tugas besar ii4071 keprofesian stilayanan transportasi (darat, air, udara) yang aman, nyaman, dan...
Post on 29-Dec-2019
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS BESAR
II4071 KEPROFESIAN STI
Analisis dan Evaluasi e-Parkir di Kota Bandung
Disusun oleh:
Keprof BISA
Jery Octavianus 18215027
William Aristea Tantiono 18215011
Jundi Amir Syuhada 18215037
Shafwan Aminudin Muhammad 18215024
Fausto Axel Evans Keiluhu 18215025
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2018
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 – Pendahuluan ........................................................................................... 1
BAB 2 – Landasan Teori ...................................................................................... 3
2.1 Perkembangan Smart City ........................................................................ 3
2.2 Model Smart City ..................................................................................... 3
2.3 Konsep Smart Parking ............................................................................. 5
BAB 3 – Metode ..................................................................................................... 6
3.1 Uji Kepuasan ............................................................................................ 6
BAB 4 – Hasil dan Pembahasan ......................................................................... 8
4.1 e-Parkir Kota Bandung ............................................................................. 8
4.2 Smart City Service Canvas ....................................................................... 8
4.3 Hasil Uji Kepuasan Pengguna ................................................................ 11
BAB 5 – Penutup ................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14
5.2 Saran ....................................................................................................... 14
Lampiran 1. Hasil Angket Penilaian ................................................................... 16
Lampiran 2. Pembagian Tugas ............................................................................ 20
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi dan kota metropolitan terbesar di
Jawa Barat memiliki peran yang sangat strategis sebagai pusat pemerintahan dan
pusat perekonomian di Jawa Barat. Terlebih, perkembangan lingkungan dewasa ini
menuntut Kota Bandung berperan pula sebagai wilayah penyangga ibu kota negara
yang harus berperan aktif dalam pembangunan nasional Indonesia. Semenjak
beberapa tahun terakhir, Kota Bandung terlihat begitu agresif dengan berbagai
terobosannya membangun smart city. Hingga tahun 2017 Pemerintah Kota
Bandung telah berhasil menciptakan 394 aplikasi yang bertujuan untuk
memudahkan seluruh pekerjaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan
sekaligus mempermudah pelayanan publik di Kota Bandung.
Konsep smart city yang menjadi isu besar di Kota Bandung telah
mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota
menggunakan pendekatan citizen centric sehingga terjadi interaksi yang lebih
dinamis dan erat antara warga dengan penyedia layanan. Interaksi dua arah ini akan
terus berkembang dan berproses sehingga nantinya kota akan menjadi tempat yang
nyaman untuk dihuni serta tangguh dalam menjawab perubahan dan tantangan
yang baru dengan lebih cepat.
Perkembangan media dan teknologi yang begitu cepat, membuat Kota
Bandung membutuhkan sistem perkotaan yang lebih maju. Untuk itu, di zaman
yang serba digital ini, kemampuan pengawasan dari pihak pemerintah daerah perlu
ditingkatkan. Dengan adanya pengawasan kota secara realtime, diharapkan mampu
memecahkan masalah perkotaan secara efektif dan efisien. Dalam mengatasi hal
tersebut, Pemerintah Kota Bandung tengah mengembangkan pengelolaan kota
pintar yang dilakukan secara komprehensif, salah satunya adalah pada bidang
transportasi.
Dalam bidang transportasi, Kota Bandung pada tahun 2016 mulai
memasang mesin parkir elektronik. Urusan perpakiran di Kota Bandung memang
menjadi masalah yang cukup serius, mulai dari penggunaan lokasi parkir yang tidak
semestinya (parkir liar) hingga retribusi parkir yang tidak masuk kas pemerintah
daerah. Inovasi dalam bidang transportasi ini diharapkan dapat menciptakan
layanan publik untuk transportasi dan mobilitas yang lebih baik serta
menghilangkan permasalahan umum terkait transportasi, misalnya macet,
pelanggaran lalu lintas, polusi, dan lain-lain. Mesin parkir elektronik merupakan
salah satu fasilitas utama untuk menunjang keberhasilan Kota Bandung sebagai
smart city.
