tim penyusun -...
Post on 13-Jun-2019
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TIM PENYUSUN
Pengarah
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Dr. Muhammad Haris
Penanggungjawab
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Dedy Sambudi, SKM, M.Kes
Ketua
Kepala Sub bagian Program, Informasi dan Hubungan masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Dwi Andriani, SKM, M.Kes
Sekretaris/ Editor Fenti Mansyar, SE, M.Si
Anggota Didi Dwiantoro, SKM, M.Kes Poppy Wulandari, SKM, MKL
Kontributor Sekretariat
Bidang Sumber Daya Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang P2P Puskesmas se-Kabupaten Kampar
RSUD Bangkinang
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil alamin, berkat rahmat dan karunia Allah SWT, akhirnya
“Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Tahun 2016” ini dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja Dinas kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2016 disusun untuk
melaksanakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi
pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang telah
ditetapkan dengan berpedoman kepada Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003
dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014.
Laporan kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan yang telah diamanahkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar. Berbagai data kinerja disajikan setelah melalui proses pengumpulan
dan pengukuran yang sistematis agar dapat dimanfaatkan sebagai informasi kinerja yang
dapat mendukung perencanaan pembangunan kesehatan di masa mendatang untuk
mencapai Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yaitu “Mewujudkan Pembangunan
Kesehatan yang berkesenambungan serta Pelayanan Berkualitas dan Terjangkau oleh
Seluruh Lapisan Masyarakat Tahun 2016”
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah berperan aktif dalam menyusun dan menyelesaikan Laporan Kinerja
Dinas kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2016. Besar harapan kami, agar semua
pihak yang terkait dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya laporan ini. Semoga keberadaan Laporan Kinerja ini dapat menjadi media
pertanggungjawaban serta peningkatan kinerja bagi seluruh pegawai dilingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar.
Bangkinang Kota, 23 Januari 2017
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KAMPAR
Dr. MUHAMMAD HARIS Pembina TK.I
NIP. 19670721 199803 1 003
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………............................ i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………............................... ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………….......... iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………............................. 1
1.1. Gambaran Umum…………………………………………………………….... 1
1.1.1 Kedudukan….…………………………………………...................... 1
1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi………………………………................... 1
1.1.3 Struktur Organisasi……………………………………..................... 2
1.1.4 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh…………………………. 3
1.1.5 Landasan Hukum……..…………………………....…..................... 5
1.1.6 Maksud dan Tujuan …………………….…………...….................. 6
1.1.7 Sistematika Pembahasan……………………………...................... 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA……….......................... 9
2.1 Rencana Strategi……….………………………….…………........................... 9
2.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai…………………………………………...................... 10
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategi………………………………………………… . 11
2.4 Prioritas Pembangunan di Bidang Kesehatan ……………………................ 13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA…………………………………...................................... 14
3.1 Capaian Kinerja Dinas Kesehatan …………………………………………... 14
3.2 Kerangka Pengukuran …………………………………………………………. 14
3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja …………………... 16
3.4 Tahapan Pengukuran Realisasi Kinerja…………………………………….. .. 36
3.5 Pengelolaan Barang Milik Daerah ……………………………………………. 81
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………..... 83
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Ordinal Pencapaian Kinerja………............................... 15
Tabel 3.2 Evaluasi Pencapaian Misi 1 Sasaran 1………..………............................... 17
Tabel 3.3 Evaluasi Pencapaian Misi 1 Sasaran 2………..………............................... 19
Tabel 3.4 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3………………..……….............................. 21
Tabel 3.5 Rasio Keberadaan Dokter umum/Dokter Gigi, Perawat dan Bidan di
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2016........................................ 22
Tabel 3.6 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4………………..………............................. 30
Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5………………..………............................. 31
Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6………………..………............................. 32
Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7………………..………............................. 35
Tabel 3.10 Gambaran Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016. 37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
1
1.1 Gambaran Umum
1.1.1 Kedudukan
Sesuai dengan Perda Kabupaten Kampar No. 6 Tahun 2012 tentang
organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Kampar, dinyatakan bahwa
kedudukan Dinas Kesehatan adalah perangkat daerah yang diberi wewenang, tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi,
sentralisasi dan tugas perbantuan bidang kesehatan di daerah yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dijabarkan dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar No. 6 Tahun 2012. Secara
terinci ditetapkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar adalah
membantu Bupati dalam melaksanakan tugas dibidang kesehatan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kesehatan mempunyai
fungsi:
a Menyusun perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan.
b Melaksanakan urusan kegiatan kesekretariatan.
c Menyusun perencanaan, pengendalian, pelaksanaan, dan evaluasi program
pelayanan kesehatan.
d Melaksanakan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan.
e Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan penyebaran informasi kesehatan
f Melaksanakan pembinaan kesehatan keluarga, ibu, anak dan keluarga
berencana, usia lanjut serta peningkatan gizi dan usaha kesehatan sekolah;
g Melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit melalui kegiatan
pengamatan penyakit, pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
h Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar rujukan.
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
2
i Melaksanakan pelayanan kesehatan khusus dan swasta.
j Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum.
k Pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan swasta.
l Melaksanakan pengawasan terhadap obat, makanan dan bahan berbahaya
serta alat-alat kesehatan.
m Melakukan pengawasan dan pengendalian dibidang kesehatan.
n Melaksanakan pembinaan terhadap unit pelaksana teknis.
o Melaporkan dan mempertanggungjawabkan tugas dinas secara teknis
operasional dan teknis administrasi kepada kepala daerah.
p Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah sesuai
dengan bidang tugasnya.
1.1.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar No. 6 Tahun 2012
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :
1 Kepala Dinas Kesehatan
2 Sekretariat
a. Sub bagian umum
b. Sub bagian kepegawaian
c. Sub bagian keuangan
3 Bidang bina program
a. Seksi penyusunan program
b. Seksi monev dan informasi kesehatan
c. Seksi pengembangan sarana dan prasarana kesehatan
4 Bidang promosi kesehatan dan kesehatan keluarga
a. Seksi kesehatan keluarga
b. Seksi gizi
c. Seksi promosi kesehatan dan UKS
5 Bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
a. Seksi surveilan, imunisasi dan kesehatan matra
b. Seksi pemberantasan penyakit menular
c. Seksi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
3
6 Bidang pelayanan kesehatan
a. Seksi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
b. Seksi Farmakmin dan Alkes
c. Seksi jaminan pelayanan kesehatan
7 Unit pelaksana teknis dinas (UPTD)
a. UPTD Puskesmas
b. UPTD Instalasi Farmasi Kesehatan
c. UPTD Laboratorium Kesehatan
1.1.4 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh
Program Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Kampar yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten bersama jajaran kesehatan tidak akan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya
tanpa keterlibatan dari sektor lain yang terkait, peran lintas sektor dan swasta serta
masyarakat umumnya. Bila dikoordinasikan dengan baik secara sinergis maka apa
yang menjadi visi Kabupaten Kampar yaitu “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten
Kampar yang Madani, berakhlak dan bermoral menuju Kehidupan yang sehat,
sejahtera serta berdaya saing pada Tahun 2016”. Melalui perwujudan Visi Dinas
Kesehatan yaitu “Mewujudkan Pembangunan Kesehatan yang
berkesenambungan serta Pelayanan Berkualitas dan Terjangkau oleh Seluruh
Lapisan Masyarakat Tahun 2016“ akan dapat terwujud.
Untuk itu perlu ditetapkan berbagai program kesehatan yang telah
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat,
dengan mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta
ketersediaan sumber daya yang ada.
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang optimal dan terjangkau oleh berbagai lapisan
masyarakat, maka sumber daya dibidang kesehatan dituntut untuk lebih bekerja
secara profesional yang menjamin out come yang akan dirasakan langsung oleh
masyarakat, hal ini terdapat dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan dan Undang-undang No 36 Tahun 2014 tentang
Kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
4
diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh
oleh Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat.
Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan yang bersifat
public goods artinya pelayanan yang harus tersedia dan dapat dijangkau oleh setiap
orang untuk memperoleh peluang dan mengembangkan kemampuan hidup sehat,
yang pada akhirnya kesehatan merupakan gaya hidup masyarakat di Kabupaten
Kampar. Disamping itu pemerintah berkewajiban memfasilitasi pengembangan
pelayanan kesehatan yang bersifat private goods yang memberikan peluang kepada
masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya. Pemerintah bertugas mengatur, membina dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat,
serta menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan
pembiayaan kesehatan dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap dapat terjamin. Oleh karena
itu Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun 2016 memiliki program
unggulan yaitu: UGD 24 jam diseluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Kampar,
Revitalisasi sistem kesehatan karna didalamnya ada kegiatan Akreditasi
Puskesmas, Pelayanan kesehatan jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal.
Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan program yang telah
dilakukan, serta untuk mengetahui apakah tujuan dan sasaran program mencapai
hasil yang diharapkan yaitu berhasil guna dan berdayaguna yang optimal dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat meningkatkan kinerja
pembangunan kesehatan di Kabupaten Kampar, maka perlu disusun laporan dalam
bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) selama T.A 2016. Hal ini
sebagai pelaksanaan dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang selanjutnya
disingkat SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktifitas, alat dan
proseduryang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan
data, pengklasifikasian dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah. Setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
5
pemerintahan Negara berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan
didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing
instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai dan berpedoman
kepada Peraturan MENPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis.
Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja, evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan kinerja juga berperan sebagai
alat kendali, alat penilai dan alat pendorong terwujudnya Good Governance yaitu
pemerintahan yang baik, bersih, dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
1.1.5 Landasan Hukum
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar Tahun 2016 berlandaskan kepada :
a Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5).
b Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614)
c Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, tugas dan
fungsi kementrian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon I
Kementrian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014
d Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
e Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
f Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
6
g Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
h Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan dan Pelaporan Akuntabilitas dan Penetapan Kinerja
Instansi Pemerintah
i Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata cara Reviu atas laporan kinerja Instansi
Pemerintah.
j Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 6 Tahun 2012 Tentang SOTK
Pemerintah Kabupaten Kampar.
1.1.6 Maksud dan Tujuan
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran.
Tujuan pelaporan kinerja oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar:
a. Memberikan infomasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
b. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah
untuk meningkatkan kinerjanya.
Gambar 1.1
Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja 2015
Informasi kinerja
terukur
Meningkatkan
Kinerja
Laporan Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
7
1.1.7 Sistimatika Pembahasan
Pada dasarnya laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang
menyusun perjanjian kinerja dan menyajikan informasi tentang:
a. Uraian singkat organisasi
b. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan
c. Pengukuran kinerja
d. Evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil
program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis
ini juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber daya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja
dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah terdiri dari empat bab
dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan.
Menguraikan tentang penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja.
Menguraikan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja.
Menguraikan tentang:
A. Capaian kinerja organisasi
Pada sub bab ini disajian capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai
berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
8
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi.
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional .
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.
6. Analisis atas efisiansi penggunaan sumber daya.
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan
yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Dinas Kesehatan
sesuai dengan dokumen Perjanjian kinerja.
Bab IV Penutup
Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan Dinas Kesehatan untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
9
2.1 Rencana Strategis
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap
berada dalam tatanan sistem administrasi negara kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi
pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang
dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar. RPJMD secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang
diterjemahkan kedalam bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang
terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara
bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.
Perencanaan merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang
ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis
instansi pemerintah (Dokumen Renstra) yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan
dalam pelaksanaannya.
Pada penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016 ini, mengacu pada peraturan menteri
negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birograsi No. 53 Tahun 2014
tentang petunjuk teknis penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
teknis reviu atas laporan dan peraturan daerah No. 7 tahun 2014 tentang perubahan
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
DAN PERJANJIAN KINERJA
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
10
peraturan daerah kabupaten kampar No. 12 tahun 2012 tentang rencana
pembangunan
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, serta
tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,
instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi,
peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas
kinerjanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dalam rangka mewujudkan Renstra
yang telah disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap
terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa depan, dengan
memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan tantangan (threats), baik pada lingkungan internal maupun
eksternal. Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2012 –
2016 dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja Kepala Dinas dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat selama masa jabatannya.
2.2 Visi, Misi dan Nilai – Nilai
2.2.1 Pernyataan visi
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar” Masyarakat Kampar Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan Tahun 2016”
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana
masyarakat di Kabupaten Kampar menyadari, mau dan mampu untuk mengenali,
mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan, baik yang disebabkan karena
penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan
perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
11
2.2.2 Pernyataan Misi
Misi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang terdapat pada
misi keempat Kabupaten Kampar adalah :
Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis
2.3.1 Misi I
Misi I : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat.
Tujuan:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta
sarana dan prasarana kesehatan
Sasaran:
a. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
c. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat
2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan
menghadapi masalah kesehatan dan prilaku hidup bersih dan sehat
Sasaran:
a. Meningkatnya persentase rumah dan lingkungan sehat
b. Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan
kesehatan
c. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat
3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kesehatan
Sasaran:
a. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan
2.3.2 Misi II
Misi II : Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
12
Tujuan:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan melalui peningkatan
sarana dan prasarana kesehatan
Sasaran:
a. Meningkat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas
b. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat
2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kesehatan
Sasaran:
a. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan
2.3.3 Misi III
Misi III : Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dilingkungan dinas
kesehatan dan jajarannya
Tujuan:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan serta
sarana dan prasarana kesehatan
Sasaran:
a. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
c. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat
2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan
menghadapi masalah kesehatan dan perilaku hidup bersih dan
sehat
Sasaran:
a. Meningkatnya persentase rumah dan lingkungan sehat
b. Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan
kesehatan
c. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat
3. Peningkatan pengelolaan pelayanan kesehatan yang bersih, baik
dan profesional.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
13
Sasaran:
a. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan
4. Pelayanan yang Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
2.4 Prioritas Pembangunan di Bidang Kesehatan
2.4.1 Rencana Kinerja Tahunan
Perencanaan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dijabarkan dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Rencana
kinerja ini akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana
kinerja telah ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja ini
merupakan komitmen seluruh unsur Pimpinan dan pelaksana pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar untuk mencapainya dalam periode tahunan.
Proses penyusunan rencana kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
telah melalui tahapan-tahapan berikut:
Penetapan Program
Penetapan Sasaran
Penetapan Kegiatan
Indikator Pencapaian Sasaran,
Indikator Kinerja kegiatan
Target Indikator Kinerja Kegiatan
Target Kinerja Sasaran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
14
3.1 Capaian Kinerja Dinas Kesehatan
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan,
badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan
atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang
berwenang menerima pelaporan akuntabilitas atau pemberi amanah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar selaku pengemban amanah
masyarakat kabupaten kampar melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui
penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang disusun sesuai
ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor
29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan
peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi
republik indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,
pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.
LKjIP tersebut menyajikan penilaian tingkat keberhasilan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar melaksanakan kegiatan sepanjang tahun anggaran 2016
sesuai dengan target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja
kegiatan, dan target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang
ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016 dan perjanjian kerja Tahun 2016.
3.2 Kerangka Pengukuran
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.
Mengacu kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan peraturan
BAB III
AKUNTABILITAS
KINERJA
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
15
menteri negara pendayagunaan apatarur negara dan reformasi birokrasi republik
indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,
pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah,
kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar diukur berdasarkan tingkat
pencapaian sasaran dan indikator sasaran. Gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran didapatkan melalui perbandingan antara Perjanjian Kinerja
dengan realisasi pada tahun berjalan.
Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan
realisasi indikator sasaran melalui media formulir pengukuran kinerja kemudian
atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis. Berdasarkan hasil
pengukuran kinerja, diperoleh capaian kinerja untuk setiap sasaran strategis dan
selanjutnya dianalisis dengan cara :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja Tahun 2016
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2016
dengan Tahun lalu dan beberapa tahun berakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target
jangka menengah yang terdapat dokumen RPJMD
Nilai yang diperoleh dari pencapaian kinerja dikelompokkan dalam skala
pengukuran ordinal sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Ordinal Pencapaian Kinerja
No % Capaian Kinerja Peringkat Interpretasi
1 ≥ 85 AA Memuaskan
2 ≥ 75 – 85 A Baik Sekali
3 ≥ 65 – 75 B Baik
4 ≥ 50 – 65 CC Cukup Baik
5 ≥ 30 – 50 C Agak Kurang
6 ≥ 0 – 30 D Kurang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
16
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja, dilakukan analisis pencapaian
kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab
tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
1. Indikator kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhitungkan indikator masukan (input), dan hasil (outcomes).
2. Indikator sasaran
Indikator sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukkan secara signifikan
mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran, Indikator sasaran
dilengkapi dengan target kualitatif dan satuannya untuk mempermudah
pengukuran pencapaian sasaran.
3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja
Secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar telah dapat
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kampar tahun 2011-2016. Tujuh sasaran
yang telah ditetapkan dengan dua puluh empat indikator kinerja sasaran pada
tahun anggaran 2015 sebagaimana juga telah ditetapkan dalam peraturan daerah
kabupaten kampar Nomor 7 Tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan
daerah kabupaten Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 dan mengacu
kepada penetapan kinerja Tahun anggaran 2016.
Pernyataan Misi : Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pada misi ini terdapat 7 sasaran dengan 23 indikator kinerja sasaran yang
digunakan. Penjelasan tingkat capaian 23 indikator kinerja sasaran tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 13 indikator kinerja sasaran ( 56,52 %) mencapai atau melebihi
target
2. Sebanyak 10 indikator (43,48%) tidak mencapai target.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
17
Pengukuran kinerja pencapaian sasaran terhadap misi pada tahun 2016
adalah sebagai berikut:
3.3.1 Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan
Dalam pencapaian sasaran ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
menggunakan 5 indikator kinerja dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.2
Evaluasi Pencapaian Misi 1 sasaran1
Indikator
Kinerja
Hasil
2013
Hasil
2014
Hasil
2015
Target
2016
Hasil
2016
%
Capaian
Tercapai/
Tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Cakupan
komplikasi
kebidanan
yang
ditangani
87,95 100 100 100 100 100 V 96,99 100
Cakupan
pelayanan
puskesmas
82 15 17 15 30 200 V 36 90
Cakupan
kunjungan
bayi
91,6 87,4 90.14 95 98 103 V 91,79 100
Cakupan
balita gizi
buruk dapat
perawatan
100 100 100 100 100 100 V 100 100
Cakupan
desa/
kelurahan
universal child
immunization
(UCI)
93,2 91,4 59 100 74,8 74,8 X 78,85 100
Rata-rata
capaian
115,6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
18
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 5 (lima) indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan
bahwa sebanyak 4 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan
diantaranya :
1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
2. Cakupan pelayanan puskesmas
3. Cakupan balita gizi buruk dapat perawatan
4. Cakupan kunjungan bayi.
Sedangkan sebanyak 1 indikator kinerja tidak mencapai target yang telah
ditetapkan yaitu:
1. Cakupan desa/ kelurahan universal child immunization (UCI)
Apabila dilihat perbandingan pencapaian kinerja antara tahun 2016 dengan
realisasi tahun 2015, 2014 dan 2015 semua indikator mengalami peningkatan.
Perkembangan capaian kinerja pada indikator cakupan Balita Gizi Buruk
didukung oleh kegiatan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
pada balita miskin dan program PMT-AS.
Alasan indikator Cakupan desa/ kelurahan universal child immunization
(UCI) tidak mencapai target yang telah ditentukan adalah :
1. Perubahan indikator capaian UCI yaitu imunisasi dasar lengkap..
2. Saran program terlalu tinggi.
3. Perubahan Sistem Pelaporan dari manual ke Sistem aplikasi (by name by
adress).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
19
Untuk mendorong pencapian indikator sasaran cakupan desa/ kelurahan
Universal Child Immunization (UCI) dilakukan melalui :
1. Melaksanakan sweeping untuk meningkatkan pencapaian imunisasi dasar
lengkap sebagai indikator tercapainya desa UCI (Universal Child Imunisation).
2. Melaksanakan sosialisasi pentingnya imunisasi dasar lengkap.
3. Mensosialisasikan kembali pentingnya pelaksanaan imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan ( Booster DPT-HB-Hib & Campak).
4. Melakukan kembali sosialisasi tentang pentingnya imunisasi bagi murid SD
sederajat.
5. Melaksanakan pertemuan bagi pengelola imunisasi mengenai imunisasi.
3.3.2 Sasaran 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Dalam pencapaian sasaran ini Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
menggunakan 4 indikator kinerja dengan capaian sebagai sebagai berikut:
Tabel 3.3
Evaluasi pencapaian Misi 1 sasaran 2
Indikator Kinerja Hasil
2013
Hasil
2014
Hasil
2015
Target
2016
Hasil
2016
%
Capaian
Tercapai/
tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Menurunnya
angka kematian
bayi per 1.000
kelahiran hidup
12 8 12 33 9 27,27 V 10,25 32
Menurunnya
angka kematian
balita
58 9 8 32 0 0 V 18,75 32
Menurunnya
angka kematian
ibu melahirkan
86 121 142 102 124 121,57 X 118,25 102
Meningkatya
usia harapan
hidup
70.7 70.8 71.1 71 71,1 100.1 V 70.93 71.6
Rata-rata
capaian 62,24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
20
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 4 indikator kinerja salama tahun 2016 menunjukkan bahwa
sebanyak dua indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan diantaranya:
1. Menurunnya angka kematian bayi.
2. Meningkatnya usia harapan hidup.
3. Menurunnya angka kematian balita
Sedangkan sebanyak satu indikator kinerja tidak mencapai target yakni
menurunnya angka kematian ibu melahirkan
Penurunan realisasi kinerja dan capaian kinerja indikator menurunnya
angka kematian ibu melahirkan disebabkan sebagian ibu meninggal Sectio
Caesaria disebabkan emboli air ketuban, ada beberapa kasus penyebab kematian
tidak langsung antara lain jantung, diabetes dan anoreksia. Semua kasus
tertangani mulai dari bidan desa sampai ke rumah sakit, tetapi penyebab kematian
ibu bukan karena penyebab langsung komplikasi kebidanan seperti: perdarahan
dan infeksi.
Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan ditunjukkan antara lain
berkurangnya angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA). Berdasarkan indikator AKI dan AKB serta AKABA
menunjukkan bahwa derajat kesehatan di indonesia masih belum memuaskan.
Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih memprihatinkan, 2 orang ibu
meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas. Sebagian besar
kematian ibu disebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang
disebabkan oleh perdarahan, infeksi, abortus pada kehamilan, pre-eklamsi dan
eklamsi serta partus lama.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
21
3.3.3 Sasaran 3 : Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat di Kabupaten
Kampar
Dalam pencapaian sasaran ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
menggunakan 3 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.4
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
Indikator
Kinerja
Hasil
2013
Hasil
2014
Hasil
2015
Target
2016
Hasil
2016
%
Capaian
Tercapai/
Tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Rasio
Puskesmas
perawatan
dengan
kecamatan
8 8 8 9 8 88,9 X 8 9
Rasio
Puskesmas non
perawatan
untuk 30.000
penduduk
19 21 23 22 22 100 V 21,25 22
Rasio
puskesmas
pembantu
dengan desa
72.2 72.4 72.8 71 72,8 102,5 V 72.55 100
Rata-rata
capaian Tahun
2015
97,13
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Rasio Puskesmas perawatan dengan kecamatan belum mencapai target
disebabkan oleh belum tersedianya alokasi dana untuk pengembangan
puskesmas menjadi puskesmas perawatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
22
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 3 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa
sebanyak 2 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan diantaranya:
1. Rasio puskesmas non perawatan untuk 30.000 penduduk
2. Rasio puskesmas pembantu dengan desa
Untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Kampar telah
tersedia 31 puskesmas, 8 puskesmas rawat inap dan 23 rawat jalan, 177
puskesmas pembantu dan 21 Puskesmas keliling serta 681 posyandu, setiap
kecamatan telah memiliki puskesmas bahkan ada yang lebih dari 1 puskesmas.
pada kecamatan yang padat penduduk seperti Kecamatan Siak Hulu memiliki 3
puskesmas, Kecamatan XIII Koto Kampar memiliki 3 puskesmas, Kecamatan
Tapung memiliki 3 puskesmas, Tapung Hulu, Tapung Hilir, Kampar Kiri Hulu dan
Gunung Sahilan memiliki 2 puskesmas dan kecamatan lainnya memiliki masing-
masing 1 puskesmas. Dengan kondisi sekarang ini ratio antara puskesmas
terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Kampar tercatat 1: 24.688, Rasio antara
puskesmas perawatan dengan kecamatan tahun 2016 tercatat 8 : 21, Rasio
puskesmas pembantu dengan desa sebesar 185 : 250 dimana puskesmas
pembantu sudah dimiliki sebesar 74% desa dikabupaten kampar. Pada tahun
2016 poskesdes sebanyak 189 unit. Disamping itu telah tersedia sebuah
laboratorium kesehatan, 1 Rumah Sakit Umum Daerah sebagai pelayanan
kesehatan rujukan dari puskesmas.
Untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan
diperlukan tenaga medis yang cukup. Gambaran mengenai kecukupan tenaga
medis di Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Rasio Keberadaan Dokter Umum/Dokter Gigi, Perawat dan Bidan di Wilayah
Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2016
No Jenis Tenaga Ratio
Yang Ada Standar ISO 2010
1 Dokter Umum / Dokter
Gigi 18 : 100.000 Penduduk 40 : 100.000 Penduduk
2 Perawat 70 : 100.000 Penduduk 158 : 100.000 Penduduk
3 Bidan 39 : 100.000 Penduduk 100 : 100.000 Penduduk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
23
1. Ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa gambaran mengenai kecukupan
tenaga dokter dalam satu wilayah dapat diukur dengan menggunakan
indikator jumlah dokter per 100.000 penduduk (ratio tenaga dokter terhadap
100.000 penduduk)
Jumlah dokter sampai dengan tahun 2016 adalah 25 dokter spesialis, 65
dokter umum dan 32 dokter gigi, berarti setiap penduduk hanya dilayani oleh
17 s.d 18 dokter. Sedangkan menurut perhitungan nasional rata-rata pada
tahun 2010 ada 40 orang dokter setiap 100.000 penduduk. Diharapkan pada
tahun 2017 ada peningkatan jumlah dokter.
2. Ratio Tenaga Dokter dan Dokter gigi Puskesmas
Untuk mengukur tingkat kecukupan dokter umum dan dokter gigi
disarana pelayanan kesehatan terdepan adalah dengan menggunakan
indikator ratio dokter dan dokter gigi puskesmas terhadap jumlah puskesmas.
Ratio tenaga dokter terhadap puskesmas di kabupaten kampar pada tahun
2016 yaitu pada satu puskesmas terdapat 2 – 3 orang dokter umum dan 1 – 2
orang dokter gigi.
Dalam meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan maka
upaya yang telah dan akan ditempuh selanjutnya adalah menitik beratkan
pelayanan kesehatan di puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan
dasar dengan menempatkan dokter umum dan dokter gigi.
3. Ratio Tenaga Bidan per 100.000 penduduk
Gambaran tingkat kecukupan tenaga bidan dapat ditunjukkan dengan
jumlah bidan per 100.000 penduduk. Menurut indikator ISO 2010 rata-rata
bidan per 100.000 penduduk adalah 100 bidan. Sedangkan ratio tenaga bidan
di Kabupaten Kampar pada tahun 2016 adalah 39 orang per 100.000
penduduk, angka ini menurun dari tahun 2015 yang berjumlah 102 orang per
100.000 penduduk hal ini disebabkan oleh sebagian bidan melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
24
4. Ratio Tenaga Perawat per 100.000 penduduk
Jumlah tenaga perawat per 100.000 penduduk dapat memberikan
gambaran tentang pendistribusian tenaga perawat dalam suatu wilayah kerja.
Jumlah tenaga perawat kesehatan per 100.000 penduduk dikabupaten
kampar pada tahun 2016 adalah 70 orang sedangkan kebutuhan tenaga
perawat diperhitungkan cukup bila berada pada posisi 158 per 100.000
penduduk. Jumlah tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang
sangat penting dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat, karena
perawatlah yang pada umumnya memberikan pelayanan langsung baik kuratif
maupun preventif. Jumlah kebutuhan tenaga bidan, perawat, kesmas, gizi,
teknisi medis, farmasi,sanitasi di Kabupaten Kampar sudah hampir memenuhi
kebutuhan namun belum terdistribusi dengan baik.
Tenaga Kesehatan
Data ketenagaan Tahun 2015 s.d Tahun 2016 (PNS, PTT,dan Honor)
adalah sebagai berikut :
No. Jenis Ketenagaan Tahun 2015 Tahun 2016
1. Dokter Spesialis 25 orang 25 orang
2 Dokter Umum 83 orang 65 orang
3. Dokter Gigi 41 orang 32 orang
4. Perawat 591 orang 474 orang
5 Bidan 709 orang 259 orang
6. Apoteker 12 Orang 9 Orang
7. SI Farmasi 2 orang 2 orang
8. Asisten Apoteker 43 orang 38 orang
9. Ahli Gizi 24 orang 21 orang
10. Rekam Medis 6 0rang 6 0rang
11 Analis 42 orang 246 orang
12 Sanitarian 20 orang 18 orang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
25
13 Perawat Gigi 23 orang 27 orang
14 Pendidikan S2 19 orang 19 orang
15 Sarjana Kesehatan 103 orang 103 orang
16. Tenaga Lainnya (PNS) 61 orang 61 orang
17. Tenaga Lainnya (THL dan TBK) 109 orang 109 orang
Jumlah 1.888 orang 1.514 orang
Program unggulan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016
sebagai berikut:
1. Program UGD 24 jam disetiap puskesmas sekabupaten kampar untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan prima kemasyarakat.
a. Pelaksanaan kegiatan:
Pembagian jadwal dinas dilakukan berdasarkan tiga siklus dalam
satu hari yaitu: pagi, siang dan malam dengan jumlah ketenagaan 1
orang dokter, 1 orang perawat dan 1 orang bidan. Jadi siklus dinas
dalam 1 bulan 24 x hari kerja
b. Masalah
Peralatan IGD yang Masih kurang membuat petugas IGD mengalami
kesulitan dalam memberikan pelayanan maksimal kepada
masyarakat.
Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Tensi meter
2. Standar Infus
3. Alat sterilisasi
Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang IGD 24 jam di
puskesmas seperti :
1. Ruangan khusus IGD
2. Meubiler
3. Ambulance
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
26
Adanya beberapa permasalahan Sumber Daya Manusia di IGD
antara lain sebagai berikut:
1. Adanya penempatan yang tidak merata (tidak sesuai dengan
jumlah kebutuhan)
2. Adanya penempatan yang tidak sesuai dengan bidang ilmu yang
dibutuhkan.
3. Adanya TBK yang belum memiliki sertifikasi keahlian dalam
menangani kedaruratan.
