukur tertentu. Melalui pendekatan ini
diharapkan terangkat gambaran mengenai kualitas, realitas sosial dan persepsi
sasaran peneliti tanpa tercemar oleh pengukuran formal.
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan
tujuan penelitian, maka diperlukan dua jenis data, yaitu:
1) Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. Sumber yang dimaksud, dapat berupa benda-
benda, situs, atau manusia.39
Adapun data primer yang berkaitan dengan
penelitian ini yaitu data-data yang secara langsung menjadi rumusan masalah
ataupun yang memiliki keterkaitan dengan rumusan masalah seperti: Kepala
Camat beserta staf di lingkungan pemerintahan kecamatan ulu rawas, Kepala
desa, Masyarakat, dan tenaga kesehatan (Dokter, bidan dan perawat)
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
dengan secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh
39
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah:Panduan Berbasis Penelitian
Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan (Jambi: Gaung Persada Press, 2007), hal. 87-88.
31
dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga idak bersifat authentic, karena
sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.40
3) Sumber data
Penelitian ini adalah penelitian lapangan pendekatan kualitatif dengan
mengumpulkan data-data yang bersumber dari informan-informan dari hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi yang ada di Kantor Kecamatan Ulu
Rawas. Sumber data penelitian ini dari adalah:
1. Kantor Kecamatan Ulu Rawas
2. Masyarakat
3. Kepala Desa
4. Perangkat Desa
5. Artikel, buku, jurnal, dokumen dan sumber data yang berkaitan dengan
penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menganalisis dan menginterprestasikan data dengan baik, maka
diperlukan data yang valid agar hasil yang didapat mengandung suatu kebenaran,
maka dalam penelitian ini metode pengumpulan datanya adalah:
a. Metode Observasi
Observasi adalah penginderaan secara khusus dengan penuh perhatian
terhadap suatu obyek.41
Menurut Nasution seperti yang dikutip oleh Sugiono,
40Sayuti Una, Op, Cit., hlm.34.
32
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi.42
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi partisipan, yaitu peneliti melibatkan diri secara langsung dalam
lingkungan penelitian, terkait data yang diperoleh dari responden maupun
informan yang berkaitan masalah upaya pemerintah kecamatan Ulu Rawas dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat (studi analisis program berobat gratis).
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam
proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan
mempengaruhi arus informasi.43
Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur atau terpimpin. Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu apa
yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek situasi sosial yang di teliti.44
Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian, yaitu Kepala Camat
beserta staf di lingkungan pemerintahan Kecamatan Ulu Rawas, Kepala desa,
Masyarakat, dan tenaga kesehatan (Dokter, bidan dan perawat), yang digunakan
41Anonim, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Imperial Bakti Utama, 2007), hlm. 333. 42Sugiono,Ibid., hlm. 310. 43
Masri Singa Rimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES,
2006), hlm. 192. 44
Alfabeta, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung 2013, Hlm.300
33
untuk mengumpulkan data yang relavan atau sesuai dengan permasalahan
penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai cara mencari data, mengurai hal-hal atau variabel-
variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah, notulen
rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya.45
Metode dokumentasi digunakan
untuk mendapatkan informasi non manusia, sumber informasi (data) non manusia
ini berupa catatan-catatan, pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan,
keputusan atau surat-surat lainnya, dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan
fokus penelitian. Terdapat beberapa data yang dapat diperoleh melalui
dokumentasi, diantaranya adalah data-data tentang historis dan geografis, struktur
organisasi, program berobat gratis, dan fasilitas kesehatan.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses ketegorisasi, penataan, manipulasi, dan
peringkasan data untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data mengalir
pada prinsipnya kegiatan analisis data ini dilakukan sepanjang kegiatan penelitian
(during data collection), dan kegiatan yang paling inti mencakup:
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
45Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 231.
34
tertulis dilapangan. Diambil melalui wawancara dan dokumentasi kemudian di
analisis dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengkordinasikan data tersebut sehingga bisa disajikan.
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti
melakukan penarikan kesimpulan.46
Penyajian data mengenai upaya pemerintah
Kecamatan Ulu Rawas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (studi analisis
program berobat gratis)
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan sebagian dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan dapat
dibuat setelah seluruh data dianalisis mengenai upaya kecamatan ulu rawas dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat (studi analisisprogram berobat gratis)
5. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini terbagi kepada lima bab, antar bab nya ada yang
terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri,
tetapi tetap saling berkaitan antara sub bab dengan bab yang berikutnya. Untuk
memberikan gambaran secara mudah agar lebih terarah dan jelas mengenai
pembahasan skripsi inni penyusun menggunakan sistematika dengan membagi
pembahasan sebagai berikut:
46Matthew B. Miles dan A. Michael huberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep
Rohedi Rohid, (Jakarta:UI press, 2007), hlm. 16-17.
35
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta
kerangka teori. Bab dua, berisikan tentang metode penelitian, yakni mengenai
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode
analisis data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian. Bab ketiga,
menguraikan tentang gambaran umum tempat penelitian, yang berisikan letak dan
geografis, visi misi dan struktur serta mencari tahu bagaimana upaya pemerintah
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pada program berobat gratis di
kecamatan ulu rawas.
Bab keempat, berisi pembahasan mengenai hasil penelitian yang terdiri
dari bagaimana program berobat gratis dan bagaimana upaya pemerintah
kesehatan masyarakat dalam berobat gratis serta kendala apa saja yang dihadapi
pemerintah kecamatan ulu rawas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Bab
kelima, penutup yang berisikan kesimpulan, saran dan kata penutup.
36
Tabel 1
Jadwal Penelitian
N0
Kegiatan
Tahun 2018-2019
November Desember Januari Febuari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pengajuan Judul x
2. Pembuatan
Proposal
x x
3. Perbaikan
Proposal Dan
Seminar
x
4. Surat Izin Riset x
5. Pengumpulan
Data
x x
6. Pengolahan
Data
x x x
N0
Kegiatan
Tahun 2019
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pembuatan
Laporan
x x
2. Bimbingan dan
Perbaikan
x x x x
3. Agenda dan
Ujian Skripsi
4. Perbaikan dan
Penjilidan
37
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Singkat
Kecamatan Ulu Rawas berdiri mulai sejak tahun 2002 yang merupakan
pemekaran dari Kecamatan Ulu Rawas yang terbentuk pada masa pemerintahan
Bupati SupriyonoYusup dan camat yang memimpin Ulu Rawas saat itu ialah
Firmansyah S.Sos dan Sekretaris Camat David Pulung. AP,M.Si.47
Kecamatan Ulu Rawas terdiri dari 6 desa dan 1 Kelurahan yang semuanya
berada di pinggir sungai Rawas yakni:
1. Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas
2. Desa Napallicin Kecamatan Ulu Rawas
3. Desa Sosokan Kecamatan Ulu Rawas
4. Keluarahan Muara Kulam Kecamatan Ulu Rawas
5. Desa Muara Kuis Kecamatan Ulu Rawas
6. Desa Pulau Kidak Kecamatan Ulu Rawas
7. Desa Jangkat Kecamatan Ulu Rawas
Bahasa sehari-hari adalah bahasa Rejang Rawas dan campur, terdiri dari
beberapa suku yaitu suku Rawas, Jawa, Minang dan Musi. Sejak menjadi
47Data diperoleh Dari Laporan Kerja Kantor Camat Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten
Musi Rawas Utara.
