universitas negeri semarang, sekaran-gunungpati, semarang
Post on 16-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK BERBASIS INK (INOVATIF-KREATIF)
PADA KOMUNITAS KARDUS
Nadya Efriyani1
Riza Istiqomah2Dwi Mariana Ulfa
3 Choirun Nisa
4 Ismiyati
5
Universitas Negeri Semarang, Sekaran-Gunungpati, Semarang 50299 Indonesia
ABSTRAK
Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia semakin lama semakin meningkat, adanya
peningkatan kuantitas sampah terutama plastik di Kota Kudus khususnya di Desa Loram Wetan
ini akan menjadi masalah serius bila tidak dicari penyelesaiannya.Dari munculnya permasalahan
tersebut, sangat diperlukan adanya pengolahan dari sampah yang ada agar menjadi barang
berdaya guna dan dapat mengurangi peningkatan limbah plastik.Tujuan dari kegiatan ini adalah
memberikan keterampilan dan kemampuan dalam mengoptimalkan sampah plastik menjadi
barang yang berguna dan bernilai jual dengan sasaran utama anggota PKK Desa Loram
Wetan.Metode yang digunakan adalah pelatihan interaktif dengan tahapan pemberdayaan
masyarakat, analisis potensi lokal desa dan sosialisasi program, pemilihan mitra, pembentukan
tim kerja, dan pelatihan masyarakat.Hasil dari pelaksanaan ini adalah meningkatnya keterampilan
dan kemampuan dalam mengoptimalkan sampah plastik menjadi barang yang berguna dan
bernilai jual seperti pengolahan kantong plastik menjadi bunga hiasan, gelas plastik menjadi tas
cantik, plastik bungkus makanan atau produk tertentu menjadi tas, dan botol plastik bekas
minuman menjadi kalung.
Kata Kunci – Peningkatan limbah plastik, Optimalisasi sampah plastik, Pelatihan
Abstrack
The use of plastic is increasing over time, this quantity of waste in Kudus City especially in
Loram Wetan Village will be seriously problem if a solution not sought. From the emergence of
these problems, very necessary to process the existing waste into useful items and can reduce
plastic waste. The purpose of this activity to provide skills and abilities for optimizing plastic
waste into useful and valuable items with targets from members of the PKK. The method used
interactive training with community empowerment stages, analysis local potential and program
socialization, partner selection, formation of work teams, and community training. The result of
this implementation can give skills and abilities in optimizing plastic waste such as plastic bags
become decorative flowers, plastic cups become beautiful bags, plastic food wrappers become
bags, and plastic bottles become necklaces and etc.
Keywords - Increasing plastic waste, Optimizing plastic waste, Training
PENDAHULUAN
Limbah merupakan barang hasil rumah tangga yang tidak lagi digunakan atau buangan
yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun domestic (rumah
tangga).Limbah ini terdapat berbagai macam jenis bentuknya, ada limbah padat dan ada
limbah cair, limbah padat biasanya sukar untuk teruarai namun limbah cair sebaliknya sangat
mudah terurai. Sampah plastik berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat
terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah.Sampah plastik yang dibuang
sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga
menyebabkan banjir(Surono,2013)
Selain itu sampah plastik yang dibakar biasanya mengeluarkan zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan manusia.Permasalahan lingkungan telah menjadi isu global, setelah hampir
semua elemen masyarakat menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari kerusakan
lingkungan.Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh menumpuknya limbah yang dihasilkan oleh manusia Limbah padat sangat
banyak dihasilkan baik dari industri maupun rumah tangga, contoh limbah yang sulit untuk
terurai seperti: kantong plastik, kemasan detergen, dan berbagai macam jenis lainnya,
sehingga membuat semua jenis limbah terdapat dimana-mana, baik itu jalan umum, tempat
umum, tempat wisata dan lainnya yang membuat lingkungan tercemar dan kotor dengan
adanya banyak sampah-sampah plastik, hal ini membuat keindahan alam jauh dari kesegaran,
dan kesuburan tanah yang semakin rendah, semua ini akan membuat kerusakan lingkungan
secara perlahan-lahan.
Semakin meningkatnya sampah di Kota Kudus khususnya di Desa Loram Wetan ini akan
menjadi masalah serius bila tidak dicari penyelesaiannya.Penanganan sampah plastik yang
populer selama ini adalah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle).Reuse adalah memakai
berulang kali barang-barang yang terbuat dari plastik. Reduce adalah mengurangi pembelian
atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali pakai.
Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik. Di satu sisi penemuan
plastik ini mempunyai dampak positif yang luar biasa, karena plastik memiliki keunggulan-
keunggulan dibanding material lain. Menurut (Putra&Yuriandala, 2010) keunggulan plastik
dibanding material lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah,
mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik.Oleh sebab
itu, limbah plastik memiliki banyak keunggulan jika dapat dimanfaatkan menjadi produk daur
ulang.
Gambar 1.Penumpukan Sampah
Sejumlah kota-kota besar di Indonesia tengah berupaya mengurangi penggunaan
plastik seperti mengganti plastik kresek dengan kantong belanja dari kain, bahkan di sejumlah
tempat makan ada yang sudah tidak menggunakan sedotan lagi, selain itu ada juga yang
memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi sesuatu yang bernilai.Seperti mengubahnya
menjadi kerajinan tangan.
Selain itu tak kalah juga kota kecil di Jawa Tengah yaitu kota Kudus, tepatnya Desa
Loram Wetan pun ikut menyuarakan dalam pengurangan sampah plastik Gerakan tersebut
adalah tekad bulat agar Kabupaten Kudus terbebas dari sampah.Upaya ini dilakukan agar
lingkungan menjadi bersih, sehat, dan mengurangi dampak penyakit.Sebab apabila sampah
tidak segera diatas maka akan menimbulkan berbagai permasalahan.Salah satu desa yang
terletak di Kabupaten Kudus yaitu desa loram wetan merupakan salah satu desa yang dinilai
masyarakatnya cukup aktif untuk turut serta dalam kegiatan sosial.Seperti adanya pertemuan
PKK, kegiatan posyandu, atau gerakan karang taruna dan kegiatan sosial lainnya.
