tingkat efektivitas pelayanan pembuatan paspor …repository.fisip-untirta.ac.id/1011/1/tingkat...
Post on 21-Mar-2019
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TINGKAT EFEKTIVITAS PELAYANAN
PEMBUATAN PASPOR ONLINE DI KANTOR
IMIGRASI KELAS I SERANG PROVINSI BANTEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik
Oleh :
GALIH HIDAYAT R
NIM 6661120412
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, APRIL 2018
ABSTRAK
Galih Hidayat Ramadhan. NIM 6661120412. Skripsi. Tingkat Efektivitas
Pelayanan Pembuatan Paspor Online Di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Provinsi Banten, Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I,
Kandung Sapto N., M.Si., Pembimbing II, Riny Handayani, M.Si.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah terbatasnya kuota pemohon paspor
online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang karena tidak sebanding dengan pemohon
paspor yang begitu banyak serta kurangnya sosialisasi dan informasi mengenai
pembuatan paspor secara online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas
pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Dengan
menggunakan teori efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005) yang
terdiri dari 4 indikator, yaitu ; pencapaian target, kemampuan adaptasi
(fleksibilitas), kepuasan kerja dan tanggung jawab. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif deskriptif. Dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara
menyebar kuesioner. Sample pada penelitian ini berjumlah 97 orang dengan taraf
kesalahan 10% menggunakan teknik Sampling Insidental. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa persentase Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor
Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten menghasilkan 73,96%
dari angka minimal yaitu 70% hal ini dapat dikatakan berjalan dengan efektif.
Saran dari peneliti adalah lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat, terutama dalam hal perbaikan sarana dan prasarana, meningkatkan
jumlah pegawai, lebih meningkatkan sosialisasi mengenai prosedur pembuatan
paspor secara online, menambah kuota pemohon paspor online yang ditiap
harinya dirasa kurang, dan meningkatkan kualitas jaringan, agar mempermudah
masyarakat dalam mengakses website.
Kata Kunci : Paspor Online, Efektivitas, Pelayanan Publik
ABSTRACT
Galih Hidayat Ramadhan. 6661120412. Undergraduate Thesis. Effectiveness
Level of Online Passport Application Service at Class I Immigration Office
Serang, Banten. Department of Public Administration, Faculty of Social and
Political Sciences, Sultan Ageng Tirtayasa University. Advisor I, Kandung
Sapto N., M.Si., Advisor II, Riny Handayani, M.Si.
The problem of research is the limited online passport applicant quota at the
Class I Immigration Office Serang because it is not comparable to the many
passport applicants and the lack of socialization and information regarding the
making of passports online at the Class I Immigration Office Serang. The aim of
this research is to find out how much the effectiveness level of online passport
applicaton at the Immigration Office Class I Serang. By using the theory of
effectiveness according to Hessel Nogi Tangkilisan (2005) which consists of 4
indicators, namely; achievement of targets, adaptability (flexibility), job
satisfaction and responsibility. This research used descriptive quantitative
method. Data collected by distributing questionnaire. Sample in this research
amounted to 97 people with a level of error of 10% used the technique of
Incidental Sampling. The results of this research indicated that the percentage of
Level Effectiveness of Online Passport Application Service at Class I Immigration
Office Serang Banten Province produced 73.96% of the minimum number of 70%
this can be said to run effectively. Researchers suggestion to improve the quality
of service to the community, especially improvement of facilities and
infrastructure, increase the number of employees, improve the socialization of the
procedure of passports online application, increase the quota of applicants online
passport, and improve network quality, facilitate the public in accessing the
website.
Keywords : Passport Online, Effectiveness, Public Service
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang ber-tandatangan di barna}r ini :
Narna
NIN4
Tempat tanggal lahir
Progam Studi
Galih Hidayat Ramadhan
6661120412
Sukabumi. 7 Februari 1995
Administrasi Publik
Meny'atakan skrispi yang berjudul TNGKAT EFEKI'MTAS PELAYANAN
PEMBUATAN PASPOR OI'TZT\,,8 DI KANTOR IMIGR{SI KELAS I SERANG
PROVINSI BANTEN adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber -vang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di
kernudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar
kesarjanaann saya dapat dicabut.
Serang. Maret 2018
NIM.6661120412
Nama
NIM
Judul Skripsi
LEMBAR PERSETUЛ AN
:Galih Hidayat L轍山腱
:6661120412
:TINGKAT EFEFF― AS PELAYANAN PEMBUATAN
PASPOR」孵助nEDEKANrORIMICMIICLASI
SERANC PROVINSI…
Serang, 12 Maret 2018
Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan
Menyetujui.
Mengetahui,
Pembimbing Ⅱ
NIP:197601062006042007
NIP:197108242005011002
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIKFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
NalnaNIM
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
:Galih Hidayat Ramadhan
:6661120412Judul Sttpsi :TINGKAT EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN
PASPOR θⅣιttLDI KANTOR IMIGRASI KELAS I SERANGPROVINSI BANTEN
Telah Ditti di Hadapan Dewtt Penttji Sidang Skripsi di Serang,tangga1 09Apri1 2018 dan dinyatakan LULUS.
Ketua Peng町 1:
Drs.Hasuri Waseh,M.Si
NIP。 1962020320001002
Anggo● :
Rおwandao Ph.D
NIP.198101122008121001
Anggota:
KanduttE Santo N..M.Si
NIP.197809182005011002
Mengetahui,
Tirtayasa 曲
プ
nA《
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Atas berkat rahmat, karunia
dan ridho-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk melaksanakan penelitian pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik dengan judul “Tingkat Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi
Banten”. Hasil skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang
selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati,
peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2. Bapak Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, M.Si, sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Nurokhman, S.Sos., M.Si, sebagai Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto N., M.Si., sebagai sebagai Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., sebagai Ketua Program Studi
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si., sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
ii
8. Bapak Kandung Sapto N., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Ibu Riny Handayani, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
10. Ibu Yeni Widyastuti, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik Program Studi
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
11. Bapak Oman Zamroni S.H, Kepala Urusan Kepegawaian Kantor Imigrasi
Kelas I Serang yang telah banyak memberikan bantuan kepada peneliti
dalam mencari data yang dibutuhkan.
12. Ayah dan Ibu yang tidak pernah lelah untuk membantu dengan semangat
serta doanya setiap hari sehingga membantu dalam proses penyusunan
skripsi.
13. Mbak Santi Nurmayanti yang selalu menemani, membantu dan
memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi.
14. Untuk Seluruh Keluarga Serikat Eksekutif Muda Untirta (SEMUT) yang
telah memberikan dukungan dan motivasi untuk peneliti.
15. Keluarga Geng paket hemat (Fani, Dian, Utut dan Dilon), team Coboy
Senior ( Paman Ridwan, Kak Akmal, Kak Step, Tante Angel dan Kak
Napi), Prajurit Samurai Wahyu (Wahyu, Senja, Dika, Epoy, Santi, Yandi,
Jarot, Suryacitah, Fawaz, Umam dan Pekah), Tanteku yg lain Lulu, Fufu,
Himma dan Kawan-kawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa angkatan
2012 yang saling membantu semoga sehat dan sukses selalu.
Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
penelitian yang akan penulis lakukan. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
iii
Ucapan terima kasih tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu, memotivasi, dan mengilhami usaha pembuatan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Serang, Maret 2018
Penulis
Galih Hidayat Ramadhan
NIM. 6661120412
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR DIAGRAM................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 16
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 16
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 17
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 17
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 17
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 18
BAB II KAJIAN TEORI DAN HOPOTESIS PENELITIAN ....................... 24
2.1 Deskripsi Teori ........................................................................................ 24
2.1.1 Pengertian Efektivitas ..................................................................... 24
2.1.2 Indikator Efektivitas ........................................................................ 29
v
2.2 Pengertian Pelayanan Publik ................................................................... 31
2.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Publik ................................................ 36
2.2.2 Faktor Pendukung Pelayanan Publik .............................................. 38
2.2.3 Standar Pelayanan Publik ............................................................... 43
2.3 Konsep Paspor Online ............................................................................. 45
2.3.1 Alur Pembuatan Paspor Online....................................................... 46
2.3.2 Macam-macam Paspor di Indonesia ............................................... 48
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Paspor Online dengan Paspor Manual 51
2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 52
2.5 Kerangka Berfikir .................................................................................... 54
2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 58
3.1 Metode Penelitian .................................................................................... 58
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 59
3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 59
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................. 60
3.4.1 Definisi Konsep .............................................................................. 60
3.4.2 Definisi Operasional ....................................................................... 60
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................ 62
3.6 Jenis Data ................................................................................................. 64
3.7 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 65
3.8 Populasi .................................................................................................... 66
3.9 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ................................................... 68
3.9.1 Uji Validitas ................................................................................... 69
3.9.2 Uji Reliabilitas ............................................................................... 71
3.9.3 Uji T-test ........................................................................................ 72
vi
3.10 Jadwal Penelitian .................................................................................... 73
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 74
4.1 Deskripsi Objek Penelitian........................................................................ 74
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Serang............................ 74
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Serang............................... . 75
4.1.3 Wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang............................... 75
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Serang.............. 78
4.1.5 Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang........................................... 81
4.1.6 Komposisi Sumber Daya Manusia.................................................. 81
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik................................................................. 82
4.2.1 Uji Validitas.................................................................................... 82
4.2.2 Uji Reabilitas.................................................................................... 84
4.2.3 Pengujian Hipotesis......................................................................... 85
4.3 Deskripsi Data........................................................................................... 88
4.3.1 Identitas Responden......................................................................... 88
4.3.2 Analisis Data.................................................................................... 90
4.3.2.1 Pencapaian Target............................................................... 91
4.3.2.2 Kemampuan Adaptasi......................................................... 108
4.3.2.3 Kepuasan Kerja................................................................... 117
4.3.2.4 Tanggung Jawab................................................................. 145
4.4 Interpresati Hasil Penelitian...................................................................... 166
4.5 Pembahasan............................................................................................... 167
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 178
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 178
5.2 Saran.......................................................................................................... 178
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xvii
vii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Statistik Pelayanan Keimigrasian (paspor) Tahun 2016 ............... 9
Tabel 1.2 Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Manual (walk in)
Tahun 2014 – 2016 ....................................................................... 10
Tabel 1.3 Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Online Tahun 2014-2016 11
Tabel 3.1 Skor dalam Penelitian .................................................................... 63
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ...................................................................... 63
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................... 73
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Penelitian ...................................... 82
Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas Instrument....................................................... 84
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................... 89
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.................................... 89
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Efektivitas ................................................................. 26
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian ...................................................... 56
Gambar 4.1 Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang........................... 75
ix
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Kantor Imigrasi Aktif
Dalam Mensosialisasikan Informasi Mengenai Pembuatan
Paspor Online. .............................................................................. 91
Diagram 4.2 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Tidak Perlu
Antri Lama Untuk Membuat Paspor............................................... 92
Diagram 4.3 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Mengetahui Alur
Pembuatan Paspor........................................................................ 93
Diagram 4.4 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pelayanan Pembuatan
Paspor Di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Sesuai Dengan Alur
Yang Berlaku................................................................................. 95
Diagram 4.5 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Alur Pelayanan Pembuatan
Paspor Mudah Dipahami Oleh Masyrakat...................................... 96
Diagram 4.6 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Kepahaman Pemohon
Mengenai Alur Pembuatan Paspor................................................. 97
Diagram 4.7 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Persyaratan Pembuatan
Paspor Mudah Dipahami Oleh Masyarakat..................................... 98
Diagram 4.8 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Persyaratan Pembuatan
Paspor Mudah Dipenuhi Oleh Masyarakat.................................... 99
Diagram 4.9 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Tersedianya Informasi
Mengenai Pembuatan Paspor Online Di Website Kantor
Imigrasi Kelas I Serang............................................................... 100
x
Diagram 4.10 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Tersedianya Informasi
Mengenai Pembuatan Paspor Online Dikantor Imigrasi.............. 102
Diagram 4.11 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Informasi Yang Diberikan
Oleh Pegawai Mudah Dipahami Oleh Masyarakat...................... 103
Diagram 4.12 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Informasi Yang Tertulis
Di Website Imigrasi Mudah Dipahami Oleh Masyarakat............. 104
Diagram 4.13 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Pengumuman
Tentang Batas Kuota Pemohon Paspor Di Ruang Pelayanan........ 105
Diagram 4.14 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Mudah Dalam
Mengakses Website Kantor Imigrasi Kelas I Serang.................... 106
Diagram 4.15 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Desain Website Kantor
Imigrasi Kelas I Serang Bagus Dan Mudah Dipahami
Oleh Masyrakat.............................................................................. 107
Diagram 4.16 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Mampu
Menggunakan Teknologi Yang Ada Dalam Memberikan
Pelayanan Kepada Masyarakat...................................................... 108
Diagram 4.17 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Pandai Dan Cepat
Dalam Mengoperasikan Alat Untuk Mengupload Data Pemohon.. 109
Diagram 4.18 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Menjawab
Dengan Baik Setiap Masalah Atau Komplain Dari Masyarakat..... 110
Diagram 4.19 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Menerima Setiap
Komplain Yang Ada Dari Pemohon Paspor................................... 111
Diagram 4.20 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu
Menjelaskan Kepada Masyarakat Apabila Ada Yang
Kurang Dimengerti Oleh Masyarakat.......................................... 112
Diagram 4.21 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Kotak Layanan
Pengaduan Mengenai Pelayanan Pegawai Kantor Imigrasi.......... 114
xi
Diagram 4.22 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Mengedepankan
Kepentingan Masyarakat Yang Hendak Melakukan Kegiatan
Pelayanan Paspor Dibandingkan Kepentingan Pribadinya............ 115
Diagram 4.23 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak
Mengerjakan Hal Yang Lain Pada Saat Melayani
Pemohon Paspor............................................................................ 116
Diagram 4.24 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Bekerja Sesuai
Jam Operasional Pelayanan Yang Berlaku................................... 117
Diagram 4.25 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Berada
Diloket Pelayanan Ketika Jam Kerja............................................. 118
Diagram 4.26 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Yang
Memberikan Pelayanan Dapat Diandalkan................................... 120
Diagram 4.27 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Siap Siaga
Dalam Memberikan Pelayanan.................................................... 121
Diagram 4.28 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak Menunda-
Nunda Saat Melakukan Pelayanan................................................ 122
Diagram 4.29 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Teliti Dalam
Memeriksa Berkas Pemohon Paspor............................................ 123
Diagram 4.30 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak Pilih
Kasih Dalam Memberikan Pelayanan.......................................... 124
Diagram 4.31 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Perlakuan Pegawai
Dalam Memberikan Pelayanan Tidak Diskriminatif................... 126
Diagram 4.32 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Bekerja Secara
Cekatan Dalam Memberikan Pelayanan...................................... 137
Diagram 4.33 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Merasa Puas
xii
Terhadap Cara Bekerja Pegawai Dalam Memberikan
Pelayanan..................................................................................... 128
Diagram 4.34 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Tersenyum,
Memberikan Salam Dan Menyapa Kepada Masyarakat............... 129
Diagram 4.35 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Selalu Bersikap
Sopan Dan Santun Dalam Memberikan Pelayanan
Kepada Masyarakat.................................................................... 131
Diagram 4.36 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Ramah Ketika
Memberikan Pelayanan.............................................................. 132
Diagram 4.37 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pegawai Tidak
Menggunakan Kata-Kata Kasar Ketika Melayani Masyarakat..... 133
Diagram 4.38 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Lokasi Kantor Imigrasi
Kelas I Serang Mudah Dijangkau Oleh Masyarakat..................... 134
Diagram 4.39 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Akses Jalan Menuju Kantor
Imigrasi Mudah Dijangkau Oleh Masyarakat............................... 135
Diagram 4.40 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Fasilitas Ruang Tunggu
Yang Memadai Bagi Masyarakat................................................. 136
Diagram 4.41 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman
Dengan Ruang Tunggu Yang Telah Disediakan.......................... 137
Diagram 4.42 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Tempat Pengisian Formulir
Yang Memadai Bagi Masyarakat................................................. 138
Diagram 4.43 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman
Dengan Tempat Pengisian Formulir Yang Telah Disediakan...... 140
Diagram 4.44 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Ketersediaan Fasilitas
Tempat Parkir Bagi Masyarakat................................................... 141
Diagram 4.45 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman
xiii
Dengan Tempat Parkir Yang Telah Disediakan.......................... 142
Diagram 4.46 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Ketersediaan Fasilitas
Toilet Yang Memadai Bagi Masyarakat...................................... 143
Diagram 4.47 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Nyaman
Dengan Toilet Yang Telah Disediakan....................................... 144
Diagram 4.48 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Mendapatkan
Kompensasi (Uang Kembali) Apabila Salah Dalam
Mengupload Data Di Website Kantor Imigrasi Kelas I Serang.. 146
Diagram 4.49 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Toleransi Apabila Salah
Dalam Mengisi Data Di Website Kantor Imigrasi Kelas I
Serang.......................................................................................... 147
Diagram 4.50 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Data Yang Diupload
Dengan Data Yang Dilampirkan Sesuai Dengan Persyaratan
Pembuatan Paspor....................................................................... 148
Diagram 4.51 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Mendapatkan Penjelasan
Apabila Data Yang Diupload Dengan Data Yang Dilampirkan
Tidak Sesuai Dengan Persyaratan Pembuatan Paspor................. 149
Diagram 4.52 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Waktu Proses Pengurusan
Paspor Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku.......................... 150
Diagram 4.53 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Waktu Proses Pengurusan
Paspor Dianggap Wajar Oleh Pemohon Paspor........................... 151
Diagram 4.54 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Penyelesaian Atau
Penerbitan Paspor Tepat Waktu................................................... 152
Diagram 4.55 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Mengetahui
Jangka Waktu Penerbitan Paspor................................................ 153
Diagram 4.56 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Biaya Yang Ditetapkan
Oleh Kantor Imigrasi Sudah Wajar............................................ 154
xiv
Diagram 4.57 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Masyarakat Mengetahui
Rincian Biaya Pembuatan Paspor............................................... 155
Diagram 4.58 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Biaya Yang Dikeluarkan
Masyarakat Sebanding Dengan Kualitas Paspor......................... 156
Diagram 4.59 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Paspor Merasa
Puas Dengan Biaya Yang Dikeluarkan Karena Sebanding
Dengan Kualitas Paspor............................................................. 157
Diagram 4.60 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Kesesuaian Biaya Yang
Dibayar Dengan Biaya Yang Telah Ditetapkan.......................... 158
Diagram 4.61 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Penjelasan
Apabila Biaya Yang Dibayar Dengan Biaya Yang Telah
Ditetapkan Tidak Sesuai............................................................. 159
Diagram 4.62 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Terdapat Biaya
Tambahan Diluar Dari Ketentuan Yang Telah Ditetapkan........ 160
Diagram 4.63 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Adanya Pihak Yang
Meminta Biaya Tambahan Diluar Dari Ketentuan Yang
Telah Ditetapkan........................................................................ 161
Diagram 4.64 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Paspor Yang Diterbitkan
Sesuai Dengan Identitas Pemohon Paspor................................. 162
Diagram 4.65 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Pemohon Paspor Merasa
Puas Terhadap Paspor Yang Diterbitkan Karena Sesuai
Dengan Identitas Pemohon Paspor............................................. 163
Diagram 4.66 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Keberadaan Petugas
Keamanan Sebagai Salah Satu Bentuk Kantor Imigrasi
Serang Dalam Menjaga Keamanan Diwilayah Kantor.............. 164
xv
Diagram 4.67 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Keberadaan Petugas
Keamanan Membantu Pemohon Ketika Datang Ke Kantor
Imigrasi Kelas I Serang.............................................................. 165
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Struktur Organisasi
Lampiran 3 Alur Paspor Online
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Penghitungan Spss
Lampiran 6 Tabel Jawaban Responden
Lampiran 7 Dokumentasi Lapangan
Lampiran 8 Website Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Lampiran 9 Daftar Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas pelayanan publik yang di selenggarakan
instansi
pemerintahan kini semakin mengemuka, bahkan menjadi tuntutan
masyarakat. Di negara-negara berkembang dapat kita lihat mutu pelayanan
publik merupakan masalah yang sering muncul, karena pada negara
berkembang umumnya permintaan akan pelayanan jauh melebihi
kemampuan pemerintah untuk memenuhinya sehingga persoalan yang
sering dikritisi masyarakat atau para penerima layanan adalah persepsi
terhadap “kualitas” yang melekat pada seluruh aspek pelayanan. Karena
itu pemerintah harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,
terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar
masyarakat. Dengan kata lain, seluruh kepentingan yang menyangkut hajat
hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya suatu pelayanan. Seiring
dengan perkembangan, fungsi pemerintahan pun ikut berkembang, dulu
fungsi pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan
tetapi pemerintah tidak hanya melaksanakan Undang-Undang tetapi
berfungsi juga untuk merealisasikan tujuan negara dan menyelenggarakan
kepentingan umum. Perubahan paradigma pemerintahan dari penguasa
2
menjadi pelayanan masyarakat, pada dasarnya pemerintah berkeinginan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.
Sampai saat ini pelayanan publik masih ditemukan adanya prosedur
yang begitu sulit ketika kita harus melakukan perizinan tertentu, biaya
yang tidak transparan serta terjadinya praktek pungutan liar, hal itu
menjadikan rendahnya kualitas pelayanan publik oleh aparatur pemerintah
di mata masyarakat Indonesia. Dengan adanya pungutan liar dan oknum
aparat yang melakukan penyalahgunaan wewenang dan panjangnya
birokrasi pelayanan di Indonesia, maka dapat berdampak pada turunnya
kepercayaan publik masyarakat dan citra pemerintahan di mata
masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang di selenggarakan
instansi
pemerintahan kini semakin mengemuka, bahkan menjadi tuntutan
masyarakat. Di negara-negara berkembang dapat kita lihat mutu pelayanan
publik merupakan masalah yang sering muncul, karena pada negara
berkembang umumnya permintaan akan pelayanan jauh melebihi
kemampuan pemerintah untuk memenuhinya sehingga persoalan yang
sering dikritisi masyarakat atau para penerima layanan adalah persepsi
terhadap “kualitas” yang melekat pada seluruh aspek pelayanan. Karena
itu pemerintah harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Hal tersebut tentunya sangat memerlukan perhatian yang besar dari
pemerintah. Seharusnya birokrasi dalam penyelenggara pelayanan publik
itu mempermudah bagi setiap masyarakat. Pemerintah yang memiliki
3
fungsi
sebagai penyelenggara pelayanan publik dan seiring dengan tuntutan
perkembangan sudah menjadi keharusan pemerintah melakukan perbaikan
dalam pelayanan publik tersebut.
Masyarakat setiap waktu menuntut pelayanan publik yang
berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai
dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi
selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal dan melelahkan.
Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan
sebagai pihak yang “melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu, pada
dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan mengembalikan
dan mendudukkan ”pelayan” dan yang ”dilayani” ke pengertian yang
sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada masyarakat
umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara,
meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan
masyarakat yang mendirikannya. Artinya, birokrat sesungguhnya haruslah
memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat, dalam (Sinambela,
2011:4)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
4
penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan pelayanan
barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk melayani
masyarakat, pelayanan publik yang ada di Indonesia meliputi ; pendidikan,
pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan
informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.
Salah satu pelayanan publik di Indonesia dalam bidang jasa yaitu
pembuatan paspor. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian, paspor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara Indonesia untuk
melakukan perjalanan antar negara yang berlaku selama jangka waktu
tertentu.
Undang-Undang yang membahas mengenai pembuatan paspor di
Indonesia di atur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian yang menyatakan, “Keimigrasian adalah hal ihwal lalu
lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.”
Sehingga menurut UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian,
Keimigrasian dilaksanakan dengan fungsi, “Pertama, untuk melaksanakan
fungsi Keimigrasian, Pemerintah menetapkan kebijakan Keimigrasian;
Kedua, kebijakan Keimigrasian dilaksanakan oleh Menteri; Ketiga, fungsi
Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan Wilayah Indonesia
dilaksanakan oleh pejabat Imigrasi yang meliputi tempat pemeriksaan
5
imigrasi dan pos lintas batas.” (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian).
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian menyatakan bahwa Bab IV mengenai Dokumen
Perjalanan Republik Indonesia pada pasal 24 ayat (1) ; “Dokumen
Perjalanan Republik Indonesia terdiri atas: Paspor dan Surat Perjalanan
Laksana Paspor.” Ayat (2) ; “Paspor terdiri atas: a. Diplomatik, b.
Paspor Dinas, dan c. Paspor Biasa.” Pada pasal 26 Ayat (1) ; “Paspor
biasa diterbitkan untuk warga negara Indonesia.” Ayat (2) ; “Paspor
biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Menteri atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.” Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, Bagian
Kedua mengenai Persyaratan dan Tata cara pemberian dokumen
perjalanan Republik Indonesia pada Paragraf 3 Pasal 48 Ayat (1) ; “Paspor
biasa terdiri atas: a. Paspor biasa elektronik dan b. Paspor biasa non
elektronik.” Ayat (2) ; “Paspor sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
diterbitkan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian.” Sehingga paspor adalah Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia terdiri atas ; Paspor dan Surat Perjalanan Laksana Paspor.
Paspor ini diterbitkan untuk warga negara Indonesia dan paspor biasa
terdiri atas paspor biasa elektronik dan paspor biasa non elektronik.
6
Untuk mendukung pelaksanaan pembuatan paspor online di
Indonesia, pemerintah mengeluarkan beberapa Undang – Undang atau
peraturan mengenai paspor. Beberapa payung hukum yang berkaitan
dengan Surat Perjalanan Republik Indonesia khususnya paspor
diantaranya; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 Tentang Keimigrasian; dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Keimigrasian dan
Angka Kreditnya.
Dalam hukum keimigrasian setiap orang yang melakukan perjalanan
antar negara diharuskan memiliki dokumen perjalanan yang diterbitkan
oleh negara. Dokumen perjalanan yang ada di Indonesia diantaranya;
Paspor Diplomatik, Paspor Dinas, Paspor Biasa, Surat Perjalanan Laksana
Paspor untuk Warga Negara Indonesia, Surat Perjalanan Laksana Paspor
untuk Orang Asing, Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas,
Visa Diplomatik, Visa Dinas, Visa Kunjungan, dan Visa Tinggal Terbatas.
Dokumen perjalanan yang biasanya digunakan oleh masyarakat umum
atau Warga Negara Indonesia ialah Paspor Biasa, Visa Kunjungan, dan
Visa Tinggal Terbatas.
Paspor Biasa adalah adalah dokumen resmi yang dikeluarkan
aparatur atau pejabat dari suatu negara yang memuat identitas
7
pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Di
Indonesia terdapat dua jenis paspor yang berlaku, yakni ; paspor biasa
elektronik dan paspor biasa nonelektronik. Visa kunjungan diberikan
kepada Orang Asing yang akan melakukan perjalanan ke Wilayah
Indonesia dalam rangka kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial
budaya, pariwisata, bisnis, keluarga, jurnalistik, atau singgah untuk
meneruskan perjalanan ke negara lain. Visa Tinggal Terbatas diberikan
kepada Orang Asing sebagai rohaniawan, tenaga ahli, pekerja, peneliti,
pelajar, investor, lanjut usia, dan keluarganya, serta Orang Asing yang
kawin secara sah dengan warga negara Indonesia, yang akan melakukan
perjalanan ke Wilayah Indonesia untuk bertempat tinggal dalam jangka
waktu yang terbatas atau dalam rangka bergabung untuk bekerja di atas
kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan
nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia.( imigrasi.go.id : 2013)
Menurut Kepala Urusan Kepegawaian Kantor Imigrasi Kelas I
Serang, perbedaan Paspor Biasa Elektronik dengan Paspor Biasa
Nonelektronik adalah chip yang terdapat di Paspor Biasa Elektronik. Data
di paspor biasa elektronik itu lebih lengkap dan akurat dari paspor biasa
non elektronik. Kalau di paspor biasa non elektronik datanya hanya
berisikan data pemilik paspor itu berbeda dengan paspor biasa elektronik
yang datanya lengkap dan akurat meliputi data biometrik. Data biometrik
merupakan data-data seperti sidik jari dan bentuk wajah pemilik paspor
8
yang bisa dikenali dengan cara pemindaian. Data biometrik di dalam
paspor biasa elektronik sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
International Civil Aviation Organization (ICAO) dan telah digunakan di
beberapa negara seperti; Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Inggris,
Jepang, Selandia Baru dan Swedia.
Dengan adanya data biometrik dan chip di paspor biasa elektronik
maka akan sulit untuk dipalsukannya data pemilik paspor sehingga lebih
aman berbeda dengan paspor biasa non elektronik yang rentan untuk
dipalsukan. Untuk pemilik paspor biasa elektronik memiliki kelebihan
dibandingkan dengan paspor biasa non elektronik yakni cara membaca
paspor biasa elektronik cukup dengan dipindai saja beda dengan paspor
biasa non elektronik yang harus dibuka perhalaman. Selain itu,
dipermudahkannya mendapatkan persetujuan visa kunjungan bagi
pemegang paspor biasa elektronik karena data pemilik paspor itu sangat
akurat dan valid serta sangat mudah diverifikasi langsung oleh kedutaan
negara yang akan didatangi.
Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terbentuk
pada tahun 2000. Awalnya Provinsi Banten ialah bagian dari Provinsi
Jawa Barat. Provinsi Banten memiliki 4 Kota, 4 Kabupaten, 155
Kecamatan dan 1551 Desa/Kelurahan. Provinsi Banten mempunyai Tiga
kantor imigrasi yang masing-masing terletak di Kota Tangerang, Kota
Serang dan Kota Cilegon. Kantor Imigrasi Kelas I Serang adalah UPT
Keimigrasian yang terletak di Ibu Kota Provinsi Banten yang memiliki
9
peranan penting. Tugas pokok dan fungsi kantor imigrasi kelas I Serang
adalah untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten di bidang keimigrasian di
wilayah kabupaten dan kota Serang. Dalam hal pelayanan kepada
masyarakat atau publik dalam hal pengurusan seperti ; dokumen
perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan status, intelijen, penyidikan,
penindakan, lintas batas, dan kerjasama luar negeri serta sistem informasi
keimigrasian. Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, transportasi
dan perekonomian, permintaan Surat Perjalanan Republik Indonesia
(SPRI) atau paspor semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 1.1
Statistik Pelayanan Keimigrasian (paspor) Tahun 2016
Jenis Paspor Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Manual (Walk
In)
48 Halaman
1.309 1.654 2.068 1.227 1.055 1.364 846 1.756 885 1.371 1.188 1.429
24 Halaman
46 43 49 62 12 16 8 9 10 59 91 51
Online
48 Halaman
268 251 218 318 220 204 185 302 227 162 235 286
24 Halaman
23 25 19 17 2 5 0 3 0 11 8 20
Sumber : (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas I Serang, 2017)
Berdasarkan tabel 1.1 di atas permohonan permintaan pembuatan
paspor cenderung stabil yaitu di bulan januari menerbitkan paspor
sebanyak 1646 paspor, lalu di bulan februari naik menjadi 1973 paspor,
kemudian di bulan Maret naik menjadi 2.354 paspor, pada bulan april
10
turun menjadi 1.624 paspor, dibulan Mei sedikit menurun dari bulan
sebelumnya menjadi 1.289 paspor, dibulan selanjutnya yakni bulan Juni
naik menjadi 1.589 paspor, dibulan Juli menurun menjadi 1.039 paspor,
dibulan Agustus naik angka penerbitan paspor menjadi 2.070 paspor,
namun seikit menururn di bulan September menjadi 1.122 paspor, bulan
selanjutnya naik menjadi 1.597 paspor pada bulan Oktober, sempat turun
sedikit pada bulan November sebanyak 1.542 paspor dan diakhir tahun
naik menjadi 1.786 paspor yang terbit pada bulan Desember tahun 2016.
Dengan demikian permintaan permohonan paspor dari masyarakat di
setiap bulannya yang mencapai ribuan pemohon untuk membuat paspor.
Selain Statistik pelayanan paspor di tahun 2016, berikut statistik pelayanan
paspor Manual (walk in) dan paspor online dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016.
Tabel 1.2
Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Manual (walk in)
Tahun 2014 - 2016
11
Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang, 2017)
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa tingginya
pemohon pelayanan pembuatan paspor manual (walk in) dari tahun 2014
sampai dengan 2016. Penilaian itu bisa dilihat dari naiknya jumlah
permohon pembuatan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau
paspor tiap tahunnya dari tahun 2014 dengan jumlah 8.656 paspor,
kemudian pada tahun 2015 naik dengan jumlah 10.641 paspor, dan
semakin naik pemohon paspor di tahun 2016 menjadi 16.608 paspor.
Jumlah tersebut menandakan bahwa masyarakat yang antusias akan
pelayanan pembuatan paspor secara manual (walk in). Hal itu dibuktikan
dengan jumlah pemohon pembuatan paspor manual (walk in) yang setiap
tahunnya semakin naik. Selain Statistik pelayanan paspor Manual Tahun
2014 sampai dengan tahun 2016, adapun statistik pelayanan paspor Online
Tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 :
8,656
10,641
16.608
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
2014 2015 2016
Statistik Pelayanan Keimigrasian paspor Manual
(walk in) Tahun 2014- 2016
12
Tabel 1.3
Statistik Pelayanan Keimigrasian Paspor Online
Tahun 2014 - 2016
Sumber: (Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang, 2017)
Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat dilihat bahwa belum berhasilnya
pelayanan pembuatan paspor online dari tahun 2014 sampai dengan tahun
2016. Penilaian itu bisa dilihat dari turunnya jumlah pemohon pembuatan
Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau paspor tiap tahunnya dari
tahun 2014 dengan jumlah 6.901 paspor, kemudian pada tahun 2015 turun
dengan jumlah 3.835 paspor, dan semakin menurun pemohon paspor di
tahun 2016 menjadi 3.009 paspor. Jumlah tersebut menandakan bahwa
masyarakat yang kurang tertarik akan pelayanan pembuatan paspor secara
online. Hal itu dibuktikan dengan jumlah pemohon pembuatan paspor
online yang setiap tahunnya semakin turun dan di harapkan pelayanan
yang diberikan semakin baik.
6,901
3,835
3.009
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
2014 2015 2016
Statistik pelayanan keimigrasian paspor (Online) Tahun 2014- 2016
13
Kesimpulan yang peneliti dapatkan berdasarkan dua tabel di atas
mengenai statistik pelayanan keimigrasian paspor manual (walk in) dan
paspor online. Bahwa dari tahun 2014 sampai dengan 2016 paspor walk in
mengalami kenaikan peminat setiap tahunnya dibandingkan paspor online
yang sejak diterbitkan pada tahun 2014 sampai dengan 2016 mengalami
penurunan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemohon walk in lebih banyak
dibandingkan pemohon online ditambah lagi informasi di Website Kantor
Imigrasi Kelas I Serang yang kurang update sehingga pemohon paspor
hanya mengetahui infornasi mengenai pembuatan paspor secara walk in.
Berdasarkan hasil observasi awal dimana peneliti melihat langsung
kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang khususnya di
bidang pelayanan pembuatan paspor online dan wawancara secara tidak
terstruktur kepada pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dan para
pemohon paspor, maka peneliti menemukan beberapa masalah penting
yang terdapat pada Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam melayani
Pembuatan paspor online, yaitu : Pertama, Permohonan pembuatan paspor
begitu banyak namun adanya keterbatasan karena daya upload jaringan
data untuk pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari. Menurut Pak
Oman Zamroni S.H Selaku Kepala Urusan Kepegawaian menjelaskan
bahwa setiap hari Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu banyak
permintaan terkait paspor, visa, maupun surat perjalanan lainnya namun
permohonan pembuatan paspor untuk perhari di batasi hanya 70-85 perhari
sehingga hanya 70-85 orang saja yang bisa diproses pada hari itu
14
selebihnya harus mengantri di hari berikutnya. Dikarenakan daya upload
jaringan data untuk pemohonan pembuatan paspor masih tergantung dari
Pusat Data Keimigrasian (PUSDAKIM).
Kedua, Sistem sering error dan down ketika sedang memproses
upload ataupun input data para pemohon paspor. Menurut Kepala Urusan
Kepegawaian Pak Oman Zamroni S.H mengatakan Sistem sering error
dan down ketika memproses berkas para pemohon paspor secara online.
Sistem sering error dan down karena trafik terlalu tinggi mengingat
website banyak yang mengakses secara bersamaan pada jam-jam sibuk,
dan menjadi slow respond karena semakin banyak pengunjung maka
semakin berat kerja sebuah server bahkan tidak bisa diakses (bisa dilihat
pada daftar lampiran). Mengakibatkan para pemohon paspor yang
membuat paspor secara online harus menunggu dalam jangka waktu yang
tidak ditentukan dan bahkan harus kembali lagi besok ke Kantor Imigrasi.
Hal ini membuat para pemohon paspor tertunda dalam pengurusan paspor
dikarenakan menunggu konfirmasi dari Pusat data Keimigrasian
(PUSDAKIM).
Ketiga, Lahan parkir kendaraan yang kurang memadai jika
dibandingkan dengan Kantor Imigrasi lain untuk menunjang pelayanan
penerbitkan paspor. Jika dibandingkan dengan Kantor Imigrasi Kelas II
Cilegon dan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang, lahan parkir yang ada di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang dapat dikatakan terbatas atau kurang
memadai. Karena lahan parkir yang tersedia hanya menampung
15
kendaraaan untuk para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang saja.
Sehingga apabila masyarakat ingin membuat paspor atau ada keperluan
lain di Kantor Imigrasi Kelas I Serang harus memarkirkan kendaraannya di
bahu jalan depan kantor imigrasi, atau bahkan harus menumpang parkir di
sekolah maupun di Kantor Dinas Kecamatan Serang yang ada di samping
kantor imigrasi, dan membuat kemacetan sehingga memperhambat
masyarakat yang ingin mengurus dokumen keimigrasiannya terganggu.
Selanjutnya fasilitas seperti ruang tunggu yang ada di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang terlihat sangat sempit jika dibandingkan Kantor Imigrasi
Kelas I Tangerang, yang menyebabkan menumpuknya orang sampai
keluar ruang tunggu. Bahkan sebagian pemohon paspor tidak mendapatkan
tempat duduk di jam-jam tertentu pada pukul 09:00 sampai 11:30 sehingga
harus berdiri dan sebagian lainnya duduk di halaman luar.
Keempat, Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Kantor Imigrasi
Serang dibanding Kantor Imigrasi lain mengenai paspor online, membuat
banyak pemohon yang tidak mengetahui tata cara pembuatan paspor
online. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemohon walk in lebih banyak
dibandingkan pemohon online. Selain itu informasi yang ada di Website
Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang tidak diperbaharui. Selanjutnya
sosialisasi mengenai pembuatan paspor online tersebut sudah tidak ada di
sekitar Kantor Imigrasi Kelas I Serang sehingga para pemohon yang ingin
membuat paspor hanya mengetahui pelayanan pembuatan paspor secara
walk in oleh masyarakat umum yang baru pertama kali mengurus paspor,
16
dan para pemohon pun mengetahui pembuatan paspor online dari mulut ke
mulut dan membuat sosialiasi dirasa kurang jelas, kurang informatif
sehingga menimbulkan kebingungan. Jika dibandingkan dengan Kantor
Imigrasi Kelas I Tangerang, informasi mengenai pembuatan paspor online
tersedia di ruang tunggu dan bahkan dijelaskan di website Kantor Imigrasi
Kelas I Tangerang untuk pembuatan Surat Perjalanan Republik Indonesia
(SPRI) atau paspor bisa datang langsung (walk in) ke Kantor Imigrasi atau
bisa online melalui website www.tangerang.imigrasi.go.id atau
www.imigrasi.go.id.
Dari berbagai permasalahan yang telah dijabarkan oleh peneliti
di atas dapat diketahui bahwa Kantor Imigrasi Kelas I Serang masih
mengalami permasalahan dalam melayani pembuatan paspor online. Hal
inilah yang menjadi latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat
mengidentifikasikan suatu permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
17
1. Permohonan pembuatan paspor begitu banyak namun adanya
keterbatasan karena daya upload jaringan data untuk
pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari.
2. Sistem sering error dan down ketika memproses data
pemohon paspor
3. Lahan parkir kendaraan yang kurang memadai jika
dibandingkan dengan Kantor Imigrasi lain untuk menunjang
pelayanan penerbitkan paspor.
4. Kurangnya sosialisasi dan informasi yang dilakukan Kantor
Imigrasi Serang dibanding Kantor Imigrasi lain mengenai
paspor online, membuat banyak pemohon yang tidak
mengetahui tata cara pembuatan paspor online.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membatasi ruang lingkup
permasalahan agar peneliti ini tidak menyimpang dari tujuannya. Maka
penelitian ini terfokus pada objek penelitian, yaitu melihat sejauh mana
Tingkat Efektifitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten.
1.4 Rumusan Masalah
18
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat mengambil
rumusan masalah sebagai berikut: Seberapa Besar Tingkat Efektifitas
Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I
Serang Provinsi Banten ?
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap peneliti yang terencana tentunya sudah mempunyai tujuan
tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang penulis lakukan ini.
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas
pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Provinsi Banten.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
1. Bagi peneliti, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian
diharapkan dapat memantapkan penguasaan keilmuan yang
dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
19
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh cakrawala
dan wawasan pengetahuan yang lebih mendalam tentang
tingkat efektivitas pelayanan pembuatan paspor online di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten sehingga
dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori
ilmu-ilmu sosial khususnya Ilmu Administrasi Negara.
b. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
instansi terkait dalam hal pelayanan masyarakat dan
membantu dalam menerapkan dan memperkenalkan sebuah
sistem online kepada seluruh masyarakat. Dengan dikenalnya
sistem online ini oleh masyarakat, pihak kantor Imigrasi
Kelas I Serang sangat terbantu dalam pelayanannya kepada
masyarakat.
2. Dapat mempermudah masyarakat dalam proses pengurusan
dan pembuatan paspor Republik Indonesia.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, setiap bab merupakan
bagian-bagian yang paling berkesinambungan secara sistematis.
Sistematika ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan, sistematika penulisan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
20
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pemabatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif, dari luang lingkup yang paling umum hingga menukik ke
masalah yang spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.
1.2 Indentifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang
muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi
masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah akan lebih memepersempit masalah yang akan
diteliti, sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian,
hingga periode penelitian secara jelas termuat.
1.4 Perumusan Masalah
Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara
tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar
belakang masalah dan pembatasan masalah.
1.5 Tujuan Penelitian
Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan
dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan.
21
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
diadakannya penelitian ini.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan
permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusun secara
teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan hipotesis.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang pernah
dilakukan oleh penelitian lain sebelumnya yang berasal dari berbagai
sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Junal Penelitian.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca terkait anggapan peneliti dalam pernyataan hipotesisnya.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas permasalahan
yang ada, yang diteliti, dan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan
berdasarkan kajian dan teori dan kerangka berfikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
22
Pendekatan dan metode penelitian menjelaskan tentang tipe atau
pendekatan apa yang digunakan dalam penelitian.
3.2 Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian
penelitian yang dilakukan.
3.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan
tempat penelitian, serta alasan memilihnya.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian menerangkan tentang variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
3.5 Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan
jenis alat pengumpulan data yang digunakan.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dan sampel merupakan bagian dari populasi yang
menjadi objek penelitian.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknik analisis beserta rasionalisasinya yang sesuai
dengan sifat data yang diteliti.
23
3.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan waktu penelitian yang dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan mengenai objek penelitian meliputi lokasi penelitian,
struktur organisasi dan sample atau populasi yang telah ditentukan.
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan
menggunakan uji statistik tertentu.
4.3 Deskripsi data
Merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data.
4.4 Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik
analisis statistik yang sudah ditentukan.
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.
4.6 Pembahasan
Pada Sub bab ini dilakukan pembahasan secara lebih terperinci
terhadap hasil analisis data.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
24
Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secara
singkat, jelas dan mudah di pahami.
5.2 Saran
Menjelaskan mengenai tindak lanjut dari sumbangan peneliti terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan Skripsi.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
25
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti. Beberapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan atau
dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara
teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variable-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup,
kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti
menjadi lebih jelas dan terarah.
2.1.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai
kaitan yang erat dengan efisiensi.
Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh terhadap suatu
hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal
yang berlaku. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya
Manusia dan Produktifitas Kerja mengenai pengertian efektivitas yaitu :
26
“Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran
seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih
berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan
masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi
dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan
efektivitas belum tentu efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2009:
59)
Berdasarkan pengertian di atas, bahwa sesuatu dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan dengan tepat dan berhasil, maka sesuatu itu
sudah berjalan dengan efektif dan efisien, artinya informasi harus sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Tujuan pemerintahan dapat tercapai
apabila setiap badan dan instansi pemerintahan perlu melakukan
aktivitasnya secara lebih efektif dan efisien agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja
Sektor Publik mendefinisikan : “Efektivitas merupakan hubungan antara
output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output
terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program
atau kegiatan” (Mahmudi,2005:92).
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan
yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi
tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada mengenai hubungan arti efektivitas di bawah
ini :
Gambar 2.1
Hubungan efektivitas
27
Sumber : Mahmudi, 2005:92.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah
menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu
pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang
mengatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah
dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa
pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau
tujuan dikehendaki. Pandangan yang sama menurut pendapat Peter F.
Ducker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam bukunya Manajemen Umum
di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:
“Effectivennes on the other hard, is the ability to choose
appropriate objective. An effective manager is one who selects the
right things to get done.”
(Efektivitas pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih
sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang
memiih kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir,2010:166).
Memperhatikan pendapat ahli di atas, bahwa konsep efektivitas
merupakan suatu konsep yang bersifat multidiensional, artinya dalam
mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang
dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan.
Kata efektif sering disamakan dengan kata efisien walaupun artinya tidak
sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.
Efektivitas = OUTCOME
OUTPUT
28
Pengertian efektivitas menurut Supriono dalam bukunya yang berjudul
Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa :
“Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat
tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar
kontribusi daripada kepada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai
pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula
unit tersebut.” (Supriono, 2000:29)
Dilihat dari pengertian di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu
tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek
atau akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya
dalam pencapaian tujuan. Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Efektivitas juga dapat diartikan sebagai tindakan dan
kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
pemerintah, serta sangat penting peranannya di dalam setiap badan
pemerintahan dan berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan
yang dicapai oleh suatu badan atau instansi pemerintahan itu sendiri.
Selanjutnya menurut Kurniawan dalam bukunya Transformasi
Pelayanan Publik mendefinisikan : “Efektivitas adalah kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi)
daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan
atau tegangan diantara pelaksanaannya.” (Kurniawan, 2005:19)
Mengacu pada penjelasan di atas, maka untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif perlu adanya harmonisasi kemampuan sumber
daya dengan menggunakan sarana yang lain sehingga sasaran yang akan
29
dicapai menjadi jelas. Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif
apabila adanya keharmonisan.
Setiap pekerjaan pegawai dalam organisasi sangat menentukan bagi
pencapainya hasil kegiatan seperti yang telah direncanakan terlebih
dahulu. Untuk itu faktor keefektifannya banyak mempengaruhi kepada
kemampuan aparatur dan organisasi dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya. Tingkat pencapaian tujuan aparatur dalam suatu
organisasi dikatakan efektif apabila pencapaian itu sesuai dengan tujuan
organisasi dan memberikan hasil yang bermanfaat.
Pengertian efektivitas informasi menurut Mc. Leod yang dikutip
oleh Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen
mengatakan bahwa :
“Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan
pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk di
dalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang
tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsistensi
dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat
ini dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan” (Mc
Leod dalam Susanto, 2007:41).
Dilihat dari pengertian di atas, bahwa efektivitas merupakan suatu
tindakan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek
atau akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya
dalam pencapaian tujuan. Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah
tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Efektivitas juga
30
dapat diartikan sebagai tindakan dan kegiatan dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah, serta sangat penting
peranannya di dalam setiap badan pemerintahan dan berguna untuk
melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu badan atau
instansi pemerintahan itu sendiri.
2.1.2 Indikator Efektivitas
Efektivitas pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada
masyarakat dapat diwujudkan apabila ada beberapa indikator sebagai
ukuran efektivitas. Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
merupakan sebuah pengukuran dimama suatu target telah tercapai sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.
Oleh karena itu, dalam mengukur efektivitas suatu organisasi, akan
dilihat sejauh mana atau seberapa besar kemampuan organisasi dalam
melakukan inovasi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan, kemampuan organisasi dalam mengambil pelajaran, baik
dari kegagalan maupun keberhasilan, dan kapasitas organisasi itu untuk
mengatur perubahan-perubahan yang terjadi.
Adapun kriteria atau indikator pada efektivitas menurut Hessel
Nogi Tangkilisan (2005: 140-141)
1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan
31
organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana
organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan dari luar
organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi focus
analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan karyawan dan system intensif yang diberlakukan
bagi anggota organisasi yang berprestasi atau telah melakukan
pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.
Sedangkan Gibson dalam Tangkilisan ( 2005:141) mengatakan
bahwa efektivitas organisasi dapat pula diukur yaitu diantaranya sebagai
berikut :
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
4. Perencanaan yang matang
5. Penyusunan program yang tepat
6. Tersediannya sarana dan prasarana
7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
Efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas individu
para anggotanya di dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kedudukan
dan peran mereka masing-masing dalam organisasi tersebut. Pendapat
Gibson dalam Makmur (2008 : 125) mengenai indikator efektivitas
adalah :
32
1. Produktifitas
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan.
2. Efisiensi
Pemakaian sedikit mungkin sumber daya atau unit untuk
menghasilkan sebanyak mungkin ouput. Efisiensi dalam
menggunakan masukan (input) akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi, yang merupakan tujuan daripada
setiap organisasi apapun bidang kegiatannya.
3. Fleksibilitas
Kemampuan dalam menjawab perubahan lingkungan eksternal,
kemampuan individu, dan kelompok dalam organisasi yang
sama dan kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan
praktik perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian serta kebijakan dalam menjawab perubahan yang
ada.
4. Kenunggulan
Kemampuan bersaing terhadap perubahan-perubahan yang ada.
5. Pengembangan
Pengembangan timbul untuk menghadapi kebutuhan. Tujuan
umum pengembangan adalah untuk membuat lebih tanggap
sacara manusiawi, lebih efektif, dan lebih memperbaharui diri
sendiri.
6. Kepuasan
Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara singkat
kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
2.2 Pengertian Pelayanan Publik
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan
dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan
publik yang berkualitas dari para birokrat, meskipun tuntutan tersebut
sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan
publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat,
mahal, dan melelahkan. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada publik haruslah sesuai dengan kebutuhan yang
33
dibutuhkan publiknya, karena pelayanan merupakan penyediaan
kepuasan untuk masyarakat atau publik.
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau
kegiatan yang bersifat jasa. Peranan pelayan di bidang pemerintahan
menyangkut pada lingkup kepentingan umum, bahkan dalam arti yang
luas mencakup kepentingan rakyat secara keseluruhan, karena pelayanan
umum yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat
pegawai negeri, maka pelayanan telah meningkat kedudukannya di mata
masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak atas pelayanan.
Menelusuri arti pelayanan umum tidak terlepas dari masalah
kepentingan umum yang menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan
umum. Oleh karena itu antara kepentingan umum dengan pelayanan
umum adanya hubungan yang saling berkaitan. Meskipun dalam
perkembangan yang lebih lanjut pelayanan umum dapat juga timbul
akrena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan kegiatan
organisasi.
Pelayanan hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu
pelayanan merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung
secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang
dalam masyarakat. Pelasanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu
dapat ditetapkan standar baik dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya.
Dengan adanya standar, manajemen dapat merencanakan agar hasil akhir
memuaskan semua pihak yang memperoleh pelayanan. Pelaksanaan
34
pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik
dalam waktu yang diperlukan atau hasilnya.
Di Indonesia, konsepsi mengenai pelayanan administrasi
pemerintahan seringkali dipergunakan secara bersama-sama atau dipakai
sinonom dari konsepsi pelayanan perijinan, pelayanan umum, serta
pelayanan publik. Keempat istilah tersebur dipakai sebagai terjemahan
dari public service. Hal ini dapat dilihat dalam dokumen-dokumen
pererintah sebagaimana dipakai oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63
Tahun 2003 mendefinisikan pelayanan umum sebagai berikut :
“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di Lingkungan Badan Usaha
Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk
barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Mengikuti definisi tersebut diatas, pelayanan publik atau pelayanan
umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang ada pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
35
Selain itu, menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelayanan Publik,
pelayanan publik dapat dibagi menjadi 3 jenis kelompok antara lain :
1. Kelompok Pelayanan Administrasi
Pelayanan yang menghasilkan berbagai dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh publik.
2. Kelompok Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis
barang yang digunakan oleh publik.
3. Kelompok Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan oleh publik.
Pelayanan publik merupakan segala kegiatan guna memenuhi
kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak seluruh warga negara dan
penduduk atas pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.
Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas
seorang, kelompok atau organisasi baik lansung maupun tidak lansung
untuk memenuhi kebutuhan. Menurut Moenir dalam bukunya
Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia bahwa pelayanan adalah
“proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung” (Moenir,2010:17).
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan
kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan yang menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada produk tersebut.
pelayanan juga bisa dikatakan suatu proses pemenuhan kebutuhan yang
langsung diberikan kepada yang memerlukan pelayanan secara langsung.
36
Pelayanan publik menurut Sinambela (2006 : 5) dalam bukunya
Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi adalah
“Pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara
pemerintah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat”. Sementara menurut Kurniawan (2005:4)
pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan. Keseluruhan
pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintahan kepada publik
di dalam suatu organisasi atau instansi untuk memenuhi kebutuhan
penerima layanan atau masyarakat. Atau pada hakekatnya pelayanan
publik merupakan pemberian layanan prima kepada masyarakat yang
merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai ahli
masyarakat.
