teori dasar tu
Post on 21-Oct-2015
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Teori dasar TU-2A
BAB II
TEORI DASAR
URAIAN KHUSUS TU-2A
CNC adalah suatu mesin pengendali numeris yang menggunakan komputer dimana
operator menghasilkan data lalu komputer melakukan pemrosesan data, keluaran data dan
mesin kemudian melaksanakan perintah/program yang telah diberikan.
Mesin CNC TU-2A adalah mesin yang dapat melakukan beberapa macam
pengerjaan. Diantaranya membubut, memotong, dan sebagainya serta memiliki teknologi
yang lebih tinggi dari mesin bubut konvensional karena mesin CNC TU -2A memakai
system CNC dengan pengendalian secara numerik komputer.
Secara umum mesin CNC terdiri atas :
CNC (Computer Numerically Controller) pengendali numeris dengan komputer di sini ada
yang dimasukkan juga ada yang disimpan.
DNC Specialist (Direct Numerically Controller) masukkan program langsung secara
elektronis lewat tabel.
ANC (Adative Numerically Controller) sistem kendali dengan menyesuaikan diri dengan
kondisi kerja.
Sistem Persumbuan
Mesin CNC TU-2A menggunakan koordinat tegak lurus atau cartesius untuk
menentukan sebuah titik dalam bidang atau ruangan dapat dinyatakan dalam istilah
matematis dalam sembarang titik lain sepanjang sumbu tegak lurus.
-X
-Z +Z
+X
Konstruksi Mesin CNC TU-2A yang menggunakan sumbu tegak lurus dari gerakan dan
sumbu putar. Sumbu putar tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Sumbu X, yaitu sumbu yang arahnya melintang terhadap sumbu mesin atau arah
gerakannya yaitu maju mundur terhadap sumbu mesin, sedang sumbu Z yaitu sumbu yang
arahnya horizontal.
I. Pemprograman harga absolut
No X Z
1 -3 0
2 -3 2
3 -2 -3
Dalam pemrograman ini semua titik yang dicapai oleh alat potong diyatakan dari titik 0
( zero reference point ) dan titik nol tidak berubah posisi.
Keuntungan dan kerugian Program absolut
a) Keuntungan : Jika kita mengubah posisi titik yang lain tidak berubah, dengan kata lain apabila kita keliru dalam memasukkan harga titik 1, maka harga titik yang berikutnya tidak ikut keliru.
b) Kerugian :
Kadang-kadang lebih rumit memprogram, misal pada
pembentukan benda kerja pada posisi yang pembuatan alur-alur pada permukaan
silinder dan berulang-ulang.
II. Pemrogaraman harga inkramental
No X Z
1 -3 0
2 0 2
3 -2 -3
Pada pemrograman harga inkramental dimasukkan ukuran berantai posisi alat potong pada saat akhir gerakan merupakan titik nol ( zero reference point ) pada gerakan berikutnya. Jadi di sini titik 0 pada setiap langkah perpindahan posisinya untuk setiap langkah terjadilah titik 0 yang baru.
Keuntungan dan kerugian pemrograman inkramental
a) Keuntungan :
Pada beberapa hal metode pemrograman ini lebih mudah dilakukan.
b) Kerugian :
Apabila kita perlu/keliru dalam memasukkan program atau harga suatu titik,
semua titik berikutnya akan keliru.
