trematoda darah dan jaringan mentahan

PARASITOLOGI

TREMATODAjaringan dan darah

Roffa Hijrani (G1B012007)Lenny Rachmawati (G1B012008)Alvianti Fatma Pratami (G1B012009)Rossita Kurnia Rahayu (G1B012015)Leti Siana (G1B012016)

KELOMPOK 3

APA ITU TREMATODA…???

TREMATODA

Trematoda adalah cacing yang berbentuk mirip daun, tidak bersegmen, dan bersifat hermaprodit ( kecuali Schitosoma ). Trematoda digolongkan menjadi empat macam menurut tempat hidupnya, yaitu trematoda usus, trematoda hati, trematoda paru, dan trematoda darah.

Pada presentasi ini akan di jelaskan mengenai trematoda hati, paru, dan darah.

TREMATODA HATI

TREMATODA PARU-PARU

TREMATODA DARAH

Opisthorchis viverrini

Opisthorchis felineusClonorchis sinensis

Fasciola hepatica

Dicrocoelium dendriticum

TREMATODA HATI

Clonorchis sinensis

KLASIFIKASIKingdom : AnimaliaPhylum : PlatyhelminthesKelas : TrematodaOrdo : DigeneaFamily : Opisthorchidae Genus : OpisthorchisSpesies : Opisthorchis sinensis (Clonorchis sinensis)

EPIDEMIOLOGIKebiasaan makan ikan yang diolah kurang matang

merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakitSelain itu cara pemeliharaan ikan dan cara pembuangan

tinja di kolam ikan penting dalam penyebaran penyakitKegiatan pemberantasan lebiih ditunjukan untuk mencegah

infeksi pada manusia. Misalnya penyuluhan kesehatan agar orang makan ikan yang sudah dimasak dengan baik serta pemakaian jamban yang tidak mencemari air sungai. Tetapi hal ini agak lambat diterima oleh masyarakat desa.

Clonorchis sinensis

DISTRIBUSI GEOGRAFISCacing ini pertama ditemukan di Kalkuta, India pada seorang tukang kayu suku Cina pada tahun 1875. Infeksi lain ditemukan di Hong-Kong dan Jepang. Dewasa ini diketahui bahwa “chinese liver fluke” tersebar secara luas di Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Vietnam.

Clonorchis sinensis

MORFOLOGICacing dewasa hidup di saluran empedu, dan kadang-

kadang ditemukan di saluran pankreasCacing Cacing dewasa bentuknya pipih, lonjong,

menyerupai daun berukuran antara 10-25 mm x 3-5 mmtestis yang bercabang dua terletak dalam satu posterior

ketigaOperkulum telah pelek bahu menonjol, dan di sisi yang

berlawanan, terdapat koma tombol berbentuk terminal Telur cacing ini berukuran kira-kira 30-16 mikro,

berbentuk seperti boa lampu pijar dan berisi mirasidium yang ditemukan dalam saluran empedu.

Clonorchis sinensis

Clonorchis sinensisSIKLUS HIDUP

Clonorchis sinensis

PATOLOGIParasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan

penebalan dinding saluranDapat terjadi perubahan jaringan hati yang berupa radang sel

hati. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema

Gejala dapat dibagi menjadi 3 stadium. Pada stadium ringan tidak ditemukan gejala

Stadium progresif ditandai dengan menurunnya nafsu makan, perut rasa penuh, diare, edema, dan pembesaran hati

Stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, asites, edema, sirosis hepatis

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari konsumsi ikan air tawar mentah dan perbaikan sistem pembuangan tinja. Penyakit ini dapat diobati dengan Prazikuantel. Jika terjadi infeksi berat dengan klorokuin dan infeksi ringan dengan gentian violet.

Clonorchis sinensis

Opisthorchis felineus

KLASIFIKASI

EPIDEMIOLOGI

Opisthorchis felineus

DISTRIBUSI GEOGRAFIS

Opisthorchis felineus

SIKLUS HIDUP

Opisthorchis felineus

MORFOLOGI

Opisthorchis felineus

PATOLOGI

Opisthorchis felineus

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Opisthorchis felineus

KLASIFIKASI

Opisthorchis viverrini

EPIDEMIOLOGI

Opisthorchis viverrini

DISTRIBUSI GEOGRAFIS

Opisthorchis viverrini

Opisthorchis viverrini

MORFOLOGI

Opisthorchis viverrini

PATOLOGI

Opisthorchis viverrini

SIKLUS HIDUP

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Opisthorchis viverrini

KLASIFIKASI

Fasciola hepatica

EPIDEMIOLOGI

Fasciola hepatica

DISTRIBUSI GEOGRAFIS

Fasciola hepatica

MORFOLOGI

Fasciola hepatica

SIKLUS HIDUP

Fasciola hepatica

PATOLOGI

Fasciola hepatica

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Fasciola hepatica

Dicrocoelium dendriticum

Klasifikasi

Dicrocoelium dendriticum

Epidemiologi

Dicrocoelium dendriticum

Distribusi geometris

Dicrocoelium dendriticum

Morfologi

Dicrocoelium dendriticum

Siklus hidup

Dicrocoelium dendriticum

Patologi

Dicrocoelium dendriticum

Pencegahan, penanggulangan, dan pengobatan

Paragonimus westermani

TREMATODA PARU-PARU

Paragonimus westermani

Klasifikasi

Paragonimus westermani

Epidemiologi

Paragonimus westermani

Distribusi Geografis

Paragonimus westermaniSiklus Hidup

Paragonimus westermani

Morfologi

Paragonimus westermani

Patologi

Paragonimus westermaniPencegahan dan Pengobatan

Schistosoma mansoniSchistosoma japonicum

Schistosoma haematobium

TREMATODA DARAH

Klasifikasi

Schistosoma japonicum

EPIDEMIOLOGI

Schistosoma japonicum

DISTRIBUSI GEOGRAFIS

Schistosoma japonicum

MORFOLOGI

Schistosoma japonicum

SIKLUS HIDUP

Echinostoma

PATOLOGI

Schistosoma japonicum

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Schistosoma japonicum

Klasifikasi

Schistosoma mansoni

EPIDEMIOLOGI

Schistosoma mansoni

DISTRIBUSI GEOGRAFIS

Schistosoma mansoni

MORFOLOGI

Schistosoma mansoni

SIKLUS HIDUP

Schistosoma mansoni

PATOLOGI

Schistosoma mansoni

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Schistosoma mansoni

Klasifikasi

Schistosoma haematobium

EPIDEMIOLOGI

Schistosoma haematobium

DISTRIBUSI GEOGRAFIS

Schistosoma haematobium

MORFOLOGI

Schistosoma haematobium

SIKLUS HIDUP

Schistosoma haematobium

PATOLOGI

Schistosoma haematobium

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Schistosoma haematobium