tugas makalah psm
Post on 01-Jul-2015
1.365 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Tugas Makalah Pengorgananisasian & Pengembangan MasyarakatDosen : Drs. H. Watief A. Rahman,MS
Di susun oleh :
Kelas A
Fitriani Sudirman K111 08 251
Nurul Hairunnisa A K111 08 258
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi………………………………………………………………… 1
Bab I Pendahuluan…………………………………………………... 2
I.1 Latar Belakang………………………………………………... 2
I.2 Rumusan Masalah…………………………………………….. 3
Bab II Pembahasan………………………………………………….... 4
II.1 Pengertian PSM……………………………………………….. 4
II.2 Pembangunan Kesehatan……………………………………… 4
II.3 Tujuan PSM Dalam Pembangunan Kesehatan………………… 6
II.4 Strategi Peningkatan PSM dalam Pembangunan Kesehatan….. 6
II.5 Faktor yang Mempengaruhi PSM……………………………... 7
II.6 Faktor Pendorong & Penghambat PSM……………………….. 12
II.7 Keuntungan Partisipasi Masyarakat…………………………... 13
II.8 Contoh PSM Dalam Pembangunan Kesehatan………………... 15
Bab III Penutup……………………………………………………….... 17
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 19
BAB IPENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948
disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras,
agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan
masayarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah
dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat
proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam
jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam
menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Oleh karena itu,
diperlukan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan guna
meningkatkan status kesehatan mastyarakat secara menyeluruh.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan pengertian peran serta masyarakat.
2. Menjelaskan tentang teori pembangunan kesehatan.
3. Menjelaskan tujuan peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.
4. Bagaimana strategi untuk peningkatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
5. Menjelaskan apa saja faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan.
6. Mengidentifikasi faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
7. Menyebutkan keuntungan dari adanya peran serta masyarakat.
8. Memberikan contoh penerapan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
BAB IIPEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Peran Serta Masyarakat (PSM) adalah suatu bentuk bantuan masyarakat
dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitattif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta
bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.
Peran serta masyarakat adalah proses untuk :
1. menumbuhkan dan meningkatkan tanggung jawab individu, keluarga
terhadap kesehatan / kesejahteraan dirinya, keluarganya dan
masyarakat
2. mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan
kesehatan, sehingga individu / keluarga tumbuh menjadi perintis
pembangunan (agent of development) yang dilandasi semangat gotong
royong.
II.2 PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia
tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang
tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
ekonominya.
Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan
Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka paling sedikit yang
harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar adalah :
1. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan
pemberantasannya.
2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi.
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar.
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.
5. Imunisasi.
6. Pengobatan dan pengadaan obat.
Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk
mencapai derajat kesehtaan yang layak bagi semua, maka perencanaan,
pengorganisasian dan penyelenggaraan yang efisien mutlak diperukan
disamping harus berdasarkan :
Perikemanusiaan.
Kesehatan sebagai hak asasi.
Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat.
Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan
preventif.
Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan.
Dukungan sumber daya kesehatan
II.3 TUJUAN PSM DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Tujuan Umum
Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat dalam bidang kesehatan
Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan pemimpin, pemuda, dan tokoh
masyarakat dalam merintis dan menggerakkan upaya kesehatan di
masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan.
c. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat
dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana / sarana
masyarakat untuk upaya kesehatan
II.4 STRATEGI PENINGKATAN PSM DALAM PEMBANGUNAN
KESEHATAN
1. Mematangkan kesiapan masyarakat untuk berperan serta dalam
pembangunan kesehatan dengan menerapkan Komunikasi Informasi
dan Motivasi (KIM) dalam rangka menumbuhkan “public opinion”
yang positif yang dilakukan melalui pendekatan kepada :
Individu
keluarga (diberikan dengan pendekatan perorangan)
kelompok persepuluhan
organisasi / kelembagaan masyarakat, dan
masyarakat umum (dilakukan melalui penggunaan media
elektronik, media cetak dan tradisional)
2. Mewujudkan pemimpin dan perintis pembangunan kesehatan dalam
masyarakat dengan pendekatan :
formal : melalui LKMD / PKK dan perangkatnya
informal : melalui organisasi kemasyarakatan
kelompok masyarakat : (organisasi / kelompok keagamaan,
kewanitaan, kepemudaan, ketenaga kerjaan, ekonomi,
pendidikan, peminatan, profesi)
3. Mengenal, mengajak, memberi kesempatan dan melibatkan berbagai
organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan
kesehatan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya di semua
tingkat.
4. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan kelanjutan bagi para
penyelenggara upaya kesehatan guna mendalami dan mengamalkan
pendekatan masyarakat yang berhasil guna dan berdaya guna.
II.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PSM DALAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Perilaku individu
Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat
pengetahuan, sikap mental, tingkat kebutuhan individu, tingkat
keterikatan dalam kelompok, tingkat kemampuan sumber daya yang
ada.
a) Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku
individu. Makin tinggi pendidikan / pengetahuan kesehatan
seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antar
tingkat pendidikan ibu dan kesehatan keluarganya. Dalam
permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi
masyarakat tidak selalu sama dengan persepsi pihak provider
kesehatan (tenaga kesehatan).
Untuk mencapai kesepakatan atau kesamaan persepsi
sehingga tumbuh keyakinan dalam hal masalah kesehatan yang
dihadapi diperlukan suatu proses yang mantap. Dalam proses ini
diharapkan terjadi perubahan perilaku seseorang, yang tahap-
tahapnya adalah :
pengenalan (awarenes)
peminatan (interest)
penilaian (evaluation)
percobaan (trial)
penerimaan (adoption)
b) Sikap Mental
Sikap mental pada hakekatnya merupakan kondisi
kejiwaan, perasaan dan keinginan (mind, feeling and mood)
seseorang sehingga hal tersebut berpengaruh pada perilaku serta
pada akhinya perbuatan yang diwujudkannya. Kondisi ini
didapatkan dari proses tumbuh kembang individu sejak masa
bayi/anak dan berkembang pula dari pendidikan serta
pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan
lingkungan/masyarakatnya.
Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma), maka
para pemberi pelayanan sebagai “Prime Mover” akan dapat
membentuk strategi perekayasaan manusia dan sosial..
c) Tingkat Kebutuhan Individu
Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam
diri individu, MASLOW mengatakan bahwa pada diri manusia
terdapat sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya
untuk berperilaku. Kelima kebutuhan menurut MASLOW
tersebut terikat dalam suatu hirarki tertentu berdasarkan kuat
lemahnya “motivasi” . Motivasi adalah penggerak batin yang
mendorong seseorang dari dalam untuk menggunakan tenaga
yang ada pada dirinya sebaik mungkin demi tercapainya sasaran.
Implikasi dari uraian diatas adalah bahwa sepanjang
perilaku berperan serta yang dikehendaki dapat memenuhi
kebutuhan pokok anggota masyarakat dan sejalan dengan norma
dan nilai yang dianut, maka peran serta tersebut dapat
berkembang. Sebaliknya, perilaku yang lain (baru ataupun
berlawanan) tidak akan muncul dengan mudah apabila
kebutuhan pokok anggota masyarakat tersebut tidak dipenuhi.
d) Tingkat Keterikatan Kelompok
Suatu masyarakat terdiri dari individu/keluarga yang hidup
bersama, terorganisi dalam suatu sistem sosial atau ikatan.
Sesuai dengan kepentingan dan aspirasi anggotanya sistem
sosial tersebut dapat berupa organisasi/ikatan : politik, ekonomi,
sosbud, agama, profesi, pendidikan, hukum, dll. Organisasi /
institusi bentukan dari sistem sosial tersebut bervariasi besarnya
dan profil sosial ekonominya, serta tingkatannya, mulai dari
paguyuban atau bahkan kelompok terisolir pada tingkat desa,
kota dan nasional.
e) Tingkat Kemampuan Sumber Daya
Perilaku individu juga diepengaruhi oleh tersedianya
sumber daya terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik
yang dimiliki olehnya maupun yang tersedia dimasyarakat
2. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik,
ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama.
