teknologi audio visual - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/materi_av1.pdf · ... - tidak...

Post on 08-Mar-2019

239 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Audio Visual 1

Teknologi Audio Visual

Televisi sebagai Jendela

Informasi Televisi membawa perubahan

besar dalam berkomunikasi.

Audio dan visual disajikan

melalui gelombang

elektromagnetis melewati ruang

dan waktu melebihi apa yang

mampu diperkirakan manusia.

Televisi juga mampu

menciptakan

“weltoffenleickheit” (publik

dunia) yaitu kejadian yang

terjadi di dunia luar dapat

dilihat di tempat lain melintasi

ruang dan waktu.

Di satu sisi kehadiran televisi

merupakan inovasi teknologi audio

visual yang berguna dalam proses

komunikasi. Tetapi di sisi lain media

masa termasuk televisi, dapat

menimbulkan dipersonalisasi dan

dehumanisasi manusia (Van den

Haag). Media masa menyajikan

bukan saja realitas tetapi karena

adanya pengaruh distorsi, media

masa juga bisa menipu manusia;

memberikan citra dunia yang keliru,

sebuah dunia semu.

Kesimpulan

Jika dibandingkan dengan media komunikasi yang lain, televisi mempunyai kelebihan visualisasi

dalam proses komunikasinya.

Keunggulan Televisi

Lewat televisi pemirsa dapat melihat visualisasi yang realis. Gerakan

pada ikon-ikon membawa intreprestasi ke arah kehidupan. Hal ini akan

sesuai dengan hakekat manusia yang selalu bergerak.

Dengan televisi pemirsa dapat melihat situasi atau memahami apa

yang diinformasikan meskipun terdapat perbedaan bahasa serta

budaya.

Informasi yang disampaiakan lewat televisi adalah

realitas yang sudah diseleksi (realitas tangan

kedua). Informasi pada televisi memungkinkan

pemilihan tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan

dan mengesampingkan tokoh yang lain. Sehingga

dengan informasi yang selektif tersebut, pemirsa

cenderung memperoleh informasi semat-mata

berdasarkan apa yang dilihat tanpa sempat

mengecek kebenaran informasi.

Televisi cenderung memberikan realita semu,

menghadirkan citra yang dibentuk berdasarkan

agenda seting yang disesuaikan bagi masyarakat

(Wright Mills). Akibatnya televisi tak jarang

melaporkan informasi citra dunia yang bias dan

stereotipe.

Terlepas dari konteks isi informasi, televisi sebagai

media audio visual, dikatakan sebagai

perpanjangan indera manusia dan dapat

menyajikan pengalaman buatan bagi manusia

(vicarious experience)

Film sebagai Karya Seni

Motion Picture atau yang lebih populer

sebagai film, pada dasarnya adalah

rangkaian gambar-gambar statis yang

tersusun secara berurutan dan diputar

pada kecepatan tertentu hingga

menampilkan ilusi pada mata sebagai

gambar yang bergerak.

Ikon visual dan audio pada film ataupun

video merupakan representasi dari

obyek, imitasi model, ataupun hasil

perancangan model yang belum pernah

ada sebelumnya.

Film merupakan hasil karya manusia

yang dibuat untuk tujuan tertentu atau

bisa digunakan untuk memuaskan

dirinya sendiri. Dengan demikian unsur

perancangan (desain) dan estetis

menjadi bagian yang penting dalam

pembuatan film. Disamping sebagai

karya desain, film dapat dilihat dari sudut

pandang seni, atau dengan kata lain film

bisa juga dikatakan sebagai karya seni

Sebagai karya seni, film merupakan

perpaduan seni yang kompleks.

Perancangan pada film merupakan

akumulasi dari pengorganisasian seni

yang membentuk citra seni tersendiri.

Unsur seni dalam film

Secara denotatif muatan-muatan seni dalam

film dapat ditunjukkan lewat :

Seni

Peran Seni

Pertunjukkan

Seni fotografi

Seni

Suara

Seni

Rupa

Seni

Musik

Media Statis dan Motion Picture

Perancangan informasi lewat

penggunaan media, tentulah harus

disesuaikan dengan karakteristik media

yang digunakan.

