tugas makhluk budaya
Post on 23-Oct-2015
61 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
SOSIAL BUDAYA DAN ETIKA
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
NAMA KELOMPOK :
ANDIKA B CANDRA 26020210130078
FAUSTINUS RUDOLF 26020210130096
ARGIAN NISYAR AMIRULLAH 26020210130105
NATALIA TIAMINING 26020210130071
ARRAYA ERITHA B 26020210130080
ICHWAN DWI SAPUTRA 26020210110026
EKO YULIAN SETIAWAN 26020210130094
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya
manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Dengan berbudaya,
manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.
Manusia berbeda dengan makhluk lainnya.Manusia menjalani hidup sesuai dengan adab-
adab yang diterapkan di lingkungan sekitar.Oleh karenanya, manusia harus bersosialisasi dan
memenuhi adab-adab yang telah disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang
yang tidak menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia yang
biadab. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi budaya
yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan pikirkan bersama
solusinya.
Rumusan Masalah
1. Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?
2. Apa yang dimaksud manusia yang beradab dan biadab?
3. Apa saja problematika manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?
Tujuan
1. Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab.
2. Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang beradab.
3. Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan manusia sebagai makhluk
yang berbudaya dan beradab.
4. Mengetahui dan merancang solusi dari problematika yang timbul berkaitan dengan
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
BAB II
ISI
Pengertian Manusia
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan
lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya
pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap
orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak
dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan
sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”. Daya dari budi yang berupa
cipta, karsa dan rasa.Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan
kebudayaan, berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan
(Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture”
diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah ”Cultural-Determinism”.
Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai ”superorganic”.
Menurut Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu
bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak
lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik,
benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran
dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus
menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi
disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia
juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk
Tuhan
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan
hidupnya.Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia
yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu
mendukungnya.Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn
(1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya
tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena
kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya.
Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya.
Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga
dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah
antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain
yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat
fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara
berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan
yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan
pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan
memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Hakikat kodrat manusia itu adalah :
1) Sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2) Sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial,
ekonomi, politik, budaya dan alam), dan
3) Sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan
dan sesuai dengan hakikat kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya.Aspek fisik
bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.
Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk lain.
Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat
alat karena sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber),
manusia mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious)
dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus),
serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious), sedangkan hewan memiliki
daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum
alam.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal
dalam suatu interaksi sosial.Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan
yang berlandaskan ketuhanan.Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang
sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi.Selain itu pendidikan haruslah
memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai
manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia
sebagai mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya.Kebudayaan yang terus
berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat
betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang
tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari
pendidikan suatu bangsa.
Etika dan Estetika berbudaya
Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis
pada makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini
menjadi kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma
menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan
kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia
yang sudah memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara
visual dan akustik(instrumental) .
Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan
fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital, tetapi telah
melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan
untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika
Sebuah Pengantar.hal-3).
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762)
melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta
Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan
antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah
estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus
dibedakan dengan pengertian estetik.
Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat dalam
berbudaya dan bermasyarakat. Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam kehidupan
dalam bermasyarakat adalah hal yang wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya
masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah
atau bangsa harus diletakkan di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan
untuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan
kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa
menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan
samapai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap
lebih maju di banding budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya,
tentunya dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya.
Problematika Kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia
sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung
menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko
efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa contoh problematika kebudayaan:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan
sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar
dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini
lebih baik daripada pemikiran mereka.Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa
tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai
petani.Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang
ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.Sebagai contoh dapat
kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan
pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan
penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana
alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran
penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan
dengan hidup mereka ditempat yang lama.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi
dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka
seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa
sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah
mereka miliki secara turun-temurun.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri
dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu
timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan
yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang
menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK
Sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai
contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk
melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi
dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan
manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau
tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan
generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang
tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak
diwariskan oleh pendahulunya.Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan
hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya
yang baru diterima sekarang ini.
