termokimia
Post on 04-Jan-2016
1.068 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Termokimia
1. Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah reaksi atau proses yang sedang dipelajari.
Lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar sistem dengan apa sistem berinteraksi.
Interaksi sistem dengan lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan/atau pertukaran energi.
Berdasarkan interaksi yang terjadi antara sistem dan lingkungan, sistem dibedakan atas sistem terbuka, sistem
tertutup, dan sistem terisolasi.
Sistem dikatakan terbuka jika terjadi pertukaran materi dan energi dengan lingkungan.
Contoh: Air panas dalam gelas terbuka.
Sistem dikatakan tertutup jika antara sistem dan lingkungan hanya terjadi pertukaran energi, tetapi tidak pertukaran
materi.
Contoh: Air panas dalam gelas tertutup.
Sistem dikatakan terisolasi jika antara sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran materi maupun energi.
Contoh: Air panas dalam termos.
Gambar 5.1 Tiga jenis sistem: (a) terbuka; (b) tertutup dan (c) terisolasi.
2. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi yang membebaskan kalor disebut reaksi ekstern, sedangkan reaksi yang menyerap kalor disebut reaksi
endoterm.
Gambar 5.3 Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
Reaksi eksoterm: Entalpi produk < entalpi pereaksi; ∆H bertanda negatif. Reaksi endoterm: Entalpi produk > entalpi
pereaksi; ∆H bertanda positif.
Gambar 5.4 Diagram tingkat energi reaksi eksoterm dan endoterm
Contoh reaksi eksoterm: Reaksi pembakaran, pemutusan ikatan, dan ionisasi atom.
Contoh reaksi endoterm: Beras menjadi nasi, fotosintesis, dan peleburan.
3. Persamaan Termokimia
o Persamaan reaksi yang disertai perubahan entalpinya disebut persamaan termokimia.
o Kalor reaksi yang ditulis pada persamaan termokimia sesuai dengan stoikiometri reaksinya.
C(s) + ½O2(g) → CO(g) ∆H = −110 kJ
2C(s) + O2(g) → 2CO(g) ∆H = −220 kJ
Contoh Soal 5-3: Persamaan termokimia
Perhatikan persamaan termokimia pembakaran asetilena berikut ini.
2C2H2(g) + 5O2(g) → 4CO2(g) + 2H2O(l) ∆H = –2600 kJ
a. Tentukanlah perubahan entalpi pada pembakaran 10 liter asetilena (RTP)?
b. Berapa gram C2H2 harus dibakar untuk memanaskan 1 liter air dari 25ºC hingga tepat mendidih? (H = 1; C = 12;
kalor jenis air = 4,18 J g–1 ºC–1)
Penyelesaian:
Dari persamaan termokimia dapat ditentukan entalpi pembakaran asetilena:
= = –1300 kJ mol–1
Jumlah mol dalam 10 liter C2H2 (RTP) = = mol
Kalor pembakaran 10 liter asetilena (RTP) = mol × (–1300 kJ mol–1) = –541,67 kJ
Kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 liter (=100 g) dari 25 ºC hingga 100 ºC adalah
Q = m c ∆t = 1000 g × 4,18 J g–1 ºC–1 (100 – 75)ºC = 313,5 kJ.
Diketahui kalor pembakaran C2H2 = –1300 kJ mol–1.
Jadi, jumlah mol C2H2 yang harus dibakar untuk memperoleh kalor sebanyak 313,5 kJ adalah = 0,24 mol.
Massa 0,24 mol C2H2 = 0,24 mol × 26 g mol–1 = 6,24 g.
4. Kalorimetri
Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan kalorimeter.
Data yang diperlukan yaitu perubahan suhu yang menyertai reaksi.
Perhitungan kalorimetri biasanya melalui 3 tahap sebagai berikut:
menentukan kalor yang diserap/dilepas larutan dalam kalorimeter,
menentukan kalor reaksi, yaitu sama dengan kalor larutan tetapi tandanya berlawanan,
menyesuaikan kalor reaksi dengan stoikiometri reaksi.
Contoh Soal 5-4: Kalorimetri
Pada reaksi antara 50 mL larutan NaOH 1 M dengan 50 mL HCl 1 M terjadi kenaikan suhu sebesar 6ºC. Tentukanlah
perubahan entalpi reaksi penetralan NaOH dengan HCl. Anggaplah kalor jenis larutan = 4,18 J g–1 dan massa jenis
larutan = 1 g mL–1.
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Penyelesaian:
Soal ini akan diselesaikan dalam 3 langkah seperti disebutkan dalam ringkasan teori di atas.
Massa larutan = 50 g + 50 g = 100 g
Q larutan = m× c ×∆t = 100 g × 4,18 J g–1 × 6 ºC = 2,508 kJ
Q reaksi = – Q larutan = –2,508 kJ
Jumlah mol NaOH = jumlah mol HCl = 50 mmol = 0,05 mol.
