symposiumrepository.unair.ac.id/86908/1/terapi telomere pada aging...pemendekan telomer yang...
Post on 25-Dec-2019
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SymposiumPrevention and fntervention of Aging Process in Dermatology: What's New?Shangri-La Hotel, Surabaya, 13 - 14 February 2016
Editor:Dian Ardiana,dr"SpKKDr.Cita Rosita SP.,dr.,Sp.KK(n,FINSDV,FAADVDr.AflfNurul Hidayati,dr.,SpKKIImadita Citrashanty,dr.,SpKKMaylita San,dr.,Sp.KK
Diterbitkan Oleh:Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)
Cabang Surabaya
Bekerjasama dengan
Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya
Kelompok Studi Kosmetik Indonesia (KSDKI)
|一Preventiom and lntervention of Aging Process in
ISBN:978-602-17449-2-5
011ak cipta yang dilindungi oleh undang… undangDilarang keras mengutip, menjiplak atau mengkopi memperbanyak ataumenyebarluaskan dalam bentuk apa pun baik sebagian maupun seluruh isi sertamemperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari penulis dan penerbit.
Penulis Lili Legiawati, dr., SpKK, FINSDV, FAADV ; Sharuraz NadiaYusharyahya, dr., SpKK, MHA, FINSDV ;Dr. Cita Rosita S.P., dr., Sp K(K), FINS DV, F AADV ; Irmadita Citrashanty,dr., SpKK; Dian Ardiana, dr., SpKK ; Dr. Afif Nurul Hidayati,dr., SpKK ; Dr. M. Yulianto Listiawan, dr., SpKK(K),FINSDV, FAADV ; Abraham Arimuko, dr., Sp KK, FINSDV,FAADV ; Prof. Drh. Fedik A. Rantam ; Arief Budianto, dr.,Ph.D, SpKK ; Fitri Abdullah Jawas, dr., SpKK ; LilikNorawati Ashadi, dr., SpKK, FINSDV
Dian Ardiana, dr., SpKKDr. Cita Rosita SP., dr., Sp.KK(K),FINSDV,FAADVDr. Afif Nurul Hidaydi, dr., SpKKIrmadita Citashanty, dr., SpKKMaylita Sari, dr., Sp.KK
Bambang AgustonoBambang Agustono2016Percetakan Wahana IlmuJl. Kali Kepiting 97 SurabayaTelp. (031) 389 09s7Isi diluar tanggung j awab percetakan
Editor
協観F3‰ぶ'ル
θ:ヤγ
騰廟7カ
′&ル″″ルあ″ω″爾υ卿
斃鶴灘鶴協 膨影』祠らリ
Dermatology:What's Newi
K
C
r
‘1
1
Setthg
Desaln covcr
Cetakan
Dicctak olch
Newi
ltau
ta menuntut masyttraktt unluk te101u tampil
I Ka協 ′θりantar
i
Gaya hidup masa kini
‖:i穐鯖
m:寡電 Fiよ:sl器 電 躍
°1麗
」鯖 露暴覚 ldikalangan masyarakat. C)leh karena itu, pelayanan berbasiζ
kompctcnsi dan ditangani oleh ahli di bidangnya semalkin dicari.
E)isisi lain perkembangan ilrllu dan teknologi kedokteran di bidang
kosmetik medik dan intervensi dclulatologi terlls berkembang pesat.
Inovasi dan teknik baru yang ditllukan untuk kelainan kulit dan
kasus estetis rnedis banyak berrnunculan.
Untuk itulah,PERDOSKI bekeJasama dengan RUMKFAL Dr.Ramelan Surabaya dan Kelompok Studi Kosmetik lndonesia
(KSDKI)mcnyelenggarakan P″ ιソθ″′′04α″グJ力″rソc″″ο″ゲИgingP/ο cθss J″ 」Dθrmα′θ′Ogァ .・ 物 α′む」ヽしソ2.Acara ini akan diisi dengan
topik‐ topik keschatan kulit dan kelarnin yang menarik dan tcrkini
dikalangan masyarakat maupun dikalangan medis, khususnyamengenai proses pcnuaan di bidang derlnatologi.
E)iharapkan dengan diselenggarakannya acara ini di bidangkosmetik medik dan intervensi dermatologi bagi para doktcr
spesialis kulit dan kelamin, dokter umurn, para peserta programdokter spesialis kulit dan kelarniru dan dokter spesialis lain yangberminat, dapat meningkatkan wawasan dan perhatian terhadapkasus-kasus kelainan kulit yang membutuhkan penanganankomprehensif dan intervensi dermatologi.
