studi banjir kota padang

133
I f ",'.... t /-r.-. "" PEMERTNTAH PROPINSI SUMATERA BARAT Laporan Akhir Seminar KAJIAN STRATEGI PENANGGUI-ANGAN BANJIR DI KOTA PADANG Oleh: TIM 8ALITEANG Prof. Dr. Isrll 8crd, SU (Koordinabr Penulls) Or. Ir. Agusll Taher, MS (Anggota Penulls) Wilson, S.Sos (Anggota Penulls) BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT PADANG 2004

Upload: muchtar-lubis

Post on 13-Apr-2016

137 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Laporan studi banjir kota Padang Oleh Balitbangda Sumbar Indonesia

TRANSCRIPT

I f ",'.... t

/-r.-. ""

PEMERTNTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

Laporan Akhir Seminar

KAJIAN STRATEGI PENANGGUI-ANGAN BANJIRDI KOTA PADANG

Oleh:TIM 8ALITEANG

Prof. Dr. Isrll 8crd, SU (Koordinabr Penulls)Or. Ir. Agusll Taher, MS (Anggota Penulls)

Wilson, S.Sos (Anggota Penulls)

BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PADANG2004

Kerangka AcuanPemecahan Masalah Aktual

KA,|IAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIR DI KOTA PAOANG

A. Latar B€lakang

1 Dewasa rnl Perkembangan Pembangunan di Kota Padang semakln pesat

dilakukan khususnya pembangunan dlbldang InfrastruKtur dan

pemukrman/perumahan yang berdampak kepada penlbahan fungsr lahan

Namun muncul pertanyaan apakah pembangunan tersebut sudah

berlalan sesual dengan konsep perencanaan yang telah di buat dan

mengacu kepada rencana tataruang yang telah dlsusun dan drsepaKalr

bersama dengan memperhatakan konsep pembangunan berkelanjutan

2. T erpdrnya perubahan fungsi lahan daerah resapan menJadi daerah

pemuKtman oaru aklbat perkembangan pembangunan yang trdak

mengacu kepada konsep perencanaan diatas akan berdampak kepada

kerusakan lingkungan. Untuk itu Pemda dalam mengeluarkan IMB harus

diikuti dengan acuan yang terkait dengan tata lingkungan (daerah

resapan, drainase, pembuatan sumur bor' pembuangan limbah rumah

tangga dll) agar tidak terladi kerusakan lingkungan yang lebrh serrus

seperti halnya ban jir

3KotaPadangsebagaiIbuKotaProprnsrSumbarmerupakandaerahrawan

terhadap banlir. dimana hamprr seluruh wilayah Kecamatan di Kota

Padang terdapat kawasan-kawasan yang rentan terhadap banJrr dan

menyadi drlema panlang serta tantangan bagr Pemda dan masyarakat

Kola Padang yang sampai saat rnt belum brsa dratasr secara optlmal

4 Kesulrtan rnr tidak hanya terladl drwaktu musrm hulan akan tetapt luga

terladj hujan dimusrm kemarau. bahkan kalau krta membaca dan melrhat

di media cetak dan elektronrk brla ierladi hr-.rjan t harr maka banyak

B.

)

kawasan kota yang di genangi oleh air seperti daerah p€mukiman' lalan'

pasar, p€rkantoran dan laan s€bagalnya'

gerdasarkan peffnasatanan diatas. maka sudah saatnya pemda Kota

Padang melakukan langkah-langkah kongnt dan sterategik dalam rangka

penanggulangan banlir dengan melibatkan dinas/instansl terkart dan

masyaraKat.

Tuiuan

Menganalisrs daerah resapan atr Yang terdapat dr cekungan Padang

disepanlang daerah alrran sungar dan drenase Kota Padang

Mendapatkan rnformasr tentang permasalahan penanggulangan banJrr

serta daeran dan Kawasan yang rawan terhadap banjir di Kota Padang'

fvlemformulasrkan strategr operasional penanggulangan bencana banjir dt

Kota Padang dengan melibatkan dinas/instansi terkait dan masyaraKat'

Menyiapkan produk hukum pendidnan bangunan baru yang terkalt

dengan perubahan tata lingkungan

Menganalisis model TTG (Teknologi Tepat Guna) yang dibutuhkan untuk

penanggulangan banlir di Kota Padang

Ruang LingkuP

Deks study dan penelatian lapang yang difokuskan kepada kompilasr dan

analisis data dan informast tentang permasalahan dalam rangka

memformulasikan strategi operasional penaggulangan banJlr di Kota

Padang yang lebih efektif dan mampu menJaga kelestarran lingkungan

melalut srnergltas program dlnas/instansr. yang luga dr perkaya dengan

pemrkrran r'tara sumber yang memahamt tentang pengelolaan

sumDerdava atr

Lua ra n

Indentifikasr daerah dan kawasan yang berpotensr sebagal lokasj rawan

banlir, rumusan strategi dan kebijakan penanggulangan banJIr pada

q

a

o.

tingkat op€rasional dengan dukungan TTG yang lebih ac,aptif dan ramah

lingkungan se(a penyrapan produk hukum p€ndinan bangunan yang

terfiart dengan perubahan tatalingkungan.

PEMERINTAH PROPINSI SUMATEM BARAT

Proposal Makalah

K,AJIAN STRATEGI PENANGGU I-ANGAN BANJIRDI KOTA PADANG

Oleh :

ISRIL BERD

BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN OAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PADANG2004

KAJIAN STRATEGIS PENANGGUI.ANGAN BANJTR

OI KOTA PADANG

Olsh : lsril Berd

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota-kota di Indonesta pada umumnya berkembang secara Latssezfaire. tanpa dilandasi perencanaan kota yang menyeluruh dan terpadu.Kecuali pada kota-kota baru yang memang direncanakan sejak awalsep€rli Tanjung Pura atau Tembaga pura sehingga mampu menghadapip€rtumbuhan p€nduduk dan pembangunan kota yang pesat pula.

Oleh karena itu bukanlah suatu pemandangan yang aneh bilakota-kota besar di Indonesia menamprlkan walah ganda. Di satu sisiterlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalamwuiud arsitektur moderen disepanjang tepi lalan utama kota. Di baliksemua kemegahan tersebut terlihat men.jamurnya lingkungan kumuhdengan sarana dan prasarana yang tidak mencukupr pula.

Sungai yang semula mengatir lemrh dan mengemban tinggisebagai salah satu sumber kehidupan penduduk, tidak tagi dapatmelanjutkan fungsinya karena kadar pencemarannya sudah melampauiambang batas. Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyaktersedia. beralih fungsi bangunan yang makin memperpadat ruano kota.

Eegitu Juga halnya dengan Kota padang, brla dilihat dari perjalanansejarah pan.jang Kota Padang seJak tahun j 669 hingga keberadaannyasampai saat inr, menunjukkan bahwa Kota padang merupakan suatuentity dan komunitas yang menggambarkan sejarah dan perkembangansebuah kota pesisrr dengan djnamrka masyarakatnya yang kemudjan

tumbuh dan berkembang menJadi kota Jasa. perdagangan dan industri. Oi

zaman kemerdekaan sampai dekade tahun 1990-an kota padang

diperhrlungkan sebagaa salah satu kola utama di Pulau Sumalera,

khususnya di bag|an BarauTengah. Namun dalam beberapa tahun

terkahrr, khususnya selak diberlakukannya undang-undang otonoml

daerah dan semakrn meningkatnya pengaruh globalisasr perkembangan

kota-kota di Pulau Sumatera semakan meninqkat.

Perkembangan dan p€rubahan Kota padang dipengaruhr otehperkembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan sosial ekonomiyang berlangsung. Hal ini mempengaruht pergeseran penggunaan lahanyang kurang produktif menjadi peruntukkan yang tebih produktif.

Pergeseran penggunaan lahan tersebut secara mudah akan dapat terlihatdan tumbuh dan berkembangnya bangun an-ban gunan baru untukmenampung kegtatan-kegialan permukiman, perdagangan, jasa maupunln0 ustrl

Berangkat dari gambaran dinamika kota tersebut makaberkembangnya berbagai kegiatan fasilitas pemukiman disepanjang jalan

arten dan kolektor menun.lukkan adany a perkembangan kota yang belumsesuai dengan konsep lingkungan permukiman yang semulamengharapkan fasilitas permukiman berkejompok di pusat-pusat

permukiman sehingga dapat diperoleh efektifitas pemanfaatan lahan danfasilitas kota yang optimal. Di tain pihak perkembangan real estate,Kawasan permukiman serla kegiatan-kegiata n perdagangan dan jasa

dalam bentuk hot-spot - hot-spot secara iidak terarah mengindikasrkan

belum efektifnya pengelolaan pemanfaatan 'ahan

sebagaimana telah dl

buat dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota sebelumnya.

