tokoh pembaharuan islam
Post on 17-Feb-2015
100 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan merupakan
pristiwa yang unik dan berlaku hanya sekali dan tidak akan terulang kedua
kalinya. Oleh karena itu, orang yang tidak beradab, berhayal, bahwa masa lalu
tidak perlu dihiraukan lagi. Pandangan ini sungguh sangat keliru, dan cenderung
apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat.
Persoalan peradaban jauh lebih penting dari aspek-aspek yang menjadi
pendorongmunculnya kejayan Islam dalam sejarah terletak pada tingginya
peradaban yang di upayakan melalui ilmu pengetahuan. Adanya dukungan dari
kebijakan politik dan ekonomi dalam memberikan simulasi bagi kegiatan-kegiatan
keilmuan, dapat mendorong berkembangnya tradisi keilmuan bagi siapa saja yang
menghendakinya. Pembahasan sejarah perkembangan peradaban islam yang
sangat panjang dan luas itu tidak bisa dilepaskan dari pembahasan sejarah
perkembangan politiknya. Tidak hanya politik yang menentukan perkembangan
aspek-aspek peradaban tertentu melainkan karena sistem politik dan pemerintah
itu sendiri merupakan salah satu aspek penting dari peradaban.
B. Rumusan, Tujuan, dan Manfaat
Adapun tujuan makalah ini yaitu agar dapat diketahui bagaimana
pembaharuan dalam Islam, siapa saja yang berperan dalam pembaharuan tersebut.
Dan di antara manfaatnya yaitu kita dapat mengetahui pembaharuan Islam dan
tokoh-tokohnya.
1
BAB II
TOKOH PEMBAHARUAN DALAM ISLAM
Pembaharuan dalam Islam mempunyai 2 bentuk:
Pertama, memurnikan agama setelah perjalanannya berabad-abad lamanya
dari hal-hal yang menyimpang dari Al-Quran dan As-Sunnah. Konsekuensinya
tentu saja adalah kembali kepada bagaimana Rasulullah saw. dan para sahabatnya
mengejawantahkan Islam dalam keseharian mereka.
Kedua, memberikan jawaban terhadap setiap persoalan baru yang muncul
dan berbeda dari satu zaman dengan zaman yang lain. Meski harus diingat, bahwa
“memberikan jawaban” sama sekali tidak identik dengan
membolehkan atau menghalalkannya. Intinya adalah bahwa Islam mempunyai
jawaban terhadap hal itu. Berdasarkan ini pula, maka kita dapat memahami bahwa
bidang-bidang pembaharuan itu mencakup seluruh bagian ajaran Islam tidak
hanya fikih, namun juga aqidah, akhlaq dan yang lainnya. Tajdid dapat saja
dilakukan terhadap aqidah, jika aqidah ummat telah mengalami pergeseran dari
yang seharusnya.
Pembaharuan dalam Islam timbul sebagai reaksi dan respon umat Islam
terhadap imperialisme Barat yang telah mendominasi dalam bidang politik dan
budaya pada abad 19. Namun, imperialisme Barat bukamlah satu-satunya faktor
yang menyebabkan adanya pembaharuan dalam Islam. Islam memiliki landasan
teologis yang kuat untuk mengadakan pembaharuan. Selain itu, kondisi internal
umat Islam yang memprihatinkan menjadi faktor utama yang mendorong lahirnya
pembaharuan dalam islam. Dari sekian banyak pembaharuan Islam, diantaranya
adalah :
A. Muhammad Ibn Abd Al-Wahhab
Muhammad Ibn Al-wahhab. Seorang teolog Hambali dan pendiri gerakan
Wahhabiyah, dilahirkan di Uyaina, Nejb pada tahun 1115 H/1703 M. Nama
lengkapnya Abu Abdullah Muhammad ibn Sulaiman bin Ali ibn Muhammad ibn
Ahmad ibn Rasyid At-Tamimi. Kakeknya Sulaiman ibn Muhammad seorang
2
Mufti di Nejd. Ayahnya Abd Al-Ahhab seorang Qodi di Uyaina selama
pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Mu’ammar.
