tugas individu sistem informasi manajemen (sim)...
Post on 07-Feb-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
1
TUGAS INDIVIDU
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Evaluasi Pengembangan Sistem Informasi Melalui
Insourcing vs Outsourcing di Suatu Organisasi
Oleh:
Henri Simanjuntak
(Kelas E63)
Dosen:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.sc
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjEqvaUhPvRAhVS1iYKHUtIDv8QFghNMAs&url=http%3A%2F%2Farifimamipb.blogspot.com%2F&usg=AFQjCNHQOe0eBxgwQvLmLl7JTxWheDW6YQ&sig2=ebzvIl9_1bVxu7e7QVDyPQ&bvm=bv.146094739,d.eWE
-
2
Daftar Isi
Daftar Isi .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. Sistem Informasi ...................................................................................... 2
B. Pendekatan Insourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi ............ 3
C. Pendekatan Outsourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi .......... 4
D. Pendekatan Gabungan Insourcing dan Outsourcing dalam
Pengembangan Sistem Informasi .............................................................. 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7
A. Kesimpulan .............................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................ 7
Daftar Pustaka
-
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi dan kompetisi yang semakin ketat, setiap
perusahaan harus mampu melakukan inovasi untuk bertahan, salah satunya adalah
dengan menerapkan teknologi tepat guna. Sistem informasi merupakan salah satu alat
(tool) yang sering digunakan oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahan demi
mencapai efektifitas dan efesiensi perusahaan. Disadari pula dalam pengembangan
sistem informasi tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Perusahaan pun senantiasa
melakukan efisiensi biaya dalam berbagai komponen pengeluaran keuangan perusahaan
untuk dapat memenangkan persaingan.
Dalam pengembangannya, sistem informasi dapat dikembangkan melalui berbagai model
pendekatan, antara lain insourcing, outsourcing, atau gabungan atas keduanya. Pemilihan
model pengembangan sistem informasi harus dianalisis dan dilakukan dengan baik
sehingga memberikan manfaat yang besar serta mampu meningkatkan dan berkontribusi
besar terhadap kinerja perusahaan secara tepat dan efisien. Pada tulisan ini akan dikaji
berbagai pendekatan dalam pengembangan sistem informasi pada perusahaan.
B. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Disamping itu, diharapkan dapat menambah dan meningkatan wawasan
bagi penulis, pembaca dan praktisi IT atas alternatif pengembangan sistem informasi
baik yang dilakukan secara insourcing, outsourcing, atau gabungan keduanya, dari sisi
kelemahan atau keuntungannya.
-
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Informasi
Pengembangan Sistem Informasi sering disebut juga sebagai proses pengembangan
sistem (System Development). Pengembangan Sistem itu sendiri diartikan sebagai
aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan
persoalan (problem) organisasi atau memanfatkan kesempatan (opportunities) yang
timbul. Selain itu, pengembangan system juga merupakan penyusunan suatu sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada.
Dalam menunjang pengembangan sistem diperlukan beberapa metodologi atau model-
model pengembangan sistem. Metodologi Pengembangan Sistem adalah metode-metode,
prosedur-prosedur, konsep- konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan
sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama proses
pengembangan sistem. Metode adalah suatu cara/teknik sistematis untuk mengerjakan
sesuatu. Urut-urutan prosedur untuk penyelesaian masalah ini dikenal dengan istilah
algoritma.
Konsep pengembangan sistem pada dasarnya memiliki tahapan atau metode yang sama,
walaupun pengembangan tersebut berbasis web ataupun client-server,dsb. Terdapat lebih
dari 1000 metode/model yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem. Namun
pada dasarnya metode/ model tersebut memiliki inti tahapan yang sama, hanya berbeda
dari lama pengembangan, biaya, ataupun cara pengembangan. Metode yang paling
dikenal disebut dengan System Development Life Cycle(SDLC) atau sering disebut
Water Fall Method atau sekuential Linier.
Metode yang lain contohnya prototyping, application software, End-User Development,
dsb. Proses-proses standar yang digunakan untuk membangun suatu sistem informasi
meliputi langkah- langkah analisa kebutuhan, desain, implementasi, dan maintenance
(Husein danWibowo, 2002). Hal lain yang tidak kalah penting dengan metode-metode
-
5
yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah sumber daya yang akan digunakan
dalam pengembangan tersebut. Dalam pengelolaan sumber daya yang akan digunakan
pada pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan model pendekatan
insourcing, outsourcing, atau gabungan keduanya.