Bila diperhatikan bahwa perkembangan fungs, kota tetahmembenkan implikasi luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota.Penambahan .jaringan prasarana transportasi dan pgn3rng3han sarana

pelayanan sosial, ekonomi dan budaya telah mengubah pota dan strukturtata ruang Kota Padang dari waktu ke waktu.

lmplikasi tersebut juga berpengaruh banyak terhadap peluang

banjir yang juga diperparah oleh berbagai hktor alam lainnya sepertisunga,, laut dan drainase. Sedangkan faktor manusia lebih kepadakedisiplinan warga kota menjaga lingkungannya.

Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungaimenampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangandi dataran banjir, selain dari itu juga terjadi akibat hujan setempat di managenangan teriadi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketigabentuk potensi banjir tersebut dapat saia terjadi secara bersamaan atausecara terpisah di masing-masing wilayah ban.lir.

Penanganan banjir di Kota padang sudah dimulai secara seriussejak tahun 1918 yang ditandai dengan membangun berbagai saranapengendalian banjir seperti banjir kanal dan pintu-pintu air membagikelebihan volume air untuk mengantisipasi banjir meranda kawasan pasarMudik, Palinggam dan Seberang padang. Upaya tersebut dilakukanhampir 100 tahun yang lalu. Sekarang Kota padang bertambah luasmenJadi 694,96 Km2dan 486,209 km2 merupakan wilayah berbukitmerupakan hulu-hulu DAS serta terdapat 5 aliran sungai besar dan 16afiran surai kecil, curah hujan yang tinggi yaitu 4.598 mm/tah un e0O2\dan banyak daerah Iandai dan cekungan di daerah dekat pantai yangnyaris lebih rendah dari anrs permukaan laut sena terladi pulapertumbuhan yang men.iamur dan kawasan permukiman, sekolah,perdagangan, perindustrian dan penambahan infrastruKtur lainnya yangmakin memperparah terhadap ancaman banjir di berbagai kawasanPadang Selatan, Lubuk Begatung, Kuranji, Koto Tangah, Nanggato,Padang utara dan Bungus Teluk Kabung terutama di daerah dekat oantaidiper parah dengan ancaman air pasang luat di muara sunqa,.

Upaya pengendalian banjir tersebut sampai saat ini masih

dilakukan yaitu penanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang AirDingin, Batang Kuranji, Batang Belimbing dan Batang Laras sepanjang

21.1 1 km serta rehabilitasi drainase purus, Ulak Karang sepan jang 9,22

km dan normalisasn Banjir Kanal sepanjang 6,4 km (tahun 2001). Namun

banjir dengan berbagai skala selalu saja hamprr setiap tahun mencekam

Kota Padang.

Oleh karena itu sebagai kota yang mengemban banyak fungsi,

selain sebagai pusat aktiftas sosial ekonomi dan sosial budaya, Kota

Padang merupakan lbukota propinsi Sumatera Barat dan menjadiorientasi perkembangan bagi wilayah lainnya di propinsi Sumatera Barat.

Selain itu Kota Padang menjadi pusat koleksi{istribusi yang mempunyaiakses keluar Propinsi Sumatera Barat, baik akses yang ditunjang olehtransportasi darat maupun transportasi laut dan udara.

Bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan dalamkebijakan pembangunan dan meluasnya pengaruh globalisasi dalamberbagai bidang kehidupan, maka pengembangan Kota padang ke depanharus dapat mengakomodasi dan menampung tuntutan dankebutuhannya sebagai sebuah kita yang mengarah menjadi KawasanPerkotaan Metropolitan dengan penduduk tebih dari 1 juta jiwa.

Selanjutnya dapat Juga disimak secara keseluruhan maksudPenyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (Rf RW Kota padang 2004_2013 dapat dimengerti sebaga, suatu sikap kepedulian terhadappembangunan kota yang berwawasan lingkungan sebagai berikut.

a. Penjabaran dan Rencana Tata Ruang \Mlayah (RTR\AD propinsi

Sumatera Barat.

b. Pedoman dalam .

. Perumusan kebtjaksanaan pokok pemanfaatan ruang kota.

Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimoanganperkembangan antar wilayah kota serta keserasian antarsektor

Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan olehPemerintah dan atau masyaraKat.

Penyusunan rencana detajl/rinci tata ruang kota.

Pelaksanaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagiKegtatan pembangunan.

' Menjadi dasar untuk penerbitan penzinan tokasipem banguna n.

Program konkrit dan strategik di atas adalahmemantapkan ta|a ruang yang berwawasan lingkunganuntuk menanggulangi banjir secara totalitas dan simuhan.

dalam rangka

dan sekaligus

Berangkat dari

maka dalam diskusipemikiran yang lebih

perumusan kebijakan

Padang.

latar belakang dan kerangka pemikiran di atas,aktual ini, diharapkan diperoleh informasi dannyata untuk dapat melakukan opsi terhadap

yang tepat untuk pengendalian ban;ir di Kota

B. Tujuan

Tujuan dari diskusi aktual tentang kajian stiategr penanggulanganbanjir di Kota padang ini antara larn untuk .

1. Menganalists daerah resapan air yang terdapat dicekunganPadang, disepanjang daerah ariran sungai dan drainase Kotapadang.

2. Mendapatkan jnformasi tentang permasalahan penanggulanganbanjir, serta daerah dan kawasan yang rawan terhadao baniir diKota Padano.

Memformulasikan strEltegi operasional penanggulangan

bencana banjir di Kota Padang dengan melibatkan

dinas/instansi terkait dan masyarakat.

Menyiapkan produk hukum pendirian bangunan baru yang

terkait dengan perubahan tata lingkungan.

Menganalisis model TTG (Teknologi Tepat Guna) yang

dibutuhkan untuk penanggulangan banjir di Kota Padang.

C. Ruang Lingkup

Desk study dan penelitian Iapangan yang difokuskan kepadaimplikasi dan analisis data dan informasi tentang permasalahan dalamrangka memformulasikan strategi operasional penanggulangan banjir diKota Padang yang lebih efektif dan mampu menjaga ketestarian

lingkungan melalui sinergitas program dinas,/instansi, yang juga diperkayadengan pemikiran nara sumber yang memahami tentang pengelolaan

sumber daya air.

D. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam kajian drskusi aktual adalahmetoda desk study, melalui telaahan tentang tara ruang kota, sumberdaya air, daerah aliran sungai, banjir, daerah resapan upaya pengendalian

banjir dan lain-lain, baik berupa data spatial-non spatial, hasil penelitian,informasi dan dokumen-dokumen yang dihimpun dari berbagai dinas,instansi, perguruan tinggi, mass media cetak dan elektronik yang adakaitannya dengan topik diskusi aktual ini, diantaranya dari

1. Dinas Klmpraswil propinsi Sumatera Barat dan Kota padang.

2. Dinas Sumber Daya Air propinsi dan Kodya padang.

3. Ealai Pengelolaan Sumber Daya Air Sumatera Barat.4. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Agam Kuantan.5. Dinas Pertambangan dan Energi propinsi Sumatera garat dan

Kodya Padang.

4.

6. BAPEDALDA Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.

7. BAPPEDA Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.

8. OIPERTA Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.

9. DISBUN Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.

10 DISHUT Propinsi Sumatera Barat dan Kodya padang.

1 1. BMG Sicincin propinsr Sumatera Barat.

12 BPS Proprnsi Sumatera Barat.

Semua data dan informasi yang diperoleh dikomplikasi dan dikajiuntuk memperoleh gambaran tentang banjir dan penanggulangan banjirdan kemudian disusunlah program dan strategi menanggulangi banjir diKota Padang.

E. Luaran

ldentifikasi daerah dan kawasan yang berpotensi sebagai lokasirawan banjir, rumusan strategi dan kebijakan penanggulangan banjir padatingkat operasional dengan dukungan TTG yang lebih adaptif dan ramahlingkungan serta penyiapan produk hukum pendirian bangunan yangterkait dengan perubahan tata lingkungan.

F. Outline Penulisan

Penulisan makalah ini berupa kajian literatur dan bukan hasilpenelitian yang sesungguhnya. Oleh karena ilu makalah yang akandisusun lebah mirip berupa skripsi dengan ou ine sebagar berjkut.

I. PENDAHULUAN

II. RUANG LINGKUP PERMASALAHAN

III. PERKEMBANGAN KOTA, BANJIR DAN DILEfuIANYA

A. Daerah Aliran Sungai dan Karakteristiknya

B. Pola Perkembangan dan pusat pelayanan

C. Lokasi Banjir dan Kebutuhan Drainase

D. Pengaruh Huta terhadap pengendalian ganjir

IV. STRATEGI DAN PROGMM PENANGGULANGAN BANJIR DtKOTA PADANG

V. KESIMPUI.AN

E. Daftar Pustaka

Bapppeda Propinsi Sumatera Barat, (2003), Kota padang OatamAngka, Kodya padang.

Diperta, (2003), Laporan Tahunan, padang.

DPSDA Propinsi Sumalera Barat, (2000), Neraca Air _ SWSSumatera Barat.

Eko. B dan Sudanti, (1993), Kota Berwawasan Lingkungan, penerbit

Alumni, Bandung.

Otto. S, (1992), lndonesia dalam Kancah lsu Lingkungan Global,Penerbit Gramedia pustaka Utama, Jakarta.

