tugas akhir analisis beban kerja dengan …
Post on 23-Oct-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN PENDEKATANMETODE FULL TIME EQUIVALENT (FTE)
(Studi Kasus : CV. Roland Kencana Pasir Sebelah, Padang)
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
WITRI JUNITA1410024425054
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANGSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI2019
TUGAS AKHIR
ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN PENDEKATANMETODE FULL TIME EQUIVALENT (FTE)
(Studi Kasus : CV. Roland Kencana Pasir Sebelah, Padang)
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Disusun Oleh:
WITRI JUNITA1410024425054
Disetujui :
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Plt. KaProdi Ketua STTIND Padang
Ir. H Gamindra Jauhari, MPNIDN. 1014057501
H. Riko Ervil, MTNIDN. 1014057501
Tri Ernita, ST, MPNIDN. 1028027801
H. Riko Ervil, MTNIDN. 1014057501
ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN PENDEKATANMETODE FULL TIME EQUIVALENT (FTE)
(Studi Kasus :CV. Roland Kencana Pasir Sebelah, Padang)
ABSTRAK
CV. Roland Kencana merupakan sebuah industri permebelan yangmenyediakan berbagai furniture untuk kebutuhan pelanggannya. AdapunPelanggan CV. Roland Kencana mencakup perumahan, reseller bagi usaha kecildan menengah, sekolah (pendidikan), maupun pemerintahan. Bahan baku utamayaitu kayu jenis meranti export yang sudah dioven yang diperoleh dari perusahaanpengolahan kayu di daerah sijunjung dan Solok Selatan. Sementara untukpembuatan meja biro perusahaan menggunakan multiplek. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui berapa waktu baku pada produksi meja biro dan beban kerjayang diterima oleh operator pada produksi meja biro dengan menggunakanmetode Full Time Equivalent (FTE), suatu metode analisis beban kerja yangmengukur lama waktu penyelesaian kerja Dalam proses produksi meja biro ada10 proses yang dilakukan operator. Mulai dari Tahap awal sampai pemasanganaksesoris. Pembuatan 1 meja biro dilakukan oleh 2 operator. Berdasarkan hasilpengolahan data waktu baku yang diperlukan dalam proses produksi meja biroadalah 13 jam 53 menit dan beban kerja masing masing operator diluar prosespengeringan adalah 1.11, masih dalam kategori beban kerja normal.
Kata kunci: Full Time Equivalent, Waktu Baku, Proses Produksi
ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN PENDEKATAN METODEFULL TIME EQUIVALENT (FTE)
(Studi Kasus :CV. Roland Kencana Pasir Sebelah, Padang)
ABSTRACT
CV. Roland Kencana is a furniture industry that provides a variety offurniture for the needs of its customers. The customer CV. Roland Kencana covershousing, resellers for small and medium businesses, schools (education), andgovernment. The main raw material is export of meranti wood that has been roastedobtained from wood processing companies in the area of Sijunjung and South Solok.Meanwhile, for manufacturing bureau tables, the company uses multiplex. This studyaims to find out how much is the standard time for bureau table production andoperator workload for bureau table production using the Full Time Equivalent (FTE)method, a workload analysis method that measures the length of time for workcompletion. In the bureau table production process, there are 10 processes carriedout by the operator. Starting from the initial stage to the installation of accessories.Making 1 bureau table is done by 2 operators. Based on the results of dataprocessing, the standard time needed in the bureau table production process is 13hours 53 minutes and the workload of each operator outside the drying process is1.11, still in the normal workload category.
Keywords: Full Time Equivalent, Standard Time, Production Process
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
rahmat-Nya kepada kita semua, dan tidak lupa pula kita hadiahkan shalawat
beriringkan salam kepada junjungan kita Nabi besar, Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul : “Analisis Beban
Kerja Dengan Pendekatan Metode Full Time Equivalent (FTE)” (Studi
Kasus: CV. Roland Kencana, Pasir Sebelah, Padang) .
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan
Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. Gamindra Jauhari, MP selaku Pembimbing I yang telah
memberikan saran dan motivasi agar Tugas Akhir ini bisa selesai.
2. Bapak H. Riko Ervil. MT selaku Pembimbing II yang telah memberikan saran
dan motivasi agar tugas Tugas Akhir bisa selesai.
3. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa setulus hati.
4. Pihak perusahaan CV. Roland Kencana yang telah memberi izin untuk
melakukan penelitian untuk penulisan Tugas Akhir.
5. Seluruh teman-teman dan sahabat yang telah memberikan motivasi dan
semangat.
6. Dan juga semua pihak yang turut membantu sehingga Tugas Akhir ini selesai
dengan baik.
iii
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis dengan senang hati menerima saran serta kritikannya yang sifatnya
membangun demi tercapainnya perbaikan dimasa yang akan datang. Dan semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan tentang cara
penyusunan dan penulisan. Amin ya Rabbal Allamin, Wassalamualaikum Wr. Wb
Padang, Agustus 2019
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK`
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................4
1.3 Batasan Masalah..........................................................................4
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian.........................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian.......................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................6
2.1.1. Defenisi Beban Kerja ...............................................…….6
2.1.2. Pembagian Beban Kerja ....................................................7
2.1.3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja..............8
2.1.4. Pengukuran Beban Kerja.................................................. 11
2.1.5. Penyelesaian Waktu Baku................................................ 12
2.1.6. Uji Kecukupan Data......................................................... 13
2.1.7. Uji Keseragaman Data ..................................................... 15
2.1.8. Westing Hauses System Ratings...................................... 16
v
2.1.9. Pengukuran Tingkat Kelonggaran (Allowence).............. 19
2.1.10. Manfaat Pengukuran Beban Kerja.................................. 21
2.1.11. Pengertian Full Time Equivalent (FTE) ......................... 22
2.1.12. Langkah Penerapan Metode Full Time Equivqlent ...... ..23
2.1.13. Proses Pembuatan Meja Biro..................................... ….24
2.2 Kerangka Konseptual ..................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Peneltian ............................................................................ 29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 29
3.3 Data dan Sumber Data................................................................ 29
3.3.1 Data ................................................................................... 29
3.3.2 Sumber Data...................................................................... 30
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 30
3.4 Teknik Pengolahan Data............................................................. 31
3.5 Kerangka Metodologi ................................................................. 34
BAB IV PENUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.5 Pengumpulan Data....................................................................... 36
3.5 Pengolahan Data .......................................................................... 41
BAB V ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data ................................................... 87
5.1.1 Analisa Waktu Proses Produksi Tahap Awal..................... 87
5.1.2 Analisa Waktu Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja ...... 87
5.1.3 Analisa Waktu Proses Pembuatan Laci Meja .................... 88
vi
5.1.4 Analisa Waktu Proses Pembuatan Top Meja .................... 88
5.1.5 Analisa Waktu Proses Pembuatan Meja ........................... 89
5.1.6 Analisa Waktu Proses Pengamplasan ............................... 89
5.1.7 Analisa Waktu Proses Pengecatan .................................... 90
5.1.8 Analisa Waktu Proses Pengeringan .................................. 90
5.1.9 Analisa Waktu Proses Finishing ....................................... 91
5.1.10 Analisa Waktu Proses Pemasangan Aksesoris................. 91
5.1.11 Analisa FTE ..................................................................... 92
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.................................................................................. 93
6.2 Saran ............................................................................................ 93
DAFTAR KEPUSTAKAAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Penyesuaian Westinghouse .....................................................18
Tabel 2.2 Tabel Kategori Perhitungan Beban Kerja .........................................23
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kapasitas Untuk Produksi Meja Biro.................36
Tabel 4.2 Jumlah Hari Kerja dan Hari Libur Nasional Perusahaan 2019 .........37
Tabel 4.3 Tabel Uraian Kerja Operator.............................................................39
Tabel 4.4 Pengukuran Waktu Siklus Pekerjaan Operator 1 ..............................40
Tabel 4.5 Pengukuran Waktu Siklus Pekerjaan Operator 2 ..............................41
Tabel 4.6 Pengolahan Data Untuk Proses Tahap Awal ...................................42
Tabel 4.7 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Tahap Awal ...............................44
Tabel 4.8 Presentasi kelonggaran Proses Tahap Awal.....................................45
Tabel 4.9 Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja ......46
Tabel 4.10 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja..48
Tabel 4.11 Presentasi kelonggaran Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja .......49
Tabel 4.12 Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Laci Meja....................50
Tabel 4.13 Faktor Penyesuaian Untuk Pembuatan Laci Meja ...........................53
Tabel 4.14 Presentasi kelonggaran Proses Pembuatan Laci Meja .....................54
Tabel 4.15 Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Top Meja ....................55
Tabel 4.16 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pembuatan Top Meja ................57
Tabel 4.17 Presentasi kelonggaran Proses Pembuatan Top Meja......................58
Tabel 4.18 Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Meja ...........................59
Tabel 4.19 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pembuatan Meja.......................61
Tabel 4.20 Presentasi kelonggaran Proses Pembuatan Meja ............................62
vii
Tabel 4.21 Pengolahan Data Untuk Proses Pengamplasan................................63
Tabel 4.22 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pengamplasan............................64
Tabel 4.23 Presentasi kelonggaran Proses Pengamplasan .................................65
Tabel 4.24 Pengolahan Data Untuk Proses Pengecatan.....................................66
Tabel 4.25 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pengecatan.................................69
Tabel 4.26 Presentasi kelonggaran Proses Pengecatan ......................................70
Tabel 4.27 Pengolahan Data Untuk Proses Pengeringan ...................................71
Tabel 4.28 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pengeringan...............................73
Tabel 4.29 Presentasi kelonggaran Proses Pengeringan ....................................74
Tabel 4.30 Pengolahan Data Untuk Proses Finishing........................................75
Tabel 4.31 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Finishing....................................77
Tabel 4.32 Presentasi kelonggaran Proses Finishing .........................................78
Tabel 4.33 Pengolahan Data Untuk Proses Pemasangan Aksesoris ..................79
Tabel 4.34 Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pemasangan Aksesoris ..............81
Tabel 4.35 Presentasi kelonggaran Proses Pemasangan Aksesoris ...................82
Tabel 4.36 Rekapitulasi Pengukuran Waktu Baku Proses Produksi Meja Biro 83
Tabel 4.37 Pengukuran Beban Kerja Dengan Metode FTE (Operator 1)..........84
Tabel 4.38 Pengukuran Beban Kerja Dengan Metode FTE (Operator 2)..........84
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor Kelonggaran (Allowance) ..................................................20
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ....................................................................29
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi....................................................................34
Gambar 4.1 Grafik Proses Tahap Awal ............................................................37
Gambar 4.2 Grafik Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja ...............................43
Gambar 4.3 Grafik Proses Pembuatan Rangka Laci Meja................................47
Gambar 4.4 Grafik Proses Pembuatan Rangka Top Meja ................................52
Gambar 4.5 Grafik Proses Pembuatan Meja .....................................................56
Gambar 4.6 Grafik Proses Pengamplasan.........................................................60
Gambar 4.7 Grafik Proses Pengecatan..............................................................64
Gambar 4.8 Grafik Proses Pengeringan ............................................................68
Gambar 4.9 Grafik Proses Finishing.................................................................72
Gambar 4.10 Grafik Proses Pemasangan Aksesoris ..........................................76
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu pekerjaan akan dikatakan selesai secara efisien apabila waktu
penyelesaianya berlangsung paling singkat. Ukuran sukses dari suatu sistem
produksi dalam industri biasanya dinyatakan dalam bentuk besarnya produktivitas
atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam hal ini ukuran tenaga
kerja manusia merupakan faktor utama yang menentukan usaha peningkatan
produktivitas industri. Dalam pengukuran produktivitas biasanya selalu
dihubungkan dengan keluaran secara fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan
(Rohman, 2008).
Terlepas dari pesatnya kemajuan teknologi yang banyak membantu
manusia menyelesaikan pekerjaannya, sejumlah pekerjaan yang menuntut
aktivitas fisik masih dapat diamati di berbagai jenis sektor industri seperti
manufaktur, transportasi, pertanian, kontruksi. Pekerjaan ini sering kali menuntut
aktivitas fisik yang cukup berat dan melelahkan. Terlebih lagi didukung oleh
lingkungan kerja yang kurang kondusif (misal : panas, lembab, bising, berdebu
dan sebagainya. Untuk menghadapi pekerjaan pekerjaan yang seperti itu, pekerja
dituntut untuk memiliki kapasitas fisik yang memadai atau dapat juga dengan
penerapan sejumlah teknik perancangan kerja, seperti penggunaan alat bantu,
perbaikan metode kerja, pengaturan waktu istirahat, dan lain lain. Kondisi tersebut
bisa menimbulkan beban kerja fisik maupun mental (Iridiastadi, 2016)
2
Definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima
pekerjaan. Setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau
seimbang baik terhadap kemapuan fisik, kemampuan kognitif maupun
keterbatasan manusia dalam menerima beban tersebut (Karissa, 2018).
