upaya meningkatkan prestasi belajar matematika melalui...
Post on 26-Apr-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas.
Dimana peneliti secara berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas IV
menerapkan pembelajaran koopertaif tipe TGT dalam mengajar Matematika
pokok bahasan pecahan. Sebelum melakukan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran koopertaif, peneliti melakukan observasi
terlebih dahulu terhadap kelas yang hendak menjadi subjek penelitian guna
menemukan fokus masalah yang akan diangkat. Selanjutnya fokus masalah
tersebut didiskusikan dengan guru kelas, dan setelah didapat masalah yang
sudah sesuai maka peneliti memutuskan untuk menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TGT guna membantu meningkatkan prestasi belajar siswa
terhadap fokusan masalah. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan
penelitian dan menentukan rencana tindakan.
Model Penelitian ini melalui 4 langkah yaitu:
1) Melakukan observasi guna melihat permasalahan yang ada.
2) Melakukan diskusi dengan guru kelas untuk memperoleh permasalahan
yang jelas.
3) Memberikan treatmen atau perlakuan terhadap kelas yang dijadikan subjek
penelitian yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperative tipe TGT.
4) Memberikan tes akhir guna mengetahui peningkatan prestasi belajar yang
signifikan dengan standar KBM sebagai patokannya.
32
3.2 Setting dan Karakteristik Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3
Karangrejo Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, semester II tahun
pelajaran 2011/2012.
3.2.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada semester II tahun pelajaran
2011/2012 ini membutuhkan waktu selama 4 bulan. Kegiatan ini dimulai dari
bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Jadwal pelaksanaan
penilitian disajikan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten WonosoboTahun Pelajaran 2011/2012
No. Jenis KegiatanWaktu
Februari Maret April Mei
1.
Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
a. Penulisan
Proposal
b. Penyusunan
Instrumen
2.
Pelaksanaan
a. Pelaksanaan
siklus I
b. Pelaksanaan
siklus II
c. Analisis
Data
3. Pelaporan
33
Pada tabel jadwal penelitian dapat dilihat jangka waktu penelitian.
Penelitian di SD akan dilakukan pada minggu ke 2 bulan Maret hingga
minggu ke 4 bulan Maret dengan tetap melakukan bimbingan.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3
Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo sebagai kelas yang
akan mengalami perlakuan. Pengambilan subjek penelitian didasarkan atas
observasi yang telah dilakukan dan diskusi dengan guru kelas. Dari
pengamatan dan diskusi dengan guru kelas yang dilakukan maka didapatkan
permasalahan terhadap pembelajaran Matematika di kelas yang menjadi
subjek penelitian.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel ini merupakan variabel yang terkait dengan peserta didik,
guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar,
penyelenggaraan KBM seperti interaksi belajar-mengajar, ketrampilan
bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar peserta didik, serta
implementasi model pembelajaran di kelas dan sebagainya.
Dalam hal ini unsur-unsur tersebut merupakan variabel bebas, yakni
variabel yang mengikat muculnya unsur lain. Unsur-unsur tersebut akan
mempengaruhi ada atau tidaknya peningkatan dalam prestasi belajar peserta
didik. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yakni
penerapan model cooperative learning tipe TGT.
Dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada dan dipadukan dengan
pendekatan yang telah dipilih yakni pembelajaran kooperatif tipe TGT, maka
diharapkan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa
melalui prosedur evaluasi yang telah dibuat.
3.3.2 Variabel Terikat
Unsur-unsur yang tergolong dalam variabel ini adalah kemampuan
peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan, motivasi peserta didik,
34
hasil belajar peserta didik, sikap terhadap pengalaman belajar yang diperoleh
melalui tindakan perbaikan, rasa keingintahuan peserta didik, dan lain-lain.
Unsur-unsur tersebut tersebut merupakan variabel terikat. Variabel
terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebas, atau unsur yang diikat
oleh adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam
penelitian ini merupakan prestasi siswa sebagai hasil setelah dilakukannya
penelitian. Unsur-unsur dalam variabel terikat ini akan mengalami perubahan
baik meningkat ataupun tidak setelah dilakukan perlakuan khusus terhadap
peserta didik. Dalam hal ini yang menjadi fokus peningkatan adalah prestasi
belajar peserta didik. Unsur-unsur lain yang termasuk dalam variabel ini akan
mengikuti perubahan bila prestasi belajar peserta didik berubah.
