teori dasar tu

31
Teori dasar TU-2A BAB II TEORI DASAR URAIAN KHUSUS TU-2A CNC adalah suatu mesin pengendali numeris yang menggunakan komputer dimana operator menghasilkan data lalu komputer melakukan pemrosesan data, keluaran data dan mesin kemudian melaksanakan perintah/program yang telah diberikan. Mesin CNC TU-2A adalah mesin yang dapat melakukan beberapa macam pengerjaan. Diantaranya membubut, memotong, dan sebagainya serta memiliki teknologi yang lebih tinggi dari mesin bubut konvensional karena mesin CNC TU -2A memakai system CNC dengan pengendalian secara numerik komputer. Secara umum mesin CNC terdiri atas : CNC (Computer Numerically Controller) pengendali numeris dengan komputer di sini ada yang dimasukkan juga ada yang disimpan. DNC Specialist (Direct Numerically Controller) masukkan program langsung secara elektronis lewat tabel. ANC (Adative Numerically Controller) sistem kendali dengan menyesuaikan diri dengan kondisi kerja. Sistem Persumbuan Mesin CNC TU-2A menggunakan koordinat tegak lurus atau cartesius untuk menentukan sebuah titik dalam bidang atau ruangan dapat dinyatakan dalam istilah matematis dalam sembarang titik lain sepanjang sumbu tegak lurus. -X

Upload: qomar

Post on 21-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

vcxtrd

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Dasar TU

Teori dasar TU-2A

BAB II

TEORI DASAR

URAIAN KHUSUS TU-2A

            CNC adalah suatu mesin pengendali numeris yang menggunakan komputer dimana

operator menghasilkan data lalu komputer melakukan pemrosesan data, keluaran data dan

mesin kemudian melaksanakan perintah/program yang telah diberikan.

            Mesin CNC TU-2A adalah mesin yang dapat melakukan beberapa macam

pengerjaan. Diantaranya membubut, memotong, dan sebagainya serta memiliki teknologi

yang lebih tinggi dari mesin bubut konvensional karena mesin CNC TU -2A memakai

system CNC dengan pengendalian secara numerik komputer.

Secara umum mesin CNC  terdiri atas :

               CNC (Computer Numerically Controller) pengendali numeris dengan komputer di sini ada

yang dimasukkan juga ada yang disimpan.

               DNC Specialist (Direct Numerically Controller) masukkan program langsung secara

elektronis lewat tabel.

               ANC (Adative Numerically Controller) sistem kendali dengan menyesuaikan diri dengan

kondisi kerja.

Sistem Persumbuan

            Mesin CNC TU-2A menggunakan koordinat tegak lurus atau cartesius untuk

menentukan sebuah titik dalam bidang atau ruangan dapat dinyatakan dalam istilah

matematis dalam sembarang titik lain sepanjang sumbu tegak lurus.

                                                                

                      -X

                                                                                      

             -Z                                                                                               +Z

                                                    

Page 2: Teori Dasar TU

                                                 +X

Konstruksi Mesin CNC TU-2A yang menggunakan sumbu tegak lurus dari gerakan dan

sumbu putar. Sumbu putar tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Sumbu X, yaitu sumbu yang arahnya melintang terhadap sumbu mesin atau arah

gerakannya yaitu maju mundur terhadap sumbu mesin, sedang sumbu Z yaitu sumbu yang

arahnya horizontal.

  I.        Pemprograman  harga absolut

                                     

                                                                               

                                                                                                                                               No       X         Z

                                                                                                1       -3           0

                                                                                                2       -3           2

                                                                                                3       -2          -3

                                                         

Dalam pemrograman ini semua titik yang dicapai oleh alat potong diyatakan dari titik 0

( zero reference point ) dan titik nol tidak berubah posisi.

