tonsilitis kronis eksaserbasi akut

Post on 02-Jan-2016

186 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

TONSILITIS KRONIS EKSASERBASI

AKUT

Oleh :

Dr. Dian Eka Saputra

No. ID dan Nama Peserta : dr.Dian Eka Sputra No. ID dan nama wahana : RSUD Solok

Selatan Topik : Portofolio Bedah Tanggal (kasus): 13 April 2010

Presentant : dr.Dian Eka Saputra Pendamping: dr. Yati Ernawati Tempat presentasi : Aula RSUD Solok Selatan

Objektif presentasi : keilmuan, keterampilan ,tinjauan pustaka, manajemen, Masalah ,anak-anak

Deskripsi : Laki-laki umur 8 tahun, gannguan menelan, tonsil hipertrofi

Tujuan : Dapat menegakkan diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi tonsilitis

Bahan bahasan : Tinjauan pustaka, Kasus

Cara membahas : presentasi&diskusi

Data pasien nama pasien: An. A Usia : 8 tahun Nama klinik : IGD RSUD Solok Selatan

terdaftar sejak: 13 April 2010

Keluhan Utama : Sulit menelan yang semakin meningkat sejak

3 hari yang lalu.

Riwayat penyakit sekarang

Sulit menelan yang semakin meningkat sejak 3 hari yang lalu. Pasien merasa ada yang mengganjal saat menelan. Keadaan seperti ini sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, hingga saat ini sudah kambuh sebanyak ± 4 kali. Sulit menelan ini kadang disertai demam dan nyeri menelan.

Riwayat demam 1 minggu yang lalu. Demam hilang timbul tidak tinggi, tidak menggigil. Telah dibawa ke puskesmas dan diberi obat Amoxicilin, Parasetamol untuk 5 hari. Saat ini pasien tidak demam.

Tidur mengorok ada. Pasien sering terbangun pada malam hari karena sesak nafas.

Nafsu makan menurun sejak sakit. Batuk pilek tidak ada Riwayat mulut berbau dan gigi berlubang tidak ada Riwayat suara serak tidak ada Riwayat nyeri saat menunduk pada dahi, pangkal hidung

dan pipi tidak ada Riwayat terasa cairan mengalir di tenggorokan tidak ada Riwayat keluar cairan dari telinga, nyeri pada telinga

dan telinga terasa penuh tidak ada Pasien sering membeli jajanan es di pinggir jalan Riwayat alergi makanan, obat – obatan tidak ada. Riwayat bersin – bersin pagi hari tidak ada Riwayat

sesak nafas dan nafas berbunyi tidak ada Riwayat mata merah dan sering berair tidak ada

Pasien sudah menderita sakit seperti ini sejak 6 bulan yang lalu. Bila gejala demam dan nyeri menelan ini muncul, pasien dibawa orang tuanya ke puskesmas dan diberi obat Amoxicilin dan Parasetamol untuk 5 hari. Gejala demam dan nyeri menelan hilang, tapi kambuh lagi bila pasien sering minum es.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien sudah menderita sakit seperti ini sejak 6 bulan yang lalu, hingga saat ini sakit sudah kambuh sebanyak 4 kali.

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

Kondisi lingkungan social,kejiwaan dan kebiasaan

Pasien adalah seorang pelajar, tinggal bersama ke-2 orang tua.

Pemeriksaan umum : Keadaan umum : tampak sakit sedang kesadaran : composmentis cooperative,

GCS 15 nadi : 80x/menit. nafas : 20x/menit suhu : 38ºC Berat Badan : 30 kg

Status Internus : Kulit : Teraba hangat Kepala : sianosis sirkum oral (-) Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Thorak

Paru :○ Inspeksi : simetris kanan dan kiri○ Palpasi : fremitus kiri = kanan○ Perkusi : sonor○ Auskultasi : vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/-

Jantung: tidak ditemukan kelainan Abdomen : distensi (-), BU (+) N

Status THT Telinga (AD – AS) : daun telinga tidak ada

kelainan, liang telinga lapang, serumen (+), tanda radang tidak ada, membran timpani utuh, retraksi dan bulging tidak ada. refleks cahaya (+) normal

Hidung : hidung luar deformitas tidak ada, radang tidak ada, vestibulum mukosa tidak hiperemis, sekret tidak ada, konka tidak hiperemis tidak hipertropi, deviasi septum tidak ada, krista – spina tidak ada

Orofaring dan Mulut : palatum mole dan arkus faring simetris, dinding faring merah muda, permukaan rata, tonsil T3-T3, hiperemis, permukaan tidak rata, muara kripti melebar, pseudomembran tidak ada, lidah tidak kotor, simetris

Pemeriksaan Regio Submandibula Inspeksi : Tidak terlihat pembesaran

kelenjar getah bening Palpasi : Tidak teraba

pembesaran kelenjar getah bening submandibula

Diagnosis kerja : Tonsilitis kronis

Tatalaksana : Paracetamol 3x250 mg Amoxicillin 3x250 mg CTM tab 3x2 mg Vit C 3x1 tab Plan : rujuk poli THT RSUD Solok Selatan

untuk penatalaksanaan lebih lanjut ( direncanakan untuk Tonsilektomi)

Tonsilitis Peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian

dari cincin Waldeyer. Biasanya meluas sampai ke daerah adenoid dan

tonsil lingual. Tonsilitis kronis : peradangan setelah serangan

akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis.

