kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
DESCRIPTION
Tujuan Laporan keuanganTRANSCRIPT
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
•Neraca•Laporan laba rugi•Laporan perubahan ekuitas•Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana•Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca
Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan
Haruslah dibedakan antara pengertian pelaporan keuangan dan laporan keuangan Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
•Dapat Dipahami
•Relevan
•Keandalan
•Dapat diperbandingkan
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
1. PERUMUSAN
TUJUAN
Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan.
Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju.
Merupakan langkah penting dalam perekayasaan pelaporan keuangan.
Menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang harus dipilih.
Menuntut pengidentifikasian pihak yang dituju.
Pemakai dan Kepentingannya
Masalah penyusunan tujuan adalah a.menentukan siapa yang dituju, b.apa saja kepentingannya, c.seberapa luas (banyak) informasi yang diinginkan, d.apa saja sumber informasi yang telah tersedia, dan e.seberapa banyak informasi dapat dilayani melalui statemen keuangan. Karakteristik pemakai statemen keuangan juga harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pelaporan keuangan. Karakteristik pemakai antara lain kedudukan pemakai terhadap entitas pelapor (akses terhadap informasi) dan tingkat pengetahuan pemakai tentang bisnis dan ekonomi
Dengan masalah di atas, 'Kenneth S. Most,
Accounting Theory (Columbus, OH: Grid
Publishing, Inc., 1982), him. 147 menunjukkan dua
pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan
informasi (pelaporan keuangan) yaitu:
1.Menyediakan informasi untuk sehimpunan
pemakai umum yang mempunyai bermacam-
macam kepentingan keputusan,
2.Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai
tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu
yang diketahui (teridentifikasi).
Dengan pendekatan (1), pelaporan keuangan diarahkan
untuk menghasilkan satu set data (satu set statemen
keuangan) untuk berbagai pemakai dan kepentingan.
Pemakai menyusun dan mengolah kembali data tersebut
menjadi informasi yang relevan untuk keputusan atau
kepentingannya. Dengan kata lain, pemakai harus melakukan
analisis untuk menyerap informasi semantik yang ada di balik
data akuntansi. Pendekatan inilah yang sekarang banyak
ditempuh dan menghasilkan apa yang dikenal dengan
statemen keuangan umum (general purpose financial
statements). Karena bersifat umum, seperangkat statemen
keuangan akan bersifat ringkasan umum yang tidak terlalu
rinci dengan konsekuensi bahwa kepentingan spesifik atau
kelompok tertentu harus dikorbankan.
Pendekatan (2) berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan
model pengambilan keputusan para atau kelompok pemakai
diketahui dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai
statemen laporan khusus untuk melayani berbagai keperluan
pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai.
Dasar pikiran pendekatan ini adalah "beda tujuan beda
angka" (different figures for different purposes).
Sebagai konsekuensi, seperangkat statemen keuangan akan
berisi berbagai jenis statemen keuangan rinci karena
berbagai jenis atau model pengambilan keputusan harus
dilayani. Dengan pendekatan ini, boleh jadi seperangkat
statemen keuangan akan menjadi setebal buku petunjuk
telepon
Pendekatan Penentuan Tujuan dan Implikasi Pelaporan
Pendekatan (1) Pendekatan (2)
Seperangkatlaporan
Keuangan
Pemakai yang Dituju
Seperangkatlaporan
Keuangan
Statemen 1
Statemen 2
Laporan 1
Laporan 2
Laporan 3
Pemakai yang Dituju
Akuntansi lahir dengan maksud tertentu, yaitu untuk memberikan jasa kepada penggunanya berupa informasi keuangan yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan. Dalam merumuskan teori akuntansi, perumusan tujuan laporan keuangan merupakan dasar utama oleh ilmu akuntansi itu.
Judul Penerbit Tahun1. A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) AAA 19662. Basic Concept and Accounting Principle Underlying Financial
APB 1970
Statement of Business Enterprises (APB Statement No. 4)3.Objective of Financial Statement (Trueblood Committee Report)
AICPA 1973
4.FASB Discussion Memorandum: An Analysis of Issues related to
FASB 1976
Conceptual Framework for Financial Accounting and Reporting:Elements of Financial Statements and Their Measurement(Conceptual Framework)
5. A Statement ofAccount'mgTheory and Theory Acceptance (SATTA)
AAA 1977
atauASOATATA6.Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC):
SFACNo.l:Objective of Financial Reporting by Business Enterprises FASB 1978SFAC No. 2: dsb……
Beberapa contoh profesi akuntansi di Amerika yang telah banyak berupaya membahas dan merumuskan standar, prinsip akuntansi dan tujuan laporan ini
1. Tujuan versi ASOBAT2. Tujuan versi APB No. 43. Tujuan versi Komite
Trueblood4. Tujuan PAI dan PSAK5. Kerangka konseptual
Tujuan versi FASB
Tujuan pelaporan keuangan di Indonesia dinyatakan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dan terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan.