Seperti halnya pengabdian masyarakat yang pernah dilakukan oleh (Diana et al., 2018)
menjelaskan bahwa sampah plastik bekas dari kemasan deterjen, sabun, pewangi pakaian,
maupun plastik dapat dibuat aneka kerajinan tangan seperti dompet dan tas. Pengabdian
masyarakat lainnya juga pernah dilakukan oleh (Nasution et al., 2019) dengan topik yang
sama yaitu mendaur ulang limbah plastik dari bungkus kopi bekas yang kemudian dianyam
menjadi tas. Serta pengabdian masyarakat yang pernah dilakukan oleh (Maya et al., 2018)
juga menghasilkan luaran yang serupa yakni pemanfataan sampah plastik bekas menjadi vas
bunga dan bunga.Merujuk pada beberapa pengabdian masyarakat yang pernah dilakukan
sebelumnya, maka kami tertarik untuk mengadakan pengabdian masyarakat dengan
memberikan pelatihan berupa pengolahan limbah plastik kresek bekas dan limbah plastic
lainya dengan sasaran ibu-ibu PKK Desa Loram.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk
emberikan keterampilan dan kemampuan dalam mengoptimalkan sampah plastik menjadi
barang yang berguna dan bernilai jual dan mewujudkan program pokok PKK yaitu
melestarikan lingkungan hidup khususnya limbah plastik dengan memanfaatkan teknologi
internet secara online.
Adapun manfaat dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini yaitu melatih atau
memberikan ketrampilan dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan yang
bernilai guna dan memiliki daya jual
METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (KKN-PPM) adalah
sebagai berikut:
a. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat difokuskan pada kegiatan-kegiatan masyarakat yang
sifatnya dapat dijadikan sebagai mata pencaharian tambahan dan berkelanjutan, serta
menambah daya kreatifitas serta keterampilan masyarakat sehingga dimungkinkan dapat
mengatasi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta sebagai upaya mencegah dan
mengatasi pencemaran lingkungan di Desa Loram Wetan
b. Analisis Potensi Lokal Desa dan Sosialisasi Program
Analisa Potensi Desa dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung ke
Komunitas Kardus Desa Loram wetan dengan beberapa tahapan diantaranya
mengunjungi kantor desa, sosialisasi program kepada masyarakat dan perangkat desa,
penentuan jadwal pelaksanaan program.
c. Pemilihan mitra
Pemilihan mitra dilakukan dengan mempertimbangkan keahlian mitra di bidang
pengolahan limbah daur ulang sampah plastik serta sampah organik dan non organik,
khususnya dalam hal pemasaran serta pengemasan sehingga memiliki daya jual yang
tinggi
d. Pembentukan Tim Kerja
Pembentukan tim kerja dilakukan setelah usulan program kerja disetujui oleh
Kepala Desa Loram Wetan dan Kepala komunitas kardus, kemudian dalam kelompok
Komunitas kardus dibagi dalam beberapa bagian yang mana terdapat tugas bagian
masing masing, berupa pengolahan limbah plastik, pembersihan, penyetrikaan, dll
e. Pelatihan Masyarakat
Pelatihan dilaksanakan dengan tujuan memberikan pembekalan dan pengatahuan
melatih daya kreatifitas serta ketrampilan masyarakat, masing anggota masyarakat PKK
Desa Loram Wetan dengan memberikan bekal pengetahuan pengolahan limbah organik
serta non organik,dan pelatihan kerajinan dari botol plastik guna meningkatkan nilai jual
yang tinggi
Pelatihan dan penyuluhan ini dilakukan untuk membantu masyarakat untuk dapat
mengelola sampah yang berpotensi sulit diurai serta menimbulkan permasalahan serius
menjadi sebuah produk yang diharapkan dapat menambah pendapatan keluarga.Kondisi
yang terjadi saat ini masih terdapat banyak rumah tangga yang belum paham bagaimana
pemisahan sampah serta pengelolaan sampah yang tidak dapat diurai
f. Pendampingan Kegiatan
Pendampingan dilakukan dengan tujuan agar dapat melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan
g. Pembentukan Usaha Kecil Masyarakat (Home Industry)
Pembentukan Usaha Kecil Masyarakat (home industry) dimulai dengan
menentukan pananggung jawab yang dipilih dari Ketua komunitas kardus yang memiliki
tanggung jawab mengelola serta memimpin jalanya pengelolaan limbah rumah tangga
serta kerajinan botol bekas di Desa Loram Wetan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.Pertambahan jumlah penduduk,
perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan
sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.Penanganan sisa sampah di TPS hingga
saat ini masih dengan cara pembakaran di tempat terbuka dan pembusukan secara alami (Novi
Marliani, 2014). Dan sejauh ini, keterlibatan masyarakat dalam mengurangi pemakaian dan
mendaur ulang plastik masih sangat minim (Hijrah Purnama P. dan Yebi Yuriandala, 2010)
Dari sekian banyak jenis, sampah yang paling berbahaya terutama bagi lingkungan yaitu
sampah plastik yang sangat sulit didegradasi oleh alam.Hal ini akan akan menimbulkan
penumpukan sampah plastik jika tidak dilakukan berbarengan dengan pengelolahan sampah yang
baik, sehingga tanpa sadar akan menyebabkan penurunan kualitas, keindahan, serta kenyamanan
di lingkungan sekitar.
Salah satu pengelolahan sampah plastik yang dilakukan oleh ‘Komunitas Kardus’ di Desa
Loram Wetan yaitu dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi sebuah produk yang inovatif
dan kreatif, serta memiliki nilai jual yang ekonomis.Memanfaatkan sampah plastik merupakan
suatu kegiatan pemberdayaan dan pembinaan yang dilakukan untuk membantu masyarakat di
Desa Loram Wetan dalam membiasakan perilaku hidup yang baik dan ikut serta menjaga
lingkungan desa.
Beberapa jenis sampah plastik yang didaur ulang dan digunakan sebagai bahan baku
membuat produk baru, diantaranya kantong plastik berbagai warna yang dibuat menjadi bunga
hiasan, gelas plastik minuman yang bibir gelasnya dirangkai menjadi tas cantik, plastik bungkus
makanan atau produk tertentu yang dibentuk menjadi tas, dan botol plastik bekas minuman
dibuat menjadi kalung.