P劇Ⅵコn
Prevention & Intenention of Aglng ProcN in Dmatolory : lt hat's New? "Surabaya, Febroary 13th -r4th 2016
Daftar lsi
Oksidatif Stres dan Penuaan KulitLili Legiawati dr., SpKK, FINSDV, FAADV
Regulasi Hormonal dan Sinyal Sistemik Pada Penuaan KulitShannaz Nadia Yusharyahy4 dr., SpKK, MHA' FINSDV """""""""""""
Peran Antioksidan Oral (Astaxanthin dan SOD Gliadin) Pada
Penuaan DiniDr. Cita Rosita S. P., dr,, SpKK(K), FINSDV' FAADV
Peran Antioksidan Topikal pada Penuaan KulitIrmadila Citrashanty, dr., SPKK
Rambut Uban : Stres Oksidatif Pada Penuaan RambutDian Ardiana" dr., SPKK
Terapi Telomere Pada- AgingDr. Afif Nurul Hidayati" dr., SpKK .'...".. '...."""
Perangkat Untuk Peremajaan KulitDr. M]yufianto Listiawan, dr., SpKK(K), FINSDV, FAADV
Periorbital RejuvenationAbraham tuimuko, dr., SpKli FINSDV' FAADV
Stem Cetls And Aberrant Signaling Of Molecular System
In Skin AgingProf. Drh. Fedik A' Rantam
' Utiotogi Pro.., Penuaan dan Mekanismenya
Arief Budiyanto .""""""""i"'
一0
口
Dてn
10
17
22
29
37
66
Metd de Evalu as i. Pen ub a r-,. Al[t (S ki n A-q i ng).
Review Beber"pa:Sur1a fiinis Terkait Skin Aging
riiriAUOurUh Jawas, dr".}PI(K ":"""""""""....
Grorvth F'actors As Antiaging
75
80
89
Prevmdon &lnteFcntionSunbaya, rebroary $tl -r4ti 2016
103
|
シ
”
1
TELOMERE THERAPY FOR AGING
Afif Nurul Hidayati
Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
ABSTRAK
Pemendekan telomer dianggap sebagai salah satu karakteristik utama dari penuaan
(aging) sel karena membatasi pembelahan sel. Pemendekan telomer yang progesif mengarah
ke penuaan, apoptosis, atau transformasi onkogenik, berefek terhadap kesehatan dan usia
individu, peningkatan insidensi penyakit dan daya hidup yang rendah. Disamping
keuntungan fundamental dari pemahaman tentang telomer dan telomerase, proteksi telomer
merupakan wilayah penting. Kini, sudah terbukti bahwa penelitian tentang protein yang
berkaitan dengan telomer memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dasar
gambaran penuaan yang berkaitan dengan telomer. Masih perlu penelitian di masa
mendatang yang bertujuan untuk perlindungan telomer dan menghambat respons kerusakan
DNA di kulit manusia termasuk penelitian tentang telomere binding protein. Masih sedikit
hal yang diketahui tentang ekspresi telomere binding protein pada kulit manusia dan
modulasi ekspresinya dikaitkan dengan proses penuaan, hal tersebut masih merupakan hal
menarik dari penelitian kulit dan merupakan area penting untuk proteksi kulit dan
perkembangan antiaging.
PENDAHULUAN
Telomer memendek seiring dengan penambahan usia. Pemendekan telomer yang progesif
mengarah ke penuaan, apoptosis, atau transformasi onkogenik, berefek terhadap kesehatan
dan usia individu. Telomer yang pendek berhubungan dengan peningkatan insidensi penyakit
dan daya hidup yang rendah.1,2,3 Kecepatan pemendekan telomer dapat meningkat atau
menurun oleh faktor gaya hidup. Diet dan aktivitas yang baik mempunyai potensi untuk
mengurangi pemendekan telomer atau paling tidak mencegah erosi telomer yang berlebihan
sehingga menunda terjadinya penyakit yang berhubungan dengan usia dan meningkatkan
2
lama hidup, termasuk proses penuaan kulit. Telah berkembang bukti bahwa faktor gaya
hidup memengaruhi kesehatan dan usia individu melalui efeknya terhadap panjang
telomer.2,3,4
Akan dikemukakan tentang telomer, telomerase, aging dan aging-related diseases, dan
beberapa pendekatan terapi aging berdasarkan telomer.