Pemda Kodya Padang, (2004), Rencana Tata Ruang _ Witayah KotaPadang Tahun 2004 _ 20.t3.

Tijoyuwono. N, (1999), Tanah dan Lingkungan, Dirjen Dikti_DifetPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Krisnawati. S, (1995), Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika,Ter;emahan Tropical Forested Watersheds by Lawrence S.Ha milton.

Suyono dan Takeda, (1983), Hidrotogi untuk pertanian, pradnva

Paramitha, Jakarta.

Wisnu, A.W, (1995), Dampak pencemaran Lingkungan, Andi Offset.Yogyakarta.

PEMERINTAH PROPINSI SUMATEM BARAT

MakalahKAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIR

DI KOTA PADANG

Oleh:ISRTT BERD

BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELTTIAN DAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PADANG2004

OAFTAR ISI

DAFTAR ISI

| : PENDAHULUAN ...................... 1

tl

III : PERKEMBANGAN KOTA. BANJIR DAN DILEMANYA.....,........ 1O

A. Karakteristik Oaerah Aliran Sungai....................................... 1 0

8. Pola Perkembangan Kota dan Pusat Pelayanan..................12

C. Lokasi Eanjir dan Kebutuhan Drainase ........, ....................... 17

D. Pengaruh Hutan terhadap Pengendalian Eanjir ................... 22

IV : STRATEGI DAN PROGRAM PENANGGULANGAN BANJIR

Dr KOTA PADANG........, ...........26

V : KES|MPULAN.....,....... .............29

DAFTAR PUSTAKA........ .......................30

KA'IAN STRATEGIS PEMNGGUI-ANGAN BAruIROI KOTA PAOANG

Oleh : Prof. Dr. lr. H. lsril Berd, SU.

I. PENDAHULUAN

Seyak dilaksanakannya Konperenst Intemasional mengenai Human

Enviroment di Stockholm, Swedia tahun '1972 dan Konperensi TingkatTinggi (KTD Bumi yang disetenggarakan di Rio Janeiro, Brazil tahun

1992, issue lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan telahmenjadi agenda yang tidak dapat ditunda-tunda pelaksanaannya danbahkan pengkajian secara komprehensif terhadap kesepakatan KTT Bumi

di Rio de Janeiro tersebut telah dilaksanakan dalam bentuk KTT Dunia

tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan salah satu aspek pentingyang dibicarakan adalah tentang kualitas sumberdaya air danpengelolaannya. (Wibisono. 2001, Chan. 2OO1).

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan

Sumber Oaya Alam (SDA) secara bijaksana, efisien dan memperhatikan

keberlangsungan pemanfaatannya baik untuk generasi masa kini maupunmendatang. (Chan. 2001).

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan SDAbaik untuk kepeduan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya,

telah memaksa manusia untuk memanfaatkan SDA tersebut diluar

kemampuannya, tanpa memperhatikan tindakan konservasinya sehingga

telah menimbulkan degradasi atau kerusakan dari SDA vano terbatas

tersebut.

Kalau dilihat dan permasalahan pertumbuhan penduduk dalam

pembangunan yang makin meningkat sesuai dengan pertumbuhan

ekonomt sehingga telah menimbulkan proses alih fungsi lahan secara

cepat dan besar serta adakalanya tanpa memperhatikan aspek tata ruang'

konservasi tanah dan lingkungan, dampakdari pendayagunaan SDA pada

3uatu Daerah Aliran Sungai (DAS) secara intensif akhrr-akhrr rni

menunjukkan gejala degradasi tungsi lingkungan yang dapat mengganggu

kelngsungan hidup terutama bagl generasr mendatang Geiala degradaslt

fungsi tersebut, antara lain ditandai dengan fluktuasi debit air sungai yang

semakin talam, pendangkalan arus sungai' degradast dasar sungai'

pencemaran berskala berat di sungai, semakin berkurangnya kapasitas

tampung sumber air karena terdesak lingkungan permukiman dan

tumpukan limbah padat muatan sedimen. (Sjarief, 2001 ,;

Menurut Arsyad (1989) bahwa penurunan kualitas air dicerminkan

antaralainolehtidakterkendalinyabanjirpadamusimhujan,parahnyapolusi pada aliran-aliran sungai, dan yang menghasilkan sedimentasi Dii

lndonesia gambaran permasalahan ini telah terdapat banyak DAS yang

mengalami kerusakan. Sedangkan DAS kritis yang semula berlumlah 22

DAS pada tahun 1984, meniadi 39 DAS pada tahun 1992 dan meningkat

lagi menjadi 60 DAS kritis prioritas pertama pada tahun 1998

mengaklbatkan DAS hilang kemampuannya untuk menyimpan air di

musim hu1an, seperti halnya Sungai Cimanuk debit^sungalnya sangal

fluktuatif dimana pada musim hujan debitnya 600 m'/dt sedangkan di

musrm kemarau debitnya hanya 20 m'/dt. besaran dan frekuensi banlir

semakin mentngKat, sedimentasi dan pendangkalan di waduk sungai

(Sjarief, 2001)

Salah satu parameter yang dapat menunjukkan rusak dan tidaknya

suatu DAS adalah masalah erosi yang menghasilkan sedimen besar'

Sedimentasi yang akan terJadi dan yang dapat diprediksi dari hasil

sedimen pada suatu DAS, dan bila hal ini memang terjadi akan

monyBbPbkan banyak kerugian terhadap bangunan-bansuQfln flir ytnsada, 8€p€rti yang tetah teqadi p€clr brnounen Wrduk Wgnogiri atauvfeduk-vfPquk lainnya. Sejak dioperasiklnnya p6da tahun 1981 hinggakinr. Dafam periode yang singkat tersebut. weduxfth tiicrtg.+emlpendangkalan akibat sedimentasi yang besar. Dalam perencanaan awal

laju sedimentasi diperkirakan sebesar 2 mm/tahun dan denoan oerkiraanumurwaduk selama 100 tahun. (Arsyad, 1989).

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Direktorat penelitian

Masalah Air - DPMA (1982) dan pengukuran langsung di lapangan danperhitungan kehilangan tanah potensial karena erosi dengan metodeUniversal Soil Loss Equation (USLE) diperoleh hasil taju sedimentasisebesar 7,7 mmllahun pada Waduk Wonogiri.

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa telah terladipeningkatan laju sedimentasi dari perkiraan perenc€lnaan awal.Selanjutnya tim peneliti Universitas Gajah l\rada (1984) menyatakan dari24 penampang lintang di lokasi Waduk Wonogiri telah ter.jadi

pengendapan sedimen, sehingga volume waduk berkurang sebesar3,15% per tahun.

Pengelolaan DAS merupakan upaya pengendalian hubungantimbal balik antara sumber daya alam hutan (vegetasi), tanah dan airdengan sumber daya manusia dan segala aktifitasnya untuk memperolehhasil yang optimal dan lestari tanpa menimbulkan dampak negatif sepertr

banjir, kekeringan, pencemaran air, erosi tanah dan gangguan terhadapekosistem lainnya (Engkah 1987 ; Wiersum 1979)

Eila diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota telahmemberikan implikasi luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota.

Penambahan .jaringan prasarana transportasi dan penamoanan sarana

pelayanan sosial, ekonomi dan budaya telah mengubah pola dan struktur

tata ruang Kota Padang dari waktu ka waktu.

lmplikasi tersebut Juga berpengaruh banyak terhadap p€luang

banlar yang juga diperparah oleh berbagai faktor alam lainnya seperti

3ungaa, laut dan dratnase. Sedangkan faktor manusia lebih kepada

kedisiplinan warga kota menjaga iingkungannya seperti membuang

sampah yang tidak pada tempatnya.

Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungar

menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan

di dataran banjir, selain dari itu.juga terjadi akibat hujan setempat di mana

genangan terjadi, serta akibat terjadinya air pasang dan laut. Ketiga

bentuk potensi banjir tersebut dapat saja terjadi secara bersamaan atau

seca€ terpisah di masing-masing wilayah baniir.

Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi banjir dan

genangan air yaatu antara lain dengan meningkatkan fungsi saluran

drainase melalui normalisasi sungai dan saluran, rehabilitasi saluran,,

menambah jaringan saluran drainase. Namun demikian, genangan atau

banjir tersebut belum sepenuhnya dapat diatasi, terlebah lagi apabila

terjadi hujan lebat yang datangnya bersamaan dengan air pasang melaluii

muara 3ungat yang ada.

Untuk mengatasi masalah banjir dan genangan air ini di Kota

Padang perlu kalian yang Iebih dalam dan ditanggulangt secara

komorehensif dan holistik.

II. RUANG LINGKUP PERMASALAHAN

Kota-kota di Indonesia pada umumnya berkembang secara Laissez

faire, tanpa dilandasi perencanaan kota yang menyeluruh dan terpadu.

Kecuali pada kota-kota baru yang memang direncanakan se.iak awal

seperti TanJung Pura atau Tembaga Pura sehingga mampu menghadapii

pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang pesat pula.