1) Keadaan dan struktur politik ; sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi derajat perilaku masyarakat yang selanjutnya
akan mewujudkan peran serta masyarakat. Kestabilan dan
kesepakatan politik, perangkat-perangkat lunak juga hukum
yang ada serta wadah yang jelas merupakan hal penting dalam
menunjang perwujudan kearah itu.
2) Keadaan ekonomi ; sangat penting pula pengaruhnya terhadap
perwujudan peran serta masyarakat, mengingat kemajuan yang
dicapai dibidang ekonomi lebih memungkinkan kemampuan
masyarakat untuk berperan serta dalam berbagai aspek
pembangunan.
3) Aspek sosial-budaya ; turut menentukan pula pengaruhnya
terhadap perwujudan peran serta masyarakat. Dalam berbagai
hal masih sering dijumpai situasi dimana tata nilai budaya
masyarakat indonesia tertentu belum lagi memungkinkan
terwujudnya perilaku hidup sehat, apalagi untuk berperan serta
dalam pembangunan kesehatan seperti yang diharapkan.
4) Aspek pendidikan ; tingkat pendidikan suatu bangsa akan
mempengaruhi perilaku rakyatnya. Makin tinggi pendidikan
masyarakat makin tinggi kesadaran kesehatannya.
5) Aspek Agama ; ketentuan atau ajaran-ajaran yang berlaku dalam
berbagai agama mempengaruhi perilaku masyarakat. Agama
dapat merupakan jembatan ataupun hambatan bagi terwujudnya
perilaku positif masyarakat dalam kesehatan.
II.6 FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PARTISIPASI
MASYARAKAT
Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi
masyarakat ada beberapa faktor yang bisa membantu atau mendorong
upaya tersebut, yang antara lain adalah :
a. Faktor pendorong di masyarakat
Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal yang baru bagi
kita di Indonesia. Dari sejak nenek moyang kita, telah dikenal adanya
semangat gotong-royong dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di
masyarakat. Semangat gotong-royong ini bertolak dari nilai-nilai
budaya yang menyangkut hubungan antar manusia. Semangat ini
mendorong timbulnya partisipasi masyarakat.
b. Faktor pendorong di pihak provider
Faktor pendorong terpenting yang ada di pihak provider adalah adanya
kesadaran di lingkungan provider, bahwa perilaku merupakan faktor
penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan. Kesadaran
ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi masyarakat. Selain itu
keterbatasan sumber daya dipihak provider juga merupakan faktor
yang sangat mendorong pihak provider untuk mengembangkan dan
membina partisipasi masyarakat.
Selain faktor pendorong dalam upaya mengembangkan dan
membina partisipasi masyarakat, terdapat pula faktor – faktor yang
menghambat partisipasi masyarakat, sebagai berikut :
a) Faktor penghambat yang terdapat di masyarakat ;
Persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi
provider tentang masalah kesehatan yang dihadapi.
Susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi
sosial budaya yang sangat berbeda-beda pula.
Pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya.
Adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak
dimasyarakat.
Sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah.
Adanya berbagai macam kesenjangan sosial.
Kemiskinan
b) Faktor penghambat yang terdapat di pihak provider ;
Terlalu mengejar target sehingga terjerumus dalam pendekatan
yang tidak partisipatif.
Pelaporan yang tidak obyektif (ABS) hingga provider keliru
mentafsirkan situasi.
Birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan
respons pihak provider terhadap perkembangan masyarakat.
Persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat.
II.7 KEUNTUNGAN PARTISIPASI MAYARAKAT
Bagi masyarakat :
Dengan berpartisipasinya masyarakat dibidang kesehatan maka :
a. Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan
masalah yang dihadapi masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi
para penyelenggara semata.
b. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik
secara fisik, sosial maupun secara ekonomis. Ini karena mesyarakat
berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan dalam
merencanakan pemecahannya
c. Masyarakat merasa puas, karena mempunyai andil pula dalam menilai
pelaksanaan daripada upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan
dilaksanakan bersama.
d. Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan
masalah dibidang kesehatan akan mengembangkan kemampuan dan
sikap positif serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas dasar
swadaya.