Berikut langkah-langkah pembuatan bunga hiasan dari kantong plastik:
1) Kantong plastik bekas dirapikan terlebih dahulu, lalu dipotong bagian atas dan bawahnya
sehingga membentuk persegi
2) Plastik dipotong salah satu sisinya sehingga membentuk persegi panjang yang lebar
3) Siapkan setrika yang dipanaskan terlebih dahulu, kain sebagai alas, dan kertas minyak
untuk melapisi plastik
4) Plastik yang sudah berbentuk persegi panjang kemudian ditumpuk dengan jumlah
minimal dua lembar, hal ini agar hasilnya nanti dapat dibentuk dengan bagus dan tidak
terlalu tipis saat disetrika
5) Setrika plastik dengan dilapisi kertas minyak hingga menciptakan kerutan-kerutan di
permukaan plastik secara merata dan plastik dapat saling menempel sempurna.Jika sudah
terbentuk kerutan, plastik siap dibentuk menjadi bunga hiasan dengan cara manual
menggunakan gunting
6) Plastik dipotong menjadi segi empat sesuai ukuran yang dikehendaki, kemudian dilipat
menjadi segitiga sebanyak tiga kali dan dipotong kecil bagian ujung atasnya. Sedangkan
bagian bawahnya, dipotong menyerupai bentuk kelopak bunga
7) Untuk membentuk tulang bunga dan menambah kesan bunga asli, bagian bekas lipatan
dipanaskan menggunakan bantuan api lilin
Bunga hiasan dari kantong plastik dapat langsung dirangkai dalam tangkai tiruan yang
banyak tersedia di toko-toko.Setiap satu tangkai bunga hiasan dengan jumlah enam sampai tujuh
kelopak bunga dapat dijual dengan harga Rp5.000,00 atau Rp15.000,00 untuk setiap satu vas
bunga yang berisi 4 tangkai.
Gambar 2.Bunga hiasan dari kantong plastik
Berikut langkah-langkah pembuatan bunga hiasan dari kantong plastik:
1) Bibir gelas plastik dipotong secara rapi dan dibersihkan.
2) Kemudian lapisi bibir gelas plastik menggunakan pita yang dililitkan secara penuh ke
seluruh bagian bibir gelas plastik.
3) Susun bibir gelas plastik yang sudah dilapisi dengan pita dan kaitkan dengan
menggunakan benang.
4) Tempelkan susunan bibir gelas plastik pada kain yang digunakan sebagai lapisan tas
menggunakan lem perekat.
5) Bentuk menjadi tas sesuai bentuk yang diinginkan, tambahkan kaitan di atasnya untuk
menggenggam tas, dan beri hiasan pada bagian depan untuk mempercantik penampilan
tas.
Untuk bagian menjahit tas, biasanya Komunitas Kardus akan meminta bantuan kepada ibu-ibu
yang berprofesi sebagai penjahit di Desa Loram Wetan.
Gambar 3.Produk tas dari gelas plastik
Berikut langkah-langkah pembuatan bunga hiasan dari kantong plastik:
1) Botol plastik bekas dicuci bersih dan dikeringkan.
2) Potong botol plastik bekas sesuai bentuk yang diinginkan, misalnya seperti bentuk daun,
biji asam, dan sebagainya.
3) Agar bagian pinggir tidak tajam, panaskan menggunakan api lilin.
4) Beri lubang bagian atasnya untuk dikaitkan dengan kalung.
5) Susun pada bagian tengah kalung dan rapikan.
Produk-produk ini semua dipasarkan dengan cara sederhana, yaitu melalui mulut ke
mulut.Selain itu, juga seringkali mengikuti berbagai event, salah satunya yaitu pameran yang
selain dengan tujuan untuk menjual produk, juga dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk
memperkenalkan produk hasil Komunitas Kardus kepada masyarakat luas.
Gambar 4.Antusiasme peserta pelatihan
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sampah plastik yang kuantitasnya semakin meningkat namun proses
pengolahannya masih belum ditangani dengan serius menjadi ancaman besar bagi
keberlangsungan hidup manusia saat ini.Maka cara yang sedikitnya dapat mengurangi
bahaya dari penumpukan sampah tersebut dengan menggalakkan penggunaan limbah dan
mengelola sampah yang sudah ada.
Kegiatan kreasi dari sampah plastik ini dapat menjadi salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi limbah plastik dan juga dapat dijadikan sebagai gerakan
untuk pemberdayaan masyarakat serta dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga dari
pengelolaan sampah plastik mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
b. Saran
Pada khususnya peran pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat seharusnya
menumbuhkan kesadaran bahaya dari penggunaan plastik, dari itu dengan membuat
peraturan ketat dan pemberi efek jera bahkan hukuman pidana harus diberikan kepada pelaku
yang tidak mentaati
Banyak memberikan perhatian khusus kepada lembaga atau komunitas pengelola sampah
daur ulang agar selalu menggencarkan kegiatannya sehingga banyak masyarakat yang
mengetahui sisi lain penggunaan sampah plastik.
DAFTAR PUSTAKA
Diana, S., Marlina, M., Amalia, Z., & Amalia, A. (2018). Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi
Produk Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomis Bagi Remaja Putus Sekolah. Jurnal Vokasi -
Politeknik Negeri Lhokseumawe, 1(1), 68–73. https://doi.org/10.30811/vokasi.v1i1.570
Maya, S., Haryono, S., & Kholisya, U. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan
Sampah Menjadi Nilai Ekonomis dan Pembentukan Bank Sampah di Kelurahan Tanjung
Barat. Proceeding of Community Development, 1(2), 157.
https://doi.org/10.30874/comdev.2017.21
Nasution, S. R., Rahmalina, D., Sulaksono, B., & Doaly, C. O. (2019). IbM: PEMANFAATAN
LIMBAH PLASTIK SEBAGAI KERAJINAN TANGAN DI KELURAHAN
SRENGSENG SAWAH JAGAKARSA JAKARTA SELATAN. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri, 6(2), 117–123. https://doi.org/10.24912/jitiuntar.v6i2.4119
Putra, H. P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan
Jasa Kreatif. Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 2(1), 21–31.
https://doi.org/10.20885/jstl.vol2.iss1.art3
Surono, U. B. (2013). Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik. Jurnal Teknik, 3(1), 32–40.
Penerapan Sistem Akuaponik ( Budidaya Tanaman
Kangkung dan Ikan Lele) Untuk Memenuhi Kebutuhan
Pangan Keluarga di Tengah Pandemi COVID-19
1Dian Yuliati Utami 2Yusuf Bachtiar 3Annisa Monik Koesdelania 4Umi Latifah
Universitas Negeri Semarang, Sekaran-Gunungpati, Semarang 50299 Indonesia
Email : umilatifah18@students.unnes.ac.id
ABSTRAK
Saat ini, dunia sedang menghadapi pandemi COVID 19. Covid 19 merupakan virus baru
yang menyerang saluran pernapasan. Di Indonesia peningkatan jumlah penderita positif
Covid 19 bergerak cepat. Jadi, pemerintah memberlakukan aturan PSBB sebagai langkah
preventif. Dengan berlakunya regulasi tersebut maka kegiatan menjadi terhambat dan
memperburuk kondisi perekonomian di Indonesia. Sebagai langkah yang diambil
pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian dengan memperkuat peran umkm.