9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran)
bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika
dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
10. Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima
akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk.
Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini
adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi
perilaku sebagian masyarakat Indonesia.Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme,
pragmatis, dan induvidualistik.Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa
kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Manusia Sebagai Makhluk Beradab
Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti
dan akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau
kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu
ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak,
berkesopanan dan berbudi pekerti halus.Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti
kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket.Peradaban dapat diartikan pula hasil
perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada
skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang
biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang
maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
1. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
3. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber
kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai
sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang
santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya.Segala sesuatu yang dinilai maju
dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan
dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu
berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi,
disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat menimbulkan
gangguan dan peluang untuk mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban
suatu masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasi – fikasikan dengan berbagai cara. Pada
umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi,
meliputi berbagai fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia
beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan).
Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma
masyarakat maupun norma agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang
tidak beradab. Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan
nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam
kekurangajaran.Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya kuasa untuk
menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu.Mengetahui perihal yang baik
namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya
untuk memuaskan nafsu, harga diri bukan lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam
kesendirian maupun di ruang publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk
pemuasan nafsu.
Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah,
moral yang lebih hina dari masyarakat jahiliyah. Manusia tak beradab, orang yang
mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi
tunggangan hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau
unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju.Konsep kebudayaan adalah
perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama
dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan
dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua
bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan
transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn
mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat
mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan,
kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah
akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara
berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi
dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta
nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar
bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional
yang beroperasi tanp mengenal batas-batas negara.Kapitalisme juga menuntut adanya
ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan,
akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional.
Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban
lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati
dirinya.Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi,
seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara.
Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.
Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan
kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.Misalnya saja kesenian
tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta
kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat
wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan
pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik..
Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di
Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan
contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak
dipengaruhi oleh globalisasi.Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan
pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme.Manusia tidak lagi merasa
senasib, sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan)
dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling
berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak.Hal ini juga
berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan
kemasyarakatan.
Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin meningkat, atau
dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup
hedonis yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya
suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh
pengaruh globalisasi.Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah
ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh
anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam
percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam
eksistensi bahasa di suatu daerah.
Wujud dan Perkembangan Peradaban
Tiga Periodisasi Peradaban (Alvin Tofler) yaitu gelombang perubahan dari meramu (food
gathering) menjadi budaya cocok tanam (peradaban pertanian) kehidupan manusia menjadi
menetap, peradaban industri, peradaban informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan Peradaban
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan
baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris).Mengalami
perkembangan pesat yang disebut evolusi hijau (green revolution). Pada masa ini
terjadi perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul,
pemupukan, pembasmian hama dan mekanisasi). Pada masa ini terjadi perubahan
kehidupan manusia yang berarti dengan ditemukannya berbagai alat dan pesawat
1769 James Watt – mesin uapnya, Thomas Alpha Edison –lampu pijarnya. Kondisi
tadi menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban industry yang
menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4 negara asia (the four tiger) : Korea
Selatan, Taiwan, Singapore, Hongkong.
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri).Perkembangan
IPTEK industri sangat berpengaruh pada perkembangan bidang elektronik .
Kemajuan media elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg cepat di
seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa teknologi dunia. Kehidupan
budaya memasuki era revolusi komunikasi, revolusi informasi.
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi
dengan komputer atau alat komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level “the
age high mass consumption”, Komputer, internet, satelit . Hal yang menarik dikenal
Budaya kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran menjadi tuntutan dalam
rangka membuat program dan memanfaatkan program baik untuk mencapai
informasi, menyimpan maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.
Wujud dari peradaban dapat berupa :
1. Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket,
sopan santun.