Pelayanan publik menurut beberapa uraian diatas, maka pelayanan
publik dapat disimpulkan sebagai pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara pemerintah. Pelayanan publik juga
merupakan serangkaian atau sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh
pemerintah atau birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, karena pemerintah dan negara didirikan
37
oleh masyarakat atau publik dengan tujuan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Dalam menentukan kualitas pelayanan sebuah organisasi,
maka perlu dibentuk dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Hal
tersebut dapat dijadikan sebuah alat ukur untuk menilai kualitas
sebuah pelayanan yang diberikan oleh sebuah instansi atau
organisasi. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya
adalah memuaskan masyarakat untuk mencapai kepuasan itu
dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah
dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan
masyarakat.
5. Kesamaan Hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras,
agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu merupakan
pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara
pemberi dan penerima pelayanan publik. (Sinambela,2006:6)
Sedangkan menurut Fitzsimmons Budiman dalam Sinambela
(2006:7 ) terdapat lima indikator pelayanan publik, yaitu :
38
1. Realibility, yaitu pemberian pelayanan dengan tepat dan
benar.
2. Tangibles, yaitu penyediaan yang memadai sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.
3. Responsiveness, yaitu keinginan melayani konsumen dengan
cepat.
4. Assurance, yaitu tingkat perhatian terhadap etika dan moral
dalam memberikan pelayanan.
5. Empathy, yaitu tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan
dan kebutuhan bersama.
Terdapat tiga dimensi kualitas menurut Gronroos dalam
Tjiptono (2012:173) yaitu : (1) Kualitas teknik; (2) Kualitas
fungsional; dan (3) Citra. Sedangkan terdapat delapan dimensi
kualitas menurut King dalam Tjiptono (2012:173), yaitu : (1) Daya
tanggap; (2) Kompetensi; (3) Akses; (4) Keramahan; (5)
Komunikasi; (6) Kredibilitas: (7) Keamanan; dan (8)
Understanding. Selanjutnya Gummesson dalam Tjiptono
(2012:173) membagi dimensi kualitas menjadi empat, yaitu : (1)
Kualitas desain; (2) Kualitas produksi jasa; (3) Kualitas proses; dan
(4) Kualitas hasil.
Selain itu Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Tjiptono
(2012:173) mengemukakan sepuluh dimensi kualitas pelayanan
yaitu : (1) Bukti fisik; (2) Reliabilitas; (3) Daya tanggap; (4)
Kompetensi; (5) Kesopanan; (6) Kredibilitas; (7) Keamanan; (8)
Akses; (9) Komunikasi; dan (10) Kemampuan memahami
pelanggan. Dari sepuluh dimensi tersebut, Parasuraman, Zeithaml
39
dan Berry dalam Tjiptono (2012:174) menyederhanakan menjadi
lima dimensi pokok, yaitu :
1. Realibilitas (Reability), yaitu berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan
secara akurat sejak pertama kali.
2. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu berkenaan dengan
kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk
membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka
dengan segera.
3. Jaminan (assurance), yaitu berkenaan dengan pengetahuan
dan kesopaan karyawan serta kemampuan mereka dalam
menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan
(confidence).
4. Empati (empathy), yaitu berarti bahwa perusahaan
memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal
kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang
nyaman.
5. Bukti Fisik (tangibles), yaitu berkenaan dengan penampilan
fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya
manusia, dan materi komunikasi perusahaan.
2.2.2 Faktor Pendukung Pelayanan Publik
Pelayanan publik pada dasarnya memuaskan kebutuhan masyarakat
yang diberikan oleh pemerintah, oleh karena itu Moenir berpendapat
bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik,
dapat dilakukan dengan cara :
1. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan.
2. Mendapatkan pelayana secara wajar.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih.
4. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang.
(Moenir,2010 :47)
Menjelaskan mengenai uraian tentang pelayanan yang baik dan
memuaskan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap masyarakatnya,
40
bahwa pelayanan yang terbaik harus dilakukan dengan cara-cara seperti
yang dikutip oleh Moenir di atas yaitu dengan cara :
Pertama, harus memberikan kemudahan dalam pengurusan
berbagai urusan agar pelayanan yang dilakukan bisa berjalan dengan
cepat. Kedua, harus memberikan pelayanan yang wajar dan tidak
berlebihan sesuai dengan keperluannya masing-masing. Memperoleh
pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran atau untaian kata lain
semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu, baik
alsan untuk dinas (pembelian kertas, ganti ongkos foto copy/cetak), atau
alasan untuk kesejahteraan. Misalnya apabila ingin mendapatkan
pelayana yang cepat maka petugas diberikan sesuatu sebagai imbalannya
agar mendapatkan pelayanan yang sewajarnya, hal demikian sebenarnya
ikut membantu penyimpangan secara tidak langsung. Ketiga, harus
memberikan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih dan tidak membeda-
bedakan masyarakat dari segi ekonomi maupun dari segi apapun, jadi
masyarakat mendapatkan perlakuan yang adil dalam mengurus berbagai
urusan tanpa membedakan status apapun. Mendapatkan perlakuan yang
sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak
pandang status, artinya kalau memang untuk pengurusan permohonan itu
harus antri secara tertib, hendaknya semuanya diwajibkan antri
sebagaimana yang lain, baik antri secara fisik amupun secara apapun.
Keempat, masyarakat harus mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus
terang tanpa memnohongi masyarakat yang akan mengurus urusannya.
41
Pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan
karena suatu masalah yang tidak dapat dielakan hendaknya
diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu sesuatu yang tidak
menentu. Cara tersebut menjadikan orang lebih mengerti dan akan
menyesuaikan diri secara ihklas tanpa emosi.
Melalui pelayanan yang memuaskan tersebut, maka dapat
memberikan dampak yang positif untuk masyarakat, sesuai dengan
pendapat Moenir bahwa dampak positif tersebut adalah :
1. Masyarakat menghargai kepada korps pegawai
2. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan layanan
3. Masyarakat akan merasa bangga kepada korps pegawai
4. Adanya kegairahan usaha dalam masyarakat
5. Adanya peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat
menuju segera tercapainya masyarakat yang adil dan makmur
berlandaskan Pancasila ( Moenir, 2010:47).
Dampak positif untuk masyarakat menurut Moenir diatas terdapat
lima indikator : Pertama, masyarakat menghargai korps pegawai
sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kedua, masyarakat akan patuh terhadap aturan-aturan yang telah dibuat
sehingga tercipta suasana yang tertib, aman, dan nyaman. Ketiga,
masyarakat akan bangga terhadap pegawai sehingga masyarakat
mengagumi pegawait tersebut dan ditunjukan dengan saling
menghormati dan menghargai antara masyarakat dengan pegawai
maupun pegawai dengan pegawai. Keempat, adanya kegiatan usaha
dalam masyarakat. Kelima, adanya peningkatan dan pengembangan
dalam masyarakat. Oleh karena itu, jika kelima dampak positif terlaksana
42
maka akan mewujudkan kepuasan terhadap masyarakat. Menjelaskan
uraian di atas bahwa pelayanan yang baik juga dapat memberikan
kepuasan masyarakat, maka menurut Moenir dampak kepuasan
masyarakat dapat terlihat pada :
1. Masyarakat sangat menghargai kepada korps pegawai yang
bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak memandang
remeh dan mencemooh korps itu dan tidak pula berlaku
sembarang.
2. Masyarakat terdorong mematuhi aturan dengan penuh
kesadaran tanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun dapat
terbentuk sistem pengendalian diri yang akan sangat efektif
dalam ketertiban berpemerintahan dan bernengara.
3. Ada rasa bangga pada masyarakat atas karya korps pegawai di
bidang layanan umum, meskipun di lain pihak ada yang merasa
ruang geraknya dipersempitkarena tidak dapat lagi
mempermainkan masyarakat.
4. Kelambatan-kelambatan yang bisa ditemui, dapat dihindarkan
dan ditiadakan. Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan
percepatan kegiatan di masyarakat di semua bidang kegiatan
baik ekonomi, sosial maupun budaya.
5. Adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, usaha dan
inisiatif masyarakat mengalami peningkatan, yang berdampak
meningkatnya pulsa usaha pengembang ideologi, politik, sosial
dan budaya (ipoleksosbud) masyarakat ke arah tercapainya
masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila.
(Moenir,2010 : 45)
Menjelaskan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat akan sangat menghargai kepada pegawai karena pelayanan
yang mereka dapatkan sangat memuaskan dengan begitu masyarakat
dapat mematuhi peraturan yang ada dengan penuh pesadaran pada
akhirnya adanya kelancaran dalam pelayanan umum yang diberikan
kepada masyarakat.
43
Kualitas pelayanan prima dapat tercermin dengan adanya
transparansi atau keterbukaan dan mudah diakses oleh semua
masyarakat, jadi masyarakat dapat merasakan akses pelayanan yang
memadai dan mudah dimengerti. Pelayanan yang prima juga pelayanan
yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, peraturan tersebut dapat melindungi masyarakat sebagai nilai
kepercayaan yang didapat oleh masyarakat. Pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat, pelayanan yang sesuai dengan kemampuan yang
memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan tersebut. Selanjutnya
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus sesuai dengan
keinginan atau aspirasi masyarakat dan sesuai dengan harapan yang
diinginkan oleh masyarakat. Pelayanan juga diberikan kepada semua
lapisan masyarakat, tanpa membedakan status atau jenis kelamin,
sehingga akan tercipta pelayanan yang adil yang dirasakan oleh penerima
pelayanan.
Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas
orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual
dalam berbagai aspek kelembagaan. Pelayanan publik harus responsif
terhadap berbagai kepetingan dan nilai-nilai publik yang ada. Hal ini
mengandung makna bahwa karakter dan nilai yang terkandung di dalam
pelayanan publik tersebut harus berisi preferensi nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat. Secara konseptual, menurut Moenir (2010:88) dalam
bukunya Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia mengidentifikasikan
44
adanya faktor yang dianggap mempunyai bobot pengaruh relatif yang
sangat besar untuk mendukung pelayanan sebagai berikut :
1. Faktor kesadaran merupakan kesadaran para pegawai pada
segala tindakan terhadap tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif
terhadap organisasi. Ini akan menjadi kesungguhan dan
disiplin dalam melaksanakan tugas sehingga hasilnya dapat
diharapkan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
2. Faktor aturan dalam arti ketaatan dan penggunaan
kewenangan bagi pelaksanaan hak, kewajiban, dan tanggung
jawab. Adanya pengetahuan dan pengalaman yang memadai
serta kemampaun berbahasa yang baik dengan pemahaman
pelaksaan tugas yang cukup. Adanya kedisiplinan (disiplin
waktu dan disiplin kerja).
3. Faktor organisasi merupakan alat atau sistem yang
memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan
dalam usaha pencapaian tujuan.
4. Faktor pendapatan yaitu pendapatan pegawai berfungsi
sebagai pendukung pelayanan, pendapatan yang cukup akan
memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan
baik.
5. Faktor keterampilan tugas dalam arti kemampuan dan
keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya.
6. Faktor sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
pekerjaan layanan. Sarana ini peliputi peralatan,
perlengkapan, alat bantu dan fasilitas yang melengkapi seperti
fasilitas komunikasi.
2.2.3 Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi
penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang
dibakukan dalam penyelenggara pelayanan publik yang wajib ditaati oleh
pemberi atau penerima pelayanan. Menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003, standar
pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :
45
a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengaduan.
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan
permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk
pengaduan.
c. Biaya Pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan.
d. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
e. Sarana Dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayayan yang memadai
oleh penyelenggara pelayanan publik.
f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayana harus ditetapkan
dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibuthkan.
Peneliti menyimpulkan bahwa standar pelayanan publik
merupakan suatu alat ukur untuk melakukan penyelenggara pelayanan,
yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh pemberi atau penerima pelayanan.
Pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah kepada
masyarakat harus lebih baik dari yang sebelumnya. Penilaian terhadap
hasil pelayanan publik yang lebih baik atau tetap dari tahun sebelumnya
dapat dilakukan dengan penilaian efektifitas. Karena pelayanan publik
yang baik dan benar harus berjalan secara efektif dan efisien, baik untuk
pemerintah sendiri maupun untuk masyarakat. Salah satu kriteria atau
indikator efektivitas yang dapat dgunakan untuk mengukur pelayanan
publik ialah teori efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan dalam
46
buku Manajemen Publik (2005 : 140-141). Berikut indikator efektivitas
menurut Hessel Nogi Tangkilisan, diantaranya :
1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target dapat
ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan organisasi
dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi
baik dari dalam organisasi dan dari luar organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang
mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan
kinerja organisasi secara keseluruhan untuk mencapai efektivitas
organisasi. Elemen yang menjadi focus analisis ini adalah lamanya
penyelesaian pekerjaan yang dilakukan karyawan dan system
intensif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi
atau telah melakukan pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.
2.3 Konsep Paspor Online
Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan aparatur atau pejabat
dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk
melakukan perjalanan antar negara. Paspor berisikan biodata pemegangnya,
yang meliputi antara lain, foto pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal
kelahiran, informasi kebangsaan dan terkadang juga beberapa informasi lain
mengenai dentifikasi individual.
Mulai tanggal 1 Juni 2013 Kementerian Hukum dan HAM RI, dalam hal
ini Direktorat Jenderal Imigrasi untuk mempersiapkan pelaksanan penerbitan
47
Paspor online. Paspor online sendiri mulai diberlakukannya awal tahun 2014 di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Saat ini beberapa negara telah mengeluarkan
e-pasport atau elektronik paspor. E-Pasport merupakan pengembangan dari
paspor konvensional saat ini dimana pada paspor tersebut telah ditanamkan
chip yang berisikan biodata pemiliknya berserta data biometriknya, data
biometrik ini disimpan dengan maksud untuk lebih meyakinkan bahwa orang
yang memegang paspor adalah orang yang memiliki dan berhak atas paspor
tersebut. (Sumber : http://travel.kompas.com/read/2016/04/27/170300627/ )
2.3.1 Alur Pembuatan Paspor Online
Proses pembuatan paspor di Kantor Imigrasi kelas I Serang secara
online dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pemohon mendaftar melalui layanan paspor online di
www.serang.imigrasi.go.id atau www.imigrasi.go.id
2. Pemohon menerima konfirmasi Tanda terima Pra-Permohonan
3. Pemohon melakukan pembayaran di teller atau ATM BNI
menggunakan tanda terima Pra-Permohonan
4. Setelah melakukan pembayaran pemohon diharuskan mengklik
URL atau link yang ada didalam email untuk dikonfirmasi
tanggal kedatangan dan print konfirmasi kedatangan.
Pemohon harus melengkapi persyaratan yang ada untuk mengisi
informasi terkait data pribadi sebagai berikut :
Untuk dewasa
48
1. Mengisi formulir pemohonan dengan melampirkan, KTP
yang masih berlaku, Kartu keluarga, Akte Kelahiran atau
Buku Nikah
2. Surat Pewarganegaraan Indonesia bagi orang asing yang
memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui
pewarganegaraan atau penyampaan pernyataan untuk
memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
3. Surat penetapan ganti nama bagi yang telah mengganti
nama
4. Paspor lama bagi yang telah memiliki paspor
5. Mengisi surat pernyataan bermateri (bila diperlukan)
Untuk Anak Dibawah Umur 17 tahun
1. Surat permohonan dari Orang Tua bermaterai
2. Mengisi formulir dengan melengkapi, KTP Orang Tua,
Kartu Keluarga, Akte kelahiran, Buku Nikah Orang Tua,
Paspor Lama bagi yang telah memiliki, Paspor Orang Tua
yang masih berlaku
Setelah pemohon mengisi data pribadi di website Kantor Imigrasi
serta melengkapi persyaratan, pemohon langsung datang ke Kantor
Imigrasi dengan kedatangan pertama (Hari Pertama) :
49
1. a. Pemohon datang ke Kantor imigrasi Kelas I Serang sesuai
dengan jadwal kedatangan yang telah dipilih pada lembar
konfirmasi
b. Pemohon mengisi surat pernyataan (untuk orang dewasa)
atau surat permohonan (untuk anak dibawah umur) dan
melengkapi persyaratan
2. Pemohon membawa tanda bukti pembayaran, lembar
konfirmasi kedatangan dan foto kopi berkas permohonan
kepada petugas customer care untuk mendapatkan nomor
antrian verifikasi data, sidik jari dan wawancara
3. a. Setelah nomor antrian dipanggil, pemohon menyerahkan
berkas pemohon kepada petugas untuk diverifikasi data
b. Pemohon melakukan sidik jari, foto dan wawancara dengan
menunjukan seluruh dokumen asli berkas permohonan
4. Pemohon mendapatkan bukti tanda terima pengambilan dari
petugas, pemohon akan kembali ke Kantor Imigrasi Kelas I
Serang pada kedatangan kedua pada pukul 13.00 – 15.30 WIB.
Apabila pengambilan paspor dilakukan setelah hari keempat
maka dapat dilakukan mulai pukul 08.00 – 15.30 WIB
Pemohon datang kembali di kedatangan kedua (hari keempat)
untuk pengambilan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang :
1. Pemohon mengambil nomor antrian pengambilan paspor
50
2. Setelah nomor antrian dipanggil diloket pengambilan paspor,
pemohon menyerahkan nomor antrian dan tanda bukti
pengambilan paspor
3. Pemohon menerima paspor yang sudah jadi
2.3.2 Macam-macam Paspor di Indonesia
Paspor terbagi ke dalam berbagai macam yaitu :
1. Paspor Biasa
Paspor Biasa terdiri atas paspor biasa dan paspor biasa
nonelektronik. Paspor biasa diberikan kepada warga negara
indonesia yang akan melakukan perjalanan ke luar dan atau
masuk ke wilayah Negara Republik Indonesia, paspor biasa
diberikan atas dasar permintaan, paspor biasa berlaku paling
lama 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan. Paspor Biasa
terdiri dari dua jenis yaitu 48 (empat puluh delapan) halaman
dan 24 (dua puluh empat) halaman untuk Warga Negara
Indonesia. Paspor 24 (dua puluh empat) halaman diberikan
kepada calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja ke
Luar Negeri. Sedangkan untuk paspor 48 (empat puluh
depalan) halaman diberikan kepada warga Indonesia yang akan
berkunjung antar negara untuk wisata, umroh, dan sebagainya.
Di Indonesia kedua paspor ini diberi sampul berwarna hijau
51
dan dikeluarkan oleh Ditjen Keimigrasian, Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia.
2. Paspor Diplomatik
Paspor Diplomatik diberikan untuk warga negara Indonesia
yang akan melakukan perjalanan keluar wilayah Indonesia
dalam rangka penempatan atau perjalanan untuk tugas yang
bersifat diplomatik. Warga negara indonesia yang di maksud
meliputi Presiden dan wakil presiden, menteri, pejabat
setingkat menteri, kepala perwakilan diplomatik, pejabat
diplomatik dan konsuler. Paspor Diplomatik berlaku 5 (lima)
tahun sejak tanggal diterbitkan. Di Indonesia, paspor ini diberi
sampul berwarna hitam dan dikeluarkan oleh Departemen Luar
Negeri.
3. Paspor Dinas
Paspor Dinas Paspor ini diterbitkan untuk kalangan anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia, anggota Tentara
Nasional Indonesia dan petugas administrasi bagi pegawai
negeri sipil atau pemerintah yang sedang melaksanakan tugas
ke luar negeri. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna
biru dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri setelah
mendapat izin dari Sekretariat Negara. Pemberian Paspor Dinas
dilakukan oleh Menteri Luar Negeri atau Pejabat yang
52
ditunjuk, Paspor Dinas berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal
diterbitkan.
4. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing
Surat Perjalanan Laksana untuk Orang Asing merupakan
paspor yang diberikan kepada orang asing yang bertempat
tinggal di wilayah negara Republik Indonesia dan akan
melakukan perjalanan ke luar wilayah negara Republik
Indonesia. Surat prjalanan Laksana untuk orang asing hanya
diberikan kepada orang asing yang mempunyai Izin Tinggal
Tetap, tidak mempunyai Surat Perjalanan yang sah dari
negaranya atau negara lain. Dalam waktu yang dianggap layak
tidak dapat memperoleh Surat Perjalanan yang sah dari
negaranya atau negara lain dan tidak terkena tindak
pencegahan. Surat perjalanan laksana paspor untuk orang asing
berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan hanya dapat di
gunakan untuk 1 (satu) kali perjalanan ke luar dan masuk
wilayah Indonesia. Paspor untuk Orang Asing berisi 24 (dua
puluh empat) halaman.
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Paspor Online dengan Paspor
Manual
53
Kelebihan dari paspor online masyarakat kini tidak perlu lagi
mengantri panjang untuk membuat paspor, cukup hanya duduk manis
sambil mengakses web imigrasi via internet dan pastinya lebih praktis
serta menghemat waktu. Yang jelas dengan adanya paspor online ini
masyarakat akan semakin nyaman dan menjadikan masyarakatakan
semakin melek teknologi yang berkembang saat ini.
Dalam pelaksanaannya, paspor online masih memiliki kelemahan.
Misalnya, permohonan pembuatan paspor untuk perhari di batasi hanya
70- 85 perhari. Dikarenakan daya upload jaringan data untuk pemohonan
pembuatan paspor tergantung dari Pusat Data Keimigrasian
(PUSDAKIM). Selain minimnya informasi masyarakat mengenai paspor
online, salah klik atau salah input data dalam mengisi formulir dan
mengisi formulir yang tidak sesuai dengan seharusnya maka uang yang
kita bayar akan hangus. Meskipun registrasinya sudah online namun
sistem pembayaran tidaklah online. Untuk proses pembayaran pemohon
harus datang ke Bank BNI serta membawa bukti pengantar dari email
Direktorat Jendral Imigrasi tidak bisa transfer via ATM maupun internet
banking.
2.4 Penelitian Terdahulu
Pertama, penelitian dilakukan oleh Cahyo Tri Wibowo mahasiswa dari
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang program studi Ilmu Administrasi
Negara yang berjudul Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Dengan
54
Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang Tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pelayanan pembuatan
paspor dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Tangerang, dengan menggunakan
teori efektivitas menurut Gibson dengan indikator efektivitas yaitu
produktivitas, efisiensi, fleksibilitas, keunggulan, pengembangan dan
kepuasan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Hasil
penelitian ini diperoleh bahwa efektivitas pelayanan pembuatan paspor dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) di
Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang adalah 71,14 % dari yang diharapkan atau
dapat dikatakan baik karena mencapai angka diatas 70 %. Saran dari peneliti
adalah melakukan pengukuran kinerja pelayanan dan pemberlakuan sistem
target kerja, meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan pelayanan, meningkatkan sosialisasi prosedur pembuatan paspor,
menambah dan memelihara sarana dan prasarana, pengadaan diklat kepada
sumberdaya manusia, dan memberikan pelayanan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Cahyo Tri Wibowo dan peneliti yaitu sama-sama membahas
mengenai pelayanan paspor yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi. Lalu
perbedaan antara penelitian yang dilakukan Cahyo Tri Wibowo dengan peneliti
ialah lokus penelitian, lokus yang dilakukan oleh Cahyo Tri Wibowo di Kantor
55
Imigrasi Kelas I Tangerang sementara lokus penelitian yang dilakukan peneliti
berada di Kantor Imigrasi Kelas I Serang.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Kristian Widya Wicaksono S.sos.,
M.Si. salah satu akademisi di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
Indonesia dalam jurnal yang berjudul Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor Di
Kantor Imigrasi Kelas I Bandung Tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengukur Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I
Bandung yang ditinjau dari dimensi Reliability, responsiveness, Assurance,
Emphaty dan Tangibles. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan
metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian tentang Kualitas Pelayayan
pembuatan Paspor di kantor Imigrasi kelas I Bandung menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan antara Persepsi dengan Ekspektasi Responden atas
pelayanan pembuatan paspor yang diselenggarakan oleh Petugas Kantor
Imigrasi kelas I Bandung. Skor SERVQUAL untuk masing-masing dimensi
Diantaranya Reliability (-3,1), Responsiveness (-3,075), Assurance (-3,175),
Emphaty (-3,2) dan Tangibles (-3,15). Oleh karenanya, kualitas Pelayanan
Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelasi I Bandung tidak memuaskan bagi
Responden. Aspek yang paling bermasalah adalah petugas nampak yang terlalu
sibuk sehingga kurang cepat merespon permintaan-permintaan yang diajukan
oleh pemohon paspor. Hal ini terjadi karena jumlah aplikasi paspor yang
melebihi kapasitas petugas dan mesin yang ada sehingga pelayanan yang
diberikan berkesan hanya seadanya. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh
Kristian Widya Wicaksono dan peneliti yaitu sama-sama membahas mengenai
56
pelayana pembuatan paspor di Kantor Imigrasi. Lalu perbedaan antara
penelitian yang dilakukan oleh Kristian Widya Wicaksono dengan peneliti
ialah lokus penelitian yang diambil oleh kedua belah pihak.
2.5 Kerangka Berfikir
Paspor online sendiri mulai diberlakukannya awal tahun 2014 di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang. Paspor online yang sudah berjalan selama kurang
lebih dari dua tahun ini bukan tanpa masalah, berdasarkan observasi awal
peneliti menemukan beberapa masalah yaitu : (1) Permohonan pembuatan
paspor begitu banyak namun adanya keterbatasan karena daya upload jaringan
data untuk pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari. (2) Sistem sering
error dan down ketika memproses data pemohon paspor. (3) Lahan parkir
kendaraan yang kurang memadai jika dibandingkan dengan Kantor Imigrasi
lain untuk menunjang pelayanan penerbitkan paspor. (4) Kurangnya sosialisasi
dan informasi yang dilakukan Kantor Imigrasi Serang dibanding Kantor
Imigrasi lain mengenai paspor online, membuat banyak pemohon yang tidak
mengetahui tata cara pembuatan paspor online.
Peneliti menggunakan konsep efektivitas pelayanan. Pada efektivitas
pelayanan peneliti menggunakan teori efektivitas menurut Hessel Nogi
Tangkilisan (2005: 140-141) yang terdiri dari 4 indikator, peneliti dapat
mengukur seberapa besar tingkat efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor
Online Di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten. Sehingga efektifitas
pelayanan ini terdir dari beberapa indikator yaitu :
57
1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan organisasi
dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi baik dari dalam organisasi dan dari luar organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi focus
analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan karyawan dan system intensif yang diberlakukan bagi
anggota organisasi yang berprestasi atau telah melakukan
pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.
Untuk dapat memahami secara detail mengenai kerangka berpikir ini,
peneliti mencoba menyajikannya dalam bentuk bagan yang secara skematis
dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini:
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir Penelitian
Identifikasi masalah :
1. Permohonan paspor banyak namun
dibatasi
2. Sistem sering error dan down ketika
memproses data pemohon paspor
3. Lahan parkir yang belum memadai
Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di
Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang Provinsi Banten
58
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan
hasil dari refleksi penelitian berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori
yang digunakannya sebagai dasar argumentasi. Adapun pernyataan hipotesis
dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Ho = µ ≤ 70%
Indikator Efektivitas menurut
Tangkilisan (2005: 140-141), yaitu :
1. Pencapaian Target
2. Kemampuan Adaptasi
(fleksibilitas)
3. Kepuasan Kerja
4. Tanggung Jawab Diketahui Tingkat Efektivitas
Pelayanan pembuatan paspor online di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Provinsi Banten berjalan efektif.
59
Hal ini berarti Hipotesis Nol dari penelitian ini adalah Tingkat
Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang Provinsi Banten Tidak Berjalan dengan Efektif bila
kurang dari atau sama dengan 70%.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ha = µ > 70%
Hal ini berarti Hipotesis Alternatif dari penelitian ini adalah Tingkat
Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang Provinsi Banten Berjalan dengan Efektif bila lebih
dari 70%.
Berdasarkan rumusan masalah dan observasi awal dalam penelitian ini,
maka hipotesis yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :
“Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten Tidak Berjalan dengan Efektif
bila kurang dari atau sama dengan 70%.”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam
suatu penelitian. Metode penelitian adalah cara mengenai bagaimana suatu
penelitian dilakukan, baik tata cara pengumpulan data serta penulisan
laporan penelitian yang sesuai dengan objek penelitian yang ada dilokasi.
60
Untuk menyelesaikan permasalahan didalam penelitian ini terhadap fokus
permasalahan yang telah dibuat, maka peneliti menggunakan desain
penelitian untuk mengkaji lebih dalam penelitian yang dilakukan. Adapun
metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang
berjudul “Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten” ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat suatu
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya
(Sugiyono, 2007 : 35). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
efektivitas pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I
Serang Provinsi Banten.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan bagian yang membatasi dan
menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Ruang
lingkup penelitian digunakan sebagai batasan penelitian, agar terfokus pada
fokus penelitian. Dengan itu maka, ruang lingkup penelitian diharapkan
dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus pada penelitian yang akan
61
dilakukan, yaitu mengenai “Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan
Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten”.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu menjelaskan (locus) penelitian yang akan
dilaksanakan, termasuk dalam menjelaskan tempat, serta alasan
memilihnya. Adapun dalam penelitian ini yang akan menjadi lokasi
penelitian peneliti adalah di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang berlokasi
di Jalan Warung Jaud No. 82 RT/RW 03/11 Kaligandu Kecamatan Serang
Kota Serang Banten. Kantor Imigrasi Kelas I Serang dipilih sebagai (locus)
karena wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang meliputi, Kota Serang,
Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang yang
mana banyak pemohon paspor setiap harinya dari seluruh wilayah Provinsi
Banten. Sehingga peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana pelayanan
paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang.
Pemilihan (locus) penelitian dalam penelitian ini juga merujuk pada
permasalahan-permasalahan yang muncul sebagaimana yang telah
dipaparkan pada latar belakang masalah penelitian, yaitu terkait
Permohonan pembuatan paspor begitu banyak namun adanya keterbatasan
karena daya upload jaringan data untuk pembuatan paspor hanya 70-85
Pemohon perhari. Kemudian Sistem sering error dan down ketika
memproses data pemohon paspor. Serta lahan tempat parkir yang kurang
memadai dalam menunjang pelayanan penerbitkan paspor. Dan kurangnya
62
sosialisasi mengenai paspor online membuat banyak pemohon yang tidak
mengetahui tata cara pembuatan paspor online.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual digunakan untuk memberikan penjelasan
mengenai konsep dari objek penelitian yang akan diteliti menurut
pendapat peneliti, berdasarkan konsep kerangka berpikir penelitian itu
sendiri. Menurut peneliti dalam penelitian “Tingkat Efektivitas
Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I
Serang Provinsi Banten” yang menjadi objek penelitian ini adalah
efektivitas pelayanan.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau
variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian).
Variabel dalam penelitian ini yaitu “Tingkat Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi
Banten”. Maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan
dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang berkaitan dengan
konsep yang digunakan, dalam hal ini peneliti menggunakan teori
efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005: 140-141) yang
terdiri dari beberapa indikator, yaitu ;
63
1. Pencapaian target
Maksud pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaann tujuan
organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Kemampuan adaptasi (fleksibilitas)
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana
organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan dari luar
organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi
yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi
peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi focus
analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan karyawan dan system intensif yang diberlakukan bagi
anggota organisasi yang berprestasi atau telah melakukan
pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam metode penelitian kuantitatif peneliti menggunakan instrumen
berupa kuesioner untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian
digunakan untuk menilai variabel yang akan diteliti, adapun variabel yang
digunakan sebanyak satu variabel yaitu Tingkat Efektivitas Pelayanan
64
Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi kelas I Serang Provinsi
Banten.
Menurut Sugiyono (2007:119) Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti dan diukur dari indikator-indikator variabel yang diberikan oleh
peneliti. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
alat bantu kuisioner. Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat.
Oleh karena itu, setiap instrumen harus mempunyai skala pengukuran. Skala
pengukuran yang digunakan oleh peneliti yaitu skala Likert. Skor dalam
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab
responden. Kemudian diberikan jawaban setiap item instrumennya secara
gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Jawaban setiap
item diberi skor, seperti berikut ini :
Tabel 3.1
Skor dalam Penelitian
Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
65
Sumber : Sugiyono (2007:107)
Berikut ini instrumen penelitian terhadap Tingkat Efektivitas
Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Provinsi Banten Tahun 2017 :
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
No Indikator Sub Indikator No Item
Instrumen
1
Pencapaian Target
1. Kantor Imigrasi aktif dalam
sosialisasi
2. Kemudahan adanya paspor online
3. Pelayanan sesuai dengan alur
4. Kemudahan alur pelayanan
5. Persyaratan mudah dipahami
6. Tersedianya informasi paspor online
7. Informasi mudah dipahami oleh
masyarakat
8. Daya upload data
9. Akses Website
1-15
2
Kemampuan
Adaptasi
1. Pegawai mampu menggunakan
teknologi
2. Pegawai bisa menyelesaikan
komplain dengan baik
3. Pegawai menjelaskan kepada
masyarakat apabila ada yang kurang
dimengerti
4. Pegawai mengedepankan pelayanan
16-23
3
Kepuasan Kerja
1. Pegawai bekerja tepat waktu
2. Pegawai dapat diandalkan
3. Pegawai tidak menunda pekerjaan
4. Pegawai tidak pilih kasih
5. Pegawai bekerja cekatan
6. Pegawai menerapkan 5S
7. Keramahan pegawai
8. Lokasi Kantor Imigrasi
9. Fasilitas Ruang tunggu
10. Tempat pengisian formulir
11. Fasilitas tempat parkir
12. Fasilitas toilet
24-47
66
4
Tanggung Jawab
1. Masyarakat mendapatkan
kompensasi
2. Kesesuaian data
3. Waktu proses pengurusan paspor
4. Penerbitan paspor tepat waktu
5. Biaya yang diterapkan
6. Biaya sebanding dengan kualitas
paspor
7. Kesesuaian biaya
8. Terdapat biaya tambahan
9. Paspor yang diterbitkan sesuai
10. Keberadaan petugas keamanan
48-67
Sumber : Peneliti 2017
3.6 Jenis Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
lapangan yang berasal dari lokasi penelitian yakni Kantor Imigrasi Kelas I
Serang yang merupakan penyedia data-data tentang pelayanan keimigrasian.
Adapun beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut (Sugiyono, 2007:156) :
1. Data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari
sumbernya (sampel atau responden) dengan menggunakan teknik
pengumpulan data tertentu.
2. Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber kedua,
yang dapat berbentuk buku-buku ilmiah, dokumentasi administrasi,
atau bahan lain yang sudah merupakan data hasil olahan yang
digunakan sebagai data awal maupun data pendukung dalam
penelitian.
67
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Kemudian, dalam penelitian mengenai Tingkat Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor Online di kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencaharian secara
sitematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
2. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini ditelaah secara intens sehingga
dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta pembuktian
suatu kejadian.
3. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari sejumlah buku,
tulisan dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
4. Kuesioner / Angket
Kuesioner / Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Terdapat beberapa pertanyaan
68
tentang seputar objek penelitian yang nantinya akan disebarkan
kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya.
3.8 Populasi
Untuk mengukur dan mengetahui hasil dari sebuah penelitian salah
satu faktor yang dapat diuji yaitu menggunakan populasi dan sample.
Menurut (Sugiyono, 2007:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari atas objek atau subejk yang mempunyai yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti kemduian
ditarik kesimpulan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:91).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh jumlah pemohon paspor
online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang pada tahun 2016. Berdasarkan data
yang diperoleh peneliti dari Kantor Imigrasi Kelas I Serang terdapat 3.009
pemohon (Sumber : Seksi Infokim Kantor Imigrasi Kelas 1 Serang, 2016).
Pada peneliti ini tidak semua populasi dijadikan sample karena keterbatasan
waktu, tenaga, dan lain-lain. Adapun dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengambilan sample yaitu teknik Sampling Insidental.
Sampling Insidental yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008 : 85).
Dalam penelitian ini, penarikan jumlah sample yang digunakan untuk
69
populasi pemohon paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang adalah
dengan menggunakan rumus Taro Yamae jadi populasi target (N) sebanyak
3.009 orang dan menetapkan taraf kesalahan (d) sebesar 10%.
Adapun lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
n = 97
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
d = Kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir (10%).
Jadi, jumlah sample pemohon paspor online di Kantor Imigrasi Kelas
I Serang adalah sebanyak 97 Orang, dengan jumlah sample tersebut dapat
mewakili anggota populasi yang ada.
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Teknik
pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan,
diklarifikasikan dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan
70
proses berikutnya yaitu analisis data. Data yang telah terkumpul dolah
denngan melalui beberapa proses berikut ini :
1. Memeriksa (Editing) yaitu proses pemeriksaan kembali yang
dilakukan secara berulang-ulang dan cermat terhadap catatan, berkas-
berkas, dan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti dan yang
dilakukan terhadap kuesioner / angket agar dapat meningkatkan
kehandalan data.
2. Memberi Tanda Kode (Coding) yaitu mengklarifikasikan jawaban
responden berdasarkan macamnya dengan memberikan kode
terhadap jawaban responden sesuai dengan kategori masing-masing.
3. Tabulasi Data (Tabulating) yaitu tahap penyususnan data berdasarkan
jenis-jenis data serta perhitungan data yang disajikan dalam bentuk-
bentuk tabel. Pada tahap ini, data sudah selesai diproses dan sudah
dapat dibaca.
Setelah data selesai diolah, kemudian dilakukan analisis data terhadap
data yang salah dikumpulkan. Analisis data merupakan upaya peneliti untuk
menyederhanakan dan menyajikan data dengan mengelompokkan dalam
suatu bentuk yang berarti sehingga mudah di pahami dan diinterpretasikan
oleh pembaca. Menurut Sugiyono (2007:169) analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dari jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini menggunakan
71
metode analisis data kuantitatif, dimana diperlukan perhitungan matematis
atau teknik statistik sebagai alat bantu analisis. Untuk menguji hipotesis
deskriptif ini menggunakan teknik pengolahan data dan analisis data sebagai
berikut :
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu
alat ukur untuk mampu melakukan fungsinya. Alat ukur yang dapat
digunakan dalam penguji validitas suatu kuesioner adalah angka hasil
skor pertanyaan ataupuns skor pertanyaan keseluruhan respoenden
terhadap informasi dalam kuesioner. Sebuah instrumen dapat
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur
atau diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti (Riduwan, 2011:194).
Pengujian validitas dalam instrumen penelitian ini dengan
menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Untuk
mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang telah dibuat itu
valid atau tidak dapat diketahui dengan cara mebandingkan dengan
nilai r tabel. Jika koefisien korelasi Person (r) setiap item pernyataan
porisitf dan ≥ dari r tabel maka item pertanyaan tersebut dinyatakan
valid. Adapun rumus Korelasi Pearson Product Moment ( Sugiyono,
2008:183) sebagai berikut:
72
rxy = nΣXY – (ΣX)( ΣY)
√{nΣX2 – (ΣX)
2}{nΣY
2 – (ΣY)
2}
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi Product Moment
ΣX = Jumlah skor dalam sebaran X
ΣY = Jumlah skor dalam sebaran Y
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
ΣX2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
ΣY2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n = Jumlah sampel
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata bahasa inggris rely, yang berarti
percaya, dan reliabel yang berarti sebagai keterpercayaan. Dengan
demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan.
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan
hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut
digunakan lagi sebagai alat ukur objek atau responden.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal
konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yakni
73
1-k
k
St²
Si²1
perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi
diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Dengan dilakukan uji
reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-
benar akurat dan tepat. Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini
menggunakan bantuan Statistic Program Social Science (SPSS) versi
20.0 Adapun rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2010: 240) sebagai
berikut :
Keterangan:
k = Jumlah item
Si² = jumlah varians skor total
St² = jumlah responden
3.9.3 Uji T-test
Karena uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif
satu atau lebih variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio,
oleh karena data dalam penelitian ini berbentuk interval maka
digunakan uji t-test sample, dan menggunakan uji pihak kanan, karena
t tabel berada disebelah kanan t hitung. Uji t-test sample digunakan
dengan rumus sebagai berikut :
t = χ - µo
S
74
√n
Keterangan :
t = Nilai t yang dihitung (disebut t hitung)
χ = Jumlah skor kuesioner
µo = Nilai yang dihipotesiskan
S = Simpangan baku sample
n = Jumlah anggota sample
3.10 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian merupakan paparan waktu penelitian dalam melakukan
tahapan-tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun
tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian dalam penelitian mengenai Tingkat
Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I
Serang Provinsi Banten dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
75
No. Kegiatan Penelitian
Waktu Penelitian
2016 2017 2018
Mar Jun -
Des
Jan -
Jul Ags
Sept -
Des
Jan-
Feb Mar
1 Pengajuan Judul
2 Perijinan & Observasi
Awal
3 Penyusunan BAB I -
BAB III
4 Bimbingan BAB I -
BAB III
5 Seminar Proposal
6 Pengumpulan Data di
Lapangan
7 Penyusunan Laporan
Hasil Skripsi
8 Sidang Skripsi
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Pada awalnya melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia R.I Nomor : M.05.PR.07.04 Tahun 2002 tanggal 25
76
September 2002 terbentuklah Kantor Imgrasi Serang, namun masih berstatus
sebagai Kantor Imigrasi Kelas II Serang.
Dengan lokasi kantor berkedudukan di Jalan Trip Jamaksari No.5
Kabupaten Serang, pada waktu itu masih menyewa sebuah ruko sederhana
berlantai 2 (dua). Pada saat terjadi pemekaran wilayah propinsi Jawa Barat,
yakni menjadi propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, Kantor Imigrasi
Kelas II Serang pun mengalami perubahan status yakni menjadi Kantor
Imigrasi Kelas I Serang. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor : M.05.PR.07.04 Tahun 2004
tanggal 19 Agustus 2004.
Lokasi kantor pun berpindah ke jalan Warung Jaud No.82 Kaligandu,
Kabupaten Serang. Kantor ini dibangun di atas tanah seluas 1000 meter2
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Pemekaran pun terjadi
dilingkunngan Pemda, yang mana lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang saat
ini masuk ke wilayah teritorial pemerintah kota Serang.
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Kantor Imigrasi Kelas I Serang memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi
Terciptanya Pelayanan Masyarakat Yang Responsif dan Pengawasan Orang
Asing Yang Menjunjung Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia.
Misi
i. Melaksanakan Pelayanan Yang cepat dan Tepat.
ii. Memberi Kemudahan Pada Masyarakat Yang Ber-Empati.
77
iii. Melaksanakan Pengawasan, Pemantauan Orang Asing Yang Menjunjung
Hak Asasi Manusia.
4.1.3 Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Gambar 4.1
Sumber : Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian 2017
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
R.I Nomor : M.05.PR.07.04 Tahun 2004 tanggal 19 Agustus 2004. Wilayah
kerja Kantor Imigrasi Kelas I Serang yaitu :
1. Kota Serang
Kota Serang memiliki luas wilayah 266,77 Km² yang terdiri dari 6
(enam) kecamatan yaitu ; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen,
Kecamatan Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok
78
Jaya dan KecamatanTaktakan. Dari 6 (enam) kecamatan tersebut
terdiri dari 46 Desa.
2. Kabupaten Serang
Kabupaten Serang memiliki luas wilayah 1.467,35 Km² yang
terdiri dari 28 (dua puluh delapan ) kecamatan yaitu ; Kecamatan
Anyer, Kecamatan Bandung, Kecamatan Baros, Kecamatan
Binuang, Kecamatan Bojonegara, Kecamatan Carenang,
Kecamatan Cikande, Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Cinangka,
Kecamatan Ciomas, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Gunung Sari,
Kecamatan Jawilan, Kecamatan Kibin, Kecamatan Kopo,
Kecamatan Kragilan, Kecamatan Kramatwatu, Kecamatan Mancak,
Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Padarincang, Kecamatan
Pamarayan, Kecamatan Petir, Kecamatan Pontang, Kecamatan
Pulo Ampel, Kecamatan Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan
Tunjung Teja dan Kecamatan Waringin Kurung. Dari 28 (dua
puluh delapan) kecamatan tersebut terdiri dari 320 Desa.
3. Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah 304.472 ha yang terdiri
dari 28 (dua puluh delapan ) kecamatan yaitu ; Kecamatan
Banjarsari, Kecamatan Bayah, Kecamatan Bojongmanik,
Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cigemblong, Kecamatan Cihara,
Kecamatan Cijaku, Kecamatan Cileles, Kecamatan Cilograng,
Kecamatan Cimarga, Kecamatan Cipanas, Kecamatan Cirinten,
79
Kecamatan Curugbitung, Kecamatan Gunung Kencana, Kecamatan
Kalang Anyar, Kecamatan Lebak Gedong, Kecamatan
Leuwidamar, Kecamatan Maja, Kecamatan Malimping, Kecamatan
Muncang, Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Rangkasbitung,
Kecamatan Sajira, Kecamatan Sobang, Kecamatan Wanasalam dan
Kecamatan Warung Gunung. Dari 28 (dua puluh delapan)
kecamatan tersebut terdiri dari 340 Desa.
4. Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang memiliki luas wilayah 2.747 Km² yang
terdiri dari 35 (tiga puluh lima ) kecamatan yaitu ; Kecamatan
Sumur, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Cibaliung, Kecamatan
Cibitung, Kecamatan Cikeusik, Kecamatan Cigeulis, Kecamatan
Panimbang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Munjul, Kecamatan
Angsa, Kecamatan Sindangresmi, Kecamatan Picung, Kecamatan
Bojong, Kecamatan Saketi, Kecamatan Cisata, Kecamatan
Pagelaran, Kecamatan Patia, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan
Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Jiput, Kecamatan Cikedal,
Kecamatan Menes, Kecamatan Pulosari, Kecamatan
Mandalawangi, Kecamatan Cimanuk, Kecamatan Cipeucang,
Kecamatan Banjar, Kecamatan Kaduhejo, Kecamatan Mekarjaya,
Kecamatan Pandeglang, Kecamatan Majasari, Kecamatan Cadasari,
Kecamatan Karang Tanjung dan Kecamatan Koroncong. Dari 35
(tiga puluh lima ) kecamatan tersebut terdiri dari 322 Desa.
80
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Sesuai Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor :
M.03-PR.07.04 Tahun 1991 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Imigrasi, Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Serang sebagai berikut :
No UNIT
ORGANISASI TUGAS FUNGSI
1 Sub Bagian Tata
Usaha
Melaksanankan
pengawasan,
koordinasi dan
pembinaan bagian
tata usaha
a. Koordinasi kegiatan Kantor
Imigrasi Kelas I Serang
b. Pembinaan dan pemberian
dukungan adminstrasi yang
meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, arsip dan
dokumentasi Kantor Imigrasi Kelas
I Serang
c. Koordinasi dan penyusunan
rencana program Kantor Imigrasi
Kelas I Serang
2 Seksi Informasi
dan Sarana
Komunikasi
Keimigrasian
Melaksanakan
Penyebaran dan
pemanfaatan
informasi serta
pengelolaan sarana
komunikasi
keimigrasian
a. Melakukan pengumpulan,
penelaahan, analisa data, evaluasi,
penyajian informasi dan
penyebarannya untuk penyidikan
keimigrasian
b. Melakukan pemeliharaan,
pengamanan dokumentasi
keimigrasian dan penggunaan serta
pemeliharaan sarana komunikasi
3 Seksi Lalu
Lintas
Keimigrasian
Melaksanakan tugas
di seksi lalu lintas
keimigrasian
a. Melakukan pemberian dokumen
perjalanan.
b. izin berangkat dan izin kembali.
4 Seksi Status
Keimigrasian
Melaksanakan tugas
pada seksi status
a. Melakukan penentuan status
keimigrasian bagi orang asing
81
keimigrasian yang berada di Indonesia.
b. Melakukan penelitian terhadap
kebenaran bukti-bukti
kewarganegaraan seseorang
mengenai status
kewarganegaraannya.
5 Seksi
Pengawasan dan
Penindakan
Keimigrasian
Melaksanakan
pengawasan dan
penindakan
keimigrasian
terhadap orang asing
a. Melakukan pemantauan terhadap
pelanggaran perizinan keimigrasian
dan mengadakan kerjasama antar
instansi dibidang pengawasan
orang asing
b. Melakukan penyidikan dan
penindakan terhadap pelanggaran
keimigrasian
6 Kepala Urusan
Umum
Melaksanakan tugas
sebagai kepala urusan
umum
Melakukan urusan surat menyurat,
urusan perlengkapan dan rumah tangga
di lingkungan Kantor Imigrasi Kelas I
Serang.
7 Kepala Urusan
Kepegawaian
Melaksanakan tugas
sebagai kepala urusan
kepegawaian
Melakukan urusan kepegawaian
Kantor Imigrasi Kelas I Serang sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Menteri dan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7 Kepala Urusan
Keuangan
Melaksanakan tugas
sebagai kepala urusan
keuangan
Melakukan urusan keuangan Kantor
Imigrasi Kelas I Serang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8 Kepala Sub
Seksi Informasi
Keimigrasian
Melaksanakan tugas
sebagai kepala sub
seksi informasi
Melakukan penyebaran dan
pemanfaatan informasi mengenai
warga Negara Indonesia dan warga
asing dalam rangka kerja sama tukar
menukar informasi untuk pengamanan.
9 Kepala Sub Melaksanakan tugas Melakukan pemeliharaan dan
82
Seksi
Komunikasi
Keimigrasian
sebagai kepala sub
seksi komunikasi
keimigrasian
pengamanan dokumentasi
keimigrasian serta melakukan
penggunaan dan pemanfaatan sarana
komunikasi.
10 Kepala Sub
Seksi Perizinan
Keimigrasian
Melaksanakan tugas
sebagai kepala sub
seksi Perizinan
keimigrasian
Melakukan urusan perizinan di bidang
keimigrasian seperti memberikan
Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia;
12 Kepala Sub
Seksi Penelaahan
Status
Keimigrasian
Melaksanakan tugas
sebagai Kepala Sub
Seksi Penelaahan
Status Keimigrasian
Melaksanakan penelaahan berkas
permohonan Izin Tinggal, Alih Status,
Pewarganegaraan Ganda Terbatas, dan
Surat Keteranga Keimigrasian.
13 Kepala Sub
Seksi Penentuan
Status
Keimigrasian
Melaksanakan tugas
sebagai Kepala Sub
Seksi Penentuan
Status Keimigrasian
Melaksanakan penelaahan berkas
permohonan Izin Tinggal, dan
Duplikasi Izin Tinggal.
14 Kepala Sub
Seksi
Pengawasan
Keimigrasian
Malaksanakan tugas
sebagai kepala sub
seksi pengawasan
keimigrasian
Melakukan pemantauan terhadap
pelanggaran perizinan keimigrasian
dan mengadakan kerja sama antar
instansi di bidang pengawasan orang
asing.
15 Kepala Sub
Seksi
Penindakan
Keimigrasian
Melaksanakan tugas
sebagai kepala sub
seksi pengawasan
keimigrasian
Melakukan penyidikan dan
penindakan, pencegahan dan
penangkalan, penampungan sementara
dan perawatan orang asing yang belum
dapat dipulangkan, pemulangan dan
pengusiran terhadap pelanggaran
keimigrasian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
83
4.1.5 Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang berada dalam posisi 5 derajat 7’
50” – 7 derajat 1’ 11” Lintang Selatan, dan 105 derajat 1’ 11” – 106 derajat 7’
12” Bujur Timur yaitu di Jalan Warung Jaud No.82 RT/RW 03/11 Kaligandu
Kecamatan Serang Kota Serang Banten. Dengan lokasi kantor Imigrasi yang
strategis berada di wilayah kota serang, membuat Kantor Imigrasi mudah
dijangkau oleh masyarakat.
4.1.6 Komposisi Sumber Daya Manusia
Kantor Imigrasi Kelas I Serang memiliki jumlah pegawai sebanyak 38
orang pegawai, dengan rincian berdasarkan kualifikasi pendidikan sebagai
berikut :
a. SMU/ Sederajat : 5 Orang
b. Diploma : 2 Orang
c. Sarjana/S1 : 27 Orang
d. Magister/ S2 : 4 Orang
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
4.2.1 Uji Validitas
Pada penelitian ini, analisi data yang pertama kali dilakukan yaitu
dengan melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Berikut pengujian validitas dengan menggunakan alat bantu piranti
84
lunak Statistic Program Social Science (SPSS) versi 22 dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrument Penelitian
No Koefisien Korelasi
(r hitung)
r table Keputusan
1 0,244 0,202 Valid
2 0,374 0,202 Valid
3 0,319 0,202 Valid
4 0,471 0,202 Valid
5 0,273 0,202 Valid
6 0,374 0,202 Valid
7 0,405 0,202 Valid
8 0,385 0,202 Valid
9 0,273 0,202 Valid
10 0,318 0,202 Valid
11 0,346 0,202 Valid
12 0,441 0,202 Valid
13 0,580 0,202 Valid
14 0,287 0,202 Valid
15 0,288 0,202 Valid
16 0,262 0,202 Valid
17 0,638 0,202 Valid
18 0,594 0,202 Valid
19 0,464 0,202 Valid
20 0,266 0,202 Valid
21 0,365 0,202 Valid
22 0,517 0,202 Valid
23 0,807 0,202 Valid
24 0,567 0,202 Valid
25 0,677 0,202 Valid
26 0,633 0,202 Valid
27 0,591 0,202 Valid
28 0,661 0,202 Valid
29 0,656 0,202 Valid
30 0,803 0,202 Valid
31 0,619 0,202 Valid
32 0,590 0,202 Valid
33 0,743 0,202 Valid
34 0,767 0,202 Valid
35 0,668 0,202 Valid
36 0,484 0,202 Valid
85
37 0,416 0,202 Valid
38 0,525 0,202 Valid
39 0,651 0,202 Valid
40 0,350 0,202 Valid
41 0,532 0,202 Valid
42 0,545 0,202 Valid
43 0,348 0,202 Valid
44 0,476 0,202 Valid
45 0,459 0,202 Valid
46 0,490 0,202 Valid
47 0,350 0,202 Valid
48 0,433 0,202 Valid
49 0,306 0,202 Valid
50 0,506 0,202 Valid
51 0,651 0,202 Valid
52 0,495 0,202 Valid
53 0,733 0,202 Valid
54 0,722 0,202 Valid
55 0,360 0,202 Valid
56 0,580 0,202 Valid
57 0,585 0,202 Valid
58 0,519 0,202 Valid
59 0,643 0,202 Valid
60 0,639 0,202 Valid
61 0,714 0,202 Valid
62 0,310 0,202 Valid
63 0,722 0,202 Valid
64 0,318 0,202 Valid
65 0,476 0,202 Valid
66 0,408 0,202 Valid
67 0,624 0,202 Valid
Sumber : Hasil SPSS 22.0
Pada table diatas dalam menentukan kevalidan suatu item pernyataan
maka setiap nilai pada kolom ini dibandingkan dengan nilai pada rtabel
dengan derajat bebas n-2 dimana n adalah jumlah responden sebanyak 97,
berdasarkan pada rtabel , dengan jumlah responden (n) adalah 97, maka
didapatkan 97 - 2 = 95, dengan tingkat signifikansi 5 % (0.05), di dapatkan
nilai rtable sebesar 0,202. Adapun kriteria item/butir instrumen yang
86
digunakan adalah dimana jika rhitung > rtabel, berarti item/butir instrumen
dinyatakan valid, dan jika rhitung ≤ rtabel berarti item/butir dinyatakan tidak
valid. Berdasarkan tabel diatas hasil analisis yang didapatkan bahwa terdapat
70 item/butir instrumen sudah valid.
