studi banjir kota padang
Post on 13-Apr-2016
137 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I f ",'.... t
/-r.-. ""
PEMERTNTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
Laporan Akhir Seminar
KAJIAN STRATEGI PENANGGUI-ANGAN BANJIRDI KOTA PADANG
Oleh:TIM 8ALITEANG
Prof. Dr. Isrll 8crd, SU (Koordinabr Penulls)Or. Ir. Agusll Taher, MS (Anggota Penulls)
Wilson, S.Sos (Anggota Penulls)
BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PADANG2004
Kerangka AcuanPemecahan Masalah Aktual
KA,|IAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIR DI KOTA PAOANG
A. Latar B€lakang
1 Dewasa rnl Perkembangan Pembangunan di Kota Padang semakln pesat
dilakukan khususnya pembangunan dlbldang InfrastruKtur dan
pemukrman/perumahan yang berdampak kepada penlbahan fungsr lahan
Namun muncul pertanyaan apakah pembangunan tersebut sudah
berlalan sesual dengan konsep perencanaan yang telah di buat dan
mengacu kepada rencana tataruang yang telah dlsusun dan drsepaKalr
bersama dengan memperhatakan konsep pembangunan berkelanjutan
2. T erpdrnya perubahan fungsi lahan daerah resapan menJadi daerah
pemuKtman oaru aklbat perkembangan pembangunan yang trdak
mengacu kepada konsep perencanaan diatas akan berdampak kepada
kerusakan lingkungan. Untuk itu Pemda dalam mengeluarkan IMB harus
diikuti dengan acuan yang terkait dengan tata lingkungan (daerah
resapan, drainase, pembuatan sumur bor' pembuangan limbah rumah
tangga dll) agar tidak terladi kerusakan lingkungan yang lebrh serrus
seperti halnya ban jir
3KotaPadangsebagaiIbuKotaProprnsrSumbarmerupakandaerahrawan
terhadap banlir. dimana hamprr seluruh wilayah Kecamatan di Kota
Padang terdapat kawasan-kawasan yang rentan terhadap banJrr dan
menyadi drlema panlang serta tantangan bagr Pemda dan masyarakat
Kola Padang yang sampai saat rnt belum brsa dratasr secara optlmal
4 Kesulrtan rnr tidak hanya terladl drwaktu musrm hulan akan tetapt luga
terladj hujan dimusrm kemarau. bahkan kalau krta membaca dan melrhat
di media cetak dan elektronrk brla ierladi hr-.rjan t harr maka banyak
B.
)
kawasan kota yang di genangi oleh air seperti daerah p€mukiman' lalan'
pasar, p€rkantoran dan laan s€bagalnya'
gerdasarkan peffnasatanan diatas. maka sudah saatnya pemda Kota
Padang melakukan langkah-langkah kongnt dan sterategik dalam rangka
penanggulangan banlir dengan melibatkan dinas/instansl terkart dan
masyaraKat.
Tuiuan
Menganalisrs daerah resapan atr Yang terdapat dr cekungan Padang
disepanlang daerah alrran sungar dan drenase Kota Padang
Mendapatkan rnformasr tentang permasalahan penanggulangan banJrr
serta daeran dan Kawasan yang rawan terhadap banjir di Kota Padang'
fvlemformulasrkan strategr operasional penanggulangan bencana banjir dt
Kota Padang dengan melibatkan dinas/instansi terkait dan masyaraKat'
Menyiapkan produk hukum pendidnan bangunan baru yang terkalt
dengan perubahan tata lingkungan
Menganalisis model TTG (Teknologi Tepat Guna) yang dibutuhkan untuk
penanggulangan banlir di Kota Padang
Ruang LingkuP
Deks study dan penelatian lapang yang difokuskan kepada kompilasr dan
analisis data dan informast tentang permasalahan dalam rangka
memformulasikan strategi operasional penaggulangan banJlr di Kota
Padang yang lebih efektif dan mampu menJaga kelestarran lingkungan
melalut srnergltas program dlnas/instansr. yang luga dr perkaya dengan
pemrkrran r'tara sumber yang memahamt tentang pengelolaan
sumDerdava atr
Lua ra n
Indentifikasr daerah dan kawasan yang berpotensr sebagal lokasj rawan
banlir, rumusan strategi dan kebijakan penanggulangan banJIr pada
q
a
o.
tingkat op€rasional dengan dukungan TTG yang lebih ac,aptif dan ramah
lingkungan se(a penyrapan produk hukum p€ndinan bangunan yang
terfiart dengan perubahan tatalingkungan.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATEM BARAT
Proposal Makalah
K,AJIAN STRATEGI PENANGGU I-ANGAN BANJIRDI KOTA PADANG
Oleh :
ISRIL BERD
BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN OAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PADANG2004
KAJIAN STRATEGIS PENANGGUI.ANGAN BANJTR
OI KOTA PADANG
Olsh : lsril Berd
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota-kota di Indonesta pada umumnya berkembang secara Latssezfaire. tanpa dilandasi perencanaan kota yang menyeluruh dan terpadu.Kecuali pada kota-kota baru yang memang direncanakan sejak awalsep€rli Tanjung Pura atau Tembaga pura sehingga mampu menghadapip€rtumbuhan p€nduduk dan pembangunan kota yang pesat pula.
Oleh karena itu bukanlah suatu pemandangan yang aneh bilakota-kota besar di Indonesia menamprlkan walah ganda. Di satu sisiterlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalamwuiud arsitektur moderen disepanjang tepi lalan utama kota. Di baliksemua kemegahan tersebut terlihat men.jamurnya lingkungan kumuhdengan sarana dan prasarana yang tidak mencukupr pula.
Sungai yang semula mengatir lemrh dan mengemban tinggisebagai salah satu sumber kehidupan penduduk, tidak tagi dapatmelanjutkan fungsinya karena kadar pencemarannya sudah melampauiambang batas. Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyaktersedia. beralih fungsi bangunan yang makin memperpadat ruano kota.
Eegitu Juga halnya dengan Kota padang, brla dilihat dari perjalanansejarah pan.jang Kota Padang seJak tahun j 669 hingga keberadaannyasampai saat inr, menunjukkan bahwa Kota padang merupakan suatuentity dan komunitas yang menggambarkan sejarah dan perkembangansebuah kota pesisrr dengan djnamrka masyarakatnya yang kemudjan
tumbuh dan berkembang menJadi kota Jasa. perdagangan dan industri. Oi
zaman kemerdekaan sampai dekade tahun 1990-an kota padang
diperhrlungkan sebagaa salah satu kola utama di Pulau Sumalera,
khususnya di bag|an BarauTengah. Namun dalam beberapa tahun
terkahrr, khususnya selak diberlakukannya undang-undang otonoml
daerah dan semakrn meningkatnya pengaruh globalisasr perkembangan
kota-kota di Pulau Sumatera semakan meninqkat.
Perkembangan dan p€rubahan Kota padang dipengaruhr otehperkembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan sosial ekonomiyang berlangsung. Hal ini mempengaruht pergeseran penggunaan lahanyang kurang produktif menjadi peruntukkan yang tebih produktif.
Pergeseran penggunaan lahan tersebut secara mudah akan dapat terlihatdan tumbuh dan berkembangnya bangun an-ban gunan baru untukmenampung kegtatan-kegialan permukiman, perdagangan, jasa maupunln0 ustrl
Berangkat dari gambaran dinamika kota tersebut makaberkembangnya berbagai kegiatan fasilitas pemukiman disepanjang jalan
arten dan kolektor menun.lukkan adany a perkembangan kota yang belumsesuai dengan konsep lingkungan permukiman yang semulamengharapkan fasilitas permukiman berkejompok di pusat-pusat
permukiman sehingga dapat diperoleh efektifitas pemanfaatan lahan danfasilitas kota yang optimal. Di tain pihak perkembangan real estate,Kawasan permukiman serla kegiatan-kegiata n perdagangan dan jasa
dalam bentuk hot-spot - hot-spot secara iidak terarah mengindikasrkan
belum efektifnya pengelolaan pemanfaatan 'ahan
sebagaimana telah dl
buat dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota sebelumnya.
Bila diperhatikan bahwa perkembangan fungs, kota tetahmembenkan implikasi luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota.Penambahan .jaringan prasarana transportasi dan pgn3rng3han sarana
pelayanan sosial, ekonomi dan budaya telah mengubah pota dan strukturtata ruang Kota Padang dari waktu ke waktu.
lmplikasi tersebut juga berpengaruh banyak terhadap peluang
banjir yang juga diperparah oleh berbagai hktor alam lainnya sepertisunga,, laut dan drainase. Sedangkan faktor manusia lebih kepadakedisiplinan warga kota menjaga lingkungannya.
Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungaimenampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangandi dataran banjir, selain dari itu juga terjadi akibat hujan setempat di managenangan teriadi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketigabentuk potensi banjir tersebut dapat saia terjadi secara bersamaan atausecara terpisah di masing-masing wilayah ban.lir.
Penanganan banjir di Kota padang sudah dimulai secara seriussejak tahun 1918 yang ditandai dengan membangun berbagai saranapengendalian banjir seperti banjir kanal dan pintu-pintu air membagikelebihan volume air untuk mengantisipasi banjir meranda kawasan pasarMudik, Palinggam dan Seberang padang. Upaya tersebut dilakukanhampir 100 tahun yang lalu. Sekarang Kota padang bertambah luasmenJadi 694,96 Km2dan 486,209 km2 merupakan wilayah berbukitmerupakan hulu-hulu DAS serta terdapat 5 aliran sungai besar dan 16afiran surai kecil, curah hujan yang tinggi yaitu 4.598 mm/tah un e0O2\dan banyak daerah Iandai dan cekungan di daerah dekat pantai yangnyaris lebih rendah dari anrs permukaan laut sena terladi pulapertumbuhan yang men.iamur dan kawasan permukiman, sekolah,perdagangan, perindustrian dan penambahan infrastruKtur lainnya yangmakin memperparah terhadap ancaman banjir di berbagai kawasanPadang Selatan, Lubuk Begatung, Kuranji, Koto Tangah, Nanggato,Padang utara dan Bungus Teluk Kabung terutama di daerah dekat oantaidiper parah dengan ancaman air pasang luat di muara sunqa,.
Upaya pengendalian banjir tersebut sampai saat ini masih
dilakukan yaitu penanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang AirDingin, Batang Kuranji, Batang Belimbing dan Batang Laras sepanjang
21.1 1 km serta rehabilitasi drainase purus, Ulak Karang sepan jang 9,22
km dan normalisasn Banjir Kanal sepanjang 6,4 km (tahun 2001). Namun
banjir dengan berbagai skala selalu saja hamprr setiap tahun mencekam
Kota Padang.
Oleh karena itu sebagai kota yang mengemban banyak fungsi,
selain sebagai pusat aktiftas sosial ekonomi dan sosial budaya, Kota
Padang merupakan lbukota propinsi Sumatera Barat dan menjadiorientasi perkembangan bagi wilayah lainnya di propinsi Sumatera Barat.
Selain itu Kota Padang menjadi pusat koleksi{istribusi yang mempunyaiakses keluar Propinsi Sumatera Barat, baik akses yang ditunjang olehtransportasi darat maupun transportasi laut dan udara.
Bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan dalamkebijakan pembangunan dan meluasnya pengaruh globalisasi dalamberbagai bidang kehidupan, maka pengembangan Kota padang ke depanharus dapat mengakomodasi dan menampung tuntutan dankebutuhannya sebagai sebuah kita yang mengarah menjadi KawasanPerkotaan Metropolitan dengan penduduk tebih dari 1 juta jiwa.
Selanjutnya dapat Juga disimak secara keseluruhan maksudPenyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (Rf RW Kota padang 2004_2013 dapat dimengerti sebaga, suatu sikap kepedulian terhadappembangunan kota yang berwawasan lingkungan sebagai berikut.
a. Penjabaran dan Rencana Tata Ruang \Mlayah (RTR\AD propinsi
Sumatera Barat.
b. Pedoman dalam .
. Perumusan kebtjaksanaan pokok pemanfaatan ruang kota.
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimoanganperkembangan antar wilayah kota serta keserasian antarsektor
Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan olehPemerintah dan atau masyaraKat.
Penyusunan rencana detajl/rinci tata ruang kota.
Pelaksanaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagiKegtatan pembangunan.
' Menjadi dasar untuk penerbitan penzinan tokasipem banguna n.
Program konkrit dan strategik di atas adalahmemantapkan ta|a ruang yang berwawasan lingkunganuntuk menanggulangi banjir secara totalitas dan simuhan.
dalam rangka
dan sekaligus
Berangkat dari
maka dalam diskusipemikiran yang lebih
perumusan kebijakan
Padang.
latar belakang dan kerangka pemikiran di atas,aktual ini, diharapkan diperoleh informasi dannyata untuk dapat melakukan opsi terhadap
yang tepat untuk pengendalian ban;ir di Kota
B. Tujuan
Tujuan dari diskusi aktual tentang kajian stiategr penanggulanganbanjir di Kota padang ini antara larn untuk .
1. Menganalists daerah resapan air yang terdapat dicekunganPadang, disepanjang daerah ariran sungai dan drainase Kotapadang.
2. Mendapatkan jnformasi tentang permasalahan penanggulanganbanjir, serta daerah dan kawasan yang rawan terhadao baniir diKota Padano.
Memformulasikan strEltegi operasional penanggulangan
bencana banjir di Kota Padang dengan melibatkan
dinas/instansi terkait dan masyarakat.
Menyiapkan produk hukum pendirian bangunan baru yang
terkait dengan perubahan tata lingkungan.
Menganalisis model TTG (Teknologi Tepat Guna) yang
dibutuhkan untuk penanggulangan banjir di Kota Padang.
C. Ruang Lingkup
Desk study dan penelitian Iapangan yang difokuskan kepadaimplikasi dan analisis data dan informasi tentang permasalahan dalamrangka memformulasikan strategi operasional penanggulangan banjir diKota Padang yang lebih efektif dan mampu menjaga ketestarian
lingkungan melalui sinergitas program dinas,/instansi, yang juga diperkayadengan pemikiran nara sumber yang memahami tentang pengelolaan
sumber daya air.
D. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam kajian drskusi aktual adalahmetoda desk study, melalui telaahan tentang tara ruang kota, sumberdaya air, daerah aliran sungai, banjir, daerah resapan upaya pengendalian
banjir dan lain-lain, baik berupa data spatial-non spatial, hasil penelitian,informasi dan dokumen-dokumen yang dihimpun dari berbagai dinas,instansi, perguruan tinggi, mass media cetak dan elektronik yang adakaitannya dengan topik diskusi aktual ini, diantaranya dari
1. Dinas Klmpraswil propinsi Sumatera Barat dan Kota padang.
2. Dinas Sumber Daya Air propinsi dan Kodya padang.
3. Ealai Pengelolaan Sumber Daya Air Sumatera Barat.4. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Agam Kuantan.5. Dinas Pertambangan dan Energi propinsi Sumatera garat dan
Kodya Padang.
4.
6. BAPEDALDA Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.
7. BAPPEDA Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.
8. OIPERTA Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.
9. DISBUN Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.
10 DISHUT Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.
1 1. BMG Sicincin propinsr Sumatera Barat.
12 BPS Proprnsi Sumatera Barat.
Semua data dan informasi yang diperoleh dikomplikasi dan dikajiuntuk memperoleh gambaran tentang banjir dan penanggulangan banjirdan kemudian disusunlah program dan strategi menanggulangi banjir diKota Padang.
E. Luaran
ldentifikasi daerah dan kawasan yang berpotensi sebagai lokasirawan banjir, rumusan strategi dan kebijakan penanggulangan banjir padatingkat operasional dengan dukungan TTG yang lebih adaptif dan ramahlingkungan serta penyiapan produk hukum pendirian bangunan yangterkait dengan perubahan tata lingkungan.
F. Outline Penulisan
Penulisan makalah ini berupa kajian literatur dan bukan hasilpenelitian yang sesungguhnya. Oleh karena ilu makalah yang akandisusun lebah mirip berupa skripsi dengan ou ine sebagar berjkut.
I. PENDAHULUAN
II. RUANG LINGKUP PERMASALAHAN
III. PERKEMBANGAN KOTA, BANJIR DAN DILEfuIANYA
A. Daerah Aliran Sungai dan Karakteristiknya
B. Pola Perkembangan dan pusat pelayanan
C. Lokasi Banjir dan Kebutuhan Drainase
D. Pengaruh Huta terhadap pengendalian ganjir
IV. STRATEGI DAN PROGMM PENANGGULANGAN BANJIR DtKOTA PADANG
V. KESIMPUI.AN
E. Daftar Pustaka
Bapppeda Propinsi Sumatera Barat, (2003), Kota padang OatamAngka, Kodya padang.
Diperta, (2003), Laporan Tahunan, padang.
DPSDA Propinsi Sumalera Barat, (2000), Neraca Air _ SWSSumatera Barat.
Eko. B dan Sudanti, (1993), Kota Berwawasan Lingkungan, penerbit
Alumni, Bandung.
Otto. S, (1992), lndonesia dalam Kancah lsu Lingkungan Global,Penerbit Gramedia pustaka Utama, Jakarta.
Pemda Kodya Padang, (2004), Rencana Tata Ruang _ Witayah KotaPadang Tahun 2004 _ 20.t3.
Tijoyuwono. N, (1999), Tanah dan Lingkungan, Dirjen Dikti_DifetPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Krisnawati. S, (1995), Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika,Ter;emahan Tropical Forested Watersheds by Lawrence S.Ha milton.
Suyono dan Takeda, (1983), Hidrotogi untuk pertanian, pradnva
Paramitha, Jakarta.
Wisnu, A.W, (1995), Dampak pencemaran Lingkungan, Andi Offset.Yogyakarta.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATEM BARAT
MakalahKAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIR
DI KOTA PADANG
Oleh:ISRTT BERD
BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELTTIAN DAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PADANG2004
OAFTAR ISI
DAFTAR ISI
| : PENDAHULUAN ...................... 1
tl
III : PERKEMBANGAN KOTA. BANJIR DAN DILEMANYA.....,........ 1O
A. Karakteristik Oaerah Aliran Sungai....................................... 1 0
8. Pola Perkembangan Kota dan Pusat Pelayanan..................12
C. Lokasi Eanjir dan Kebutuhan Drainase ........, ....................... 17
D. Pengaruh Hutan terhadap Pengendalian Eanjir ................... 22
IV : STRATEGI DAN PROGRAM PENANGGULANGAN BANJIR
Dr KOTA PADANG........, ...........26
V : KES|MPULAN.....,....... .............29
DAFTAR PUSTAKA........ .......................30
KA'IAN STRATEGIS PEMNGGUI-ANGAN BAruIROI KOTA PAOANG
Oleh : Prof. Dr. lr. H. lsril Berd, SU.
I. PENDAHULUAN
Seyak dilaksanakannya Konperenst Intemasional mengenai Human
Enviroment di Stockholm, Swedia tahun '1972 dan Konperensi TingkatTinggi (KTD Bumi yang disetenggarakan di Rio Janeiro, Brazil tahun
1992, issue lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan telahmenjadi agenda yang tidak dapat ditunda-tunda pelaksanaannya danbahkan pengkajian secara komprehensif terhadap kesepakatan KTT Bumi
di Rio de Janeiro tersebut telah dilaksanakan dalam bentuk KTT Dunia
tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan salah satu aspek pentingyang dibicarakan adalah tentang kualitas sumberdaya air danpengelolaannya. (Wibisono. 2001, Chan. 2OO1).
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan
Sumber Oaya Alam (SDA) secara bijaksana, efisien dan memperhatikan
keberlangsungan pemanfaatannya baik untuk generasi masa kini maupunmendatang. (Chan. 2001).
Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan SDAbaik untuk kepeduan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya,
telah memaksa manusia untuk memanfaatkan SDA tersebut diluar
kemampuannya, tanpa memperhatikan tindakan konservasinya sehingga
telah menimbulkan degradasi atau kerusakan dari SDA vano terbatas
tersebut.
Kalau dilihat dan permasalahan pertumbuhan penduduk dalam
pembangunan yang makin meningkat sesuai dengan pertumbuhan
ekonomt sehingga telah menimbulkan proses alih fungsi lahan secara
cepat dan besar serta adakalanya tanpa memperhatikan aspek tata ruang'
konservasi tanah dan lingkungan, dampakdari pendayagunaan SDA pada
3uatu Daerah Aliran Sungai (DAS) secara intensif akhrr-akhrr rni
menunjukkan gejala degradasi tungsi lingkungan yang dapat mengganggu
kelngsungan hidup terutama bagl generasr mendatang Geiala degradaslt
fungsi tersebut, antara lain ditandai dengan fluktuasi debit air sungai yang
semakin talam, pendangkalan arus sungai' degradast dasar sungai'
pencemaran berskala berat di sungai, semakin berkurangnya kapasitas
tampung sumber air karena terdesak lingkungan permukiman dan
tumpukan limbah padat muatan sedimen. (Sjarief, 2001 ,;
Menurut Arsyad (1989) bahwa penurunan kualitas air dicerminkan
antaralainolehtidakterkendalinyabanjirpadamusimhujan,parahnyapolusi pada aliran-aliran sungai, dan yang menghasilkan sedimentasi Dii
lndonesia gambaran permasalahan ini telah terdapat banyak DAS yang
mengalami kerusakan. Sedangkan DAS kritis yang semula berlumlah 22
DAS pada tahun 1984, meniadi 39 DAS pada tahun 1992 dan meningkat
lagi menjadi 60 DAS kritis prioritas pertama pada tahun 1998
mengaklbatkan DAS hilang kemampuannya untuk menyimpan air di
musim hu1an, seperti halnya Sungai Cimanuk debit^sungalnya sangal
fluktuatif dimana pada musim hujan debitnya 600 m'/dt sedangkan di
musrm kemarau debitnya hanya 20 m'/dt. besaran dan frekuensi banlir
semakin mentngKat, sedimentasi dan pendangkalan di waduk sungai
(Sjarief, 2001)
Salah satu parameter yang dapat menunjukkan rusak dan tidaknya
suatu DAS adalah masalah erosi yang menghasilkan sedimen besar'
Sedimentasi yang akan terJadi dan yang dapat diprediksi dari hasil
sedimen pada suatu DAS, dan bila hal ini memang terjadi akan
monyBbPbkan banyak kerugian terhadap bangunan-bansuQfln flir ytnsada, 8€p€rti yang tetah teqadi p€clr brnounen Wrduk Wgnogiri atauvfeduk-vfPquk lainnya. Sejak dioperasiklnnya p6da tahun 1981 hinggakinr. Dafam periode yang singkat tersebut. weduxfth tiicrtg.+emlpendangkalan akibat sedimentasi yang besar. Dalam perencanaan awal
laju sedimentasi diperkirakan sebesar 2 mm/tahun dan denoan oerkiraanumurwaduk selama 100 tahun. (Arsyad, 1989).
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Direktorat penelitian
Masalah Air - DPMA (1982) dan pengukuran langsung di lapangan danperhitungan kehilangan tanah potensial karena erosi dengan metodeUniversal Soil Loss Equation (USLE) diperoleh hasil taju sedimentasisebesar 7,7 mmllahun pada Waduk Wonogiri.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa telah terladipeningkatan laju sedimentasi dari perkiraan perenc€lnaan awal.Selanjutnya tim peneliti Universitas Gajah l\rada (1984) menyatakan dari24 penampang lintang di lokasi Waduk Wonogiri telah ter.jadi
pengendapan sedimen, sehingga volume waduk berkurang sebesar3,15% per tahun.
Pengelolaan DAS merupakan upaya pengendalian hubungantimbal balik antara sumber daya alam hutan (vegetasi), tanah dan airdengan sumber daya manusia dan segala aktifitasnya untuk memperolehhasil yang optimal dan lestari tanpa menimbulkan dampak negatif sepertr
banjir, kekeringan, pencemaran air, erosi tanah dan gangguan terhadapekosistem lainnya (Engkah 1987 ; Wiersum 1979)
Eila diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota telahmemberikan implikasi luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota.
Penambahan .jaringan prasarana transportasi dan penamoanan sarana
pelayanan sosial, ekonomi dan budaya telah mengubah pola dan struktur
tata ruang Kota Padang dari waktu ka waktu.
lmplikasi tersebut Juga berpengaruh banyak terhadap p€luang
banlar yang juga diperparah oleh berbagai faktor alam lainnya seperti
3ungaa, laut dan dratnase. Sedangkan faktor manusia lebih kepada
kedisiplinan warga kota menjaga iingkungannya seperti membuang
sampah yang tidak pada tempatnya.
Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungar
menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan
di dataran banjir, selain dari itu.juga terjadi akibat hujan setempat di mana
genangan terjadi, serta akibat terjadinya air pasang dan laut. Ketiga
bentuk potensi banjir tersebut dapat saja terjadi secara bersamaan atau
seca€ terpisah di masing-masing wilayah baniir.
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi banjir dan
genangan air yaatu antara lain dengan meningkatkan fungsi saluran
drainase melalui normalisasi sungai dan saluran, rehabilitasi saluran,,
menambah jaringan saluran drainase. Namun demikian, genangan atau
banjir tersebut belum sepenuhnya dapat diatasi, terlebah lagi apabila
terjadi hujan lebat yang datangnya bersamaan dengan air pasang melaluii
muara 3ungat yang ada.
Untuk mengatasi masalah banjir dan genangan air ini di Kota
Padang perlu kalian yang Iebih dalam dan ditanggulangt secara
komorehensif dan holistik.
II. RUANG LINGKUP PERMASALAHAN
Kota-kota di Indonesia pada umumnya berkembang secara Laissez
faire, tanpa dilandasi perencanaan kota yang menyeluruh dan terpadu.
Kecuali pada kota-kota baru yang memang direncanakan se.iak awal
seperti TanJung Pura atau Tembaga Pura sehingga mampu menghadapii
pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang pesat pula.
Oleh karena itu bukanlah suatu pemandangan yang aneh bila
kota-kota besar di Indonesia menampilkan wajah ganda. Di satu sisii
terlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam
wujud arsitektur moderen disepanjang tepi jalan utama kota. Di balik
semua kemegahan tersebut terlihat menjamumya lingkungan kumuh
dengan sarana dan prasarana yang tidak mencukupi.
Sungai yang semula mengalir jemih dan mengemban tinggi
sebagai salah satu sumber kehidupan penduduk, tidak lagi dapat
melanjutkan fungsinya karena kadar pencemarannya sudah melampaui
ambang batas. Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyak
tersedia, beralih fungsi untuk bangunan yang makin memperpadat ruang
KOIA-
Begitu juga halnya dengan Kota Padang, bila dilihat dari perjalanan
sejarah panjang Kota Padang sejak tahun 1669 hingga keberadaannya
sampai saat ini, menunjukkan bahwa Kota Padang merupakan suatu
entity dan komunitas yang menggambarkan sejarah dan perkembangan
sebuah kota pesisir dengan dinamika masyaEkatnya yang kemudian
tumbuh dan berkembang menjadi kotajasa, perdagangan dan industri. Dii
zaman kemerdekaan sampai dekade tahun 1990-an kota Padang
diperhitungkan sebagai salah satu kota utama di Pulau Sumatera,
khususnya di bagian BarayTengah. Namun dalam beberapa tahun
terkahir, khususnya se.jak diberlakukannya undang-undang otonomri
daerah dan semakin meningkatnya pengaruh globalisasi perkembangan
kota-kota di Pulau Sumatera semakin meningkat.
Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh
perkembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan sosial ekonomi
yang berlangsung. Hal ini mempengaruhi pergeseran penggunaan lahan
yang kurang produktif menyadi peruntukkan yang lebrh produktif.
Pergeseran penggunaan lahan tersebut secara mudah akan dapat terlihat
dari tumbuh dan berkembangnya bangunan-bangunan baru untuk
menampung kegiatan-kegiatan permukiman, perdagangan, lasa maupun
industri
Berangkat dari gambaran dinamika kola tersebut, dengan
berkembangnya berbagai kegiatan fasilitas pemukiman disepanjang jalan
arteri dan kolektor menuniukkan adanya perkembangan kota yang belum
sesuai dengan konsep lingkungan permukiman yang semula
mengharapkan liasilitas permukiman berkelompok di pusat-pusat
permukiman sehingga dapat diperoleh efektifitas pemanfaatan lahan dan
fasilitas kota yang optimal. Di lain pihak perkembangan real estate,
kawasan permukiman serta kegiatan-kegiatan perdagangan dan Jasa
dalam bentuk holspot - hot-spot secara tidak terarah mengindikasikan
belum efektifnya pengelolaan pemanfaatan lahan sebagaimana telah di
buat dalam Rencana Umum Tata Ruano Kota sebelumnva.
Ban.lir adalah merupakan wulud dari kelebihan kemampuan sungai
menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan
di dataran banjir, selain dari itu juga terjadi akibat hujan setempat di mana
genangan terjadi, serta akjbat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga
bentuk potensi banjir tersebut dapat saja terjada secara bersamaan atau
sec€ra terpisah di masing-masing wilayah banjir.
Eila diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota telahmemb€rikan imptikasi luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota.Penambahan jaringan pr:lsarana transportasi dan penambahan saranap€layanan sosial, ekonomi dan budaya telah mengubah pola dan strukturlata ruang Kota Padang dari waktu ke waktu.
lmplikasi tersebut juga berpengaruh banyak terhadap peluang
banjir yang juga diperparah oleh berbagai faktor alam lainnya sepertisungai, Iaut dan drainase. Sedangkan faktor manusia lebih kepadakedisiplinan warga kota menjaga lingkungannya.
Penanganan banjir di Kota padang sudah dimutat secara senussejak tahun 1918 yang ditandai dengan membangun berbagai saranapengendalian banjir seperti banjir kanal dan pintu-pintu air membagikelebihan volume air untuk mengantisipasi banjir melanda kawasan pasar
Mudik, Palinggam dan Seberang padang. Upaya tersebut dilakukanhampir 100 tahun yang lalu. Sekarang Kota padang bertambah luasmenladi 694,96 Kmz dan 486,209 km2 merupakan wilayah berbukitmerupakan hulu-hulu DAS serta terdapat 5 aliran sungai besar dan 16
afiran sungai kecil, curah hujan yang tinggi yaitu 4.598 mm/tahu n (2002\dan banyak daecah landai dan cekungan di daerah dekat pantai yangnyaris lebih rendah dari arus permukaan laut serta terjadi pulapertumbuhan yang menlamur dari kawasan permukiman, sekolah,perdagangan, perindustrian dan penambahan infrastruktur lainnya yangmaktn memperparah terhadap ancaman banjir di berbagai kawasanPadang Selatan, Lubuk Begalung, Kuranji, Koto Tangah, Nanggato,Padang Utara dan Bungus Teluk Kabung terutama di daerah dekat pantaidrperparah dengan ancaman atr pasang laut dt muara sungai danterakumulasi di wilayah black swamp.
Upaya pengendalian banjir tersebut sampai saat jni masihdilakukan yaitu penanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang Air
Dingin, Batang Kuran.ii, Eatang Belimbang dan Eatang LaEs sepaniang
21 ,1 1 km serta rehabilitasi drainase Purus, Ulak Karang sepanjang 8,22
km dan normalisasi Banjir l(anal sepanjang 6,8 km (tahun 2001). Namun
banJir dengan berbagai skala selalu sala hampir setiap tahun mencekam
manjadi langganan tetap Kota Padang.
Oleh karena itu sebagai kota yang mengemban banyak fungsi,
selain sebagai pusat aktifitas sosial ekonomi dan sosial budaya, Kota
Padang merupakan lbukota Propinsi Sumatera Barat dan menjadi
onentasi perkembangan bagi wilayah lainnya di Propinsi Sumatera 8arat.
Selain itu Kota Padang menjadi pusat koleksi{istribusi yang mempunyai
akses keluar Propinsi Sumatera Barat, baik akses yang ditunjang oleh
transportasa darat maupun transportasi laut dan udara.
Bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan dalam
kebijakan pembangunan dan meluasnya pengaruh globalisasi dalam
berbagai bidang kehidupan, maka pengembangan Kota Padang ke depan
harus dapat mengakomodasi dan menampung tuntutan dan
kebutuhannya sebagai sebuah kota yang mengarah menjadi Kawasan
Perkotaan Metropolitan dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.
Selanjutnya dapat juga disimak secara keseluruhan maksud
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang 2004-
2013 dapat dimengerti sebagai suatu sikap kepedulian terhadap
pembangunan kota yang berwawasan lingkungan sebagai berikut .
a. Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi
Sumatera 8arat.
b. Pedoman dalam :
. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang kota.
. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkembangan antar wilayah kota serta keserasian antar
sektor.
. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh
Pemerintah dan atau masyarakat.
. Penyusunan rencana detail/rinci tata ruang kota.
. Pelaksanaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagi
kegiatan pembangunan.
. Menjadi dasar untuk penerbitan penzinan lokasi
pemoangunan.
Program konkrit dan strategik di atas adalah dalam rangka
memantapkan tata ruang yang berwawasan lingkungan dan sekaligus
untuk menanggulangi banjir secara totalitas dan simultan.
Berangkat dari latar belakang dan kerangka pemikiran di atas,
maka dalam diskusi aktual ini, diharapkan diperoleh informasi dan
pemikiran yang lebih nyata untuk dapat melakukan opsi terhadap
perumusan kebijakan yang tepat untuk pengendalian banjir di Kota
Padang.
II1. PERKEMBANGAN KOTA" 8AruIR OAN OILEMANYA
A. Karakterlsuk Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kalyasan yang
dibatasi oleh pemisah topografi yang menampung, menyrmpan dan
mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya ke sungai yang akhimya
bermuara di danau atau lautan (Manan, 1979).
Daerah aliran sungai merupakan ekosistim yang didalamnya teqadi
Interaksi antara faktor-f,aktor biotik (flora dan fauna) dan faktor-faktor fisik
(tanah dan iklim). Interaksi ini dinyatakan dalam bentuk keseimbangan
"inpuf dan "outpuf air serta hasil sedimen yang dikeluarkan, dan hal ini
akan mencinkan keadaan hidrolooi ekosistim teBebut.
Hubungan Fungsi ekosistim DAS secara skematis dapat dilihatpada Gambar 1 berikut :
Gambar .1. Fungsi Ekosistem DAS (Haryanto, dkk 1990)
Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa curah hujan merupakan
masukan pada suatu DAS, yang akan dipengaruhi oleh komponen-
Komponen vegetasi, tanah dan sungai. Dalam hal ini DAS berfungsi dalam
memproses air hujan tersebut menjadi air tanah, air aliran, air sungai yang
CULAH HUJAN - MASUKAN ( I)
KELUARAN = f (DAS/I)Debrt. kadar lumpur, dsl
membawa bahan-bahan ter:tuspensi dan mengendapkannya pada
tempat-tempat cekung, dataran baniir dan sepanjang sungal atau
meneruskannya ke laut atau ke danau. Di samping itu, manusia dengan
ilmu pengetahuan dan tekhnologinya dapat merobah komponen-
komponen tersebut baik dalam menghasilkan maupun dan mengurangi
dan menambah keluaran akibat dari tidakan-tindakan yang dilakukannya
dalam Iingkungan DAS tersebut.
Daerah aliran sungai mempunyai perilaku/karakter yang berbeda
satu sama lain. Karakter sungai dalam bentuk, uku€n' keminngan dan
panjang sungai dengan ditambah keadaan vegetasl dan geologi, semua
hal tersebut akan mempengaruhi debit sungai, corak banjir pengaliran
oasar.
Berdasarkan karakteristik pengalirannya, daerah aliran sungal
dapat digolongkan dalam tiga macam bentuk (Sosrodarsono dan Takeda,
1 985) yaitu :
Daerah aliran sungai bentuk bulu burung, di daerah kiri dan kanan
sungai terdapat anak-anak sungai. Daerah aliran yang demikian
mempunyai debit banjir yang kecil oleh karena waktu tiba banjir akan
berlangsung lama-
Daerah aliran sungai radikal, anak-anak sungai meng konsentrasikan
ke suatu titik sec.ara radial. Pada daerah aliran dengan corak 'ni,
apabila teqadi banjir maka banjir tersebut akan lebih besar di dekat tatik
pertemuan anak-anak sungai.
Daerah aliran sungai berbentuk paralel, terdapat dua jalur atau leblh
daerah aliran yang bersatu di bagian hilir. Banjir akan terjadi disebelah
hilir titik pertemuan sungai.
1)
3)
Daur hidrologi adalah Gngkaian peristiwa yang terjadi dengan airmulai dan saat air jatuh ke bumi hingga diuapkan kembali ke udara untuk
kembali jatuh ke bumi. (Sosrodarsono dan Takeda, 198S).
Daur hidrologi merupakan suatu sistem yang dinamik tertutup yang
berarti tidak ada masukan (inout) atau keluaran (output) air, yang ada
hanya masukan energi yang mengatur perpindahan air dari suatu tempat
ke tempat lain, dari laut dan ke atmosfir, dan dari atrnosfir ke darat, dari
darat ke laut dan geterusnya. Karena siklus hidrologik merupakan suatu
srstem yang tertutup maka pada siklus ini selalu terjadi keseimbangan
antara masukan dan keluaran pada suatu periode tertentu dikenal dengan
istilah neraca air (Water Ealance).
B. Pola Perkembangan Kota dan pusat pelayanan
Terbentuknya sebuah kota bermula dari bermacam bentuknya dan
begitu juga proses perkembangannya. Setidaknya terdapat tiga teoriutama yang menggambarkan pola perkembangan kota yang selama ini
dijadikan bahan kajian di dalam mengidentifikasi kecenderungan pola
pengembangan suatu kota serta pola pengembangan kota di masa
mendatang dan juga dipengaru hi oleh lingkungannya sendiri yaitu .
1. Teori Lingkaran Konsentnk (Concentric Zeno Theory) yang
dikembangkan oleh Emest Burgess (1923). Teori ini mengrdentifikasi 5
zona penggunaan tanah, yaitu :
. Kawasan pusat kegiatan niaga/usaha (central bussiness district-CBD) yang merupakan pusat kegiatan.
. Zona transtsi yang mencampurkan penggunaan-pengg u naan
komersial dan industn
. Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah.
. Zona perumahan penduduk commuter.
2. Teori Sektor (Sector theory) dikembangkan oteh Homer Hoyt (1939)menyatakan bahwa kota_kota tumbuh tidak dalam zon:Fzonal(onsentrik saia, tetapi dalam sektor-sektor dengan jenis_jenisperkemb€ngan yang serupa.
3. Teori Eanyak pusat (MutUpte nuctei theory) dikembangkan olehChauncy Hanis dan Edr^/,ard Ullman ( j 945), yang mengemukakanbahwa pola-pola penggunaan tanah dipandang sebagai serangkaranpusat, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda_ Setiappusat berkembang dari interdependensi ruang dan fungsi-fungsrtertentu.
Berdasarkan gambaran teori di atas dan bila dikaitkan denganperkembangan pola penggunaan lahan Kota padang yang digambarkan
. dalam bentuk stadia perkembangan Kota padang terlihat bahwa polaperkembangan/penggunaan lahan p€rkotaan Kota padang lebihmendekati teori banyak pusat (Multipel nuclei theory) karena seiak oeriodetahun 1 990-an terjadi perkembangan perkotaan.
Apabil ditinjau kembati seperti apa yang telah dikemukakan dalamRencana Strategis Kota padang 2OO1 - 2OOS yang aKan datang makakelompok perkembangan yang saling terkait (Cluster-ctuster) yangdiidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah :
a) Cluster pusat kota dengan fungsi utama perdagangan dan jasa.b) Cluster kawasan Limau Manis-lndarung_Banclar Buat denoan
fungsi utamanya pendidikan dan industric) Cluster Kawasan Lubuk Buaya dengan fungsi utamanya
permukrman dan industri.
d) Cluster Kawasan Bungus Teluk
utamanya pengembangan kegiatanperikanan.
e) Cluster Kawasan Air pacah denganperoagangan berskala regional.
Kabung dengan fungsi
panwtsata, pe(anian dan
fungsi utama terminal dan
f) Cluster Kawas€n Lindung meliputi pelestarian hutan lindung danKawasan kntis.
Untuk itu dalam kaitannya renetna struktur pemanfaatan ruangKota Padang p€rlu disusun rencana sistem pusat_pusat pelayanan yangterdin dari Pusat pelayanan Umum, SuFpusat pelayanan Utama danPusat Pelayanan Kegiatan. Sub-sub pusat pelayanan narus tenntegrasrdengan Pusat pelayanan Utama, dan pusat_pusat pelayanan Kegiatanharus tenntegrasi Sub-pusat pelayanan Utama dan atau dengan pusatPelayanan Utama.
Sedangkan Sistem pusat_pus€t pelayanan Kota padang yangdirencanakan sebagai bagian dari Rencana struktur pemanfaatan RuanoKota 20'1 3 adalah sebagai berikut :
1) Pusat Pelayanan Utama. Mencakup kawasan yang secara historis merupakan pusat Kota
Padang (Kec. padang Barat, Kec. padang Utara, Kec. padangTimur, dan Kec. padang Selatan).
. Fungsinya sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, kegiatanjasa dan kegiatan pemerintahair propinsi, kegiatan sosial budava.kegiatan pariwisata, rekreasi dan hiburan.
. Skala pelayanan mencakup Kota padang, propinsi Sumatera Baratdan Regional.
2) SuFPusat Pelayanan Utama. Lubuk Buaya
Mencakup kawasan di bagian utara Kota padang dan termasukkawasan sekitar Bandara Ketaping. Berfungsi sebagai pusatPelayanan Ekonomi (pasar dan pusat Koreksi-Distribusi produksipertanian), dan Pusat pelayanan Transportasi Kota padang danwrtayah bagian utara (Kabupaten padang pariaman) dengandukungan sub-terminar.
. Air Pacah
Mencakup kawasan Terminal Regional gingkuang, Kawasan pusatPerkantoran pemerintahan Kota padang dan Kauiasan pusat
Olahraga. Berfungsi sebagai pusat pelayanan Transportasi (darat)Regionat (Terminal), pusat pelayanan Ekonomi (pasar temak,Pasar grosir, hotel, pertokoan), pusat Kegiatan Sosial Budaya(Arena Pekan Raya, perumahan, Sport Center dan fastlitas sostalrarnnya), dengan jangkauan pelayanan Kota padang, proprnsi
Sumatera Earat dan Regional.. Bandar Euat
Mencakup Kawasan Lubuk Begalung sampai Indarung. Berfungsisebagai Pusat pelayanan Ekonomi (pasar dan pusat Koleksi_Distribusi produksi pertanian), dan pusat pelayanan TransportasiKota Padang dan wilayah bagaan timur (Kabupaten Solok) dengandukungan sub-.terminal.
. Tabing
Mencakup kawasan Eks. Bandara Tabing (setelah aktifitas bandaraclipindahkan ke Bandara Ketaping). Berfungsi sebagai pusatPelayanan Ekonomi dalam bentuk pusat Kegiatan Niaga (CentralBusiness DistricVCBD) dengan skala pelayanan lingkup KotaPadang yang didukung oleh penyediaan Mall, plaza, Hotel, pusatPerbelanlaan, dll.
. Teluk Bayur
Mencakup kawasan sekitar pelabuhan Teluk Bayur. Berfungsisebagai pusat pelayanan transportasi (laut) regional daninternasional.
. Bungus
Mencakup kawasan di bagian Selatan Kota padang. Berfungsisebagai Pusat pelayanan Industri perikanan dan Kemantiman.Pusat Pelayanan Ekonomi (pasar dan pusat KoleksFDistribusiproduksi perikanan) dan pusat pelayanan Transponast Kota
Padang dan wilayah bagian Selatan (Kabupaten Pesisir Selatan)
dengan dukungan subterminal.
3) Pusat Pelayanan Kegiatan
. Anak Atr
Eerfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi (Pasar Induk, Pasar
Koleksi Distribusi Produksi Pertanian) dengan jangkauan pelayanan
Kota Padang dan wilayah Kabupaten Padang Panaman.
. Lrmau Manrs
Berfungsr sebagar Pusat Pelayanan Kegiatan Pendidikan dan
Penelitian dalam bentuk Perguruan Tinggi, Pusat Kegiatan
Pelatihan, Penelitjan dan Pengembangan, Pusat Kegiatan Studi
dan Kajian Sosial-Budaya dengan skala pelayanan Kota Padang,
Propinsi Sumatera Barat dan Regional Pulau Sumatera.
. Pasar Baru
Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Sosial Ekonomi
dengan skala pelayanan Kota Padang.
. Pasar Raya
Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Bisnis, Pusat
Kegiatan Rekreasi dan Vvisata, Pusat Kegiatan Sosial Budaya dan
Taman Kota, dengan skala pelayanan Kota Padang dan Propinsi
Sumatera 8arat.
. Gunung Padang
Berfungsi sebagai Pusat Kelayanan Kegiatan Panwisata dan
kegiatan pelayanan lingkup Kota Padang, Propinsi Sumatera 8arat,
Regional dan Intemasional.
Selanjutnya dapat pula dilihat rencana pemanfaatan kawasan
budidaya Kota Padang sampai tahun 2013 yang akan datang, seperti
terlihat oada tabel berikut :
Tab€l 1 :
l.2.
3.
9.10.11.12.
690,7
16.08.240,0
750
25060
8.000
2.60036.500
85026
9.760
Rencana Pemanfaatan
Tahun 2013
Kawasen Psrumahan den ParmukimanKawas€n Perdagangan dan PemiagaarvBisnisKawasan IndustnKawasan Pelayanan Umum dan So$al-Budaya (Pendidikan. kesehatan.penbadatan. rekreasr, olahraga &perkantoran oemenntah/swaste)Prasarana Perkotaan (Jalan saluran, TPS,TPA, IPLT. IPA, dII)Jalan Raya (Arten & KoleKor)Taman KotaPertanaan (Sawah, ledang, kebun,petemakan dan penkanan)HutanHutang LrndunqRawa & SungaiPemakamanTanah Kosono &
Kawasan Budidaya Kota Padang
764.OI A'l t
303.0)t I o
9.000500
400300
5.
6.7
2.877 .O
36.500.0ffi7,7
9,013.332.9
') Kantor Pertanahan Kota Padang, Des 2002Hasil Rencana 2003
Data di atas dapat dia.lukan sebagai salah satu acuan
pertimbangan dalam program penanggulangan banjir di Kota Padang
secara komprehensif dan holistik baik di daerah hulu DAS sebagai sumber
banjir maupun hilir DAS sebagai kawasan penerima luapan banjir tersebut
di dalam Pota Padang.
C. Lokasi Banjir dan Kebutuhan Drainase
Kalau ditinjau sejarah pengelolaan banJir khususnya yang berkaitan
dengan sungar telah dimulai sejak zaman penlalahan Belanda dulu,
tepatnya pada tahun 1918. Pada waktu rtu, telah dirintis pembuatan banjir
kanal dan bangunan pembagi air dengan maksud untuk menghindari
kawasan Pasar Mudik, Palinggam dan Seberang Padang dari genangan
air atau banjir
Sedangkan program pengendalian banjir teEebut kembali
dilanjutkan hingga pada tahun 1992 yang lalu yakni dengan oblek utamap€nanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang Air Dingin, Batang Jirak,
Batang Kuranii, Eatang Belimbing dan Batang Laras sepaniang 21,11 km
serta rehabilitasi drainase Purus, Ulak Karang sepan.jang 8,22 km sertanormalisasi Eanjir Kanal sepaniang 6,8 km. proyek yang diselesaikanpada tiahun 2001 ini membenkan dampak yang sangat besar dalampenanganan banjtr atau genangan atr di Kota padang. Namun akibatterJadinya penggudulan hutan melalui penebangan liar dan perladangan
dan juga pengerukan bahan galian C diseluruh aliran sungai dan drainasedalam kota tidak mencukupi maka efektifitas dari proyek besar teBebutbelum terlihat optimal. Disamping itu juga terdapat DAS Batang Kandis
dan bagian utara Kota Padang yang juga rawan banjir.
Hal ini dapat dilihat pada peristiwa banjir besar yang tenadibeberapa kali di Kota Padang sejak beberapa tahun terakhir ini sepertidapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2 : Daftar Banjir Besar di Kota padang (1972 - 1993)
Curah Hujan2 Han (mm
3 Mei 19734 April '1979
24 Nopember 1 98024 Nopember 198126 Desember 1 9825 Mei 19861 Nopember .1986
20 Nopember 1988I Pebruari '1992
2 Juni 1 993
Dari data Tabel 2 di atas terlihat terJadinya banjir punya korelasiyang erat dengan ketebalan curah hujan yang terjadi. Wilayah yang rawan
banjir tersebut terdistribusi di beberapa kecamatan di daerah dataranantara muara sungai di Kota padang. Kecamatan tersebut yaitu padang
3.9422.8093.3401.4441 2411.6503.450o.Jz760
1 .309
393264314212128185408291249127
Selatan, Lubuk Begalung, Kuran.li Koto Tangah, Nanggalo, padang Utaradan Bungus Teluk Kabung ctan untuk lebih jelas t/tik rawan banjir tersebutyang mencapai genangan sampai lebih kurang j meter, dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut .
Tabel 3 : Daftar Wilayah Rawan Banjir di Kota Padang
Padang Selatan Jondul RawangKoto Kaciak
Padang Utara Jl. Alai TlmurGunung PangalunBelanti BaratEelanti TimurAir Tawar Timur
Lubuk Begalung Jalan AruJl. Parak Laweh PampanganEanuaran
Jl. M. YunusSimp. Kampung KelawiSimp. Balai BaruSimp. Lapau ManggisJl. Gunung SarikJl. Utama Komp. TarukoPerum Tarok lndah lltl
Koto Tangah Kawasan Terminal Aie PacahKamp. JambakSimp. KalumpangLubuk BuayaWsma Indah VJondul TabingAnak Air
G.100
SaraiNanggalo dan Berok RayaOlo Siteba
Bungus TelukKabung
a. Pasar Labanb. Sarasahc. Cendikia
Sumber . Sumber dari Dinas Kimoraswil Kota padana
Dari data Tabel 3 lokasi banjir Jan tebalnya genanagan air
tersebut, berdasarkan data Dinas Kimpraswil Kota padang (2004) bahwa
a.
a.
e.
f.
n.a-o-
e.f.
h.
Kecamatan l-inggi
di beberapa lokasi banjir minimal diperlukan drainase untuk tuas 4. j g8 hadengan drainase utamanya melalui sungai yang ada. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4: Kebutuhan Drainase Kota padang
Drainase Utama1.)J
6.
10.1a
12.13.
,t<
't 6.17
18.
JJU73
274302300tou11095
to\J24031095
11543025028017043
zau
Aie PacahPasir PutihTabingAtrportBaung PenyatinanSitebaSawah LiatKandisLapaiUlak Karang
AJaiPurusJatiUjung GurunAur DuriOlo NipahKali Mati
Earat
Batang Air DingtnEatang Atr DingtnBatang TabingBatang BelimbingBatang PenyalinanBatang BelimbingBatang KuranjiEatang KuranjiBatang KuranjiBatang KuranjiSaluran LolongBanjir KanalEanjir KanalBatang ArauBanjir KanakBatang ArauBatang ArauBatang ArauBatanq Arau
Temyata masih banyak diperlukan pembangunan drainase di KotaPadang. Sementara kalau ditinjau dari segi laut penyebab banjir, faktor iniJuga membefl pengaruhnya terutama saat terjadinya pasang oan bahkankalau terjadi pula hujan dengan intensitas tinggi akan semakinmemperbesar peluang naiknya air sehingga mengakibatkan natknyapermukaan air ke daratan Kondisi jni Juga berpengaruh besar terhadapketersediaan drainase atau banjir kanal yang mampu menampungkelebihan air tersebut. Di samping jtu faktor laut juga sangat berpengaruhterhadap abrasi pantai. Namun secara umum kondisi Kota padang cukupbaik kecuali arah Selatan yang membutuhkan pengamanan berupa krib.
I 4.188
Sedangkan faktor lainnya yang Juga sangat berpengaruh adalah
drainas€ kota, penyebab utama terJadinya genangan air di tengah kota
adalah karena ketersediaan drainase yang masih minim. Saat ini
keteBediaan diainase yang ada berupa saluran sekunder sepanJang
27.439 meter dan saluran pnmer sepanjang 25.832 meler, yang melayani
areal 3ekitar 700 ha sementara kawasan rawan baniir mencapaa luas
sek,tar 4.'188 Ha, berdasarkan data tersebut terlihat jelas drainase kota
masih jauh dari yang diharapkan yakni 2OVo dan kebutuhan mendesak.
Jadi kawasan rawan ban,ir di Kota Padang masih banyak yang belum
bebas dan ancaman teBebut.
Banyak juga diantara saluran drainase tersebut terputus di tengah
.jalan akibat masyarakat tidak mau membebaskan lahan guna
pembangunan drainase dan perlu juga disadari bahwa sawahpun dapat
menjadi sumber luapan banjir karena sawah punya lapisan cadas kedap
air dan juga pembangunan jalan baru dapat pula memutus dan
menghambat aliran permukaan. Akibatnya, air tidak menemukan saluran
pembuangan akhir dan akan berakibat terjadinya penggenangan di
kawasan berpotensi banjirmaupun kawasan permukiman. Padahal fungsi
utama dari drainase adalah penyalur air dari kawasan pemukiman ke
sungai, menyimpan luapan air laut ketika pasang tiba dan penampung
limpasan banjir dari sungai-
Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari sistem d|ainase
mayor dan drainase minor. Sistem jaringan drainase mayor terdiri dari 19
sungai dengan total panjang sekitar 124.400 m yang bermuara ke
samudera Indonesia. Sedangkan sistem jaringan drainase minor Kota
Padang terdiri dari jaringan drarnase primer sepanjang 39.731 m dan
drainase sekunder sepanjang 33.048 m. Kondisi saluran drainase kota
sebagian berupa bangunan permanen dan sebagian masih dalam kondisi
sauran tanah. Kenyataannya jaringan drainase yang ada saat ini belum
dapat mengatasi masalah banjir setiap tahunnya di Kota Padang.