Pada penelitian ini lingkup yang dipilih ialah pada industri mebel, salah
satu jenis industri yang termasuk memilik beban kerja tinggi. CV. Roland
Kencana merupakan perusahaan mebel yang cukup besar di kota Padang yang
terletak di Jl. Jl.Pasir Sebelah No.65 Muara Penjalinan. Adapun pelanggannya
mencakup perumahan, reseller bagi usaha kecil dan menengah dan juga sekolah
sekolah. Produk yang dihasilkan antara lain meja dengan berbagai ukuran dan
model, lemari, tempat tidur, nakas, meja rias dan bofet. Diantara semua produk
yang dihasilkan, meja biro yang paling banyak diproduksi. Bahan yang digunakan
berupa kayu jenis meranti export yang sudah dioven yang diperoleh dari
perusahaan pengolahan kayu di daerah Sijunjung dan Solok Selatan dan juga
triplek dan multiplek.
Adapun urutan proses produksi mebel ini dimulai dari tahap awal (desain,
pembahanan, dan persiapan alat dan bahan) pembuatan rangka kaki meja, ,laci
meja, top meja, pembuatan meja, pengamplasan, pengecatan, pengeringan,
finishing, pemasangan aksesoris. Lama proses produksi satu buah meja berkisar
antara 2-5 hari dan maksimal 1 minggu hari tergantung model dan ukuran. Satu
buah meja bisa dikerjakan oleh 2 sampai 3 operator. Satu atau dua operator untuk
pembuatan meja sementara satu operator lagi menyelesaikan bagian pengecatan.
Para operator harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum deadline.
3
Tentu pekerjaan ini membutuhkan kekuatan fisik operator dalam
menyelesaikan proses produksi untuk memenuhi target perusahaan. Tapi
kenyataannya target produksi terkadang tidak tercapai. Seperti pembuatan meja
biro yang seharusnya 2 hari menjadi 3 hari. Hal tersebut tentu menjadi beban bagi
operator sehingga mereka harus bekerja lembur agar pesanan selesai sebelum
waktu deadline.
Pekerjaan yang monoton, lembur itu sudah menghasilkan beban kerja bagi
operator ditambah lagi saat bekerja operator bekerja dalam posisi berdiri,
berinteraksi dengan mesin mesin yang bising seperti mesin pembelah kayu, mesin
ketam tangan, mesin jet shaw, mesin potong tangan dan mesin mesin lain yang
merupakan sumber panas dan penghasil polusi dilingkungan kerja. Lingkungan
kerja yang panas dan berpolusi merupakan beban tambahan bagi operator.
Kondisi tersebut akan berdampak pada produktivitas kerja, seperti karena
kelelahan, operator memerlukan waktu istirahat yang banyak sehingga waktu
penyelesaian pesanan bisa lebih lama. Untuk mencegah terjadinya proses produksi
yang panjang maka harus dilakukan pengukuran beban kerja terhadap operator
yang melakukan pekerjaan dengan menggunakan tenaga fisik untuk mengurangi
kelebihan beban kerja.
Dalam pengukuran ini penulis menggunakan metode Full Time Equivalent
FTE. Metode ini bertujuan untuk menganalisis beban kerja yang berbasiskan
waktu dengan cara megukur lama waktu penyelesaian pekerjaan kemudian waktu
tersebut di konversikan ke dalam indeks nilai FTE dan tujuan dari metode FTE
4
adalah untuk mengubah jam beban kerja ke jumlah orang yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat topik
dalam tugas akhir ini mengenai analisis beban kerja diperusahaan tersebut dengan
judul “Analisis Beban Kerja dengan Pendekatan Metode Full Time
Equivalent (FTE) (Studi Kasus: CV. Roland Kencana Pasir Sebelah,
Padang)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Pembahasan dari latar belakang di atas didapatkan identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Adanya pekerjaan yang mengharuskan operator memegang mesin dalam
waktu yang cukup lama.
2. Waktu penyelesaian yang terkadang tidak sesuai dengan perjanjian antara
kedua belah pihak.
3. Waktu istirahat yang lebih lama dari yang ditetapkan perusahaan
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas supaya lebih terarah
sesuai dengan tujuan, maka permasalahan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menghitung waktu baku produksi meja biro.
2. Penelitian ini hanya menghitung beban kerja operator produksi meja biro
3. Metode yang digunakan yaitu metode FTE.
5
1.4 Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalahnya yaitu :
1. Berapakah waktu baku produksi satu unit meja biro?
2. Berapakah beban kerja yang diterima oleh operator meja biro dengan
metode FTE?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis dapat menyimpulkan tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk :
1. Menghitung waktu baku produksi satu unit meja biro.
2. Menghitung beban kerja yang diterima oleh operator meja biro dengan
metode FTE
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi perusahaan
Membantu perusahaan dalam mengoptimalkan jumlah tenaga kerja
bedasarkan analisis beban kerja diatas.
2. Bagi Institusi Perguruan Tinggi
Dapat menjadi acuan dan bahan pembelajaran serta referensi bagi penulis
lainnya yang akan melakukan tugas akhir dengan materi yang sama.
3. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan penerapan ilmu yang
telah dipelajari selama perkuliahan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Defenisi Beban Kerja
Beban kerja adalah istilah yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an.
Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi beban kerja sehingga terdapat
beberapa definisi yang berbeda mengenai beban kerja. Ia merupakan suatu konsep
yang multi-dimensi, sehingga sulit diperoleh satu kesimpulan saja mengenai
definisi yang tepat.
Beban kerja sebagai suatu konsep yang timbul akibat adanya keterbatasan
kapasitas dalam memproses informasi. Saat menghadapi suatu tugas, individu
diharapkan dapat menyelesaikan tugas tersebut pada suatu tingkat tertentu.
Apabila keterbatasan yang dimiliki individu tersebut menghambat/menghalangi
tercapainya hasil kerja pada tingkat yang diharapkan, berarti telah terjadi
kesenjangan antara tingkat kemampuan yang diharapkan dan tingkat kapasitas
yang dimiliki. Kesenjangan ini menyebabkan timbulnya kegagalan dalam kinerja
(performance failures). Hal inilah yang mendasari pentingnya pemahaman dan
pengukuran yang lebih dalam mengenai beban kerja (Pambudi, 2017).
Berdasarkan yang dikemukakannya beberapa definisi di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa beban kerja merupakan sejauh mana kapasitas individu
pekerja dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, yang
dapat diindikasikan dari jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, waktu/batasan
7
waktu yang dimiliki oleh pekerja dalam menyelesaikan tugasnya, serta pandangan
subjektif individu tersebut sendiri mengenai pekerjaan yang diberikan kepadanya.
2.1.2 Pembagian Beban Kerja
Beban kerja dibagi menjadi 2 yaitu (Diniaty,2016):
1. Beban kerja fisik
Beban kerja fisik merupakan selisih antara tuntutan pekerjaan dengan
kemampuan pekerja untuk memenuhi tuntutan pekerjaan tersebut. Beban kerja
fisik merupakan reaksi manusia dalam melakukan pekerjaan eksternal, dalam
pekerjaan fisik manusia biasanya mengalami perubahan pada konsumsi oksigen,
denyut nadi, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Oleh
karena itu, beban kerja jenis ini lebih mudah diketahui dan diukur secara langsung
dari kondisi fisik seseorang.
Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode objektif,
yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak langsung. Metode pengukuran
langsung yaitu dengan menggunakan calorimetric chamber sedangkan metode
pengukuran tidak langsung dapat dengan mengukur konsumsi oksigen per menit
yang merepresentasikan proses metabolisme. Untuk mendapatkan nilai konsumsi
oksigen per menit, dapat menggunakan pengukuran denyut jantung karena
berhubungan linear dengan konsumsi oksigen.
2. Beban Kerja Mental
Beban kerja mental merupakan perbedaan antara tuntutan kerja mental
dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang bersangkutan.
Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi tubuh.
8
Secara fisiologis, aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis pekerjaan yang
ringan sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas mental juga lebih rendah.
Padahal secara moral dan tanggung jawab, aktivitas mental jelas lebih berat
dibandingkan dengan aktivitas fisik, karena lebih melibatkan kerja otak (white-
collar) daripada kerja otot (blue-collar) (Sutalaksana,2006). Beban kerja yang
timbul dari aktivitas lingkungan kerja antara lain disebabkan oleh :
a. Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu
lama.
b. Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab
besar.
c. Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton.
d. Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang
terisolasi dengan orang lain.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja
Menurut Wignjosoebroto (2000) bahwa secara umum hubungan antara
beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat
komplek, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
1. Faktor eksternal, yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja,
seperti:
a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang kerja,
tempat kerja dan saran kerja.
b. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift
kerja, dan struktur organisasi.
9
c. Lingkungan kerja seperti lingkungan kerja fisik: intensitas kebisingan,
intensitas pencahayaan, vibrasi mekanis dan tekanan udara.
Lingkungan kerja kimiawi seperti debu. Lingkungan kerja biologis
seperti bakteri, virus.
2. Faktor internal
Faktor internal beban kerja merupakan beban kerja yang berasal dari
dalam tubuh pekerja itu sendiri yang muncul sebagai bentuk reaksi tubuh pekerja
terhadap beban eksternal yang ada. Reaksi yang diberikan dari tubuh ini
dinamakan strain. Strain ini dapat diukur untuk dilihat berat atau tidaknya beban
yang dialami dengan menggunakan metode pengukuran secara subjektif ataupun
objektif. Yang termasuk dalam beban kerja internal antara lain adalah: faktor
somatis pekerja dan faktor psikis dengan detail sebagai berikut:
a. Faktor somatis terdiri dari jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
kesehatan, dan status gizi.
b. Faktor psikis terdiri dari motivasi, persepsi, kepercayan, keinginan,
kepuasan, dan lain-lain.
Dalam sebuah perusahaan beban kerja seseorang sudah ditetapkan oleh
perusahaan sesuai dengan standar kerja dari perusahaan menurut jenis pekerjaan
di tiap divisinya. Dengan standar yang sudah ada dan jam kerja yang telah
ditetapkan maka nantinya bisa ditentukan apakah karyawan dari suatu tempat
bekerja sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, dibawah standar yang sudah
ditetapkan atau diatas dari Standar yang sudah ditetapkan. Sehingga dengan
10
mengetahui beban kerja yang dimiliki nantinya akan dapat menentukan kebutuhan
karyawan dalam suatu bagian.
Dengan diketahuinya beban kerja, dapat diketahui apakah terjadi
kelebihan tenaga kerja atau kekurangan tenaga kerja. Sebagai salah satu acuan,
beban tenaga kerja sebaiknya mendekati atau sama dengan 100%. Dimana
perhitungan tenaga kerja yang akan terjadi ada 3 kemungkinan yaitu (Pambudi,
2017) :
1. Beban kerja saat pengukuran = 100 %
Bila hal itu terjadi maka jumlah tenaga kerja dan beban kerja pada saat
pengukuran sudah baik, artinya jumlah tenaga kerja sudah sesuai dengan
kebutuhan volume pekerjaan.
2. Beban kerja saat pengukuran > 100%
Hal ini menunjukan bahwa jumlah tenaga kerja dan beban kerja pada saat
pengukuran rata – rata diatas normal yang artinya harus ada penambahan
tenaga kerja, karena tenaga kerja yang ada menerima beban kerja yang
berlebihan
3. Beban kerja pengukuran <100%
Bila hal ini terjadi berarti jumlah tenaga kerja dan beban tenaga kerja pada
saat pengukuran berlebih dan apabila diperlukan dilakukan pengurangan
untuk menyeimbangkan beban kerja dan tenaga kerja.
11
2.1.4 Pengukuran Beban Kerja
Pengukuran beban kerja dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan banyaknya pekerjaan
yang harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun. Pengukuran beban kerja
dapat dilakukan dalam berbagai prosedur, Penggolongan secara garis besar ada
tiga kategori pengukuran beban kerja. Tiga kategori tersebut yaitu (Pambudi,
2017) :
1. Pengukuran subjektif,
Pengukuran yang didasarkan kepada penilaian dan pelaporan oleh pekerja
terhadap beban kerja yang dirasakannya dalam menyelesaikan suatu tugas.