Sebagai gambaran adalah pada

perancangan promosi periklanan. Pada

periklanan terdapat model perancangan

yang berbeda jika dikaitkan dengan

kedua media tersebut.

Media Statis Media Gerak

Media statis selalu merujuk pada model

perancangan yang bersifat format

ukuran.

Prinsip-prinsip desain yang

diemplementasikan pada perancangan

statis lebih kental terlihat (visual) jika

dibandingkan dengan perancangan iklan

pada media bergerak.

Media bergerak atau film selalu merujuk

pada format waktu.

Pada film, kekuatan perancangan justru

terletak pada bagaimana informasi yang

dibuat dapat bercerita dan

mempengaruhi audience..

Kekuatan cerita yang

direkonstruksi pada

visualisasi

pengadeganan

Implementasi ide yang

disesuaikan dengan

durasi

Pembuatan naskah

cerita yang

memperhatikan struktur

cerita /plot

Faktor

Perancangan pada

Film

1950-an 1940-an 1920-an 1900-an

Pada tahun 1950

dibentuklah Perfini

(Perusahaan Film

Nasional). Perfini

merupakan perusahaan

film pertama milik pribumi.

Pada tahun 1926 dua

orang Belanda bernama

L. Heuveldorp dan

G.Kruger mendirikan

perusahaan film, Java

Film Coy dan

memproduksi film

berjudul Loetoeng

Kasarung (1926).

Pada akhir tahun 1941,

Jepang menguasai

Indonesia. Semua studio

film ditutup dan dijadikan

media propaganda

perang oleh Jepang.

Pada masa penjajahan

Belanda sekitar tahun

1900-an masyarakat kita

sudah mengenal adanya

film atau yang lebih

dikenal dengan “Gambar

Hidoep”.

Perkembangan Film Indonesia

2000-an 1990-an 1980-an 1960-an

Pasca reformasi dianggap

sebagai momentum awal

kebangkitan perfilman

nasional. Momen ini

ditandai oleh film musikal

anak-anak Petualangan

Serina (1999) karya Riri

Reza dan Mira Lesmana

Pada era 1980-an hingga

awal 1990-an film-film

yang paling populer masa

ini adalah film-film komedi

slapstick yang dibintangi

oleh grup lawak

legendaris

Pada masa ini perfilman

indonesia mati suri. FFI

dihentikan pada 1993

karena minimnya

produksi film.

Pada tahun 1960-an

dunia perfilman di

Indonesia pecah menjadi

dua blok, yakni golongan

Usmar (PARFI) dan

rekan-rekannya dengan

golongan kiri.

Perkembangan Film Indonesia

Modul Audio Visual 1 – Drs. Arief

Agung Suwasono, M.Sn.

http://montase.blogspot.com/2010/05/

sekilas-sejarah-film-indonesia.html

www.improvepresentation.com

Referensi

Proses Produksi Audio Visual &

Film Crew

Pada pembuatan film, karya yang dihasilkan lebih banyak merupakan hasil karya tim. Hal ini mengingat peralatan dalam proses

produksi menggunakan berbagai equipment yang saling

mendukung, seperti halnya kamera, lighting, properties,

editing, dan sebagainya, yang masing-masing peralatan tersebut

dioperasikan oleh beberapa personel yang mahir dalam bidang

tersebut.

Selain keterlibatan beberapa personel dalam pembuatan film, perancangan film itu sendiri terbagi menjadi

beberapa bagian kerja:

Pre Production

Production

Post Production

Pada paruh kerja pertama adalah keterlibatan tim untuk mengoptimalkan serta merampungkan konsep cerita yang kemudian di-breakdown dalam bentuk diagram perancangan untuk mempermudah proses perekaman (taping). Kerja awal pembuatan film (Pre production) lebih banyak menggodok dan mematangkan konsep meliputi muatan citra, cara mengemas, gaya dan cara menyampaiakan, serta hal-hal lain yang menjadi tujuan pembuatan film.

