timun mungil (coccinia grandis)

Post on 27-Oct-2015

743 Views

Category:

Documents

11 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

sejarah, ciri, khasiat dan kandungan gizi dari timun mungil (Coccinia grandis)

TRANSCRIPT

TIMUN MUNGIL (Coccinia grandis)

Artikel by Roedathus

Timun ini berukulan mini, kira-kira sebesar jempol orang dewasa. Timun jenis ini masih terbilang langka di Indonesia, oleh karena itu saya sangat tertarik untuk membuat artikel ini dan semoga dapat menjadi rujukan bagi teman-teman yang memang membutuhkan ini sebagai referensi.

Tumbuhan ini biasanya tumbuh merambat pada julur yang terdapat

di sekitarnya. Kebanyakan tumbuh liar di kawasan terbuka seperti

padang rumput, bahu jalan, pagar, dan pinggir hutan. Tumbuhan ini

semula berasal dari Afrika hingga menyebar sampai ke Asia

Tenggara. Biasanya di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia,

Thailand dan India tumbuhan ini digunakan sebagai sayuran dalam

menu utama atau penambah menu pokok.

Tumbuhan ini dapat merambat hingga setinggi 20 m, batang muda

berwarna hijau, batang tua bertitik putih (seperti kutil) dan

berkayu. Jenis Daun menjari, kedudukan berseli-selang tangkai

daun 1-5 cm panjangnya, helai daun membujur lebar atau hampir

membulat, 3-12 cm panjangnya dan 3-15 cm lebarnya. Bunga

jantan 1-4 kuntum pada satu tangkai, biasanya 1-2 kuntum saja,

tangkai bunga 0.7-7 cm panjangnya, kelopak berwarna oren atau

kuning dengan urat berwarna hijau. Bunga betina sekuntum pada

satu buku, tangkai bunga hingga 2.5 cm panjangnya, ovari 1.5 cm

panjangnya, kelopak bunga seperti bunga jantan. Buah memanjang

lonjong seperti timun kecil, memanjang kembung seperti labu kecil

atau hampir bebola, 3-7 cm panjangnya, 1-3.5 cm lebar, berwarna

hijau dengan jalur putih waktu muda, dan menjadi merah setelah

masak.

Kingdom : Plantae

(unranked) : Angiosperms

(unranked) : Eudicots

(unranked) : Rosids

Order : Cucurbitales

Family : Cucurbitaceae

Genus : Coccinia

Species : C. grandis

Cara mengembangbiakan tumbuhan ini cukup mudah dengan menstek

batang yang sudah tua. Cara seperti ini banyak digunakan oleh

pembudidaya karena dianggap sangat efektif menghasilkan buah

dibandingkan dengan cara mengembangbiakan dengan biji. Karena sifat

keturunan pada buah ada yang jantan dan betina, jadi kemungkinan utuk

berbuahnya sangat tipis dibandingkan dengan stek batang.

Jarak tanam yang dianjurkan adalah 2 m x 1.5 m. Sistem tanam seperti

menanam timun biasa. Cara termudah menanam timun ini adalah di depan

rumah dan biarkan ia merayap di atas pagar.

Hama tumbuhan ini biasanya adalah Collectotricum spp, Erysiphe

chichoracaeum, dan Peronospora cubensis. Bisa dicegah dengan pestisida

-pestisida sayuran. Sementara hewan yang dapat mengganggu tumbuhan ini

adalah seperti serangan Aphid (Aphid spp.), kumbang merah labu

(Aulacophora sp.) dan juga lalat buah (Dacus spp.). Pencegahan dengan

menggunakan racun serangga.

KHASIAT DAN KANDUNGAN GIZI

Dalam pengobatan tradisional , buah I telah ini dipercaya dapat mengobati

kusta , demam , asma, bronkitis , dan penyakit kuning. Buah ini dapat

menstabilkan sel mati, anti-anafilaksis dan potensi antihistaminic . [ 5 ] Di

Bangladesh , akarnya digunakan untuk mengobati osteoarthritis dan nyeri

sendi . Krim yang terbuat dari daunnya digunakan pada kulit untuk

mengobati kudis . [ 6 ]

Ekstrak buah ini dapat dibeli secara online di toko-toko makanan kesehatan.