38
kecamatan, defenitif daerah Ulu Rawas sekarang sudah banyak perkembangan
seperti pendidikan, Transportasi, Kesehatan dan lain-lain. Adapun letak
kecamatan Ulu Rawas sebelah barat Rawas Ulu, kantor camat di bangun diatas
tanah seluas 1.000 ada 6 bagunan diatas areal tersebut yaitu:
1. Kantor Camat
2. KUA
3. Polpos
4. Puskesmas
5. Balai Serba Guna
6. Pasar Kalangan
Dalam perjalanannya sejak berdiri tahun 2003 sampai sekarang
Kecamatan Ulu Rawas sudah beberapa kali terjadi pergantian pempinan/Camat
antara lain:
Tabel 4.1
Daftar Camat Kecamatan Ulu Rawas
No NAMA-NAMA MASA JABATAN
1 FIRMANSYAH, S.SOS 2002-2004
2 DAVID PULUNG, AP, M.SI 2004-2006
3 HENDRA JAYA, AP 2006-2007
4 AHMADI ZULKARNAIN, SIP 2007-2009
5 H. M. DAUD, S.IP 2009-2012
6 H. FIRMANSYAH, S.SOS 2012-2013
7 SAIDINA ALI, S.IP 2013-2015
8 Ir. HASIM 2015-2017
9 ASMAUN, S.Pd 2017-2018
10 MUKTHARIDI, SE.MM 2018-Sekarang
Sumber Data: Geografis Kecamatan Ulu Rawas Tahun 2019
39
Adapun batas-batas Kecamatan Ulu Rawas adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi
2. Sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Bengkulu
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan
Karang Jaya
4. Sebelah barat berbatasandengan Provinsi Sumatra Barat
B. Visi Misi Kecamatan Ulu Rawas
Visi yaitu terwujudnya masyarakat yang berkualitas sejahtra dan berperan
serta dalam pembangunan melalui aparatur Kecamatan yang propesional
Sedangkan Misi yaitu:
1. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan Sumber Daya
manusia (SDM) baik berkualitas maupun kuantitas
2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan,jujur adil, dan
bertanggung jawab.
3. Meningkatkan perekonomian masyarakat menuju kemandirian
4. Menggali, mengembangkan pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam (SDA)
secara maksimal dengan mempertimbangakan kelestarian lingkungan hidu
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan inrastruktur dan membuka
keterisoliran desa/kelurahan
6. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap jalannya roda
pemerintah desa/ kelurahan dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan
untuk lebih memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan.
40
7. Meningkatkan kesadaran Hukum, Politik, Hankam.
8. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui pembinaan
Kantibnas.48
C. Kondisi Geografis
Secara geografis Kecamatan Ulu rawas berada dibagian Utara Kabupaten
Musi rawas Utara yang sebagian besar wilayahnya termasuk dalam gugusan
kawasan hutan Tanam Nasional Kerinci Sebelet (TNKS), secara topografi wilayah
Kecamatan Ulu Rawas ini terdiri dari kawasan perbukitan dengan keterangan rata-
rata berkisar antara 10 sampai 45 persen dengan sarana dan pera sarana
transportasi yang sangat terbatas.
Tabel 4.2
Luas lahan, jumlah dan kepadatan penduduk
Kecamatan Ulu Rawas
Kelurahan/Desa Luas Lahan Jumlah Kepadatan Penduduk
(HA Penduduk (jiwa/KM)
1 2 3 4
1. Kuto Tanjung 29500 812 2.75 2. Napallicin 24800 1.824 7.35
3. Sosokan 11700 954 8.15
4. Muara Kulam 22500 2.695 11.98
5. Muara kuis 17600 880 5.00
6. Pulau Kidak 17400 2.188 12.57
7. Jangkat 15600 733 4.70
Jumlah 139100 10.086 52.5
Sumber Data: Geografis Kecamatan Ulu Rawas Tahun 2019
48Sumber Data Kecamatan Ulu Rawas
41
D. Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Ulu Rawas
Berdasarkan Perda Kabupaten Musi Rawas utara Nomor : 04 Tahun 2008
Tanggal 31 Januari 2008 susunan organisasi dan data kerja Kecamatan dan
Kelurahan maka kedudukan dan tugas pokok Kecamatan Ulu Rawas yaitu sebagai
berikut:
1. Kedudukan
Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah
kabupaten yang di pimpin oleh Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
2. Tugas Pokok
Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah yang di
limpahkan oleh Bupati untuk menagani sebagian otonomi daerah dan juga
menyelenggarakan tugas umum pemerintah meliputi:
a) Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b) Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum
c) Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Perundang-Undang
d) Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum
e) Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat
Kecamatan
f) Membina penyelenggara pemerintahan Desa dan Kelurahan
42
E. Struktur Organisasi Kecamatan Ulu Rawas
Susunan organisasi Kecamatan Ulu Rawas berdasarkan Peraturan
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara Nomor : 04 Tahun 2008, adalah
sebagai berikut:
1. Camat
2. Sekcam (Sekretaris Camat)
3. Sub Bagian Keuangan
4. Sub Bagian Kepegawaian
5. Sub Bagian Perlengkapan
6. Seksi pemerintahan
7. Seksi Pemberdayaan MasyarakatDesa
8. Seksi Pelayanan Umum
9. Seksi Kesejahteraan Sosial
10. Seksi Keamanan dan Ketertiban
Bagian struktur organisasi Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas
Utara Tahun 2018 terlampir.
1. Camat berkeduddukan dan bertanggung jawab kepada bupati melalui
sekretaris daerah.
2. Camat dalam menjalankan pemerintahan di Kecamtan di bantu oleh
Sekretaris dan beberapa seksi dan sub bagian.
43
3. Camat mengkoordinasi unit kerja di wilayah kecamatan dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan untuk meningkatkan kinerja
Kecamatan.49
F. Tujuan Kantor Camat Ulu Rawas
a) Menciptakan pemerintahan dan lingkungan kerja yang sehat
b) Memanfaatkan tenaga kerja yang propesional, terutama tenaga kerja yang asli
putra daerah guna kemajuan untuk daerah sendiri dan Pemerintah in
indonesia umumnya.
c) Menumbuh kembangkan wawasan bawahan dalam mengoptimalkan
pelayanan prima kepada masyarakat
G. Keadaan Pegawai Kecamatan Ulu Rawas
Kondisi kepegawaian Kantor Camat Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten
Musi Rawas Utara.
Tabel 4.3 Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Orang Presentase (%)
1 Laki-laki 18 72,0
2 Perempuan 7 28,0
Jumlah 25 100
Sumber data: Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara
49Sumber Data Strutur Organisasi Kantor Camat Kecamatan Ulu Rawas
44
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kantor Camat Kecamatan Ulu Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara menurut jenis kelamin Laki-laki sebanyak 18 orang
(72,0%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (28,0%) dengan adanya
jenis kelamin terlihat tingkat besarnya jumlah Laki-laki dari pada perempuan.
