uji protein
Post on 01-Jan-2016
143 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Biokimia Uji Protein
I. Percobaan Ke :3
II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Protein
III. Tujuan Percobaan : - Untuk menguji kandungan yang terdapat di dalam protein
IV. Dasar Teori
Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”.
Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur
kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala
sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan
manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya
enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin
dalam butir-butir darah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan
kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan
elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa
faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga
terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari
organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing
membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya
bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya.
Semua protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas
biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang
molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana protein
berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino
sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul
ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat
berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak terbatas.
Page | 1
Golongan-Golongan Asam Amino
Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
(1)Golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik.
Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino
dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan
lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur
(metionin).
(2) Golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan.
Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus
fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin,
serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin.
(3) Golongan dengan gugus R bermuatan negatif.
Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif
pada pH 7,0. Asam amino ini meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-
masing memiliki tambahan gugus karboksil.
(4) Golongan dengan gugus R bermuatan positif.
Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada
pH 7,0. Asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan histidin.
Keistimewaan dari protein adalah strukturnya yang mengandung N,disamping
C,H,O (seperti karbohidrat dan lemak), S (sulfur) dan kadang-kadang P,Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara
terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif
adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain.
Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (- - OH) dapat bereaksi dengan
larutan mercuri nitrat dan dapat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna
merah. Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari
polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti
hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida
dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional
protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai
enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein
Page | 2
merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan
peptide.
V. Alat dan Bahan
Alat
1. Pipet Tetes
2. Gelas Ukur
3. Beker gelas
4. Neraca Analitik
5. Bunsen
6. Tabung reaksi
7. Rak tabung reaksi
8. Batang pengaduk
9. Penjepit tabung
Bahan
Uji Biuret :
- Reagen NaOH 2,5 N
- Larutan protein (albumin
10%, kuning telur 10%,
putih telur 10%,dan ikan
giling 10%)
- CuSO4 0,01 M
Pengendapan dengan Logam :
- Larutan protein (albumin
10%, kuning telur 10%,
putih telur 10%, dan ikan
giling 10%)
- HgCl2 0,2 M
- Timbal asetat 0,2 M
Pengendapan dengan Garam :
- Larutan protein (albumin
10%, kuning telur 10%,
putih telur 10%, dan ikan
giling10%)
- Larutan (NH4)2SO4
- Reagen millon
- Reagen untuk uji biuret
Uji Koagulasi :
- Asam asetat 1 M
- Larutan protein (albumin
10%, kuning telur 10%,
putih telur 10%, dan ikan
giling 10%)
- Reagen millon
- H2O
Page | 3
VI. Prosedur Percobaan
- Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N kedalam 3 ml larutan protein dan aduk.
Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna tambahkan lagi
setetes atau 2 tetes CuSO4.