Pra produksi dapat dikatakan sebagai masa tersulit, selain membuat rumusan, memecahkan masalah serta penetapan-penetapan perancangan, kadangkala benturan kreatifitas terjadi karena keterbatasan-keterbatasan, pemenuhan selera pihak lain, serta cara pandang yang berbeda antar tim. Keberhasilan produksi film sangat ditentukan pada konsep yang telah dibuat. Pembuatan film tidak sekedar merepresentasikan sebuah naskah cerita, akan tetapi pengaruh atau makna yang terkandung di dalamnya merupakan bagian terpenting dari sekedar memvisualkan sesuatu ikon-ikon.

Paruh kerja kedua adalah proses perekaman (shooting). Masa produksi ini diisi dengan kegiatan pengambilan gambar sesuai dengan diagram serta jadwal shooting yang telah dibuat. Keterlibatan personel/crew sangat dominan dalam proses produksi ini. Mereka akan saling bekerjasama untuk mengambil gambar terbaik yang dibutuhkan sesuai naskah. Tak jarang pula pengembangan dalam pengambilan gambar terjadi dalam masa kerja ini. Kreatifitas pengambilan gambar justru sering muncul saat dihadapkan pada produksi yang sesungguhnya, - tidak imajiner seperti pada penuangan gagasan pada naskah dan diagram cerita.

Pada masa post production, merupakan proses terakhir pembuatan film dalam bentuk off air maupun on air. Masa kerja ini yang lebih banyak berperan adalah personel Editing. Meskipun demikian editing tidak sekedar memotong dan menyambung bagian-bagian shot dan disesuaikan dengan naskah cerita. Editing justru menjadi kekuatan utama bagaimana visualisasi film ‘bercerita’ dengan emphasing yang dibutuhkan; apakah ingin menciptakan suasana sedih, romantis, marah, sampai dengan situasi menegangkan.

Editing tidak bersifat visual, akan tetapi juga simultan dengan aspek audio yang bekerjasama

membentuk suasana pengadeganan tertentu. Faktor estetisasi karya juga dapat dilihat dari

kemampuan editor dalam membuat efek-efek (gymick) yang ada. Efek tidak sekedar permainan

simulasi optik, tetapi lebih jauh jika dikombinasikan dengan tepat justru menjadi daya tarik dan

kekuatan film.

“A motion picture is always a cooperative effort, a joint creative interaction of many artists and technicians working on diverse

elements, all of which contribute to the finished film”

Josseph M. Boggs, The Art of Wacthing Films, Cumming

Publishing Company, Inc, USA, 1978, p. 157

A film crew is a group of people hired by a production company for the purpose of producing a film or motion

picture.

Produser merupakan seseorang atau beberapa orang yang bertanggung jawab terhadap seluruh produksi film/video, baik dari awal (tahapan pra-produksi- produksi-sampai dengan pasca produksi) Segala bentuk perencanaan dan perancangan film adalah wilayah yang menjadi kewajiban produser untuk mengaturnya

Produser (Producer)

Predikat atau jabatan ini dipegang oleh satu atau sejumlah orang yang pada dasarnya bertugas sebagai inisiator

produksi sebuah film/video. Dengan demikian ia atau mereka yang duduk dalam posisi ini lazimnya adalah orang-

orang penting yang membiayai produksi film/video.

Intinya posisi ini adalah jabatan yang diberikan kepada orang-orang yang mempunyai kedudukan terhormat yang

tidak perlu mengurusi urusan-urusan operasional dalam proses produksi film/video yang membutuhkan keahlian

khusus dalam bidangnya.

