tr cerebellum
Post on 30-Nov-2015
103 Views
Preview:
TRANSCRIPT
CEREBELLUM PADA PENGONTROLAN GERAKAN TUBUH
Pendahuluan
Gerakan tubuh atau anggota tubuh yang tepat dan halus selalu membutuhkan
koordinasi dari berbagai organ. Suatu gerakan volunter (tidak disadari) akan
melibatkan cerebellum (untuk penyusunan konsep gerakan), sistem penglihatan
(untuk memberi informasi tentang usaha yang harus dibuat dan pengarahan
urutan gerakan), sistem motorik (sebagai pelaksana), sistem sensorik (sebagai
monitor), dan cerebellum (sebagai pengawas, pengatur dan pengarah informasi).
Cerebellum dan batang otak terletak di fossa kranii posterior dengan atap
tentorium yang memisahkan cerebellum dengan cerebrum. Secara umum dapat
dikatakan fungsi cerebellum adalah untuk memelihara keseimbangan dan
koordinasi aksi otot pada gerakan stereotype dan non stereotype. Cerebellum
melakukan pengaturan kerja otot, sehingga terjadi kontraksi otot yang tepat pada
saat yang tepat. Hali ini terutama penting pada gerakan involunter sehingga lesi
cerebellum menyebabkan gangguan fungsi otot tanpa paralysis volunteer. Ukuran
cerebellum pada manusia berkembang dibandingkan vertebrata lain, dimana pada
manusia hal ini perlu untuk pengaturan gerakan yang membutuhkan ketelitian.
Cerebellum berada dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii
posterior dan diatas tertutup oleh tentorium cerebelli. Dia terletak di bawah lobus
occipitalis cerebri. Cerebellum terpisah dengan cerebrum oleh sebuah alur
melintang: fissura transversa.
Bentuk cerebellum adalah oval dan mengkerut di bagian tengah. Cerebellum
merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak
(sebesar tinju).
1
Penghubung dengan batang otak
Ada tiga penghubung cerebellum dengan batang otak :
1. Peduncullus cerebelli inferior, dulu disebut sebagai corpus restiforme,
menghubungkannya dengan medulla oblongata
a. Serabut aferen yang jalan memasuki cerebellum melalui
peduncullus cerebelli inferior :
b. Tractus spinocerebellaris : datang dari medulla spinalis
pergi ke paleocerebellum (lobus anterior, pyramis, uvula)
c. Tractus cuneocerebellaris (fibra acruta posterior) : datang
dari nuclei cuneatum pergi ke vermis
d. Tractus olivocerebellaris : datang dari nuclearis olivarius
inferior pergi ke cortex neocerebellum (cerebro-
cerebellum) tdd : lobus posterior cerebellum
e. Tractus reticulocerebellaris : datang dari formation
reticulare pergi ke medulla vermis
f. Tractus vestibulocerebellaris : datang dari nuclei
vestibularis dan n. Vestibulocochlearis pergi ke
archicerebellum (lobus flocculonodularis = vestibule
cerebellum)
Serabut eferen keluar dari cerebellum untuk memasuki peduncullus
cerebelli inferior :
- Fibra cerebellovestibularis pergi ke nuclei vestibularis
- Fibra cerebelloreticularis pergi ke formation reticulare di pons dan
medulla oblongata
2. Peduncullus cerebelli media, dulu disebut sebagai brachium pontis,
menghubungkannya dengan pons. Peduncullus ini merupakan terbesar dari
ketiga pedunculli cerebelli. Pedunculus ini merupakan jalan utama dari
hubungan corticopontocerebellaris.
2
Asal :nuclei pontin dari bagian posterolateral pons, kemudian jalan menyilang
garis tengah.
Pergi ke : peduncullus cerebelli media sisi yang lain untuk akhirnya pergi ke
cortex neo cerebellum (lobus posterior cerebellum) yang kontralateral.