4. Adanya TBK yang belum berpengalaman kerja sebelumnya
5. Tenaga yang bekerja tidak semuanya memiliki sertifikat BTCLS
dan ATCLS
c. Keberhasilan:
1. Terlaksananya Pelayanan IGD 24 jam se Kabupaten Kampar
pada 31 Puskesmas akan memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Terlaksananya Pembangunan / Rehab Gedung (ruangan)
Pelayanan IGD 24 jam akibat dari pelaksanaan IGD 24 jam.
3. Tersedianya Tenaga Kesehatan Pelayanan IGD 24 jam di
Puskesmas.
4. Terlayaninya masyarakat selama 24 jam di puskesmas.
5. Meningkatnya kesehatan masyarakat kabupaten Kampar
d. Solusi masalah:
1. Pengadaan obat dan peralatan yang dibutuhkan IGD
2. Melakukan pelatihan ATCLS dan BTCLS
3. Bimtek kepada seluruh staf puskesmas mengenai program IGD 24
jam dan tanggung jawabnya
2. Kegiatan Revitalisasi sistem kesehatan
a. Pelaksanaan kegiatan:
Kegiatan akreditasi puskesmas baru bisa dilaksanakan pada
pertengahan bulan yaitu bulan april 2016 karena menunggu
terbentuknya tim pendamping akreditasi yang telah lulus pelatihan
yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dimana
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
27
mendapatkan dua tim yang akan mendampingi 8 puskesmas
sehingga sampai akhir tahun baru ada 3 puskesmas yang siap di
survey.
b. Masalah:
Keterbatasan waktu pendampingan dan sumber daya manusia
pendamping yang terbagi ke 4 puskesmas atau untuk 1 tim
menyisakan 1 puskesmas yang belum disurvey dari target awalnya
sebanyak 4 puskesmas.
c. Solusi masalah:
Penambahan tim pendamping akreditasi di puskesmas pada tahun
2017.
3. Kegiatan pelayanan kesehatan jakesmas, jamkesda dan jampersal
a. Pelaksanaan kegiatan jamkesda tahun 2016
Hak hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya
dan keluarganya merupakan hak azazi manusia dan diakui oleh
segenap bangsa- bangsa dunia, termasuk Indonesia.
Dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang –
Undang No 36 Tahun 2009 Pengganti Undang – Undang 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, Dalam Undang – Undang Nomor 36 Tahun
2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses dan sumber daya dibidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas,
pemerintah bertanggung jawab atas jaminan kesehatan masyarakat
melalui Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) bagi kesehatan
perorangan.
Dalam program JKN, masyarakat miskin dan tidak mampu yang
sebelumnya merupakan peserta Jamkesmas dialihkan sebagai
peserta Penerima Bantuan Iuran ( PBI ) JKN / KIS yang iurannya
dibayarkan Pemerintah Pusat. Kondisi ini didukung juga oleh
Pemerintah Kabupaten Kampar yang terus memantapkan jaminan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
28
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu diluar kuota PBI
JKN / KIS melalui program Jaminan Kesehatan Daerah
(JAMKESDA ) sebagai bagian dari pengembangan jaminan secara
menyeluruh.
Saat ini peserta Jamkesda Kabupaten Kampar terdiri dari :
1). Jamkesda Integrasi
Peserta Jamkesda yang bermigrasi ke program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), dimana Iuran Premi ke BPJS
menggunakan dana Sharing dengan dana Propinsi yaitu 50 : 50
dengan dana Anggaran Belanja Kabupaten Kampar. Jumlah
Peserta sebanyak 35.000 jiwa.
2). Jamkesda Non Integrasi
Peserta Yang telah terdaftar dalam data Base Surat Keputusan
Bupati Kampar dimana peserta dapat dilayani di Rumah sakit Tipe
C ( Rumah Sakit Umum Bangkinang atau Rumah Sakit Petala
Bumi), Apabila Pasien di Rujuk Ke Rumah sakit tipe B ( Rumah
Sakit Arifin Ahmad ) secara Otomatis akan Menjadi Peserta
jamkesda Propinsi. Saat Ini Jumlah Peserta Sebanyak 35.893
Jiwa.
3). Jamkesda dengan Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM )
Pesertanya adalah Masyarakat Kabupaten Kampar yang Miskin /
tidak mampu diluar JKN / KIS, Jamkesda Integrasi dan Jamkesda
Non Integrasi.
Peserta hanya bisa dilayani sampai Rumah Sakit Tipe C. Syarat
Kepesertaan adalah : Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM )
dari Desa di ketahui Camat. Rekomendasi dari Dinas sosial, Surat
Rujukan dari Puskesmas, Foto Copy KTP dan Foto Copy Kartu
Keluarga.
b. Permasalahan yang ada dalam pelaksanaan jamkesda
1). Pada data kepesertaan masih belum sinkron sehingga ada data
yang tumpang tindih.
2). Masih banyaknya masyarakat yang apabila sakit menggunakan
SKTM untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
29
3). Dana Pengklaim pasien jamkesda untuk Rumah Sakit Tipe C
Ditahun anggaran 2016 masih kurang sehingga masih ada klaim
yang belum terbayarkan.
4). Masih Banyak masyarakat Miskin yang belum terjangkau dalam
pendataaan kepesertaan Jamkesda.
5). Untuk masyarakat miskin yang diluar kuota Jamkesda integrasi
dan Non Integrasi bila dirujuk ke Rumah sakit Tipe B ( Rumah
Sakit Umum Arifin Ahmad )tidak bisa mendapat Jaminan
Kesehatan karena belum adanya kerja sama Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar dengan Rumah Sakit Tipe B ( Rumah sakit
Arifin Ahmad ).
c. Pemecahan Masalah :
1). Untuk sinkronisasi data, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk melengkapi data
kepesertaan yang belum ada NIK.
2). Untuk data kepesertaan sebaiknya dilakukan Validasi data
bersama Dinas Sosial
3). Masalah pembayaran Klaim peserta Jamkesda di Rumah sakit
tipe C telah dianggarkan pada APBD tahun ajaran 2017.
4). Sebaiknya Jamkesda yang non Integrasi di migrasi menjadi
Jamkesda Integrasi.
5). Sebaiknya jangkauan pelayanan pasien Jamkesda yang
menggunakan SKTM bukan hanya di Rumah sakit Tipe C saja tapi
sampai ke Rumah Sakit tipe B.
6). Penambahan klinik / Rumah Sakit Swasta yang dapat membantu
dalam memberikan pelayanan kepada pasien Jamkesda dengan
cara bekerja sama dengan klinik / Rumah Sakit Swasta.
3.3.4 Sasaran 4 : Meningkatnya Persentase Rumah dan Lingkungan Sehat
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
30
Tabel 3.6 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
Indikator
Kinerja
Hasil
2013
Hasil
2014
Hasil
2015
Target
2016
Hasil
2016
%
Capaian
Tercapai/
tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Persentase
Rumah
memiliki
sanitasi dasar
sehat
78 80 69 85 83,3 98 X 77,6 100
Rasio rumah
layak huni
86 90 90 95 83,3 87,7 X 87 100
Rata-rata
capaian
Tahun 2016
92,85
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa
sebanyak 2 indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan
diantaranya:
1. Persentase rumah memiliki sanitasi dasar sehat
2. Rasio rumah layak huni
Persentase rumah memiliki sanitasi dasar sehat belum mencapai target
disebabkan oleh keadaan realita dilapangan mayoritas tidak memenuhi indikator
penilaian sanitasi seperti Saluran pembuangan air limbah rumah tangga dan
tempat sampah.
Untuk menggambarkan lingkungan sehat ditentukan oleh indikator seperti
persentase rumah tangga terhadap akses air bersih, persentase rumah tangga
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
31
memiliki sanitasi dasar, persentase tempat-tempat umum dan pengelolaan
makanan (TUPM).
Untuk mendukung pencapaian indikator diatas pada tahun 2016 telah
dilaksanakan kegiatan antara lain:
1. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Sasaran kegiatan penyuluhan menciptakan lingkungan sehat adalah personal
higiene bagi murid sekolah dasar pada 489 SD dan 31 Puskesmas se
Kabupaten Kampar seluruhnya telah dilaksanakan 100 %.
2. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
Kegiatan sosialisasi kebijakan lingkungan sehat bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program swadaya
PAMSIMAS. Kegiatan ini dilaksanakan melalui sosialisasi lingkungan sehat
yang melibatkan kepala desa, ketua BPD, PKK, kader kesehatan, petugas
kesehatan dilaksanakan di 31 Puskesmas.
3.3.5 Sasaran 5 : Meningkatkan Jumlah Penduduk Yang Memiliki Jaminan
Kesehatan.
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
Indikator Kinerja Hasil
2013
Hasil
2014
Hasil
2015
Target
2016
Hasil
2016
%
Capaian
Tercapai/
Tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Cakupan penduduk
miskin yang
mendapat Jaminan
Kesehatan (%)
86 100 100 90 90 100 V 96,5 100
Cakupan Pelayanan
Jamkesmas (%)
85 100 100 100 90 90 X 93,8 100
Rata-rata capaian
Tahun 2015 95
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
32
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat diketahui
realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa sebanyak
satu indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu jumlah penduduk
miskin yang mendapat jaminan kesehatan.
Satu indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu cakupan
pelayanan Jamkesmas
Program Jamkesmas yang diselenggarakan Pemerintah telah mencakup
jaminan kesehatan penduduk miskin di Kabupaten Kampar. Ditambah komitmen
pemerintah daerah Kabupaten Kampar dengan program Jamkesda telah
meningkatkan cakupan jaminan kesehatan. Mulai tanggal 1 juli 2015 pemerintah
telah mengintegrasikan peserta Jamkesda ke BPJS (Program JKN).
Penduduk yang memiliki kepesertaan Jamkesda telah dilayani pada 31
puskesmas dengan pelayanan IGD 24 jam.
3.3.6 Sasaran 6 : Meningkatkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 5 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6
Indikator Kinerja Hasil
2013
Hasil
2014
Hasil
2015
Target
2016
Hasil
2016
%
Capaian
Tercapai/
Tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Persentase RT
berprilaku hidup
bersih dan sehat
(PHBS)
83 85 47 75 27 36 X 60,5 80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
33
Jumlah keluarga
sadar gizi (kadarzi)
didesa
78 80 100 80 60,19 75,24 X 79,73 80
Persentase desa
siaga aktif
24.1 25.5 28.1 40 57 142,5 V 33,68 45
Persentase
posyandu mandiri
dan purnama
42 54 71.14 40 34 85 X 50.29 40
Cakupan bayi yang
mendapat ASI
eksklusif
84 85 80.3 80 58 72,5 X 76,83 80
Rata-rata capaian
Tahun 2015
79,7
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat diketahui
realisasi dari 5 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa satu
indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu persentase desa
siaga aktif.
Sedangkan sebanyak 3 indikator kinerja tidak mencapai target yang
ditetapkan yaitu
1. Persentase Rumah Tangga (RT) berprilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
2. Jumlah keluarga sadar gizi (kadarzi) didesa.
3. Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif
Namun apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2016 dengan
capaian kinerja tahun 2013, 2014 dan 2015, indikator persentase RT berprilaku
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
34
hidup bersih dan sehat (PHBS) menurun menjadi 27%, indikator cakupan bayi
yang mendapat ASI eksklusif menurun menjadi 58%.
Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat masih rendah
disebabkan oleh masih tingginya jumlah perokok aktif yang ada di Kabupaten
Kampar.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar untuk menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,
sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Untuk mendukung pencapaian indikator Rumah Tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat, pada tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan
masyarakat pola hidup sehat di Puskesmas dan jaringannya, pengembangan
media promosi dan informasi sadar hidup sehat dan pembinaan usaha kesehatan
sekolah tingkat SD.
Untuk memperluas cakupan dan jangkauan pelayanan puskesmas telah
dikembangkan berbagai sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
berupa posyandu. Tercatat pada tahun 2016 ada 681 posyandu terdiri dari 87
(13%) posyandu mandiri, 367 (54%) posyandu purnama, 204 (30%) posyandu
madya dan 23 (3,4%) posyandu pratama. Kegiatan posyandu sudah berjalan
dengan baik, jumlah kader juga memenuhi syarat namun capaian kegiatan dan
dana sehat harus ditingkatkan lagi.
Persentase desa siaga aktif meningkat menjadi 57% dari persentase tahun
sebelumnya 28,1%.
Cakupan ASI Eksklusif capaiannya menurun dari tahun sebelumnya yaitu
58% hal ini disebabkan oleh data yang diambil dari bayi yang lulus ASI Ekslusif.
Cakupan keluarga sadar gizi (Kadarzi) di desa belum mencapai target yang
diharapkan dan menurun dari capaian tahun sebelumnya, tahun 2015 capaiannya
100% sedangkan tahun 2016 capaiannya 60,19%. Hal ini menggambarkan semua
indikator di Kadarzi tercapai yaitu:
a. Penimbangan berat badan balita 57%, dengan target 80%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
35
b. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi dari lahir sampai umur 6 bulan 57,7%
dengan target 80%.
c. Menggunakan garam beryodium dengan cakupan 95,9%.
d. Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil sebesar 80,36%.
e. Memakan makanan beragam.
3.3.7 Sasaran 7 : Meningkatnya Peran Swasta Dalam Pelayanan Kesehatan
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7
Indikator Kinerja Hasil
2013
Hasil
2014
Hasil
2015
Target
2016
Hasil
2016
%
Capaian
Tercapai
/ Tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Jumlah Rumah
Sakit Swasta
5 5 5 5 5 100 V 5 5
Cakupan
pembinaan dan
pengawasan
sarana kesehatan
swasta
78.3 80 80 80 100 125 V 84,58 80
Rata-rata capaian
Tahun 2015
112,5
Keterangan :
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya.
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa
sebanyak 2 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
36
1. Jumlah Rumah Sakit Swasta
2. Cakupan pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan swasta
Selain itu, apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013
dengan capaian kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016, indikator cakupan pembinaan
dan pengawasan sarana kesehatan swasta capaiannya sama dengan tahun 2015
yaitu 80%.
Untuk menunjang kebutuhan pelayanan kesehatan jumlah rumah sakit
swasta di Kabupaten Kampar hingga tahun 2016 berjumlah 5 unit, jumlah apotik
61 semuanya telah memiliki izin, jumlah toko obat tercatat sebanyak 134 izin yang
masih berlaku sebanyak 128 toko obat.
Kebutuhan Vaksin pada Tahun 2016 dalam rangka pencegahan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain vaksin BCG, polio, campak,
DPT-HB-Hib, HBO dan vaksin TT telah terpenuhi 100% dari kebutuhan bayi di
Kabupaten Kampar. Cakupan imunisasi HBO 94,34%, BCG 104,7%, polio
mencapai 100,55%, DPT-HB-Hib 1 dengan persentase 99,26%, polio 2 sebesar
96,8%, DPT-HB-Hib 2 dengan persentase 96,9%, polio 3 dengan persentase
93,7%, DPT-HB-Hib 3 dengan persentase 95,8, polio 4 dengan persentase 92,
campak dengan persentase sebesar 90,24%, imunisasi dasar lengkap (IDL)
dengan persentase 81,11%, cakupan imunisasi TT untuk ibu hamil TT 1 dengan
persentase 16,45%, TT2 sebesar 17,83%, TT3 sebesar 16,86%, TT4 sebesar
14,12%, TT5 sebesar 13,32%. Sedangkan untuk imunisasi pada anak sekolah
atau BIAS dengan cakupan DT kelas 1 sebesar 97,67%, campak kelas 1 sebesar
96,1%, TD kelas 2 dan kelas 3 sebesar 95,37%.
