telaah klmpk 4
Post on 22-Dec-2015
250 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat.
Sehingga, dalam pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-prinsip
yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan
sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di
suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip
yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya,
sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum.
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Kurikulum disusun
oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat
pendidikan, politikus, pengusaha, orang tua peserta didik serta unsur-unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Rancangan
ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan,
dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-
citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Di
sana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan
guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum
yang nyata dan hidup. Semua perwujudan itu sebetulnya terletak pada guru, dia
lah kunci utama sukses dan tidaknya dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian dan penbgembangan kurikulum yang sesungguhnya.
Sejalan dengan permasalahan tersebut, dibuat makalah dengan judul
“Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum.” makalah ini mengemukakan suatu
pandangan tentang bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yamg
harus diberlakukan untuk mencapai tujuan dari pengembangan itu sendiri.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dibuat beberapa rumusan
masalah sebagai berikut.
1.2.1 Apa Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum?
1.2.2 Apa saja Macam-macam Sumber Prinsip Pengembangan
Kurikulum?
1.2.3 Apa saja Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum?
1.2.4 Apa saja Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dibuat beberapa tujuan
penulisan sebagai berikut.
1.3.1 Menjelaskan pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum.
1.3.2 Menyebutkan macam-macam sumber prinsip pengembangan
kurikulum.
1.3.3 Mendeskripsikan tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum.
1.3.4 Mendeskripsikan macam-macam prinsip pengembangan
kurikulum.
1.4 Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini, adapun manfaat yang didapat adalah sebagai
berikut.
1.4.1 Memahami dari pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum.
1.4.2 Memahami macam-macam sumber prinsip pengembangan
kurikulum.
1.4.3 Memahami tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum.
1.4.4 Memahami macam-macam prinsip pengembangan kurikulum.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kajian pustaka, yaitu dalam penyusunan makalah ini menggunakan refrensi
relevan dan artikel yang tersedia pada media internet yang mendukung penulisan
makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian.
Dari pengertian ini tersirat makna bahwa kata prinsip menunjukkan pada sesuatu
yang mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan,
serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi serupa.
Ini berarti bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitanya
dengan keberadaan sesuatu.
Seseorang bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efesien dengan
cara memahami suatu prinsip. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang
dikandungnya, baik dalam input maupun outputnya, dan juga memiliki sifat
memberikan rambu-rambu terhadap tujuan yang ingin dicapai. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum merupakan
berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan hal-hal yang
berkenaan dengan pengembangan kurikulum, terlebih dalam fase perencanaan
kurikulum.
Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis,
sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum.
2.2 Macam-macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
Sumbuer prinsip menunjukkan darimana asal muasal lahirnya suatu
prinsip. Dari berbagai literatur, ada empat sumber prinsip pengembangan
kurikulum:
1. Data Empiris, data empiris menunjukkan yang terdokumentasi dan
terbukti efektif.
2. Data Eksperimen, data ini menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian.
Data penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliabel,
sehingga tingkat kebenarannya lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip
dalam pengembangan kurikulum.
3. Cerita/ legenda yang hidup dimasyarakat, data ini juga termasuk efektif
untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks.
3
4. Akal Sehat, hal ini digunakan untuk mempertimbangkan dan penilaian
terhadap hasil penelitian yang didapat.
Pada prinsipnya, empat jenis data diatas dapat digunakan atau
dimanfaatkan bagi kegiatan pengembangan kurikulum sebagai prinsip yang akan
dijadikan pegangan.
2.3 Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pada dasarnya, tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum merupakan
tingkat ketepatan (validity) dan ketetapan (reability) prinsip yang digunakan. Ada
data, fakta, konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaanya tidak diragukan lagi
karena sudah dibuktikan secara empiris melalui suatu penelitian yang berulang-
ulang. Ada pula data yang sudah terbukti secara empiris, tetapi masih terbatas, ada
pula data yang belum dibuktikan dalam suatu penelitian tetapi sudah terbukti
dalam kehidupan.
Merujuk pada hal diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip, yaitu; anggapan kebenaran utuh
atau menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth) dan
anggapan kebenaran yang masih memerlukan kebenaran atau pembuktian
(hypothesis). Anggapan kebenaran utuh adalah fakta, konsep dan prinsip yang
diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa
dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan ditempat yang berbeda. Tipe prinsip ini
dapat diterima oleh orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.
Anggapan kebenaran parsial yaitu suatu fakta,konsep dan prinsip yang
sudah terbukti efektif dalam banyak kasus, tetapi sifatnya masih belum bisa
digeneralisasikan. Selanjutnya anggapan kebenaran yang masih memerlukan
pembuktian atau hipotesis yaitu prinsip kerja yang sifatnya tentatif atau masih
dalam kesimpulan yang sementara dan muncul dari pemikiran akal sehat . Prinsip
ini muncul dari hasil deliberasi, judgedmen dan pemikiran akal sehat. Meskipun
sangat diharapkan menggunakan tipe prinsip whole truth, akan tetapi prinsip lain
pun berguna dan bermanfaat.