Jadi, perubahan entalpi (Q) sebesar –2,508 kJ yang dihitung di atas merupakan perubahan entalpi yang menyertai
reaksi ∆H reaksi, sedangkan yang ditanyakan yaitu perubahan entalpi pada reaksi 0,05 mol NaOH dengan 0,05 mol
HCl.
∆H reaksi yang ditanyakan, yaitu ∆H reaksi yang menyertai reaksi 1 mol NaOH dengan 1 mol HCl dapat ditentukan
dengan membandingkan jumlah molnya dengan entalpi reaksi percobaan:
∆H = × –2,508 kJ = –50,16 kJ
5. Hukum Hess = Hukum Penjumlahan Kalor
Kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya pada keadaan awal dan keadaan akhir.
Contoh Soal 5-5: Hukum Hess
Perhatikan diagram berikut:
Berdasarkan diagram yang tersebut, tentukanlah perubahan entalpi reaksi A →B.
Penyelesaian:
Diagram menunjukkan pengubahan zat A menjadi zat B melalui dua lintasan, yaitu:
I. Lintasan langsung, dan
II. Lintasan bertahap: A → C kemudian C → D (arahnya perlu disesuaikan), dan akhirnya D → B.
Menurut hukum Hess: ∆H lintasan-I = ∆H lintasan-II.
∆H lintasan-I dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga tahap dalam lintasan II, sebagai berikut:
A → C ∆H = +50 kJ
C → D ∆H = +100 kJ
D → B ∆H = –40 kJ
A → B ∆H = +110 kJ
Jadi, perubahan entalpi A → B adalah +110 kJ.
Contoh Soal 5-6: Hukum Hess
Diketahui:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) ∆H = –467 kJ ……………….. (1)
MgO(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2O(l) ∆H = –151 kJ ……………….. (2)
Selain itu juga diketahui entalpi pembentukan air, H2O(l) = –286 kJ mol–1.
Berdasarkan data tersebut, tentukanlah entalpi pembentukan MgO(s).
Penyelesaian:
Data yang tersedia, yaitu dua persamaan termokimia dan satu data entalpi pembentukan. Data entalpi pembentukan
air dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan termokimia sebagai berikut:
H2(g) + ½O2(g) → H2O(l) ∆H = –286 kJ ………………… (3)
Adapun reaksi yang perubahan entalpinya ditanyakan, yaitu entalpi pembentukan MgO dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan termokimia sebagai beriktut:
Mg(s) + ½O2(g) → MgO(s) ∆H = . . . ?
Perubahan entalpi reaksi ini dapat diperoleh dengan menyusun ketiga persamaan termokimia yang diketahui
perubahan entalpinya. Ketiga persamaan termokimia tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga
penjumlahannya sama dengan reaksi yang ditanyakan.
Reaksi (2) harus dibalik sehingga MgO berada di ruas kanan, sesuai reaksi yang ditanyakan.
Reaksi (1) ditulis sebagaimana adanya, sehingga MgCl2 dapat dihilangkan dari reaksi (2).
Realsi (3) ditulis sebagaimana adanya, sehingga ½O2 berada di ruas kiri.
MgCl2(aq) + H2O(l) → MgO(s) + 2HCl(aq) ∆H = +151 kJ ……………… (–2)
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) ∆H = –467 kJ ……………….. (1)
H2(g) + ½O2(g) → H2O(l) ∆H = –286 kJ ……………….. (3)
Mg(s) + ½O2(g) → MgO(s) ∆H = –602 kJ
Jadi, entalpi pembentukan MgO adalah –602 kJ mol–1.
6. Entalpi Pembentukan
Apabila entalpi pembentukan zat-zat yang terlibat dalam reaksi diketahui, maka entalpi reaksi dapat ditentukan
dengan rumus berikut:
∆Hreaksi = ∑∆Hfº(produk) – ∑∆Hfº(pereaksi)
Contoh Soal 5-7: Menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan.
Diketahui entalpi pembentukan CH4(g) = –75 kJ mol–1; CO2(g) = –393,5 kJ mol–1 dan H2O(l) = –286 kJ mol–1.
Tentukan jumlah kalor yang dihasilkan pada pembakaran sempurna 1 g metana.
Penyelesaian:
Langkah pertama, menentukan entalpi pembakaran metana berdasarkan data entalpi pembentukan yang diketahui.
Reaksi pembakaran sempurna metana sebagai berikut:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
∆Hreaksi = ∑∆Hfº(produk) – ∑∆Hfº(pereaksi)
= {∆Hfº(CO2) + 2 × ∆Hfº(H2O)} – {∆H fº(CH4) + ∆Hfº(2 × O2)}
= {–393,5 + (2 × –286)} – {–75 + 2 × 0}
= –890 kJ
Jadi, ∆H pembakaran metana adalah –890,5 kJ mol–1.
Kalor pembakaran 1 gram metana = × (–890,5 kJ mol–1) = –55,66 kJ
7. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas.