B. Pendekatan Insourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi
Insourcing merupakan metode pengembangan sistem informasi yang hanya
melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Insourcing
mengembangan proyek dengan memanfaatkan spesialis IT dalam perusahaan tersebut.
Keunggulan dalam menerapkan metode insourcing diantaranya:
a. Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam
perusahaan.
b. Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak
perusahaan.
c. Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera
melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.
d. Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.
e. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap
sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan
perusahaan tersebut.
f. Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
g. Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih
terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
h. Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih
baik terhadap sistem yang sudah ada.
Sedangkan kelemahan dalam menerapkan metode insourcing diantaranya:
-
6
a. Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi
karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya
menjadi kurang efektif dan efisien.
b. Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu
perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang
teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).
c. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada
konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
d. Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem
informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
e. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi
menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
C. Pendekatan Outsourcing dalam Pengembangan Sistem Informasi
Outsourcing merupakan metode pengembangan sistem informasi dengan
melimpahkan pengerjaan proyek pada pihak ketiga. Menurut O’Brien dan Marakas
(2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai
alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi diantaranya:
a. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.
b. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi.
c. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan.
d. Faktor waktu/kecepatan.
e. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang
cukup lama.
f. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.
Ada beberapa keunggulan atau keuntungan menggunakan outsourcing, dan juga
kelemahan menggunakan outsourcing. Menurut Jogiyanto (2003) keunggulan atau
keuntungan menggunakan outsourcing antara lain:
-
7
a. Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak
berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk
outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer menerima jasa dari perusahaan
lainnya sehingga biaya tetap outsourcer dapat dibagi beberapa perusahaan.
b. Mengurangi waktu proses, karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk bekerja
bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.
c. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan
sendiri secara internal, karna outsourcer memang spesialisasi dan ahli dibidang
tersebut.
d. Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan pihak
outsourcer memilikinya.
e. Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dan
transfer pengetahuan yang dimiliki outsourcer.
f. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.
g. Mengurangi resiko kegagalan investasi yang mahal.
h. Penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika ini terjadi,
perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-saat
tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak dimanfaatkan
pada waktu yang lainnya.
i. Perusahaan dapat menfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting.
Disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh outsourcing, beberapa kelemahan
dari outsource juga perlu diperhatikan diantaranya:
a. Jika aplikasi yang di outsource adalah aplikasi yang strategis maka dapat ditiru oleh
pesaingnya yang juga dapat menjadi klien dari outsourcer yang sama.
b. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di outsource-kan. Jika
aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus ditangani jika terjadi gangguan,
perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini di
outsource-kan karena kendali ada di outsourcer yang harus dihubungi terlebih
dahulu.
c. Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak
kendali di dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.
d. Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan mengopersikan
aplikasi tersebut.
-
8
e. Pelanggaran kontrak, yang banyak terjadi ketika vendor menjanjikan banyak hal
yang kelihatan wah sebelum kontrak ditanda tangani, namun tidak dapat
direalisasikan ketika kontrak sudah berjalan.
f. Kontrak jangka panjang, dimana vendor menawarkan kontrak dalam jangka waktu
yang relatif panjang, dengan biaya yang mahal dan penalti pemutusan kontrak yang
menyebabkan perusahaan tidak memiliki pilihan selain menjalankan kontrak sampai
selesai.
D. Pendekatan Gabungan Insourcing dan Outsourcing dalam Pengembangan Sistem
Informasi
Pendekatan gabungan antara insourcing dan outsourcing dalam pengembangan
sistem informasi biasanya dilakukan dengan cara joint development antara konsultan
provider sistem informasi dengan spesialis IT yang terdapat di perusahaan. Hal ini
biasanya dilakukan dalam rangka mengurangi ketergantungan akan perusahaan kepada
konsultan dari provider sistem informasi, selain juga menghemat biaya jika dibandingkan
dengan full outsourcing dari pihak ketiga.
-
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan
sistem informasi faktor utama yang menjadi pertimbangan adalah biaya, resiko investasi,
kesesuaian sistem yang akan dibangun, waktu, dan keterampilan dari sumber daya
manusia yang akan melaksanakan. Terdapat tiga model pendekatan dalam
pengembangan sistem yaitu insourcing, outsourcing, dan gabungan antara keduanya.