TYPES OF NUMERICAL CONTROL MACHINE
Adapun macam-macam mesin CNC sama halnya dengan mesin perkakas konvensional,
banyak ragam mesin CNC, sesuai dengan fungsi, serta permesinan yang dilaksanakan
adalah :
1. Mesin bubut ( Turning )
2 Mesin fris ( Milling )
3. Mesin korter (Baring)
4. Mesin Bor (Drilling)
5. Mesin gurinda (Grinding)
Dewasa ini telah banyak pabrik yang membuat mesin yang mengeluarkan mesin CNC
dengan berbagai merek , misalnya :
1. Emco (Austria)
2. Siemens, Fanuc, Peavter (Jerman).
3. Micron, Richika, Ssepel (Hungaris).
4. Toyota, Mitsubishi, Nissin bhol (Jepang).
5. Celtig. (Belgia). Bahkan di Indonesia pun telah merintis pembuatan CNC, hasil kerja sama dengan PT. PINDAD dan FANUC, sedang pada praktikum ini pembahasan dibatasi oleh salah satu mesin CNC EMCO buatan Austria, yang secara garis besar terdiri atas:
I. Training unit:
a. Compact OS
b. TU-2A
c. TU-3A
II. Unit produksi kecil:
a. ET – 120
b. UMC 100
ELEMEN –ELEMEN UTAMA PADA TU-2A
Motor utama penggerak sumbu utama:Motor utama :
- berfungsi untuk menghasilkan putaran guna menggerakkan sistem transmisi dalam mesin
CNC TU-2A.
- Menggunakan motor arus searah magnet permanen, kecepatan variabel, jenjang
kecepatan 1:7, jenjang putaran 600-4000 / menit , tenaga masukan (P1) 500 watt , dan
tenaga keluaran (P2) 300 watt
Bagaimana mengubah putaran pada motor arus searah?
Dengan mengubah tegangan.
Pembatasan arus:
Motor dilindungi dari beban lebih dengan cara pembatasan arus , karena beban lebih dapat
menyebabkan motor terbakar sehingga arus yang digunakan dibatasi sebesar 4 Ampere.
Ampere meter:
Menunjukkan konsumsi arus aktual dari motor penggerak.
Diagram daya guna putaran :
Sampai dengan mesin Nomor 80.09.50, penghalang sinar dan cakram berlubang pada
pulley motor (lihat gambar ) Mulai dari mesin nomor 80.09.51 kecepatan motor dikendalikan
secara elektronis
Sabuk Penggerak Pulley
6 tingkat pulley penggerak memungkinkan pengaturan berbagai putaran sumbu utama.
Penggerak untuk jenjang putaran BC1, BC2, BC3 (dari pulley utama antara ke sumbu
utama) .
Sabuk pulley A ( motor ) Sabuk pulley B ( pulley putaran ) Sabuk dari A ke B adalah tetap
dan tidak diubah.
Sabuk pulley B ke pulley C ( sumbu utama ). Sabuknya dapat diatur dalam 3 posisi BC1,
BC2, BC3. ( Kompensasi I X R ).
Tidak dipasang lagi penghalang sinar dan cakram berlubang.
I Penggerak untuk jenjang putaran AC1, AC2, AC3.
dari pulley motor A ke pulley sumbu utama C,pulley antara ikut berputar kosong.
I Memindahkan sabuk.
- Kendorkan mur segi enam
- Angkat motor
- Pasang sabuk pulley yang diinginkan
- Tekan motor kebawah dan kencangkan mur segi enam
Penggerak Eretan
1. Penggerak eretan (Motor Langkah Sekrup Bantalan Peluru):
a. Data teknis penggerak eretan :
o Langkah tunggal 5 0
o Momen putar 0,5 Nm
b. Kecepatan gerakan untuk eretan memanjang dan melintang :o Gerakan cepat 700 (mm/menit), jenjang asutan variabel (pelayanan manual) 5-400
(mm/menit), kecepatan asutan yang dapat diprogram (pelayanan CNC) 2-499
(mm/menit) atau 0,002-0,499 (mm/menit).o Jalani eretan terkecil yang dapat digerakkan (penambahan gerakan terkecil) 0,0138 (mm).