Dalam perencanaan pemenntah Kota mengharapkan hingga akhirtahun 2013 Kota Padang terlepas dan masalah banjir. Untuk itu perludilakukan upaya-upaya rehabilita3i dan normalisast, pemDangunansaluran di daerah rawan banjir s€rta pembangunan saluran drainase yangterintegrasi bagi kawagan-kawasan pengembangan oaru danpembangunan waduk pengendali banlir.
Waduk pengendali ban.lir dikenal juga sebagai kolam retensi,'kolam retensi' berfungsi unluk menampung limpasan drainase dan curahhujan dalam langka waktu tertentu, dan baru kemudian dialirkan keoratnase utama atau sungai setelah air pasang surut.
D. Pengaruh Hutan terhadap pengendatian BanjirHutan mempunyai pengaruh terhadap daur air, yaitu terhadap
hu,an, peresapan air ke dalam tanah, penguapan air dan aliran sungai.Selain itu, hutan mengubah gaya erosi air hujan terhadap tanah.Pengaruh hutan terhadap daur air dan gaya erosi air berkaitan sanaaterat.
Hutan dapat dikonversikan menjadi berbagai tataguna lahan, yaituhutan tanaman industri, lahan pengembalaan, pertanian, dan lain-lain.Perlu pula dikaji pengaruh konversi hutan menjadi tataguna lahan lainterhadap aliran air. Dari rumus neraca air terlihat bahwa pengaruhkonversi hutan terhadap aliran air ditentukan oleh perbandingan besarevapotranspiclsi dan suplesi air simpanan pada tataguna lahan yangbaru. Apabila evapotra nspirasi dan suplesi air simpanan pada tatagunalahan baru yang lebih besar dari pada evapotranspirasi dan suplesi airsimpanan pada hutan alam yang digantikannya, aliran air akan menurun.Dan begitu juga sebaliknya akan terjadi, dimana aliran air akan naik, jikaevapotranspirasi dan suplesi air simpanan pada tata guna lahan yangbaru lebih kecil.
Hal ini mengisyar:ltkan perlunya pengelolaan hutan yang baik di
daerah hulu DAS itu untuk menjamin teFedianya air yang cukup bagi Kota
Padang maupun untuk mengurangi bahaya baniir.
Seperti diketahui bahwa aliran air terdiri atas dua bagian, yartu
aliran dasar dan aliran langsung yang berasal dan air lanan. Sebenarnya
batas antara kedua jenis aliran itu tidak Jelas. Aliran dasar berasal dari air
stmpanan yang mengalir ke sungai dan mata air. Sungai yang aliran
dasamya tidak pernah kering disebut dengan sungai perenial_ Nisbah
antara air lanan dan curah hujan disebut koefisien air lanan. Koefisten airlarian berkisar antara 0 dan 1 . Pada kondisi hujan yang kecil dan tidak
lama, semua atr meresap ke dalam tanah dan juga ada yang menguap_
Dan bahkan tidak ada air hujan yang mengalir. Koeftsien air larian adalah
0. Sedangkan pada hujan yang deras dan lebat di tempat parkir, misalnya
sebagian besar air hujan mengalir sebagai air larian. Nili koefisien air
lanan adalah besar, mendekatr .1 . Hutan mempunyai nilai air larian yang
kecil antara 0,01 sampai 0,1 . Resiko banjir di DAS yang berhutan baik
adalah kecil. Hutan adalah sumber daya karena itu, sudah sewajarnya
hutan dimanfaatkan. Apabila pemanfaatan hutan dilakukan dengan carayang baik sehingga nilai koefisien air larian tjdak meningkat banyak,pemanfaatan itu tidaklah perlu menyebabkan kenaikan resiko banjir_
Apabila suatu DAS banyak dilakukan konversi hutan menjaditataguna lahan bukan untuk pertanian, maka naiklah koefisien air larian.
Jika ini dilakukan di DAS bagian hulu yang bercuralt hujan tinggi, resiko
terladinya banjir besar, terutama banjir bandang.
Resiko ter.yadinya banjir dapat dipertinggi oleh faktor topografi dan
curah hujan. Sepertinya halnya dataran tinggi yang dikelilingi olehpegunungan dengan curah hujan yang tinggi. Bagian terendah dan
dataran tinggi tersebut mengalir melalui daerah yang sangat landai
sehingga air tidak dapat mengalir dengan cepat. Sungai rni mempunyai
anak sungai yang berasal dari daeEh p€gunungan yang mengelilinginya
dan yang b€rcurah hujan tinggi serta jarak dari p€gunungan itu ke sungai
adalah pendek dengan lereng yang curam. Dengan demikian, masuknya
air dan anak-anak sungai ke dalam sungai utama pada waktu yang
bersamaan dan jumlah yang besar adalah tinggi, terutama dalam musim
hujan. Lagi pula, banyak anak-anak sungai berdekatan, eehingga air dari
pegunungan yang terkumpul melalui anak sungai itu saling menghambat
untuk dapat dialirkan dengan cepat. Dikelilinginya dataran tinggi oleh
pegunungan yang bercurah hujan tinggi, jarak yang dekat antara
pegunungan tersebut dengan sungai, lereng yang curztm dan pegunungan
ke lembah, letak muara anak sungai yang saing berdekatan dan topografi
alur sungai yang sangat landai, merupakan kombinasi yang sangat
berpeluang untuk terjadinya banjir. Kombinasi yang sangat bepeluang itu
masih ditambah lagi dengan banyaknya pembangunan di DAS tersebut
yang dapat menaikkan koefisien air larian, seperti permukiman disekitar
sepadan sungai, pembangunan jalan By Pass, perkembangan dan
pemekaran kota. Selanjutnya dapat pula dimengerti bahwa kerugian oleh
ban.iir diperbesar dengan terjadinya pembangunan di daerah yang rawan
banjir seperti dipusat kota yang kerendahan. Oleh karena itu, topografi
dan sifat curah hujan dalam sebuah DAS perlu diperhatikan dalam
perencanaan pembangunar..
Adanya hutan yang cukup tidaklah dapat diartikan bahwa tidak
dapat terjadi banjir. Yang benar jalah bahwa hutan mengurangi resiko
ter.ladinya banjir. Pertama, karena adanya intersepsi hujan oleh tajuk dan
seresah yang mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke tanah, yaitu
persipitasr efektif. Kedua, peresapan kedalam tanah juga diperbesar
sehingga air larian men.iadi kecil. Tetapi, apabila terJadi hujan yang
Intensitasnya tinggi, banjir pun akan terjadi. Namun, naiknya air banjir itu
tefjadi dengan pelan-pelan sehingga umumnya tidak merupakan ban.jir
bandang. Sebaliknya, di daerah yang gundul terutama di hulu DAS dan
permukaan tanahnya yang berlereng maka resiko terladinya banlir
bandang akan berpotensi besar.
Gambaran teBebut dapat tedihat diberbagai lokasi rawan baniir di
Kota Padang, terutama pada kawasan hilir OAS Arau, DAS Kuranji, DAS
Air Dingin, DAS Kandis, sedangkan hulu-hulu DAS yang telah mengalami
degradasi serta tutupan vegetasi hutan kualitasnya sangat kurang,
walaupun secara statistik luas tutupan vegetasi hutan > 40% di hulu DAS-
DAS yang ada di Kota Padang. Dimana kerusakan lahan tanJutan hulu
DAS tersebut diindikasikan oleh fluktuasi yang besar dari pola hidrograf
sungai dan tingkat sedimentasi yang tinggi pada aliran sungai tersebut.
IV. STRATEGI DAN PROGRAM PENANGGULANGAN BAruIROI KOTA PADANG
Disadan bahwa usaha untuk mengatasi masalah banjir di Kota
Padang telah dilakukan sejak masalah itu timbul, baik yang dilakukan oleh
masyarakat yang mengalami bencana maupun oleh pemenntah,
pembangunan beberapa sarana pengendalian banjir Kota padang yang
telah dimulai selak tahun .1918 yang lalu yaitu berupa pembangunan
saluran banjir kanal Batang Arau dan pintu air pembagi di Lubuk
Eegalung-
Bencana banjir adalah masalah yang sangat terkait denganlangkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan dimana dapatdipengaruhi oleh keadaan dan peristiwa alam yang bersirat dinamis, serta
akibat adanya berbagai kegiatan manusra di Daerah Aliran Sungai (OAS)
baik di hulu, tengah dan hilir yang juga dinamis yang saling berkaitan.
Berbagai upaya yang bersifat struktural yang senng dilakukanadalah mencegah meluapnya air banjir sampai pada tingkat banjirtertentu. Pola untuk mengatasi masalah genangan dan banjir sampaisekrtar tahun '1960 an difokuskan pada mengandalkan bangunan atau
rekayasa teknik sipil pengendalian banjir (flood control) yang dikenalsebagia upaya fisik/struktur (structure measures). Kegiatan ini bertuiuan
untuK mengendalikan banjir sampai ke tingkat atau besaran banjir tertentu
dan tidak untuk menangani banjir yang besar. Oleh sebab itu upaya ini
tidak untuk mengubah daerah dataran banjir menjadi aman terhadapancaman banjar secara total atau terbebas sama sekali dari ancamanbanjir tersebut.
Selanjutnya bila diperhatikan bahwa pada saat ini selain upaya
struktur telah dilakukan dan upaya nonstruktur meski masih perlu
ditingkatkan, antara lain berupa penanganan dan pengaturan daerah
aliran sungai bagian hulu dalam rangka konservasi tanah ataupengendalian erosi dan sedimentasi, penataan ruang, pemb€rian
penngatan dini kepada masyarakat (flood fiorecasting and early waming
system) dalam rangka evakuasi, penanggulangan banjir ('Flood fighting").
Perlu disadari bahwa bencana baniir ttdak menimbulkan masalahyang besar pada masyarakat dan juga supaya masyarakat mengetahui
dan menyadan adanya berbagai penyebab terjadinya masalah yang
datangnya sebagian besar juga berasal dan masyarakat sendin, sertajuga dapat menyadan segala keterbatasan yang ada pada setiap upaya
mengatasi masalah banjir, maka untuk itu masyarakat perlu diberipengertian yang benar. Dengan mengetahui permasalahan secara jelas
dan benar diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi aktif untuk ikut
mengatasa dan menghindarkan timbulnya masalah ancaman baniirtersebut secara anf dan bijaksana.
Berangkat dan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa
upaya penanggulangan banjir di Kota Padang sebagai berikut .
1. Penanggulangan banjirdi Kota Padang harus dilakukan denganpengendalian hulu dan hilir DAS secara komprehensif dan
holistik baik secara struktural mauoun non struktural.
Pengendalian di hulu DAS adalah meningkatkan fungsi DAS
yartu menampung, menyrmpan dan mengalirkan melalui upaya.
a. Meningkatkan kualitas dan kutantitas tutupan vegetasi hutan
dan mengurangi lahan-lahan terbuka (gundul, kritis dan
seJenrsnya).
b. Membuat embung-embung d,tempat tertentu yang berdaya
fungsi memperbesar tangkapan dan resapan air, terutama
air huran
c. Mengendalikan karaktenstik sungai yang berpotensi
menimbulkan banjir pada kawasan tertentu dibentangan
DAS.
Pengendalian di hilir DAS adalah meningkatkan kualitas dan
kuantitas saluran drainase dan resapan air melalui upaya .
a. fvleningkatkan kualitas dan kuantitas saluran drainase.
b. Membuat waduk-waduk atau kolam retensa untuk melokalisir
dan menampung kelebihan air dan saluran drarnase dan
curah hujan.
c. Membuat sumur-sumur resapan dipekarangan rumah,
kantor, sekolah dan lain-lainnya.
d. Mengurangi penutupan permukaan tanah dengan beton atau
sejenisnya dipekarangan rumah, kantor. sekolah dan larn-
lainnya.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penutup hijauan dan
membuat sumur resapan dipekarangan rumah, kantor,
sekolah dan lain-lainnya serta lapangan terbuka kota.
Membuat Perda tentang keharusan menjaga lingkungan hijauan
dan membuat sumur resapan baik dipekarangan rumah, kantor,
sekolah dan lain-lainnya serta mewa.jibkan menanam dan
menata hijauan dipekarangan rumah, kantor, sekolah dan lain-
lainnva.
4.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan kaiian tentang penanggulangan baniir di Kota Padang
clapat disimpulkan sebagai benkut :
1 . Kota Padang dinilai sangat rawan banyir pada daerah tertentuyaitu Kecamatan Padang Selatan, Lubuk Begalung, Kuranli,
Koto Tangah, Nanggalo, Padang Utara dan Eungus Teluk
Kabung.
2. Saluran drainase belum mencukupi kebutuhan unfuk
pengendalian banjir, terutama pada daerah rawan banjir
tersebut_
3. Daerah hulu DAS harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas
tutupan vegetasi hutannya sehingga fungsi OAS dapat
ditingkatkan untuk menangkap, menyimpan dan mengalirtan air
secara terkendali.
4. Daerah hilir DAS terutama di pusat Kota padang harus
ditingkatkan kualitas dan kuantitas saluran drainase, hijauan
penutup tanah serta sumur-sumur resapan dan kolam retensipada wilayah tertentu,
5. Untuk penanggulangan banjir pedu dilakukan secarakomprehensif dan holistik baik di hulu maupun di hilir DAS
dalam Kota Padang serta dilakukan melalui upaya struktural dan
non struktural.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad. S, 1989, Konservasi Tanah dan Air, penerbtt lpB, Bogor.
2. Bapppeda Propinsi Sumatera Barat, (2003), Kota padang OalamAngka, Kodya Padang.
3. Chan Hunzah, 2001, Sambutan Tertulis Sekretaris Menteri NegaraLingkungan Hidup, Seminar KTT pembangunanBerkelanjutan : Manfaatnya Bagi Indonesia dalam UpayaMemajukan Perkembangan Berkelan,utan, padang 10Desember 2001
4. Diperta, (2003), Laporan Tahunan, Padang.
5. DPSDA Propinsi Sumatera Barat. (2000), Neraca Air - SWSSumatera Barat
6. Eko. I dan Sudanti, (1993), Kota Berwawasan Lingkungan, penerbitAlumni, Bandung.
7. Engkah Sutadipradja, 1987, Pokok-Pokok tentang pengembanganSlstem Monitorlng Tata Air dalam Rangka pengelolaanDAS dl Indonesia, Proseding Lokakarya Hasil penelitianHidrologi dan Erosi dalam Rangka pengelolaan DAS, BatuMalang, Tanggal &'10 Oesember 1982.
8. Haryano, ET. P. Santoso dan A. Syafruddin, 1990, Hidrologi danErosi, Lokakarya Pembangunan Kehutanan Tedaniutkan.Bandung, 7-8 Mei 1 990.
9. Knsnawati. S, (1995), Oaerah Aliran Sungai Hutan Tropika,Terlemahan Tropical Forested Watersheds by Lawrence S.Hamilton.
10. ivlanan. S, 1979, Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah AliranSungai, Departemen Manajemen Hutan, FakultasKehutanan, lP8, Bogor.
11.Otto. S, (1992), Indonesia dalam Kancah lsu Lingkungan Global.Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakartl
12. Pemda Kodya Padang, (2004), Rencana Tata Ruang - Wilayah KotaPadang Tahun 2004 - 2013.
13. SosrodaBono, S dan K. Takeda, 19e5. }l<fofogi untuk Pengairan,Pradnya Paramita, Jakarta
14.Suyono dan Takeda, (19s3), Hldrclo.i rrtrt Pertanian, PradnyaParamitha, Jakarta.
15. Tijoyurn ono. N, (1999), Tanah dan Lingtungan, Dirlen Dikti-DifetPendidikan dan Kebudayaan. JakarE.
1 6. Wibisono, 2001 , Sambutan Tertutis Direktur Jenderal HubunganEkonomi Luar Negeri, Departrnen Luar Negen, SeminarKTT Pembangunan Berkelanlutan Vanlaat bagi Indonesradalam Upaya Memajukan PemErgunan Berkelanjutan, diPadang, 10 Desember 2001.
17. Wiersum, K.F, 1979, Intrcduction to principles of Forest Hydrologyand Erosion, With Special Reverence to lndonesaa, Instituteof Wcology, Pajajaran Universrty. 8andung.
18.Wisnu, A.W, (1995), Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,Yogyakarta.
PEMERTNTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
REVIEW MAKAI.AH
KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIRDI KOTA PADANG
BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PADANG2004
Oleh : Ir. AmrilDINAS PSDA PROPINSI
PADWahab. CES.SUMATERA BARAT
KONSEP DASAR PENANGANAN MASALAH BANJIR
PENGERTIAN
t !::::::"!:::f.1,_11,1-l*l pada.kedua sisi sepanjang parung sungai dihirtung dari tepisampai dengan kaki tanggut sebelah dalam.t:::_:!ti,]r:taiadatah garis baras luar pengamanan sungai.
?ri:"::l#** sungai id"t"h 'ut" ;ri p"i""e ,""eli.ulun ou.."n sempadan yang terah
l' sungai adalah tempat-rem pat LJan wadah-wadah sertaja.ngan pengarrran air murai darr mara
3:Jg':;;i:H?o$:t"" dibatasi kanan aan ti'ln/a '"'to ."punlong pengatirannva oreh
1 ?:::,!!"-:yt,tiran Sung.ai (DpS) adalah suatu kesatuan watayah rata air.J yang terbentuk secara aramiah dimana air meresap danlatau mengarir merarui sungai dan
ff:;1it:,";:i:i,n,l)r'ir"]I),,,s".ing ai,"nlar.-"" -
a""g""'- 6"i.li"-'o,i,#".s""r"i
' "!:^1,?;*nti;t{r
adalah kesatuan witayah tata pengairansebagai hasit pengembangan satu
6.7.
dibebaskan8' Derah
,Penguasaa.n sungai -adarah dataran banjir, daerah retensi, bantaran atau daerahsempadan yang tidak dibebaskan.9 Dataran Banjir ("Flood prain") adarah rahan/dataran di kanan kiri sungai yang sewaktu-
irlTtli" tersenans banjir (+/- s0% witayah DKi l"to* berada -
ai'Jul".un u"n;i.I0' Pengendalian Banlir ("Frood Contror') upaya strukrur untuk debit banjir sampai tingkat. _ terrenru yang layak, dan bukan untuk aebit'banii. r"i" L.b.ru.ll. Penanggurangan Baniir.(" Frood rign;ir;:i:' 'rri?i *," kegiatan Satkorrak/SatrakPenaggulangan Bencana.12."Flood Damage Mitisation-: upaya menekan bcsamya bencana akibat banjirtt '*:!_!,:::^y:::g;..",,", pLii,ar;;;; ffi#;iuut cltooa purn,,) sedemikian rupasenrngga genangan baniir yang. kemungkinan rerjadi menimburt"n ,n'"r"r^r.' yr"f -,",",",11 .'Flood
Damage Monigemen,t": penge'ioraan r"ijr," f.l.-,t'un rupa agar dampak4<erugranyang ditimbulkannya minimai.
PENGERTIAN DAN TERJV1INOLOGI BANJIR.
I. TERMTNOLOCI BEBASBANJIR
Kondisi bebas banjir secara m"rrak.tidak mungkin dicapai, serama bangunan/kegiatan yangdimaksud berada di dataran banjir. up"y. ";;;p;;-'vang diraksanakan tidak mungkinmembebaskan dataran banjir da.i r.ritork.rnunfr;nln'i"ig.nung Uonl;.
2. KETENTUAN TENTANC PEIL BANJIR
Agar aman/terbebas dari genangan banjir, konon pembangunan rumah dsb. Dihanrskanmengikuti rencana !a!a ruang dan pcir banjir. Ketentuan ini dapat menyesarkur/ m isreadingbagi masyarakat karcna tidak disenai penjerasan tentang besaran banjir dan resiko yangmasih ada. Mereka yang telah mengiliuti kelentuan tsb. Tentu beranggapan bahwabangunannya bebas banjir secara mutiak. Lokasi proyek real estar di padang yangdikembangkan oleh anggota rei dan rergenang banjir,'demikian pura kawasan perki,toran,hotel, penokoan dan perumahan sepeni di Sitja, Tunggul Hitam, Tabing dsb. yangt:rgenang banjir, tentunya. relah mengikuti ketentuan peil banjir, namun nyaianya masih"keleleb" juga- ketentuan bahwa rantai bangunan harus rebih ringgi dari muka air banjir;berarti bangunan akan terbebas dari genangan, dan banjir.
3. PENGERTIAN DATARAN BANJIR
Menurut.permen pu no: 63/prt/1993, dataran banjir yang merupakan daerah penguasaansu.ngai ditetapkan berdasarkan debit banj ir sekurang- lumngnya untuk perioda urang 50tahunan tanpa tanggul. Real
.estat, peft;koan, perk-antoran, hotel dan perumahan yang"keleleb" tersebut diatas jeras berada di rahan yang bcrupa dataran banjir. Rear estat yangdisangka menimbulkan masarah. banjir karena mem-perkecir resapan, demikian puru d.ngunperkantoran, hotel, pcrtokoan dan pcrumahan yang rerranjur irai.ikun diatas permukaantanah yang berada di dataran banjir; karena meieki harus menyesuaikan ketinggian rantaibangunannya agar bebas banjir sampai dengan banjir misarnya 50 tahunan ltau rebih(disebut food prooJl n g).
4. PENGERTIAN PERIODA ULANG BANJIR
Cara menggambarkan besaran debit banjir dengan perioda urang (return perrod) sering kalimenyesatkan (m i s lead i n g). Contoh:Debit banjir sungai Bt. Kuranji untuk perioda urang 25 tahunan adarah sebesar 1.000 mi/dtdan perioda ulang 100 tahunan sebesar 2.500 m3/dt. Debit sebesar 1.000 mr/dt itu dianggapakan terjadi di sungai Bt. Kuranji setiap 25 tahun sekari. Dengan anggapan i,u -uk"'bir"tanggul sungai Bt. Kuranji dibangun dengan debit banjir rencana sebesai i.ooo m3/dt, makaselama 25 tahun mereka yang dirindungi tanggur mirasa aman/tidak perru kiawatir axan!"j1lgnlu debit banjir yang rebih besar misarnya banjir r00 rahunan, karena debit sebesar2.500 m3/dt akan terjadi setiap r 00 tahun sekari. per€enian seperti ini IO0% sarah.
Pengenian yang benar adalah:
untuk setiap lahun, kemungkinan terjadinya debit banjir yg sama arau rebih besar dari 1.000m3/dt.di sungai Bt. Kuranji adarah sebesar 4 persen;
-dan -untuk setiap tahun, kemungkinan
terjadinya debit banjir yg sama atau lebih besar dari 2.500 m3ldt adiah sebesar t fersen.Dengan demikian pada setiap tahun debit banjir dengan besaran berapapun kemungkinanbisa terjadi. oleh karena itu dengan adanya tanggur, masyarakat harus tltap waspada iarenakapasitas tanggul yang terbatas dan selalu terdapat kemungkinan terlampaul oleh debit banlrryang lebih besar. Sehubungan dengan itu pula, bangunan tanggul tidak dapat mengubahstatus dataran ban iir.
5. TERMINOLOCI BANJIR KIRIMAN
Istilah banjir kiriman telah.terlanjur populer, namun secara teknis terminorogi tersebut tidakdikenal Bira definisi uanlir.seperti'yang ;i;;;rL; o""h icid, maka air yang meruap daripalung sungai dan menimb.urkun g"n"ngiun rrJJ f*,i berasar dari tempat rain dan bukandari tempar dimana sungai rersebui merr.Lp; jadi tio'ak perlu ditambah kara ,,kiriman,, serainmenyesarkan, ditinjau dari aspek sosiar poiiti.,p"nggunuan istirah ini dapat rn.niuru, r.onnitanrar daera'antar wilayah,, karena daerah y"ng aT't uru setatu aianggai ;"nfi,ri,n ,n*u,"nbanjir ke daerah yang orl{"
9, r,iri-y". c.n"ig"n yang r"r.,uoi pada umumnya disebabkanoleh banjir (luapan sungai) dan akibat t'u.j"nlg;ungon Iokar/serempar yang tidak rancarmengalir masuk ke saluran.
UPAYA PREVENTIVE PENANGANAN BANJIRI. Daya dukung lingkungan diupayakan seimbang dengan beban penduduk
2' Tata ruang dan pembudid_ayaan dararan banjir didisesuaikan dengan adanya kemungkinan/resiko tergenang banjir (flood prain ry""s.',n."ii. urtuk. iru diperrukan peta resiko banjir(flood risk map) serta pembagian .onytturfr**i'iur,"-n a; a"t"r- ranjir (flood prain zonrng.lyang disesuaikan dengan tingkat kerawanannya thJgenangan uanji.
3' semua kegiatan dan pembangunan fisik yang berada di dataran banjir menyesuaikan dengantata ruang yang terah mem.perhatikan ada-nya rcsiko genangan banjir. penyesuaian a.l.meliputi: jenis peruntukan tihan, jenivtipe'u""gr""", struktur bangunan, erevasr dasarDangunan, material bangunan, jenis dan varietas tanaman, osb.
4' Flood proofing yang dilaksana.kan oleh masyarakar,/swasta secara mandiri untuk melindungiaset mereka baik secara individual maupun kolektif
5. Tata ruang dan seluruh kegiatan pembangunan dan pembudidayaan das yang menunjangkonservasi air dan tanah a'r dengan p"ngh'ij"u- dan'reboisasi, terasering, sumur resapan,waduk/situ./kolam penampung air-hu;un 1r.J"ju[."t"*i .uupun waduk detensi)
6 Prakiraan banjir dan peringatan dini kepada masyarakar yang tinggar di dataran banjir
7. Penetapan sempadan rrnr,ll-Iun, diikuti .dengan penegakan hukum dan pola hidupmasyarakat yang mencintai lingkungan/sunga i
PENANGANAN BANJIR
I. KETATALAKSANAAN
7/2004 tentang Sumber DayaArr24/.'992 tentang penaman Ruang23/1997 tentang pengeiolaan Lingkungan Hidup
I. UU:2. UU:3. UU:
4. UU:22J1999 tenhng pemenntahan Daerah5 PP:22J1982 t.nr"ng-T"tu pengaturan Air6. P.P: 35/ 199 | tenun! Sungai/. Kepprcs: JUl99O rentanq pengelolaan Kawasan Lindung8. Permen pU: 39/19g9 tenlle Permen Pt): 63/|993,"".19'tTliqi"n wilavah sungar
, ^ 3.-lgr^-*:.rungai dan o"*|f;:il;;toadan sungai' daerah manfaar sungai, daerahI u. Kepmen pU: 239/ l9g7 tentang pe;oman umum pembaeijawab pengaturan. pembinaI r. Kepmendagr i: t7e/tee6:ra1T-l;;;;*;J'1;'"-i:
Iusas' wewenang dan tanssuns
eooman organisasi dan tata kerja balai pengelolaan sumber daya lir
2. KELEMBAGAAN DAN SUMBER DANA
l. Sebelum 1994a. Proyek perbaikan dan
I?;y"r' d;i; - ffix';:l,T#
:{it i {it'x!':H:l ?:"i [:,ff : "1": H "-ffiapbn'rapbd' proyek ini. menangani masalah uaniir 11 p€ngaturan sungai secara sporadis(setempat-setempat)' bersifat mendesat< r.rtu'm"turukan o&p prasarana dan saranapersungaian termasuk pengendali banj ir.b. Proyek pengaturan darmenangani ,n^"tu'' u"ll,-tT,"'l!f-
sungai (pps) di beberapa sungai prioritas termasuk
;'ffi ,*,"'ffi lrmgiiu",r,"t,r:F:i::i",,,11|[;,-ru*ir:Ji;
azas dekonsentras; ---.-.. vq,u,r u<udrn saru srstem sungai, dengan dana apbn menunjtc' Proyek pengembangan wirayah zungai (pws) di beberapa wirayah sungai prioritas denganpora penanganan menyeluruh. pen-unganan' -r;"; oanlrr merupakan komponen daripengembangan sda dalam saru sisrem
-*ituyui, ,""g"1., orir" !;"J-.-.,
,.",,,r"a*i
"prnmenurut azas dekonsentrasi. Contoh: p*, u.ng"*;n-;oto, p*.-u.,=L, p*.