Karir pendidikannya diawali dari bimbingan ayahnya dalam bidang fiqh
Hambali, al-Quran (Tafsir), hadis dan tauhid. Pendidikan yang diterima dari
ayahnya telah menjadi dasar yang kuat bagi ibn Abd Al-Wahhab untuk melakukan
gerakan pemurnian ajaran Islam sampai ke Saudi Arabia.
Gerakan Wahabiyyah lahir di Dari’ah pada tahun 1744 M yang bertujuan
memperbaiki kepincangan-kepincangan, menghapuskan semua kegiatan takhayul
dan kembali pada Islam sejati. Muhammad bin Abd al '-Wahhab juga
menghidupkan kembali minat dalam karya-karya sarjana Islam Ibnu Taymiya,
yang pada gilirannya dipanggil untuk kebangkitan metodologi sahabat sahabat,
para ulama dari tabi'in pengikut dan metodologi dari Imam dari mahzab, seperti
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Al Shafi'ee dan Imam Ahmad bin
Hanbal.
Pemikiran-pemikiran Muhammad Ibn Abd Al-Wahab yang mempunyai
pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di abad ke-19, yaitu :
1. Hanya al-Qur’an dan hadislah yang merupakan sumber asli dari ajaran-
ajaran Islam
2. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
3. Pintu ijtihad terbuka
Ada 2 pengaruh gerakan Wahabiyah terhadap dunia Islam yaitu pertama,
ajaran-ajaran kaum Wahabiyah terutama paham tauhid kembali mempengaruhi
pemikiran dan usaha-usaha pembaharuan pada periode modern dari sejarah Islam,
kedua, sikap teokratik-revolusioner yang ditunjukkan oleh gerakan Wahabiyah
banyak mempengaruhi gerakan militansi yang ada pada abad ke-19. Contoh
gerakan militansi tersebut adalah di India, gerakan yang di pimpin oleh
Syariatullah dan Sayyid Ahmad melawan kesultanan Mughal yang tengah
mengalami kemunduran, kelompok-kelompok Sikh, dan penjajah Inggris.
3
B. Jamaluddin al-Afghani
Jamaluddin Al-Sayyid Muhammad Jamaludin bin Shfdar Al-Afghani, lahir
pada tahun 1254 H/1838 M di sebuah desa As-Adabad dekat kota Konar sebelah
timur kota Kabul Afghanistan. Gelar Al-Sayyid disandangnya karena keluarganya
keturunan Nabi Muhammad saw melalui jalur pakar hadis yang popular yaitu Ali
At-Tumudzi keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Pendidikan Al-Afghani mula-mula di Kabul (tradisional) lalu ke India dan
Hijaz. Kemudian berpetualanh ke India tahun 1896 M hingga ke Eropa, Inggris,
perancis, Mesir, Persia, Rusia dan Turki Usmani hingga sampai ajal
menjemputnya tanggal 9 Maret1897 M di Istambul dalam usia 59 tahun.
Bentuk pengajaran Jamaluddin Al Afghani tersimpul dalam dua
kesimpulan. Pertama beliau menekankan supaya pengajaran agama Islam itu
diperbaiki supaya sesuai dan dapat mengikuti zaman modern dan kedua bertujuan
untuk membebaskan negara-negara Islam di Timur dari cengkaman kekuasaan
Barat. Beliau senantiasa berpendapat bahwa umat Islam telah merosot akhlaknya
dan lemah semangat serta dikuasai oleh hawa nafsu yang buas. Beliau menaruh
keyakinan penuh bahwa kekuasaan negara Barat ke atas negara-negara Islam
adalah amat bahaya dengan keadaan demikian jika umat Islam tidak berubah,
mereka pasti akan menerima nasib yang lebih buruk lagi. Oleh karena itu, umat
Islam hendaknya bangkit untuk mengembalikan agama dan diri mereka sebagai
umat yang mulia lagi terpuji.