3.4 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model
Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc
Taggart (Arikunto, Suhardjono, Supardi: 2007). Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi
beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu
spiral yang saling terkait. Adapun model penelitian tindakan kelas
menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini :
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart
35
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri
dari tiga tahap yaitu:
1) Perencanaan (planning)
2) Pelaksanaan dan pengamatan (acting and observasing)
3) Refleksi (reflecting)
Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) kemudian tahap pelaksanaannya hingga tahap relfeksi
sebagai tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun
langkah-langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi
pemahaman khusus terhadap karakteristik pesertsa didik, menyesuaikan materi
dengan permasalahan yang diangkat dan kesesuaiannya dengan pendekatan
yang dijadikan sebagai sarana penyampaian materi. Selanjutnya membuat alat
peraga atau memanfaatkan media belajar yang diperlukan dengan
memperhatikan peserta didik, setelah itu masuk ke dalam tahap penyususnan
rancana kegitan belajar mengajar dan kemudian RPP yang telah disusun
sedemikian rupa diaplikasikan dengan memperhatikan kesesuaian antara
peserta didik, materi, sarana dan prasarana serta alokasi waktu saat mengajar.
Proses memberikan perlakuan dengan melakukan proses kegiatan
belajar mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi tahapan
ini akan sampai pada tahap kurang lebih 6 kali mengajar. Dimana tahap
pertama akan melihat adakah perubahan atau peningkatan sampai masuk ke
tahap dimana peningkatan dapat terlihat dan diukur secara signifikan.
Setiap pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka akan dibuat
adanya evaluasi, untuk mengukur perubahan yang terjadi, apakah ada
peningkatan atau tidak. Evaluasi yang dilakukan diterapkan secara berkala,
yakni adanya kesinambungan antara evaluasi yang pertama dengan yang
selanjutnya agardapat dijadikan perbandingan. Hal ini dilakukan untuk melihat
perubahan yang terjadi sekaligus sebagai bukti dari pembelajaran yang
dilakukan telah memberikan perubahan kepada peserta didik baik berupa
motivasi, prestasi belajar, minat dan daya kreatifitas, dan lain-lain. Bila telah
dilakukan evaluasi dan penerapan pembelajaran telah selesai dilaksanakan
36
maka data yang diperoleh akan dianalisis agar peningkatan yang dimaksudkan
dapat terlihat.
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus I meliputi:
1) Persiapan dengan meminta ijin dari sekolah yang hendak dijadikan
tempat untuk melakukan observasi, wawancara dengan anggota
sekolah, dan mengidentifikasi masalah.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan alat peraga dan media yang mendukung dengan materi ajar
dan kesesuain dengan pendekatan yang digunakan.
4) Pembuatan lembar soal.
5) Pembuatan lembar observasi.
b. Tindakan dan observasi
Tindakan
Pertemuan I
1) Guru memberikan penjelasan mengenai arti pecahan serta jenis-jenis
pecahan.
2) Guru memberi motivasi siswa.
3) Guru membagi kelas ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3-
4 anak.
4) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru terkait tugas
yang akan dikerjakan dalam kelompok.
5) Guru membagikan gambar-gambar bangun datar ke masing-masing
kelompok.
6) Siswa diminta mengerjakan sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru.
7) Setelah selesai mengerjakan masing-masing kelompok diminta
mempresentasikan hasil dari tugas yang sudah dikerjakan.
8) Guru memberikan reward.
9) Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang
telah dilakukan.
37
Pertemuan II
1) Guru memberi motivasi pada siswa;
2) Guru memberi penjelasan mengenai desimal dalam pecahan melalui
media power point.
3) Siswa diminta mengerjakan soal secara individu.
4) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
5) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.
6) Setelah selesai mengerjakan, guru dan siswa membahas hasil
pekerjaan.
7) Guru memberikan reward.