o Jalannya gerakan eretan memanjang 500 (mm)
o Jalannya gerakan eretan melintang 50 (mm)
o Penunjuk pada sajian dalam 0,01 mm
o Daya asutan pada eretan ± 1000 (N)
c. Pembatasan jalannya bunyi tak-tak Jika arah menjalankan eretan pada posisi akhir atau terkena tahanan, anda mendengar bunyi tak-tak. Motor melangkah penerima pulsa putaran untuk gerakan selanjutnya, tapi tidak dapat lagi menggerakkan, ini berarti bebanlebih pada poros, raur dan bidang jalan eretan. Oleh karena itu, pada pelayanan manual berhentikan asutan , dan pada pelayanan CNC berhentikan sementara program.
d. Sekrup bantalan peluru mur pra pembebanan Eretan memanjang dan melintang digerakkan dengan sekrup bantalan peluru. Poros penggerak tanpa kelongaran / kocak terhadap murnya ( tak ada kelonggaran balik ).
e. Reduksi motor langkah-langkah ulir asutan:
Gerakan terkecil eretan (untuk eretan memanjang dan eretan melintang) pada
langkah putaran motor ke 5 0 (langkah terkecil eretan bergerak 0,0138 mm).
Penunjukan jalannya gerakan pada sajian gerakan eretan. Jalannya gerakan akan
ditunjukkan pada sajian 0,01 (mm) atau dibulatkan.
2. Kepala lepas
Kepala lepas berfungsi sebagai pendukung benda kerja dengan
menggunakan senter, maupun untuk pemboran /penyenteran:
-Pekerjaan pemboran:
Bor sampai dengan 8 (mm), dipasang pada pencekam
bor, bor dengan diameter lebih dari 8 (mm) harus bertangkai
tirus. Untuk dapat dipasang secara langsung pada kepala lepas. Asutan bor melalui
handel dan sumbu kepala lepas.
3. Revolver pahat
Pada revolver pahat pada TU-2A dapat dipasang 3 pahat luar dan 3 pahat pengerjaan
dalam.
4. Pemegang pahat
Pemegang pahat dapat dipasang dalam posisi
depan atau belakang. Pada eretan melintang.
Pengaturan pahat segitiga senter :
1. pasang pahat pada pemegangnya
2. pasang pemegang pahat pada penjepit pahat
3. putarlah mur berkartel (1) hingga ujung pahat segitiga senter. Gunakan senter untuk
pengaturan pahat segitiga senter, kencangkan baut silinder (2) dan kencangkan pemegang
pahatnya dengan baut tetap (3)
Pengaturan posisi sudut pemegang pahat
- dengan perkakas pengatur pahat
- tanpa perkakas pengatur pahat : pasang pemegang pahat sejajar eretan melintang.
Posisi pemegang pahat
Pemegang pahat dapat dipasang dalam posisi depan atau posisi belakang.
a) Posisi depan
Diameter Luar 0 – 80 mm Diameter Dalam 14 - 100 mm
b) Posisi belakang
Diameter Dalam 60 – 130 mm Diameter Dalam 20 – 120 mm
Pemilihan jumlah putaran pada TU – 2A
Tenaga motor arus searah tergantung pada jumlah putarannya. Oleh karena itu pemilihan tingkat transmisi dari penggerak pulley sedemikian, sehingga jumlah putaran motor berada pada jenjang daya guna optimal.
Mendapatkan harga pemotongan
a. mendapatkan jumlah putaran harus mengetahui
- diameter benda kerja
- kecepatan potong yang dianjurkan
b. mendapatkan kecepatan asutan dalam mm/menit
- diameter benda kerja
- ketentuan asutan
Petunjuk putaran sumbu utama
Jenjang putaran 50-3200 putaran / menit. Ujung sumbu utama Standar EMCO lubang
sumbu utama : 16 mm ketirusan dalam sumbu utama : Mt 2.
Alat pencekam pada sumbu utama :
I Pencekam cakar tiga Ø 80 mm
I Piring pembawa Ø 90 mm
I Piring cekam Ø 90 mm
I Pemegang kolet untuk kolet Fs x 25
Petunjuk pemasangan, kapasitas cekam, cakar terbalik, dan keselamatan kerja dilihat pada petunjuk pelayanan. Cakram berlubang dan penghalang sinar pada sumbu utama.
