tugas iad ibd isd
Post on 31-Jul-2015
362 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SENI DAN PROBLEMATIKANYA DENGAN ISLAM
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas maata kuliah
IAD, ISD, IBD
Oleh :
Hurriyatul Alfi C04210108
M. Fauzi Sholahuddin C04210110
Maulina Arofatiz Zahra C04210111
Dosen:Lilik Rahmawati, S.Si., M.EI
NIP. 197608132006042002
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala karena dengan rahmat dan pertolongan-Nya, penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Seni dan Problematikanya dengan Islam”.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penyusun sampaikan kepada seluruh
pihak yang turut membantu hingga terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada Ibu
Lilik Rahmawati, S.Si., M.EI atas bimbingan yang telah diberikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, sehingga penyusun mengharapkan masukan dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaannya.
Surabaya, 12 Januari 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seni
2.2 Pandangan seni dalam islam
2.3 Ciri – ciri kesenian Islam
2.4 Macam – macam Seni dan Problematikannya
2.4.1 Seni Suara
2.4.2 Seni Tari
2.4.3 Seni Rupa
2.4.4 Seni Sastra
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia,
dilahirkan dengan perantara alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh
indra pendengaran, pengelihatan, atau dilahirkan dengan perantaran gerak. Kesenian
Islam adalah kesinambungan daripada kesenian pada zaman silam yang telah
berkembang dan dicorakkan oleh konsep tauhid yang tinggi kepada Allah S.W.T.
Kesenian Islam memiliki khazanah sejarahnya yang tersendiri dan unik. Seni dijadikan
sebagai alat menyebarkan agama dan memperkukuhkan amal kebajikan dan kebaikan
dikalangan ummah.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang Seni dan Problematikanya dengan
Islam. Adapun permasalahan yang timbul kami akan bahas dalam bab II.
Pada makalah IAD, ISD, IBD ini meliputi pembahasan tentang:
a. Pengertian Seni
b. Seni dalam Islam
c. Ciri – ciri kesenian Islam
d. Macam – macam seni dan problematikannya
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
a. Apa pengertian seni ?
b. Bagaimana pandangan seni dalam islam ?
c. Apa saja ciri – ciri kesenian Islam ?
d. Apa saja macam – macam seni dan problematikannya ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengertian seni.
b. Untuk mengetahui pandangan seni dalam islam.
c. Untuk mengetahui apa saja ciri – ciri kesenian Islam.
d. Untuk mengetahui apa saja macam – macam seni dan problematikannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seni
Seni menurut Ensiklopedia yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung
dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam
bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni
lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).1
Seni estetika adalah seni halus (fine art) yang meliputi seni lukis, pahat,
bina tari, musik, pentas, film, dan kesusasteraan. Pengertian halus di sini karena ia
mewujūdkan melalui perasaan) yaitu seni musik, seni suara, dan seni tari (Seri
buku berikutnya Insya’ Allāh akan dibahas masalah seni panggung yang berupa
sandiwara, tonil, opera, pantom, teather, selain juga akan dibahas pada seri-seri
berikutnya berupa seni pahat, seni halus, dan seterusnya.2
2.2 Pandangan seni dalam islam
I. KONSEP SENI
Dari segi makna literal, seni ialah halus, indah atau permai. Dari segi
istilah, seni ialah segala yang halus dan indah lagi menyenangkan hati serta
perasaan manusia. Dalam pengertian yang lebih padu, ia membawa nilai halus,
indah, baik dan suci : berguna dan bermanfaat serta mempunyai fungsi dan nilai
sosial.
Selain itu, keindahan adalah sesuatu yang wujud di luar diri manusia yang
menikmati keindahan itu. Ia dapat dirasa, ditanggapi dan dihayati. Allah adalah
sumber daya dan sumber pemikiran manusia manakala imaginasi dan keupayaan
mencipta yang ada pada manusia adalah percikan dari daya kreatif Allah. Oleh itu,
seni boleh dibahagikan kepada 2 :
a) Seni ciptaan Allah
1 Ensiklopedi Indonesia" PT. Ikhtiar Baru - Van Hoeve, Jakarta. Jilid V halaman 3080 dan 30812 Seri Buku Seni I
b) Seni ciptaan manusia
Dengan memperlakukan bahwa seni juga termasuk apa yang dicipta oleh
Allah, itu tidak bermakna kita dapat mencampuradukkan seni ciptaan manusia
dengan seni ciptaan Allah.