2. TUJUAN AKUNTANSI ATAU LAPORAN
KEUANGAN
1. Tujuan versi ASOBAT
Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA tidak se cara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan keuangan. Komite ini raen-definisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk:1.Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas.2.Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif.3.Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen.4.Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah oleh
tujuan di atas adalah berbagai kelompok yaitu
manajemen, investor, kreditor, pegawai, pemasok, dan
regulator walaupun tujuan sosial juga menjadi perhatian
sebagaimana terefleksi dalam tujuan keempat.
Karena pihak yang dituju tidak jelas, dapat dikatakan
bahwa ASOBAT sebenarnya mendefinisi tujuan
pelaporan atas dasar tujuan fungsional. Dapat dikatakan
demikian karena keefektifan pengelolaan sumber daya,
pertanggungjawaban kepengurusan (stewardship)
sumber daya, dan tercapainya tujuan-tujuan sosial
merupakan konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan
terjadi dari penggunaan informasi akuntansi oleh
kelompok pemakai tersebut.
2. Tujuan versi APB No. 4
Tujuan Khusus
Menyajikan Laporan a.Posisi keuangan b.Hasil Usaha c.Perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai GAAP
Tujuan Umum
Memberikan informasi a.Sumber Ekonomi b.Kewajiban c.Kekayaan bersih d.Proyeksi Laba e.Perubahan Harta dan kewajiban f.Informasi relevan
Tujuan Kualitatif
a. Relevan b. Dapat dipahami c. Dapat diperiksa d. Netral e. Tepat waktu f. Dapat dibandingkan g. Lengkap
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-
sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
a.untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan;
b.untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya;
c.untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-
utangnya;
d.menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan nya
yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud: a.memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham;b.menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan;c. memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan;d.menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang..
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-
sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
a.untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan;
b.untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya;
c.untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-
utangnya;
d.menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan nya
yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4
sebagai berikut :
1.Relevance
Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat
membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
2. understandability
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting
tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
3. Verifiability
Hasil akuntansi ltu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang
akan menghasilkan pendapat yang sama.
4. Neutrality
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan
pihak-piliak tertentu saja.
5. Timelines
Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan
pada saat yang tepat
6. Comparability
Informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan, artinya akuntansi harus
memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu
perusahaan maupun perusahaan lain.
7 Completeness
Informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak dan
para pemakai
3. Tujuan versi Trueblood Committee
Komite yang diketuai oleh Robert M. Trueblood dibentuk oleh AICPA pada tahun 1971 mendapat tugas untuk menyempurnakan dan mengembangkan tujuan pelaporan yang telah dihasilkan oleh APB. Komite Trueblood menjabarkan tujuan APB No. 4 ke dalam dua belas butir tujuan yang saling berkaitan secara hierarkis dengan menunjukkan empat aspek yang melekat pada tiap tujuan yaitu:
1.informasi tentang apa yang mereka perlukan,
2.siapa yang dituju / yang memerlukan laporan keuangan,
3.untuk apa informasi digunakan,
4.serta hierarki tujuan dengan tujuan lainnya
Ke dua belas butir tujuan yang saling berkaitan secara hierarkis tersebut merupakan tujuan dasar yaitu: 1. Pemakai Laporan KeuanganTujuan utama dan laporan keuangan adalah memberikan informasi sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.2.Pemakai UmumTujuan laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan atau sumber kekayaan yang terbatas untuk mendapatkan informasi dan yang meyakini laporan keuangan sebagai sumber informasi utama mengenai aktivitas perusahaannya. 3.Pemakai LainTujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk meramalkan, membandingkan, dan memlai potensi arus kas menurut jumlah, waktu, dan dengan memerhatikan ketidakpastian lainnya.
4. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai 'earningpower' (kemampuan mendapatkan laba) perusahaan.
5. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen menggunakan sumber kekayaan perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
6. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang faktual dan yang dapat ditafsirkan tentang transaksi dan kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan.
7. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan tentang posisi keuangan yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Laporan ini harus memberikan informasi yang menyangkut transaksi perusahaan dan kejadian lainnya yang merupakan bagian dari siklus perolehan laba yang tidak sempurna
8. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan laba periodik yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hasil bersih dari pendapatan yang timbul dan siklus perolehan laba yang "sempurna" dan kegiatan perusahaan akibat kemajuan kerja yang dapat dihitung sampai penyelesaian siklus perusahaan yang "belum sempurna" harus dilaporkan
Siklus perolehan laba dianggap "sempurna" apabila memenuhi syarat sebagai benkut:a.A realized sacrifice - realisasi atau kemungkinan yang besar terjadinya pembayaran kas.b. A realized benefit - realisasi atau kemungkinan yang besar terjadinya realisasi penerimaan kas.c.Tidak ada lagi kegiatan-kegiatan lanjutan dari siklus itu.