Pada akhir Desember 2016, Dinas Perhubungan Kota Bandung mengadakan
445 mesin parkir melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung
senilai 55 miliar rupiah. Mesin parkir elektronik itu telah dipasang di 211 titik ruas
jalan di Kota Bandung. Mesin parkir dipilih sebagai pengganti juru parkir. Dengan
2
parkir konvensional, terdapat kebocoran penerimaan retribusi setiap tahunnya
mencapai 16 miliar rupiah.
Sistem mesin parkir elektronik ini berbasiskan teknologi informasi yang
difungsikan untuk mengatur pembayaran parkir secara non tunai. Efektivitas
retribusi parkir ditindak lanjuti dengan pengelolaan secara tepat guna menyokong
percepatan pembangunan bagi Pemerintah Kota Bandung. Berdasarkan uraian di
atas maka perlu dikaji secara mendalam tentang bagaimana penerapan mesin parkir
elektronik sebagai salah satu wujud smart city di Kota Bandung.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Perkembangan Smart City
Konsep kota cerdas atau yang lebih dikenal dengan nama smart city sangat
populer beberapa tahun belakangan ini seiring dengan pesatnya perkembangan
teknologi. Smart city dikembangkan sebagai salah satu konsep penataan kota–kota
di berbagai negara dalam menunjang keberlangsungan populasinya. Konsep ini
awalnya tumbuh sekitar tahun 1990 saat koneksi internet mulai mendunia.
Perkembangan berikutnya pada awal tahun 2000 saat perkembangan
teknologi informasi yang semakin memudahkan pengguna untuk berkomunikasi
secara dua arah (real time) dari tempat yang berbeda ditambah dengan infrastruktur
yang semakin memadai membuat informasi dari pemerintah kota menjadi semakin
interaktif, mudah diakses darimana saja, serta dengan database yang semakin
lengkap seperti transportasi, lahan, perencanaan, perpajakan dan lain–lain. Warga
kota tidak perlu lagi untuk mendatangi kantor layanan pemerintah hanya untuk
melihat informasi terkini atau hanya untuk melihat pengumuman terbaru.
Tonggak berikutnya terjadi pada tahun 2004 dan 2005 ketika konsep
intelcities dengan lebih mengembangkan sistem terintegrasi untuk seluruh layanan
perkotaan yang bersifat online dan berbasis situs internet. Pada tahun inilah
dikembangkan transfer ilmu pengetahuan dan pembangunan kapasitas melalui
jejaring sosial, jaringan maya, dan lain–lain yang bersifat memberdayakan
masyarakat kota secara online dan terpadu. Perkembangan hal tersebut juga
didukung dengan semakin populernya jejaring social yang semakin memudahkan
masyarakat kota untuk saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain.
Selanjutnya, barulah berkembang menjadi smart city dengan lebih menekankan
pada jejaring inovasi, kreativitas, modernitas, insklusif, dan modal sosial dengan
perwujudan terakhir pada komunitas yang berkelanjutan.
2.2 Model Smart City
Menurut Suhono dkk. (2010), mengidentifikasikan enam model smart city untuk
membuat kesuksesan sebuah kota dalam menjalankan konsep smart city:
1. Smart Government
Smart Government atau pemerintahan yang cerdas adalah kunci utama
dalam perwujudan smart city. Pemerintah yang pintar merupakan
pemerintah yang peduli dan transparan terhadap rakyatnya, hal tersebut
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan dan kemauan
masyarakat terhadap pemerintahnya. Hal terpenting dalam menciptakan
Smart Government adalah terbentuknya karakter pemerintah yang
profesional, bertanggung jawab dan bersih.
4
2. Smart People
Kota diharapkan tidak hanya mampu mewujudkan sistem yang pintar
(dengan berbasiskan kepada teknologi informasi), tapi juga masyarakat
yang pintar. Masyarakat pada kota bersangkutan diharapkan mampu
berperan aktif di dalam mewujudkan, menjaga, serta mengembangkan
Smart City. Masyarakat pada tipe ini memiliki jiwa dan semangat
kreaktifitas yang tinggi, yang diikuti dengan toleransi, ramah, serta
memiliki pikiran yang terbuka (open mind).