II. Sejarah dan Perkembangan Seni
Kesenian Islam adalah kesinambungan daripada kesenian pada zaman silam
yang telah berkembang oleh konsep tauhid yang tinggi kepada Allah S.W.T.
Kesenian Islam memiliki khazanah sejarahnya yang tersendiri dan unik. Kesenian
Islam dikatakan telah berkembang sejak zaman Nabi Daud A.S dan putranya Nabi
Sulaiman A.S dan terus berkembang di zaman Nabi Muhammad S.A.W dan di
zaman setelah peninggalan Beliau sehingga kini. Kesenian Islam terus berkembang
di dalam bentuk dan falsafahnya yang berorientasikan sumber Islam yang
menitikberatkan kesejajaran dengan tuntutan tauhid dan syara’.
III. Sikap Islam Terhadap Seni
Pada dasarnya, sesuatu yang indah itu disukai oleh Allah kerana Allah zat
yang Maha Indah dan menyukai keindahan. Islam mempunyai kriterianya
tersendiri untuk dijadikan pengukur untuk menentukan halal atau haramnya
sesuatu karya seni itu. Kriteria pertama ialah seni atau karya seni itu mestilah baik
iaitu yang mempunyai cirri-cirinya yang khusus. Antaranya ialah tidak merosakkan
budi pekerti yang mulia serta tidak melalaikan orang dari beribadat dan mengingati
Allah. Kriteria penolakan seni atau karya seni tersebut buruk jika sei tersebut
menurunkan moral, melalaikan diri untuk beribadah kepada Allah atau juga
melupakanNya.3
2.3 Ciri – ciri kesenian Islam
Seni dijadikan sebagai alat menyebarkan agama dan memperkukuhkan
amal kebajikan dan kebaikan dikalangan ummat. Hasil seni boleh menjadi faktor
pendorong yang intensif bagi mengingati dan memuji Allah. Daya seni yang
diberikan Allah adalah bertujuan untuk menimbulkan keikhlasan dan kesedaran
dalam diri manusia. Dengan bakat seni yang ada, para seniman muslim ternyata
mampu menggunakannya dengan teknik, bentuk seni yang terbuka di tempat yang
berlainan ke dalam daerah seni dan budaya Islam. Kesenian Islam mengukuhkan
3 Hj. Abdul Ghani Samsuddin, Hj. Sulaiman Ishak, Tengku Ibrahim Ismail. Seni dalam Islam, Multimedia dan Publication 2001. hlm 3
persiapan individu untuk mematuhi ajaran Allah selaras dengan tujuan asas
penciptaan mereka.
Oleh itu, menjadi tanggungjawab para seniman untuk menterjemahkan idea
Islam ke dalam bahasa seni. Menurut perspektif Islam, daya kreatif seni adalah
dorongan atau desakan yang diberikan oleh Allah yang perlu digunakan sebagai
bantuan untuk memeriahkan kebesaran Allah. Selain itu, seni juga menunjukkan
seni kesatuan atau keselarasan. Kesenian Islam ataupun kesenian tradisional
memang mengutamakan kegunaan untuk kehidupan sehari hari. Kesenian Islam
tidak hanya pada manusia individu, ia mempunyai orientasi sosial dan berpaksikan
kepada keperluan bersama manusia.
2.4 Macam – macam Seni dan Problematikannya
1) SENI SUARA
a) Seni baca Al-Qur’an
Al-Quran adalah kalam Allah dan kitab suci umat Islam. Tidak hanya
sastera yang indah dan tinggi tetapi juga mempunyai seni bacaan yang unik. Oleh
itu, membaca Al-Quran di utamakan dalam Islam. Kita dituntut oleh syariat
Islam supaya membaca Al-Quran mengikut tajwidnya yang benar dan dengan
suara yang baik bukan dengan cara berlagu sebagaimana lagu-lagu qasidah.
Karena semua itu takut dianggap sebagai suatu bida’ah. Menurut Ibn Hajar al-
Haithami dalam kitabnya, Kaff al-Ri’a’ al Muharramat al-Sama’, Kesengajaan
membaca al-Quran secara berlagu dengan menambahkan huruf atau
menguranginya untuk memperindah adalah fasiq. Bahkan menurut fatwa Imam
al-Nawawi mengenai golongan yang membaca al-Quran dengan berlagu yang
buruk serta banyak perubahannya, maka hukumnya adalah haram menurut para
ulama’.
b) Seni Musik
Pada umumnya orang ‘Arab berbakat musik sehingga seni suara telah
menjadi suatu keharusan bagi mereka semenjak zamān jāhilliyah. Di Hijāz kita
dapati orang menggunakan musik mensural yang mereka namakan dengan IQA
(irama yang berasal dari semacam gendang, berbentuk rithm). Mereka
menggunakan berbagai intrusmen (alat musik), antara lain seruling, rebana,
gambus, tambur, dan lain-lain.