Oleh karena itu bukanlah suatu pemandangan yang aneh bila

kota-kota besar di Indonesia menampilkan wajah ganda. Di satu sisii

terlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam

wujud arsitektur moderen disepanjang tepi jalan utama kota. Di balik

semua kemegahan tersebut terlihat menjamumya lingkungan kumuh

dengan sarana dan prasarana yang tidak mencukupi.

Sungai yang semula mengalir jemih dan mengemban tinggi

sebagai salah satu sumber kehidupan penduduk, tidak lagi dapat

melanjutkan fungsinya karena kadar pencemarannya sudah melampaui

ambang batas. Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyak

tersedia, beralih fungsi untuk bangunan yang makin memperpadat ruang

KOIA-

Begitu juga halnya dengan Kota Padang, bila dilihat dari perjalanan

sejarah panjang Kota Padang sejak tahun 1669 hingga keberadaannya

sampai saat ini, menunjukkan bahwa Kota Padang merupakan suatu

entity dan komunitas yang menggambarkan sejarah dan perkembangan

sebuah kota pesisir dengan dinamika masyaEkatnya yang kemudian

tumbuh dan berkembang menjadi kotajasa, perdagangan dan industri. Dii

zaman kemerdekaan sampai dekade tahun 1990-an kota Padang

diperhitungkan sebagai salah satu kota utama di Pulau Sumatera,

khususnya di bagian BarayTengah. Namun dalam beberapa tahun

terkahir, khususnya se.jak diberlakukannya undang-undang otonomri

daerah dan semakin meningkatnya pengaruh globalisasi perkembangan

kota-kota di Pulau Sumatera semakin meningkat.

Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh

perkembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan sosial ekonomi

yang berlangsung. Hal ini mempengaruhi pergeseran penggunaan lahan

yang kurang produktif menyadi peruntukkan yang lebrh produktif.

Pergeseran penggunaan lahan tersebut secara mudah akan dapat terlihat

dari tumbuh dan berkembangnya bangunan-bangunan baru untuk

menampung kegiatan-kegiatan permukiman, perdagangan, lasa maupun

industri

Berangkat dari gambaran dinamika kola tersebut, dengan

berkembangnya berbagai kegiatan fasilitas pemukiman disepanjang jalan

arteri dan kolektor menuniukkan adanya perkembangan kota yang belum

sesuai dengan konsep lingkungan permukiman yang semula

mengharapkan liasilitas permukiman berkelompok di pusat-pusat

permukiman sehingga dapat diperoleh efektifitas pemanfaatan lahan dan

fasilitas kota yang optimal. Di lain pihak perkembangan real estate,

kawasan permukiman serta kegiatan-kegiatan perdagangan dan Jasa

dalam bentuk holspot - hot-spot secara tidak terarah mengindikasikan

belum efektifnya pengelolaan pemanfaatan lahan sebagaimana telah di

buat dalam Rencana Umum Tata Ruano Kota sebelumnva.

Ban.lir adalah merupakan wulud dari kelebihan kemampuan sungai

menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan

di dataran banjir, selain dari itu juga terjadi akibat hujan setempat di mana

genangan terjadi, serta akjbat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga

bentuk potensi banjir tersebut dapat saja terjada secara bersamaan atau

sec€ra terpisah di masing-masing wilayah banjir.

Eila diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota telahmemb€rikan imptikasi luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota.Penambahan jaringan pr:lsarana transportasi dan penambahan saranap€layanan sosial, ekonomi dan budaya telah mengubah pola dan strukturlata ruang Kota Padang dari waktu ke waktu.

lmplikasi tersebut juga berpengaruh banyak terhadap peluang

banjir yang juga diperparah oleh berbagai faktor alam lainnya sepertisungai, Iaut dan drainase. Sedangkan faktor manusia lebih kepadakedisiplinan warga kota menjaga lingkungannya.

Penanganan banjir di Kota padang sudah dimutat secara senussejak tahun 1918 yang ditandai dengan membangun berbagai saranapengendalian banjir seperti banjir kanal dan pintu-pintu air membagikelebihan volume air untuk mengantisipasi banjir melanda kawasan pasar

Mudik, Palinggam dan Seberang padang. Upaya tersebut dilakukanhampir 100 tahun yang lalu. Sekarang Kota padang bertambah luasmenladi 694,96 Kmz dan 486,209 km2 merupakan wilayah berbukitmerupakan hulu-hulu DAS serta terdapat 5 aliran sungai besar dan 16

afiran sungai kecil, curah hujan yang tinggi yaitu 4.598 mm/tahu n (2002\dan banyak daecah landai dan cekungan di daerah dekat pantai yangnyaris lebih rendah dari arus permukaan laut serta terjadi pulapertumbuhan yang menlamur dari kawasan permukiman, sekolah,perdagangan, perindustrian dan penambahan infrastruktur lainnya yangmaktn memperparah terhadap ancaman banjir di berbagai kawasanPadang Selatan, Lubuk Begalung, Kuranji, Koto Tangah, Nanggato,Padang Utara dan Bungus Teluk Kabung terutama di daerah dekat pantaidrperparah dengan ancaman atr pasang laut dt muara sungai danterakumulasi di wilayah black swamp.

Upaya pengendalian banjir tersebut sampai saat jni masihdilakukan yaitu penanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang Air

Dingin, Batang Kuran.ii, Eatang Belimbang dan Eatang LaEs sepaniang

21 ,1 1 km serta rehabilitasi drainase Purus, Ulak Karang sepanjang 8,22

km dan normalisasi Banjir l(anal sepanjang 6,8 km (tahun 2001). Namun

banJir dengan berbagai skala selalu sala hampir setiap tahun mencekam

manjadi langganan tetap Kota Padang.

Oleh karena itu sebagai kota yang mengemban banyak fungsi,

selain sebagai pusat aktifitas sosial ekonomi dan sosial budaya, Kota

Padang merupakan lbukota Propinsi Sumatera Barat dan menjadi

onentasi perkembangan bagi wilayah lainnya di Propinsi Sumatera 8arat.

Selain itu Kota Padang menjadi pusat koleksi{istribusi yang mempunyai

akses keluar Propinsi Sumatera Barat, baik akses yang ditunjang oleh

transportasa darat maupun transportasi laut dan udara.

Bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan dalam

kebijakan pembangunan dan meluasnya pengaruh globalisasi dalam

berbagai bidang kehidupan, maka pengembangan Kota Padang ke depan

harus dapat mengakomodasi dan menampung tuntutan dan

kebutuhannya sebagai sebuah kota yang mengarah menjadi Kawasan

Perkotaan Metropolitan dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.

Selanjutnya dapat juga disimak secara keseluruhan maksud

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang 2004-

2013 dapat dimengerti sebagai suatu sikap kepedulian terhadap

pembangunan kota yang berwawasan lingkungan sebagai berikut .

a. Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi

Sumatera 8arat.

b. Pedoman dalam :

. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang kota.

. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan

perkembangan antar wilayah kota serta keserasian antar

sektor.

. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh

Pemerintah dan atau masyarakat.

. Penyusunan rencana detail/rinci tata ruang kota.

. Pelaksanaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagi

kegiatan pembangunan.

. Menjadi dasar untuk penerbitan penzinan lokasi

pemoangunan.

Program konkrit dan strategik di atas adalah dalam rangka

memantapkan tata ruang yang berwawasan lingkungan dan sekaligus

untuk menanggulangi banjir secara totalitas dan simultan.

Berangkat dari latar belakang dan kerangka pemikiran di atas,

maka dalam diskusi aktual ini, diharapkan diperoleh informasi dan

pemikiran yang lebih nyata untuk dapat melakukan opsi terhadap

perumusan kebijakan yang tepat untuk pengendalian banjir di Kota

Padang.

II1. PERKEMBANGAN KOTA" 8AruIR OAN OILEMANYA

A. Karakterlsuk Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kalyasan yang

dibatasi oleh pemisah topografi yang menampung, menyrmpan dan

mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya ke sungai yang akhimya

bermuara di danau atau lautan (Manan, 1979).

Daerah aliran sungai merupakan ekosistim yang didalamnya teqadi

Interaksi antara faktor-f,aktor biotik (flora dan fauna) dan faktor-faktor fisik

(tanah dan iklim). Interaksi ini dinyatakan dalam bentuk keseimbangan

"inpuf dan "outpuf air serta hasil sedimen yang dikeluarkan, dan hal ini

akan mencinkan keadaan hidrolooi ekosistim teBebut.

Hubungan Fungsi ekosistim DAS secara skematis dapat dilihatpada Gambar 1 berikut :

Gambar .1. Fungsi Ekosistem DAS (Haryanto, dkk 1990)

Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa curah hujan merupakan

masukan pada suatu DAS, yang akan dipengaruhi oleh komponen-

Komponen vegetasi, tanah dan sungai. Dalam hal ini DAS berfungsi dalam

memproses air hujan tersebut menjadi air tanah, air aliran, air sungai yang

CULAH HUJAN - MASUKAN ( I)

KELUARAN = f (DAS/I)Debrt. kadar lumpur, dsl

membawa bahan-bahan ter:tuspensi dan mengendapkannya pada

tempat-tempat cekung, dataran baniir dan sepanjang sungal atau

meneruskannya ke laut atau ke danau. Di samping itu, manusia dengan

ilmu pengetahuan dan tekhnologinya dapat merobah komponen-

komponen tersebut baik dalam menghasilkan maupun dan mengurangi

dan menambah keluaran akibat dari tidakan-tindakan yang dilakukannya

dalam Iingkungan DAS tersebut.