Pengukuran jenis ini pada umumnya menggunakan skala penilaian (rating scale).
2. Pengukuran kinerja
Pengukuran yang diperoleh melalui pengamatan terhadap aspek-aspek
perilaku/aktivitas yang ditampilkan oleh pekerja. Salah satu jenis dalam
pengukuran kinerja adalah pengukuran yang diukur berdasarkan waktu.
Pengukuran kinerja dengan menggunakan waktu merupakan suatu metode untuk
mengetahui waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja
yang memiliki kualifikasi tertentu, di dalam suasana kerja yang telah ditentukan
serta dikerjakan dengan suatu tempo kerja tertentu.
3. Pengukuran fisiologis
Pengukuran yang mengukur tingkat beban kerja dengan mengetahui
beberapa aspek dari respon fisiologis pekerja sewaktu menyelesaikan suatu
tugas/pekerjaan tertentu. Pengukuran yang dilakukan biasanya pada refleks pupil,
12
pergerakan mata, aktivitas otot dan respon-respon tubuh lainnya. Sutalaksana
(2006) menjelaskan bahwa pengukuran waktu dapat digunakan untuk
mendapatkan ukuran tentang beban dan kinerja yang berlaku dalam suatu sistem
kerja. Karena metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode
ilmiah, maka hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
2.1.5 Pengukuran Waktu Baku
Pengukuran waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan seorang
operator yang memiliki tingkat kemampuan rata rata untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Penyelesaian yang diharapkan adalah penyelesaian yang wajar yaitu
tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul itu adalah sebagai
berikut (Sutalaksana, 2006):
a. Waktu siklus rata rata (Ws)
Merupakan waktu penyelesaian satu satuan produk sejak bahan baku
mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan.
Ws=∑
Dimana:
Ws = Waktu siklus
∑Xi= Nilai tiap data
N = Data Pengamatan
b. Waktu normal (WN) / Normal Time (NT)
Waktu normal yaitu waktu yang secara wajar atau normal dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu siklus kegiatan kerja yang dilakukan sesuai
13
dengan setip tahapan pelaksanaan tugas. Biasanya waktu normal dibuat
dalam satuan menit.
Wn = Ws x p
Dimana :
Wn = Waktu normal
Ws = Waktu siklus
P = Faktor penyesuaian
c. Waktu baku (Wb),Standard Time (ST)
Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja normal untuk me-
nyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.
Wb = Wn + L
Dimana :
Wb = Waktu baku
Wn = Waktu normal
L = Kelonggaran
2.1.6 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil
pengamatan yang telah diambil sudah cukup mewakili populasinya, bila belum
maka perlu diadakan pengamatan tambahan hingga cukup mewakili populasinya.
Pada penelitian ini, digunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%,
Rumus uji kecukupan data adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):
14
N’ = ( .∑ ²) (∑ )∑Dimana:
N’ = Banyaknya pengukuran sesungguhnya yang diperlukan
N = Jumlah pengukuran pendahulu yang telah dilakukan
Xi = Waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran yang telah
lakukan
Nilai k ditentukan berdasarkan tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian
yang diinginkan, jika masing-masing adalah:
k = tingkat keyakinan
Jika tingkat keyakinan 99%, maka k = 2,58 ≈ 3
Jika tingkat keyakinan 95%, maka k = 1,96 ≈ 2
Jika tingkat keyakinan 68%, maka k = 1
S = derajat ketelitian
Kesimpulan dari perhitungan yang diperoleh yaitu:
1. Apabila N’ ≤ N (jumlah pengamatan teoritis lebih kecil atau sama dengan
pengamatan yang sebenarnya dilakukan), maka data tersebut dinyatakan
telah mencukupi untuk tingkat keyakinan dan derajat ketelitian yang
diinginkan tersebut, sehingga data tersebut dapat diolah untuk mencari
waktu normal
2. Tetapi jika sebaliknya, dimana N’ > N (jumlah pengamatan teoritis lebih
besar dari jumlah pengamatan yang ada), maka data tersebut dinyatakan
tidak cukup. dan agar data tersebut dapat diolah untuk mencari waktu
15
baku, maka data pengamatan harus ditambah lagi sampai lebih besar dari
jumlah data pengamatan teoritis.
2.1.7 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data–data yang
diperoleh itu masuk kedalam batas kontrol atau bahkan diluar batas kontrol
dengan menggunakan Peta Kendali dan R. Adapun langkah–langkah dalam
melakukan pengujian keseragaman data adalah sebagai berikut (Sutalaksan,
2006):
1. Menentukan jumlah hasil data keseluruhan yang kita peroleh dari
pengumpulan data lapangan. Mencari nilai dengan rumus:
=∑
2. Menghitung standar deviasi dari waktu sebenarnya dengan rumus:
α =√∑ )²3. Mencari Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
dengan cara sebagai berikut:
BKA = + 2α
BKB = - 2α
Memindahkan data yang telah diperoleh kedalam bentuk grafik dengan
batas–batas kontrol yang telah ditetapkan. Apabila data yang diperoleh
tersebut terdapat data yang berada diluar batas kontrol.
16
2.1.8 Westing-Houses System’s Rating
Salah satu metode tertua dalam menentukan performance rating adalah
metode yang dikembangkan oleh Westinghouse Electric Corporation. Sistem
rating Westinghouse menguraikan enam kelas yang mereprentasikan kemahiran
yang ada dalam evaluasi suatu pekerjaan. Keterampilan atau skill didefinisikan
sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang sudah ditetapkan. Latihan dapat
meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ketingkat tertentu saja, tingkat
mana merupakan kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang
bersangkutan. Secara psikologis keterampilan merupakan attitude atau kebiasaan
untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Keterampilan juga dapat menurun jika terlalu lama tidak menangani
pekerjaan tersebut, atau karena sebab-sebab lain seperti karena kesehatan yang
terganggu, rasa fatique yang berlebihan, pengaruh sosial dan sebagainya. Untuk
keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas yaitu super skill,
excellent skill, good skill, average skill, fair skill dan poor skill. Secara
keseluruhan yang membedakan kelas keterampilan seseorang adalah keragu-
raguan, ketelitian gerakan, kepercayaan diri, koordinasi, irama gerakan, “bekas-
bekas” latihan dan hal-hal lain yang serupa.
Untuk usaha atau effort cara Westinghouse membagi juga atas kelas- kelas
dengan ciri masing-masing. Yang dimaksud dengan usaha disini adalah
kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketika melakukan
pekerjaannya.Terdapat enam kelas dalam usaha yaitu excessive effort, excellent
effort, good effort, average effort, fair effort dan poor effort. Yang dimaksud
17
dengan kondisi kerja atau Condition pada cara Westinghouse adalah kondisi fisik
lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan.
Kondisi ini juga sering disebut sebagai faktor manajemen, karena pihak inilah
yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya. Kondisi kerja dibagi
menjadi enam kelas yaitu ideal, excellent, good, average, fair dan poor.
Faktor yang harus diperhatikan adalah konsistensi atau consistency. Faktor
ini perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu
angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian yang
ditunjukkan pekerja selalu berubah-ubah dari satu siklus ke siklus lainnya, dari
jam ke jam, bahkan dari hari ke hari. konsistensi juga dibagi menjadi enam kelas
yaitu perfect, excellent, good, average, fair dan poor (Sutalaksana,1979).
18
Tabel 2.1
Penyesuaian Westing House
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan
Usaha
Kondisi Kerja
Konsistensi
Superskill
Exellent
Good
Average
Fair
Poor
Excessive
Exellent
Good
Average
Fair
Poor
IdealExellentyGoodAverageFairPoor
PerfectExellentGoodAverageFairPoor
A1A2B1B2C1C2D
E1E2F1F2
A1A2B1B2C1C2D
E1E2F1F2
ABCDEF
ABCDEF
+0.15+0.13+0.11+0.08+0.06+0.030.00
-0.05-0.10-0.16-0.22
+0.13+0.12+0.10+0.08+0.05+0.020.00
-0.04-0.08-0.12-0.17
+0.06+0.04+0.020.00-0.02-0.04
+0.04+0.03+0.010.00-0.02-0.04
19
2.1.9 Pengukuran Tingkat Kelonggaran (Allowance)
Pengukuran tingkat kelonggaran adalah untuk menentukan nilai
kelonggaran pada suatu proses. Dimana nilai allowance ini nanti akan digunakan
untuk menentukan perhitungan waktu baku. Berikut adalah faktor-faktor untuk
menentukan tingkat kelonggaran (allowance):
20
Sumber: Sutalaksana,1979Gambar 2.1 : Faktor Kelonggaran (Allowance)
No Faktor Contoh Pekerjaan Equivalent Beban (Kg)A Tenaga kerja yang dikeluarkan Pria Wanita
1 Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk Tanpa beban 0,00 - 6,00 0,00 - 6,002 Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00 - 2,25 6,00 - 7,5 6,00 - 7,53 Ringan Menyekop, ringan 2,25 - 9,00 7,5 - 12,00 7,5 - 16,004 Sedang Mencangkul 9,00 - 18,00 12,00 - 19,00 16,00 - 30,005 Berat Mengayuh palu yang berat 18,00 - 27,006 Sangat berat Memanggul beban 27,00 - 50,007 Luar biasa berat Memanggul kurang berat Diatas 50,00
B Sikap Kerja1 Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00 - 1,02 Berdiri diatas dua kaki Badan tegak ditumpu dua kaki 1,0 - 2,53 Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 - 4,0
C Gerakan Kerja1 Normal Ayunan bebas dari palu 02 Agak terbatas Ayuan terbatas dari palu 0 - 5
D Kelelahan mata Pencahayaan baik Buruk1 Pandangan yang terputus-putus Membawa alat ukur 0,00 - 6,0 0,00 - 6,0
2Pandangan yang hampir terusmenerus
Pekerjaan pekerjaan yang teliti 6, 00 - 7,5 6, 00 - 7,5
3Pandangan yang terus menerusdengan dengan fokus berubah rubah
Memeriksa kecacatan pada kain 7,5 - 12,00 7,5 - 16.00
12,00 - 19,00 16,00 - 30,00
4Pandangan terus menerus denganfokus tetap
Pemeriksaan yang sangat teliti 19,00 - 30,00 30,00 - 50,00
E
1 Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 122 Rendah 0 - 13 10 - 0,0 12 - 5,003 Sedang 13 - 22 5,00 -0 8,00 - 04 Normal 22 - 28 0 - 5,00 0 - 8,005 Tinggi 28 - 38 5,00 - 40 8 - 1006 Sangat tinggi diatas 38 diatas 40 diatas 100
F Keadaan Atmosfer***1 Baik 0
4 Sangat bising 0 - 5
6 Terasa adanya getaran lantai 5,0 - 10
***
***
Pria = 0 - 2,5 %Wanita = 2 - 5,0 %
Kontras antara warna hendaknya diperhatikanTergantung juga dengan keadaan ventilasiDipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklimCatatan pelengkap : Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
5Jika faktor faktor yang berpenga- ruhdapat meningkatkan kualitas
0 - 5
7Keadaan-keadaan yang luar biasa(bunyi, kebersihan, dll) 5,0- 15,00
2Siklus kerja berulang ulang antara 5 -10 detik
0 - 1
3Siklus kerja berulang ulang antara 0 - 5detik
1,0 - 3,0
G Keadaan Lingkungan yang baik
1Bersih, sehat, cerah dengankebisingan rendah
0
3Kurang baik
Adanya debu beracun, atau tidak beracun tapi banyak 5,00 - 10
4Buruk Adanya bau bauan berbahaya yang mengharuskan
menggunakan alat pernapasan 10,00 - 20
Kelemahan normal Belebihan
Ruang yang berventilasi baik, udara segar
2Cukup
Ventilasi kurang baik, ada bau bauan (tidak berbahaya) 0-5
Pada bagian sisi belakang ataudepan badan
Berbaring4
Keadaan temperatur tempat kerja ** Temperatur ( C)
Membungkuk5 Badan dibungkukkan bertumpupada dua kaki
Sulit3 Membawa beban berat dengansatu tangan
Kelonggaran
19,00 - 30,0030,00 - 50,00
2,5 - 4,0
4,0 -10
0 - 5
5,00 - 10,00
10,00 - 15,00
4Pada anggota badan tertentu Bekerja dengan tangan diatas
kepalaBekerja dilorong pertambanganyang sempit
Seluruh anggota badan terbatas5
21
2.1.10 Manfaat Pengukuran Beban Kerja
Pengukuran beban kerja memberikan beberapa keuntungan bagi
organisasi. Suma’mur (2009) menjelaskan bahwa alasan yang sangat mendasar
dalam mengukur beban kerja adalah untuk mengkuantifikasi biaya mental (mental
cost) yang harus dikeluarkan dalam melakukan suatu pekerjaan agar dapat
memprediksi kinerja sistem dan pekerja. Tujuan akhir dari langkah-langkah
tersebut adalah untuk meningkatkan kondisi kerja, memperbaiki desain
lingkungan kerja ataupun menghasilkan prosedur kerja yang lebih efektif.