Tabel 4.4 :Keadaan Pegawai Menurut Masa Kerja
No Masa Kerja Jumlah (%)
1
2
3
0-10 Tahun
11-20 Tahun
Diatas 20 Tahun
20
5
0
80,0
20,0
0
Jumlah 25 100
Sumber : Data Kecamatan Ulu rawas Kabupaten Musi Rawas Utara
Berdasarkan tabel diatas maka keadaan pegawai kantor Camat Kecamatan
Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara terdiri masa kerja 0-10 Tahun 80,0%
masa kerja 11-20 Tahun 20,0% dan Masa kerja diatas 21 Tahun 0%.
Tabel 4.5 : Keadaan Pegawai Menurut Umur
No Umur Jumlah %
1
2
3
4
21-30 Tahun
31-40 Tahun
41-50 Tahun
51 tahun Keatas
14
6
3
2
56,0
24,0
12,0
8
Jumlah 25 100
Sumber Data Kecamatan Ulu rawas tahun 2019
45
Berdasarkan tabel diatas, maka keadaan pegawai Kantor Camat
Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara terdiri dari 21-30
Tahun56,0% umur 31-40 Tahun 24,0% dan umur 41-50 Tahun 12,0% sedangkan
diatas 51 Tahun 8,0%.
Dari beberapa tabel berdasarkan keadaan pegawai diatas di ketahui bahwa
jumlah pegawai pada Kantor Camat Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi
Rawas Utara yaitu jumlah 25 orang terdiri dari 7 orang Pegawai Negeri Sipil 18
orang jasa Tenaga Kerja Tidak Tetap (Honorer).
46
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Program Berobat Gratis di Kecamatan Ulu Rawas
Informasi dan data yang bersangkutan dengan pelaksanaan Program
Berobat Gratis didapat dari hasil wawancara yang mendalam terhadap responden
yaitu dari kepala camat, staf di lingkungan pemerintahan Kecamatan Ulu Rawas,
Kepala Desa, Masyarakat, dan tenaga kesehatan (dokter,bidan dan perawat).
Selain itu, data dan informasi tentang pelaksanaan Program Berobat Gratis ini
juga di dapatkan dari hasil observasi langsung peneliti di lapangan, studi
dekomentasi dan data-data ini akan di paparkan selanjutnya.
Pelaksanaan Program Berobat gratis adalah suatu upaya dari pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan hak asasi manusia khususnya kesehatan, yang
bertujuan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan memenuhi
tanggung jawab negara dalam kebutuhan pelayanan kesehatan dasar yang layak.
Dalam hal ini pemerintah pusat memberikan kebijakan kepada pemerintah daerah
untuk dapat mengatur kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan segala
permasalahan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang
yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya
peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan.
47
Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara
umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu Pelayanan kesehatan
perseorangan (medical service). Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan
oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga (family care) atau
kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Upaya pelayanan
perseorangan tersebut dilaksanakan pada institusi pelayanan kesehatan yang
disebut rumah sakit, klinik bersalin, praktik mandiri.
Dalam pelaksanaan Program Berobat Gratis di Kecamatan Ulu Rawas
masih ada beberapa hal yang membuat Program Berobat Gratis tersebut belum
terlaksanakan dengan maksimal seperti:
1. Kurangnya pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan
masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
mengacu pada tindakan promotif dan preventif. Upaya pelayanan masyarakat
tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan masyarakat tertentu seperti
puskesmas.
Berdasarkan dua bentuk pelayananan kesehatan ini, menurut penulis
belum terlaksana dengan baik, sebab berdasarkan observasi, tenaga kesehatan
masih belum memberikan layanan yang baik. Sebagai contoh ada salah satu
tenaga kesehatan yang kurang mementingkan kewajibannya seperti ada
48
masyarakat yang datang untuk berobat atau konsultasi, pihak tersebut lebih
mengerjakan kepentingan pribdinya.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu warga desa
Sosokan, yaitu Ibu Erni, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengatakan:
Memang dalam menjalankan Program Berobat Gratis ini pelayanan pihak tenaga kesehatan kurang baik, karena sering terjadi di saat menjalankan Program ini dari pihak tenaga kesehatan tidak melayanai sesuai dengan kewajiban mereka, saya sendiri pernah mengalami di waktu itu di saat
berobat, pihak tenaga kesehatan sibuk main hp saja.50
Wawancara lagi dengan Kepala Desa Sosokan Kecamatan Ulu Rawas
yaitu Bapak Sagiman yang mengatakan:
Saya juga mengakui bahwasanya pelayanan kesehatan dalam menjalankan
Program Berobat Gratis ini memang kurang baik.51
2. Kurangnya Klinik-Klinik atau Pustu yang Ada di Setiap Desa di Kecamatan
Ulu Rawas
Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan
puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas
dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi
pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.
Puskesmas pembantu memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dan kecangggihan
yang lebih rendah daripada puskesmas sehingga dalam kenyataannya pemanfaatan
puskesmas pembantu ini juga masih sangat rendah.
50Wawancara, Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Muara Kulam, 20 Februari 2019. 51
Wawancara, Kepala Desa Sosokan di Kecamatan Ulu Rawas, 20 Februari 2019.
49
Wawancara dengan Bapak Kosim yang berprofesi sebagai Badan
Pemerintah Desa mengatakan:
Memang di Kecamatan Ulu Rawas hanya terdapat satu Puskesmas untuk tujuh desa, ini yang membuat kendala bagi kami untuk berobat ke puskesmas. Walaupun di setiap desa di sediakan “Rumah Bidan” tetapi itu terkadang tidak bisa menfasilitasi kami dengan maksimal, karena terbatasnya alat kesehatan dan obat yang disediakan di rumah bidan
tersebut.52
Selanjutnya wawancara dengan Kepala Desa Kuto Tanjung yaitu Bapak
Ahmad Sukri yang mengatakan:
Di Kecamatan Ulu Rawas memang hanya terdapat satu puskesmas untuk
tujuh desa, akan tetapi dengan kurangnya pustu atau klinik-klinik di setiap
desa, seharusnya dengan adanya rumah bidan itu harus bisa memfasilitasi
dengan maksimal yang di butuhkan masyarakat.53
Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpukan bahwa seharusnya pihak
pemerintah menyediakan satu Puskesmas Pembantu (Pustu) minimal dua desa,
sehingga memudahkan bagi warga yang berada di daerah terpencil dapat
menikmati layanan berobat gratis. Hal ini di karenakan jauhnya jarak desa terakhir
dengan puskesmas.
3. Kurangnya Penyuluhan Pemerintah Mengenai Pentingnya Berobat di
Puskesmas
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang
diperutukkan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan. Tujuan kegiatan
52Wawancara, Penyuluhan Badan Pemerintah Desa (BPD) Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu
Rawas, 20 Februari 2019. 53
Wawancara, Kepala desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 20 Februari 2019.
50
penyuluhan kesehatan yaitu untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara
mempengaruhi prilaku masyarakat baik itu secra individu ataupun kelompok
dengan menyampaikan pesan.
Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar sehingga harapannya
dengan adanya penyuluhan kesehatan dapat membuat masyarakat lebih sadar akan
pentingnya pola kehidupan yang sehat. Sasaran penyuluhan kesehatan yaitu
mencakup individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan
pada individu biasanya di lakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu,
keluarga binaan dan masyarakat binaan. Materi atau pesan yang di sampaikan
dalam penyuluhan kesehatan biasanya di sesuaikan dengan kebutuhan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sehingga materi atau pesan dapat dirasakan langsung manfaatnya untuk
menyampaikan pesan atau materi penyuluhan kesehatan biasanya bahasa yang
digunakan ialah bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran atau objek penyuluhan kesehatan. Media merupakan salah
satu sarana yang penting dalam penyuluhan kesehatan. Media yang biasanya
digunakan dalam penyuluhan kesehatan seperti media cetak, media elektronik,
dan media luar ruang.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis bahwa pemerintah
melakukan penyuluhan kesehatan hanya 2 kali dalam satu tahun. Hal ini sesuai
51
dengan wawancara Sekdes Desa Napallicin yaitu, Bapak Suhardani yang
Mengatakan:
Pihak pemerintah dan petugas kesehatan kurang melakukan sosialisasi di
setiap desa hal ini juga menghambat masayarakat kurang berminatnya
berobat di puskesmas tersebut.54
Selanjutnya wawancara dengan Kepala Desa Napallicin yaitu Bapak
Mulya yang mengatakan:
Memang sosialisasi yang kami dapatkan kurang, hal ini di sebabkan
karena jarak tempuh kesuatu desa tersebut jauh, jalan buruk dan rawan
kejahatan di jalan.55
Dengan demikian, berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas,
maka pelaksanaan Program Berobat Gratis di Kecamatan Ulu Rawas sudah
berjalan dengan baik akan tetapi masih terdapat beberapa kendala yang membuat
sebagian masyarakat belum bisa menikmati layanan Program Berobat Gratis.
B. Kendala-kendala Yang Dihadapi Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas
Untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Dalam Program
Berobat Gratis
Program Berobat Gratis yang diharapkan dapat membantu masyarakat
miskin untuk memperoleh kesehatan sebagaimana mestinya dalam hal ini
mencakup upaya lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat Kecamatan Ulu Rawas, menyiapkan masyarakat dalam menghadapi
54Wawancara, Seketaris Desa (Sekdes) Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas, 01 Maret 2019. 55
Wawancara, Kepala Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 01 Maret 2019.
52
masalah-masalah sarana dan tenaga kesehatan yang menjadi hambatan dalam
mensosialisasikan Program Berobat Gratis, maka pemerintah harus bisa dan dapat
merespon secara cepat apa yang menjadi masalah inti dari lambatnya berjalan
Program Berobat Gratis ini yaitu dengan mendirikan tempat layanan kesehatan
atau puskesmas di tiap-tiap daerah Kecamatan Ulu Rawas seperti di Desa-desa
sehingga Progaram Berobat Gratis ini dapat menjangkau di setiap masyarakat Ulu
Rawas.
Selama ini petugas kesehatan telah di bantu oleh Pemerintah Kecamatan
Ulu Rawas dalam mensosialisasikan Program Berobat Gratis bagi masyarakat
miskin dimana yang belum terjangkau ke polosok desa sehingga pemerataan itu
belum dapat di rasakan oleh masyarakat Kecamatan Ulu Rawas.
Wawancara dengan petugas kesehatan di Kecamatan Ulu Rawas yaitu
seorang Bidan yang bernama Ibu Esi Purnama sari. AM. Keb mengatakan :
Layanan kesehatan Berobat Gratis bagi masyarakat di Kecamatan Ulu Rawas yaitu pelayanan medis dasar seperti sakit demam, batuk, pilek dan diare, serta penyakit lain maka di dirikan untuk mereka layanan posyandu, pelayanan kesehatan lingkungan. Layanan seperti ini harus mendapatkan dukungan dari masyarakat sehingga dapat terwujud program yang telah di
cananagkan pemerintah tentang Berobat Gratis.56
Masih wawancara dengan petugas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Ulu
Rawas yaitu seorang Bidan yang bernama Esi Purnama Sari, AM.Keb yang
mengatakan:
Untuk itu, langkah untuk mendirikan di setiap desa serta sosialisasi
tentang Program Berobat Gratis bagi masyarakat miskin yang dilakukan
2019.
56Wawancara, Bidan Petugas Kesehatan Desa kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 09 Maret
53
Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas merupakan salah satu langkah yang tepat dalam membantu petugas kesehatan seperti saya dalam memberikan pelayanan dan pengetahuan tentang Berobat Gratis masyarakat miskin secara bersinambungan, untuk mencapai tujuan pemerintah tentang Program Berobat Gratis sebagaimana yang di rencanakan dinas kesehatan
untuk tahun 2019 ini.57
Berdasarkan wawancara diatas dapat di ketahui bahwa bukan sekedar
langkah sosialisasi saja yang harus di lakukan pemerintah untuk dapat melakukan
Program Berobat Gratis bagi masyarakat tapi juga dengan mendirikan tempat
pelayanan di setiap desa-desa yang ada di Kecamatan Ulu Rawas serta sarana dan
prasarana yang belum memadai dan tenaga kesehatan yang masih kurang yang
merupakan hambatan petugas kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan
bagi masyarakat, ini merupakan salah satu langkah yang tepat dalam membantu
petugas kesehatan dalam melakukan tugasnya dan memelihara kesehatan
masyarakat secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan Program Berobat
Gratis sebagaimana yang direncanakan Dinas Kesehatan untuk Tahun 2019.
Wawancara dengan Lurah Muara Kulam, yaitu Ibu Maryam, S.IP yang
mengatakan:
Kesempatan yang saya anggap tepat untuk menjalankan Program Berobat Gratis bagi masyarakat serta mensosialisasikan adanya program ini bagi masyarakat adalah melalui pendekatan dengan masyarakat dan hal ini dapat membantu petugas kesehatan di Muara Kulam untuk menjadikan
Program Berobat Gratis ini secara dini dan maksimal.58
Kesehatan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia secara lebih
baik dan bermanfaat. Melalui kesehatan masyarakat yang terpenuhi, maka
kesejahteraan secara lahirpun tercipta.
2019
57Wawancara, Bidan Petugas Kesehatan Desa kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 09 Maret
58
Wawancara, Lurah Kelurahan Muara kulam Kec. Ulu Rawas, 09 Mei 2019.
54
Wawancara dengan Bapak Zainudin yang berprofesi sebagai Wiraswasta
yang mengatakan:
Pemerintah Kelurahan Muara Kulam juga mengadakan penyuluhan tentang Program Berobat Gratis dengan petugas Kesehatan di Kelurahan Muara Kulam ini. Tujuannya untuk meberikan arahan dan bimbingan tentang Berobat Gratis. Upaya ini diharapkan bisa menjangkau disetiap lapisan masyarakat yang ada di Muara Kulam serta di harapkan mampu memotivasi mereka untuk dapat menggunakan layanan Berobat Gratis ini
untuk masa yang akan datang.59
dalam konteks ini, sosialisasi berarti suatu proses pengembangan dan
penuntut kecerdasan manusia untuk kematangan dan derajat yang berbeda.