- Pengendapan dengan LogamKedalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi
percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.- Pengendapan dengan Garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan amonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan : pertama, tambahkan sedikit garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit amonium sulfat dan aduk lagi, kontinu hingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian disaring. Uji kelarutan dari endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen millon dan filtrat dengan uji biuret.- Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon.- Pengendapan dengan Alkohol
Tabung 1 2 3
Larutan albuminHCl 0,1 M
NaOH 0,1 MBuffer Asetat, pH 4,7
Etyl alkohol 95 %
5 ml1 ml
--
6 ml
5 ml-
1 ml-
6 ml
5 ml--
1 ml6 ml
- Denaturasi Protein
Tabung 1 2 3
Larutan albuminHCl 0,1 M
NaOH 0,1 MBuffer Asetat, pH 4,7
4,5 ml0,5 ml
--
4,5 ml-
0,5 ml-
4,5 ml--
0,5 ml
4 | P a g e
Tempatkan ketiga tabung dalam airmendidih selama 15 menit dan dinginkan pada temperatur kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan mengendap. Untuk tabung-tabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7. Tulis Hasilnya- Uji Sulfur dalam Protein
Campur 0,5 gram serbuk albumin dengan dua kali berat dari fusion mixture. Panaskan dalam cawan porselin sampai tak berwarna. Dinginkan dan dilarutkan dalam air panas. Saring jika perlu. Asamkan filtrat dengan HCl. Panaskan hingga mendidih dan tambahkan beberapa tetes larutan BaCl
VII. Hasil Pengamatan
No. Nama Uji Hasil Pengamatan
- Uji Biuret
a. Kuning Telur 10 %
b. Putih Telur 10 %
c. Albumin
d. Ikan 10%
- Pengendapan dengan Logam
a. Putih Telur 10 %
b. Kuning Telur 10 %
c. Albumin 10%
NaOH + Kuning Telur + CuSO4
(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)
Larutan berwarna ungu muda
NaOH + Putih Telur + CuSO4
(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)
Larutan berwarna ungu
NaOH + Albumin + CuSO4
(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)
Larutan berwarna ungu
NaOH + Ikan + CuSO4
(tak berwarna) (tak berwarna) (lar. biru)
Larutan berwarna ungu
Putih Telur + HgCl2 Terbentuk
(tak berwarna) (tak berwarna)
endapan putih
Kuning Telur + HgCl2 larutan tidak
(tak berwarna) (tak berwarna)
berwarna, tidak ada endapan
Albumin + HgCl2 Terbentuk
(tak berwarna) (tak berwarna)
endapan putih larutan berwarna kuning
Ikan + HgCl2 Terbentuk
Page | 5
d. Ikan 10%
- Pengendapan dengan Garam
a. Putih Telur 10 %
b. Kuning Telur 10%
c. Albumin 10%
d. Ikan 10%
(tak berwarna) (tak berwarna)
endapan putih larutan tak berwarna
Putih telur (tak berwarna) + (NH4)2SO4
larutan keruh berbentuk endapan.
Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4
Larutan berwarna ungu
Endapan + air larutan bening
Endapan + reagen Millon (tak berwarna)
Endapan menjadi berwarna merah
bata
Kuning telur (tak berwarna) + (NH4)2SO4
larutan keruh berbentuk endapan.
Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4
Larutan berwarna ungu
Endapan + air larutan bening
Endapan + reagen Millon (tak berwarna)
Endapan menjadi berwarna merah
bata
Albumin + (NH4)2SO4
larutan keruh berbentuk endapan.
Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4
Larutan berwarna ungu
Endapan + air larutan bening
Endapan + reagen Millon (tak berwarna)
Endapan menjadi berwarna merah
bata
Ikan + (NH4)2SO4
larutan keruh berbentuk endapan.
Filtrat + NaOH (tak berwarna) + CuSO4
Larutan berwarna ungu
Endapan + air larutan bening
Page | 6
- Uji Koagulasi
A. Putih Telur 10 %
B. Kuning Telur 10%
C. Albumin 10%
D. Ikan 10%
Endapan + reagen Millon (tak berwarna)
Endapan menjadi berwarna merah
bata
Putih Telur + 2 tetes CH3COOH
Tak berwarna larutan tak berwarna,
endapan putih
Endapan + air larutan tak berwarna,
endapan putih
Endapan + reagen Millon endapan
berwarna merah kecoklatan
Kuning Telur + 2 tetes CH3COOH
Tak berwarna larutan tak berwarna,
endapan putih
Endapan + air larutan tak berwarna,
endapan putih
Endapan + reagen Millon endapan
berwarna merah kecoklatan
Albumin + 2 tetes CH3COOH
Tak berwarna larutan tak berwarna,