Manfaat dilakukan pengukuran kerja adalah, yakni :
a) Penataan/penyempurnaan struktur organisasi
b) Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit
c) Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja
d) Sarana peningkatan kinerja kelembagaan
e) Penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar
susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural.
f) Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban
kerja organisasi
g) Program mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang
kekurangan
22
2.1.11 Pengertian Full Time Equivalent (FTE)
Ada beberapa definisi FTE, salah satunya adalah metode analisis beban
kerja yang berbasiskan waktu dengan cara mengukur lama waktu penyelesaian
pekerjaan kemudian waktu tersebut dikonversikan ke dalam indeks nilai FTE.
Metode perhitungan beban kerja dengan FTE adalah metode dimana waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dibandingkan terhadap waktu
kerja efektif yang tersedia. FTE bertujuan menyederhanakan pengukuran kerja
dengan mengubah jam beban kerja ke jumlah orang yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu (Pambudi, 2017).
Pada intinya FTE adalah jumlah orang yang dibutuhkan untuk melakukan
semua transaksi dari suatu proses pada periode waktu tertentu. FTE adalah rasio
yang menggambarkan jumlah jam dimana seorang karyawan bekerja selama 40
jam. Dengan kata lain, jumlah jam kerja karyawan per 40 jam tersebut
diasumsikan selama 1 minggu (Pambudi, 2017).
Implikasi dari nilai FTE terbagi menjadi 3 jenis yaitu overload, normal,
dan underload. Berdasarkan pedoman analisis beban kerja yang dikeluarkan oleh
Badan Kepegawaian Negara pada tahun 2010, total nilai indeks FTE yang berada
di atas nilai 1,28 dianggap overload, berada diantara nilai 1 sampai dengan 1,28
dianggap normal sedangkan jika nilai indeks FTE berada diantara nilai 0 sampai
dengan 0,99 dianggap underload atau beban kerjanya masih kurang. Untuk
mendapatkan nilai FTE dari suatu proses kerja adalah sebagai berikut:
23
=
Kemudian hasil dari perhitungan total hours sebagai acuan perhitungan
FTE dimana :
= /Setelah dihitung beban kerja pada masing-masing jabatan, maka
ditentukan penetapan hasil beban kerja dengan menggunakan normal
(normal/overload/underload). Berikut ini norma yang ditentukan berdasarkan
perhitungan beban kerja:
Tabel 2.2
Tabel kategori Perhitungan Beban Kerja
Hasil perhitungan beban kerja Kategori
0 – 0,99 Underload
1 – 1,28 Normal
>1,28 Overload
Sumber: Sutalaksana,1979
2.1.12 Langkah Penerapan Metode Full Time Equivqlent
Untuk dapat melakukan analisa beban kerja operator, berikut adalah urutan
langkah pengukuran beban kerja dengan metode FTE (Fetrina,2017) :
1. Tentukan jumlah waktu kerja karyawan dalam 1 tahun.
2. Tentukan jumlah jam kerja karyawan dalam satu hari misalkan satu hari 8
jam kerja.
3. Tentukan jumlah hari kerja karyawan dalam satu minggu.
24
4. Tentukan jumlah hari cuti karyawan dan libur nasional dalam satu tahun.
5. Menentukan elemen pekerjaan.
6. Mengukur waktu siklus proses produksi
2.1.13 Proses Pembuatan Meja Biro
Adapun tahap tahap yang dilakukan dalam pembuatan meja biro adalah
sebagai berikut:
1. Tahap awal
2. Pembuatan rangka kaki meja
3. Pembuatan leci meja
4. Pembuatan top meja
5. Pembuatan meja
6. Pengamplasan
7. Pengecatan
8. Pengeringan
9. Finishing
10. Pemasangan aksesoris
Alat dan Bahan yang digunakan
1. Alat
2. Mesin ketam (planer) tangan
3. Mesin ketam (meja)
4. Mesin pembelah kayu
5. Mesin jet saw
25
6. Mesin bor
7. Mesin router
8. Mesin pemotong kayu (tangan)
Bahan yang digunakan dalam pembuatan meja adalah
1. Kertas Gambar
2. Multiplek
3. Ampelas No 100, 120, dan 180
4. Cat duco
Proses pembuatan meja biro adalah sebagai berikut:
1. Pertama operator mendesain model yang akan dibuat sesuai dengan
permintaan pelanggan. Setelah desain itu disetujui maka dilakukan
pemilihan bahan yang cocok. Setelah itu proses kerja dimulai, dengan
melakukan persiapan alat dan bahan.
2. Kedua operator mulai membuat rangka kaki meja kiri, tengah dan kanan,
pembuatan top meja untuk kaki meja, setelah itu komponen tersebut
dihaluskan /penyerutan, terakhir dibuat pen/sambungan untuk
mempertemukan kedua sisi kayu
3. Ketiga operator membuat rangka untuk laci, setelah itu dilakukan
penyerutan dan terakhir pembuatn pen.
4. Keempat pembuatan top meja, setelah dipotong dilakukan penyerutan dan
pembuatan pen.
5. Merangkai seluruh komponen yang ada, dimulai dari merangkai kaki
meja dengan top meja untuk kaki meja. Merangkai top meja dengan
26
rangka kaki meja yang telah selesai, merangkai laci ke rangka meja.
Terakhir pembuatan lubang baut dan pemasangan sekrup.
6. Produk yang telah dirangkai diamplas seluruhnya agar pas proses
pengecatan permukaan kayu datar dan halus. Proses ini dilakukan secara
manual.
7. Setelah selesai di amplas produk dicat, cat yag digunakan adalah cat merk
duco.
8. Setelah dicat produk dikeringkan terlebih dahulu. Biasanya pengeringan
memakan waktu sampai 5 jam.
9. Produk yang telah selesai di periksa agar tidak ada kesalahan/kecacatan,
10. Setelah itu baru dilakukan pemasangan aksesoris seperti tempat tarikan
kunci dan tempat kunci.
27
2.2 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu
penulis dalam menyelesaiakan tugas akhir ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual di atas menjelaskan beberapa hal, dari mulai
Input sampai tercapainya Output, penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Input, merupakan dasar permasalahan yang dibutuhkan untuk dilakukan
tindak lanjutnya. Pada tugas akhir ini peneliti menemukan beberapa hal-
hal yang menjadi landasan penelitian ini yakni :
a. Data jumlah jam kerja dalam setahun.
b. Data jam kerja dalam satu hari
c. Data jumlah hari kerja karyawan dalam satu minggu.
Output
1. Waktu bakuproduksi satu unitmeja biro.
2. Beban kerja yangditerima olehoperator meja birodengan metodeFTE.
Proses
1. Menentukanwaktu siklus
2. Menetapkanwaktu normal
3. Menentukanwaktu baku
4. Menentukanbebankerja.masingmasing operator
Input
1. Jam kerja dalamsatu hari
2. Jumlah jam kerjaper tahun.
3. Jumlah hari kerjakaryawan dalamsatu minggu.
4. Jumlah hari cutikaryawan danlibur nasionaldalam satu tahun.
5. Elemen pekerjaan.6. Waktu siklus
proses produksi
28
d. Data jumlah hari cuti karyawan dan libur nasional dalam satu
tahun.
e. Elemen pekerjaan.
f. Waktu siklus proses produksi
2. Proses
Setelah penulis mendapatkan input, barulah bisa melakukan proses, yaitu
suatu kegiatan atau tindak lanjut yang dilakukan agar tercapainya output
yang diinginkan. Pada tugas akhir kali ini peneliti menggunakan metode
FTE.
3. Output
Setelah mendapatkan input dan melakukan proses, maka didapatkan output
sebagai berikut:
1. Waktu baku produksi satu unit meja biro.
2. Beban kerja yang diterima oleh operator meja biro dengan metode
FTE.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah
penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap objek
suatu organisme, lembaga atau gejala – gejala tertentu yang diteliti. Adapun kasus
yang dibahas mengenai kebijakan analisis beban kerja dalam usaha menjamin
kelancaran proses produksi pada CV. Roland Kencana. Pada penelitian ini
menggunakan data operator yang berupa jam kerja selama setahun, hari kerja
dalam seminggu, waktu cuti dan libur nasional dalam setahun,, elemen pekerjaan
dan waktu siklus proses produksi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di CV. Roland Kencana yang beralamat di
Jl.Pasir Sebelah No. 65, Muara Penjalinan Padang, Sumatera Barat dan dilakukan
pada bulan Mei sampai Juni 2019.
3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
Data Primer.
Data Primer data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung
dilapangan. Data yang dibutuhkan adalah:
30
a. Data jam kerja dalam satu hari
b. Data jumlah jam kerja dalam setahun.
c. Data jumlah hari kerja operator dalam satu minggu.
d. Data jumlah hari cuti operator dan libur nasional dalam satu tahun.
e. Elemen pekerjaan.
f. Waktu siklus proses produksi
3.3.2 Sumber Data
Untuk memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi
ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara field research, yaitu
penelitian secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan dan
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, sehingga didapat penjelasan
yang lebih luas dan terperinci dari pihak perusahaan CV.Roland Kencana.
a. Teknik Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi objek penelitian dan
melakukan pengamatan secara langsung.
b. Teknik Interview
Pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab langsung dengan
karyawan di departemen produksi.
3.4 Variabel Penelitian
Didalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab timbulnya variabel terikat sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi
31
variabel bebas dalam penelitian ini adalah waktu kerja operator produksi meja
biro dan variabel terikatnya adalah berapa beban kerja yang ditanggung operator
pada lantai produksi meja biro.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode FTE, dimana metode ini merupakan
salah satu metode analisis beban kerja yang berbasiskan waktu dengan cara
mengukur lama waktu penyelesaian pekerjaan kemudian waktu tersebut
dikonversikan ke dalam indeks nilai FTE. FTE bertujuan menyederhanakan
pengukuran kerja dengan mengubah jam beban kerja ke jumlah orang yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu (Pambudi, 2017). Dalam
menganalisis beban kerja di CV. Roland Kencana dipergunakan alat analisa
sebagai berikut:
3.5.1 Menentukan Waktu Siklus
Pada Tahap Ini pengumpulan data waktu proses yang dikerjakan oleh tiap
operator tiap elemen kerja didapatkan dari pengamatan langsung dari peneliti di
Proses produksi meja biro.
Rumus nya adalah :
1. Mencari waktu siklus dengan rumus:
Ws =∑
2. Menghitung standar deviasi dari waktu sebenarnya dengan rumus:
ᵟ =√∑ )²
32
3.5.2 Uji Keseragaman Data
Mencari Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
dengan cara sebagai berikut:
BKA = + 2x
BKB = - 2x
Setelah diketahui BKA dan BKB nya , maka dibuat peta kendali BKA dan
BKB grafik BKA dan BKB bertujuan untuk mengetahui apakah data seragam atau
keluar dari garis control.
3.5.3 Uji Kecukupan Data
Melakukan uji keseragaman data dengan rumus sebagai berikut:
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data–data yang diperoleh
itu masuk kedalam batas kontrol atau bahkan diluar batas kontrol dengan
menggunakan Peta Kendali X dan R.
N’= (∑ ²) (∑ )²∑Keterangan:
N’ = Kecukupan data
N = Jumalah data
xi = Data hasil pengukuran
3.5.4 Menentukan Waktu Normal
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempertimbangkan factor penyesuaian. Metode yang digunakan adalah
Westinghouse.