Produk ini dipercaya dapat membantu mengatur kadar gula darah . Ada

beberapa penelitian yang mendukung bahwa senyawa dalam tanaman ini

dapat menghambat enzim glukosa - 6 - fosfatase . [ 7 ] Glukosa - 6 -

fosfatase adalah salah satu enzim hati kunci yang terlibat dalam mengatur

metabolisme gula . Oleh karena itu , buah ini kadang-kadang dianjurkan

untuk pasien diabetes . Meskipun klaim ini belum didukung para ahli, pada

saat ini cukup banyak penelitian difokuskan pada sifat obat tanaman ini

berfokus pada penggunaannya sebagai antioksidan ,anti - hipoglikemik ,

modulator sistem kekebalan tubuh , dll. Beberapa negara di Asia seperti

Thailand mempersiapkan tonik tradisional seperti minumanekstrak buah ini

untuk tujuan pengobatan .

Kandungan gizi yang terdapat pada tumbuhan ini adalah seperti :

1. Daun - 3.5% protein, mineral, provitamin A, dan vitamin lain.[1]

2. Buah - 94% air, 3% karbohidr at, 1-2% protein, 0.1% lemak, sedikit

zat besi, fosforus, kalium, kalsium, niasin, provitamin A, vitamin B1,

B2, dan C.[1]

Ada berbagai resep dari seluruh dunia

bahwa timun ini sebagai bahan utama dan

sering dibandingkan dengan pare. Buah

ini umumnya dimasakan sebagai sayuran

di India. Orang-orang Indonesia dan

negara-negara Asia tenggara lainnya juga

mengkonsumsi buah dan daunnya. Dalam

masakan Thailand itu adalah salah satu

bahan dari Kaeng Khae kari. Bahkan di

Thailand budidaya timun ini di kebun

rumah telah didorong pemerintah karena

itu menjadi sumber yang baik dari

beberapa mikronutrien, termasuk vitamin

A dan C.

Di India itu dimakan sebagai kari, dengan

daging goreng bersama dengan rempah-

rempah, dijadikan isian masala dan

ditumis, atau direbus terlebih dahulu di

pressure cooker dan kemudian digoreng .

Hal ini juga digunakan dalam sambar, sup

sayuran dan berbasis miju-miju.

SUMBER DAN RUJUKAN

1. Michel H. Porcher (2006). Sorting Coccinia names

2. ump up to: a b c Pacific Island Ecosystems at Risk (2003). "Invasive plant species: Coccinia grandis". Retrieved 10 February

2010.

3. Jump up ^ NMC Crees (1997). "Scarlet Gourd in Saipan". Retrieved 10 February 2010.

4. Jump up ^ Linney, G. (1986). "Coccinia grandis (L.) Voight: A new cucurbitaceous weed in Hawai'i". Hawaii Botanical

Society Newsletter 25 (1): 3–5.

5. Jump up ^ Taur D.J., Patil R.Y.,"Mast cell stabilizing, antianaphylactic and antihistaminic activity of Coccinia grandis

fruits in asthma". Chinese Journal of Natural Medicines. 9 (5) (pp 359-362), 2011.

6. Jump up ^ http://www.thefreelibrary.com/_/print/PrintArticle.aspx?id=277270997

7. Jump up ^ Shibib, BA; Khan, LA; Rahman, R (May 15). "Hypoglycemic activity of Coccinia indica and Momordica

charantia in diabetic rats: depression of the hepatic gluconeogenic enzymes glucose-6-phosphatase and fructose-1,6-

bisphosphatase and elevation of both liver and red-cell shunt enzyme glucose-6-phosphate dehydrogenase". Biochem J. 292

(Pt 1): 267–270. PMC 113499.

8. Jump up ^ Kaeng Khae Kai (Katurai Chilli Soup with Chicken)

9. Jump up ^ Artemis P. Simopoulos and C. Gopalan, ed. (2003), Plants in Human Health and Nutrition Policy, Karger

Publishers, ISBN 3-8055-7554-8

top related