Daerah aliran sungai mempunyai perilaku/karakter yang berbeda

satu sama lain. Karakter sungai dalam bentuk, uku€n' keminngan dan

panjang sungai dengan ditambah keadaan vegetasl dan geologi, semua

hal tersebut akan mempengaruhi debit sungai, corak banjir pengaliran

oasar.

Berdasarkan karakteristik pengalirannya, daerah aliran sungal

dapat digolongkan dalam tiga macam bentuk (Sosrodarsono dan Takeda,

1 985) yaitu :

Daerah aliran sungai bentuk bulu burung, di daerah kiri dan kanan

sungai terdapat anak-anak sungai. Daerah aliran yang demikian

mempunyai debit banjir yang kecil oleh karena waktu tiba banjir akan

berlangsung lama-

Daerah aliran sungai radikal, anak-anak sungai meng konsentrasikan

ke suatu titik sec.ara radial. Pada daerah aliran dengan corak 'ni,

apabila teqadi banjir maka banjir tersebut akan lebih besar di dekat tatik

pertemuan anak-anak sungai.

Daerah aliran sungai berbentuk paralel, terdapat dua jalur atau leblh

daerah aliran yang bersatu di bagian hilir. Banjir akan terjadi disebelah

hilir titik pertemuan sungai.

1)

3)

Daur hidrologi adalah Gngkaian peristiwa yang terjadi dengan airmulai dan saat air jatuh ke bumi hingga diuapkan kembali ke udara untuk

kembali jatuh ke bumi. (Sosrodarsono dan Takeda, 198S).

Daur hidrologi merupakan suatu sistem yang dinamik tertutup yang

berarti tidak ada masukan (inout) atau keluaran (output) air, yang ada

hanya masukan energi yang mengatur perpindahan air dari suatu tempat

ke tempat lain, dari laut dan ke atmosfir, dan dari atrnosfir ke darat, dari

darat ke laut dan geterusnya. Karena siklus hidrologik merupakan suatu

srstem yang tertutup maka pada siklus ini selalu terjadi keseimbangan

antara masukan dan keluaran pada suatu periode tertentu dikenal dengan

istilah neraca air (Water Ealance).

B. Pola Perkembangan Kota dan pusat pelayanan

Terbentuknya sebuah kota bermula dari bermacam bentuknya dan

begitu juga proses perkembangannya. Setidaknya terdapat tiga teoriutama yang menggambarkan pola perkembangan kota yang selama ini

dijadikan bahan kajian di dalam mengidentifikasi kecenderungan pola

pengembangan suatu kota serta pola pengembangan kota di masa

mendatang dan juga dipengaru hi oleh lingkungannya sendiri yaitu .

1. Teori Lingkaran Konsentnk (Concentric Zeno Theory) yang

dikembangkan oleh Emest Burgess (1923). Teori ini mengrdentifikasi 5

zona penggunaan tanah, yaitu :

. Kawasan pusat kegiatan niaga/usaha (central bussiness district-CBD) yang merupakan pusat kegiatan.

. Zona transtsi yang mencampurkan penggunaan-pengg u naan

komersial dan industn

. Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah.

. Zona perumahan penduduk commuter.

2. Teori Sektor (Sector theory) dikembangkan oteh Homer Hoyt (1939)menyatakan bahwa kota_kota tumbuh tidak dalam zon:Fzonal(onsentrik saia, tetapi dalam sektor-sektor dengan jenis_jenisperkemb€ngan yang serupa.

3. Teori Eanyak pusat (MutUpte nuctei theory) dikembangkan olehChauncy Hanis dan Edr^/,ard Ullman ( j 945), yang mengemukakanbahwa pola-pola penggunaan tanah dipandang sebagai serangkaranpusat, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda_ Setiappusat berkembang dari interdependensi ruang dan fungsi-fungsrtertentu.

Berdasarkan gambaran teori di atas dan bila dikaitkan denganperkembangan pola penggunaan lahan Kota padang yang digambarkan

. dalam bentuk stadia perkembangan Kota padang terlihat bahwa polaperkembangan/penggunaan lahan p€rkotaan Kota padang lebihmendekati teori banyak pusat (Multipel nuclei theory) karena seiak oeriodetahun 1 990-an terjadi perkembangan perkotaan.

Apabil ditinjau kembati seperti apa yang telah dikemukakan dalamRencana Strategis Kota padang 2OO1 - 2OOS yang aKan datang makakelompok perkembangan yang saling terkait (Cluster-ctuster) yangdiidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah :

a) Cluster pusat kota dengan fungsi utama perdagangan dan jasa.b) Cluster kawasan Limau Manis-lndarung_Banclar Buat denoan

fungsi utamanya pendidikan dan industric) Cluster Kawasan Lubuk Buaya dengan fungsi utamanya

permukrman dan industri.

d) Cluster Kawasan Bungus Teluk

utamanya pengembangan kegiatanperikanan.

e) Cluster Kawasan Air pacah denganperoagangan berskala regional.

Kabung dengan fungsi

panwtsata, pe(anian dan

fungsi utama terminal dan

f) Cluster Kawas€n Lindung meliputi pelestarian hutan lindung danKawasan kntis.

Untuk itu dalam kaitannya renetna struktur pemanfaatan ruangKota Padang p€rlu disusun rencana sistem pusat_pusat pelayanan yangterdin dari Pusat pelayanan Umum, SuFpusat pelayanan Utama danPusat Pelayanan Kegiatan. Sub-sub pusat pelayanan narus tenntegrasrdengan Pusat pelayanan Utama, dan pusat_pusat pelayanan Kegiatanharus tenntegrasi Sub-pusat pelayanan Utama dan atau dengan pusatPelayanan Utama.

Sedangkan Sistem pusat_pus€t pelayanan Kota padang yangdirencanakan sebagai bagian dari Rencana struktur pemanfaatan RuanoKota 20'1 3 adalah sebagai berikut :

1) Pusat Pelayanan Utama. Mencakup kawasan yang secara historis merupakan pusat Kota

Padang (Kec. padang Barat, Kec. padang Utara, Kec. padangTimur, dan Kec. padang Selatan).

. Fungsinya sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, kegiatanjasa dan kegiatan pemerintahair propinsi, kegiatan sosial budava.kegiatan pariwisata, rekreasi dan hiburan.

. Skala pelayanan mencakup Kota padang, propinsi Sumatera Baratdan Regional.

2) SuFPusat Pelayanan Utama. Lubuk Buaya

Mencakup kawasan di bagian utara Kota padang dan termasukkawasan sekitar Bandara Ketaping. Berfungsi sebagai pusatPelayanan Ekonomi (pasar dan pusat Koreksi-Distribusi produksipertanian), dan Pusat pelayanan Transportasi Kota padang danwrtayah bagian utara (Kabupaten padang pariaman) dengandukungan sub-terminar.

. Air Pacah

Mencakup kawasan Terminal Regional gingkuang, Kawasan pusatPerkantoran pemerintahan Kota padang dan Kauiasan pusat

Olahraga. Berfungsi sebagai pusat pelayanan Transportasi (darat)Regionat (Terminal), pusat pelayanan Ekonomi (pasar temak,Pasar grosir, hotel, pertokoan), pusat Kegiatan Sosial Budaya(Arena Pekan Raya, perumahan, Sport Center dan fastlitas sostalrarnnya), dengan jangkauan pelayanan Kota padang, proprnsi

Sumatera Earat dan Regional.. Bandar Euat

Mencakup Kawasan Lubuk Begalung sampai Indarung. Berfungsisebagai Pusat pelayanan Ekonomi (pasar dan pusat Koleksi_Distribusi produksi pertanian), dan pusat pelayanan TransportasiKota Padang dan wilayah bagaan timur (Kabupaten Solok) dengandukungan sub-.terminal.

. Tabing

Mencakup kawasan Eks. Bandara Tabing (setelah aktifitas bandaraclipindahkan ke Bandara Ketaping). Berfungsi sebagai pusatPelayanan Ekonomi dalam bentuk pusat Kegiatan Niaga (CentralBusiness DistricVCBD) dengan skala pelayanan lingkup KotaPadang yang didukung oleh penyediaan Mall, plaza, Hotel, pusatPerbelanlaan, dll.

. Teluk Bayur

Mencakup kawasan sekitar pelabuhan Teluk Bayur. Berfungsisebagai pusat pelayanan transportasi (laut) regional daninternasional.