TELOMER, TELOMERASE, DAN AGING
Telomer merupakan bagian paling ujung (penutup) pada ujung kromosom yang berperan
untuk melindungi kromosom yaitu menjaga kestabilan genom tiap sel. Telomerase
merupakan suatu enzim yang berperan terhadap proses pembentukan telomer pada ujung
kromosom. Telomerase berfungsi melindungi telomer dan mengurangi kerusakan DNA yang
dipercaya berperan pada proses penuaan. Namun semakin bertambah umur, produksi
telomerase pada kromosom semakin menurun, telomer juga akan memendek sehingga gagal
melindungi kromosom.2,5
Gambar 1. Telomer (berwarna kuning) berada di ujung kromosom (berwarna biru).
Visualisasi menggunakan fluoresen kuantitatif in situ hybridization (Q-FISH) menggunakan
probe asam nukleat peptide.1
Apoptosis fisiologis berkaitan dengan aktivitas telomerase. Pada sel somatik yang matur,
telomerase mengalami inaktivasi. Ketika sel yang matur membelah diri, telomer mengalami
pemendekan. Jika pembelahan sel terjadi berulang, maka telomer akan mencapai level kritis
3
sehingga tidak dapat memendek lagi dan tidak mempunyai kemampuan untuk melindungi
kromosom akhirnya kromosom mengalami fragmentasi dan mengalami apoptosis.2,5
Telomer dan telomerase telah terbukti berhubungan dengan aging dan aging-related
diseases. Gaya hidup dan kondisi psikologis yang meningkat berkaitan dengan panjang
telomer dan aktivitas telomerase. Telomer dan aktivitas telomerase merupakan biomarker
penuaan selular dan mungkin merupakan marker faktor yang berperan pada aging dan aging-
related diseases.2
Telomer fungsional bertujuan untuk mencegah degradasi, kehilangan informasi genetik,
end-to-end fusion, senescence, dan apoptosis.3 Pemendekan telomer seiring dengan
pembelahan sel dihubungkan dengan aging (penuaan) atau senescence. Penelitian di
laboratorium menunjukkan sel-sel yang sudah terlalu pendek telomernya berhenti
memperbarui diri, sehingga mengalami penuaan. Penuaan manusia salah satunya disebabkan
oleh memendeknya telomer, walaupun hal itu bukan satu-satunya mekanisme penuaan.2
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa terdapat hubungan panjang telomer dengan
aging dan aging-related diseases, antara lain penyakit kardiovaskuler dan infeksi,
aterosklerosis, infark miokard dini, demensia vaskular, hipertensi, stenosis aorta, peningkatan
nadi, obesitas, merokok, penyakit Alzheimer, resistensi insulin, diabetes, dan kanker.2
Gaya hidup tertentu seperti merokok, pajanan polutan, obesitas, kurang olah raga, diet
yang tidak sehat, kurang serat, dan stres dapat meningkatkan kecepatan pemendekan telomer,
menyebabkan penyakit dan/atau kematian dini.2,4
Gambar 2. Panjang telomere dapat dimodulasi oleh berbagai faktor.2
4
Ahli genetik Richard Cawthon dan kawan-kawan dari Universitas Utah menemukan
telomer yang lebih pendek berhubungan dengan hidup yang lebih pendek. Individu berumur
lebih dari 60 tahun yang telomernya lebih pendek mempunyai kemungkinan tiga kali lebih
mudah meninggal akibat penyakit jantung dan delapan kali lebih besar kemungkinan
meninggal akibat penyakit infeksi.6
Ketika pemendekan telomer dikaitkan dengan proses penuaan, belum diketahui
dengan pasti tentang telomer yang memendek menggambarkan tanda-tanda penuaan seperti
uban atau secara pasti berperan pada proses penuaan. Seberapa besar peran telomer pada
penuaan masih menjadi area penelitian yang terus dikembangkan, termasuk mekanismenya
pada penuaan kulit.6
Penyebab utama penuaan adalah stres oksidatif. Kerusakan DNA, protein, dan lemak
disebabkan oleh oksidan yang merupakan substansi yang sangat reaktif yang mengandung
oksigen. Oksidan diproduksi secara normal ketika bernafas, juga dihasilkan akibat dari
keradangan, infeksi, konsumsi alkohol, dan merokok. Faktor lain yang berperan pada
penuaan adalah glycation. Hal itu terjadi ketika glukosa kita gunakan sebagai energi,
mengikat beberapa DNA, protein, dan lemak.2,4
Penelitian yang besar (lebih dari 100.000 orang dewasa dengan berbagai usia
berbeda) tentang panjang telomer dan kesehatan, 10% individu dengan telomer yang pendek
hampir 25% meninggal dalam waktu 3 tahun daripada telomer yang panjang. Belum
diketahui panjang telomer merupakan petanda pasif kesehatan dan penuaan atau aktif
menentukan usia dan penyakit individu.6
Secara teori, telomer yang tidak mengalami pemendekan, sel akan menjadi imortal.