3. Pedunculus cerebelli superior, dulu disebut sebagai : brachium
conjunctivum menghubungkannya dengan mesencephalon
Isi utama : serabut eferen yang datang dari keempat nuclei cerebellum.
Isi pelengkap : serabut aferen : tractus spinocerebellaris
1. Fibra rubrocerebellaris
2. Fibra tectocerebellaris
Anatomi permukaan
Cerebellum tersusun dari :
1. 2 tipe input akson : climbing fibers, dan mossy fibers
2. 5 tipe serabut neuron intrinsic : sel granula, sel stelate, sel basket, sel
golgy tipe 2, sel purkinje.
3. tipe output neuron : sel dari nucleus cerebellar. Sebagian sel purkinje
merupakan output neuron yang berproyeksi ke nucleus vestibularis
lateralis.
1. Tipe serat aferen (input axons) menuju cortex yaitu :
1. Mossy fibers yang berakhir pada kontak sinaptik dengan sel granuler.
Mossy fibers sangat kasar dan bercabang-cabang dan berakhir di lapisan
granuler. Cabang ini berhubungan dengan cabang dendrit yang berbentuk
seperti cakar dari sel granuler. Mossy fiber menghantar impulsnya ke sel-
sel granuler dan sel-sel ini merelaynya baik langsung ataupun tak langsung
melalui sel basket dan sel purkinje.
3
2. Climbing fingers yang masuk ke lapisan molekuler dan berada diantara
dendrit sel purkinje. Serat ini berakhir di nucleus central cerebelli, dengan
pengecualian beberapa serat dari cortex lobulus flocculonoduler keluar
dari cerebellum dann berakhir di nucleus di batang otak.
Kedua serabut aferen ini mempunyai asal yang berbeda. Mossy fiber adalah
kedua ujung saraf yang memasuki cerebellum dari luar yaitu : traktus
spinocerebellaris, dan prontoselebelaris. Sedangkan climbing fiber berasal dari
nukleus dalam cerebellum.
Intrinsik neuron
granule sel : mempunyai 4-5 lapisan dendrit pendek, menerima impuls dari mossy
fibers, axon menuju lapisan molekular bercabang 2 (T-shaped) paralel terhadap
sumbu longitudinal folium disebut paralel fiber yang bersinaps dengan sel-
sel,yaitu:
1. Sel stelat dan sel basket : dikenal sebagai interneuron. Menerima input dari
climbing dan paralel fibers, utput ke sel purkinje. Axon sel stelat berakhir
pada dendrit sel purkinje (sinap axodendritik) dan axon basket sel berakhir
di badan sel (sinap axosomatic).
2. Sel golgi : menerima input dari paralel, climbing, sel purkinje dan
mengeluarkan output pada glomeruli.
3. Sel purkinje : menerima input dari sel granule, sel stelat, basket da sel
purkinje yang lain. Azon utama bersinap dengan neuron di nucleus
cerebelli atau nucleus vestibullilateralis. Sedang axon cabangnya bersinap
dengan sel stelat, basket, golgi dan sel purkinje lain.
Output neuron :
Sel output terletak pada nucleus cerebelli. Menerima impuls dari climbing,
mossy fibers dan axon sel purkinje. Aksonnya menuju batang otak dan thalamus
melalui pedunculus cerebelli superior dan juxtarestiformis body.