endapan putih
Endapan + air larutan tak berwarna,
endapan putih
Endapan + reagen Millon endapan
berwarna merah kecoklatan
Ikan + 2 tetes CH3COOH
Tak berwarna larutan tak berwarna,
endapan putih
Endapan + air larutan tak berwarna,
endapan putih
Page | 7
- Pengendapan dengan Alkohol
a.1. Putih Telur 10 %
a.2. Putih Telur 10 %
a.3. Putih Telur 10 %
b.1. Kuning Telur 10%
b.2. Kuning Telur 10%
b.3. Kuning Telur 10%
c.1. Albumin 10%
c.2. Albumin 10%
c.3. Albumin 10%
d.1. Ikan 10%
Endapan + reagen Millon endapan
berwarna merah kecoklatan
Putih Telur + NaOH + alkohol larut
an putih keruh
Putih Telur + HCl larutan putih
keruh, terdapat endapan putih
Putih Telur + Pb Asetat + alkohol
larutan putih keruh, terdapat endapan
putih
Kuning Telur + NaOH + alkohol
larutan putih keruh
Kuning Telur + HCl larutan putih
keruh, terdapat endapan putih
Kuning Telur + Pb Asetat + alkohol
larutan putih keruh, terdapat endapan
putih
Albumin + NaOH + alkohol tidak
terdapat endapan
Albumin + HCl larutan putih keruh,
terdapat endapan putih
Albumin + Pb Asetat + alkohol
larutan putih keruh, terdapat endapan
putih
Ikan + NaOH + alkohol larutan
putih keruh, tidak terdapat endapan
Ikan + HCl terdapat dua lapisan
Page | 8
d.2. Ikan 10%
d.3. Ikan 10%
- Denaturasi Protein
a. Albumin 10%
b. Putih Telur 10 %
c. Kuning Telur 10%
atas bening, bawah putih keruh, terdapat
endapan putih
Ikan + Pb Asetat + alkohol larutan
putih keruh, terdapat endapan putih
Albumin + HCl larutan tidak
berwarna endapan bening seperti gel +
buffer asetat larutan tidak berwarna
terbentuk endapan putih
Albumin + NaOH larutan tidak
berwarna endapan bening seperti gel +
buffer asetat larutan tidak berwarna
terbentuk endapan putih
Albumin + buffer asetat larutan tidak berwarna endapan putih
Putih telur + HCl larutan keruh larutan tidak berwarna endapan putih + buffer asetat larutan tidak berwarna terbentuk endapan putih
Putih telur + NaOH larutan keruh larutan tidak berwarna + buffer asetat larutan tidak berwarna terbentuk endapan putih
Putih telur + buffer asetat larutan tidak berwarna endapan putih
kuning telur + HCl larutan kuning larutan tetap kuning + buffer asetat larutan berwarna kuning
kuning telur + NaOH larutan
Page | 9
d. Ikan 10%
- Uji Sulfur dalam Protein
Albumin 10%
keruh larutan kuning + buffer asetat larutan tidak berwarna terbentuk endapan putih
kuning telur + buffer asetatlarutan berwarna kuning
larutan ikan+ HCl larutan keruh larutan keruh, endapan putih + buffer asetat larutan tidak berwarna, endapan putih
larutan ikan+ NaOH larutan keruh larutan keruh, endapan putih + buffer asetat larutan tidak berwarna, endapan putih
larutan ikan+ buffer asetatlarutan keruh larutan tidak berwarna, endapan putih
Serbuk albumin + serbuk fussion mixture campuran tak berwarna, didinginkanserbuk + air panasfilrat + HCl larutan tidak berwarna + BaCl terdapat endapan putih
Page | 10
VIII. PERSAMAAN REAKSI
Uji Biuret
Pengendapan dengan Logam
- HgCl2
- Pb-Asetat
Page | 11
Pengendapan dengan Garam
Uji Koagulasi
Endapan + Reagen Millon
Filtrat + Air (H2O)
H H
R – C – COO- R – C – COO- + H+ (suasana asam) N+H3 NH2
Atau
H H
R – C – COO- + H+ R – C – COOH (suasana basa) N+H3 NH2
Pengendapan dengan Alkohol
Reaksi dengan HCl 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol
Reaksi dengan NaOH 0,1 M dan dilanjutkan dengan alkohol
Page | 12
H2O
H2O
Reaksi dengan Buffer Asetat pH 4,7 dan dilanjutkan alkohol
Page | 13
Denaturasi Protein
Reaksi protein dengan HCl yang di lanjutkan dengan pemanasan selama 15 menit
membuat protein terdenaturasi
COO - COOHH3N+ - C – H + H+ H3N+ - C – H R asam R COO - COO -
H3N+ - C – H + OH- H2N – C – H + H2O R basa R
IX. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, kami melakukan uji reaksi protein. Kami melakukan
beberapa uji coba protein dengan sampel yang kami gunakan adalah kuning telur 10%,
putih telur 10%, albumin 10%, dan larutan ikan 10%, dengan menggunakan beberapa uji,
yaitu : uji biuret, pengendapan dengan logam, pengen dapan dengan garam, uji koagulasi,
pengendapan dengan alkohol, denaturasi protein, dan uji sulfur dalam protein.