4.2.2 Uji Reabilitas
Pengujian reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan bantuan SPSS 22. Aplha Cronbach yaitu penghitungan
yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir
pernyataan dalam kuesioner. Adapun hasil dari uji reabilitas yang telah
dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0,953.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,953 67
Sumber : Hasil SPSS 22.0
Reabilitas = rhitung > rtabel
= 0,953 > 0,202
= Diterima
Nilai di atas menunjukan bahwa rhitung > rtabel atau 0,953 > 0,202.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir instrumen penelitian ini adalah
87
reliabel. Berdasarkan uji validitas dan uji reabilitas yang telah dilakukan,
maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pegumpulan dkata dalam penelitian ini.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis yaitu Tingkat
Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I
Serang Provinsi Banten Tidak Berjalan dengan Efektif bila kurang dari atau
sama dengan 70 %. Berdasarkan data yang diperoleh, skor yang diperoleh
adalah 4 x 67 x 97 = 25.996 sehingga skor ideal yang didapat adalah 25.996.
Keterangannya adalah 4 merupakan nilai tertinggi dan 1 merupakan nilai
terendah dari setiap pilihan jawaban pernyataan yang diajuan pada responden
, 67 merupakan jumlah item isntrumen pernyataan yang diajukan kepada
responden dalam bentuk kuesioner, dan 97 merupakan jumlah seluruh sample
dalam penelitian ini. Sedangkan jumlah skor yang diperoleh berdasarkan
melalui pengumpulan data adalah 19.447. Maka didapatkan hasilnya sebagai
berikut :
= Jumlah skor : Total skor x 100
= (19.447: 25.996) x 100 %
= 0,7480 x 100%
= 74,80 %
Sementara nilai mean atau rata-rata pada skor ideal instrumen adalah
25.996 : 97 = 268. Sehingga untuk mengukur Tingkat Efektivitas Pelayanan
88
Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten,
nilai yang dihipotesiskan mencapai 70% dari yang diharapkan, ini berarti
bahwa 0,7 x 25.996 = 18.197 dibagi 97 = 187.
Hipotesis statistiknya dapat ditulis dengan rumus :
Ho : µ ≤ 70% ≤ 0,7 x 25.996 : 97 = 187
Ha : µ > 70% > 0,7 x 25.996 : 97 = 187
Diketahui :
X = 19.447 = 200,48
97
µ0 = 187
s = 17,85
n = 97
Rumus:
t =
n
s
x
Dimana :
t = Nilai t hitung
= Jumlah skor kuisioner
= Nilai yang dihipotesiskan
S = Standart Deviasi Sampel
n = Jumlah sampel
89
Maka untuk mencari hal tersebut sesuai dengan yang diketahui adalah
sebagai berikut :
t =
n
s
x
= 200,48 – 187
17,85
97
= 13,48
17,85
9,84
= 13,48
1,776
= 7,590
Berdasarkan hasil hitung dari rumus diatas diketahui t hitung adalah
7,590. Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = (n - 1) = (97 – 1) = 96 dan taraf kesalahan
= 10%, untuk uji satu pihak (one tail test) uji pihak kanan karena t hitung lebih besar
dari pada t tabel ( 7,590 > 1,661 ). Maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima.
4.3 Deskripsi Data
4.3.1. Identitas Responden
Responden yang peneliti temui merupakan orang-orang yang menurut
peneliti memiliki dan mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para
90
pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang dengan jumlah responden
sebanyak 97 Orang. Teknik yang digunakan adalah Teknik Sampling
Insidental. Sampling Insidental yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, yang dianggap cocok
sebagai sumber data.
Dalam penelitian ini, peneliti mengelempokan dan mengolah data hasil
penelitian dengan membagi pernyataan-pernyataan dalam kuesioner sesuai
dengan indikator-indikator yang akan diukur berdasarkan teori yang peneliti
anggap sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pada pengisian kuesioner,
responden diharuskan untuk mengisi identitas diri meliputi nama, jenis
kelamin serta usia. Berikut dibawah ini pemaparan data identitas diri
responden yang terdapat pada kuesioner.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
91
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas maka dapat diketahui bahwa 68% jumlah
yang menjadi responden penelitian di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yaitu
para pemohon paspor, dimana lebih banyak didominasi oleh pemohon paspor
laki-laki yaitu sebanyak 66 orang dibandingkan dengan pemohon prempuan
yaitu 32% atau sebanyak 31 orang.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas maka dapat diketahui bahwa 50% para
pemohon paspor dalam penelitian ini berdasarkan tingkat usia didominasi
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki
Perempuan
0
10
20
30
40
50
60
< 20 Thn
21 - 30 Thn
31 - 49 Thn
>50 Thn
92
oleh tingkat usia antara 31-49 tahun yaitu sebanyak 48 orang. Selanjutnya
33% tingkat usia >50 tahun yaitu sebanyak 32 orang. 13% tingkat usia 21-30
tahun sebanyak 13 orang dan 4% tingkat usia <20 tahun sebanyak 4 orang.
4.3.2 Analisis Data
Dalam penelitian ini jenis dan analisia data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak
hanya berbentuk kalimat pernyataan dari kuesioner, melainkan dari hasil
penelitian yang berbentuk angka yang kemudian diolah. Skala yang dipakai
dalam kuesioner ini adalah skala Likert, dimana pemilihan jawaban terdiri
atas 4 item skoring, antara lain skor 4 untuk penilaian sangat setuju, skor 3
untuk peniaian setuju, skor 2 untuk penilaian tidak setuju dan skor 1 untuk
penilaian sangat tidak setuju. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 4
(empat) indikator-indikator efektivitas menurut menurut Hessel Nogi
Tangkilisan (2005: 140-141) yakni Pencapaian Target, Kemampuan
Adaptasi, Kepuasan Kerja, dan Tanggung Jawab.
Untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam mengenai efektivitas
pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang terkait
dengan 4 indikator dari teori yang telah dirumuskan sesuai dengan apa yang
ditemukan di lapangan, adapun lebih lengkapnya peneliti menguraikan dalam
bentuk diagram disertai penjelasan dan kesimpulan hasil jawaban dari
pernyataan yang diajukan kepada para responden melalui penyebaran
kuesioner yaitu :
93
4.3.2.1 Pencapaian Target
Terdapat 18 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator
pencapaian target, yaitu :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan Kantor Imigrasi Kelas I
Serang aktif dalam mensosialisasikan informasi mengenai pembuatan paspor
online. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.1
Kantor Imigrasi Kelas I Serang Aktif
Dalam Mensosialisasikan Informasi
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.1 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 17%
responden menjawab sangat setuju, 32% responden menjawab setuju, 44%
responden menjawab tidak setuju, dan 7% responden menjawab sangat tidak
setuju. Mayoritas responden 44% menjawab tidak setuju dan 7% responden
menjawab sangat tidak setuju, hal ini dapat diartikan bahwa Kantor Imigrasi
Kelas I Serang kurang aktif dalam mensosialisasikan informasi ke masyarakat
16
31
43
7
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
94
mengenai pembuatan paspor secara online. Tetapi terdapat 32% menjawab
setuju dan 17% menjawab sangat setuju bahwa Kantor Imigrasi Kelas I
Serang aktif dalam mensosialisasikan informasi mengenai pembuatan paspor
online. Padahal jika Kantor Imigrasi Kelas I Serang aktif mensosialisasikan
informasi pembuatan paspor secara online, masyarakat akan mengetahui info
yang terbaru bahwa pembuatan paspor dibagi menjadi dua pilihan, secara
walk in (langsung ke kantor Imigrasi Kelas I Serang) atau secara online via
website Imigrasi.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat tidak perlu antri
lama untuk membuat paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
berikut :
Diagram 4.2
Masyarakat Tidak Perlu Antri Lama Untuk Membuat Paspor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.2 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 50%
reponden menjawab tidak setuju, 32% responden menjawab sangat tidak
setuju dan 18% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
31
17
49
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
95
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 50% menjawab tidak
setuju, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat harus antri lebih lama diloket
untuk pengurusan pembuatan paspor dikarenakan loket pembuatan paspor
secara online digunakan oleh pemohon secara walk in ( datang langsung ke
Kantor Imigrasi), jadi pemohon paspor secara online yang harus menunggu
antrian satu loket dengan pemohon walk in, seharusnya setiap loket pelayanan
paspor baik walk in atau melalui online melayani sesuai dengan fungsi dan
golongan pemohon paspor yang akan dilayani.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon mengetahui alur
pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.3
Pemohon Mengetahui Alur Pembuatan Paspor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.3 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 94%
responden menjawab tidak setuju dan 6% responden menjawab setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 94% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
6
91
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
96
bahwa masyarakat pemohon paspor yang ingin membuat paspor tidak
mengetahui alur pembuatan paspor yang berlaku. Sehingga pada saat datang
ke Kantor Imigrasi, pemohon banyak yang kebingungan untuk memulai
proses darimana, dan bertanya kepada satpam yang ada di luar gedung. Tetapi
ada 6% responden menjawab setuju, hal ini berarti tidak semua masyarakat
yang tidak mengetahui alur paspor yang berlaku. Seharusnya Kantor Imigrasi
membuat banner atau baliho mengenai alur pembuatan paspor yang dipasang
di halaman Kantor Imigrasi serta ada pada halaman website Imigrasi, agar
para pemohon paspor yang awam dalam proses pembuatan paspor
mengetahui alur yang harus mereka jalani.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pelayanan pembuatan
paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang sesuai dengan alur yang berlaku.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.4
Pelayanan Paspor Serang Sesuai Dengan Alur Yang Berlaku
97
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.4 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%
responden menjawab setuju, 9% responden menjawab sangat setuju dan 7%
responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 84% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor online kepada masyarakat sudah sesuai dengan alur yang
berlaku yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Tetapi
ada 9% responden menjawab tidak setuju dan 7% responden menjawab
sangat tidak setuju, hal ini berarti bagi beberapa pemohon paspor merasa,
pelayanan yang mereka terima dalam pembuatan paspor online tidak sesuai
dengan alur yang berlaku.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan alur pelayanan pembuatan
paspor mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
9
81
7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
98
Diagram 4.5
Alur Pelayanan Paspor Mudah Dipahami
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.5 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 90%
responden menjawab setuju, 3% responden menjawab sangat setuju dan 7%
responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 90% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat memahami alur
pelayanan pembuatan paspor yang berlaku. Hal ini bertentangan dengan
pernyataan “pemohon mengetahui alur pembuatan paspor” mendapatkan
hasil kuesioner dimana pemohon paspor tidak mengetahui alur pembuatan
paspor yang berlaku. Hal ini dikarenakan responden yang mengisi kuesioner
yang peneliti berikan sudah menerima paspor yang sudah diterbitkan dan
telah dijelaskan secara lisan oleh pegawai kantor imigrasi kelas i serang
mengenai alur pembuatan paspor. Tetapi ada 7% responden menjawab tidak
setuju, hal ini mengartikan bahwa ada beberapa pemohon paspor yang tidak
memahami akan alur pelayanan pembuatan paspor online dan membuat
mereka masih kebingungan akan alur tersebut, sehingga membuat petugas
3
87
7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sangat Mudah Mudah Tidak Mudah Sangat TidakMudah
99
pelayanan pembuatan paspor online harus menjelaskan secara perlahan agar
setiap pemohon yang bertanya mengerti akan alur pelayanan pembuatan
paspor online tersebut.
Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan kepahaman pemohon
mengenai alur pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.6
Kepahaman Pemohon Mengenai Alur Pembuatan Paspor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.6 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 88%
responden menjawab setuju, 3% responden menjawab sangat tidak setuju, 3%
responden menjawab sangat setuju dan 6% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas daripada responden
88% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa hampir
seluruh responden pemohon paspor memahami mengenai alur pembuatan
paspor yang ada pada Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Hal ini dapat
disebabkan karena ada beberapa pemohon yang sudah beberapa kali datang
3
85
6 3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
100
untuk mengurus pembuatan paspor, adapula yang datang ke Kantor Imigrasi
Kelas I Serang untuk memperpanjang masa berlaku paspor yang mereka
miliki, serta mayoritas pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
merupakan usia produktif yaitu berumur 31 sampai 49 tahun sehingga mereka
mudah dalam memahami alur yang dijelaskan petugas Kantor Imigrasi Kelas
I Serang. Namun terdapat 6% responden menjawab tidak setuju, dikarenakan
pemohon masih kurang memahami alur pembuatan paspor tersebut.
Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan persyaratan pembuatan
paspor mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.7
Persyaratan Paspor Mudah Dipahami
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.7 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%
responden menjawab setuju, dan 16% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 84% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa
dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor seluruh responden mudah
81
16
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
101
memahami persyaratan pembuatan paspor secara online. Hal ini karena
persyaratan awal dalam memohon paspor merupakan persyaratan dasar
mengenai data diri, seperti : KTP, KK, ijazah/akte perkawinan/buku nikah/
akte kelahiran, dan mengisi formulir permohonan saja. Tetapi ada 16%
responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa
persyaratan yang tidak mudah dipahami oleh responden, seperti : persyaratan
lain selain KTP dan KK, yaitu ijazah, akte perkawinan/buku nikah, dan akte
kelahiran, dimana dari pesyaratan tersebut pemohon hanya memilih satu
diantara 3 dokumen tersebut dan bukan ketiganya. Selain itu nama pada data
diri pemohon paspor harus sama (penggunaan tanda baca diperhatikan),
sehingga ada beberapa pemohon yang harus bolak-balik ke Kantor Imigrasi
Kelas I Serang untuk mengkonfirmasi apakah persyaratan yang dibawa sudah
benar.
Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan persayaratan
pembuatan paspor mudah dipenuhi oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.8
102
Persayaratan Paspor Mudah Dipenuhi
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.8 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 88%
responden menjawab setuju, dan 12% responden menjawab sangat setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 88% menjawab setuju, dengan data demikian dapat diartikan
bahwa dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang seluruh responden sangat mudah memenuhi persyaratan yang
ada untuk pembuatan paspor secara online. Karena persyaratan awal dalam
memohon paspor merupakan persyaratan dasar mengenai data diri, seperti :
KTP, KK, ijazah/akte perkawinan/buku nikah/ akte kelahiran, dan mengisi
formulir permohonan saja.
Kesembilan, pernyataan yang berkaitan dengan tersedianya informasi
mengenai pembuatan paspor online di website kantor Imigrasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.9
12
85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
103
Tersedianya Informasi Pembuatan Paspor Online Di Website
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.9 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 81%
responden menjawab tidak setuju, dan 19% responden menjawab setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 88% menjawab tidak setuju, dengan data demikian dapat diartikan
bahwa responden kurang informasi mengenai pembuatan paspor di website
Kantor Imigrasi. Karena saat peneliti membuka dan melihat website Kantor
Imigrasi, peneliti menyimpulkan masih kurangnya informasi yang harusnya
diterima masyarakat umum terkait perkembangan pembuatan dan
pelayananan mengenai paspor. Halaman website pun tidak diperbaharui
secara berkala, membuat masyarakat enggak untuk mencari informasi pada
website tersebut. Seharusnya pihak Kantor Imigrasi menyediakan informasi
mengenai pembuatan paspor online di website, atau paling tidak diperbaharui
informasi di website seminggu sekali agar masyarakat mengetahui informasi
terbaru di Kantor Imigrasi.
18
79
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
104
Kesepuluh, pernyataan yang berkaitan dengan tersedianya informasi
mengenai pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.10
Tersedianya Informasi Pembuatan Paspor Online Di Kantor Imigrasi
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.10 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 50%
responden menjawab tidak setuju, 42% responden menjawab setuju, 6%
responden menjawab sangat tidak setuju dan 2% responden menjawab sangat
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 50% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa masyarakat kurang informasi mengenai pembuatan paspor online,
2
41
48
6
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
105
masyarakat mengetahui informasi pembuatan paspor online dari mulut ke
mulut, bahkan banner atau papan informasi mengenai pembuatan paspor
online tidak tersedia. Seharusnya Kantor Imigrasi menyediakan informasi
pembuatan paspor online di ruang tunggu atau di sekitar tempat pengisian
formulir, agar masyarakat mengetahui pembuatan paspor tidak hanya secara
walk in saja tetapi terbagi menjadi dua, yaitu : ada yang secara walk in atau
online via website Kantor Imigrasi.
Kesebelas, pernyataan yang berkaitan dengan informasi yang
diberikan oleh pegawai mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.11
Informasi Yang Diberikan Oleh Pegawai Mudah Dipahami
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.11 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 82%
responden menjawab setuju, dan 18% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas dari pada
responden 82% menjawab setuju, dengan data demikian dapat diartikan
bahwa para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu menyampaikan
80
17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
106
informasi terkait mekanisme pelayanan dan pembuatan paspor dengan jelas
kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa tidak kekurangan informasi
terkait permohonan paspor. Akan tetapi terdapat 18 % responden menjawab
tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa ada sebagian dari masyarakat
merasa kurang puas mengenai informasi yang disampaikan oleh pegawai
Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang dinilai masih kurang informatif bagi
masyarakat.
Kedua belas, pernyataan yang berkaitan dengan informasi yang
tertulis di Webisite Imigrasi mudah dipahami oleh masyarakat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.12
Informasi Yang Tertulis Di Webisite Imigrasi Mudah Dipahami
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.12 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 86%
responden menjawab setuju, dan 14% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 86% menjawab setuju, dengan data demikian dapat diartikan
bahwa informasi yang ada di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang
83
14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
107
mengenai tata cara pembuatan paspor online mudah dipahami oleh para
pemohon paspor yang akan membuat paspor secara online sehingga
masyarakat merasa tidak kekurangan informasi di website terkait permohonan
paspor. Akan tetapi terdapat 14 % responden menjawab tidak setuju, hal ini
membuktikan bahwa ada sebagian dari masyarakat merasa kurang puas
mengenai informasi yang ada di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang
dinilai masih kurang informatif bagi masyarakat.
Ketiga belas, pernyataan yang berkaitan dengan adanya pengumuman
tentang batas kuota pemohon paspor di ruang pelayanan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.13
Adanya Pengumuman Batas Kuota Paspor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.13 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 63%
responden menjawab tidak setuju, 28% responden menjawab setuju, 5%
responden menjawab sangat setuju dan 4% responden menjawab sangat tidak
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 63% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
5
27
61
4
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
108
bahwa masyarakat merasa kurang setuju terhadap adanya pengumuman
tentang batas kuota pemohon paspor online yang diberikan oleh Kantor
Imigrasi Kelas I Serang. Seharusnya ada pengumuman tentang batas kuota
pemohon paspor online yang tersedia baik di ruang tunggu maupun di website
Kantor Imigrasi Kelas I Serang tiap harinya. Agar masyarakat mengetahui
apabila batas pemohon paspor sudah habis dan tidak mengantri lama di loket
hanya untuk menanyakan kuota pemohon paspor.
Keempat belas, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mudah
dalam mengakses website Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.14
Masyarakat Mudah Dalam Mengakses Website
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.14 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%
responden menjawab tidak setuju, 27% responden menjawab setuju, 12%
responden menjawab sangat tidak setuju dan 5% responden menjawab sangat
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 56% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
5
26
54
12
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
109
bahwa masyarakat merasa sulit dalam mengakses website Kantor Imigrasi
untuk mengisi identitas dan mengupload persyaratan data diri. Bahkan
terkadang website error dan sulit diakses oleh para pemohon paspor,
menyebabkan pemohon paspor harus menunggu dalam jangka waktu yang
tidak ditentukan sampai website dapat diakses kembali.
Kelima belas, pernyataan yang berkaitan dengan desain Website
Kantor Imigrasi Kelas I Serang bagus dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.15
Desain Website Bagus Dan Mudah Dipahami
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.15 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%
responden menjawab setuju, 13% responden menjawab tidak setuju dan 3%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas daripada responden 84% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat menilai desain website
Kantor Imigrasi sudah bagus dan mudah dipahami bagi para pemohon paspor
online. Hal ini dapat dilihat dari tampilan awal website yang sudah modern
3
81
13
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
110
dan kelengkapan halaman website, seperti : profile, layanan publik, produk
hukum, informasi, pengaduan dan layanan kontak yang mudah untuk
dipahami untuk para pemohon paspor yang mengakses website Kantor
Imigrasi Kelas I Serang. Akan tetapi terdapat 13% responden menjawab tidak
setuju, hal ini membuktikan bahwa ada sebagian dari masyarakat merasa
kurang puas dengan website Kantor Imigrasi Kelas I Serang dimana berita
mengenai pelayanan pembuatan paspor yang ada pada website tersebut tidak
update.
4.3.2.2 Kemampuan Adaptasi
Terdapat 8 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator
kemampuan adaptasi, yaitu :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai mampu
menggunakan teknologi yang ada dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.16
Pegawai Mampu Menggunakan Teknologi Yang Ada
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
15
59
23
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
111
Berdasarkan diagram 4.16 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 61%
responden menjawab setuju, 24% responden menjawab tidak setuju dan 15%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 61 % menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa pemanfaatan fasilitas kerja seperti ;
komputer, printer, dan peralatan kantor lainnya bagi para pegawai
memberikan kemudahan pekerjaan pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang
guna menunjang pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Akan tetapi
terdapat 24% responden menjawab tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa
ada beberapa pegawai yang kurang paham mengunakan teknologi yang ada
dalam memberikan pelayana kepada masyarakat.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai pandai dan cepat
dalam mengoperasikan alat untuk mengupload data pemohon. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.17
Pegawai Pandai Dan Cepat Dalam Mengoperasikan Alat
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
15
69
13
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
112
Berdasarkan diagram 4.17 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 71%
responden menjawab setuju, 16% responden menjawab sangat setuju dan
13% responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 71% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa para pegawai di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang sudah bekerja secara cepat, guna memberikan pelayanan
secara maksimal kepada masyarakat dalam pelayanan pembuatan paspor. Hal
ini dapat dilihat dari waktu atau jeda yang terjadi dari saat pemohon paspor
melakukan registrasi pada loket registrasi hanya membutuhkan waktu 3
sampai 5 menit, dan jarak antara loket 1 ke loket lainnya 15 sampai 20 menit.
Sehingga pemohon paspor merasa pegawai melakukan pekerjaannya dengan
cepat. Tetapi terdapat 13% responden menjawab tidak setuju, hal ini
dikarenakan tidak semua dari pegawai tersebut bekerja secara cepat dalam
memberikan pelayanan, dikarenakan beberapa hal, seperti : formulir yang
diisi oleh pemohon paspor tidak sesuai dengan seharusnya diisi sehingga
pemohon paspor harus mengisinya dari awal.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu menjawab
dengan baik setiap masalah atau komplain dari masyarakat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.18
Pegawai Menjawab Dengan Baik Setiap Masalah Atau Komplain
113
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.18 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 73%
responden menjawab setuju, 18% responden menjawab tidak setuju dan 9%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 73% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor para pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu
menjawab komplain masyarakat yang akan mengurus pembuatan paspor. Hal
ini terlihat pada saat pemohon paspor mengajukan komplain terhadap
pelayanan yang mereka terima, dimana pegawai tersebut langsung menjawab
komplain yang diajukan pemohon tersebut dan langsung memberikan solusi
terhadap komplain tersebut. Akan tetapi terdapat 18 % responden menjawab
tidak setuju, hal ini dikarenakan masih ada beberapa pegawai di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang yang merasa mengacuhkan masalah atau komplain
dari masyarakat yang ada.
9
71
17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
114
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai menerima setiap
komplain yang ada dari pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.19
Pegawai Menerima Setiap Komplain
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.19 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 82%
responden menjawab setuju, dan 18% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 82% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa
para pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu menerima komplain
atau keluhan yang terjadi selama pelaksanaan pembuatan paspor. Walaupun
setiap keluhan atau komplain yang diterima pegawai Kantor Imigrasi Kelas I
Serang tidak langsung diproses, karena ada beberapa keluhan yang harus
diajukan ke pusat (terkait website error dan kuota pemohon). Setidaknya
pegawai selalu mencoba menjawab keluhan yang ditanyakan atau diajukan
oleh para pemohon paspor. Tetapi terdapat 18% responden menjawab tidak
80
17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
115
setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pegawai yang tidak mau menerima
keluhan atau komplain dari masyarakat yang akan membuat paspor.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu
menjelaskan kepada masyarakat apabila ada yang kurang dimengerti oleh
masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.20
Pegawai Menjelaskan Apabila Ada Yang Kurang Dimengerti
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.20 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 75%
responden menjawab setuju, 19% responden menjawab sangat setuju dan 6%
responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 75% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor apabila masyarakat kurang mengerti, para pegawai di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu menjelaskan. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pemohon paspor yang selalu bertanya terkait persyaratan yang
harus dibawa dalam pembuatan paspor, pemohon yang menanyakan jam buka
Kantor Imigrasi Kelas I Serang, serta ketidakmengertian pemohon dalam
mengisi formulir permohonan pembuatan paspor, dan langsung dijelaskan
18
73
6 0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
116
secara baik oleh para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang sampai
pemohon tersebut mengerti. Akan tetapi ada 6% responden menjawab tidak
setuju, hal ini dikarenakan mungkin pada saat pemohon paspor menanyakan
teriak pelayanan paspor ada beberapa pegawai Kantor Imigrasi Kelas I
Serang yang tidak menjelaskan dengan baik sehingga pemohon tersebut
masih kurang dimengerti.
Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan adanya kotak layanan
pengaduan mengenai pelayanan pegawai kantor imigrasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.21
Adanya Kotak Layanan Pengaduan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.21 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 78%
responden menjawab setuju, 19% responden menjawab sangat setuju dan 3%
responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
18
76
3 0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
117
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 78% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor merasa
senang dengan adanya kotak layanan pengaduan. Sehingga ketika masyarakat
puas atau tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor
Imigrasi Kelas I Serang, maka masyarakat dapat mengisi formulir yang
berada di kotak layanan pengaduan. Akan tetapi ada 3% responden menjawab
tidak setuju, hal ini dikarenakan beberapa masyarakat yang mengabaikan
kotak layanan pengaduan tersebut.
Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai mengedepankan
kepentingan masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor
dibandingkan kepentingan pribadinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.22
Pegawai Mengedepankan Kepentingan Masyarakat
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.22 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%
responden menjawab setuju, 15% responden menjawab tidak setuju, 13%
responden menjawab sangat setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak
13
67
14
3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
118
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 69% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor, para pegawai di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu mengedepankan kepentingan
masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor dibandingkan
kepentingan pribadinya. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai melayani
pemohon paspor mayoritas pegawai langsung melayaninya dan tidak bermain
handphone atau sibur berbicara dengan pegawai lain, sehingga pemohon
merasa senang terhadap pelayanan yang diberikan. Akan tetapi ada 15%
responden menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan beberapa pegawai
Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang tidak mengedepankan kepentingan
masyarakat yang hendak melakukan kegiatan pelayanan paspor dibandingkan
kepentingan pribadinya.
Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak
mengerjakan hal yang lain pada saat melayani pemohon paspor. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.23
Pegawai Tidak Mengerjakan Hal Yang Lain
119
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.23 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 64%
responden menjawab setuju, 22% responden menjawab tidak setuju dan 14%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 64% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak
mengerjakan hal yang lain pada saat melayani pemohon paspor. Karena
pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang megetahui bahwa dalam melayani
pemohon paspor, kepuasan pemohon merupakan hal yang utama, selain itu
apabila ada pegawai yang ketahuan sibuk dengan urusan pribadi pada saat
melayani pemohon maka akan mendapatkan teguran lisan oleh atasan
mereka. Sehingga para pegawai fokus ada saat bekerja. Akan tetapi ada 22%
responden menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pegawai
Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang mengerjakan hal yang lain pada saat
melayani pemohon paspor, seperti : membereskan berkas yang harus diinput,
14
62
21
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
120
menjawab telpon kantor yang berdering, atau bolak-balik untuk melengkapi
berkas yang akan diterima pemohon paspor.
4.3.2.3 Kepuasan Kerja
Terdapat 24 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator
kepuasan kerja, yaitu :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai bekerja sesuai
jam operasional pelayanan yang berlaku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.24
Pegawai Bekerja Sesuai Jam Operasional
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.24 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 65%
responden menjawab setuju, 21% responden menjawab sangat setuju dan
14% responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 65% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang bekerja sesuai
20
63
14
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
121
jam operasional pelayanan yang berlaku. Dimana jam operasional Kantor
Imigrasi Kelas I Serang pukul 08:00-15:30, sehingga pada pukul 08:00 para
pegawai sudah stand by di loket masing-masing untuk melayani pemohon
paspor, berbeda dengan loket pengambilan paspor yang jam operasionalnya
pukul 10:00-12:00 saja. Akan tetapi ada 14% responden menjawab tidak
setuju, hal ini dikarenakan tidak semua pegawai Kantor Imigrasi Kelas I
Serang bekerja sesuai jam operasional pelayanan yang berlaku, ada beberapa
pemohon yang datang pagi (sebelum pukul 08:00) untuk mengantri loket
registrasi namun loket baru di buka pukul 08:00 lewat dan pegawainya belum
menyiapkan berkas-berkasnya.
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu berada
diloket pelayanan ketika jam kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.25
Pegawai Selalu Berada Diloket Pelayanan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.25 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%
responden menjawab setuju, 17% responden menjawab tidak setuju, 11%
responden menjawab sangat setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak
11
67
16
3 0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
122
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 69% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor Pegawai Kantor
Imigrasi Kelas I Serang selalu berada di loket pelayanan ketika jam kerja. Hal
ini terjadi seperti yang peneliti katakan sebelumnya dimana ada sanksi berupa
teguran lisan yang akan diterima pegawai yang ketahuan tidak berada di loket
pada saat jam tugasnya, kecuali pegawai tersebut sudah izin dan digantikan
oleh petugas lain terlebih dahulu sebelum melayani pemohon paspor
berikutnya. Akan tetapi ada 17% responden menjawab tidak setuju, hal ini
dikarenakan tidak semua pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu
berada di loket pelayanan ketika jam kerja, seperti : ada pegawai yang izin ke
toilet, bolak-balik ke bagian dalam kantor untuk mengambil dan melengkapi
berkas pemohon, sehingga mengakibatkan pemohon menunggu agak lama.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai yang memberikan
pelayanan dapat diandalkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
berikut :
Diagram 4.26
123
Pegawai Dapat Diandalkan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.26 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 87%
responden menjawab setuju, dan 13% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 87% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa
dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi
Kelas I Serang dapat diandalkan dalam bekerja memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena kualitas pegawai Kantor Imigrasi
Kelas I Serang yang bagus, dan pendidikan yang dimiliki para pegawai sesuai
dengan tugas yang mereka jalankan membuat para pegawai bekerja dengan
baik dan dapat diandalkan oleh para pemohon paspor. Tetapi ada sebagian
masyarakat sebanyak 13% responden menjawab kurang setuju, hal ini berarti
ada sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang kurang
bisa diandalkan menurut para masyarakat dalam memberikan pelayanan
sehingga pelayanan menjadi kurang baik. Hal ini terjadi karena kuantitas atau
jumlah pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang hanya berjumlah 38
pegawai namun mereka harus bekerja secara optimal setiap harinya.
84
13
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
124
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu siap siaga
dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.27
Pegawai Siap Siaga Dalam Memberikan Pelayanan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.27 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%
responden menjawab setuju, 15% responden menjawab sangat setuju dan
11% responden menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 74% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dapat diandalkan
karena selalu siap siaga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Hal ini dapat dilihat pada respon pegawai yang langsung memberikan
jawaban apabila pemohon bertanya, pegawai langsung melakukan tindakan
pelayanan pada saat pemohon datang ke loket kerja mereka, serta langsung
menerima keluhan yang ada dari para pemohon paspor. Tetapi ada sebagian
masyarakat sebanyak 11% menjawab tidak setuju, hal ini berarti ada sebagian
14
72
11
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
125
kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang kurang siaga dalam
memberikan pelayanan dan membuat pemohon paspor agak kesal dalam
melakukan proses pembuatan paspor.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak menunda-
nunda saat melakukan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.28
Pegawai Tidak Menunda-Nunda Saat Melakukan Pelayanan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.28 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 62%
responden menjawab tidak setuju, 25% responden menjawab sangat setuju
dan 13% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas daripada responden 62% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang menunda-nunda
saat melakukan pelayanan, hal ini disebabkan penumpukan berkas pemohon
yang berakibat pada kinerja pegawai yang lambat, sehingga pemohon paspor
melihat pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang menunda-nunda dalam
24
13
60
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
126
melakukan pelayanan, padalah mereka mengerjakan berkas yang terlebih
dahulu masuk agar tidak menambah penumpukan dokumen yang nantinya
berakibat pada waktu penerbitan paspor yang tidak sesuai. Akan tetapi ada
25% responden menjawab sangat setuju, hal ini dikarenakan ada sebagian
pegawai Kantor Imigrasi yang tidak menunda pekerjaan atau tidak memiliki
kelebihan pekerjaan disaat melayani masyarakat dalam pembuatan paspor
membuat pegawai tersebut langsung melayani pemohon paspor..
Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai teliti dalam
memeriksa berkas pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.29
Pegawai Teliti Dalam Memeriksa Berkas
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.29 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 61%
responden menjawab setuju, 32% responden menjawab tidak setuju dan 7%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 61% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
7
59
31
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
127
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang teliti dalam
memeriksa berkas pemohon paspor. Ini dapat dilihat dari banyaknya
pemohon paspor yang beberapa kali bolak-balik ke Kantor Imigrasi Kelas I
Serang untuk melengkapi berkas sesuai dengan persyaratan yang diminta,
pegawai dituntut teliti dalam memeriksa berkas tersebut karena menjadi hal
yang sangat penting dalam penerbitan paspor. Karena apabila ada kesalahan
dalam data pemohon yang tidak dilihat secara teliti oleh pegawai, itu akan
menjadi kesalahan fatal pada paspor pemohon. Tetapi ada sebagian
masyarakat sebanyak 32% menjawab tidak setuju, hal ini berarti tidak semua
pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang teliti dalam memeriksa
berkas pemohon paspor dan mengakibatkan pelayanan menjadi kurang baik.
Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak pilih kasih
dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.30
Pegawai Tidak Pilih Kasih Dalam Memberikan Pelayanan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.30 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 47%
responden menjawab setuju, 31% responden menjawab tidak setuju dan 22%
21
46
30
05
101520253035404550
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
128
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 47% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak pilih kasih
dalam bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapat
terjadi karena pada saat peneliti melakukan wawancara dan memberikan
kuisioner kepada para pemohon paspor, mayoritas pemohon merasa tidak
menerima perlakuan yang berbeda daripada pemohon lain, sehingga para
pemohon merasa bawa pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak pilih
kasih dalam memberikan pelayanan, walaupun para pegawai tetap
mengutamakan lansia dan hal itu dapat diterima oleh para pemohon yang lain.
Tetapi ada sebagian masyarakat sebanyak 31% menjawab tidak setuju, hal ini
berarti ada sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang
pilih kasih, seperti melakukan nepotisme dengan mendahulukan kenalan atau
kerabat mereka dalam menerima pelayanan, dan hal itu mengakibatkan
sebanyak 31% pemohon merasa adanya rasa pilih kasih dari pegawai Kantor
Imigrasi Kelas I Serang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan perlakuan pegawai
dalam memberikan pelayanan tidak diskriminatif. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.31
Pegawai Tidak Diskriminatif
129
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.31 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 71%
responden menjawab setuju, 18% responden menjawab tidak setuju dan 11%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 71% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor perlakuan Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam
memberikan pelayanan tidak diskriminatif, dimana pegawai tidak membeda-
bedakan suku,agama ataupun ras yang dimiliki oleh pemohon paspor. Karena
pada prinsipnya semua masyarakat haruslah diperlakukan sama dan adil tanpa
melihat status maupun keadaan dari masyarakat itu sendiri. Akan tetapi ada
18% responden menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan masih ada
beberapa pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang diskriminatif dalam
melayani pemohon paspor.
Kesembilan, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai bekerja
secara cekatan dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
11
69
17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
130
Diagram 4.32
Hasil Pernyataan Kesembilan Indikator Kepuasan Kerja
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.32 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 78%
responden menjawab setuju, 19% responden menjawab tidak setuju dan 3%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas daripada responden 78% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam
pekerjaannya dilakukan secara cekatan sehingga pelayanan yang dihasilkan
baik. Hal ini dapat dilihat dari tanggap dan sigapnya pegawai dalam
memberikan pelayanan dan menerima berkas pemohon paspor, selain itu
karena faktor pendidikan para pegawai yang sesuai dengan tugas mereka
membuat mereka sudah memahami pekerjaan mereka dan berakibat pada
kinerja mereka yang baik dan mengerjakan pekerjaan mereka secara cekatan.
Tetapi ada sebagian masyarakat sebanyak 19% menjawab tidak setuju, hal ini
berarti ada sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang
3
76
18
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
131
tidak bekerja secara cekatan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, mungkin karena adanya penumpukan berkas pemohonn paspor
sehingga pelayanannya menjadi kurang maksimal.
Kesepuluh, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon merasa puas
terhadap cara bekerja pegawai dalam memberikan pelayanan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.33
Pemohon Merasa Puas Terhadap Cara Bekerja Pegawai
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.33 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 75%
responden menjawab setuju, 21% responden menjawab tidak setuju dan 4%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 75% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa puas dengan cara
bekerja Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam pelaksanaan
pelayanan pembuatan paspor. Masyarakat puas terhadap cara bekerja pegawai
Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam melayani masyarakat yang begitu
4
73
20
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
132
banyak, pegawai pun dengan sabar melayani masyarakat satu persatu
meskipun antrian yang begitu banyak ditiap harinya. Hal ini tidak membuat
pegawai merasa terbebani, justru pegawai semakin bersemangat dalam
melayani masyarakat yang akan membuat paspor. Akan tetapi ada 21%
responden menjawab setuju, hal ini dikarenakan masih ada beberapa
masyarakat yang tidak puas dengan cara kerja pegawai Kantor Imigrasi Kelas
I Serang dalam melayani pemohon paspor.
Kesebelas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu
tersenyum, memberikan salam dan menyapa kepada para masyarakat. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.34
Pegawai Selalu Tersenyum, Memberikan Salam Dan Menyapa
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.34 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%
responden menjawab setuju, 36% responden menjawab tidak setuju dan 8%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 56% menjawab setuju,
8
54
35
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
133
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu tersenyum,
memberikan salam dan menyapa kepada para masyarakat dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Ketika masyarakat yang dilayani oleh pegawai
Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu memberikan salam dan senyum serta
menyapa terlebih dahulu kepada masyarakat, hal ini membuat masyarakat
tidak sungkan dalam mengutarakan hal yang ingin ditanyakan kepada
pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Tetapi ada sebagian masyarakat
sebanyak 36% menjawab tidak setuju, hal ini berarti tidak semua pegawai di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang selalu tersenyum, memberikan salam
dan menyapa kepada para masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Kedua belas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai selalu
bersikap Sopan dan Santun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.35
134
Pegawai Selalu Bersikap Sopan Dan Santun
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.35 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 76%
responden menjawab setuju, 18% responden menjawab tidak setuju dan 6%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 76% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang bersikap sopan
dan santun kepada para masyarakat yang akan membuat paspor. Masyarakat
senang dengan pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang selalu
mendengarkan apabila masyarakat sedang berbicara mengenai alur
persyaratan pembuatan paspor yang kurang dipahami. Akan tetapi masih
terdapat 31% masyarakat menjawab tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa
masih terdapat sebagian kecil pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
yang tidak bersikap sopan dan santun dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
6
74
17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
135
Ketiga belas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai ramah ketika
memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
berikut :
Diagram 4.36
Pegawai Ramah Ketika Memberikan Pelayanan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.36 diatas maka dapat dijelaskan bahwa 65%
responden menjawab setuju, 25% responden menjawab tidak setuju dan 10%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 65% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan
pembuatan paspor Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu melakukan
kontak mata dan mengatakan “Terima Kasih” ketika sudah selesai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tindakan kecil ini membuat
masyarakat merasa pelayanan yang diberikan lebih nyaman. Tetapi ada
sebagian masyarakat sebanyak 25% menjawab tidak setuju, hal ini
10
63
24
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
136
membuktikan bahwa tidak semua pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
yang bersikap ramah kepada para masyarakat dalam memberikan pelayanan.
Keempat belas, pernyataan yang berkaitan dengan pegawai tidak
menggunakan kata-kata kasar ketika melayani masyarakat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.37
Pegawai Tidak Menggunakan Kata-Kata Kasar
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.37 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 80%
responden menjawab setuju, dan 20% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 80% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa
dalam pelayanan pembuatan paspor yang diberikan oleh pegawai Kantor
Imigrasi Kelas I Serang ketika sedang menjelaskan kepada masyarakat tidak
berbicara keras atau kasar kepada masyarakat baik yang usianya masih muda
atau usianya lebih tua. Akan tetapi masih terdapat 20% masyarakat menjawab
tidak setuju, hal ini membuktikan bahwa masih terdapat sebagian kecil
78
19
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
137
pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang menggunakan kata-kata
kasar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kelima belas, pernyataan yang berkaitan dengan lokasi Kantor
Imigrasi Kelas I Serang mudah dijangkau oleh masyarakat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.38
Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang Mudah Dijangkau
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.38 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 64%
responden menjawab tidak setuju, 25% responden menjawab sangat setuju
dan 14% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 64% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa Lokasi
Kantor Imigrasi Kelas I Serang susah untuk dijangkau, karena para pemohon
paspor online tidak berdomisili di Kota Serang saja melainkan dari
Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak maupun Kabupaten Pandeglang yang
mana sangat jauh sekali dari Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Sehingga
pemohon paspor harus berangkat lebih awal dari pemohon paspor yg
21
14
62
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
138
berdomisili di Kota Serang. Seharusnya Pihak Kantor Imigrasi membuka
Kantor khusus melayani pembuatan Paspor atau Unit Layanan Paspor (ULP)
di Sekitar Kabupaten Lebak atau Pandeglang sehingga mendekatkan
masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Lebak atau Kabupaten
Pandeglang yang akan membuat paspor dan tidak terkonsentrasi di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang.
Keenam belas, pernyataan yang berkaitan dengan akses jalan menuju
kantor imigrasi mudah dijangkau oleh masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.39
Akses Jalan Menuju Kantor Imigrasi Mudah Dijangkau
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.39 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 46%
responden menjawab tidak setuju, 37% responden menjawab setuju, 9%
responden menjawab sangat setuju dan 8% responden menjawab sangat tidak
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 46% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa akses jalan menuju Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak mudah
9
36
44
8
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
139
dijangkau oleh masyarakat, karena masyarakat yang akan menuju Kantor
Imigrasi Harus menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan jarangnya
angkutan umum angkot yang melewati Kantor Imigrasi Kelas I Serang,
kalaupun masyarakat menggunakan angkutan umum harus turun di dekat
SMA Negeri 5 dan bisa melanjutkan menggunakan ojek ataupun jalan kaki,
sehingga ongkos bertambah dua kali lipat hanya untuk sekali jalan menuju
Kantor Imigrasi Kelas I Serang.
Ketujuh belas, pernyataan yang berkaitan dengan fasilitas ruang
tunggu yang memadai bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.40
Fasilitas Ruang Tunggu Yang Memadai
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.40 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%
responden menjawab tidak setuju, 31% responden menjawab setuju, 9%
responden menjawab sangat setuju dan 4% responden menjawab sangat tidak
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 56% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
9
30
54
4
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
140
bahwa masyarakat merasa fasilitas ruang tunggu yang kurang memadai bagi
masyarakat, karena fasilitas ruang tunggu Kantor Imigrasi Kelas I Serang
sangat sempit sehingga para pemohon paspor tidak kebagian tempat duduk
yang menyebabkan menumpuknya para pemohon paspor sampai keluar ruang
tunggu dan bahkan sampai siang hari para pemohon yang tidak kebagian
tempat duduk harus menunggu dihalaman luar. Seharusnya pihak Kantor
Imigrasi Kelas I Serang menambah fasilitas ruang tunggu sehingga
masyarakat tidak lagi kebagian tempat duduk atau bahkan sampai menunggu
di halaman luar Kantor Imigrasi Kelas I Serang.
Kedelapan belas, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat
nyaman dengan ruang tunggu yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.41
Masyarakat Nyaman Dengan Ruang Tunggu
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.41 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 68%
responden menjawab tidak setuju, 22% responden menjawab setuju dan 10%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
10
21
66
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
141
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 68% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa kurang
nyaman dengan fasilitas ruang tunggu yang telah disediakan oleh Kantor
Imigrasi Kelas I Serang, selain ruang tunggu yang sangat sempit pedingin
ruangan pun jadi tak terasa ketika suasana diruang tunggu sangat penuh dan
bahkan cenderung lebih panas dari cuaca yang diluar, sehingga para pemohon
paspor lebih memilih menunggu diluar dibandingkan di dalam ruang tunggu
Kantor imigrasi Kelas I Serang. Seharusnya Pihak Kantor Imigrasi Kelas I
Serang memperluas ruang tunggu agar masyarakat lebih nyaman ketika
mengurus berkas paspor dan bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat.
Kesembilan belas, pernyataan yang berkaitan dengan tempat pengisian
formulir yang memadai bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.42
Tempat Pengisian Formulir Yang Memadai
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
17 16
64
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
142
Berdasarkan diagram 4.42 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 66%
responden menjawab tidak setuju, 18% responden menjawab sangat setuju
dan 16% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 66% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa tempat
pengisian formulir di Kantor Imigrasi Kelas I Serang kurang memadai, karena
para pemohon paspor harus saling mendahului satu sama lain hanya untuk
melihat tata cara pengisian formulir dan masyarakat harus mengisi formulir
beralaskan tembok ataupun dipunggung orang lain hanya untuk menulis
tulisan di formulir tersebut agar tidak acak-acakan. Seharusnya Pihak Kantor
Imigrasi Kelas I Serang menyediakan meja khusus untuk mengisi formulir
bagi para pemohon paspor agar tidak terjadi lagi saling mendahului, tidak lagi
menuliskan formulir beralaskan tembok dan bisa meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat yang akan mengurus paspor di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang.
Kedua puluh, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat nyaman
dengan tempat pengisian formulir yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
143
Diagram 4.43
Masyarakat Nyaman Dengan Tempat Pengisian Formulir
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.43 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 79%
responden menjawab tidak setuju, 10% responden menjawab sangat setuju,
8% responden menjawab setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 79% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa masyarakat merasa kurang nyaman dengan tempat pengisian formulir
yang telah disediakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang, selain masyarakat
harus saling mendahului ketika melihat tata cara pengisian formulir, sebagian
masyarakat pemohon paspor tidak bisa melihat tata cara pengisian paspor
dikarenakan informasi tersebut terhalangi oleh masyarakat yang mengisi
formulir dikarenakan tembok dan punggung orang lain sudah penuh.
Seharusnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang menambah informasi
terkait pengisian formulir agar masyarakat tidak menumpuk disatu tempat
saja hanya untuk melihat tata cara pengisian formulir bisa meningkatkan
10 8
76
3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
144
kualitas pelayanan kepada masyarakat yang akan mengurus paspor di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang.
Kedua puluh satu, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan
fasilitas tempat parkir bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.44
Ketersediaan Fasilitas Tempat Parkir
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.44 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 83%
responden menjawab tidak setuju, 7% responden menjawab sangat setuju, 6%
responden menjawab sangat tidak setuju dan 4% responden menjawab setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 83% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa masyarakat merasa ketersediaan fasilitas tempat parkir yang kurang
memadai bagi masyarakat, karena fasilitas tempat parkir Kantor Imigrasi
Kelas I Serang sangat sempit dan terbatas sehingga para pemohon paspor
tidak kebagian tempat parkir. Karena lahan parkir yang tersedia hanya
menampung kendaraan untuk para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang
saja, sehingga apabila masyarakat ingin membuat paspor atau ada keperluan
7 4
80
6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
145
lain di Kantor Imigrasi Kelas I Serang harus memarkirkan kendaraannya di
sekolah maupun menumpang parkir di Kantor Dinas Kecamatan Serang yang
ada di samping Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Seharusnya pihak Kantor
Imigrasi Kelas I Serang menambah fasilitas tempat parkir ataupun
memperluas tempat parkir sehingga masyarakat tidak lagi kebagian tempat
parkir.
Kedua puluh dua, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat
nyaman dengan tempat parkir yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.45
Masyarakat Nyaman Dengan Tempat Parkir
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.45 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 44%
responden menjawab tidak setuju, 39% responden menjawab setuju, dan 17%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 44% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa kurang
nyaman dengan tempat parkir yang telah disediakan oleh Kantor Imigrasi
16
38
43
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
146
Kelas I Serang, selain masyarakat harus menumpang parkir di Kantor Dinas
Kecamatan Serang dan di sekolahan karena tidak kebagian parkir, sebagian
masyarakat harus memarkirkan kendaraannya di bahu jalan sepanjang jalan
Kantor Imigrasi Kelas I Serang, hal ini menyebabkan kemacetan dan
memperhambat masyarakat yang ingin mengurus dokumen
keimgigrasiannya. Bahkan masyarakat banyak yang tidak kebagian parkir
karena datangnya siang, sehingga masyarakat kurang nyaman dengan
susahnya untuk mencari parkiran di sekitar Kantor Imigrasi Kelas I Serang.
Seharusnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang memperluas lahan tempat
parkir bagi masyarakat yang akan mengurus dokumen keimigrasian dan bisa
meningkatkan kualitas pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Serang.
Kedua puluh tiga, pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan
fasilitas Toilet yang memadai bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.46
Ketersediaan Fasilitas Toilet Yang Memadai
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
16
34
47
05
101520253035404550
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
147
Berdasarkan diagram 4.46 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 48%
responden menjawab tidak setuju, 35% responden menjawab setuju, dan 17%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 48 % menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa
ketersediaan fasilitas toilet yang kurang memadai bagi masyarakat, karena
Kantor Imigrasi Kelas I Serang menyediakan fasilitas toilet hanya satu saja
sehingga para pemohon paspor harus mengantri lebih lama dan bahkan harus
menumpang ke toko retail yang berada disebrang Kantor Imigrasi Kelas I
Serang. Seharusnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang menambah fasilitas
toilet agar masyarakat tidak lagi mengantri lama hanya untuk ke toilet.
Kedua puluh empat, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat
nyaman dengan Toilet yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.47
Masyarakat Nyaman Dengan Toilet
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
17
26
54
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
148
Berdasarkan diagram 4.47 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 56%
responden menjawab tidak setuju, 27% responden menjawab setuju, dan 17%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 56% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat merasa kurang
nyaman dengan fasilitas toilet yang disediakan oleh pihak kantor Imigrasi
Kelas I Serang, selain fasilitas toilet tersebut hanya menyediakan satu saja
bagi para laki-laki maupun perempuan yang tidak sebanding dengan para
pemohon paspor, selain itu toilet cenderung mengeluarkan bau yang tidak
sedap dan terkesan tidak dibersihkan hal ini membuat masyarakat para
pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak nyaman.
4.3.2.4 Tanggung Jawab
Terdapat 20 item pernyataan yang berhubungan dengan indikator
tanggung jawab, yaitu :
Pertama, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mendapatkan
kompensasi (uang kembali) apabila salah dalam mengupload data di website
Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
149
Diagram 4.48
Masyarakat Mendapatkan Kompensasi (Uang Kembali)
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.48 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 86%
responden menjawab tidak setuju, 7% responden menjawab sangat setuju dan
14% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 86% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat tidak
mendapatkan kompensasi (uang kembali) apabila salah dalam mengupload
data di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Apabila masyarakat salah
dalam mengupload data dan sudah membayar biaya paspor di ATM atau
Bank BNI, maka data tersebut dinyatakan hangus dan masyarakat harus
mengulangi isi biodata si pemohon dan biaya yang sudah dibayar dinyatakan
hangus begitu saja.
7 7
83
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
150
Kedua, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mendapatkan
toleransi apabila salah dalam mengisi data di website Kantor Imigrasi Kelas I
Serang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.49
Masyarakat Mendapatkan Toleransi
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.49 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 81%
responden menjawab tidak setuju, dan 19% responden menjawab setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 81% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa masyarakat merasa tidak mendapatkan toleransi apabila salah dalam
mengisi data di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Ketika masyarakat
salah dalam mengisi data di website Kantor Imigrasi Kelas I Serang seperti
kekurangan angka atau huruf di dalam pengisian nama atau tempat tanggal
lahir, maka si pemohon paspor harus mengulang lagi proses pengisian data
18
79
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
151
pemohon dari awal. Hal ini memperhambat masyarakat dalam pembuatan
paspor.