"im.ldouy, p*.
i:fuTlitrr:#ng-cisadane,p*ir*"i.il'e,'p',"sciulung- ciriman,pws
2. Setelah 1994
l::"t:u,ft ,0,"n ,oor dilebur kedalam proyck pengelolaan sumber daya air dan pensendatianoan,rr (psapb)' dengan dana apbn menurut azrs d-ekonsenrr*i K";;;;;;,#" oi"rri'"o"r"r
IJ:?,ilfl:":'lTjlll,'"1'_"1"* fisik pengenaari-i"fi., ,..n,'u.uk menangani operasi danBara! ra proyek pengendalian Banjir dan p.ngurnunun "pui,"i_iu_.u,..u
Penanggulangan banjir merupakan bagianoencana, yang merupakan tugas danmem bantu./menunjang pemda.
dari kegiatan satkorlak dan satlaktanggung jawab pemda. peran
penanggulanganproyek adalah
{. MASALAH TEKNIS
4
l. Dataran banjir berkembang/d ikem bangkan menjadi kawasan budidaya:pcrmukimary'perkotaan, industri, pertanian, dsb tanpa mempertimbangkan adanya resikotergenang banjir.
2. Schubungan dgn butir l, kawasan yang mengalami masalah banjir meluas dari tahun ke!ahun
3. Terjadinya perubahan watak banjir (debit banjir semakin membesar); menurunkan kinerjasistem pengendali banjir yang ada (contoh: q-100 rahunan sungai ciliwung di manggarai:370 m3/dt pada th 1973 (nedeco) menjadi 570 m3ldt pada th t996 (ica)
4. Upaya struktur/sistem pengendali banjir dan drainase hanya untuk mengendalikan banjir Vdbesaran banjir tenentu (sistem pengendali banjir dengan debit banjir rencana 5-100 rahunan,dan sistem drainase 2-10 tahunan), dan bukan banjir yang rerbesar. Sistem yg ada padaumumnya belum disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya debit banjir yang Iebih besardalam rangka.flo od da ma ge ma nage me nt.
5. Pembangunan bendungan dengan banjir pmf mensyaratkan adanya dam break analysis;nrunun persyaratan itu tidak berlaku unruk tanggul, pada hal rcsiko rerjadinyakerusakan/bobol pada tanggul jauh lebih besar.
6. Terdapatnya kerancuan antara sistem pengendali banjir dan sistem drainase di kawasanpermukiman/perkotaan.
7. Perencanaan dan pengoperasian sistem pengendali banjir rermasuk prakiraan dan peringatandini tidak tepat dan akurat akibat terbatasnya data dan informasi yang benar dan berlanlue.
8. Terbatasnya iptek yang menunjang perekayasaan di bidang sungai sehingga sering terjadikesalahan dan kegagalan akibat pendekatan yang keliru. Namun kesalahan dan kegagalan(perencanaan, pelaksanaan dan o/p) pada umumnya selalu dianggap akibat alam (bencanaalam); yang secara tidak langsung menghambat bahkan menghentikan laju pengembanganteknik perekayasaan di bidang sungai.
9. Pembangunan (permanen) prasarana dan sarana pengendali banjir sering kali menggunakanmekanisme penanganan darurat/mendesak akibat terjadinya bencana alam, sehingga kualitaspekerjaan rendah. Hal tsb terjadi karena mekanisme penanganan, kriteria dan batasanbencana alam yang belum jelas.
l0- Karakter sungai yang spesifik dan dinamis serta terbatasnya litbang untuk menunjangperekayasaan di bidang ini menimbulkan hasil rekayasa yang kurang efektifdan efisien.
ll. Kinerja sistem pengendali banjir semakin menurun akibat terbatasnya kegiaran o&p,pemantauan, sena terjadinya perubahan watak banjir
5. MASALAH NON TEKNIS
l. Belum terdapat kesamaan persepsi dan pengertian di kalangan stakeholders (pemerintah.masyarakaUlsm, swasta) menyangkut banjir, masalah ban.;ir dan upaya mengatasrnyasehingga mengakibatkan kontra produ ktif terhadap pencapatan luluan penanganan masallh.
2. belum difahaminya tenomena rlam yang dinamis menimbulkan terjadinya keranculn.kesalah tahaman. simpang siur d,an misleadinq !ang:rntarr lain dapat memicu timbulnvac!a.s.s action. Beberapa istilah dan pengerian ,rang rda di masvareket rancu r.l: perioda ulangbanlir. peil ban;ir. . ebas banjir. banjir krriman. dsb.
3. !las-'. arakat ,li rjataren blnjir belum mcmehami ,Jan incn;- rdarr rdanva rcsrko lcrqe nln,lbanlir;ranu oisa ter;adi kapan ;aja:;chinrlga tidak jiap bila :crvaktu-waktu teri:rdi banlir.
lVlas,varakat belum memahami kineqa ;istem pengendali banjir dan drainase l/ang terbatas.sehingga terled,i over conlidence Jan,tver investmen! pembangunan di dataran banjir, ;enatidak siap menghadapi bencana yang masih bisa terjadi (prdr saat sistem tidak berfungsiakibat rusak dan/ateu lumpuh karena kapasitasnya terlampaui), kapan saja
i. Manual penrnggulangan banlir (loocl |ighllnd termasuk tanggap darurat( e mergency actionslmasih rancu; demikian pula mekanisme koordinasi dan peran setiap stakeholders beium
.je las.
6. Terdapat potensi kontlik antar daerah sehubungan dengan batas administrasi yang berbedadengan batas das/dps atau wilayah sungai. Belum ada pengaturan yangjelas yang dikaitkandengen pelaksanaan otonomi daerah. termasuk sistem trade off anrara pemanlaatan di hilirdan konservasi di hu lu.
7. Pembangunan prasarana dan sarana fisik pengendali banjir belum diikuti denganpembentukan Badan/ Lembaga pengelola yang bersifat permanen dengan sumber dana o&pyangjelas sehingga terjadi proyek yang never endinglmenerus
9.
8.
l0
Penggalian dana o&p prasarana dan sarana fisik dari penerima manfzat (beneficiaries)belum dilakukan; kemungkinan akan mengalami kesulitan karena prasarana dan sarana tidakdaprt menjamin bebes banjir.
Masalah banjir semakin meningket. namun sebaliknya sumber daya manusia yang spesialisdan profesional di bidang ini semakin langka
Dominasi pemerintah dengrn penanganan tisiknye telah mcngikis buda-v. a kemandirian dan
gotong royong di kalangan mesyerakat. dan sebaliknya tellh menimbulken apatisme,ketcrgantungan dan bahkan sering muncul pcrnyataan tidak purs dan prores dari masyar:rkat
ll. Kesadaran masyarakat dalam ikut mengatasi masalah banjir masih rendah; contoh:masyarakat, permukiman di bantaran. permukiman yang sempitkan sungei. sampah,pemotongan tanggul, tanaman/rumah di tubuh tanggul, dsb.
12. Penegakan hukum dan pengawasan belum berjelan dengan baik
6. ANALISIS NIASALAH6
l. Nle nrngkatnrf, mJsalah birn]ir merupakan t"li! i1i dampak ncgatit' 'jari kcbtiakan
pembanuunan yang sampai saat ini lebih ;nementingkan aspek pertumbuhan ekonomi' dan
perhatian tcrhadap kclestarian lingkunean sangar kurang ( membangunan berpola brstress a's
usua/) Tcriadi ketidak l"t"til" {Jo^put'tritinl dan ketidek sclarasan llurmony\ yt'ng
menghasrikrn ..*,ia"t '"'-j'nfn "tosi'i"* limana unsur air Jan manusia lda di dahmnva'
Rcncrna lstJ ruang masih kurlnq berperln
L Pcnrrarn .uan'r.lalam renqka oembtrdidavarn rliltarirn baniir beium t""T.'-tl*l:.],'," i t.lto"'-*''
tikt,,r;tar'r,,t",,tr;cnln{gJ.iurilnqmcngltltl-\lnilslJclJn!ilrc:ilkL)lcrgenlln'11'JIlllr\l]silLlltlhlnlir sctltl-tkln mcntnqk:rt
'"1"1"n 'l"'tg"n 'Ltmoult Jan llcrke rntlltntn\il rtlrrttr lt 'lrttlrln
i"n,iln"urrrli kJwasJtr buditi'r)a lntarl lltt'' 'erllpil iL)lil-k()tit ''c jilr
),I,cmbangunannasirlnaiyangselamainiJilaxsanakanle.bihmcn3utarneklnpcncaparant.rrgetfisik, tcrmasuk ,lalam menjatasr mesalah banjir berupa pembangunan,presarlna^tlan,slrrnl
tisik pengendali iranlir ain ''i't"m drainase: aspek pembinaan dan pengaturan -vlnq
mcruprksn tuges umum pemerintahan:janslt kursng mendapat perhatian
{. Upaye mcngatasl masalalt banlir i3mp:lr krni masih menglndalkln upava
konvensionalr'tradisional yang berupa rekayasa struktur di sungei lin-tlredm) yang
mempunyai k"terbatts"n " be'siilt represif dengan menerapkan pola 'pernadaman
kebakaran" yang kurang rn""y"ni"ft "ftt' permasalahan' ser1l tidak didasarkrn lt(as konsep
penang:rnan yang utuh a"n *"ny"tu'utt Terbatasnya iptek"litbang -1i.:- ^t-T,b.,:t
o"t"
manusia yang *"*"n"t'-n1"'alah'di bidang ini berpengaruh terhad:tp pen€tapan kebijakan
tcrsebut
5. Pemerintah sangai Kurang rlalam menangani aspek pcng3tur:ln (rcgulesi) vang meruprk:n' ;;;; pototnyl' dan lebih tertbkus pada keeiatan pembangunan tisik'
6. Sumber teriadinya masalah baniir yang dominan adalah pengrruh kc{rltan mrnusir baik di
dataran ban;tr maupun rji dasl namun masyarakat dan srvlsta belum banyak
terlibat/dilibatkan. 't t'out"s''tya pemahaman maj;yarakat 'r'l merupakln penghambet utama
begt rurnbuhny: kesadaran r'rntuk ikut berperon
7. Upaya mengataslnya masalah banjir sampei saat ini tidak seimbang dcngrn laju peningklttiln
maselrhl,engterusmenrnqkatdarltahunketahun.tjntukiruJiperlukenpenvcmpurnj}an]laskebiiaken. stratcgr dltn uptiyr -cnctttlrsi :nesllah blniir renq tcllh ada'
(joo.r gorernence. menurur un,rp. hubungrn yln,.. 'incrgis dan konstruktii- dllnt..rtr
masvarrkat, srvasta. Pemerintehl'J.';r'"*';;;;r"i [""lr. dan upave '"1s""'lni:,:':".,L,u"0"t
dipisehkan dcngan peren
mlsvarak:lt. Upaya menglt'ls' masaiah banjir rncrupakrn domlin bcrsame:lnterf, masyarsl(at'
srr,asle,ltn pemcrintah t'"'"" p""t"'i"tlrft t"nl po[uX scbaqai requlaior Jan fisilitrtor
I
6.
.+.
i.
)
J.
l.
+.
). pencrrPan .qood qovernance Cal]m rangkJ mcnqatasi masalah banjir melibatkan partisipaslmas!3rakJt dalam pengambrlan keputusan rnulai dari perenc:tnaltn. pelaksanaan dan o&p( monaqcment bv t he people)
ivlempunvai kepastian hukum dalrm setiap lspek pengatur:ln (pena(aan ruang, sempadansungai. oerrzinan. Jsb)terbukr Jaiam setiap tindakrn. Segala upava dan Iangkah vangditcmouh dikomunikesikan denqan masyarakat. !lasvarakat sedapat mungkin/harusmemahamt ,lan menvirdari bahrva mrsallh banjir me rupakan inasalrh l),jrsama. jehinqgltumbuh hasrlt Jeri nesvrrakat untuk berDerln
!lcnlunlunLl ltn*-:i le:;eplkltln. Silpl rncrlJnqrnr Jpa nlrus lciils. bJrk Lli,rntura prnrcrintan.m;:sr;rr:rk.tt JJn ;rv.1stit: inaupun Jiantlra ltclblu.tr inslJnsr telncrinlilit )iln! lerkttt.
N,lemrliki Jzes kerdilan. .kcgiatan pcnrnganrn masalah banjir yang akrn,..likeqakcn harusmclcwati kalian ytng mcndalam sehingga merupakan solusi yang ct'ektif daneflsien.memiliki akuntebilitas. Segala upaya vang dilaksanakrn herus dapat dipertanegungjarvabkan kepeda pu b lik
6
STRA.TEGI NIENGATASI }IASALAH BAN.IIR
Tenvujudn;-a pemanteatan ruang untuk memenuhi berbagei kcpentingan masyarakat secaraharmonis (terpadu, serasi, selaras, seimbang) s€hingga terjadi hubungan yang serasi dan selarasantara mrnusia dengan lingkungan hidupnya.
Terdaparnl'a keseragaman oemahaman yang menyangkut banjir, masalah banjir dan berbagaiupaya unluk mengatasinya baik di lingkungan pemerintah, swastr dan milsyrrakat
Terdapatnya rencrna tata ruang wilayah nasional. propinsi dan krbupatenlkota yang men1aminterse len ggaran ya pemanfaatan ruang di dataran banjir dengan resikoikerugian akibat terjadinyagenang:rn banjir sekecil mungkin: sena pemanfaatan ruang di das yang tidak menimbulkanperubahan ,,vatak banj ir
Terdapatnya pola penanganan masalah banjir yang spesitik dan mcnyelLrruh berupa kombinasiupaya struktur dan upaya nonstruktur pada setiap sungai yJng menimbulkan masalah banjir.vrng dipltluk:rn denurn p,rle pengemh:ngrn .1:n pentel.rlr:rn .rrr Jrn ;umbcr:ir ;ec:remcnyclurLrit dllarn setu dps;r,vilarah sungai. Pola tcrsebut mcrup]kan hesil kalran y,ang
mendallm dcnean mcmpenimbanqk:rn berhaqli :rltcnratii-yrng Iavak blik teknrs. ckonomrs.sos ia I dan Iin gk un gen.
Terdapatnya pcnlcmpurn]irn dan peningkatan menvingkut lspek kclemblglln. kctatalaksenaendan sumber dava manusia vang tcrkrit dengan pcnlnrenan mesalrh banjir
Terdapatnya penyempurnaan penanganan masalah banyir yang telah lda _,-ang menycngkutaspek teknis, kelem bagaan/in stitus i pengelola, sena sumber dana untuk pembangunan dan o&pvang jelas: termesuk penvempum:r:ln struktur dan pola pengoperasian sistem pengendali banjirdalam rrngka ,'1r; oJ Juntttge nondeament Vang riiscpaketi oleh semua llhrk vang tcrkxit.
6.
' t::!11?:ll^ pembagian peran yans .1etas unruk masir
::: j?:'ai.;);;l;5,'ru;ljr,i*fl13;_'#1d ji#'#i.i*:::::;;,:^.iu,;l::;
H;l:::ilt" o.l:""XT""1",1 "*':fl1:_'asvarakat dan. swasra daram mensaksr dan:::';2'::;,r.2';7;:;i::::^:;:::"::!x:iii+Fi"ui*,il^,!])il,1"1"ffi fl 11
monogement for the people ^tougui ^onoro;".,
::,;r":;::rspun management with the people
i. Pcnvusunan pedoman penang3nan masaiah banjir sccara menveturuh dJn terpadu
Penvusunan pedoman 0"" *",1]l::"_llliran ban.lir (/yrct plat.n manage menr) rermasu k pembagtanzona da(aran banjir (lood ptain .zoning), p"r" ."riko banjir (looi ris; ;;;j,"r";iil."r""penggunaan lahan (land use regulation) di io,oron rrlny i".-",
;::r:i'1,il".i:[1,'#ni:!\il:,t'"'/ proorng. p:Tbyujul- koram rerensi (rerentionpoau *t,.unzruniJi;;;;;;:: nt:2;;.{derentnn
nonds) 6aik kolektirmaupun i"Ji"iaJ"i, ,-,"s
J.
4. peninjauan kembali pedoman p^enanggulangan A"^i;r^,t!i9a fqhti.ng) yangdilengkapi dengansop (prosedur operasional standar)tanggap d-a.ur"t, m.kanisme kerja dan tJorainaii lntar pihakyan g tert ibat, d i rin gkat nasional, ;.pi;l;;;;;' k"buo","r*o,o.t
:1x111ffi:"ii1?1i,t#ry".tanan masarah uanjirlali-;etiap sungai yang menimburkanan rara u p aya ;, u,,.oi,lli,1l:il- ff '. i"I ? iH [ :,:i:;:.r; : n: lif * ;,",
'jxi:i:::n::"f:t*f:r ?i:jfililxtxilr:tr l a.i:ft #ffj#,.jxj oj:*;h,,:x::ljenis struktur dan pola pengoperastannya untuk mengardari debit banjir yang air..""a"r;r."", J"i;;';;;;;';V:il,:;:::;:Zy,::;::::iir yang rebih besar
6 penyiapan pera dataran l^rnyi. n"a-u sungai-sungai yang menimburkan masalah banlir berikut
f**ilili":i;"iirf]ff .ffd-T![::*il*T^d#";"Jfi *k*:ru:rzona yang rertarang O"'U :):l-?"Irnrti.un rniujun'un,r* p.oro."no penting lainnya; zona yang
5:ilxl:,H"i i:::i|,[::r:i":^#:"J.:;1:T,:'#j",:fl:j*iTj,,t'ffix*"i",*ang banj r;
7. Peninjauan kembali rerdisesuaik:n 0""*r" t'r,'. ilSiio,jltj,",lll"t ''vilavah (nasional, propinsi. kabupaten/kota),
t :::fffi,:.1T?lf"'lltJ,":,:,::g l:" penvempurnaan upaya penaraan rahan dr das huru sesuaikoram derensi, r",",1.o"'.,1'iff.:::::":;T::r:T:J..jiJI"sipir (a.r. on-,,i," lli,og" b.^pu
9 pembuatan model/percon tohan^ berbaga i rekayasa yang harm.onis dgn ringkungan dan menunjangxonservasi air. sepeni rumah panggung,-kolam ',l"tanr,, koloa retensi, sumur resaDan_
l0 peninjauan kembali penataan ruang dan seruruh akrivitas pembudidayaan dataran banjir diregulated zone, aga( kerugian. akibat genangan banjir menjadi minimai antara raiin dengan:melaksanakan /o od proofng thd bangunan irinimar-sampai dengan banjir 50 rahunan sekarigusmengoreksi ketentuan peir banjir yang ada; pemirihan rruritas tinamun yung ,oh- g"nungun,pemilihan material bangunan yang tahan air: penga(urrn kembali pemanf-aatangedung/bangunan yang ada.disesuaikan dengan adanya resrko tergenang banjir: pembangunanrumah susun..jalan layan g, dsb.
II pemasangan ram bu -ram bu/m on umen/papan peringatan (1rot.tcr vorning boarctl di dataran ban,ir-vang menunjukkan ketinggian genangan banjir yang raru maupun yang kemungkinan bisa terladiuntuk berbagai tingkat / besaran baniir.
leraserng, Iining untuk saruran dan sungai yang tidak kedap rir, permukaarr jaran yang ridakkedap air, dsb.
l2 peninjauan kembali sistem prakiraan dan peringatan dini yang dikaitkan dengan prosedur dantata cara tanggap darurat. termasuk penyiapan tempat dan sarana untuk evakuasi.
pengumpulan dan evaluasi data hidrologi yang menyangkutperencanaan dan pengoperasian sistem pengendali banjir, serta
f4' penguatan litbang di 6id,ang.river engineering yang sangat lemah, agar rekayasa pengendarianbanjir efekif dan terhindar adanya rekiyasa yang tiait ens;en.
l5 penetapan prosedur dan mekanisme kerja penanganan fisik akibat bencana aram banlrr sertakiteria pekerjaan yang m e n d esak/darurat.
UPAYA NON TEKNIS
Mengubah paradigma pembangunan.kota padang agar dapat memberikan tiga jenis manfaatsekaligus, yaitu manfaat ekonomi, sosiar dan ringk-ung"an bagi sebesar-besar kem"ak'muran rakyat;dan tidak hanya mengutamakan aspek pertumbuhan ekonom r.
Penyiapan .kebijakan kora padang dalam. rangka mengatasr masalah banjir ,vang <iisesueikandengan berbagai perkembangan dan paradigma bu.r,.ri,^ru* penye renggara.an otoda. termasukpenyiapan nspm dan kriteria penaraan perwilayahan ekosistem das.
Pemanfaatan dan operasionarisasi keppres r23/200r tentang tim koordinasi pengeroraansumberdaya air dalam rangka koordinasi dan penyusunan program dan peraksanaan penangananmasalah banjir yang terpadu diantara seruruh siakehorders sesuai dengan p.runnyu ,nu.,ng-masing baik di lingkungan pemerintah, swasta dan masyarakat.
Rembug masyarakat dalam rangka menyamakan persepsr baik di lingkungan pemerintah(beberapa instansi terkair di pusat dan craerahl, swasra dan 'masvarakat yungl ,,'"nyunlkut banji.,
I3. penguatan sistem pemantauan,seluruh aspek; bagi keperluanprakiraan dan peringatan dini.
il.
2.
l.
6.
5.
masalah banjir dan upaya meng-aiasinya. penyamaan persepsi dapat juga rewat forum, diskusipanel, seminar, d:skusi interaktif, dsb. Dengan memanfaatkan berbagai- m-ed ia.
Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat yang berada di dataran banjir menyangkutadanya resiko/kemungkinan tergenang banjir, serta !"-i"h"*"n bahwa kinerja prasarana oansarana pengendali banjir dan. sistem drainase mempunyai keterbatasan ian tidak oapatmengubah dataran banjir menjadi terbebas dari banjir/genangan secara mutlak.
Pengosongan zona terrarang (daerah sempadan sungai termasuk bantaran sungai) dari huniandan kegiatan masvarakat lainnya yang diiarang a.r. dengan merakuk"n p.nggr.uion. kompensasiatau rclokasi' serta pengendarian pembangunan di zona yang peruntukanqva diatur (regutatert;one).
T Pembentukan institusi pengerora dan pemerihara prasarana dan sarana pengendari ban;rr yangdikaitkan dengan institusi pengeiola air dan sumber air di das/dpvwitayah Jungai yang bersilarpermanen, sejalan dengan penyerenggaraan otonomi daerah dan peraturan yung 6".toku.
8' Peningkatan sumber daya.manusia (menyangkut kuantitas dan kualitasnya) pada semua stratadan wilayah' dengan spesialisasi yang kiusui untuk memahami dan mendarimi masalah yangterkait dengan sungai dan banjir serta upaya mengatasinya.
9' Pembagian kewenangan yang jeras diantara berbagai pihak yang terkait baik di ringkunganpemerintah, swasta dan masyarakat, termasuk wewen.ang dalam-membiayai kegiatan.
10. Pemberdayaan masyarakat agar secara aktifdapat berperan a.r daram merakukan flood prooJingterhadap rumah,/bangunan.tempat-tinggal mereka yang terlanjur dibangun di dataran banjir baiksecara individual maupun kolektif; dengan panduan diri pemirintah -
I l. Pemberdayaan masyarakat agar secara individual maupun kerompok mampu membangun sumurresapan, kolam-kolam retensi dan detensi banjir, dsb. Dengan bimbingan dari pemerintah.
l2' Sosialisasi dan gladi bersih daram rangka ranggap darucar penanggurangan ban.;rr yangmengikut sertakan seluruh instansi terkait dan masyarakat (lsm), yang diiakuka"n secara berkalamenjelang musim penghujan di berbagai iokasi yang rawan genangan.
l3 Pembentukan unit-unit satkorlak dan satlak di daerah yang terlatih dan selalu siap melaksanakantanggap darurat yang ditunjang peralatan dan sistem peringaran dini yang memadai_
14. Penetapan dan peninjauan kembari sempadan sungai berdasarkan pada permen ptJ 63/1993dalam bentu k peraturan daerah.
l5' Penegakan hukum antara rain menyangkut perizinan dan pengawasan, termasuk manaJemensampah, dsb.
16 Penerapan konsep beneficiaries pay principres daram rangKa menggari sumber dana darimasyarakat penerima manlaat untuk membiayai kegiatan o&p pras-aiana dan sarana fisikpengendali banjir; termasuk pengembangan sistem trade off antaia pemanfaatan di hirir dankonservasi di hulu, yang dikaitkan dengan penyelenggaraan otoda.
II
KESIIVIPULAN
l. Banjir merupakan fenomena alam dan masalah yangd iatasi/d ikendaliken secara mutlak
1
d itimbulkannya tidak dapar
meandering,'bottle-neck",
masalah. . banjir meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan danpembudidayaan lahan di dataran banjir yang kurang mem pen rm bangt<an adanya resikJtergenang banjir, sena penumbuhan rJan pembudidayaan- rahan di ,ras yan'g kr."ng iii-uungidengan upaya konservasi air dan tanah.
untuk mengatasi masarah banjir. sampai saat ini masih mengancJarkan pada upava srrukturyang dilaksanakan oleh pemerintah. Hasil yang terah drcapai ridak seimbang dan Jauhtertinggal dibanding dengan laju peningkatan rnusa'iah.
Upaya mengatasi masalah banjir seharusnya merupakan domain bersama antara masyaraKar,
lr1" o1n,p*rrintah. Kebijakan, strategi dan upaya mengatasi masarah banjir p".tu iii,nluuulang untuk mem.beri peluang kepada seruruh stakihorders berperan; a.r dengan menerapkanupaya menyeluruh berupa gabungan struktur dan nonstruktur yang didukung oreh berbagardisiplin di bidang sosial, lingkungan, reknis, ekonomis dan hukum.
,1
l.
3.
2.
Ceografi ,
sed imentas i
gs1lagai program dan kegiaran.fisik yang sedang dan akan diraksanakan perru ditinlauu langldisempumakan dan disesuaikan aenga'n teUlaian Ua-.
Dalam menangani masalah banjir perlu menerapkan prinsip-prrnsip good governance yangmelibatkan masyaraka!, swasta dan Dcmerintah
PROSES TERJADINYA MASALAH BANJIR.
Kebijakan nasional dalam rangka mengatasi masalahkembali, disesuaikan dengan perkembanganpenyelenggaraan otonom i dacrah.