33
a. Mencari faktor penyesuaian
b. Menentukan waktu normal (WN) / Normal Time (NT)
Wn = Ws x p
Dimana :
Wn = Waktu normal
Ws = Waktu siklus
p = Faktor penyesuaian (p)
3.5.5 Menentukan Waktu Baku
Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja normal untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.
a. Menentukan faktor kelonggaran
b. Waktu baku (Wb),Standard Time (ST)
Wb = Wn + L
Dimana :
Wb = Waktu baku
Wn = Waktu normal
L = Kelonggaran
3.5.6 Perhitungan Nilai FTE
Rumus untuk menetukan nilai FTE adalah :
Total hours =
Kemudian hasil dari perhitungan total hours sebagai acuan perhitungan
=
34
Identifikasi Masalah
1. Adanya pekerjaan yang mengharuskan operator memegang mesindalam waktu yang cukup lama.
2. Waktu penyelesaian yang terkadang tidak sesuai dengan perjanjianantara kedua belah pihak.
3. Waktu istirahat yang lebih lama dari yang ditetapkan perusahaan
4.Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya menghitung waktu baku produksi meja biro.2. Penelitian ini hanya menghitung beban kerja operator produksi meja
biro3. Metode yang digunakan yaitu metode FTE
Rumusan Masalah
1. Berapakah waktu baku produksi satu unit meja biro?2. Berapakah beban kerja yang diterima oleh operator meja biro dengan
metode FTE?
Tujuan Penelitian
1. Menghitung waktu baku produksi satu unit meja biro.2. Menghitung beban kerja yang diterima oleh operator meja biro dengan
metode FTE3.
X
Survey Lapangan
1. Interview2. Observasi
Studi Literatur
Mempelajari buku, jurnal, skripsiyang bersangkutan, denganmethod Full Time Equivalent(FTE)
MULAI
35
Pengumpulan Data
1. Data jumlah jam kerja dalam setahun.2. Data jam kerja dalam satu hari3. Data jumlah hari kerja karyawan dalam satu minggu.4. Data jumlah hari cuti karyawan dan libur nasional dalam satu tahun.5. Elemen pekerjaan.6. Waktu siklus proses produksi
Pengolahan Data
Menggunakan metode (Full Time Equivalent) FTE
Analisa Hasil Pengolahan Data
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi.
X
Selesai
36
ratusBAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara
langsung dengan pihak perusahaan bagian produksi, terkait dengan kebijakan –
kebijakan tenaga kerja yang ada diperusahaan. Serta, melakukan pengamatan
langsung saat proses produksi berjalan.
4.1.1 Operator dan Waktu kerja
Untuk memenuhi permintaan barang dari setiap konsumen CV. Roland
Kencana mempekerjakan karyawan sebanyak 16 orang karyawan. Satu produk
bisa dikerjakan 2 sampai 3 orang. Hari kerja di CV. Roland Kencana selama 6
hari kerja yaitu senin – sabtu dan waktu kerja dalam sehari 7.5 jam sampa 10
jam.
4.1.2 Data dan Kapasitas Produksi
Selama melaksanakan kegiatan observasi penelitian ini, peneliti
melakukan pengamatan kegiatan dari setiap operator yang ada di line produksi
furniture dilakukan dengan mengamati secara langsung selama 10 hari. Berikut
target produksi furniture:
Tabel 4.1Hasil Pengamatan Kapasitas Untuk Produksi Meja Biro
Pengamatan Kapasitas produksi/bulan Target Produksi/tahun
1 minggu 15 buah 180 buah
Sumber: CV. Roland Kencana
37
Pada table 4.1 menjelaskan bahwa Target produksi dari CV. Roland
Kencana adalah sebanyak 15 buah/bulan dan 180 buah/ tahun. Hasil ini
berdasarkan pada wawancara dengan pemilik perusahaan.
4.1.3 Jumlah Hari Tersedia
Untuk melakukan perhitungan beban kerja maka memerlukan waktu kerja
perusahaan. Berikut adalah jumlah hari yang akan digunakan dalam perhitungan
beban kerja karyawan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Jumlah Hari Kerja dan Hari Libur Perusahaan Tahun 2019
Perhitungan Jumlah Satuan
1 Hari 7.5 Jam
1 Minggu 6 Hari
1 Bulan 30 Hari
1 Tahun 365 Hari
Hari Libur 2019
Libur Nasional 15 Hari
Libur Akhir Minggu 52 Hari
Cuti Tahunan 10 Hari
Total Hari libur 77 Hari
Jumlah Perhitungan
Hari kerja 2019 288 Hari
Jam kerja/tahun 2160 Jam
Efektivitas kerja 85 %
Total jam effektif/ tahun 1836 Jam
Sumber : CV. Roland Kencana
38
Berdasarkan tabel 4.2 perhitungan jam kerja/hari, hari kerja/minggu,
hari kerja/bulan, hari libur nasional, weekend, lama waktu cuti dan ijin yang telah
dilakukan diatas maka didapatkan jam kerja dikalikan dengan effektivitas kerja
dalam satu tahun adalah 2880 jam/tahun. Pada kenyataanya operator sering
memulai kembali bekerja setelah istirahat tidak sesuai jam sehingga waktu
efektivitas kerja sebesar 85%. Total efektifitas kerja didapatkan dari pengurangan
nilai kelonggaran yakni 100% - 15% = 85%. Setelah di lakukan perhitungan
makan didapatkan jam efektif bekerja hanya 1836 jam / tahun.
4.1.4 Elemen Kerja Produksi
Elemen pekerjaan adalah penggambaran/deskripsi pekerjaan-pekerjaan
yang ada pada suatu perusahaan. Dalam produksi satu unit meja biro terdapat
elemen-elemen pekerjaan yang berurutan sesuai dengan ketentuan-ketentuan.
Produksi satu unit meja biro dilakukan oleh 2 operator. Masing masing operator
memiliki elemen-elemen pekerjaan utama yang harus diselesaikan dalam produksi
meja biro.
Operator 1 menyelesaikan pekerjaan utama bagian pembuatan meja yang
dimulai dari tahap awal (desain, pemabahanan/pemilihan bahan, persiapan alat
dan bahan) hingga meja biro tersebut selesai dirakit. Sementara operator 2
melakukan pekerjaan tahap finishing yang dimulai dari pengamplasan hingga
pemasangan aksesoris sesuai dengan pesanan konsumen. Adapun elemen-elemen
pekerjaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
39
Tabel 4.3Data uraian elemen kerja operator
No Nama Kegiatan Uraian Kegiatan
1 Tahap awalDesainPemilihan bahanPersiapan alat dan bahan
2 Pembuatan rangka kakimeja
Pembuatan parts kaki kiriPembuatan parts kaki tengahPembuatan parts kaki kananPembuatan palang kakiPenyerutanPembuatan pen
3 Pembuatan leciPembuatan rangka leciPenyerutanPembuatan pen
4 Pembuatan Top mejaPembuatan top mejaPenyerutanPembuatan pen
5 Pembuatan meja
Perakitan kaki mejaPerakitan top meja ke rangka kakiPerakitan leci meja ke rangka mejaPembuatan lubang bautPemasangan baut
6 Pengamplasan Pengamplasan secara manual7 Pengecatan Pengecatan
8 Pengeringan Produk yang sudah dicat dikeringkan
9 Finishing Pemeriksaan
10 Pemasangan Aksesoris Pemasangan tarikan kunciPemsangan tempat kunci
Tabel 4.3 menunjukan aktivitas – aktivitas utama yang dilakukan oleh
operator mulai dari mendesain model meja, menyiapkan bahan bahan dan
peralatan, pembuatan rangka kaki, leci pembuatan meja, pengecatan, finishing
hingga pemasangan aksesoris. Ini merupakan tahapan tahapan dari pembuatan
meja.
40
4.1.5. Pengukuran Waktu Siklus Proses Produksi
Pengukuran waktu siklus dari 10 pengamatan dengan menggunakan alat
berupa stopwatch. Pembuatan 1 meja biro dilakukan oleh 2 operator . operator 1
melakukan pekerjaan mulai dari tahap awal sampai pembuatan meja/peraikatan
meja. Adapun waktu siklus dari pekerjaan operator 1 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.4.Pengukuran Waktu Siklus Pekerjaan Operator 1
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa waktu siklus yang paling lama
dalam proses pembuatan meja biro yaitu waktu siklus tahap awal, tahap awal ini
dimulai dari tahap desain, dilanjutkan dengan pemilihan bahan, dan persiapan alat
dan bahan. Sedangkan waktu siklus terpendek terdapat pada proses pembuatan
meja yang rata rata berada pada angka 10 menit.
Proses ke 2 dari pembuatan meja biro ini dimulai dari proses
pengamplasan, pengecatan, pengeringan, fisnishing dan yang terakhir adalah
pemasangan aksesoris. Pekerjaan ke 2 ini dilakukan oleh operator 2. Data waktu
siklus proses kedua ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
1 130.23 25.89 15.45 10.76 40.432 130.33 25.9 15.89 10.87 40.673 130.19 25.74 15.25 10.91 40.234 130.24 25.56 15.88 10.98 40.215 130.35 25.89 15.69 10.94 40.126 130.21 25.48 15.85 10.58 40.147 130.18 25.52 15.78 10.78 40.158 130.43 25.93 15.83 10.87 40.179 130.25 25.48 15.78 10.87 40.2610 130.34 25.59 15.92 10.63 40.41
Pengukuranke- Tahap awal Pembuatan Rangka
Kaki mejaPembuatan Leci
mejaPembuatan
Top MejaPembuatan
Meja
Hasil pengukuran (menit) Operator 1
41
Tabel 4.5.Pengukuran Waktu Siklus Pekerjaan Operator 2
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa waktu siklus yang paling lama
dalam proses ke 2 ini yaitu waktu siklus proses pengeringan yang membutuhkan
waktu sekitar 5 jam atau 300 menit. Sedangkan waktu siklus terpendek terdapat
pada proses pemasangan aksesoris yang rata rata berada pada angka + /- 15 menit
4.2 Pengolahan Data
Pada Tahap Ini pengolahan data waktu proses yang dikerjakan oleh tiap
operator tiap elemen kerja didapatkan dari pengamatan langsung dari peneliti di
Proses produksi meja biro.
4.2.1 Waktu Siklus Produksi Proses Tahap Awal
Berikut ini tabel 4.6 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses tahap
awal. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam
menyelesaikan pekejaan nya
.
1 95.02 60.56 302 15.89 15.092 95.12 60.42 300 15.45 15.163 95.14 60.49 307 15.59 15.194 95.08 60.52 300 15.48 15.135 95.09 60.39 300 15.83 15.246 95.13 60.48 310 15.56 15.257 95.12 60.56 300 15.88 15.178 95.18 60.66 300 15.89 15.119 95.08 60.58 300 15.59 15.0810 95.02 60.36 300 15.78 15.12
Hasil pengukuran (menit) Operator 2Pengukuranke- Pengamplasan Pengecatan Pengeringan Finishing Pemasangan
aksesoris
42
Tabel 4.6Pengolahan Data Untuk Proses Tahap Awal
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 130.23 16959.85292 130.33 16985.90893 130.19 16949.43614 130.24 16962.45765 130.35 16991.12256 130.21 16954.64417 130.18 16946.83248 130.43 17011.98499 130.25 16965.0625
10 130.34 16988.5156∑ 1302.75 169715.8175 1697157.563
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses tahap awal yang
diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑
= 1302.7510= 130.27 menit
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
1
2
N
43
Maka :
= 0.061510 − 1 = 0,0822. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus
rata rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data
dengan menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 130.27 + 2 (0.082) = 130.43
BKB = − 2BKB = 130.27 - 2 (0.082) = 130.10
Adapun grafik data pengukuran proses tahap awal dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 4.1 : Grafik Proses Tahap Awal
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
129,9130
130,1130,2130,3130,4130,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Axis
Title
Grafik Proses Tahap Awal
BKA
BKA
Xi
44
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(169715.8175)−1697157.5631302.75 ² = 0.270
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.7.
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Tahap AwalFaktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good D +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
P = 1+ Faktor Penyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 130.27 x 1.14
45
= 1.14 = 148.51 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses tahap awal
adalah 148, 51 menit
5. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses tahap awal , dimana faktor kelonggaran
ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.8.