Ketiga, pernyataan yang berkaitan dengan data yang diupload dengan
data yang dilampirkan sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.50
Data Yang Diupload Dan Dilampirkan Sesuai Dengan Persyaratan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.50 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 85%
responden menjawab setuju, dan 15% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 85% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
masyarakat pemohon paspor online berpendapat bahwa data pemohon paspor
yang diupload dengan data yang dilampirkan sesuai dengan persyaratan
pembuatan paspor. Hal ini mempermudah masyarakat dalam pembuatan
paspor dan masyarakat tidak dipersulit lagi dengan data tambahan diluar dari
persyaratan pembuatan paspor. Tetapi ada 15% responden yang menjawab
82
14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
152
tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa data pemohon paspor yang
diupload dengan data yang dilampirkan tidak sesuai dengan pernyaratan yang
ada.
Keempat, pernyataan yang berkaitan dengan mendapatkan penjelasan
apabila data yang di upload dengan data yang dilampirkan tidak sesuai
dengan persyaratan pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut :
Diagram 4.51
Mendapatkan Penjelasan Apabila Data Yang Di Upload Tidak Sesuai
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.51 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 76%
responden menjawab setuju, 13% responden menjawab tidak setuju dan 11%
responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 76% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat mendapatkan penjelasan
apabila data yang di upload dengan data yang dilampirkan tidak sesuai
dengan persyaratan pembuatan paspor. Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I
74
12 11
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
153
Serang akan menjelaskan kepada pemohon paspor tersebut apabila ketika data
yang diupload tidak sesuai dengan ketentuan persyaratan pembuatan paspor.
Sehingga pemohon paspor tersebut harus memperbaiki dokumen tersebut dan
pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang akan memperoses data pemohon
paspor. Tetapi ada 13% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini
dikarenakan ada beberapa data pemohon paspor yang tidak mendapatkan
penjelasan apabila data yang di upload dengan data yang dilampirkan tidak
sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor yang ada, misalnya ; nama yang
tercantum pada KTP dan Ijazah berbeda spasi, mengakibatkan pegawai
kantor imigrasi kelas i serang menyuruh pemohon paspor untuk memperbaiki
tanpa memberi penjelasan.
Kelima, pernyataan yang berkaitan dengan waktu proses pengurusan
paspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.52
Proses Pengurusan Paspor Sesuai Dengan Ketentuan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
7
72
18
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
154
Berdasarkan diagram 4.55 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%
responden menjawab setuju, 19% responden menjawab tidak setuju dan 7%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 74% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat
bahwa waktu proses pengurusan paspor sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Masyarakat senang dengan proses pengurusan paspor yang tepat
waktu karena sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu tiga hari dan tidak
tertunda sampai lebih dari tiga hari. Tetapi ada 19% responden yang
menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor
yang waktu proses pengurusan paspor tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Karena beberapa hal yang disebabkan oleh dokumen pemohon
paspor tersebut.
Keenam, pernyataan yang berkaitan dengan waktu proses pengurusan
paspor dianggap wajar oleh pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.53
155
Waktu Proses Pengurusan Paspor Dianggap Wajar
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.53 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 70%
responden menjawab setuju, 16% responden menjawab tidak setuju dan 14%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 70% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat
bahwa waktu proses pengurusan paspor dianggap wajar oleh pemohon
paspor. Waktu proses pengurusan paspor sampai dengan tiga hari dianggap
masyarakat wajar karena termasuk lumayan cepat dan tidak memakan waktu
sampai berminggu-minggu. Tetapi ada 16% responden yang menjawab tidak
setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa waktu proses pengurusan paspor
dianggap tidak wajar oleh pemohon paspor.
Ketujuh, pernyataan yang berkaitan dengan penyelesaian atau
penerbitan paspor tepat waktu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.54
14
68
15
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
156
Penyelesaian Atau Penerbitan Paspor Tepat Waktu
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.54 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 76%
responden menjawab setuju, 14% responden menjawab tidak setuju dan 10%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 76% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor
berpendapat bahwa penyelesaian atau penerbitan paspor tepat waktu.
Masyarakat senang dengan proses penerbitan paspor yang penyelesaiannya
tepat waktu karena sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu hari keempat
di hari kerja dan tidak tertunda sampai lebih dari empat hari. Tetapi ada 14%
responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa data
pemohon paspor yang tidak sesuai penyelesaian atau penerbitan paspor yang
tidak tepat waktu yang telah ditentukan.
Kedelapan, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon mengetahui
jangka waktu penerbitan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
74
13 10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
157
Diagram 4.55
Pemohon Mengetahui Jangka Waktu Penerbitan Paspor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.55 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 80%
responden menjawab setuju, 9% responden menjawab sangat setuju, 7%
responden menjawab tidak setuju dan 4% responden menjawab sangat tidak
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 80% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa pemohon sudah mengetahui
jangka waktu penerbitan paspor yang telah ditentukan. Masyarakat
mengetahui jangka waktu penerbitan paspor dari informasi yang sudah
disediakan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang, sehingga masyarakat
bisa mengetahui kapan paspor milikya sudah selesai dan bisa diambil. Tetapi
ada 7% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada
beberapa pemohon paspor yang tidak mengetahui jangka waktu penerbitan
paspor yang telah ditentukan.
9
77
7 4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
158
Kesembilan, pernyataan yang berkaitan dengan biaya yang ditetapkan
oleh kantor imigrasi sudah wajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.56
Biaya Yang Ditetapkan Oleh Kantor Imigrasi Sudah Wajar
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.56 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 70%
responden menjawab setuju, 27% responden menjawab tidak setuju dan 3%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 70% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat
bahwa biaya yang ditetapkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang untuk
permohonan paspor sudah wajar. Biaya pembuatan paspor saat ini senilai Rp.
355.000 untuk 48 halaman karena sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2014. Tetapi ada 27% responden yang menjawab tidak
setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon yang keberatan dengan
biaya pengurusan paspor yang ditetapkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I
Serang.
3
68
26
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
159
Kesepuluh, pernyataan yang berkaitan dengan masyarakat mengetahui
rincian biaya pembuatan paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.57
Masyarakat Mengetahui Rincian Biaya Pembuatan Paspor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.57 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%
responden menjawab setuju, 15% responden menjawab sangat setuju, 8%
responden menjawab tidak setuju dan 3% responden menjawab sangat tidak
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 74 % menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa waktu proses pengurusan
paspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena masyarakat
mendapatkan rincian biaya pada saat membayar biaya pengurusan paspor.
Tetapi ada 8% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan
ada beberapa pemohon paspor yang waktu proses pengurusan paspor tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
14
72
8 3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
160
Kesebelas, pernyataan yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan
masyarakat sebanding dengan kualitas paspor. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.58
Biaya Yang Dikeluarkan Masyarakat Sebanding
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.58 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 84%
responden menjawab setuju, 8% responden menjawab tidak setuju dan 8%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 84% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor
berpendapat bahwa biaya yang dikeluarkan masyarakat sebanding dengan
kualitas paspor. Karena para pemohon paspor merasa kualitas paspor yang
dikeluarkan pihak Kantor Imigrasi Kelas I serang sangat bagus, hal ini
disebabkan banyak pemohon paspor yang baru pertama kali membuat paspor
sehingga tidak ada gambaran tentang paspor sebelumnya. Tetapi ada 8%
responden yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa
8
81
8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
161
pemohon paspor yang menilai bahwa biaya yang dikeluarkan masyarakat
tidak sebanding dengan kualitas paspor yang didapatkan.
Kedua belas, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon paspor
merasa puas dengan biaya yang dikeluarkan karena sebanding dengan
kualitas paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.59
Pemohon Paspor Merasa Puas Dengan Biaya Yang Dikeluarkan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.59 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 67%
responden menjawab setuju, 18% responden menjawab sangat tidak setuju,
11% responden menjawab tidak setuju dan 4% responden menjawab sangat
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 67% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa masyarakat pemohon paspor merasa puas dengan biaya yang
dikeluarkan karena sebanding dengan kualitas paspor yang didapatkannya.
Pemohon paspor merasa puas dengan paspor yang dikeluarkan pihak Kantor
Imigrasi Kelas I karena kualitas kertas halaman paspor yang begitu bagus,
4
65
11
17
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
162
membuat paspor sangat sulit untuk di palsukan. Tetapi ada 18% responden
yang menjawab sangat tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa
pemohon paspor yang merasa tidak puas dengan biaya yang dikeluarkan
karena tidak sebanding dengan kualitas paspor yang didapatkannya.
Ketiga belas, pernyataan yang berkaitan dengan kesesuaian biaya
yang dibayar dengan biaya yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.60
Kesesuaian Biaya Yang Dibayar Dengan Biaya Yang Telah Ditetapkan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.60 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 62%
responden menjawab setuju, 25% responden menjawab tidak setuju, dan 13%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 62% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor berpendapat
bahwa biaya yang dibayar sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan. Hal ini
peneliti lihat pada saat peneliti melakukan wawancara terhadap pemohon
13
60
24
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
163
paspor dan menanyakan mengenai biaya pembuatan paspor,pemohon paspor
tersebut memperlihatkan bukti pembayaran paspor yang telah dibayarkan di
Bank BNI. Tetapi ada 25% responden yang menjawab tidak setuju, hal ini
dikarenakan ada beberapa pemohon paspor merasa bahwa biaya yang dibayar
tidak sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keempat belas, pernyataan yang berkaitan dengan adanya penjelasan
apabila biaya yang dibayar dengan biaya yang telah ditetapkan tidak sesuai.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.61
Adanya Penjelasan Apabila Biaya Yang Dibayar Tidak Sesuai
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.61 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 63%
responden menjawab setuju, 30% responden menjawab tidak setuju dan 7%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 84% menjawab setuju,
dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor
berpendapat bahwa adanya penjelasan apabila biaya yang dibayar dengan
7
61
29
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
164
biaya yang telah ditetapkan tidak sesuai. Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I
Serang akan menjelaskan kepada pemohon paspor tersebut mengenai biaya
tambahan yang pemohon paspor terima,hal ini karena untuk pembelian
materai seharga 6000 rupiah. Tetapi ada 30% responden yang menjawab tidak
setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor yang membawa
materai sendiri. Sehingga tidak dikenakan biaya tambahan.
Kelima belas, pernyataan yang berkaitan dengan terdapat biaya
tambahan diluar dari ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.62
Hasil Pernyataan Kelima Belas Indikator Tanggung Jawab
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.62 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%
responden menjawab tidak setuju, 24% responden menjawab setuju, dan 7%
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 69% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan masyarakat pemohon paspor
7
23
67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
165
berpendapat bahwa tidak adanya biaya tambahan yang mereka terima
dalampembuatan paspor, hal ini terlihat dari bukti pembayaran senilai
Rp.355.000,-. Tetapi ada 25% responden yang menjawab setuju, hal ini
dikarenakan ada beberapa pemohon paspor merasa bahwa terdapat biaya
tambahan diluar dari ketentuan yang telah ditetapkan.
Keenam belas, pernyataan yang berkaitan dengan adanya pihak yang
meminta biaya tambahan diluar dari ketentuan yg telah ditetapkan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.63
Adanya Pihak Yang Meminta Biaya Tambahan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.63 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 69%
responden menjawab tidak setuju, 24% responden menjawab setuju, 4%
responden menjawab sangat tidak setuju dan 3% responden menjawab sangat
setuju. Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari
pada responden 84% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
bahwa masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa tidak ada pihak yg
3
23
67
4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
166
meminta biaya tambahan diluar dari ketentuan yang telah ditetapkan.
Masyarakat senang dengan proses pembuatan paspor yang bebas dari adanya
pihak yang meminta bayaran seperti calo yang menjanjikan percepatan
pengurusan paspor. Tetapi ada 24% responden yang menjawab tidak setuju,
hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor yang menilai bahwa
adanya pihak yg meminta biaya tambahan diluar dari ketentuan yg telah
ditetapkan.
Ketujuh belas, pernyataan yang berkaitan dengan paspor yang
diterbitkan sesuai dengan identitas pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.64
Paspor Yang Diterbitkan Sesuai Dengan Identitas Pemohon Paspor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.64 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 68%
responden menjawab setuju, dan 32% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
responden 68% menjawab tidak setuju, dengan demikian dapat diartikan
66
31
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
167
masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa paspor yang diterbitkan
sesuai dengan identitas pemohonan paspor. Masyarakat merasa senang
dengan paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang
sesuai dengan identitas, tidak ada salah dalam penulisan nama maupun
tempat tanggal lahir pemohon paspor. Tetapi ada 32% responden yang
menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor
merasa bahwa paspor yang diterbitkan tidak sesuai dengan identitas
pemohonan paspor.
Kedelapan belas, pernyataan yang berkaitan dengan pemohon paspor
merasa puas terhadap paspor yang diterbitkan karena sesuai dengan identitas
pemohon paspor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.65
Pemohon Paspor Merasa Puas Terhadap Paspor Yang Diterbitkan
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.65 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 74%
responden menjawab setuju, dan 26% responden menjawab tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut dapat mengetahui bahwa mayoritas dari pada
0
72
25
0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
168
responden 74% menjawab setuju, dengan demikian dapat diartikan
masyarakat pemohon paspor berpendapat bahwa pemohon paspor merasa
puas terhadap paspor yang diterbitkan karena sesuai dengan identitas
pemohon paspor. Pemohon merasa puas terhadap paspor yang telah
diterbitkan setelah melihat isi dari paspor dimana penulisan identitas mereka
benar, tidak ada salah pengetikan, dan cacat kertas.Tetapi ada 26% responden
yang menjawab setuju, hal ini dikarenakan ada beberapa pemohon paspor
merasa tidak puas terhadap paspor yang diterbitkan karena tidak sesuai
dengan identitas pemohon paspor.
Kesembilan belas, pernyataan yang berkaitan dengan keberadaan
petugas keamanan sebagai salah satu bentuk kantor imigrasi serang dalam
menjaga keamanan di wilayah kantor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram 4.66
Petugas Keamanan Dalam Menjaga Keamanan Di Wilayah Kantor
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
20
71
6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
169
Berdasarkan diagram 4.66 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 73%
responden menjawab tidak setuju, 21% responden menjawab setuju dan 6%
responden menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 73% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor
berpendapat bahwa tidak adanya keberadaan petugas keamanan sebagai salah
satu bentuk kantor imigrasi serang dalam menjaga keamanan di wilayah
kantor. Bahkan petugas parkir yang menjaga kendaraan para pemohon paspor
pun dari warga sekitar Kantor Imigrasi Kelas I Serang.
Kedua puluh, pernyataan yang berkaitan dengan keberadaan petugas
keamanan membantu pemohon ketika datang ke kantor imigrasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.67
Keberadaan Petugas Keamanan Membantu Pemohon
Sumber : Penelitian Lapangan, 2017
Berdasarkan diagram 4.67 di atas maka dapat dijelaskan bahwa 77%
responden menjawab tidak setuju, 17% responden menjawab sangat tidak
6
75
16
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
170
setuju dan 6% responden menjawab setuju. Berdasarkan data tersebut dapat
mengetahui bahwa mayoritas dari pada responden 77% menjawab tidak
setuju, dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pemohon paspor
berpendapat bahwa tidak ada keberadaan petugas keamanan yang membantu
pemohon ketika datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Peran petugas
keamanan sangat lah penting di Kantor Imigrasi Kelas I Serang karena
membuat masyarakat menjadi nyaman dalam mengurus paspor dan bisa
membantu masyarakat apabila masyarakat kurang informasi mengenai
paspor.
4.4 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor
Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten bahwa hal yang
terpenting dalam penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang telah
dibuat peneliti. Rumusan tersebut adalah “Seberapa besar Tingkat Efektivitas
Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi
Banten”.
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat melihat
dari pembahasan yang mepaparkan pengujian hipotesis dengan menggunakan
rumus T test dengan menguji pihak kanan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Karena hasil pengujian hipotesis mencapai 74,80 % dari angka yang diharapkan
70 %.
171
Sehingga dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
“Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang Provinsi Banten” menghasilkan 74,80 % dari angka minimal yang
dihipotesiskan yaitu 70 %, hal ini dapat diartikan bahwa persentase Tingkat
Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I
Serang Provinsi Banten berjalan dengan Efektif .
4.5 Pembahasan
Penelitian dengan judul Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor
Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten menggunakan teori
efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005: 140-141) yang memiliki
empat indikator yaitu ; Pencapaian Target, Kemampuan Adaptasi, Kepuasan
Kerja dan Tanggung Jawab. Berdasarkan hasil penelitian menghasilkan hipotesis
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, dari hipotesis itu menjelaskan bahwa tingkat
efektivitas pelayanan pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
Provinsi Banten mencapai 74,80 %, hal ini menjawab rumusan masalah yang
telah peneliti jelaskan yaitu seberapa besar tingkat efektivitas pelayanan
pembuatan paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten
mencapai 74,80 % yang artinya berjalan dengan efektif. Peneliti menggunakan
teori efektivitas menurut Hessel Nogi Tangkilisan (2005: 140-141) yang memiliki
empat indikator yaitu :
1. Pencapaian Target
172
Pencapaian target merupakan salah satu dari empat indikator di teori
Hessel Nogi Tangkilisan, pencapaian target disini diartikan sejauh mana
target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai
target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini
terdapat 15 butir pernyataan dan terdiri dari 9 sub indikator pencapaian target
dengan nilai ideal yakni 15 x 4 x 97 = 5.820 (15 adalah jumlah pernyataan
yang ada, 4 adalah angka tertinggi dalam skala likert, 97 adalah jumlah
responden). Setelah menemukan skor ideal maka bandingkan dengan skor rill
yang diisi responden yakni 4.347 sehingga didapat 4.347 / 5.840 x 100 % =
74,43 % sehingga program ini bisa dikatakan cukup berhasil jika dilihat dari
indikator pencapaian target. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner
pemohon paspor yang banyak menyetujui atau puas dengan kualitas
pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang mengenai; keberadaaan kantor
imigrasi yang mempermudah masyarakat yang akan membuat paspor, karena
Pelayanan pembuatan paspor online sudah berjalan dengan baik dapat dilihat
dari adanya pelayanan paspor secara online yang mempermudah masyarakat
yang akan membuat paspor, dengan adanya pembuatan paspor secara online
membuat masyarakat bisa memilih ingin membuat paspor secara online
maupun secara walk in (langsung datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang)
sehingga masyarakat tidak terfokus pembuatan paspor secara walk in saja;
Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan
paspor sesuai dengan alur yang berlaku, sehingga mempermudah persyaratan
173
ke seluruh masyarakat yang akan membuat paspor; Persyaratan pembuatan
paspor mudah dipenuhi oleh masyarakat; Informasi yang diberikan oleh
pegawai mudah dipahami oleh masyarakat; Informasi yang tertulis di
Webisite Imigrasi mudah dipahami oleh masyarakat; dan Desain Website
Imigrasi bagus dan mudah dipahami oleh masyarakat. Dengan diadakannya
pelayanan pembuatan paspor secara online diharapkan bisa meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat yang akan mengurus dokumen yang begitu
banyak pemohon di tiap harinya.
Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada
salah satu permasalahan yang terjadi mengenai pencapaian target untuk
Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Dimana Permohonan pembuatan paspor
begitu banyak namun adanya keterbatasan karena daya upload jaringan data
untuk pembuatan paspor hanya 70-85 Pemohon perhari. Setiap hari Kantor
Imigrasi Kelas I Serang selalu banyak permintaan terkait paspor, visa,
maupun surat perjalanan lainnya namun permohonan pembuatan paspor
untuk per hari dibatasi hanya 70-85 per hari sehingga hanya 70-85 orang saja
yang bisa diproses pada hari itu selebihnya harus mengantri di hari
berikutnya. Dikarenakan daya upload jaringan data untuk pemohonan
pembuatan paspor masih tergantung dari Pusat Data Keimigrasian
(PUSDAKIM).
2. Kemampuan Adaptasi
174
Kemampuan adaptasi merupakan indikator kedua dari teori efektivitas,
dimana keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari
dalam organisasi dan dari luar organisasi. Dalam penelitian ini terdapat 8
butir pernyataan dan terdiri dari 4 sub indikator kemampuan adaptasi dengan
nilai ideal yakni 8 x 4 x 97 = 3.104 (8 adalah jumlah pernyataan yang ada, 4
adalah angka tertinggi dalam skala likert, 97 adalah jumlah responden).
Setelah menemukan skor ideal maka bandingkan dengan skor rill yang diisi
responden yakni 2.310 sehingga didapat 2.310 / 3.104 x 100 % = 74,42 %
sehingga program ini bisa dikatakan cukup berhasil jika dilihat dari indikator
kemampuan adaptasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner pemohon
paspor yang banyak menyetujui atau puas dengan kualitas pelayanan Kantor
Imigrasi Kelas I Serang mengenai ; Kemampuan pegawai dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat; Kepandaian dan ketanggapan pegawai dalam
mengoperasikan peralatan untuk mengupload data pemohon; Kemampuan
adaptasi Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang mampu mengikuti
perkembangan di masyarakat di sekitar Provinsi Banten dimana sekarang
semua masyarakat selalu mengakses internet untuk keperluan sehari-hari, hal
ini membuat Kantor Imigrasi Kelas I Serang membuka pelayanan pengurusan
dokumen paspor secara online. Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang
mampu beradaptasi dengan menggunakan teknologi yang ada dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang akan membuat paspor, hal
ini dikarenakan pegawai Kantor Imigrasi mempunyai kualifikasi
175
pendidikannya sudah bagus. Pegawai selalu menjawab dengan baik setiap
masalah atau komplain dari masyarakat; dan Pegawai menerima setiap
komplain yang ada dari pemohon paspor. Pelayanan paspor sudah berjalan
dengan efektif didukung oleh pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang
selalu menjawab dan menerima dengan baik ketika masyarakat komplain
mengenai pembuatan paspor dan pegawai bisa menjelaskan kepada
masyarakat apabila ada yang kurang paham mengenai permohonan paspor.
Adanya kotak layanan pengaduan mengenai pelayanan pegawai kantor
imigrasi; Pegawai mengedepankan kepentingan masyarakat yang hendak
melakukan kegiatan pelayanan paspor dibandingkan kepentingan pribadinya;
Pegawai tidak mengerjakan hal yang lain pada saat melayani pemohon
paspor. Pelayanan yang diberikan Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang
dalam memberikan pelayanan kepada para permohonan paspor lebih
mengedepankan kepentingan masyarakat yang hendak melakukan kegiatan
pelayanan paspor dibandingkan kepentingan pribadinya atau tidak melakukan
hal yang lain ketika sedang melayani masyarakat.
Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada
salah satu permasalahan yang terjadi mengenai kemampuan adaptasi untuk
Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Dimana Sistem yang sering error dan down
ketika sedang memproses upload ataupun input data para pemohon paspor.
Sistem sering error dan down ketika memproses berkas para pemohon paspor
secara online, sistem sering error dan down karena trafik terlalu tinggi
mengingat website banyak yang mengakses secara bersamaan pada jam-jam
176
sibuk, dan menjadi slow respond karena semakin banyak pengunjung maka
semakin berat kerja sebuah server bahkan tidak bisa diakses. Mengakibatkan
para pemohon paspor yang membuat paspor secara online harus menunggu
dalam jangka waktu yang tidak ditentukan dan bahkan harus kembali lagi
besok ke Kantor Imigrasi. Hal ini membuat para pemohon paspor tertunda
dalam pengurusan paspor.
3. Kepuasan Kerja
Menurut Hessel Nogi Tangkilisan kepuasan kerja adalah suatu kondisi
yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang mampu memberikan
kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi secara
keseluruhan untuk mencapai efektivitas organisasi. Elemen yang menjadi
fokus analisis ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan yang dilakukan
karyawan dan sistem intensif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang
berprestasi atau telah melakukan pekerjaan yang melebihi beban yang ada.
Dalam penelitian ini terdapat 24 butir pernyataan dan terdiri dari 12 sub
indikator kepuasan kerja dengan nilai ideal yakni 24 x 4 x 97 = 9.312 (24
adalah jumlah pernyataan yang ada, 4 adalah angka tertinggi dalam skala
likert, 97 adalah jumlah responden). Setelah menemukan skor ideal maka
bandingkan dengan skor rill yang diisi responden yakni 6.946 sehingga
177
didapat 6.946 / 9.312 x 100% = 74,59 % sehingga program ini bisa dikatakan
cukup berhasil jika dilihat dari indikator kepuasan kerja. Hal ini dapat dilihat
dari hasil kuesioner pemohon paspor yang banyak menyetujui atau puas
dengan kualitas pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang mengenai ;
Pegawai bekerja sesuai jam operasional pelayanan yang berlaku; Pegawai
selalu berada diloket pelayanan ketika jam kerja; Pegawai yang memberikan
pelayanan dapat diandalkan; Pegawai selalu siap siaga dalam memberikan
pelayanan; Pegawai tidak menunda-nunda saat melakukan pelayanan;
Pegawai teliti dalam memeriksa berkas pemohon paspor; Pegawai tidak pilih
kasih dalam memberikan pelayanan; Perlakuan pegawai dalam memberikan
pelayanan tidak diskriminatif; Pegawai bekerja secara cekatan dalam
memberikan pelayanan; Pemohon merasa puas terhadap cara bekerja pegawai
dalam memberikan pelayanan; Pegawai selalu tersenyum, memberikan salam
dan menyapa kepada para masyarakat; Pegawai selalu bersikap Sopan dan
Santun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; Pegawai ramah
ketika memberikan pelayanan; dan Pegawai tidak menggunakan kata-kata
kasar ketika melayani masyarakat. Masyarakat puas dengan pegawai Kantor
Imigrasi Kelas I Serang yang selalu menerapkan 5 S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun) ketika sedang melayani pengurusan paspor sehingga
masyarakat merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh pegawai
Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Kantor Imigrasi Kelas I Serang selalu
mengutamakan kenyamanan masyarakat yang akan mengurus dokumen
paspor demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Sarana dan
178
prasarana yang mendukung pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam
melayani masyarakat dalam pembuatan paspor cukup memumpuni, ruang
tunggu yang sudah dilengkapi dengan fasilitas wifi yang tersedia pun bisa
digunakan oleh masyarakat untuk mengisi waktu sambil menunggu antrian,
serta ruang tunggu bermain anak yang membuat masyarakat pemohon paspor
terutama ibu-ibu yang membawa anak tidak khawatir apabila harus
menunggu antrian yang begitu lama dan ruang tuk menyusui yang
diperuntukan untuk ibu yang membawa bayi.
Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada
salah satu permasalahan yang terjadi mengenai kepuasan kerja untuk Kantor
Imigrasi Kelas I Serang. Dimana Sarana dan prasarana yang tersedia saat ini
tidak sebanding dengan masyarakat yang akan mengurus paspor begitu
banyak tiap harinya dan kurang mendukung dalam melayani masyarakat
seperti loket pemohonan paspor yang kurang, loket pelayanan yang tersedia
hanya dua dirasa kurang karena banyaknya permohonan pelayanan paspor di
Kantor Imigrasi Kelas I Serang. Ruang tunggu yang kurang luas sehingga
banyak para pemohon paspor harus menunggu di halaman luar Kantor
Imigrasi Kelas I Serang dikarenakan tidak kebagian tempat duduk, tempat
pengisian formulir yang kurang memadai, karena para pemohon paspor harus
saling mendahului satu sama lain hanya untuk melihat tata cara pengisian
formulir dan masyarakat harus mengisi formulir beralaskan tembok ataupun
dipunggung orang lain hanya untuk menulis tulisan di formulir tersebut agar
tidak acak-acakan.
179
Lahan parkir kendaraan yang kurang memadai sehingga tidak menunjang
dalam pelayanan penerbitkan paspor kepada masyarakat. Lahan parkir yang
ada di Kantor Imigrasi Kelas I Serang dapat dikatakan terbatas atau kurang
memadai. karena lahan parkir yang tersedia hanya menampung kendaraaan
untuk para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang saja. Sehingga apabila
masyarakat ingin membuat paspor atau ada keperluan lain di Kantor Imigrasi
Kelas I Serang harus memarkirkan kendaraannya di bahu jalan depan kantor
imigrasi, atau bahkan harus menumpang parkir di sekolah maupun di Kantor
Dinas Kecamatan Serang yang ada di samping kantor imigrasi, dan membuat
kemacetan sehingga memperhambat masyarakat yang ingin mengurus
dokumen keimigrasiannya terganggu.
4. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab merupakan indikator terakhir dalam teori efektivitas
yakni organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembanya sesuai
dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa menghadapi serta
menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya. Dalam penelitian
ini terdapat 20 butir pernyataan dan terdiri dari 10 sub indikator tanggung
jawab dengan nilai ideal yakni 20 x 4 x 97 = 7.760 (20 adalah jumlah
pernyataan yang ada, 4 adalah angka tertinggi dalam skala likert, 97 adalah
jumlah responden). Setelah menemukan skor ideal maka bandingkan dengan
skor rill yang diisi responden yakni 5.844 sehingga didapat 5.844 / 7.760 x
100 % = 75,30 % sehingga program ini bisa dikatakan berhasil jika dilihat
dari indikator tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner
180
pemohon paspor yang banyak menyetujui atau puas dengan kualitas
pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Serang mengenai ; Data yang diupload
dengan data yang dilampirkan sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor;
Mendapatkan pemberitahuan apabila data yang di upload dengan data yang
dilampirkan tidak sesuai dengan persyaratan pembuatan paspor; Waktu
proses pengurusan paspor sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Waktu
proses pengurusan paspor dianggap wajar oleh pemohon paspor;
Penyelesaian atau penerbitan paspor tepat waktu; Pemohon mengetahui
jangka waktu penerbitan paspor; Biaya yang ditetapkan oleh kantor imigrasi
sudah wajar; Masyarakat mengetahui rincian biaya pembuatan paspor; Biaya
yang dikeluarkan masyarakat sebanding dengan kualitas paspor; Pemohon
paspor merasa puas dengan biaya yang dikeluarkan karena sebanding dengan
kualitas paspor; Kesesuaian biaya yang dibayar dengan biaya yang telah
ditetapkan; Adanya penjelasan apabila biaya yang dibayar dengan biaya yang
telah ditetapkan tidak sesuai; Paspor yang diterbitkan sesuai dengan identitas
pemohonan paspor; dan Pemohon paspor merasa puas terhadap paspor yang
diterbitkan karena sesuai dengan identitas pemohon paspor. Hal ini Kantor
Imigrasi Kelas I Serang bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi
mengenai pengurusan dokumen paspor secara tepat dan tranparan, serta
memastikan bahwa data pemohon paspor yang sudah diinput sesuai dengan
identitas pemohon paspor. Informasi mengenai persyaratan, alur serta biaya
pembuatan paspor secara walk in sudah disediakan oleh Kantor Imigrasi
Kelas I Serang, sehingga masyarakat tidak bingung dengan biaya yang akan
181
dikeluarkan berapa, waktu pengurusan paspor pun sesuai dengan ketentuan
yang telah ditentukan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang dan
masyarakat pun sudah mengetahui jangka waktu penerbitan paspor yang telah
ditentukan.
Namun jika kita melihat langsung ke Kantor Imigrasi Kelas I Serang ada
salah satu permasalahan yang terjadi mengenai tanggung jawab untuk Kantor
Imigrasi Kelas I Serang. Dimana informasi mengenai pembuatan paspor
secara online berbanding terbalik dengan pembuatan paspor secara walk in.
Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Kantor Imigrasi Serang dibanding
Kantor Imigrasi lain mengenai paspor online, membuat banyak pemohon
yang tidak mengetahui tata cara pembuatan paspor online. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah pemohon walk in lebih banyak dibandingkan pemohon
online. Selain itu informasi yang ada di Website Kantor Imigrasi Kelas I
Serang yang tidak diperbaharui. Selanjutnya sosialisasi mengenai pembuatan
paspor online tersebut sudah tidak ada di sekitar Kantor Imigrasi Kelas I
Serang sehingga para pemohon yang ingin membuat paspor hanya
mengetahui pelayanan pembuatan paspor secara walk in oleh masyarakat
umum yang baru pertama kali mengurus paspor, dan para pemohon pun
mengetahui pembuatan paspor online dari mulut ke mulut dan membuat
sosialiasi dirasa kurang jelas, kurang informatif sehingga menimbulkan
kebingungan.
182
Berdasarkan data yang diperoleh, skor yang diperoleh adalah 4 x 67 x 97 =
25.996 sehingga skor ideal yang didapat adalah 25.996. Keterangannya adalah 4
merupakan nilai tertinggi dan 1 merupakan nilai terendah dari setiap pelihan
jawaban pernyataan yang diajuan pada responden , 67 merupakan jumlah item
instrumen pernyataan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner,
dan 97 merupakan jumlah seluruh sample dalam penelitian ini. Sedangkan jumlah
skor yang diperoleh berdasarkan melalui pengumpulan data adalah 19.447 maka
didapatkan hasilnya sebagai berikut :
= Jumlah skor : Total skor x 100
= (19.447 : 25.996) x 100 %
= 0,7480766x 100%
= 74,80 %
Sehingga dapat dijelaskan bahwa persentase Tingkat Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten
berjalan dengan Efektif .
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti jelaskan dari indikator teori
efektivitas yaitu pencapaian target, kemampuan adaptasi, kepuasan kerja dan
tanggung jawab maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Efektivitas Pelayanan
Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten
sudah dikatakan berjalan dengan efektif , hal ini dapat diartikan bahwa persentase
183
Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas
I Serang Provinsi Banten menghasilkan 74,80 % dari angka minimal yang
dihipotesiskan yaitu 70 %.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti
memiliki beberapa saran yang diharapkan bisa memperbaiki pelayanan pembuatan
paspor online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang, yaitu :
1. Kantor Imigrasi Kelas I Serang bisa lebih meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam hal perbaikan sarana dan
prasarana, seperti lebih memperbaiki ruang tunggu agar lebih nyaman,
menyediakan tempat pengisian formulir, menambah loket pelayanan,
fasilitas toilet yang diperbanyak lagi dan juga memperluas lahan parkir
bagi masyarakat karena semua itu untuk menunjang proses pelayanan.
2. Meningkatkan jumlah pegawai yang saat ini berjumlah 38 orang, karena
dirasa kurang cukup dalam melayani permohonan masyarakat dalam
pembuatan paspor yang banyak setiap harinya di Kantor Imigrasi Kelas I
Serang.
3. Lebih meningkatkan sosialisasi mengenai prosedur pembuatan paspor
secara online, bisa lewat sarana media informasi website atau media sosial,
bisa dengan disediakannya informasi di ruang tunggu atau di depan Kantor
Imigrasi Kelas I Serang agar masyarakat lebih mengerti dan mengetahui
prosedur untuk mengurus paspor secara online.
184
4. Sebaiknnya pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang menambah kuota
pemohon paspor online yang ditiap harinya dirasa kurang oleh
masyarakat, karena kuota pemohon paspor online tidak sebanding dengan
para pemohon paspor online di tiap harinya.
5. Kantor Imigrasi Kelas I Serang hendaknya meningkatkan kualitas
jaringan, agar mempermudah masyarakat dalam mengakses website dan
membantu para pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Serang dalam
mengupload data para pemohon paspor.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta :
Pembaruan.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
Makmur, Syarief. 2008. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas
Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Moenir, H.A.S. 2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 Dan Aplikasi Statistik
Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung :
CV. Mandar Maju.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik : Teori, Kebijakan,
dan Implementasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.
, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta.
Supriono, R.A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama.
Yogyakarta : BPFE.
Susanto, Azhar. 2007. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan
Pengembangannya. Bandung : Lingga Jaya.
Tampubolon, Manahan. P. 2008. Perilaku Organisasi: Perspektif Organisasi
Bisnis. Bogor : Ghalia Indonesia.
Tangkilisan, Hessel Nogi, S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Grasindo.
xviii
Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management Wewujudkan Layanan Prima.
Yogyakarta : Andi.
Dokumen dan Peraturan Undang – Undang :
Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional
Pemeriksa Keimigrasian dan Angka Kreditnya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik.
Keputusan Menteri Pendagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei
Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004
tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah
Sumber Lain :
http://www.imigrasi.go.id/
http://serang.imigrasi.go.id/
http://tangerang.imigrasi.go.id/
http://travel.kompas.com/read/2016/04/27/170300627/
KEMENTERIAN‐ RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN lLNCCI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASAFAKULTASILMU SOSIAL DAN ILⅣlU POLI¬旺K
PrOgTam Stdil l.1lmu Administrasi Ncgara2.1lmu Kollnu‐ kasi
3.1lrrlu Pellllcnntahall
Jtt RttJ― KL4Phor 9響 )2響Ю黎 ′ も,摯l讐里
‐28175Pま甲 ≧n諏 額g Banterl
Nomor
呻P―
: 16o8 /uN.43.6-1 rr.e,n0t6
: Per:rrrohonan Ijin Mencari Data
KspadaYth-Kepala Kepala K.mtor Imigrasi Kelas I Serangdi
Tempat
N劉瞼
剛
ScmestgMata Kuliah
Judul
29 0ktobcr 2016
DenganHormat,Sehubungan dengu diseterrggarakannya kegiaran riset mahasisrva kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosiai dan IImu Politik {Jnivcrsita-s Sultan AgengTirtayasa" maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan lugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari datayang dibutuhkan'
GalihHidayat Ramadhan6f6I1204.12D(SkripsiEfektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor
Imigrasi Kelas I SerangData diperlukan : StatiSik Pelayanan Paspor dari 'l'ahun 2014 * 2Ol6- dan
Data terkait fasilitas pelayanan pembuatan paspor-
Untuk itu kafid berharap dan memohon kepada Bapak/ lbu untrrk dapat memberikanizin gune mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut-
Demikian surat i1xi kami sampaikan- Atas perhatian dan kerjasamany4 kamimengucapkan terima kasih-
Studi
Neg機
Li塁壁
“
in25』h,S_Sos、 M_siNIP_197603292003122001
KEMENTEtt RIS=T,TEKNOLOGIDAN PENDIDIKAN TGGI
UNIVERSITAS SI「 LTAN AGENG TIRTAYASAFAKULTASILIⅥ U SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Progralu Sttdi l l.1lmu Adminittasi Ncgara
2.1lmu Komunikasi
3.11lnu Pcmenn血 anJalan Rap rakm KM.4 Phonc r0254)280330B凛 228,Fax_0254-281245P3matan s― g Bantcn
NomorL;uniriranIlerihal
: 2a55 /UN.43.6.X l?(;/201,7:-: Permohon:rn trjin Moncari triatir
Kepada Yth.I{epala Kantor lmigxrsi Keias I l:,ir,:rar:i;di
Tempat
l'JaulaNIMSemesterMata Kuliah.ludul
f)ata ditrrcr1uka;r
23 Januan 2017
DenganHormat,Sehubrmgan dengan diseleuggarakarrnya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilnnu Sosial dan Ilmu Folitik Universitas Sultan AgengTirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini mernirerikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan.
Galih Hidayat Rffilt2mt2D(SkripsiEfektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online Di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang-: Statistik pelayanan paspor online Tahun 20tr6,
Statistik pelayanan paspor manual dari Tahun 20 1 4-20 1 6, danStatistik pelayanan paspor manual Tahun 2016.
Unhrk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Iiru untuk clapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan matrasiswa tersebut.
Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan keriasamanya, kamimengucapkan terima kasih.
Ketll, Program StudiIlmu A
liht/S.Sos、 卜1.Si
'1`塁「 Tを
'ケ
603'02003122001
KE口 NI鳳畦 N RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASAFAK■LTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLHEK
PFOeFam Smdil l.Ⅱ mu Aと越五strasi Ncgara
2.Ilmu KoIIlllntkasl
3.Ihu Pemerintah祖J」h嶋 Lya la― KM4Phm・●ぶMだ
“)280330 Ek■ 22ι F賀t02井281245-― 簸 8 BL出 tCn
NOInor
晦 血
P銀
: \u6 fiIN.4X.6.,,/PG,n0fi
: Permohonan Ein Mercari Datz
Kepada YthKepla Kepala Kantor tmigrasi Kelas II Cilegondi
Tempat
7 J面 2017
欧 鴨 肛 HomatSehubungan dengan diselenggammya kegiatan五 set mttasiswa Lmi di 1lmuAdhinttta饉 NegコにLF」h』磁s ILnu Sosial da■ ttmu P01itik■ Inivclsitas Su]鯰n AgellgTirtay〔澪亀 =ntta kalni yAng bc―ぬ tallgan di bawah i」 rllembelう kan tugas kepadamahasiswa berikut lnl llntuk inencaFl data yang dibutuhkan,
Nama IG^liL Hidayat hmadhallNIM 1 6661120412Semester iX←呵膵重uh)臨 Kuliah :SttpsiJudul :Tinnt Efekti宙 tas PelayanAn Pcmbuatm Paspor Online dil像 通ゎr
higrasi Kelas I S… g PFOVinSi Banten
D務 碑 爛 ぬ :Data ttit fasilitt Pclay… p―臨 範 paspor.
Unむ山 itu ka■ li bcrhartt HAn lnernohon kepada Bapttr lbu untuk dゎ at membe」巨ュLh guna■■elncaH datt yang dibutuhkan mahasiswa tubebut.
Dmikiart ―
t ini k枷 正 ― Paika■l_ A'AC I掟量盟titt dan kc嗜
…y≒・ kami
m鐵 _ph動 a動 .
Listvanin簗遡LS_Soミ ■ヽSi
理 ,197603292003122001
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Program Studi : 1. Ilmu Administrasi Negara
2. Ilmu Komunikasi
3. Ilmu PemerintahanJalan Raya iakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. 0254-281245 Pakupatan Serang Banten
url: http://wwr.v.fIsip-untirta.ac.id, Email: kontak@tisip-untirta.ac.id
Nomor :122+ruN.43.6.11PG12017
Lampiran : -Perihal : Permohonan Ijin Mencari Data
Kepada Yth.Kepala Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Serang
diTempat
NamaNIMSemester
Mata KuliahJudul
25 September 2Al7
Dengan Hormat,Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdminiskasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayas4 maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan,
Galih Hidayat Ramadhan
66ilnA4T2XI (sebelas)
SkripsiTingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor
Imigrasi Kelas I Serang Provinsi Banten
Data diperlukan : Meminta Ijin untuk menyebar kuesioner di Kantor Imigrasi KelasI Serang.
Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapakl Ibu untuk dapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.
Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kamimengucapkan terima kasih.
.197603292003122001
〓′
二
■
,リ
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2011
TENTANG
KEIMIGRASIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Keimigrasian merupakan bagian dari
perwujudan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas
Wilayah Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban
kehidupan berbangsa dan bernegara menuju
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa perkembangan global dewasa ini mendorong
meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang
menimbulkan berbagai dampak, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan kepentingan
dan kehidupan bangsa dan negara Republik Indonesia,
sehingga diperlukan peraturan perundang-undangan
yang menjamin kepastian hukum yang sejalan dengan
penghormatan, pelindungan, dan pemajuan hak asasi
manusia;
c. bahwa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian sudah tidak memadai lagi untuk
memenuhi berbagai perkembangan kebutuhan
pengaturan, pelayanan, dan pengawasan di bidang
Keimigrasian sehingga perlu dicabut dan diganti
dengan undang-undang baru yang lebih komprehensif
serta mampu menjawab tantangan yang ada;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
membentuk Undang-Undang tentang Keimigrasian;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), dan Pasal 28E
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
Dengan . . .
- 2 -
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEIMIGRASIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan
berdasarkan undang-undang.
3. Fungsi Keimigrasian adalah bagian dari urusan
pemerintahan negara dalam memberikan pelayanan
Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara,
dan fasilitator pembangunan kesejahteraan
masyarakat.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi
manusia.
5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.
6. Direktorat Jenderal Imigrasi adalah unsur pelaksana
tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia di bidang Keimigrasian.
7. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui
pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki
keahlian teknis Keimigrasian serta memiliki
wewenang untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab berdasarkan Undang-Undang ini.
8. Penyidik . . .
- 3 -
8. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Keimigrasian yang
selanjutnya disebut dengan PPNS Keimigrasian
adalah Pejabat Imigrasi yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan tindak
pidana Keimigrasian.
9. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
10. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian adalah
sistem teknologi informasi dan komunikasi yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengolah dan
menyajikan informasi guna mendukung operasional,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
melaksanakan Fungsi Keimigrasian.
11. Kantor Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang
menjalankan Fungsi Keimigrasian di daerah
kabupaten, kota, atau kecamatan.
12. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat
pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos
lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat masuk
dan keluar Wilayah Indonesia.
13. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu
negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau organisasi
internasional lainnya untuk melakukan perjalanan
antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.
14. Dokumen Keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia, dan Izin Tinggal yang
dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas
luar negeri.
15. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah
Paspor Republik Indonesia dan Surat Perjalanan
Laksana Paspor Republik Indonesia.
16. Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Paspor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara
Indonesia untuk melakukan perjalanan antarnegara
yang berlaku selama jangka waktu tertentu.
17. Surat . . .
- 4 -
17. Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia
yang selanjutnya disebut Surat Perjalanan Laksana
Paspor adalah dokumen pengganti paspor yang
diberikan dalam keadaan tertentu yang berlaku
selama jangka waktu tertentu.
18. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Visa adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang di Perwakilan Republik
Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang memuat
persetujuan bagi Orang Asing untuk melakukan
perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi dasar
untuk pemberian Izin Tinggal.
19. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan masuk
Wilayah Indonesia.
20. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan keluar
Wilayah Indonesia.
21. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar
negeri untuk berada di Wilayah Indonesia.
22. Pernyataan Integrasi adalah pernyataan Orang Asing
kepada Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah
satu syarat memperoleh Izin Tinggal Tetap.
23. Izin Tinggal Tetap adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing tertentu untuk bertempat tinggal dan
menetap di Wilayah Indonesia sebagai penduduk
Indonesia.
24. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang
diberikan oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing
pemegang Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal Tetap
untuk masuk kembali ke Wilayah Indonesia.
25. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau
kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan
hukum maupun bukan badan hukum.
26. Penjamin . . .
- 5 -
26. Penjamin adalah orang atau Korporasi yang
bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan
Orang Asing selama berada di Wilayah Indonesia.
27. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau
sarana transportasi lain yang lazim digunakan, baik
untuk mengangkut orang maupun barang.
28. Pencegahan adalah larangan sementara terhadap
orang untuk keluar dari Wilayah Indonesia
berdasarkan alasan Keimigrasian atau alasan lain
yang ditentukan oleh undang-undang.
29. Penangkalan adalah larangan terhadap Orang Asing
untuk masuk Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
Keimigrasian.
30. Intelijen Keimigrasian adalah kegiatan penyelidikan
Keimigrasian dan pengamanan Keimigrasian dalam
rangka proses penyajian informasi melalui analisis
guna menetapkan perkiraan keadaan Keimigrasian
yang dihadapi atau yang akan dihadapi.
31. Tindakan Administratif Keimigrasian adalah sanksi
administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi
terhadap Orang Asing di luar proses peradilan.
32. Penyelundupan Manusia adalah perbuatan yang
bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau
untuk orang lain yang membawa seseorang atau
kelompok orang, baik secara terorganisasi maupun
tidak terorganisasi, atau memerintahkan orang lain
untuk membawa seseorang atau kelompok orang,
baik secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi,
yang tidak memiliki hak secara sah untuk memasuki
Wilayah Indonesia atau keluar Wilayah Indonesia
dan/atau masuk wilayah negara lain yang orang
tersebut tidak memiliki hak untuk memasuki wilayah
tersebut secara sah, baik dengan menggunakan
dokumen sah maupun dokumen palsu, atau tanpa
menggunakan Dokumen Perjalanan, baik melalui
pemeriksaan imigrasi maupun tidak.
33. Rumah Detensi Imigrasi adalah unit pelaksana teknis
yang menjalankan Fungsi Keimigrasian sebagai
tempat penampungan sementara bagi Orang Asing
yang dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian.
34. Ruang . . .
- 6 -
34. Ruang Detensi Imigrasi adalah tempat penampungan
sementara bagi Orang Asing yang dikenai Tindakan
Administratif Keimigrasian yang berada di Direktorat
Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi.
35. Deteni adalah Orang Asing penghuni Rumah Detensi
Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi yang telah
mendapatkan keputusan pendetensian dari Pejabat
Imigrasi.
36. Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan
Orang Asing dari Wilayah Indonesia.
37. Penanggung Jawab Alat Angkut adalah pemilik,
pengurus, agen, nakhoda, kapten kapal, kapten pilot,
atau pengemudi alat angkut yang bersangkutan.
38. Penumpang adalah setiap orang yang berada di atas
alat angkut, kecuali awak alat angkut.
39. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan
Besar Republik Indonesia, Konsulat Jenderal
Republik Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.
Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia berhak melakukan
perjalanan keluar dan masuk Wilayah Indonesia.
BAB II
PELAKSANAAN FUNGSI KEIMIGRASIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
(1) Untuk melaksanakan Fungsi Keimigrasian,
Pemerintah menetapkan kebijakan Keimigrasian.
(2) Kebijakan Keimigrasian dilaksanakan oleh Menteri.
(3) Fungsi Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan
Wilayah Indonesia dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi
yang meliputi Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan pos
lintas batas.
Pasal 4 . . .
- 7 -
Pasal 4
(1) Untuk melaksanakan Fungsi Keimigrasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dapat
dibentuk Kantor Imigrasi di kabupaten, kota, atau
kecamatan.
(2) Di setiap wilayah kerja Kantor Imigrasi dapat
dibentuk Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(3) Pembentukan Tempat Pemeriksaan Imigrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri.
(4) Selain Kantor Imigrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat dibentuk Rumah Detensi Imigrasi di
ibu kota negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
(5) Kantor Imigrasi dan Rumah Detensi Imigrasi
merupakan unit pelaksana teknis yang berada di
bawah Direktorat Jenderal Imigrasi.
Pasal 5
Fungsi Keimigrasian di setiap Perwakilan Republik
Indonesia atau tempat lain di luar negeri dilaksanakan
oleh Pejabat Imigrasi dan/atau pejabat dinas luar negeri
yang ditunjuk.
Pasal 6
Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di
bidang Keimigrasian dengan negara lain dan/atau dengan
badan atau organisasi internasional berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
Pasal 7
(1) Direktur Jenderal bertanggung jawab menyusun dan
mengelola Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
sebagai sarana pelaksanaan Fungsi Keimigrasian di
dalam atau di luar Wilayah Indonesia.
(2) Sistem . . .
- 8 -
(2) Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian dapat
diakses oleh instansi dan/atau lembaga
pemerintahan terkait sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
BAB III
MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
(1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia wajib memiliki Dokumen Perjalanan yang
sah dan masih berlaku.
(2) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia
wajib memiliki Visa yang sah dan masih berlaku,
kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-Undang
ini dan perjanjian internasional.
Pasal 9
(1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan
oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pemeriksaan Dokumen Perjalanan dan/atau
identitas diri yang sah.
(3) Dalam hal terdapat keraguan atas keabsahan
Dokumen Perjalanan dan/atau identitas diri
seseorang, Pejabat Imigrasi berwenang untuk
melakukan penggeledahan terhadap badan dan
barang bawaan dan dapat dilanjutkan dengan proses
penyelidikan Keimigrasian.
Bagian Kedua . . .
- 9 -
Bagian Kedua
Masuk Wilayah Indonesia
Pasal 10
Orang Asing yang telah memenuhi persyaratan dapat
masuk Wilayah Indonesia setelah mendapatkan Tanda
Masuk.
Pasal 11
(1) Dalam keadaan darurat Pejabat Imigrasi dapat
memberikan Tanda Masuk yang bersifat darurat
kepada Orang Asing.
(2) Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku sebagai Izin Tinggal kunjungan dalam jangka
waktu tertentu.
Pasal 12
Menteri berwenang melarang Orang Asing berada di
daerah tertentu di Wilayah Indonesia.
Pasal 13
(1) Pejabat Imigrasi menolak Orang Asing masuk Wilayah
Indonesia dalam hal orang asing tersebut:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
berlaku;
c. memiliki dokumen Keimigrasian yang palsu;
d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa;
e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam
memperoleh Visa;
f. menderita penyakit menular yang membahayakan
kesehatan umum;
g. terlibat kejahatan internasional dan tindak pidana
transnasional yang terorganisasi;
h. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk
ditangkap dari suatu negara asing;
i. terlibat . . .
- 10 -
i. terlibat dalam kegiatan makar terhadap
Pemerintah Republik Indonesia; atau
j. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan
penyelundupan manusia.
(2) Orang Asing yang ditolak masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditempatkan dalam
pengawasan sementara menunggu proses
pemulangan yang bersangkutan.
Pasal 14
(1) Setiap warga negara Indonesia tidak dapat ditolak
masuk Wilayah Indonesia.
(2) Dalam hal terdapat keraguan terhadap Dokumen
Perjalanan seorang warga negara Indonesia dan/atau
status kewarganegaraannya, yang bersangkutan
harus memberikan bukti lain yang sah dan
meyakinkan yang menunjukkan bahwa yang
bersangkutan adalah warga negara Indonesia.
(3) Dalam rangka melengkapi bukti sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), yang bersangkutan dapat
ditempatkan dalam Rumah Detensi Imigrasi atau
Ruang Detensi Imigrasi.
Bagian Ketiga
Keluar Wilayah Indonesia
Pasal 15
Setiap orang dapat keluar Wilayah Indonesia setelah
memenuhi persyaratan dan mendapat Tanda Keluar dari
Pejabat Imigrasi.
Pasal 16
(1) Pejabat Imigrasi menolak orang untuk keluar Wilayah
Indonesia dalam hal orang tersebut:
a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
masih berlaku;
b. diperlukan . . .
- 11 -
b. diperlukan untuk kepentingan penyelidikan dan
penyidikan atas permintaan pejabat yang
berwenang; atau
c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan.