4
Jalan ke cerebellum :
Ada 3 jalan yang dapat dialui untuk dapat keluar atau masuk dari
cerebellum, di dalam jalur ini terdapat serabut-serabut yang serebelopetal (aferen),
disamping itu ada pula serabut-serabut yang serebelofugal (eferen). Ketiga jalan
itu adalah :
A. Korpus restiforme
1. Serabut-serabut aferen
1. Tractus spinoserebelaris dorsalis (flechsig)
2. Serabut-serabut kuneo-serebelaris
3. Serabut-serabut vestibulo-serebelaris
4. Serabut-serabut olivo-serebelaris
5. Serabut-serabut arkuato-serebelaris
6. Serabut-serabut retikulo-serebelaris
2. Serabut-serabut eferen
1. Serabut-serabut festigio-bulbaris
2. Serabut-serabut kortiko-bulbaris (dari lobus flocculonodularis)
B. Brakhium pontis
Serabut-serabut eferen : serabut-serabut ponto-serebelaris
C. Brakhium konjungtivum
1. Serabut-serabut aferen :
a) Traktus spino-serebelaris ventralis (gowers)
b) Tractus tecto-serebelaris
2. Serabut-serabut eferen :
a) Tractus dentate-rubro-talamikus
5
Secara filogenetik cerebellum dapat dibagi atas :
Paleocerebellum s.spinocerebellum tdd : lobus anterior, pyramis, uvula
Neocerebellum s.cerebro-cerebellum tdd : lobus posterior
Archicerebellum s.vestibullo-cerebellum tdd : lobus flocculonodularis
Walaupun secara morfologis tidak tepat, namun untuk praktisnya cerebellum
biasanya dibagi atas 3 bagian :
Bagian tengah yang tunggal : vermis (dari permukaan, memang
memperlihatkan bentuk seperti cacing yang melingkar hamper sempurna)
Bagian samping sepasang : hemisphaerum cerebelli yang dibagi oleh
adanya sulci dan fissura, sehingga terbentuk lobi atau lobulli.
Lobi dan lobulli tersebut diberi nama sesuai dengan bentuk yang
ditampilkannya, namun nama-nama lobi dan lobulli tersebut kini sudah dianggap
kuno dan sebenarnya tak mencerminkan kesatuan fungsi apapun, hanya saja untuk
kebutuhan praktis nama-nama tersebut masih dipakai
Hemisphaerum cerebelli terbagi 2 oleh adanya fissure posterolateral
menjadi :
A. Corpus cerebelli yang secara filogenetik tergolong paleocerebelli maupun non
cerebelli
Corpus cerebelli terbagi 2 pula oleh adanya fissure primaries menjadi :
Lobus anterior (tergolong paleocerebellum) s.spino cerebellum
Lobus posterior (tergolong noncerebellum) s.cerebro cerebellum
1. Lobus anterior
Terletak di depan fissure primarius. Terdiri dari vermis anterior dan korteks
paravermian. Bagian ini dikenal juga sebagai spinocerebellum karena proyeksi
6
afferent utama berasal dari proprioseptif otot-otot dan tendon extremitas melalui
tractus spinocerebellaris. Fungsi utama bagian ini adalah untuk regulasi tonus otot
dan mempertahankan sikap badan. Seluruh lobus anterior bersama pyramis dan
uvula tergolong paleocerebelli. Lobus anterior ini menerima serabut aferen
proprioseptif dan exteroceptif dari kepala dan tubuh.
Bagian vermis yang sesuai dengan lobus anterior (dari depan ke belakang)
ialah :
Lingula
Lobulus centralis culmen monticuli
Menerima input dari :
Muscle spindle (reseptor otot skelet)
Organon golgi (reseptor tendo)
Fungsi : menjaga tonus otot
1. Lobus posterior
Terletak antara fissure primarius dengan fissure posterolateralis. Terdiri dari
vermis dan bagian terbesar hemisfer cerebellum. Bagian ini menerima proyeksi
afferent dari korteks cerebri melalui nuklei pontis dan brachium pontis sehingga
disebut juga sebagai pontocerebellum. Fungsi utama bagian ini adalah koordinasi
berbagai gerakan lincah yang diawali dari korteks cerebri.
Seluruh lobus posterior kecuali pyramis dan uvula tergolong neocerebellum
Bagian paling depan dari lobus posterior disebut lobulus simplek (sering
juga disebut lobulus semilunaris posterior) yang dibelakang daibatasi oleh
fissura posterosuperior. Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus
simplek disebut : declive vermis.