1. Fungsi untuk semua pekerjaan pembubutan kecuali pemotongan ulir.
Melalui ring berlubang dan penghalang sinar, putaran sumbu utama ditunjukkan dalam
pembacaan digital pada panel CNC.
2. Fungsi pada pemotongan ulir
Ring berlubang 1, penghalang sinar 1, jumlah putaran sumbu utama diukur dan dilaporkan
kepada komputer.
TANDA ALARM DAN CARA MENGATASI
Pada dasarnya dikenal 2 jenis tanda alarm, pada mesin CNC TU -2A yaitu:
1. Tanda alarm yang disebabkan kesalahan program
2. Tanda alarm yang disebabkan kesalahan pada pelayanan disket.
Jenis-jenis tanda alarm
A00 : Salah perintah G dan M
A01 : Salah interpolasi melingkar/R
A02 : Salah niali X (harga x terlalu besar)
A03 : Salah nilai F
A04 : Salah nilai Z
A05 : Tidak deprogram M30
A06 : Tidak deprogram M03
A07 : Tidak ada arti
A08 : Pita habis pada penyimpanan kaset
A09 : Program tidak ditemukan
A10 : Pengaman kaset aktif
A11 : Salah jalan
A12 : Salah pengecekan
A13 : Penyetelan inchi/mm dengan memori program
A14 : Salah posisi kepala fris
A15 : Salah nilai
A16 : Tidak ada nilai radius
A17 : Salah sub program
A18 : Jalannya komposisi radius pisau fris
Masukkan program pelayanan
H/C : Tombol pelayanan manual
Inp : Tombol memory
Del : Tombol penghapus
Fwd : Maju secara blok
Rev : Kembali secara blok
- : Tombol minus
M - : Tombol M : Tombol minus juga fungsi M, tombol uji jalan.
Inp + Fwd : Berhenti antara
Inp + Rev : Penggalangan program, penghapus alarm
~ + Inp : Penyisipan blok
~ + Del : Penghapus blok
Fungsi G Format blok
G00 : Gerakan cepat
G01 : Interpolasi lurus
G02 : Interpolasi melingkar (ccw)
G03 : Interpolasi melingkar (cw)
G04 : Waktu tinggal diam
G21 : Blok kosong
G24 : Pemrograman radius
G25 : Pemanggilan sub program
G27 : Perintah melompat
G33 : Pemotongan ulir
G64 : Motor asutan tak berarus
G65 : Pelayanan kaset
G78 : Siklus penguliran
G84 : Siklus pembubutan memanjang
G86 : Siklus pengeluaran
G92 : Pencatatan penetapan
G94 : Asutan dalam (mm/menit)
G95 : Asutan dalam (mm/putaran)
G73 : Siklus pemboran dengan pemotongan total
Fungsi M Format blok
M00 : Berhenti terprogram
M01 : Penghentian
M02 : Akhir program
M03 : Batang putar hidup (cw)
M04 : Batang putar hidup (ccw)
M05 : Batang putar berhenti
M06 : Penggantian pisau
M07 : Pendinginan 2 hidup
M08 : Pendinginan 1 hidup
M09 : Pendinginan berhenti
M10 : Penjepit
M11 : Melepas penjepit
M12 : Kode sinkronasi
M13 : Batang putar hidup (cw) pendingin hidup
M14 : Batang putar hidup (ccw) pendingin hidup
M15 : Gerakan pada arah positif
M16 : Gerakan pada arah negative
M17 : Kembali ke program awal
M30 : Akhir program
UNSUR-UNSUR PELAYANAN MANUAL
a. Saklar utama.
Putar kunci ke kanan, mesin dan pengendali diberi arus.
b. Lampu kontrol saklar utama.