(2) Pejabat Imigrasi juga berwenang menolak Orang
Asing untuk keluar Wilayah Indonesia dalam hal
Orang Asing tersebut masih mempunyai kewajiban di
Indonesia yang harus diselesaikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Kewajiban Penanggung Jawab Alat Angkut
Pasal 17
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia dengan alat angkutnya
wajib melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Penanggung Jawab Alat Angkut yang membawa
penumpang yang akan masuk atau keluar Wilayah
Indonesia hanya dapat menurunkan atau menaikkan
penumpang di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(3) Nakhoda kapal laut wajib melarang Orang Asing yang
tidak memenuhi persyaratan untuk meninggalkan
alat angkutnya selama alat angkut tersebut berada di
Wilayah Indonesia.
Pasal 18
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang datang dari luar
Wilayah Indonesia atau akan berangkat keluar
Wilayah Indonesia diwajibkan untuk:
a. sebelum kedatangan atau keberangkatan
memberitahukan rencana kedatangan atau
rencana keberangkatan secara tertulis atau
elektronik kepada Pejabat Imigrasi;
b. menyampaikan daftar penumpang dan daftar
awak alat angkut yang ditandatanganinya kepada
Pejabat Imigrasi;
c. memberikan tanda atau mengibarkan bendera
isyarat bagi kapal laut yang datang dari luar
Wilayah Indonesia dengan membawa penumpang;
d. melarang . . .
- 12 -
d. melarang setiap orang naik atau turun dari alat
angkut tanpa izin Pejabat Imigrasi sebelum dan
selama dilakukan pemeriksaan Keimigrasian;
e. melarang setiap orang naik atau turun dari alat
angkut yang telah mendapat penyelesaian
Keimigrasian selama menunggu keberangkatan;
f. membawa kembali keluar Wilayah Indonesia pada
kesempatan pertama setiap Orang Asing yang
tidak memenuhi persyaratan yang datang dengan
alat angkutnya;
g. menjamin bahwa Orang Asing yang diduga atau
dicurigai akan masuk ke Wilayah Indonesia secara
tidak sah untuk tidak turun dari alat angkutnya;
dan
h. menanggung segala biaya yang timbul sebagai
akibat pemulangan setiap penumpang dan/atau
awak alat angkutnya.
(2) Penanggung Jawab Alat Angkut reguler wajib
menggunakan sistem informasi pemrosesan
pendahuluan data penumpang dan melakukan kerja
sama dalam rangka pemberitahuan data penumpang
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
Pasal 19
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut wajib memeriksa
Dokumen Perjalanan dan/atau Visa setiap
penumpang yang akan melakukan perjalanan masuk
Wilayah Indonesia.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sebelum penumpang naik ke alat
angkutnya yang akan menuju Wilayah Indonesia.
(3) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib menolak untuk
mengangkut setiap penumpang yang tidak memiliki
Dokumen Perjalanan, Visa, dan/atau Dokumen
Keimigrasian yang sah dan masih berlaku.
(4) Jika . . .
- 13 -
(4) Jika dalam pemeriksaan Keimigrasian oleh Pejabat
Imigrasi ditemukan ada penumpang sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Penanggung Jawab Alat
Angkut dikenai sanksi berupa biaya beban dan wajib
membawa kembali penumpang tersebut keluar
Wilayah Indonesia.
Pasal 20
Pejabat Imigrasi yang bertugas berwenang naik ke alat
angkut yang berlabuh di pelabuhan, mendarat di bandar
udara, atau berada di pos lintas batas untuk kepentingan
pemeriksaan Keimigrasian.
Pasal 21
Dalam hal terdapat dugaan adanya pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 atau
Pasal 18, Pejabat Imigrasi berwenang memerintahkan
Penanggung Jawab Alat Angkut untuk menghentikan atau
membawa alat angkutnya ke suatu tempat guna
kepentingan pemeriksaan Keimigrasian.
Bagian Kelima
Area Imigrasi
Pasal 22
(1) Setiap Tempat Pemeriksaan Imigrasi ditetapkan suatu
area tertentu untuk melakukan pemeriksaan
Keimigrasian yang disebut dengan area imigrasi.
(2) Area imigrasi merupakan area terbatas yang hanya
dapat dilalui oleh penumpang atau awak alat angkut
yang akan keluar atau masuk Wilayah Indonesia atau
pejabat dan petugas yang berwenang.
(3) Kepala Kantor Imigrasi bersama-sama dengan
penyelenggara bandar udara, pelabuhan laut, dan pos
lintas batas menetapkan area imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(4) Penyelenggara bandar udara, pelabuhan laut, dan pos
lintas batas dapat mengeluarkan tanda untuk
memasuki area imigrasi setelah mendapat
persetujuan kepala Kantor Imigrasi.
Pasal 23 . . .
- 14 -
Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
masuk dan keluar Wilayah Indonesia diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB IV
DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA
Pasal 24
(1) Dokumen Perjalanan Republik Indonesia terdiri atas:
a. Paspor; dan
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor.
(2) Paspor terdiri atas:
a. Paspor diplomatik;
b. Paspor dinas; dan
c. Paspor biasa.
(3) Surat Perjalanan Laksana Paspor terdiri atas:
a. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga
negara Indonesia;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang
Asing; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas;
(4) Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
dokumen negara.
Pasal 25
(1) Paspor diplomatik diterbitkan bagi warga negara
Indonesia yang akan melakukan perjalanan keluar
Wilayah Indonesia dalam rangka penempatan atau
perjalanan tugas yang bersifat diplomatik.
(2) Paspor dinas diterbitkan bagi warga negara Indonesia
yang akan melakukan perjalanan keluar Wilayah
Indonesia dalam rangka penempatan atau perjalanan
dinas yang tidak bersifat diplomatik.
(3) Paspor diplomatik dan Paspor dinas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diterbitkan oleh
Menteri Luar Negeri.
Pasal 26 . . .
- 15 -
Pasal 26
(1) Paspor biasa diterbitkan untuk warga negara
Indonesia.
(2) Paspor biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
Pasal 27
(1) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga negara
Indonesia dikeluarkan bagi warga negara Indonesia
dalam keadaan tertentu jika Paspor biasa tidak dapat
diberikan.
(2) Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing
dikeluarkan bagi Orang Asing yang tidak mempunyai
Dokumen Perjalanan yang sah dan negaranya tidak
mempunyai perwakilan di Indonesia.
(3) Surat Perjalanan Laksana Paspor sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diberikan dalam hal:
a. atas kehendak sendiri keluar Wilayah Indonesia
sepanjang tidak terkena pencegahan;
b. dikenai Deportasi; atau
c. repatriasi.
(4) Surat Perjalanan Laksana Paspor diterbitkan oleh
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
Pasal 28
Surat Perjalanan Laksana Paspor dapat dikeluarkan untuk
orang perseorangan atau kolektif.
Pasal 29
(1) Surat perjalanan lintas batas atau pas lintas batas
dapat dikeluarkan bagi warga negara Indonesia yang
berdomisili di wilayah perbatasan negara Republik
Indonesia dengan negara lain sesuai dengan
perjanjian lintas batas.
(2) Surat perjalanan lintas batas atau pas lintas batas
diterbitkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
Pasal 30 . . .
- 16 -
Pasal 30
Setiap warga negara Indonesia hanya diperbolehkan
memegang 1 (satu) Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia yang sejenis atas namanya sendiri yang masih
berlaku.
Pasal 31
(1) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
berwenang melakukan penarikan atau pencabutan
Paspor biasa, Surat Perjalanan Laksana Paspor, dan
surat perjalanan lintas batas atau pas lintas batas
yang telah dikeluarkan.
(2) Menteri Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk
berwenang melakukan penarikan atau pencabutan
Paspor diplomatik dan Paspor dinas.
(3) Penarikan Paspor biasa dilakukan dalam hal:
a. pemegangnya melakukan tindak pidana atau
melanggar peraturan perundang-undangan di
Indonesia; atau
b. pemegangnya termasuk dalam daftar Pencegahan.
Pasal 32
(1) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan pengamanan
blanko dan formulir:
a. Paspor biasa;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas.
(2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
menetapkan spesifikasi teknis pengamanan dengan
standar bentuk, ukuran, desain, fitur pengamanan,
dan isi blanko sesuai dengan standar internasional
serta formulir:
a. Paspor biasa;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas.
(3) Pejabat . . .
- 17 -
(3) Pejabat Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk
berwenang melakukan pengisian dan pencatatan,
baik secara manual maupun elektronik, dalam blanko
dan formulir:
a. Paspor biasa;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor; dan
c. surat perjalanan lintas batas atau pas lintas
batas.
Pasal 33
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan
pemberian, penarikan, pembatalan, pencabutan,
penggantian, serta pengadaan blanko dan standardisasi
Dokumen Perjalanan Republik Indonesia diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB V
VISA, TANDA MASUK, DAN IZIN TINGGAL
Bagian Kesatu
Visa
Pasal 34
Visa terdiri atas:
a. Visa diplomatik;
b. Visa dinas;
c. Visa kunjungan; dan
d. Visa tinggal terbatas.
Pasal 35
Visa diplomatik diberikan kepada Orang Asing pemegang
Paspor diplomatik dan paspor lain untuk masuk Wilayah
Indonesia guna melaksanakan tugas yang bersifat
diplomatik.
Pasal 36 . . .
- 18 -
Pasal 36
Visa dinas diberikan kepada Orang Asing pemegang
Paspor dinas dan Paspor lain yang akan melakukan
perjalanan ke Wilayah Indonesia dalam rangka
melaksanakan tugas resmi yang tidak bersifat diplomatik
dari pemerintah asing yang bersangkutan atau organisasi
internasional.
Pasal 37
Pemberian Visa diplomatik dan Visa dinas merupakan
kewenangan Menteri Luar Negeri dan dalam
pelaksanaannya dikeluarkan oleh pejabat dinas luar negeri
di Perwakilan Republik Indonesia.
Pasal 38
Visa kunjungan diberikan kepada Orang Asing yang akan
melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dalam rangka
kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan, sosial
budaya, pariwisata, bisnis, keluarga, jurnalistik, atau
singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain.
Pasal 39
Visa tinggal terbatas diberikan kepada Orang Asing:
a. sebagai rohaniawan, tenaga ahli, pekerja, peneliti,
pelajar, investor, lanjut usia, dan keluarganya, serta
Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia, yang akan melakukan perjalanan
ke Wilayah Indonesia untuk bertempat tinggal dalam
jangka waktu yang terbatas; atau
b. dalam rangka bergabung untuk bekerja di atas kapal,
alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah
perairan nusantara, laut teritorial, landas kontinen,
dan/atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Pasal 40
(1) Pemberian Visa kunjungan dan Visa tinggal terbatas
merupakan kewenangan Menteri.
(2) Visa . . .
- 19 -
(2) Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dan ditandatangani oleh Pejabat Imigrasi di
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(3) Dalam hal Perwakilan Republik Indonesia belum ada
Pejabat Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), pemberian Visa kunjungan dan Visa tinggal
terbatas dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri.
(4) Pejabat dinas luar negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) berwenang memberikan Visa setelah
memperoleh Keputusan Menteri.
Pasal 41
(1) Visa kunjungan dapat juga diberikan kepada Orang
Asing pada saat kedatangan di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi.
(2) Orang Asing yang dapat diberikan Visa kunjungan
saat kedatangan adalah warga negara dari negara
tertentu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Menteri.
(3) Pemberian Visa kunjungan saat kedatangan di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi.
Pasal 42
Permohonan Visa ditolak dalam hal pemohon:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
masih berlaku;
c. tidak cukup memiliki biaya hidup bagi dirinya
dan/atau keluarganya selama berada di Indonesia;
d. tidak memiliki tiket kembali atau tiket terusan untuk
melanjutkan perjalanan ke negara lain;
e. tidak memiliki Izin Masuk Kembali ke negara asal
atau tidak memiliki visa ke negara lain;
f. menderita penyakit menular, gangguan jiwa, atau hal
lain yang dapat membahayakan kesehatan atau
ketertiban umum;
g. terlibat tindak pidana transnasional yang
terorganisasi atau membahayakan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan/atau
h. termasuk . . .
- 20 -
h. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan
manusia.
Pasal 43
(1) Dalam hal tertentu Orang Asing dapat dibebaskan
dari kewajiban memiliki Visa.
(2) Orang Asing yang dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. warga negara dari negara tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Presiden dengan
memperhatikan asas timbal balik dan asas
manfaat;
b. warga negara asing pemegang Izin Tinggal yang
memiliki Izin Masuk Kembali yang masih berlaku;
c. nakhoda, kapten pilot, atau awak yang sedang
bertugas di alat angkut;
d. nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di
atas kapal laut atau alat apung yang datang
langsung dengan alat angkutnya untuk beroperasi
di perairan Nusantara, laut teritorial, landas
kontinen, dan/atau Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.
Bagian Kedua
Tanda Masuk
Pasal 44
(1) Orang Asing dapat masuk Wilayah Indonesia setelah
mendapat Tanda Masuk.
(2) Tanda Masuk diberikan oleh Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi kepada Orang Asing
yang telah memenuhi persyaratan masuk Wilayah
Indonesia.
Pasal 45 . . .
- 21 -
Pasal 45
(1) Tanda Masuk bagi Orang Asing pemegang Visa
diplomatik atau Visa dinas yang melakukan
kunjungan singkat di Indonesia berlaku juga sebagai
Izin Tinggal diplomatik atau Izin Tinggal dinas.
(2) Tanda Masuk bagi Orang Asing yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa atau pemegang Visa
kunjungan berlaku juga sebagai Izin Tinggal
kunjungan.
Pasal 46
(1) Orang Asing pemegang Visa diplomatik atau Visa
dinas dengan maksud bertempat tinggal di Wilayah
Indonesia setelah mendapat Tanda Masuk wajib
mengajukan permohonan kepada Menteri Luar Negeri
atau pejabat yang ditunjuk untuk memperoleh Izin
Tinggal diplomatik atau Izin Tinggal dinas.
(2) Orang Asing pemegang Visa tinggal terbatas setelah
mendapat Tanda Masuk wajib mengajukan
permohonan kepada kepala Kantor Imigrasi untuk
memperoleh Izin Tinggal terbatas.
(3) Jika Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) tidak melaksanakan kewajiban
tersebut, Orang Asing yang bersangkutan dianggap
berada di Wilayah Indonesia secara tidak sah.
Pasal 47
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
permohonan, jenis kegiatan, dan jangka waktu Visa, serta
tata cara pemberian Tanda Masuk diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga
Izin Tinggal
Pasal 48
(1) Setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
wajib memiliki Izin Tinggal.
(2) Izin . . .
- 22 -
(2) Izin Tinggal diberikan kepada Orang Asing sesuai
dengan Visa yang dimilikinya.
(3) Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Izin Tinggal diplomatik;
b. Izin Tinggal dinas;
c. Izin Tinggal kunjungan;
d. Izin Tinggal terbatas; dan
e. Izin Tinggal Tetap.
(4) Menteri berwenang melarang Orang Asing yang telah
diberi Izin Tinggal berada di daerah tertentu di
Wilayah Indonesia.
(5) Terhadap Orang Asing yang sedang menjalani
penahanan untuk kepentingan proses penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
atau menjalani pidana kurungan atau pidana penjara
di lembaga pemasyarakatan, sedangkan izin
tinggalnya telah lampau waktu, Orang Asing tersebut
tidak dikenai kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Pasal 49
(1) Izin Tinggal diplomatik diberikan kepada Orang Asing
yang masuk Wilayah Indonesia dengan Visa
diplomatik.
(2) Izin Tinggal dinas diberikan kepada Orang Asing yang
masuk Wilayah Indonesia dengan Visa dinas.
(3) Izin Tinggal diplomatik dan Izin Tinggal dinas serta
perpanjangannya diberikan oleh Menteri Luar Negeri.
Pasal 50
(1) Izin Tinggal kunjungan diberikan kepada:
a. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia
dengan Visa kunjungan; atau
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dan
pada saat lahir ayah dan/atau ibunya pemegang
Izin Tinggal kunjungan.
(2) Izin Tinggal kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b diberikan sesuai dengan Izin Tinggal
kunjungan ayah dan/atau ibunya.
Pasal 51 . . .
- 23 -
Pasal 51
Izin Tinggal kunjungan berakhir karena pemegang Izin
Tinggal kunjungan:
a. kembali ke negara asalnya;
b. izinnya telah habis masa berlaku;
c. izinnya beralih status menjadi Izin Tinggal terbatas;
d. izinnya dibatalkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
e. dikenai Deportasi; atau
f. meninggal dunia.
Pasal 52
Izin Tinggal terbatas diberikan kepada:
a. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dengan
Visa tinggal terbatas;
b. anak yang pada saat lahir di Wilayah Indonesia ayah
dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal terbatas;
c. Orang Asing yang diberikan alih status dari Izin
Tinggal kunjungan;
d. nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut, alat apung, atau instalasi yang beroperasi
di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia; atau
f. anak dari Orang Asing yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia.
Pasal 53
Izin Tinggal terbatas berakhir karena pemegang Izin
Tinggal terbatas:
a. kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud
masuk lagi ke Wilayah Indonesia;
b. kembali ke negara asalnya dan tidak kembali lagi
melebihi masa berlaku Izin Masuk Kembali yang
dimilikinya;
c. memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. izinnya telah habis masa berlaku;
e. izinnya . . .
- 24 -
e. izinnya beralih status menjadi Izin Tinggal Tetap;
f. izinnya dibatalkan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
g. dikenai Deportasi; atau
h. meninggal dunia.
Pasal 54
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan kepada:
a. Orang Asing pemegang Izin Tinggal terbatas
sebagai rohaniwan, pekerja, investor, dan lanjut
usia;
b. keluarga karena perkawinan campuran;
c. suami, istri, dan/atau anak dari Orang Asing
pemegang Izin Tinggal Tetap; dan
d. Orang Asing eks warga negara Indonesia dan eks
subjek anak berkewarganegaraan ganda
Republik Indonesia.
(2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak diberikan kepada Orang Asing yang tidak
memiliki paspor kebangsaan.
(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap merupakan
penduduk Indonesia.
Pasal 55
Pemberian, perpanjangan, dan pembatalan Izin Tinggal
kunjungan, Izin Tinggal terbatas, dan Izin Tinggal Tetap
dilakukan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
Pasal 56
(1) Izin Tinggal yang telah diberikan kepada Orang Asing
dapat dialihstatuskan.
(2) Izin Tinggal yang dapat dialihstatuskan adalah Izin
Tinggal kunjungan menjadi Izin Tinggal terbatas dan
Izin Tinggal terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.
(3) Alih status Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 57 . . .
- 25 -
Pasal 57
(1) Izin Tinggal kunjungan dan Izin Tinggal terbatas
dapat juga dialihstatuskan menjadi Izin Tinggal dinas.
(2) Alih status sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Keputusan
Menteri setelah mendapat persetujuan Menteri Luar
Negeri.
Pasal 58
Dalam hal Pejabat Imigrasi meragukan status Izin Tinggal
Orang Asing dan kewarganegaraan seseorang, Pejabat
Imigrasi berwenang menelaah serta memeriksa status Izin
Tinggal dan kewarganegaraannya.
Pasal 59
(1) Izin Tinggal Tetap diberikan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk waktu
yang tidak terbatas sepanjang izinnya tidak
dibatalkan.
(2) Pemegang Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu
yang tidak terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib melapor ke Kantor Imigrasi setiap 5 (lima)
tahun dan tidak dikenai biaya.
Pasal 60
(1) Izin Tinggal Tetap bagi pemohon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf a diberikan
setelah pemohon tinggal menetap selama 3 (tiga)
tahun berturut-turut dan menandatangani
Pernyataan Integrasi kepada Pemerintah Republik
Indonesia.
(2) Untuk mendapatkan Izin Tinggal Tetap bagi pemohon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf
b diberikan setelah usia perkawinannya mencapai 2
(dua) tahun dan menandatangani Pernyataan
Integrasi kepada Pemerintah Republik Indonesia.
(3) Izin Tinggal Tetap bagi pemohon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf c dan huruf
d dapat langsung diberikan.
Pasal 61 . . .
- 26 -
Pasal 61
Pemegang Izin Tinggal terbatas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 huruf e dan huruf f dan pemegang Izin
Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat
(1) huruf b dan huruf d dapat melakukan pekerjaan
dan/atau usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan/atau keluarganya.
Pasal 62
(1) Izin Tinggal Tetap dapat berakhir karena pemegang
Izin Tinggal Tetap:
a. meninggalkan Wilayah Indonesia lebih dari 1
(satu) tahun atau tidak bermaksud masuk lagi ke
Wilayah Indonesia;
b. tidak melakukan perpanjangan Izin Tinggal Tetap
setelah 5 (lima) tahun;
c. memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia;
d. izinnya dibatalkan oleh Menteri atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
e. dikenai tindakan Deportasi; atau
f. meninggal dunia.
(2) Izin Tinggal Tetap dibatalkan karena pemegang Izin
Tinggal Tetap:
a. terbukti melakukan tindak pidana terhadap
negara sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan
keamanan negara;
c. melanggar Pernyataan Integrasi;
d. mempekerjakan tenaga kerja asing tanpa izin
kerja;
e. memberikan informasi yang tidak benar dalam
pengajuan permohonan Izin Tinggal Tetap;
f. Orang Asing yang bersangkutan dikenai
Tindakan Administratif Keimigrasian; atau
g. putus . . .
- 27 -
g. putus hubungan perkawinan Orang Asing yang
kawin secara sah dengan warga negara Indonesia
karena perceraian dan/atau atas putusan
pengadilan, kecuali perkawinan yang telah
berusia 10 (sepuluh) tahun atau lebih.
Pasal 63
(1) Orang Asing tertentu yang berada di Wilayah
Indonesia wajib memiliki Penjamin yang menjamin
keberadaannya.
(2) Penjamin bertanggung jawab atas keberadaan dan
kegiatan Orang Asing yang dijamin selama tinggal di
Wilayah Indonesia serta berkewajiban melaporkan
setiap perubahan status sipil, status Keimigrasian,
dan perubahan alamat.
(3) Penjamin wajib membayar biaya yang timbul untuk
memulangkan atau mengeluarkan Orang Asing yang
dijaminnya dari Wilayah Indonesia apabila Orang
Asing yang bersangkutan:
a. telah habis masa berlaku Izin Tinggalnya;
dan/atau
b. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian
berupa Deportasi.
(4) Ketentuan mengenai penjaminan tidak berlaku bagi
Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62
ayat (2) huruf g tidak berlaku dalam hal pemegang
Izin Tinggal Tetap tersebut putus hubungan
perkawinannya dengan warga negara Indonesia
memperoleh penjaminan yang menjamin
keberadaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 64
(1) Izin Masuk Kembali diberikan kepada Orang Asing
pemegang Izin Tinggal terbatas atau Izin Tinggal
Tetap.
(2) Pemegang Izin Tinggal terbatas diberikan Izin Masuk
Kembali yang masa berlakunya sama dengan masa
berlaku Izin Tinggal terbatas.
(3) Pemegang . . .
- 28 -
(3) Pemegang Izin Tinggal Tetap diberikan Izin Masuk
Kembali yang berlaku selama 2 (dua) tahun sepanjang
tidak melebihi masa berlaku Izin Tinggal Tetap.
(4) Izin Masuk Kembali berlaku untuk beberapa kali
perjalanan.
Pasal 65
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan
permohonan, jangka waktu, pemberian, perpanjangan,
atau pembatalan Izin Tinggal, dan alih status Izin Tinggal
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI
PENGAWASAN KEIMIGRASIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 66
(1) Menteri melakukan pengawasan Keimigrasian.
(2) Pengawasan Keimigrasian meliputi:
a. pengawasan terhadap warga negara Indonesia
yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau
masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada di
luar Wilayah Indonesia; dan
b. pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing
yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan
Orang Asing di Wilayah Indonesia.
Pasal 67
(1) Pengawasan Keimigrasian terhadap warga negara
Indonesia dilaksanakan pada saat permohonan
Dokumen Perjalanan, keluar atau masuk, atau
berada di luar Wilayah Indonesia dilakukan dengan:
a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data
dan informasi;
b. penyusunan . . .
- 29 -
b. penyusunan daftar nama warga negara Indonesia yang dikenai Pencegahan keluar Wilayah Indonesia;
c. pemantauan terhadap setiap warga negara Indonesia yang memohon Dokumen Perjalanan, keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada di luar Wilayah Indonesia; dan
d. pengambilan foto dan sidik jari.
(2) Hasil pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan data Keimigrasian yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat rahasia.
Pasal 68
(1) Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing dilaksanakan pada saat permohonan Visa, masuk atau keluar, dan pemberian Izin Tinggal dilakukan dengan:
a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi;
b. penyusunan daftar nama Orang Asing yang dikenai Penangkalan atau Pencegahan;
c. pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia;
d. pengambilan foto dan sidik jari; dan
e. kegiatan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
(2) Hasil pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan data Keimigrasian yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat rahasia.
Pasal 69
(1) Untuk melakukan pengawasan Keimigrasian terhadap
kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia, Menteri
membentuk tim pengawasan Orang Asing yang
anggotanya terdiri atas badan atau instansi
pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah.
(2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk bertindak
selaku ketua tim pengawasan Orang Asing.
Pasal 70 . . .
- 30 -
Pasal 70
(1) Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk dalam rangka
pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 67 dan Pasal 68 wajib melakukan:
a. pengumpulan data pelayanan Keimigrasian, baik
warga negara Indonesia maupun warga negara
asing;
b. pengumpulan data lalu lintas, baik warga negara
Indonesia maupun warga negara asing yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia;
c. pengumpulan data warga negara asing yang
telah mendapatkan keputusan pendetensian,
baik di Ruang Detensi Imigrasi di Kantor Imigrasi
maupun di Rumah Detensi Imigrasi; dan
d. pengumpulan data warga negara asing yang
dalam proses penindakan Keimigrasian.
(2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan dengan memasukkan data pada
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
dibangun dan dikembangkan oleh Direktorat
Jenderal.
Pasal 71
Setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
wajib:
a. memberikan segala keterangan yang diperlukan
mengenai identitas diri dan/atau keluarganya serta
melaporkan setiap perubahan status sipil,
kewarganegaraan, pekerjaan, Penjamin, atau
perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi
setempat; atau
b. memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen
Perjalanan atau Izin Tinggal yang dimilikinya apabila
diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas dalam
rangka pengawasan Keimigrasian.
Pasal 72 . . .
- 31 -
Pasal 72
(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas dapat meminta
keterangan dari setiap orang yang memberi
kesempatan menginap kepada Orang Asing mengenai
data Orang Asing yang bersangkutan.
(2) Pemilik atau pengurus tempat penginapan wajib
memberikan data mengenai Orang Asing yang
menginap di tempat penginapannya jika diminta oleh
Pejabat Imigrasi yang bertugas.
Pasal 73
Ketentuan mengenai pengawasan terhadap Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e tidak diberlakukan terhadap
Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia dalam
rangka tugas diplomatik.
Bagian Kedua
Intelijen Keimigrasian
Pasal 74
(1) Pejabat Imigrasi melakukan fungsi Intelijen
Keimigrasian.
(2) Dalam rangka melaksanakan fungsi Intelijen
Keimigrasian, Pejabat Imigrasi melakukan
penyelidikan Keimigrasian dan pengamanan
Keimigrasian serta berwenang:
a. mendapatkan keterangan dari masyarakat atau
instansi pemerintah;
b. mendatangi tempat atau bangunan yang diduga
dapat ditemukan bahan keterangan mengenai
keberadaan dan kegiatan Orang Asing;
c. melakukan operasi Intelijen Keimigrasian; atau
d. melakukan pengamanan terhadap data dan
informasi Keimigrasian serta pengamanan
pelaksanaan tugas Keimigrasian.
BAB VII . . .
- 32 -
BAB VII
TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN
Pasal 75
(1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan
Administratif Keimigrasian terhadap Orang Asing
yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan
kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan
keamanan dan ketertiban umum atau tidak
menghormati atau tidak menaati peraturan
perundang-undangan.
(2) Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau
Penangkalan;
b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin
Tinggal;
c. larangan untuk berada di satu atau beberapa
tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu
tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
e. pengenaan biaya beban; dan/atau
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia.
(3) Tindakan Administratif Keimigrasian berupa
Deportasi dapat juga dilakukan terhadap Orang Asing
yang berada di Wilayah Indonesia karena berusaha
menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan
hukuman di negara asalnya.
Pasal 76
Keputusan mengenai Tindakan Administratif Keimigrasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) dan ayat
(3) dilakukan secara tertulis dan harus disertai dengan
alasan.
Pasal 77
(1) Orang Asing yang dikenai Tindakan Administratif
Keimigrasian dapat mengajukan keberatan kepada
Menteri.
(2) Menteri . . .
- 33 -
(2) Menteri dapat mengabulkan atau menolak keberatan
yang diajukan Orang Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan Keputusan Menteri.
(3) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) bersifat final.
(4) Pengajuan keberatan yang diajukan oleh Orang Asing
tidak menunda pelaksanaan Tindakan Administratif
Keimigrasian terhadap yang bersangkutan.
Pasal 78
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal yang telah
berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam
Wilayah Indonesia kurang dari 60 (enam puluh) hari
dari batas waktu Izin Tinggal dikenai biaya beban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Orang Asing yang tidak membayar biaya beban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
Tindakan Administratif Keimigrasian berupa
Deportasi dan Penangkalan.
(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal yang telah
berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam
Wilayah Indonesia lebih dari 60 (enam puluh) hari
dari batas waktu Izin Tinggal dikenai Tindakan
Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dan
Penangkalan.
Pasal 79
Penanggung Jawab Alat Angkut yang tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)
dikenai biaya beban.
Pasal 80
Biaya beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(4) dan Pasal 79 merupakan salah satu Penerimaan Negara
Bukan Pajak di bidang Keimigrasian.
BAB VIII . . .
- 34 -
BAB VIII
RUMAH DETENSI IMIGRASI DAN RUANG DETENSI IMIGRASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 81
(1) Rumah Detensi Imigrasi dapat dibentuk di ibu kota
negara, provinsi, kabupaten, atau kota.
(2) Rumah Detensi Imigrasi dipimpin oleh seorang
kepala.
Pasal 82
Ruang Detensi Imigrasi berbentuk suatu ruangan tertentu
dan merupakan bagian dari kantor Direktorat Jenderal,
Kantor Imigrasi, atau Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Detensi
Pasal 83
(1) Pejabat Imigrasi berwenang menempatkan Orang
Asing dalam Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang
Detensi Imigrasi jika Orang Asing tersebut:
a. berada di Wilayah Indonesia tanpa memiliki Izin
Tinggal yang sah atau memiliki Izin Tinggal yang
tidak berlaku lagi;
b. berada di Wilayah Indonesia tanpa memiliki
Dokumen Perjalanan yang sah;
c. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian
berupa pembatalan Izin Tinggal karena
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan atau
mengganggu keamanan dan ketertiban umum;
d. menunggu pelaksanaan Deportasi; atau
e. menunggu keberangkatan keluar Wilayah
Indonesia karena ditolak pemberian Tanda
Masuk.
(2) Pejabat . . .
- 35 -
(2) Pejabat Imigrasi dapat menempatkan Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat lain
apabila Orang Asing tersebut sakit, akan melahirkan,
atau masih anak-anak.
Pasal 84
(1) Pelaksanaan detensi Orang Asing dilakukan dengan
keputusan tertulis dari Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. data orang asing yang dikenai detensi;
b. alasan melakukan detensi; dan
c. tempat detensi.
Bagian Ketiga
Jangka Waktu Detensi
Pasal 85
(1) Detensi terhadap Orang Asing dilakukan sampai
Deteni dideportasi.
(2) Dalam hal Deportasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) belum dapat dilaksanakan, detensi dapat
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) tahun.
(3) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dapat
mengeluarkan Deteni dari Rumah Detensi Imigrasi
apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terlampaui dan memberikan izin kepada
Deteni untuk berada di luar Rumah Detensi Imigrasi
dengan menetapkan kewajiban melapor secara
periodik.
(4) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
mengawasi dan mengupayakan agar Deteni
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dideportasi.
Bagian Keempat . . .
- 36 -
Bagian Keempat
Penanganan terhadap Korban Perdagangan Orang
dan Penyelundupan Manusia
Pasal 86
Ketentuan Tindakan Administratif Keimigrasian tidak
diberlakukan terhadap korban perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia.
Pasal 87
(1) Korban perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia yang berada di Wilayah Indonesia
ditempatkan di dalam Rumah Detensi Imigrasi atau di
tempat lain yang ditentukan.
(2) Korban perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda
dengan Deteni pada umumnya.
Pasal 88
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
mengupayakan agar korban perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia yang berkewarganegaraan asing
segera dikembalikan ke negara asal mereka dan diberikan
surat perjalanan apabila mereka tidak memilikinya.
Pasal 89
(1) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan upaya preventif dan represif dalam rangka
mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan
orang dan Penyelundupan Manusia.
(2) Upaya preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:
a. pertukaran informasi dengan negara lain dan
instansi terkait di dalam negeri, meliputi modus
operandi, pengawasan dan pengamanan
Dokumen Perjalanan, serta legitimasi dan
validitas dokumen;
b. kerja sama . . .
- 37 -
b. kerja sama teknis dan pelatihan dengan negara
lain meliputi perlakuan yang berdasarkan peri
kemanusiaan terhadap korban, pengamanan dan
kualitas Dokumen Perjalanan, deteksi dokumen
palsu, pertukaran informasi, serta pemantauan
dan deteksi Penyelundupan Manusia dengan
cara konvensional dan nonkonvensional;
c. memberikan penyuluhan hukum kepada
masyarakat bahwa perbuatan perdagangan
orang dan Penyelundupan Manusia merupakan
tindak pidana agar orang tidak menjadi korban;
d. menjamin bahwa Dokumen Perjalanan atau
identitas yang dikeluarkan berkualitas sehingga
dokumen tersebut tidak mudah disalahgunakan,
dipalsukan, diubah, ditiru, atau diterbitkan
secara melawan hukum; dan
e. memastikan bahwa integritas dan pengamanan
Dokumen Perjalanan yang dikeluarkan atau
diterbitkan oleh atau atas nama negara untuk
mencegah pembuatan dokumen tersebut secara
melawan hukum dalam hal penerbitan dan
penggunaannya.
(3) Upaya represif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:
a. penyidikan Keimigrasian terhadap pelaku tindak
pidana perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia;
b. Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap
pelaku tindak pidana perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia; dan
c. kerja sama dalam bidang penyidikan dengan
instansi penegak hukum lainnya.
Pasal 90
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan
Keimigrasian, Intelijen Keimigrasian, Rumah Detensi
Imigrasi dan Ruang Detensi Imigrasi, serta penanganan
terhadap korban perdagangan orang dan Penyelundupan
Manusia diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB IX . . .
- 38 -
BAB IX
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN
Bagian Kesatu
Pencegahan
Pasal 91
(1) Menteri berwenang dan bertanggung jawab
melakukan Pencegahan yang menyangkut bidang
Keimigrasian.
(2) Menteri melaksanakan Pencegahan berdasarkan:
a. hasil pengawasan Keimigrasian dan keputusan
Tindakan Administratif Keimigrasian;
b. Keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing
dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
f. keputusan, perintah, atau permintaan pimpinan
kementerian/lembaga lain yang berdasarkan
undang-undang memiliki kewenangan
Pencegahan.
(3) Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika
Nasional, atau pimpinan kementerian/lembaga yang
memiliki kewenangan Pencegahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf f bertanggung jawab
atas keputusan, permintaan, dan perintah
Pencegahan yang dibuatnya.
Pasal 92 . . .
- 39 -
Pasal 92
Dalam keadaan yang mendesak pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 ayat (2) dapat meminta secara
langsung kepada Pejabat Imigrasi tertentu untuk
melakukan Pencegahan.
Pasal 93
Pelaksanaan atas keputusan Pencegahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 dilakukan oleh Menteri atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
Pasal 94
(1) Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91
ditetapkan dengan keputusan tertulis oleh pejabat
yang berwenang.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat sekurang-kurangnya:
a. nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir
atau umur, serta foto yang dikenai Pencegahan;
b. alasan Pencegahan; dan
c. jangka waktu Pencegahan.
(3) Keputusan Pencegahan disampaikan kepada orang
yang dikenai Pencegahan paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak tanggal keputusan ditetapkan.
(4) Dalam hal keputusan Pencegahan dikeluarkan oleh
pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat
(2), keputusan tersebut juga disampaikan kepada
Menteri paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal
keputusan ditetapkan dengan permintaan untuk
dilaksanakan.
(5) Menteri dapat menolak permintaan pelaksanaan
Pencegahan apabila keputusan Pencegahan tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).
(6) Pemberitahuan penolakan pelaksanaan Pencegahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus
disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 91 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak tanggal permohonan Pencegahan diterima
disertai dengan alasan penolakan.
(7) Menteri . . .
- 40 -
(7) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan
Pencegahan ke dalam daftar Pencegahan melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
Pasal 95
Berdasarkan daftar Pencegahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 94 ayat (7), Pejabat Imigrasi wajib menolak
orang yang dikenai Pencegahan keluar Wilayah Indonesia.
Pasal 96
(1) Setiap orang yang dikenai Pencegahan dapat
mengajukan keberatan kepada pejabat yang
mengeluarkan keputusan Pencegahan.
(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara tertulis disertai dengan
alasan dan disampaikan dalam jangka waktu
berlakunya masa Pencegahan.
(3) Pengajuan keberatan tidak menunda pelaksanaan
Pencegahan.
Pasal 97
(1) Jangka waktu Pencegahan berlaku paling lama 6
(enam) bulan dan setiap kali dapat diperpanjang
paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Dalam hal tidak ada keputusan perpanjangan masa
Pencegahan, Pencegahan berakhir demi hukum.
(3) Dalam hal terdapat putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yang menyatakan bebas
atas perkara yang menjadi alasan Pencegahan,
Pencegahan berakhir demi hukum.
Bagian Kedua
Penangkalan
Pasal 98
(1) Menteri berwenang melakukan Penangkalan.
(2) Pejabat yang berwenang dapat meminta kepada
Menteri untuk melakukan Penangkalan.
Pasal 99 . . .
- 41 -
Pasal 99
Pelaksanaan Penangkalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 98 dilakukan oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk.
Pasal 100
(1) Penangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ditetapkan dengan keputusan tertulis.
(2) Keputusan Penangkalan atas permintaan pejabat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2)
dikeluarkan oleh Menteri paling lambat 3 (tiga) hari
sejak tanggal permintaan Penangkalan tersebut
diajukan.
(3) Permintaan Penangkalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) memuat sekurang-kurangnya:
a. nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir
atau umur, serta foto yang dikenai Penangkalan;
b. alasan Penangkalan; dan
c. jangka waktu Penangkalan.
(4) Menteri dapat menolak permintaan Penangkalan
apabila permintaan Penangkalan tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Pemberitahuan penolakan permintaan Penangkalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus
disampaikan kepada pejabat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 98 ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak tanggal permintaan Penangkalan diterima
disertai alasan penolakan.
(6) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan
Penangkalan ke dalam daftar Penangkalan melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
Pasal 101
Berdasarkan daftar Penangkalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 100 ayat (6), Pejabat Imigrasi wajib menolak
Orang Asing yang dikenai Penangkalan masuk Wilayah
Indonesia.
Pasal 102 . . .
- 42 -
Pasal 102
(1) Jangka waktu Penangkalan berlaku paling lama 6
(enam) bulan dan setiap kali dapat diperpanjang
paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Dalam hal tidak ada keputusan perpanjangan masa
Penangkalan, Penangkalan berakhir demi hukum.
(3) Keputusan Penangkalan seumur hidup dapat
dikenakan terhadap Orang Asing yang dianggap dapat
mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
Pasal 103
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pencegahan
dan Penangkalan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 104
Penyidikan tindak pidana Keimigrasian dilakukan
berdasarkan hukum acara pidana.
Pasal 105
PPNS Keimigrasian diberi wewenang sebagai penyidik
tindak pidana Keimigrasian yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Pasal 106
PPNS Keimigrasian berwenang:
a. menerima laporan tentang adanya tindak pidana
Keimigrasian;
b. mencari keterangan dan alat bukti;
c. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
d. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki
tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyidikan;
e. memanggil, memeriksa, menggeledah, menangkap,
atau menahan seseorang yang disangka melakukan
tindak pidana Keimigrasian;
f. menahan . . .
- 43 -
f. menahan, memeriksa, dan menyita Dokumen
Perjalanan;
g. menyuruh berhenti orang yang dicurigai atau
tersangka dan memeriksa identitas dirinya;
h. memeriksa atau menyita surat, dokumen, atau benda
yang ada hubungannya dengan tindak pidana
Keimigrasian;
i. memanggil seseorang untuk diperiksa dan didengar
keterangannya sebagai tersangka atau saksi;
j. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
k. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang
diduga terdapat surat, dokumen, atau benda lain
yang ada hubungannya dengan tindak pidana
Keimigrasian;
l. mengambil foto dan sidik jari tersangka;
m. meminta keterangan dari masyarakat atau sumber
yang berkompeten;
n. melakukan penghentian penyidikan; dan/atau
o. mengadakan tindakan lain menurut hukum.
Pasal 107
(1) Dalam melakukan penyidikan, PPNS Keimigrasian
berkoordinasi dengan penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
(2) Setelah selesai melakukan penyidikan, PPNS
Keimigrasian menyerahkan berkas perkara kepada
penuntut umum.
Pasal 108
Alat bukti pemeriksaan tindak pidana Keimigrasian
berupa:
a. alat bukti sebagaimana dimaksud dalam hukum
acara pidana;
b. alat . . .
- 44 -
b. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan,
dikirimkan, dan diterima atau disimpan secara
elektronik atau yang serupa dengan itu; dan
c. keterangan tertulis dari Pejabat Imigrasi yang
berwenang.
Pasal 109
Terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak
pidana keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal
123, Pasal 126, Pasal 127, Pasal 128, Pasal 129, Pasal
131, Pasal 132, Pasal 133 huruf b, Pasal 134 huruf b, dan
Pasal 135 dapat dikenai penahanan.
Pasal 110
(1) Terhadap tindak pidana keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 116 dan Pasal 117
diberlakukan acara pemeriksaan singkat
sebagaimana dimaksud dalam hukum acara pidana.
(2) PPNS Keimigrasian menyerahkan tersangka dan alat
bukti kepada penuntut umum dengan disertai
catatan mengenai tindak pidana Keimigrasian yang
disangkakan kepada tersangka.
Pasal 111
PPNS Keimigrasian dapat melaksanakan kerja sama dalam
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Keimigrasian
dengan lembaga penegak hukum dalam negeri dan negara
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atau berdasarkan perjanjian internasional yang
telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pasal 112
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara
pengangkatan PPNS Keimigrasian, dan administrasi
penyidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XI . . .
- 45 -
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 113
Setiap orang yang dengan sengaja masuk atau keluar
Wilayah Indonesia yang tidak melalui pemeriksaan oleh
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
Pasal 114
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia dengan alat angkutnya yang
tidak melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Penanggung Jawab Alat Angkut yang sengaja
menurunkan atau menaikkan penumpang yang tidak
melalui pemeriksaan Pejabat Imigrasi atau petugas
pemeriksa pendaratan di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal 115
Setiap Penanggung Jawab Alat Angkut yang tidak
membayar biaya beban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (4) dan Pasal 79 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 116 . . .
- 46 -
Pasal 116
Setiap Orang Asing yang tidak melakukan kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana
denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima
juta rupiah).
Pasal 117
Pemilik atau pengurus tempat penginapan yang tidak
memberikan keterangan atau tidak memberikan data
Orang Asing yang menginap di rumah atau di tempat
penginapannya setelah diminta oleh Pejabat Imigrasi yang
bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
bulan atau pidana denda paling banyak Rp25.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah).
Pasal 118
Setiap Penjamin yang dengan sengaja memberikan
keterangan tidak benar atau tidak memenuhi jaminan
yang diberikannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 119
(1) Setiap Orang Asing yang masuk dan/atau berada di
Wilayah Indonesia yang tidak memiliki Dokumen
Perjalanan dan Visa yang sah dan masih berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menggunakan Dokumen Perjalanan, tetapi diketahui
atau patut diduga bahwa Dokumen Perjalanan itu
palsu atau dipalsukan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Pasal 120 . . .
- 47 -
Pasal 120
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan yang
bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau
untuk orang lain dengan membawa seseorang atau
kelompok orang, baik secara terorganisasi maupun
tidak terorganisasi, atau memerintahkan orang lain
untuk membawa seseorang atau kelompok orang,
baik secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi,
yang tidak memiliki hak secara sah untuk memasuki
Wilayah Indonesia atau keluar dari Wilayah Indonesia
dan/atau masuk wilayah negara lain, yang orang
tersebut tidak memiliki hak untuk memasuki wilayah
tersebut secara sah, baik dengan menggunakan
dokumen sah maupun dokumen palsu, atau tanpa
menggunakan Dokumen Perjalanan, baik melalui
pemeriksaan imigrasi maupun tidak, dipidana karena
Penyelundupan Manusia dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus
juta rupiah).
(2) Percobaan untuk melakukan tindak pidana
Penyelundupan Manusia dipidana dengan pidana
yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 121
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah):
a. setiap orang yang dengan sengaja membuat palsu
atau memalsukan Visa atau Tanda Masuk atau Izin
Tinggal dengan maksud untuk digunakan bagi dirinya
sendiri atau orang lain untuk masuk atau keluar atau
berada di Wilayah Indonesia;
b. setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menggunakan Visa atau Tanda Masuk atau Izin
Tinggal palsu atau yang dipalsukan untuk masuk
atau keluar atau berada di Wilayah Indonesia.
Pasal 122 . . .
- 48 -
Pasal 122
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
a. setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang
tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian
Izin Tinggal yang diberikan kepadanya;
b. setiap orang yang menyuruh atau memberikan
kesempatan kepada Orang Asing menyalahgunakan
atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang
diberikan kepadanya.
Pasal 123
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah):
a. setiap orang yang dengan sengaja memberikan surat
atau data palsu atau yang dipalsukan atau
keterangan tidak benar dengan maksud untuk
memperoleh Visa atau Izin Tinggal bagi dirinya sendiri
atau orang lain;
b. setiap Orang Asing yang dengan sengaja
menggunakan Visa atau Izin Tinggal sebagaimana
dimaksud dalam huruf a untuk masuk dan/atau
berada di Wilayah Indonesia.
Pasal 124
Setiap orang yang dengan sengaja menyembunyikan atau
melindungi atau memberi pemondokan atau memberikan
penghidupan atau memberikan pekerjaan kepada Orang
Asing yang diketahui atau patut diduga:
a. berada di Wilayah Indonesia secara tidak sah
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
b. Izin . . .
- 49 -
b. Izin Tinggalnya habis berlaku dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana
denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh
lima juta rupiah).
Pasal 125
Setiap Orang Asing yang tanpa izin berada di daerah
tertentu yang telah dinyatakan terlarang bagi Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (4) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau pidana denda Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
Pasal 126
Setiap orang yang dengan sengaja:
a. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia untuk masuk atau keluar Wilayah
Indonesia, tetapi diketahui atau patut diduga bahwa
Dokumen Perjalanan Republik Indonesia itu palsu
atau dipalsukan dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
b. menggunakan Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia orang lain atau yang sudah dicabut atau
yang dinyatakan batal untuk masuk atau keluar
Wilayah Indonesia atau menyerahkan kepada orang
lain Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang
diberikan kepadanya atau milik orang lain dengan
maksud digunakan secara tanpa hak dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah);
c. memberikan data yang tidak sah atau keterangan
yang tidak benar untuk memperoleh Dokumen
Perjalanan Republik Indonesia bagi dirinya sendiri
atau orang lain dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
d. memiliki . . .
- 50 -
d. memiliki atau menggunakan secara melawan hukum
2 (dua) atau lebih Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia yang sejenis dan semuanya masih berlaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
e. memalsukan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
atau membuat Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia palsu dengan maksud untuk digunakan
bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
Pasal 127
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
menyimpan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
palsu atau dipalsukan dengan maksud untuk digunakan
bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Pasal 128
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah):
a. setiap orang yang dengan sengaja dan melawan
hukum mencetak, mempunyai, menyimpan, atau
memperdagangkan blanko Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia atau blanko Dokumen
Keimigrasian lainnya;
b. setiap orang yang dengan sengaja dan melawan
hukum membuat, mempunyai, menyimpan, atau
memperdagangkan cap atau alat lain yang digunakan
untuk mengesahkan Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia atau Dokumen Keimigrasian lainnya.
Pasal 129 . . .
- 51 -
Pasal 129
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain merusak,
mengubah, menambah, mengurangi, atau menghilangkan,
baik sebagian maupun seluruhnya, keterangan atau cap
yang terdapat dalam Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia atau Dokumen Keimigrasian lainnya dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
Pasal 130
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
menguasai Dokumen Perjalanan atau Dokumen
Keimigrasian lainnya milik orang lain dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
Pasal 131
Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak dan melawan
hukum memiliki, menyimpan, merusak, menghilangkan,
mengubah, menggandakan, menggunakan dan atau
mengakses data Keimigrasian, baik secara manual
maupun elektronik, untuk kepentingan diri sendiri atau
orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 132
Pejabat Imigrasi atau pejabat lain yang ditunjuk yang
dengan sengaja dan melawan hukum memberikan
Dokumen Perjalanan Republik Indonesia dan/atau
memberikan atau memperpanjang Dokumen Keimigrasian
kepada seseorang yang diketahuinya tidak berhak
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun.
Pasal 133 . . .
- 52 -
Pasal 133
Pejabat Imigrasi atau pejabat lain:
a. membiarkan seseorang melakukan tindak pidana
Keimigrasian sebagaimana dimaksud Pasal 118, Pasal
119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal
126, Pasal 127, Pasal 128, Pasal 129, Pasal 131, Pasal
132, Pasal 133 huruf b, Pasal 134 huruf b, dan Pasal
135 yang patut diketahui olehnya dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun;
b. dengan sengaja membocorkan data Keimigrasian yang
bersifat rahasia kepada pihak yang tidak berhak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) dan
Pasal 68 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun;
c. dengan sengaja tidak menjalankan prosedur operasi
standar yang berlaku dalam proses pemeriksaan
pemberangkatan atau kedatangan di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi yang mengakibatkan masuknya
Orang Asing ke Wilayah Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) atau keluarnya
orang dari Wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun;
d. dengan sengaja dan melawan hukum tidak
menjalankan prosedur operasi standar penjagaan
Deteni di Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi
Imigrasi yang mengakibatkan Deteni melarikan diri
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun;
e. dengan sengaja dan melawan hukum tidak
memasukkan data ke dalam Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 6 (enam) bulan.
Pasal 134 . . .
- 53 -
Pasal 134
Setiap Deteni yang dengan sengaja:
a. membuat, memiliki, menggunakan, dan/atau
mendistribusikan senjata dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun;
b. melarikan diri dari Rumah Detensi Imigrasi atau
Ruang Detensi Imigrasi dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 135
Setiap orang yang melakukan perkawinan semu dengan
tujuan untuk memperoleh Dokumen Keimigrasian
dan/atau untuk memperoleh status kewarganegaraan
Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 136
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 114, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118,
Pasal 120, Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 129
dilakukan oleh Korporasi, pidana dijatuhkan kepada
pengurus dan korporasinya.
(2) Penjatuhan pidana terhadap Korporasi hanya pidana
denda dengan ketentuan besarnya pidana denda
tersebut 3 (tiga) kali lipat dari setiap pidana denda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 113, Pasal 119, Pasal 121 huruf b, Pasal 123
huruf b, dan Pasal 126 huruf a dan huruf b tidak
diberlakukan terhadap korban perdagangan orang
dan Penyelundupan Manusia.
BAB XII . . .
- 54 -
BAB XII
BIAYA
Pasal 137
Dana untuk melaksanakan Undang-Undang ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
Pasal 138
(1) Permohonan Dokumen Perjalanan, Visa, Izin Tinggal,
Izin Masuk Kembali dan biaya beban berdasarkan
Undang-Undang ini dikenai biaya imigrasi.
(2) Biaya imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan salah satu Penerimaan Negara Bukan
Pajak di bidang Keimigrasian.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya imigrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 139
(1) Ketentuan Keimigrasian bagi lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia di daerah
perbatasan diatur tersendiri dengan perjanjian lintas
batas antara Pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah negara tetangga yang memiliki perbatasan
yang sama dengan memperhatikan ketentuan
Undang-Undang ini.
(2) Ketentuan Keimigrasian bagi lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia dengan
menggunakan tanda masuk atau tanda keluar
dengan alat elektronik dapat diatur tersendiri melalui
perjanjian bilateral atau multilateral dengan
memperhatikan ketentuan Undang-Undang ini.
Pasal 140 . . .
- 55 -
Pasal 140
(1) Untuk menjadi Pejabat Imigrasi, diselenggarakan
pendidikan khusus Keimigrasian.
(2) Untuk mengikuti pendidikan khusus Keimigrasian,
peserta harus telah lulus jenjang pendidikan sarjana.
(3) Penyelenggaraan pendidikan khusus Keimigrasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 141
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Izin Tinggal kunjungan, Izin Tinggal terbatas, dan Izin
Tinggal Tetap yang dikeluarkan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya
berakhir;
b. suami atau istri dari perkawinan yang sah dengan
warga negara Indonesia yang usia perkawinannya
lebih dari 2 (dua) tahun dan memegang Izin Tinggal
terbatas berdasarkan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1992 tentang Keimigrasian dapat langsung
diberikan Izin Tinggal Tetap menurut ketentuan
Undang-Undang ini;
c. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang telah
dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1992 tentang Keimigrasian dinyatakan tetap
berlaku sampai jangka waktunya berakhir; dan
d. perkara tindak pidana di bidang Keimigrasian yang
sedang diproses dalam tahap penyidikan tetap
diproses berdasarkan Undang-Undang tentang
Hukum Acara Pidana.