Keuntungan dan kerugian Program absolut

Page 3: Teori Dasar TU

a)    Keuntungan :                  Jika kita mengubah posisi titik yang lain tidak berubah, dengan kata          lain apabila kita keliru dalam memasukkan harga titik 1, maka harga titik yang     berikutnya tidak ikut keliru.

b)    Kerugian :

                  Kadang-kadang lebih rumit memprogram, misal pada

pembentukan           benda      kerja pada posisi yang pembuatan alur-alur pada permukaan

silinder         dan berulang-ulang.

II.    Pemrogaraman harga inkramental 

                                                                                               No      X           Z

                                                                                                1       -3           0

                                                                                                2        0            2

                                                                                                3       -2          -3

Pada pemrograman harga inkramental dimasukkan ukuran berantai posisi alat potong pada saat akhir gerakan merupakan titik nol ( zero reference point ) pada gerakan berikutnya. Jadi di sini titik 0 pada setiap langkah perpindahan posisinya untuk setiap langkah terjadilah titik 0 yang baru.

Keuntungan dan kerugian pemrograman inkramental

a)    Keuntungan :

                  Pada beberapa hal metode pemrograman ini lebih mudah dilakukan.

b)    Kerugian :

Page 4: Teori Dasar TU

                  Apabila kita perlu/keliru dalam memasukkan program atau harga suatu titik,

semua titik berikutnya akan keliru.

TYPES OF  NUMERICAL CONTROL MACHINE

Adapun macam-macam mesin CNC sama halnya dengan mesin perkakas konvensional,

banyak ragam mesin CNC, sesuai dengan fungsi, serta permesinan yang dilaksanakan

adalah :

 1.  Mesin bubut ( Turning )

2    Mesin fris ( Milling )

3.   Mesin korter (Baring)

4.   Mesin Bor (Drilling)

5.   Mesin gurinda (Grinding)

Dewasa ini telah banyak pabrik yang membuat mesin yang mengeluarkan mesin CNC

dengan berbagai merek , misalnya :

1.    Emco (Austria)

2.    Siemens, Fanuc, Peavter (Jerman).

3.    Micron, Richika, Ssepel (Hungaris).

4.    Toyota, Mitsubishi, Nissin bhol (Jepang).

5.    Celtig. (Belgia).            Bahkan di Indonesia pun telah merintis pembuatan CNC, hasil kerja sama dengan PT. PINDAD dan FANUC, sedang pada praktikum ini pembahasan dibatasi oleh salah satu mesin CNC EMCO buatan Austria, yang secara garis besar terdiri atas:

      I.    Training unit:  

a.    Compact OS

b.    TU-2A

c.    TU-3A                  

    II.    Unit produksi kecil:

a.    ET – 120

b.    UMC 100

ELEMEN –ELEMEN UTAMA PADA TU-2A

Motor utama penggerak sumbu utama:Motor utama :

-          berfungsi untuk menghasilkan putaran guna menggerakkan sistem transmisi dalam mesin

CNC TU-2A.

Page 5: Teori Dasar TU

-          Menggunakan motor arus searah magnet permanen, kecepatan variabel, jenjang

kecepatan 1:7, jenjang putaran 600-4000 / menit , tenaga masukan (P1) 500 watt , dan

tenaga keluaran (P2) 300 watt

Bagaimana mengubah putaran pada motor arus searah?

            Dengan mengubah tegangan.

Pembatasan arus:

Motor dilindungi dari beban lebih dengan cara pembatasan arus , karena beban lebih dapat

menyebabkan motor terbakar sehingga arus yang digunakan dibatasi sebesar 4 Ampere.

Ampere meter:

            Menunjukkan konsumsi arus aktual dari motor penggerak.

Diagram daya guna putaran : 

                       

                                   

Sampai dengan mesin Nomor 80.09.50, penghalang sinar dan cakram berlubang pada

pulley motor (lihat gambar ) Mulai dari mesin nomor 80.09.51 kecepatan motor dikendalikan

secara elektronis

Page 6: Teori Dasar TU

                        

Sabuk Penggerak Pulley

6 tingkat pulley penggerak memungkinkan pengaturan berbagai putaran sumbu utama.