Pertemuan III
1) Guru memberi motivasi siswa.
2) Guru memberi penjelasan mengenai perbandingan pecahan.
3) Guru memberi contoh soal, siswa mengerjakan.
4) Siswa bersama dengan guru membahas contoh soal.
5) Guru membagi kelas ke dalam kelompok.
6) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.
7) Guru memberikan reward.
Observasi
Kegiatan observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai pelaksanaan
tindakan kelas yang telah disiapkan. Penelitian tindakan kelas yang
berkolaborasi dengan guru kelas memberikan ruang yang cukup bagi peneliti
untuk melakukan observasi. Observasi yang dilakukan peneliti tidak lepas dari
bantuan guru kelas, karena penelitian yang dilakukan berkolaborasi dengan
guru kelas. Hal itu dimaksudkan agar murid nyaman terhadap pembelajaran
yang basisnya menggunakan pembelajaran tipe TGT. Data dari observasi
selanjutnya dimasukan dalam lembar observasi yang selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran
selanjutnya.
38
c. Refleksi
Kegiatan refleksi ditujukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan
pembelajaran dari siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil proses
belajar mengajar yang telah dilakukan pada siklus I yang selanjutnya akan
dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian berikutnya. Hasil
yang diperoleh dalam siklus I apabila masih terdapat kekurangan akan
diperbaiki pada siklus II dan hasil yang menunjukkan tingkat perkembangan
akan dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut untuk pedoman dalam
menuju materi berikutnya.
3.4.2 Rencana Tindakan Siklus 2
a. Perencanaan yaitu:
a. Pembuatan RPP
b. Menyiapkan media
c. Pembuatan lembar soal
d. Pembuatan lembar observasi
e. Pembuatan lembar evaluasi
b. Tindakan dan Observasi
Tindakan
Pertemuan I
1) Guru memotivasi siswa;
2) Guru menerangkan mengenai pecahan yang senilai.
3) Guru membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 3-4 orang.
4) Guru membagikan kertas warna yang berisi pecahan ke masing-masing
kelompok sesuai jumlah anggota kelompok.
5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tugas yang akan
dikerjakan dalam kelompok.
6) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.
7) Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.
8) Siswa mendapat bimbingan dari guru dalam menyimpulkan hasil
belajar.
39
9) Guru memberikan reward.
Pertemuan II
1) Guru memotivasi siswa.
2) Guru memberi penjelasan mengenai cara menyederhanakan pecahan.
3) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
4) Siswa diminta mengerjakan tugas yang diberikan.
5) Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.
6) Siswa mendapat bimbingan dari guru dalam menyimpulkan
pembelajaran.
7) Guru memberikan reward.
Pertemuan III
1) Guru memberi motivasi kepada siswa.
2) Guru memberikan contoh soal, siswa mengerjakan.
3) Siswa bersama dengan guru membahas soal yang telah dikerjakan.
4) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
5) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.
6) Guru memberika reward.
7) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama proses belajar mengajar
berlangsung. Tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai
kecocokan model pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan
ini meliputi kegiatan pengamatan sebelum, selama dan setelah proses kegiatan
belajar mengajar dilakukan. Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan
oleh guru lain sebagai guru observer II dan peneliti sebagai observer I.
c. Refleksi
Jika hasil pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan prestasi
belajar terhadap pokok bahasan, maka pembelajaran dapat dikatakan berhasil.
3.5 Intrumen Penelitian
Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran:
40
a. Lembar observasi kegiatan pembelajaran
Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk
mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Lembar
observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,
kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan proses kegiatan belajara
mengajar, serta kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan
pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk
melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
Mengacu pada modifikasi RPP yang didesain mengaacu pada
PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dikolaborasikan dengan cooperative
learning tipe TGT dan substansi materi Matematika pokok bahasan pecahan
kelas IV, kemudian dirancang pembuatan RPP dengan coopertive learning,
maka acuan lembar observasi yang dilakukanpun berdasarkan RPP modifikasi
yang dibuat tersebut. Adapun lembar observasi dapat dilihat pada kisi-kisi
lembar observasi berikut:
41
Tabel 3.2Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru
TahapanKegiatan
Aspek yangDiamati
Indikator
KegiatanAwal
MembukaPelajaran
a. Memberikan salam.b. Memberikan apersepsi.c. Penyampaian tujuan pembelajaran.d. Pemberian motivasi
Kegiataninti
PenyampaianMateri dan
StrategiPembelajaran
a. Menyiapkan alat peraga bangun datarb. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang perlu dicapai.c. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus.Penggunaan
ModelPembelajaran
danPemanfaatan
SumberBelajar
a. Guru menjelaskan materi ajar denganmemanfaatkan media yang telahdisiapkan.
