tes serologi dr febtarini, sp.pk
Post on 15-Dec-2015
283 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
IMUNOASAI (PEMERIKSAAN SEROLOGI)
Departemen Patologi Klinik
Univ. Wijaya Kusuma Surabaya
dr. Febtarini R, Sp.PK
Serologi
• Suatu ilmu yang mempelajari cara mendeteksi suatu infeksi di dalam serum pasien, misalnya adanya antibodi (Ab) spesifik terhadap mikroba tertentu
• Uji serologi didasarkan atas ikatan spesifik antara antigen (Ag) dan antibodi (Ab)
Ag yang telah diketahui akan bereaksi/berikatan dengan Ab yang belum diketahui di dalam serum
Sebaliknya Ab yang telah diketahui dapat digunakan untuk mendeteksi Ag dalam serum pasien
• Reaksi Ag-Ab dapat diamati atas terbentuknya presipitasi, aglutinasi atau dengan bantuan label tertentu, misalnya label radioaktif, label enzims dll
-S-S--S-S--S-S-
Regio variabel
L H L H
Fc
Fab
Gambar 1. Struktur dasar dari molekul antibodi L = Light Chain H = Heavy chain
2. Komponen yg terpenting dalam serologi yaitu ANTIBODIANTIBODI
Beberapa Istilah penting dlm Imunoasai
Ikatan Ab-Ag adalah spesifik seperti kunci-anak kunci. Reaksi silang dapat terjadi dengan struktur mol Ag lain yang mirip dengan Ag pasangannya tergantung dari :
- profil spesifitas Ab-nya &- kemurnian Ag-nya
Ab yang amat spesifik = Ab dengan binding sites yang hanya dapat mengikat Ag dengan struktur molekul yang unik/tertentu saja.
a. Spesifitas dari Ab
x
y
z
x
y
z
Antigen I Antibodi I
Antigen II
v
w
x v
w
x
X
Y
Z
X
Y
Z
V
W
X
X
Y
Z
Gambar 2. Kompleks dua antigen yang memiliki satu epitop yang sama (X) dan berbagai macam antibodi
yang mungkin terbentuk
Antibodi II
b. Ukuran kuantitas Ab
Ada beberapa cara tentukan konsentrasi Ab dalam serum.
- Kualitatif pos. /neg. adanya perubahan fisik dari bahan pemeriksaan. (+/-)
- Semi kuantitatif ; ditentukan dengan pengenceran serum secara progresif Titer (1/10, 1/100, 1/640)
- Kuantitatif ; ditentukan dengan menggunakan beberapa sera baku kurva baku. Akurasi dicek dengan serum kontrol. (100 pg/mL, 2 μL/mL) Hasilnya diinterpolasi ke dalam kurva baku.
Gambar 3. Kurva baku uji ELISA
0Kadar Bahan
X
OD
5 g/dl
FAKTOR-2 DASAR YG MEMPENGARUHI IMUNOASAI
Sifat dari Ag. Ab diberi nama sesuai dengan cara penentuan yang paling sens. Mis : aglutinin, presipitin dll
Elektrolit dan pH2
1
Waktu dan suhu. Reaksi Ag-Ab terjadi dalam 2 tahapa. Ikatan spesifik Ab dg Ag/Hapten yang sesuaib. Terjadi reaksi yg dapat dilihat (presipitasi dll)
3
Mekanisme Daya Tahan NonspesifikBahan yg normal/abnormal terdapat dalam sekret/cairan tubuh.
4
Rasio Ag dan Ab5
prozone postzone
Prozone,Tak ada presipitasi
Equivalent zone,Presipitasi
Post zone,Tak ada presipitasi
Gambar 4. Berbagai macam rasio Ag – Ab dan implikasinya
= ANTIBODI
= ANTIGEN
BAHAN PEMERIKSAAN UTK IMUNOASAI
MACAM BAHAN : serum , plasma, css Usahakan jangan hemolisis
Inaktivasi C 56°C, 30 menit
Ag untuk Imunoasai. Sebaiknya dibuat sendiri dari strain lokal, lebih baik yang multistrains.
IMUNOASAI
KADAR BAHANKADAR BAHAN
RENDAH ( ng/ml, pg/ml ) TINGGI (mg/ml,ug/ml)
Hasil reaksi tak tampak
FAKTOR PENGUAT (LABEL)
IF RIA EIA
Homogen Heterogen = ELISA
Hasil reaksi DAPAT DILIHAT
Presipitasi/RID
UJI AGLUTINASI
ICA
UJI PRESIPTASI UJI AGLUTINASI UJI FIKSASI KOMPLEMEN UJI NETRALISASI TOKSIN
I. IMUNOASAI TAK BERLABEL
Ada 2 jenis imunoasai.I. IMUNOASAI TAK BERLABELII. IMUNOASAI BERLABEL
JENIS IMUNOASAI
Ag yang larut Antibodi
PRESIPITASI
Gambar 5. Prinsip dasar uji presipitasi
UJI PRESIPITASI
Presipitasi adalah bila Ag + Ab dalam bentuk larutan menghasilkan suatu agregasi yang terlihat dengan mata
Ag.