Penggerak untuk jenjang putaran BC1, BC2, BC3  (dari pulley utama antara ke sumbu

utama) .

Sabuk pulley A ( motor ) Sabuk pulley B ( pulley putaran ) Sabuk dari A ke B adalah tetap

dan tidak diubah.

Sabuk pulley B ke pulley C ( sumbu utama ). Sabuknya dapat diatur dalam 3 posisi BC1,

BC2, BC3. ( Kompensasi I X R ).

Tidak dipasang lagi penghalang sinar dan cakram berlubang.

I   Penggerak untuk jenjang putaran AC1, AC2, AC3.

      dari pulley motor A ke pulley sumbu utama C,pulley antara ikut berputar    kosong.

I   Memindahkan sabuk.

-          Kendorkan mur segi enam

-          Angkat motor

-          Pasang sabuk pulley yang diinginkan

-          Tekan motor kebawah dan kencangkan mur segi enam

 

Page 7: Teori Dasar TU

Penggerak Eretan

1.    Penggerak eretan  (Motor Langkah Sekrup Bantalan Peluru):

a.        Data teknis penggerak eretan :

             o   Langkah tunggal  5 0

o   Momen putar 0,5 Nm

b.    Kecepatan gerakan untuk eretan memanjang dan melintang :o   Gerakan cepat 700 (mm/menit), jenjang asutan variabel (pelayanan manual) 5-400

(mm/menit), kecepatan asutan yang dapat diprogram (pelayanan CNC)         2-499

(mm/menit) atau 0,002-0,499 (mm/menit).o   Jalani eretan terkecil yang dapat digerakkan (penambahan gerakan terkecil) 0,0138 (mm).

o   Jalannya gerakan eretan memanjang 500 (mm)

o   Jalannya gerakan eretan melintang 50 (mm)

o   Penunjuk pada sajian dalam 0,01 mm

o   Daya asutan pada eretan ± 1000 (N)

c.    Pembatasan jalannya bunyi tak-tak            Jika arah menjalankan eretan pada posisi akhir atau terkena tahanan, anda mendengar bunyi tak-tak. Motor melangkah penerima pulsa putaran untuk gerakan selanjutnya, tapi tidak dapat lagi  menggerakkan, ini berarti bebanlebih pada poros, raur dan bidang jalan eretan. Oleh karena itu, pada pelayanan manual berhentikan asutan , dan pada pelayanan CNC berhentikan sementara program.

Page 8: Teori Dasar TU

d.    Sekrup bantalan peluru mur pra pembebanan            Eretan memanjang dan melintang digerakkan dengan sekrup bantalan peluru. Poros penggerak tanpa kelongaran / kocak terhadap murnya ( tak ada kelonggaran balik ).

e.    Reduksi motor langkah-langkah ulir asutan:

            Gerakan terkecil eretan (untuk eretan memanjang dan eretan melintang) pada

langkah putaran motor ke 5 0 (langkah terkecil eretan bergerak 0,0138 mm).

      Penunjukan jalannya gerakan pada sajian gerakan eretan. Jalannya gerakan akan

ditunjukkan pada sajian 0,01 (mm) atau dibulatkan.

2.    Kepala lepas

            Kepala lepas berfungsi sebagai pendukung benda kerja dengan

menggunakan            senter, maupun untuk pemboran /penyenteran:

           

-Pekerjaan pemboran:

            Bor sampai dengan 8 (mm), dipasang pada pencekam

bor, bor dengan      diameter lebih dari 8 (mm) harus bertangkai

tirus. Untuk dapat dipasang     secara langsung pada kepala lepas. Asutan bor melalui

handel dan sumbu            kepala lepas.

3.    Revolver pahat

Pada revolver pahat pada TU-2A dapat dipasang 3 pahat luar dan 3 pahat pengerjaan

dalam.