Jika saklar utama hidup, lampu kontrol menyala.
c. Saklar untuk penggerak sumbu utama.
d. Tombol untuk pengaturan putaran sumbu utama.
e. Penunjukan jumlah putaran sumbu utama.
f. Tombol untuk pengaturan asutan. Dalam arah Z (eretan memanjang) anda dapat mengatur
kecepatan asutan variabel dari 10 – 400 mm/menit.
g. Lampu kontrol – pelayanan manual.
Eretan hanya dapat digerakkan secara manual, bila lampu kontrol ( 7 ) menyala.
h. Tombol asutan untuk arah X dan Z
Simbol untuk eretan menunjukkan arah gerakan dan tombol yang sesuai eretan bergerak
dengan asutan yang tidak ditentukan semula. Pelayanan inching. Jika anda hanya
mencolek sedikit tombol, eretan yang sesuai bergerak 0,01 mm.
i. Tombol gerakan cepat.
Jika anda menekan tombol asutan dan tombol gerakan cepat secara bersamaan, anda
melaksanakan gerakan cepat dari eretan memanjang atau pmelintang.
BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN
3.1 DATA MESIN CNC TU-2A
Spesifikasi dari mesin CNC TU-2A terdiri dari :
- Kecepatan Potong ( = ) ( mm/menit )
( mm )
( put/menit )
a) Untuk Pembubutan 150-200 ( m/menit )
b) Untuk Pemotongan 60-80 ( m/menit )
Tenaga Masuk ( P1 ) : 5000 ( watt )
Tenaga Keluaran ( P2 ) : 3000 ( watt )
Jenjang Kecepatan 1 : 7
Jenjang Putaran 600-400 (L/menit)
Besarnya arus listrik masuk 4 ( A )
Besarnya Asutan :
c) Untuk Pembubutan 0,02-0,1 ( mm/put )
d) Untuk Pemotongan 0,01-0,02 ( mm/put )
- Putaran Spindel : Untuk pemotongan kasar 600 ( put/menit )
- Nomor Seri Mesin :
a) Untuk nomor seri 80.09.50 penghalus sinar dan cakram berlubang pada pully.
b) Untuk nomor seri 08.09.51 kecepatan motor dikendalikan secara elektronis.
- Kecepatan Penggerak Eretan :
a) Gerakan cepat 700 ( mm/menit )
b) Daya asutan pada eretan 1000 ( N )
- Alat Pencekam Pada Sumbu Utama :
a) Pencekam Cakar Baja Ø 80 mm
b) Piring Pembawa Ø 90 mm
c) Piring Ø 90 mm
3.2 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKANAlat-alat yang digunakan :
1. Mesin TU-2A
2. Pahat Potong
3. Mistar Gesek
4. Kunci Chuck ( kunci L )
5. Kunci Pengikat Pahat
6. Kuas
Bahan yang digunakan :
Bahan yang digunakan di dalam praktikum ini adalah Silinder pejal dari bahan aluminium
dengan spesifikasi :
1. Panjang : 60 ( mm )
2. Diameter : 36 ( mm )
Ø
36 60
BAB IVANALISA PROGRAM DAN PERHITUNGAN
4.1. ANALISA PROGRAM ABSOLUT A. LEMBAR PROGRAM ABSOLUT
N
G(M)
X(F)(D)
Y(J)(S)
Z(K)
F(L)(T)(D)
KETERANGAN
000 92 4600 500 60
001 90 60
002 M03 60
003 00 3600 00 60
004 84 3400 -3750 60
005 84 3200 -3500 60
006 84 3000 -2800 60
007 84 2800 -1400 60
008 84 2600 -1300 60
009 84 2400 -1200 60
010 84 2200 -1100 60
011 84 2000 -1000 60
012 84 1800 -550 60
013 84 1600 -400 60
014 84 1400 -300 60
015 84 1200 -200 60
016 84 1000 -150 60
017 84 800 -55 60
018 84 600 -50 60
019 00 00 00 60
N
G(M)
X(F)(D)
Y(J)(S)
Z(K)
F(L)(T)(D)
KETERANGAN
020 03 2000 -1000 60
021 01 3000 -1500 60
022 01 3000 -2100 60
023 01 2800 -2200 60
024 01 2600 -2300 60
025 01 2400 -2700 60
026 01 2400 -2300 60
027 00 3000 -2000 60
028 01 2400 -2300 60
029 00 2400 -2700 60
030 03 2400 -3100 60
031 03 3200 -3100 60
032 00 3200 -3500 60
033 01 3600 -4000 60
034 00 3600 00 60
035 M05
036 M90
B. PENJELASAN PROGRAM ABSOLUT
G 92 : Pergeseran titik referensi
X : 4600 Z : 500
G 90 : Pemrograman absolut
M 03 : Spindel frais hidup
G 00 : Gerakan cepat
X : 3600 Z : 00
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 3400 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 3200 Z : -3500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 3000 Z : -2800
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2800 Z : -1400
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2600 Z : -1300
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2400 Z : -1200
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2200 Z : -1100
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2000 Z : -1000
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1800 Z : -550