Setelah bangsa ‘Arab masuk Islam, bakat musiknya berkembang dengan
mendapat jiwa dan semangat baru. Pada masa Rasūlullāh, ketika Hijāz menjadi
pusat politik, perkembangan musik tidak menjadi berkurang.
Dalam buku-buku Hadīts terdapat nash-nash yang membolehkan
seseorang menyanyi, menari, dan memainkan alat-alat musik. Tetapi kebolehan
itu disebutkan pada nash-nash tersebut hanya ada pada acara pesta-pesta
perkawinan, khitanan, dan ketika menyambut tamu yang baru datang atau
memuji-muji orang yang mati syahīd dalam peperangan, atau pula menyambut
kedatangan hari raya dan yang sejenisnya. Seperti yang di katakan Nabi s.a.w.
saat seorang wanita dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshār menikah :
"Hai ‘Ā’'isyah, tidak adakah padamu hiburan (nyanyian) karena sesungguhnya
orang-orang Anshār senang dengan hiburan (nyanyian)."4
c) Pandangan Ulama’ tentang Musik.
Pandangan Imam al-Ghazali
Tidak terdapat keterangan yang jelas dari sunnah Rasulullah yang
melarang penggunaan alat-alat musik.
Sebahagian instrumen musik yang mempunyai bunyi yang baik
tidak dilarang.
Seni musik yang dilarang ialah seni musik yang berada di dalam
keadaan yang bersekongkol dengan kumpulan pemabuk, perzinaan
dan perbuatan dosa yang lain.
Pandangan Imam Shafi’i
Menyatakan bahwa nyanyian itu adalah makruh dan melalaikan di
dalam kitabnya, Adab al-Qada’ .
Ia menyamai kebatilan dan siapa yang mendengarnya maka dia
adalah seorang safih.
Mendengar nyanyian dari wanita yang bukan mahram tidak boleh.
Apalagi di tempat yang tidak diketahui oleh orang lain.
4 SHAHĪH BUKHĀRĪ Hadīts No. 5162, TARTĪB MUSNAD IMĀM AHMAD, Jilid XVI, hlm. 213. Lihat juga: Asy-Syaukānī, NAIL-UL-AUTHĀR Jilid VI, hlm. 187
Memakruhkan penggunaan seruling karena menurutnya itu adalah
perbuatan kaum Zindik untuk menyelewengkan pendengaran orang
yang sedang mendengar al-Quran.
Pandangan Ibn Taimiyyah
Membolehkan mendengar nyanyian dan musik yang bermanfaat
pada agama.
Fatwa Sheikh Mahmud Shaltut
Mendengar dan bermain alat musik adalah sama hukumnya dengan
merasa makanan yang lezat, menghirup bau yang harum, melihat
pemandangan yang cantik. Semua itu dilakukan untuk refresing.
Ulama’ terdahulu telah membenarkan penggunaan seni musik
apabila mempunyai tujuan yang sesuai seperti musik iringan ke
medan perang, haji, perkawinan dan hari kebesaran Islam. Mengikut
para fuqaha’.
Beliau memberi larangan kepada siapa yang berani melarang
sesuatu perkara yang tidak jelas dilarang oleh Allah.
2) SENI TARI.
a) Seni tari adalah seni menggerakkan tubuh secara berirama dengan iringan
musik. Gerakannya dapat sekadar dinikmati sendiri, merupakan ekspresi
suatu gagasan atau emosi, dan cerita (kisah). Seni tari juga digunakan
untuk mencapai ekskatase (semacam mabuk atau tak sadar diri) bagi yang
melakukannya.
b) Islam tidak dapat menerima budaya rock. Bahkan semua perbuatan yang
membawa mengundang syahwat seperti nyanyian-nyanyian lucah dan
drama-drama liar meskipun dianggap sebagai seni dan dianggap modern.
Ini karena, nilai dan kemajuan dalam Islam berbeda dengan Barat yang
tidak diukur dengan agama sebagai panduan.