3.4 Tahapan Pengukuran Realisasi Kinerja
Merupakan hasil perbandingan antara rencana kegiatan dengan hasil
pencapaian kegiatan
Evaluasi dan analisis capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan
indikator kinerja realisasi dengan indikator kinerja yang direncanakan. Pada tahun
2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar telah menetapkan 14 sasaran
strategis yang dicapai melalui pelaksanaan 19 program yang meliputi 71 kegiatan.
Semua kegiatan telah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Kampar Tahun 2016,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
37
bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Riau dan Dana alokasi khusus (DAK) yang
berasal dari dana pusat. Merupakan komitmen Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar dalam mengimplementasikan Rencana Kinerja Tahun 2016.
Menurut teori HL Blum derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor
yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Dari keempat faktor itu, faktor perilaku mempunyai pengaruh yang
cukup besar bersama dengan faktor lingkungan.
Dalam tatanan otonomi daerah, Visi Indonesia Sehat 2016 akan dapat
dicapai apabila telah tercapai secara keseluruhan jika Kabupaten/Kota juga Sehat.
Oleh karena itu, selain harus dikembangkan sistem kesehatan Kabupaten/Kota
yang merupakan sub sistem dari Sistem Kesehatan Nasional, harus ditetapkan
pula kegiatan minimal yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota sesuai yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1457/Menkes/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
3.4.1 Realisasi Anggaran
Target kinerja APBD secara keseluruhan mencakup unsur pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Untuk unsur pendapatan, target kinerja dilihat dari sub
komponen PAD, sedangkan unsur belanja, terget-target kinerja terutama dilihat
dari program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan.
Berikut ini gambaran target kinerja APBD Kabupaten Kampar Tahun 2016
pada Dinas Kesehatan yang secara ringkas dapat dilihat dari Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan Daerah pada anggaran setelah perubahan dan realisasinya.
Tabel 3.10 Gambaran Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016
No. Uraian
Jumlah Lebih/(kurang)
SETELAH
PERUBAHAN
REALISASI
ANGGARAN Rp %
4. PENDAPATAN
DAERAH Rp.19.747.808.090 21.678.258.800 Rp. 1.930.450.710 109,78
4.1 Pendapatan
Asli Daerah Rp.19.747.808.090 21.678.258.800 Rp. 1.930.450.710 109,78
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
38
No. Uraian
Jumlah Lebih/(kurang)
SETELAH
PERUBAHAN
REALISASI
ANGGARAN Rp %
4.1.1 Pajak Daerah
4.1.2 Retribusi
Daerah Rp. 100.000.000 Rp. 79.150.000 Rp. 20.850.000 79,2
4.1.2.01 Retribusi Jasa
Umum
4.1.2.01
Lain-lain
pendapatan
asli daerah
yang syah
(pelayanan
kesehatan
penduduk
miskin BPJS
kesehatan)
Rp.19.647.808.090 Rp21.599.108.800 (Rp1.951.300.710) 109,9
Jumlah
Pendapatan Rp.19.747.808.090 Rp21.599.108.800 (Rp1.951.300.710) 109,9
5. BELANJA
DAERAH 187.319.975.781 171.546.325.564 15.773.650.217 91,58
5.1 Belanja Tidak
Langsung Rp. 84.379.443.882 Rp.81.984.403.532 Rp.2.395.040.350 97,2
5.1.1 Belanja
Pegawai Rp. 84.379.443.882 Rp.81.984.403.532 Rp.2.395.040.350 97,2
5.2 Belanja
Langsung Rp.102.940.531.899 Rp. 89.561.922.032 Rp13.378.609.867 87,0
5.2.1 Belanja
Pegawai Rp.3.675.832.500 Rp.3.407.125.500 Rp.267.707.000 92,7
5.2.2 Belanja Barang
dan Jasa Rp.75.953.731.614 Rp.68.194.353.187 Rp.7.759.378.427 89,8
5.2.3 Belanja Modal Rp.23.310.967.785 Rp.17.960.443.345 Rp.5.350.524.440 77,0
Jumlah
Belanja Rp.187.319.975.781 Rp.171.546.325.564 Rp.15.773.650.217 91,6
Surplus /
(Defisit) (Rp167.572.167.691) (Rp149.868.066.764) (Rp.17.704.100.927) 89,43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
39
PAD Kabupaten Kampar yang dikelola Dinas Kesehatan meliputi :
Pelayanan Kesehatan, yang terdiri dari :
a. Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Pengawasan kualitas air
Pencapaian target PAD tersebut perlu dilihat secara objektif karena terkait
dengan aspek pelayanan publik.
Kebijakan pengelolaan keuangan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 144.662.000
(Seratus empat puluh empat juta enam ratus enam
puluh dua ribu rupiah.)
Proses : Terlaksana dan terbinanya program pengembangan
puskesmas dan lansia di puskesmas yang menjadi
Pilot Projeck
Output : Terbinanya petugas pelaksana program
pengembangan Perkesmas dan lansia yang kompeten
dalam melaksanakan program serta dalam pencatatan
dan pelaporan.
Outcome : Terciptanya kesamaan visi dan misi pengelola program
pengembangan Perkesmas dan lansia serta tertibnya
administrasi pencatatan dan pelaporan.
Target : 100%
Realisasi : 91,57%
Permasalahan : Adanya perubahan pada belanja jasa atau upah
tenaga harian lepas (THL). Tenaga THL yang S1 1
orang mengundurkan diri pada awal tahun 2016, pada
bulan april 2016 digantikan oleh THL yang
berpendidikan SMA sehingga ada selisih dalam
pembayaran gaji.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
40
Solusi masalah : Dilakukan pembenahan atau perbaikan dalam
penyusunan anggaran ditahun berikutnya.
b. Kegiatan Revitasisasi Sistem Kesehatan
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan sebesar
Rp. 765.696.500
Output : Tersosialisasinya proses akreditasi dan sertifikasi
tenaga.
Outcome : Meningkatnya kinerja petugas puskesmas
Target : 100%
Realisasi : 73,79%
Permasalahan : Dana honor surveior yang dianggarkan untuk 4
puskesmas yang dinilai, dalam pelaksanaannya hanya 3
puskesmas yang layak dilakukan penilaian sehingga
tersisa 1 puskesmas dan besaran honor surveior tidak
bisa terealisasi sesuai DPA.
Solusi masalah : Dilakukan sosialisasi dari hasil pembelajaran langsung
ke puskesmas, dilakukan pembenahan dalam
penyusunan anggaran di tahun berikutnya.
c. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 7.200.618.000
Output : Terlaksanya pelatihan & Bimtek untuk petugas bantu
Outcome : Terbinanya pelayanan IGD 24 Jam di semua puskesmas
Terget : 100%
Realisasi : 100%
d. Kegiatan Peningkatan Pelayanan & Penanggulangan Masalah
Kesehatan
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 1.107.266.200
Output : Terlaksananya kunjungan dokter spesialis ke
puskesmas perawatan, terlaksananya pelayanan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
41
kesehatan pada hari-hari besar keagamaan dan
kegiatan lapangan lainnya.
Outcome : Mutu pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan
kegawat daruratan dilapangan.
Target : 100%
Realisasi : 94%
Permasalahan : Adanya keterlambatan dan keterbatasan dana yang ada
di kas daerah.
Solusi Masalah : Dana yang selalu tersedia di kas daerah.
e. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 8.463.000.000
Output : Meningkatkan upaya kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif dalam mencapai target SPM tahun 2016.
Outcome : Mutu pelayanan yang bersifat promotif dan preventif
dapat dirasakan oleh masyarakat.
Target : 100%
Realisasi : 91,64%
Permasalahan : Adanya kegiatan yang tidak bisa terlaksana yang
disebabkan oleh pelaksamaannya sama dengan
kegiatan bidang lain, keterlambatan penyetoran dana
dari pusat ke kas daerah.
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang, dana yang selalu tersedia di kas
daerah.
2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi
Input : Dana Rp. 209.465.000,- ( Dua ratus sembilan juta empat
ratus enam puluh lima ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
42
Kegiatan ini untuk 681 posyandu di 31 Puskesmas yang
dilaksanakan oleh kader posyandu serta pemantuan
oleh petugas puskesmas se Kabupaten Kampar.
Proses : Pengadaan Kartu Menuju Sehat ( KMS ) Revitalisasi
Posyandu dan pengadaan alat alat untuk posyandu
serta penanggulangan Gizi buruk ( TFC ) Pencatatan
dan pelaporan hasil penimbangan oleh petugas
Puskesmas.
Output : Terlaksananya penimbanguuan Balita di 681 posyandu.
Outcome : Terpantaunya pertumbuhan Balita secara berkala di
seluruh Kabupaten Kampar.
Target : 100%
Realisasi : 91,64%
Permasalahan : Adanya keterlambatan memasukkan SPJ oleh 1
puskesmas yaitu puskesmas kampar kiri tengah, adanya
pengurangan jumlah posyandu menjadi 681.
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang.
b. Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin
Input : Dana Rp. 247.711.000,- ( Dua ratus empat puluh tujuh
juta tujuh ratus sebelas ribu rupiah). Kegiatan ini
dilaksanakan untuk Posyandu pengadaan Kartu menuju
Sehat (KMS) dan cetak buku buku diposyandu serta
pengadaan MP-ASI untuk balita posyandu dan PMT
balita gizi buruk untuk keluarga miskin kegiatan ini
dilaksanakan agar meningkatkan kunjungan masyarakat
agar mau datang membawa anaknya keposyandu dan
dilaksanakan di 31 Puskesmas se Kabupaten Kampar.
Proses : Penyediaan Susu dan biscuit untuk Tambahan makanan
anak baik balita yang sehat dan balita gizi buruk agar
anak balita dapat terpantau perkembangannya.
Pencatatan hasil kegiatan oleh petugas puskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
43
Output : Terlaksananya pemberian Makanan Pendamping Air
Susu ibu (MP-ASI) pada balita miskin.
Outcome : Meningkatnya status gizi balita di Kabupaten Kampar.
Target : 100%
Realisasi : 99%
Permasalahan : Adanya sisa nilai kontrak cetak KMS Balita,
berkurangnya jumlah posyandu menjadi 681.
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang.
c. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi
Input : Dana Rp 267.218.000,- (Dua ratus enam puluh tujuh juta
dua ratus delapan belas ribu rupiah), Kegiatan ini
dilaksanakan untuk penggadaan obat-obatan albendazol
dan multivitamin.
Proses : Penyediaan obat-obatan albendazol dan multivitamin.
Output : Terlaksananya pemberian obat-obatan albendazol dan
multivitamin ke 31 puskesmas.
Outcome : Menurunnya jumlah ibu hamil yang anemia.
Target : 100%
Realisasi : 97,56%
Permasalahan : Adanya sisa nilai kontrak pengadaan obat-obatan
albendazol dan multivitamin, sisa perjalanan dinas
esselon III.
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang.
d. Penanggulangan kurang energi protein ( KEP ), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium ( GAKY), Kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya.
Input : Dana Rp 1.210.532.000,- (satu milyar dua ratus sepuluh
juta lima ratus tiga puluh dua ribu rupiah), kegiatan ini
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
44
dilaksanakan untuk penaggulangan KEP,GAKY, Vit A
dan kekurangan zat gizi mikro.
Proses : Penyediaan KEP,GAKY,Vit A dan kekurangan zat gizi
mikro.
Output : Terlaksananya perbaikan gizi masyarakat kurang gizi.
Outcome : Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat dan
kekurangan vitamin A dan kekurangan zat mikro.
Target : 100%
Realisasi : 100%
3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak Sekolah
Input : Rp. 333.568.000,- (tiga ratus tiga puluh tiga juta lima
ratus enam puluh delapan ribu rupiah). Kegiatan ini
dilaksanakan di 31 Puskesmas.
Proses : Pembelian Vaksin Carrier, honor, dan transport petugas
pemegang program imunisasi, imunisasi rutin dan
imunisasi tambahan.
Output : Terimunisasi Balita dan Murid SD/ sederajat dan ibu
hamil.
Outcome : Terlindungi Balita, Murid SD sederajat dan Ibu Hamil
dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi).
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan pada kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak
Sekolah.
1) Tahun 2016 telah menggunakan software by name by address
sehingga puskesmas harus melakukan penyesuaian dengan software
ini
2) Belum tercapainya 100% Desa UCI (Universal Child Imunitation) untuk
semua antigen.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
45
3) Pelaksanaan BOOSTER DPT-HB-Hib & Campak belum sepenuhnya
dilaksanakan Puskesmas.
4) Walaupun cakupan BIAS sudah mencapai target yang ditentukan,
belum semua murid SD sederajat di vaksinasi saat pelaksanaan BIAS.
Hal ini disebabkan adanya beberapa anak yang tidak mendapat izin
orang tua untuk di imunisasi dan ketidak hadiran siswa saat
pelaksanaan BIAS.
5) BIAS DT tidak dilaksanakan dikarenakan ketersediaan vaksin DT tidak
ada
6) Belum semua cold chain (kulkas penyimpanan vaksin) puskesmas
sesuai standarisasi.
7) Masih kurangnya vaccine carrier di puskesmas.
Solusi Masalah pada Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak
Sekolah.
1) Melaksanakan sosialisasi mengenai penggunaan software imunisasi
2) Melakukan kembali sosialisasi tentang pentingnya imunisasi bagi murid
SD sederajat.
3) Melaksanakan sweeping untuk meningkatan pencapaian imunisasi
dasar lengkap sebagai indikator tercapainya desa UCI (Universal Child
Imunisation).
4) Melaksanakan pertemuan bagi pengelola imunisasi mengenai
Imunisasi
5) Melaksanakan sosialisasi pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap.
6) Mensosialisasikan kembali pentingnya pelaksanaan Booster DPT-HB-
Hib & Campak.
7) Perlunya pengadaan Cold Chain dan Vaccine Carrier yang sesuai
Standarisasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
46
b. Kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan
Wabah
Input : Rp. 280.857.000,- (Dua ratus delapan puluh juta delapan
ratus lima puluh tujuh ribu rupiah). Kegiatan ini dilaksanakan
di 31 Puskesmas.
Proses : Penyelidikan Epidemilogi, Penanggulangan KLB, Mobile VCT
HIV/AIDS, W2 mingguan, Surveilans Terpadu Penyakit (STP),
STP KLB, Zero Survey, Surveilans AFP dan PD3I.
Output : Terlaksananya surveilans epidemiologi kasus kejadian luar
biasa (KLB), Terlaksananya Zero Survei HIV AIDS pada
Kelompok sasaran, Honor dan Transportasi Pengelola
Program Surveilans.
Outcome : Terwujudnya pemutusan rantai penularan dan mencegah
kematian.
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan pada pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Surveilans
Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.
1) Belum semua puskesmas mengirimkan laporan STP tepat waktu pada
tanggal 5 setiap bulan (78% dari seluruh puskesmas).
2) Masih kurangnya penjaringan IMS, HIV/AIDS oleh puskesmas (kasus
baru).
Solusi masalah pada kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan
Penanggulangan Wabah
1) Menyurati semua puskesmas agar dapat mengirimkan laporan STP
tepat waktu setiap bulannya (tanggal 5 setiap bulan).
2) Membimbing puskesmas agar dapat melakukan penjaringan IMS,
HIV/AIDS
c. Kegiatan Peningkatan Imunisasi
Input : Rp. 188.420.000,- (seratus delapan puluh delapan juta
empat ratus dua puluh ribu rupiah).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
47
Proses : Pembelian ADS, Buku Register WUS, Buku registrasi
Bayi, Buku Stok Vaksin, Spanduk Imunisasi, dan
Rapat Koordinasi KOMDA KIPI, Pengadaan Kulkas
Penyimpanan Vaksin
Output : Meningkatkan cakupan imunisasi Desa UCI.