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1600 Z : -400
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1400 Z : -300
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1200 Z : -200
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1000 Z : -150
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 800 Z : -55
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 600 Z : -50
G 00 : Gerakan cepat
X : 00 Z : 00
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 2000 Z : -1000
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 3000 Z : -1500
G 01 : Interpolasi lurus
X : 3000 Z : -2100
G 01 : Interpolasi lurus
X : 2800 Z : -2200
G 01 : Interpolasi lurus
X : 2600 Z : -2300
G 01 : Interpolasi lurus
X : 2400 Z : -2700
G 01 : Interpolasi lurus
X : 2400 Z : -2300
G 00 : Gerakan cepat
X : 3000 Z : -2000
G 01 : Interpolasi lurus
X : 2400 Z : -2300
G 00 : Gerakan cepat
X : 2400 Z : -2700
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 2400 Z : -3100
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 3200 Z : -3100
G 00 : Gerakan cepat
X : 3200 Z : -3500
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 3600 Z : -4000
G 00 : Gerakan cepat
X : 3600 Z : -00
M 05 : Spindel Fris mati
M 30 : Program Berakhir
4.2. ANALISA PROGRAM INKRAMENTAL
A. LEMBAR PROGRAM INKRAMENTAL
N
G(M)
X(F)(D)
Y(J)(S)
Z(K)
F(L)(T)(D)
KETERANGAN
000 92 4600 500 60
001 91 60
002 M03 60
003 00 500 500 60
004 84 -100 -3750 60
005 84 -100 -3500 60
006 84 -100 -2800 60
007 84 -100 -1400 60
008 84 -100 -1300 60
009 84 -100 -1200 60
010 84 -100 -1100 60
011 84 -100 -1000 60
012 84 -100 -550 60
013 84 -100 -400 60
014 84 -100 -300 60
015 84 -100 -200 60
016 84 -100 -150 60
017 84 -100 -55 60
018 84 -100 -50 60
019 00 -400 00 60
N
G(M)
X(F)(D)
Y(J)(S)
Z(K)
F(L)(T)(D)
KETERANGAN
020 03 1000 -1000 60
021 01 500 -500 60
022 00 00 -600 60
023 01 -100 -650 60
024 01 -100 550 60
025 01 -100 -500 60
026 01 00 400 60
027 01 300 300 60
028 00 100 -1100 60
029 03 -400 400 60
030 00 400 -800 60
031 01 200 -500 60
032 00 200 400 60
033 M05
034 M30
C. PENJELASAN PROGRAM ABSOLUT
G 92 : Pergeseran titik referensi
X : 4600 Z : 500
G 90 : Pemrograman absolut
M 03 : Spindel frais hidup
G 00 : Gerakan cepat
X : 500 Z : 500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -3500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -2800
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -1400
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -1300
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -1200
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -1100
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -1000
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -550
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -400
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -300
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -200
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -150
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -55
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -50
G 00 : Gerakan cepat
X : -400 Z : 00
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 1000 Z : -1000
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 500 Z : -500
G 00 : Gerakan cepat
X : 00 Z : -600
G 01 : Interpolasi lurus
X : -100 Z : -650
G 01 : Interpolasi lurus
X : -100 Z : -500
G 01 : Interpolasi lurus
X : -100 Z : 500
G 01 : Interpolasi lurus
X : 00 Z : 400
G 01 : Interpolasi lurus
X : 300 Z : 300
G 00 : Gerakan cepat
X : 100 Z : -1100
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : -400 Z : 400
G 00 : Gerakan cepat
X : 400 Z : -800
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 200 Z : -500
G 00 : Gerakan cepat
X : 200 Z : 400
M 05 : Spindel Fris mati
M 30 : Program Berakhir
BAB VPEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan program yang baik adalah :