Topografi , Geometri alur, sungai: kemiringan dasar,, ambal alam
DanJ tr perlu segera disusun/ditinjaudan paradigma baru termasuk
pembendungan: dari lauVpasang, dan sungal induk, amblesan tanah,
@AMrs)PEMBUDI DAYAAN nafana* nf,fXJIR ;tata ruang/peru nru kan dararan banlir ygtdk Sesuai; tata ruang/peruntukan di DAS, permukiman di bJniaran sungai, p"-Uuniuniin , drainase,bangunan sungai/silang, sampah padat, prasarana pengendali banjir yang ,..iu,u,, amDlesan
curah h ujanpendangkalan
ll
perrnukaan tanah, persepsi masyarakat yang keliru thd banjir, kenaikan muka air laut. akibat"global warming"
l4
Masrrkli:rn U ntrrk M.rkalah K.rir.r rr
l_Ellqgt !"ry1g-guling4 Banj ir Ko ta PadangOlch B ujang R us rn.l s1
[. Ruang Lingkup J lasalah
t. Perlu .iiberilarr lustrfiL.rsr \e\.rr,r lnii'rn.rl .i.rrr r-"i r( rn.ll telrr,rng[rerTn.ls.llnl].ln ban;rr ilr kt'l.r 1,.11[.111', ;ehrni;.qa l.t,rrtr.rsalahan r,rnr; tlilih.rtli.i' r lr iok us
L R|rt.,tn.t slr,rrr.,'if. l),',r,.i,r 1',,l,rrtr -1,r,. ,,it.,,i,ln il ;11,1 ,1 r., lr{,r,t:-,t rl{,1.,r(lI*el.,.lunrrtr.r i.elurrr ier-irlr,rt ,,,rrl. \..rr!,. i'ri.rrl .le'r,.rrr ,rr.llr\r\ (.t[].r,rr) i<r,rl(l
''l ,l.''. - r,.rn,, !r-il,lt^ .1,.., ..,r..,.,r i- .T.,rt : ./rr,t r . 1 1 1 , . , . . 1 . . , 1 r ,
, , . r 1.
.iii,rkui...rn r,.lt'nti I if..r*r rrr,r
l-[. Prtrkt:mhangan Kot.r. B.rn jir cl.rn Dilt.rrranva
BiJa ctihuL,ungl:.ln ,-l?r'tqnp (,.r;ih,rr L. iL-r'lt.rnB hLngst itKrrsist?r.lr l)A:.Lrelullt (lihrrbunqkan.ttau rli.tn.rii-sa sec.rr.a ernpirrk .lerrq,rrr kontijsi l,rt.rkrrhr terhatiap .tsp{rk-.rsi.,pk
i. \/ccel.lsi -r,anrt terkait (.lenlia1 k,rrr.asaLt tes.rp,trl
terliir.r t
ru.lng
kitt,r. ;elul hr;.r,.r, li.tr'".tsanlrndung.
l. Tanah -' Lancl use frlnning kota, apakah telah tlikaitkan .lei.rgan L.rntlCapabiliw
.3. Srurgar -' Bag.rr:nana kon.tisi r sun[.ri - surrq.ri cli p,rtlan.rl-1. Aspek minusia -t'ang terknit tlengarr populasi rlnn rtetlsjtl. pendLtrlLlk5. As1''p( lptek vang telah cJil.tk.sanakan <,[r,h instansi terkait,/ arasvarak.rt
IIi. Kesirnprrlan: Str.rtegi p'etra 1gg ulangnn banjir terseL"ut rti.rr.rh atau tirlaitkandengan nspek - .lspek (iinLls, seperli fuxgsi k.rrvas.tn resalran,larcl use planine kota, konclisi sungai,clensih. penduduk rlanaspek lptek, sert.l perfornLlnce plan ciari pemerintah kotapadane.
l)a.l.r nq. Aq us tus
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
NOTULEN SEMINAR
KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIRDI KOTA PADANG
BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PADANG2004
NOTULENSEMINAR NTASALAH AKTUAL
No Uraisnl. Judul Diskusi
Keterengan: Kajian Srateg: Penanggulangan Banlir di Kota
Padan s2. Penyaji Makalah : Proi Dr. [snl BerdJ Moderator : Dr. [r. Agusli Taher. MS-1. Revrewer L Prof Dr. Bu;ang Rusman
2. Ir. Amril Wahab. MS5. Jadwal Pelaksanaan 31 Agustus 20046. Pesena Semrnar I Bappeda Proptnsr (lr Iswan Akhlr)
2. Bappedalda (Drs. Darma Suardi. MPd3. Bappeda Kota Padang (lr. Rusdi Jamil).1. Dinas Tark-rm (tr. Sirdant)5. Drnas Kehutanan (
6. Dinas Prasarana Wilayah Kota Padang ( [r. YosNasrullah )
7 Dinas Pertambangan ( Ir. Sai' Knsno)8. Fakultas Pertanran Unand (Prot-. Dr. Amnzal
Satdi)9. L,NP (Drs. Rusli Har, MT)10. Padang Ekspres (Sukn Umar)I I Singgalang (Adrial)12. Haluan (Perdiana Pura)
A. Pendahuluan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi
pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) secara bijaksana, efisien dan memperhatikan keberlangsungan
pemanfaatannya baik untuk generasi masa kini maupun mendatang. (Chan
2OO1\.
Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan SDA baik
untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya, telah
memaksa manusia untuk memanfaatkan SDA tersebut diluar kemampuannya,
tanpa memperhatikan tindakan konservasinya sehingga telah menrmbulkan
degradasi atau kerusakan dari SDA yang terbatas tersebut.
Menurut Arsyad (1 989) bahwa penurunan kualitas air dicerminkan antara
lain oleh tidak terkendalinya banjir pada musim hujan, parahnya polusr pada
aliran-aliran sungai, dan yang menghasilkan sedim€nlasi. Dir Indonesta
gamb€ran pernasalahan ini telah terdapat banyak DAS yang mengalami
kerusahan. Sedangkan DAS kritis yang semula berjumlah 22 DAS pada tahun
1984. ;penjadi 39 OAS pada tahun 1992 dan meningkat lagi menladi 60 DAS
knlis prioritas pertama pada tahun 1998.
Pengelolaan DAS merupakan upaya pengendalian hubungan timbal balik
antara sumber daya alam hutan (vegetasi), tanah dan arr dengan sumb€r daya
manusia dan segala aktifitasnya untuk memperoleh hasrl yang optrmal dan estan
tanpa menrmbulkan dampak negetlf seperti banjir, kekertngan, pencemaran a|l.
erosr tanah dan gangguan terhadap ekosistem lainnya.
Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungai
menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan di
dataran banjir, selain dari itu juga terladi akibat hujan setempat di mana
genangan terjadi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga bentuk
potensi banjir tersebut dapat saia terjadi secara bersamaan atau secara terpisah
di masing-masing wilayah banlir.
B. Ruang Lingkup Permasalahan
1. Kota-kota di Indonesia pada umumnya berkembang secara Laissez Faire,
sehingga menampilkan wajah ganda.
2. Kota Padang merupakan suatu entity dan komunitas yang
menggambarkan sejarah dan perkembangan sebuah kota pesisir dengan
dinamika masyarakatnya yang kemudian tumbuh berkembang men.ladi
kota jasa, perdagangan dan industri.
3 Belum efektifnya pengelolaan pemanfaatan lahan / belum sesuai dengan
RUTRK
4 Banlir adalah wulud dan kelebihan kemampuan sunga, menampung dan
mengalirkan kembali air, sehingga teqadilah genangan di dataran banjir
5. Penanganan banjir di kota padang sudah di atasi secara serius sejak
1918
. Kawasan Pasar Mudik
. Kawasan Palinggam
. Kawasan Seberang padang
6. Pada saat sekarang upaya penanganan banjir tetap dilakukan pada
sungai-sungai .
. Batang arau
. 8atan9 arr dingin
. Eatang belimbing
. Eatang laras
C. Tanggapan Peserta
l. Bappeda Padang (Rusdi Jamil)
1. Sudah dilakukan sosialisasi oleh walikota Padang tentang pembangunan
Embung di empat hulu sungai melalur ker;asama dengan UNAND.
sedangkan investor berasal dari Cina dan Pemerintah Pusat.
2. Sumber air bersih di kota padang baru terpakai 60 % untuk masyarakat
kota padang.
3. Rencana pemasangan pembangkit listrik mikro hidro di hulu sunga
batang kuranji dan batang kandis dengan jaringan terpasang 260 mega
wan.
4. Diskusi ini hendaknya berlanjut ke forum yang lebih besar yang juga di
ketahui oleh anggota dewan yang baru.
5. Penyaluran dana untuk imprastruktur yang rusak, sudah dikeluarkan dana
sebesar 30 Miliar.
6. Setiap tahun ada reboisasi di daerah kawasan hulu atau daerah rawan
peneoangan
7. Telah dilakukan keqasama Kota Padang dan Solok untuk konservasi
sumberdaya alam khususnya sumberdaya air
ll. Dinas Tarkim (lr. Sirdani)'l . Penanganan banjir selama ini di Kota Padang baru dilakukan secara
parsral, banjir ttmbul setempat-setempat, drainase tidak mengalir, contoh
pembangunan jalur dua di jalan sudirman, terlihat tidak ada koordinasi.
2. Pemda tidak konsisten dengan penggunaan lahan
3. Pembenan izin kepada developer hanya untuk saluran tersler
4 Sudah ada PON penyangga banir di kota Padang contoh dt Pantat Purus
dan Tanggul Hitam
5. Dalam penanganan dratnase harus ditangant dulu saluran pnmer dan
sekunder baru saluran tersier
lll. Bappedalda ( Ors. Darma Suardi )
1. Bila lamanya air tergenang yang dikatakan banjir
2. Penanganan masalah ban1ir sangat terkait dengan masalah sampah,
dimana dampak sosial yang diawali dengan sikap dan prilaku masyarakat
dalam melihat banjir.
3. Pemda harus membuat Drainase besar dibawah tanah dengan dalam
lebih kurang 2 meter seperti yang sedang dibuat di Kota Medan sekarang
lV. Dinas Pertambangan ( Saik Kresno )
1. Prilaku masyarakat dalam melihat drainase sebagai saluran atau tempat
membuang sampah
2. Pembuangan samapah yang sembarangan oleh masyarakat harus
ditindak tegas melalui ketentuan yang berlaku dengan melibatkan aparat
kelurahan contoh masyarakat membuang sampah di sungai di Siteba.
3 Setiap rumah, hotel, plaza, pertokoan, perkantoran dll harus membuat
sumur resapan contoh Minang Plaza
V. Universitas Negeri Padang ( Rusli Har )
1 Untuk membangun embung dan kolam retensi harus ada studl geo
hidrologi, hidrologi.
2. Harus ada kerjasama lintas daerah Kabupaten/Kota untuk menangan
masalah banjir
3. Harus ada kerjasama lintas Institusi
4. Pemda harus menetapkan daerah konservasi secara tegas
5. Lemahnya sangsi hukum terhadap pelanggaran pembangunan
6. Harus dilakukan sosialisast kepada masyarakat dalam penanganan
masalah ban jir
7. irtelakukan pengawasan secara ketat terhadap kawasan ban,lr
8. lvleningkatkan dan mengembangkan manalemen 8anltr dan sampah
Vl. Universitas Andalas ( Prof. Dr. Amrizal Saidi )
1 Di Kota Padang banyak dilakukan pembangunan pada daerah - daerah
cekungan, akibat meningkatnya lumlah p€nduduk.
2. Curah di Padang pernah mencapai 300 mmihart
3. Banyak saluran drainase di perumahan tidak jalan atau tidak sampai ke
saluran pflmer
4. Setiap rumah harus ada sumur-sumur resap€n terutama di kawasan
komolek oerumahan
5. Untuk membangun dan mengembangkan daerah hulu harus konsistensi
dengan penelitian
6. Harus ada pengendalian air saluran (limbah) di komplek perumahan
Vll. Balitbang Propinsi ( Agusli Taher )
1. Setiap rumah/kantor harus punya daerah resepan
2. Pembuatan Drainase yang lebih besar di bawah Kota Padang
3. Manajemen Banjir yang terkait dengan sampah dan dratnase
Vlll. Dinas Prasarana Wilayah Kota Padang (lr. Yos Nasrullah )
1. Ker.iasama Litbang PSDA Bandung dengan Padang dalam penelitian
pembuatan embung di . a) Lubuk Paraku, b) Eatang Anai, c) Batu Busuk
2. Kota Padang terlambat dalam mentngkatkan partisipasr masyarakat dan
sosialisasi dalam pembebasan lahan untuk dijadikan proyek
pemoangunan oratnase
3. Kurangnya sosialisasi fungsr drainase kepada masyarakat
lX. Dinas Kehutanan
1. Kegiatan penanggulangan banlir sudah diprogramkan oleh dinas
kehutanan melalui kegtatan konservasr dan reboisasi yang diberikan
kepada masing-masrng daerah kabupaten/kota
2. Untuk daerah hulu kita sudah programkan melalui proyek pusat untuk
kegiatan reborsasi, konservasi dan gerakan nasronal rehabilitast hutan
dan lahan ( GNR-HL )
3. Pemanfaatan lahan dalam Tata Ruang harus dikaii kembali
KESIMPULAN
1. Untuk kedepan harus ada konsep manajemen air (hidrologi) banjirdan sampah dengan fokus :
a. Membangun waduk serbaguna yang dapat dijadikan aspek penting
datam penanganan banjir di Kota padang.
b. Pembangunan embung dr Hulu yang terkart dengan kawasanpertanian
c. Membangun kolam retensr di daerah cekungan/depresi2. Konsep Manajemen sampah yang terkait dengan :
a. Sosialisasi tentang sampah
b. Pengawasan
c. Penegakan hukum
d. Teknologi Daur ulang sampah
e. Penggunaan dan pemanfaatan kompos oleh masyarakat, dinaspenamanan dan pertanian kota
3. Melakukan pengawasan di daerah kawasan hulu yang terkait dengan
a. Penebangan hutan
b. Penebangan liar
c. Menerapkan sistem pertanian yang lebih konservasi4. Kerjasama lintas wilayah dalam penanganan banjir yang terkait
dengan:
a. Pembangunan embung
b Reboisasi
c Penebangan hutan
d. Konservasi
e. Peladang berpindah
5. Prioritae perbaikan Drainase yang terkait dengan :
a. Sistem drainase
b. Ukuran drarnase
c. Peningkatan dana
6. Konsep perumahan bebas banjir:a. Setiap rumah punya sumur resapan
b. tvlembangun kolam resapan di fasilitas umum
c. Saluran drainase harus menyambung ke saluran utama (prrmer)
d. Saluran drainase utama terbuka dan dalam
7. Unit-unit penanganan sampah
8. Harus jelas batas daerah konservasi atau sumberdaya alam
9. Konsep sosialisasi yang terkait dengan prilaku sosial masyarakat
dalam melihat masalah banjir
a. Manajemen apa yang diperlukan
b. Kerjasama Pers dan Pemda
c. Adakan secara reguler lomba kelurahan terbersih dan terkumuh
diumumkan di mas media
'l0. Keterkaitan matriks prognm lintas instansi :
a. Yang berhubungan dengan Sumberdaya di Hulu antara Dinas
pertanian dengan dinas kehutanan
- GNR-HL
- Konservasl
- Penebanqan hutan dll
b. Yang berhubungan dengan sumberdaya Hiiir antara Dinas Tarkim
dengan Bappeda, Dinas pertarna, masyarakat dan real estate
c. Pengelolaan sampah bisa terkajt dengan pembuatan kompos untuk
pertanian dan pertamanan, industri dan energi
d. Yang terkait dengan PU, Bappedalda dll
'11. Proses Penegakan Hukum
a. Penebangan Hutan
b. Persampahan
- Sistem di Kota
- Sistem di kelurahan
- Siapa yang bertanggunglawab
- Penggunaan Tata Ruang
- Pencema ranllim bah
12. Meningkatkan dukungan Riset
a. Pembangunan kawasan embung
b. Pembangunan kolam retensi
c. Pembangunan Drainase dibawah kota
d. Kualitas Sumberdaya Air (yang dimanfaatkan masyarakat) dan untukpembangunan lainnya
e. Kualitas Komoos
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
LAPORAN AKHIR
KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIRDI KOTA PADANG
Oleh:TIM Balitbang
Prof. Dr. Isril 8erd, SU (Koordinator Penulis)Dr. Ir. Agusli Taher, MS (Anggota)
Wilson, S.Sos (Anggota)
BIDANG PENGEMBANGAN PEN ERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PADANG2004
KAJIAN STRATEGIS PENANGGULANGAN BANJ IR
DI KOTA PAOANb
Oleh : Prof. Dr. lr. H. lsril Berd, SU.
I. PENOAHULUAN
Sejak dilaksanakannya Konperensi Intemasional mengenat Human
Enviroment di Stockholm, Swedia tahun 1972 dan Konperensi Tingkat Tinggt
(KTT) Bumi yang diselenggarakan di Rio Janeiro, Brazil tahun 1992, rssue
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanJutan telah menJadi agenda
yang tidak dapat ditunda-tunda pelaks anaannya dan bahkan pengkajian
secara komprehensrf terhadap kesepakatan KTT Bumi di Rio de Janeiro
tersebut telah dilaksanakan dalam bentuk KTT Dunia tahun 2002 di
Johannesburg, Afrika Selatan salah satu aspek penting yang dibicarakan
adalah tentang kualitas sumberdaya air dan pengelolaannya. (Wbisono.
2001, Chan. 2001).
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasr
pada oemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan Sumber Daya
Alam (SDA) secara bi.iaksana, efisren dan mem perhatikan keberlangsungan
pemanfaatannya baak untuk generasi masa kini maupun mendatang. (Chan.
2OO1\.
Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan SDA
baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya
telah memaksa manusia untuk memanfaatkan SDA tersebut diluar
kemampuannya, tanpa memperhatikan tindakan konservasinya sehingga
telah menrmbulkan degradasi atau kerusakan dari SDA yang terbatas
tersebut.
Kalau dilihat dari permasalahan pertum buhan penduduk dalam
pembangunan yang makin meningkat sesuai dengan pertumbuhan ekonomt
sehingga telah menimbulkan proses alih fungsi lahan secara cepat dan besar
serta adakalanya tanpa memperhatakan aspek tata ruang' konservasl tanah
dan lingkungan, dampak dan pendayagunaan SDA pada suatu Daerah Aliran
Sungai (DAS) secara intensif akhir-akhrr rni menunjukkan gejala degradasl
fungsr lingkungan yang dapat mengganggu kelngsungan hidup terutama bagl
generasi mendatang. Gelala degradasii fungsi tersebut, antara lain ditandal
dengan fluktuasi debit air sungar yang semakin taiam' pendangkalan arus
sungai, degradasi dasar sungai, pencemaran berskala berat di sungai
semakin berkurangnya kapasitas tam pung sum ber air karena terdesak
lingkungan permukiman dan tumpukan limbah padat muatan sedlmen
(Sjarief, 2001)
Menurut Arsyad (1989) bahwa penurunan kualitas air drcerminkan
antara lain oleh tidak terkendalinya banjir pada musim hujan, parahnya polusi
pada aliran-aliran sungai, dan yang menghasilkan sedimentasi. Dii Indonesia
gambaran permasalahan ini telah terdapat banyak DAS yang mengalami
kerusakan. Sedangkan DAS kritis yang semula berjumlah 22 DAS pada
tahun 1984, menjadi 39 DAS pada tahun '1 992 dan meningkat lagr menjadi 60
DAS kritis prioritas pertama pada tahun 1998 mengakibatkan DAS hilang
kemampuannya untuk menyimpan air di musim hujan, seperti halnya Sungai
Cimanuk debit sungainya sangat fluktuatif dimana pada musrm hujan
debitnya 6OO mr/dt sedangkan di musim kemarau debrtnya hanya 2O mr/dt
besaran dan frekuensi banlir semakin meningkat, sedimentasi dan
pendangkalan di waduk sungai. (Sjarief, 2001 )
Salah satu parameter yang dapat menunjukkan rusak dan tidaknya
suatu DAS adalah masalah erosi yang menghasilkan sedimen besar
Sedimentasi yang akan terladi dan yang dapat diprediksi dan hasil sedimen
pada suatu DAS, dan brla hal ini memang teladi akan menyebabkan banyak
kerugran terhadap bangunan-bangunan air yang ada, seperti yang telah
terjadi pada bangunan Waduk Wonogin atau waduk-waduk larnnya. Selak
dioperasikannya pada tahun 1 981 hrngga kini. Dalam penode yang singkat
tersebut, waduk telah mengalam i pendangkalan akibat sedimentasi yang
besar. Dalam perencanaan awal laiu sedimentasi diperkirakan sebesar 2
mm/tahun dan dengan perkiraan umur waduk selama 'l 00 tahun. (Arsyad,
1989)
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Direktorat Penelitian Masalah
Air - DPMA (1982) dari pengukuran langsung di lapangan dan perhrtungan
kehilangan tanah potensial karena erosi dengan metode Universal Soil Loss
Equation (USLE) diperoleh hasil laju sedimentasi sebesar 7,7 mm/tahun pada
Waduk Wonogiri.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahur bahwa telah terjadi
penIngkatan lalu sedimentasi dari perkiraan perencanaan awal. Selanjutnya
tim peneliti Unrversitas Gajah Mada (1984) menyatakan dari 24 penampang
lintang di lokasi Waduk Wonogiri telah teqadi pengendapan sedimen.
sehingga volume waduk berkurang sebesar 3, 15% per tahun.
Pengelolaan DAS merupakan upaya pengendalian hubungan timbal
baljk antara sumber daya alam hulan (vegetasi), tanah dan air dengan
sumber daya manusia dan segala aktifltasnya untuk memperoleh hasil yang
optimal dan lestafl tanpa menimbulkan dampak negatif seperti banjir.
kekenngan, pencemaran air, erosi tanah dan gangguan terhadap ekosistem
lainnya (Engkah 1987 ; Wersum 1979).
Blla diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota telah membenkan
implikasr luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota. Penambahan
jartngan prasarana transportasa dan penambahan sarana pelayanan sosial.
ekonomi dan budaya telah mengubah pola dan struktur tata ruang Kota
Padang dan waktu ke waktu.
lmplikasi tersebut luga berpengaruh banyak terhadap peluang banlir
yang juga daperparah oleh berbagai faktor alam lainnya seperti sungar, laut
dan dratnase. Sedangkan faktor manusia lebih kepada kedisrplinan warga
kota menjaga lingkungannya seperti membuang sampah yang tidak pada
tem patnya.
Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungai
menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan di
dataran banjir, selain dad itu juga terjadi akibat hujan setempat di mana
genangan terjadi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga bentuk
potensi banjir tersebut dapat saja terjadi secara bersamaan atau secara
terpisah dr masing-masing wilayah banjir.
Eanyak usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi banlir dangenangan arr yartu antara lain dengan menangkatkan iungsi saluran drainase
melalur normalisasr sungai dan saluran, rehabrljtast saluran,, menambah
lanngan saluran dralnase. Namun demtkian, genangan atau banjir tersebut
belum sepenuhnya dapat diatasi, terlebih iagr apabila terladi hulan lebat yang
datangnya bersamaan dengan air pasang melaluii muara sungat yang ada.
Untuk mengatasi
perlu kajian yang lebih
holistik.
masalah banjir dan genangan air ini di Kota Padang
dalam dan ditanggulangi secara komprehensif dan
II. RUANG LINGKUP PERMASAL.AHAN
Kota-kota di lndonesia pada umumnya berkembang secara Larssez
farre. tanpa dilandasi perenclnaan kota yang menyeluruh dan terpadu.
Kecuali pada kota-kota baru yang memang direncanakan seJak awal sepertl
Tanlung Pura atau Tembaga Pura sehingga mampu menghadaprl
oertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang pesat pula
Oleh karena rtu bukanlah suatu pemandangan yang aneh brla kota-
kota besar di lndonesia menampilkan walah ganda. Di satu sisti terlthat
perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam wulud
arsrtektur moderen disepanjang tepi Jalan utama kota. Dt balik semua
kemegahan tersebut terlrhat men.iamumya lingkungan kumuh dengan sarana
dan prasarana yang tidak mencukupl.
Sungai yang semula mengalir jernih dan mengemban tinggr sebagai
salah satu sumber kehidupan penduduk, tidak lagi dapat melanJUtkan
fungsinya karena kadar pencemarannya sudah melampaui ambang batas-
Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyak tersedia, beralih fungsi
untuk bangunan yang makin memperpadat ruang Kota.
Begitu iuga halnya dengan Kota Padang, bila dilihat dari per;alanan
sejarah panjang Kota Padang seiak tahun 1669 hingga keberadaannya
sampai saat ini, menunjukkan bahwa Kota Padang rnerupakan suatu entlty
dan komunitas yang menggambarkan sejarah dan perkembangan sebuan
kota pesisir dengan dinamrka masyarakatnya yang kemudian tumbuh dan
berkembang menladi kota Jasa. perdagangan dan rndustri Dii zaman
kemerdekaan sampai dekade tahun 199O-an kota Padang diperhrtungkan
sebagai salah satu kota utama di Pulau Sumatera khusr:snya dr bagian
Barat/Tengah. Namun dalam beberapa tahun terkahrr khususnya sejak
dibedakukannya undang-undang otonom ii daerah dan semakin meningkahyapengaruh globalisasi perkembangan kota-kota di Pulau Sumatera semakinmen,ngkat.
Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh
perKembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan sosial ekonomiyang berlangsung. Hal ini mempengaruht pergeseran penggunaan lahan
yang kurang produktif menJadi peruntukkan yang lebih produktif. pergeseran
penggunaan lahan tersebut secara mudah akan dapat tedihat dari tumbuhdan berkembangnya bangunan-bangunan baru untuk menampung kegiatan-
kegratan permukiman, perdagangan, jasa maupun industn
Berangkat dari gambaran dinamika kota tersebut, dengan
berkembangnya berbagai kegiatan fasilitas pemukiman disepanjang jalan
arten dan kolektor menunjukkan adanya perkembangan kota yang belum
sesuar dengan konsep lingkungan permukiman yang semula mengharapkan
fasilitas permukiman berkelompok di pusat-pusat permukiman sehinggadapat diperoleh efektifitas pemanfaatan lahan dan fasilitas kota yang optimal.Di lain pihak perkembangan real estate, kawasan permukiman serta
kegiatan-kegiatan perdagangan dan jasa dalam bentuk hot-spot - hot-soot
secara trdak terarah mengindikasikan belum efektifnya pengelolaanpemanfaatan lahan sebagaimana telah di buat dalam Rencana Umum Tata
Ruang Kota sebelumnya.
Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungaimenampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan di
dataran banjir, selain dari itu juga terjadi akibat hujan setempat di mana
genan9an ter.1adi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga bentukpotensi banjrr tersebut dapat saja teriadi sec€ra bersamaan atau secaraterpisah di masing-masing wilayah banjir.
Bila diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota terah memberikanimplikasi luas terhadap pora dan struktur tata ruang kota. penambahan
Janngan prasarana transportasi dan penambahan sa€na pelayanan sosial,ekonomr dan budaya telah mengubah pola dan struktur tata ruanq KotaPadang dan waktu ke waKtu.
lmplikasi tersebut luga berpengaruh banyak terhadap peluang banliryang.Juga diperparah oleh berbagai faktor alam lainnya seperti sungat, lautdan drainase. sedangkan faktor manusia rebih kepada kedisiprinan waroakota menjaga lingkungannya.