3. Smart Economy
Semakin tinggi inovasi-inovasi baru yang ditingkatkan maka akan
menambah peluang usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar
usaha/modal. Maka dari itu diperlukanlah yang namanya ekonomi pintar
atau smart economy. Kota diharapkan dapat menjadi tempat
berlangsungnya kegiatan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini dapat
diwujudkan melalui adanya produktivitas yang tinggi, yang diikuti dengan
semangat untuk melakukan inovasi.
4. Smart Mobility
Mobilitas pintar mengacu pada pengelolaan infrastruktur kota yang
dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistem pengelolaan
terpadu untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan publik. Kota
diharapkan mampu mewujudkan penyediaan infrastruktur, sistem, dan
layanan transportasi (darat, air, udara) yang aman, nyaman, dan inovatif,
yang mendukung proses mobilitas masyarakat. Intelligent Transportation
System (ITS) merupakan salah satu konsep pemanfaatan teknologi
informasi untuk mewujudkan Smart Mobility pada bidang transportasi.
5. Smart Environment
Lingkungan pintar merupakan lingkungan yang bisa memberikan
kenyamanan, berlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik,
visual maupun tidak, bagi masyarakat dan publik. Kota diharapkan dapat
mewujudkan pemanfaatan teknologi informasi yang ramah lingkungan,
sehingga mampu mewujudkan lingkungan yang aman, nyaman, lestari,
sehat, bersahabat bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya, serta
memiliki keberlangsungan hidup (sustainalibility) yang tinggi. Konsep dan
implementasi berupa Green Computing dan Smart Grid, bertujuan untuk
membantu mewujudkan Smart Environment.
6. Smart Live
Hidup pintar maksudnya adalah Manusia memiliki kualitas hidup terukur
(berbudaya). Kota diharapkan dapat mewujudkan proses kehidupan yang
5
lebih baik (berbasiskan kepada teknologi informasi), yang mencakup
kualitas hidup masyarakat (quality of life) dan budaya (culture) yang telah
berjalan di masyarakat. Untuk mewujudkan karakteristik ini, dapat
dilakukan melalui penyediaan dukungan infrastruktur (listrik, internet, jalan
raya), penanganan masalah di masyarakat (sosial, kesehatan, lingkungan),
serta pelestarian budaya dengan memanfaatkan teknologi informasi.
2.3 Konsep Smart Parking
Sesuai namanya, smart parking merupakan sebuah sistem yang ditujukan
untuk memudahkan pengelolaan parkir. Berikut ini merupakan elemen dasar dan
manfaat dari diterapkannya smart parking system:
1. Memudahkan pembayaran
Mesin parkir elektronik dapat memudahkan pembayaran, karena dalam
proses pembayarannya menggunakan uang digital atau secara non tunai.
2. Mempercepat proses parkir
Proses parkir cepat dilakukan karena pembayaran tidak perlu menunggu
uang kembalian atau pembuatan nota.
3. Mengurangi parkir ilegal
Mengurangi para pengemudi yang terbiasa untuk melakukan parkir liar atau
ilegal, karena sudah disiapkan tempat parkirnya di dekat mesin parkir
elektronik.
4. Mengurangi kebocoran penerimaan retribusi
Pembayaran retribusi parkir langsung dikirim ke rekening pusat penerimaan
retribusi, sehingga tidak ada dana yang keluar ke pihak tidak berwenang.
6
BAB 3
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu
penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan analisis
penggunaan dan keberjalanan mesin parkir elektronik di Kota Bandung. Penelitian
ini dimaksudkan untuk menerangkan dan menggambarkan kondisi objek tentang
manfaat dari penggunaan mesin parkir elektronik atau e-Parkir sebagai salah satu
layanan pendukung smart city di Kota Bandung.
Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni suatu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan secara objektif dari kondisi objek penelitian.