Budikdamber dengan system aquaponik adalah teknik menanam tanaman dan sayuran
dalam ember dengan cara yang sederhana dan dengan modal yang kecil. Dengan
ditemukannya teknik pertanian dan perikanan yang sederhana yaitu budikdamber dengan
sistem aquaponik diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada.
Pemerintah memberikan pelatihan dan pendanaan kepada masyarakat untuk
mengembangkan budikdamber. Orang-orang yang sukses dengan teknik budikdamber
mampu menciptakan peluang bisnis dan meningkatkan pendapatan di tengah pandemi co-
19 saat ini. Dengan penguatan umkm, beban pemerintah akan sedikit berkurang.
Kata Kunci : covid-19, budikdamber, peluang bisnis
ABSTRACT
At this time, the world is facing a pandemic covid-19. Covid-19 is a new virus that attacks
therespiratory tract. In Indonesia the increase in the number of positive patients covid-19 moves
quickly. So, the government imposed PSBB regulations as a preventative measure. With the
enactment of these regulations, activities are hampered and worsened economic conditions in
Indonesia. As a step taken by the government to maintain economic conditions by strengthening the
role of the UMKM. Budikdamber plus aquaponics a technique for growing plants and vegetables in
a bucket in a simple way an with little capital. With the simple discovery of agricultural and fisheries
techniques, namely budikdamber plus aquaponics, it is hoped that they can help with the current
problems. The government provides training and funding to the community to develop budikdamber.
The people who succed with the budikdamber technique are able to create business opportunities and
increase income amid the current covid-19 pandemic. By strengthening the UMKM, the government
burden will be slightly reduced.
Keyword : covid-19, budikdamber, enterpreneurship
PENDAHULUAN
Pada pertengahan bulan Maret, di Indonesia tengah dihebohkan oleh berita COVID-
19. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru. Virus dan
penyakit baru ini tidak diketahui oleh manusia sebelum wabah di mulai di Wuhan,
Tiongkok bulan Desember 2019. Virus ini mengakibatkan segala aktivitas yang dilakukan
oleh semua orang menjadi terhambat. Orang-orang yang bekerja dianjurkan WFH (Work
From Home), siswa sekolah maupun mahasiswa juga dianjurkan belajar dirumah. Ekonomi
di Indonesia mengalami penurunan akibat COVID tersebut. Menurut data BPS, dampak
dari Covid-19, penduduk miskin naik Jadi 26,42 juta orang.
Sebagai bentuk upaya memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab
COVID-19, pemerintah Indonesia memberlakukan aturan bagi masyarakat agar
menerapkan Work From Home (WFH) yang merupakan bagian dari Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Dalam penerapannya, sistem kerja WFH memiliki fleksibilitas yang
tinggi. Hal ini juga dimaksudkan guna mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan
kehidupan di rumah, sehingga masyarakat juga memiliki banyak waktu luang yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selagi menjalankan WFH, ada beberapa hal lain yang
mungkin juga dapat dilakukan sembari mengisi waktu luang pada masa pandemi di rumah
dengan seperti Urban Farming. Urban Farming adalah suatu metode pertanian kota dengan
konsep berkebun di lahan yang terbatas. Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga, juga menunjang kondisi ekonomi masyarakat itu sendiri
melalui pemasaran hasil panen urban farming.
Indonesia Against Covid -19 (IAC-19) sebagai penggiat Urban Farming mencontohkan
kegiatan yang sudah dilakukan dan terbukti membuahkan hasil, yakni budidaya
kangkung dan pembesaran ikan lele dalam ember (budikdamber). Konsepnya sederhana
dan yang jelas tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak memerlukan ruangan atau
kolam yang luas. Cukup satu ember besar dengan kapasitas 60 liter atau lebih untuk 60
ekor. Selain ember, hal yang juga dibutuhkan adalah beberapa pot plastik air mineral,
media tanam seperti arang, sekam dan lainnya serta kawat jemuran untuk pengait pot yang
mudah didapatkan dari limbah rumah tangga. Barang-barang pendukung tersebut juga
dapat dibeli melalui situs belanja daring.
Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) Plus Akuaponik ini adalah
membudidaya ikan dan sayuran dalam satu ember yang merupakan sistem akuaponik
(polikultur ikan dan sayuran). Biasanya sistem akuaponik yang berkembang selama ini
membutuhkan pompa dan filter yang akhirnya membutuhkan listrik, lahan yang luas,
biaya yang mahal dan rumit. Budikdamber ini kebalikan dari cara yang rumit tersebut.
Konsep yang sederhana dan yang jelas tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak
memerlukan ruangan atau kolam yang luas menjadi kan nilai tambah. Teknik bisa menjadi
salah satu solusi yang dapat dilakukan.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur dan data sekunder
yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pusat Staistik
(BPS).Pendidikan Masyarakat: digunakan untuk kegiatan-kegiatan, seperti a) pelatihan
semacam in-house training; b) penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman
serta kesadaran, dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peluang Usaha Budidaya Ikan Lele di Kudus
Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis bisnis yang sejak dulu diminati oleh
banyak orang. Seperti yang kita tahu bahwa ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah
untuk dipelihara dan mudah untuk dipasarkan. Permintaan ikan lele di masyarakat
sangatlah besar, itu bisa kita lihat dengan banyaknya usaha kuliner yang menyajikan menu
lele selalu ramai.
Hingga saat ini produksi lele konsumsi di Kabupaten Kudus masih sangat jauh dari
kebutuhan pasar sehingga kekurangan pasokan diisi oleh para tengkulak yang membeli
dari luar Kudus. Seperti Kabupaten Pati dan Demak. Bahkan kadang-kadang
mendatangkan ikan lele dari wilayah Jawa Timur yakni Tulungagung, Blitar dan Kediri.