4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
Problematika Peradaban
Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi
sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau
membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai”
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap
bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
1. Proses yang meningkatkan nilai tambah
2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi dampak
teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga
akibat buruk dalam kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan
banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus
dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun
pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat
dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia
Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia
1. Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya
menyebabkan pergeseran nilai dan sikapmasyarakat yang semua irasional menjadi
rasional
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya
ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-
alat komunikasi dan transportasi yang canggihmerupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasidanglobalisasiadalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakatmelimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa
tidak lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa
bahwa mereka adalah makhluk sosial
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budayanegatif
yang mulaimenggeser budayaasli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebasremaja,dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang
dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara individudengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangansosial
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak
lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik,
benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran
dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
Problematika kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial.Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia.
Saran
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan
dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
sebagai mana manusia yang tidak luput dari kesalahan.Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011.Definisi Budaya- Pengertian Kebudayaan. Diakses dari
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
Anonim.2011. Manusia Berbudaya. Diakses dari
http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2011/03/manusia-berbudaya.html
Anonim.2011.Makalah Problematika Peradaban. Diakses dari
http://akuinginselalubersamamu.blogspot.com/2011/10/makalah-problematikaperadaban.html
Ika Putri Nadilla.2012.Hakekat Manusia sebagai Makhluk Budaya. Diakses dari
http://nadillaikaputri.wordpress.com/2012/10/21/manusia-sebagai-makhluk-budaya-3/
Suci Fitri Mentar. 2012. Manusia Beradab. Diakses dari
http://sucimentari.blogspot.com/2012/01/manusia-beradab-manusia-beradab-adalah.html
Sulung Dimas.2012.Manusia sebagai Makhluk Berbudaya. Diakses dari
http://dimasreddevil.blogspot.com/2012/06/manusia-sebagai-makhluk-berbudaya.html
Afirmasi NilaiEtika dan Estetika Kebudayaan Madura » Lontar Madura
http://lontarmadura.com/afirmasi-nilai-etika-dan-estetika-kebudayaan-madura/
#ixzz29tX8sxqg)
Studi Kasus
Belajar Mencintai Lingkungan dan Kebudayaan dari Suku Baduy
Details Monday, 21 January 2013 16:13 Written By Adityo
Sangat Menjaga Hutan Ulayat, Hidup dengan Cara Tradisional
Suku Baduy, salah satu komunitas masyarakat yang dikenal masih kuat mempertahankan adat
istiadatnya. Selain sebagai ”duta budaya” Provinsi Banten, suku ini juga dikenal sebagai ”duta
lingkungan” karena menjaga keasrian hutan ulayat warisan nenek moyangnya. BUDI W
ISKANDAR, Serang
MEMASUKI kawasan Baduy melalui Desa Ciboleger, pengunjung diharuskan datang ke
Kepala Desa Kanekes atau dikenal sebagai Jaro Pamarentah, yakni Jaro Dainah. Usai dari
sana, warga bisa memasuki perkampungan Baduy.
Suku Baduy terbagi dua yakni Baduy luar dan Baduy dalam. Saat menjejakkan kaki di
perkampungan yang masih sangat tradisional ini, pengunjung yang menyusuri Perkampungan
Baduy akan melihat para ibu-ibu warga Baduy tengah menenun kerajinan.
Mulai dari selendang, sarung serta ikat kepala. Kerajinan tangan karya warga Baduy tidak
hanya hasil tenun, melainkan ada juga anyaman yang dibuat seperti tas, gelang, gantungan
kunci dan lainnya. Tidak setiap waktu Perkampungan Baduy bisa didatangi.
Sebab jika terdapat acara adat para pengunjung yang datang hanya diperbolehkan masuk
hingga ke Kampung Gejeboh atau sekitar satu jam perjalanan dari Ciboleger atau pintu masuk
perkampungan Suku Baduy.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Banten, Rd Dadie Rus wandi mengatakan
perkampungan suku Baduy terletak sekitar 172 kilometer sebelah barat DKI Jakarta atau 65
kilometer sebelah selatan ibu kota Provinsi Banten atau 38 kilometer sebelah selatan ibu kota
Kabupaten Lebak.