Penelitian mengindikasikan hal tersebut terjadi. Kebanyakan individu dewasa, telomer
tampaknya stabil, memendek setelah usia pertengahan. Tetapi, pada berbagai usia, ada
beberapa variasi dalam panjang telomer. Beberapa orang mempunyai telomer 2-3 kali lebih
panjang daripada orang lain. Panjang telomer akan berkurang seiring dengan waktu.
Telomerase berperan penting. Enzim tersebut memperpanjang telomer dan mencegah erosi
telomer.1-4
Aktivasi telomerase meningkatkan panjang telomer dan meningkatkan kesehatan.
Studi di Eropa terhadap binatang coba yang dihilangkan telomerasenya akan cepat menua
5
dan mati muda. Tetapi beberapa hewan coba yang dikembalikan telomerasenya, efek
penuaan secara dramatis diperbaiki dan kembali sehat.
TELOMER DAN KANKER
Telomerase menyebabkan sel kanker menjadi imortal, namun telomerase dapat
mencegah sel normal dari penuaan. Apakah dengan menjaga atau merestorasi panjang
telomer dengan telomerase dapat meningkatkan lama hidup? Hal tersebut masih menjadi
suatu pertanyaan. Termasuk juga apakah hal tersebut meningkatkan risiko mendapatkan
kanker? Jawaban pasti dari pertanyaan-pertanyaan perlu lebih banyak lagi dibukti secara
ilmiah. Tetapi banyak peneliti yang sudah menggunakan telomerase di laboratorium untuk
membuat pembelahan sel manusia melebihi normal, dan sel tersebut tidak terbukti menjadi
kanker.2,3,4
Gambar 3. Model maintenan telomer dan tumorigenesis.2
Telomer merupakan salah satu penentu lama hidup, dan erosi telomer membatasi
replikasi sel yang dikultur, suatu fenomena yang dikenal sebagai Hayflick limit atau
replicative senescence. Usaha untuk pemanjangan telomer telah mendorong peneliti untuk
mengeksplorasi usaha mempertahankan atau menjaga telomer. Hadiah Nobel dalam tahun
2009 diberikan untuk penemuan telomer dan telomerase. Hayflict pertama kali menjelaskan
replicative senescence invitro dari fibroblast manusia. Terdapat hubugan antara populasi
fibroblast dan waktu. Fibrobast dari pasien yang mengalami sindrom aging menunjukkan
penurunan proliferasi. Tampaknya hal tersebut berhubungan dengan temolerase-negative
6
human cell dalam pemendekan telomer. Replicative senescence berkaitan dengan penurunan
ukuran telomer (kehilangan 50 bp panjang telomer selama satu siklus replikasi) pada kultur
fibroblast manusia.7
Fibroblast manusia yang diambil dari individu berusia lanjut masih dapat bertambah
antara 20-50 kali lipat saat di kultur. Replicative senescence yang terjadi secara invitro tidak
berhubungan dengan situasi invivo karena sel pada tubuh dewasa tidak pernah mencapai
Hayflict limit. Penurunan fungsi fisiologis selama penuaan mungkin hasil dari telomere-
dependent in vivo replicative senescence pada sel-sel tertentu. Contohnya, penyembuhan luka
kurang efisien pada usia lanjut, dan telah dibuktikan bahwa sintesis kolagen oleh fibroblast
dipengaruhi oleh usia.7
Proses yang membuat jaringan menua mungkin merupakan bagian dari proses untuk
memproteksi jaringan dari tumor. Telomer memainkan peran sentral dalam nasib sel dan
penuaan dengan menyesuaikan respons seluler terhadap stres dan stimulasi pertumbuhan atas
dasar pembelahan sel sebelumnya dan kerusakan DNA. Panjang telomer diatur dan
dipelihara di sel-sel germline. Pada sel somatik, panjang telomer sangat heterogen tetapi
biasanya menurun seiring dengan usia. Hal tersebut merupakan pencegahan terhadap
pertumbuhan tumor, tetapi juga berkontribusi terhadap hilangnya sel karena usia. Telomer
pendek pada pasien tersebut terlibat dalam berbagai gangguan termasuk dyskeratosis
congenita, anemia aplastik, fibrosis paru, dan kanker.1-4 Alasan untuk hal tersebut adalah
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol merupakan tanda kanker, dan penelitian membuktikan
hubungan antara kanker dengan aktivitas telomerase yang tinggi. Kenyatannya, beberapa
peneliti mengajukan bahwa untuk meningkatkan aktivitas telomerase mungkin suatu jalan
untuk diagnosis kanker; penelitian pada binatang telah mencoba untuk menekan telomerase
untuk melawan tumor. Penelitian di Eropa menemukan bahwa tikus secara genetik diterapi
untuk meningkatkan telomerase, memanjangkan telomer yang pendek, usia melambat, sehat
lebih lama, dan usia lebih lama sekitar 24%, tanpa menderita kanker.3,4
TERAPI TELOMER UNTUK AGING SKIN
Kulit merupakan jaringan yang bisa memperbaiki diri. Pemendekan telomer bertindak
sebagai jam mitosis yang mencegah proliferasi menyimpang seperti kanker. Sebagai
konsekuensi dari hal itu adalah sel menjadi menua dan terjadi proses penuaan. Enzim
7
telomerase mempertahankan panjang telomer dalam sel germline dan sel-sel kanker.