Saat ini jumlah ikan lele dari Kudus 3,4 ton perhari. Ditambah lima orang tengkulak
yang mendatangkan ikan lele dari Demak, Pati dan Boyolali sekitar paling banyak 10
sampai12 ton. Sebenarnya masih ada 10 tengkulak ikan lainnya yang sering mendatangkan
dari luar kota, tapi mereka tidak dibidang lele.
Seperti mendatangkan bandeng, ikan laut, gurami, nila dan lainnya. Jadi masih ada
kekurangan sekitar 10 ton perhari. Angka ini bisa semakin bertambah karena jumlah
penduduk di Kudus juga bertambah dan pelaku usaha warung pinggir jalan juga
bertambah. Jadi Kudus sangat kekurangan pasokan. Ini peluang untuk budidaya
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID- 19. Virus
Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti
Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah
(SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan
manusia. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus COVID-
19 di Wuhan berawal pada tanggal 30 Desember 2019 dimana Wuhan Municipal Health
Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown
cause”. Penyebaran virus Corona ini sangat cepat bahkan sampai ke lintas negara. Sampai
saat ini terdapat 188 negara yang mengkorfirmasi terkena virus Corona. Penyebaran virus
Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa dampak pada
perekonomian Indonsia, baik dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata.
Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail
pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami
penurunan sampai 40 persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya
wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar
konsumennya adalah para wisatawan. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada
industri retail. Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah Manado,
Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan dan Jakarta. Penyebaran virus Corona juga
berdampak pada sektor investasi,perdagangan,,usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dan juga karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan
membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga
akan menurun. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM
mendominasi unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap tenaga
kerja. Di lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat
memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya~ 148 ~ adalah
terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China.
Selain itu, peluang memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena
pemerintah akan lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri daripada
menarik keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi
agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang. Ekonomi
adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Dapat dipastikan dalam
keseharian kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan kebutuhan ekonomi.
Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, berpakaian, tempat tinggal, dan lain
sebagainya. Pentingnya ekonomi dalam kehidupan manusia tersebut menuntut negara
untuk mengatur kebijakan tentang perekonomian dan menjamin perekonomian warga
negara khususnya di Indonesia yang memproklamirkan diri sebagai negara kesejahteraan
(welfare staat). Dalam konsep negara kesejahteraan adalah negara berhak untuk ikut
campur dalam segala aspek kehidupan warga negaranya termasuk dalam bidang
ekonomi. Selain daripada itu, pertumbuhan ekonomi juga merupakan faktor yang
mendukung pembangunan nasional dalam sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi yang
baik akan dapat meningkatkan pembangunan nasional.
Adanya guncangan pandemi Covid-19 akan berdampak pada distribusi pendapatan
serta pengeluaran rumah tangga, hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang telah
melanda dunia telah berhasil merumahkan tenaga kerja baik di sektor formal maupun di
sektor non formal. Di sektor formal yang di-PHK ada 229.789 orang. Sementara itu yang
dirumahkan ada 1.270.367 orang. Sehingga total pekerja terdampak di sektor formal ada
1.500.156 orang di 83.546 perusahaan. Sedangkan di sektor informal juga terdampak.
Sebanyak 443.760 orang dari 30.794 perusahaan di-PHK. "Total yang terdampak 1,9 juta
orang, baik yang di-PHK dan dirumahkan (Shalilah, 2020).
Oleh sebab itu diperlukan peran pemerintah dalam rangka memperkuat ketahanan
ekonomi di tengah pandemi yang melanda seluruh dunia pada hari ini. Dampak ekonomi
tersebut dapat mengancam ketahanan pangan keluarga, terutama dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi rumah tangga. Sebab di tengah ancaman pertumbuhan manusian
yang terpapar oleh virus ini masih sangat tinggi, masyarakat disamping harus dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang memadai juga harus dapat memiliki
ketahanan tubuh yang baik agar dapat selalu sehat dan bugar secara fisik maupun mental.
Ketahanan pangan menjadi salah satu isu penting di tengah pandemi global Corona.
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahkan sudah mengeluarkan peringatan
akan terjadinya krisis pangan dan bencana kelaparan yang mengancam dunia di masa
mendatang akibat pandemi Covid-19 ini. Mengantisipasi polemik krisis pangan ini, ada
baiknya masyarakat juga mulai memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri dan
jangan hanya bergantung pada pemerintah. Banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat
di rumahnya masing-masing berkaitan dengan ketahanan pangan di masa pandemi ini.
Salah satunya adalah budidaya lele dan sayuran, misalnya kangkung, di ember
(Budikdamper) dengan sistem aquaponik.
Sistem Akuaponik (Budidaya Tanaman Kangkung dan Ikan Lele)
Inovasi teknologi yang murah dan efisien diperlukan untuk memperbaiki kualitas air
dengan menghilangkan zat pencemar berupa amonia serta efisiensi dalam menggunakan
air dan ramah terhadap lingkungan. Inovasi teknologi tersebut diperkenalkan oleh Badan
Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan
dengan konsep Blue Ekonomi yaitu budidaya ikan yang terintegrasi dengan tanaman
melalui sistem akuaponik dengan sebutan BLANKON (Blue Ekonomi Dengan Akuaponik).
Teknologi akuaponik terbukti mampu berhasil memproduksi ikan secara optimal pada
lahan sempit dan sumber air terbatas, termasuk di daerah perkotaan (Ahmad et al. 2007).
Teknologi ini pada prinsipnya disamping menghemat penggunaan lahan dan air juga
meningkatkan efisiensi usaha melalui pemanfaatan hara dari sisa pakan dan metabolisme
ikan, serta merupakan salah satu sistem budidaya ikan yang ramah lingkungan dengan
metode sistem akuaponik. Pada teknologi akuaponik tidak menggunakan media tanah
sebagai media tumbuhnya sehingga perannya digantikan oleh beberapa jenis media tanam
antara lain arang sekam, rockwool,spons, serbuk kayu, pasir, kerikil, pecahan genting, coir,
perlite,grow beds, dan sebagainya.
Media tanam yang digunakan pada wadah akuaponik adalah batu kerikil yang
merupakan media organik. Secara prinsip media akuaponik dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu media organik dan media anorganik. Media organik umumnya berasal dari
bagian makhluk hidup yang telah mengalami proses untuk dijadikan media tanam. Media
organik dipandang lebih unggul dibandingkan dengan media anorganik karena pada
media organik telah mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Selain itu, media organik memiliki struktur pori yang baik untuk resirkulasi udara. Jenis
tanaman yang digunakan untuk teknik sistem akuaponik adalah tanaman kangkung.