Pada uji biuret , dimana protein direaksikan dengan NaOH dan CuSO4 akan
menghasilkan warna ungu. Warna ungu ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga
terbentuk kompleks antar Cu2+ gugus -CO dan -NH dari suatu rantai peptida dalam suasana
basa. Warna ungu ini menunjukkan bahwa adanya peptida pada larutan protein tersebut.
Semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan menunjukkan semakin panjang dan
kuat ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan
bahwa uji ini positif terhadap biuret. Pada uji biuret ini, larutan kuning telur memiliki
warna ungu lebih muda dibandingkan dengan warna ungu pada larutan putih telur,
albumin, dan larutan ikan, dapat disimpulkan bahwa larutan kuning telur memiliki ikatan
peptida lebih lemah dibandingkan dengan ketiga protein diatas tersebut.
Pada uji pengendapan logam kami melakukan reaksi antara protein ( disini kami
menggunakan larutan putih telur, larutan kuning telur, larutan albumin, dan larutan ikan)
Page | 14
dengan HgCl2. Ketika direaksikan, larutan yang dihasilkan akan menghasilkan endapan
putih. Pembentukan endapan putih ini karena terjadinya ionisasi pada HgCl2 membentuk
Hg2+. Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein yang ditambahkan dengan HgCl2 akan
memutuskan ikatan jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama
gugus –COOH dan gugus –NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion
logam berat dan dapat membentuk senyawa kelat. Ion-ion yang dapat membentuk endapan
logam dengan protein antara lain adalah Ag, Ca, Zn, Hg, Fe, Cu, Co, Mn, dan Pb. Selain
gugus –COOH dan gugus –NH2, gugus –R pada molekul asam amino tertentu dapat pula
mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus –SH pada molekul akan bereaksi
dengan dengan ion Hg. Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan
logam berat yang ditambahkan.
Pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu endapan yang
bewarna merah. Ketika protein dicampur dengan ammonium sulfat terbentuk larutan keruh
dan terdapat endapan putih. Ketika endapan putih kami tambahkan reagen Millon, maka
endapan berubah menjadi merah bata. Hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada
pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya
senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung
tirosin akan memberikan uji positif.
Pada percobaan uji koagulasi ini, kami menambahkan asam asetat ke dalam larutan
protein (protein yang digunakan adalah protein pada albumin, kuning telur, putih telur, dan
larutan ikan). Setelah kami menambahkan asam asetat ke dalam larutan protein, larutan
tetap tidak berwarna, tetapi setelah kami panaskan, terbentuk gumpalan-gumpalan putih
pada larutan protein yang dipanaskan tersebut. Adanya gumpalan menandakan bahwa,
larutan protein tersebut telah mengalami koagulasi. Terjadinya koagulasi disebabkan
karena ion H+ dari CH3COOH terikat pada gugus negatif pada protein. Ketika ion H+ dari
asam asetat masuk ke dalam larutan, akan mempengaruhi keseimbangan dan pengkutuban
muatan dari molekul protein. Perubahan pengkutuban ini menyebabkan rusaknya
konformasi alamiah protein seperti struktur tersier dan struktur kwartener protein.
