tatalaksana dan pencegahan infeksi saluran napas
Post on 14-Feb-2015
19 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tatalaksana dan Pencegahan Infeksi Saluran Napas
oleh Yunus Kuntawi Aji, 0806451574
Infeksi Saluran Napas Atas
Antibiotik tidak memiliki peran dalam pengobatan infeksi saluran napas atas
nonspesifik sederhana. Dengan tidak adanya bukti klinis infeksi bakteri, pengobatan
dilakukan berdasarkan gejala yang ada dengan penggunaan dekongestan dan obat
antiinflamasi nonsteroid. Terapi lain yang ditujukan untuk gejala yang spesifik sering kali
berguna, seperti dextromethrophan untuk batuk dan lozenges dengan anestesi topikal untuk
sakit tenggorokan.
Infeksi saluran napas atas dapat menyebar dengan mudah di dalam suatu keluarga.
Setiap orang yang bersentuhan dengan orang yang sakit berisiko mengalami infeksi. Anggota
keluarga harus melaksanakan rekomendasi berikut:
Sedapat mungkin batasi kontak dengan orang yang sakit.
Ruang bersama (toilet, dapur, dan kamar mandi) harus berventilasi baik (misalnya
ventilasi alami dengan selalu membuka jendela).
Pembersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penularan tak langsung,
terutama di ruang bersama.
Bila perawatan jarak dekat harus dilakukan kepada orang yang sakit, orang yang sakit
tersebut harus menutup mulut/hidungnya dengan tangan atau benda lain (misalnya tisu,
saputangan, masker linen, atau masker bedah). Bila tersedia, keluarga yang merawat
juga harus mengenakan masker bedah atau alat pelindung terbaik yang ada untuk
mencegah droplet pernapasan saat berdekatan dengan orang yang sakit.
Benda yang digunakan untuk menutup mulut/hidung harus dibersihkan atau dibuang ke
tempat yang aman.
Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh. Bila kontak terjadi, bersihkan tangan
segera setelah kontak.
Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
atau antiseptik berbasis alkohol.
Orang yang lebih berisiko mengalami penyakit berat tidak boleh merawat orang yang
sakit atau berdekatan dengan orang yang sakit tersebut.
1
Kemungkinan pajanan terhadap orang sakit atau benda terkontaminasi lainnya harus
dihindari, misalnya menggunakan secara bersama-sama sikat gigi, rokok, perlengkapan
makan, minuman, handuk, lap pembersih badan, atau linen tempat tidur.
Rekomendasi kesehatan masyarakat yang diberlakukan pada saat itu harus diikuti bila
salah satu anggota keluarga memperlihatkan gejala infeksi saluran napas atas yang
meliputi demam, batuk, nyeri tenggorok, dan sesak napas.
Orang yang merawat anggota keluarga yang menderita infeksi saluran napas atas yang
dapat menimbulkan kekhawatiran harus membatasi kontak mereka dengan orang lain
dan harus mengikuti kebijakan nasional/lokal mengenai rekomendasi karantina di
rumah.
Infeksi Saluran Napas Bawah
Pada prinsipnya terapi utama pneumonia adalah pemberian antibiotik tertentu terhadap
kuman tertentu pada suatu tipe dari infeksi saluran napas bawah, baik pneumonia ataupun
bentuk lain. Antibiotik ini dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebab
tersebut.
2
Faktor-faktor yang dipertimbangkan pada pemilihan antibiotik:
Faktor pasien
Merupakan urgensi/cara pemberian obat berdasarkan tingkat berat sakit infeksi saluran
napas bawah dan keadaan umum/kesadaran, mekanisme imunologis, usia, defisiensi
genetik/organ, kehamilan, dan alergi.
Faktor antibiotik
Penting dipahami berbagai aspek tentang antibiotik untuk efisiensi pemakaian
antibiotik. Secara praktis dipilih antibiotik yang ampuh dan secara empirik telah
terbukti merupakan obat pilihan utama dalam mengatasi kuman penyebab yang paling
mungkin pada pneumonia atau bentuk lain infeksi saluran napas bawah berdasarkan
data antibiogram mikrobiologi dalam 6-12 bulan terakhir.
Faktor farmakologis
Farmakokinetik antibiotik mempertimbangkan proses bakterisidal dengan kadar hambat
minimal yang sama dengan kadar bakterisidal minimal dan bakteriostatik dengan kadar
bakterisidal minimal yang jauh lebih tinggi daripada kadar hambat minimal.
Farmakodinamik menilai kemampuan antibiotik untuk melakukan penetrasi ke lokasi
infeksi di jaringan dan keampuhannya hingga obat ini ampuh untuk dipakai terhadap
patogen penyebab.
Pilihan antibiotik dapat berupa:
Antibiotik tunggal: dipilih yang paling cocok diberikan pada pasien yang awalnya sehat
dan gambaran klinisnya sugestif disebabkan oleh tipe kuman tertentu yang sensitif.
Kombinasi antibiotik: diberikan dengan maksud untuk mencakup spektrum kuman-
kuman yang dicurigai, untuk meningkatkan aktivitas spektrum, dan pada infeksi jamak.
Bila belum ada respons yang baik dalam 72 jam (terjadi pada 10% pasien), lakukan
evaluasi terhadap adanya kemungkinan patogen yang resisten, komplikasi atau penyakitnya
bukan pneumonia. Reevaluasi ditujukan kepada faktor predisposisi dari terjadinya infeksi.
Pencegahan dianjurkan dengan pemberian vaksinasi influenza dan pneumokokus pada
orang dengan risiko tinggi, dengan gangguan imunologis, penyakit berat termasuk penyakit
paru kronik, hari, ginjal, dan jantung. Di samping itu, vaksinasi juga perlu diberikan untuk
penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penyakit kronik dan usia di atas 65 tahun.
3
_____________
1. Rubin MA, Gonzales R, Sande MA. Harrison’s Principles of Internal Medicine: Pharyngitis,
Sinusitis, Otitis, and Other Upper Respiratory Tract Infections. 17 th Ed. Vol 1. USA: McGraw-
Hill; 2008. p. 205.
2. WHO. Infection Prevention and Control of Epidemic-and Pandemic-Prone Acute Respiratory
Diseases In Health Care. WHO Interim Guidelines. Jenewa: WHO; June 2007. p. 84.
3. Dahlan Z. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Pneumonia. Jilid 3. 5th Ed. Jakarta:
InternaPublishing; 2009. p. 2201-3, 2205.
4
top related