Masing-masing model pendekatan memliki keuntungan dan kelemahan, keputusan
perusahaan akan menggunakan insourcing, outsourcing, atau gabungan keduanya
tentunya tergantung dari kondisi perusahaan dilihat dari keuntungan dan kerugian yang
diterima bila perusahaan memilih salah satu dari dua pendekatan tersebut.
B. Saran
Bagi perusahaan yang akan mengembangkan sistem informasi disarankan untuk
melakukan analisis terlebih dahulu sebelum menentukan model pendekatan yang akan
diterapkannya. Terdapat mitigasi resiko yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan sistem dengan outsourcing yaitu kontrak yang lebih diperjelas dan
diperkuat yang di dalamnya mengatur hak dan kewajiban dari masing-masing pihak,
kebutuhan dan tujuan yang detail, kerahasiaan, Service Level Agreement, dan waktu
yang jelas.
-
10
Daftar Pustaka
Husein, M.F. dan Wibowo, A. 2002. Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi). Jogjakarta:
Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar,
Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Penerbit Andi Yogyakarta,
Yogyakarta.
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed.,
McGraw-Hill/Irwin. New York.
-
11
TUGAS INDIVIDU
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Menganilisis Urgensi dari Kualitas Software
(Dilihat dari Aspek Maintance Ability) di Suatu Organisasi
Oleh:
Henri Simanjuntak
(Kelas E63)
Dosen:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.sc
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjEqvaUhPvRAhVS1iYKHUtIDv8QFghNMAs&url=http%3A%2F%2Farifimamipb.blogspot.com%2F&usg=AFQjCNHQOe0eBxgwQvLmLl7JTxWheDW6YQ&sig2=ebzvIl9_1bVxu7e7QVDyPQ&bvm=bv.146094739,d.eWE
-
12
Daftar Isi
Daftar Isi .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1. Sistem Informasi ...................................................................................... 3
2.2. Pengembangan Software dalam Sistem Informasi .................................. 3
2.3. Software Maintenance ................................................................................ 4
2.4. Aspek Kegiatan Maintenance ....................................................................... 5
2.5. Maintenance Planning Activity .......................................................................... 5
2.6. Teknik-teknik Maintenance ................................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 8
3.1. Urgensi Maintenance dalam Pengembangan Software ................................. 8
3.2. Saran ........................................................................................................ 7
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 12
4.1. Kesimpulan .............................................................................................. 12
Daftar Pustaka
-
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era globalisasi telah menciptakan persaingan ketat di dunia bisnis sehingga menuntut
kemajuan teknologi khususnya pada bidang IT. Diperlukan penerapan sistem informasi yang
lebih baik untuk menunjang kinerja perusahaan. Berdasarkan Indrajit (2001), sistem
Informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam suatu organisasi yang
berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Keandalan suatu sistem
informasi dalam sebuah organisasi terletak pada keterkaitan antara komponen yang ada,
sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya,
detail, cepat, relevan, dan sebagainya) untuk organisasi yang bersangkutan. Sistem informasi
bertujuan untuk mendukung kinerja perusahaan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial, dan memperkuat posisi kompetitif
perusahaan.
Penggunaan sistem informasi di perusahaan yang semakin pesat sangatlah terkait dengan
penggunaan software, hal ini menyebabkan issue mengenai sustainability ikut turut
berkembang. Berdasarkan April et al. (2004), Perusahaan yang mengandalkan pendapatan
dari pengembangan dan pemeliharaan software menghadapi tantangan baru di pasar global
yang kompetitif, yaitu meningkatnya kebutuhan pelanggan. Dengan berbagai layanan dan
produk yang tersedia dari vendor di seluruh dunia, pelanggan menuntut layanan dan produk
dengan kualitas tinggi, biaya yang rendah, disertai dengan layanan penunjang yang dapat
mengalahkan kompetisi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, organisasi yang dinamis
menghadapi dua tantangan: memiliki kemampuan mengembangkan serta memelihara
software untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memiliki akses terhadap software yang
dapat mendukung proses bisnis perusahaan. Kedua perspektif dari software (eksternal dan
internal) harus dapat diandalkan dan terawat dengan baik.