3) SENI RUPA
a) Seni Ukir
• Seni ukir Islam mempunyai nilai yang tinggi baik dalam susunan
komposisi cara pengisian bidang yang dihias, atau dalam cara
mensejajarkan motif-motif ukirannya.
• Pembagian bidang diatur berdasarkan geometri, motif-motif tabi’i seperti
daun, akar, bunga dan sebagainya.
b) Seni Patung
• Islam mengharamkan patung di dalam rumah yang dijadikan perhiasan
dan sebagainya.
• Jika si pembuat patung tersebut mengetahui bahawa patung itu akan
disembah maka dia adalah seorang kafir.
• Jika si pembuat patung itu tidak sengaja dan tidak mengetahui bahwa
patung itu akan disembah, maka dia berdosa karena perbuatannya.
• Terdapat hadits yang menyatakan bahawa si pembuat patung akan dipaksa
memberi nyawa kepada patungnya. Dia akan disiksa selama ia tidak dapat
memberikan nyawanya kepada patung tersebut.
c) Seni Gambar
• Jika gambar atau lukisan seni berbentuk sesuatu yang disembah
melainkan Allah seperti gambar Nabi Isa A.S atau Al-Masih bagi orang-
orang Kristian atau lembu bagi orang-orang Hindu dan sebagainya, maka
pelukisnya tidak lepas dari pada azab Allah
• Orang yang menggambar atau melukis sesuatu yang tidak dapat disembah
tetapi dengan niat untuk menandingi ciptaan Allah, pelukis itu bukan saja
terkena ancaman sebagai orang yang “paling berat siksaannya pada hari
kiamat”, malah dia juga keluar dari agama Islam.
4) SENI SASTRA
Sastra artinya bahasa, seni sastra ialah seni bahasa. Susastra ialah ‘Bahasa
Yang Indah’. Kesusasteraan juga dimaksudkan dengan sejumlah tulisan yang
menggunakan bahasa yang indah dan perasaan yang indah. Sastera adalah salah
satu cabang seni dimana seni itu adalah suatu yang indah yang dapat
dihubungkan dengan keindahan Allah itu sendiri.
Berikut adalah syair-syair yang memuatkan pujian kepada Nabi
Muhammad S.A.W seperti berzanji, contohnya seperti gubahan al-Bushayri yang
diberi nama Al- Burdah :
Dia kekasih Pembawa syafa’at diharapkan
Dapat menghapuskan segala bahaya mendatang
Dia menyeru ke jalan Allah, barangsiapa yang mengikutnya
Bererti ia berpegang kepada tali yang teguh
Baginda mengatasi para anbiya’
Dalam kejadian dan akhlaknya
Ilmu dan kemurahan Baginda tiada bandingannya
Semangkuk laut setitik hujan
Para Rasul memerlukannya
Jika syair-syair yang memuji para Nabi dan Rasul diperbolehkan dalam
Islam, apa lagi syair-syair yang memuji Allah S.W.T seperti yang ditulis oleh
penyair-penyair agung dunia di kalangan pujangga-pujangga sufi dan sebagainya.
Contohnya, munajat Ibn al-Farid, seorang penyair sufi Mesir yang masyhur :
Kala malam
Ku lihat api di desa
Ku gembirakan keluargaku
Tunggulah? Agarku dapat hidayat
Semoga….
Ku hampiri api
Itulah api al-Mukallam
Sebelumku.
Hingga pabila waktuhampir sedikit-sedikit menghimpun sekujur tubuhku
Runtuhlah gunungku
Dari kebesaran al-Mutajalli
Muncul rahsia sembunyi
Bisa diketahui
Siapa seperti diri ini
Akulah faqir kesibukan
Simpatilah keadaan
Kelemahan ini!
Bahkan Rasulullah sendiri mengucapkan syair sewaktu menggali parit
dalam peristiwa perang Ahzab. Menggarap syair yang baik dan mendengarnya
adalah diperbolehkan dalam Islam.
BAB III
KESIMPULAN
Seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia,
dilahirkan dengan perantara alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh
indra pendengaran, pengelihatan, atau dilahirkan dengan perantaran gerak. Kesenian
Islam adalah kesinambungan daripada kesenian pada zaman silam yang telah
berkembang dan dicorakkan oleh konsep tauhid yang tinggi kepada Allah S.W.T.
Kesenian Islam memiliki khazanah sejarahnya yang tersendiri dan unik. Seni dijadikan
sebagai alat menyebarkan agama dan memperkukuhkan amal kebajikan dan kebaikan
dikalangan ummah.