Pembinaan tersebut diwujudkan Pemerintahan Kecamatan dengan mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat tentang Program Berobat Gratis.
Wawancara dengan petugas kesehatan di Kelurahan Muara Kulam yaitu
seorang Bidan yang bernama ibu Anis Rawati, S.Tr.Keb yang mengatakan:
Upaya Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas sangat di harapkan dalam
membantu kerja petugas kesehatan dalam menjadikan Kecamatan ini
menjadi Kecamatan yang menjalankan Program Berobat Gratis secara
merata kepada seluruh lapisan masyarakat miskin Departemen Kesehatan
telah merumuskan visi yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
dengan misi membuat rakyat sehat yang akan di capai melalui starategi : 1)
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, 2)
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan untuk berkualitas, 3)
Meningkatkan sistem surveiland, Monitoring dan informasi kesehatan, dan 4) Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
60
Berdasarkan wawancara dengan petugas kesehatan di atas dapat dipahami
bahwa peran serta Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas sangat penting dalam
membantu kerja petugas kesehatan dalam menjadikan Kecamatan ini menjadi
59Wawancara, Wiraswasta Kelurahan Muara Kulam Kec. Ulu Rawas, 09 Mei 2019. 60
Wawancara, Bidan Petugas Kesehatan Kelurahan Muara Kulam kec. Ulu Rawas, 09 Mei 2019.
55
Kecamatan yang sehat. Memang telah merumuskan visi yaitu masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat yang akan di capai
melalui starategi:
a) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat,
b) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan untuk berkualitas,
c) Meningkatkan sistem surveiland, Monitoring dan informasi kesehatan, dan
d) Meningkatkan pembiayaan kesehatan
Wujud dari upaya Pemerintahan di setiap Desa dalam mensosialisasikan
Program Berobat Gratis berupa penyuluhan kepada masyarakat tentang Program
Berobat Gratis.
Masih wawancara dengan petugas kesehatan di Kecamatan Ulu Rawas
yaitu seorang Ibu Bidan Anis Rawati, S.Tr.Keb yang mengatakan:
Oleh karena itu maka dalam pengembangannya di perlukan langkah- langkah edukatif, yaitu upaya mendampingi (Menfaslitasi) masyarakat Kecamatan Ulu Rawas untuk dapat menikmati semua layanan kesehatan dalam Program Berobat Gratis yang telah dicanangkan oleh Pemerintah
yang selama ini menjadi pemasalah di wilayah Ulu Rawas.61
Dalam hal ini, petugas kesehatan dengan dibantu pemerintah Kecamatan
ataupun desa dalam pengembangannya memerlukan langkah-langkah edukatif,
yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat Ulu Rawas untuk
menikmati Program Berobat Gratis di wilayahnya dan bagaimana proses
menjalankannya. Hal ini yang telah di lakukan Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas
dalam pembicaraan-pembicaraan di awal bagian ini.
61
Wawancara, Bidan Petugas Kesehatan Kelurahan Muara Kulam kec. Ulu Rawas, 09
Mei 2019.
56
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kendala bagi Pemerintah
Kecamatan Ulu Rawas untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat adalah
kurangnya tenaga layanan kesehatan di beberapa desa, sehingga cukup sulit
menjalankan Program Berobat Gratis di tempat yang belum adanya tenaga
layanan masyarakat seperti di Desa Senawar yang tenaga kesehatannya belum ada
untuk saat ini. Dengan kurangnya tenaga kesehatan yang ada, maka menjadi
hambatan bagi pemerintah untuk mendirikan puskesmas pembantu disetiap desa.
C. Upaya Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas Untuk Meningkatkan
Kualitas Kesehatan Masyarakat dalam Program Berobat Gratis.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam sistem kesehatan nasional
adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bermutu, merata, dan
terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta tersedianya pelayanan
kesehatan tidak semata-mata berada ditangan pemerintah melainkan mengikut
sertakan besar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat.
Pelayanan kesehatan sebagai hak masyarakat tercantum dalam Konstitusi
UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan pasal 24 ayat (3) yang menempatkan status
sehat dan pelayanan kesehatan merupakan hak masyarakat/warga negara.
Fenomena ini merupakan salah satu contoh keberhasilan pemerintah republik ini
dalam kebijakan politik dibidang kesehatan, yang menuntut pemerintah maupun
masyarakat untuk melakukan upaya kesehatan secara tersusun, merata dan
menyeluruh pada setiap lapisan masyarakat.
57
Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi semua orang.
Untuk itu kebutuhan terhadap pemeliharaan kesehatan merupakan tanggang jawab
semua orang, terlebih lagi pemerintah, dalam hal ini pemerintah Kecamatan.
Demikian pula dalam halnya Pemerintah Kecamatan Ulu Rawas yang memiliki
tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Dengan
upaya ini, diharapkan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga
dan memelihara kesehatan diri dan keluarganya.
Dalam Undang-undang kesehatan diatas dapat disimpulkan bahwa
pemerintah bertugas dan bertanggung jawab mengatur, membina, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan, menyelenggarakan upaya kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat, peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial
sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap terjamin
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dalam hal ini maka pemerintah Ulu Rawas bertugas dan bertaggung jawab
serta berupaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sesuai dengan
Undang-undang yang berlaku.
Sehubungan dengan hal itu, maka upaya pemerintah Kecamatan Ulu
Rawas untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dalam program berobat
gratis adalah:
1. Melakukan sosialisasi Kesehatan
58
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama di Kecamatan
Ulu Rawas dalam hal ini pemerintah sangat berperan untuk mensejahterakan
kesehatan masyarakatnya agar masyarakat mengerti betapa pentingnya kesehatan
itu. Dengan demikian pemerintah Kecamatan Ulu Rawas harus mengambil
langkah dan tindakan secara matang bagaimana upaya meningkatakan kesehatan
rakyat itu, salah satu upaya pemerintah Kecamatan Ulu Rawas untuk
meningkatkan kesehatan adalah dengan cara meningkatkan sosialisasi kesehatan
bagi masyarakat ke setiap desa-desa yang ada di Kecamatan Ulu Rawas.
Sosialisasi adalah merupakan upaya pemerintah untuk mendekatkan secara
langsung pada masyarakat dan memberikan penjelasan yang detail untuk
masyarakat memahami pentingnya kesehatan serta memanfaatkan sarana dan
tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Ulu Rawas, dengan adanya upaya
pemerintahan mensosialisasikan kesehatan dengan jadwal yang rutin, maka akan
berdampak kepada masyarakat yang sadar akan kesehatan baik itu kesehatan pada
diri, keluarga dan lingkungan sekitar mereka.