Rusaknya konformasi alamiah protein menyebabkan terganggunya stabilitas dari larutan
protein, sehingga larutan protein mengalami koagulasi.
Page | 15
Pada percobaan pengendapan dengan alkohol, larutan protein yang kami
tambahkan hasil yang diperoleh untuk tabung I dengan penambahan HCl dan alkohol,
larutam berubah menjadi larutan putih keruh dan terdapat endapan putih. Pada tabung
kedua, larutan protein kami tambahkan dengan NaOH dan alkohol, dan larutan yang
dihasilkan tidak terdapat endapan didalamnya. Dan pada tabung III, kami menambahkan
larutan protein dengan buffer asetat dan alkohol, larutan yang dihasilkan terdapat endapan
didalam larutan tersebut. Uji reaksi pengendapan dengan alkohol ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh alkohol terhadap larutan protein. Dan berfungsi juga untuk
menurunkan konstanta dielektrik pada larutan sehingga gaya tarik-menarik antar molekul
jadi semakin kuat. Kemudian alkohol akan mengkondisikan gugus positif pada asam amino
untuk bereaksi dengan gugus negatif yang ada dalam larutan, sehingga pada suasana
tertentu mampu membentuk endapan. Pada kondisi asam (penambahan HCl) menghasilkan
endapan, karena gugus positif pada protein berikatan dengan gugus Cl- dan gugus negatif
yang ada pada larutan sehingga terbentuk endapan pada suasana asam. Sebaliknya, protein
tidak terendapkan oleh alkohol pada suasana basa ( NaOH ).
Pada uji denaturasi protein, terbentuknya endapan pada larutan protein yang
direaksikan menandakan bahwa telah terjadi proses denaturasi pada protein tersebut.
Denaturasi terjadi karena terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam,
dan terbentuknya lipatan molekul protein.
Pada percobaan uji sulfur, kami melakukan percobaan antara serbuk albumin
ditambahkan dengan frussion mixture dan dipanaskan lalu ditambahkan air mendidih
didapatkan endapan berwarna kuning dan filtrat berwarna bening. Setelah itu filtrat
diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2 dan terbentuk larutan yang keruh.
X. Kesimpulan
Semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan menunjukkan semakin panjang dan kuat ikatan peptide
Pembentukan endapan putih pada uji pengendapan logam karena terjadinya ionisasi pada HgCl2 membentuk Hg2+.
Terjadinya koagulasi disebabkan karena ion H+ dari CH3COOH terikat pada gugus negatif pada protein.
Uji positif pada uji pengendapan garam, ditandai dengan perubahan warna endapan dari putih menjadi merah bata ketika ditetesi reagen Millon.
Page | 16
Pada kondisi asam (penambahan HCl) menghasilkan endapan, karena gugus positif pada protein berikatan dengan gugus Cl- dan gugus negatif yang ada pada larutan sehingga terbentuk endapan pada suasana asam. Sebaliknya, protein tidak terendapkan oleh alkohol pada suasana basa ( NaOH ).
XI. Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Laporan Praktikum Uji Protein. Online :
(http://lovechemistryeducation.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-uji-
protein.html) diakses : 10-09-2013
Anonim. 2013. Reaksi Uji Protein. Online : (http://meypharmacys.blogspot.
com/2013/04/reaksi-uji-protein.html) diakses: 10-09-2013
Ismiariningsih. 2013. Laporan Praktikum Biokimia-reaksi Uji Protein. Online :
(http://ismiariningsih.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-biokimia-reaksi-
uji.html) diakses: 10-09-2013
Khairunnisa, Siti. 2013. Uji Reaksi Protein. Online : (http://siti-khairun-nisa.
blogspot.com/2013/03/laporan-biokimia-uji-reaksi-protein.html. diakses : 10-09-2013
Rahayu. 2012. Reaksi Uji Protein. Online : (http://fleurazzahra.blogspot.
com/2012/03/reaksi-uji-protein.html) diakses : 10-09-2013
Page | 17
XII. Lampiran
Uji Biuret
1. Warna apa yang terjadi ?
Jawab : warna violet
2. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4 ?
