teknologi & frekuensi penyiaran - universitas...
Post on 16-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
APA YANG TERJADI KETIKA FREKUENSITIDAK DIATUR?
• Harmful interference
audience
Lembaga Media
Tayangan
ACUAN PENGATURAN FREKUENSI
Internasional
• International Telecommunication Union (ITU).
• World Radiocommunication Conference (WRC)
• Radio Regulation (RR).
• Asia Pacific Telecommunity (APT).
• ASEAN Telecommunication Regulatory Council (ATRC).
• Koordinasi Bilateral antar negara. (perbatasan)
Nasional
• Perundang-undangan tingkat Nasional.
• Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi.
• Peraturan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
• Peraturan sektor lain yang terkait.
PENGATURAN TEKNIK SPEKTRUMFREKUENSI RADIO
• Dilakukan oleh Ditjen Postel
• Mengatur kriteria penggunaan bersama/sharing
• Mengatur batasan daya pancar/power
• Mengatur standar serta spesifikasi
SEJARAH FREKUENSI RADIO
• 1945 – 1975 sistem siaran masih menggunakan teknologi
AM sebelum FM stereo muncul
• Setelah teknologi FM muncul dan adanya otonomi daerah
stasiun radio banyak muncul dan perizinannya tidak
tertata dan terstandar
• Akhirnya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 15
Tahun 2003 mengatur Frekuensi radio FM
PENGATURAN FREKUENSI RADIO
• FM berada pada pita frekuensi 87,5-108 MHz
mempunyai spasi antar kanal sebesar 100 kHz
• Jarak minimal antar kanal 800 kHz, kecuali kota besar
400 kHz
• 87,5-88,3 FM; 88,400-89,3 FM;dst
• Frekuensi penyiaran radio terestrial dialokasikan pada
pita frekuensi MF, HF(penyiaran radio publik), dan VHF.
SEJARAH FREKUENSI TELEVISI
• Tahun 1962 TVRI menggunakan VHF
• 1990 disediakan frekuensi UHF yang terdiri 7 kanal
untuk tiap daerah
• 1998 memberi izin 5 televisi baru, dan harus
menyediakan 10 kanal untuk 10 tv swasta ditambah
TVRI(10 kanal ini hanya di Jabodetabek dan ibukota
propinsi)
• Tahun 1970 Penyiaran satelit diawali peluncuran SKSD Palapa
(Sistem Komunikasi satelit Domestik Palapa)
• Tahun 1997 TV digital via satelit (Digital Video Broadcasting)
muncul setelah diluncurkan satelit cakrawarta-1
• Televisi berlangganan satelit muncul dengan satelit Palapa
telkom dan Palapa c-1 dengan standar TV digital DVB-S
(MPEG-2)
DISTRIBUSI KANAL TV UHF ANALOG DI INDONESIA
Layanan
Wilayah
Kanal TV
Swasta
Kanal TVRI Kanal TV
Digital
Kanal TV
Lokal
Jabodetabek 10 1 2 1
Daerah Lain 5 0 1 1
KEKACAUAN PENYIARAN ANALOG
• Otonomi daerah menjadi pemicu tumpang tindih
kewenangan
• Banyak muncul siaran swasta dan banyak tidak mengikuti
master plan
• Pemberian izin yang kacau (Depkominfo, KPI, KPID,
Pemda)
KUALITAS SIARAN DIGITAL(SUBIAKTO, 2016)
“Kualitas siaran digital adalah relatif sama dalam suatu wilayah
jangkauan dan secara drastis menurun hingga menimbulkan suatu
cliff atau ‘jurang’ yang memisahkan antara wilayah jangkauan
dengan no-service area”
“perlunya manajemen perencanaan jaringan radio yang optimal,
dengan dukungan kebijakan SFN atau MFN”
KENAPA DIGITAL?
• Teknologi Digital memberikan peningkatan efisiensi
berlipat-lipat (pada TV s/d 18 kali lipat, dan bisa
bertambah lagi dengan teknologi kompresi)
• Kualitas suara dan gambar lebih bagus
(SUBIAKTO, 2016)
• International Telecommunication Union (ITU) pada the
Geneva 2006 Frequency Plan (GE06) Agreement
mencanangkan tanggal 17 Juni 2015 adalah batas waktu
negara-negara di seluruh dunia migrasi dari tv analog ke
digital*).