1. Gambar benda kerja.
Sebelum membuat benda terlebih dahulu benda tersebut direncanakan lewat
gambar yang tepat pada kertas grafik sehingga mudah dibuat programnya.
2. Jenis program yang digunakan
Dalam pengerjaan mesin CNC TU 2A terdapat dua macam program yang
digunakan yaitu :
- Program Inkramental yaitu jenis program yang dimana titik asal selalu dimulai dari letak
dimana pahat terakhir berada.
- Program Absolut yaitu jenis program yang selalu menggunakan titik awal sebagai titik
referensinya.
3. Jenis pengerjaan
Apabila pengerjaan yang digunakan adalah langkah cepat tanpa pemotongan
maka menggunakan perintah G 00 sedang apabila menggunakan langkah pemotongan
maka menggunakan perintah G01, G02, G03, G84, dan sebagainya.
4 Asutan
Dalam pengerjaan benda kerja kecepatan asutan harus disesuaikan dengan
berbagai macam faktor seperti jenis benda kerja, kecepatan spindle, jenis pahat, diameter
benda kerja
5. Jenis pahat
Sebelum membuat program perlu diperhatikan jenis pahat yang
digunakan apabila jenispahatnya keras maka dapat menggunakan kecepatan potong yang
cepat dan sebaliknya.
B. PEMBAHASAN KHUSUS
F VS Vs
- Asutan Vs Kecepatan potong
Semakin cepat asutan yang digunakan maka semakin cepat pula kecepatan
potongnya hal ini diakibatkan semakin cepat asutan maka jumlah geram yang terbuang
akan semakin banyak.
D VS S
- Diameter benda kerja Vs Putaran spindle
Semakin besar diameter benda kerja maka putaran spindle harus diperkecil
karena diameter benda kerja yang besar memiliki keliling yang besar dan penampang yang
luas.
Vs VS D
- Kecepatan potong Vs Diameter benda kerja
Semakin besar diameter benda kerja dengan putaran spindel yang tetap maka
kecepatan potong akan semakin besar karena jumlah geram yang terbuang semakin besar.
BAB VI
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
1. Dengan menggunakan kendali numeris, pekerjaan pada proses pembubutan yang rumit dapat dikerjakan dengan mudah dengan dimensi yang lebih tepat.
2. Waktu permesinan yang digunakan dapat dibuat seefektif mungkin dengan kesalahan
pembubutan yang dapat dikurangi.
3. Pemprograman dalam mesin CNC TU-2A dapat dilaksanakan dengan cara absolut dan
inkramental.
4. Jenis bahan pahat yang digunakan pada mesin CNC TU-2A beragam dan sangat
mempengaruhi dalam penentuan kecepatan potong.
5.2. SARAN-SARAN
1. Perhatikan langkah-langkah pemprograman untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang baik.
2. Membuat program yang lebih singkat untuk menghemat waktu produksi.3. Demi kelancaran praktikum, agar alat-alat yang sudah rusak dapat diperbaiki atau diganti.
top related