Penanganan banjir di Kota padang sudahdimulai secara senus sejaktahun '1918 yang ditandai dengan membangun berbagai saranapengendalian banjir seperti banjir kanal dan pintu_pintu air membagikelebihan volume air untuk mengantisipasi banjir melanda kawasan pasarMudik, Palinggam dan Seberang padang. Upaya tersebut dilakukan hampir100 tahun yang lalu_ Sekarang Kota padang bertambah luas menjadi 694,96Km2 dan 486,209 km2 merupakan wilayah berbukit merupakan hulu_huluDAS serta terdapat 5 ariran sungai besar dan 16 ariran sungai kecir, curahhujan yang tinggi yaitu 4.598 mm/tahun (2oo2) dan banyak daerah randar dancekungan di daerah dekat pantai yang nyaris rebih rendah dari aruspermukaan laut serta terjadi pula pertumbuhan yang menjamur dari kawasanpermukiman, sekolah, perdagangan, perindustrian dan penambahaninfrastruktur lainnya yang makin memperparah terhadap ancaman banjir diberbagai kawasan Padang Selatan, Lubuk Begatung, Kuranji, Koto Tangah.Nanggalo, Padang utara dan Bungus Teruk Kabung terutama di daerah dekatpantai diperparah dengan ancaman air pasang laut di muara sunqai danlerakum ulasi di wilayah black swamp.
Upaya pengendalian baniir tersebut sampai saat ini masih dilakukan
yaitu penanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang Air Oingin, Batang
Kuranji, Eatang Belimbing dan Batang Laras sepanjang 21'11 km serta
rehabilitasi drainase Purus, Ulak Karang sepan.iang 8,22 km dan normalisasi
BanJir Kanal sepanJang 6,8 km (tahun 2001). Namun banjir dengan berbagai
skala selalu sala hampir setiap tahun mencekam manjadi langganan tetap
Kota Padang.
Oleh karena itu sebagai kota yang mengemban banyak fungsi, selain
sebagai pusat aktifitas sosial ekonomi dan sosial budaya, Kota Padang
merupakan lbukota Propansi Sumate€ Barat dan menjadi onentasi
perkembangan bagi wilayah lainnya di Propinsi Sumatera Barat. Selain itu
Kota Padang menjadi pusat koleksi{istribusi yang mempunyai akses keluar
Propinsi Sumatera Barat, baik akses yang ditunjang oleh transportasi darat
maupun transportasi laut dan udara.
Bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan dalam kebijakan
pembangunan dan meluasnya pengaruh globalisasi dalam berbagai bidang
kehidupan, maka pengembangan Kota Padang ke depan harus dapat
mengakomodasi dan menampung tuntutan dan kebutuhannya sebagai
sebuah kota yang mengarah menjadi Kawasan Perkotaan Metropolitan
dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.
A. Masalah Teknis
Terkait dengan persoalan diatas maka terdapat beberapa masalah teknis
yang menyebabkan terjadinya banjir di perkotaan
1. Dataran Banlir berkembang atau dikembangkan menjadi kawasan
budidaya seperti pem ukiman/perkotaan, industri, pertanian dan
2.
sebagainya tanpa mempertimbangkan adanya resiko banjir, sehingga
kawasan yang mengalami masalah banjir meluas dan tahun ke tahun.
Terjadinya perubahan uiatak banjir (debit banjir semakin membesar)
sehingga menurunkan kinerja sistem pengendalian banjir yang ada
contoh; q-100 tahunan sungai Ciliwung di manggarai ; 370 mr/dt pada
tahun 1973 (nedeco) menjadi 570 m3/dt pada tahun 1996 0ica).
Upaya struktur/sistem pengendali banjir dan drainase hanya untuk
mengendali banjir s/d besaran banjir tertentu (sistem pengendali banjir
dengan debit banjir rencana 5-100 trahunan, dan sistem drainase 2-1o
tahunan) dan bukan banjir yang terbesar. Sistem yang ada pada
umumnya belum disiapkan untuk mengantisipasi terJadinya debit
banjir yang lebih besar dalam rangka flood damage management.
Pembangunan bendungan dengan banjir pmf mensyaratkan adanya
dam break analysis, namun persyaratan itu tidak berlaku untuk
tanggul, pada hal resiko terjadinya kerusakan/bobol pada tangguljauh
lebih besar.
Terdapatnya kerancuan antara sistem pengendali banjir dan sistem
drainase di kawasan permukiman/ perkotaan.
Perencanaan dan pengoperasian sistem pengendali banjir termasuk
prakiraan dan peringatan dini tidak tepat dan akurat akibat terbatasnya
data dan informasi yang besar dan berlanjut.
Terbatasnya iptek yang menunjang perekayasaan di bidang sungai
sehingga sering terjadi kesalahan dan kegagalan akibat pendekatan
yang keliru. Namun kesalahan dan kegagalan
(perencanaan, pelaksanaan dan oip) pada umumnya selalu dianggap
akibat alam (bencana alam); yang secara tidak langsung menghambat
bahkan menghentikan laju pengembangan teknik perkayasaan di
bidang sungai.
4.
5.
o_
7.
10
8. Pembangunan ( permanen) prasarana dan sarana pengendali banlir
sering kali menggunakan mekanisme penanganan darurau mendesak
akibat teqadinya bercana alam, sehingga kualitas pekeqaan rendah.
Hal tsb terladi karena mekanime penanganan, krlteria dan batasan
bencana alam yang belum 1elas.
9. Karakter sungat yang spesrfik dan dinamrs serta tewrbatasnya litbang
untuk menuniang perekayasaan di bidang ini menrmbulkan hasil
rekayasa yang kurang efektif danefisien.
10. Kinerla sestem pengendali banjir semakin menurun akibat terbatasnya
kegiatan o&p,
B. Masalah Non Teknis
Disamping masalah teknis, juga terdapat masalah non teknis penyebab
terjadinya banjir di perkotaan ,
1 Belum terdapat kesamaan persepsi dan pengertian di kalangan
stakeholders tentang masalah banjir dan upaya mengataslnya.
Sehingga mengakibatkan kontra produktif terhadap penc:paian tujuan
penanganan masalah.
2. Belum dipahaminya fenomena alam yang dinamis menimbulkan
terjadinya kerancuan, kesalah fahaman, simpang siur dan misleadlng
yang antara lain dapat memicu timbulnya ciass action.
3. Masyarakat di dataran banjir belum memahami dan menyadan adanya
resiko tergenang banlir, kineria sistem pengendalian banlir dan
drainase yang terbatas yang menyebabkan teriadi over confidence
dan over investment pembangunan di datran banjir yang bisa terjadi
kapan sa1a, sehrngga tidak siap bila sewaktu-waktu terjadi banJir.
4. Terdapat potensi konflik antar daerah sehubungan dengan batas
administrasi yang berbeda dengan batas DAS atau wilayan
11
sungai.Belum ada pengaturan yang jelas yang dikaitkan dengan
pelaksanaan otonomi daerah. termasuk sistem trade off antara
pemanfaatan di hilir dan konservasi di hulu.
5. Masih sedikit dan rendahnya SDM yang spesialisasi dan profesronal
dibidang banlir. Sehingga tidak sebanding dengan masalah banJir
yang begitu kompleks yang sedang dihadapt.
6. Penegakan hukum dan pengawasan terhadap pelanggaran
lingkungan belum berlalan dengan baik.
Selanjutnya dapat juga disimak secara keseluruhan maksud Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kota Padang 2004-201 3 dapat
dimengerti sebagai suatu sikap kepedulian terhadap pembangunan kota
yang berwawasan lingkungan sebagai berikut.
a. Penjabaran dan Rencana Tata Ruang Wlayah (RTRW) Propinsi
Sumatera Barat.
b. Pedoman dalam .
. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang kota.
. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkem bangan antar wilayah kota serta keserasian antar sektor.
. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah
dan atau masyarakat.
. Penyusunan rencana detail/rincr tata ruang kota.
. Pelaksanaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagi
kegratan pembangunan
. Menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan.
12
Program konkrit dan strategik di atas adalah dalam rangka
memantapkan tata ruang yang berwawasan lingkungan dan sekaligus untuk
menanggulangi banjir secara totalitas dan simultan.
Eerangkat dari latar belakang dan kerangka pemikiran di atas, maka
dalam diskusi aktual ini, diharapkan diperoleh informasi dan pemikiran yang
lebih nyata untuk dapat melakukan opsi terhadap perumusan kebijakan yang
tepat untuk pengendalian banjir di Kota Padang.
13
III. PERKEMBANGAN KOTA, BANJIR DAN DILEMANYA
A. Karakteristik Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kawasan yang
dibatasi oleh pemisah topografi yang menampung, menyimpan dan
mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya ke sungai yang akhirnyabermuara di danau atau lautan (Manan, 1979).
Daerah aliran sungai merupakan ekosistim yang didalamnya teqadi
interaksi antara faktor-faktor biotik (flora dan fauna) dan faktor-faktor fisik(tanah dan iklim). Interaksi ini dinyatakan dalam bentuk keseimbangan "inpuf
dan "output' air serta hasil sedimen yang dikeluarkan, dan hal ini akanmencirikan keadaan hidrologi ekosistim tersebut.
Hubungan Fungsi ekosistim DAS secara skematis dapat dilihat pada
Gambar 'l berikut :
CURA}I HUJAN = M.A.SIJKA.N (T.'\,
KELUARAN = F(DAS/[)Debit. kadar lumgt,-, dst
Gambar 1. Fungsi Ekosistem DAS (Haryanto, dkk 1990)
14
Pada GambailI di atas dapat dilihat bahwa curah hujan merupakan
masukan pada suatu DAS, yang akan dipengaruhi oleh kom ponen-komponen
vegetasi, tianah dan sungai. Dalam hal ini DAS berfungsi dalam memproses
air hujan tersebut menjadi air tanah, a[ aliran, arr sungar yang membawa
bahan-bahan tersuspensi dan mengendapkannya pada tempaltempat
cekung, dataran banjir dan sepanlang sungai atau meneruskannya ke laut
atau ke danau. Di samping itu, manusia dengan ilmu pengetahuan dan
tekhnologinya dapat merobah kom ponen-kom ponen tersebut baik dalam
menghasilkan maupun dan mengurangi dan menambah keluaran akibat dari
trdakan-tindakan yang dilakukannya dalam lingkungan DAS tersebut,
Daerah aliran sungai mempunyai penlaku/karakter yang berbeda satu
sama lain. Karakter sungai dalam bentuk, ukuran, kemiringan dan panjang
sungai dengan ditambah keadaan vegetasi dan geologi, semua hal tersebut
akan mempengaruhi debit sungai, corak banjir pengaliran dasar.
Berdasarkan karakteristik pengalirannya, daerah aliran sungai dapat
digolongkan dalam tiga macam bentuk (Sosrodarsono dan Takeda, 1985)
yartu:
1) Daerah aliran sungai bentuk bulu burung, di daerah kiri dan kanan sungai
terdapat anak-anak sungai. Daerah aliran yang demikian mempunyai
debit banjir yang kecil oleh karena waktu tiba ban.iir akan berlangsung
2) Daerah aliran sungai radikal, anak-anak sungai meng konsentrasikan ke
suatu titik secara radiai. Pada daerah aliran dengan corak ini, apabila
terjadi banjir maka ban.jir tersebut akan lebih besar di dekat titik
pertemuan anak-anak sungai.
lf,
3) Daerah aliran sungai berbentuk paralel, terdapat dua jalur atau lebih
daerah aliran yang bersatu di bagian hilir. Banlir akan terladi disebelah
h ilir titik pertemuan sungai.
Daur hidrologi adalah rangkaian peristiwa yang teriadi dengan air
mulai dan saat air jatuh ke bumi hrngga diuapkan kembali ke udara untuk
kembali latuh ke bumi. (Sosrodarsono dan Takeda. 1985).
Daur hidrologi merupakan suatu sistem yang dinamik tertutup yang
berarti tidak ada masukan (input) atau keluaran (outout) aar, yang ada hanya
masukan energi yang mengatur perpindahan air dari suatu tempat ke tempat
lain, dari laut dan ke atmosfir, dan dari atmosfir ke darat, dari darat ke laut
dan seterusnya. Karena siklus hidrologik merupakan suatu sistem yang
tertutup maka pada siklus ini selalu terjadi keseimbangan antara masukan
dan keluaran pada suatu periode tertentu dikenal dengan istilah neraca air
(Water Balance).
B. Kerusakan Sistem DAS
Kerusakan DAS memang suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri
keberadaanya. Laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan
konsentrasi pada wilayah tertentu menyebabkan alih fungsi lahan pertanian
(cultivated land) ke lahan bukan pertanian (non cultivated /and), seperti
perm ukaan .ialan cendrung sulit dikendalikan. Bahkan saat ini banyak
ditemukan penggunaan lahan melampaui daya dukungnya. Pembabatan
hutan, budidaya tanaman pangan pada lahan berlereng terjal tanpa
konservasi tanah dan air yang memadai merupakan beberapa ilustrasi
penyeb ab rusaknya sistem hidrologi DAS
Kerusakan tersebut ditandai dengan menurunnya kemampuan DAS
dalam menyera, menyimpan, dan mendistribusikan air hujan pada musim
to
hbujan. Akibatnya, tambahan €dangan air tanah pada musim hujan sangat
terbatas sehingga pasokan air dimusim kemarau rendah. Pasokan ari yang
rendah di musim kemarau menyebabkan pertumbuhan vegetasi semakin
terbatas karena pada awal musim hujan kemampuan DAS menyerap dan
nranahan aliran permukaan sangat rendah sehingga sebagaian besar hujan
ditransfer menjadi debit sungai dan terjadilanh banjir
C. Antisipasi Banjir
Ada solusi praktis, murah dan dapat memberikan keuntungan langsung pada
petani dalam antisipasi dan minimalisasi dampak ban1ir yang terjadi
belakangan ini, yaitu melalui panen hujan dan aliran permukaan. Solusi ini
tentu harus didukung oleh penatagunaan lahan sesuai dengan
kemampuannya agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. lmplementasinya
dilakukan dengan menampung dan menyimpan sebagian volume air hulan
dan aliran permukaan secaEr alamiah (dengan menanam vegetasi), maupun
secara artifisial dengan pembuatan embung dan rorak di seluruh permukaan
DAS yang memungkinkan (Gambar 2).
Hulan
,\ lr r.r n
flf rm u k.l,r
,\ rr'.r I tn1',ast
17
D. Pola Perkembangan Kota dan pusat pelayanan
Terbentuknya sebuah kota bermula dari bermacam bentuknya danbegitu juga proses perkembangannya. Setidaknya terdapat tiga teori utamayang menggambarkan pola perkembangan kota yang selama ini dijadikanbahan kajian di dalam mengidentifikasi kecjnderungan pola pengembangan
suatu kota serta pola pengembangan kota di masa mendatang dan juga
dipengaru hi oleh lingkungannya sendiri yaitu .
1. Teori Lingkaran Konsentrik (Concentnc Zeno Theory) yang dikembangkanoleh Ernest Eurgess ('1923). Teon ini mengidentifikasr 5 zona penggunaan
tanah, yattu .
o Kawasan pusat kegiatan niaga/usaha (central bussiness district_CBD)yang merupakan pusat kegiatan.
#et||cnlrhrt".- ' :. - :3- CUrKan penggunaan-penggunaan
:. ;enoapa€n renoan.
..- -' ::eory/ d/kemoangkan o/eh Home. Hoyt (/939)
- r .:.a r.umbu\ \rdak {a\aR 1q\a-aq\a\qnsen\ff\. -- ie(ior-sektor dengan jenis-jenis perkem bangan yang
:' '.' - ' : e ^uclei theory) dikembangkan oleh Chauncy- ." . :,- ::..,:-: , -z^ ' 3,15i. yang mengemukakan bahwa pola-pola
:.-'..,^aa", :anan ar0andanq sebaqai serangkaian Qusat, yang (\\as(Rg-
"-as ^: -: -:,- . )- ,,-t. .:-; :eroeda. setrap pusat berkembanq dan^'.a'a...^..' : ----; ::- ._rgsr-fungsi tertentu.
.:.'..32'<?- l3-3a.ar ieori dr atas dan bila dikaitkan dengan
9e:<e-^a^-an 3ca tenggunaan lahan Kota padang yang digambarkan
to
D. Pola Perkembangan Kota dan pusat pelayanan
Terbentuknya sebuah kota bermula dari bermacam bentuknya danbegitu juga proses perkembangannya. Setidaknya terdapat tiga teon utamayang menggambarkan pola perkembangan kota yang selama ini dijadikanbahan kaiian di dalam mengidentifikasi kecenderungan pola pengembangan
suatu kota serta pola pengembangan kota di masa mendatang dan lugadipengaru hi oleh lingkungannya sendiri yaitu
1 . Teori Lingkaran Konsentrik (Concentnc Zeno Theory) yang dikem bangkanoleh Emest Burgess (1923). Teon ini mengidentifikasi 5 zona penggunaan
tanah, yaitu .
. Kawasan pusat kegiatan niaga/usaha (central bussiness district-CBD)yang merupakan pusat kegiatan.
. Zona transisi yang mencampurkan penggunaan-penggu naankomersial dan industn.
. Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah.
. Zona perumahan penduduk commuter.
2. Teori Sektor (Sector theory) dikembangkan oteh Homer Hoyt (1939)
menyatakan bahwa kota-kota tumbuh tidak dalam zona-zona konsentriksaja, tetapi dalam sektor-sektor dengan jenis-jenis perkem bangan yangserupa.
3. Teori Banyak Pusat (Muttiple nuclei theory) dikembangkan oteh ChauncyHarris dan Edward Ullman (1945), yang mengemukakan bahwa pola_pola
penggunaan tanah dipandang sebagai serangkaian pusat, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Setiap pusat berkembanq dariinterdependensi ruang dari fungsi-fungsi tertentu.
Berdasarkan gambaran teori di atas dan bila djkaitkan denganperkembangan pola penggunaan lahan Kota padang yang digambarkan
18
dalam bentuk stadia perkembangan Kota Padang tedihat bahwa pota
perkembangan/penggunaan lahan perkotaan Kota Padang lebih mendekati
teori banyak pusat (Multipel nuclei theory) karena selak periode tahun 199O-
an terladi perkembangan perkotaan.
Apabil ditinjau kembali seperti apa yang telah dikemukakan dalam
Rencana Strategis Kota Padang 2001 - 2005 yang akan datang maka
kelompok perkembangan yang saling terkait (Cluster-cluster) yang
diidentifikasikan dan diprioritaskan pengem bangannya adalah .
a) Cluster pusat kota dengan fungsi utama perdagangan dan jasa.
b) Cluster kawasan Limau Manis-lndarung-Bandar Buat dengan
fungsi utamanya pendidikan dan industri.
c) Cluster Kawasan Lubuk Buaya dengan fungsi utamanya
permukiman dan industri.
d) Cluster Kawasan Bungus Teluk Kabung dengan fungsi utamanya
pengembangan kegiatan pariwisata, pertanian dan perikanan.
e) Cluster Kawasan Air Pacah dengan fungsi utama terminal dan
perdagangan berskala regional.
f) Cluster Kawasan Lindung meliputi pelestarian hutan lindung dan
kawasan kritis.
Untuk itu dalam kaitannya rencana struktur pemanfaatan ruang Kota
Padang perlu disusun rencana sistem pusat-pusat pelayanan yang terdiri dari
Pusat Pelayanan Umum, Sub-Pusat Pelayanan Utama dan Pusat Pelayanan
Kegidan Sub-sub Pusat Pelayanan harus terintegrasi dengan Pusat
Pelayanan Utama, dan Pusat-Pusat Pelayanan Kegiatan harus terintegrasi
Sub-Pusat Pelayanan Utama dan atau dengan Pusat Pelayanan Utama.
19
Sedangkan Sistem pusat-pusat pelayanan
direncanakan sebagai bagian dari Rencana StrukturKota 2013 adalah sebagai berikut:
Kota Padang yang
Pemanfaatan Ruang
1) Pusat Pelayanan Utama
. Mencakup kawasan yang secara historis merupakan pusat KotaPadang (Kec. padang Barat, Kec. padang utara, Kec. padanq Timur.dan Kec. Padang Selatan).
. Fungsinya sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, kegiatan jasadan kegiatan pemenntahan propinsi, kegiatan sosial budaya, kegiatanpanwtsata, rekreasj dan hiburan.
. Skala pelayanan mencakup Kota padang, propinsi Sumatera Baratdan Regional.
2) Sub-Pusat Pelayanan Utama. Lubuk Buaya
Mencakup kawasan di bagian utara Kota padang dan termasukkawasan sekitar Bandara Ketaping. Berfungsi sebagai pusatPelayanan Ekonomi (pasar dan pusat Koleksi_Distribusi produksipertanian), dan pusat pelayanan Transportasi Kota padang danwilayah bagian utara (Kabupaten padang pariaman) dengandukungan sub-term inal.
. Air Pacah
Mencakup kawasan Terminal Regional Bingkuang, Kawasan pusatPerkantoran pemerintahan Kota padang dan Kawasan pusat
Olahraga. Berfungsi sebagai pusat pelayanan Transportasi (darat)Regional (Terminal), pusat pelayanan Ekonomi (pasar temak, pasargrosrr, hotel, pertokoan), pusat Kegiatan Sosial Budaya (Arena pekan
Raya, Perumahan, Sport Center dan fasilitas sosial lainnya), dengan
20
jangkauan pelayanan Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat dan
Reg ional.
. Bandar Buat
Mencakup Kawasan Lubuk Begalung sampai lndarung. Berfungsi
sebagai Pusat Pelayanan Ekonomi (Pasardan Pusat Koleksi-Drstnbusi
produksi pertanian), dan Pusat Pelayanan Transportasi Kota Padang
dan wilayah bagian timur (Kabupaten Solok) dengan dukungan sub-
term inal.
. Tabing
Mencakup kawasan Eks. Bandara Tabing (setelah aktifitas bandara
dipindahkan ke Bandara Ketaping). Berfungsi sebagai Pusat
Pelayanan Ekonomi dalam bentuk Pusat Kegiatan Niaga (Central
Business DistncUCBD) dengan skala pelayanan lingkup Kota Padang
yang didukung oleh penyediaan Mall, Plaza, Hotel, Pusat
Perbelanjaan, dll.
. Teluk Bayur
Mencakup kawasan sekitar Pelabuhan Teluk Bayur. Berfungsi sebagai
pusat pelayanan transportasi (laut) regional dan intemasional.
. Bungus
Mencakup kawasan di bagian Selatan Kota Padang. Berfungsi sebagai
Pusat Pelayanan Industri Perikanan dan Kemaritiman, Pusat
Pelayanan Ekonomi (Pasar dan Pusat Koleksi-Distribusi produksi
perikanan) dan Pusat Pelayanan Transportasi Kota Padang dan
wilayah bagian Selatan (Kabupaten Pesisir Selatan) dengan dukungan
sub-terminal.
3) Pusat Pelayanan Kegiatan
. Anak Air
aa
Berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi (Pasar Induk, pasar
Koleksi Distribusi Produksi Pertanian) dengan jangkauan pelayanan
Kota Padang dan wilayah lGbupaten Padang Pariaman.
Limau Manis
Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Pendidikan dan
Penelitian dalam bentuk Perguruan Tinggi, Pusat Kegiatan pelatihan,
Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kegiatan Studi dan Kajian
Sosial-Budaya dengan skala pelayanan Kota Padang, propinsi
Sumatera Barat dan Regional Pulau Sumatera.
Pasar Baru
Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Sosial Ekonomi dengan
skala pelayanan Kota Padang.
Pasar Raya
Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Bisnis, pusat Kegiatan
Rekreasi dan Wisata, Pusat Kegiatan Sosial Budaya dan Taman Kota,
dengan skala pelayanan Kota Padang dan Propinsi Sumatera Barat.
Gunung Padang
Berfungsi sebagai Pusat Kelayanan Kegiatan Pariwisata dan kegiatanpelayanan lingkup Kota Padang, Proprnsi Sumatera Barat, Regional
dan Intemasional.
Selanjutnya dapat pula dilihat rencana pemanfaatan kawasanbudidaya Kota Padang sampai tahun 2013 yang akan datang, seperti tertihatpada tabel berikut :
Tabel 1 : Rsncana Pemanfaatan Kawasan Budidaya Kota padang
Tahun 2013
No Jenrs Pemanfaatan Tahun2OA2' | 2013
1.
2.
f,
6.7.8.
Y-
10.11.12.
Kawasan Perumahan dan ParmuktmanKawasan Perdagangan dan Pemragaary'EisnisKawasan IndustrlKawasan Pelayanan Umum dan Sostal-Budaya (Pendidikan, kesehatan,penbadatan, rekeasi, olahraga &p€rkantoran p€m€rintah/swasta )Prasarana Perkotaan (Jalan saluran. TpS.TPA, IPLT, IPA, dII)Jalan Raya (Aneri & Kolektor)Taman KotaPertanian (Sawah, ladang, k€bun,petemal€n dan perikanan)HutanHutang LindungRawa & SungaiPemakamanTanah Kosono & Lainnva tanDa Banounan
5.764.0183, 1
303,0)tt,o
l
690,7 i
135,0 |
16,0 l
8.240,0 I
I
2.€77.gl36.S,0
-^--1ub /,,/ /
90 |13.332.9 |
400800
9 000500
/3U
25060
8.000
2Wl36.s5p i
850?s
9.760Jumlah 69.496 I 69.496
Sum ber : Des 2OO2') Kantor Pertanahan Kota Padang,Hasil Rencana 2003
Data di atas dapat diajukan sebagai salah satu acuan pertimbangan
dalam program penanggulangan ban.lir di Kota Padang secara komprehensifdan holistik baik di daerah hulu DAS sebagai sumber ban.lir maupun hilir DAS
sebagai kawasan penerima luapan banjir tersebut di dalam pota padanq.
E. Lokasi Banjir dan Kebutuhan DrainaseKalau ditinjau sejarah pengelolaan banjir khususnya yang berkaitan
dengan sungai telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda dulu, tepatnyapada tahun 19'1 8. Pada waktu itu. telah dirintis oembuatan banrir kanal dan
ZJ
bangunan pembagi air dengan maksud untuk menghindari kawasan pasar
Mudik, Palinggam dan Seberang Padang dari genangan air atau banjir.
Sedangkan program pengendalian banJir tersebut kem bali dilanjutkan
hingga pada tahun 1992 yang lalu yakni dengan objek utama penanganan
sungai-sungai Batang Arau, Batang Air Dingin, Balang Jirak, Batang Kuranji,
Batang Belimbing dan Batang Laras sepanjang 21 . .1 1 km serta rehabilitasi
drainase Purus, Ulak Karang sepanjang 8,22 km serta normalisasi Banyir
Kanal sepanjang 6,8 km. Proyek yang diselesaikan pada tahun 2001 ini
membenkan dampak yang sangat besar dalam penanganan banjir atau
genangan air di Kota Padang. Namun akibat terjadinya penggudulan hutan
melalui penebangan liar dan perladangan dan juga pengerukan bahan galian
C diseluruh aliran sungai dan drainase dalam kota tidak mencukupi maka
efektifitas dari proyek besar tersebut belum terlihat optimal. Disamping itu
juga terdapat DAS Batang Kandis dan bagian utara Kota Padang yang juga
rawan banjir.