b. Guru memberikan beberapa contoh soaluntuk mengetahui pemahaman siswaterhadap materi yang telah dijelaskan.
c. Guru membagi kelas menjadi beberapakelompok.
d. Guru mengkondisikan kelas ke dalamkegiatan game tournament.
e. Guru membimbing siswa dalammengerjakan tugasnya.
PenilaianHasil Belajar
a.Mengevaluasi hasil belajarb.Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan.c.Pemberian penghargaan atas hasil yang
dicapai siswa.Kegiatan
AkhirMengakhiriPelajaran
a. Pemberian penguatan terhadap materi ajar.b. Melakukan bimbingan dalam penarikan
kesimpulan.c. Pemberian motivasid. Pemberian tindak lanjut
42
Tabel 3.3Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
TahapanKegiatan
Aspek yangDiamati
Indikator
KegiatanAwal
MembukaPelajaran
a. Siswa siap menerima pelajaran.b.Siswa dapat menjawab pertanyaan
apersepsi.c. Siswa memahami tujuanpembelajaran.
Kegiatan inti
PenyampaianMateri dan
StrategiPembelajaran
a. Siswa memperhatikan penjelasanguru.
b. Siswa aktif bertanya tentangmateri ajar yang dijelaskan.
c. Siswa mengerti instruksi tentanglangkah-langkah pembelajarandengan menggunakancooperative learning tipe TGT.
d. Siswa siap melakukan kegiatangame tournament.
PenggunaanCooperative
Learning
a. Siswa melakukan kegiatankelompok.
b. Siswa menyelesaikan tugas yangdiperoleh dalam kelompok.
c. Siswa bekerja sama dan salingmembantu anggota kelompokdalam menyelesaikan tugas yangdiperoleh.
d. Siswa melakukan diskusi bersamaantar anggota kelompok.
Penilaian HasilBelajar
a. Siswa melakukan presentasi hasilbelajar.
b. Siswa mampu menjawab denganbenar pertanyaan yang diajukanguru
c. Siswa mendapatkan reward dariperolahan skor dalampembelajaran yang telahdilakukan.
Kegiatan Akhir MengakhiriPelajaran
a. Siswa mampu menjawab soalyang diberikan secara lisan.
b. Siswa mampu menyimpulkanhasil pembelajaran.
43
b. Lembar Soal Tes Evaluasi
Lembar soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes
evaluasi atau tes formatif hasil setelah dilakukan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif yang diberikan di akhir siklus.
Adapun lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif
penggunaan pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Penjabaran lembar soal tes evaluasi siklus I maupun siklus dapat dilihat
pada kisi-kisi soal dalam tabel berikut:
Tabel 3.4Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus I
KompetensiDasar/StandarKompetensi
IndikatorJumlah
SoalNo.Soal
6. Menggunakanarti pecahan dalampemecahanmasalah.
6.1 Menjelaskanarti pecahan danurutannya
Menuliskan namadan lambangpecahan biasa.
Mengubah pecahanbiasa ke pecahancampuran danpecahan campuranke pecahan biasa.
Menuliskanpecahan dalambentuk desimal.
Membandingkanpecahanberpenyebut samadan tidak sama.
Mengurutkanpecahanberpenyebut samadan tidak sama.
3
6
3
4
4
1.a, b, c
2. a, b, c,d, e, f
3. a,b, c
4. a, b, c,d
5. a, b, c,d
44
Tabel 3.5Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus II
KompetensiDasar/StandarKompetensi
IndikatorJumlah
SoalNo.Soal
6. Menggunakan artipecahan dalampemecahan masalah.
6.2Menyederhanakanberbagai bentukpecahan.