Telomerase juga aktif dalam sel-sel somatik tertentu seperti di epidermis tapi hampir tidak
terdeteksi dalam dermis. Banyak bukti menunjukkan bahwa telomerase memainkan peran
penting dalam pemeliharaan fungsi kulit dan proliferasi. Telomer dalam sel-sel kulit mungkin
sangat rentan terhadap pemendekan yang dipercepat karena dua hal yaitu proliferasi dan agen
yang merusak DNA seperti spesies oksigen reaktif. Kulit mungkin menyajikan jaringan yang
dapat diakses untuk manipulasi aktivitas telomerase dan panjang telomer dengan potensi
memperbaiki penyakit kulit yang berhubungan dengan penuaan.8,9,10
Kulit adalah jaringan kompleks yang terdiri dari dua kompartemen yang sangat
berbeda, epidermis yang selalu memperbaharui mayoritas terdiri atas keratinosit dan dermis
yang kaya akan matriks dengan fibroblast yang istirahat sebagai komponen utama. Kedua
kompartemen yang erat saling berhubungan dan saling interaksi. Parakrin sangat penting
untuk pertumbuhan epidermal, diferensiasi, dan homeostasis jaringan. Penuaan kulit
umumnya dipandang sebagai pembentukan kerut, rambut beruban, dan gangguan
penyembuhan luka. Namun demikian, epidermis sebagai perisai terluar perlu tetap utuh
dalam rangka melindungi bagian dalam. Epidermis adalah salah satu dari beberapa jaringan
regeneratif yang menghasilkan telomerase, kompleks ribonukleoprotein yang dapat
menangkal erosi telomer, salah satu mekanisme potensial penyebab penuaan selular. Hal ini
menimbulkan pertanyaan apakah di epidermis telomerase mampu menangkal erosi telomer
sehingga dapat mencegah proses penuaan dan apakah epidermis yang bagian dari kulit yang
bertanggung jawab untuk perubahan yang paling jelas terkait dengan penuaan kulit?.9,10
Hubungan antara pemendekan telomer dengan penuaan kulit telah dibuktikan dengan
beberapa penelitian. Analisis DNA dari epidermis menunjukkan penurunan telomer 36-79
bp pertahun. Kulit yang terpajan matahari memiliki level aktivitas telomer yang lebih tinggi
daripada kulit yang terlindungi dari pajanan matahari. Hal tersebut menunjukkan bahwa
telomer yang diekspresikan oleh epidermis berfungsi sebagai proteksi kulit terhadap
lingkungan.9,10
Aktivator Telomerase
Beberapa perusahaan dan laboratorium mengembangkan terapi berdasarkan
telomerase untuk menghambat aging dan telah menghasilkan suatu produk, suatu aktivator
8
telomerase yang merupakan produk natural, yang disebut TA-65. Sebuah penelitian (Harley
el al., 2011) telah membuktikan TA-65 menurunkan penuaan sel-sel dalam sistem imun. TA-
65 juga meningkatkan level telomerase pada binatang coba dan dilaporkan meningkatkan
beberapa indikator kesehatan yaitu menunda osteoporosis, meningkatkan ketahanan epitel,
meningkatkan fungsi metabolik, meningkatkan koordinasi neuromuskular. Binatang coba
yang diberi telomerase reverse transcriptase (TERT) mengalami peningkatan umur dan tidak
terbukti meningkatkan risiko menderita kanker.11
Penelitian tentang TA-65 yang diberikan 10-50 mg perhari sebagai suplemen,
kemudian dilakukan pemeriksaan tiap 3-6 bulan kemudian, menunjukkan terjadi aktivasi
telomerase pada kultur keratinosit, fibroblast, dan sel imun manusia. Efek invivo juga sudah
diteliti yaitu terjadi penurunan penuaan sel T CD8+/CD28+ dan sel NK pada 3, 6, 9, dan 12
bulan. Meskipun tidak ditemukan pemanjangan telomer tetapi terjadi penurunan telomer
pendek secara bermakna. Tidak didapatkan efek samping pada penelitian tersebut. Tetapi