BAB XV . . .
- 56 -
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 142
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3474);
b. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 145,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5064); dan
c. semua peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan Keimigrasian yang bertentangan
atau tidak sesuai dengan Undang-Undang ini,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 143
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3474) dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum
diganti dengan yang baru berdasarkan Undang-Undang
ini.
Pasal 144
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah
ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.
Pasal 145
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar . . .
- 57 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 5 Mei 2011
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 5 Mei 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
PATRIALIS AKBAR
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 52
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
Wisnu Setiawan
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2011
TENTANG
KEIMIGRASIAN
I. UMUM
Dalam memasuki milenium ketiga, yang ditandai dengan
bergulirnya globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia
dan berkembangnya teknologi di bidang informasi dan komunikasi
yang menembus batas wilayah kenegaraan, aspek hubungan
kemanusiaan yang selama ini bersifat nasional berkembang menjadi
bersifat internasional, bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya
tuntutan terwujudnya tingkat kesetaraan dalam aspek kehidupan
kemanusiaan, mendorong adanya kewajiban untuk menghormati dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagai bagian kehidupan
universal.
Bersamaan dengan perkembangan di dunia internasional, telah
terjadi perubahan di dalam negeri yang telah mengubah paradigma
dalam berbagai aspek ketatanegaraan seiring dengan bergulirnya
reformasi di segala bidang. Perubahan itu telah membawa pengaruh
yang sangat besar terhadap terwujudnya persamaan hak dan
kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia sebagai bagian dari hak
asasi manusia. Dengan adanya perkembangan tersebut, setiap warga
negara Indonesia memperoleh kesempatan yang sama dalam
menggunakan haknya untuk keluar atau masuk Wilayah Indonesia.
Dengan demikian berdasarkan Undang-Undang ini, ketentuan
mengenai Penangkalan tidak berlaku terhadap warga negara
Indonesia.
Dampak era globalisasi telah memengaruhi sistem
perekonomian negara Republik Indonesia dan untuk
mengantisipasinya diperlukan perubahan peraturan perundang-
undangan, baik di bidang ekonomi, industri, perdagangan,
transportasi. . .
- 2 -
transportasi, ketenagakerjaan, maupun peraturan di bidang lalu lintas
orang dan barang. Perubahan tersebut diperlukan untuk
meningkatkan intensitas hubungan negara Republik Indonesia dengan
dunia internasional yang mempunyai dampak sangat besar terhadap
pelaksanaan fungsi dan tugas Keimigrasian. Penyederhanaan prosedur
Keimigrasian bagi para investor asing yang akan menanamkan
modalnya di Indonesia perlu dilakukan, antara lain kemudahan
pemberian Izin Tinggal Tetap bagi para penanam modal yang telah
memenuhi syarat tertentu. Dengan demikian, diharapkan akan
tercipta iklim investasi yang menyenangkan dan hal itu akan lebih
menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
Di dalam pergaulan internasional telah berkembang hukum
baru yang diwujudkan dalam bentuk konvensi internasional, negara
Republik Indonesia menjadi salah satu negara peserta yang telah
menandatangani konvensi tersebut, antara lain Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa melawan Kejahatan Transnasional yang Terorganisasi,
2000, atau United Nations Convention Against Transnational Organized
Crime, 2000, yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2009 beserta dua protokolnya yang menyebabkan peranan
instansi Keimigrasian menjadi semakin penting karena konvensi
tersebut telah mewajibkan negara peserta untuk mengadopsi dan
melaksanakan konvensi tersebut.
Di pihak lain, pengawasan terhadap Orang Asing perlu lebih
ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya kejahatan internasional
atau tindak pidana transnasional, seperti perdagangan orang,
Penyelundupan Manusia, dan tindak pidana narkotika yang banyak
dilakukan oleh sindikat kejahatan internasional yang terorganisasi.
Para pelaku kejahatan tersebut ternyata tidak dapat dipidana
berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian yang lama karena Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1992 tidak mengatur ancaman pidana bagi
orang yang mengorganisasi kejahatan internasional. Mereka yang
dapat dipidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
adalah mereka yang diorganisasi sebagai korban untuk masuk
Wilayah Indonesia secara tidak sah.
Pengawasan terhadap Orang Asing tidak hanya dilakukan pada
saat mereka masuk, tetapi juga selama mereka berada di Wilayah
Indonesia, termasuk kegiatannya. Pengawasan Keimigrasian
mencakup penegakan hukum Keimigrasian, baik yang bersifat
administratif maupun tindak pidana Keimigrasian. Oleh karena itu,
perlu pula diatur PPNS Keimigrasian yang menjalankan tugas dan
wewenang . . .
- 3 -
wewenang secara khusus berdasarkan Undang-Undang ini. Tindak
pidana Keimigrasian merupakan tindak pidana khusus sehingga
hukum formal dan hukum materiilnya berbeda dengan hukum pidana
umum, misalnya adanya pidana minimum khusus.
Aspek pelayanan dan pengawasan tidak pula terlepas dari
geografis Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang
mempunyai jarak yang dekat, bahkan berbatasan langsung dengan
negara tetangga, yang pelaksanaan Fungsi Keimigrasian di sepanjang
garis perbatasan merupakan kewenangan instansi imigrasi. Pada
tempat tertentu sepanjang garis perbatasan terdapat lalu lintas
tradisional masuk dan keluar warga negara Indonesia dan warga
negara tetangga. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan
memudahkan pengawasan dapat diatur perjanjian lintas batas dan
diupayakan perluasan Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dengan
demikian, dapat dihindari orang masuk atau keluar Wilayah Indonesia
di luar Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
Kepentingan nasional adalah kepentingan seluruh rakyat
Indonesia sehingga pengawasan terhadap Orang Asing memerlukan
juga partisipasi masyarakat untuk melaporkan Orang Asing yang
diketahui atau diduga berada di Wilayah Indonesia secara tidak sah
atau menyalahgunakan perizinan di bidang Keimigrasian. Untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, perlu dilakukan usaha untuk
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.
Berdasarkan kebijakan selektif (selective policy) yang
menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia, diatur masuknya Orang
Asing ke dalam Wilayah Indonesia, demikian pula bagi Orang Asing
yang memperoleh Izin Tinggal di Wilayah Indonesia harus sesuai
dengan maksud dan tujuannya berada di Indonesia. Berdasarkan
kebijakan dimaksud serta dalam rangka melindungi kepentingan
nasional, hanya Orang Asing yang memberikan manfaat serta tidak
membahayakan keamanan dan ketertiban umum diperbolehkan
masuk dan berada di Wilayah Indonesia.
Terhadap warga negara Indonesia berlaku prinsip bahwa setiap
warga negara Indonesia berhak untuk keluar atau masuk Wilayah
Indonesia. Namun, berdasarkan alasan tertentu dan untuk jangka
waktu tertentu warga negara Indonesia dapat dicegah keluar dari
Wilayah Indonesia.
Warga negara Indonesia tidak dapat dikenai tindakan
Penangkalan karena hal itu tidak sesuai dengan prinsip dan kebiasaan
internasional, yang menyatakan bahwa seorang warga negara tidak
boleh dilarang masuk ke negaranya sendiri.
Di samping . . .
- 4 -
Di samping permasalahan di atas, terdapat beberapa hal yang
menjadi pertimbangan untuk memperbarui Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1992 tentang Keimigrasian, yakni:
a. letak geografis Wilayah Indonesia dengan kompleksitas
permasalahan lalu lintas antarnegara terkait erat dengan aspek
kedaulatan negara dalam hubungan dengan negara lain;
b. adanya perjanjian internasional atau konvensi internasional yang berdampak langsung atau tidak langsung terhadap pelaksanaan
Fungsi Keimigrasian;
c. meningkatnya kejahatan internasional dan transnasional, seperti
imigran gelap, Penyelundupan Manusia, perdagangan orang,
terorisme, narkotika, dan pencucian uang;
d. pengaturan mengenai Deteni dan batas waktu terdeteni belum
dilakukan secara komprehensif;
e. Fungsi Keimigrasian yang spesifik dan bersifat universal dalam
pelaksanaannya memerlukan pendekatan sistematis dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang modern,
dan memerlukan penempatan struktur Kantor Imigrasi dan Rumah
Detensi Imigrasi sebagai unit pelaksana teknis berada di bawah
Direktorat Jenderal Imigrasi;
f. perubahan sistem kewarganegaraan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia berkaitan dengan
pelaksanaan Fungsi Keimigrasian, antara lain mengenai
berkewarganegaraan ganda terbatas;
g. hak kedaulatan negara dalam penerapan prinsip timbal balik
(resiprositas) mengenai pemberian Visa terhadap Orang Asing;
h. kesepakatan dalam rangka harmonisasi dan standardisasi sistem
dan jenis pengamanan surat perjalanan secara internasional,
khususnya Regional Asean Plus dan juga upaya penyelarasan atau
harmonisasi tindakan atau ancaman pidana terhadap para pelaku
sindikat yang mengorganisasi perdagangan orang dan
Penyelundupan Manusia;
i. penegakan hukum Keimigrasian belum efektif sehingga kebijakan
pemidanaan perlu mencantumkan pidana minimum terhadap
tindak pidana Penyelundupan Manusia;
j. memperluas subjek pelaku tindak pidana Keimigrasian, sehingga
mencakup tidak hanya orang perseorangan tetapi juga Korporasi
serta . . .
- 5 -
serta Penjamin masuknya Orang Asing ke Wilayah Indonesia yang
melanggar ketentuan Keimigrasian; dan
k. penerapan sanksi pidana yang lebih berat terhadap Orang Asing
yang melanggar peraturan di bidang Keimigrasian karena selama ini
belum menimbulkan efek jera.
Dengan adanya pertimbangan tersebut di atas, perlu
dilaksanakan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1992 dengan membentuk undang-undang baru yang lebih
komprehensif, guna menyesuaikan dengan perkembangan
kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia, kebijakan atau peraturan
perundang-undangan terkait, serta bersifat antisipatif terhadap
permasalahan di masa depan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Fungsi Keimigrasian dalam ketentuan ini adalah sebagian
dari tugas penyelenggaraan negara di bidang pelayanan dan
pelindungan masyarakat, penegakan hukum Keimigrasian,
serta fasilitator penunjang pembangunan ekonomi nasional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Fungsi Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan sesuai
dengan tugasnya sebagai penjaga pintu gerbang negara,
bukan penjaga garis batas negara.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5 . . . Pasal 5 . . .
- 6 -
Pasal 5
Dalam hal belum ada Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik
Indonesia atau tempat lain di luar negeri, tugas dan Fungsi
Keimigrasian dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri
setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pejabat dinas luar negeri yang ditunjuk dalam
ketentuan ini adalah pejabat fungsional diplomat.
Pejabat dinas luar negeri yang melaksanakan tugas dan Fungsi
Keimigrasian terlebih dahulu memperoleh pengetahuan di bidang
Keimigrasian.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian merupakan satu
kesatuan dari berbagai proses pengelolaan data dan informasi,
aplikasi, serta perangkat berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang dibangun untuk menyatukan dan
menghubungkan sistem informasi pada seluruh pelaksana
Fungsi Keimigrasian secara terpadu.
Pasal 8
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “dokumen perjalanan yang sah dan
masih berlaku” adalah dokumen perjalanan yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dan masih berlaku
sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan sebelum masa
berlakunya berakhir.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Selain pemeriksaan terhadap Dokumen Perjalanan, apabila
diperlukan guna keakuratan, ketelitian serta ketepatan
objek pemeriksaan dapat dilakukan terhadap identitas diri
untuk . . .
- 7 -
untuk memberikan data dukung terhadap kebenaran
Dokumen Perjalanan yang dimiliki.
Ayat (3)
Penggeledahan dilakukan dalam rangka mencari kejelasan
atas keabsahan Dokumen Perjalanan dan identitas diri
orang yang bersangkutan. Apabila dari hasil penggeledahan
tersebut ditemukan adanya indikasi tindak pidana
Keimigrasian, prosesnya dapat dilanjutkan dengan
melakukan penyelidikan Keimigrasian.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “keadaan darurat” meliputi adanya
alat angkut yang mendarat di Wilayah Indonesia dalam
rangka bantuan kemanusiaan (humanitarian assistance)
pada daerah bencana alam di Wilayah Indonesia (national
disaster) atau dalam hal terdapat alat angkut yang membawa
Orang Asing berlabuh atau mendarat di suatu tempat di
Indonesia karena kerusakan mesin atau cuaca buruk,
sedangkan alat angkut tersebut tidak bermaksud untuk
berlabuh atau mendarat di Wilayah Indonesia.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 12
Yang dimaksud “daerah tertentu” adalah daerah konflik yang
akan membahayakan keberadaan dan keamanan Orang Asing
yang bersangkutan.
Pasal 13
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c . . .
- 8 -
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “kejahatan internasional
dan kejahatan transnasional yang terorganisasi”
antara lain kejahatan terorisme, Penyelundupan
Manusia, perdagangan orang, pencucian uang,
narkotika, dan psikotropika.
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf h
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf i
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Huruf j
Berdasarkan surat permintaan dari instansi yang
berwenang.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “ditempatkan dalam pengawasan”
adalah penempatan Orang Asing di Rumah Detensi
Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi atau ruang khusus
dalam rangka menunggu keberangkatannya keluar
Wilayah Indonesia. Dalam hal Orang Asing datang dengan
kapal laut, yang bersangkutan ditempatkan di kapal laut
tersebut dan dilarang turun ke darat sepanjang kapalnya
berada . . .
- 9 -
berada di Wilayah Indonesia hingga meninggalkan Wilayah
Indonesia.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan
nasional atau menghindari kerugian masyarakat, misalnya
orang asing yang bersangkutan belum atau tidak mau
menyelesaikan kewajiban pajaknya.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “memberikan tanda atau
mengibarkan bendera isyarat” adalah antara lain
mengibarkan bendera “N” yang biasa digunakan
dalam kebiasaan internasional.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f . . .
- 10 -
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan “setiap
penumpang dan/atau awak alat angkut” antara lain
penumpang yang tidak mendapat Tanda Masuk,
awak kapal, atau penumpang yang tertinggal.
Ayat (2)
Sistem Informasi Pemrosesan Pendahuluan Data
Penumpang lazim juga disebut dengan Advance Passenger
Information System. Terhadap alat angkut yang belum
menggunakan Sistem Informasi Pemrosesan Pendahuluan
Data Penumpang, diberikan kesempatan sampai dengan
batas waktu tertentu.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Yang dimaksud dengan “suatu tempat” adalah pelabuhan, bandar
udara, pos lintas batas atau tempat lainnya yang layak untuk
dapat dilakukan pemeriksaan Keimigrasian.
Pasal 22
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “area imigrasi” adalah suatu area di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi, yang dimulai dari tempat
antrean pemeriksaan Keimigrasian pada keberangkatan
sampai dengan alat angkut atau dari alat angkut sampai
dengan konter pemeriksaan Keimigrasian pada kedatangan.
Penetapan area imigrasi sangat penting artinya untuk menentukan status seseorang apakah telah dianggap keluar atau telah masuk Wilayah Indonesia.
Ayat (2) . . .
- 11 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Kepala Kantor Imigrasi dalam ketentuan ini membawahi Tempat Pemeriksaan Imigrasi pada bandar udara, pelabuhan laut, atau pos lintas batas.
Ayat (4)
Ketentuan ini dilaksanakan berdasarkan asas resiprositas apabila diberikan kepada orang asing dalam rangka tugas diplomatik.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “dokumen negara” adalah dokumen yang setiap saat dapat ditarik kembali apabila diperlukan untuk kepentingan negara. Dokumen itu bukanlah surat berharga sehingga Dokumen Perjalanan Republik Indonesia tidak dapat digunakan untuk hal yang bersifat perdata, antara lain dijadikan jaminan utang.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “keadaan tertentu” antara lain
pemulangan warga negara Indonesia dari negara lain.
Ayat (2) . . .
- 12 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 28
Surat Perjalanan Laksana Paspor dapat dikeluarkan secara
kolektif antara lain kepada beberapa warga negara Indonesia
bermasalah di luar negeri yang dipulangkan oleh pemerintah
negara asing secara bersama-sama.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “melakukan tindak pidana atau
melanggar peraturan perundang-undangan di Indonesia”
adalah setiap orang warga negara Indonesia yang disangka
melakukan perbuatan yang merugikan negara dan/atau
pelanggaran perundang-undangan yang diancam pidana 5
(lima) tahun atau lebih yang masih berada di Wilayah
Indonesia atau telah berada di luar Wilayah Indonesia.
Penarikan Paspor biasa terhadap tersangka yang telah
berada di luar negeri harus disertai dengan pemberian Surat
Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia yang akan
digunakan dalam rangka mengembalikan pelakunya ke
Indonesia.
Pasal 32 . . .
- 13 -
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Visa diplomatik diberikan kepada Orang Asing termasuk anggota
keluarganya berdasarkan perjanjian internasional, prinsip
resiprositas, dan penghormatan (courtesy).
Pasal 36
Visa dinas diberikan kepada Orang Asing termasuk anggota
keluarganya berdasarkan perjanjian internasional, prinsip
resiprositas, dan penghormatan (courtesy) dalam rangka tugas
resmi yang tidak bersifat diplomatik.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Visa kunjungan dalam penerapannya dapat diberikan untuk
melakukan kegiatan, antara lain:
1. wisata;
2. keluarga;
3. sosial;
4. seni dan budaya;
5. tugas pemerintahan;
6. olahraga yang tidak bersifat komersial;
7. studi banding, kursus singkat, dan pelatihan singkat;
8. memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan dalam
penerapan dan inovasi teknologi industri untuk
meningkatkan mutu dan desain produk industri serta kerja
sama pemasaran luar negeri bagi Indonesia;
9. melakukan pekerjaan darurat dan mendesak;
10. jurnalistik yang telah mendapat izin dari instansi yang
berwenang;
11. pembuatan. . .
- 14 -
11. pembuatan film yang tidak bersifat komersial dan telah
mendapat izin dari instansi yang berwenang;
12. melakukan pembicaraan bisnis;
13. melakukan pembelian barang;
14. memberikan ceramah atau mengikuti seminar;
15. mengikuti pameran internasional;
16. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
17. melakukan audit, kendali mutu produksi, atau inspeksi pada
cabang perusahaan di Indonesia;
18. calon tenaga kerja asing dalam uji coba kemampuan dalam
bekerja;
19. meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
20. bergabung dengan alat angkut yang berada di Wilayah
Indonesia.
Pasal 39
Visa tinggal terbatas diberikan kepada Orang Asing yang
bermaksud bertempat tinggal dalam jangka waktu yang terbatas
dan dapat juga diberikan kepada Orang Asing eks warga negara
Indonesia yang telah kehilangan kewarganegaraan Indonesia
berdasarkan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia dan bermaksud untuk kembali ke Indonesia dalam
rangka memperoleh kewarganegaraan Indonesia kembali sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Visa tinggal terbatas dalam penerapannya dapat diberikan untuk
melakukan kegiatan, antara lain:
1. Dalam rangka bekerja:
a. sebagai tenaga ahli;
b. bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan Nusantara,
laut territorial, atau landas kontinen, serta Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia;
c. melaksanakan tugas sebagai rohaniwan;
d. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi dengan
menerima bayaran, seperti olahraga, artis, hiburan,
pengobatan, konsultan, pengacara, perdagangan, dan
kegiatan profesi lain yang telah memperoleh izin dari
instansi berwenang;
e. melakukan . . .
- 15 -
e. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan film yang
bersifat komersial dan telah mendapat izin dari instansi
yang berwenang;
f. melakukan pengawasan kualitas barang atau produksi
(quality control);
g. melakukan inspeksi atau audit pada cabang perusahaan di
Indonesia;
h. melayani purnajual;
i. memasang dan reparasi mesin;
j. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka
konstruksi;
k. mengadakan pertunjukan;
l. mengadakan kegiatan olahraga profesional;
m. melakukan kegiatan pengobatan; dan
n. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam rangka
uji coba keahlian.
2. Tidak untuk bekerja:
a. penanam modal asing;
b. mengikuti pelatihan dan penelitian ilmiah;
c. mengikuti pendidikan;
d. penyatuan keluarga;
e. repatriasi; dan
f. lanjut usia.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Orang Asing dari negara tertentu yang dapat diberikan Visa
kunjungan saat kedatangan antara lain Orang Asing dari
negara yang termasuk dalam kategori negara yang tingkat
kunjungan wisata ke Indonesia tinggi (tourist generating
countries) atau dari negara yang mempunyai hubungan
diplomatik yang cukup baik dengan negara Indonesia,
tetapi . . .
- 16 -
tetapi negara tersebut tidak memberikan fasilitas bebas
Visa kepada warga negara Indonesia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 42
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Penolakan dimaksud berdasarkan surat permintaan dari
instansi yang berwenang.
Huruf g
Penolakan dimaksud berdasarkan surat permintaan dari
instansi yang berwenang.
Huruf h
Penolakan dimaksud berdasarkan surat permintaan dari
instansi yang berwenang.
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud “pembebasan Visa” dalam ketentuan ini misalnya untuk kepentingan
Pariwisata . . .
- 17 -
pariwisata yang membawa manfaat bagi perkembangan pembangunan nasional dengan memperhatikan asas timbal balik, yaitu pembebasan Visa hanya diberikan kepada Orang Asing dari negara yang juga memberikan pembebasan Visa kepada warga negara Indonesia.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “bertempat tinggal di Wilayah Indonesia” adalah dalam rangka tugas penempatan di perwakilan negara setempat atau perwakilan organisasi internasional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pada . . .
- 18 -
Pada dasarnya setiap Orang Asing yang masuk Wilayah
Indonesia wajib memiliki Visa. Berdasarkan Visa
tersebut, Orang Asing diberikan Izin Tinggal di Wilayah
Indonesia, tetapi ketentuan itu tidak diberlakukan
terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
karena menjadi korban tindak pidana perdagangan
orang.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “daerah tertentu” adalah daerah
konflik yang akan membahayakan keberadaan,
keselamatan, dan keamananan Orang Asing yang
bersangkutan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d . . .
- 19 -
Huruf d
Yang dimaksud dengan “wilayah perairan” adalah
perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut
teritorial.
Yang dimaksud dengan “wilayah yurisdiksi” adalah
wilayah di luar wilayah perairan yang terdiri atas Zona
Ekonomi Eksklusif, Landas Kontinen, dan Zona
Tambahan, negara memiliki hak berdaulat dan
kewenangan tertentu sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “anak” adalah anak dari
duda/janda Orang Asing yang kawin dengan warga
negara Indonesia atau anak angkatnya.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “rohaniwan” adalah pemuka
agama yang diakui di Indonesia.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “keluarga” adalah suami/istri,
dan anak.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3) . . .
- 20 -
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “alih status” adalah perubahan
status keberadaan Orang Asing dari Izin Tinggal kunjungan
menjadi Izin Tinggal terbatas dan dari Izin Tinggal terbatas
menjadi Izin Tinggal Tetap.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Yang dimaksud dengan “meragukan status Izin Tinggal dan
kewarganegaraan seseorang” antara lain adanya data
Keimigrasian yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan
diragukan status kewarganegaraannya.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Yang dimaksud dengan “keluarganya” adalah suami/istri, dan
anak.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63 . . .
- 21 -
Pasal 63
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “Orang Asing tertentu” adalah
Orang Asing yang memegang Izin Tinggal terbatas atau Izin
Tinggal Tetap.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ”perubahan status sipil” antara lain
kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, dan
perubahan lain, misalnya perubahan jenis kelamin.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Ketentuan mengenai penjaminan tidak diberlakukan karena
pada dasarnya suami atau istri dalam suatu perkawinan
bertanggung jawab kepada pasangannya dan/atau
anaknya.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pengawasan Keimigrasian meliputi pengawasan, baik
terhadap warga negara Indonesia maupun Orang Asing.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69 . . .
- 22 -
Pasal 69
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “badan atau instansi pemerintah
terkait” misalnya Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Luar Negeri, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara
Nasional Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia,
serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Huruf a
Yang dimaksud dengan ”perubahan status sipil” antara
lain kelahiran, perkawinan, perceraian, dan kematian.
Jika telah dilaksanakan oleh penjaminnya tidak perlu lagi
dilaksanakan oleh Orang Asing yang bersangkutan.
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 72
Ayat (1)
Permintaan keterangan mengenai data dapat dilakukan,
baik secara manual maupun elektronik.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . . .
- 23 -
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ”penyelidikan Keimigrasian”
adalah kegiatan atau tindakan Pejabat Imigrasi untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana Keimigrasian.
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan ”operasi Intelijen
Keimigrasian” adalah kegiatan yang dilakukan
berdasarkan suatu rencana untuk mencapai tujuan
khusus serta ditetapkan dan dilaksanakan atas
perintah Pejabat Imigrasi yang berwenang.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 75
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Larangan tersebut ditujukan terhadap Orang Asing
yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh
pemerintah berada di Wilayah Indonesia tertentu.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “bertempat tinggal di suatu
tempat tertentu” adalah penempatan di Rumah
Detensi . . .
- 24 -
Detensi Imigrasi, Ruang Detensi Imigrasi, atau tempat
lain.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “tempat lain” misalnya rumah sakit
atau tempat penginapan yang mudah diawasi oleh Pejabat
Imigrasi.
Pasal 84 . . .
- 25 -
Pasal 84
Cukup jelas.
Pasal 85
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Jika terdeteni tidak dapat dideportasi setelah lebih dari 10
(sepuluh) tahun berstatus sebagai terdeteni dapat
dipertimbangkan untuk diberikan kesempatan menjalani
kehidupan sebagaimana hak dasar manusia pada
umumnya di luar Rumah Detensi dalam status tertentu
dengan mempertimbangkan aspek perilaku selama
menjalani pendetensian, tetapi tetap dalam pengawasan
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui
kewajiban pelaporan secara periodik.
Ayat (4)
Ketentuan ini dimaksudkan agar pengawasan terhadap
kegiatan dan keberadaan Deteni tidak menimbulkan
dampak yang negatif bagi masyarakat. Selain itu, upaya
Deportasi ke negaranya atau negara ketiga yang bersedia
menerimanya tetap dilakukan.
Pasal 86
Yang dimaksud dengan “korban perdagangan orang” adalah
seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik,
seksual, ekonomi, dan/atau sosial, yang diakibatkan tindak
pidana perdagangan orang.
Pasal 87
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “tempat lain” antara lain tempat
penginapan, perumahan, atau asrama yang ditentukan oleh
Menteri.
Ayat (2) . . .
- 26 -
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “perlakuan khusus” adalah
peraturan dalam Rumah Detensi Imigrasi yang berlaku bagi
terdetensi tidak sepenuhnya diperlakukan bagi para korban
karena para korban bukan terdetensi.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang
mengajukan permintaan secara langsung kepada
Pejabat Imigrasi yang berwenang di Tempat
Pemeriksaan Imgrasi dalam keadaan mendesak
untuk mencegah orang yang disangka melakukan
tindak pidana dan melarikan diri keluar negeri.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (3) . . .
- 27 -
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 92
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan “keadaan yang
mendesak” misalnya yang akan dicegah dikhawatirkan melarikan
diri keluar negeri pada saat itu juga atau telah berada di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi untuk keluar negeri sebelum keputusan
Pencegahan ditetapkan.
Yang dimaksud dengan “Pejabat Imigrasi tertentu” adalah
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau unit
pelaksana teknis lain.
Pasal 93
Cukup jelas.
Pasal 94
Ayat (1)
Keputusan Pencegahan secara tertulis diterbitkan oleh
instansi yang memintanya atau memohonkan untuk
pelaksanaannya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Instansi yang menerbitkan keputusan Pencegahan tersebut
berkewajiban menyampaikan kepada orang yang dikenai
Pencegahan.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 95 . . .
- 28 -
Pasal 95
Cukup jelas.
Pasal 96
Yang dimaksud dengan “mengajukan keberatan” adalah upaya
hukum yang diberikan kepada orang yang terkena Pencegahan
untuk melakukan pembelaan diri atas Pencegahan yang
dikenakan kepada dirinya.
Pasal 97
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Berakhir demi hukum merupakan alasan berakhirnya
Pencegahan dan yang bersangkutan dapat melakukan
perjalanan keluar Wilayah Indonesia.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 98
Ayat (1)
Kewenangan Penangkalan merupakan wujud dari
pelaksanaan kedaulatan negara untuk menjaga keamanan
dan ketertiban umum yang dilaksanakan berdasarkan
alasan Keimigrasian.
Ayat (2)
Pejabat yang berwenang dalam ketentuan ini adalah
pimpinan instansi pemerintah.
Pasal 99
Cukup jelas.
Pasal 100
Cukup jelas.
Pasal 101
Cukup jelas.
Pasal 102 . . .
- 29 -
Pasal 102
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Pelaksanaan ketentuan ayat ini didasarkan pada asas
kejahatan ganda (double criminality) oleh masing-masing
negara. Misalnya kejahatan peredaran uang palsu,
terorisme, atau narkotika yang dinyatakan sebagai tindak
pidana di Indonesia dan di negara asal Orang Asing yang
bersangkutan.
Pasal 103
Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “setiap orang” adalah orang
perseorangan atau korporasi.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f . . .
- 30 -
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Cukup jelas.
Pasal 107
Ayat (1)
Koordinasi dengan penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia dilakukan sejak diterbitkannya surat
pemberitahuan dimulainya penyidikan, pelaksanaan
penyidikan sampai dengan selesainya pemberkasan, dan
penyampaian tembusan berkas perkara kepada penyidik
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Koordinasi ini
dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih penyidikan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 108 . . .
- 31 -
Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.
Pasal 111
Cukup jelas.
Pasal 112
Cukup jelas.
Pasal 113
Cukup jelas.
Pasal 114
Cukup jelas.
Pasal 115
Cukup jelas.
Pasal 116
Cukup jelas.
Pasal 117
Cukup jelas.
Pasal 118
Cukup jelas.
Pasal 119
Cukup jelas.
Pasal 120
Cukup jelas.
Pasal 121
Cukup jelas.
Pasal 122 . . .
- 32 -
Pasal 122
Cukup jelas.
Pasal 123
Cukup jelas.
Pasal 124
Cukup jelas.
Pasal 125
Cukup jelas.
Pasal 126
Cukup jelas.
Pasal 127
Cukup jelas.
Pasal 128
Cukup jelas.
Pasal 129
Cukup jelas.
Pasal 130
Cukup jelas.
Pasal 131
Cukup jelas.
Pasal 132
Cukup jelas.
Pasal 133
Cukup jelas.
Pasal 134
Cukup jelas.
Pasal 135
Perkawinan semu adalah perkawinan seorang warga negara
Indonesia atau seorang asing pemegang Izin Tinggal dengan
seorang asing lain dan perkawinan tersebut bukan merupakan
perkawinan . . .
- 33 -
perkawinan yang sesungguhnya, tetapi dengan maksud untuk
memperoleh izin tinggal atau Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia. Dari sisi hukum perkawinan itu merupakan bentuk
penyelundupan hukum.
Pasal 136
Cukup jelas.
Pasal 137
Cukup jelas.
Pasal 138
Cukup jelas.
Pasal 139
Cukup jelas.
Pasal 140
Cukup jelas.
Pasal 141
Cukup jelas.
Pasal 142
Cukup jelas.
Pasal 143
Cukup jelas.
Pasal 144
Cukup jelas.
Pasal 145
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5216
〓∽、“C●〓rLコO
Dメニo≧′
Coy●0こ一CO」一0っ∽C〉
“C一「α∽、⊆0>ゝ0一∝一」0つo(
・こC“CCつ0〉」OC〉
工∽
、一二oど
く
oNo∝
〓≧
暉上〓oつo●くヽ′一∽OV
Ш
∽
、〓C」0〉
0●CLOf〓oてど
⊃卜
¨●0っ∽●〉
Ш
∽
cヽ馬3
理Po∽
c●3
運メ
ヒ
っE
⊃
」OcY
工
∽
ヽoNOとヽOC●0一∝ ヽど
F〓〓りっ一LO」
一∽ぬ0∽●〉
〓∽、こ0」E●Nc●″こ〇
Co一●≧´●”OQOV」o●Y
〓∽ヽ0.∝9
一」「)oΣ
r〓y●っ一三C一三oα 一ぃ03一0〉
¨〓っ夕“Lo“ 」
oCω一三0てど
」0″EOy
O一Oαo〉
〓Σゴめビoち」∽く
〓っΣ
rとこの●“CCコ一∽●〉
工∽,ヽこE●一0“ゝ>一o∽〓二o「
″●OC一コ一∽0コ∽暉Y
工∽ご“E●∽う∽
●〓Cく
覇oFこ0」C一跳0コ一●Y
ご∽
ヾ‘ヽ
工∽
、一三0一C〓∽
●コ0」OJ
OCs“
一∽●〓一EぅCLoV
一∽0ぅ0●〉
OZ<∝]∽
一∽くコШ〉
あく∝り事2一匿○卜Zく〉
あく望
Zく0∝〇
∝⊃卜〉⊃∝卜∽
ALUR PEMBUATAN PASPOR SECARA ONLINE DI WEBSITE KANTOR IMIGRASI KELAS I SERANG
Kedatangan Pertama (Hari Pertama)
Kedatangan Kedua (Hari Keempat)
*keterangan kedatangan kedua terhitung hari kerja setelah melakukan foto, sidik jari dan wawancara
Langkah Pertama
•Pemohon mendaftar dan mengisi data melalui layanan paspor online di https://serang.imigrasi.go.id/ atau www.imigrasi.go.id
Langkah Kedua
•Pemohon menerima Konfirmasi tanda terima Pra-permohonan
Langkah Ketiga
•Pemohon melakukan pembayaran di teller Bank BNI menggunakan tanda terima Pra-permohonan
Langkah Keempat
•Setelah pembayaran pemohon diharuskan mengklik URL atau link yang ada didalam email untuk konfirmasi tanggal kedatangan dan Print Lembar Konfirmasi
Langkah Kelima
• Pemohon mengisi surat pernyataan
• Pemohon membawa tanda bukti pembayaran, lembar konfirmasi kedatangan, dan foto copy berkas kepada petugas customer care untuk mendapatkan nomor antrian verifikasi data, sidik jari dan wawancara
Langkah Keenam
• Setelah Nomor antrian dipanggil, pemohon menyerahkan berkas pemohonan kepada petugas
• Pemohon melakukan sidik jari, foto dan wawancara dengan menunjukkan seluruh dokumen berkas yang asli
Langkah Ketujuh
• Pemohon mendapatkan bukti tanda terima pengambilan paspor dari petugas
Langkah Terakhir
•Pemohon mengambil nomor antrian pengambilan Paspor
Menunggu di ruang tunggu
•Setelah nomor antrian dipanggil loket, pemohon menyerahkan nomor antrian dan tanda bukti pengambilan paspor
•Pemohon menerima paspor yang sudah jadi
Tingkat Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Online di Kantor Imigrasi Kelas I Serang
III. Pernyataan (berilah tanda √ pada jawaban yang anda pilih)
Pernyataan SS S TS STS
Persyaratan pembuatan paspor mudah
dipahami oleh masyarakat
Persayaratan pembuatan paspor mudah
dipenuhi oleh masyarakat
Tersedianya informasi mengenai
pembuatan paspor online di web kantor
imigrasi
Tersedianya informasi mengenai
pembuatan paspor online di kantor
imigrasi
Informasi yang diberikan oleh pegawai
mudah dipahami oleh masyarakat
Informasi yang tertulis di Webisite
Imigrasi mudah dipahami oleh
masyarakat
Kuota pemohon paspor online sudah
cukup
Adanya pengumuman tentang batas kuota
pemohon paspor di ruang pelayanan
Pernyataan SS S TS STS
Kantor Imigrasi aktif dalam
mensosialisasikan informasi mengenai
pembuatan paspor online
Informasi mengenai pembuatan paspor
online update setiap harinya
Adanya pelayanan paspor online
mempermudah masyarakat yang akan
membuat paspor
Masyarakat tidak perlu antri lama untuk
membuat paspor
Pemohon mengetahui alur pembuatan
paspor
Pelayanan pembuatan paspor di Kantor
Imigrasi Serang sesuai dengan alur yang
berlaku
Alur Pelayanan pembuatan paspor mudah
dipahami oleh masyarakat
Kepahaman pemohon mengenai alur
pembuatan paspor
I. Petunjuk pengisian kuesioner
b. Mohon Bapak/Ibu/Saundara/i membaca pernyataan dengan teliti
c. Berikan tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang anda pilih
a. Keterangan dari jawaban yang tersedia yaitu :
SS= Sangat Setuju, S= Setuju, TS= Tidak Setuju,
STS= Sangat Tidak Setuju
II. Identitas responden
Nomor Responden : (diisi oleh peneliti)
Nama : (boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Umur : < 20 Thn 21 – 30 Thn
31 – 40 Thn > 50 Thn
Pernyataan SS S TS STS
Masyarakat mudah dalam mengakses
website Imigrasi
Desain Website Imigrasi bagus dan
mudah dipahami oleh masyarakat
Pegawai mampu menggunakan
teknologi yang ada dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat
Pegawai pandai dan cepat dalam
mengoperasikan alat untuk
mengupload data pemohon
Pegawai selalu menjawab dengan baik
setiap masalah atau komplain dari
masyarakat
Pegawai menerima setiap komplain
yang ada dari pemohon paspor
Pegawai selalu menjelaskan kepada
masyarakat apabila ada yang kurang
dimengerti oleh masyarakat
Adanya kotak layanan pengaduan
mengenai pelayanan pegawai kantor
imigrasi
Pegawai mengedepankan kepentingan
masyarakat yang hendak melakukan
kegiatan pelayanan paspor
dibandingkan kepentingan pribadinya
Pegawai tidak mengerjakan hal yang
lain pada saat melayani pemohon
paspor
Pegawai bekerja sesuai jam
operasional pelayanan yang berlaku
Pegawai selalu berada diloket
pelayanan ketika jam kerja
Pegawai yang memberikan pelayanan
dapat diandalkan
Pernyataan SS S TS STS
Pegawai selalu siap siaga dalam
memberikan pelayanan
Pegawai tidak menunda-nunda saat
melakukan pelayanan
Pegawai teliti dalam memeriksa berkas
pemohon paspor
Pegawai tidak pilih kasih dalam
memberikan pelayanan
Perlakuan pegawai dalam memberikan
pelayanan tidak diskriminatif
Pegawai bekerja secara cekatan dalam
memberikan pelayanan
Pemohon merasa puas terhadap cara
bekerja pegawai dalam memberikan
pelayanan
Pegawai selalu tersenyum, memberikan
salam dan menyapa kepada para
masyarakat
Pegawai selalu bersikap Sopan dan
Santun dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
Pegawai ramah ketika memberikan
pelayanan
Pegawai tidak menggunakan kata-kata
kasar ketika melayani masyarakat
Lokasi Kantor Imigrasi mudah
dijangkau oleh masyarakat
Akses jalan menuju kantor imigrasi
mudah dijangkau oleh masyarakat
Fasilitas Ruang tunggu yang memadai
bagi masyarakat
Masyarakat nyaman dengan ruang
tunggu yang telah disediakan
Pernyataan SS S TS STS
Masyarakat nyaman dengan tempat
pengisian formulir yang telah
disediakan
Ketersediaan Fasilitas Tempat parkir
bagi masyarakat
Masyarakat nyaman dengan tempat
parkir yang telah disediakan
Ketersediaan fasilitas Toilet yang
memadai bagi masyarakat
Masyarakat nyaman dengan Toilet
yang telah disediakan
Masyarakat mendapatkan kompensasi
(uang kembali) apabila salah dalam
mengupload data di website imigrasi
Masyarakat mendapatkan toleransi
apabila salah dalam mengisi data di
website Imigrasi
Data yang diupload dengan data yang
dilampirkan sesuai dengan persyaratan
pembuatan paspor
Mendapatkan penjelasan apabila data
yang di upload dengan data yang
dilampirkan tidak sesuai dengan
persyaratan pembuatan paspor
Waktu proses pengurusan paspor
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Waktu proses pengurusan paspor
dianggap wajar oleh pemohon paspor
Penyelesaian atau penerbitan paspor
tepat waktu
Pemohon mengetahui jangka waktu
penerbitan paspor
Biaya yang ditetapkan oleh kantor
imigrasi sudah wajar
Pernyataan SS S TS STS
Tempat pengisian formulir yang
memadai bagi masyarakat
Masyarakat mengetahui rincian biaya
pembuatan paspor
Biaya yang dikeluarkan masyarakat
sebanding dengan kualitas paspor
Pemohon paspor merasa puas dengan
biaya yang dikeluarkan karena
sebanding dengan kualitas paspor
Kesesuaian biaya yang dibayar dengan
biaya yang telah ditetapkan
Adanya penjelasan apabila biaya yang
dibayar dengan biaya yang telah
ditetapkan tidak sesuai
Terdapat biaya tambahan diluar dari
ketentuan yang telah ditetapkan
Adanya pihak yg meminta biaya
tambahan diluar dr ketentuan yg telah
ditetapkan
Paspor yang diterbitkan sesuai dengan
identitas pemohonan paspor
Pemohon paspor merasa puas terhadap
paspor yang diterbitkan karena sesuai
dengan identitas pemohon paspor
Keberadaan petugas keamanan sebagai
salah satu bentuk kantor imigrasi serang
dalam menjaga keamanan di wilayah
kantor
Keberadaan petugas keamanan
membantu pemohon ketika datang ke
kantor imigrasi
Terima Kasih Kepada Bapak/Ibu/Saudara/i telah
membantu peneliti dengan mengisi kuesioner
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1 ,016 ,326** ,415** ,203* ,459** ,091
,875 ,001 ,000 ,046 ,000 ,378
97 97 97 97 97 97 97
,016 1 ,054 ,469** ,309** ,043 ,230*
,875 ,601 ,000 ,002 ,678 ,024
97 97 97 97 97 97 97
,326** ,054 1 ,330** ,370** ,793** ,114
,001 ,601 ,001 ,000 ,000 ,266
97 97 97 97 97 97 97
,415** ,469** ,330** 1 ,486** ,345** -,023
,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,826
97 97 97 97 97 97 97
,203* ,309** ,370** ,486** 1 ,187 ,058
,046 ,002 ,000 ,000 ,067 ,575
97 97 97 97 97 97 97
,459** ,043 ,793** ,345** ,187 1 ,090
,000 ,678 ,000 ,001 ,067 ,378
97 97 97 97 97 97 97
,091 ,230* ,114 -,023 ,058 ,090 1
,378 ,024 ,266 ,826 ,575 ,378
97 97 97 97 97 97 97
-,108 ,103 ,096 -,019 ,049 ,076 ,845**
,292 ,315 ,347 ,853 ,636 ,457 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,203* ,309** ,370** ,486** 1,000** ,187 ,058
,046 ,002 ,000 ,000 ,000 ,067 ,575
97 97 97 97 97 97 97
-,571** ,177 -,099 -,035 -,189 -,151 ,172
,000 ,082 ,333 ,735 ,064 ,139 ,092
97 97 97 97 97 97 97
,038 ,415** -,219* ,177 ,315** -,263** ,380**
,712 ,000 ,031 ,083 ,002 ,009 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,107 ,212* ,105 ,196 ,053 ,084 ,134
,298 ,037 ,304 ,054 ,605 ,416 ,192
97 97 97 97 97 97 97
,166 ,112 ,384** -,024 ,062 ,373** ,237*
,104 ,275 ,000 ,812 ,544 ,000 ,019
97 97 97 97 97 97 97
,301** ,052 ,204* ,295** ,000 ,223* -,150Page 1
Correlations
item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,091 -,108 ,203* -,571** ,038 -,107 ,166
,378 ,292 ,046 ,000 ,712 ,298 ,104
97 97 97 97 97 97 97
,230* ,103 ,309** ,177 ,415** ,212* ,112
,024 ,315 ,002 ,082 ,000 ,037 ,275
97 97 97 97 97 97 97
,114 ,096 ,370** -,099 -,219* ,105 ,384**
,266 ,347 ,000 ,333 ,031 ,304 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,023 -,019 ,486** -,035 ,177 ,196 -,024
,826 ,853 ,000 ,735 ,083 ,054 ,812
97 97 97 97 97 97 97
,058 ,049 1,000** -,189 ,315** ,053 ,062
,575 ,636 ,000 ,064 ,002 ,605 ,544
97 97 97 97 97 97 97
,090 ,076 ,187 -,151 -,263** ,084 ,373**
,378 ,457 ,067 ,139 ,009 ,416 ,000
97 97 97 97 97 97 97
1 ,845** ,058 ,172 ,380** ,134 ,237*
,000 ,575 ,092 ,000 ,192 ,019
97 97 97 97 97 97 97
,845** 1 ,049 ,280** ,156 ,202* ,073
,000 ,636 ,006 ,126 ,047 ,475
97 97 97 97 97 97 97
,058 ,049 1 -,189 ,315** ,053 ,062
,575 ,636 ,064 ,002 ,605 ,544
97 97 97 97 97 97 97
,172 ,280** -,189 1 ,091 ,222* ,254*
,092 ,006 ,064 ,375 ,029 ,012
97 97 97 97 97 97 97
,380** ,156 ,315** ,091 1 ,351** ,218*
,000 ,126 ,002 ,375 ,000 ,032
97 97 97 97 97 97 97
,134 ,202* ,053 ,222* ,351** 1 ,219*
,192 ,047 ,605 ,029 ,000 ,031
97 97 97 97 97 97 97
,237* ,073 ,062 ,254* ,218* ,219* 1
,019 ,475 ,544 ,012 ,032 ,031
97 97 97 97 97 97 97
-,150 -,127 ,000 -,231* -,193 ,222* ,123Page 2
Correlations
item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,166 ,301** -,100 -,047 ,178 ,443** -,198
,104 ,003 ,330 ,650 ,082 ,000 ,052
97 97 97 97 97 97 97
,112 ,052 ,398** ,317** ,271** ,034 ,490**
,275 ,614 ,000 ,002 ,007 ,742 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,384** ,204* -,067 ,173 ,249* ,461** -,118
,000 ,046 ,512 ,091 ,014 ,000 ,248
97 97 97 97 97 97 97
-,024 ,295** ,013 ,253* ,471** ,456** ,291**
,812 ,003 ,897 ,013 ,000 ,000 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,062 ,000 ,296** ,296** ,367** ,169 -,060
,544 ,996 ,003 ,003 ,000 ,098 ,561
97 97 97 97 97 97 97
,373** ,223* ,119 ,192 ,261** ,498** ,085
,000 ,028 ,245 ,060 ,010 ,000 ,410
97 97 97 97 97 97 97
,237* -,150 ,117 ,059 -,017 ,072 ,205*
,019 ,142 ,255 ,565 ,868 ,485 ,044
97 97 97 97 97 97 97
,073 -,127 ,099 ,050 -,014 ,061 ,173
,475 ,215 ,337 ,627 ,888 ,555 ,090
97 97 97 97 97 97 97
,062 ,000 ,296** ,296** ,367** ,169 -,060
,544 ,996 ,003 ,003 ,000 ,098 ,561
97 97 97 97 97 97 97
,254* -,231* -,045 ,305** ,221* -,019 ,316**
,012 ,023 ,660 ,002 ,030 ,852 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,218* -,193 ,328** ,324** ,285** -,085 ,213*
,032 ,059 ,001 ,001 ,005 ,409 ,037
97 97 97 97 97 97 97
,219* ,222* ,332** ,196 ,148 ,238* ,189
,031 ,029 ,001 ,054 ,148 ,019 ,063
97 97 97 97 97 97 97
1 ,123 ,286** ,367** ,332** ,200* ,222*
,230 ,005 ,000 ,001 ,049 ,029
97 97 97 97 97 97 97
,123 1 -,019 -,023 ,144 ,247* ,045Page 3
Correlations
item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,198 ,431** -,074 ,406** ,348** ,383** ,377**
,052 ,000 ,473 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,490** -,240* ,131 ,048 ,327** ,105 ,182
,000 ,018 ,201 ,642 ,001 ,305 ,074
97 97 97 97 97 97 97
-,118 ,066 -,202* ,582** ,400** ,245* ,365**
,248 ,521 ,047 ,000 ,000 ,016 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,291** ,303** ,156 ,369** ,432** ,254* ,172
,004 ,003 ,127 ,000 ,000 ,012 ,092
97 97 97 97 97 97 97
-,060 ,033 ,267** ,139 ,310** ,344** -,024
,561 ,746 ,008 ,173 ,002 ,001 ,819
97 97 97 97 97 97 97
,085 ,334** -,237* ,623** ,317** ,137 ,398**
,410 ,001 ,019 ,000 ,002 ,182 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,205* -,114 -,157 ,051 ,426** ,331** ,437**
,044 ,266 ,126 ,620 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,173 -,096 -,132 ,043 ,466** ,386** ,470**
,090 ,347 ,196 ,675 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,060 ,033 ,267** ,139 ,310** ,344** -,024
,561 ,746 ,008 ,173 ,002 ,001 ,819
97 97 97 97 97 97 97
,316** -,038 ,212* -,132 ,120 ,078 ,160
,002 ,709 ,037 ,197 ,242 ,446 ,117
97 97 97 97 97 97 97
,213* -,118 ,394** -,205* ,238* ,274** -,003
,037 ,248 ,000 ,043 ,019 ,007 ,976
97 97 97 97 97 97 97
,189 ,077 ,056 ,187 ,246* ,156 ,263**
,063 ,452 ,587 ,067 ,015 ,127 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,222* ,007 ,116 ,254* ,304** ,092 ,524**
,029 ,948 ,256 ,012 ,002 ,372 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,045 ,176 -,055 ,329** ,277** ,108 ,310**
Page 4
Correlations
item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,377** ,081 ,006 ,374** ,067 ,223* ,354**
,000 ,433 ,950 ,000 ,517 ,028 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,182 -,006 -,013 ,133 ,483** ,548** ,284**
,074 ,954 ,901 ,192 ,000 ,000 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,365** ,358** ,016 ,471** -,113 ,324** ,030
,000 ,000 ,879 ,000 ,271 ,001 ,772
97 97 97 97 97 97 97
,172 ,207* -,003 ,367** ,288** ,360** ,470**
,092 ,042 ,976 ,000 ,004 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,024 ,269** ,008 ,184 ,056 ,253* ,015
,819 ,008 ,939 ,071 ,588 ,012 ,884
97 97 97 97 97 97 97
,398** ,191 ,012 ,485** -,030 ,351** ,151
,000 ,061 ,904 ,000 ,767 ,000 ,141
97 97 97 97 97 97 97
,437** ,291** ,192 ,283** ,389** ,521** ,365**
,000 ,004 ,059 ,005 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,470** ,332** ,224* ,136 ,274** ,397** ,191
,000 ,001 ,027 ,184 ,007 ,000 ,061
97 97 97 97 97 97 97
-,024 ,269** ,008 ,184 ,056 ,253* ,015
,819 ,008 ,939 ,071 ,588 ,012 ,884
97 97 97 97 97 97 97
,160 ,222* ,133 -,092 ,243* ,119 -,038
,117 ,029 ,195 ,372 ,016 ,245 ,712
97 97 97 97 97 97 97
-,003 ,283** ,346** ,271** ,462** ,474** ,505**
,976 ,005 ,001 ,007 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,263** ,309** ,380** ,406** ,385** ,339** ,502**
,009 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,524** ,215* ,260* ,393** ,193 ,469** ,258*
,000 ,034 ,010 ,000 ,058 ,000 ,011
97 97 97 97 97 97 97
,310** -,010 ,090 ,215* ,173 ,141 ,225*
Page 5
Correlations
item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,354** -,046 ,357** ,213* ,505** ,401** ,032
,000 ,655 ,000 ,036 ,000 ,000 ,759
97 97 97 97 97 97 97
,284** ,097 ,277** ,542** ,171 ,182 ,198
,005 ,346 ,006 ,000 ,094 ,074 ,051
97 97 97 97 97 97 97
,030 ,090 ,090 ,306** ,604** ,512** ,127
,772 ,378 ,379 ,002 ,000 ,000 ,216
97 97 97 97 97 97 97