Menentukanpecahan yangsenilai
Melengkapibagian daripecahan yangsenilai
Mengelompokanpecahan yangsenilai
Menyederhanakanpecahan
Mengelompokanpecahan yangpaling sederhana
3
6
3
4
4
1.a, b, c
2. a, b, c,d, e, f
3. a,b, c
4. a, b, c,d
5. a, b, c,d
3.6 Data dan Cara Pengumpulannya
Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan
data yang sesuai dengan penelitian ini. Instrumen yang diperlukan dalam
penelitian tindakan kelas haruslah sejalan dengan prosedur dan langkah-
langkah dalam PTK. Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis
menggunakan cara pengumpulan data dengan teknik tes, dokumentasi, dan
observasi.
a. Teknik Tes
Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengetahuan peserta
didik teknik yang paling tepat digunakan adalah teknis tes. Tes awal pada pra
45
siklus yang dilakukan oleh guru adalah intrumen yang tepat sebagai cara
pengumpulan data, karena melalui hasil tes awal ini maka akan dapat dilihat
sejauh mana perkembangan peserta didik dalam hal intelektualnya.
Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka penulis dapat memulai
memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan observasi sebelumnya.
Perlakuan yang diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
serta diselaraskan dengan model pembelajaran yang digunakan guna
menunjang proses pembelajaran.
Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa yang
bukan merupakan subjek penelitian. Tes ini akan diujicobakan pada responden
yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Krangrejo dengan jumlah 27 siswa. Uji coba
ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes tersebut.
1) Validitas Tes
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana pengukur dapat mengukur apa yang hendak diukur (Kurniawan, 2011:
49). Sependapat dengan hal tersebut Priyanto (2010: 24) mengungkapkan “Uji
validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa
cermat suatu instrument dalam mengukur apa yang inigin diukur”. Sugiyono
(2010: 348) berpendapat bahwa sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan dalam memperoleh data tersebut (mengukur) itu valid.
Didukung dengan pendapat Sambas (2007: 30) bahwa “suatu intrumen
pengukuran dikatakan valid jika intrumen dapat mengukur sesuatu dengan
tepat apa yang hendak diukur”. Arikunto memaparkan bahwa data yang valid
merupakan data evaluasi yang sudah sesuai dengan kenyataan. Menurut
Sugiyono (2010: 373) bahwa N= 27 (N= jumlah siswa dalam kelas uji
validitas), maka batas koefisiennya adalah > 0,381. Batas koofisien tersebut
diperoleh dengan melihat r tabel.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai N = 27, dengan taraf
signifikan 5 % maka batas koofisiennya adalah > 0,381. Validitas tes dapat
dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17 dengan Analyze – Scale –
Reliability Analysis (Priyanto, 2010: 27-30) kemudian untuk melihat hasilnya
46
apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil
penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,381 maka item soal
tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
2) Reliabilitas Tes
Menurut Priyanto (2010: 14) uji reliabilitas yaitu menguji konsistensi
alat ukur, apakah hasil pengukuran tetap sama atau konsisten meskipun diukur
berulangkali. Singarimbun (Kurniawan, 2011: 51) mengungkapkan bahwa
“reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. Batasan untuk menentukan
tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman menurut Sekaran dalam
Priyatno, D (2010: 32) sebagai berikut:∝ < 0,6 : kurang baik∝ = 0,7 : dapat diterima∝ > 0,8 : baik
Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan Software SPSS 17 dengan
Analyze – Scale – Reliability Analysis. Dengan demikian hasil output dari uji
reliabilitas diukur dengan ∝ > 0,6 agar data yang akan digunakan reliabel.