Presentasi kelonggaran Untuk Proses Tahap Awal
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan 7
2 Sikap kerja Berdiri 0.5
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Temperatur tempat kerja Normal 3
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 10.50
Sumber : Teknik tata cara pengukuran kerja
Wb = Wn + l
= 148.51 + 0.105 = 148.615
Jadi waktu baku untuk proses tahap awal adalah 148.615 menit
4.2.2 Waktu Siklus Produksi Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja
Berikut ini tabel 4.9 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pembuatan rangka kaki meja. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh
operator dalam menyelesaikan pekejaan nya
46
Tabel 4.9Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 25.89 670.29212 25.9 670.813 25.74 662.54764 25.56 653.31365 25.89 670.29216 25.48 649.23047 25.52 651.27048 25.93 672.36499 25.48 649.2304
10 25.59 654.8481∑ 256.98 6604.1996 66038.7204
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pembuatan rangka
kaki meja yang diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑
= 256.9810= 25.70 menit
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
1
2
N
47
Maka :
= 0.32769 = 0,192. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus
rata rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data
dengan menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 25.70 + 2 (0.19) = 26.08
BKB = − 2BKB= 25.70 - 2 (0.19) = 25.32
Adapun grafik data pengukuran proses pembuatan rangka kaki meja
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Grafik Pembuatan Rangka Kaki Meja
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
24,5
25
25,5
26
26,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Pembuatan Rangka Kaki Meja
BKA BKB Xi
48
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(6604.1996)−66038.7204256.98 ²= 0.079
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.10
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
P = 1+ Faktor Pnenyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 25.70 x 1.14
49
= 1.14 = 29.30 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pembuatan
rangka kaki meja adalah 29.30 menit
5. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pembuatan rangka kaki meja , dimana
faktor kelonggaran ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.11
Presentasi kelonggaran Untuk Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan 7
2 Sikap kerja Berdiri 2
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Temperatur tempat kerja Normal 0
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 9.00
Sumber : Teknik tata cara pengukuran kerja
Wb = Wn + l
= 29.30 + 0.09 = 29.39
Jadi waktu baku untuk proses menyiapkan pembuatan kaki meja adalah
29.39 menit.
50
4.2.3 Waktu Siklus Produksi Proses Pembuatan Laci Meja
Berikut ini tabel 4.12 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pembuatan laci meja. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator
dalam menyelesaikan pekejaan nya
Tabel 4.12Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Laci Meja
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 15.45 238.70252 15.89 252.49213 15.25 232.56254 15.88 252.17445 15.69 246.17616 15.85 251.22257 15.78 249.00848 15.83 250.58899 15.78 249.0084
10 15.92 253.4464∑ 157.32 2475.3822 24749.5824
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pembuatan laci meja
yang diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑
= 157.3210= 15.73 menit
51
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
Maka :
= 0.4249 = 0,222. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus
rata rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data
dengan menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA= 15.73 + 2 (0.22) = 16.17
BKB = − 2BKB = 15.73 - 2 (0.22) = 15.30
Adapun grafik data pengukuran proses pembuatan laci meja dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
1
2
N
52
Gambar 4.3 Grafik Pembuatan Laci Meja
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(2475.3822)−24749.5824157.32 ² = 0.043
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
14,5
15
15,5
16
16,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Pembuatan Laci Meja
BKA BKB Xi
53
Tabel 4.13
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pembuatan Laci Meja
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good D +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
P = 1+ Faktor Penyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 15.73 x 1.14
= 1.14 = 17.93 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pembuatan laci
meja adalah 17.93 menit
5. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pembuatan laci meja , dimana faktor
kelonggaran ini dalam bentuk persentase (%).
54
Tabel 4.14
Presentasi kelonggaran Untuk Proses Pembuatan Laci Meja
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Sedang 7
2 Sikap kerja Berdiri 2
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Pandangan hampir terusmenerus
2
5 Temperatur tempat kerja Normal 0
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 11.00
Wb = Wn + l
= 17.93 + 0.11 = 18.04
Jadi waktu baku untuk proses laci meja adalah 18.04 menit
4.2.4 Waktu Siklus Produksi Proses Pembuatan Top Meja
Berikut ini tabel 4.15 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pembuatan top meja. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator
dalam menyelesaikan pekejaan nya.
55
Tabel 4.15Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Top Meja
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 10.45 109.20252 10.89 118.59213 10.25 105.06254 10.88 118.37445 10.69 114.27616 10.85 117.72257 10.78 116.20848 10.83 117.28899 10.78 116.2084
10 10.92 119.2464∑ 107.32 1152.1822 11517.5824
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pembuatan top meja
yang diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑= .
= 10.73 menit
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
Maka :
1
2
N
56
= 0.4249 = 0,212. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus
rata rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data
dengan menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA= 10.73+ 2 (0.21) = 11.15
BKB = − 2BKB = 10.73 - 2 (0.21)= 10.31
Adapun grafik data pengukuran proses pembuatan top meja dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.4: Grafik Pembuatan Top Meja
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
9,5
10
10,5
11
11,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Pembuatan Top Meja
BKA BKB Xi
57
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(1152.1822)−11517.5824107.32 ²= 0.59
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.16
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pembuatan Top Meja
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
P = 1+ Faktor Pnenyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 10.73 x 1.14
58
= 1.14 = 12.23 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pembuatan top
meja adalah 12.23 menit
5. Menentukan Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pembuatan top meja , dimana faktor
kelonggaran ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.17
Presentasi kelonggaran Untuk Proses Pembuatan Top Meja
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Sedang 7.00
2 Sikap kerja Berdiri 2
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Pandangan hampir terus menerusdengan fokus tetap
4
5 Temperatur tempat kerja Sedang 5
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 18.00
Wb = Wn + l
= 12.23 + 0.18 = 12.41
Jadi waktu baku untuk proses pembuatan top meja adalah 12.41 menit
59
4.2.5 Waktu Siklus Produksi Proses Pembuatan Meja
Berikut ini tabel 4.18 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pembuatan meja. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam
menyelesaikan pekejaan nya.
Tabel 4.18
Pengolahan Data Untuk Proses Pembuatan Meja
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 40.43 1634.58492 40.67 1654.04893 40.23 1618.45294 40.21 1616.84415 40.12 1609.61446 40.14 1611.21967 40.15 1612.02258 40.17 1613.62899 40.26 1620.8676
10 40.41 1632.9681∑ 402.79 16224.2519 162239.78
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pembuatan meja
yang diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑= .= 40.28 menit
60
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
Maka :
= 0.27359 = 0,172. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus
rata rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data
dengan menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 40.28 + 2 (0.17 = 40.62
BKB = − 2BKB = 40.28 - 2 (0.17) = 39.94
Adapun grafik data pengukuran proses pembuatan meja dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Grafik 4.5: Grafik Pembuatan Meja
1
2
N
39,5
40
40,5
41
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Pembuatan Meja
BKA BKB Xi
61
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(16224.2519)−162239.78402.79 ²= 0.027
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.19
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pembuatan Meja
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
62
P = 1+ Faktor Penyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 40.28 x 1.14
= 1.14 = 45.92 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pembuatan
meja adalah 45.92 menit
5. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pembuatan meja, dimana faktor
kelonggaran ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.20
Presentasi kelonggaran Untuk Pembuatan Meja
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Berat 7
2 Sikap kerja Berdiri 2
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Pandangan hampir
terus menerus
2
5 Temperatur tempat kerja Sedang 5
5 Keadaan atmosfir Kurang baik 5
Total 19.00
Wb = Wn + l
= 45.92 + 0.19
= 46.11
Jadi waktu baku untuk proses pembuatan meja adalah 46.11 menit
63
4.2.6 Waktu Siklus Produksi Proses Pengamplasan
Berikut ini tabel 4.21 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pengamplasan. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam
menyelesaikan pekejaan nya.
Tabel 4.21
Pengolahan Data Untuk Proses Pengamplasan
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 95.02 9028.80042 95.12 9047.81443 95.14 9051.61964 95.08 9040.20645 95.09 9042.10816 95.13 9049.71697 95.12 9047.81448 95.18 9059.23249 95.08 9040.2064
10 95.02 9028.8004∑ 950.98 90436.3194 904362.96
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pengamplasan yang
diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑= .
= 95.1 menit
64
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
Maka :
= 0.02399 = 0,0522. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus rata
rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data dengan
menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 95.1 + 2 (0.052) = 95.2
BKB = − 2BKB= 12.32 - 2 (0.052) = 95.00
Adapun grafik data pengukuran proses pengmplasan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Grafik 4.6 : Grafik Pengamplasan
1
2
N
94,8
95
95,2
95,4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Pengamplasan
BKA BKB Xi
65
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(90436.3194)−904362950.98 ²= 0.0045
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.22Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pengamplasan
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
66
P= 1+ Faktor Penyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 1.14 = 95.1 x 1.14
= 1.14 = 108.41 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pengamplasan
adalah 108.41. menit
5. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pengamplasan dimana faktor
kelonggaran ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.23Presentasi kelonggaran Untuk Pengamplasan
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Berat 7.0
2 Sikap kerja Berdiri 2.0
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Pandangan hampir terus menerus 2
5 Temperatur tempat kerja Sedang 5.0
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 16.00
Wb = Wn + l
= 108.41 + 0.16
= 108.57
Jadi waktu baku untuk proses Pengamplasan adalah 108.57 menit
67
4.2.7 Waktu Siklus Produksi Proses Pengecatan
Berikut ini tabel 4.24 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pengecatan. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam
menyelesaikan pekejaan nya.
Tabel 4.24
Pengolahan Data Untuk Proses Pengecatan
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 60.56 3667.51362 60.42 3650.57643 60.49 3659.04014 60.52 3662.67045 60.39 3646.95216 60.48 3657.83047 60.56 3667.51368 60.66 3679.63569 60.58 3669.9364
10 60.36 3643.3296∑ 605.02 36604.9982 366049.2
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pengecatan yang
diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑= .= 60.50 menit
68
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
Maka :
= 0.07899 = 0,0932. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus
rata rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data
dengan menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 60.50+ 2 (0.093) = 60.68
BKB = − 2BKB = 60.50 - 2 (0.093) = 60.31
Adapun grafik data pengukuran proses pengecatan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 4.7 : Grafik Pengecatan
1
2
N
60
60,5
61
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Pengecatan
BKA BKB Xi
69
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(36604.9982)−366049.2605.02 ² = 3.7
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.25
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pengecatan
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
70
P = 1+ Faktor Pnenyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 60.50 x 1.14
= 1.14 = 68.97 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pengecatan
adalah 68.97 menit
5. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pengecatan , dimana faktor kelonggaran
ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.26
Presentasi kelonggaran Untuk Pengecatan
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Sedang 7.00
2 Sikap kerja Berdiri 2
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Pandangan hampir terus
menerus
2
5 Temperatur tempat kerja Sedang 5
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 16.00
Wb = Wn + l
=6 8.97 + 0.16
= 69.13
71
Jadi waktu baku untuk proses pengecatan adalah 69.13 menit
4.2.8 Waktu Siklus Produksi Proses Pengeringan
Berikut ini tabel 4.27 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pengeringan. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam
menyelesaikan pekejaan nya
Tabel 4.27
Pengolahan Data Untuk Proses Pengeringan
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 302 912042 300 900003 307 942494 300 900005 300 900006 310 961007 300 900008 300 900009 300 90000
10 300 90000∑ 3019 911553 9114361
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pengeringan yang
diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑=
= 301.9 menit
72
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
Maka :
= 116.99 = 3.602. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus rata
rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data dengan
menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 301.9 + 2 (3.60) = 309.1
BKB = − 2BKB= 16.5 - 2 (0.25) = 294.7
Adapun grafik data pengukuran proses pengeringan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Grafik 4.6 : Grafik Pengeringan
1
2
N
280
290
300
310
320
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Grafik Pengeringan
BKA BKB
73
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(911553)−9114363019 ²= 0.0019
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.28
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pengeringan
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
74
P = 1+ Faktor Pnenyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 301.9 x 1.14
= 1.14 = 344.17 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pengeringan
adalah 344.17 menit
5. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pengeringan , dimana faktor kelonggaran
ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.29
Presentasi kelonggaran Untuk Pengeringan
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Dapat diabaikan 0
2 Sikap kerja Berdiri 2.0
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Normal 0
5 Temperatur tempat kerja Sedang 5.0
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 7.0
Wb = Wn + l
= 344.17 + 0.7
= 344.2
Jadi waktu baku untuk proses pengeringan adalah 344.24 menit
75
4.2.9 Waktu Siklus Produksi Proses Finishing
Berikut ini tabel 4.30 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
finishing. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam
menyelesaikan pekejaan nya.
Tabel 4.30Pengolahan Data Untuk Proses Finishing
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 15.89 252.49212 15.45 238.70253 15.59 243.04814 15.48 239.63045 15.83 250.58896 15.56 242.11367 15.88 252.17448 15.89 252.49219 15.59 243.0481
10 15.78 249.0084∑ 156.94 2463.299 24630.16
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses finishing yang
diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑= .
= 15.70 menit
76
b. Hitung standar deviasi sebenarnya dari data dengan menggunakan
rumus :
Maka :
= 0.28269 = 0.532. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus rata
rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data
dengan menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 15.70 + 2 (0.53) = 16.76
BKB = − 2BKB= 15.70 – 2 (0.53) = 14.64
Adapun grafik data pengukuran proses finishing dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Grafik 4.9: Grafik Finishing
1
2
N
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Finishing
BKA BKB Xi
77
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus
sebagai berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(2463.299)−24630.16156.94 ² = 0.18
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
4. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.31
Faktor Penyesuaian Untuk Proses Finishing
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Keterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good D +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
78
P = 1+ Faktor Pnenyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 15.70 x1.14
= 1.14 = 17.90 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses finishing
adalah 17.90 menit
5. Menentukan Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses finishing , dimana 78actor kelonggaran
ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.32
Presentasi kelonggaran Untuk Finishing
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Dapat diabaikan 00
2 Sikap kerja Berdiri 2
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Pandangan hampir terus menerustetap fokus
5
5 Temperatur tempat kerja Sedang 5
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 12.00
Wb = Wn + l
= 17.90 + 0.12
= 18.02
79
Jadi waktu baku untuk proses finishing adalah 18.02 menit
4.2.10 Waktu Siklus Produksi Proses Pemasangan Aksesoris
Berikut ini tabel 4.33 menjelaskan tentang jumlah waktu siklus proses
pemasangan aksesoris. Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator
dalam menyelesaikan pekejaan nya
Tabel 4.33Pengolahan Data Untuk Pemasangan Aksesoris
No Xi Xi^2 (∑Xi)^2
1 15.09 227.70812 15.16 229.82563 15.19 230.73614 15.13 228.91695 15.24 232.25766 15.25 232.56257 15.17 230.12898 15.11 228.31219 15.08 227.4064
10 15.12 228.6144∑ 151.54 2296.469 22964.37
Tabel diatas menjelaskan rentang waktu siklus proses pemasangan
aksesoris yang diperoleh selama 10 kali pengamatan di hari yang berbeda beda.
1. Waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu operator dalam mengerjakan satu pekerjaan.
Waktu siklus dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut
a. Menentukan waktu siklus rata rata
=∑= .
80
= 15.2 menitb. Menentukan standar deviasi
α =√∑( )²
=√ .= √0.0058 = 0.076
2. Uji Keseragaman Data
Sebelum melakukan uji kecukupan data harus dicari dulu waktu siklus rata
rata dan standar deviasi. Setelah itu baru dilakukan uji keseragaman data dengan
menentukan batas control atas dan batas control bawah.
Menentukan batas control atas dan bawah
BKA = + 2BKA = 15.2+ 2 (0.076) = 15.35
BKB = − 2BKB= 15.2- 2 (0.076) = 15.04
Adapun grafik data pengukuran proses pemasangan aksesoris dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.10 : Grafik Pemasangan Aksesoris
14,8
15
15,2
15,4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik Pemasangan Aksesoris
BKA BKB Xi
81
Dari data diatas dapat terlihat bahwa data telah seragam karena seluruh
data berada dalam batas control.
3. Uji Kecukupan data
Untuk memperoleh tingkat ketepatan yang dikehendaki dapat dilakukan
uji kecukupan data. Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
N’ =40 .(∑ )²−(∑ )∑ ²
N’ =40 10(2296.469)−22964.374151.54 = 0.02
Dengan didapatkan nilai N’ maka data cukup karena N’ < N
3. Waktu Normal.
Waktu Normal merupakan waktu siklus pekerjaan dengan
mempetimbangkan factor penyesuaian. Metode penyesuian yang digunakan
adalah metode Westinghouse.
Tabel 4.34Faktor Penyesuaian Untuk Proses Pemasangan Aksesoris
Faktor Kelas Lambang PenyesuaianKeterampilan Good C1 + 0.06
Usaha Good C1 +0.05
Kondisi Kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Total +0.14
Sumber :Teknik tata cara kerja 1979
82
P = 1+ Faktor Pnenyesuaian Wn = Ws x p
= 1 + 0.14 = 15.2 x 1.14
= 1.14 = 17.32 menit
Dari pengolahan data diatas diperoleh waktu normal proses pemasangan
aksesoris adalah 17.32 menit
4. Waktu Baku
Untuk mendapatkan waktu baku terlebih dahulu harus ditentukan berapa
kelonggaran yang diberikan pada proses pemasangan aksesoris , dimana faktor
kelonggaran ini dalam bentuk persentase (%).
Tabel 4.35Presentasi kelonggaran Untuk Pemasangan Aksesoris
No Faktor Faktor yang Berpengaruh Kelonggaran
1 Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan 7.00
2 Sikap kerja Berdiri 2
3. Gerakan kerja Normal 0
4 Kelelahan mata Pandangan hampir terus menerus 2
5 Temperatur tempat kerja Sedang 5
5 Keadaan atmosfir Baik 0
Total 16.00
Wb = Wn + l
= 17.32 + 0.16
= 17.48
Jadi waktu baku untuk proses pemasangan aksesoris adalah 17.48 menit
83
4.2.11 Rekapitulasi Data
Dari pengolahan data diatas dapat diketahui waktu normal dan waktu baku
dari pembuatan 1 buah meja biro dengan 2 operator. Data data tersebut di dapat
dilihat pada tabel rekapitulasi dibawah ini:
Tabel 4.36
Rekapitulasi Pengukuran Waktu Baku Proses Produksi Meja Biro
No Proses Produksi Ws(menit)
FaktorPenyesuian
Wn(menit)
FaktorKelonggaran
Wb(menit)
1 Tahap Awal 130.27 +14 148.51 10.50 148.6152 Pembuatan Rangka
Kaki Meja25.70 +14 29.30 9.00 29.39
3 Pembuatan Laci Meja 15.73 +14 17.93 11.00 18.044 Pembuatan Top Meja 10.73 +14 12.23 18.00 12.415 Pembuatan Meja 40.28 +14 45.92 19.00 46.11
Total Waktu Baku Operator 1 254.57
6 Pengamplasan 95.1 +14 108.41 16.00 108.577 Pengecatan 60.50 +14 68.97 16.00 69.138 Pengeringan 301.9 +14 344.17 7.00 344.249 Finsihing 15.70 +14 17.90 12.00 18.0210 Pemasangan Aksesoris 15.2 +14 17.32 16.00 17.48
Total Waktu Baku Operator 1 557.44
Total Keseluruhan Waktu Baku 812.01
Dari pengolahan data diatas dapat diketahui bahwa waktu baku proses
produksi1 meja biro dengan 10 kali pengamatan adalah 812.00 menit atau 13 jam
53 menit. Waktu baku yang paling lama dari 10 proses tersebut adalah waktu baku
pengeringan. Sementara waktu baku terpendek terdapat pada pekerjaan
pembuatan top meja yaitu selama 12 menit 41 detik.
84
Artinya waktu baku pekerjaan operator 1 yaitu 254.57 menit atau 4 jam 25
menit. Sedangkan waktu baku pekerjaan operator 2 yaitu 557.44 menit atau 9 jam
29 menit.
4.2.12 Full time Equivalent (FTE)
Perhitungan beban kerja dilakukan berdasarkan total waktu baku per
proses dapat dicari dengan rumus:
Total Jam Elemen = ∗ Normal∗jumlah hari kerja/60
Total Hours / Year
Jadi perhitungannya adalah:
Total Jam Elemen= 100 x 148.51 x (288 hari /3600) = 1188 menit
FTE = (Total Jam kerja elemen per tahun) / Waktu jam kerja efektif per
tahun FTE = 11.88 / 1836 = 0.65.
Rincian beban kerja masing masing operator per proses produksinya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.37
Pengukuran Beban Kerja Dengan Metode FTE (Operator 1)
Dari tabel diatas dapat dlihat rincian beban kerja per proses produksi.
Tahap awal memiliki indeks FTE sebesar 0.65, pembuatan rangka kaki meja
No Nama Kegiatan Intensitas FrekuensiWaktuNormal
TotalJam/thn
JamEfektif/
thnFTE
1 Tahap awal Harian 100 148.51 1188 1836 0.65
2 Pembuatan rangka kaki meja Harian 100 29.3 234.4 1836 0.13
3 Pembuatan leci meja Harian 100 17.93 143.44 1836 0.078
4 Pembuatan top meja Harian 100 12.23 97.84 1836 0.0525 Pembuatan meja Harian 100 45.92 367.36 1836 0.2
1.11Total
85
sebesar 0.13, pembuatan laci meja sebesar 0.078, pembuatan top meja sebesar
0.052 dan terakhir pembuatan meja sebesar 0.2. dari rincian tersebut dapat
diketahui bahwa beban kerja yang diterima oleh operator 1 adalah sebesar 1.11.
artinya beban kerja tersebut masih seimbang/normal karena berada dibawah angka
1.28.
Tabel 4.38
Pengukuran Beban Kerja Dengan Metode FTE (Operator 2)
Dari tabel diatas dapat dlihat rincian beban kerja per proses produksi. Pada
operator 2. Pekerjaan operator 2 dimulai dari pengamplasan yang memiliki indeks
FTE sebesar 0.47, pengecatan sebesar 0.3, pengeringan sebesar 1.49, finishing
sebesar 0.17 dan terakhir pemasangan aksesoris sebesar 0.17. Namun proses
pengeringan tidak masuk dalam kategori beban kerja karena tidak membutuhkan
tenaga operator tetapi hanya membutuhkan tenaga matahari untuk mengeringkan
perduk tersebut.
Jadi beban kerja yang diterima oleh operator 2 adalah 2.6 – 1.49=1.11.
Angka tersebut masih dalam kategori wajar karena berada dibawah angka 1.28.
artinya ke 2 operator tersebut mendapat beban kerja yang masih normal. Artinya
dalam pembuatan satu unit meja biro masing – masing operator mendapatkan
No Nama Kegiatan Intensitas FrekuensiWaktuNormal
TotalJam/thn
JamEfektif/
thnFTE
6 Pengamplasan Harian 100 108.41 867.28 1836 0.477 Pengecatan Harian 100 68.97 551.76 1836 0.38 Pengeringan Harian 100 344.17 2753 1836 1.499 Finishing Harian 100 17.9 143.2 1836 0.1710 Pemasangan aksesoris Harian 100 17.48 322.63 1836 0.17
2.6Total
86
beban kerja yang seimbang/ normal, jadi tidak perlu adanya penambahan beban
kerja maupun pengurangan beban kerja.
87
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data
Dari hasil pengolahan data pada bab IV maka pengukuran beban kerja
dapat dilakukan menggunakan metode FTE. Dengan penerapan metode ini
diharapkan dapat mempermudah jalannya proses pengukuran beban kerja pada
perusahaan furniture, CV. Roland Kencana.
5.1.1 Analisa Waktu Proses Produksi Tahap Awal
Dalam proses produksi ditahap awal dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses tahap awal adalah 130.27 menit. Kemudian dicari standar
deviasinya. Standar deviasi untuk proses tahap awal adalah 0.082. setelah itu
dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses tahap awal adalah 130.43 dan BKB
nya 130.10.
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.270,
artinya data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh
adalah 148.51 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku
adalah 148.615 menit.
5.1.2 Analisa Waktu Proses Pembuatan Rangka Kaki Meja
Dalam proses produksi pembuatan rangka kaki meja dilakukan
pengukuran waktu sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch).
Data tersebut dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata.
Waktu siklus rata dari proses pembuatan rangka kaki meja adalah 25.70 menit.
88
Kemudian dicari standar deviasinya. Standar deviasi untuk proses pembuatan
rangka kaki meja adalah 0,19. setelah itu dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari
proses pembuatan rangka kaki meja adalah 26.08 dan BKB nya 25.32
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.079,
artinya data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh
adalah 29.30 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku
adalah 29.39 menit.
5.1.3 Analisa Waktu Proses Pembuatan Laci Meja
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses pembuatan laci meja adalah 15.73 menit. Kemudian dicari
standar deviasinya. Standar deviasi untuk proses pembuatan laci meja adalah0,22. setelah itu dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses pembuatan laci
meja adalah 16.17dan BKB nya 15.30
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.43, artinya
data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh adalah
17.93 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku adalah
18.04 menit.