Kegiatan utama yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan data dan
analisis data. Sumber data utama diperoleh melalui wawancara dengan peneliti
smart city bidang e-Mobility di Kota Bandung. Sedangkan sumber data lainnya
diperoleh dari dokumen-dokumen penelitian, karya ilmiah, website, dan berita-
berita yang berkaitan dengan smart city dan smart parking untuk Kota Bandung.
3.1 Uji Kepuasan
Kami menggunakan kuesioner untuk mengetahui kepuasan pengguna yang
telah memanfaatkan mesin parkir elektronik (e-Parkir) di Kota Bandung. Kuesioner
berisi beberapa pertanyaan terkait dengan e-Parkir, misalnya lokasi mesin,
kemanfaatan, antarmuka alat, hingga ketepatan tujuan penggunaan. Kuesioner yang
digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nama :
Instansi :
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
2 Alat bermanfaat bagi pengguna
3 Menu alat tidak rumit
4 Penggunaan alat tepat tujuan
Keterangan penilaian
• Sangat Tidak Setuju = skor 1
• Tidak Setuju = skor 2
• Netral = skor 3
• Setuju = skor 4
• Sangat Setuju = skor 5
7
Kuesioner ini nantinya diberikan kepada responden yang memang pernah
menggunakan layanan e-Parkir di Kota Bandung. Dari hasil kuesioner tersebut,
kami melakukan analisis per indikator untuk mendapatkan tingkat kepuasan
pengguna. Selanjutnya, barulah kami membuat kesimpulan mengenai penggunaan
dan keberjalanan e-Parkir di Kota Bandung.
8
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 e-Parkir Kota Bandung
Konsep smart parking system merupakan salah satu komponen penting
dalam kerangka smart city. Teknologi ini dapat mengakomodasi pertumbuhan
dengan meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi, dan berkontribusi pada
masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan e-Parkir, nantinya sistem
pembayaran parkir akan dilakukan dengan menggunakan sebuah kartu seperti e-
money yang banyak digunakan di jalan tol. Diharapkan e-Parkir mampu
mengurangi kemacetan lalu lintas dan dapat menertibkan retribusi parkir. Proses
penggunaan mesin parkir sendiri cukup mudah, seperti berikut:
• Memilih jenis kendaraan.
• Memasukkan nomor kendaraan.
• Kemudian menentukan lama durasi parkir.
• Pengguna layanan parkir menempelkan kartu e-money pada reader
mesin parkir, maka akan secara otomatis saldo di dalam kartu akan
berkurang sesuai dengan tarif yang berlaku.
• Ambil tiket parkir.
Di kota Bandung sudah terdapat 445 mesin parkir elektronik yang di
tempatkan di 221 titik atau 56 lokasi. Dalam pengoperasiannya, Pemerintah Kota
Bandung mempekerjakan 700 Juru Parkir yang di gaji 1,8 juta rupiah per bulan.
Diharapkan dengan adanya program ini pemerintah kota Bandung dapat
meningkatkan pendapatan retribusi parkir sebesar 20 persen.
4.2 Smart City Service Canvas
Berikut ini merupakan analisis layanan e-Parkir menggunakan Smart City Service
Canvas (SCSC).
Gambar 4.1 Hasil Smart City Service Canvas (SCSC) untuk layanan e-Parkir
9
a. Integrated Key Players
Integrated Key Players adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dalam
kerjasama dan keberjalanan layanan. Pihak-pihak yang terlibat kerjasama
dan mengelola e-Parkir adalah Pemerintah Kota Bandung, pembuat mesin
parkir, serta Dinas Perhubungan Kota Bandung.
b. Integrated Key Activities
Kolom Integrated Key Activities diisi dengan kegiatan utama yang
dilakukan untuk menghasilkan innovative value preposition yang
ditawarkan. Kegiatan utama dari layanan e-Parkir adalah
menyediakan/mengolah jasa pembayaran parkir.
c. Integrated Key Resources
Integrated Key Resources adalah hal-hal paling penting yang harus dimiliki
agar integrated key activities bisa dijalankan dan innovative value
preposition bisa diberikan. Layanan e-Parkir memiliki integrated key
resources berupa mesin parkir elektronik, petugas parkir, pengawas, dan
juga pegawai di Pemerintah Kota Bandung.
