teori akuntansi keuangan
Post on 15-Jan-2016
22 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut
setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih
profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing
yang berorientasi international (multinational corporation), maka setiap perusahaan harus berusaha
menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang
matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu
perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena
itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan baik, hal
ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif
dan efisien, sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan
perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan
keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan
perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan,
manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial
strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan
keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan
pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Seorang akuntan dituntut untuk mempu menilai kondisi dan perkembangan perusahaan melalui laporan
keuangan agar dapat mempertahankan keberadaaan perusahaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan
perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan persaingan usaha yang semakin ketat
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menulis Tugas mata kuliah Teori
Akuntansi mengenai, “TEORI AKUNTANSI KEUANGAN DAN LINGKUNGAN PELAPORAN
KEUANGAN”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah pengertian dari Teori Akuntansi Keuangan dan apa saja yang berkaitan dengan Teori
Akuntansi Keuangan?
2. Apakah pengertian dari Lingkungan Laporan keuangan dan apa saja yang berkaitan dengan
Lingkungan Pelaporan Keuangan?
1.3 Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan merupakan gambaran rancangan/metode yang akan digunakan sebagai rencana,
struktur dan strategi untuk penyelesaian penelitian. Dalam hal ini, penulis membutuhkan data-data yang
bersumber pada :
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Tugas ini, pembahasan dan penganalisaannya diklasifikasikan secara sistematis ke
dalam 4 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan objek, maksud dan tujuan,
identifikasi/ perumusan masalah, metodologi penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Dalam bab ini Penulis melakukan menjelaskan materi yang penulis angkat sesuai dengan judul yang
disampaikan.
BAB III : PENUTUP
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang didapat oleh penulis.
BAB IV : DAFTAR PUSTAKA
Dalam bab ini Penulis menuliskan sumber-sumber data dan buku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Akuntansi Keuangan
Peneliti akuntansi Hendriksen (. 1970, p 1) mendefinisikan teori sebagai:
Sebuah seperangkat hipotesis, konseptual dan pragmatis prinsip membentuk kerangka acuan umum untuk
suatu bidang penelitian
Karena akuntansi adalah kegiatan manusia (Anda tidak dapat memiliki 'akuntansi' tanpa akuntan), teori
akuntansi keuangan (dan ada banyak) akan mempertimbangkan hal-hal seperti perilaku masyarakat dan /
atau kebutuhan masyarakat dalam hal informasi akuntansi keuangan, atau alasan mengapa orang dalam
organisasi mungkin memilih untuk memberikan informasi khusus untuk kelompok pemangku
kepentingan tertentu.
AKUNTANSI KEUANGAN
Akuntansi keuangan adalah suatu proses yang melibatkan pengumpulan dan pemrosesan atas informasi
keuangan untuk membantu pengambilan atas berbagai keputusan oleh berbagai pihak external peusahaan,
misalnya saja dalam hal ini adalah investor, investor potensial, pelanggan, pemasok, kreditor dan
sebagainya. Dengan banyaknya pihak ekternal tersebut, tentunya hal ini akan menjadi sangat potensial
untuk terjadinya perbedaan permintaan dan kebutuhan informasi yang signifikan, dan merupakan suatu
hal yang tidak mungkin untuk dapat membuat suatu laporan keuangan yang memuaskan bagi semua
pihak.
Teori akuntansi bertujuan untuk menyediakan kerangka kerja yang koheren dan sistematis untuk
menyelidiki, memahami dan / atau mengembangkan berbagai praktik akuntansi, evaluasi praktek
akuntansi individual mungkin akan jauh lebih efektif jika orang mengevaluasi praktek-praktek ini
memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang teori akuntansi
Pada umumnya, akuntansi keuangan di hampir semua Negara sdah diatur dengan demikian
ketatnya,dimana banyak standard akuntansi yang mengatur bagaimana transaksi itu diakui, diukur
dan diungkapkan. Dan semua laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi tentunya dipengaruhi secara
langsung oleh regulasi standard akuntansi setempat. Ketika suatu standar akuntansi yang ada berubah,
atau standard akuntansi yang baru diterbitkan, maka akan mengakibatkan pengaruh tertentu atas
rekening-rekening yang ada, termasuk dalam hal ini laporan keuangan yang akan diterbitkan ke public.