4.     Pemegang pahat

Pemegang pahat dapat dipasang dalam posisi

depan atau belakang. Pada eretan melintang.

Page 9: Teori Dasar TU

 

Pengaturan pahat segitiga senter :

1.    pasang pahat pada pemegangnya

2.    pasang pemegang pahat pada penjepit pahat

3.    putarlah mur berkartel (1) hingga ujung pahat segitiga senter. Gunakan senter untuk

pengaturan pahat segitiga senter, kencangkan baut silinder (2) dan kencangkan pemegang

pahatnya dengan baut tetap (3)

Pengaturan posisi sudut pemegang pahat

-          dengan perkakas pengatur pahat

-          tanpa perkakas pengatur pahat : pasang pemegang pahat sejajar eretan melintang.

Posisi pemegang pahat

Pemegang pahat dapat dipasang dalam posisi depan atau posisi belakang.

a)    Posisi depan

Diameter Luar 0 – 80 mm                                 Diameter Dalam 14 - 100 mm

Page 10: Teori Dasar TU

b)    Posisi belakang

Diameter Dalam 60 – 130 mm                   Diameter Dalam 20 – 120 mm

Pemilihan jumlah putaran pada TU – 2A

Tenaga motor arus searah tergantung pada jumlah putarannya. Oleh karena itu pemilihan tingkat transmisi dari penggerak pulley sedemikian, sehingga jumlah putaran motor berada pada jenjang daya guna optimal. 

Page 11: Teori Dasar TU

Mendapatkan harga pemotongan

a.    mendapatkan jumlah putaran harus mengetahui

-          diameter benda kerja

-          kecepatan potong yang dianjurkan

b.    mendapatkan kecepatan asutan dalam mm/menit

-          diameter benda kerja

-          ketentuan asutan

Petunjuk putaran sumbu utama

Jenjang putaran 50-3200 putaran / menit. Ujung sumbu utama Standar EMCO lubang

sumbu utama : 16 mm ketirusan dalam sumbu utama : Mt 2.

Alat pencekam pada sumbu utama :

I   Pencekam cakar tiga Ø 80 mm

I   Piring pembawa Ø 90 mm

I   Piring cekam Ø 90 mm

I   Pemegang kolet untuk kolet Fs x 25

            Petunjuk pemasangan, kapasitas cekam, cakar terbalik, dan keselamatan kerja dilihat pada petunjuk pelayanan. Cakram berlubang dan penghalang sinar pada sumbu utama.

 

1.    Fungsi untuk semua pekerjaan pembubutan kecuali pemotongan ulir.

Melalui ring berlubang dan penghalang sinar, putaran sumbu utama ditunjukkan dalam

pembacaan digital pada panel CNC.

Page 12: Teori Dasar TU

2.    Fungsi pada pemotongan ulir

Ring berlubang 1, penghalang sinar 1, jumlah putaran sumbu utama diukur dan dilaporkan

kepada komputer.

TANDA ALARM DAN CARA MENGATASI

Pada dasarnya dikenal 2 jenis tanda alarm, pada mesin CNC TU -2A yaitu:

1.    Tanda alarm yang disebabkan kesalahan program

2.    Tanda alarm yang disebabkan kesalahan pada pelayanan disket.

Jenis-jenis tanda alarm

            A00     :  Salah perintah G dan M

            A01     :  Salah interpolasi melingkar/R

            A02     :  Salah niali X (harga x terlalu besar)