Selain itu, keindahan adalah sesuatu yang wujud di luar diri manusia yang
menikmati keindahan itu. Ia dapat dirasa, ditanggapi dan dihayati. Allah adalah sumber
daya dan sumber pemikiran manusia manakala imaginasi dan keupayaan mencipta yang
ada pada manusia adalah percikan dari daya kreatif Allah. Oleh itu, seni boleh
dibahagikan kepada 2 :
a) Seni ciptaan Allah
b) Seni ciptaan manusia
Dalam Seni terdapat macam – macam bagian dan mempunyai problematikanya
masing –masing. Di antaranya adalah:
a) Seni Suara
b) Seni Tari
c) Seni Rupa
d) Seni Sastra
Kuda lumping jika dikaitkan dengan nilai kesenian ?
Sangat lah berkaitan, karena kesenian yang berangkat dari sebuah kebudayaan dari
negeri Indonesia ini memiliki nilai sebuah keindahan, dan dalam teorinya keseniaan ini
termasuk seni tari, tetapi apabila dilihat dari sudut pandang Islam keseniaan ini mungkin
termasuk yang diharamkan karena dari asal usul tarian ini sendiri yang bisa dikatakan
untuk pemujaan dewa, tetapi hal itu sekarang jarang terjadi, jadi kbanyakan kuda
lumping sekarang fokus pada kesenian tarinya.
Seni itu indah, tetapi bagaimana ketika orang itu mengatakan sesuatu yang tak
indah itu sebagai seni ?
Menurut saya, sebuah keindahan disini adalah sesuatu yang relatif, jadi tergantung
dengan mereka yang memandang dari sudut mana.
Saya contoh kan, kesenian yang dinamakan Graffiti, dari nama nya saja orang sudah pro-
kontra, lihat kegiatan mereka, mereka tak pernah betah melihat tembok yang putih bersih
yang notabene nya dikatakan indah oleh mayoritas masyarakat, tapi buat mereka para
pegiat graffiti, tembok putih adalah sebuah lahan subur untuk menciptakan sebuah seni
yang lebih enak dipandang mata, dan membuat otak fresh karena banyak nya warna-
warna yang cerah, tidak monoton seperti warna putih tembok tersebut.
Jaman sekarang kebanyakan kesenian musik atau suara sangat erat dengan
minuman alcohol, apa pendapat anda akan hal ini ?
Menurut kami, itu tetaplah sebuah keseniaan, tetapi kesenian yang yang dilarang oleh
agama Islam, bukan dari segi musik nya tetapi dari sudut pandang hukum kita yang
sangat keras melarang adanya minuman keras.
Seperti itulah pendapat Imam Ghozali, segala musik yang bersekongol dengan mabuk-
mabukan, perzinaan atau perbuatan dosa lain itu dilarang.
Apa yang dimaksud dengan tidak bermakna kita dapat mencampuradukkan seni
ciptaan Allah dan seni ciptaan Manusia ?
Yang kami maksudkan disini adalah bukan bentuk seni itu yang dicampuradukkan,
karena sangat mustahil seni ciptaan Allah dicampuradukkan dengan kesenian ciptaan
manusia.
Jadi yang kami maksud ini adalah meskipun seni itu dibagi menjadi dua, yaitu : Seni
ciptaan Allah seperti gunung yang indah, pantai yang dikala sunset menyejukkan hati.
Dan seni yang diciptakan manusia seperti lukisan-lukisan indah, gerakan-gerakan yang
bagus, serta hal-hal lainnya. Itu tidak berarti kesenian yang Allah ciptakan itu sama
dengan apa yang manusia ciptakan dan menganggap bahwa manusia dapat menciptakan
apa yang Allah ciptakan.
Pada intinya hanyalah dilarang mempunyai niat untuk menyaingi segala ciptaan tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Nur Hidayati. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar.
Bandung; Pustaka Setia 2000
Hj. Abdul Ghani Samsuddin, Hj. Sulaiman Ishak, Tengku Ibrahim Ismail. Seni dalam
Islam, Multimedia dan Publication 2001
SHAHĪH BUKHĀRĪ Hadīts No. 5162, TARTĪB MUSNAD IMĀM AHMAD, Jilid XVI,
“Ensiklopedi Indonesia" PT. Ikhtiar Baru - Van Hoeve, Jakarta. Jilid V
top related