• Teknologi analog semakin mahal biaya operasinya dan
ketinggalan jaman
• Beralih ke digital adalah bentuk penghematan spektrum
frekuensi
17
(SUBIAKTO, 2016)
• Kita mulai tahun 2003 telah memulai persiapan tv digital
yang dijadwalkan Selama 10 tahun
• Kanal frekuensi sudah habis untuk pengajuan ijin baru
sehingga perlu efisiensi melalui teknologi digital mendesak
diperlukan
• Negara berpotensi kehilangan keuntungan yang besar
dan juga akan mengalami kerugian bila migrasi tidak
dilakukan
KEUNTUNGAN PENYIARAN DIGITAL(SUBIAKTO, 2016)
19
• Kualitas Audio dan visual lebih baik
• Lebih banyak pilihan program siaran
• Banyak tambahan fitur : EPG, EWS, aplikasi lainnyaKonsumen
• Efisiensi infrastruktur (75%) dan biaya operasional serta merupakan teknologi ramahlingkungan
Lembaga Penyiaran
• Membuka lebar industri konten nasional danlokalIndustri Kreatif
• Peluang industri nasional untuk memproduksi Set Top Box
Industri Perangkat
• Efisiensi spektrum frekuensi radio dan potensiPNBP dari digital deviden serta peningkatanpertumbuhan ekonomi dari broadband
Pemerintah
PENYELEGGARAAN SIARAN DIGITAL
• Akan diadakan pemisahan antara penyelenggara
infrastruktur dan lembaga penyiaran eksisting
• Diperlukan alat penerima set-top-box DVB-T atau DAB
dengan harga terjangkau
• Dibutuhkan kuantitas dan kualitas siaran yang lebih
• Dibutuhkan infrastruktur seperti tower dan jaringan
transmisi
478 MHz 806 MHz
KANAL TV DIGITAL Ch. 22 – 48 (27 kanal)
478 MHz 806 MHz694 MHz
Efisiensi 14 kanal
DIGITALDIVIDEND
(112 MHz)
EFISIENSI FREKUENSI(SUBIAKTO, 2016)
AKHIR MIGRASI
KANAL TV ANALOG Ch. 22 – 62 (41 kanal / 328 MHz)
Ch 22-27
Future use
Ch 28-45 (18 kanal)
Free-to-air
46-48
Cadangan
Free-to-air
MOBILE BROADBAND SPECTRUM DEMAND
(SUBIAKTO, 2016)
• Asumsi:
• Pertumbuhan Traffic Data 60% per tahun
• Pertumbuhan Site Tower 28.8% per tahun
50
13
-16
-53
-100
-157
-214
-297
-383
-500
-600
-500
-400
-300
-200
-100
0
100
Sp
ectr
um
(M
Hz)
Demand Spectrum Forecast in Indonesia
2011 2012
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
• Monopoli perlu dihindari dengan hanya mengizinkan
penyelenggara multipleks yang terpisah dari lembaga
penyiaran eksisting.
KRITERIA PENYELENGGARAMULTIPLEKS DIGITAL
• memiliki infrastruktur dasar sebagai penyelenggara multipleks
• memanfaatkan seoptimal mungkin infrastruktur telekomunikasi
• memberikan komitmen penggelaran jaringan infrastruktur dan
pemasangan pemancar DVB-T dan DAB di seluruh wilayah
Indonesia dalam jangka waktu secepat-cepatnya.
• memberikan komitmen untuk membuka akses kapasitas
infrastruktur kepada penyelenggara konten/lembaga
penyiaran secara non diskriminasi dan akses terbuka.
AGENDA PERTEMUAN TENTANG FREKUENSIBILATERAL DAN MULTILATERAL
• Harmonisasi perencanaan dan penggunaan frekuensi di daerah
perbatasan.
• Koordinasi frekuensi radio di daerah perbatasan, antara lain
koordinasi frekuensi TV Siaran, Radio Siaran FM, selular GSM,
microwave link.
• Koordinasi untuk perencanaan servis komunikasi radio di masa yang
akan datang.
• Registrasi frekuensi bersama.
• Pemecahan masalah gangguan interferensi di kedua Negara
top related