Idealnya, pengguna laporan keuangan seharusnya memiliki pemahaman yang cukup atas berbagai standar
akuntansi, karena tanpa mengetahui hal tersebut, akan sangat susah untuk meninterpretasikan apa yang
yang benar-benar direfleksikan oleh suatu laporan keuangan. Akuntan keuangan biasanya membuat
banyak penilaian profesional di seluruh proses akuntansi, dan membahas atribut kualitatif objektivitas,
tetapi menekankan bahwa pertimbangan (selain mengejar objektivitas) kadang-kadang mempengaruhi
pilihan metode akuntansi dan praktek pengungkapan.
2.2 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data,
transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang
menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia
adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan
bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
Sejarah
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal sebagai
“pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) – sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada
saat Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo,
mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui
dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun1588 oleh John
Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, “I am but the renuer and reviver of an ancient old copie
printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh
Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in
Saint Ollaves parish in Marko Lane.” John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia
jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of
Venice”.
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu
penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan
tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya
diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in
Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar
padaInggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Siklus Akuntansi
Perusahaan jasa
Untuk membuat Laporan Keuangan, khususnya perusahaan jasa terdapat delapan langkah, yang dikenal
dengan Siklus Akuntansi. kedelapan langkah tersebut adalah:
1. Transaksi keuangan
2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode
akuntansi
3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
4. Membuat Buku Besar
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
7. Membuat Jurnal Penutup
8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan
Perusahaan dagang
Untuk perusahaan dagang, sebenarnya juga hampir sama tetapi ada tambahan lain. Langkah-langkah
tersebut adalah:
Tahap Pencatatan
1. Transaksi (Transaksi Internal dan Transaksi Eksternal)
2. Pengumpulan Bukti Transaksi
3. Mencatat ke dalam Jurnal Umum, Jurnal Khusus dan ke dalam Buku Besar Pembantu
4. Merekapitulasi Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
5. Posting ke Buku Besar
Tahap Pengikhtisaran
1. Membentuk Neraca Saldo
2. Menyusun Ayat Jurnal Penyesuaian
3. Membentuk Kertas Kerja (Worksheet) dalam bentuk Neraca Lajur
Tahap Pelaporan Keuangan
1. Menyusun Laporan Keuangan
a. Laporan Laba Rugi
b. Laporan Perubahan Modal
c. Laporan Neraca
d. Laporan Arus Kas
e. Menyusun Ayat Jurnal Penutup
f. Membentuk Neraca Saldo setelah Penutupan
Menyusun Ayat Jurnal Pembalik
Pihak-pihak yang berkepentingan
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi adalah:
1. Para pemilik dan calon pemilik perusahaan
Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan untuk mengetahui perkembangan dan
kondisi keuangan perusahaan.
2. Para pengelola perusahaan
Para pengelola perusahaan ini adalah para manajer, jajaran direksi. Bagi pengelola perusahaan akuntansi
digunakan untuk berbagai tujuan. Diantaranya informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan
interpretasi dalam melakukan evaluasi atas kegiatan dan pencapaian hasil yang direncanakan perusahaan.
A. Para pegawai/karyawan perusahaan
Para pegawai/karyawan perusahaan sebenarnya sangat berkepentingan untuk mendapatkan informasi
keuangan perusahaan. Hal ini dihubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian, gratifikasi
ataupun bonus (jasa produksi) serta perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk tujuan kesejahteraan
perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pengabdian pegawai pada perusahaan.
B. Para investor
Para investor luar yang bermaksud menginvestasikan modalnya ke dalam suatu perusahaan, untuk
keamanan pelaksanaan investasinya harus terlebih dahulu mengetahui kemampuan perusahaan yang
bersangkutan agar jangan sampai dananya terbuang sia-sia.
C. Para kreditor
Para kreditor seperti bank pemberi kredit sangat memerlukan laporan keuangan perusahaan yang akan
diberikan kredit untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan keputusan penetapan
pemberian kredit. Sama seperti investor, para kreditor juga cuma mau memberikan dananya pada
perusahaan yang bonafid.
1. Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan dalam menilai maju mundurnya perusahaan yang ada di
negaranya, misalnya saja untuk menentukan kebijaksanaan sumber penerimaan negara dari sektor
pajak atau menentukan kebijaksanaan lain yang berkaitan dengan pemberian fasilitas tertentu dari
pemerintah.
2. Rekanan perusahaan
Rekanan perusahaan di sini ialah perusahaan-perusahaan lain yang diajak kerja sama dalam suatu kegiatan
atau proyek-proyek pekerjaan tertentu yang sifatnya bekerja sama untuk saling mendukung dalam
penyelesaian kegiatan yang digarap bersama.
Prinsip akuntansi
1. a. Entitas (Kesatuan Usaha) :
Konsep ini sering disebut business entity concept. Konsep ini membatasi ruang lingkup kepentingan.
Dalam akuntansi keuangan, perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak-
pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan. Pemisahan ini ditujukan agar perusahaan
berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan keuangan perusahaannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
1. b. Going Concern (Kontinuitas Usaha) :
Konsep ini mengasumsikan suatu entitas ekonomi akan terus melanjutkan usahanya dan tidak akan
dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya.
1. c. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan :
Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada
saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara dimana
perusahaan itu berdiri. Contoh : Indonesia unit moneternya Rupiah, Australia unit moneternya Dollar
Australia, dan sebagainya.
1. d. Time Period (Periode Waktu) :
Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang dijalankan. Hal ini
disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan datang, sehingga tidak
mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari usaha kita harus menunggu perusahaan
ditutup terlebih dahulu.
1. e. Historical Cost (Biaya Hostoris) :
Prinsip ini menetapkan nilai yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan dalam melaporkan nilai dalam laporan keuangan diantaranya :
1. 1. Nilai Buku (Book Value)
2. 2. Nilai Tunai (Present Value)
3. 3. Nilai Ganti (Replacement Value)
4. 4. Nilai Pasar (Market Value)
1. f. Penetapan nilai yang dipakai dalam laporan keuangan dengan menggunakan harga perolehan
merupakan hal yang terbaik dibandingkan cara-cara yang lain. Harga perolehan adalah
merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh suatu aktiva
hingga siap pakai. Yang termasuk unsur harga perolehan adalah harga beli aktiva tersebut
ditambah biaya-biaya lainnya sehingga aktiva tersebut siap digunakan.
1. g. Pengakuan Pendapatan (Recognition of Revenue) :
Pendapatan adalah kenaikan bersih kekayaan perusahaan sebagai hasil dari kegiatan perusahaan karena :
1. Penjualan barang / jasa kepada pelanggan
2. Penerimaan sewa, bunga, deviden, royalities dan pendapatan lainnya
A. Keuntungan dari penjualan aktiva
B. Keuntungan dari pelunasan hutang
a. Besarnya pendapatan diukur dengan nilai uang, yaitu sebesar nilai tunai dari hasil
penjualan barang / jasa atau aktiva lainnya. Untuk transaksi non kas harus ditentukan
berdasarkan harga perolehan atau harga pasarnya atau berdasarkan pertimbangan lainnya
yang dianggap terbaik. Pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan waktu (accrual basic)
yaitu berdasarkan saat terjadinya transaksi penjualan barang ataupun jasa.
1. h. Mempertemukan Beban dan Pendapatan (Matching Cost and Revenue) :
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena
biaya tersebut. Prinsip ini sangat bermanfaat untuk menentukan besarnya penghasilan bersih yang
diperoleh perusahaan setiap periodenya. Karena biaya harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka
pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatannya.
1. i. Konsistensi (Consistency) :
Menurut prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menerapkan prosedur dan metode akuntansi yang sama
(konsisten) dari satu periode ke periode berikutnya.
1. j. Full Disclousure (Pengungkapan Lengkap) :
Dalam menyajikan data atau informasi keuangan suatu perusahaan harus secara lengkap dan tidak boleh
ada yang disembunyikan.