Hal ini dapat dilihat pada peristiwa banjir besar yang terjadi beberapa
kali di Kota Padang sejak beberapa tahun terakhir ini seperti dapat dilihatpada Tabel 2 berikut :
Tabel 2 : Daftar Banjir Besar di Kota Padang (1972 - 1993)
Curah Hujan2 Hari (mm
3 Mei 19734 Apdl 197924 Nopem ber 1 98024 Nopem ber 1 98126 Desember 19825 Mei 19861 Nopem ber 1 98620 Nopember 1 988I Pebruari 1 9922 Juni 'l 993
3.9422.8093.3401.4441.281I.bJU3.450o6z/ ou
1 .309
3932641a A
212128185408)Q1
249127
.A
Dad data Tabel 2 di atas tertihat terladinya banjir punya korelasi yang
erat dengan ketebalan curah hujan yang teriadi. wlayah yang rawan banjir
tersebut terdistnbusi di beberapa kecamatan di daerah dataran antara muara
sungai di Kota Padang. Kecamatan tersebut yaitu Padang selatan, Lubuk
Begalung, Kuranji Koto Tangah, Nanggalo, Padang Utara dan Bungus Teluk
Kabung dan untuk lebih jelas titik rawan ban1ir tersebut yang mencapal
genangan sampai lebih kurang 1 meter, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut
Tabel 3 : Daftar Wilayah Rawan Banjir di Kota Padang
No Kecamatan Lokast'l rnggi
lnganLHIU
0-50
1. Padang Selatan a. Jondul Rawangb. Koto Kaciakc. Pasanq Gadan!
2. Padang Utara a.h
4
Jl. Alai TimurGunung PangilunBelarti BaratBelarti TimurAir Tawar Timur
Lubuk Begalung a. Jalan Arub. Jl. Parek Laweh PamPanganc. Banuarand. Peqambiran
G50
4. Kuranii a.
f.
h.
Jl. M. YunusSimp. Kampung KelawiSimp. Balai BaruSimp. Lapau ManggisJl. Gunung SarikJl. tjtama Komp. TarukoPerum Tarok Indah llJl. Manqqis RaYa Belimt
G.50
0-1005. Koto Tangah
d.e.L
n.
Kawasan Termlnal Ale PacanKamp. JambakSimp. KalumpangLubuk BuayaWisma Indah VJondul TabingAnak AirPadano Sarai
25
o- Nanggalo danOlo Nanqqalo
a. Berok RayaSiteba Rava
HO
Bungus TelukKabung
a. Pasar Labanb. Sarasahc. Cendiha
(FOTJ
Sumber ' Sumber dan Dinas Kimpraswil Kota pading
Dafl data Tabel 3 lokasi ban.lir dan tebalnya genanagan air tersebut,
berdasarkan data Dinas Kimpraswil Kota Padang (2004) bahwa di beberapalokasi banjir minimal diperlukan drainase untuk luas 4.199 ha dengan
0rarnase utamanya melalui sungai yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut:
fabel 4 : Kebutuhan Drainase Kota padang
No Areal Drainase Luas (ha) Drainase Utama1. I Aie Pacah2. i Pasir Putih3. Tabing4. lAirport5. I Baung Penyalinan6. I Siteba7. ] Sawah Liat8. lKandis9 i Lapai10. I Ulak Karang11
1 Lolong12. ) Atai13. I Purus14 i Jati15. ] Ujung Gurun16. Aur Duri17 i olo Nipah18 | Kali Mati19. I Rawanq Barat
Batang Air DinginBatang Air DinginBatang TabingBatang Belim bingBatang PenyalinanBatang BelimbingBatang KuranjiBatang KuranliBatang KuranjiBatang KuranjiSaluran LolongBanjir KanalBanjir KanalBatang ArauBanjir KanakBatang ArauBatang ArauEatang ArauBatanq Arau
278JUZ300160'1 10
tou240
ttf,
250280
2504 188Total
zo
Temyata masih banyak diperlukan pembangunan drainase di Kota
Padang. Sementara kalau ditinjau dari segi laut penyebab banjir, faktor ini
juga memberi pengaruhnya terutama saat terjadinya pasang dan bahkan
kalau teqadi pula hujan dengan intensitas tinggi akan semakin memperbesar
peluang naiknya air sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air ke
daratan. Kondisi ini juga berpengaruh besar terhadap ketersediaan drainase
atau banjar kanal yang mampu menampung kelebihan air tersebut. Dt
samping itu faktor laut juga sangat berpengaruh terhadap abrasi pantai.
Namun secara umum kondisi Kota Padang cukup baik kecuali arah Selatan
yang membutuhkan pengamanan berupa krib.
Sedangkan liaktor lainnya yang juga sangat berpengaruh adalah
drainase kota, penyebab utama terjadinya genangan air di tengah kota
adalah karena ketersediaan drainase yang masih minim. Saat ini
ketersediaan drainase yang ada berupa saluran sekunder sepanjang 27.439
meter dan saluran primer sepanjang 25.832 meter, yang melayani areal
sekitar 700 ha sementara kawasan rawan banjir mencapai luas sekitar 4.188
Ha, berdasarkan data tersebut tedihat jelas drainase kota masih jauh dari
yang diharapkan yakni 2Oo/o dan kebutuhan mendesak. Jadi kawasan rawan
banjir di Kota Padang masih banyak yang belum bebas dari ancaman
tersebut.
Banyak juga diantara saluran drainase tersebut terputus di tengah
jalan akibat masyarakat tidak mau membebaskan lahan guna pembangunan
drainase dan perlu juga disadari bahwa sawahpun dapat men.jadi sumber
luapan banjir karena sawah punya lapisan cadas kedap air dan juga
pembangunan jalan baru dapat pula memutus dan menghambat aliran
permukaan. Akibatnya, air tidak menemukan saluran pembuangan akhir dan
akan berakibat terjadinya penggenangan di kawasan berpotensi banjir
27
maupun kawasan permukiman. Padahal fungsi utama dari drainase adalahpenyalur air dan kawasan pemukiman ke sungai, menyimpan luapan air laut
ketika pasang tiba dan penampung limpasan banjir dari sungai.
Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari sistem drainase
mayor dan drainase minor. Sistem jaringan drainase mayor terdirr dan 19
sungar dengan total pan.lang sek jtar 124.400 m yang bermuara ke samudera
Indonesia. Sedangkan sistem jaringan drainase minor Kota padang terdiri
dar, jaringan drainase pnmer sepanjang 39.731 m dan drainase sekunder
sepanjang 33.048 m. Kondisi saluran drainase kota sebagian berupa
bangunan permanen dan sebagian masih dalam kondisi sauran tanah.
Kenyataannya jaringan drainase yang ada saat ini belum dapat mengatasi
masalah banjir setiap tahunnya di Kota Padang.
Dalam perencanaan Pemerintah Kota mengharapkan hingga akhirtahun 2013 Kota Padang terlepas dari masalah banjir. Untuk itu perlu
dilakukan upaya-upaya rehabilitasi dan normalisasi, pembangunan saluran didaerah rawan banjir serta pembangunan saluran drainase yang terintegrasi
bagi kawasan-kawasan pengembangan baru dan pembangunan wadukpengendali banjir.
Waduk pengendali banjir dikenal juga sebagai kolam retensr, "kolam
retensi' berfungsi untuk menampung limpasan drainase dan curah hujan
dalam Jangka waktu tertentu, dan baru kemudian dialirkan ke drainase utama
atau sungai setelah air pasang surut.
28
F. Pengaruh Hutan torhadap Pengendalian Banjir
Hutan mempunyai pengaruh terhadap daur air. yaitu terhadap hujan,
peresapan air ke dalam tanah, penguapan air dan aliran sungai. Selain itu.
hutan mengubah gaya erosi air hujan terhadap tanah. Pengaruh hutan
terhadap daur air dan gaya erosi air berkaitan sangat erat.
Hutan dapat dikonversikan menladi berbagai tataguna lahan, yaitu
hutan tanaman industri, lahan pengembalaan, pertanian, dan lain-lain. Perlu
pula dikaji pengaruh konversi hutan men;adi tataguna lahan lain terhadap
aliran air. Dari rum us neraca air tedihat bahwa pengaruh konversi hutan
terhadap aliran air ditentukan oleh perbandingan besar evapotranspirasi dan
suplesi air simpanan pada tataguna lahan yang baru. Apabila
eva potranspirasi dan suplesi air simpanan pada tataguna lahan baru yang
lebih besar dari pada evapotranspirasi dan suplesi air simpanan pada hutan
alam yang digantikannya, aliran air akan menurun. Dan begitu juga
sebaliknya akan terjadi, dimana aliran airakan naik, jika evapotranspirasi dan
suplesi air simpanan pada tata guna lahan yang baru lebih kecil.
Hal ini mengisyaratkan pedunya pengelolaan hutan yang baik di
daerah hulu DAS itu untuk menjamin tersedianya air yang cukup bagi Kota
Padang maupun untuk mengurangi bahaya banjir.
Seperti diketahui bahwa aliran air terdiri atas dua bagian, yaitu aliran
dasar dan aliran langsung yang berasal dan air larian. Sebenamya batas
antara kedua jenis aliran itu tidak jelas. Aliran dasar berasal dan air simpanan
yang mengalir ke sungai dari mata air. Sungai yang aliran dasamya tidak
pernah kenng disebut dengan sungai perenial. Nisbah antara air larian dan
curah hujan disebut koefisien air larian. Koefisien air larian berkisar antara 0
dan '1 . Pada kondisi hujan yang kecil dan tidak lama, semua air meresap ke
dalam tanah dan juga ada yang menguap. Dan bahkan tidak ada air hujan
yang mengalir. Koefisien air larian adalah 0. Sedangkan pada hujan yang
deras dan lebat di tempat parkir, misalnya sebagian besar air hujan mengalir
sebagai air larian. Nili koefisien air larian adalah besar, mendekati 1. Hutan
mempunyai nilai air larian yang kecil antara 0,01 sampai 0,1 . Resiko banjir di
DAS yang berhutan baik adalah kecil. Hutan adalah sumber daya karena rtu,
sudah sewajamya hutan dimanfaatkan. Apabila pemanfaatan hutan dilakukan
dengan cara yang baik sehingga nilai koefisien air lanan tidak meningkat
banyak, pemanfaatan itu tidaklah pedu menyebabkan kenaikan resiko banjir.
Apabila suatu DAS banyak dilakukan konversi hutan menjadi tataguna
lahan bukan untuk pertanian, maka naiklah koefisaen air larian. Jika ini
dilakukan di DAS bagian hulu yang bercurah hujan tinggi, resiko terjadinya
banjir besar, terutama banjir bandang.
Resiko terjadinya banjir dapat dipertinggi oleh faktor topografi dan
curah hujan. Sepertinya halnya dataran tinggi yang dikelilingi oleh
pegunungan dengan curah hujan yang tinggi. Bagian terendah dan dataran
tinggi tersebut mengalir melalui daerah yang sangat landai sehingga air tidak
dapat mengalir dengan cepat. Sungai ini mempunyai anak sungai yang
berasal dari daerah pegunungan yang mengelilinginya dan yang bercurah
hujan tinggi serta jarak dari pegunungan itu ke sungai adalah pendek dengan
lereng yang curam. Dengan demikian, masuknya air dari anak-anak sungai
ke dalam sungai utama pada waktu yang bersamaan dan jumlah yang besar
adalah tinggi, terutama dalam musim hujan. Lagi pula, banyak anak-anak
sungai berdekatan, sehingga at dari pegunungan yang terkumpul melalui
anak sungai itu saling menghambat untuk dapat dialirkan dengan cepat,
Dikelilinginya dataran tinggi oleh pegunungan yang bercurah hujan tinggi,
jarak yang dekat antara pegunungan tersebut dengan sungai, lereng yang
30
cucm dari pegunungan k6 lembah, letak muara anak sungai yang saing
berdekatan dan topografi alur sungai yang sangat landai, merupakan
kombinasi yang sangat berpeluang untuk terjadinya banjir. Kombinasi yang
sangat bepeluang itu masih ditambah lagi dengan banyaknya pembangunan
di OAS tersebut yang dapat menaikkan koefisien atr lanan, seperti
permukiman disekitar sepadan sungai, pembangunan jalan By Pass,
perkembangan dan pemekaran kota. Selanlutnya dapat pula dimengerti
bahwa kerugian oleh banjir diperbesar dengan te4adinya pembangunan di
daerah yang rawan banjir seperti dipusat kota yang kerendahan. Oleh karena
itu, topografi dan sifat curah hujan dalam sebuah DAS perlu diperhatikan
dalam perencanaan pembangunan.
Adanya hutan yang cukup tidaklah dapat diartikan bahwa tidak dapat
terjadi banjir. Yang benar ialah bahwa hutan mengurangi resiko terjadinya
banjir. Pertama, karena adanya intersepsi hujan oleh tajuk dan seresah yang
'mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke tanah, yaitu persipitasi efektif.
Kedua, peresapan kedalam tanah juga diperbesar sehingga air larian menjadi
kecil. Tetapi, apabila terjadi hujan yang intensitasnya tinggi, banjir pun akan
terjadi. Namun, naiknya air banjir itu terjadi dengan pelan-pelan sehingga
umumnya tidak merupakan banjir bandang. Sebaliknya, di daerah yang
gundul terutama di hulu DAS dan permukaan tanahnya yang berlereng maka
resiko terjadinya ban.iir bandang akan berpotensi besar.
Gambaran tersebut dapat terlihat diberbagai lokasi rawan banjir di
Kota Padang, terutama pada kawasan hilir DAS Arau, DAS Kuranji, DAS Air
Dingin, DAS Kandis, sedangkan hulu-hulu DAS yang telah mengalami
degradasi serta tutupan vegetasr hutan kualitasnya sangat kurang, walaupun
secaftr statistik luas tutupan vegetasi hutan > 4OVo di hulu DAS-DAS yang
ada d Kota Padang. Dimana kerusakan lahan lanjutan hulu DAS tersebut
JI
diindikasikan oleh fluktuasi yang besar dari pola hidrograf sungai dan tingkatsedimentasi yang tinggi pada aliran sungai tersebut.
IV. STRATEGI OAN PROGRAM PENANGGUL.ANGAN BANJIR
DI KOTA PADANG
Disadari bahwa usaha untuk mengatasi masalah banjir di Kota Padang
telah dilakukan sejak masalah itu timbul, baik yang dilakukan oleh
masyarakat yang mengalami bencana maupun oleh pemenntah,
pembangunan beberapa sarana pengendalian banjir Kota Padang yang telah
dimulai se.jak tahun 1918 yang lalu yaitu berupa pembangunan saluran banlir
kanal Batang Arau dan pintu air pem bagi di Lubuk Begalung.
Bencana banjir adalah masalah yang sangat terkait dengan lingkungan
hidup dan pembangunan yang berkelanjutan dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan dan peristiwa alam yang bersifat dinam is, serta akibat adanya
berbagai kegiatan manusia di Daerah Aliran Sungai (DAS) baik di hulu,
tengah dan hilir yang juga dinamis yang saling berkaitan.
Meningkatnya masalah banjir ini merupakan salah satu dampak
negatif dari kebijakan pembangunan yang tidak memperhatikan Tataruang
dengan lebih mementingkan aspek pertumbuhan ekonomi sedangkan
perhatian terhadap kelestarian lingkungan sangat kurang, sehingga
menghasilkan ketidak seimbangan dimana unsur air dan manusia ada
didalam nya
Eerbagai upaya yang bersifat struktural yang sering dilakukan adalah
mencegah meluapnya air banjir sampai pada tingkat banjir tertentu. Pola
untuk mengatasi masalah genangan dan banjir sampai sekitar tahun 1960 an
difokuskan pada mengandalkan bangunan atau rekayasa teknik sipil
pengendalian banjir (flood control) yang dikenal sebagra upaya fisik/struktur
(structure measures). Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan banjir
sampai ke tingkat atau besaran banjir tertentu dan tidak untuk menangani
banjir yang besar. Oleh sebab itu upaya ini tidak untuk mengubah daerah
JJ
dataran banjir menjadi aman terhadap ancaman banjir secara total atau
terbebas sama sekali dari ancaman baniir tersebut.
Selanjutnya bila diperhatikan bahwa pada saat ini selain upaya struktur
telah dilakukan dan upaya xonstruktur meskr masih perlu ditingkatkan, antara
lain berupa penanganan dan pengaturan daerah aliran sungai bagian hulu
dalam rangka konservasr tanah atau pengendalian erosi dan sedimentasi,
penataan ruang, pembenan penngatan dini kepada masyarakat (flood
forecasting and early waming system) dalam rangka evakuasi,
penanggulangan banjir ('Flood fighting").
Pedu disadari bahwa bencana banjir tidak menimbulkan masalah yang
besar pada masyarakat dan juga supaya masyarakat mengetahui dan
menyadan adanya berbagai penyebab ter;adinya masalah yang datangnya
sebagian besar juga berasal dari masyarakat sendiri, serta juga dapatmenyadari segala keterbatasan yang ada pada setiap upaya mengatasi
masalah banjir, maka untuk itu masyarakat perlu diberi pengertian yang
benar. Dengan mengetahui permasalahan secara jelas dan benar diharapkan
masyarakat dapat berpartisipasi aktif untuk ikut mengatasi dan
menghindarkan timbulnya masalah ancaman banjir tersebut secara arif dan
bijaksana.
Berangkat dari uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa upaya
penanggulangan banjir di Kota Padang sebagai berikut :
1. Pembangunan dan Pengembangan Kota harus konsisten mengikuti
status dan fungsi penggunaan lahan sesuai dengan Tata ruang wilayah
dan tata nilai lingkungan, serta memperhatikan dengan cermat
keterkaitan pengendalian kawasan hulu dan hilir DAS serta kawasan
.A
pengemDangan kota dengan cara komprehensif dan holistjk baikstruktural maupun non struktural.
2. Mengubah Paradigma pembangunan kota padang yang selama ini
cendrung pada aspek pertumbuhan ekonomi menjadi aspek yang lebrh
kompleks yang dapat memberikan tiga macam manfaat sekaligus yaitumanfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat kota padang.
3. Pengendalian di hulu DAS adalah meningkatkan tungsi DAS yaitu
menampung, menyimpan dan mengalirkan melalui upaya.a. Meningkatkan kualitas dan kutantitas tutupan vegetasi hutan dan
mengurangr lahan-lahan terbuka (gundul, kritis dan sejenisnya).b. Membuat embung-embung ditempat tertentu yang berdaya fungsi
memperoesar tangkapan dan resapan air, terutama air hujan.
c. Mengendalikan karakteristik sungai yang berpotensi menimbulkanbanjir pada kawasan tertentu dibentangan DAS.
4. Pengendalian di hilir oAS adalah meningkatkan kualitas dan kuantitassaf uran dEinase dan resapan air melalui upaya..
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas saluran drainase, denganmeningkatkan dana perbaikan dan pemeliharaan drainase.
b. Membuat waduk-waduk atau kolam retensi untuk melokalisir dan
menampung kelebihan air dad saluran drainase dan curah hujan.c. Membuat sumur-sumur resapan dipekarangan rumah, kantor,
sekolah dan Iain-lainnya.
d. Membuat kolam detensi baik kolektif maupun individual.e. Mengurangi penutupan permukaan tanah dengan beton atau
sejentsnya dipekarangan rumah, kantor, sekolah dan lain_lainnya.
f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penutup hijauan dan membuatsumur resapan dtpekarangan rumah, kantor, sekolah
S. dan lain-lainnya serta lapangan terbuka kota.
35
5-
7.
Membuat Perda tentrang keharusan menjaga lingkungan hijauan danmembuat sumur resapan baik dipekarangan rumah, kantor, sekolah danlain-lainnya serta mewa.iibkan menanam dan menata hijauandipekarangan rumah, kantor, sekolah dan lain-lainnya.
Pembuatan peta dataran banjir pada sungai-sungai yang menimbulkan
masalah banlir berikut pembagian zona dan pola pemanfaatannya,
disesuaikan dengan tingkat resiko dan kerawanannya terhadapgenangan banjir.
Peninjauan kembali penataan ruang dan seluruh aktivitaspembudidayaan dataran banjir di aregulazed zone, agar kerugian akibatgenangan banjir menjadi minimal antara lain dengan _ a)melaksanakanflood proofing terhadap bangunan minimal sampai dengan banjir 50
tahunansekaligus mengoreksi ketemtuan peil banjir yang ada, b)pemilihan varietas tanaman yang tahan genangan, c) pemilihan material
bangunan yang tahan air, d)pengaturan kembali pemamnfaatan
gedung/bangunan yang ada disesuaikan dengan adanya resikotergenang
banjir.
Melakukan pengawasan terhadap parilaku masyarakat dalam membuang
sampah dengan memberikan sangsi dan tindakan hukum yang tegasbagi yang melanggamya sesuai dengan ketenfuan yang berlaku.
8.
JO
V. KESIMPUUN
Berdasarkan kajian tentang penanggulangan banjir di Kota Padang
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada umumnya wilayah Kota Padang dinilai sangat rawan banjir
seperti pada Kecamatan Padang Selatan, Lubuk Begalung, Kuranji,
Koto Tangah, Nanggalo. Padang Utara dan Bungus Teluk Kabung.
2. Saluran drainase belum mencukupi kebutuhan untuk pengendalian
ban.lir, terutama pada daerah rawan banjir tersebut.
3. Daerah hulu DAS harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas tutupan
vegetasi hutannya sehingga fungsi DAS dapat ditingkatkan untuk
menangkap, menyimpan dan mengalirkan air secara ter.kendali.
4. Daerah hilir DAS terutama di pusat Kota Padang harus ditingkatkan
kualitas dan kuantitas saluran drainase, hiiauan penutup tanah
serta sumur-sumur resapan dan kolam retensi pada wilayah
tertentu.
5. Untuk penanggulangan banjir perlu dilakukan secara kom prehensif
dan holistik baik di hulu maupun di hilir DAS dalam Kota Padang
serta dilakukan melalui upaya struktural dan non struktural.
6. Pembangunan dan pengembangan kota harus sesuai dengan
konsep penggunaan lahan yang terdapat dalam tata ruang yang
telah disepakati.
J/
2.
OAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad. S. 1989, Konservasi Tanah dan Air, Penerbit lPB, Bogor.
Bapppeda Propinsi Sumatera Barat, (2003), Kota Padang Dalam Angka,Kodya Padang.
3. Chan Hunzah, 2001, Sambutan Tertulis Sekretaris Menteri NegaraLingkungan Hidup, Seminar KTT Pembangunan Berkelanjutan: Manfaatnya Bagi Indonesia dalam Upaya MemajukanPerkembangan Berkelanlutan, Padang 10 Desember 2001
7,
5
Diperta, (2003), Laporan Tahunan, Padang.
DPSDA Propinsi Sumatera Barat, (2000), Neraca Air - SWS SumateraBarat.
Eko. B dan Sudanti, (1993), Kota Berwawasan Lingkungan, PenerbitAlumni, Bandung.
Engkah Sutadipradja, 1987, Pokok-Pokok tentang PengembanganSistem Monitoring Tata Air dalam Rangka Pengelolaan DASdi Indonesia, Proseding Lokakarya Hasil Penelitian Hidrologidan Erosi dalam Rangka Pengelolaan DAS, Batu Malang,Tanggal 8-1 0 Desember 1987.
Haryano, ET. P. Santoso dan A. Syafruddin, 1990, Hidrologi dan Erosi,Lokakarya Pembangunan Kehutanan Terlanjutkan, Bandung, 7-8 Mei 1990.
Gatot lrianto, 2003, Banjir dan Kekenngan Penyebab, Antisipasi danSolusinya, Bogor
4.
8.
JO
12.
1?
1q
16.
tI.
10. Krisnawati. S, (1995), Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika,Terjemahan Tropical Forested Watersheds by Lawrence S.Hamilton.
11. Manan. S, 1979, Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah AliranSungai, Oepartemen Manalemen Hutan, Fakultas Kehutanan,lPB, Bogor.
Otto S, (1992), lndonesia dalam Kancah lsu Lingkungan Global,Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pemda Kodya Padang, (2004), Rencana Tata Ruang - Wilayah KotaPadang Tahun 2004 - 2013.
Sosrodarsono, S dan K. Takeda, 1985, Hidrologi untuk Pengairan,Pradnya Param ita, Jakarta.
Suyono dan Takeda, (1983), Hidrologi untuk Pertanian, PradnyaParam itha, Jakarta.
Tijoyuwono. N, (1999), Tanah dan Lingkungan, Dirjen Dikti-DifetPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Wbisono, 2001, Sambutan Tertulis Direktur Jenderal HubunganEkonomi Luar Negeri, Departemen Luar Negeri, Seminar KTTPembangunan Berkelanjutan :Manfaat bagi Indonesia dalamUpaya Memajukan Pembangunan Berkelanjutan, di Padang, 1ODesember 200 1.
Wiersum, K.F, 1979, Introduction to Principles of Forest Hydrologyand Erosion, With Special Reverence to Indonesia, Institute ofWcology, P alajaran University, Bandung.
Wsnu, A.W, (1995), Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,Yogyakarta.
1n
'19.
:,
39
PEMERTNTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
REKOMENDASI
KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJTRDI KOTA PADANG
BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PAOANG2004
Topik Kajian : Kajien Strategi Penanggulangan Banjir di KotePedang
Disampa*an oleh Tim yang terdiri dari: Prof. Dr. lsrtl Berd' Dr. Agtsti Taher, Wilson,
S.So.; ,Jan dihaclirt oleh pukar <lan prakttst tlan Pergunutn Tinggt, Dincts Tarktm
Proprn:;t, Buppeda Proptrut. Bappedalda. Bappe<la Padang, Dinas Kehutanan Proptnsr
dan ,linas terkttt lamrrya serta wartovan dcrrt J masmeclia
,{. Pendahuluan
L Dewasa ini Perkembangan Pembangunan Kota Padang terasa semakin pesat,
khususnya pembangunan di brdang rnfrastruktur dan pemukrmarvperumahan.
Namrm pembangunan tersebut selalu berdampak kepada stafus dan fungsi lahan,
sehingga dalam pelaksaniumnya senng terjadi perubahan penggunaan lahan yang
tidak sesuai dengan dokumen perencanzutn dan Tata ruang yang telah disepakati
bersama'
2. Salah saru bentuk dan perubahan p€nggunaan lahan tersebut adalah penebangan
hutan di daerah hulu, maraknya pembangunan yang dilakukan pada daerah
tangtapanlcekungan menjadi kawasan perkantoraq industri dan pemukiman baru
tanpa. memperhatikan kondisi linglungan yang dapat menyebabkan te4adinya
kenrsakan lingkungan seperti halnya banjir.
3. Banyr merupakan wuj ud dan kelebihan kemampuan sungai menampung dan
mensalirkan kembali air, sehingga terjadi genangan di dataran banjir. Selain dari
itu, jt4a teqadi akibat hujan setempat di mana genangan teDadi, serta akibat
teqadinya air pasang dari laut. Kenga bentuk potensi banjir tersebut dapat saja
terjadi secara bersamaan atau secara terpisah di mastng-masing rvilayah banjir.