Berdasarkan observasi yang di lakukan untuk sosialisasi hanya di lakukan
apabila ada pengawai dari pemerintah kota yang akan berkunjung ke Kecamatan
Ulu Rawas atau ketika awal-awal tahun. Sebaiknya sosialisasi kesehatan untuk
Program Berobat Gratis dibuat jadwal secara rutin sehingga dapat membua fikiran
masyarakat atau dapat mengetahui bagaimana prosedur Berobat Gratis yang di
adakan oleh pemerintah tersebut.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala UPT puskesmas
Kecamatan Ulu Rawas, yaitu Ns. Neli Haryati, S.Kep yang mengatakan :
59
Sosialisasi mengatakan media yang tepat untuk memberikan pemahaman
pada masyarakat pentingnya kesehatan, dan kesempatan yang saya anggap
tepat untuk mengsosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan bagi
masyarakat didusun-dusun terpencil adalah melalui kunjungan kerumah
warga yang sedang mendapat cobaan dari Allah SWT seperti sakit.
Melalui hal ini, maka saya memberikan arahan dan sarah untuk
memanfaatkan sarana dan petugas kesehatan yang ada di Kecamatan Ulu Rawas.
62
Selanjutnya wawancara denga masyarakat Desa Kuto Tanjung Merupakan
salah satu desa yang paling ujung di Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi
Rawas Utara yaitu, Bapak Asnawi yang berprofesi sebagai petani karet yang
mengatakan:
“Pihak pemerintah Kecamatan Ulu Rawas pernah melakukan sosialisasi
kesehatan untuk Program Berobat Gratis. Akan tetapi hanya sekali-kali misalkan
dua kali dalam satu tahun.”63
Wawancara dengan salah satu masyarakat lainnya di Desa Kuto Tanjung,
yaitu Bapak Endang yang berpropesi sebagai pedagang yang mengatakan:
“Iya memang pemerintah disini kurang mengadakan sosialisasi kesehatan
Program Berobat Gratis ke desa-desa kami.”64
Selanjutnya wawancara lagi dengan Kepala Desa Kuto Tanjung yaitu
Bapak Ahmad Sukri yang mengatakan:
Pihak pemerintah Kecamatan Ulu Rawas dan tenaga kesehatannya
memang jarang datang ke desa kami untuk melakukan sosialisasi. Akan
tetapi walaupun kurangnnya perhatian pihak pemerintah, saya selaku
62Wawancara, Kepala UPT Puskesmas Kec. Ulu Rawas, 01 Maret 2019. 63Wawancara, Petani Karet Desa Kuto Tanjung Kec Ulu Rawas, 01 Maret 2019. 64
Wawancara, Pedagang Toko Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 01 Maret 2019.
60
Kepala Desa selalu mengingatkan kepada warga yang lagi sakit untuk berobat ke puskesmas.
65
Wawancara dengan Pak Wahidin, S.Pd merupakan guru SDN Kuto
Tanjung yang mengatakan:
Desa Kuto Tanjung sangat perlu pengarahan kepada warga tentang
pentingnya kesehatan dan memanfaatkan petugas kesehatan yang ada di
Desa Kuto Tanjung untuk berobat bila mengalami sakit.66
Berdasarkan wawancara dan observasi, maka penulis menyimpulkan
bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan yaitu salah
satunya dengan cara menggalakkan sosialisasi ke desa-desa khususnya desa yang
paling ujung ataupun kerumah masyarakat dengan jadwal yang telah disusun,
sehingga sosialisasi tidak hanya berlangsung dua kali dalam satu tahun akan tetapi
berkelanjutan.
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Puskesmas yang Merata di Kecamatan
Ulu Rawas
Kecamatan Ulu Rawas merupakan Kecamatan yang baru dimekarkan pada
Tahun 2002 jadi Pembangunan Kecamatan Ulu Rawas belum begitu pesat masih
dalam tahap perkembangan, dalam hal ini pembangunan menjadi mayoritas utama
pemerintah untuk memajukan Kecamatan Ulu Rawas.
Memajukan suatu wilayah itu tanggung jawab bersama baik itu
Pemerintahan maupun warga setempat, mereka sama-sama mempunyai peran
penting untuk memajukan daerahnya. Namun dalam hal ini pemerintahlah yang
65Wawancara, Kepala desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 01 Maret 2019. 66
Wawancara, Guru PNS SDN Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 01 Maret 2019.
61
sangat berperan penting untuk memajukan suatu wilayah dan mensejahterakan
masyarakat. Dimana untuk mewujudkan semua itu pemerintah harus siap dalam
melihat apa yang ada di daerah Ulu Rawas sehingga dengan cepat akan
mewujudnya masyarakat yang paham tentang program yang ada.
Di Kecamatan Ulu Rawas sarana dan prasarana kesehatan yang di
sediakan oleh pemerintah belum merata, karena di dalam Kecamatan Ulu Rawas
hanya terdapat satu puskesmas yaitu di Kelurahan Muara Kulam. Dengan
demikian untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat hendaknya
pemerintah mengembangkan rumah bidan menjadi pustu (puskesmas pembantu)
di setiap desa sehingga dapat membuat antusias kepada masyarakat untuk berobat
di puskesmas ataupun puskesmas pembantu.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yaitu
Ibu Hawati yang berprofesi Ibu rumah tangga yang mengatakan:
“Iya kami sebagai masyarakat yang tinggal di daerah yang paling ujung,
merasa sangat senang sekali jika pemerintah Kecamatan Ulu Rawas juga
menyediakan puskesmas pembantu di desa kami ini.”67
Wawancara dengan masyarakat Desa Kuto Tanjung yaitu, Bapak Hasan
yang berprofesi sebagai Petani Karet desa Kuto Tanjung yang mengatakan:
Dari dulu kami sangat meginginkan sekali didirikannya puskesmas
pembantu di desa ini karena kami sangat merasa kesulitan untuk berobat,
karena di desa ini hanya ada rumah bidan saja, dan tenaga kesehatan yang
ada di desa kami pun hanya, 1 orang. Jadi jika ada yang sakit kami
terkadang memakai obat-obatan seadanya saja di karenakan jarak desa
67
Wawancara, Petani Karet Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 20 Maret 2019.
62
kami dengan puskesmas yang ada di Muara Kulam memerlukan waktu 2 jam untuk sampai di puskesmas tersebut.
68
Wawancara dengan Kepala Desa Kuto tanjung Bapak Ahmad Sukri yang
mengatakan:
“Kami berharap semoga pemerintah segara mendirikan Puskesmas
Pembantu (Pustu) di desa kami”.69
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas maka salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yaitu dengan meningkatkan
sarana prasarana kesehatan, mendirikan pustu di setiap desa.
3. Meningkatkan Pelayanan dan Tenaga Kesehatan
Dalam pola pembinaan masyarakat, maka salah satu cara yang utama
adalah memberikan teladan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Karena dengan memberikan contoh dan teladan yang baik kepada
masyarakat dalam lingkungan keluarga, maka masyarakat akan selalu mencontoh
sikap dan prilaku pemimpinnya.
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh bapak Syarkowi salah satu
menjabat Muara Kulam yaitu sebagai Kepala Lingkungan (KALING) 3 (Tiga)
yang mengatakan:
Saya sebagai Pemerintah Kelurahan Muara Kulam adalah orang yang jadi
panutan bagi masyarakat. Perkataan, perbuatan yang di lihat atau dengar
masyarakat akan masuk ke dalam fikiran mereka. Untuk itu saya dan
bawahan saya berusaha memberikan contoh yang terbaik yang bisa kami
berikan, termasuk dalam masa menjaga kesehatan serta mendatangi
68Wawancara, Petani karet Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 20 Maret 2019. 69
Wawancara, Kepala Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas, 20 Maret 2019.