Berdasarkan pemaparan di atas, dalam pembuatan software dan pengembangannya harus
mampu digunakan sesuai dengan tujuan dari perangkat lunak tersebut. Seringkali dalam
-
14
pelaksanaannya, perangkat lunak yang dikembangkan tidak memenuhi persayatan dan tahap-
tahap penting dalam pengembangan perangkat lunak tersebut. Hal ini seringkali
menimbulkan kesalahan (bug) dalam proses penjalanan perangkat lunak tersebut. Oleh
karena itu, penting untuk dilakukan kajian mengenai urgensi maintenance dalam sistem
informasi, khususnya pada pengembangan software.
1.2. Tujuan
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji urgensi maintenance dalam
pengembangan software.
-
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2,1 Sistem Informasi
Berdasarkan O’Brien (2005), sistem informasi didefinisikan sebagai kombinasi teratur
dari sumber daya manusia, hardware, software, jaringan dan sumberdaya data yang
mengumpulkan dan mentransformasi informasi didalam suatu organisasi. Software menurut
IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dapat didefinisikan sebagai program
komputer, prosedur, data dan semua dokumentasi yang berhubungan operasi pada sistem
komputer dengan kata lain software merupakan kumpulan dari objek membentuk konfigurasi
yang didalamnya termasuk program, dokumen, dan data.
Adapun tujuan umum Sistem Informasi Manajemen, yaitu:
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
d. Menyediakan informasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa membantu
percepatan tanpa meninggalkan keakuratan, sehingga bisa meningkatkan nilai jual
perusahaan dan memenangkan persaingan di pasar.
2.2 Pengembangan Software dalam Sistem Informasi
Pengembangan software atau dikenal juga sebagai software engineering menurut IEEE
adalah aplikasi sistematik, disiplin, pendekatan kuantitatif untuk pengembangan, operasi dan
pemeliharaan dari software, dengan kata lain software engineering merupakan sebuah
metodologi pengembangan perangkat lunak (software) yang membahas semua aspek
produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem hingga pada tahap
-
16
pemeliharaan sistem setelah digunakan dengan tujuan untuk membuat perangkat lunak yang
tepat dengan metode yang tepat.
Pengembangan sistem informasi merupakan proses pengembangan sistem untuk
menghasilkan sistem informasi (CBIS atau computer based information system) dimana
metodologi pengembangan sistem digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan
pengelolaan dan pengendalian komponen sistem informasi (sumber daya manusia, hardware,
software, jaringan, sumberdaya data dan produk informasi). Ada dual hal yang perlu di
pertimbangkan dalam pengembangan software, yaitu:
1. Produk dan software. Produk, terdiri dari program, dokumen, dan data
2. Proses pengembangannya. Proses terdiri dari proses manajemen dan proses teknikal.
Produk dari perangkat lunak dipantau melewati beberapa tahap pengembangan yang dikenal
juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC). Contoh dari SDLC antara lain model
waterfall, model V, model spiral, prototyping dan lain-lain. Sedangkan proses manajemen
dalam pengembangan software lunak terdiri atas manajemen proyek, configuration
management, quality assurance management. Sementara, proses teknikal merupakan metode
yang diaplikasikan pada tahap tertentu dalam pengembangan software, yang didalamnya
termasuk metode analisis, metode desain, metode pemrograman, dan metode testing.
2.3 Software Maintenance
Menurut McCall (1997) kriteria yang mempengaruhi kualitas software terbagi menjadi tiga
aspek penting, yaitu:
1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operations).
2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product Revision).
3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (Product
Transition).
Dengan beragamnya tujuan perawatan perangkat lunak, maka jenis perawatan perangkat
lunak dapat dibagi menjadi empat pula, yaitu perawatan perbaikan (correction), perawatan
peningkatan kinerja (improvement), perawatan penyesuaian (adaptation), dan perawatan
pencegahan (prevention). Akan tetapi, secara umum, jenis perawatan perangkat lunak dapat
dikelompokkan kedalam dua kategori besar, yaitu perawatan perbaikan (correction) dan
-
17
perawatan peningkatan (enhancement). Perawatan jenis kedua mencakup perawatan
improvement, adaptation, dan prevention.