Serum dengan Ab
Inkubasi
Presipitasi
Gambar 6. Uji presipitasi tabung
Antisera dalam agar
GAMBAR 10. R.I.D
1
3
4
5
6
7
8 2
Sera baku
Tes serum
Tes serum
Tes serum
Tes serum
Tes serum
APLIKASI KLINIS UJI PRESIPITASI
Uji Tabung : VDRL - Makro
Uji Slide : VDRL - Mikro
Uji Tabung Kapiler : Penentuan CRP
RID : Penentuan kelas Ig
Imunoelektroforesis
• Migrasi protein serum di dalam gel dan apabila bertemu dengan antigen yang sesuai akan terjadi presipitasi
Ag. pada permukaan sel
Ab.Aglutinasi
Gambar 11. Prinsip dasar reaksi aglutinasi
UJI AGLUTINASI
Tak larut
+ -Gambar 12. Uji Aglutinasi Slide
Gambar 13. Uji Aglutinasi tabung
Serum ( Ab )
Susp. Ag
Inkubasi
Aglutinasi
AGLUTINASI TAK LANGSUNG
A. AGLUTINASI PASIF
B. Ab TAK LENGKAP
a. Ab Monovalen
b. Lokasi Tersembunyi / Ukuran Terlalu Kecil ( Ig. G )
+ +Ag Larut
PartikelPartikel disalut Ag
Ab dalam serum
AglutinasiGambar 14. Uji aglutinasi pasif
Partikel:
Seldarah merah
Lateks
Carbo adsorben
(Ko-aglutinasi)
APLIKASI KLINIS UJI AGLUTINASI
Uji Slide (lempeng): uji Widal slide
Uji Tabung : uji Widal tabung
Aglutinasi Tak Langsung: uji Rose-Waaler
III. UJI HEMAGLUTINASI : KULIAH Bank Drh
IV. UJI LISIS IMUN & FIKSASI KOMPLEMEN
Hampir sama dengan uji aglut. tak langsung,
Hanya Anti – Ig diganti C Lisis Imun
UJI LISIS IMUN & FIKSASI KOMPLEMEN
• Komplemen di dalam plasma sebanyak 3 mg/ml dalam bentuk inaktif
• Jika bertemu dengan kompleks Ag-Ab komplemen menjadi aktif (melalui jalur klasik), dan menghasilkan berbagai kaskade aktivasi, misalnya lisis dari sel target
Prinsip Uji Komplemen
Komplemen
Sensitized cell
AbAg pada permukaan sel
= Komplemen
Gambar 15 . Prinsip dasar uji lisis imun
Uji Lisis Imun
Gambar 16 . Uji Fiksasi Komplemen
A.
C CTak ada
Lisis
Komplemen Komplemen
Terikat
Sensitized SDM
B.
C C Lisis
Komplemen Komplemen
Bebas
Serum dgn. Ab
Serum tanpa Ab
Uji Positif
Uji Negatif
An example of the complement fixation test.
Fig. 17.14 Complement fixation test.
II. IMUNOASAI BERLABEL
1. CAT FLUORESENS: IF
2. RADIOISOTOP: RIA
3. ENZIM: IMUNOASAI ENZIM ( EIA )
A. EIA HOMOGEN
B. EIA HETEROGEN (ELISA)
C. UJI IMUNO-PEROKSIDASE
4. EMAS KOLOIDAL:ASAI IMUNOKROMATOGRAFIK (ICA)
CUCI
Mikroskop Fluoresens
Ab diket berlabel cat fluoresensAg tak diket.
Fiksasi pada slide
Kompleks Ag-Ab Berfluoresensi
Gambar 18. Prinsip dasar uji imunofluoresens langsung (direct).
1. IMUNOASAI FLUORESENS (IF)
CuciAg diket.
Ab tak diket
Cuci
Mikroskop Fluoresens
Kompleks Ag – Ab tak tampak
AHG dilabel Fluorescein
Kompleks Ag – Ab – AHG berfluoresensi
Gambar 19. Prinsip dasar uji imunofluoresens tak langsung (indirect).
An example of direct and indirect immunofluorescence testing.
Fig. 17.15 Immunofluorescence testing
KELEMAHAN UJI IF
Peralatan canggih dan mahal
Perlu tenaga terlatih
Per hari maks 25 slide / analis
Sukar dibuat otomatis
Pelaksanaan agak kompleks & membosankan
Gambar 20. Prinsip dasar Uji RIA R = label radioisotop
R
RRR
RR
R
R
R
Radiation Counter
2. Uji RIA
Radioisotop : 3H Thymidin, 131 I
Gambar 21. Prinsip dasar Uji RIA kompetitif
R
R
R
R
R
R R
RADIATION COUNTER
Cuci
KELEMAHAN UJI RIA
Butuh alat mahal & tenaga terlatih
Waktu paruh reagens amat pendek ( 1,5 – 2 bln )
Perlu perlindungan khusus pd petugas lab.