masih perlu dikembangkan penelitian klinis tersamar terhadap manusia yang membuktikan
efektiftas dan keamanan TA-65.11
Suplemen nutraseutikal yang disebut TA-65 tersebut, sudah dipasarkan,
direkomendasikan untuk mengaktifkan telomerase. Kandungan aktifnya ekstrak akar
Astragalus membranaceus, tanaman yang sering digunakan dalam pengobatan tradisonal
China. Tahun 2010, orang dewasa berusia 63 tahun yang mengonsumsi suplemen TA-65
memiliki lebih sedikit telomer yang pendek setelah mengonsumsi satu tahun. Meskipun tidak
ada kontrol, hal tersebut mengindikasikan suatu hal baik. Tetapi belum ada bukti tentang
konsumsi aktivator telomerase akan membantu manusia untuk tetap hidup sehat atau panjang
umur. Hal tersebut kemungkinan juga bisa menjadi suatu hal yang berbahaya. Penelitian
membuktikan tidak menemukan efek samping. Jika aktivator telomerase meningkatkan risiko
kanker (teori yang belum terbukti), maka, prinsipnya, terapi dapat dikombinasikan antara
aktivator telomerase dan intervensi lain untuk menurunkan risiko kanker, sehingga
menghasilkan kesehatan yang optimal dan panjang umur.11,12
TA-65 juga dikenal sebagai cycloastrogenol. Cycloastrogenol merupakan aktivator
telomerase yang lemah dibandingkan aktivator yang terbuat dari bahan kimia ataupun
beberapa ekstrak herbal yang lain. Blasco Laboratory telah membuktikan bahwa telomer
9
yang pendek pada tikus akan memanjang dan sensitivitas terhadap insulin akan meningkat
dengan terapi singkat TA-65.12,13
Namun, terapi TA-65 masih menjadi perdebatan. Beberapa ilmuwan masih skeptis.
Antara lain karena penelitian banyak dilakukan di binatang coba, dan membuktikan bahwa
binatang coba tersebut yang memiliki telomer banyak yang tidak hidup lebih lama. Selain itu,
telomerase penting dalam proliferasi seluler namun banyak organ tubuh kita, seperti otak,
sebagian besar terdiri dari sel-sel yang tidak berkembang biak. Sehingga, telomerase
mungkin hanya bekerja sedikit untuk menunda aging. Juga, ada potensi bahwa telomerase
merupakan tumorigenesis sehingga terapi berdasarkan telomerase mungkin menyebabkan
perkembangan menjadi kanker. Penelitian tentang telomerase juga masih dini, sehingga
masih perlu penelitian lebih lanjut tentang efikasi dan keamanan jangka panjang dalam
menunda aging. Satu penelitian yang bagus menunjukkan bahwa reaktivasi telomerase
mencegah degenerasi pada hewan coba. Tetapi penelitian tersebut dilakukan pada binatang
yang dibuat tidak mempunyai telomerase yang akhirnya mempunyai kondisi patologis, dan
reaktivasi telomerase pada binatang coba yang sakit akibat tidak mempunyai telomerase
membuahkan hasil yang menakjubkan.12,13
Beberapa perusahaan memproduksi alat untuk mengukur telomer untuk memprediksi
umur biologis. Meskipun pemendekan telomer kemungkinan sebagai marker penyakit
tertentu, belum ada bukti saat ini bahwa panjang telomer merupakan indikator yang lebih
baik untuk usia biologis daripada usia kronologis.12,13
Nutrisi, Vitamin, dan Antioksidan
Banyak ilmuwan telah menunjukkan bahwa nutrisi dapat menunda aging biologis.
Beberapa makanan telah disarankan untuk meningkatkan telomer, pendekatan kunci untuk
true anti-aging. Memanjangkan telomer sambil menjaga kualitasnya merupakan salah satu
usaha untuk membalikkan jam biologis. Hal tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan
aktivitas enzim telomerase yang dapat menambah panjang telomer dan menjaga kualitasnya.
