tugas pak haris
Post on 08-Dec-2014
132 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Nama : Akhmad Kamal
Nim : E1A209052
Fungsi : Media Tumbuh
Proses : Sebagai Penyimpan Unsur Hara
Atribut : Bahan Organik
Indikator : Kandungan C-organik
Metode : Penetapan Karbon Organik Cara Kurmis (Kolorimeter)
Klorimeter adalah alat ukur warna. Penentuan keadaan larutan zat dengan
meningkatkan pada warnanya serta membandingkan dengan warna standar
dengan cara menentukan intensitas-intensitas tiga warna utama yang membentuk
warna itu. Prosedur kerjanya yaitu :
1. Menimbang 0,500 gram contoh tanah ukuran < 0,5 mm, memasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml.
2. Menambahkan 5 ml K2Cr2O7 2 N, lalu dikocok
3. Menambahkan 7,5 ml H2SO4 Pekat, dikocok kemudian mendiamkan selama 30
menit.
4. Mengencerkan dengan air murni, mendinginkannya dan mengimpit
5. Mengukur extinctionnya dengan kolorimeter pada keesokkan harinya dengan
panjang gelombang 561 nm
6. Membuat pembanding dengan deret standart 0-250 ppm. Dengan interval
standart 50 ppm, sehingga diperoleh deret o ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm,
150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Langkah untuk memperoleh deret tersebut
dengan memipet 0; 0,5; 1; 2; 3; 4; dan 5 ,l dari standar 5000 ppm glukosa
5000 ppm kedalam labu ukur 100 ml dengan tiap deret sendiri-sendiri dan
memperlakukan sama dengan pengerjaan contoh yaitu menambahkan 5 ml
K2Cr2O7 2 N, lalu dikocok
7. Menambahkan 7,5 ml H2SO4 pekat. Mengocok lalu mendiamkan selama 30
menit.
8. mengencerkan dengan air murni, mendinginkan dan mengimpitkan untuk
masing-masing deret
Nilai prosentase karbon atau C-organik Tanah dalam tanah dikelompokkan
dalam lima kategori berikut:
(1) sangat rendah untuk C(%) <1,00.
(2) rendah untuk C(%) berkisar antara 1,00 s/d 2,00.
(3) sedang untuk C(%) berkisar antara 2,01 s/d 3,00.
(4) tinggi untuk C(%) berkisar antara 3,01 s/d 5,00.
(5) sangat tinggi untuk C(%) lebih dari 5,00.
C-Organik (Bahan organik) merupakan bagian dari tanah yang merupakan
suatu sistem kompleks dan dinamis, dan bersumber dari sisa tanaman dan atau
binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan
bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Bahan organik
tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk
serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik
terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
Tanah memiliki C-organik tinggi karena diatas tanah banyak tumbuh
tumbuhan-tumbuhan seperti gulma dan lain-lain, tanaman ini menyumbang
banyak bahan organik sehingga C-organiknya tinggi. Berbeda dengan tanah yang
tererosi dimana lapisan atas yang banyak mengandung bahan organik sering
terkikis akibat erosi maka bahan organiknya rendah sehingga C-organiknya juga
rendah.
Kandungan C-organik pada setiap tanah bervariasi, mulai dari kurang dari
1% pada tanah berpasir sampai lebih dari 20 % pada tanah berlumpur. Warna
tanah menunjukkan kandungan C-organik tanah tersebut. Tanah yang berwarna
hitam kelam mengandung C-organik yang tinggi. Makin cerah warna tanah
kandungan C-organiknya makin rendah. Contohnya tanah yang berwarna merah
mengandung kadar besi yang tinggi, tetapi rendah kandungan C-organiknya.
Fungsi bahan organik di dalam tanah lebih kuat pengaruhnya kearah
perbaikan sifat-sifat tanah, dan bukan khususnya untuk meningkatkan unsur hara
di dalam tanah, tetapi dapat mempertahankan suatu unsur hara di dalam tanah
yang nantinya dapat di ambil oleh tanaman. Sebagai contoh urea kadar N 46 %,
sedangkan bahan organik mempunyai kadar N <3%, sangat jauh perbedaan kadar
unsur N. Akan tetapi urea hanya menyumbangkan 1 unsur hara yaitu N sedangkan
bahan organik memberikan hampir semua unsur yang dibutuhkan tanaman dalam
perbandingan yang relatif setimbang, walaupun kadarnya sangat kecil. Usaha-
usaha mempertahankan kadar bahan organik tanah hingga mencapai kondisi ideal
(5 % pada tanah lempung berdebu). Pengaruh bahan organik dalam usaha
pertanian ini menjadi sangat penting setelah banyak masyarakat lebih menghargai
hasil-hasil pertanian ramah lingkungan (pertanian organik).
Tanah sebagai salah satu indikator terpenting dalam fungsinya secara
epidologi yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman. Memiliki fungsi
yang beragam dalam menyediakan bahan alam yang dibutuhkan oleh tanaman
antara lain yang kita ketahui seperti air, hara, dan udara. Mineral-mineral yang
berada dalam tanah juga berpengaruh terhadap tersedianya unsur hara bagi
tanaman.
Sifat tanah sendiri juga berpengaruh terhadap fungsi tanah sebagai media
tanam mulai dari sifat fisika baik tekstur, struktur,konsistensi dan masih banyak
lagi sifat fisik yang lain dapat menentukan tanah tersebut baik atau tidak sebagai
media tanam, sifat bilogi dilihat dari kegiatan fauna tanah yang berukuran makro,
mikro dan meso didalam tanah berfungsi mengolah unsur hara tanah, sifat kimia
berhubungan erat dengan pH atau tingkat keasaman dan kebasaan tanah dan KTK
(kapasitas tukar kation) atau kemampuan tanah dalam menjerap ion ion (hara)
dalam tanah.
top related