”Suku Baduy itu memiliki dua kelompok sosial, yakni masyarakat Baduy Dalam dengan ciri
pakaian berwarna putih dan masyarakat Baduy Luar dengan ciri pakaian berwarna hitam,”
terang Dadi, kemarin. Masyarakat Baduy Dalam, kata dia, memiliki karakteristik tersendiri.
Konsep hidup mereka sepenuhnya tertumpu pada filisofi ”Lojor teu meunang dipotong,
pondok teu meunang disambung” yang artinya panjang tidak boleh dipotong pendek tidak
boleh disambung. Bahkan, di Baduy Dalam tidak ada listrik.
Sedangkan masyarakat Baduy Luar, dalam kehidupanya sedikit lebih terbuka dibandingkan
dengan masyarakat Baduy Dalam. Mereka ”sedikit” menikmati kehidupan modern. ”Tetapi
dalam menjalankan kehidupannya, mereka patuh dan taat menjalankan perintah adat.
Bahkan mereka juga sangat menjaga kelestarian hutan yang ada di kawasanya,” tandasnya.
Seperti menjaga 125 sumber mata air, yang umumnya mengalir ke Sungai Ciujung. ”Baduy
tidak menjadi target eksploitasi wisata di Provinsi Banten.
Kami menandainya sebagai daerah dengan ciri khusus, yakni kearifan lokal yang sangat
kuat,” tuturnya. Hingga kini, suku Baduy sangat menjaga hutan yang menjadi hak ulayatnya.
Ketua Wadah Musyawarah Masyarakat Baduy (Wammby) Kasmin Saelani mengatakan
hingga saat ini masyarakat Baduy menjaga pelestarian lingkungan untuk keseimbangan
ekosistem alam juga kelangsungan hidup manusia.
Hutan yang rusak akan menimbulkan banjir, longsor dan kekeringan. Karena itu, kata dia,
pihaknya terus menjaga kawasan hutan Baduy agar tidak terjadi kerusakan dengan melarang
penebangan pohon. Saat ini kawasan hutan hak ulayat Baduy seluas 5.101,85 hektare sesuai
dengan Perda No 32 Tahun 2001 hingga kini terjaga.
Menurut dia juga, masyarakat Baduy yang tinggal di kawasan Gunung Kendeng berlokasi di
Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, merupakan hulu air wilayah
Provinsi Banten. Sementara itu, Jaro Daenah mengatakan pihaknya tetap sangat konsisten
menjaga gunung-gunung dan hutan yang ada di Provinsi Banten agar tetap terpelihara
kelestarianya.Pelestarian hutan dan gunung, kata dia, untuk menghindari dari segala bencana
alam seperti banjir, longsor, dan pemanasan global. ”Kami terus mengawasi hutan dan lahan
agar tidak terjadi penebangan liar yang dilakukan masyarakat luar kawasan Baduy,” katanya.
(*/ditambahkan dari berbagai sumber)
- See more at: http://www.indopos.co.id/index.php/berita-urban-city/1483-belajar-mencintai-
lingkungan-dan-kebudayaan-dari-suku-baduy#sthash.boaeugER.dpuf
Konser Kolosal Angklung Digelar di Beijing
Jumat, 22 Maret 2013
Angklung sebagai alat musik tradisional Jawa Barat memiliki daya tarik bagi para wisatawan
asing untuk belajar memainkannya seperti terlihat di Saung Angklung Udjo, Kota Bandung,
Jawa Barat, Jumat (9/10/2009).
BEIJING, KOMPAS.com--Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) akan
menggelar konser kolosal 10 ribu angklung di Beijing, akhir Mei 2013.
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT), Bondan Gunawan di
Beijing, Kamis, mengatakan konser kolosal 10 ribu angklung ini merupakan salah satu bentuk
diplomasi budaya untuk mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dan China.
"Diplomasi itu aspeknya banyak, ada antarpemerintah, antarpelaku bisnis, dan
antarmasyarakat. Diplomasi antarmasyarakat terdiri atas bidang budaya, olahraga dan ilmu
pengetahuan. Konser kolosal angklung ini merupakan bentuk diplomasi budaya," katanya
menjelaskan.