Takdir genetik tidak ditulis di atas batu. Gen kadang agak lunak dan nutrisi lebih unggul
dalam menutupi kelemahan genetik. Manifestasi sifat genetik dipengaruhi oleh beberapa
faktor, termasuk nutrisi. Hal tersebut disebut epigenetik. Panjang telomer diatur secara
genetik dan dipengaruhi oleh nutrisi. Ibu yang malnutrisi mempunyai kemungkinan
10
menyebabkan telomer anaknya tidak bagus yang bisa menyebabkan penyakit jantung
(aterosklerosis berhubungan dengan telomer yang pendek). Sebaliknya, ibu dengan gizi baik
membantu telomer anaknya panjang dan berkualitas.14
Telomer yang bagus memerlukan metilasi yang adekuat. Metilasi adalah proses kimia
dengan mendonasi kelompok metil (CH3) ke materi genetik telomer, untuk membuat telomer
berfungsi dengan baik, sehingga perlu pendonor metil yang adekuat. Donor metil primer
disebut SAMe, yang menggunakan nutrisi seperti metionin, MSM sulfur, kolin, dan
trimetilglisin. Pembentukan SAMe memerlukan vitamin B12, asam folat, dan vitamin B6.
Asam folat dan B12 memegang peran mempertahankan genom telomer stabil. Suplemen
yang penting untuk telomer adalah multivitamin yang berkulitas, protein yang adekuat,
terutama yang kaya sulfur. Contoh suplemen tersebut adalah whey protein, telur
(mengandung banyak kolin), cottage cheese, diary, daging merah, ayam, kacang-kacangan,
bebek, gandum.14 Otak juga memerlukan metil yang cukup untuk menjaga mood yang bagus.
Stres kronik dan depresi mengindikasikan kurangnya donor metil, telomer kekurangan nutrisi
yang diperlukan dan cenderung proses aging terjadi dengan cepat. Hal itu yang menyebabkan
stres menuakan individu.4
Penelitian terhadap 568 wanita membuktikan bahwa wanita yang mengonsumsi
multivitamin secara teratur mempunyai telomer lebih panjang 5% daripada yang tidak
mengonsumsi. Pria dengan asam folat yang tinggi mempunyai telomer lebih panjang
daripada pria yang kadar asam folat rendah. Penelitian lain menunjukkan bahwa wanita dan
pria dengan kadar asam folat rendah mempunyai telomer yang lebih pendek.
Mineral dan antioksidan membantu stabiltas genom dan telomer. Nutrisi yang baik
mengimbangi proses penuaan yang terjadi sehari-hari. Banyak nutrisi membantu melindungi
dan meningkatkan kemampuan perbaikan DNA, termasuk telomer. Kekurangan antioksidan
menyebabkan meningkatnya radikal bebas dan berisiko tinggi untuk kerusakan telomer.
Magnesium penting untuk enzim yang terlibat dalam replikasi DNA dan perbaikan DNA.
Penelitian pada binatang menunjukkan kekurangan magnesium menyebabkan peningkatan
kerusakan akibat radikal bebas telomer yang pendek. Penelitian pada manusia menunjukkan
kehilangan magnesium menyebabkan kehilangan telomer dengan cepat dan menghambat
replikasi sel dan penuaan dini. Intake magnesium perhari 400-800 mg dan diperlukan lebih
tinggi dalam kondisi stres.4
11
Diet mengandung antioksidan asam lemak omega-3 dan beta karoten berhubungan
dengan penurunan kecepatan pemendekan telomer.4 Zing penting untuk perbaikan DNA.
Kekurangan zing berhubungan dngan pemendekan telomer dan penuaan dini. Kebutuhan
minimal zinc perhari 15 mg, berkisar antara 50 mg untuk wanita dan 75 mg untuk pria.
Antioksidan yang mengandung zinc yaitu carnosine, menurunkan deplesi telomer pada
fibroblast dan penting untuk managemen stres. Vitamin C bermanfaat untuk menghambat
kehilangan telomer pada sel endotel. Viamin C juga meningkatkan aktivitas enzim
telomerase. Vitamin E dalam bentuk khusus yaitu tocotrienols menyebabkan restorasi
telomer fibroblast dan menurunkan kerusakan DNA.4
Lamanya berolahraga berhubungan dengan kerusakan DNA dan telomer. Olahraga
menurunkan lemak dan memobilisasi produk sisa. Olahraga meningkatkan aktvitas telomer
dan menekan apoptosis.4
Untuk menjaga telomer dan menurunkan risiko kaker dan penuaan dini, perlu
konsumsi antioksidan, serat, protein soy, lemak sehat (alpukat, ikan, kacang-kacangan),
menjaga berat badan, aktif, sehat, bebas stres, olahraga teratur, dan meditasi. Makanan
seperti tuna, salmon, ikan haring, ikan kembung, halibut, ikan asin, cat-fish, kerapu, kiwi,
raspberries hitam, teh hijau, brokoli, anggur merah, tomat, olive fruit, makanan kaya vitamin
C dan vitamin E merupakan sumber antioksidan yang bagus. Kombinasi dengan diet cukup
sayuran, buah, minyak zaitun, dan gandum membantu melindungi telomer. Diet mediterania
terbukti meningkatkan lama hidup yang berhubungan dengan maintenan telomer.14
Terapi Gen Telomerase
Contoh dalam hal rejuvinasi berasal dari Harvard Laboratory. Tikus tanpa telomer
akan menua dan mengalami proses degenerasi pada testis, limfa, usus, dan sistem saraf.