            A03     :  Salah nilai F

            A04     :  Salah nilai Z

            A05     :  Tidak deprogram M30

            A06     :  Tidak deprogram M03

            A07     :  Tidak ada arti

            A08     :  Pita habis pada penyimpanan kaset

            A09     :  Program tidak ditemukan

            A10     :  Pengaman kaset aktif

            A11     :  Salah jalan

            A12     :  Salah pengecekan

            A13     :  Penyetelan inchi/mm dengan memori program

            A14     :  Salah posisi kepala fris

            A15     :  Salah nilai

            A16     :  Tidak ada nilai radius

            A17     :  Salah sub program

            A18     :  Jalannya komposisi radius pisau fris

Masukkan program pelayanan

            H/C                 :  Tombol pelayanan manual

            Inp                  :  Tombol memory

            Del                  :  Tombol penghapus

            Fwd                :  Maju secara blok

            Rev                 :  Kembali secara blok

               -                    :  Tombol minus

            M  -                  :  Tombol M  :  Tombol minus juga fungsi M, tombol uji jalan.

            Inp + Fwd      :  Berhenti antara

            Inp + Rev       :  Penggalangan program, penghapus alarm

Page 13: Teori Dasar TU

            ~ + Inp                        :  Penyisipan blok

            ~ + Del           :  Penghapus blok

Fungsi G Format blok

            G00     :  Gerakan cepat

            G01     :  Interpolasi lurus

            G02     :  Interpolasi melingkar (ccw)

            G03     :  Interpolasi melingkar (cw)

            G04     :  Waktu tinggal diam

            G21     :  Blok kosong

            G24     :  Pemrograman radius

            G25     :  Pemanggilan sub program

            G27     :  Perintah melompat

            G33     :  Pemotongan ulir

            G64     :  Motor asutan tak berarus

            G65     :  Pelayanan kaset

            G78     :  Siklus penguliran

            G84     :  Siklus pembubutan memanjang

            G86     :  Siklus pengeluaran

            G92     :  Pencatatan penetapan

            G94     :  Asutan dalam (mm/menit)

            G95     :  Asutan dalam (mm/putaran)

            G73     :  Siklus pemboran dengan pemotongan total

Fungsi M Format blok

            M00    :  Berhenti terprogram

            M01    :  Penghentian

            M02    :  Akhir program

            M03    :  Batang putar hidup (cw)

            M04    :  Batang putar hidup (ccw)

            M05    :  Batang putar berhenti

            M06    :  Penggantian pisau

            M07    :  Pendinginan 2 hidup

            M08    :  Pendinginan 1 hidup

            M09    :  Pendinginan berhenti

            M10    :  Penjepit

            M11    :  Melepas penjepit

            M12    :  Kode sinkronasi

            M13    :  Batang putar hidup (cw) pendingin hidup

            M14    :  Batang putar hidup (ccw) pendingin hidup

Page 14: Teori Dasar TU

            M15    :  Gerakan pada arah positif

            M16    :  Gerakan pada arah negative

            M17    :  Kembali ke program awal

            M30    :  Akhir program

 

Page 15: Teori Dasar TU

UNSUR-UNSUR PELAYANAN MANUAL

a.    Saklar utama.

Putar kunci ke kanan, mesin dan pengendali diberi arus.

b.    Lampu kontrol saklar utama.

Jika saklar utama hidup, lampu      kontrol menyala.

c.    Saklar untuk penggerak sumbu utama.

d.    Tombol untuk pengaturan putaran sumbu utama.

e.    Penunjukan jumlah putaran sumbu utama.

f.     Tombol untuk pengaturan asutan. Dalam arah Z (eretan memanjang) anda dapat mengatur

kecepatan asutan variabel dari 10 – 400 mm/menit.

g.    Lampu kontrol – pelayanan manual.

      Eretan hanya dapat digerakkan secara manual, bila lampu kontrol ( 7 )     menyala.

h.    Tombol asutan untuk arah X   dan Z 

Page 16: Teori Dasar TU

      Simbol untuk eretan menunjukkan arah gerakan dan tombol yang sesuai  eretan bergerak

dengan asutan yang tidak ditentukan semula. Pelayanan inching. Jika anda hanya

mencolek sedikit tombol, eretan yang sesuai bergerak 0,01 mm.

i.      Tombol gerakan cepat.