63
puskesmas untuk berobat karna untuk biaya pengobatannya sudah di bebaskan untuk masyarkat miskin.
70
Pengamatan di lapangan bahwa Pemerintah Kecamatan nampak bersikap
menghimbau masyarakat dengan mengatakan bahwa sekarang telah adanya
Program Berobat Gratis bagi rakyat miskin. Pada Program Berobat Gratis yang
telah direncanakan seperti di kantor Kecamatan, di kantor Kelurahan/Desa atau di
gedung sekolah, maka masyarakat tetap di beri kesadaran untuk dapat merasakan
Program Berobat Gratis yang telah di rencanakan oleh Pemerintah Kecamatan
serta dapat menikmatinya.71
Pencerahan tentang program ini di harapkan dapat berjalan serta kesadaran
dalam menjalankan Program Berobat gratis merupakan kebiasaan yang cukup di
yakini keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membimbing masyarakat.
Wawancara dengan Lurah Muara Kulam, yaitu Ibu Maryam, S.IP
mengatakan:
Dalam menjalankan program Berobat Gratis bagi kesehatan masyarakat
tidak cukup dengan perkataan saja, namun juga melalui prilaku agar bisa
di contoh oleh masyarakat Kelurahan Muara Kulam. Untuk itu di saat
mengajak masyarakat untuk dapat menikmati Berobat Gratis serta dapat
memberikan laporan kepada pemerintah apabila terdapat petugas
kesehatan yang berupaya mengambil biaya dalam Program Berobat Gratis
ini yang masih berjalan maka akan di tegur ataupun diberikan sanksi bagi
mereka yang melakukannya, maka saya daan pejabat Kelurahan lainnya
akan berupaya mengawasi serta menjalankan Program Berobat Gratis
sebaik-baiknya sehingga tidak adanya penyelewengan di dalam program
ini.72
70
Wawancara, Ketua Kepala Lingkungan (KALLING) Kelurahan Muara Kulam Kec. Ulu
Rawas, 20 Maret 2019. 71Observasi Kec. Ulu Rawas, 20 Maret 2019. 72
Wawancara, Lurah Kelurahan Muara Kulam Kec. Ulu Rawas, 10 April 2019.
64
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, maka dapat di
ambil suatu pemahaman bahwa prilaku merupakan salah satu masalah yang
berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat, untuk itu memberi contoh yang
nyata kepada masyarakat di harapkan mampu memberikan kesadaran yang tingi
mengenai program ini.
Wawancara dengan salah satu masyarakat Kelurahan Muara Kulam, yaitu
Bapak Mutra Bain yang berpropesi sebagai Tukang (Pertukangan) yang
mengatakan:
Selama ini memang Pemerintah Kelurahan Muara Kulam telah memberikan masukan pada masyarakat tentang Program Berobat Gratis dengan mendatangi puskesmas yang ada di Kecamatan ataupun di Kelurahan dan memperhatikan pentingnya kesehatan bagi masyarakat. Kami sebagai masyarakat sangat senag melihat apa yang telah di berikan Pemerintah Kecamatan sehubungan dengan Program Berobat Gratis yang
sedang berjalan di setiap Desa di Kecamatan Ulu Rawas.73
Wawancara denga salah satu masyarakat Desa Sosokan, yaitu Bapak Dawi
yang berpropesi sebagai petani yang mengatakan:
Memang untuk mensosialisasikan pentingnya Program Berobat Gratis bagi
masyarakat maka Pemerintah Desa Sosokan terlebi dahulu harus
memberikan contoh nyata bagaimana hal itu di lakukan dengan baik dan
benar seperti memberikan pengertian yang benar tentang berobat gratis
kepada masyarakat kami. Karna program ini sangat berguna sekali bagi
masyarkat yang sebagian dari kami merupakan masyarakat kurang mampu
sehingga Program Brobat Gratis di desa Sosokan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
74
Berdasarkan wawancara dan pengamatan di atas maka dapat di pahami
pentingnya kesadaran masyarakat untuk dapat menikmati Program Berobat Gratis
2019.
73Wawancara, Tukang (Pertukangan) Kelurahan Muara Kulam Kec. Ulu Rawas, 10 April
74
Wawancara, Petani Karet Desa Sosokan Kec. Ulu Rawas, 10 April 2019.
65
bagi masyarakat Miskin tidak cukup dengan perkataan saja, namun juga melalui
prilaku pemerintah agar dapat di contohkan oleh seluruh masyarakat Kecamatan
Ulu Rawas.
4. Menjalankan Secara Bertahap Program Berobat Gratis
Sebagaimana yang pernah disinggung pembicaraan sebelum bahwa
kesulitan masyarakat dalam Kecamatan Ulu Rawas dalam program Berobat Gratis
adalah karena kurangnya sarana dan tenaga kesehatan serta pengetahuan
masyarakat yang rendah tentang apa yang di maksud dengan Program Berobat
Gratis itu sendiri bahkan ada yang menganggap masih memerlukan biaya untuk
berobat sehingga pemerintah perlu memberikan arti dari Program Berobat Gratis
itu kepada masyarakat:
Wawancara dengan Kepala desa Napallicin yaitu, Bapak Mulya yang
mengatakan:
Agar upaya mengsosialisasikan Program Berobat Gratis ini terdapat menyentuh semua lapisan masyarakat kecil dan merubah pola pemikiran masyarakat, tentang biaya berobat bagi masyarakat miskin maka Pemerintah Desa Napallicin juga bekerjasama dengan petugas kesehatan atau bidan desa untuk memberikan pencerahan tentang Berobat gratis bagi
masyarakat.75
Wawancara dengan salah satu masyarakat Desa Napallicin, yaitu Bapak
Anhar Munandar, S.pd yang berpropesi sebagai Guru PNS yang mengatakan:
Memang saat ini jika ingin berobat, maka telah ada kemudahan yang
memberikan bidan desa, hal ini di karenakan Pemerintah Desa Napallicin
bekerjasama dengan petugas kesehatan atau bidan desa tentang Program
Berobat Gratis bagi masyarakat miskin. Dengan langkah-langkah yang
75
Wawancara, Kepala desa Napallicin Kec. Ulu Rawas, 10 April 2019.
66
dilakukan Pemerintah Desa Napallicin di harapkan masyarakat bisa menyadari adanya Program Berobat Gratis bagi masyarakat miskin.
76
Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat di ketahui bahwa agar upaya
terus mensosialisasikan tentang Program Berobat Gratis bagi masyarakat miskin
dapat menyentuh dapat merubah pola pemikiran masyarakat, maka Pemerintah
Desa Napallicin telah bekerjasama dengan petugas kesehatan atau bidan desa
tentang Berobat Gratis. Tindakan ini sangat membantu masyarakat untuk dapat
menikmati Program Berobat Gratis bagi masyarakat miskin akan lebih baik lagi.