d. Government Roles
Government Roles merupakan peran-peran yang dilakukan oleh pihak
pemerintah untuk memastikan keberjalanan layanan. Peran pemerintah
untuk layanan e-Parkir adalah penetapan aturan terkait dan juga melakukan
pelaporan kinerja terhadap layanan yang ada.
e. Innovative Value Prepositions
Innovative Value Prepositions sendiri merupakan nilai atau value yang
ditawarkan untuk pengguna sistem. Kelebihan/keunggulan dan keunikan
layanan adalah hal yang harus dituliskan di innovative value preposition.
Innovative value preposition e-Parkir adalah keunggulannya dalam
memudahkan dan mempercepat proses pembayaran parkir, mengurangi
parkir ilegal, serta mengurangi kebocoran penerimaan retribusi.
f. Citizen Segments
Citizen Segments adalah penggolongan orang-orang yang mungkin tertarik
dengan value preposition layanan. Layanan e-Parkir menyasar kalangan
masyarakat pengguna kendaraan yang memang sering parkir di tempat-
tempat yang ramai dan padat.
g. Citizen Relationships
Citizen Relationships adalah cara-cara yang bisa digunakan untuk
berkomunikasi dengan citizen segments. Hubungan dengan pengguna e-
10
Parkir terjadi secara langsung saat proses proses parkir dengan petugas
parkir. Selain itu, hubungan juga dijaga melalui adanya sistem hotline dan
Twitter untuk mengetahui feedback pengguna.
h. Channels
Pada dasarnya channels adalah cara untuk menjangkau customer. Tidak
terbatas pada distribusi, tapi juga hal lainnya yang menyebabkan layanan e-
Parkir dan customer bisa bersentuhan. Channel yang digunakan oleh e-
Parkir adalah melalui Twitter dan jaringan yang disediakan oleh provider
internet.
i. Service Measurement
Service Measurement merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan layanan yang diberikan. Untuk mengukur
layanan e-Parkir dilakukan melalui pemberian kuesioner angket kepuasan
dan juga survei secara langsung di lapangan.
j. Quality of Life Indicators
Pada bagian Quality of Life Indicators menjelaskan indikator kualitas
kehidupan yang menggambarkan kepuasan penggunaan layanan. Layanan
e-Parkir dapat dinyatakan meningkatkan kualitas hidup masyarakat jika
mampu mengurangi kemacetan akibat parkir liar dan mampu mengurangi
retribusi parkir liar.
k. Cost & Structures
Cost & Structures adalah rincian biaya-biaya terbesar yang harus
dikeluarkan untuk melakukan key activities dan menghasilkan value
preposition. Pengeluaran terbesar e-Parkir adalah pengadaan mesin parkir
elektronik, biaya operasional, dan gaji untuk petugas parkir.
l. Investors
Investors merupakan pihak-pihak berkepentingan yang memberikan dana
untuk memastikan keberjalanan layanan. Secara umum, investor layanan e-
Parkir adalah Pemerintah Kota Bandung sendiri, secara khusus adalah Dinas
Perhubungan Kota Bandung.
m. Revenue Streams
Revenue Streams diisi dengan cara-cara untuk menghasilkan keuntungan
dari menjalankan value preposition, atau bahasa lainnya yaitu cara
menghasilkan uang. Layanan e-Parkir dapat menghasilkan keuntungan
melalui pembayaran retribusi parkir menggunakan e-Money.
11
n. Sustainability Strategy
Sustainability Strategy merupakan strategi-strategi yang didefinisikan untuk
menjamin keberlangsungan layanan. Untuk memastikan layan e-Parkir
terus dapat digunakan, strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan
pemeliharaan dan perbaikan mesin jika terjadi kerusakan.
o. Governance
Governance mewakili tata kelola yang mengatur layanan. Untuk e-Parkir
sendiri aturan yang terkait adalah PP No.8 Tahun 2018.