Outcome : Terlindungi Bayi dan Ibu Hamil dari PD3I (Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi).
Target : 100%
Realisasi : 99,73%
Permasalahan : Adanya sisa nilai kontrak pengadaan spanduk,
pengadaan pakaian petugas kesehatan dalam rangka
pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN),
kelebihan honor petugas parkir dan petugas
kebersihan, belum adanya satu persepsi tentang
Imunisasi TT Bumil, masih adanya bidan desa yang
belum melaksanakan scrining TT.
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang, mensosialisasikan lagi manfaat
pemberian vaksinasi.
d. Kegiatan Pemusnahan/Karantina Sumber Penyebab Penyakit Menular
Input : Rp. 309.334.600,- (tiga ratus sembilan juta tiga ratus tiga
puluh empat ribu enam ratus rupiah). Jumlah puskesmas
yang di SK kan untuk melaksanakan pemeriksaan jamaah
haji ada 23 puskesmas, namun yang melaksanakan
pemeriksaan sebanyak 20 puskesmas karena 3 puskesmas
lagi tidak ada jamaah haji. Jumlah jama’ah yang diperiksa
sebanyak 528 jamaah calon haji (JCH).
Proses : Pengadaan alat-alat laboratorium untuk kegiatan
pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah Haji (CJH) tahap I di
tingkat Puskesmas dan pemeriksaan kesehatan Calon
Jamaah Haji (CJH) tahap II di Kabupaten, melaksanakan
K3JH, Rapat Kelaikan keberangkatan JCH, sosialisasi dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
48
pertemuan evaluasi kesehatan haji, mengantarkan dan
menjemput Jemaah Haji ke Embarkasi dan Debarkasi.
Output : Terlaksanya kegiatan pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah
Haji (CJH). Jumlah jama’ah yang dinyatakan sehat pada
tahap I sebanyak 81 JCH, yang dinyatakan sehat pada tahap
II sebanyak 79 JCH.
Outcome : Terciptanya Calon Jamaah Haji yang sehat dan mandiri.
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan pada kegiatan Pemusnahan/Karantina Sumber Penyebab
Penyakit Menular.
1) Belum berjalannya K3JH (51 %).
2) Belum seluruh Puskesmas yang melaksanakan pembinaan Jamaah
Calon Haji di Puskesmas.
3) Belum seluruh Puskesmas yang melaksanakan Pemeriksaan dan
Pembinaan Kesehatan JCH sesuai konsep wilayah.
4) Tidak seluruh puskesmas melakukan Entry Siskohatkes karena
keterbatasan Jaringan internet
Solusi pemecahan masalah kegiatan Pemusnahan/Karantina
SumberPenyebab Penyakit Menular
1) Mensosialisasikan kembali kepada Jamaah Calon Haji pada saat
pemeriksaan kesehatan haji tahap II akan pentingnya pelaksanaan
Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH) untuk memantau
kesehatan Jamaah Haji pasca kepulangan haji.
2) Melakukan sosialisasi/ pertemuan/ pelatihan untuk melakukan
pembinaan terhadap Jamaah Calon Haji (JCH) yang memiliki risiko
tinggi maupun yang sehat.
3) Melaksanakan Pelatihan mengenai siskohatkes kepada petugas
Puskesmas dan meng-Entry laporan kesehatan haji secara ofline
terlebih dahulu
e. Kegiatan Penyemprotan /Fogging Sarang Nyamuk
Input : Dana Rp.476.002.900.- (Empat ratus tujuh puluh enam
juta dua ribu sembilan ratus rupiah )
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
49
Kegiatan ini untuk operasional penyemprotan / fogging
focus pada desa dengan kasus Demam Berdarah
dengan hasil penyelidikan epidemiologi positif dan
penyemprotan/fogging rutin di wilayah endemis demam
berdarah di wilayah puskesmas pada 31 puskesmas
yang tersebar di Kabupaten Kampar.
Proses : Penyemprotan/fogging rutin dan focus dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dengan
pengawasan kegiatan dilakukan oleh pemegang
program demam berdarah dinas kesehatan dan petugas
puskesmas setempat untuk menurunkan jumlah
kejadian dan kematian DBD.
Output : Terlaksananya fogging rutin dan fokus.
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan : Pelaksanaan fogging focus masih dipusatkan di Dinas
Kesehatan karena keterbatasan peralatan mobilisasi
dilapangan, mengakibatkan fogging dilakukan dengan
sistem antrian.
Solusi : Melengkapi fasilitas fogging terhadap puskesmas yang
endemis agar dapat melaksanakan fogging dalam
wilayah kerjanya.
f. Kegiatan Pengadaan Alat Fogging dan Bahan - Bahan Fogging
Input : Dana Rp.99.000.000,- ( Sembilan puluh sembilan juta
rupiah )
Kegiatan ini untuk mendukung operasional penyemprotan
/ fogging focus pada desa dengan kasus Demam
Berdarah dengan hasil penyelidikan epidemiologi positif
dan penyemprotan/fogging rutin di wilayah endemis
demam berdarah di wilayah puskesmas pada 31
puskesmas yang tersebar di Kabupaten Kampar.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
50
Proses : Pengadaan alat fogging dan bahan bahan fogging untuk
kegiatan Penyemprotan/fogging rutin dan focus.
Output : Terlaksananya penyemprotan.fogging rutin dan focus.
Target : 100%
Realisasi : 99,94%
Permasalahan : Kasus DBD meningkat dari tahun sebelumnya.
Solusi : Penanganan kasus sesuai dengan petunjuk yang telah
ada.
g. Kegiatan Pengadaan Vaksin Penyakit Menular
Input : Dana Rp 101.090.000,.- ( seratus satu juta sembilan puluh
ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk pemenuhan kebutuhan vaksin anti
rabies pada seluruh wilayah puskesmas di Kabupaten
Kampar.
Proses : Pengadaan vaksin anti rabies untuk kasus gigitan hewan
penular rabies yang didistribusikan pada 5 rabies center.
Output : Penanggulangan kasus rabies.
Target : 100%
Realisasi : 92,66%
Permasalahan : Jumlah anjing liar sebagai hewan penular rabies semakin
banyak dijumpai, eliminasi terhadap HPR yang dilakukan
oleh instansi terkait.
Solusi :
1) Vaksinasi terhadap HPR oleh dinas peternakan agar
ditingkatkanPenambahan rabies center untuk pemerataan distribusi vaksin
rabies, pengusulan pengadaan SAR.
2) Melakukan eliminasi HPR oleh instansi terkait.
h. Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Input : Dana Rp.209.854.000.- (Dua ratus sembilan juta
delapan ratus lima puluh empat ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
51
Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan
untuk penurunan kasus TB paru, Kusta, Filariasis dam
Prambusia .
Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan dari
pemberantasan penyakit endemik/epidemik yang terdiri
dari penyakit TB paru, Kusta , Filariasis dan Prambusia.
Output : Terlaksananya penatalaksanaan program dan pelaporan
program .
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan : Pencapaian program masih rendah, belum sesuai target
pelaksanaan, kurangnya kerjasama baik lintas program
maupun lintas sektor
Solusi : Meningkatkan supervisi dan bimbingan teknis program,
sosialisasi dan meningkatkan kerjasama terutama
dengan sektor swasta.
i. Kegiatan Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Input : Dana Rp.215.330.000.- ( Dua ratus lima belas juta tiga ratus
tiga puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan untuk
penurunan kasus Malaria, DBD, Chikungunya, Rabies dan
Diare.
Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan dari
pemberantasan penyakit yang terdiri dari penyakit Malaria,
DBD, Chikungunya, Rabies dan Diare.
Output : Terlaksananya penatalaksanaan program dan pelaporan
program .
Target : 100%
Realisasi : 99,78%
Permasalahan : Masih rendahnya SDM pemegang program P2M.
Solusi : Peningkatan SDM pemegang program P2M melalui
bimbingan teknis dan pelatihan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
52
j. Kegiatan Eliminasi penyakit filariasis
Input : Dana Rp. 105.040.000.- ( Seratus lima juta empat puluh ribu
rupiah )
Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan untuk
memutus mata rantai penularan penyakit filariasis.
Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan pemberian obat
masal penyakit filariasis yang dilakukan selama 5 tahun
berturut turut , pelaksanaan nya berupa pemberian obat di
posyandu yang dilakukan oleh kader posyandu dan bidan
desa.
Output : Terlaksananya pemberian obat masal penyakit filariasis dan
pemutusan mata rantai penularan tercapai.
Target : 100%
Realisasi : 99,99%
Permasalahan : Pendataan jumlah sasaran di puskesmas belum
maksimal, alokasi dana APBD tidak mencukupi.
Solusi : Memaksimalkan pendataaan sasaran dengan
pemberdayaan kader-kader kesehatan, meminta
bantuan dana RTI melaui kementrian kesehatan .
k. Kegiatan penanggulangan ISPA
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 38.890.000
Proses : Pelayanan penderita ISPA / Pneumonia
Output : Tersedianya bahan bantu penatalaksanaan ISPA.
Outcome : Terlaksanya pelayanan penderita ISPA pneumonia.
Target : 100%
Realisasi : 99,36%
Permasalahan : Rendahnya SDM dalam melakukan diagnosa penderita
ISPA Pnemonia, pertukaran pemegang program
dipuskesmas terlalu sering dilakukan.
Solusi masalah : Peningkatan SDM bagi pemegang program ISPA
Pneumonia, kaderisasi terhadap pengelola program ISPA
Pneumonia.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
53
4. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Peningkatan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Input : Rp. 168.293.050,- (seratus enam puluh delapan juta dua
ratus sembilan puluh tiga ribu lima puluh rupiah). Kegiatan ini
dilaksanakan di 31
Puskesmas.
Proses : Pelatihan teknis deteksi dini Kanker Serviks dengan metode
IVA, cetak atlas IVA, Banner PPTM, Buku pencatatan
pelaporan Posbindu, dan sertifikat, Pertemuan Evaluasi
PPTM dan Pertemuan Posbindu PTM bagi pengelola
program, deteksi dini PPTM bagi Pengemudi.
Output : Terbentuknya Posbindu PTM, terlaksananya Pemeriksaan
IVA pada WUS.
Outcome : Terwujudnya deteksi dini penyakit tidak menular
Target : 100%
Realisasi : 99,90%
Permasalahan
1) Masih kurangnya fasilitas Posbindu Kit
2) Belum semua desa dalam lingkup Puskesmas mendirikan Posbindu
PTM.
3) SDM baru dilatih pada akhir tahun
Solusi Masalah
1) Membimbing puskesmas untuk mendirikan posbindu PTM minimal 20%
dari jumlah desa di wilayah Puskesmas.
2) Perlunya pengadaan fasilitas Posbindu Kit.
5. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan anak
a. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang
Mampu
Input : Tersedianya Dana Rp. 216.010.000,- (Dua ratus enam
belas juta sepuluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk pelaksanaan Sosialisasi Kelas Ibu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
54
Hamil bagi 31 Puskesmas se Kabupaten Kampar,
Pencanangan KB Kes tingkat Provinsi Riau oleh tim
penggerak PKK Kabupaten Kampar.
Proses : a. Sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada Bidan
Koordinator yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar,
b. Pencanangan kegiatan KB-Kes tingkat provinsi riau
oleh tim penggerak pkk kabupaten kampar
c. Penyuluhan 273 kader dalam pelaksanaan
kesehatan ibu dan bayi bagi 21 kecamatan
dilaksanakan di bangkinang kota oleh tim penggerak
PKK Kabupaten Kampar.
d. Pengadaan paket kelas ibu hamil berupa: buku kelas
ibu hamil, buku kesehatan ibu anak, buku saku
pelayanan kesehatan neonatal dan baliho.
Output : a. Terlaksananya Sosialisasi Kelas Ibu Hamil terhadap
Bidan Koordinator Puskesmas di 31 Puskesmas.
b. Terlaksananya pencanangan kegiatan KB-Kes
tingkat provinsi riau di kabupaten kampar.
c. Terlaksananya sosialisasi penanganan kesehatan ibu
dan bayi terhadap kader di 21 kecamatan.
d. Terlaksananya pengadaan perlengkapan operasional
bidan di Puskesmas/ desa.
Outcome : a. Meningkatnya Derajat Kesehatan Ibu dan Anak.
b. Menurunnya angka kematian ibu.
c. Menurunnya kasus komplikasi kehamilan
b. Kegiatan Perawatan Berkala Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang
Mampu
Input : Rp. 205.920.000,-
Kegiatan ini berupa Pelatihan Manajemen Asfiksia bagi 31
Bidan Puskesmas, Pelatihan Kegawat Daruratan Obstetri
dan Neonatal bagi Bidan UGD 31 Puskesmas. Konsultasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
55
program kesehatan keluarga ke Dinas Kesehatan Provinsi
Riau dan perlengkapan operasional bidan.
Proses : Pelatihan Manajemen Asfiksia bagi Bidan 31 puskesmas
guna untuk meningkatkan pengetahuan bidan pada saat
menemukan kasus Asfiksia di saat melakukan pertolongan
persalinan
Pelatihan Kegawat Daruratan Obstetric dan Neonatal bagi
bidan UGD 24 jam pada 31 puskesmas, konsultasi program
kesehatan keluarga ke Kementerian Kesehatan RI di
Jakarta dan perlengkapan operasional bidan.
Output : Terlaksananya manajemen asfiksia bagi bidan pada 31
puskesmas guna untuk meningkatkan pengetahuan bidan
dan penanganan pada saat menemukan kasus asfiksia
disaat melakukan pertolongan persalinan, terlaksananya
Pelatihan kegawat daruratan obstetrik dan neonatal bagi
bidan di UGD 24 jam pada 31 puskesmas, konsultasi
program kesehatan keluarga ke kementerian kesehatan RI
di Jakarta dan perlengkapan operasional bidan.
Outcome
Permasalahan
:
:
Meningkatnya Jumlah Bayi Lahir Hidup
Meningkatnya Derajat Kesehatan Ibu dan Anak
Target : 100%
Realisasi : 93,93%
Adanya perjalanan dinas luar daerah yang tidak terealisasi
yang disebabkan oleh waktunya bersamaan dengan acara
pertemuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Solusi masalah: Penyusunan anggaran yang lebih baik lagi.
c. Kegiatan Pertolongan Persalinan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang
Mampu
Input : Dana Rp. 214.861.000,- (Dua ratus empat belas juta
delapan ratus enam puluh satu ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk pelatihan BBLR bagi bidan di 31
puskesmas, pelatihan audit maternal perinatal bagi bidan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
56
di 31 puskesmas, konsultasi program kesehatan keluarga
kementrian kesehatan RI di jakarta.
Proses : Pelatihan BBLR merupakan suatu pelatihan kompetensi
bidan dalam menolong persalinan dengan berat bayi lahir
rendah agar tidak menjadi hipotermeo. Pelaksanaannya
berupa pelatihan selama 5 hari dengan pemberian materi
3 hari dan praktek 2 hari.
Output : Terlaksananya penangganan kasus hipotermi agar tidak
terjadi aspeksia pada BBLR.
Menurunnya angka kematian bayi akibat kasus
hipotermia dari berat bayi lahir rendah.