Bondan mengatakan gagasan untuk menggelar konser kolosal 10 ribu angklung telah dimulai
sejak satu hingga dua tahun lalu.
"Konser akan digelar di lapangan terbuka, dan dimainkan oleh 10 ribu orang yang sebagian
besar adalah pelajar, mahasiswa serta warga masyarakat China," ungkap Bondan.
Namun, ada pula yang berasal dari masyarakat keturunan Tionghoa dari Kalimantan,
Surabaya sekitar 500 orang yang akan bergabung dalam konser kolosal 10 ribu angklung
tersebut, lanjutnya.
Konser kolosal 10 ribu angklung juga akan dicatatkan pada Guiness Book of Records.
"Sebelumnya telah ada konser kolosal 5.000 angklung yang digelar perwakilan Indonesia di
Amerika Serikat pada 2011," kata Bondan.
Direktur Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat mengatakan konser kolosal 10 ribu angklung
ini merupakan bentuk pelestarian alat musik bambu khas Indonesia yang telah tercatat sebagai
salah satu warisan budaya dunia "The Intangible Heritages" UNESCO.
"Syarat untuk dapat bertahan tercatat sebagai warisan budaya UNESCO adalah warisan
budaya dimaksud harus terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan. Jika upaya
itu tidak dapat kita lakukan terus menerus, angklung bisa dicabut statusnya sebagai warisan
budaya dunia. Maka itu, kita terus berupaya agar angklung tetap terpelihara, terlindungi,
terpromosikan dan tergenerasikan ," katanya.
Dalam konser kolosal angklung di Beijing Mei mendatang selain mengerahkan 10 ribu
angklung, Saung Angklung Udjo juga mengirimkan 40 orang untuk ikut terlibat.
"Selama konser kolosal angklung itu, akan dilantunkan enam hingga tujuh lagu baik lagu
Indonesia maupun China, yang akrab di telinga masyarakat masing-masing kedua negara,
seperti `Ayo Mama` dari Indonesia atau `Yue Liang Dai Biao Wo De Xin` lagu dari China,"
katanya.
Taufik menambahkan, "Kami juga akan membawakan lagu yang agak sulit seperti lagu dari
Queen. Kami ingin menunjukkan bahwa alat musik angklung mampu memainkan aransemen
musik yang agak rumit,".
Tanggapan :
Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa kebudayaan Indonesia telah mampu mendunia.
Ini membuktikan bahwa budaya Indonesia yang beragam tidak boleh dipandang sebelah mata
dan budaya Indonesia juga mampu tampil di pentas dunia, supaya masyarakat dunia tahu
kebudayaan Indonesia yang beragam.
Kita patut berbangga akan ini. Apalagi yang bermain alat musik angklung di konser kolosal
angklung yang digelar di Beijing, China tersebut kebanyakan adalah warga China sendiri.
Seperti juga yang terlihat pada gambar diatas tampak wisatawan asing pun terlihat antusias
memainkan alat musik tradisional ini. Ini membuktikan bahwa alat musik ini memiliki daya
tarik tersendiri bagi para warga negara asing untuk memainkannya.
Konser kolosal 10 ribu angklung ini merupakan bentuk pelestarian alat musik bambu khas
Indonesia yang telah tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia "The Intangible
Heritages" UNESCO. Karena seperti yang dikatakan oleh Direktur Saung Angklung Udjo
Taufik Hidayat bahwa "Syarat untuk dapat bertahan tercatat sebagai warisan budaya
UNESCO adalah warisan budaya dimaksud harus terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan
tergenerasikan. Jika upaya itu tidak dapat kita lakukan terus menerus, angklung bisa dicabut
statusnya sebagai warisan budaya dunia. "
Maka dari itu, kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan budaya ini harus terus
berupaya agar budaya Indonesia termasuk angklung tetap terpelihara, terlindungi,
terpromosikan dan tergenerasikan.
Tautan:
http://oase.kompas.com/read/2013/03/22/09595895/Konser.Kolosal.Angklung.Digelar.di.Beij
ing
top related