Pemikiran politik Al-Afghani ada dua unsur utama : kesatuan dunia Islam
dan popularisme. Doktrin kesatuan politik dunia islam yang dikenal sebagai pan
islamisme di desakkan oleh Al-Afghani sebagai satu-satunya benteng pertahanan
terhadap penduduk dan dominasi asing atas negeri-negeri muslim. Dorongan
populis timbul baik dari pertimbangan akan keadilan intrinsiknya dan dari
kenyataan bahwa suatu pemerintah konstitusional oleh rakyat sajalah yang akan
kuat berdiri, stabil dan merupakan jaminan yang sebenarnya menghadapi
kekuatan dan intrik-intrik asing.
4
C. Muhammad Abduh
Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Abduh ibn Hasan Khairullah. Ia
lahir tahun 1849 di desa Mahallah Nasr, Syubrakhit Al-Buhairah, kurang lebih 15
Km dari kota Damanhur Mesir. Ayahnya bernama Abduh Hasan
khairullah,mempunyai silsilah keturunan bangsa Turki. Ibunya mempunyai
silsilah keturunan orang besar Islam, Umar bin Khattab, khalifah yang kedua.
Pendidikannya mula-mula oleh orang tuanya mengaji sampai hafal al-
quran dalam usia 12 tahun. Selanjutnya keperguruan agama “ Masjid Ahmadi” di
desa thanta dan akhirnya keperguruan tinggi islam “Al-Azhar” Kairo tamat tahun
1877 serta membaktikan diri mengajar di Dar Al-Ulum dan rumahnya sendiri.
Pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh meliputi :
1. Pendidikan, Abduh menentang dualisme pendidikan yang memisahkan
antara pendidikan agama dari pendidikan umum.
2. Politik, Abduh menganggap perlu adanya pembatas kekuasaan suatu
pemerintahan dan perlunya kontrol sosial dari rakyat terhadap penguasa.
3. Taklid dan ijtihad, Abduh mengecam taklid dan menyerukan ijtihad karena
keterbelakangan dan kemunduran Islam disebabkan oleh pandangan dan
sikap jumud dikalangan uamat Islam.
Muhammad Abduh berhasil memasuki pengetahuan umum kedalam
kurikulum Al-Azhar., seperti ilmu ukur, ilmu bumi, matematika dan aljabar.
Pengaruh yang di tinggalkan Abduh pada generasi berikutnya menggerakkan Al-
Azhar untuk menata kembali metode pengajarannya. Pemikiran-pemikirannya
berpengaruh bukan hanya terasa di Mesir, namun bergema kebagian dunia Islam
pada umumnya terutama dunia Arab termasuk Indonesia melalui karangan-
karangan beliau sendiri dan tulisan murid-muridnya.
5
D. Muhammad Rasyid Ridha
Nama lengkapnya adalah Mohammad Rasyid bin Ali Ridha bin
Muhammad Syamsudin bin Muhammad Baharudin bin Mulla Ali Kalifa. Ia lahir
di Al-Qalamun, sebuah desa dekat Tripoli di tepi pantai Mediteranian sebuah
utara Lebanon pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H/23 September 1865 M dan
meninggal pada 23 Jumadil Ula 1354 H/22 Agustus 1935. Pendidikannya dimulai
pada kuttab di Qalamun lalu ke sekolah nasional Usmani, sekolah nasional Islam
Tripoli tahun 18882, dan sekolah agam di Tripoli.
Pemikiran pembaharuan Muhammad Rasyid Rida secara gsris besar dapat
di kelompokakn menjadi 3,yaitu :
1. Keagamaan, menurut Rasyid Rida bahwa kemuduran yang di derita
ummat Islam karena mereka tidak mengamalkan ajaran Islam yang
sebenarnya, mereka telah menyeleweng dari ajaran tersebut. Untuk itu
umat Islam harus dikembalikan pada ajaran Islam yang semestinya dan ia
juga menganjurkan pembaharuan salam bidang hukum yakni penyatuan
madzhab.