2.4 Aspek Kegiatan Maintenance
Aktivitas pemeliharaan yang pertama terjadi karena asumsi yang salah pada saat uji coba
yaitu kesalahan-kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup besar. Menurut
O’Brien (2005) bahwa dibutuhkan pembagian kegiatan maintenance ke dalam empat aspek.
Pemeliharaan perangkat lunak dapat dibedakan menjadi:
Adaptive, diartikan sebagai modifikasi sistem untuk mengatasi perubahan lingkungan
software. Aktivitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan
perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi dari perangkat
lunak yang telah dibuat.
Perfective, diartikan sebagai tindakan baru implementasi atau perubahan pengguna
peralatan yang mana memperhatikan fungsi tambahan untuk software. Aktivitas ini
terjadi pada saat perangkat lunak yang telah dibuat dan dilakukan uji cobs kemudian
dipergunakan oleh user. Setelah dipergunakan oleh user mungkin timbul permintaan
tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai.
Corrective, diartikan sebagai deteksi dan perbaikan masalah, yang ditemukan oleh
pengguna. Aktivitas ini terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh
pamakai baik berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran
yang tidak sesuai.
Preventive, diartikan sebagai peningkatan kemampuan software atau reabilitas untuk
menghindari masalah di masa yang akan datang. Pemeliharaan yang terakhir
dilakukan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak atau perangkat keras di masa
mendatang, umpamanya penambahan fungsifungsi atau melengkapi fungsi-fungsi
yang telah ada.
2.5 Maintenance Planning Activity
Aktivitas penting untuk maintenance perangkat lunak adalah perencanaan. Jika tahap
development berlangsung 1-2 tahun, maka fase maintenance berlangsung selama bertahun-
-
18
tahun. Memperkirakan secara akurat sumber daya yang digunakan adalah elemen kunci
dalam rencana maintenance. Sumber daya yang didalamnya termasuk biaya harus
dimasukkan dalam rencana anggaran proyek. Rencana maintenance harus dimulai dengan
membuat atau menentukan tujuan kualitas perangkat lunak. Konsep dan perencanaan
maintenance :
Mengandung ruang lingkup (scope) maintenance perangkat lunak.
Proses setelah perangkat lunak selesai.
Harus diketahui siapa yang akan melakukan maintenance.
Perkiraan biaya maintenance siklus hidup perangkat lunak.
2.6 Teknik-teknik Maintenance
Software maintenance yang efektif dilakukan dengan teknik yang spesifik atau khusus
untuk maintenance. Beberapa teknik praktis yang biasa dipakai maintener akan dijelaskan di
bawah ini.
1. Program Comprehension
Programmers menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan mengerti program
dalam rangka mengimplementasikan perubahan. Code browsers merupakan tools
kunci dalam program comprehension. Dokumentasi yang singkat dan jelas dapat
membantu dalam program comprehension. Berdasarkan atas pentingnya subtopik
ini, maka IEEE Computer Society mengadakan pelatihan yang diadakan setiap
tahunnya mengenai program comprehension.
2. Re-engineering
Reengineering biasanya tidak dilakukan untuk meningkatkan kemudahan
melakukan maintenance (maintainability) namun untuk mengganti legacy system
yang sudah berumur. Arnold [Arn92] membahas topik ini secara luas meliputi
konsep, tools, teknik, studi kasus, risiko dan keuntungan re-engineering.
Refactoring atau transformasi program yang mengorganisasi ulang (reorganisasi)
tanpa mengubah perilaku sistem sekarang digunakan dalam reverse engineering
untuk meningkatkan struktur program berorientasi objek.
-
19
3. Reverse engineering
Reverse engineering adalah proses menganalisa subjek sistem untuk
mengindentifikasi komponen sistem dan hubungan yang terjadi di dalamnya untuk
di representasikan dalam bentuk lain atau pada level abstraksi yang lebih tinggi.
Reverse engineering dilkukan secara pasif, artinya tidak mengubah sistem atau
menghasilkan sistem yang baru. Sebuah usaha reverse engineering sederhana
mungkin menghasilkan sesuatu yang disebut graphs dan control flow graphs dari
source code. Jenis dari reverse engineering antara lain redocumentation dan design
recovery. Date Reverse Engineering mempunyai pengaruh penting beberapa tahun
belakangan. Topik Reverse engineering menjadi bahan diskusi dalam acara tahunan
Working Conference on Reverse Engineering (WCRE).