Terutama terjadi pada anak-anak Tonsil bisa tampak sehat pada saat serangan. tonsil di luar serangan terlihat membesar disertai

dengan hiperemi ringan yang mengenai pilar anterior dan apabila tonsil ditekan keluar detritus

Etiologi Morrison mengutip Commission on acute respiration

disease bekerja sama dengan Surgeon general of the army America dimana dari 169 kasus didapatkan data sebagai berikut :

25% disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus yang pada masa penyembuhan tampak adanya kenaikan titer Streptokokus antibodi dalam serum penderita.

25% disebabkan oleh Streptokokus golongan lain yang tidak menunjukkan kenaikan titer Streptokokus antibodi dalam serum penderita.

Sisanya adalah Pneumokokus, Stafilokokus, Hemofilus influenza.3

Adapula yang menyatakan etiologi terjadinya tonsilitis sebagai berikut : 2

1.      Streptokokus β hemolitikus Grup A 2.      Hemofilus influenza 3.      Streptokokus pneumonia 4.      Stafilokokus (dengan dehidrasi,

antibiotika) 5.      Tuberkulosis (pada keadaan

immunocompromise).

Faktor Predisposisi 1.      Rangsangan kronis (rokok, makanan) 2.      Higiene mulut yang buruk 3.      Pengaruh cuaca (udara dingin,

lembab, suhu yang berubah-ubah) 4.      Alergi (iritasi kronis dari alergen) 5.      Keadaan umum (kurang gizi, kelelahan

fisik) 6.      Pengobatan tonsilitis akut yang tidak

adekuat.

Patologi Proses keradangan dimulai pada satu atau lebih kripte

tonsil radang berulang epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis proses penyembuhan jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut mengerut kripte akan melebar.

Secara klinis kripte ini akan tampak diisi oleh detritus (akumulasi epitel yang mati, sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripte berupa eksudat berwarna kekuning-kuningan).

Proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris. Pada anak-anak, proses ini akan disertai dengan pembesaran kelenjar submandibula

Klinis rasa sakit (nyeri) yang terus-menerus pada tenggorokan

(odinofagi), nyeri waktu menelan atau ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa kering dan pernafasan berbau.

Pada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari tonsilitis kronis yang mungkin tampak, yakni

1.      Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripte yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti keju.

2.      Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripte yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen

Ukuran tonsil dibagi menjadi :3

T0         : Post tonsilektomi

T1         : Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilaris

T2        : Sudah melewati pilar anterior, belum melewati garis paramedian (pillar posterior)

T3        : Sudah melewati garis paramedian, belum melewati garis median

T4         : Sudah melewati garis median

Diagnosis 1.  Anamnesis

Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus, sakit waktu menelan, nafas bau busuk, malaise, sakit pada sendi, kadang - kadang ada demam dan nyeri pada leher.

2.  Pemeriksaan Fisik

Tonsil membesar, adanya hipertrofi dan jaringan parut. Sebagian kripta mengalami stenosis, tapi eksudat (purulen) dapat diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut.

3. Pemeriksaan Penunjang

Kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil

Diagnosis Banding

1.Penyakit - penyakit dengan pembentukan Pseudomembran atau adanya membran semu yang menutupi tonsil (Tonsilitis membranosa)Tonsilitis difteriAngina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa)Mononukleosis infeksiosa

2.Penyakit kronik faring granulomatus Faringitis tuberkulosa Faringitis luetika Lepra (Lues) Aktinomikosis faring

3.Tumor tonsil

Penatalaksanaan Pengobatan pasti : tonsilektomi. Terapi konservatif yang diberikan adalah antibiotika

spektrum luas seperti penisilin dan eritromisin, juga diberikan antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan

Indikasi tonsilektomi: Serangan tonsilitis >3x/tahun walau telah mendapat terapi

adekuat Tonsil hipertropi yang menimbulkan maloklusi gigi dan

menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial. Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan

sumbatan jalan nafas, sleep apneu, gangguan menelan, gangguan bicara, dan cor pulmonale.

Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.

Nafas bau yang tidak erhasil dengan pengobatan

Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A Streptokokus beta hemolitikus.

Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.

Otitis media efusa/otitis media supratif.

Kontra Indikasi Kontraindikasi relatif Radang akut, termasuk tonsillitis Palatoschizis Poliomyelitis epidemica Umur kurang dari tiga tahun.

Kontraindikasi absolutGangguan hemostasis, leukemia, purpura,

anemia aplastik, ataupun hemofilia.Penyakit sistemis yang tidak terkontrol :

Diabetes melitus, penyakit jantung, dan sebagainya.

KomplikasiKomplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi secara perkontinuitatum

ke daerah sekitar atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil.

1.      Komplikasi sekitar tonsil a.       Peritonsilitis b.      Abses peritonsilar (Quinsy) c.       Abses parafaringeal d.      Abses retrofaring e.       Krista tonsil f.        Tonsilolith (kalkulus dari tonsil)

2.      Komplikasi organ jauh a.       Demam rematik dan penyakit jantung rematik b.      Glomerulonefritis c.       Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis d.      Psoriasis, eritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura e.       Artritis dan fibrositis.

TERIMA K

ASIH

top related