. Bungus

Mencakup kawasan di bagian Selatan Kota padang. Berfungsisebagai Pusat pelayanan Industri perikanan dan Kemantiman.Pusat Pelayanan Ekonomi (pasar dan pusat KoleksFDistribusiproduksi perikanan) dan pusat pelayanan Transponast Kota

Padang dan wilayah bagian Selatan (Kabupaten Pesisir Selatan)

dengan dukungan subterminal.

3) Pusat Pelayanan Kegiatan

. Anak Atr

Eerfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi (Pasar Induk, Pasar

Koleksi Distribusi Produksi Pertanian) dengan jangkauan pelayanan

Kota Padang dan wilayah Kabupaten Padang Panaman.

. Lrmau Manrs

Berfungsr sebagar Pusat Pelayanan Kegiatan Pendidikan dan

Penelitian dalam bentuk Perguruan Tinggi, Pusat Kegiatan

Pelatihan, Penelitjan dan Pengembangan, Pusat Kegiatan Studi

dan Kajian Sosial-Budaya dengan skala pelayanan Kota Padang,

Propinsi Sumatera Barat dan Regional Pulau Sumatera.

. Pasar Baru

Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Sosial Ekonomi

dengan skala pelayanan Kota Padang.

. Pasar Raya

Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Bisnis, Pusat

Kegiatan Rekreasi dan Vvisata, Pusat Kegiatan Sosial Budaya dan

Taman Kota, dengan skala pelayanan Kota Padang dan Propinsi

Sumatera 8arat.

. Gunung Padang

Berfungsi sebagai Pusat Kelayanan Kegiatan Panwisata dan

kegiatan pelayanan lingkup Kota Padang, Propinsi Sumatera 8arat,

Regional dan Intemasional.

Selanjutnya dapat pula dilihat rencana pemanfaatan kawasan

budidaya Kota Padang sampai tahun 2013 yang akan datang, seperti

terlihat oada tabel berikut :

Tab€l 1 :

l.2.

3.

9.10.11.12.

690,7

16.08.240,0

750

25060

8.000

2.60036.500

85026

9.760

Rencana Pemanfaatan

Tahun 2013

Kawasen Psrumahan den ParmukimanKawas€n Perdagangan dan PemiagaarvBisnisKawasan IndustnKawasan Pelayanan Umum dan So$al-Budaya (Pendidikan. kesehatan.penbadatan. rekreasr, olahraga &perkantoran oemenntah/swaste)Prasarana Perkotaan (Jalan saluran, TPS,TPA, IPLT. IPA, dII)Jalan Raya (Arten & KoleKor)Taman KotaPertanaan (Sawah, ledang, kebun,petemakan dan penkanan)HutanHutang LrndunqRawa & SungaiPemakamanTanah Kosono &

Kawasan Budidaya Kota Padang

764.OI A'l t

303.0)t I o

9.000500

400300

5.

6.7

2.877 .O

36.500.0ffi7,7

9,013.332.9

') Kantor Pertanahan Kota Padang, Des 2002Hasil Rencana 2003

Data di atas dapat dia.lukan sebagai salah satu acuan

pertimbangan dalam program penanggulangan banjir di Kota Padang

secara komprehensif dan holistik baik di daerah hulu DAS sebagai sumber

banjir maupun hilir DAS sebagai kawasan penerima luapan banjir tersebut

di dalam Pota Padang.

C. Lokasi Banjir dan Kebutuhan Drainase

Kalau ditinjau sejarah pengelolaan banJir khususnya yang berkaitan

dengan sungar telah dimulai sejak zaman penlalahan Belanda dulu,

tepatnya pada tahun 1918. Pada waktu rtu, telah dirintis pembuatan banjir

kanal dan bangunan pembagi air dengan maksud untuk menghindari

kawasan Pasar Mudik, Palinggam dan Seberang Padang dari genangan

air atau banjir

Sedangkan program pengendalian banjir teEebut kembali

dilanjutkan hingga pada tahun 1992 yang lalu yakni dengan oblek utamap€nanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang Air Dingin, Batang Jirak,

Batang Kuranii, Eatang Belimbing dan Batang Laras sepaniang 21,11 km

serta rehabilitasi drainase Purus, Ulak Karang sepan.jang 8,22 km sertanormalisasi Eanjir Kanal sepaniang 6,8 km. proyek yang diselesaikanpada tiahun 2001 ini membenkan dampak yang sangat besar dalampenanganan banjtr atau genangan atr di Kota padang. Namun akibatterJadinya penggudulan hutan melalui penebangan liar dan perladangan

dan juga pengerukan bahan galian C diseluruh aliran sungai dan drainasedalam kota tidak mencukupi maka efektifitas dari proyek besar teBebutbelum terlihat optimal. Disamping itu juga terdapat DAS Batang Kandis

dan bagian utara Kota Padang yang juga rawan banjir.

Hal ini dapat dilihat pada peristiwa banjir besar yang tenadibeberapa kali di Kota Padang sejak beberapa tahun terakhir ini sepertidapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2 : Daftar Banjir Besar di Kota padang (1972 - 1993)

Curah Hujan2 Han (mm

3 Mei 19734 April '1979

24 Nopember 1 98024 Nopember 198126 Desember 1 9825 Mei 19861 Nopember .1986

20 Nopember 1988I Pebruari '1992

2 Juni 1 993

Dari data Tabel 2 di atas terlihat terJadinya banjir punya korelasiyang erat dengan ketebalan curah hujan yang terjadi. Wilayah yang rawan

banjir tersebut terdistribusi di beberapa kecamatan di daerah dataranantara muara sungai di Kota padang. Kecamatan tersebut yaitu padang

3.9422.8093.3401.4441 2411.6503.450o.Jz760

1 .309

393264314212128185408291249127

Selatan, Lubuk Begalung, Kuran.li Koto Tangah, Nanggalo, padang Utaradan Bungus Teluk Kabung ctan untuk lebih jelas t/tik rawan banjir tersebutyang mencapai genangan sampai lebih kurang j meter, dapat dilihat pada

Tabel 3 berikut .

Tabel 3 : Daftar Wilayah Rawan Banjir di Kota Padang

Padang Selatan Jondul RawangKoto Kaciak

Padang Utara Jl. Alai TlmurGunung PangalunBelanti BaratEelanti TimurAir Tawar Timur

Lubuk Begalung Jalan AruJl. Parak Laweh PampanganEanuaran

Jl. M. YunusSimp. Kampung KelawiSimp. Balai BaruSimp. Lapau ManggisJl. Gunung SarikJl. Utama Komp. TarukoPerum Tarok lndah lltl

Koto Tangah Kawasan Terminal Aie PacahKamp. JambakSimp. KalumpangLubuk BuayaWsma Indah VJondul TabingAnak Air

G.100

SaraiNanggalo dan Berok RayaOlo Siteba

Bungus TelukKabung

a. Pasar Labanb. Sarasahc. Cendikia

Sumber . Sumber dari Dinas Kimoraswil Kota padana

Dari data Tabel 3 lokasi banjir Jan tebalnya genanagan air

tersebut, berdasarkan data Dinas Kimpraswil Kota padang (2004) bahwa

a.

a.

e.

f.

n.a-o-

e.f.

h.

Kecamatan l-inggi

di beberapa lokasi banjir minimal diperlukan drainase untuk tuas 4. j g8 hadengan drainase utamanya melalui sungai yang ada. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4: Kebutuhan Drainase Kota padang

Drainase Utama1.)J

6.

10.1a

12.13.

,t<

't 6.17

18.

JJU73

274302300tou11095

to\J24031095

11543025028017043

zau

Aie PacahPasir PutihTabingAtrportBaung PenyatinanSitebaSawah LiatKandisLapaiUlak Karang

AJaiPurusJatiUjung GurunAur DuriOlo NipahKali Mati

Earat

Batang Air DingtnEatang Atr DingtnBatang TabingBatang BelimbingBatang PenyalinanBatang BelimbingBatang KuranjiEatang KuranjiBatang KuranjiBatang KuranjiSaluran LolongBanjir KanalEanjir KanalBatang ArauBanjir KanakBatang ArauBatang ArauBatang ArauBatanq Arau

Temyata masih banyak diperlukan pembangunan drainase di KotaPadang. Sementara kalau ditinjau dari segi laut penyebab banjir, faktor iniJuga membefl pengaruhnya terutama saat terjadinya pasang oan bahkankalau terjadi pula hujan dengan intensitas tinggi akan semakinmemperbesar peluang naiknya air sehingga mengakibatkan natknyapermukaan air ke daratan Kondisi jni Juga berpengaruh besar terhadapketersediaan drainase atau banjir kanal yang mampu menampungkelebihan air tersebut. Di samping jtu faktor laut juga sangat berpengaruhterhadap abrasi pantai. Namun secara umum kondisi Kota padang cukupbaik kecuali arah Selatan yang membutuhkan pengamanan berupa krib.