Stabfod/Geron Research Group membuktikan bahwa terjadi restorasi kulit yang dikultur
yang diinfeksi dengan retrovirus, kemudian diinsersi gen telomer, terjadi restorasi kulit
menjadi lebih muda, elastis, bertekstur lembut.13
Sebuah studi memberikan bukti bahwa terapi gen telomerase adalah pendekatan yang
layak dan pada umumnya aman untuk meningkatkan lama hidup dan mengobati gangguan
yang berhubungan dengan pendeknya telomer, namun aplikasi klinis pada manusia masih
memerlukan banyak bukti. Perlu diwaspadai jika diaplikasikan pada manusia kemungkinan
12
akhirnya mendorong pertumbuhan kanker. Perlu penelitian lebih lanjut pada mamalia untuk
membuktikan keamanan pendekatan ini. Hal ini merupakan studi yang menarik dan
menjanjikan untuk mengembangkan terapi untuk mengobati gangguan penuaan.12
KESIMPULAN
Tidak ada “magic pill” untuk memperlambat aging. Bukti efektifitas dan keamanan
aktivator telomerase, yaitu TA-65 masih memerlukan pembuktian klinis lebih lanjut dan
lebih banyak, demikian juga terapi gen telomerase. Penting untuk mengatur gaya hidup dan
pola makan untuk memperpanjang usia, seperti diet tinggi buah dan sayur dan rendah
karbohidrat, rendah kalori, rendah gula, rendah lemak jenuh, mengkonsumsi vitamin dan
antioksidan. Hindari merokok, alkohol, obesitas, kurang olah raga, darah tinggi.
KEPUSTAKAAN
1. Aubert G, Lansdorp PM. Telomeres and aging. Physiol Rev 2008;88(2):557-79.
2. Lin J, Epel ES, Blackburn EH. Telomeres, telomerase, stress, and aging. Telomere
Handbook of Neuroscience for Behavioral Science. 2009.
3. Boyle, Malaguti M. Telomeres, cancer and ageing. Journal of the Australian
Traditional-Medicine Society 2013; 19(3):154-9.
4. Shammas MA. Telomeres, lifestyle, cancer, and aging. Curr Opin Clin Nutr Metab
Care 2011; 14(1):28-34.
5. Sudana IK. Keseimbangan apoptosis dan proliferasi sel. Patobiologi Molekuler
Kanker. Jakarta: Salemba Medika. 2008. h. 45-52.
6. Cawton RM. Smith KR, O’Brien E, Sivatchenko A, Kerber RA. Association between
telomere length in blood and mortality in people aged 60 years or older. The
Lancet 2003;361(9355):393-5.
7. Imbert I, Botto JM, Farra CD, Domloge N. Modulation of telomere binding proteins:
a future area of research for skin protection and anti-aging target. Journal of Cosmetic
Dermatology 2012; 11(2): 162-6.
8. Buckingham EM, Klingelhutz AJ. The role of telomeres in the ageing of human skin.
Exp Dermatol 2011; 20(4):297-302.
13
9. Boukamp P. Skin aging: a role for telomerase and telomere dynamics? Curr Mol Med
2005; 5(2):171-7.
10. Raschke C, Elsner P. Skin aging: a brief summary of characteristic changes. In:
Farage MA, Miller KW, Maibach HI, editors. Textbook of Aging Skin. New York:
Springer. 2009.p.37-54.
11. de Jesus BB, Vera E, Schneeberger K, Tejera AM, Ayuso E, Bosch F, et al.
Telomerase gene therapy in adult and old mice delays aging and increasing longevity
without increasing cancer. EMBO Mol Med 2012; 4(8): 691-704.
12. Boccardi V, Herbig U. Telomerase gene therapy: a novel approach to combat aging.
EMBO Mol Med 2012; 4(8):665-7.
13. Calvin BH, Liu W, Blasco M, Vera E, Andrews WH, et al. A natural product
telomerase activator as part of health maintenance program. Rejuvination Research
2011; 14(1): 45-56.
14. Boccardi V, Esposito A, Rizzo MR, Marfella R, Barbieri M, Paolisso G.
Mediterranean diet, telomerase maintenance and health status among elderly. PLoS
One 2013:8(4):e62781.
top related