76Wawancara, Guru PNS SMAN Muara Kulam Lokal Napallicin Kec. Ulu Rawas, 10
April 2019
67
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dari temuan lapangan dan analisis data
sesuai metode yang telah ditetapkan sebelumnya, mengenai Upaya Pemerintah
Kecamatan Ulu Rawas dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat,
kesimpulannya bahwa:
1. Pelaksanaan Program Berobat Gratis di Kecamatan Ulu Rawas sudah
berjalan, akan tetapi masih ada beberapa hal yang membuat Program Berobat
Gratis tersebut belum terlaksana dengan sangat baik, seperti: Pertama,
kurangnya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh oleh tenaga kesehatan,
Kedua, Kurangnya klinik-klinik atau pustu (puskesmas pembantu) yang ada
di setiap desa sehingga membuat masyarakat enggan pergi ke puskesmas
yang ada di Muara Kulam yang mana perjalanan untuk menuju ke desa
tersebut cukup jauh, Ketiga, kurangnya penyuluhan pemerintah mengenai
pentingnya berobat gratis.
2. Adapun kendala yang dihadapi pemerintah Kecamatan Ulu Rawas untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yaitu kurangnya tenaga
kesehatan dan kurangnya pustu yang ada di setiap desa, yang mana dengan
cukupnya tenaga kesehatan maka dapat bekerja secara bersama-sama untuk
membantu masyarakat meningkatkan kualitas kesehatan dengan Program
Berobat Gratis tersebut.
68
3. Upaya yang dilakukan pemerintah Kecamatan Ulu Rawas untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yaitu: Pertama, meningkatkan
kerja sosialisasi kesehatan, seperti membuat jadwal sosialisasi secara rutin di
setiap desa, Kedua, meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas yang
merata di Kecamatan Ulu Rawas. Ketiga, meningkatkan pelayanan dan
tenaga kesehatan. Keempat, menjalankan secara bertahap program berobat
gratis. Dengan demikian dari upaya yang di lakukan untk pemerintah maka
dapat meneingkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan cara
memanfaatkan Program Berobat gratis.
B. Saran
Saran-saran yang dapat berikan kepada berbagai pihak terkait dengan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kepada pemerintah Kecamatan Ulu Rawas untuk selalu menjalankan
Program Berobat Gratis secara bertahap, meningkatkan sarana dan tenaga
kesehatan masyarakat agar Program Berobat Gratis dapat berjalan dengan
baik untuk masa selanjutnya.
2. Kepada masyarakat Kecamatan Ulu Rawas untuk lebih peduli lagi mengenai
kesehatan, karena dalam raga yang sehat terkadang jiwa yang kuat dimana
bisa mengantarkan kepada kesejahteraan hidup. Pandangan ini perlu di
tanamkan kepada individu.
3. Kepada pihak petugas ksehatan untuk lebih intensif bekerjasama dengan
pemerintah Kecamatan Ulu Rawas dan memberikan layanan kesehatan yang
69
terbaik untuk masyarakat sehingga upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat dapat terwujud dengan apa yang di harapkan.
C. Penutup
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdullilah Kepada Allah SWT yang
telah menganugerahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik dari isinya
maupun dari segi bahasanya. Untuk itu kritikan dan salan yang konsruktif sangat
di harapkan demi menyempurnakan skripsi ini.
Dalam hal ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepad Bapak/Ibu Dosen
yang telah berpartisipasi membimbing menyelesaikan skripsi ini. Jika terdapat
kesalahan terlebih dahulu penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya, akhir kata
penulis mendo’akan semoga kita selalu di lindungi Allah SWT. Aamiin Ya
Robbalalamin.
Jambi, Juli 2019
Penulis,
MERI YUNIAR
SIP. 152014
70
1. Buku DAFTAR PUSTAKA
Alfabeta, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D), Bandung 2013,
Anonim, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Imperial Bakti Utama, 2007),
Fredy Tengker, 2007, Hak Pasien, Mandar Maju: Bandung
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Gaung Persada, 2009),
John Biddulph dan Johstace, Kesehatan Anak: Untuk Perawat, Petugas
Penyuluh Kesehatan dan Bidan Masyarakat (Yogyakarta: Gadjah Madha
University Press, 1999
Kurikulum dan Modul: Pelatihan Di Bidang Polkesdes Dalam
Pengembangan Desa Siaga, (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007),
Linda Ewles Dan Ina Simnett, Promosi Kesehatan: Petunjuk Praktis,
(Yogyakarta:Gadjah Madha University Press, cet. 1, 1994)
Masri Singa Rimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai
(Jakarta: LP3ES, 2006),
Matthew B. Miles dan A. Michael huberman, Analisis Data Kualitatif,
terj. Tjetjep Rohedi Rohid, (Jakarta:UI press, 2007),
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah:Panduan Berbasis
Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan (Jambi: Gaung Persada Press,
2007)
Cipta
Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Sayuti Una, Pedoman Penulis Skripsi, (Jambi:Fakultas Syariah, 2012),
Soekidjo, Notoatmodjo dkk, Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasinya,
(Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 1 2005),
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif Dan Kualitatif R&D, (Bandung:
Alfabeta Cetakan ke 22, 2015),
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
2004
Syaukani HR, Pembaharuan Kabupaten, (Jakarta : Pembaharuan Press,
71
2. Jurnal
Abdurrahman,”Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Bacan Tengah Kabupaten
Halmahera”Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar (2012),
Alfiransi Panandu,”Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pada
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Merangkayu Kecamatan Merangkayu
Kabupaten Kutai Kartanegara,”E-Journal Ilmu Pemerintahan No.
Regen Najoan,”Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesehatan
Lingkungan Di Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa”, Skripsi
Universitas Nusantara Manado (2013). hlm.1.
3. Undang-Undang
Undang-undang No.23Tahun1992 Tentang Kesehatan & Undang-undang
No.29 Tahun 2014 Tentang Praktik Kedokteran “,Visi Media
PP nomor 7 tahun 2005 tentang “Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN)” 2004-2009.
4. Internet
Http.www.jamsos indonesia.com/jamsosda/detail/83,
www.jamsos Indonesia. Com, 2013,
http://kamus bahasa indonesia .org/upaya/mirip#ixzzluLCSrvnV.
http;//.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-
health/2199030 pengertian-kesehatan-menurut-undang-undang/,
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-
pengertian-kesehatan,
http://id.wikipedia.org/wiki/kesehatan,
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-
pengertian-kesehatan,
http://azizatulhamidiyah.blogspot.com/2011/04/kebijakan-kesehatan-
perspektif-islam.html,
72
Pragram Berobat Gratis di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas
73
DATA PRIBADI
CURRICULUM VITAE
Nama : Meri Yuniar
Tempat, Tanggal Lahir : Kuto Tanjung, 09 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : SIP.152014
Alamat : Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatra
Selatan
Nama Orang Tua
Ayah : Zainal
Ibu : Halimah
Email : Meriyuniar1010@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN PENDIDIKAN
2002-2008 SD Negeri Kuto Tanjung
2008-2011 SMP Negeri Muara Kulam
2011-20114 SMA Negeri Muara Kulam
2015-2019 UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi
top related