9.Tujuan laporan keuangan adalah untuk membenkan laporan kegiatan yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Laporan ini harus menyajikan aspek nyata dari transaksi perusahaan yang memiliki unsur kas atau diharapkan memengaruhi kas. Laporan ini harus menyajikan data yang diperlukan oleh para pemakai dalam memperhitungkan dan menafsirkan laparan keuangan.
10.Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan. Ramalan keuangan harus disajikan apabila mereka ingin meningkatkan tingkat kegunaan laporan bagi pemakamya.
11.Tujuan laporan keuangan bagi lembaga pemerintah dan lembaga yang bukan bertujuan untuk mendapatkan laba adalah memberikan informasi yang berguna untuk menilai efektivitas dari manajemen dan sumber-sumber kekayaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran prestasi harus dikuantitatifkan berdasarkan tujuan yang ditetapkan.
12.Tujuan laporan keuangan adalah menyajikan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan, dijelaskan atau diukur dan merupakan hal yang penting bagi peranan perusahaan dalam lingkungannya.
Laporan komite Trueblood juga menjelaskan tujuh sifat dan
kualitas Laporan keuangan sebagai berikut:
1.Relevan dan Materialitas (Relevance and Materiality)
2.Formalitas dan Kenyataan di atas formalitas (Form and
Substance aver Form)
3.Tingkat kepercayaan (Reliability)
4.Bebas dari Prasangka subjektif (Freedom from bias)
5.Dapat dibandingkan (Comparability)
6.Konsistensi (Consistency)
7.Dapat dipahami (Understandability)
4. Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah
sebagai berikut :
1.untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2.untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban)
suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam
rangka memperoleh laba
3.untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba
4. untuk memberikan informasi penting lainnya
mengenai perubahan aktiva aktiva dan kewajiban suatu
perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi
5. untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain
yang berhubungan dengan laporan keuangan yang
relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti
informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut
perusahaan.
5. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Sementara itu, menurut SAKNo. 1, Tujuan Laporan Keuangan
adalah sebagai berikut :
a.Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang me-nyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
b.Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebu-tuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun
demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian dari masa
lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
telah dilakukan Manajemen (stewardship), atau
pertanggung jawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan
ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup,
misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen. Tujuan laporan keuangan
ini diadopsi dan IASC.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut PSAK
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Sedangkan karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan menurut PSAK (2004) adalah sebagai berikut :1.Dapat dipahami, 2.Relevan, === Materialitas, 3.Keandalan, === Penyajian jujur, Substansi menggungguli bentuk, Netralitas, Pertimbangan sehat, Kelengkapan 4.Dapat diperbandingkan
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
1.Tepat Waktu
2.Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
3.Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
4.Penyajian Wajar
Dapat dipahamiKualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu
Relevan
1. Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk
memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat memengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau
masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil
evaluasi mereka di masa lalu
2. Peran informasi dalam peramalan (predictive)
dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu
sama lain. Misalnya, informasi struktur dan
besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi
pemakai ketika mereka berusaha meramalkan
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
peluang dan bereaksi terhadap situasi yang
merugikan. Informasi yang sama juga
berperan dalam memberikan penegasan
(confirmatory role) terhadap prediksi yang
lalu, misalnya, tentang bagaimana struktur ke
uangan perusahaan diharapkan tersusun atau
tentang hasil dan operasi yang direncanakan
3. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk memiliki prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah
Materialistas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan
materialitasnya. dalam beberapa kasus, hakikat
informasi saja sudah cukup untuk menentukan
relevansinya. Misalnya, pelaporan suatu segmen
baru dapat mempengaruhi penilaian risiko dan
peluang yang dihadapi perusahaan tanpa
mempertimbangkan materialitas dari hasil yang
dicapai segmen baru tersebut dalam periode
pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakekat
maupun materialitas dipandang penting,
misalnya jumlah serta kategori persediaan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Informasi dipandang material kalau kelalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
yang diambil atas dasar laporan keuangan.
Materialitas tergantung pada besarnya pos
atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam
mencantumkan (omission)'atau kesalahan
dalam mencatat (misstatement). Karenanya,
materialitas lebih merupakan suatu ambang
batas atau titik pemisah dari pada suatu
karakteristik kualitatif pokok yang harus
dimiliki agar informasi dipandang berguna
KeandalanAgar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful'representation)'dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca
harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
dalam bentukaktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal
pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam enyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat tidak pasti sehingga perusahaan pada umumnya tidak mengakuinya dalam laporan keuangan. Misalnya, meskipun dalam kegiatan usahanya perusahaan dapat menghasilkan goodwill, tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal. Namun, dalam kasus lain, pengakuan suatu pos tertentu tetap dianggap relevan dengan mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya
Substansi Mengungguli BentukJika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. Misalnya, suatu perusahaan mungkin menjual suatu aktiva kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan menurut hukum ke pihak tersebut; namun demikian, mungkin terdapat persetujuaan yang memastikan bahwa perusahaan dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan jujur transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada transaksi)
Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan
keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan
yang berlawanan.