Outcome
Target
Realisasi
Permasalahan
Solusi masalah
:
:
:
:
:
a. Tertanganinya kasus komplikasi bayi, anak dan ibu
melahirkan (terlaksananya penanganan BBLR)
b. Tertanganinya kasusbayi komplikasi akibat BBLR.
c. Terlaksananya penanganan BBLR.
100%
93,93%
Perlu penambahan kegiatan pelatihan BBLR untuk
meningkatkan kinerja bidan yang bertugas di puskesmas
dan desa.
Penambahan anggaran untuk kegiatan tersebut pada
tahun 2016
6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
a. Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup
Sehat
Input : Dana Rp.94.150.438,- (Sembilan puluh empat juta seratus
lima puluh ribu empat ratus tiga puluh delapan rupiah)
kegiatan berupa pembuatan cetak untuk penyebaran
informasi melalui media promosi berupa buku pedoman
P4K, Poster P4K, buku kohor ibu, bayi dan balita serta cetak
spanduk HKN dan timbal balik media penyuluhan PHBS.
Proses : Pelaksanaan pengembangan media promosi dan informasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
57
sadar hidup sehat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
dan disalurkan ke puskesmas-puskesmas yang ada
diwilayah Kabupaten Kampar untuk disebarkan ke
masyarakat..
Output : Tersedianya media promosi kesehatan.
Outcome
Target
Realisasi
Permasalahan
Solusi masalah
:
:
:
:
:
Meningkatkan pengetahuan serta informasi ke masyarakat
melalui media promosi serta adanya peningkatan peran aktif
suami, keluarga dan masyarakat dalammerencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi bagi ibu hamil dan meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir
sehingga ibu hamil di Kabupaten Kampar terdata dan
persalinan nakes meningkat.
100%
99,82%
Adanya sisa nilai kontrak pengadaan brosur PIN dan sisa
transportasi ke Puskesmas.
Penyusunan anggaran yang lebih baik lagi.
b. Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat SD
Input : Dana Rp. 567.155.000,- (Lima ratus enam puluh tujuh juta
seratus lima puluh lima ribu rupiah).
Kegiatan ini bersifat penjaringan murid kelas 1 SD yang
dilakukan oleh Puskesmas sesuai dengan format dan POA
yang telah dibagikan.
Proses : Pelaksanaan penjaringan murid kelas 1 SD sebanyak 496
sekolah (seluruh sekolah dasar) dengan jumlah murid
sebanyak 15.667 orang, penjaringan murid kelas 1 SLTP
sebanyak 181 sekolah sebanyak 11.918 orang dan
penjaringan murid kelas 1 SMU sebanyak 102 sekolah
dengan jumlah murid sebanyak 7.878 orang se Kabupaten
Kampar.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
58
Output : Terlaksananya penjaringan murid kelas 1 SD di 496 sekolah
dasar, penjaringan murid kelas 1 SLTP di 181 sekolah dan
penjaringan murid kelas 1 SMU di 102 sekolah se Kabupaten
Kampar.
Outcome : Terjaringnya kesehatan anak murid sekolah dasar kelas 1
SD, kelas 1 SLTP dan kelas 1 SMU di Kabupaten Kampar.
c. Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
Input : Dana Rp. 442.000.000,- (Empat ratus empat puluh dua juta
rupiah).
Kegiatan ini berupa penyuluhan ke masyarakat yang
dilaksanakan oleh seluruh lintas program yang ada
dipuskesmas.
Proses : Pelaksanaan penyuluhan kemasyarakat oleh pengelola
lintas program puskesmas dilaksanakan di desa, mesjid,
sekolah-sekolah dan lain-lain.
Output : Terlaksananya 3.600 kali penyuluhan ke masyarakat
seluruh wilayah puskesmas se kabupaten Kampar.
Outcome : Peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat dan
siswa-siswi tentang kesehatan sehingga taraf hidup
kesehatan meningkat dan terbentuknya desa siaga aktif di
Kabupaten Kampar.
Target : 100%
Realisasi : 99,22%
Masalah : Adanya sisa kontrak cetak blanko penjaringan SD dan
blanko penjaringan SLTP dan SMU, sisa transportasi
perjalanan luar daerah, sisa honor pendamping penjaringan
puskesmas.
Solusi Masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
59
7. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas dan
Jaringannya
Input : Total anggaran Rp. 11.026.070.928,- (Sebelas
milyar dua puluh enam juta tujuh puluh ribu
sembilan ratus dua puluh delapan rupiah)
Output : Terlaksananya pelayanan pengobatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu
Proses :
1. Klaim jasa pelayanan kesehatan pasien Jamkesda di RSUD Bangkinang
dan RS Petala Bumi.
2. Pembayaran premi peserta Jamkesda integrasi ke BPJS dengan
anggaran 50% dari (35.000 jiwa x 12 bulan) yang tertuang di DPA
sebesar Rp. 4.830.000.000, sedangkan yang dibayarkan sebesar Rp.
4.749.580.500 hal ini disebabkan jumlah peserta BPJS mengalami
fluktuatif tiap bulan dari kuota 35.000 jiwa.
Fluktuatif ini terjadi karena peserta yang terdaftar dari kepesartaan PBI
menjadi peserta BPJS ketenaga kerjaan.
Outcome : Terjaminnya pelayanan kesehatan masyarakat
miskin
Target : 100%
Realisasi : 98,89%
Permasalahan : BPJS dengan anggaran 50% dari (35.000 jiwa x 12
bulan) yang tertuang di DPA sebesar Rp.
4.830.000.000, sedangkan yang dibayarkan
sebesar Rp. 4.749.580.500 hal ini disebabkan
jumlah peserta BPJS mengalami fluktuatif tiap
bulan dari kuota 35.000 jiwa.
Fluktuatif ini terjadi karena peserta yang terdaftar
dari kepesartaan PBI menjadi peserta BPJS
ketenaga kerjaan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
60
Solusi Masalah : Pendataan peserta jamkesda integrasi diserahkan
kepada dinas terkait, seperti Dinas Sosial dan
berkoordinasi dengan lintas terkait.
b. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Jamkesmas dan Jampersal
Input : Pelayanan Kesehatan Jamkesmas dan Jampersal Rp.
3.053.020.000,- (Tiga milyar lima puluh tiga juta dua
puluh ribu rupiah). Kegiatan ini untuk Operasional dan
Pertemuan Kegiatan Kapitasi BPJS Kabupaten.
Output : Terlaksananya pelayanan kesehatan penduduk miskin
Proses : Kegiatan pendukung, meliputi dukungan operasional
pada Pelaksana Kegiatan, Tim Pengelola JKN di
Puskesmas, Tim Verifikasi Dana Kapitasi BPJS dan Tim
Pengelola JKN di Kabupaten; belanja bahan habis
pakai; belanja cetak dan penggandaan; belanja makan
minum; termasuk belanja perjalanan dinas.
Outcome : Terjaminnya pelayanan kesehatan penduduk miskin
Target : 100%
Realisasi : 42,66 %
Permasalahan : Kegiatan pada rumah tunggu kelahiran baru berjalan
pada bulan April 2016, dari jumlah sasaran ibu hamil
18.000 ibu hamil yang melahirkan dan menggunakan
fasilitas RTK hanya 3% dari sasaran tersebut. Dengan
pagu anggaran Rp. 3.053.020.000 dan terealisasi
sebesar Rp. 1.302.457.363.
Solusi Masalah : Diharapkan pada tahun 2017 kegiatan RTK bisa berjalan
dari bulan januari 2017.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
61
8. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
a. Kegiatan JaminanKkesehatan Nasional Fasilitas Kesehatan TK.I
Input : Dana yang tersedia Rp. 16.169.367.756,- (Enam belas
milyar seratus enam puluh sembilan juta tiga ratus enam
puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh enam rupiah).
Output : Terlaksananya pelayanan jaminan kesehatan nasional
difasilitas kesehatan tingkat pertama.
Proses : Kegiatan pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan
tingkat pertama.
Outcome : Terjaminnya pelayanan kesehatan masyarakat.
Target : 100%
Realisasi : 91,54 %
Permasalahan : Belanja obat-obatan dan bahan habis pakai belum
dapat direalisasikan karena untuk pencairan belanja
tersebut harus mengikuti mekanisme keungan yang
mengacu pada Permenkes No. 21 Tahun 2016.
Pada Tahun 2016 belum terbentuk tim pengadaan
barang dan jasa di Dinas Kesehatan sesuai dengan
amanah Permenkes tersebut.
Solusi Masalah : Membentuk Tim pengadaan barang dan jasa untuk
belanja obat- obatan dan bahan habis pakai sesuai
Permenkes No. 21 Tahun 2016.
9. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a. Kegiatan Sosialisasi Menciptakan Lingkungan Sehat.
Input : Dana yang tersedia Rp. 92.900.000,- (Sembilan puluh dua
juta sembilan ratus ribu rupiah).
Lingkungan merupakan salah satu variable yang kerap
mendapat perhatian khusus dalam dalam menilai kondisi
kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan
lingkungan akan disajikan indicator – indicator seperti :
persentase rumah tangga terhadap akses air bersih,
persentase rumah tangga memiliki sanitasi dasar,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
62
persentase tempat – tempat umum dan pengelolaan
makanan (TUPM) sehat, Institusi pendidikan.
Proses : Honor, cetak stiker dan poster, deklarasi desa stop
BABS, bimtek ke puskesmas, transpor ke puskesmas,
pengadaan tempat sampah medis dan non medis.
Output : Terlaksananya kampanye stop BABS di masyarakat.
Outcome : Desa stop buang air besar sembarangan.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
b. Kegiatan penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Input : Anggaran 2016 sebesar Rp. 229.890.000,- (Dua ratus
dua puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh
ribu rupiah)
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas Kabupaten dan
petugas puskesmas se kabupaten kampar.
Proses : Honor petugas puskesmas, belanja kaporit, pelatihan
program kesling bagi sanitarian puskesmas, transpor
puskesmas dan bimtek ke puskesmas.
Output : Terlaksananya penyuluhan Hygiene sanitasi siswa SD.
Outcome : Berubahnya perilaku dan meningkatnya kesadaran
siswa SD tentang Hygiene sanitasi.
Target : 100%
Realisasi : 98,74 %
Permasalahan : Adanya kelebihan biaya perjalanan dinas ke Provinsi
Riau.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
63
10. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
a. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan dan Restoran.
Input : Dana yang tersedia Rp. 133.098.000,- (Seratus tiga
puluh tiga juta sembilan puluh delapan ribu rupiah)
Proses : Pengadaan reagen food contamination test, pelatihan
hygiene sanitasi bagi pemilik depot air minum isi ulang,
bimtek ke puskesmas, transpor puskesmas.
Output : Terlaksananya pengawasan dan pengendalian
keamanan makanan restoran atau rumah makan, jasa
boga dan depot air minum isi ulang.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Input : Dana Rp. 609.532.320,- (Enam ratus sembilan juta lima
ratus tiga puluh dua ribu tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
Proses : Pelaksanaan Rapat Evaluasi Program Puskesmas
empat kali dalam satu tahun, pembuatan laporan
tahunan, pembuatan laporan SPM dan pembuatan profil
kesehatan.
Output : Terlaksananya rapat evaluasi Program Puskesmas
empat kali dalam satu tahun, selesainya pembuatan
Laporan tahunan, laporan SPM dan selesainya Profil
Kesehatan.
Outcome : Diperolehnya gambaran pelayanan yang ada di 31
Puskesmas sekabupaten kampar dan gambaran derajat
kesehatan di kabupaten kampar.
Target : 100%
Realisasi : 97,67 %
Masalah : Adanya perjalanan dinas eselon III dan esselon IV yang
tidak terpakai disebabkan oleh adanya undangan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
64
pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh
pihak penyelenggara kegiatan.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
b. Kegiatan Peningkatan Pemahaman Siknas
Input : Dana Rp. 348.417.000,- (Tiga ratus empat puluh
delapan juta empat ratus tujuh belas ribu rupiah)
Proses : Pendampingan program sikda generik di puskesmas
dan study banding ke luar provinsi Riau untuk melihat
penerapan Sikda Generik.
Output : Terlaksananya Sikda Generik di 21 Puskesma yang ada
di Kabupaten Kampar.
Outcome : Terkomputerisasinya semua kegiatan pelayanan yang
ada di Puskesmas. Mulai dari pendaftaran diloket
sampai ke pengambilan obat.
Target : 100%
Realisasi : 84,63 %
Masalah :
a. Adanya perjalanan dinas eselon III yang tidak terpakai karna ada
undangan pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh pihak
penyelenggara.
b. Biaya Jaringan internet khusus sikda generik di puskesmas tidak dapat
dicairkan 100%, hal tersebut diakibatkan oleh sebagian puskesmas
masih menerapkan sistem off line.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
c. Kegiatan Penyusunan Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Input : Tersedianya dana Rp. 407.412..000,- (Empat ratus tujuh
juta empat ratus dua belas ribu rupiah)
Proses : Terlaksananya pengentrian RKA Tahun 2016 dan
APBDP Tahun 2016
Output : Terlaksananya penyusunan Renja, Penja, Penyusunan
RKA 2017 dan APBDP 2016.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
65
Outcome : Terdokumentasinya gambaran Renja, Penja RKA 2017
dan APBDP 2016.
Target : 100%
Realisasi : 99,59 %
Masalah : Adanya perjalanan dinas eselon III dan esselon IV yang
tidak terpakai disebabkan oleh adanya undangan
pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh
pihak penyelenggara kegiatan.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
d. Kegiatan Forum SKPD Bidang Kesehatan
Input : Tersedianya dana Rp. 258.440.800,- Dua ratus lima
puluh delapan juta empat ratus empat puluh ribu
delapan ratus rupiah)
Proses : Terlaksananya Forum SKPD Bidang Kesehatan
Output : Tersusunnya program prioritas Dinas Kesehatan.
Outcome : Terdokumentasinya Renja Tahun 2017.
Target : 100%
Realisasi : 99,59 %
Masalah : Adanya perjalanan dinas eselon III dan esselon IV yang
tidak terpakai disebabkan oleh adanya undangan
pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh
pihak penyelenggara kegiatan.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas /Puskesmas Pembantu dan Jaringannya.
a. Kegiatan Pembangunan Puskesmas
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan
puskesmas adalah Rp. 4.260.560.000 (Empat milyar
dua ratus enam puluh juta lima ratus enam puluh ribu
rupiah).
Proses : Kegiatan pembangunan Puskesmas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
66
Target : 100%
Realisasi : 91,40 %
Masalah : Adanya Sisa Nilai Kontrak, perjalanan dinas luar daerah
tidak terealisasi karena adanya undangan pertemuan
diluar kota dan biayanya ditanggung oleh pihak
penyelenggara kegiatan.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
b. Kegiatan Pembangunan Puskesmas Pembantu
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan Pustu
adalah Rp. 808.583.000 (Delapan ratus delapan juta
lima ratus delapan puluh tiga ribu rupiah).
Proses : kegiatan pembangunan
Target : 100%
Realisasi : 99,94 %
c. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan Pustu
adalah Rp. 7.855.533.305 (Tujuh milyar delapan ratus
lima puluh lima juta lima ratus tiga puluh tiga ribu tiga
ratus lima rupiah).
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
Puskesmas.
Target : 100%
Realisasi : 87,65 %
Permasalahan : Adanya kelebihan anggaran dari nilai kontrak.
d. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pengadaan sarana
dan prasarana puskesmas pembantu adalah Rp.