3) Uji Taraf Kesukaran Soal
Tingkat taraf kesukaran soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
sukar dan tidak terlalu mudah (Arikunto, 2009: 207). Oleh karena itu uji taraf
kesukaran soal diperlukan untuk melihat tingkat kesukaran soal yang akan
dijadikan sebagai soal tes dari akhir pembelajaran agar nilai dari hasil tes
tersebut dapat dikatakan sesuai dengan kriteria yang ditentukan yakni dengan
kriteria soal yang baik pula. Adapun mengenai kriteria yang digunakan
sebagai penentu kriteria soal menurut Sudjana (2011) adalah makin kecil
indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar
indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran
soal tersebut adalah sebagai berikut:
47
0 – 0,30 = Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = Soal kategori mudah
Adapun cara melakukan analisis untuk menguji tingkat kesukaran soal
menurut Arikunto (2009: 208) adalah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
P =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran soal untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar setiap butir soal
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
b. Dokumentasi
Pada instrumen ini, diberlakukan upaya untuk mencari sumber
sebanyak-banyaknya yang difungsikan sebagai penunjang dari penelitian.
Dokumentasi digunakan sebagai alat ukur dalam perkembangan penelitian
selanjutnya. Bermula dari bagaimana keadaan peserta didik, situasi belajar,
sarana dan prasarananya sampai keadaan lingkungan di sekitar sekolah
tersebut.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk menilai jalannya pembelajaran sehingga
hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut (Arikunto, 2010: 272). Sugiyono
(2010: 203) juga berpendapat bahwa observasi dilakukan guna memberikan
penilaian yang berkenaan dengan tingkah laku manusia, proses kerja, dan
gejala-gejala alam, namun Sugiyono menambahkan observasi ini dapat
dilakukan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam hal ini,
observasi dapat dilakukan pada SD Negeri 3 Karangrejo karena jumlah
responden tidaklah terlalu besar sesuai dengan pendapat yang telah dipaparkan
oleh Sugiyono. Adapun penilaian yang diberikan dalam observasi yang akan
digunakan yakni dengan skala Likert. Sugiyono (2010: 134) memaparkan
48
bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang terhadap keadaan tertentu. Keadaan ini dapat diartikan dengan
proses pembelajaran, jadi penilaian yang diberikan berfokus pada aspek dalam
pembelajaran.
Aspek dalam pembelajaran ini dijabarkan ke dalam pengamatan yang
dilakukan terhadap siswa untuk menggambarkan keseuaian model
pembelajaran dengan karakteristik siswa dan guru untuk menggambarkan
model pembelajaran dapat digunakan dengan mudah sehingga dapat
membantu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sugiyono (2010: 134-
135) juga menambahkan dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian instrumen tersebut dijadikan
titik tolak dalam menyusun item-item instrumen. Item-item tersebut dapat
berupa pernyataan ataupun pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif,
maka tiap butir jawaban dapat diberi skor, misalnya:
Kriteria:
1) Sangat Baik
2) Baik
3) Cukup Baik
4) Baik
Skor:
4
3
2
1
3.7 Validasi Data
Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini valid, digunakan dua
cara,yaitu data yang berbentuk angka/data kuantitatif yang berupa nilai
formatif siswa, kami siapkan instrumennya. Sedangkan untuk data kualitatif
yang berupa observasi, peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu
melalui kolaborasi dengan guru kelas.
3.8 Indikator Kinerja
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan
adanya perubahan ke arah perbaikan dari prestasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Indikator tersebut adalah:
49
1) Guru tampil mengelola kelas dalam proses pembelajaran Matematika
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2) Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik dalam
lembar observasi.
3) Rata-rata kelas berdasarkan nilai tes siswa meningkat dari siklus I ke
siklus II.
4) Melalui tes formatif pada akhir siklus II 80 % siswa kelas IV SD Negeri 3
Karangrejo kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo mengalami
ketuntasan belajar dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan
pecahan.
3.9 Analisis/Intepretasi Data Penelitian
Analisis data adalah menelaah hasil pengamatan yang dilakukan untuk
menguji rancangan perencanaan program, monitoring penelitian pada setiap
refleksi penelitian tindakan kelas, dan masing-masing analisis akan dipaparkan
melalui tabel sebagai laporan penelitian. Adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif untuk
data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah
siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif
dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data hasil penelitian yang
tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar (tes formatif/tes evaluasi)
dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan
belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor
minimal 60 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 60 ini
jumahnya sekitar 80% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung
dengan menggunakan rumus : Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung
ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
top related