Pertimbangan SehatPenyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal
Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan
keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas
dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
(omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak
benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat
diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi
relevansi.
Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai
juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif. Oleh karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk perusahaan
tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan
untuk perusahaan yang berbeda.
Lihat PSAK
Kendala Informasi yang Relevan dan Andai
Tepat Waktu
Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
Lihat PSAK
C. Penyusunan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan oleh FASB
Di tingkat paling atas objectives merupakan penjelasan
tentang tujuan Laporan keuangan.
Tujuan ini ada dua tujuan yaitu tujuan laporan keuangan :
1.untuk "perusahaan" dan
2.untuk "organisasi nonprofit."
Tujuan laporan keuangan untuk perusahaan terdapat dalam
SFAC No. 1 dan tujuan laporan keuangan untuk organisasi
nonprofit Imiapat dalam SFAC No. 4.
Dalam tingkat kedua (dan atas) disebut
fundamental yang mencakup ciri kualitatif dari
informasi akuntansi (SFAC No. 2) dan elemen
laporan keuangan (SFAC No. 3)
Dalam tingkat III (Operational) menggambarkan
pedoman operasional yang digunakan dalam
menyusun dan menerapkan prinsip akuntansi yang
mencakup:
kriteria pengakuan (recognition criteria);
laporan keuangan vs pelaporan keuangan;
pengukuran.
Pada lantai dasar (display) dicantumkan laporan
tentang Laba Rugi, Laporan Perubahan Dana dan
Likuiditas, dan Laporan Posisi Keuangan
FASB pada tahun 1979 mengeluarkan SFAC
dengan judul Objective of Financial by Business
Enterprises. Dalam statement itu laporan keuangan
mencakup:
Tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga media
lain yang berfungsi membenkan informasi yang
berhubungan logis atau tidak logis pada informasi
yang diberikan oleh sistem akuntansi, yaitu
informasi tentang harta kekayaan perusahaan,
kewajiban, pendapatan, dan Iain-lain.
1. Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga yang Mencari
Laba
2. Tujuan Laporan Keuangan untuk Organisasi yang
Bukan Mencari Laba
D. Konsep Dasar Laporan Keuangan Menurut Trueblood Committee
Konsep dasar ini mencakup:
1. Sifat-sifat kualitatif2. Definisi tentang elemen laporan keuangan. Sifat
kualitatif ini menggambarkan kriteria untuk: a. Memilih alternatif prinsip akuntansi dan metode
pelaporan yang digunakan; b. Persyaratan pengungkapannya.
Sifat-sifat kualitatif tersebut adalah sebagai benkut. 1. Kualitas Utama : Relevance, Reliability, Verifiability,
Completeness2. Kualitas Sekunder : Comparability, Consistency3. Pertimbangan Cost Benefit : Cost Benefit, Materiality
Pendapat FASB dalam hal ini adalah sebagai berikut:
Tidak ada prinsip umum tentang materiality yang dapat
dirumuskan untuk dijadikan sebagai ukuran seluruh
pertimbangan yang dilakukan oleh pertimbangan manusiayang
berpengalaman. Namun, pendapat ini bukan dimaksudkan untuk
menyebutkan FASB tidak dapat mengoreksi kesimpulan itu di
masa yang akan datang atau pedoman kuantitatif tentang
materiality pada perusahaan tertentu tidak dapat ditaksir dalam
prinsip akuntansi dari waktu ke waktu (yang sudah pernah
dilakukan seperti dalam membuat laporan segmen perusahaan).
FASB mengakui bahwa pendekatan kuantitatif
sebagai pedoman kadang-kadang perlu. Namun,
apabila FASB atau badan lain yang berwenang
mengeluarkan peraturan tentang materiality, hal
itu akan menggantikan "judgment kolektif" yang
umum untuk "judgment pribadi yang khusus" dan
tidak ada alasan untuk menganggap bahwa
judgment kolektif selalu lebih baik.Hierarki dan tingkatan kualitas akuntansi dapat dilihat berikut :
Hierarki Kualitas Informasi
Pengambil Keputusanserta Karakteristiknya
KEBERPAUTAN
Keterpahamian
Kenetralan
KetepatwaktuanNilai Balikan Keterujian
Benefit > Kos
Materialitas
KETERANDALAN
Kebermanfaatan Keputusan
Nilai Prediktif
KetepatanPenyimbolan
Keterbandingan/Ketaatasasan
1
2
3
4
5
6
TERIMA KASIH