7
Dibelakang lobulus simplek terdapat lobulus semilunaris superior yang
dibelakang dibatasi oleh fissure horizontalis. Bagian vermis yang sesuai
dengan lobulus semilunaris superior adalah folium vermis.
Dibelakang lobulus semilunaris superior terdapat : lobulus semilunaris
inferior yang dibelakang dibatasi oleh fissure prepyramidalis. Bagian
vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut ialah : tuber vermis.
Folium dan tuber vermis termasuk neocerebellum.
Kedua lobuli semilunaris superior dan inferior disebut lobus ansiformis
Dibelakang lobulus semilunaris inferior terdapat lobulus lobulus gracilis
yang dibelakang dibatasi oleh fissure prepyramidalis
Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut adalah tuber vermis
juga.
Dibelakang lobulus gracilis terdapat lobulus biventralis yang dibelakang
dibatasi oleh fissure post pyramidalis
Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tersebut ialah : pyramis
Bagian paling belakang dari lobus posterior adalah tonsil dengan ujung
membentuk sayap disebut paraflocculus yang ke belakang dibatasi oleh
fissure posterolateralis.
Bagian vermis yang sesuai dengan tonsil ialah uvula, pyramis dan uvula
vermis termasuk paleocerebellum. Menerima input dari : neocortex via tractus
cortico prontocerebellaris. Fungsi mengatur koordinasi aktivitas otot skelet dan
mempertahankan sikap tubuh lobus flocculonodularis (termasuk
archicerebellum)
Secara filogenetis merupakan bagian yang tertua, maka disebut juga
archicerebellum, karena proyeksi afferent utama berasal dari nuklei vestibularis.
Fungsi utama bagian ini adalah mempertahankan keseimbangan.
8
Bagian tengahnya merupakan bagian dari vermis disebut : nodulus, sedang
bagian hemisphaerumnya disebut : flocculus
Lobus flocculonodularis tergolong archicerebelum (vestibulo cerebellum),
menerima input dari : kompleks vestibuler
Fungsi : menjaga postur dan mempertahankan keseimbangan.
Vaskularisasi cerebellum
Arteri :
Arteri berasal dari cabang arteri vertebralis dan arteri basilaris.
1. Arteri serebelaris superior
Arteri ini berasal dari arteri basilaris. Arteri serebelaris superior memberi cabang
yang kecil ke tektum dan bagian bawah mesencephalon. Cabang yang lebih besar
menuju ke pedunculus cerebelaris superior, terutama ke nukleus dentatus. Juga
memberi darah ke bagian ventral vermis dan daerah paravermis kedua sisi,
kemudian bercabang lagi untuk memberi suplai bagian rostral dan rostroventral
kedua hemisfer dan bagian rostral vermis.
2. Arteri serebelaris anterior inferior
Arteri ini berasal dari arteri basilaris. Daerah yang mendapat suplai arteri ini
paling sedikit, yaitu bagian cortex dan substansia alba dari flokulus. Cabang arteri
ini adalah arteri auditori interna, tetapi kadang-kadang arteri ini merupakan
cabang langsung dari arteri basilaris.
3. Arteri serebelaris posterior inferior
Berasal dari arteri vertebralis. Arteri ini mensuplai bagian kaudal dari nukleus
pada serebelum dan korteks vermis inferior. Di daerah ini arteri tersebut
bercabang-cabang mensuplai korteks dan substansia alba dari setengah kaudal
cerebellum.
9
Vena :
Setiap hemisfer cerebelli mempunyai empat kelompok besar vena yaitu :
1. Kelompok pertama adalah vena rostromedial cerebelli yang
mengumpulkan darah-darah dari bagian rostral vermis dan sekitarnya dan
nukleus dentatus. Berakhir pada vena basalis atau vena galleni.