,470** -,018 ,524** ,318** ,471** ,297** -,025
,000 ,862 ,000 ,002 ,000 ,003 ,807
97 97 97 97 97 97 97
,015 ,046 ,046 ,101 ,236* ,202* -,262**
,884 ,657 ,658 ,325 ,020 ,048 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,151 ,072 ,216* ,355** ,622** ,406** ,100
,141 ,485 ,034 ,000 ,000 ,000 ,328
97 97 97 97 97 97 97
,365** ,350** ,317** ,388** ,363** ,469** ,621**
,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,191 ,153 ,135 ,173 ,175 ,342** ,446**
,061 ,135 ,188 ,090 ,087 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,015 ,046 ,046 ,101 ,236* ,202* -,262**
,884 ,657 ,658 ,325 ,020 ,048 ,009
97 97 97 97 97 97 97
-,038 ,313** ,230* ,206* ,023 ,097 ,275**
,712 ,002 ,023 ,043 ,826 ,343 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,505** ,332** ,300** ,436** ,176 ,120 ,319**
,000 ,001 ,003 ,000 ,085 ,241 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,502** ,390** ,293** ,383** ,335** ,101 ,093
,000 ,000 ,004 ,000 ,001 ,324 ,365
97 97 97 97 97 97 97
,258* ,355** ,455** ,602** ,503** ,499** ,342**
,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,225* ,041 ,241* ,202* ,187 ,234* -,025Page 6
Correlations
item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,032 ,326** ,089 ,059 -,256* ,113 -,044
,759 ,001 ,384 ,566 ,011 ,270 ,671
97 97 97 97 97 97 97
,198 ,075 ,127 ,188 ,070 ,381** ,296**
,051 ,465 ,213 ,064 ,496 ,000 ,003
97 97 97 97 97 97 97
,127 ,246* -,005 ,159 -,053 ,225* -,092
,216 ,015 ,958 ,121 ,609 ,027 ,371
97 97 97 97 97 97 97
-,025 ,122 ,210* ,277** ,148 -,001 ,093
,807 ,235 ,039 ,006 ,148 ,993 ,364
97 97 97 97 97 97 97
-,262** ,396** ,263** ,326** ,149 ,002 ,193
,009 ,000 ,009 ,001 ,146 ,982 ,059
97 97 97 97 97 97 97
,100 ,366** -,004 ,177 ,081 ,353** -,223*
,328 ,000 ,967 ,083 ,431 ,000 ,028
97 97 97 97 97 97 97
,621** ,133 ,238* ,231* ,091 ,373** ,323**
,000 ,196 ,019 ,023 ,375 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,446** -,045 ,265** ,433** ,303** ,208* ,412**
,000 ,658 ,009 ,000 ,003 ,041 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,262** ,396** ,263** ,326** ,149 ,002 ,193
,009 ,000 ,009 ,001 ,146 ,982 ,059
97 97 97 97 97 97 97
,275** -,231* ,151 -,004 ,420** ,215* ,261**
,007 ,023 ,141 ,968 ,000 ,034 ,010
97 97 97 97 97 97 97
,319** ,308** ,233* ,065 ,241* ,038 ,225*
,001 ,002 ,022 ,528 ,017 ,709 ,027
97 97 97 97 97 97 97
,093 ,147 ,250* ,236* ,296** -,007 ,017
,365 ,151 ,014 ,020 ,003 ,944 ,869
97 97 97 97 97 97 97
,342** ,433** ,311** ,163 ,212* ,566** -,060
,001 ,000 ,002 ,111 ,037 ,000 ,563
97 97 97 97 97 97 97
-,025 ,195 ,238* ,218* -,007 ,091 -,066Page 7
Correlations
item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,044 -,429** -,210* -,221* ,059 ,224* -,450**
,671 ,000 ,039 ,030 ,566 ,027 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,296** ,013 ,120 ,186 ,188 ,276** ,170
,003 ,896 ,242 ,069 ,064 ,006 ,097
97 97 97 97 97 97 97
-,092 ,151 -,100 -,069 ,159 ,338** -,208*
,371 ,139 ,328 ,504 ,121 ,001 ,041
97 97 97 97 97 97 97
,093 -,030 ,020 ,014 ,277** ,201* -,024
,364 ,771 ,847 ,895 ,006 ,049 ,814
97 97 97 97 97 97 97
,193 -,220* ,113 ,152 ,326** ,597** -,271**
,059 ,031 ,270 ,137 ,001 ,000 ,007
97 97 97 97 97 97 97
-,223* ,120 -,080 -,054 ,177 ,179 -,252*
,028 ,242 ,439 ,596 ,083 ,080 ,013
97 97 97 97 97 97 97
,323** ,246* -,107 -,041 ,231* ,292** ,074
,001 ,015 ,296 ,688 ,023 ,004 ,473
97 97 97 97 97 97 97
,412** ,351** ,147 ,101 ,433** ,330** ,143
,000 ,000 ,151 ,327 ,000 ,001 ,163
97 97 97 97 97 97 97
,193 -,220* ,113 ,152 ,326** ,597** -,271**
,059 ,031 ,270 ,137 ,001 ,000 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,261** ,860** ,408** ,343** -,004 -,058 ,696**
,010 ,000 ,000 ,001 ,968 ,571 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,225* -,024 ,043 ,123 ,065 ,000 ,268**
,027 ,818 ,675 ,229 ,528 1,000 ,008
97 97 97 97 97 97 97
,017 ,295** ,309** ,279** ,236* ,000 ,408**
,869 ,003 ,002 ,006 ,020 1,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,060 ,338** ,162 ,219* ,163 ,165 -,014
,563 ,001 ,114 ,031 ,111 ,106 ,888
97 97 97 97 97 97 97
-,066 -,102 ,025 ,029 ,218* ,111 -,125Page 8
Correlations
item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,450** -,041 ,089 ,304** ,302** ,407** ,457**
,000 ,695 ,384 ,003 ,003 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,170 ,084 ,127 ,169 ,223* ,017 ,232*
,097 ,418 ,213 ,098 ,028 ,865 ,022
97 96 97 97 97 97 97
-,208* ,107 -,005 ,201* -,005 ,281** ,197
,041 ,301 ,958 ,049 ,962 ,005 ,053
97 96 97 97 97 97 97
-,024 -,021 ,210* ,371** ,326** ,520** ,629**
,814 ,838 ,039 ,000 ,001 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
-,271** ,054 ,263** ,232* ,234* ,008 -,014
,007 ,603 ,009 ,022 ,021 ,936 ,892
97 96 97 97 97 97 97
-,252* ,085 -,004 ,365** ,120 ,432** ,334**
,013 ,413 ,967 ,000 ,241 ,000 ,001
97 96 97 97 97 97 97
,074 ,716** ,238* ,326** ,415** ,200* -,146
,473 ,000 ,019 ,001 ,000 ,049 ,152
97 96 97 97 97 97 97
,143 ,871** ,265** ,339** ,465** ,234* -,179
,163 ,000 ,009 ,001 ,000 ,021 ,080
97 96 97 97 97 97 97
-,271** ,054 ,263** ,232* ,234* ,008 -,014
,007 ,603 ,009 ,022 ,021 ,936 ,892
97 96 97 97 97 97 97
,696** ,358** ,151 -,111 ,013 ,002 -,081
,000 ,000 ,141 ,279 ,900 ,985 ,432
97 96 97 97 97 97 97
,268** ,053 ,233* ,160 ,207* ,026 -,282**
,008 ,609 ,022 ,116 ,042 ,797 ,005
97 96 97 97 97 97 97
,408** ,095 ,250* ,331** ,222* ,396** -,007
,000 ,356 ,014 ,001 ,029 ,000 ,947
97 96 97 97 97 97 97
-,014 ,168 ,311** ,279** ,162 ,271** ,125
,888 ,101 ,002 ,006 ,112 ,007 ,221
97 96 97 97 97 97 97
-,125 -,100 ,238* ,305** ,264** ,384** ,480**
Page 9
Correlations
item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,457** ,166 ,411** -,120 ,129 -,053 -,028
,000 ,104 ,000 ,242 ,207 ,606 ,786
97 97 97 97 97 97 97
,232* ,112 ,126 ,147 ,118 -,059 ,428**
,022 ,275 ,217 ,149 ,251 ,563 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,197 ,384** ,434** ,000 ,183 -,048 -,103
,053 ,000 ,000 1,000 ,073 ,641 ,315
97 97 97 97 97 97 97
,629** -,024 ,172 ,250* ,304** ,177 ,335**
,000 ,812 ,093 ,013 ,003 ,083 ,001
97 97 97 97 97 97 97
-,014 ,062 ,000 ,000 -,004 ,189 -,052
,892 ,544 1,000 1,000 ,969 ,064 ,613
97 97 97 97 97 97 97
,334** ,373** ,458** ,000 ,195 -,038 ,158
,001 ,000 ,000 1,000 ,055 ,712 ,121
97 97 97 97 97 97 97
-,146 ,237* ,375** ,274** ,179 ,083 ,375**
,152 ,019 ,000 ,007 ,080 ,419 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,179 ,073 ,212* ,308** ,012 ,070 ,372**
,080 ,475 ,038 ,002 ,911 ,495 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,014 ,062 ,000 ,000 -,004 ,189 -,052
,892 ,544 1,000 1,000 ,969 ,064 ,613
97 97 97 97 97 97 97
-,081 ,254* -,075 ,218* ,349** ,456** ,431**
,432 ,012 ,467 ,032 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,282** ,218* ,229* ,267** ,216* ,265** ,377**
,005 ,032 ,024 ,008 ,034 ,009 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,007 ,219* ,347** ,289** ,187 ,270** ,372**
,947 ,031 ,001 ,004 ,067 ,007 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,125 1,000** ,707** ,206* ,636** ,538** ,341**
,221 ,000 ,000 ,043 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,480** ,123 ,333** ,173 ,198 ,133 ,135Page 10
Correlations
item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,028 ,072 ,407** -,571** -,429** -,491** -,230*
,786 ,485 ,000 ,000 ,000 ,000 ,024
97 97 97 97 97 97 97
,428** ,016 ,017 ,177 ,013 ,210* ,243*
,000 ,876 ,865 ,082 ,896 ,039 ,016
97 97 97 97 97 97 97
-,103 -,258* ,281** -,099 ,151 -,184 ,057
,315 ,011 ,005 ,333 ,139 ,072 ,580
97 97 97 97 97 97 97
,335** ,216* ,520** -,035 -,030 -,015 ,153
,001 ,034 ,000 ,735 ,771 ,886 ,135
97 97 97 97 97 97 97
-,052 -,287** ,008 -,189 -,220* -,223* ,029
,613 ,004 ,936 ,064 ,031 ,028 ,780
97 97 97 97 97 97 97
,158 ,016 ,432** -,151 ,120 -,214* ,191
,121 ,877 ,000 ,139 ,242 ,036 ,061
97 97 97 97 97 97 97
,375** ,085 ,200* ,172 ,246* ,094 ,140
,000 ,405 ,049 ,092 ,015 ,357 ,170
97 97 97 97 97 97 97
,372** ,174 ,234* ,280** ,351** ,143 ,186
,000 ,089 ,021 ,006 ,000 ,163 ,068
97 97 97 97 97 97 97
-,052 -,287** ,008 -,189 -,220* -,223* ,029
,613 ,004 ,936 ,064 ,031 ,028 ,780
97 97 97 97 97 97 97
,431** ,114 ,002 1,000** ,860** ,690** ,466**
,000 ,267 ,985 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,377** ,199 ,026 ,091 -,024 ,248* ,131
,000 ,051 ,797 ,375 ,818 ,014 ,201
97 97 97 97 97 97 97
,372** ,269** ,396** ,222* ,295** ,117 ,161
,000 ,008 ,000 ,029 ,003 ,255 ,114
97 97 97 97 97 97 97
,341** -,026 ,271** ,254* ,338** ,281** ,478**
,001 ,799 ,007 ,012 ,001 ,005 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,135 ,088 ,384** -,231* -,102 -,183 -,014Page 11
Correlations
item_67 Efektivitas
item_1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_5 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_6 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_7 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_8 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_9 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_12 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,230* ,244*
,024 ,016
97 97
,243* ,384**
,016 ,000
97 97
,057 ,315**
,580 ,002
97 97
,153 ,472**
,135 ,000
97 97
,029 ,259*
,780 ,011
97 97
,191 ,378**
,061 ,000
97 97
,140 ,426**
,170 ,000
97 97
,186 ,399**
,068 ,000
97 97
,029 ,259*
,780 ,011
97 97
,466** ,319**
,000 ,001
97 97
,131 ,355**
,201 ,000
97 97
,161 ,451**
,114 ,000
97 97
,478** ,573**
,000 ,000
97 97
-,014 ,280**
Page 12
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,301** ,052 ,204* ,295** ,000 ,223* -,150
,003 ,614 ,046 ,003 ,996 ,028 ,142
97 97 97 97 97 97 97
-,100 ,398** -,067 ,013 ,296** ,119 ,117
,330 ,000 ,512 ,897 ,003 ,245 ,255
97 97 97 97 97 97 97
-,047 ,317** ,173 ,253* ,296** ,192 ,059
,650 ,002 ,091 ,013 ,003 ,060 ,565
97 97 97 97 97 97 97
,178 ,271** ,249* ,471** ,367** ,261** -,017
,082 ,007 ,014 ,000 ,000 ,010 ,868
97 97 97 97 97 97 97
,443** ,034 ,461** ,456** ,169 ,498** ,072
,000 ,742 ,000 ,000 ,098 ,000 ,485
97 97 97 97 97 97 97
-,198 ,490** -,118 ,291** -,060 ,085 ,205*
,052 ,000 ,248 ,004 ,561 ,410 ,044
97 97 97 97 97 97 97
,431** -,240* ,066 ,303** ,033 ,334** -,114
,000 ,018 ,521 ,003 ,746 ,001 ,266
97 97 97 97 97 97 97
-,074 ,131 -,202* ,156 ,267** -,237* -,157
,473 ,201 ,047 ,127 ,008 ,019 ,126
97 97 97 97 97 97 97
,406** ,048 ,582** ,369** ,139 ,623** ,051
,000 ,642 ,000 ,000 ,173 ,000 ,620
97 97 97 97 97 97 97
,348** ,327** ,400** ,432** ,310** ,317** ,426**
,000 ,001 ,000 ,000 ,002 ,002 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,383** ,105 ,245* ,254* ,344** ,137 ,331**
,000 ,305 ,016 ,012 ,001 ,182 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,377** ,182 ,365** ,172 -,024 ,398** ,437**
,000 ,074 ,000 ,092 ,819 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,081 -,006 ,358** ,207* ,269** ,191 ,291**
,433 ,954 ,000 ,042 ,008 ,061 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,006 -,013 ,016 -,003 ,008 ,012 ,192Page 13
Correlations
item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,150 -,127 ,000 -,231* -,193 ,222* ,123
,142 ,215 ,996 ,023 ,059 ,029 ,230
97 97 97 97 97 97 97
,117 ,099 ,296** -,045 ,328** ,332** ,286**
,255 ,337 ,003 ,660 ,001 ,001 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,059 ,050 ,296** ,305** ,324** ,196 ,367**
,565 ,627 ,003 ,002 ,001 ,054 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,017 -,014 ,367** ,221* ,285** ,148 ,332**
,868 ,888 ,000 ,030 ,005 ,148 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,072 ,061 ,169 -,019 -,085 ,238* ,200*
,485 ,555 ,098 ,852 ,409 ,019 ,049
97 97 97 97 97 97 97
,205* ,173 -,060 ,316** ,213* ,189 ,222*
,044 ,090 ,561 ,002 ,037 ,063 ,029
97 97 97 97 97 97 97
-,114 -,096 ,033 -,038 -,118 ,077 ,007
,266 ,347 ,746 ,709 ,248 ,452 ,948
97 97 97 97 97 97 97
-,157 -,132 ,267** ,212* ,394** ,056 ,116
,126 ,196 ,008 ,037 ,000 ,587 ,256
97 97 97 97 97 97 97
,051 ,043 ,139 -,132 -,205* ,187 ,254*
,620 ,675 ,173 ,197 ,043 ,067 ,012
97 97 97 97 97 97 97
,426** ,466** ,310** ,120 ,238* ,246* ,304**
,000 ,000 ,002 ,242 ,019 ,015 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,331** ,386** ,344** ,078 ,274** ,156 ,092
,001 ,000 ,001 ,446 ,007 ,127 ,372
97 97 97 97 97 97 97
,437** ,470** -,024 ,160 -,003 ,263** ,524**
,000 ,000 ,819 ,117 ,976 ,009 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,291** ,332** ,269** ,222* ,283** ,309** ,215*
,004 ,001 ,008 ,029 ,005 ,002 ,034
97 97 97 97 97 97 97
,192 ,224* ,008 ,133 ,346** ,380** ,260*
Page 14
Correlations
item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,123 1 -,019 -,023 ,144 ,247* ,045
,230 ,855 ,822 ,159 ,015 ,664
97 97 97 97 97 97 97
,286** -,019 1 ,473** ,303** -,042 ,500**
,005 ,855 ,000 ,003 ,680 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,367** -,023 ,473** 1 ,748** ,531** ,507**
,000 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,332** ,144 ,303** ,748** 1 ,344** ,371**
,001 ,159 ,003 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,200* ,247* -,042 ,531** ,344** 1 ,138
,049 ,015 ,680 ,000 ,001 ,178
97 97 97 97 97 97 97
,222* ,045 ,500** ,507** ,371** ,138 1
,029 ,664 ,000 ,000 ,000 ,178
97 97 97 97 97 97 97
,007 ,176 -,096 ,241* ,468** ,418** -,050
,948 ,084 ,349 ,017 ,000 ,000 ,623
97 97 97 97 97 97 97
,116 -,055 ,272** ,728** ,774** ,195 ,162
,256 ,593 ,007 ,000 ,000 ,056 ,112
97 97 97 97 97 97 97
,254* ,329** -,030 ,328** ,279** ,782** ,119
,012 ,001 ,770 ,001 ,006 ,000 ,244
97 97 97 97 97 97 97
,304** ,277** -,032 ,430** ,520** ,522** ,126
,002 ,006 ,757 ,000 ,000 ,000 ,218
97 97 97 97 97 97 97
,092 ,108 -,240* ,296** ,387** ,462** -,228*
,372 ,293 ,018 ,003 ,000 ,000 ,025
97 97 97 97 97 97 97
,524** ,310** -,048 ,162 ,222* ,391** ,090
,000 ,002 ,643 ,112 ,029 ,000 ,380
97 97 97 97 97 97 97
,215* -,010 ,007 ,412** ,471** ,501** ,013
,034 ,926 ,943 ,000 ,000 ,000 ,900
97 97 97 97 97 97 97
,260* ,090 ,171 ,566** ,339** ,567** ,242*
Page 15
Correlations
item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,045 ,176 -,055 ,329** ,277** ,108 ,310**
,664 ,084 ,593 ,001 ,006 ,293 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,500** -,096 ,272** -,030 -,032 -,240* -,048
,000 ,349 ,007 ,770 ,757 ,018 ,643
97 97 97 97 97 97 97
,507** ,241* ,728** ,328** ,430** ,296** ,162
,000 ,017 ,000 ,001 ,000 ,003 ,112
97 97 97 97 97 97 97
,371** ,468** ,774** ,279** ,520** ,387** ,222*
,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,000 ,029
97 97 97 97 97 97 97
,138 ,418** ,195 ,782** ,522** ,462** ,391**
,178 ,000 ,056 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
1 -,050 ,162 ,119 ,126 -,228* ,090
,623 ,112 ,244 ,218 ,025 ,380
97 97 97 97 97 97 97
-,050 1 ,348** ,335** ,139 ,300** ,047
,623 ,000 ,001 ,175 ,003 ,650
97 97 97 97 97 97 97
,162 ,348** 1 ,040 ,279** ,322** -,049
,112 ,000 ,695 ,006 ,001 ,634
97 97 97 97 97 97 97
,119 ,335** ,040 1 ,508** ,373** ,373**
,244 ,001 ,695 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,126 ,139 ,279** ,508** 1 ,835** ,782**
,218 ,175 ,006 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,228* ,300** ,322** ,373** ,835** 1 ,552**
,025 ,003 ,001 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,090 ,047 -,049 ,373** ,782** ,552** 1
,380 ,650 ,634 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,013 ,168 ,375** ,406** ,618** ,619** ,321**
,900 ,100 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,242* ,111 ,396** ,459** ,485** ,477** ,239*
Page 16
Correlations
item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,310** -,010 ,090 ,215* ,173 ,141 ,225*
,002 ,926 ,378 ,034 ,090 ,167 ,027
97 97 97 97 97 97 97
-,048 ,007 ,171 ,179 ,250* ,404** ,178
,643 ,943 ,093 ,080 ,014 ,000 ,081
97 97 97 97 97 97 97
,162 ,412** ,566** ,463** ,404** ,630** ,327**
,112 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,222* ,471** ,339** ,372** ,518** ,592** ,355**
,029 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,391** ,501** ,567** ,761** ,280** ,428** ,510**
,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,090 ,013 ,242* ,265** ,387** ,582** ,460**
,380 ,900 ,017 ,009 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,047 ,168 ,111 ,269** ,224* ,033 ,331**
,650 ,100 ,279 ,008 ,027 ,747 ,001
97 97 97 97 97 97 97
-,049 ,375** ,396** ,166 ,461** ,339** ,223*
,634 ,000 ,000 ,103 ,000 ,001 ,028
97 97 97 97 97 97 97
,373** ,406** ,459** ,803** ,135 ,509** ,412**
,000 ,000 ,000 ,000 ,188 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,782** ,618** ,485** ,478** ,503** ,730** ,370**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,552** ,619** ,477** ,355** ,381** ,452** ,217*
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,032
97 97 97 97 97 97 97
1 ,321** ,239* ,279** ,337** ,551** ,269**
,001 ,018 ,006 ,001 ,000 ,008
97 97 97 97 97 97 97
,321** 1 ,554** ,598** ,478** ,513** ,366**
,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,239* ,554** 1 ,692** ,434** ,489** ,527**
Page 17
Correlations
item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,225* ,041 ,241* ,202* ,187 ,234* -,025
,027 ,688 ,017 ,047 ,067 ,021 ,809
97 97 97 97 97 97 97
,178 ,092 ,092 ,270** ,063 -,208* -,135
,081 ,368 ,369 ,008 ,541 ,041 ,187
97 97 97 97 97 97 97
,327** ,388** ,259* ,488** ,242* -,053 ,191
,001 ,000 ,010 ,000 ,017 ,603 ,061
97 97 97 97 97 97 97
,355** ,380** ,396** ,335** ,234* ,224* ,126
,000 ,000 ,000 ,001 ,021 ,027 ,218
97 97 97 97 97 97 97
,510** ,333** ,444** ,393** ,678** ,146 ,080
,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,154 ,438
97 97 97 97 97 97 97
,460** ,162 ,393** ,550** ,110 ,021 ,228*
,000 ,112 ,000 ,000 ,282 ,835 ,025
97 97 97 97 97 97 97
,331** ,202* ,320** ,012 ,210* ,159 ,035
,001 ,047 ,001 ,907 ,039 ,120 ,733
97 97 97 97 97 97 97
,223* ,358** ,177 ,046 -,084 -,211* ,004
,028 ,000 ,084 ,657 ,411 ,038 ,972
97 97 97 97 97 97 97
,412** ,264** ,354** ,407** ,649** ,200* ,057
,000 ,009 ,000 ,000 ,000 ,050 ,582
97 97 97 97 97 97 97
,370** ,437** ,448** ,573** ,504** ,482** ,408**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,217* ,362** ,224* ,309** ,345** ,401** ,301**
,032 ,000 ,027 ,002 ,001 ,000 ,003
97 97 97 97 97 97 97
,269** ,328** ,451** ,517** ,497** ,564** ,423**
,008 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,366** ,632** ,410** ,339** ,588** ,189 ,270**
,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,063 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,527** ,442** ,282** ,432** ,286** ,020 ,175Page 18
Correlations
item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,025 ,195 ,238* ,218* -,007 ,091 -,066
,809 ,055 ,019 ,032 ,945 ,378 ,520
97 97 97 97 97 97 97
-,135 ,340** ,210* ,122 ,373** ,410** ,100
,187 ,001 ,039 ,233 ,000 ,000 ,331
97 97 97 97 97 97 97
,191 ,267** ,236* ,006 ,543** ,515** ,173
,061 ,008 ,020 ,950 ,000 ,000 ,090
97 97 97 97 97 97 97
,126 ,285** ,277** ,035 ,320** ,394** ,240*
,218 ,005 ,006 ,737 ,001 ,000 ,018
97 97 97 97 97 97 97
,080 ,222* ,287** ,008 ,222* ,210* ,032
,438 ,029 ,004 ,939 ,029 ,039 ,759
97 97 97 97 97 97 97
,228* ,192 ,213* ,100 ,346** ,427** ,015
,025 ,059 ,036 ,332 ,001 ,000 ,882
97 97 97 97 97 97 97
,035 ,077 ,005 -,061 -,063 ,106 -,098
,733 ,456 ,958 ,551 ,538 ,304 ,341
97 97 97 97 97 97 97
,004 ,076 ,152 -,164 ,327** ,235* ,282**
,972 ,462 ,137 ,108 ,001 ,020 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,057 ,371** ,233* -,016 ,065 ,367** -,125
,582 ,000 ,022 ,875 ,526 ,000 ,221
97 97 97 97 97 97 97
,408** ,392** ,530** ,403** ,412** ,417** ,429**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,301** ,281** ,398** ,254* ,274** ,148 ,503**
,003 ,005 ,000 ,012 ,007 ,147 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,423** ,271** ,370** ,451** ,291** ,485** ,215*
,000 ,007 ,000 ,000 ,004 ,000 ,034
97 97 97 97 97 97 97
,270** ,327** ,406** -,081 ,362** ,144 ,530**
,007 ,001 ,000 ,427 ,000 ,158 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,175 ,368** ,628** ,070 ,417** ,104 ,157Page 19
Correlations
item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,066 -,102 ,025 ,029 ,218* ,111 -,125
,520 ,318 ,806 ,774 ,032 ,279 ,222
97 97 97 97 97 97 97
,100 -,085 ,329** ,422** ,122 ,276** -,145
,331 ,406 ,001 ,000 ,233 ,006 ,157
97 97 97 97 97 97 97
,173 ,420** ,473** ,468** ,006 ,262** ,192
,090 ,000 ,000 ,000 ,950 ,009 ,060
97 97 97 97 97 97 97
,240* ,372** ,379** ,426** ,035 ,303** ,130
,018 ,000 ,000 ,000 ,737 ,003 ,205
97 97 97 97 97 97 97
,032 ,233* ,192 ,131 ,008 ,319** ,077
,759 ,021 ,060 ,200 ,939 ,001 ,453
97 97 97 97 97 97 97
,015 ,272** ,128 ,229* ,100 ,000 ,220*
,882 ,007 ,211 ,024 ,332 1,000 ,030
97 97 97 97 97 97 97
-,098 ,142 ,263** ,254* -,061 ,000 -,123
,341 ,165 ,009 ,012 ,551 1,000 ,232
97 97 97 97 97 97 97
,282** ,276** ,494** ,501** -,164 ,186 ,194
,005 ,006 ,000 ,000 ,108 ,069 ,056
97 97 97 97 97 97 97
-,125 ,180 ,017 ,135 -,016 ,258* -,072
,221 ,078 ,867 ,189 ,875 ,011 ,486
97 97 97 97 97 97 97
,429** ,348** ,280** ,242* ,403** ,455** ,236*
,000 ,000 ,005 ,017 ,000 ,000 ,020
97 97 97 97 97 97 97
,503** ,218* ,307** ,230* ,254* ,461** ,265**
,000 ,032 ,002 ,023 ,012 ,000 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,215* ,372** ,200* ,070 ,451** ,304** ,129
,034 ,000 ,049 ,493 ,000 ,002 ,207
97 97 97 97 97 97 97
,530** ,434** ,474** ,536** -,081 ,445** ,494**
,000 ,000 ,000 ,000 ,427 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,157 ,290** ,281** ,310** ,070 ,161 ,337**
Page 20
Correlations
item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,125 -,100 ,238* ,305** ,264** ,384** ,480**
,222 ,331 ,019 ,002 ,009 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
-,145 ,109 ,210* ,152 ,187 ,017 -,028
,157 ,290 ,039 ,137 ,067 ,871 ,782
97 96 97 97 97 97 97
,192 ,197 ,236* ,003 ,301** ,214* ,073
,060 ,054 ,020 ,976 ,003 ,036 ,478
97 96 97 97 97 97 97
,130 ,148 ,277** ,048 ,352** ,393** ,374**
,205 ,150 ,006 ,643 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,077 ,239* ,287** ,248* ,477** ,633** ,406**
,453 ,019 ,004 ,014 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,220* ,192 ,213* ,114 ,190 ,253* ,330**
,030 ,061 ,036 ,268 ,063 ,013 ,001
97 96 97 97 97 97 97
-,123 -,107 ,005 ,189 ,240* ,380** ,253*
,232 ,301 ,958 ,064 ,018 ,000 ,013
97 96 97 97 97 97 97
,194 ,054 ,152 -,204* ,264** ,123 ,038
,056 ,599 ,137 ,045 ,009 ,232 ,710
97 96 97 97 97 97 97
-,072 ,187 ,233* ,172 ,267** ,613** ,417**
,486 ,067 ,022 ,092 ,008 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,236* ,559** ,530** ,391** ,693** ,612** ,290**
,020 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004
97 96 97 97 97 97 97
,265** ,469** ,398** ,201* ,578** ,354** -,019
,009 ,000 ,000 ,048 ,000 ,000 ,851
97 96 97 97 97 97 97
,129 ,562** ,370** ,459** ,571** ,590** ,357**
,207 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,494** ,501** ,406** ,063 ,516** ,578** -,046
,000 ,000 ,000 ,537 ,000 ,000 ,653
97 96 97 97 97 97 97
,337** ,337** ,628** ,220* ,522** ,415** -,029Page 21
Correlations
item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,480** ,123 ,333** ,173 ,198 ,133 ,135
,000 ,230 ,001 ,090 ,051 ,195 ,186
97 97 97 97 97 97 97
-,028 ,286** ,133 ,000 -,008 ,124 ,312**
,782 ,005 ,194 1,000 ,938 ,227 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,073 ,367** ,196 ,164 ,317** ,440** ,446**
,478 ,000 ,054 ,109 ,002 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,374** ,332** ,227* ,189 ,486** ,418** ,253*
,000 ,001 ,025 ,064 ,000 ,000 ,012
97 97 97 97 97 97 97
,406** ,200* ,341** ,199 ,295** ,335** ,328**
,000 ,049 ,001 ,051 ,003 ,001 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,330** ,222* ,183 ,534** ,469** ,271** ,630**
,001 ,029 ,072 ,000 ,000 ,007 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,253* ,007 ,000 ,000 ,199 ,259* ,103
,013 ,948 1,000 1,000 ,051 ,010 ,315
97 97 97 97 97 97 97
,038 ,116 -,119 ,000 ,220* ,414** ,141
,710 ,256 ,246 1,000 ,030 ,000 ,167
97 97 97 97 97 97 97
,417** ,254* ,332** ,322** ,313** ,167 ,272**
,000 ,012 ,001 ,001 ,002 ,101 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,290** ,304** ,526** ,341** ,356** ,291** ,441**
,004 ,002 ,000 ,001 ,000 ,004 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,019 ,092 ,237* ,172 ,081 ,222* ,228*
,851 ,372 ,020 ,091 ,429 ,029 ,025
97 97 97 97 97 97 97
,357** ,524** ,670** ,163 ,412** ,265** ,395**
,000 ,000 ,000 ,111 ,000 ,009 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,046 ,215* ,190 ,277** ,294** ,330** ,211*
,653 ,034 ,062 ,006 ,003 ,001 ,038
97 97 97 97 97 97 97
-,029 ,260* ,378** ,601** ,334** ,514** ,456**
Page 22
Correlations
item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,135 ,088 ,384** -,231* -,102 -,183 -,014
,186 ,393 ,000 ,023 ,318 ,073 ,889
97 97 97 97 97 97 97
,312** -,008 ,017 -,045 -,085 ,182 ,397**
,002 ,939 ,871 ,660 ,406 ,075 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,446** ,001 ,214* ,305** ,420** ,540** ,566**
,000 ,989 ,036 ,002 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,253* -,117 ,393** ,221* ,372** ,336** ,363**
,012 ,253 ,000 ,030 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,328** ,198 ,633** -,019 ,233* ,047 ,296**
,001 ,052 ,000 ,852 ,021 ,649 ,003
97 97 97 97 97 97 97
,630** ,285** ,253* ,316** ,272** ,461** ,452**
,000 ,005 ,013 ,002 ,007 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,103 ,153 ,380** -,038 ,142 -,075 ,081
,315 ,133 ,000 ,709 ,165 ,468 ,430
97 97 97 97 97 97 97
,141 -,104 ,123 ,212* ,276** ,465** ,377**
,167 ,312 ,232 ,037 ,006 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,272** ,071 ,613** -,132 ,180 -,065 ,237*
,007 ,490 ,000 ,197 ,078 ,524 ,020
97 97 97 97 97 97 97
,441** ,131 ,612** ,120 ,348** ,174 ,287**
,000 ,201 ,000 ,242 ,000 ,088 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,228* ,077 ,354** ,078 ,218* ,005 ,014
,025 ,454 ,000 ,446 ,032 ,963 ,889
97 97 97 97 97 97 97
,395** ,166 ,590** ,160 ,372** ,086 ,289**
,000 ,104 ,000 ,117 ,000 ,402 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,211* ,211* ,578** ,222* ,434** ,388** ,418**
,038 ,038 ,000 ,029 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,456** ,226* ,415** ,133 ,290** ,269** ,293**
Page 23
Correlations
item_67 Efektivitas
item_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_18 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_19 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_20 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_21 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_22 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_23 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_24 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_25 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_26 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,014 ,280**
,889 ,005
97 97
,397** ,286**
,000 ,004
97 97
,566** ,614**
,000 ,000
97 97
,363** ,626**
,000 ,000
97 97
,296** ,597**
,003 ,000
97 97
,452** ,461**
,000 ,000
97 97
,081 ,271**
,430 ,007
97 97
,377** ,354**
,000 ,000
97 97
,237* ,521**
,020 ,000
97 97
,287** ,802**
,004 ,000
97 97
,014 ,562**
,889 ,000
97 97
,289** ,673**
,004 ,000
97 97
,418** ,640**
,000 ,000
97 97
,293** ,597**
Page 24
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,006 -,013 ,016 -,003 ,008 ,012 ,192
,950 ,901 ,879 ,976 ,939 ,904 ,059
97 97 97 97 97 97 97
,374** ,133 ,471** ,367** ,184 ,485** ,283**
,000 ,192 ,000 ,000 ,071 ,000 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,067 ,483** -,113 ,288** ,056 -,030 ,389**
,517 ,000 ,271 ,004 ,588 ,767 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,223* ,548** ,324** ,360** ,253* ,351** ,521**
,028 ,000 ,001 ,000 ,012 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,354** ,284** ,030 ,470** ,015 ,151 ,365**
,000 ,005 ,772 ,000 ,884 ,141 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,046 ,097 ,090 -,018 ,046 ,072 ,350**
,655 ,346 ,378 ,862 ,657 ,485 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,357** ,277** ,090 ,524** ,046 ,216* ,317**
,000 ,006 ,379 ,000 ,658 ,034 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,213* ,542** ,306** ,318** ,101 ,355** ,388**
,036 ,000 ,002 ,002 ,325 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,505** ,171 ,604** ,471** ,236* ,622** ,363**
,000 ,094 ,000 ,000 ,020 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,401** ,182 ,512** ,297** ,202* ,406** ,469**
,000 ,074 ,000 ,003 ,048 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,032 ,198 ,127 -,025 -,262** ,100 ,621**
,759 ,051 ,216 ,807 ,009 ,328 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,326** ,075 ,246* ,122 ,396** ,366** ,133
,001 ,465 ,015 ,235 ,000 ,000 ,196
97 97 97 97 97 97 97
,089 ,127 -,005 ,210* ,263** -,004 ,238*
,384 ,213 ,958 ,039 ,009 ,967 ,019
97 97 97 97 97 97 97
,059 ,188 ,159 ,277** ,326** ,177 ,231*
Page 25
Correlations
item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,192 ,224* ,008 ,133 ,346** ,380** ,260*
,059 ,027 ,939 ,195 ,001 ,000 ,010
97 97 97 97 97 97 97
,283** ,136 ,184 -,092 ,271** ,406** ,393**
,005 ,184 ,071 ,372 ,007 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,389** ,274** ,056 ,243* ,462** ,385** ,193
,000 ,007 ,588 ,016 ,000 ,000 ,058
97 97 97 97 97 97 97
,521** ,397** ,253* ,119 ,474** ,339** ,469**
,000 ,000 ,012 ,245 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,365** ,191 ,015 -,038 ,505** ,502** ,258*
,000 ,061 ,884 ,712 ,000 ,000 ,011
97 97 97 97 97 97 97
,350** ,153 ,046 ,313** ,332** ,390** ,355**
,000 ,135 ,657 ,002 ,001 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,317** ,135 ,046 ,230* ,300** ,293** ,455**
,002 ,188 ,658 ,023 ,003 ,004 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,388** ,173 ,101 ,206* ,436** ,383** ,602**
,000 ,090 ,325 ,043 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,363** ,175 ,236* ,023 ,176 ,335** ,503**
,000 ,087 ,020 ,826 ,085 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,469** ,342** ,202* ,097 ,120 ,101 ,499**
,000 ,001 ,048 ,343 ,241 ,324 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,621** ,446** -,262** ,275** ,319** ,093 ,342**
,000 ,000 ,009 ,007 ,001 ,365 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,133 -,045 ,396** -,231* ,308** ,147 ,433**
,196 ,658 ,000 ,023 ,002 ,151 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,238* ,265** ,263** ,151 ,233* ,250* ,311**
,019 ,009 ,009 ,141 ,022 ,014 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,231* ,433** ,326** -,004 ,065 ,236* ,163Page 26
Correlations
item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,260* ,090 ,171 ,566** ,339** ,567** ,242*
,010 ,378 ,093 ,000 ,001 ,000 ,017
97 97 97 97 97 97 97
,393** ,215* ,179 ,463** ,372** ,761** ,265**
,000 ,034 ,080 ,000 ,000 ,000 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,193 ,173 ,250* ,404** ,518** ,280** ,387**
,058 ,090 ,014 ,000 ,000 ,005 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,469** ,141 ,404** ,630** ,592** ,428** ,582**
,000 ,167 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,258* ,225* ,178 ,327** ,355** ,510** ,460**
,011 ,027 ,081 ,001 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,355** ,041 ,092 ,388** ,380** ,333** ,162
,000 ,688 ,368 ,000 ,000 ,001 ,112
97 97 97 97 97 97 97
,455** ,241* ,092 ,259* ,396** ,444** ,393**
,000 ,017 ,369 ,010 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,602** ,202* ,270** ,488** ,335** ,393** ,550**
,000 ,047 ,008 ,000 ,001 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,503** ,187 ,063 ,242* ,234* ,678** ,110
,000 ,067 ,541 ,017 ,021 ,000 ,282
97 97 97 97 97 97 97
,499** ,234* -,208* -,053 ,224* ,146 ,021
,000 ,021 ,041 ,603 ,027 ,154 ,835
97 97 97 97 97 97 97
,342** -,025 -,135 ,191 ,126 ,080 ,228*
,001 ,809 ,187 ,061 ,218 ,438 ,025
97 97 97 97 97 97 97
,433** ,195 ,340** ,267** ,285** ,222* ,192
,000 ,055 ,001 ,008 ,005 ,029 ,059
97 97 97 97 97 97 97
,311** ,238* ,210* ,236* ,277** ,287** ,213*
,002 ,019 ,039 ,020 ,006 ,004 ,036
97 97 97 97 97 97 97
,163 ,218* ,122 ,006 ,035 ,008 ,100Page 27
Correlations
item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,242* ,111 ,396** ,459** ,485** ,477** ,239*
,017 ,279 ,000 ,000 ,000 ,000 ,018
97 97 97 97 97 97 97
,265** ,269** ,166 ,803** ,478** ,355** ,279**
,009 ,008 ,103 ,000 ,000 ,000 ,006
97 97 97 97 97 97 97
,387** ,224* ,461** ,135 ,503** ,381** ,337**
,000 ,027 ,000 ,188 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,582** ,033 ,339** ,509** ,730** ,452** ,551**
,000 ,747 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,460** ,331** ,223* ,412** ,370** ,217* ,269**
,000 ,001 ,028 ,000 ,000 ,032 ,008
97 97 97 97 97 97 97
,162 ,202* ,358** ,264** ,437** ,362** ,328**
,112 ,047 ,000 ,009 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,393** ,320** ,177 ,354** ,448** ,224* ,451**
,000 ,001 ,084 ,000 ,000 ,027 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,550** ,012 ,046 ,407** ,573** ,309** ,517**
,000 ,907 ,657 ,000 ,000 ,002 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,110 ,210* -,084 ,649** ,504** ,345** ,497**
,282 ,039 ,411 ,000 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,021 ,159 -,211* ,200* ,482** ,401** ,564**
,835 ,120 ,038 ,050 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,228* ,035 ,004 ,057 ,408** ,301** ,423**
,025 ,733 ,972 ,582 ,000 ,003 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,192 ,077 ,076 ,371** ,392** ,281** ,271**
,059 ,456 ,462 ,000 ,000 ,005 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,213* ,005 ,152 ,233* ,530** ,398** ,370**
,036 ,958 ,137 ,022 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,100 -,061 -,164 -,016 ,403** ,254* ,451**
Page 28
Correlations
item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,239* ,554** 1 ,692** ,434** ,489** ,527**
,018 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,279** ,598** ,692** 1 ,422** ,662** ,742**
,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,337** ,478** ,434** ,422** 1 ,604** ,656**
,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,551** ,513** ,489** ,662** ,604** 1 ,606**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,269** ,366** ,527** ,742** ,656** ,606** 1
,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,328** ,632** ,442** ,476** ,584** ,503** ,443**
,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,451** ,410** ,282** ,550** ,537** ,504** ,700**
,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,517** ,339** ,432** ,591** ,465** ,770** ,564**
,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,497** ,588** ,286** ,780** ,313** ,546** ,543**
,000 ,000 ,004 ,000 ,002 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,564** ,189 ,020 ,278** ,204* ,357** ,274**
,000 ,063 ,845 ,006 ,045 ,000 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,423** ,270** ,175 ,250* ,330** ,497** ,332**
,000 ,007 ,087 ,013 ,001 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,271** ,327** ,368** ,490** ,188 ,496** ,245*
,007 ,001 ,000 ,000 ,064 ,000 ,016
97 97 97 97 97 97 97
,370** ,406** ,628** ,388** ,414** ,321** ,320**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,451** -,081 ,070 -,051 ,033 ,156 ,046Page 29
Correlations
item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,527** ,442** ,282** ,432** ,286** ,020 ,175
,000 ,000 ,005 ,000 ,004 ,845 ,087
97 97 97 97 97 97 97
,742** ,476** ,550** ,591** ,780** ,278** ,250*
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,013
97 97 97 97 97 97 97
,656** ,584** ,537** ,465** ,313** ,204* ,330**
,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,045 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,606** ,503** ,504** ,770** ,546** ,357** ,497**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
1 ,443** ,700** ,564** ,543** ,274** ,332**
,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,443** 1 ,577** ,473** ,461** ,239* ,477**
,000 ,000 ,000 ,000 ,019 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,700** ,577** 1 ,598** ,704** ,486** ,435**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,564** ,473** ,598** 1 ,614** ,472** ,571**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,543** ,461** ,704** ,614** 1 ,471** ,321**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,274** ,239* ,486** ,472** ,471** 1 ,555**
,007 ,019 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,332** ,477** ,435** ,571** ,321** ,555** 1
,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,245* ,391** ,363** ,570** ,482** ,301** ,115
,016 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,264
97 97 97 97 97 97 97
,320** ,345** ,504** ,410** ,318** ,300** ,010
,001 ,001 ,000 ,000 ,001 ,003 ,919
97 97 97 97 97 97 97
,046 -,164 ,083 ,220* ,034 ,417** ,069Page 30
Correlations
item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,175 ,368** ,628** ,070 ,417** ,104 ,157
,087 ,000 ,000 ,494 ,000 ,313 ,125
97 97 97 97 97 97 97
,250* ,490** ,388** -,051 ,130 ,288** ,004
,013 ,000 ,000 ,620 ,204 ,004 ,968
97 97 97 97 97 97 97
,330** ,188 ,414** ,033 ,185 ,331** ,471**
,001 ,064 ,000 ,746 ,069 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,497** ,496** ,321** ,156 ,362** ,666** ,282**
,000 ,000 ,001 ,128 ,000 ,000 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,332** ,245* ,320** ,046 ,024 ,130 -,044
,001 ,016 ,001 ,657 ,818 ,203 ,668
97 97 97 97 97 97 97
,477** ,391** ,345** -,164 ,199 ,397** ,213*
,000 ,000 ,001 ,108 ,050 ,000 ,037
97 97 97 97 97 97 97
,435** ,363** ,504** ,083 ,191 ,370** ,190
,000 ,000 ,000 ,420 ,061 ,000 ,062
97 97 97 97 97 97 97
,571** ,570** ,410** ,220* ,306** ,593** ,100
,000 ,000 ,000 ,031 ,002 ,000 ,332
97 97 97 97 97 97 97
,321** ,482** ,318** ,034 ,167 ,369** ,134
,001 ,000 ,001 ,743 ,102 ,000 ,191
97 97 97 97 97 97 97
,555** ,301** ,300** ,417** -,143 ,242* ,143
,000 ,003 ,003 ,000 ,162 ,017 ,163
97 97 97 97 97 97 97
1 ,115 ,010 ,069 ,101 ,481** ,272**
,264 ,919 ,499 ,325 ,000 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,115 1 ,535** ,279** ,306** ,383** ,056
,264 ,000 ,006 ,002 ,000 ,586
97 97 97 97 97 97 97
,010 ,535** 1 ,415** ,416** ,109 ,321**
,919 ,000 ,000 ,000 ,287 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,069 ,279** ,415** 1 ,310** ,002 ,054Page 31
Correlations
item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,157 ,290** ,281** ,310** ,070 ,161 ,337**
,125 ,004 ,005 ,002 ,494 ,116 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,004 ,162 ,030 ,197 -,051 ,268** ,086
,968 ,114 ,770 ,053 ,620 ,008 ,405
97 97 97 97 97 97 97
,471** ,320** ,350** ,425** ,033 ,330** ,440**
,000 ,001 ,000 ,000 ,746 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,282** ,305** ,167 ,296** ,156 ,377** ,209*
,005 ,002 ,102 ,003 ,128 ,000 ,040
97 97 97 97 97 97 97
-,044 ,108 ,021 ,115 ,046 ,000 ,143
,668 ,291 ,839 ,264 ,657 1,000 ,161
97 97 97 97 97 97 97
,213* ,544** ,286** ,399** -,164 ,186 ,497**
,037 ,000 ,004 ,000 ,108 ,069 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,190 ,295** ,193 ,284** ,083 ,173 ,228*
,062 ,003 ,058 ,005 ,420 ,089 ,025
97 97 97 97 97 97 97
,100 ,271** ,186 ,295** ,220* ,135 ,264**
,332 ,007 ,068 ,003 ,031 ,189 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,134 ,207* ,066 ,158 ,034 ,344** ,110
,191 ,042 ,520 ,122 ,743 ,001 ,285
97 97 97 97 97 97 97
,143 ,139 -,129 -,088 ,417** ,331** -,074
,163 ,174 ,209 ,391 ,000 ,001 ,473
97 97 97 97 97 97 97
,272** ,362** ,029 ,095 ,069 ,000 ,299**
,007 ,000 ,780 ,357 ,499 1,000 ,003
97 97 97 97 97 97 97
,056 -,111 ,047 ,232* ,279** ,319** -,058
,586 ,280 ,645 ,022 ,006 ,001 ,574
97 97 97 97 97 97 97
,321** ,158 ,286** ,330** ,415** ,390** ,174
,001 ,123 ,004 ,001 ,000 ,000 ,089
97 97 97 97 97 97 97
,054 -,024 ,103 -,038 1,000** ,206* -,174Page 32
Correlations
item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,337** ,337** ,628** ,220* ,522** ,415** -,029
,001 ,001 ,000 ,031 ,000 ,000 ,778
97 96 97 97 97 97 97
,086 ,222* ,388** ,283** ,407** ,652** ,258*
,405 ,030 ,000 ,005 ,000 ,000 ,011
97 96 97 97 97 97 97
,440** ,342** ,414** ,280** ,697** ,489** ,266**
,000 ,001 ,000 ,006 ,000 ,000 ,008
97 96 97 97 97 97 97
,209* ,474** ,321** ,202* ,470** ,510** ,237*
,040 ,000 ,001 ,047 ,000 ,000 ,019
97 96 97 97 97 97 97
,143 ,127 ,320** ,456** ,497** ,668** ,351**
,161 ,218 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,497** ,270** ,345** ,128 ,436** ,461** -,003
,000 ,008 ,001 ,211 ,000 ,000 ,977
97 96 97 97 97 97 97
,228* ,243* ,504** ,436** ,569** ,746** ,538**
,025 ,017 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,264** ,153 ,410** ,411** ,365** ,415** ,159
,009 ,136 ,000 ,000 ,000 ,000 ,120
97 96 97 97 97 97 97
,110 ,287** ,318** ,363** ,403** ,702** ,331**
,285 ,005 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001
97 96 97 97 97 97 97
-,074 ,264** ,300** ,457** ,300** ,280** ,247*
,473 ,009 ,003 ,000 ,003 ,006 ,015
97 96 97 97 97 97 97
,299** ,331** ,010 ,113 ,199 ,182 -,128
,003 ,001 ,919 ,270 ,050 ,074 ,210
97 96 97 97 97 97 97
-,058 ,056 ,535** ,307** ,350** ,348** ,074
,574 ,587 ,000 ,002 ,000 ,000 ,473
97 96 97 97 97 97 97
,174 ,388** 1,000** ,551** ,736** ,481** ,257*
,089 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011
97 96 97 97 97 97 97
-,174 ,247* ,415** ,663** ,398** ,170 ,094Page 33
Correlations
item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,029 ,260* ,378** ,601** ,334** ,514** ,456**
,778 ,010 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,258* ,393** ,488** ,502** ,460** ,343** ,405**
,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,266** ,193 ,273** ,353** ,413** ,376** ,521**
,008 ,058 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,237* ,469** ,508** ,424** ,465** ,236* ,582**
,019 ,000 ,000 ,000 ,000 ,020 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,351** ,258* ,489** ,571** ,577** ,403** ,559**
,000 ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,003 ,355** ,317** ,231* ,499** ,453** ,308**
,977 ,000 ,002 ,023 ,000 ,000 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,538** ,455** ,445** ,433** ,729** ,572** ,568**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,159 ,602** ,633** ,504** ,568** ,363** ,690**
,120 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,331** ,503** ,515** ,214* ,460** ,296** ,366**
,001 ,000 ,000 ,035 ,000 ,003 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,247* ,499** ,546** ,354** ,488** ,254* ,164
,015 ,000 ,000 ,000 ,000 ,012 ,108
97 97 97 97 97 97 97
-,128 ,342** ,351** ,256* ,285** ,049 ,382**
,210 ,001 ,000 ,011 ,005 ,631 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,074 ,433** ,409** ,341** ,363** ,336** ,263**
,473 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,257* ,311** ,429** ,626** ,471** ,659** ,441**
,011 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,094 ,163 ,370** ,308** ,089 ,206* ,275**
Page 34
Correlations
item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,456** ,226* ,415** ,133 ,290** ,269** ,293**
,000 ,026 ,000 ,195 ,004 ,008 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,405** ,187 ,652** -,092 ,162 ,082 ,324**
,000 ,066 ,000 ,372 ,114 ,422 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,521** ,228* ,489** ,243* ,320** ,344** ,406**
,000 ,025 ,000 ,016 ,001 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,582** ,126 ,510** ,119 ,305** ,326** ,429**
,000 ,218 ,000 ,245 ,002 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,559** ,461** ,668** -,038 ,108 ,122 ,265**
,000 ,000 ,000 ,712 ,291 ,235 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,308** ,087 ,461** ,313** ,544** ,370** ,427**
,002 ,398 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,568** ,388** ,746** ,230* ,295** ,340** ,536**
,000 ,000 ,000 ,023 ,003 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,690** ,340** ,415** ,206* ,271** ,374** ,469**
,000 ,001 ,000 ,043 ,007 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,366** ,240* ,702** ,023 ,207* ,106 ,415**
,000 ,018 ,000 ,826 ,042 ,303 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,164 -,097 ,280** ,097 ,139 -,145 -,017
,108 ,343 ,006 ,343 ,174 ,156 ,868
97 97 97 97 97 97 97
,382** ,200* ,182 ,275** ,362** ,431** ,282**
,000 ,049 ,074 ,007 ,000 ,000 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,263** ,037 ,348** -,231* -,111 -,035 ,233*
,009 ,717 ,000 ,023 ,280 ,733 ,021
97 97 97 97 97 97 97
,441** ,150 ,481** ,151 ,158 ,134 ,324**
,000 ,141 ,000 ,141 ,123 ,191 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,275** ,087 ,170 -,004 -,024 -,148 ,065Page 35
Correlations
item_67 Efektivitas
item_27 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_28 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_29 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_30 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_31 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_32 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_33 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_34 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_35 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_36 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_37 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_38 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_39 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,293** ,597**
,004 ,000
97 97
,324** ,677**
,001 ,000
97 97
,406** ,675**
,000 ,000
97 97
,429** ,804**
,000 ,000
97 97
,265** ,639**
,009 ,000
97 97
,427** ,597**
,000 ,000
97 97
,536** ,755**
,000 ,000
97 97
,469** ,770**
,000 ,000
97 97
,415** ,683**
,000 ,000
97 97
-,017 ,484**
,868 ,000
97 97
,282** ,428**
,005 ,000
97 97
,233* ,515**
,021 ,000
97 97
,324** ,653**
,001 ,000
97 97
,065 ,343**
Page 36
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,059 ,188 ,159 ,277** ,326** ,177 ,231*
,566 ,064 ,121 ,006 ,001 ,083 ,023
97 97 97 97 97 97 97
-,256* ,070 -,053 ,148 ,149 ,081 ,091
,011 ,496 ,609 ,148 ,146 ,431 ,375
97 97 97 97 97 97 97
,113 ,381** ,225* -,001 ,002 ,353** ,373**
,270 ,000 ,027 ,993 ,982 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,044 ,296** -,092 ,093 ,193 -,223* ,323**
,671 ,003 ,371 ,364 ,059 ,028 ,001
97 97 97 97 97 97 97
-,429** ,013 ,151 -,030 -,220* ,120 ,246*
,000 ,896 ,139 ,771 ,031 ,242 ,015
97 97 97 97 97 97 97
-,210* ,120 -,100 ,020 ,113 -,080 -,107
,039 ,242 ,328 ,847 ,270 ,439 ,296
97 97 97 97 97 97 97
-,221* ,186 -,069 ,014 ,152 -,054 -,041
,030 ,069 ,504 ,895 ,137 ,596 ,688
97 97 97 97 97 97 97
,059 ,188 ,159 ,277** ,326** ,177 ,231*
,566 ,064 ,121 ,006 ,001 ,083 ,023
97 97 97 97 97 97 97
,224* ,276** ,338** ,201* ,597** ,179 ,292**
,027 ,006 ,001 ,049 ,000 ,080 ,004
97 97 97 97 97 97 97
-,450** ,170 -,208* -,024 -,271** -,252* ,074
,000 ,097 ,041 ,814 ,007 ,013 ,473
97 97 97 97 97 97 97
-,041 ,084 ,107 -,021 ,054 ,085 ,716**
,695 ,418 ,301 ,838 ,603 ,413 ,000
96 96 96 96 96 96 96
,089 ,127 -,005 ,210* ,263** -,004 ,238*
,384 ,213 ,958 ,039 ,009 ,967 ,019
97 97 97 97 97 97 97
,304** ,169 ,201* ,371** ,232* ,365** ,326**
,003 ,098 ,049 ,000 ,022 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,302** ,223* -,005 ,326** ,234* ,120 ,415**
Page 37
Correlations
item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,231* ,433** ,326** -,004 ,065 ,236* ,163
,023 ,000 ,001 ,968 ,528 ,020 ,111
97 97 97 97 97 97 97
,091 ,303** ,149 ,420** ,241* ,296** ,212*
,375 ,003 ,146 ,000 ,017 ,003 ,037
97 97 97 97 97 97 97
,373** ,208* ,002 ,215* ,038 -,007 ,566**
,000 ,041 ,982 ,034 ,709 ,944 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,323** ,412** ,193 ,261** ,225* ,017 -,060
,001 ,000 ,059 ,010 ,027 ,869 ,563
97 97 97 97 97 97 97
,246* ,351** -,220* ,860** -,024 ,295** ,338**
,015 ,000 ,031 ,000 ,818 ,003 ,001
97 97 97 97 97 97 97
-,107 ,147 ,113 ,408** ,043 ,309** ,162
,296 ,151 ,270 ,000 ,675 ,002 ,114
97 97 97 97 97 97 97
-,041 ,101 ,152 ,343** ,123 ,279** ,219*
,688 ,327 ,137 ,001 ,229 ,006 ,031
97 97 97 97 97 97 97
,231* ,433** ,326** -,004 ,065 ,236* ,163
,023 ,000 ,001 ,968 ,528 ,020 ,111
97 97 97 97 97 97 97
,292** ,330** ,597** -,058 ,000 ,000 ,165
,004 ,001 ,000 ,571 1,000 1,000 ,106
97 97 97 97 97 97 97
,074 ,143 -,271** ,696** ,268** ,408** -,014
,473 ,163 ,007 ,000 ,008 ,000 ,888
97 97 97 97 97 97 97
,716** ,871** ,054 ,358** ,053 ,095 ,168
,000 ,000 ,603 ,000 ,609 ,356 ,101
96 96 96 96 96 96 96
,238* ,265** ,263** ,151 ,233* ,250* ,311**
,019 ,009 ,009 ,141 ,022 ,014 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,326** ,339** ,232* -,111 ,160 ,331** ,279**
,001 ,001 ,022 ,279 ,116 ,001 ,006
97 97 97 97 97 97 97
,415** ,465** ,234* ,013 ,207* ,222* ,162Page 38
Correlations
item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,163 ,218* ,122 ,006 ,035 ,008 ,100
,111 ,032 ,233 ,950 ,737 ,939 ,332
97 97 97 97 97 97 97
,212* -,007 ,373** ,543** ,320** ,222* ,346**
,037 ,945 ,000 ,000 ,001 ,029 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,566** ,091 ,410** ,515** ,394** ,210* ,427**
,000 ,378 ,000 ,000 ,000 ,039 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,060 -,066 ,100 ,173 ,240* ,032 ,015
,563 ,520 ,331 ,090 ,018 ,759 ,882
97 97 97 97 97 97 97
,338** -,102 -,085 ,420** ,372** ,233* ,272**
,001 ,318 ,406 ,000 ,000 ,021 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,162 ,025 ,329** ,473** ,379** ,192 ,128
,114 ,806 ,001 ,000 ,000 ,060 ,211
97 97 97 97 97 97 97
,219* ,029 ,422** ,468** ,426** ,131 ,229*
,031 ,774 ,000 ,000 ,000 ,200 ,024
97 97 97 97 97 97 97
,163 ,218* ,122 ,006 ,035 ,008 ,100
,111 ,032 ,233 ,950 ,737 ,939 ,332
97 97 97 97 97 97 97
,165 ,111 ,276** ,262** ,303** ,319** ,000