2.190.250.000 (Dua milyar seratus sembilan puluh juta
dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
67
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas pembantu
Target : 100%
Realisasi : 99,4 %
Permasalahan : Tidak ada permasalahan pada kegiatan pembangunan
puskesmas
e. Kegiatan Pembangunan Posyandu
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan
posyandu sebesar Rp. 1.567.870.000,- (Satu milyar lima
ratus enam puluh tujuh ribu delapan ratus tujuh puluh
ribu rupiah)
Proses : Pembangunan Posyandu.
Target : 100%
Realisasi : 99,93 %
f. Kegiatan Pembangunan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Serta
Sarana dan Prasarana (Bantuan Keuangan)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.
16.200.438.500,- (Enam belas milyar dua ratus juta
empat ratus tiga puluh delapan ribu lima ratus rupiah)
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas pembantu serta sarana dan prasarananya.
Target : 100%
Realisasi : 64,67 %
Permasalahan : Adanya kesalahan nomor rekening pada pembangunan
sarana pendukung akreditasi puskesmas.
g. Kegiatan Pembinaan Institusi Kesehatan Swasta
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembinaan institusi
swasta sebesar Rp. 160.250.000,- (Seratus enam puluh
juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
68
Proses : Mengadakan pertemuan antara institusi swasta seperti
rumah sakit swasta, klinik pengobatan swasta dalam
rangka pembinaan institusi tersebut.
Target : 100%
Realisasi : 87,30 %
Permasalahan : Belanja perjalanan dinas luar daerah tidak sepenuhnya
dapat terealisasi karena sesuai dengan real cost.
13. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Input : Dana Rp. 3.600.000,- (Tiga Juta enam ratus ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk pembelian materai, perangko, amplop
untuk selama 1 (satu) tahun.
Proses : Untuk Pengurusan surat menyurat, administrasi Dinas
Kesehatan dan UPTD se- Kabupaten Kampar.
Output : Jumlah Surat Terkirim 1 Tahun
Outcome : Terlaksananya proses surat menyurat dalam satu tahun
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Input : Dana Rp. 563.300.000,- ( Lima ratus enam puluh tiga
juta tiga ratus ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja telpon, air dan listrik untuk
UPTD dan Dinas Kesehatan.
Proses : Untuk lancarnya pelaksanaan Kantor Dinas Kesehatan
dan UPTDnya.
Output : Terpenuhinya kebutuhan berkomunikasi, air dan
penerangan
Outcome : Lancarnya pelaksanaan pekerjaan kantor.
Target : 100 %
Realisasi : 83,48 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
69
Permasalahan : Pada APBD murni penggunaan listrik tidak mencukupi
dengan dana yang tersedia disebabkan banyaknya
kenaikan daya.
Solusi Masalah : Pada APBD tahun 2017 dianggarkan penambahan dana
sumber air dan listrik agar permasalahan kekurangan
penganggaran dapat terpenuhi dan pelaksanaan
pekerjaan kantor berjalan dengan lancar.
c. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kenderaan
Dinas/ Operasional
Input : Dana Rp. 1.606.000,- ( Satu juta enam ratus enam ribu
rupiah)
Proses : Untuk keperluan belanja pengurusan Surat Tanda
Nomor Kenderaan (STNK).
Ouput : Terlaksananya pengurusan perizinan Kenderaan Dinas /
Operasional
Outcome : Lancarnya kegiatan operasional Kenderaan Dinas
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
d. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Input : Dana Rp. 1.147.509.000,- (Satu milyar seratus empat
puluh tujuh juta lima ratus sembilan ribu rupiah)
Kegiatan ini digunakan untuk belanja peralatan
kebersihan dan bahan pembersih Dinas Kesehatan
serta pembayaran jasa petugas cleaning service Dinas
kesehatan dan UPTDnya.
Proses : Untuk memenuhi kebutuhan kebersihan kantor dan
UPTD
Output : Terpelihara kebersihan kantor dan UPTD
Outcome : Lancarnya pekerjaan dan operasional kantor dan
UPTD
Target : 100 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
70
Realisasi : 96,77 %
Permasalahan : Adanya sisa anggaran
e. Kegiatan Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Input : Dana Rp. 54.050.000,- (Lima puluh empat juta lima
puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini digunakan untuk perbaikan peralatan kerja
seperti, AC, Mesin TIK dan Komputer
Proses : Untuk memenuhi perbaikan peralatan kerja kantor
Output : Terlaksananya perbaikan peralatan kerja Kantor dan
UPTDnya yang rusak
Outcome : Tersedianya perbaikan peralatan kerja kantor dan
UPTDnya
Target : 100 %
Realisasi : 98,15 %
f. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
Input : Dana Rp. 246.574.700,- (Dua ratus empat puluh enam
juta lima ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus rupiah)
Kegiatan ini berupa belanja alat tulis kantor untuk Dinas
Kesehatan , UPTD dan Pustu
Proses : untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor sehari- hari
Output : Tersedianya kebutuhan kantor, UPTd dan Pustu
Oucome : Lancarnya penyelenggaraan administrasi perkantoran
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
g. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Input : Dana Rp. 431.194.800,- (Empat ratus tiga puluh satu
juta seratus sembilan puluh empat ribu delapan ratus
rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja barang cetak dinas, UPTD
dan pustu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
71
Proses : Untuk memenuhi kebutuhan barang cetakan dan
penggandaan
Ouput : Tersedianya kebutuhan barang cetakan dan
penggandaan
Outcome : Lancarnya penyelenggaraan administrasi perkantoran
barang cetakan dan penggandaan.
Target : 100 %
Realisasi : 99,82 %
h. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan
Bangunan Kantor
Input : Dana Rp. 175.774.000,- (Seratus tujuh puluh lima juta
tujuh ratus tujuh puluh empat ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
dan penerangan kantor.
Proses : Untuk penerangan bangunan kantor dan terpenuhinya
kebutuhan energi listrik.
Output : Tersedianya Komponen instalasi listrik/ penerangan
bangunan kantor dan UPTDnya.
Outcome : Lancarnya kegiatan perkantoran dan penerangan
bangunan kantor
Target : 100 %
Realisasi : 99,61 %
i. Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Input : Dana Rp. 74.493.045,- (Tujuh puluh empat juta empat
ratus sembilan puluh tiga ribu empat puluh lima rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja pengadaan AC, komputer dan
perlengkapan kantor lainnya yang dapat menunjang
pekerjaan pegawai.
Proses : Untuk terlaksananya system pelayanan kepegawaian
Output : Tersedianya perlengkapan dan peralatan kantor
Outcome : Tercipta pelayanan prima
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
72
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
j. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
undangan
Input : Dana Rp. 36.000.000,- (Tiga puluh enam juta rupiah)
Kegiatan ini untuk keperluan belanja surat kabar/
majalah untuk kantor dan UPTDnya.
Proses : Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan
Output : Terlaksananya penyediaan bahan bacaan dan
perundang-undangan
Outcome : Terealisasinya penyediaan bahan bacaan dan
perundang-undangan
Target : 100 %
Realisasi : 86,33 %
Permasalahan : Pada APBD untuk belanja surat kabar / majalah dana
tidak mencukupi, sehingga dana diajukan di APBD-P.
Pada APBD murni untuk belanja publikasi dan
dokumentasi tidak dianggarkan di APBD-P, sehingga
dana tidak bisa tercapai sesuai dengan target
diakibatkan lamanya proses APBD-P
Solusi Masalah : Laksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dana
dikembalikan ke kas daerah.
k. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
Input : Dana Rp. 268.030.000,- (Dua ratus enam puluh delapan
juta tiga puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini berupa belanja makan dan minum rapat di
luar jam kerja dinas Kesehatan serta belanja makan
minum Lokmin Puskesmas.
Proses : Tersedianya makan dan minum pegawai serta makan
minum untuk acara Loka karya Mini sebanyak 30
Puskesmas se Kabupaten Kampar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
73
Output : Terlaksananya penyediaan Makanan dan minum
pegawai
Outcome : Lancarnya pelaksanaan kerja dan penyediaan makan
dan minum rapat pegawai.
Target : 100 %
Realisasi : 98,91 %
Permasalahan : Ada beberapa UPTD yang tidak melaksanakan lokmin
sehingga biaya makan minum tidak bisa dicairkan.
l. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
Input : Dana Rp. 399.370.000,- (Tiga ratus sembilan puluh
sembilan juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini berupa belanja perjalana Dinas Luar Daerah
untuk Koordinasi dan konsultasi.
Proses : adanya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerah oleh pejabat eselon serta pegawai gol III.
Output : Terlaksananya koordinasi dan konsultasi ke Luar
Daerah
Outcome : Adanya singkronisasi perencanaan dan pelaksanaan
program
Target : 100 %
Realisasi : 99,68 %
m. Kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Harian Lepas
Input : Dana Rp. 1.283.208.000,- (Satu milyar dua ratus
delapan puluh tiga juta dua ratus delapan ribu rupiah)
Kegiatan ini berupa Honorarium untuk Tenaga Harian
Lepas Dinas Kesehatan dan Puskesmas se Kab.
Kampar.
Proses : Tersedianya jasa tenaga Honorer / Tenaga Harian
Lepas
Output : Terbayarnya gaji pegawai honorer dan uang
peningkatan kesejahteraan pegawai.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
74
Outcome : Tercapainya jasa pendukung tenaga administrasi kantor
Target : 100 %
Realisasi : 96,53 %
Permasalahan : Adanya hari libur nasional
Solusi Masalah : Mengikuti prosedur yang berlaku
n. Kegiatan Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
Input : Dana Rp. 195.000.000,- (Seratus sembilan puluh lima
juta rupiah)
Kegiatan ini honorarium untuk penjaga keamanan Dinas
Kesehatan dan Puskesmas.
Proses : Tersedianya jasa pengamanan Kantor
Output : Terbayarnya gaji honorer dan uang peningkatan
kesejahteraan pegawai.
Outcome : Terjaganya aset Puskesmas perawatan dan kantor
Target : 100 %
Realisasi : 99,67 %
14. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor
Input : Dana Rp. 437.500.000,- (Empat ratus tiga puluh tujuh
juta lima ratus ribu rupiah)
Kegiatan untuk pemeliharaan gedung Dinas beserta
puskesmas perawatan dan non perawatan
Proses : Tersedianya sarana gedung Kantor
Output : Terlaksananya pemeliharaan gedung kantor
Outcome : Terpeliharanya Gedung Kantor
Target : 100 %
Realisasi : 95,94 %
b. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kenderaan Dinas/ Operasional
Input : Dana Rp. 1.094.029.000,- (Satu milyar sembilan puluh
empat juta dua puluh sembilan ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
75
Kegiatan ini untuk belanja service kenderaan Dinas dan
Puskel Puskesmas.
Proses : Tersedianya Kenderaan Dinas Operasional
Output : Terlaksananya pemeliharaan Kenderaan Dinas & Puskel
ambulance
Outcome : Terpeliharanya kondisi kenderaan Dinas & Puskel
Ambulance
Target : 100 %
Realisasi : 95,88 %
c. Pengadaan Kenderaan Dinas/ Operasional
Input : Dana Rp. 269.822.000,- (Dua ratus enam puluh
sembilan juta delapan ratus dua puluh dua ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja kenderaan Dinas dan Puskel
Puskesmas.
Proses : Tersedianya Kenderaan Dinas Operasional
Output : Terlaksananya pengadaan Kenderaan Dinas /
Operasional
Outcome : Peningkatan Pelayanan Publik
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
d. Pengadaan Kenderaan Dinas (Bantuan Keuangan)
Input : Dana Rp. 346.369.557,- (Tiga ratus empat puluh enam
juta tiga ratus enam puluh sembilan ribu lima ratus lima
puluh tujuh rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja kenderaan Dinas dan Puskel
Puskesmas.
Proses : Tersedianya Kenderaan Dinas Operasional
Output : Terlaksananya pengadaan Kenderaan Dinas.
Outcome : Peningkatan Pelayanan Publik
Target : 100 %
Realisasi : 92,89 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
76
15. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Kegiatan Bimbingan Tekhnis Implementasi Peraturan Perundang-
undangan
Input : Dana Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah)
Kegiatan ini berupa belanja perjalanan Dinas dalam
Daerah ke ibu Kota Propinsi dan kecamatan dalam
Kabupaten.
Proses : Terpantaunya Pelaksanaan Kegiatan/Program
Puskesmas
Output : Terlaksananya bimbingan teknis implementasi peraturan
peraturan perundang-undangan
Outcome : Bertambahnya keterampilan petugas puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
16. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Keuangan
a. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi
Kinerja SKPD
Input : Dana Rp. 72.704.000,- (Tujuh puluh dua juta tujuh ratus
empat ribu rupiah)
Proses : Pembuatan laporan kinerja SKPD.
Output : Tersusunnya Laporan Capaian Kinerja SKPD.
Outcome : Diketahuinya tingkatan kinerja SKPD Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar
Target : 100 %
Realisasi : 97,99 %
b. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Input : Dana Rp. 15.000.000,- (Lima belas juta rupiah)
Kegiatan ini berupa penyusunan pelaporan keuangan
akhir tahun
Proses : Pembuatan laporan keuangan SKPD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
77
Output : Tersusunnya laporan keuangan SKPD akhir tahun
Outcome : Diketahuinya tingkat kinerja SKPD
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
17. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan (Budget Sharing)
a. Kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (Budget
Sharing)
Input : Dana yang tersedia Rp. 5.647.990.000,,- (Lima milyar
enam ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus
sembilan puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan
dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat
kab. Kampar di 31 Puskesmas
Proses : Pengadaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan
dengan sistem E-Katalog dan Pelelangan Umum.
Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan Kesehatan
Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 71,17 %
Permasalahan : Dana sisa pengadaan obat dan BMHP yang ditolak oleh
penyedia di E- Katalog. Penolakan dilakukan penyedia
diakhir tahun (bulan desember 2016) sehingga anggaran
tidak bisa dibelanjakan lagi.
Solusi Masalah : Pengadaan obat akan dilakukan lebih awal untuk bisa
memaksimalkan penggunaan dana
b. Kegiatan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan.
Input : Dana yang tersedia Rp. 77.160.000,- (Tujuh puluh tujuh
juta seratus enam puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk meningkatkan mutu penggunaan obat
dan perbekalan kesehatan di Puskesmas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
78
Proses : Pertemuan dengan Dokter Poli dan Penanggung jawab
obat di Puskesmas serta mengadakan supervisi ke
Puskesmas.
Output : Terlaksananya pertemuan peningkatan mutu
penggunaan obat
Outcome : Meningkatnya mutu penggunaan obat dan perbekalan
kesehatan oleh petugas di Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 99,86 %
c. Kegiatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan
Kesehatan.
Input : Dana yang tersedia Rp. 471.395.000,- (Empat ratus
tujuh puluh satu juta tiga ratus sembilan puluh lima ribu
rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi ketersediaan obat-obatan
dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat
Kab. Kampar di 31 Puskesmas
Proses : Pendistribusian obat-obatan dan perbekalan kesehatan
di seluruh Puskesmas se Kab. Kampar.
Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan kesehatan
Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
18. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan.
a. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan Hasil Produksi Rumah Tangga.
Input : Dana yang tersedia Rp. 68.810.000,- (Enam puluh
delapan juta delapan ratus sepuluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk meningkatkan Pembinaan dan
Pengawasan terhadap IRTP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
79
Proses : Melakukan Pelatihan Keamanan Pangan terhadap
pemilik IRTP di wilayah Kab. Kampar
Output : Terlaksananya Pelatihan Keamanan Pangan
Outcome : Menurunnya Penggunaan BTP yang dilarang
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
Permasalahan : Jumlah IRTP yang begitu banyak dan kurangnya
anggaran untuk melaksanakan Pelatihan Keamanan
Pangan sehingga hanya 50 IRTP yang bisa diberikan
Sertifikat
Solusi Masalah : Penambahan anggaran sehingga bisa menambah
jumlah IRTP yang yang diikutkan Pelatihan Keamanan
Pangan
19. Program Pengawasan Obat dan Makanan
a. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pengawasan Obat dan
Makanan
Input : Dana Rp. 239.794.500,- (Dua ratus tiga puluh
sembilan juta tujuh ratus sembilan puluh empat ribu
lima ratus rupiah)
Proses : Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan
sampel air minum dan air bersih yang tersebar
diseluruh wilayah Kabupaten Kampar.