2. Kelompok kedua adalah vena rostrolateral cerebelli yang menerima darah
dari bagian rostro lateral korteks dan substansia alba infratentorial ke
sinius transversus.
3. Kelompok ketiga adalah vena kaudal cerebelli yang menerima darah dari
bagian bawah hemisfere dan berakhir di sinus sigmoideus atau sinus
petrosus superior.
4. Kelompok keempat menerima darah dari bagian ventral cerebellum,
bersatu dan membentuk vena flokularis yang menghubungkan sinus
petrosus.
Bangunan yang terdapat dalam cerebellum
Sebagaimana halnya cerebrum, cerebellum juga menampilkan struktur yang
sama yaitu :
1. Cortex cerebelli (paling luar) : substantia grisea
Hanya terdiri dari 3 lapis sel :
a) Lapisan paling luar (lapis moleculare) terdiri dari sel stellatum dan sel
keranjang diantara kedua jenis sel tersebut terdapat sel neuralgia.
b) Lapisan tengah (lapis sel purkinje) terdiri dari sel purkinje. Sel ini
merupakan sel golgi tipe I yang berbentuk seperti botol. Pada penampang
melintang setinggi folium, dendrit sel purkinje jalan memasuki lapisan
moleculare. Dari bagian dasar sel purkinje keluar axon jalan memasuki
lapisan granulare. Waktu memasuki substansia alba, axonnya akan
10
terbungkus oleh selubung myelin dan akan bersinapsis dengan sel neuron
dalam substansia alba. Cabang kolateral dari akson sel purkinje akan
bersinaps dengan sel stellatum dan sel keranjang di lapis moleculare.
c) Lapisan paling dalam (lapis granulare) terdiri dari sel-sel kecil (sel
granulare). Setiap sel mengeluarkan 4-5 dendrit yang akan bersinaps
dengan serabut dari nuclei cerebellum lainnya. Sedang axonnya akan
memasuki lapis moleculare dan bersinapsis dengan sel purkinje.
2. Medulla cerebelli (bagian dalam) : substansia alba, dimana di dalamnya
terdapat 4 pulau-pulau substansia grisea,yaitu:
Nucleus dentatus :
Paling besar, bentuk seperti karung kempes yang keriput dan melengkung,
dengan cekungannya membuka ke arah medial. Di daerah cekuntg tersebut
terdapat serabut eferen yang meninggalkan nucleus dentatus dan kemudian
membentuk : pedunculus cerebelli posterior.
Nucleus emboliformis :
Bentuk oval dan terletak postero-medial dari nucleus dentatus
Nucleus globosus :
Nucleus emboliformis dan nucleus globossus bisa digabung menjadi
nucleus interpositus. Oleh karena itu cerebellum hanya punya 3 nuclei,
terdiri dari beberapa kelompok sel bundar yang terletak medialis dari
nucleus emboliformis.
Nucleus fastigialis :
Letak kiri-kanan linea mediana dari vermis dan sangat dekat dengan atap
ventriculus quartus (velum medulla posterior). Substansia alba sendiri
dalam vermis vermis sangat sedikit dan memperlihatkan gambaran seperti
pohon kayu (=arbor vitae)
11
Substansia alba terdiri dari 3 jenis serabut saraf :
1. Serabut intrinsik :
Tidak pernah meninggalkan cerebellum dan berfungsi menghubungkan berbagai
bagian cerebellum. Ada yang bersifat intra hemisphaerum, sedang yang lain
menghubungkan hemisphaerum kanan dan kiri.
2. Serabut aferen :
Merupakan bagian utama cerebellum dan semuanya menuju korteks
cerebellum. Jalan masuk ke cerebellum adalah : pedunculus cerebelli
superior. Serabut dari alat vestibuler (dari labyrinth) berjalan dalam
peduculus cerebelli inferior menuju korteks vermis.