2. Pendidikan, Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan
umum dengan ilmu-ilmu agama Islam di sekolah-sekolah.
3. Politik, menurut Rasyid Rida bahwa paham nasionalisme bertentangan
dengan ajaran persaudaraan seluruh umat Islam.
Muhammad Rasid Rida banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaludin Al-
Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwah Al-Wustqa. Majalah
tersebut mendapat sambutan hangat bukan hanya di Mesir atau negara-negara arab
sekitarnya saja, namun sampai ke Eropa bahkan ke Indonesia. Majalah itu
berakhir karena adanya kendala yang di ciptakan para kolonialis eropa.
E. Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1876. Ia berasal dari keluarga
kasta Brahmana Khasmir. Ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenal saleh
adalah guru pertamanya, lalu di masukkan ke maktab untuk mempelajari Al-
6
Quran. Kemudian ke Scottish Mission School mempelajari pelajaran agama,
bahasa Arab, dan bahasa Persia.
Muhammad Iqbal pada tahun 1908 kembali ke Lahore bekerja sebagai
pengacara dan dosen pilsafat. Tahun 1930 ia dipilih menjadi presiden liga muslim.
tahun 1931 dan 1932 ia ikut dalam konferensi meja budar di London membahas
konstitusi baru bagi India. Kemudian beliau jatuh sakit dan meninggal pada
tanggal 20 April 1935.
Pemikiran pembaharuan Muhammad Iqbal secara garis besar terdiri dari 3
bidang, yaitu :
1. Keagamaan, Muhammad Iqbal memandang bahwa kemunduran umat
Islam di sebabkan oleh kebekuan umat Islam dalam pemikiran dan di
tutupnya pintu ijtihad. Oleh karenanya ijtihad di anggap sebagai prinsip
yang dipakai dalam soal gerak dan perubahan dalam hidup sosial manusia
sehingga ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan
Islam.
2. Pendidikan, Muhammad Iqbal tidak menjadikan barat sebagai model
pembaharuannya karena menolak kapitalisme dan imperialisme yang
dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yang
harus diambil umat Islam dari barat hanyalah ilmu ilmu pengetahuannya.
3. Politik, Muhammad Iqbal memandang bahwa India pada hakikatnya
tersusun dari dua bangsa Islam dan Hindu. Umat Islam India harus menuju
pada pembentukan negara tersendiri, terpisah dari negara Hindu di India
sehingga beliau di pandang sebagai bapak Pakistan.
Pemikiran-pemikiran Muhammad Iqbal mempengaruhi dunia Islam pada
umumnya, terutama dalam pembaharuan di India. Ia menimbulkan paham
dinamisme dikalanagan umat Islam India dan menunjukan jalan yang harus
mereka tempuh untuk masa depan agar umat Islam minoritas di anak benua itu
dapat bertahan hidup dari tekanan luar dengan terwujudnya republik Pakistan.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kondisi internal umat islam yang memprihatinkan menjadi faktor utama
yang mendorong lahirnya pembaharuan dalam islam. Pembaharuan dalam Islam
mempunyai dua bentuk: Pertama, memurnikan agama -setelah perjalanannya
berabad-abad lamanya- dari hal-hal yang menyimpang dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Kedua, memberikan jawaban terhadap setiap persoalan baru yang
muncul dan berbeda dari satu zaman dengan zaman yang lain.
Dari sekian banyak pembaharuan Islam, diantaranya adalah:
1. Muhammad Ibn Abd Al-Wahhab
2. Jamaludin al-Afghani
3. Muhammad Abduh
4. Muhammad Rasyid Rida
5. Muhammad Iqbal
8
DAFTAR PUSTAKA
Suntiah, Ratu dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam. 2010. Bandung : CV. Insan
Mandiri
Asmuni, Yusran. 1998. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan
Dalam dunia Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://www.wahdah.or.id/wis
http://www.jomlayan.com/mybb/jamaluddin-al-afghani-t-3151.html
9
top related