Eksekutif Produser (Executive Producer)

Sutradara (Director)

Dalam pembuatan film/video, diperlukan orang yang cakap, terampil dan mempunyai kemampuan estetis yang kuat dalam menginterprestasikan sebuah naskah film/video. Kemampuan untuk menterjemahkan naskah film/video dalam bentuk visual inilah yang menjadi tanggung jawab seorang sutradara. Sutradara adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mengarahkan secara langsung aspek-aspek kreatif dalam produksi film baik untuk menampilkan adegan-adegan maupun instruksi tentang sudut pengambilan gambar

Desainer Produksi (Production Designer)

Desainer produksi adalah orang-orang yang bertugas membantu sutradara untuk

mengimplementasikan ide/gagasan sutradara dalam menterjemahkan suatu bentuk pengadeganan. Desainer

produksi bekerjasama dengan sutradara untuk membentuk dan merekonstruksi suasana, properti, seting dekorasi, tata

suara (direct sound, pre recording, dubbing, sound effect), wardrop, tata rias, dan segala bentuk perlengkapan yang

akan mewarnai dan menjadi atmosphere dari seluruh adegan dalam film/video.

Penata Fotografi (Director of Photography)

Disamping desainer produksi, sutradara dalam kerjanya juga dibantu dan bekerjasama dengan penata fotografi yang ikut memberikan gambaran bagaimana sudut pengambilan gambar, efek-efek visual yang nantinya akan dihasilkan, serta tata cahaya dan perlangkapan tata kamera yang dibutuhkan untuk memvisualkan suatu adegan. Penata fotografi ini juga bertugas untuk menentukan para personel yang bertugas sebagai pengambil gambar (camera-man), pengatur cahaya (lighting) dan visual efek, yang semuanya bekerjasama sesuai arahan dan keinginan sutradara dalam memproduksi film/video.

Editor

Editor adalah orang-orang yang bekerja pada tahapan pasca produksi. Dia bertugas dan bertanggung jawab untuk membangun sebuah karakter (mood, emphasing) dan kontinuitas sebuah film/video sesuai keinginan sutradara baik dalam merangkai adegan visual serta tata suaranya. Editor dalam mengerjakan editing tidak bekerja sendiri, melainkan tetap diarahkan atau bekerjasama dengan sutradara.

Ronny Gani

Ronny bertugas dalam menangani visual effects untuk membuat karakter animasi CGI dalam filmnya terlihat lebih

hidup. Hasilnya, sudah bisa kita lihat sendiri bagaimana dahsyatnya effects di film The Avengers dan Pacific Rim

tersebut.

Anak muda Indonesia yang satu ini adalah Associate Production Manager di Lucasfilm Animation. Star Wars The Clone Wars yang ditayangkan oleh Cartoon Network adalah salah satu serial animasi populer yang produksinya ditangani oleh Catharina ”Ellen” Dian. Ellen terlibat dalam produksi The Clone Wars season 4, 5, dan 6.

Catharina ”Ellen” Dian

Tex Saverio

Salah satu designer muda ternama Indonesia, Tex Saverio yang telah membuat gaun yang dikenakan Lady Gaga dan Kim Kardashian adalah orang yang merancang gaun untuk

Katniss Everdeen. Karakter utama dalam The Hunger Games yang diperankan oleh Jennifer Lawrence tersebut

akan mengenakan gaun karya Tex dalam film sekuelnya Catching Fire.

Andre Surya

Anak muda Indonesia kelahiran Jakarta ini adalah salah satu warga negara Indonesia yang namanya sudah terpampang di IMDB

sebagai digital artist dengan daftar panjang produksi film yang Ia kerjakan. Mulai dari Iron Man, Iron Man 2, Star Trek, Transformers:

Revenge of The Fallen, dan masih banyak lagi, adalah beberapa karya yang dikerjakan oleh Andre Surya.

Modul Audio Visual 1

Drs. Arief Agung Suwasono, M.Sn.

http://flagig.com/editors-pick/karya-4-anak-muda-indonesia-dalam-produksi-hollywood/

Referensi

Film Cerita Pendek (Short Films)

Sesuai dengan jenisnya maka film-film ini hanya mempunyai durasi yang pendek dan biasanya di

bawah 60 menit. Film-film ini biasanya dibuat untuk konsumsi layar kaca (televisi) dan tidak

untuk layar lebar.