Serabut proprioseptif dari otot (tendon, sendi) berjalan dalam saraf spinal
dan n. Trigeminus, kemudian dalan traktus spinocerebellaris posterior dan
anterior menuju ke korteks cerebelli
Serabut-serabut dari korteks cerebri berjalan dalam pedunculus medialis
(melalui pons) menuju lobus media cerebellum
Serabut dari nucleus olivaria berjalan dalam pedunculus inferior menuju
ke korteks cerebelli (kontra lateral).
3. Serabut eferen :
Berasal dari axon sel purkinje yang sebgian besar akan bersinapsis pada
keempat nuclei cerebellum. Sebagian kecil, khususnya yang berasal dari
lobus flocculonodularis tidak bersinapsis dan langsung keluar cerebellum.
Serabut-serabut dari nucleus dentatus emboliformis globosus berjalan
dalam pedunculus cerebelli superior media dan inferior menuju ke
nukleus ruber di mesencephalon, dari sini akan keluar serabut-serabut
yang menuju ke basal ganglia, korteks cerebri, atau ke medulla spinalis
melalui traktus rubrospinal.
Serabut-serabut efferent menuju ke formatio reticularis melalui ketiga
pedunculus cerebri.
12
Di serabut eferen dari keempat nuclei cerebelli keluar dari cerebellum
melalui pedunculus cerebelli superior.
Fisiologi Cerebellum
Sistem saraf menggunakan cerebellum mengkoordinasikan fungsi pengatur
motorik pada 3 tingkatan sebagai berikut :
1. Vestibulocerebelum, terdiri dari lobus flokulonodular seleblar kecil dan
bagian vermis yang berdekatan. Fungsinya menyediakan sirkuit neuron
untuk sebagian besar gerakan keseimbangan tubuh.
2. Spinocerebelum, terdiri dari vermis serebelum posterior dan anterior di
tambah zona intermedia yang berdekatan pada kedua sisi vermis. Bagian
ini merupakan airjkuit untuk mengkoordinasikan gerakan-gerkan bagian
distal anggota tubuh khususnya tangan dan jari.
3. Serebroserebelum, terdiri dari zona intermedia. Bagian ini sebenernya
menerima semua inputtnya dari korteks serebri motorik dan korteks
premotorik serta korteks serebri somatosensorik yang berdekatan. Bagian
ini menjalarkan informasi outputnya ke arah atas kembali ke otak,
berfungsi sebagai alat umpan balik bersama dengan seluruh sistem
sensorik, motorik, korteks, serebri untuk merencanakan gerakan voluntar
tubuh dan anggota tubuh yang berurutan, merencanakan semua ini secepat
sepersepuluh detik sebelum gerakan terjadi. Hal ini di sebut pembahasan
motorik gerakan yang akan dilakukan.
Vestibulocerebelum-Berfungsi Bersama Batang Otak Dan Medula Spinalis
Dalam Mengatur Keseimbangan Dan Gerakan Sikap Tubuh.
Selama pengeturan keseimbangan, diperkirakan bahwa informasi baik dari
perifer tubuh maupun aparatus pestibular digunakan oleh sirkuit pengaturan
umpan balik yang khusus guna menyediakan koreksi antisipasi signal motorik
untuk koreksi sikap yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan sewaktu ada
gerakan yang sangat cepat. Termasuk perubahan arah gerakan yang cepat.
13
Spinocerebelum - Pengaturan Umpan Balik Terhadap Geraka-Gerakan
Anggota Tubuh Bagian Distal Melalui Kortex Cerebeli Intermedia Dan Nukleus
Interposisi.
Sistem pengaturan motorik serebral menimbulkan gerakan yang halus dan
terkoordinasi pada otot-otot agonis dan antagonis anggota tubuh bagian distal
untuk melakukan gerakan terpola dengan tujuan tertentu yang bersifat segera.