1. k. Materiil (Materiality) :
Pada dasarnya akuntansi disusun berlandaskan dasar teori yang diterapkan untuk mencatat transaksi-
transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak semua transaksi
diperlakukan sesuai dengan teori.
1. l. Konservatif (Konservatism) :
Pada prinsip ini, laporan keuangan disusun sedemikian rupa dengan penilaian yang direndahkan. Hal ini
terjadi karena adanya sikap berhati-hati pihak manajemen yang tercermin dalam laporan keuangan untuk
mengantisipasi keadaan pada waktu tidak diperoleh laba atau rugi.
1. m. Dasar Akrual (Accrual Basic) :
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan demikian, transaksi dan
peristiwa lain diakui pada saat kejadian, bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Kemudian, transaksi dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang sama. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual tidak hanya memberikan informasi transaksi
masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas. Tetapi, kewajiban pembayaran kas dan
sumber daya yang menunjukkan kas yang akan diterima di masa depan juga diinformasikan.
2.3 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia: (Revisi 2009)
mengatakan bahwa :
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan laporan keuangan adalah :
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah
Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada waktu akhir-akhir
ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar
surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)”.
Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan di perusahaan yang utama
yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi, sedangkan laporan keuangan lainnya hanya merupakan laporan
pelengkap yang bersifat membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut.
2.3.1 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” (2012; 11), berikut ini beberapa tujuan
pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat
ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode
tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada
periode tertentu
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan modal
perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
2.3.2 Sifat Laporan Keuangan
Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 6),
diantaranya :
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran kemajuan
(progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang bersangkutan. Laporan
keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat,
prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi.
1. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)
Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan
catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan
dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan
keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian
paling akhir.
2. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan
yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain :
Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha konsep
ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang
tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.
1. Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur oleh dalil-dalil
dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan
tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak management perusahaan yang bersangkutan misalnya
dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi management serta berdasar
pengalaman masa lalu.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
Dapat Dipahami
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahmi peserta dan bentuk serta istilahnya
disesuaikan dengan batas para pengguna
Relevan
laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pengguna
Keandalan
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material
Dapat diperbandingkan
informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada
periode sebelumnya.
2.3.3 Keterbatasan laporan keuangan
Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007;
9), diantaranya :
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan laporan yang
final. Laporan keuangan tidak menjunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam
pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau
management yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan
tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power)
uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat
dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir).
2.3.4 Bentuk-bentuk laporan keuangan
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Pengertian neraca menurut Sofyan Syafri Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan
Keuangan” (2010, 107), adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal
pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan
pada saat itu.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan” (2008; 35), dalam menyusun neraca,
perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu,
bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca
didasarkan kepada bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :
1. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya seperti huruf “T”. Oleh
karena itu sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi kedalam dua posisi, yaitu disebelah
kiri berisi aktiva dan sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.
2. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus kebawah,
yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva
lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir adalah komponen
modal (ekuitas).
Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. a. Aktiva
Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007; 14),
adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered charges)
atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak
berwujud lainnya (intangible assets).
Aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
1. 1. Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang
tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran
kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :
a. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan pengertian kas
adalah check yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali
(dengan menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
b. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara (jangka pendek)
dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara belum dibutuhkan dalam
operasi.
c. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah salah satu
jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah
diberikan pada konsumen tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan
dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu
tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
d. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal
neraca masih di gudang atau masih belum laku terjual.
e. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau
prestasi dari pihak lain.
1. 2. Aktiva Tidak Lancar
Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai unsur
ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan
berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :
a. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai
kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang dibutuhkan maka perusahaan
ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya,
seperti : saham dari perusahaan lain atau obligasi.
b. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya nampak (konkrit),
seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan kelengkapan lainnya.
c. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan perusahaan
yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan
dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta, merk dagang,goodwill.
d. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang
mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun), atau suatu pengeluaran yang
akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya
penelitian, biaya pembukaan perusahaan.
e. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat
dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti : gedung dalam proses,
tanah dalam penyelesaian.
b. Hutang
Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 18), hutang adalah semua
kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan
sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
A. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Hutang lancar meliputi : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.
B. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannnya (jatuh
temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi :
hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.
c. Modal
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 19), modal adalah merupakan
hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal
saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-
hutangnya.
Laporan Rugi Laba (Income Statement)
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2012; 58), Laporan rugi laba merupakan
laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah
pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan
dalam keadaan laba atau rugi.
Dan menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 26), laporan rugi laba
mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
I. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
(penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari
barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
II. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan
biaya umum / administrasi (operating expenses).
III. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang
diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non operating /
financial income and expenses).
IV. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss)
sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk Laporan Rugi Laba
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2012; 49), bentuk dari laporan rugi /
laba yang bisa digunakan adalah sebagai berikut”
1. Bentuk Tunggal atau single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan, baik pokok
(operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan
diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, faktor pengurangnya adalah jumlah seluruh
penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa
membedakan pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha lain.
2. Bentuk Majemuk atau Multiple Step, merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok
(operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara
penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambah dengan hasil pengurangan penghasilan
dan biaya diluar pokok.
Laporan Laba Ditahan
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 27), Laba atau rugi yang timbul
secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan rugi laba atau dicantumkan dalam
“Laporan Perubahan Modal” (Retained earning statement) atau “Laporan Perubahan Modal”, tergantung
pada konsep yang dianut perusahaan.
Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :
1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba.
2. Deklarasi (pembayaran) dividend.
a. Penyisihan dari laba (Appropriation of retained earning).
LINGKUNGAN PELAPORAN KEUANGAN
Dengan suatu mekanisme seperti program kerangka konseptual, profesi akuntansi akan dapat melahirkan
pandangan atau tinjauan bahwa suatu laporan akuntansi jika dipersiapkan dengan sempurna, maka
hasilnya akan lebih objektif dan akaan lebih dapat dipercaya jika laporan tersebut sudah mencerminkan
transaksi atau kejadian/even atas pelaoran suatu entitas bisnis
TINJAUAN ATAS PERKEMBANGAN DAN REGULASI DARI PRAKTIK PELAPORAN
AKUNTANSI
Regulasi akuntansi sebenarnya baru mulai ada pada saat abad ke-20. Sebelumnya, hanya terdapat sedikit
pemisahan (limited separation) antara pemilik dan manajemen suatu entitas bisnis. Dan kebanyakan
system akuntansi yang didesain saat itu lebih dominan ditujukan kepada pemilik atau manajer. Dan pada
abad saat ini, telah terdapat peningkatan pemisahan antara pemilik dan manajemen. Sebenarnya, system
double entry sebelumnya, mirip dengan system yang sekarang kita pakai. Dalam buku yang ditulis
oleh luca pacioli, dalam system tersebut sudah dikenal istilah system debet-kredit, jurnal, dan buku besar.
Sebelum abad ke-19 tiba, akuntan-akuntan yang berasal dari amerika serikat dan inggris tidak pernah
membentuk badan professional secara bersama-sama. Menurut Goldberg (1949), Society of Accountant
dibentukpada tahun 1854 di Edinburg, kemudian Instituted of Chartered Accountant in England and
Wales (ICAEW) pada tahun 1880. Adapun di USA, American Association of Public Accountant didirikan
pada tahun 1887. Dan asosiasi inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya AICPA. Sebagaimana
dikatakan sebelumnya, karena hasil dari praktik akuntansi memiliki dampak kepada berbagai keputusan
yang dibuat, maka praktik akuntansi pada umumnya diregulasi secara secara ketat. Walaupun begitu,
sejarah dari regulasi akuntansi keuangan ini masih tergolong baru dan sebelum abad ke-20 tiba, masih
belum banyak regulasi yang mengatur masih melibatkan pendokumentasian yang umum digunakan dalam
praktik akuntansi.