Sepatu Baru (Aditya Ahmad-Makassar)

Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik

XXI Short Film Festival 2014

7 Deadly Kisses PT Kepompong Gendut

62nd Berlin International Film Festival

2012 Jerman

Save Water oleh Muhammad Zulqamar kompetisi video MyView H2O yang digelar Bank Pembangungan Asia (ADB) 2011.

Jenis film ini adalah film dokumenter akan tetapi lebih bersifat pada kepentingan suatu institusi atau perusahaan yang diproduksi sebagai bagian dari alat promosi. Film ini dibuat untuk menggambarkan suatu ‘keberadaan’ dari usaha, pekerjaan, aktivitas yang terdapat pada suatu institusi atau perusahaan, yang dapat digunakan sebagai media presentasi maupun publisitas sekaligus promosi yang diarahkan untuk meningkatkan citra atau image perusahaan/institusi.

Film Iklan (TV Commercial Films)

Film ini mempunyai durasi sangat singkat dan tidak lebih dari 5 menit. Dari seluruh proses pembuatan film, jenis film ini adalah yang ‘terberat’ meskipun hanya berdurasi sangat singkat.(biasanya antara 15 detik sampai 1 menit). Pengertian ‘terberat’ di sini tidak menunjuk pada kompleksitas teknis dalam produksi, akan tetapi dikonotasikan pada ‘tanggung jawab’ pembuat film/film iklan kepada klien terhadap kepentingan-kepentingannya. Film iklan adalah film yang dibuat untuk ‘menjual’ atau mempromosikan suatu komoditi atau propaganda yang meninginkan adanya feed back terhadap informasi yang disampaikan, baik membeli, menggunakan, atau mengikuti saran dan pesan yang disampaikan.

Program Televisi ( TV Programme)

Secara umum program televisi terbagi menjadi dua jenis, yakni cerita dan non-cerita. Jenis cerita terdiri menjadi dua bagian yaitu fiksi dan non-fiksi. Cerita fiksi menitikberatkan pada film-film pendek atau film series, sedangkan film non-fiksi lebih banyak mengeksploitasi tentang program pendidikan, profil suatu tokoh, budayawan, atau dokumentasi pariwisata daerah tertentu. Sedangkan film non-cerita terdiri dari program-program TV kuiz, talk show, variety show, maupun liputan berita.

Video Klip (Music Video)

Video klip pada dasarnya adalah sarana promosi

bagi para produser musik untuk memasarkan

produknya lewat medium televisi, yang

dipopulerkan oleh MTV pada tahun 1981. Video

klip merupakan karya film yang sangat berbeda

dengan jenis-jenis film yang lain. Video klip

adalah film yang mengutamakan kualitas teknik

pengambilan gambar dan suara dalam tiap

adegannya. Khusus untuk jenis film atau video

ini, perancangnya terkadang tidak mementingkan

adanya konsep cerita untuk menuangkan

imajinasinya untuk memvisualisasikan sebuah

video musik.

Iklan Layanan Masyarakat

Film ini hampir sama durasi tayangnya dengan TVC, hanya saja tujuan dari pembuatan film ini tidak bersifat komersial, melainkan sosial, yakni lebih banyak untuk mengajak audiens mengikuti saran atau pesan yang disampaikan oleh suatu institusi atau organisasi tertentu. Film ini lebih bersifat himbauan atau ajakan sosial untuk kebaikan bersama.

Film Dokumenter (Documentary Films)

Film dokumenter pada dasarnya adalah ‘realita’ sebagai lawan dari ‘fictional events’ yang tidak didasarkan pada suatu kenyataan. Membuat film dokumenter tidak selalu diartikan membuat film dengan visualisasi yang benar-benar terjadi saat itu, akan tetapi suatu film yang didasarkan pada kenyataan atau keyakinan bahwa peristiwa atau situasi tersebut sungguh-sungguh terjadi atau ada.

Modul Audio Visual 1

Drs. Arief Agung Suwasono, M.Sn.

Referensi

top related