Tampaknya sereblum membandingkan impuls input dari sistem pengatur motorik
ketika di jalarkan ke zona serebral intermedia melalui traktus korti kontoserbral
dengan perbuatan bagian-bagian tubuh berturut-turut seperti yang dijalarkan
kembali ke sereblum dari daerah perifer. Pada kenyataannya traktus spinoserebal
ventral bahkan menjalarkan kembali suatu salinan efferens dari signal pengatur
motorik (yang sedang terjadi) yang mencapai neuron motorik anterior ke sereblum
dan signal ini juga di integrasikan dengan signal yang tiba dari kumparan otot dan
organ sensorik proprioseptor lainnya, yang pada prinsipnya dijalarkan pada dalam
traktus spino serebral dorsalis
Serebrosereblum- Fungsi Zona Lateral Hemisferium Serebelli Yang Luas
Untuk Merencanakan, Mengurutkan, Dan Menghitung Waktu Gerakan-Gerakan
Kompleks.
Pada manusia, zona lateral kedua hemisferium serebelli terbentuk sangat
sempurna dan sangat pesat. Hal itu sesuai dengan kemampuan manusia untuk
merencanakan dan mengadakan pola gerakan yang berurutan, terutama pada
tangan dan jari, serta untuk bicara. Namun, zona lateral yang luas pada
hemisferium serebelli ini tidak mempunyai informasi masukan langsung dari
bagian perifer tubuh. Juga, hampir semua hubungan antara area lateral serebelli
dan korteks serebri dan tidak berhubungan dengan korteks motorik primer serebri
sendiri, tetapi justru dengan area premotorik dan area asosiasi somatosensosrik
dan area asosiasi primer.
Walaupun demikian, bila ada kerusakan pada bagian lateral hemisferium
serebelli sepanjang nuklei dalam nuklei dentatusnya, dapat terjadi, inkoordinasi
14
yang ekstrim dari gerakan-gerakna kompleks yang bertujuan pada tangan, jari,
kaki, dan alat bicara. Keadaan ini sukar dimengerti karena kurangnya hubungan
langsung antara bagian serebrum ini dengan korteks motorik primer. Namun, dari
penelitian eksperimental diduga bahwa bagian serebrum ini berkaitan dengan dua
aspek pengaturan motorik yang penting tetapi bersifat tidak langsung : 1.
Perencanaan gerakan yang beruntun, 2. Pengaturan waktu dari gerakan yang
beruntun.
Perencanaan gerakan yang beruntun
Perencanaan gerakan yang beruntun membutuhkan perhubungan antara
zona lateral hemisferium dengan bagian premotorik dan bagian sensorik korteks
serebri, dan hal tersebut membutuhkan hubungan timbal balik antara daerah
korteks serebri dengan daerah di ganglia basalis yang berhubungan. Tampaknya
rencana gerakan yang beruntun ini sebenarnya dimulai dari area sensorik dan area
premotorik korteks serebri, dan dari sini rencana dijalarkan ke zona lateral
hemisferium serebeli. Kemudian, terletak di tengah jalur dua arah antara
serebellum dan korteks serebri, terdapat sinyal motorik yang sesuai, yang berguna
untuk menyediakan transisi yang sesuai dari sutu gerakan ke gerakan berikutnya.
Ada suatu observasi yang sangat menarik yang mendukung gambaran ini,
yaitu banyaknya neuron dalam nuklei dentatus serebellum yang memperlihatkan
pola aktifitas untuk gerakan beruntun berikutnya yang belum terjadi sementara
masih ada gerakan yang sedang berlangsung saat itu. Jadi zona serebellum lateral
tampaknya tidak ikut terlibat dalam gerakan yang terjadi pada saat itu tetapi
terlibat dengan apa yang akan terjadi selama gerakan beruntun berikutnya dalam
sepersekian detik atau mungkin dalam hitungan detik berikutnya.