Jawab : karena dapat terbentuk garam ammonium dan Cu merupakan logam berat. Jika
penggunaannya terlalu banyak maka albumin akan terdenaturasi membentuk koagulan.
Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi :
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2 (ungu). Cu2+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan
mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negatif.
3. Mengapa garam amonium mengganggu ?
Jawab : karena ion-ion dari garam ammonium lebih mudah dalam mengikat air,
sehingga menyebabkan kelarutan protein dalam air berkurang.
4. Sebutkan 2 macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?
Jawab : zat lain yang dapat memberikan uji biuret yaitu peptida dan asam amino.
Pengendapan dengan Logam
1.Apa hasilnya ?
Jawab : terbentuknya endapan putih. Pada percobaan ini proses yang terjadi yaitu saat
sampel ditambahkan HgCl2 maka warna berubah menjadi putih seperti telur masak, tetapi
campuran reaksi tersebut belum membeku atau masih dalam keadaan encer. Dan saat
ditambahkan dengan Pb (CH3COO)2, warna pada campuran kemudian berubah menjadi
putih, campuran matang tapi belum membeku.
2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg ?
Jawab : Putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg karena protein
yang terdapat dalam putih telur berfungsi sebagai biokatalis pengganti se-sel yang telah
rusak akibat gas-gas kimia beracun dari Pb dan Hg. Selain itu putih telur juga digunakan
sebagai antidotum terhadap keracunan logam berat karena putih telur mengandung
albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam berat tersebut
akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam berat tersebut tidak
akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam tubuh.
Pengendapan dengan Garam
1. Terangkan hasil-hasilnya ?
Page | 18
Jawab : pada percobaan ini hasil pencampuran antara serbuk amonium sulfat dengan
protein menghasilkan endapan dan filrat. Untuk endapan yang dihasilkan dilakukan uji
millon yang menghasilkan endapan merah bata. Endapan itu juga diuji kelarutannya
didalam air dan hasilnya adalah larut dalam air. Sedangkan untuk filtrat dilakukan uji
biuret yang menghasilkan larutan berwarna ungu.
Uji Koagulasi
1. Mengapa ditambahkan asam ? s
Jawab : Untuk mengkoagulasikan protein
2. Protein apa yang menggumpal pada pendidihan ?
Jawab : Semua protein kecuali gelatin
Uji pengendapan dengan pada alkohol
Apakah kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik isoelektriknya ?
jawab: ya, kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik isoelektriknya yang ditandai
dengan endapan berwarna putih.
Uji denaturasi
1. sifat fisik apakah dari protein yang mempengaruhi kelarutan protein dalam percobaan ?jawab: sifatnya sangat peka terhadap lingkungan, apabila konfirmasi molekul protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain, maka keaktifan biokimianya berkurang. Hal ini dinamakan dengan denaturasi.
2. metode lain yang dapat digunakan pada denaturasi protein ?jawab: yaitu metode pemanasan, metode kromatografi dan metode pemurnian enzim.
3. Perubahan apa yang berhubungan dengan denaturasi protein?Jawab: perubahan suhu, pH, dan pelarut organik.
Uji sulfur
1. mengapa protein memberikan uji positif pada sulfur?
Jawab: karena protein dengan sulfur menghasilkan endapan putih dan larutan kuning
sehingga protein memberikan uji positif terhadap uji sulfur. Karena dalam protein juga
terdapat asam amino sistein yang memiliki gugus tiol yang mengandung unsur S (sulfur).
2. unsur-unsur apa yang bisa dalam protein tetapi tidak ada dalam lipid dan karbohidrat?
Jawab : unsur P (phosphor), nitrogen, dan sulfur.
Page | 19
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Reaksi Uji Protein
OLEH:
Nama : Diah Syafitri
NIM : 06111010035
Dosen Pembimbing :
Drs. Made Sukaryawan, M.Si.
Desi, S.Pd., M.T.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
Page | 20
top related