4.3 Hasil Uji Kepuasan Pengguna
Selain menganalisis melalui Smart City Service Canvas (SCSC), kami juga
melakukan survei langsung di lapangan dengan mencari responded yang pernah
menggunakan layanan e-Parkir di Kota Bandung. Kami memberikan kuesioner
seputar e-Parkir kepada responden seperti yang dijelaskan dalam bab 3 tentang
metode. Berikut adalah hasil uji kepuasan menggunakan skala likert:
Indikator pertama: Penempatan alat di lokasi yang sesuai
Jumlah Pengguna Nilai Total (Jumlah Pengguna x
Nilai)
Sangat tidak
setuju
1 1 1
Tidak setuju 1 2 2
Netral 7 3 21
Setuju 5 4 20
Sangat setuju 1 5 5
Total 49
Persentase = 49
75 x 100% = 65,33 %
Indikator kedua: Alat bermanfaat bagi pengguna
Jumlah Pengguna Nilai Total (Jumlah Pengguna x
Nilai)
Sangat tidak
setuju
1 1 1
Tidak setuju 0 2 0
Netral 8 3 24
Setuju 4 4 16
Sangat setuju 2 5 10
Total 51
Persentase =51
75 x 100% = 68 %
12
Indikator ketiga: Menu alat tidak rumit
Jumlah Pengguna Nilai Total (Jumlah Pengguna x
Nilai)
Sangat tidak
setuju
1 1 1
Tidak setuju 6 2 12
Netral 4 3 12
Setuju 3 4 12
Sangat setuju 1 5 5
Total 42
Persentase =42
75 x 100% = 56 %
Indikator keempat: Penggunaan alat tepat tujuan
Jumlah Pengguna Nilai Total (Jumlah Pengguna x
Nilai)
Sangat tidak
setuju
0 1 0
Tidak setuju 4 2 8
Netral 5 3 15
Setuju 6 4 24
Sangat setuju 0 5 0
Total 47
Persentase =47
75 x 100% = 62,67 %
Skala persentase: 0%-20% : Sangat tidak puas
21%-40% : Tidak puas
41%-60% : Netral
61%-80% : Puas
81%-100% : Sangat puas
Kuesioner dibagikan kepada 15 responden yang sudah pernah mencoba layanan e-
Parkir. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa secara umum pengguna e-Parkir
menyatakan “Puas” dengan layanan yang diberikan. Hasil uji kepuasan dapat
dilihat pada diagram di bawah ini.
13
Gambar 4.2 Diagram hasil uji kepuasan penggunaan e-Parkir
65.3% 68.0%
56.0%62.7%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
100.0%
Indikator pertama:Penempatan alat
di lokasi yangsesuai
Indikator kedua:Alat bermanfaatbagi pengguna
Indikator ketiga:Menu alat tidak
rumit
Indikator keempat:Penggunaan alat
tepat tujuan
Tin
gkat
Ke
pu
asan
Indikator
Kepuasan Pengguna Layanan e-Parkir
Puas Netral PuasPuas
14
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mesin parkir elektronik yang telah di pasang di kota Bandung merupakan
langkah awal dari realisasi smart city. Setelah mengkaji implementasi kebijakan
smart city melalui layanan e-Parkir, kami menyimpulkan sebagai berikut:
a. Penempatan alat dirasa “Puas” oleh pengguna. Namun, penempatan alat
kami rasa masih belum merata. Banyak lagi tempat keramaian (kampus,
pasar, dll) yang sedikit mesin parkir. Sementara banyak lokasi yang
kelebihan penempatan mesin parkirnya.
b. Kemanfaatan alat dirasa “Puas” oleh pengguna. Untuk pembayaran menjadi
cepat dan mudah, serta biaya yang lebih pasti. Namun, mesin parkir yang
hanya menerima pembayaran dirasa tidak bermanfaat dalam proses parkir,
serta tidak menambah rasa aman meninggalkan kendaraan.
c. Menu alat dinyatakan “Netral” oleh pengguna. Hal ini memang untuk
pertama kali mencoba alat akan kebingungan. Biasanya perlu dibantu
petugas parkir terlebih dahulu untuk penggunaannya.