4. Kota Padang sebagai lbu Kota Propinsi Sumbar merupakan daerah rawan banjir,
dimara hampir seluruh wrlayah Kecamatan di Kota Padang terdapat kawasan-
kawasan yang rentan terhadap banjirdan menjadi dilema panlang serta tantangan
bag. Pernda dan masyarakat Kota Padang yang sampai saat int belum bisa diatasr
secarr optimal.
5. Bcrdasarkan hal diatas, maka sudah eatrrya Pemda Kota padang mchkukanlangkah-langkah kongknr dan stratcgr k soorra kornpreh€nsif dirir holistik brlk didaerah hulu ynauprn didaerdh hilir.
B. Rekomendasi Umum
Pemda Kota Padong <lctn Pemda Proprut hctrus nelihat masalah penanganan rLtn
penanggulungan banytr di Kota Padang hurus dilakukan .secara komprehen.rl- dan
holstft, bu* duerah hulu muupun claeruh h tr -vung hurus :;egeru Jrwulu<lkun pu<lu
Itngku! ()peru.\rOnul melulut kelerkuttun mu!rrlct progrum !tnla.\ tnstunst dengurr
berpe<loman pa<la Dokunen perencanaan Tuta ruang yang telah L)isepakatr
C. Rekomendasi Khusus
Rekomendasi I : Pembangunan dan pcngembangan kota harus konsisten mengikutr
status dan fungsi penggunaan lahan sesuai dengan Tata Ruang wilayah
dan Tata Nilai Lingkungan, serta memperhatikan secara cerrnat
keterkaitan kawasan hulu, hilir, dan kawasan pengembangan kota.
Perlu adanya sitem manajemen arr (hidrologr) banjir dengan fokus a)
Membangun waduk serbaguna yang dapat dijadikan aspek penting
dalam penanganan banjir di Kota Padang b) Pembangunan embung
dr Hulu yang terkait dengan kawasan pertanian, c) Membangun
kolam retensi di daerah cekungary'depresi, d) Kolam detensi, e)
terasering, Q lining untuk saluran dan sungai yang tidak kerap atr, g)
permukaan jalan yang tidal kedap air.
Rekomendasi 2. :
Rekomendasi 3 : Melakukan pengawasan di daerah kawasan hulu yang terkait dengan
antrsipasi a) Pembukaan Hutan, b) penebangan liar, c) Menerapkan
sistem penanian vang lebih konservasi, d) Reboisasi dll
Rekomendasi 'l : Perlu dibangun secara et'ekrif kerjasama lintas wrlayah dalam
penanganan banjir yang terkait dengan a) Pembangunan embung
dan kolam retensi, b) Rebisasi, c) Penebanqan Hutan, d)
Konservasi, e) Peladang berpindah. t) Penggunaan Sumber Daya
Arr
Rekomendasi 5 : Pemerintah Kota Padang perlu membenkan pnoritas tinggi terhadap
p€rbaikan drarnase yang terkatt dengan a) Penlngkatan dana
p€rbaikan dan pemeliharaan Drainase dalam Kota. b) Sistem
Drarnase. c) Ukuran drainase dll
Rekomendasi 6 : Pemda Kota Padang perlu menvi:rpkan Konsep Perumahan Beba-s
Ban;rr dan menerapkannva mclalut lanah untuk sumur resapan ;,Pembuatan kolam resapan di tasrlrtas umum, b1 Saluran drarnase di
komplek perumahan harus terbuka dan dalam.
Rekomendasi 7 : Untuk menjaga terselen ggaranya status dan tungsr lahan sesuai Tata
Ruang Wilayah, maka batas daerah konservasl atau sumberdaya alam
harus yelas dan penggunaannya di awasi sccara k€tat.
Rekomendasi E : Perlu penyiapan Sistem Sosialisasi yang et'ektlf rerkart dengan
prilaku sosial masyarakat dalam melihat masalah baryrr mencakup: a1
Mana.Jemen sosialisasi ban;ir, bl Keqasama Pers dan Pemda. c)
Penyelenggaraan lomba kelurahan terbersih dan rerkumuh,secara
reguler yang diumumkan di mass media.
Rekomendasi 9 : Pemda Kota Padang perlu menyiapkan Matrik Program lintas
rnstansi vang berhubungan dengan
a) Pengolahan. pemanfaatan Sumberdava di hulu. antara dinas
kehutanan dan penanian sena dinas pengalran dalam hal .
- Pelaksanaan program GNR-HL
- Konscn esr
- Pengendalian dan pcnguasaan Penebangan Hutan
- Pengatran dan pengolahan DAS
- Reboisasi dll
b) Pengelolaan Sumberdaya Hilrr antara Dtnas Tarkim, Dinaskebersrhan. Dinas pengairan. Bappedalda. Bappeda, real esrare sena
masyarakat.
c) Pengelolaan dan daur uiang sampah yang terkalt dengan
pembuatan kompos untuk penantan dan pertamanan, Industn dan
energl.
Rekomendasi l0 : Meninqkatkan penegakan Hukum bacr pel:rku pelanugaraan vang
lerkalt dengan: a) pcnebangan huran dl daerah hulu- bt penebanuan
Irar. c) Pcmbuangan lim bahrpencemaran. d,l pembuangan sampah. etpelanggaran Tataruanq illL
Rekomendasi ll : Meningkatkan Dukungan Riset vang tcrkait dengan: a) pembangunan
Karvasan embung, b.) pembangunan kolam retensi. c) pembansunan
Drainase dibawah Kota, d) Kualitas sumberdaya arr, e1 Kualitas
kompos, f) penerapan TTC konservasi dan produkrif
Rekomendasi l2 : Pemda kota padang perlu segera menyiapkan Konsep Vlanalemen
sampah yang terkair dengan: a) Model Sosisalisasi pengelolaan
sampah, b) pengawasan, c) penegakan hukum, d) Teknologi daurulang sampah, e) penggunaan dan pemanlaatan kompos oleh dinas
terkait dan masyarakat.
Pennenntah Propinsi Sui'narea Bai-er
BADAN PENEUTIAN DAN PENGEMBANGANJl. Rasuna Said No. 74 Padang 251L4Po Box 6O Padang 25001e-mail address :litbangs@indosat.net. id,
Telp : 0751 41831, 53781Faks:0751 51801
balitbanosb@telkom.net
NomorLamptranPenhal
a7o l8NlvppT-2oo4
Permintaan SebaqaiPemakalah
Fakultas Pertanian UNAND
Padang
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan, bahwa Badan Penelitian dan
Pengembangan Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2004 akan
melakukan kegiatan Pemecahan Masalah Aktual dengan Judul
"Kajian Strategi Penanggulangan Banjir di Kota Padang"
Untuk itu kami mohon bantuannya, agar Saudara Prof. Dr.lr. lsril Berd,
dapat menjadi Pemakalah dalam kegiatan dimaksud.
Demikianlah disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya
diucaokan terima kasih.
Padang, 1 Juli 2004
Kepada Yth.
Dekandl
An. KepalaPengem ba nga n
Badan Propl
Da\Yz):
,/^;:lsya
Pemennlah Proptnsr Sr.rnatera garat
Telp : 0751 41831, 53781Fak i 075L 51801
BADAN PENELITI.AN DAN PENGEMBANGANJl. Rasuna Said flo. 74 pMang 25114Po 8ox 22 PadarE 25001email address : ballthflusb@t€iko.n.net
Nomor
Lamprran
Penhal
005/}}o /PPT-2004
1 isatu ) berkas
Permintaan Sebaoai Revierver
Hari/Tanggal
Pukul
Tempat
Padang, '16 Agustus 2004
Kepada Ylh :
Sdr....... ...
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Pemecahan l\,lasalah Aktual BidangPengembangan Penerapan Teknologi Dalam Pembangunan Daerah Tahun 2004pada Balitbang Propinsi SumateB Barat, kami kami mengharapkan kesediaanSaudara sebagai reviewer sekaligus peserta aktif pada acard seminar :
Judul : Kajlan Sffiegl Penanggullngrn Banjir Dl KotaPadang
Pemakalah : Prof.0r. lrrlt Eerd
yang akan dilaksanakan pada :
: Selasa, I1 rigust._rs 2OC.,l
: 10.00 wib s/d set€sai
: Aula Ealitbang Prop. Sumatera BaratJalan Rasuna Said No.74, Padang
Demikianlah kami sampaikan atas perhatian dan kesediaannya diucapkanterima kasih.
Badan Penelitian dan Pengembangany' Propinsi Sumatera Barat
Keoala, /,njMProf. Dr. Nur:arnli' Bachtiar
Pembina Utama Madya, NlP. 130 353 200
Pernertntah Propinsi Sunntera BaratBADAN PENELMAN DAN PENGEMBANGAN
ll. Rasuna sau lto. 74,oedanq 25Jt4Po 8ox 22 Prdang 25n01Fma,l addresr j balithrnasb(Oteikrrn. net
I.ep : 0751 4183L, S37elFr/c : 0751 5!801
No.
LampiranPenhal
0051 trt :PPT-21U1 (satu) EksamplarPomrksl.h SonlnEr g.rialaEelftblnq Prooinli Sumatsra Barat
Padarq, 16 Agustus 2004
KAJIAt,I STRATEGI PENANGGUI.ANGAN EANJIR DI KOTA PADANG
yang akan dilaksanakan pada :
Dengan hormat,
Dalam rangka peiaksanaan acara Seminar pada Badan penelitian dan pengembanganPDpinsi sumatera Barat, dimintakan kehadiran saudara sebagai p€makalah sesuai topikdan maten yang telah disampaikan dan disepakati, yaitu dengan judul l,4akalah:
Hariilanggal
Pukul
Tempat
: Selasa, ll -\gustus 2OO4
: '10.00 wib s/d selesai
: Aula Balitbang Prop. Sumatera EaratJalan Rasuna Said N0.74, Padang
Demikian kami sampaikan, atas kehadiran dan keqasamanya kami ucapkan tenma kasih.
Eadan Penelitian dan Penqembanoany'J Pnoinsi Sumarera darat' Kepala,
^l @"--G
Prof. 0r. Nur:rman BachtlarPembina Utama Madva, NIP. 130 353 200
Cat{.r :
oirfintakan Aga dibuafran Absdsi dari rn*.dah.
Pemerintah Propinsi Sumatera BaratEADATI PENELTTIAN DNn:
ll. Raslna Said No. 74 Padang 25114Po 8ox 22 Padarq 25@1emarl address .' hrlitbarMs.h@telkom. ,,iet
FENGE!V!5ANGNr.:Telp : 0751 41831, 53781
Faks : 0'151 5r8$t
No. ffist 33/ tPPI-2ffi4Lamprran : 1{satu) BerkasPenhal r Undrnqrn Pe!.rtr Somlnar
Padang, 16 Agustus 2004
KepadaYth,
Bapak/lbu/Sdr. .........
dl
T6mprt
Dengan hormat,
Bersama inr kami mengundang Eapakilbu/Sdr untuk dapat berpartisipasi aktif dalamSeminar Badan Penelitian dan Pengembangan Prcpinsi Sumaterd Baral :
Pemakalah :
KAJIAN STRAIEGI PENANGGUI-ANGANBANJIR OI KOTA PADANG
Prof. Dr. lsrll Berd
yang akan dilaksanakan pada
Hariffanggal ielasa, l' .\g:rstu3 20C'.
Pukul
Tempat
: 10.00 wib s/d selesai
: Aula Ealitbang Prop. SumateG BaratJalan Rasuna Said No.74, Padang
Demikran kami sampaikan, atas kehadiran Eapak/lbu/Sdr kami ucapkan terima kasih.
Badan oenelitian dan oangembangan
Pmpinsi Sumatera BaratKepala, ,/-
/lx l.M\^ I \-| \i\Prof. Dr. Nurzaman Bachtiar
Pernbina Utama l\,ladva. NlP. 130 353 200
Catatan : Eagi Kepala oinas / lnstansr 4abila berhdangan, agr fiEnugaskan sdyang rnengu6ai
Pemeinlah Proptnsl Surnatera BaratBADAN PENELITIAN DAIV PENGEMBANGAi.'i
Jl. Rasuna Sard,rlo,74 PJdacq 251^'4Po Bor 22 Padang 2500te-mail address : bal;tha?osb@t6ltofi. net
Tap : 0751 4.1831,5378^rFaks : 0751 5t8ol
Padang, '16 Agustus 2004
Nomor
LamprranPenhal
005i rq iFPT-200a1 {satu) Eerhas
Undenorn Sobroal Modorrtor
Kepada Ylh,
di
Tempat
Hari/TanggalPukulTempat
Demikianlahkasih.
: Selasa, JI .\gusius 20C4: 10.00 wib s/d s€lesai: Aula Balitbang Prop.Sumatera Barat
Jln. Rasuna Sard No.74 Padana
kami sampaikan, atas kehadiran Eapak kami ucapkan terima
Dengan hormat,
Bersama ini kami mengundang Saudara untuk dapat hadir sebagaiModerator pada semrnar Berkala Badan P€nelitran dan PengembanganPrcpinsi Sumatera Barat dengan ludul :
KAJIAN STRATEGI PENAI{GGULANGAN EANJIR DI KOTA PADANG
yang akan dilaksanakan pada :
Badan
/dPenelitian dan PengembanganPropinsi Sumatera Barat
Kepala,
rv@^".&Prof. Dr. llurrsman Eachtlar
Pembina utama Madya, NlP. 130 353 200
' H + H? fl::tti^&3':":f'f^* "^. lii'li{ffi x,qa!t2 +mail address : balitbanosb@terkom,net
Acara
Hari / Tanggal
f(-
V"4 r'^.p', hV:a h--v\ / #,41d'J
,rt v
Art r"L
UFAr' 9
lr*'Arc nip*ifra-* K-'.
|./tl>ul hq v.t.w !)
/hs.t\eOn' /.14f.nwriC P,
DAFTAR HADIRPESERTA
. t. -:t1-:::.._ _ :'r l-' ',
JABATAN TANDA TANGAN
U ivAdD
h\*uo"9
{+/xRA.t^m
{/%IkwBtz+L ryolK(*,9nt'(,/or $rynv tfc<qi. fr cr[{us[ 1ta,a
/ r,<i /?r)ivt\Y 1 uu'll
O,r*^r^, ;^'/ )bal*onq ?ros .
n 1 hAFkA p^|'-*X )L^.
Rt:tot el?:,tc 11j,..
ll.
@vl/
<6:- .:::-: --:::-l7
lE.
t9.
20.
pemerlntah proplnsl grrnatera gardBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
l]. 9*l: Said No. 74 Faddng 5ii.4 r,e!t: O7S1 2rj.A31,53781Po gox 22 Padang 25001 Faks : 0751 51gC1e.mail address : balitbanosb@telkom. net
DAFTAR HAOIRPANITIA
Acara
tir^)<
Hari / Tanggal
NAMA JABATAN TANDA TANGAN
I
:.
.l
5.
6.
1.
8.
9
t0.
11.
I?.
ll.
l.l
t5.
BADAN PENELITIANJl. Raruna Srid Nrr. 74 Padang 25 | l.l
Po tsor 22 Padans 25001
Pcmcrinta h Propinsi Sunratcra Barrt
DAN PENCEMBANGANTclp : 075 I 4183 I. 53731
Faks:075151301c-mul addn:ss : bali tira.rgsb@rclkoln.ncL 1i tllurrgi@j.[delgLtlcgid
KEPUTUSANKEPALA BAOAN PENELITIAN OAN PENGEMBANGAN
PROPINSI SUMATERA BARATNomor : 074/ rt / lV /PPT-2004
Tentang
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANAAN KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH AKTUAL BIDANGPENGEMEANGAN PENERAPAN TEKNOLOGI OALAM PEMBANGUNAN OAERAH
EAOAN PENELITIAN DAN PENGEMEANGANPROPINSI SUMATEM BAMT TAHUN 2OO4
Men im ban g
KEPAI.A BAOAN PENELITIAN OAN PENGEMBANGANPROPINSI SUMATERA EARAI
a. oahwa Eadan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Baratmempunyai lugas membantu Gubemur dalam p€nyelenggaraan PemerintahPropinsi di bidang penelitian dan pengembangan daerah dan mempunyaifungsi merumuskan kebijakan teknis di bidang p€nelitian danp€ngembangan, serta pelayanan penuniang penyelengga€an pemerjntahanPmpinsi Sumatera Barat dibidang penelitian dan pengembangan.
b. bahwa dalam rangka menanggapi rsue-isue strategis yang berkembang diPrcprnsi Sumatera Barat, rnaka Ealilbang Propinsi membuat kegiatan yang
bertaitan dengan Pemecahan Masalah Aktual Bidang PengembanganPen€rapan Teknologi Dalam Pembangunan Daerah dalam b€ntuk kajian,
c. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan Kegiatan Pemecahan MasalahAktual Bidang Pengembangan Penerapan Teknologi Dalam PembangunanOaerah Balitbang Propinsi Surnatera Earat Tahun 2004, perlu dibentuk TimKeqa pelaksanaannya, dimana dari hasil KaJi?n tersebut nantinya dapatdijadikan sebagai bahan masukan bagi Balitbang dalam menyusunRekomendasi atau kebijakan teknis yang akan disampaikan kepadaPemerintah Prooinsi Sumatera Barat.
d. bahwa untuk rnewujudkan maksud sebagaimana tersebut pada huruf coialas, dirdsa pedu menetapkan Tim dengan Surat Keputusan KepalaBalitbang Propinsi Sumatera 8arat.
: 1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pambentukan DaechSwatantra Tingkat I Sumatera 3arat, Jambi dan daech Riaw jo PerafurdnPemerintah Nomor 29 Tahun '1979t
Mengingat
2. Undang-undang Ncmor 22 Tar,rn iggg i€nlBg p€iiennl*En D&E't:
3. Undang-undang Nomor 25 fahu,n lggg ,€rfang perinogragela Keuergananlara Pemerinlah Pusat dan Oaerah;
4. Pecluran Pemerintah No. 25 iahun 2000. tentang Kewpnargan pemenntahPusat dan Pemerintah propinsr sebaga D.ar:h 0-cror:r.
5. Peralurarn Pernerintah Ncncr tC5 - ar,Lr. 2g:|j ,encang oengeloraan danigcan.jgung jtwaban <euargan ) _.er:n
6. Keputusan fulenten_Dalam i'legen dan Ctcnoma D@t) No. S Tdri$ 2000,lenlang Pedornan Cfganisasi dan i3l2 Xqq3, p913nglat Daerai Floprnst.
7 Keputusan lvlentefl Datam Negen Nomo, 29 Tahun 2002 ientanq, pedomanPer8urusan, Pedansgunglawaban dan pengawasan Keuaqan Daerahseia Tata Cara Pgnyu5gnsn Anggaran pendipatan dan gelJnp Daerah,Pelaksanaan lata Us$a feuanean DaeJah dan paryr.Lslnan-pe-mrnnganAnggaran Pendapatan dan Belanja Daecah:
u 3::y,::,_?::rl proprnsr Srmarera sarar No. 6 rahun 200.1, renrans
remoentukan Organisasi dan Tata Ker;a gadan/Kar&r popinsi $rnateriBarat (Lembaran Daerah Tahun m01 No. ZOJ
9. Keputusan Gubemur Sumalera Baral "r;rncr SK llll-Zg61ggn, *nu,1 Jufi 'lg.Jg tentang standar ircnornim kep€rriliaan taanya dalam ii,rglrunganPemenflah 0aerah propinsi Suma!era Barac
10. Keputusan Gubemur Sumaterd Sarat.liiu.6i Tahiufl zu1 tenl-dng uraran
lOas Sub-bagian dan Sub_bidang pada Esobn pdEiitbn oanPengembangan Daerat!
'11. Ken-utusan Gubernur Sumatera garat Nomor 11 Tahun 2004 tanggal'19 Februan 2004 tmtang peniabaran Arggaran pendapatan dan BdanjaOaerah propinsi Sumaterj Barai
12. Kepulusan Gubemur Surnatera Barat Nomor : 903/16/KEU/DASI(20041!n00a1
t9 Apnl 2CO4, tenrang pengesahan Dokum€n enoqa; Sdu.nKeqa (DASK) Tanun enggaran i004,
"
I\1EM U TU S KA N
iVenetapkan
PERTAMA Membentuk Tim Keqa petaksanaan Kegiatan pemecahan tulasalah Aktuat BidangPengembangan penempan Teknologi o.ri, e.roilrn.n ilru"'n pio. giorng
l?n9,.ql:T.l dan Penerapan Teknotogi Batitbang propinsi Sumatera Barat:o,1u']
.y,. oengan susunan tim kerja sebagaimana terlampir pada suratkeputusan ini.
Pelaksanaan Kegiatan pemecahan fulasalah Aktual Bidang pengembanganPenerapan Teknologi Dalam pembangunan Daerah akan dit-entukai waxrunyadengan jadwal yang direraDkan oieh Kepara Beritbang eropinsi s umaiera aarat.
KEDUA
KETIGA Tim Keqa Pelaksanaan Kegiatan pernecahan iv,lasalah Aktual BidangPengembangan Peneraoan Teknologi Dalam pembangunan Oaerah BidaniPengembangan dan Peneragan Teknotogt iahun 20ba gatig6gn, p.r,..;Sumatera Baral sebagarmana dirnaksud pada ciktum pertama berlugas seoagalberikut:
l. remouat I URMembuat TOR berdasarkan judul dan sasaran kaiian dengan mempeqomantpora yang aoa.
l. Pembuat ProoosalMembuat proposal cerdasarkar fCR 1:rrg tetah cisetuJUi ses!al denganpetunJUk Kepala Sidang.
l. Peer Review Laporan Kajian :
Melakukan kegiatan menilai serta memb€nkan masukan terhadap makalahyang dibuat penulis untuk dapat digerbaiki atau disemOUnakan.
4. Penulis Laporan Kajian :
Melakukan penulisan kajian sesu3i dengarl ior dan proposal serta arahan yang
5. Editing :
Meny€mpumakan laporan dan rekomendasi hasil kajian, baik dari aspek teknismaupun redaksional. Sehingga laD:rairekonffrdasi bbih ,firdah djpaharni dEedigunakan sebagai bah€n masukBs kegaia &rerintah propi:si $mde'c8arat.
6. Moderator :
Moderator bertugas untuk rnemimpin lalannya kegiatan seminar sampar selesai.
7. Panitia Seminar l
a. Ketua Pelaksana :
Mengkoodinir semua kegiatan seminarkepada pelaksanaan seminar.
b. Sekretaris pelaksana :
mulai dan tabap persiaf"r sampai
llenyelenggacia n s€luft t h adir;fl istr,,si nciai, dari persxnFsn, p€lak$fiaansampal setesar penyusunan tumusan akhif
c. Anggola:Mengatur .yang berhubungan dengan kdancaran p€rsioangan,mempersiapkan konsumsi bagi peserta s€minar seis n€la$s6r*,ankeglatan dokumentasi dan acara diskusi ,/ang dilaksanaharT.
d. Sekretariat .
Membantu dalam penyediaan bahan dan pengetikan hasl kalian.
F
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
Kepada Tim Kerja dan panilia Seminar pemecahan Masalah Aktual gidangP€ngembsngan Peneragan Teknologi Dalam pombangunan Dasrah dib€rikanbiaya. patet kerla sesuai dengan tugas dan tanggung liwabnya masing-masingyang besamya sebagai berikut :
1.
2.
3.,1.
Pembuat TCRPembuat ProposalPeer review 2 org @ Rp. 2C0.000,-Penulisan, dengan rinciana. Koordinalor penulis
_ J Anggota oenulis 2 o(g 'O
qo. .100 0C0.-l. to[tng,oengannnctan
3, Ketuar. Anggrcrs 2 org @ Rp. 150.000 .
5. Panitia geminar
a Ketua Petaksanac Sekretarisc Anggota 2 org. @ Rp. i50.000,-d Sekretariar 2 oq. @ Rp. 100.000,.
/. l/oderatorL Uang saku peserta disediakan dana seb€sar
DITETAPKqN DIPADA IANGGAL
= Rp. 150.000,./makalah
= Rp. 400.000,-i makatah
= Rp. 400.000,-imakatah
= Rp. 700.000,tmakalah
= Rp. 800.000,.imakatah
= Rp. 300.000,-i makalah
= Rp. 300.000,.i makalah
= Rp. 250.000,-i seminar
= Rp. 200.000,-/seminar
= Rp. 300.000,-iseminar
= Rp. 200.000,-/seminar
= Rp. 200.000,Jseminar
= Rp. 300.000,-/seminar
: PADANG: 20 April 2004
Selama mengikuti seminar, peserta seminar dan panitia dibenkan makan/mrnumsesuai dengan kebutuhan.
Semua -biaya
yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepadaAPBD Sumatera Barat tahun N04 pada Kegiatan pemecahan Masalah Aktual
lidang Pengemba-ngan Penerapan Teknoloqi Datam pembangunan Oaeratrtsalitbang Propinsi Sumatera Barat.
Keputusan ini nulai berlaku sejak tanggat ditetapkan dengan ketenluan apabiladikemudian hari temyata tedapat kekeiiruan dalam penetaian ini akan diadakanperbaikan sebagaimana meslinya.
Temhttun : Disamaaifun kunh yrh
/. 8a1nk Gtbarnur S@ntenj Boral senagat @F).atl:. Baddt, Pengo'e4r Propitt.ti S macra B()rdl3. Kapald Btro Kc ang-an klr.Clbcrlur J Dtdtc.ro lJaral1. tlrsip-
IIIAN DAN PENGEIV{BANGAN
/ NrP. 130353200
- iai.;r.: I
\lcnc r
(EGIATAN KAJIAN PENANGGU LANGAN
- 1:'- -,3":, 1:r:.!A 3ADAN PE)tE-,itArr lAi,i::i lc:).itsA:,:; ll rqcPr)lsl sutu1A::FA 3,rFA:,:: i? 't _2aa;
3A NJ IR ]I i(OIA ?A DA NC
!C ,,i 3i :A l1 D i -A:,i iti\,1 J NIi < ER.jA
) .,le. ae. .aaa aaaaA'lscr 3 ics r9r !L.ri - - i _ lal lbal! r.:c J-sL)ial )i ai | 3en ;\ tgrtantan tnaadPefl. cL.rel t.ccaa;
3 Peer levrewer' )'al )t lL,:'rQ:u-;r':an ik reianran .lnanC
rSDA,rocrns
.. ?=r,i; ser
)
?ror lr is|ri 3erc;r i a. ",
-oh6. \rc
'ivilsoi, S Scs
- {.c0rdrnalcf -r9fr. 3
. Anggota t-6r! s- Anggota ?enu rs
Fk. Pena. an i.Jnaf d
tsal tbang f,'cornst ,
D Vcdei3tor Lernlrt UNP
: :'elai sanaan :er: rai'r Khairanlr (fa rarrrs il.Si - (etua Salitbanq Proornsr
N,1T - Sekrelans
- Sekretaaat
Rini Yuliet, SPf,.41 tral in a
Devr Nova L rdaS u rono
Salitbano Prooinsi
- Sekretafat
\/aCya / rllP i 303532C0
2 Dillqusr' -raE;MS-
top related