Kegiatan ini meliputi pengadaan reagen dan bahan
pemeriksaan serta pengambilan sampel air
(Spesimen) ke lapangan yang terdiri dari Depot air
minum isi ulang, PDAM Tirta Kampar dan sumber air
lainnya.
Output : Terlaksananya pengambilan sampel dan
pemeriksaan laboratorium sampel air sebanyak 190
depot air 35 air bersih masyarakat.
Outcome : Terlaksananya pemeriksaan sampel sebanyak 190
depot air dan 35 air bersih masyarakat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
80
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
Permasalahan : Minimnya dana pengadaan reagen untuk
pemeriksaan sampel sehingga peningkatan
kapasitas (volume) sampel yang diperiksa belum
dapat dipenuhi dan peningkatan jumlah parameter
yang diperiksa masih terbatas (belum dapat
memenuhi semua unsur / parameter minimal dari
Permenkes 492/Menkes/Per/2IV/2010).
Solusi Masalah : Diharapkan peningkatan Input (dana) untuk kegiatan
pemeriksaan air.
b. Kegiatan Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya.
Input : Dana yang tersedia Rp. 61.670.000,- (Enam puluh
satu juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk meningkatkan Pembinaan dan
Pengawasan pangan dan bahan berbahaya
Proses : Melakukan petemuan dan pengecekan ke lapangan
terhadap pangan dan bahan berbahaya yang beredar
di wilayah Kab. Kampar
Output : Terhindarnya masyarakat dari bahan berbahaya dan
terlaksananya pelatihan
Outcome : Terjaminnya kemanan bahan pangan dan obat-
obatan yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
81
3.5 PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
3.5.1 Kelompok Barang yang Dikuasai
Kelompok barang yang dikuasai pada Dinas Kesehatan adalah
sebagaimana yang tercantum dalam tabel inventaris barang milik Dinas
Kesehatan. Kelompok barang yang dikuasai berasal dari pengadaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar ataupun yang berasal dari
dana lain seperti APBD Propinsi (Bankeu), APBN (DAK) dan dana hibah lainnya.
3.5.2 Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
a. Banyaknya tanah milik Puskesmas dan puskesmas pembantu yang belum
memiliki surat/akte, terutama Puskesmas dan pustu yang baru dibangun.
b. Banyaknya kendaraan milik puskesmas yang belum memiliki surat-surat
(STNK/BPKB)
2. Solusi
a. Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melalui Kepala Puskesmasnya sudah
berupaya untuk mengurus surat keterangan dari kepala desa setempat.
Sebagai bahan untuk dapat di aktekan melalui dana APBD Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun yang akan datang.
b. Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melalui kepala puskesmasnya sudah
berupaya untuk mengurus surat-surat kendaraan dinas yang terkait.
3.5.3 Perbekalan Kesehatan
Menurut undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang
menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
indonesia.
Dalam undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 tersebut, banyak
memberikan peluang bagi peningkatan pembangunan kesehatan karena dalam
pasal 171 ayat (2) besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten / kota dialokasikan minimal 10% dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah diluar gaji. Anggaran kesehatan di Kabupaten Kampar yang meliputi
anggaran Dinas Kesehatan sebesar Rp. 51.024.803.437 atau 4,98% dari total
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
82
APBD Kabupaten Kampar Rp. 1.024.441.155.103 Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kampar mendapatkan anggaran Rp. 48.755.740.500 atau 4,8% dari
total APBD Rp. 1.024.441.155.103. Persentase anggaran dibidang kesehatan
untuk Kabupaten Kampar adalah 9,8% dan angka ini meningkat 2,3% dari tahun
2015 dengan persentase 7,5%. Namun demikian perlu adanya peningkatan
alokasi anggaran dibidang kesehatan ini sesuai dengan amanat Undang- undang
kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu 10% dari total APBD diluar gaji.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
83
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja atas
pelaksanaan APBD Kabupaten Kampar Tahun 2016 dan wujud keberhasilan
atau kegagalan pencapaian misi Pemerintah Kabupaten Kampar.
Secara umum rata-rata hasil pencapaian kinerja Tahun 2016 adalah
sebesar 93,57% maka Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dikategorikan
sangat berhasil dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi meskipun
capaian ini masih terbatas pada indikator kinerja yang dapat diukur.
Tahun 2016, pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan didasarkan komitmen Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang
tertuang dalam perjanjian kinerja Tahun 2016 yang dilandasi dengan rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Tahun 2011- 2016. Secara
ringkas seluruh capaian kinerja pada tahun 2016 telah memberikan arah bagi
jajaran pemerintah Kabupaten Kampar untuk meningkatkan kinerjanya pada
masa selanjutnya secara berkesinambungan. Oleh karena itu, sesuai dengan
hasil analisa capaian kenerja 2016, dirumuskan beberapa langkah penting
sebagai strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan pertimbangan dimasa selanjutnya, sebagai berikut:
1. Perbaikan perencanaan pembangunan lima tahunan sebagai landasan
pembangunan yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam rencana kinerja
setiap tahunnya secara lebih akurat dan cermat. Sehingga rencana kinerja
yang disepakati secara bersama-sama dengan stakeholders, dapat
diwujudkan dan diukur kinerjanya secara lebih akurat dengan hasil yang
lebih optimal
2. Menjadikan hasil kinerja Tahun 2016 sebagai langkah nyata untuk
perbaikan perencanaan dan kinerja tahun 2017 dengan mengantisipasi
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
84
kegagalan pencapaian target tahun 2016 dan mempertahankan
keberhasilan yang diraih ditahun 2016.
3. Melakukan konsolidasi organisasi secara internal dalam rangka
meningkatkan kesadaran dan komitmen jajaran aparatur di Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan agar dapat
mecapai tujuan dan sasaran dikaitkan dengan upaya mewujudkan visi dan
misi Pemerintah Kabupaten Kampar.
5. Mekanisme pengumpulan data kinerja terus ditingkatkan secara
berkesinambungan sehingga pencapaian kinerja dapat dimonitor secara
berkala dan didukung dengan informasi yang lebih akurat.
6. Meningkatkan pengalokasian penggunaan anggaran secara adil dan merata
agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi
dalam pemberian pelayanan.
7. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sebagai
motor penggerak dan pelaku pembangunan sekaligus selaku pelayan
masyarakat.
Sebagai akhir kata, segenap aparatur Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar mengharapkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016
ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kami kepada para stakeholders dan
sebagai sumber informasi penting dalam pengambilan keputusan guna
peningkatan kenerja selanjutnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016
LAMPIRAN
Misi IV : Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Utama
Kondisi Kinerja
Utama Awal
(2010)
Target Kinerja
Utama Kinerja
Tahun Utama Akhir
2016 RPJMD
1
Peningkatan kualitas
dan kuantitas pelayanan
kesehatan serta sarana
dan prasarana
kesehatan
Meningkatnya
kualitas pelayanan
kesehatan
- Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
- Cakupan kunjungan ibu hamil K4
- Cakupan kunjungan puskesmas
- Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
berkompetensi
- Cakupan kunjungan bayi
- Cakupan pelayanan ibu nifas
- Cakupan balita gizi buruk perawatan
- Cakupan desa/kelurahan Universal Child-
Immunization (UCI)
95.65
95
85.62
85
72.86
85
100
81.48
90
95
90
90
100
95
100
100
100
95
100
95
100
100
100
100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016
Meningkatnya
derajat Kesehatan
Masyarakat
- Menurunnya angka kematian bayi
- Menurunnya angka kematian anak
- Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
- Meningkatnya usia harapan hidup
- Angka gizi buruk
- Jumlah puskesmas terakreditasi
- Angka kesakitan DBD
- Penemuan kasus TB
- Penyembuhan kasus TB
- Cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif
34
32
102
69.88
4.5
2
53
70
80
65
24 24
32
102
71.6
3.5
10
50
90
100
80
32
102
71.6
3.7
8
50
85
95
80
Meningkatnya
infrastruktur
Kesehatan
Masyarakat
- Jumlah infrastruktur Puskesmas perawatan
dengan kecamatan
- Jumlah infrastruktur Puskesmas Non
Perawatan untuk 30.000 penduduk
- Jumlah Puskesmas pembantu dengan desa
- Jumlah posyandu
8 Unit
19 Unit
28 Unit
633 Unit
8
23
172
750
9
23
180
681
2 Peningkatan partisipasi Meningkatnya - Persentase rumah memiliki sanitasi dasar 50 100 100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016
3
masyarakat dalam
kesiapsiagaan
menghadapi masalah
kesehatan dan prilaku
hidup bersih dan sehat
Peningkatan Partisipasi
Masyarakat dalam
prosentase rumah
dan lingkungan
sehat
Meningkatnya
persentase rumah
dan lingkungan
sehat
sehat
- Rasio rumah layak huni
- Persentase penduduk yang memiliki jamban
sehat
- Persentase penduduk berakses air bersih
- Persentase jamban sehat
80.64
70
90
70
100
80
90
80
100
80
90
80
Jumlah penduduk
yang memiliki
jaminan kesehatan
- Jumlah penduduk miskin yang mendapat
jaminan kesehatan
- Cakupan pelayanan jamkesmas
70
40.36
100
100
100
100
Meningkatnya
perilaku hidup
bersih dan sehat
- Persentase RT berperilaku hidup bersih dan
sehat
- Jumlah keluarga sadar gizi (kadarzi) di desa
- Persentase desa siaga aktif
- Persentase posyandu mandiri dan purnama
60
80
25
30
60
80
80
45
35
80
80
80
45
40
80
Meningkatnya
peran swasta dalam
- Jumlah rumah sakit swasta
- Cakupan pembinaan dan pengawasan
5
70
5
70
5
80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016
pembangunan
kesehatan
penyelenggaraan
kesehatan
sarana kesehatan swasta
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016
LAMPIRAN
Realisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dihubungkan dengan Target SPM Nasional
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Target SPM (%)
Batas waktu
pencapaian
(Tahun)
Realisasi SPM Realisasi SPM
Tahun 2015
(%)
Tahun 2016
(%)
1
Pelayanan kesehatan
dasar
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
2. Cakupan ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani
3. Cakupan pertolongan persalinan
oleh bidan atau tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi
kebidanan
4. Cakupan pelayanan ibu nifas
5. Cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi
7. Cakupan desa /kelurahan
universal child immunization
95
80
90
90
80
90
100
2015
2015
2015
2015
2010
2010
2010
92,24
100
92,04
92,92
100
90,14
59
93,2
100
96,2
92,4
100
98
74,8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016
(UCI)
8. Cakupan pelayanan anak balita
9. Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia
6-24 bulan keluarga miskin
10. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
11. Cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat
12. Cakupan peserta KB Aktif
13. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit
A. Acute Flacid Paralysis (AFP)
rate per 100.000 penduduk
<15 tahun
B. Penemuan penderita
Pneumonia Balita
C. Penemuan pasien baru TB
90
100
100
100
70
100
100
100
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
65,06
72,96
100
96,83
63,90
80
11,07
100
65
100
100
100
67
75
41,2
35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2016
BTA Positif
D. Penderita DBD yang ditangani
E. Penemuan penderita Diare
14. Cakupan pelayanan kesehatan
dasar masyarakat miskin
100
100
100
2010
2010
2015
100
88
11,07
100
67
90
2 Pelayanan kesehatan
rujukan
15. Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin
16. Cakupan pelayanan gawat darurat
level 1 yang harus diberikan
sarana kesehatan (RS) di
Kab/kota
100
100
2015
2015
100
100
31
100
3
4
Penyelidikan
Promosi
17. Cakupan desa atau kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam
100 2015 100 100
18. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 2015 28,1 57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Profil Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
tahun 2016 adalah sbb:
No Jenis Pelayanan Dasar
& Sub Kegiatan
Indikator Target SPM
Tahun 2015
I. Pelayanan Kesehatan
Dasar
1. Cakupan Kunjungan ibu
hamil K4
95 %
2. Cakupan ibu hamil dengan
Komplikasi yang ditangani
80 %
3. Cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan.
90 %
4. Cakupan pelayanan ibu nifas 90 %
5. Cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani.
80 %
6. Cakupan kunjungan bayi. 90 %
7. Cakupan desa/kelurahan UCI 100%
8. Cakupan pelayanan anak
balita
90%
9. Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bln
keluarga miskin.
100%
10. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan.
100%
11. Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat.
100
12. Cakupan peserta KB aktif. 70%
13. Cakupan penemuan dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
penanganan penderita
penyakit
A. AFP rate per 100.000
penduduk kurang dari 15
tahun
100%
B. Penemuan penderita
Pneumonia balita
100%
C. Penemuan pasien baru
TB BTA Positif
100%
D. Penderita DBD yang
ditangani
100%
E. Penemuan penderita
Diare
100%
14. Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat
miskin.
100%
II Pelayanan kesehatan
rujukan
15. Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
100%
16. Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) di kab/kota.
100%
III Penyelidikan 17. Cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi kurang dari 24
jam.
100%
IV Promosi 18. Cakupan desa siaga aktif. 80 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 tidak terlepas dari kebijakan strategis prioritas
pada penggunaan anggaran guna terlaksananya pembangunan dibidang kesehatan
yang dilaksanakan secara bertahap pada setiap periode dalam rangka
mengimplementasikan misi organisasi dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar.
No Sasaran Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
Cakupan Komplikasi kebidanan
yang ditangani
Cakupan kunjungan
puskesmas
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan balita gizi buruk dapat
perawatan
Cakupan desa / kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
100
15
95
100
100
2 Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Menurunnya angka kematian
daerah (Disdukcapil)
Menurunnya angka kematian
bayi
Menurunnya angka kematian
anak
Menurunnya angka kematian
ibu melahirkan
Meningkatnya usia harapan
hidup
Disdukcapil
33
32
102
71
3 Meningkatnya infrastruktur
kesehatan masyarakat
Jumlah puskesmas perawatan
dengan kecamatan
Jumlah puskesmas non
perawatan untuk 30.000
9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016
penduduk
Jumlah puskesmas pembantu
dengan desa
Rasio tempat tidur RSUD
dengan jumlah penduduk
(RSUD)
22
171
RSUD
4 Meningkatnya persentase rumah
dan lingkungan sehat
Persentase rumah memiliki
sanitasi dasar sehat
Rasio rumah layak huni
85
95
5 Jumlah penduduk yang memiliki
jaminan kesehatan
Jumlah penduduk miskin yang
mendapat jaminan kesehatan
Cakupan pelayanan
jamkesmas
90
100
6 Meningkatnya perilaku hidup
bersih dan sehat
Persentase RT berprilaku
hidup bersih dan sehat
Persentase desa siaga aktif
Persentase posyandu mandiri
dan purnama
Cakupan bayi yang mendapat
ASI ekslusif
Jumlah keluarga sadar gizi
(kadarzi) di Desa
75
40
40
80
80
7 Meningkatnya peran swasta
dalam penyelenggaraan
kesehatan
Jumlah rumah sakit swasta
Cakupan pembinaan dan
pengawasan sarana kesehatan
swasta
5
80
top related