,106 ,279 ,006 ,009 ,003 ,001 1,000
97 97 97 97 97 97 97
-,014 -,125 -,145 ,192 ,130 ,077 ,220*
,888 ,222 ,157 ,060 ,205 ,453 ,030
97 97 97 97 97 97 97
,168 -,100 ,109 ,197 ,148 ,239* ,192
,101 ,331 ,290 ,054 ,150 ,019 ,061
96 96 96 96 96 96 96
,311** ,238* ,210* ,236* ,277** ,287** ,213*
,002 ,019 ,039 ,020 ,006 ,004 ,036
97 97 97 97 97 97 97
,279** ,305** ,152 ,003 ,048 ,248* ,114
,006 ,002 ,137 ,976 ,643 ,014 ,268
97 97 97 97 97 97 97
,162 ,264** ,187 ,301** ,352** ,477** ,190Page 39
Correlations
item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,100 -,061 -,164 -,016 ,403** ,254* ,451**
,332 ,551 ,108 ,875 ,000 ,012 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,346** -,063 ,327** ,065 ,412** ,274** ,291**
,001 ,538 ,001 ,526 ,000 ,007 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,427** ,106 ,235* ,367** ,417** ,148 ,485**
,000 ,304 ,020 ,000 ,000 ,147 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,015 -,098 ,282** -,125 ,429** ,503** ,215*
,882 ,341 ,005 ,221 ,000 ,000 ,034
97 97 97 97 97 97 97
,272** ,142 ,276** ,180 ,348** ,218* ,372**
,007 ,165 ,006 ,078 ,000 ,032 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,128 ,263** ,494** ,017 ,280** ,307** ,200*
,211 ,009 ,000 ,867 ,005 ,002 ,049
97 97 97 97 97 97 97
,229* ,254* ,501** ,135 ,242* ,230* ,070
,024 ,012 ,000 ,189 ,017 ,023 ,493
97 97 97 97 97 97 97
,100 -,061 -,164 -,016 ,403** ,254* ,451**
,332 ,551 ,108 ,875 ,000 ,012 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,000 ,000 ,186 ,258* ,455** ,461** ,304**
1,000 1,000 ,069 ,011 ,000 ,000 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,220* -,123 ,194 -,072 ,236* ,265** ,129
,030 ,232 ,056 ,486 ,020 ,009 ,207
97 97 97 97 97 97 97
,192 -,107 ,054 ,187 ,559** ,469** ,562**
,061 ,301 ,599 ,067 ,000 ,000 ,000
96 96 96 96 96 96 96
,213* ,005 ,152 ,233* ,530** ,398** ,370**
,036 ,958 ,137 ,022 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,114 ,189 -,204* ,172 ,391** ,201* ,459**
,268 ,064 ,045 ,092 ,000 ,048 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,190 ,240* ,264** ,267** ,693** ,578** ,571**
Page 40
Correlations
item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,451** -,081 ,070 -,051 ,033 ,156 ,046
,000 ,427 ,494 ,620 ,746 ,128 ,657
97 97 97 97 97 97 97
,291** ,362** ,417** ,130 ,185 ,362** ,024
,004 ,000 ,000 ,204 ,069 ,000 ,818
97 97 97 97 97 97 97
,485** ,144 ,104 ,288** ,331** ,666** ,130
,000 ,158 ,313 ,004 ,001 ,000 ,203
97 97 97 97 97 97 97
,215* ,530** ,157 ,004 ,471** ,282** -,044
,034 ,000 ,125 ,968 ,000 ,005 ,668
97 97 97 97 97 97 97
,372** ,434** ,290** ,162 ,320** ,305** ,108
,000 ,000 ,004 ,114 ,001 ,002 ,291
97 97 97 97 97 97 97
,200* ,474** ,281** ,030 ,350** ,167 ,021
,049 ,000 ,005 ,770 ,000 ,102 ,839
97 97 97 97 97 97 97
,070 ,536** ,310** ,197 ,425** ,296** ,115
,493 ,000 ,002 ,053 ,000 ,003 ,264
97 97 97 97 97 97 97
,451** -,081 ,070 -,051 ,033 ,156 ,046
,000 ,427 ,494 ,620 ,746 ,128 ,657
97 97 97 97 97 97 97
,304** ,445** ,161 ,268** ,330** ,377** ,000
,002 ,000 ,116 ,008 ,001 ,000 1,000
97 97 97 97 97 97 97
,129 ,494** ,337** ,086 ,440** ,209* ,143
,207 ,000 ,001 ,405 ,000 ,040 ,161
97 97 97 97 97 97 97
,562** ,501** ,337** ,222* ,342** ,474** ,127
,000 ,000 ,001 ,030 ,001 ,000 ,218
96 96 96 96 96 96 96
,370** ,406** ,628** ,388** ,414** ,321** ,320**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,459** ,063 ,220* ,283** ,280** ,202* ,456**
,000 ,537 ,031 ,005 ,006 ,047 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,571** ,516** ,522** ,407** ,697** ,470** ,497**
Page 41
Correlations
item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,046 -,164 ,083 ,220* ,034 ,417** ,069
,657 ,108 ,420 ,031 ,743 ,000 ,499
97 97 97 97 97 97 97
,024 ,199 ,191 ,306** ,167 -,143 ,101
,818 ,050 ,061 ,002 ,102 ,162 ,325
97 97 97 97 97 97 97
,130 ,397** ,370** ,593** ,369** ,242* ,481**
,203 ,000 ,000 ,000 ,000 ,017 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,044 ,213* ,190 ,100 ,134 ,143 ,272**
,668 ,037 ,062 ,332 ,191 ,163 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,108 ,544** ,295** ,271** ,207* ,139 ,362**
,291 ,000 ,003 ,007 ,042 ,174 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,021 ,286** ,193 ,186 ,066 -,129 ,029
,839 ,004 ,058 ,068 ,520 ,209 ,780
97 97 97 97 97 97 97
,115 ,399** ,284** ,295** ,158 -,088 ,095
,264 ,000 ,005 ,003 ,122 ,391 ,357
97 97 97 97 97 97 97
,046 -,164 ,083 ,220* ,034 ,417** ,069
,657 ,108 ,420 ,031 ,743 ,000 ,499
97 97 97 97 97 97 97
,000 ,186 ,173 ,135 ,344** ,331** ,000
1,000 ,069 ,089 ,189 ,001 ,001 1,000
97 97 97 97 97 97 97
,143 ,497** ,228* ,264** ,110 -,074 ,299**
,161 ,000 ,025 ,009 ,285 ,473 ,003
97 97 97 97 97 97 97
,127 ,270** ,243* ,153 ,287** ,264** ,331**
,218 ,008 ,017 ,136 ,005 ,009 ,001
96 96 96 96 96 96 96
,320** ,345** ,504** ,410** ,318** ,300** ,010
,001 ,001 ,000 ,000 ,001 ,003 ,919
97 97 97 97 97 97 97
,456** ,128 ,436** ,411** ,363** ,457** ,113
,000 ,211 ,000 ,000 ,000 ,000 ,270
97 97 97 97 97 97 97
,497** ,436** ,569** ,365** ,403** ,300** ,199Page 42
Correlations
item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,069 ,279** ,415** 1 ,310** ,002 ,054
,499 ,006 ,000 ,002 ,981 ,603
97 97 97 97 97 97 97
,101 ,306** ,416** ,310** 1 ,259* ,353**
,325 ,002 ,000 ,002 ,010 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,481** ,383** ,109 ,002 ,259* 1 ,202*
,000 ,000 ,287 ,981 ,010 ,047
97 97 97 97 97 97 97
,272** ,056 ,321** ,054 ,353** ,202* 1
,007 ,586 ,001 ,603 ,000 ,047
97 97 97 97 97 97 97
,362** -,111 ,158 -,024 ,419** ,353** ,124
,000 ,280 ,123 ,813 ,000 ,000 ,227
97 97 97 97 97 97 97
,029 ,047 ,286** ,103 ,508** ,253* ,514**
,780 ,645 ,004 ,315 ,000 ,013 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,095 ,232* ,330** -,038 ,401** ,387** ,518**
,357 ,022 ,001 ,714 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,069 ,279** ,415** 1,000** ,310** ,002 ,054
,499 ,006 ,000 ,000 ,002 ,981 ,603
97 97 97 97 97 97 97
,000 ,319** ,390** ,206* ,147 ,326** ,681**
1,000 ,001 ,000 ,043 ,151 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,299** -,058 ,174 -,174 ,433** -,008 ,445**
,003 ,574 ,089 ,088 ,000 ,935 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,331** ,056 ,388** ,247* ,420** ,345** ,589**
,001 ,587 ,000 ,015 ,000 ,001 ,000
96 96 96 96 96 96 96
,010 ,535** 1,000** ,415** ,416** ,109 ,321**
,919 ,000 ,000 ,000 ,000 ,287 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,113 ,307** ,551** ,663** ,141 ,004 -,159
,270 ,002 ,000 ,000 ,168 ,969 ,120
97 97 97 97 97 97 97
,199 ,350** ,736** ,398** ,371** ,227* ,508**
Page 43
Correlations
item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,054 -,024 ,103 -,038 1,000** ,206* -,174
,603 ,813 ,315 ,714 ,000 ,043 ,088
97 97 97 97 97 97 97
,353** ,419** ,508** ,401** ,310** ,147 ,433**
,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,151 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,202* ,353** ,253* ,387** ,002 ,326** -,008
,047 ,000 ,013 ,000 ,981 ,001 ,935
97 97 97 97 97 97 97
1 ,124 ,514** ,518** ,054 ,681** ,445**
,227 ,000 ,000 ,603 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,124 1 ,379** ,328** -,024 -,062 ,628**
,227 ,000 ,001 ,813 ,546 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,514** ,379** 1 ,910** ,103 ,343** ,388**
,000 ,000 ,000 ,315 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,518** ,328** ,910** 1 -,038 ,391** ,357**
,000 ,001 ,000 ,714 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,054 -,024 ,103 -,038 1 ,206* -,174
,603 ,813 ,315 ,714 ,043 ,088
97 97 97 97 97 97 97
,681** -,062 ,343** ,391** ,206* 1 -,070
,000 ,546 ,001 ,000 ,043 ,497
97 97 97 97 97 97 97
,445** ,628** ,388** ,357** -,174 -,070 1
,000 ,000 ,000 ,000 ,088 ,497
97 97 97 97 97 97 97
,589** ,443** ,246* ,205* ,247* ,541** ,272**
,000 ,000 ,016 ,045 ,015 ,000 ,007
96 96 96 96 96 96 96
,321** ,158 ,286** ,330** ,415** ,390** ,174
,001 ,123 ,004 ,001 ,000 ,000 ,089
97 97 97 97 97 97 97
-,159 -,008 ,068 -,001 ,663** ,055 -,212*
,120 ,939 ,506 ,990 ,000 ,594 ,037
97 97 97 97 97 97 97
,508** ,140 ,422** ,376** ,398** ,546** ,155Page 44
Correlations
item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,174 ,247* ,415** ,663** ,398** ,170 ,094
,088 ,015 ,000 ,000 ,000 ,096 ,358
97 96 97 97 97 97 97
,433** ,420** ,416** ,141 ,371** ,281** -,055
,000 ,000 ,000 ,168 ,000 ,005 ,594
97 96 97 97 97 97 97
-,008 ,345** ,109 ,004 ,227* ,217* ,188
,935 ,001 ,287 ,969 ,026 ,033 ,066
97 96 97 97 97 97 97
,445** ,589** ,321** -,159 ,508** ,101 -,065
,000 ,000 ,001 ,120 ,000 ,325 ,525
97 96 97 97 97 97 97
,628** ,443** ,158 -,008 ,140 ,302** ,023
,000 ,000 ,123 ,939 ,170 ,003 ,826
97 96 97 97 97 97 97
,388** ,246* ,286** ,068 ,422** ,213* -,134
,000 ,016 ,004 ,506 ,000 ,037 ,192
97 96 97 97 97 97 97
,357** ,205* ,330** -,001 ,376** ,231* -,133
,000 ,045 ,001 ,990 ,000 ,023 ,194
97 96 97 97 97 97 97
-,174 ,247* ,415** ,663** ,398** ,170 ,094
,088 ,015 ,000 ,000 ,000 ,096 ,358
97 96 97 97 97 97 97
-,070 ,541** ,390** ,055 ,546** ,168 ,143
,497 ,000 ,000 ,594 ,000 ,101 ,164
97 96 97 97 97 97 97
1 ,272** ,174 -,212* ,155 ,188 -,134
,007 ,089 ,037 ,131 ,065 ,191
97 96 97 97 97 97 97
,272** 1 ,388** ,107 ,563** ,352** ,038
,007 ,000 ,301 ,000 ,000 ,713
96 96 96 96 96 96 96
,174 ,388** 1 ,551** ,736** ,481** ,257*
,089 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011
97 96 97 97 97 97 97
-,212* ,107 ,551** 1 ,605** ,486** ,231*
,037 ,301 ,000 ,000 ,000 ,023
97 96 97 97 97 97 97
,155 ,563** ,736** ,605** 1 ,661** ,328**
Page 45
Correlations
item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,094 ,163 ,370** ,308** ,089 ,206* ,275**
,358 ,111 ,000 ,002 ,388 ,043 ,006
97 97 97 97 97 97 97
-,055 ,212* ,126 ,183 ,077 ,422** ,609**
,594 ,037 ,220 ,072 ,455 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,188 ,566** ,299** ,000 ,316** ,149 ,414**
,066 ,000 ,003 1,000 ,002 ,146 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,065 -,060 -,206* ,000 -,169 ,021 ,153
,525 ,563 ,043 1,000 ,098 ,839 ,136
97 97 97 97 97 97 97
,023 ,338** ,159 ,232* ,473** ,459** ,403**
,826 ,001 ,119 ,022 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,134 ,162 -,132 ,000 ,027 ,378** ,327**
,192 ,114 ,197 1,000 ,795 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
-,133 ,219* -,151 ,146 ,124 ,366** ,340**
,194 ,031 ,141 ,152 ,225 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,094 ,163 ,370** ,308** ,089 ,206* ,275**
,358 ,111 ,000 ,002 ,388 ,043 ,006
97 97 97 97 97 97 97
,143 ,165 ,000 ,000 -,040 ,134 ,000
,164 ,106 1,000 1,000 ,695 ,190 1,000
97 97 97 97 97 97 97
-,134 -,014 -,090 ,261** ,172 ,220* ,379**
,191 ,888 ,383 ,010 ,092 ,030 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,038 ,168 ,158 ,235* ,108 ,185 ,338**
,713 ,101 ,123 ,021 ,297 ,072 ,001
96 96 96 96 96 96 96
,257* ,311** ,429** ,626** ,471** ,659** ,441**
,011 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,231* ,279** ,633** ,410** ,364** ,403** ,461**
,023 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,328** ,162 ,382** ,371** ,308** ,462** ,493**
Page 46
Correlations
item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,275** ,087 ,170 -,004 -,024 -,148 ,065
,006 ,397 ,096 ,968 ,813 ,148 ,528
97 97 97 97 97 97 97
,609** ,368** ,281** ,420** ,419** ,546** ,566**
,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,414** -,097 ,217* ,215* ,353** ,422** ,566**
,000 ,345 ,033 ,034 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,153 ,036 ,101 ,261** ,124 ,379** ,243*
,136 ,725 ,325 ,010 ,227 ,000 ,017
97 97 97 97 97 97 97
,403** ,094 ,302** ,860** 1,000** ,635** ,528**
,000 ,359 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,327** ,326** ,213* ,408** ,379** ,585** ,619**
,001 ,001 ,037 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,340** ,262** ,231* ,343** ,328** ,616** ,667**
,001 ,010 ,023 ,001 ,001 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,275** ,087 ,170 -,004 -,024 -,148 ,065
,006 ,397 ,096 ,968 ,813 ,148 ,528
97 97 97 97 97 97 97
,000 -,308** ,168 -,058 -,062 -,055 ,175
1,000 ,002 ,101 ,571 ,546 ,595 ,086
97 97 97 97 97 97 97
,379** ,350** ,188 ,696** ,628** ,608** ,293**
,000 ,000 ,065 ,000 ,000 ,000 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,338** ,044 ,352** ,358** ,443** ,246* ,302**
,001 ,668 ,000 ,000 ,000 ,016 ,003
96 96 96 96 96 96 96
,441** ,150 ,481** ,151 ,158 ,134 ,324**
,000 ,141 ,000 ,141 ,123 ,191 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,461** ,378** ,486** -,111 -,008 -,185 ,230*
,000 ,000 ,000 ,279 ,939 ,070 ,023
97 97 97 97 97 97 97
,493** ,317** ,661** ,013 ,140 ,119 ,410**
Page 47
Correlations
item_67 Efektivitas
item_40 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_41 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_42 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_43 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_44 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_45 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_46 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_47 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_48 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_49 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_50 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_51 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_52 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,065 ,343**
,528 ,001
97 97
,566** ,515**
,000 ,000
97 97
,566** ,542**
,000 ,000
97 97
,243* ,350**
,017 ,000
97 97
,528** ,479**
,000 ,000
97 97
,619** ,450**
,000 ,000
97 97
,667** ,488**
,000 ,000
97 97
,065 ,343**
,528 ,001
97 97
,175 ,425**
,086 ,000
97 97
,293** ,312**
,004 ,002
97 97
,302** ,513**
,003 ,000
96 96
,324** ,653**
,001 ,000
97 97
,230* ,508**
,023 ,000
97 97
,410** ,743**
Page 48
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,302** ,223* -,005 ,326** ,234* ,120 ,415**
,003 ,028 ,962 ,001 ,021 ,241 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,407** ,017 ,281** ,520** ,008 ,432** ,200*
,000 ,865 ,005 ,000 ,936 ,000 ,049
97 97 97 97 97 97 97
,457** ,232* ,197 ,629** -,014 ,334** -,146
,000 ,022 ,053 ,000 ,892 ,001 ,152
97 97 97 97 97 97 97
,166 ,112 ,384** -,024 ,062 ,373** ,237*
,104 ,275 ,000 ,812 ,544 ,000 ,019
97 97 97 97 97 97 97
,411** ,126 ,434** ,172 ,000 ,458** ,375**
,000 ,217 ,000 ,093 1,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,120 ,147 ,000 ,250* ,000 ,000 ,274**
,242 ,149 1,000 ,013 1,000 1,000 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,129 ,118 ,183 ,304** -,004 ,195 ,179
,207 ,251 ,073 ,003 ,969 ,055 ,080
97 97 97 97 97 97 97
-,053 -,059 -,048 ,177 ,189 -,038 ,083
,606 ,563 ,641 ,083 ,064 ,712 ,419
97 97 97 97 97 97 97
-,028 ,428** -,103 ,335** -,052 ,158 ,375**
,786 ,000 ,315 ,001 ,613 ,121 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,072 ,016 -,258* ,216* -,287** ,016 ,085
,485 ,876 ,011 ,034 ,004 ,877 ,405
97 97 97 97 97 97 97
,407** ,017 ,281** ,520** ,008 ,432** ,200*
,000 ,865 ,005 ,000 ,936 ,000 ,049
97 97 97 97 97 97 97
-,571** ,177 -,099 -,035 -,189 -,151 ,172
,000 ,082 ,333 ,735 ,064 ,139 ,092
97 97 97 97 97 97 97
-,429** ,013 ,151 -,030 -,220* ,120 ,246*
,000 ,896 ,139 ,771 ,031 ,242 ,015
97 97 97 97 97 97 97
-,491** ,210* -,184 -,015 -,223* -,214* ,094Page 49
Correlations
item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,415** ,465** ,234* ,013 ,207* ,222* ,162
,000 ,000 ,021 ,900 ,042 ,029 ,112
97 97 97 97 97 97 97
,200* ,234* ,008 ,002 ,026 ,396** ,271**
,049 ,021 ,936 ,985 ,797 ,000 ,007
97 97 97 97 97 97 97
-,146 -,179 -,014 -,081 -,282** -,007 ,125
,152 ,080 ,892 ,432 ,005 ,947 ,221
97 97 97 97 97 97 97
,237* ,073 ,062 ,254* ,218* ,219* 1,000**
,019 ,475 ,544 ,012 ,032 ,031 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,375** ,212* ,000 -,075 ,229* ,347** ,707**
,000 ,038 1,000 ,467 ,024 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,274** ,308** ,000 ,218* ,267** ,289** ,206*
,007 ,002 1,000 ,032 ,008 ,004 ,043
97 97 97 97 97 97 97
,179 ,012 -,004 ,349** ,216* ,187 ,636**
,080 ,911 ,969 ,000 ,034 ,067 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,083 ,070 ,189 ,456** ,265** ,270** ,538**
,419 ,495 ,064 ,000 ,009 ,007 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,375** ,372** -,052 ,431** ,377** ,372** ,341**
,000 ,000 ,613 ,000 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,085 ,174 -,287** ,114 ,199 ,269** -,026
,405 ,089 ,004 ,267 ,051 ,008 ,799
97 97 97 97 97 97 97
,200* ,234* ,008 ,002 ,026 ,396** ,271**
,049 ,021 ,936 ,985 ,797 ,000 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,172 ,280** -,189 1,000** ,091 ,222* ,254*
,092 ,006 ,064 ,000 ,375 ,029 ,012
97 97 97 97 97 97 97
,246* ,351** -,220* ,860** -,024 ,295** ,338**
,015 ,000 ,031 ,000 ,818 ,003 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,094 ,143 -,223* ,690** ,248* ,117 ,281**
Page 50
Correlations
item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,162 ,264** ,187 ,301** ,352** ,477** ,190
,112 ,009 ,067 ,003 ,000 ,000 ,063
97 97 97 97 97 97 97
,271** ,384** ,017 ,214* ,393** ,633** ,253*
,007 ,000 ,871 ,036 ,000 ,000 ,013
97 97 97 97 97 97 97
,125 ,480** -,028 ,073 ,374** ,406** ,330**
,221 ,000 ,782 ,478 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
1,000** ,123 ,286** ,367** ,332** ,200* ,222*
,000 ,230 ,005 ,000 ,001 ,049 ,029
97 97 97 97 97 97 97
,707** ,333** ,133 ,196 ,227* ,341** ,183
,000 ,001 ,194 ,054 ,025 ,001 ,072
97 97 97 97 97 97 97
,206* ,173 ,000 ,164 ,189 ,199 ,534**
,043 ,090 1,000 ,109 ,064 ,051 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,636** ,198 -,008 ,317** ,486** ,295** ,469**
,000 ,051 ,938 ,002 ,000 ,003 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,538** ,133 ,124 ,440** ,418** ,335** ,271**
,000 ,195 ,227 ,000 ,000 ,001 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,341** ,135 ,312** ,446** ,253* ,328** ,630**
,001 ,186 ,002 ,000 ,012 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,026 ,088 -,008 ,001 -,117 ,198 ,285**
,799 ,393 ,939 ,989 ,253 ,052 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,271** ,384** ,017 ,214* ,393** ,633** ,253*
,007 ,000 ,871 ,036 ,000 ,000 ,013
97 97 97 97 97 97 97
,254* -,231* -,045 ,305** ,221* -,019 ,316**
,012 ,023 ,660 ,002 ,030 ,852 ,002
97 97 97 97 97 97 97
,338** -,102 -,085 ,420** ,372** ,233* ,272**
,001 ,318 ,406 ,000 ,000 ,021 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,281** -,183 ,182 ,540** ,336** ,047 ,461**
Page 51
Correlations
item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,190 ,240* ,264** ,267** ,693** ,578** ,571**
,063 ,018 ,009 ,008 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,253* ,380** ,123 ,613** ,612** ,354** ,590**
,013 ,000 ,232 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,330** ,253* ,038 ,417** ,290** -,019 ,357**
,001 ,013 ,710 ,000 ,004 ,851 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,222* ,007 ,116 ,254* ,304** ,092 ,524**
,029 ,948 ,256 ,012 ,002 ,372 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,183 ,000 -,119 ,332** ,526** ,237* ,670**
,072 1,000 ,246 ,001 ,000 ,020 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,534** ,000 ,000 ,322** ,341** ,172 ,163
,000 1,000 1,000 ,001 ,001 ,091 ,111
97 97 97 97 97 97 97
,469** ,199 ,220* ,313** ,356** ,081 ,412**
,000 ,051 ,030 ,002 ,000 ,429 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,271** ,259* ,414** ,167 ,291** ,222* ,265**
,007 ,010 ,000 ,101 ,004 ,029 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,630** ,103 ,141 ,272** ,441** ,228* ,395**
,000 ,315 ,167 ,007 ,000 ,025 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,285** ,153 -,104 ,071 ,131 ,077 ,166
,005 ,133 ,312 ,490 ,201 ,454 ,104
97 97 97 97 97 97 97
,253* ,380** ,123 ,613** ,612** ,354** ,590**
,013 ,000 ,232 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,316** -,038 ,212* -,132 ,120 ,078 ,160
,002 ,709 ,037 ,197 ,242 ,446 ,117
97 97 97 97 97 97 97
,272** ,142 ,276** ,180 ,348** ,218* ,372**
,007 ,165 ,006 ,078 ,000 ,032 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,461** -,075 ,465** -,065 ,174 ,005 ,086Page 52
Correlations
item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,571** ,516** ,522** ,407** ,697** ,470** ,497**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,590** ,578** ,415** ,652** ,489** ,510** ,668**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,357** -,046 -,029 ,258* ,266** ,237* ,351**
,000 ,653 ,778 ,011 ,008 ,019 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,524** ,215* ,260* ,393** ,193 ,469** ,258*
,000 ,034 ,010 ,000 ,058 ,000 ,011
97 97 97 97 97 97 97
,670** ,190 ,378** ,488** ,273** ,508** ,489**
,000 ,062 ,000 ,000 ,007 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,163 ,277** ,601** ,502** ,353** ,424** ,571**
,111 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,412** ,294** ,334** ,460** ,413** ,465** ,577**
,000 ,003 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,265** ,330** ,514** ,343** ,376** ,236* ,403**
,009 ,001 ,000 ,001 ,000 ,020 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,395** ,211* ,456** ,405** ,521** ,582** ,559**
,000 ,038 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,166 ,211* ,226* ,187 ,228* ,126 ,461**
,104 ,038 ,026 ,066 ,025 ,218 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,590** ,578** ,415** ,652** ,489** ,510** ,668**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,160 ,222* ,133 -,092 ,243* ,119 -,038
,117 ,029 ,195 ,372 ,016 ,245 ,712
97 97 97 97 97 97 97
,372** ,434** ,290** ,162 ,320** ,305** ,108
,000 ,000 ,004 ,114 ,001 ,002 ,291
97 97 97 97 97 97 97
,086 ,388** ,269** ,082 ,344** ,326** ,122Page 53
Correlations
item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,497** ,436** ,569** ,365** ,403** ,300** ,199
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,050
97 97 97 97 97 97 97
,668** ,461** ,746** ,415** ,702** ,280** ,182
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,074
97 97 97 97 97 97 97
,351** -,003 ,538** ,159 ,331** ,247* -,128
,000 ,977 ,000 ,120 ,001 ,015 ,210
97 97 97 97 97 97 97
,258* ,355** ,455** ,602** ,503** ,499** ,342**
,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,489** ,317** ,445** ,633** ,515** ,546** ,351**
,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,571** ,231* ,433** ,504** ,214* ,354** ,256*
,000 ,023 ,000 ,000 ,035 ,000 ,011
97 97 97 97 97 97 97
,577** ,499** ,729** ,568** ,460** ,488** ,285**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,403** ,453** ,572** ,363** ,296** ,254* ,049
,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,012 ,631
97 97 97 97 97 97 97
,559** ,308** ,568** ,690** ,366** ,164 ,382**
,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,108 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,461** ,087 ,388** ,340** ,240* -,097 ,200*
,000 ,398 ,000 ,001 ,018 ,343 ,049
97 97 97 97 97 97 97
,668** ,461** ,746** ,415** ,702** ,280** ,182
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,074
97 97 97 97 97 97 97
-,038 ,313** ,230* ,206* ,023 ,097 ,275**
,712 ,002 ,023 ,043 ,826 ,343 ,007
97 97 97 97 97 97 97
,108 ,544** ,295** ,271** ,207* ,139 ,362**
,291 ,000 ,003 ,007 ,042 ,174 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,122 ,370** ,340** ,374** ,106 -,145 ,431**
Page 54
Correlations
item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,199 ,350** ,736** ,398** ,371** ,227* ,508**
,050 ,000 ,000 ,000 ,000 ,026 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,182 ,348** ,481** ,170 ,281** ,217* ,101
,074 ,000 ,000 ,096 ,005 ,033 ,325
97 97 97 97 97 97 97
-,128 ,074 ,257* ,094 -,055 ,188 -,065
,210 ,473 ,011 ,358 ,594 ,066 ,525
97 97 97 97 97 97 97
,342** ,433** ,311** ,163 ,212* ,566** -,060
,001 ,000 ,002 ,111 ,037 ,000 ,563
97 97 97 97 97 97 97
,351** ,409** ,429** ,370** ,126 ,299** -,206*
,000 ,000 ,000 ,000 ,220 ,003 ,043
97 97 97 97 97 97 97
,256* ,341** ,626** ,308** ,183 ,000 ,000
,011 ,001 ,000 ,002 ,072 1,000 1,000
97 97 97 97 97 97 97
,285** ,363** ,471** ,089 ,077 ,316** -,169
,005 ,000 ,000 ,388 ,455 ,002 ,098
97 97 97 97 97 97 97
,049 ,336** ,659** ,206* ,422** ,149 ,021
,631 ,001 ,000 ,043 ,000 ,146 ,839
97 97 97 97 97 97 97
,382** ,263** ,441** ,275** ,609** ,414** ,153
,000 ,009 ,000 ,006 ,000 ,000 ,136
97 97 97 97 97 97 97
,200* ,037 ,150 ,087 ,368** -,097 ,036
,049 ,717 ,141 ,397 ,000 ,345 ,725
97 97 97 97 97 97 97
,182 ,348** ,481** ,170 ,281** ,217* ,101
,074 ,000 ,000 ,096 ,005 ,033 ,325
97 97 97 97 97 97 97
,275** -,231* ,151 -,004 ,420** ,215* ,261**
,007 ,023 ,141 ,968 ,000 ,034 ,010
97 97 97 97 97 97 97
,362** -,111 ,158 -,024 ,419** ,353** ,124
,000 ,280 ,123 ,813 ,000 ,000 ,227
97 97 97 97 97 97 97
,431** -,035 ,134 -,148 ,546** ,422** ,379**
Page 55
Correlations
item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,508** ,140 ,422** ,376** ,398** ,546** ,155
,000 ,170 ,000 ,000 ,000 ,000 ,131
97 97 97 97 97 97 97
,101 ,302** ,213* ,231* ,170 ,168 ,188
,325 ,003 ,037 ,023 ,096 ,101 ,065
97 97 97 97 97 97 97
-,065 ,023 -,134 -,133 ,094 ,143 -,134
,525 ,826 ,192 ,194 ,358 ,164 ,191
97 97 97 97 97 97 97
-,060 ,338** ,162 ,219* ,163 ,165 -,014
,563 ,001 ,114 ,031 ,111 ,106 ,888
97 97 97 97 97 97 97
-,206* ,159 -,132 -,151 ,370** ,000 -,090
,043 ,119 ,197 ,141 ,000 1,000 ,383
97 97 97 97 97 97 97
,000 ,232* ,000 ,146 ,308** ,000 ,261**
1,000 ,022 1,000 ,152 ,002 1,000 ,010
97 97 97 97 97 97 97
-,169 ,473** ,027 ,124 ,089 -,040 ,172
,098 ,000 ,795 ,225 ,388 ,695 ,092
97 97 97 97 97 97 97
,021 ,459** ,378** ,366** ,206* ,134 ,220*
,839 ,000 ,000 ,000 ,043 ,190 ,030
97 97 97 97 97 97 97
,153 ,403** ,327** ,340** ,275** ,000 ,379**
,136 ,000 ,001 ,001 ,006 1,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,036 ,094 ,326** ,262** ,087 -,308** ,350**
,725 ,359 ,001 ,010 ,397 ,002 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,101 ,302** ,213* ,231* ,170 ,168 ,188
,325 ,003 ,037 ,023 ,096 ,101 ,065
97 97 97 97 97 97 97
,261** ,860** ,408** ,343** -,004 -,058 ,696**
,010 ,000 ,000 ,001 ,968 ,571 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,124 1,000** ,379** ,328** -,024 -,062 ,628**
,227 ,000 ,000 ,001 ,813 ,546 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,379** ,635** ,585** ,616** -,148 -,055 ,608**
Page 56
Correlations
item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,155 ,563** ,736** ,605** 1 ,661** ,328**
,131 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
97 96 97 97 97 97 97
,188 ,352** ,481** ,486** ,661** 1 ,601**
,065 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
-,134 ,038 ,257* ,231* ,328** ,601** 1
,191 ,713 ,011 ,023 ,001 ,000
97 96 97 97 97 97 97
-,014 ,168 ,311** ,279** ,162 ,271** ,125
,888 ,101 ,002 ,006 ,112 ,007 ,221
97 96 97 97 97 97 97
-,090 ,158 ,429** ,633** ,382** ,502** ,305**
,383 ,123 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002
97 96 97 97 97 97 97
,261** ,235* ,626** ,410** ,371** ,418** ,178
,010 ,021 ,000 ,000 ,000 ,000 ,081
97 96 97 97 97 97 97
,172 ,108 ,471** ,364** ,308** ,569** ,479**
,092 ,297 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,220* ,185 ,659** ,403** ,462** ,396** ,188
,030 ,072 ,000 ,000 ,000 ,000 ,065
97 96 97 97 97 97 97
,379** ,338** ,441** ,461** ,493** ,438** ,180
,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,078
97 96 97 97 97 97 97
,350** ,044 ,150 ,378** ,317** ,442** ,008
,000 ,668 ,141 ,000 ,002 ,000 ,935
97 96 97 97 97 97 97
,188 ,352** ,481** ,486** ,661** 1,000** ,601**
,065 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
,696** ,358** ,151 -,111 ,013 ,002 -,081
,000 ,000 ,141 ,279 ,900 ,985 ,432
97 96 97 97 97 97 97
,628** ,443** ,158 -,008 ,140 ,302** ,023
,000 ,000 ,123 ,939 ,170 ,003 ,826
97 96 97 97 97 97 97
,608** ,246* ,134 -,185 ,119 ,152 -,114Page 57
Correlations
item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,328** ,162 ,382** ,371** ,308** ,462** ,493**
,001 ,112 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,601** ,271** ,502** ,418** ,569** ,396** ,438**
,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
1 ,125 ,305** ,178 ,479** ,188 ,180
,221 ,002 ,081 ,000 ,065 ,078
97 97 97 97 97 97 97
,125 1 ,707** ,206* ,636** ,538** ,341**
,221 ,000 ,043 ,000 ,000 ,001
97 97 97 97 97 97 97
,305** ,707** 1 ,343** ,569** ,344** ,370**
,002 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,178 ,206* ,343** 1 ,603** ,502** ,539**
,081 ,043 ,001 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,479** ,636** ,569** ,603** 1 ,726** ,421**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,188 ,538** ,344** ,502** ,726** 1 ,526**
,065 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,180 ,341** ,370** ,539** ,421** ,526** 1
,078 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,008 -,026 ,141 ,329** ,143 ,226* ,662**
,935 ,799 ,168 ,001 ,162 ,026 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,601** ,271** ,502** ,418** ,569** ,396** ,438**
,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,081 ,254* -,075 ,218* ,349** ,456** ,431**
,432 ,012 ,467 ,032 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,023 ,338** ,159 ,232* ,473** ,459** ,403**
,826 ,001 ,119 ,022 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
-,114 ,281** -,070 ,204* ,317** ,362** ,483**
Page 58
Correlations
item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,493** ,317** ,661** ,013 ,140 ,119 ,410**
,000 ,002 ,000 ,900 ,170 ,245 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,438** ,442** 1,000** ,002 ,302** ,152 ,442**
,000 ,000 ,000 ,985 ,003 ,137 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,180 ,008 ,601** -,081 ,023 -,114 ,102
,078 ,935 ,000 ,432 ,826 ,267 ,322
97 97 97 97 97 97 97
,341** -,026 ,271** ,254* ,338** ,281** ,478**
,001 ,799 ,007 ,012 ,001 ,005 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,370** ,141 ,502** -,075 ,159 -,070 ,150
,000 ,168 ,000 ,467 ,119 ,495 ,143
97 97 97 97 97 97 97
,539** ,329** ,418** ,218* ,232* ,204* ,218*
,000 ,001 ,000 ,032 ,022 ,045 ,032
97 97 97 97 97 97 97
,421** ,143 ,569** ,349** ,473** ,317** ,435**
,000 ,162 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,526** ,226* ,396** ,456** ,459** ,362** ,516**
,000 ,026 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
1 ,662** ,438** ,431** ,403** ,483** ,599**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,662** 1 ,442** ,114 ,094 ,325** ,366**
,000 ,000 ,267 ,359 ,001 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,438** ,442** 1 ,002 ,302** ,152 ,442**
,000 ,000 ,985 ,003 ,137 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,431** ,114 ,002 1 ,860** ,690** ,466**
,000 ,267 ,985 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,403** ,094 ,302** ,860** 1 ,635** ,528**
,000 ,359 ,003 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,483** ,325** ,152 ,690** ,635** 1 ,783**
Page 59
Correlations
item_67 Efektivitas
item_53 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_54 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_55 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_56 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_57 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_58 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_59 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_60 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_61 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_62 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_63 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_64 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_65 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,410** ,743**
,000 ,000
97 97
,442** ,735**
,000 ,000
97 97
,102 ,357**
,322 ,000
97 97
,478** ,573**
,000 ,000
97 97
,150 ,587**
,143 ,000
97 97
,218* ,527**
,032 ,000
97 97
,435** ,643**
,000 ,000
97 97
,516** ,625**
,000 ,000
97 97
,599** ,715**
,000 ,000
97 97
,366** ,315**
,000 ,002
97 97
,442** ,735**
,000 ,000
97 97
,466** ,319**
,000 ,001
97 97
,528** ,479**
,000 ,000
97 97
,783** ,411**
Page 60
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,491** ,210* -,184 -,015 -,223* -,214* ,094
,000 ,039 ,072 ,886 ,028 ,036 ,357
97 97 97 97 97 97 97
-,230* ,243* ,057 ,153 ,029 ,191 ,140
,024 ,016 ,580 ,135 ,780 ,061 ,170
97 97 97 97 97 97 97
,244* ,384** ,315** ,472** ,259* ,378** ,426**
,016 ,000 ,002 ,000 ,011 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,094 ,143 -,223* ,690** ,248* ,117 ,281**
,357 ,163 ,028 ,000 ,014 ,255 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,140 ,186 ,029 ,466** ,131 ,161 ,478**
,170 ,068 ,780 ,000 ,201 ,114 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,426** ,399** ,259* ,319** ,355** ,451** ,573**
,000 ,000 ,011 ,001 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,281** -,183 ,182 ,540** ,336** ,047 ,461**
,005 ,073 ,075 ,000 ,001 ,649 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,478** -,014 ,397** ,566** ,363** ,296** ,452**
,000 ,889 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,573** ,280** ,286** ,614** ,626** ,597** ,461**
,000 ,005 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Page 61
Correlations
item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,461** -,075 ,465** -,065 ,174 ,005 ,086
,000 ,468 ,000 ,524 ,088 ,963 ,402
97 97 97 97 97 97 97
,452** ,081 ,377** ,237* ,287** ,014 ,289**
,000 ,430 ,000 ,020 ,004 ,889 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,461** ,271** ,354** ,521** ,802** ,562** ,673**
,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,086 ,388** ,269** ,082 ,344** ,326** ,122
,402 ,000 ,008 ,422 ,001 ,001 ,235
97 97 97 97 97 97 97
,289** ,418** ,293** ,324** ,406** ,429** ,265**
,004 ,000 ,004 ,001 ,000 ,000 ,009
97 97 97 97 97 97 97
,673** ,640** ,597** ,677** ,675** ,804** ,639**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,122 ,370** ,340** ,374** ,106 -,145 ,431**
,235 ,000 ,001 ,000 ,303 ,156 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,265** ,427** ,536** ,469** ,415** -,017 ,282**
,009 ,000 ,000 ,000 ,000 ,868 ,005
97 97 97 97 97 97 97
,639** ,597** ,755** ,770** ,683** ,484** ,428**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Page 62
Correlations
item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,431** -,035 ,134 -,148 ,546** ,422** ,379**
,000 ,733 ,191 ,148 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,282** ,233* ,324** ,065 ,566** ,566** ,243*
,005 ,021 ,001 ,528 ,000 ,000 ,017
97 97 97 97 97 97 97
,428** ,515** ,653** ,343** ,515** ,542** ,350**
,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_43 item_44 item_45 item_46 item_47 item_48
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,379** ,635** ,585** ,616** -,148 -,055 ,608**
,000 ,000 ,000 ,000 ,148 ,595 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,243* ,528** ,619** ,667** ,065 ,175 ,293**
,017 ,000 ,000 ,000 ,528 ,086 ,004
97 97 97 97 97 97 97
,350** ,479** ,450** ,488** ,343** ,425** ,312**
,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,002
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_49 item_50 item_51 item_52 item_53 item_54
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,608** ,246* ,134 -,185 ,119 ,152 -,114
,000 ,016 ,191 ,070 ,245 ,137 ,267
97 96 97 97 97 97 97
,293** ,302** ,324** ,230* ,410** ,442** ,102
,004 ,003 ,001 ,023 ,000 ,000 ,322
97 96 97 97 97 97 97
,312** ,513** ,653** ,508** ,743** ,735** ,357**
,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 96 97 97 97 97 97
Page 63
Correlations
item_55 item_56 item_57 item_58 item_59 item_60
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,114 ,281** -,070 ,204* ,317** ,362** ,483**
,267 ,005 ,495 ,045 ,002 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,102 ,478** ,150 ,218* ,435** ,516** ,599**
,322 ,000 ,143 ,032 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,357** ,573** ,587** ,527** ,643** ,625** ,715**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_61 item_62 item_63 item_64 item_65 item_66
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,483** ,325** ,152 ,690** ,635** 1 ,783**
,000 ,001 ,137 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,599** ,366** ,442** ,466** ,528** ,783** 1
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
,715** ,315** ,735** ,319** ,479** ,411** ,632**
,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
97 97 97 97 97 97 97
Correlations
item_67 Efektivitas
item_66 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
item_67 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Efektivitas Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,783** ,411**
,000 ,000
97 97
1 ,632**
,000
97 97
,632** 1
,000
97 97
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Page 64
responden 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 2 3 1 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 1
2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
6 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
7 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
8 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
9 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
10 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
11 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3
12 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
13 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
14 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
15 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
16 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
17 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
18 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
22 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
24 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
27 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
28 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
29 2 3 1 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 1
30 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
33 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
34 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
35 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
36 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
37 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
38 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
39 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3
40 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
41 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
42 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
43 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
44 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
45 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
46 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
49 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
50 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
51 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
52 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
53 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
55 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
56 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
57 2 3 1 4 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 1
58 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Nilai Kuesioner EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR ONLINE
Identitas JAWABAN RESPONDEN
59 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
60 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
61 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
62 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
63 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
64 1 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
65 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
66 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
67 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3
68 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
69 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
70 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3
71 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
72 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
73 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
74 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
75 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
76 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
77 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
78 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
79 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
80 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
81 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
82 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
83 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
84 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
85 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
86 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
87 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
88 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
89 1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
91 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
92 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
93 1 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
94 1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
95 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
96 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
97 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
128 302 250 305 285 293 287 282 307 303 287 322 308 305 314 218 281 283 293 283 274 303 306 284 284 297 280
1-15 pernyataan 4347 16-23 pernyataan 2310 24-47 pernyataan 6946
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
Nilai Kuesioner EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR ONLINE
JAWABAN RESPONDEN
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
292 294 302 315 282 297 306 307 264 302 305 310 298 290 282 280 292 219 316 261 273 282 291 309 302 290 280 290
48-67 pernyataan 5844
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 jumlah
2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 181
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 202
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 202
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 212
4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 237
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 215
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 218
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 219
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 211
3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 177
2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 185
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 189
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 189
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 183
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 214
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 186
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 196
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 197
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 203
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 206
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 199
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 245
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 181
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 214
4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 237
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 215
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 218
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 219
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 211
3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 213
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 176
2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 185
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 190
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 190
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 184
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 188
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 197
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 198
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 202
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 205
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 200
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 245
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 181
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
Nilai Kuesioner EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR ONLINE
JAWABAN RESPONDEN
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 214
4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 238
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 216
3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 219
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 221
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 211
3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 213
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 176
2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 185
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 190
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 189
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 184
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 186
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 195
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 198
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 203
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 206
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 199
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 245
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 215
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 186
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 195
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 198
3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 212
2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 168
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 191
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 203
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 206
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 199
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 186
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 241
3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 179
294 285 314 291 291 289 280 269 231 294 322 316 305 301 19447
19877
DOKUMENTASI LAPANGAN
Lahan parkir yang masih numpang di sekolah agama samping Kantor Imigrasi
Kelas I Serang.
Lahan parkir depan Kantor Imigrasi Kelas I Serang yang kurang memadai
sehingga menimbulkan kemacetan di Jalan Warung Jaud Kaligandu Kota Serang.
Alur Proses Sistem Pelayanan Paspor secara manual (walk in), tidak ada informasi
mengenai pembuatan paspor secara online.
Tempat pengisian formulir bagi pemohon paspor kurang memadai sehingga
banyak pemohon paspor mengantri untuk mengisi formulir dikarenakan hanya
tersedia 1(satu) meja saja.
Di akses pada jam 9:15 Pagi, tanggal 10 Maret 2018
: : ヽ
“1■0日Q営“早F●日目認円
〓ヨ
o乙
m〕‘mΣ国』z国∽〇∩
Zくいくいく0
い中、g一
しユヽやC ・
ヽ
ヽ\ズゼゼゞゝどヽこ
喜ζこの二て
↑れヽ
爆tf岱
‘
二ヽ
‥sL
‐
ご‘コ
ミ
ーざ、
〔
ミ
ュし
、/
口く00Zくい
邊 ≦ ミω ― .1 轟》
OZ
で営日
,こ
〓コ〓
通ヽ日3一
■'■
宮
昌
〓
督
理
ヽ】さ
ξ
奪
,
‘
褒 乙
:至層”S
,
OZ】mΣ】[ΣmヽZm∽〇∩
Zく■くいく〇
ネぶュp‐
ハくべ∫jし
ヾゞご。針入≧ ゝ、ミ昼
よJ
、
ri
ゞ
了ξ
き
よ
ドヽ
パ
ごJ肴
コく〇〇Zくト
ム \ l o 生
晏 = ≡OZ プ いい \
ロ ロ
0 つ日 日
唱 唱ヽ ヽ
一毯
ハ
再
肇
・
Υ
♪
,書
日言
5
【晰き
,
せ、〔ゞ
:晉状
「
Fl~ ‐姜ヽ= ミユ
3
o一
“相
‘
早
”●
総
日
目
一8
,
S
I
曽
■
日
■
ョ日
,
■
■■
日
^
0
名
mヽ自m
,日【ヽ
Z国∽〇∩
Z
くいく
いく
0
重
彗
三
二
J
壼
象
堪
f
塾設墨r
)塾↑ヽ〓耗憂。
よ
≦
導
逮ミ亀よ
口く00Zくい
電ざ髪ξ一一い一ン一
む一コ」ご」料
OZ
0〇一oエ
↑タコ日“E●■メ〓
者き日8ぃ
口3
8
0
せに“
Ю
啜
日
祠考
日
3
●
4嘔
目
‘
彗
■
●
●o
砲〔ξξ8ヽ
重osT一董唯誌資
) ?l∬風ё
■重」f訳一
S・ヽ
■L
ヽSS&リエ
.
ぶ士「メ
・
」″一一())一飩もメ
・
士・ 。パ
,'ヽ
m一■工‐‐‐‐‐‐―――――――――――――――――――――――ヽミ、pし「ヽ●ヽ■t)「ミミ嗜ご
八”う日Pヨ
電ユエ
穏、日3一
3
●
: :ョ曽場
■9)
一1
日
3
●■
目
ヽ一E
l
0
o乙
mで“m
,国“z国∽o∩
Zくいくいく0
口く00Zくい
〇Z
N∽一●こ
ヾせヽ■0も撮留暮t乱ヽ)らヽヽミヽヽヽ
(塁
,日
●●●
〓■xヽ¨〓贅ぼoやぁ
(Fゴ\
7な四∽(X]
年マピくヽ
Oz【mΣ】“〓いヽZ“∽〇∩
Zくいくいく0
B
E
口く00Zくい
゛
ヾOZ
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi :
Nama : Galih Hidayat Ramadhan
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 07 Februari 1995
Alamat : Komplek Taman Asri Blok C.1 No 04 RT 024 RW 006
Kelurahan Taman Baru Kecamatan Taktakan Provinsi Banten
Email : galeh007@gmail.com
Telepon : 085939050840
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Data Pendidikan :
1999-2000 : TK Yasiba
2000-2006 : SDN Umbul Tengah 1
2006-2009 : SMPN 4 Kota Serang
2009-2012 : SMAN 2 Kota Serang
2012-2018 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Administrasi Publik)
Pengalaman Organisasi :
2012-2015 : Serikat Eksekutif Muda UNTIRTA (LSO BEM UNTIRTA)
Pengalaman Magang :
KPP Pratama Serang (Bag. Pelayanan, Umum, dan Waskon IV) 2015
Prestasi :
Juara 4 Renang 3000 Meter FIPOB – V Pulau Umang Banten Indonesia 2010
Juara 3 Renang Gaya Bebas 100 Meter POPDA Banten 2011
Juara 1 Renang Gaya Bebas 200 Meter PORKOT Banten 2012
Juara 3 Renang Gaya Ganti 200 Meter PORKOT Banten 2012
Juara 2 Renang Pekan Olahraga Mahasiswa UNTIRTA 2014
top related