4. Impact Analysis
Impact analysis mengidentifikasi keseluruhan sistem dan produk sistem yang
dipengaruhi oleh permintaan perubahan (change request) dan membuat perkiraan
sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan. Dilakukan setelah
permintaan perubahan (change request) diterima oleh configuration management
process. Beberapa hal penting tentang impact analisis:
o Menentukan ruang lingkup perubahan untuk perencanaan dan implementasi.
o Membuat perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
secara akurat.
o Menganalisa untung / rugi perubahan yang diminta.
o Melakukan komunikasi dengan bagian lain tentang kompleks tidaknya
perubahan yang dilakukan.
-
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Urgensi Maintenance dalam Pengembangan Software
Software maintanence menjadi bagian dari keberlangsungan sebuah software (software
sustainment). Software yang dapat di maintenance akan mendukung perusahaan dalam
memecahkan solusi sesuai dengan perubahan lingkungan bisnis. Bila suatu software tidak
dapat di maintenance maka sofrware tersebut tidak dapat mendukung kinerja dari perusahaan
atau pengguna. Software maintenance menjadi sangat penting karena memberikan porsi yang
besar dalam biaya lifecycle keseluruhan. Ketidakmampuan untuk melakukan perubahan
software secara cepat dan reliable akan menyebabkan kehilangan peluang bisnis yang
dimiliki.
Maintenance pada software perlu dilakukan dengan cara memonitor dan mengevaluasi
kinerja pada software yang sudah ada. Modifikasi atau perubahan diperlukan apabila terdapat
perubahan dari organisasi itu sendiri baik yang berkaitan dalam hal struktur organisasi
maupun perubahan cara kerja dan juga pengembangan bisnis (faktor external maupun faktor
internal). Penyesuaian pada maintenance software dapat dilakukan dengan update sistem
yang dimulai dari identifikasi permasalahan pada sistem yang sudah berjalan. Apabila suatu
sistem tidak diperhatikan sisi maintenance-nya, maka sinergi antara perubahan-perubahan/
kemajuan yang terjadi dalam perusahaan tidak dapat langsung diaplikasikan dalam software,
yang dalam hal ini merupakan faktor penunjang dalam efisiensi dan efektivitas.
Maintenance software perlu memperhatikan beberapa karakteristik:
Karakteristik Sub karakteristik
Functionality :
Software untuk menjalankan
fungsinya sebagimana kebutuhan
sistemnya.
Suitability, accuracy,
interoperability, security
Reliability :
Kemampuan software untuk dapat
Maturity, Fault tolerance,
Recoverability
-
21
tetap tampil sesuai dengan fungsi
ketika digunakan.
Usability :
Kemampuan software untuk
menampilkan performans relatif
terhadap penggunaan sumberdaya.
Understanbility, Learnability,
Operability, Attractiveness
Efficiency :
Kemampuan software untuk
menampilkan performans relatif
terhadap penggunaan sumberdaya.
Time behaviour, Resource
Utilization
Maintainability :
Kemampuan software untuk
dimodifikasi (korreksi, adaptasi,
perbaikan)
Analyzability, Changeability,
Stability, Testability
Portability :
Kemampuan software untuk
ditransfer dari satu lingkungan ke
lingkungan lain.
Adaptability, Installability
Tabel 1. Karakteristik Software: ISO 9126
Untuk menghasilkan software yang baik dan berkualitas maka perangkat lunak tersebut harus
memiliki kriteria : Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, Maintainability, dan
Portability. Penggunaan kriteria tersebut akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
penguna software tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka, urgensi dari pemeliharaan sistem atau system maintenance
adalah:
Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors)
Maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang muncul
saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenance dapat digunakan untuk
mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau kelemahan selama proses
pengembangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, sehingga kesalahan
tersebut dapat diperbaiki.
-
22
Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism)
Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu aktivitas maintenance yang
meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan periodik atau audit sistem
dilakukan untuk menjamin sistem berjalan dengan baik, dengan cara memonitor
sistem secara terus-menerus terhadap potensi masalah atau perlunya perubahan
terhadap sistem. Sebagai contoh, saat user menemukan errors pada saat sistem
digunakan, maka user dapat memberi umpan balik atau feedback kepada spesialis
informasi guna meningkatkan kinerja sistem. Hal ini yang menjadikan system
maintenance perlu dilakukan secara berkala, karena system maintenance akan
senantiasa memastikan sistem baru yang di implementasikan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan penggunaanya melalui mekanisme umpan balik.
Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update)
Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca implementasi, system
maintenance juga meliputi proses modifikasi terhadap sistem yang telah dibangun
karena adanya perubahan dalam organisasi atau lingkungan bisnis. Sehingga, system
maintenance menjaga kemutakhiran sistem (system update) melalui modifikasi-
modifikasi sistem yang dilakukan.
Selain itu, urgensi dari pemeliharaan sistem atau system maintenance dalam suatu organisasi/
perusahaan adalah sebagai berikut:
Mengurangi pengeluaran dalam bidang investasi teknologi.
Membantu perusahaan memecahkan masalah dengan tetap mengikuti perubahan
lingkungan dan prosedur yang terjadi.
Efektivitas biaya.
Menghindari kerugian yang diakibatkan oleh munculnya kesalahan pada perangkat lunak
yang berakibat pada pengguna terakhir. Biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit jika
dilakukan pendektesian awal terhadap kesalahan yang terjadi pada perangkat lunak
tersebut.
Efisiensi waktu
Dilakukannya pengujian terhadap perangkat lunak akan menghindari perusahaan dari
resiko kerugian yang terjadi dan waktu yang lebih lama untuk melakukan perbaikan
terhadap perangkat lunak tersebut.
Fokus pada pengembangan bisnis.
-
23
Perangkat lunak yang tidak memiliki kesalahan (bug) akan memaksimalkan kinerja dari
perusahaan dengan mendukung kegiatan bisnis lebih baik dan mendukung penyelesaian
masalah lebih cepat dengan penggunaan perangkat lunak tersebut.
Peningkatan loyalitas pelanggan.
Software maintenance yang dilakukan oleh pihak ketiga/outsourcing akan menghemat
waktu yang berharga bagi perusahaan. Seperti akan diperoleh cukup waktu untuk fokus
pada kegiatan penting bisnis dan mengoptimalkan pelayanan terhadap pelanggan untuk
meningkatkan loyalitas dan kepuasan terhadap perusahaan.
Membuat software tersebut menjadi kategori software berkualitas.
Mengambil peluang bisnis yang ada, dengan maintenance software atau sistem informasi,
akan mengevaluasi sistem yang ada dan memodifikasinya, bila sebuah sistem usang atau
rusak maka organisasi tidak akan dapat mengambil peluang bisnis yang ada dengan
proses yang efektif dan efisien.
Menjaga agar software tidak menjadi usang.
Keusangan software atau sistem informasi akan merugikan organisasi, organisasi menjadi
tidak optimal dalam memanfaatkan software pun menghasilkan kinerja yang tidak
optimal, sehingga proses maintenance menjaga hal ini agar keusangan tidak terjadi.
-
24
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun sebuah sistem informasi baru,
membuat perusahaan harus bisa memelihara atau maintenance sistem informasi yang telah
dimiliki atau dibeli. Pentingnya dilakukan maintenance dalam proses pengembangan software
yaitu untuk menghindari terjadinya kesalahan (bug) dalam perangkat lunak. Hal tersebut akan
meminimalkan pengeluaran biaya yang diakibatkan oleh kerugian yang diakibatkan oleh
kesalahan yang terjadi pada software tersebut. Dengan adanya proses maintenance yang
dilakukan secara rutin dan berkala, perusahaan dapat dengan mudah melakukan penyesuaian
terhadap lingkungan bisnis yang terus berkembangan dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada
untuk mencapai tujuan perusahaan.
-
25
DAFTAR PUSTAKA
April, Alain et al. 2004. Software Maintenance Maturity Model (SMmm): The software
maintenance process model. Computer Science, Laboratory for Advanced
Networking, University of Kentucky.
Indrajit, Richardus Eko. 2001. Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi. Jakarta: Gramedia.
McCall, J. A., P. K. Richards, et al. (1997). Factors in Software Quality US Rome Air
Development Reports.
O’Brien, J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12.
Terjemahan: Introduction to Information Systems, 12th Ed. Palupi W. (editor), Dewi F. dan Deny A. K.
(pen
top related