RASIONALITAS ATAS REGULASI PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN
Seperti yang diindikasikan diatas, walaupun laporan akuntasi sudah ada semenjak ratusan tahun yang lalu,
regulasi akuntansi masih merupakan phenomena akhir-akhir ini. Banyak perubahan-perubahan regulasi
yang diperkenalkan USA sekitar 1930-an dan diikuti dengan depresi hebat (great depression) . benar atau
salah, itu telah dipertentangkan bahwa masalah bawaan yang terdapat dalam akuntansi membawa kepada
kemiskinan dan keputusan investasi yang tidakterinformasikan. Dan mungkin merupakan suatu hal yang
sangat tidak adil untuk menyalahkan kejadian seperti great depression atas akuntansi, akan tetapi kejadian
seperti itu menjadi bahan bakar bagi keinginan public agar informasi yang dihasilkan perusahaan diatur
dengan regulasi yang lebih ketat lagi.
Ketika suatu regulasi diperkenalkan, ada dua teori yang menjelaskan siapa yang beruntung dengan adanya regulasi tersebut.
1. Public Interest Theory
Teori ini menyatakan bahwa regulasi diterbitka atau diperkenalkan untuk melndungi kepentingan public/masyarakat (public interest). Proteksi ini diperlukan sebagai akibat dari ineffisiensi pasar. Teori ini mengasumsikan bahwa regulator (pemerintah) adalah pelaksana netral atas kepentingan public dan tidak membiarkan kepentingannya sendiri mempengaruhi proses pengambilan keputusannya.
2. Capture theory
Teori ini membantah bahwa walaupun teori itu diperkenalkan untuk melindungi kepentingan masyarakat, mekanisme peregulasian sering dikontrol (capture) sehingga hal itu berubah dengan melindungi kepentingan dari kelompok tertentu dalam masyarakat, dan pada umumnya adalah orang yang aktivitasnya paling dipengaruhi oleh regulasi.
ALASAN UNTUK MENGATUR PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN
Ada pihak yang berpendapat bahwa regulasi diperlukan, dengan alasan untuk:
1. Pasar informasi yang tidak efisien dan tidak ada peraturan yang optimal tentang informasi akuntansi yang akan diproduksi.
2. Pendekatan pasar bebas mungkin berpendapat bahwa pasar rata-rata efisien,
3. Mereka yang sering menuntut informasi dapat melakukannya karena untuk kekuasaan atas sumber daya yang langka.
4. Investor membutuhkan perlindungan dari organisasi penipuan yang dapat menghasilkan informasi yang menyesatkan.
5. Peraturan mengarah ke metode seragam yang diadopsi oleh entitas yang berbeda, sehingga meningkatkan komparabilitas.
6. Pasar modal membutuhkan informasi-informasi, dan untuk setiap organisasi yang gagal dapat memberikan informasi akan hukum.
KEKUATAN YANG DIMILIKI OLEH AKUNTAN
Mungkin dalam berbagai literature fiksi dan berbagai film yang pernah ditampilkan, biasanya akuntan dianggap sebagai pihak yang lemah. Akan tetapi sebenarnya, banyak orang yang tidak menyadari akan hebatnya posisi akuntan tersebut. Seorang pada hari ini dianggap memiliki kekuatan yang powerful.
Hal itu dikarenakan :
1. Karena apa yang dihasilkan proses akuntansi mempengaruhi banyak keputusan seperti keputusan apakah memilih untuk menginvestasikan atau meminjam dana dari kreditor, apakah menambah karyawan atau menambah mesin, dan sebagainya.
2. Akuntan sebagai penyedia informasi, dianggap memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan perilaku dari suatu perusahaan, dan yang terakhir, dengan berdasarkan pada kinerja (misalnya laba),
3. Akuntan dapat memberikan opini/pendapat atas laporan keuangan perusahaan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai teori akuntansi keuangan dan lingkungan pelaporan keuangan dapat ditarik kesimpulan :
1. Teori Akuntansi berguna sebagai pengumpulan dan pemrosesan atas informasi keuangan untuk membantu pengambilan atas berbagai keputusan oleh berbagai pihak external peusahaan, misalnya saja dalam hal ini adalah investor, investor potensial, pelanggan, pemasok, kreditor dan sebagainya.
2. Lingkungan Pelaporan Keuangan bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan yang baik dengan aturan-aturan yang baik maka hasilnya akan lebih objektif dan akaan lebih dapat dipercaya jika laporan tersebut sudah mencerminkan transaksi atau kejadian/even atas pelaoran suatu entitas bisnis.
top related