5.1.4 Analisa Waktu Proses Pembuatan Top Meja
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses pembuatan top meja adalah 10.73 menit. Kemudian dicari standar
89
deviasinya. Standar deviasi untuk proses pembuatan top meja adalah 0,21 setelah
itu dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses pembuatan top meja adalah 11.15
dan BKB nya 10.31
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.59 artinya
data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh adalah
12.23 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku adalah
12.41 menit.
5.1.5 Analisa Waktu Proses Pembuatan Meja
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses pembuatan meja adalah 40.28 menit. Kemudian dicari standar
deviasinya. Standar deviasi untuk proses pembuatan meja adalah 0,17. setelah itu
dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses pembuatan meja adalah 40.62 dan
BKB nya 39.94
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.027,
artinya data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh
adalah 45.92 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku
adalah 46.11 menit.
5.1.6 Analisa Waktu Proses Pengamplasan
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses pengamplasan adalah 95.1menit. Kemudian dicari standar
90
deviasinya. Standar deviasi untuk proses pengamplasan adalah 0,052. setelah itu
dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses pengamplasan adalah 95.2 dan BKB
nya 95.00
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.0045,
artinya data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh
adalah 108.47 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku
adalah 108.57 menit.
5.1.7 Analisa Waktu Proses Pengecatan
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses pengecatan adalah 60.50 menit. Kemudian dicari standar
deviasinya. Standar deviasi untuk proses pengecatan adalah 0,093. setelah itu
dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses pengecatan adalah 60.68 dan BKB
nya 60.31
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 3.7, artinya
data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh adalah
68.97 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku adalah
68.97 menit.
5.1.8 Analisa Waktu Proses Pengeringan
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses pengeringan adalah 301.9 menit. Kemudian dicari standar
91
deviasinya. Standar deviasi untuk proses pengeringan adalah 3.60. setelah itu
dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses pengeringan adalah 309.1 dan BKB
nya 294.7
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.0019,
artinya data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh
adalah 344.17 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku
adalah 344.2 menit.
5.1.9 Analisa Waktu Proses Finishing
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses finishing adalah 15.70 menit. Kemudian dicari standar deviasinya.
Standar deviasi untuk proses finishing adalah 0.53. setelah itu dicari nilai BKA
dan BKB. BKA dari proses finishing adalah 16.76 dan BKB nya 14.64
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.18, artinya
data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh adalah
17.90 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku adalah
18.02 menit.
5.1.10 Analisa Waktu Proses Pemasangan Aksesoris
Dalam proses produksi pembuatan laci meja dilakukan pengukuran waktu
sebanyak 10 kali dengan menggunakan jam henti (stop watch). Data tersebut
dilakukan pengolahan dengan mencari dulu waktu siklus rata rata. Waktu siklus
rata dari proses pemasangan aksesoris adalah 15.2 menit. Kemudian dicari standar
deviasinya. Standar deviasi untuk proses pemasangan aksesoris adalah 0.076.
92
setelah itu dicari nilai BKA dan BKB. BKA dari proses pemasangan aksesoris
adalah 15.35 dan BKB nya 15.04
Setelah itu dilakukan uji kecukupan data dan didapatkan hasil 0.02, artinya
data cukup karena N’< N. Tahap berikutnya waktu normal yang diperoleh adalah
17.32 menit dengan factor penyesuaian +0.14. sementara waktu baku adalah
17.48 menit.
5.1.11 Analisa FTE
Dari perhitungan diatas dapat di ketahui bahwa dari 10 kali pengamatan
dan setelah dilakukan pengolahan data, maka N’cukup, Dari pengolahan data
diatas dapat diketahui bahwa waktu baku proses produksi1 meja biro dengan 10
kali pengamatan adalah 812.00 menit atau 13 jam 53 menit. Dengan rincian waktu
baku pekerjaan operator 1 yaitu 254.57 menit atau 4 jam 25 menit. Sedangkan
waktu baku pekerjaan operator 2 yaitu 557.44 menit atau 9 jam 29 menit.
Dari pengolahan data sebelumnya dapat diketahui bahwa beban kerja 2
operator pembuatan 1 meja biro adalah 3.71. Proses pengeringan tidak masuk
dalam kategori beban kerja karena tidak membutuhkan tenaga operator tetapi
hanya membutuhkan tenaga matahari untuk mengeringkan produk tersebut.
Jadi rincian beban kerja masing masing operator diluar proses pengeringan
adalah : operator 1 mendapat sebesar 1.11. Angka tersebut masih dalam kategori
wajar karena berada dibawah angka 1.28. sementara operator 2 mendapat beban
kerja sebesar 2.6 – 1.49 = 1.11. Angka tersebut masih dalam kategori wajar
karena berada dibawah angka 1.28. artinya ke 2 operator tersebut mendapat beban
kerja yang masih normal.
93
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari pengolahan data yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Waktu baku produksi satu unit meja biro adalah 812.00 menit atau sekitar
13.53 jam
2. Beban kerja yang diterima oleh operator meja biro dengan metode FTE
adalah: operator 1 mendapat beban kerja sebesar 1.11. Sedangkan operator
2 juga mendapat beban kerja sebesar 1.11. Angka tersebut masih dalam
kategori wajar karena berada dibawah angka 1.28. artinya ke 2 operator
tersebut mendapat beban kerja yang masih normal
6.2 Saran
Bedasarkan hasil pengolahan data dan analisa yang dilakukan, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Dengan didapatkan waktu baku dan beban kerja operator dalam proses
produksi 1 buah meja biro diharapkan dapat berguna dan bermanfaat
seperti untuk menentukan penjadwalan produksi dan jumlah produksi.
2. Kepada karyawan disarankan agar memanfaatkan waktu /jam kerja sebaik
baiknya agar pekerjaan dapat diselesaikan deadline
..
DAFTAR PUSTAKA
Arsi, Raras Mayang, Partiwi ,Sri Gunani, Analisis Beban Kerja untukMenentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan KompetensiKaryawan Berdasar Pada Job Description (Studi Kasus: JurusanTeknik Industri, ITS, Surabaya), Surabaya, Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No.1(Sept. 2012): 2301-9271.
Ernita, Tri, ST, MP. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, Sekolah TinggiTeknologi Industri (STTIND), Padang,2012
Ervil, Riko, MT, Ernita, Tri ,ST. MP, Nofriadiman, ST,M.Kom, Fitri, Meldia,ST,MP, Buku Panduan Penulisan Dan Ujian Skripsi, STTIND Padang,Padang, 2010.
Diniaty, Dewi, Muliyadi, Zukri, Analisis Beban Kerja Fisik Dan MentalKaryawan Pada Lantai Produksi Dipt Pesona Laut Kuning. Jurnal Sains,Teknologi dan Industri, Riau, Vol. 13, No. 2 : 203 - 210
Fetrina, Elvi. Analisis Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Perhitungan BebanKerja Pegawai (Studi Kasus: Fakultas Sains Dan Teknologi Uin SyarifHidayatullah Jakarta. Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi,Jakarta, 2017, No.10(2) : 71-76.
Iristiadi. Ergonomi sebagai pengantar. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung. 2014.
Pambudi. Skripsi Analisis Beban Kerja Karyawan Dengan Metode Full TimeEquivalent (Studi Kasus Ukm Unlogic Projeck. Universitas IslamIndonesia Yogyakarta. 2017.
Purwaningsih , Ratna. Sugiyanto, Arief. Analisis Beban Kerja Mental DosenTeknik Industri Undip Dengan Metode Subjective Workload AssessmentTechnique (Swat), Jurnal Undip, Vol II, No 2, Mei 2007.
Rohman, Abdul. Pengukuran Waktu Baku Dengan Metode Most SebagaiUpaya Meningkatkan Output Produk, Universitas MuhammadiyahSurakarta, 2008.
Suma’mur.PK.Dr.M.Sc. Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, HAJIMasagung, Jakarta, 2009.
Sutalaksana, Iftikar Z, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri ITB,Bandung,1979.
Sutalaksana, Iftikar Z. Anggawisastra, Ruhana,Tjakraatmadja, JannH, TeknikPerancangan Sistem PKerja, Departemen Teknik Industri ITB,Bandung,2006.
Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Institut SepuluhNovember, Surabaya, 2000.
LEMBARAN KONSULTASI
Nama : Witri Junita
NPM : 1410024425054
Program Studi : Teknik Industri
Judul Skripsi : Analisis Beban Kerja Dengan Pendekatan Metode FTE
(Studi Kasus : CV. Roland Kencana Pasir Sebelah,
Padang)
No Hari/ Tanggal Catatan/ Saran/Perbaikan Paraf
1. Rabu/21/10/2018 Cari jurnal yang mendekati
2 Kamis/22/10/2018 Perbaikan jurnal
3 Selasa/26/10/2018 Acc Jurnal
4. Kamis/13/11/2018 Perbaikan tulisanPerbaikan kata pengantarPerbaikan BAB IPerbaikan BAB II
5. Senis/17/11/2018 Perbaikan latar belakang masalahIdentifikasi masalahPerbaikan BAB II
6. Kamis/19/11/2018 Perbaika Daftar pustaka7 Senin/23/11/2018 Acc proposal
8 Senin/8/07/2019 Perbaikan kata pengantarPerbaikan BAB IPerbaikan BAB IIPerbaikan BAB IIITambah abstrak
9 Jumat/19/07/2019 Perbaiki abstrakPerbaiki penulisanPerbaiki BAB VI
10 Sabtu/07/2019 Acc kompre
11 Rabu/28/08/2019 1. Lengkapi tugas akhir
12 Jumat/30/08/2019 1. Perbaiki rumusan masalah,tujuan peneltian, kerangkakonseptual dan kerangkametodologi, sesuiakan dengantujuan penelitian
2. Sesuaikan kesimpulan dengantujuan penelitian
3. Perbaiki daftar pustaka sepertinama, tahun, judul.
13 Sabtu/31/08/2019 1. Perbaikan Bab 22. Perbaikan daftar pustaka
14 Senin/01/09/2019 ACC JILID
Padang, September 2019
Pembimbing I
(Ir. H.Gamindra, Jauhari ST, MP)
LEMBARAN KONSULTASI
Nama : Witri Junita
NPM : 1410024425054
Program Studi : Teknik Industri
Judul Skripsi : Analisis Beban Kerja Dengan Pendekatan Metode FTE
(Studi Kasus :CV. Roland Kencana, Pasir Sebelah,
Padang)
No Hari/ Tanggal Catatan/ Saran/Perbaikan Paraf
1 Rabu/21/10/2018 Perbaikan jurnal
2 Selasa/26/10/2018 Acc Jurnal
3 Jumat/14/11/2018 Perbaikan tulisanPerbaikan BAB IPerbaikan BAB II
4 Selasa/18/11/2018 Perbaikan latar belakang masalahIdentifikasi masalahPerbaikan BAB II
5 Senin/23/11/2018 Acc proposal
6 Jumaat/19/07/2019 Perbaiki penulisan kata pengantarPerbaiki penulisan gambarPerbaiki BAB VI
7 Sabtu/20/2019 Acc kompre
8 Sabtu/31/08/2019 1. Perbaikan rumusan masalah2. Perbaikan tujuan penelitian3. Perbaikan Bab 24. Perbaikan Bab 35. Perbaikan Bab 46. Daftar Pustaka
9 Senin/01/09/2019 ACC Jilid
Padang, September 2019
Pembimbing II
( H.Riko Ervil, MP)
YAYASAN MUHAMMAD YAMINSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG
Jl. Prof. DR. Hamka No. 121 Telp. (0751) 7054350 Padang
BIODATA WISUDAWAN/TI
No. Urut :
Nama : Witri Junita
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Padang, 06 Juni 1992
Nomor Pokok
Mahasiswa
:1410024425054
Program Studi : Teknik Industri
Tanggal Lulus : 17 Juli 2019
IPK : 3,36
Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
Judul Skripsi : Analisis Beban Kerja Dengan Pendekatan Metode
Full Time Equivalent (FTE) (Studi Kasus: CV.
Roland Kencana, Pasir Sebelah, Padang)
Dosen Pembimbing : 1. Ir. H. Gamindra Jauhari, MP
2. H. Riko Ervil, MT
Asal SMTA : SMKN 4 Padang
Nama Orang Tua : 1. Maryulizar
2. Kartini
Alamat /Telp/Hp : Jl. Muara Penjalinan, Pasir Sebelah RT 002 /RW
001 Kel. Pasie Namn Tigo Kec. Koto Tangah
Padang
085274589361
witri26juni@gmail.com
top related