Jika energi ikatan diketahui, maka perubahan entalpi reaksi dapat diperkirakan dengan rumus berikut:
∆H = ∑Epemutusan ikatan – ∑Epembentukan ikatan
Contoh Soal 5-8: Menggunakan data energi ikatan
Berdasarkan data energi ikatan, tentukanlah perubahan entalpi reaksi berikut:
CH3–CHO(g) + H2(g) → CH3–CH2OH(g)
Ikatan Energi (kJ mol–1)
C – C 348
C – H 413
C = O 799
C – O 358
H – H 436
O – H 463
Penyelesaian:
Reaksi di atas dapat ditulis dalam bentuk yang lebih terurai sebagai berikut:
Ikatan yang putus: Ikatan yang terbentuk
1 mol C=O : 799 kJ 1 mol C–O : 358 kJ
1 mol H–H : 436 kJ 1 mol O–H : 463 kJ
Jumlah : 1235 kJ 1 mol C–H : 413 kJ
Jumlah : 1234 kJ
∆H reaksi = ∑energi ikatan yang putrus –∑energi ikatan yang terbentuk
= 1235 kJ – 1234 kJ
= 1 kJ
TIPS BELAJAR TERMOKIMIA
TERMOKIMIA
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar bab Termokimia? Kalau jawaban kamu “Ya” maka
saya rasa kamu wajib untuk membaca kelanjutan artikel ini. Gimana dengan kamu yang sudah lancer
mengerjakan soal-soal Termokimia? Saya rasa teruskan saja membaca artikel ini, barangkali saja bisa
menambah referensi kamu, tul kan he he he hehe.
Menurut pengalaman saya ada 4 macam rumus utama yang bisa digunakan untuk menyelesaikan
soal-soal termokimia, yaitu:
1. Rumus Kalorimeter
Q = m. c.∆T = C. .∆T
Rumus ini sering dipakai apabila kita ingin mencari energi panas yang dihasilkan dari pencampuran
dua buah larutan atau untuk mencari energi panas yang terlibat dalam reaksi yang dilakukan dengan
menggunakan calorimeter. Contoh soal seperti ini misalnya larutan NaOH dicampur dengan larutan
H2SO4 dan kemudian kita disuruh mencari panas netralisasi, atau suatu zat dibakar dalam calorimeter
kemudian panas yang dihasilkan ditransfer dalam air didalam calorimeter dan kita disuruh mencari
panas pembakaran zat tersebut.
Oh ya jika diketahui kalor jenis ( c ) zat maka gunakan rumus Q=mc? T tapi kalau yang diketahui
kapasitas panasnya ( C ) maka gunakan rumus Q=C? T
2. Rumus Entalpi Pembentukan
∆H = ∆H produk – ∆H reaktan
Rumus ini dipakai apabila dalam soal kita disuruh mencari entalpi suatu reaksi dan yang diketahui
adalah data-data entalpi pembentukan dari masing-masing spesies dalam reaksi. Contoh tipe soal
dengan penyelesaian rumus ini adalah sebagai berikut:
“Hitung entalpi reaksi A + B -> C + D jika diketahui entalpi pembentukan A =….KJ/mol, B= …KJ/mol, C
= …KJ/mol dan D=…KJ/mol”
3. Rumus Energi Ikatan
∆H = ∆H pemutusan – ∆H pembentukan
Rumus ini dipakai untuk menyelesaikan soal-soal yang diketahui data energi pemutusan ikatan / data
pembentukan ikatan. Contoh dari soal ini adalah sebagai berikut:
“Hitung reaksi CH4 + O2 -> CO2 + H2O jika diketahui data energi ikatan C-H = …KJ, O=O=…KJ, H-O=…
KJ dan seterusnya.”
4. Rumus mencari entalpi reaksi dengan dasar hukum Hess
Soal-soal dengan penyelesaian seperti ini tandanya adalah terdapat data sejumlah reaksi dan akhirnya
kita disuruh mencari entalpi reaksi tertentu. Cara nya adalah dengan mengatur kembali reaksi-reaksi
yang ada sehingga jika reaksi-reaksi tersebut dijumlahkan amaka akan kita peroleh reaksi yang
ditanyakan. Contoh soalnya adalah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
“ hitunglah entalpi reaksi A + E -> B + F jika diketahui;
A + D -> C + B ∆H = …KJ/mol
B + D -> F ∆H = …KJ/mol
E + F -> C + D ∆H = …KJ/mol”
Nah yang perlu diingat disini adalah bahwa data entalpi yang ditulis di buku adalah dalam satuan
KJ/mol, contohnya entalpi pembentukan CO2 adalah ∆H = -394 KJ/mol, ini berarti pembentukan 1 mol
CO2 akan membebaskan energi sebanyak 394 KJ. Jika di dalam soal yang ditanyakan misalnya 0,5 mol,
2 mol, atau 3 mol maka tentunya kamu harus mengkonversi terlebih dahulu besar entalpi ini.
top related