Pada dasarnya dalam praktik pengembangan kurikulum kesemua jenis tipe
prinsip itu bisa digunakan.penyederhanaan istilah tentang berbagai tipe prinsip
sebagaimana dijelaskan, Olivia (1992; 30) memakai istilah axioms untuk
4
menggambarkan berbagai karakteristik prinsip tersebut. Aksioma sendiri adalah
pedoman sebagai kerangka dan rujukan dalam melakukan aktivitas dan pemecah
masalah, termasuk didalamnya pengembangan kurikulum.
2.4 Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana
Syaodih Sukmadinata terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-
prinsip khusus. Prinsip umum adalah prinsip yang harus diperhatikan untuk
dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen
yang membangunnya. Sedangkan prinsip-prinsip khusus, yaitu prinsip yang
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip
berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan
dengan pemilihan kegiatan penilaian. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut dari
prinsip-prinsip tersebut dengan mengikuti alur klasifikasi yang di ajukan oleh
Nana Syaodih.
2.4.1 Prinsip-prinsip umum
Agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pendidikan, maka ada sejumlah prinsip dalam proses pengembangannya. Di
bawah ini akan diuraikan prinsip-prinsip umum dalam pengembangan kurikulum.
a. Relevansi
Dalam hal ini relevansi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; pertama,
relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan
dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bias
hidup dan bekerja dalam masyarakat. Apa yang tertuang dalam kurikulum
hendaknya mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut. Kurikulum bukan
hanya menyiapkan anak untuk kehidupannya sekarang tetapi juga yang akan
datang. Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:
1. Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi
sosiologis).
5
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penetapan
isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan
sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu
diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian
dan rambu-rambu lalu lintas; tata cara dan pelayanan jasa bank,
kantor pos, dan lain sebagainya. Demikian juga untuk sekolah
yang berada di daerah pantai, perlu diperkenalkan bagaimana
kehidupan di pantai, seperti mengenai tambak, kehidupan nelayan,
koperasi, pembibitan udang, dan lain sebagainya.
2. Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun
dengan yang akan datang.
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi
epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi
dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang
diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa
pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang
akan datang, penggunaan komputer dan Internet akan menjadi
salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara
memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan
informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa.
Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang
akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai
berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan
merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya
keterampilan berbahasa asing sudah harus mulai dipupuk sejak
sekarang.
3. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi
peserta didik (relevansi psikologis).
Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu
memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau
dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana agar
6
siswa mampu menggunakan mesin tik sebagai alat untuk
keperluan surat-menyurat, maka sekarang mesin tik sudah tidak
banyak digunakan, akan tetapi yang lebih banyak digunakan
komputer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan
komputer harus diajarkan.
Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses
pengembangannya sebelum ditentukan apa yang menjadi isi dan model
kurikulum yang bagaimana yang akan digunakan, perlu dilakukan studi
pendahuluan dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan seperti
melakukan survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat; atau melakukan studi
tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga atau
instansi.
Kedua, relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi,
proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan keterpaduan
kurikulum.
b. Fleksibilitas
Kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum
harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-
hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:
1. Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang
gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya
sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
c. Kontinuitas
7
Komunitas yaitu kesinambungan. Terkait dengan perkembangan dan
proses belajar anak yang berlangsung secara berkesinambungan, maka
pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan
dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak
bersama-sama, perlu ada komunitas dan ada kerja sama antara para
pengembang kurikulum sekolah dasar dengan SMP,SMA dan Perguruan
Tinggi.
d. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat
sederhana dan biayanya murah. Prinsip efisiensi yaitu mengusahakan agar
dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan
sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga
hasilnya memadai. Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara
tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang
diperoleh.
Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila
dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Betapa pun bagus dan idealnya suatu
kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat
khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar
untuk dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam
segala keterbatasan..Berapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau
menuntut keahlian-keahlian dari peralatan yang sangat khusus dan mahal pula
biayangya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun
personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.
e. Efektifitas
8
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum
baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Walaupun kurikulum tersebut
harus murah dan sederhana, tetapi keberhasilan harus tetap diperhatikan.
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun secara
kualitas. Pengembangan kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan
penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan dibidang pendidikan
juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan
pemerintah di bidang pendidikan. Dalam pengembangannya, harus
diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi,
pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum.
Pertama, efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan
tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Efektivitas kegiatan
guru berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan program
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Sebagai contoh, apabila guru
menetapkan dalam satu caturwulan atau satu semester harus menyelesaikan
12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam
jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja,
berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif. Kedua,
efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Efektivitas
kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sebagai
contoh apabila ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus dapat mencapai
sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai
siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran siswa tidak efektif.
2.4.2 Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum.
Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar,
dan penilaian.