Nutrisi tanaman kangkung diperoleh dari penyerapan oleh akar-akar tanaman kangkung
terhadap nutrisi yang ada. Pada sistem akuaponik tanamanmenyerap nitrat yang ada pada
perairan. Nitrat yang dihasilkan dari proses nitrifikasi tersebut dimanfaatkan sebagai
sumber nutrisi oleh tanaman kangkung. Setelah proses tersebut maka air yang telah
diserap limbahnya oleh tanaman air pada sistem akuaponik dapat kembali dialirkan pada
kolam budidaya sehingga tidak memberikan pengaruh yang buruk berupa penurunan
kualitas air dan konsentrasi amonia menurun.
Dalam usaha budidaya ikan, kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Ikan lele termasuk
ikan yang tahan terhadap kualitas air yang minim atau kualitas air yang kurang baik
bahkan ikan lele dapat hidup pada kondisi oksigen yang sangat rendah, hal ini disebabkan
karena ikan lele mempunyai alat bantu pernafasan berupa arborescant yang dapat
mengambil oksigen langsung dari udara. Tahap yang dilakukan untuk budidaya ikan lele
dan sayuran dalam ember sebagai berikut:
Alat dan bahan yang diperlukan:
1. Ember ukuran 80 liter atau ukuran 15 liter.
2. Benih ikan lele atau ikan nila yang tahan terhadap kualitas air.
3. Benih kankung atau benih sayuran dataran rendah.
4. Gelas plastik ukuran 250 ml.
5. Arang batok kelapa atau arang kayu.
6. Kawat yang agak lentur untuk mengaitkan gelas pada ember.
7. Tang.
8. Solder
Cara pembuatan:
1. Sediakan gelas untuk tempat bibit kangkung sebanyak 10-15 buah, lubangi dengan
solder pada bagian samping dan bawah gelas.
2. Untuk benih kangkung (ukuran bijinya besar) bisa ditaruh pada arang yang telah
dihaluskan, lalu tutup dengan arang lagi. Jika ukuran benihnya kecil, bisa ditaruh
dalam kapas, lalu tutup dengan arang yang telah dihaluskan. Jika ingin
menanam106 Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa, 2(1), 2020 kangkung yang sudah
disemai terlebih dahulu, kangkung dimasukan bersama akar dengan ukuran bibit
kangkung sebesar kurang lebih 10 cm.
3. Isikan arang batok kelapa sebanyak 50 - 80 persen ukuran gelas.
4. Potong kawat sepanjang 12 cm dan buat kait untuk pegangan gelas dalam ember.
5. Isi ember dengan air sebanyak 60 liter diamkan selama dua hari.
6. Isi ember dengan bibit ikan lele ukuran 5 - 12 cm (semakin besar semakin baik)
sebanyak 60 - 100 ekor. Diamkan selama 1 - 2 hari.
7. Setelah itu, rangkai gelas kangkung dalam ember.
Gambar 1. Teknik budidaya ikan dalam ember dengan tanaman aquaponik
Sumber : https://znews.id/2020/05/03/budidaya-lele-dengan-sistem-aquaponik-di-
ember-2/
Dengan demikian sistem akuaponik dapat digunakan sebagai solusi masalah tersebut.
Penggunaan sistem akuaponik masih tergolong sedikit. Oleh karena itu, teknik ini budi
daya semacam ini layak untuk dikembangkan pada masa pandemi seperti sekarang. Hasil
yang didapatkan dari bukdidamber dapat digunakan sebagai tambahan pendapatan.
Dengan alat dan bahan yang mudah didapatkan, bukdidamber dapat dilakukan oleh
seorang wirausahawan yang kreatif.
SIMPULAN
Strategi pemulihan ekonomi pasca Covid-19 tidak hanya tanggung jawab pemerintah,
namun juga diperlukan peran serta masyarakat bersama-sama dalam memperkuat
ketahanan ekonomi rumah tangga. Salah satu cara dalam rangka memperkuat ketahanan
ekonomi, yaitu dengan cara memperkuat ketahanan pangan rumah tangga, rumah tangga
mengupayakan pangan dari rumah-rumah untuk konsumsi pangan sehari-hari, sehingga
dapat mengurangi pengeluaran konsumsi rumah tangga tanpa mengurangi kebutuhan gizi
keluarga. Salah satu strategi tersebut adalah melalui sistem akuaponik budidaya tanaman
kangkung dan ikan lele.
REFERENSI
Ahmad T, Sofiarsih L, and Rusmana. 2007. The growth of patin (Pangasius hypopthalmus) in a
close system tank. Indonesian Aquaculture Journal
Amonia, K., Sistem, P., & Ikan, B. (2014). © e-JRTBP Volume 3 No 1 Oktober 2014. III(1), 2–5.
Annis, S., Saputri, D., & Rachmawatie, D. (2020). Budidaya ikan dalam ember: strategi keluarga
dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di tengah pandemi covid-19 fish culture in a
bucket: family strategy in order to strengthen food security in the covid-19 pandemic period.
2(1), 102–109.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius.
Firdaus, M. R., Hasan, Z., Gumilar, I., & Subhan, U. (2018). Efektivitas Berbagai Media
Tanam Untuk Mengurangi Karbon Organik Total Pada Sistem Akuaponik Dengan
Tanaman Selada. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol., IX(1), 35–48.
Hanoatubun, S., Kristen, U., Wacana, S., & Indonesia, P. (2020). Universitas muhammadiyah
enrekan. 2, 146–153.
Junianto. (2003). Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya.
Nugroho E & Sutrisno. (2008). Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik. Penebar
Swadaya.
Reza Perdana, T., Said Raza’i, T., & Zulfikar, A. (2015). Tingkat Penyerapan Tanaman
Kangkung (Ipomoea reptans) Dengan Luasan Wadah Tanam Sistem Akuaponik Yang
Berbeda Terhadap Kandungan Amonia (NH3) Pada Limbah Budidaya Lele. Tingkat
Penyerapan Tanaman Kangkung (Ipomoea Reptans) Dengan Luasan Wadah Tanam Sistem
Akuaponik Yang Berbeda Terhadap Kandungan Amonia (NH3) Pada Limbah Budidaya Lele,
9.
Suharsono, Riyanto ; Rahmasari, Gusti Putu Ayu, 2016. (2016). Jurnal 1. In Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Cost of Capital (COC)
Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai (Vol. 109, Issue 1, pp. 109–119).