      Jika anda menekan tombol asutan dan tombol gerakan cepat secara bersamaan, anda

melaksanakan gerakan cepat dari eretan memanjang atau pmelintang.

Page 17: Teori Dasar TU

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 DATA MESIN CNC TU-2A

Spesifikasi dari mesin CNC TU-2A terdiri dari :

-          Kecepatan Potong  (   =   )     ( mm/menit )

                                                                                           ( mm )

                                                                                            ( put/menit )

a)            Untuk Pembubutan  150-200 ( m/menit )

b)            Untuk Pemotongan   60-80    ( m/menit )

 Tenaga Masuk      ( P1 )       : 5000 ( watt )

 Tenaga Keluaran  ( P2 )      : 3000 ( watt )

 Jenjang Kecepatan                1  :  7

Jenjang Putaran    600-400 (L/menit)

Besarnya arus listrik masuk 4 ( A )

Besarnya Asutan                   :

c)            Untuk Pembubutan  0,02-0,1   ( mm/put )

d)            Untuk Pemotongan  0,01-0,02 ( mm/put )

-                Putaran Spindel                        : Untuk pemotongan kasar 600 ( put/menit )

-                Nomor Seri Mesin                     :

a)            Untuk nomor seri 80.09.50 penghalus sinar dan cakram berlubang pada pully.

b)    Untuk nomor seri 08.09.51 kecepatan motor dikendalikan secara elektronis.

-                Kecepatan Penggerak Eretan :

a)        Gerakan cepat 700 ( mm/menit )

b)        Daya asutan pada eretan 1000 ( N )

-                Alat Pencekam Pada Sumbu Utama :

a)        Pencekam Cakar Baja  Ø 80 mm

b)        Piring Pembawa         Ø 90 mm

c)        Piring  Ø 90 mm                     

3.2 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKANAlat-alat yang digunakan  :

1.    Mesin TU-2A                        

2.    Pahat Potong

3.    Mistar Gesek 

4.    Kunci Chuck ( kunci L )

5.    Kunci Pengikat Pahat

6.    Kuas

Page 18: Teori Dasar TU

Bahan yang digunakan  :

Bahan yang digunakan di dalam praktikum ini adalah Silinder pejal dari bahan aluminium

dengan spesifikasi  :

1.    Panjang   :  60 ( mm )

2.    Diameter :    36 ( mm )

                                     Ø

36                                      60  

                        

BAB IVANALISA PROGRAM DAN PERHITUNGAN

4.1. ANALISA PROGRAM ABSOLUT        A.   LEMBAR PROGRAM ABSOLUT

N

G(M)

X(F)(D)

Y(J)(S)

Z(K)

F(L)(T)(D)

KETERANGAN

000 92 4600 500 60

001 90 60

002 M03 60

003 00 3600 00 60

004 84 3400 -3750 60

005 84 3200 -3500 60

Page 19: Teori Dasar TU

006 84 3000 -2800 60

007 84 2800 -1400 60

008 84 2600 -1300 60

009 84 2400 -1200 60

010 84 2200 -1100 60

011 84 2000 -1000 60

012 84 1800 -550 60

013 84 1600 -400 60

014 84 1400 -300 60

015 84 1200 -200 60

016 84 1000 -150 60

017 84 800 -55 60

018 84 600 -50 60

019 00 00 00 60

N

G(M)

X(F)(D)

Y(J)(S)

Z(K)

F(L)(T)(D)

KETERANGAN

020 03 2000 -1000 60

021 01 3000 -1500 60

022 01 3000 -2100 60

023 01 2800 -2200 60

024 01 2600 -2300 60

025 01 2400 -2700 60

026 01 2400 -2300 60

027 00 3000 -2000 60

028 01 2400 -2300 60

029 00 2400 -2700 60

030 03 2400 -3100 60

031 03 3200 -3100 60

032 00 3200 -3500 60

033 01 3600 -4000 60

034 00 3600 00 60

035 M05

036 M90

Page 20: Teori Dasar TU

 