d. Penggunaan alat dirasa “Puas” oleh pengguna. Walaupun, mesin parkir ini
sebenarnya ditujukan untuk mengurangi kebocoran retribusi, masyarakat
beranggapan bahwa mesin parkir untuk memudahkan proses parkir. Masih
banyak warga Bandung yang belum memahami fungsi dan keuntungan dari
adanya e-parkir ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi layanan e-Parkir, saran yang diajukan
adalah sebagai berikut:
a. Penempatan alat harus lebih merata lagi. Masih banyak lokasi kantong-
kantong parkir yang sedikit sekali mesin parkirnya.
b. Petugas parkir yang dilibatkan perlu dikurangi. Hal ini dikarenakan petugas
parkir termasuk tambahan biaya operasional yang harus dikeluarkan.
c. Cara penggunaan mesin parkir perlu lebih disosialisasikan lagi secara lebih
masif dan kreatif. Hal ini bertujuan agar masyarakat mengenal e-Parkir dan
mengerti dalam pemakaian mesin parkir.
d. Pemeliharaan dan perbaikan mesin parkir harus dilakukan lebih intensif.
Kami mengamati banyak mesin parkir yang sudah mati dan tidak digunakan
lagi. Padahal biaya pengadaan dan operasionalnya sangat besar.
15
Lampiran 1. Hasil Angket Penilaian
1.
Nama : Zulkarnain
Instansi : FSRD-ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
2.
Nama : M. Aprizal Saputra
Instansi : TEDC Cimahi
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
3.
Nama : Okta Haryansah
Instansi : UPI
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
16
4.
Nama : Gito
Instansi : Wiraswasta
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
5.
Nama : Alvin Setiawan
Instansi : ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
6.
Nama : Vincent Siauw
Instansi : ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
17
7.
Nama : Alivia
Instansi : IF-ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
8.
Nama : Dzikri
Instansi : SBM-ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
9.
Nama : William
Instansi : STI-ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
18
10. Nama : Helmi
Instansi : FTI-ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
11. Nama : Indriyanti RS
Instansi : Klinik Prodia
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
12. Nama : Adil Fadillah Bulkini
Instansi : PT Kimia Farma
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
19
13. Nama : Nia Yuniarti
Instansi : UPI
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
14. Nama : Fitri Husni
Instansi : LIPI
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
15. Nama : Faizal
Instansi : ITB
No
Indikator Kepuasan
Penggunaan e-Parkir
Skala Penilaian
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
1 Penempatan alat di lokasi yang
sesuai
✓
2 Alat bermanfaat bagi pengguna ✓
3 Menu alat tidak rumit ✓
4 Penggunaan alat tepat tujuan ✓
20
Lampiran 2. Pembagian Tugas
Nama Mahasiswa : Jery Octavianus
NIM : 18215027
Tugas ke- Kegiatan
1 Menghadiri seminar Smart City di Bandung Creative Hub
2 Survei ke Dishub Kota Bandung
3 Membuat dokumen laporan bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, dan bab 5
4 Membuat kuesioner
5 Mencari responden
6 Finalisasi dokumen akhir
Nama Mahasiswa : William Aristea T.
NIM : 18215011
Tugas ke- Kegiatan
1 Menghadiri seminar Smart City di Bandung Creative Hub
2 Survei ke Dishub Kota Bandung
3 Membuat dokumen laporan bab 4 dan bab 5
4 Mencari responden kuesioner
5 Membuat Smart City Service Canvas (SCSC)
Nama Mahasiswa : Jundi Amir Syuhada
NIM : 18215037
Tugas ke- Kegiatan
1 Mencari responden kuesioner
2 Membuat dokumen laporan bab 4 dan bab 5
3 Finalisasi dokumen akhir
Nama Mahasiswa : Shafwan Aminuddin Muhammad
NIM : 18215024
Tugas ke- Kegiatan
1 Mencari responden kuesioner
2 Membuat Smart City Service Canvas (SCSC)
3 Membuat dokumen laporan bab 4 dan bab 5
Nama Mahasiswa : Fausto Axel E.K
NIM : 18215025
Tugas ke- Kegiatan
1 Mencari responden kuesioner
top related