I 4.188

Sedangkan faktor lainnya yang Juga sangat berpengaruh adalah

drainas€ kota, penyebab utama terJadinya genangan air di tengah kota

adalah karena ketersediaan drainase yang masih minim. Saat ini

keteBediaan diainase yang ada berupa saluran sekunder sepanJang

27.439 meter dan saluran pnmer sepanjang 25.832 meler, yang melayani

areal 3ekitar 700 ha sementara kawasan rawan baniir mencapaa luas

sek,tar 4.'188 Ha, berdasarkan data tersebut terlihat jelas drainase kota

masih jauh dari yang diharapkan yakni 2OVo dan kebutuhan mendesak.

Jadi kawasan rawan ban,ir di Kota Padang masih banyak yang belum

bebas dan ancaman teBebut.

Banyak juga diantara saluran drainase tersebut terputus di tengah

.jalan akibat masyarakat tidak mau membebaskan lahan guna

pembangunan drainase dan perlu juga disadari bahwa sawahpun dapat

menjadi sumber luapan banjir karena sawah punya lapisan cadas kedap

air dan juga pembangunan jalan baru dapat pula memutus dan

menghambat aliran permukaan. Akibatnya, air tidak menemukan saluran

pembuangan akhir dan akan berakibat terjadinya penggenangan di

kawasan berpotensi banjirmaupun kawasan permukiman. Padahal fungsi

utama dari drainase adalah penyalur air dari kawasan pemukiman ke

sungai, menyimpan luapan air laut ketika pasang tiba dan penampung

limpasan banjir dari sungai-

Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari sistem d|ainase

mayor dan drainase minor. Sistem jaringan drainase mayor terdiri dari 19

sungai dengan total panjang sekitar 124.400 m yang bermuara ke

samudera Indonesia. Sedangkan sistem jaringan drainase minor Kota

Padang terdiri dari jaringan drarnase primer sepanjang 39.731 m dan

drainase sekunder sepanjang 33.048 m. Kondisi saluran drainase kota

sebagian berupa bangunan permanen dan sebagian masih dalam kondisi

sauran tanah. Kenyataannya jaringan drainase yang ada saat ini belum

dapat mengatasi masalah banjir setiap tahunnya di Kota Padang.

Dalam perencanaan pemenntah Kota mengharapkan hingga akhirtahun 2013 Kota Padang terlepas dan masalah banjir. Untuk itu perludilakukan upaya-upaya rehabilita3i dan normalisast, pemDangunansaluran di daerah rawan banjir s€rta pembangunan saluran drainase yangterintegrasi bagi kawagan-kawasan pengembangan oaru danpembangunan waduk pengendali banlir.

Waduk pengendali ban.lir dikenal juga sebagai kolam retensi,'kolam retensi' berfungsi unluk menampung limpasan drainase dan curahhujan dalam langka waktu tertentu, dan baru kemudian dialirkan keoratnase utama atau sungai setelah air pasang surut.

D. Pengaruh Hutan terhadap pengendatian BanjirHutan mempunyai pengaruh terhadap daur air, yaitu terhadap

hu,an, peresapan air ke dalam tanah, penguapan air dan aliran sungai.Selain itu, hutan mengubah gaya erosi air hujan terhadap tanah.Pengaruh hutan terhadap daur air dan gaya erosi air berkaitan sanaaterat.

Hutan dapat dikonversikan menjadi berbagai tataguna lahan, yaituhutan tanaman industri, lahan pengembalaan, pertanian, dan lain-lain.Perlu pula dikaji pengaruh konversi hutan menjadi tataguna lahan lainterhadap aliran air. Dari rumus neraca air terlihat bahwa pengaruhkonversi hutan terhadap aliran air ditentukan oleh perbandingan besarevapotranspiclsi dan suplesi air simpanan pada tataguna lahan yangbaru. Apabila evapotra nspirasi dan suplesi air simpanan pada tatagunalahan baru yang lebih besar dari pada evapotranspirasi dan suplesi airsimpanan pada hutan alam yang digantikannya, aliran air akan menurun.Dan begitu juga sebaliknya akan terjadi, dimana aliran air akan naik, jikaevapotranspirasi dan suplesi air simpanan pada tata guna lahan yangbaru lebih kecil.

Hal ini mengisyar:ltkan perlunya pengelolaan hutan yang baik di

daerah hulu DAS itu untuk menjamin teFedianya air yang cukup bagi Kota

Padang maupun untuk mengurangi bahaya baniir.

Seperti diketahui bahwa aliran air terdiri atas dua bagian, yartu

aliran dasar dan aliran langsung yang berasal dan air lanan. Sebenarnya

batas antara kedua jenis aliran itu tidak Jelas. Aliran dasar berasal dari air

stmpanan yang mengalir ke sungai dan mata air. Sungai yang aliran

dasamya tidak pernah kering disebut dengan sungai perenial_ Nisbah

antara air lanan dan curah hujan disebut koefisien air lanan. Koefisten airlarian berkisar antara 0 dan 1 . Pada kondisi hujan yang kecil dan tidak

lama, semua atr meresap ke dalam tanah dan juga ada yang menguap_

Dan bahkan tidak ada air hujan yang mengalir. Koeftsien air larian adalah

0. Sedangkan pada hujan yang deras dan lebat di tempat parkir, misalnya

sebagian besar air hujan mengalir sebagai air larian. Nili koefisien air

lanan adalah besar, mendekatr .1 . Hutan mempunyai nilai air larian yang

kecil antara 0,01 sampai 0,1 . Resiko banjir di DAS yang berhutan baik

adalah kecil. Hutan adalah sumber daya karena itu, sudah sewajarnya

hutan dimanfaatkan. Apabila pemanfaatan hutan dilakukan dengan carayang baik sehingga nilai koefisien air larian tjdak meningkat banyak,pemanfaatan itu tidaklah perlu menyebabkan kenaikan resiko banjir_

Apabila suatu DAS banyak dilakukan konversi hutan menjaditataguna lahan bukan untuk pertanian, maka naiklah koefisien air larian.

Jika ini dilakukan di DAS bagian hulu yang bercuralt hujan tinggi, resiko

terladinya banjir besar, terutama banjir bandang.

Resiko ter.yadinya banjir dapat dipertinggi oleh faktor topografi dan

curah hujan. Sepertinya halnya dataran tinggi yang dikelilingi olehpegunungan dengan curah hujan yang tinggi. Bagian terendah dan

dataran tinggi tersebut mengalir melalui daerah yang sangat landai

sehingga air tidak dapat mengalir dengan cepat. Sungai rni mempunyai

anak sungai yang berasal dari daeEh p€gunungan yang mengelilinginya

dan yang b€rcurah hujan tinggi serta jarak dari p€gunungan itu ke sungai

adalah pendek dengan lereng yang curam. Dengan demikian, masuknya

air dan anak-anak sungai ke dalam sungai utama pada waktu yang

bersamaan dan jumlah yang besar adalah tinggi, terutama dalam musim

hujan. Lagi pula, banyak anak-anak sungai berdekatan, eehingga air dari

pegunungan yang terkumpul melalui anak sungai itu saling menghambat

untuk dapat dialirkan dengan cepat. Dikelilinginya dataran tinggi oleh

pegunungan yang bercurah hujan tinggi, jarak yang dekat antara

pegunungan tersebut dengan sungai, lereng yang curztm dan pegunungan

ke lembah, letak muara anak sungai yang saing berdekatan dan topografi

alur sungai yang sangat landai, merupakan kombinasi yang sangat

berpeluang untuk terjadinya banjir. Kombinasi yang sangat bepeluang itu

masih ditambah lagi dengan banyaknya pembangunan di DAS tersebut

yang dapat menaikkan koefisien air larian, seperti permukiman disekitar

sepadan sungai, pembangunan jalan By Pass, perkembangan dan

pemekaran kota. Selanjutnya dapat pula dimengerti bahwa kerugian oleh

ban.iir diperbesar dengan terjadinya pembangunan di daerah yang rawan

banjir seperti dipusat kota yang kerendahan. Oleh karena itu, topografi

dan sifat curah hujan dalam sebuah DAS perlu diperhatikan dalam

perencanaan pembangunar..

Adanya hutan yang cukup tidaklah dapat diartikan bahwa tidak

dapat terjadi banjir. Yang benar jalah bahwa hutan mengurangi resiko

ter.ladinya banjir. Pertama, karena adanya intersepsi hujan oleh tajuk dan

seresah yang mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke tanah, yaitu

persipitasr efektif. Kedua, peresapan kedalam tanah juga diperbesar

sehingga air larian men.iadi kecil. Tetapi, apabila terJadi hujan yang

Intensitasnya tinggi, banjir pun akan terjadi. Namun, naiknya air banjir itu

tefjadi dengan pelan-pelan sehingga umumnya tidak merupakan ban.jir

bandang. Sebaliknya, di daerah yang gundul terutama di hulu DAS dan

permukaan tanahnya yang berlereng maka resiko terladinya banlir

bandang akan berpotensi besar.