Perlu tempat pembuangan reagens yang khusus
ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
• Prinsip dasar Elisa adalah pemakaian enzim untuk mendeteksi adanya ikatan Antigen-Antibodi (Ag:Ab)
• Enzim akan merubah (mengkonversi) substrate yang tidak berwarna (kromogen) menjadi produk berwarna yang mengindikasikan adanya ikatan Ag:Ab
Gambar 24. Prinsip dasar uji ELISA langsung
Ab
PRODUK berwarna
SUBSTRAT berkromogen
Ag pada Fase padat
Anti –Ig berlabel enzim
Direct ELISA
• Untuk mendeteksi Ab
Enzim: AK (Alkalin fosfatase) atau HRPO (Horse Raddish Peroxidase)
Substrate : TMB (Tetra methyl benzidine) atau NPP (p-nitrophenyl phosphate)
SUBSTRAT berkromogen
PRODUK berwarna
Ag
Ab I pada Fase padat
Ab II berlabel enzim
Gambar 23. Prinsip dasar (tak langsung)
double antibody sandwich ELISA
Indirect ELISA (Sandwich ELISA)
• Untuk mendeteksi adanya antigen (Ag)
Antibodi dilapiskan pada dasar sumuran
Bahan yg diperiksa ditambahkan → terjadi reaksi Ag-Ab
Ditambahkan anti-antibodi ( Mo anti-Ab) berlabel BIOTIN (biotinylated)
Ditambahkan streptavidin berlabel enzim
Ditambah kromogen → Warna, diukur secara kolorimetri memakai Elisa-reader
ELISA
SUBSTRAT BERKROMOGEN
PRODUK berwarna
Ab pada Fase padat
Ag berlabel enzim
Gambar 22. Prinsip dasar uji ELISA kompetitif
Uji ELISA
Ag dlm serum
An example of the indirect and capture ELISA methods.
Fig. 17.16 Methods of ELISA testing.
CONTOH APLIKASI KLINIS SEROLOGI TEST
1. Sifilis
2. Demam tifoid
3. Tuberkulosis
SIFILIS
Paling Ideal ; Ig. M- ELISA ( Dx, keaktivan, mengikuti hasil Rx )
Di Indonesia ; TPHA Dx VDRL Aktivitas &
mengikuti hasil Rx
Neurosyphilis : VDRL Dx Jumlah sel Protein Total
Keaktivan & mengikuti hasil Rx
UJI SEROLOGI DEMAM UJI SEROLOGI DEMAM TIFOIDTIFOID
1.1. TES WIDALTES WIDAL
2.2. TES IgM SalmonellaTES IgM Salmonella
3.3. ELISAELISA
4.4. BIAKAN / KULTUR DARAHBIAKAN / KULTUR DARAH
UJI WIDAL (AGLUTINASI)
Dari hasil 1X tes belum dapat ditarik kesimpulan yang berarti. Perlu ulangan setelah 5-7 hari
Harga normal tes Widal tabung.
Aglutinin O : 1/160
Aglutinin H : 1/160
Aglutinin PA : 1/80
Aglutinin PB : 1/320
Vaksinasi; aglutinin H dapat dipertahankan beberapa tahun,
Antibiotika ; dapat memperlambat kenaikan titer
INDIKASI SEROLOGI TBINDIKASI SEROLOGI TB• INDIKASI:INDIKASI:
1.1. BTA DAHAK NEGATIFBTA DAHAK NEGATIF
2.2. TB EKSTRAPULMONUMTB EKSTRAPULMONUM
3.3. TB ANAKTB ANAK
4.4. SPESIFISITAS:SPESIFISITAS:– TGT JENIS ANTIGEN (REAKSI SILANG)TGT JENIS ANTIGEN (REAKSI SILANG)
5.5. KONTROVERSI KARENA:KONTROVERSI KARENA:– Kurang pemahaman patogenesisKurang pemahaman patogenesis
– Bersikukuh pada Postulat KochBersikukuh pada Postulat Koch
Lateral flow immuno assay
62
LATERAL FLOW IMMUNOASSAY
CONTOH PARAMETERPEMERIKSAAN SEROLOGI
CRP = Protein C reaktif
- Suatu alfa globulin yg ada di serum pd inflamasi
- Suatu reaktan fase akut, indikator non spesifik inflamasi yg berhbgn dg imunologi
- Tidak dipengaruhi oleh anemia, kehamilan, hiperglobulinemia
- serial, utk indeks aktivitas penyakit dan monitoring terapi
64
•Poliklonal antibodi•Antibodi IgG dalam kelas IgM
•Kadar IgM terbesar, bisa dideteksi oleh alat•Antibodi terhadap determinan antigenik pada fragmen Fc immunoglobulin
Sumber: PKB PK,2002
AntibodiRheumatoid
factor
FAKTORREMATOID
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA
top related