Fungsi pengaturan waktu
Fungsi lain yang penting zona lateral hemisferium serebeli adalah untuk
menetukan waktu yang sesuai pada setiap gerakan selanjutnya. Bila zona lateral
serebeli ini tidak ada seseorang akan kehilangan kemampuan bawah sadar untuk
memperkirakan sebelumnya seberapa jauh bagian-bagian tubuh akan digerakkan
15
pada suatu saat. Bila kemamapuan untuk menentukan waktu ini tidak ada orang
menjadi tidak mampu menentukan kapan gerakan berikutnya dimulai. Akibatnya,
rangkaian gerakan mungkin dimulai terlalu awal atau lebih sering, justru
terlambat. Oleh karena itu, lesi pada zona lateral serebellum menimbulkan ragam
kompleks (seperti yang diperlukan waktu menulis, lari atau berbicara) menjadi
tidak terkoordinasi dan kehilangan kemampuan untuk mengembangkan rangkaian
dari suatu gerakan ke gerakan berikutnya. Lesi serebelar macam ini dikatakan
menyebabkan kegagalan mengembangkan gerakan-gerakan secara lancar.
Fungsi prediktif ekstramotorik serebroserebelum
Serebroserebelum (lobus lateral besar) juga membantu untuk menghitung
waktu peristiwa-peristiwa selain pergerakan tubuh. Contohnya, otak mampu
memprediksi kecepatan pengembangan fenomena auditorik dan fenomena visual;
namun kedua fenomena ini memerlukan partisipasi sereblar. Sebagai contoh,
seseorang dapat memprediksi perubahan gambar visual secepat ia mendekati suatu
objek. Suatu penelitian yang mencolok yang dapat memperagakan peran
serebellum dalam kemampuan ini adalah efek yang terjadi pada pengangkatan
bagian lateral besar serebellum pada seekor monyet. Monyet tersebut kadangkala
menyerang dinding suatu lorong, otaknya keluar dari tempurung kepala karena
tidak mampu meramalkan kapan dirinya akan mencapai dinding tersebut.
Fungsi utama cerebellum :
Cerebellum danggap sebagai head ganglion dari system proprioseptif,
karenanya dia berfungsi :
1. Mengatur tonus otot skelet
2. Mengontrol aktivitas otot sadar
3. Mengatur postur dan keseimbangan tubuh
Untuk memudahkan mengingat struktur dan fungsi cerebellum, maka rujuklah
angka 3 (cerebellar triads) :
16
1. Punya 3 bagian : 2 hemispherum dan 1 vermis
2. Punya 3 lobus : anterior, posterior, dan flocculonodularis
3. Punya 3 bagian fungsional/filogenetik :
- archicerebellum (vestibulocerebellum) : lobus flocculonodularis
- paleocerebellum (spinicerebellum) : lobus anterior, pyramis, uvula
- neocerebellum (cerebrocerebellum) : lobus posterior
4. Punya 3 pasang nuclei :
- nucleus dentatus
- nucleus fastigialis
- nucleus interpositus (nucleus emboliforus dan nucleus globosus)
5. Punya 3 pasang penghubung :
- pedunculus cerebellaris inferior
- peduncullus cerebellaris media
- peduncullus cerebellaris superior
6. Punya 3 akhir dari setiap axon purkinje :
- pada nuclei cerebellum
- pada nuclei vestibullaris
- pada neuron purkinje kontralateral
Daftar pustaka
17
1. ANATOMI CEREBELLUM PENDAHULUAN Gerakan tubuh atau
anggota tubuh yang tepat dan halus selalu membutuhkan koordinasi
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:k_3qhoHZ08gJ:id.scbd.com/doc/38734089/
Cerebellum+cerebellum+dan+gerak&hl=id&client=firefox-
a&gl=id&prmd=imvns&strip=1 diakses tanggal 21 october 2012
2. GUYTON, ARTHUR, C,2007 buku ajar fisiologi kedokteran 2, ECG,
jakarta 10042.
18
top related