B.   PENJELASAN PROGRAM ABSOLUT

G 92  : Pergeseran titik referensi

             X  :  4600            Z  : 500

G 90  : Pemrograman absolut

M 03  : Spindel frais hidup

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  3600            Z  : 00

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  3400            Z  : -3750

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  3200            Z  : -3500

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  3000            Z  : -2800

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  2800            Z  : -1400

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  2600            Z  : -1300

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  2400            Z  : -1200

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  2200            Z  : -1100

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  2000            Z  : -1000

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  1800            Z  : -550

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  1600            Z  : -400

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  1400            Z  : -300

Page 21: Teori Dasar TU

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  1200            Z  : -200

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  1000            Z  : -150

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  800               Z  : -55

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  600               Z  : -50

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  00                 Z  : 00

G 03  : Interpolasi searah jarum jam     

             X  :  2000            Z  : -1000

G 01  : Interpolasi lurus/tirus

             X  :  3000            Z  : -1500

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  3000            Z  : -2100

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  2800            Z  : -2200

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  2600            Z  : -2300

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  2400            Z  : -2700

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  2400            Z  : -2300

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  3000            Z  : -2000

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  2400            Z  : -2300

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  2400            Z  : -2700

G 03  : Interpolasi searah jarum jam     

             X  :  2400            Z  : -3100

G 03  : Interpolasi searah jarum jam     

             X  :  3200            Z  : -3100

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  3200            Z  : -3500

G 01  : Interpolasi lurus/tirus

             X  :  3600            Z  : -4000

Page 22: Teori Dasar TU

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  3600            Z  : -00

M 05  : Spindel Fris mati

              M 30  : Program Berakhir

4.2. ANALISA PROGRAM INKRAMENTAL

A.   LEMBAR PROGRAM INKRAMENTAL

N

G(M)

X(F)(D)

Y(J)(S)

Z(K)

F(L)(T)(D)

KETERANGAN

000 92 4600 500 60

001 91 60

002 M03 60

003 00 500 500 60

004 84 -100 -3750 60

005 84 -100 -3500 60

006 84 -100 -2800 60

007 84 -100 -1400 60

008 84 -100 -1300 60

009 84 -100 -1200 60

010 84 -100 -1100 60

011 84 -100 -1000 60

012 84 -100 -550 60

013 84 -100 -400 60

014 84 -100 -300 60

Page 23: Teori Dasar TU

015 84 -100 -200 60

016 84 -100 -150 60

017 84 -100 -55 60

018 84 -100 -50 60

019 00 -400 00 60

N

G(M)

X(F)(D)

Y(J)(S)

Z(K)

F(L)(T)(D)

KETERANGAN

020 03 1000 -1000 60

021 01 500 -500 60

022 00 00 -600 60

023 01 -100 -650 60

024 01 -100 550 60

025 01 -100 -500 60

026 01 00 400 60

027 01 300 300 60

028 00 100 -1100 60

029 03 -400 400 60

030 00 400 -800 60

031 01 200 -500 60

032 00 200 400 60

033 M05

034 M30

Page 24: Teori Dasar TU

C.   PENJELASAN PROGRAM ABSOLUT

G 92  : Pergeseran titik referensi

             X  :  4600            Z  : 500

G 90  : Pemrograman absolut

M 03  : Spindel frais hidup

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  500               Z  : 500

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -3750

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -3500

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -2800

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -1400

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -1300

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -1200

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -1100

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -1000

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -550

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -400

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -300

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -200

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -150

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -55

G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang

             X  :  -100             Z  : -50

G 00  : Gerakan cepat

Page 25: Teori Dasar TU

             X  :  -400             Z  : 00

G 03  : Interpolasi searah jarum jam     

             X  :  1000            Z  : -1000

G 01  : Interpolasi lurus/tirus

             X  :  500               Z  : -500

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  00                 Z  : -600