Bagi pihak penyelenggara pelayanan (provider) :
a. Dengan adanya partisipasi masyarakat, berarti adanya penemuan dan
pengerahan potensi masyarakat untuk pembangunan di bidang
kesehatan, dan membantu memecahkan masalah keterbatasan sumber
daya yang dimiliki pemerintah, baik sumber daya tenaga, biaya,
maupun fasilitas.
b. Partisipasi masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan
pelayanan kesehatan.
c. Partisipasi masyarakat menciptakan adanya rasa ikut memiliki dan rasa
ikut bertanggungjawab dipihak masyarakat terhadap masalah dan
program kesehatan, hingga hal ini memperlancar munculnya aspirasi-
aspirasi dari bawah.
d. Partisipasi masyarakat dapat pula merupakan wadah dan jalur untuk
kontrol terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pemerintah.
e. Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan dapat menjadi pintu masuk
(entry point) bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan di
bidang lain.
f. Partisipasi masyarakat merupakan mekanisme berkembangnya dialog
antara masyarakat dan pihak penyelenggaraan pelayanan (provider)
dan antara masyarakat denganmasyarakat sendiri, hingga tercipta
kesamaan berbagai pengertian dan pandangan tentang masalah dan
cara pendekatannya.
II.8 CONTOH PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Posyandu sebagai sarana peran serta masyarakat dalam usaha
peningkatan kesehatan masyarakat. Posyandu ( Pos Pelayanan Terpadu)
adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan
NKKBS dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengembangkan kegiatan KB-Kes serta kegiatan pembangunan lainnya
untuk mencapai keluafga sejahtera . Kegiatan Pokok Posyandu mencakup
Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare.
Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik
dengan ciri sebagai berikut :
• Kegiatan secara teratur dan mantap.
• Cakupan program/kegiatan baik.
• Mempunyai program tambahan.
• Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat
tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta
tanggungjawab kader PKK, LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa) sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung
Posyandu. LKMD dan PKK merupakan lembaga masyarakat yang
merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang
berfungsi Kades/lurah untuk tercapainya masyarakat sehat dan sejahtera
BAB IIIPENUTUP
KESIMPULAN
1. Peran Serta Masyarakat (PSM) adalah suatu bentuk bantuan masyarakat
dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitattif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta
bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.
2. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional.
3. Tujuan PSM dalam pembangunan kesehatan secara umum adalah
meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat dalam bidang
kesehatan.
4. Strategi untuk meningkatkan PSM dalam pembangunan kesehatan :
Mematangkan kesiapan masyarakat untuk berperan serta dalam
pembangunan kesehatan.
Mewujudkan pemimpin dan perintis pembangunan kesehatan
dalam masyarakat.
Mengenal, mengajak, memberi kesempatan dan melibatkan
berbagai organisasi kemasyarakatan.
Menyelenggarakan pendidikan dan latihan kelanjutan bagi para
penyelenggara upaya kesehatan.
5. Faktor yang mempengaruhi PSM dalam pembangunan kesehatan :
Perilaku individu, dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat
pengetahuan, sikap mental, tingkat kebutuhan individu, tingkat
keterikatan dalam kelompok, tingkat kemampuan sumber daya
yang ada.
Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik,
ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama.
6. Dalam pembangunan kesehatan, peran serta masyarakat mempunyai faktor
yang dapat mendorong dan menghambat yang berasal dari pihak
masyarakat itu sendiri dan dari pihak provider ( penyelenggara pelayanan).
7. Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
dapat memberikan keuntungan bagi pihak masyarakat dan pihak provider
(penyelenggara pelayanan).
8. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) sebagai salah satu sarana peran serta
masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2010. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Mengubah Perilaku
Masyarakat Menuju Hidup Bersih Dan Sehat. [Online] http://www.askep-
askeb.cz.cc/2010/08/peran-tenaga-kesehatan-masyarakat-dalam.html.
diakses tanggal 10 November 2010.
Erfandi. 2008. Peran Serta Masyarakat. [Online]
http://forbetterhealth.wordpress.com/. Di akses tanggal 10 November
2010.
Sembiring, Nasap. 2004. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat
Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. [Online]
http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf. Di akses
tanggal 10 November 2010.
top related