Sukoco, F. A., Rahardja, B. S., & Manan, A. (2019). Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda
Dalam Sistem AKkuaponik Terhadap FCR (Feed Convervation Ratio) dan Biomassa
Ikan Lele (Clarias sp.). Journal of Aquaculture and Fish Health, 6(1), 24.
https://doi.org/10.20473/jafh.v6i1.11271
Zidni, I. (2019). Efektivitas Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda
Terhadap Kualitas Air Media Budidaya Ikan. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 9(1), 81–
94.
PELATIHAN PEMBUATAN NUGGET TEMPE SAYUR UNTUK
MENINGKATKAN KONSUMSI SAYURAN PADA ANAK
Nikki Nor Sholikhah1, Angela Stefani2, Farashinta Ayunia Safira3, Iftitahul Rozaq4,
Ismiyati5
Universitas Negeri Semarang, Semarang 50229, Indonesia.
Korespondensi Penulis. E-mail: Nikkinors@students.unnes.ac.id , Telp:+6281548089008
Abstrak
Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi sayuran pada anak melalui
pembuatan nugget tempe sayur. Hal ini dilakukan karena nugget tempe sayur merupakan
makanan cepat saji yang praktis dan mengandung protein tinggi untuk kebutuhan gizi pada
anak. Selain itu, tempe merupakan makanan yang relatif murah sehingga terjangkau oleh
setiap lapisan masyarakat. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode
eksperimen dengan data kuantitatif. Beberapa faktor perlu diperhatikan guna menghasilkan
produk yang layak untuk di konsumsi antara lain jenis nugget tempe, lama pemeraman, dan
suhu pemeraman. Pengabdian ini membutuhkan beberapa tahapan yakni menjelaskan
manfaat dan menyampaikan materi pembuatan nugget tempe sayur, setelah itu kemudian
dilakukan praktek pembuatan yang selanjutnya akan dievaluasi dari segi rasa, tekstur, dan
kandungan gizi yang terkandung di dalamnya. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa
masyarakat memiliki keterampilan untuk dapat membuat nugget tempe sayur sesuai dengan
yang diharapkan sehingga dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi yang dibutuhkan
anak, dan meningkatkan konsumsi sayur-sayuran pada anak.
Kata Kunci: nugget tempe sayur, metode eksperimen, konsumsi sayuran anak.
Abstract
The purpose of this devotion is to increase consumption of vegetables in children with
nuggets of tempe vegetable. This was due because nuggets of tempe vegetable is a fast food
practical and containing high protein for nutritional requirements on child. In addition, tempe
constitute the food relatively cheap and accessible to every society. Methods used in this
devotion is the experimental methods with quantitative data. Several factors it should be
noted to produces product who deserves to consumed among others a kind of nuggets tempe,
how long, and temperature. This devotion needed several phases and explained benefits and
to making nuggets of tempe vegetable. After that we do practice of making and will be
evaluated in terms of taste, texture, nutrition contained in it. The results of devotion indicates
that people have the skills to make the nuggets of tempe vegetable in accordance with
expected so it can help provide nutrition for a child needs, and increase consumption of
vegetables in children.
Keyword: nuggets of tempe vegetable, experimental methods, vegetable consumption in
child.
Pendahuluan
Anak-anak pada usia sekolah
merupakan investasi suatu bangsa dan
sebagai penerus bangsa. Kebutuhan
nutrisi protein dan serat sangat
diperlukan untuk membantu
perkembangan anak. Desa Ploso
merupakan salah satu desa dengan
pabrik tempe terbanyak di Kudus,
Jawa Tengah.
Tempe merupakan makanan
yang kaya akan protein nabati yang
murah harganya, sehingga dapat
dijangkau oleh setiap lapisan
masyarakat. Kandungan gizi tempe
yang tinggi ini, sangat bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan protein
melalui sumber protein nabati. Potensi
tempe untuk meningkatkan kesehatan
dan harganya yang relatif murah
memberikan alternatif pilihan dalam
pengadaan makanan bergizi yang
terjangkau (Mukhoyaroh, 2015). Bahan
utama pada pembuatan tempe
merupakan kedelai yang memiliki
kandungan serat dan protein cukup
tinggi. Sebanyak 80% penduduk
Indonesia asupan seratnya <15 gr/hari,
hal ini terbukti dari asupan serat pada
anak umur 7-9 tahun 5,7 gr dan pada
anak umur 10-12 tahun 6,7 gr
(Puspamika, 2014).
Kebutuhan serat sangat penting
untuk manusia terutama untuk
pertumbuhan pada anak-anak. Serat
banyak ditemukan dalam sayuran.
Namun, kebanyakan anak anak tidak
mau mengkonsumsi sayuran. Tujuan
dari pengabdian ini adalah melatih
keterampilan masyarakat untuk
membuat nugget tempe sayuran yang
merupakan makanan cepat saji namun
tetap dapat memenuhi berbagai
kebutuhan gizi manusia terutama pada
anak-anak. Mengingat bahwa nugget
sendiri merupakan salah satu produk
pangan cepat saji yang saat ini dikenal
baik oleh masyarakat. Seperti sosis,
burger, pizza, hotdog dan corned,
nugget telah menjadi salah satu pilihan
masyarakat sebagai produk pangan
yang praktis (Wibowo et al., 2014) dan
sangat meningkat di kalangan
masyarakat terutama anak-anak.
Meningkatnya konsumsi makanan
cepat saji ini disebabkan oleh
meningkatnya kehidupan yang padat
terutama masyarakat di kota besar.
Nugget yang dijual di pasaran juga
sudah sangat banyak, dengan merek
yang berbeda-beda. Selain terbuat dari
daging maupun ikan, nugget juga
dapat dibuat dari bahan non daging
(vegetarian) seperti sayuran dan tempe
jauh lebih ekonomis dibanding nugget
daging (Mohammad Fikran Arbie, Arif
Murtaqi Akhmad Mustyahidan, 2019).
Nugget yang terbuat dari sayuran
(vegetarian) dan tempe ini juga
menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan minat para konsumen
terutama anak-anak yang tidak
menyukai sayur-sayuran (Of et al.,
2013). Nugget tempe sayur ini
diharapkan mampu meningkatkan
nilai gizi terutama kandungan protein,
namun secara keseluruhan masih
belum disukai.