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
9
Tujuan pendidikan mencakup tujuan bersifat umum atau jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber
pada:
a. Ketentuan dan kebijakan pemerintah yang dapat ditemukan dalam
dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi
pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
b. Survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan
mereka.
c. Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu,
dihimpun melalui angket, wawancara, observasi dan dari berbagai media
masa.
d. Survey tentang manpower (sumber daya manusia).
e. Pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama.
f. Penelitian.
2. Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang
telah ditentukan para perancang kurikulum perlu mempetimbangkan beberapa
hal. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menetukan isi
pendidikan/ kurikulum, yaitu:
a. Perlunya penjabaran tujuan pendidikan atau pengajaran kedalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu
perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman
belajar.
b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan
secara simultan dalam urutan yang situasi belajar. Untuk hal tersebut
diperlukan buku pedoman guru yang memberikan persiapan tentang
organisasi bahan dan alat pengajaran secara mendetail.
10
3. Prinsip berkenaan dengan proses pembelajaran
Untuk menentukan pendekatan, strategi dan teknik apa yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a. Apakah metode yang digunakan cocok,
b. Apakah dengan metode tersebut mampu memberikan kegiatan yang
bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa?
c. Apakah metode tersebut juga memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
d. Apakah penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif,
afektif dan psikomotor?
e. Apakah metode tersebut berorientasi kepada siswa, atau kepada guru, atau
keduanya?
f. Apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g. Apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar di
rumah dan di masyarakat?
h. Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan “learning by doing”, bukan hanya “learning by seeing and
knowing.”
4. Prinsip berkenaan dengan media dan alat pembelajaran
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien perlu
didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Di
bawah ini beberapa prinsip yang bisa dijadikan pegangan untuk memilih dan
menggunakan media dan alat bantu belajar.
a. Alat/media apa yang diperlukan dalam proses pembelajaran? Apakah
semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada
penggantinya?
b. Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana
membuatnya? siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu
pembuatannya?
c. Bagaimana pengorganisasian media dan alat bantu pembelajaran, apakah
dalam bentuk modul, paket belajar atau ada bentuk lain?
11
d. Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran?
e. Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.
5. Prinsip berkenaan dengan evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran. Untuk
itu, pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi,
yaitu objektivitas, komprehensif, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis.
Bebarapa hal yang harus diperhatikan dalam fase perencanaan evaluasi yaitu:
a. Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa
yang akan dinilai?
b. Berapa lama waktu pelaksanaan evaluasi
c. Teknik evaluasi apa yang digunakan? Tes, non tes atau keduanya?
d. Jika teknik tes, berapa banyak butir soal yang perlu disusun?
e. Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?
Dalam pengembangan alat evaluasi, sebaiknyamengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
b. Uraikan kedalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati dan
diukur.
c. Hubungkan dengan bahan pelajaran.
d. Tuliskan butir-butir soal atau tugas.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil penilaian
adalah:
a. Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam proses pengolahan hasil
tes?
b. Apakah akan digunakan rumus atau formula guessing?
c. Bagaimana mengubah skor mentah kedalam skor masak?
d. Skor standar apa yang digunakan?
e. Untuk apakah hasil tse digunakan?
f. Bagaimana Menyusun laporan hasil evaluasi?
g. Laporan hasil evaluasi ditujukan kepada siapa?
12
Prinsip-prinsip yang di sajikan diatas siftnya tidak kaku, masih mungkin
untuk dimodifikasi,ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Selain itu, penting untuk diketahui dalam literature tentang kurukulum masih
banyak parah ahli yang mengajukan dan membahas tentang prinsip- prinsip
pengembangan kurikulum.Adapun yang dijadikanrujukkan dalm tulisan ini hanya
beberapa saja.Meskipun demikaian,untuk pengetahuan awal atau pengantar dan
untuk kepentingan parktis di nilai cukup memadai.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Prinsip pengenbangan kurikulum adalah asas, dasar, keyakinan, dan
pendirian juga merupakan kaidah-kaidah yang akan menjiwai suatu
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-
prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
2. Sumber prinsip pengembangan kurikulum adalah data empiris, data
eksperimen, cerita atu legenda yang ada di masyarakat, dan akal sehat.
3. Tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu anggapan utuh atua
menyeluruh (whoke truth), anggapan parsial (partial truth), dan anggaoan
kebenaran poembuktisn (hypothesis).
4. Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip
dasar yang harus kita perhatikan; adapun prinsip-prinsip didalam
pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok yaitu pertama: prinsip –
prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, efektivitas.
Kedua prinsip-prinsip khusus: prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan
dengan pemilihan media dan alat pelajaran, prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian.serta adanya prinsip-prinsip dasar
pengembangan kurikulum yang terkait dengan kurikulum satuan
pendidikan.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan bagi pembaca yaitu
diantaranya:
1. Pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip kurikulum.
2. Pendidik melaksanakan pengajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kurikulum yang berlaku.
14
3. Sebagai siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan
kurikulum,khususnya dalam program pembelaran maupun pendidikan
agar tujuan pendidikan yang diharapkan bisa tercapai dengan optimal.
15
top related