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  -100             Z  : -650

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  -100             Z  : -500

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  -100             Z  : 500

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  00                 Z  : 400

G 01  : Interpolasi lurus

             X  :  300               Z  : 300

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  100               Z  : -1100

G 03  : Interpolasi searah jarum jam     

             X  :  -400             Z  : 400

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  400               Z  : -800

G 01  : Interpolasi lurus/tirus

             X  :  200               Z  : -500

G 00  : Gerakan cepat

             X  :  200               Z  : 400

M 05  : Spindel Fris mati

              M 30  : Program Berakhir

Page 26: Teori Dasar TU

BAB VPEMBAHASAN

A.   PEMBAHASAN UMUM

                 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan program yang baik adalah :

1.    Gambar benda kerja.

                 Sebelum membuat benda terlebih dahulu benda tersebut direncanakan lewat

gambar yang tepat pada kertas grafik sehingga mudah dibuat programnya.

2.    Jenis program yang digunakan

                 Dalam pengerjaan mesin CNC TU 2A terdapat dua macam program yang

digunakan yaitu :

- Program Inkramental yaitu jenis program yang dimana titik asal selalu         dimulai dari letak

dimana pahat terakhir berada.

     - Program Absolut yaitu jenis program yang selalu menggunakan titik awal sebagai titik

referensinya.

3.   Jenis pengerjaan

                 Apabila pengerjaan yang digunakan adalah langkah cepat tanpa pemotongan

maka menggunakan perintah G 00 sedang apabila menggunakan langkah pemotongan

maka menggunakan perintah G01, G02, G03, G84, dan sebagainya.

4     Asutan

                 Dalam pengerjaan benda kerja kecepatan asutan harus disesuaikan dengan

berbagai macam faktor seperti jenis benda kerja, kecepatan spindle, jenis pahat, diameter

benda kerja

    

 5.   Jenis pahat

Page 27: Teori Dasar TU

       Sebelum membuat program perlu diperhatikan jenis pahat yang

digunakan apabila jenispahatnya keras maka dapat menggunakan kecepatan potong yang

cepat dan sebaliknya.

B.   PEMBAHASAN KHUSUS

F          VS       Vs

            - Asutan Vs Kecepatan potong

                                    Semakin cepat asutan yang digunakan maka semakin cepat pula kecepatan

potongnya hal ini diakibatkan semakin cepat asutan maka jumlah geram yang terbuang

akan semakin banyak.

                    

                        D         VS       S

            - Diameter benda kerja Vs Putaran spindle

Page 28: Teori Dasar TU

                                    Semakin besar diameter benda kerja maka putaran spindle harus diperkecil

karena diameter benda kerja yang besar memiliki keliling yang besar dan penampang yang

luas.

                        Vs       VS       D

-          Kecepatan potong  Vs  Diameter benda kerja

                    Semakin besar diameter benda kerja dengan putaran spindel yang tetap maka

kecepatan potong akan semakin besar karena jumlah geram yang terbuang semakin besar.

BAB VI

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1.   Dengan menggunakan kendali numeris, pekerjaan pada proses pembubutan yang rumit dapat dikerjakan dengan mudah dengan dimensi yang lebih tepat.

2.   Waktu permesinan yang digunakan dapat dibuat seefektif mungkin dengan kesalahan

pembubutan yang dapat dikurangi.

3.   Pemprograman dalam mesin CNC TU-2A dapat dilaksanakan dengan cara absolut dan

inkramental.

4.   Jenis bahan pahat yang digunakan pada mesin CNC TU-2A beragam dan sangat

mempengaruhi dalam penentuan kecepatan potong.

5.2. SARAN-SARAN

1.    Perhatikan langkah-langkah pemprograman untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang baik.

2.    Membuat program yang lebih singkat untuk menghemat waktu produksi.3.    Demi kelancaran praktikum, agar alat-alat yang sudah rusak dapat diperbaiki atau diganti.