Pengolahan sayuran menjadi
nugget vegetarian menjadi salah satu
alternatif yang cukup baik dalam
pemenuhan kebutuhan gizi dalam
kehidupan sehari-hari. Diharapkan
dengan adanya pengolahan sayuran
menjadi nugget vegetarian dapat
menumbuhkan minat konsumen
terutama anak-anak dan para
konsumen vegetarian.
Metode
Metode pengabdian yang
digunakan adalah metode eksperimen.
Menurut Sugiyono (2012: 72) “metode
pengabdian eksperimen adalah metode
pengabdian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap orang lain dalam kondisi
yang terkendali. Kegiatan pengabdian
ini dimulai dari penjelasan tentang
latar belakang dan manfaat dari nugget
tempe sayur ini, sehingga peserta
mengetahui dan memahami manfaat
dari kegiatan ini. Kemudian dilakukan
pula praktek pembuatan nugget tempe
sayur supaya peserta mengetahui
bagaimana cara mengolah nugget
tempe sayur di rumah.
Setelah dilakukan tahap praktek
pembuatan kemudian dilakukan
koordinasi dengan peserta guna
mengevalusi dalam pembuatan
produk nugget tempe sayur ini. Dalam
hal tersebut dibahas pula tentang
pengaruh penambahan sayur pada
nugget tempe apakah akan
berpengaruh terhadap aroma, rasa dan
tekstur dari nugget tersebut sehingga
dapat mempengaruhi konsumsi
nugget tempe sayur pada anak.
Setelah dilakukan evaluasi,
produk nugget tempe sayur ini
diyakini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan konsumsi sayur pada
anak sehingga angka kebutuhan gizi
terpenuhi.
Alat dan bahan:
Alat yang digunakan dalam
pembuatan nugget tempe sayur ini
adalah pisau, baskom, piring, whisker,
blender, sendok garpu, loyang, dan
kompor. Bahan yang digunakan adalah
tempe, tepung terigu, tepung roti, telur,
bawang putih, bawang merah, gula,
merica, daun jeruk, ketumbar, air
secukupnya. Sayur yang digunakan
adalah wortel dan bayam.
Gambar 1. bahan yang digunakan
dalam membuat nugget tempe sayur
Prosedur
1. Haluskan tempe, wortel dan iris
daun bayam jadikan adonan.
2. Blender bumbu bawang putih,
bawang merah, gula,
merica,daun jeruk, dan
ketumbar.
3. Aduk rata adonan dan bumbu
serta masukkan air dan
terigunya
4. Tuang ke Loyang lalu kukus
5. Setelah matang iris menjadi
kotak-kotak
6. Balut dengan telur, tepung
terigu dan tepung roti
7. Masukan freezer agar nugget
tempe sayur lebih awet.
Hasil dan Pembahasan
Program pelatihan pembuatan
nugget sayur ini dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan konsumsi
sayur pada anak. Target luaran yang
diharapkan dari program pelatihan ini
yaitu dihasilkannya produk nugget
tempe sayur yang diharapkan dapat
meningkatkan konsumsi sayur pada
anak.
Gambar 2. Hasil olahan nugget tempe
sayur
Materi yang disampaikan pada
saat pelatihan diharapkan dapat
menambah wawasan peserta dan
meningkatkan ilmu pengetahuan.
Nugget sayur telah menarik perhatian
beberapa tahun kebelakang ini karena
terbuat dari sumber protein nabati
yang memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan diantaranya yakni sebagai
sumber serat dan komponen fitokimia.
Salah satu dari sumber protein nabati
sendiri adalah berasal dari tempe yang
memilki kandungan gizi yakni energy
201 kkal; lemak 8,8 g; serat 1,4 g;
protein 20,8 g; dan karbohidrat 13,5 g
per 100 gram tempe kedelai (Mahmud,
2008). Sedangkan penambahan sayur
dalam nugget tempe ini diharapkan
dapat meningkatkan kadar vitamin,
serat dan antioksidan sehingga dapat
menunjang angka kecukupan gizi
untuk anak.
Kesimpulan
Pada pengabdian yang berjudul
Pelatihan Pembuatan Nugget Tempe
Sayur yang dilakukan dengan metode
eksperimen, dapat disimpulkan bahwa
nugget sayur tempe dapat dijadikan
sebagai makanan yang bermanfaat
untuk membantu mencukupi
kebutuhan gizi anak dan
meningkatkan konsumsi sayur-
sayuran pada anak. Pengabdian yang
dilakukan juga meningkatkan
keterampilan masyarakat untuk
membuat nugget tempe sayur yang
tergolong dalam makanan cepat saji,
sehingga tidak membutuhkan banyak
waktu dalam pembuatan, namun tetap
bergizi.
Saran dalam pengabdian ini
semoga makanan-makanan lokal
seperti tempe dapat terus dilestarikan
dan membantu dalam pemenuhan gizi
kita, serta dapat bersaing dengan
makanan dari luar yang masuk ke
Indonesia. Semoga ada inovasi baru
dari produk olahan lokal yang dapat
dijadikan sebagai makanan pilihan
yang bermanfaat untuk kesehatan dan
pertumbuhan khususnya pada anak.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Bu
Ismiyati, S.Pd., M.Pd. dan Mbak
Mar’atus Sholikah yang telah
membimbing kami dalam penulisan
artikel ini, serta teman-teman semua
yang sudah memberikan kontribusi
sehingga kita dapat menyelesaikan
penulisan artikel ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, dkk., (2009). Tabel
komposisi pangan Indonesia.
Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Mohammad Fikran Arbie, Arif
Murtaqi Akhmad Mustyahidan, S.
U. (2019). Nugget tempe dengan
variasi penambahan tepung
tapioka dan pati sagu. Journal of
Agritech Science, 3(1), 34–42.
Mukhoyaroh, H. (2015). No Title. 2(2),
47–51.
Of, A., Based, F., Quality, O. N.,
Vegetarian, O. F., & From, N.
(2013). Penggunaan bahan pengisi
terhadap mutu nugget vegetarian
berbahan application of filler based on
quality of vegetarian nugget from
tofu and. 1, 7–16.
Puspamika, D. (2014). Konsumsi serat
pada anak sekolah dasar Kota
Denpasar. Community Health, 2(1),
133–140.
Wibowo, A., Hamzah, F., & Setiaries,
V. J. (2014). Pemanfaatan wortel
(Daucus carota L) dalam
meningkatkan mutu nugget
tempe. Jurnal Sagu, 13(2), 27–34.
top related