Gambaran teBebut dapat tedihat diberbagai lokasi rawan baniir di

Kota Padang, terutama pada kawasan hilir OAS Arau, DAS Kuranji, DAS

Air Dingin, DAS Kandis, sedangkan hulu-hulu DAS yang telah mengalami

degradasi serta tutupan vegetasi hutan kualitasnya sangat kurang,

walaupun secara statistik luas tutupan vegetasi hutan > 40% di hulu DAS-

DAS yang ada di Kota Padang. Dimana kerusakan lahan tanJutan hulu

DAS tersebut diindikasikan oleh fluktuasi yang besar dari pola hidrograf

sungai dan tingkat sedimentasi yang tinggi pada aliran sungai tersebut.

IV. STRATEGI DAN PROGRAM PENANGGULANGAN BAruIROI KOTA PADANG

Disadan bahwa usaha untuk mengatasi masalah banjir di Kota

Padang telah dilakukan sejak masalah itu timbul, baik yang dilakukan oleh

masyarakat yang mengalami bencana maupun oleh pemenntah,

pembangunan beberapa sarana pengendalian banjir Kota padang yang

telah dimulai selak tahun .1918 yang lalu yaitu berupa pembangunan

saluran banjir kanal Batang Arau dan pintu air pembagi di Lubuk

Eegalung-

Bencana banjir adalah masalah yang sangat terkait denganlangkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan dimana dapatdipengaruhi oleh keadaan dan peristiwa alam yang bersirat dinamis, serta

akibat adanya berbagai kegiatan manusra di Daerah Aliran Sungai (OAS)

baik di hulu, tengah dan hilir yang juga dinamis yang saling berkaitan.

Berbagai upaya yang bersifat struktural yang senng dilakukanadalah mencegah meluapnya air banjir sampai pada tingkat banjirtertentu. Pola untuk mengatasi masalah genangan dan banjir sampaisekrtar tahun '1960 an difokuskan pada mengandalkan bangunan atau

rekayasa teknik sipil pengendalian banjir (flood control) yang dikenalsebagia upaya fisik/struktur (structure measures). Kegiatan ini bertuiuan

untuK mengendalikan banjir sampai ke tingkat atau besaran banjir tertentu

dan tidak untuk menangani banjir yang besar. Oleh sebab itu upaya ini

tidak untuk mengubah daerah dataran banjir menjadi aman terhadapancaman banjar secara total atau terbebas sama sekali dari ancamanbanjir tersebut.

Selanjutnya bila diperhatikan bahwa pada saat ini selain upaya

struktur telah dilakukan dan upaya nonstruktur meski masih perlu

ditingkatkan, antara lain berupa penanganan dan pengaturan daerah

aliran sungai bagian hulu dalam rangka konservasi tanah ataupengendalian erosi dan sedimentasi, penataan ruang, pemb€rian

penngatan dini kepada masyarakat (flood fiorecasting and early waming

system) dalam rangka evakuasi, penanggulangan banjir ('Flood fighting").

Perlu disadari bahwa bencana baniir ttdak menimbulkan masalahyang besar pada masyarakat dan juga supaya masyarakat mengetahui

dan menyadan adanya berbagai penyebab terjadinya masalah yang

datangnya sebagian besar juga berasal dan masyarakat sendin, sertajuga dapat menyadan segala keterbatasan yang ada pada setiap upaya

mengatasi masalah banjir, maka untuk itu masyarakat perlu diberipengertian yang benar. Dengan mengetahui permasalahan secara jelas

dan benar diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi aktif untuk ikut

mengatasa dan menghindarkan timbulnya masalah ancaman baniirtersebut secara anf dan bijaksana.

Berangkat dan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa

upaya penanggulangan banjir di Kota Padang sebagai berikut .

1. Penanggulangan banjirdi Kota Padang harus dilakukan denganpengendalian hulu dan hilir DAS secara komprehensif dan

holistik baik secara struktural mauoun non struktural.

Pengendalian di hulu DAS adalah meningkatkan fungsi DAS

yartu menampung, menyrmpan dan mengalirkan melalui upaya.

a. Meningkatkan kualitas dan kutantitas tutupan vegetasi hutan

dan mengurangi lahan-lahan terbuka (gundul, kritis dan

seJenrsnya).

b. Membuat embung-embung d,tempat tertentu yang berdaya

fungsi memperbesar tangkapan dan resapan air, terutama

air huran

c. Mengendalikan karaktenstik sungai yang berpotensi

menimbulkan banjir pada kawasan tertentu dibentangan

DAS.

Pengendalian di hilir DAS adalah meningkatkan kualitas dan

kuantitas saluran drainase dan resapan air melalui upaya .

a. fvleningkatkan kualitas dan kuantitas saluran drainase.

b. Membuat waduk-waduk atau kolam retensa untuk melokalisir

dan menampung kelebihan air dan saluran drarnase dan

curah hujan.

c. Membuat sumur-sumur resapan dipekarangan rumah,

kantor, sekolah dan lain-lainnya.

d. Mengurangi penutupan permukaan tanah dengan beton atau

sejenisnya dipekarangan rumah, kantor. sekolah dan larn-

lainnya.

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penutup hijauan dan

membuat sumur resapan dipekarangan rumah, kantor,

sekolah dan lain-lainnya serta lapangan terbuka kota.

Membuat Perda tentang keharusan menjaga lingkungan hijauan

dan membuat sumur resapan baik dipekarangan rumah, kantor,

sekolah dan lain-lainnya serta mewa.jibkan menanam dan

menata hijauan dipekarangan rumah, kantor, sekolah dan lain-

lainnva.

4.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan kaiian tentang penanggulangan baniir di Kota Padang

clapat disimpulkan sebagai benkut :

1 . Kota Padang dinilai sangat rawan banyir pada daerah tertentuyaitu Kecamatan Padang Selatan, Lubuk Begalung, Kuranli,

Koto Tangah, Nanggalo, Padang Utara dan Eungus Teluk

Kabung.

2. Saluran drainase belum mencukupi kebutuhan unfuk

pengendalian banjir, terutama pada daerah rawan banjir

tersebut_

3. Daerah hulu DAS harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas

tutupan vegetasi hutannya sehingga fungsi OAS dapat

ditingkatkan untuk menangkap, menyimpan dan mengalirtan air

secara terkendali.

4. Daerah hilir DAS terutama di pusat Kota padang harus

ditingkatkan kualitas dan kuantitas saluran drainase, hijauan

penutup tanah serta sumur-sumur resapan dan kolam retensipada wilayah tertentu,

5. Untuk penanggulangan banjir pedu dilakukan secarakomprehensif dan holistik baik di hulu maupun di hilir DAS

dalam Kota Padang serta dilakukan melalui upaya struktural dan

non struktural.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsyad. S, 1989, Konservasi Tanah dan Air, penerbtt lpB, Bogor.

2. Bapppeda Propinsi Sumatera Barat, (2003), Kota padang OalamAngka, Kodya Padang.

3. Chan Hunzah, 2001, Sambutan Tertulis Sekretaris Menteri NegaraLingkungan Hidup, Seminar KTT pembangunanBerkelanjutan : Manfaatnya Bagi Indonesia dalam UpayaMemajukan Perkembangan Berkelan,utan, padang 10Desember 2001

4. Diperta, (2003), Laporan Tahunan, Padang.

5. DPSDA Propinsi Sumatera Barat. (2000), Neraca Air - SWSSumatera Barat

6. Eko. I dan Sudanti, (1993), Kota Berwawasan Lingkungan, penerbitAlumni, Bandung.

7. Engkah Sutadipradja, 1987, Pokok-Pokok tentang pengembanganSlstem Monitorlng Tata Air dalam Rangka pengelolaanDAS dl Indonesia, Proseding Lokakarya Hasil penelitianHidrologi dan Erosi dalam Rangka pengelolaan DAS, BatuMalang, Tanggal &'10 Oesember 1982.

8. Haryano, ET. P. Santoso dan A. Syafruddin, 1990, Hidrologi danErosi, Lokakarya Pembangunan Kehutanan Tedaniutkan.Bandung, 7-8 Mei 1 990.

9. Knsnawati. S, (1995), Oaerah Aliran Sungai Hutan Tropika,Terlemahan Tropical Forested Watersheds by Lawrence S.Hamilton.

10. ivlanan. S, 1979, Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah AliranSungai, Departemen Manajemen Hutan, FakultasKehutanan, lP8, Bogor.

11.Otto. S, (1992), Indonesia dalam Kancah lsu Lingkungan Global.Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakartl

12. Pemda Kodya Padang, (2004), Rencana Tata Ruang - Wilayah KotaPadang Tahun 2004 - 2013.

13. SosrodaBono, S dan K. Takeda, 19e5. }l<fofogi untuk Pengairan,Pradnya Paramita, Jakarta

14.Suyono dan Takeda, (19s3), Hldrclo.i rrtrt Pertanian, PradnyaParamitha, Jakarta.

15. Tijoyurn ono. N, (1999), Tanah dan Lingtungan, Dirlen Dikti-DifetPendidikan dan Kebudayaan. JakarE.

1 6. Wibisono, 2001 , Sambutan Tertutis Direktur Jenderal HubunganEkonomi Luar Negeri, Departrnen Luar Negen, SeminarKTT Pembangunan Berkelanlutan Vanlaat bagi Indonesradalam Upaya Memajukan PemErgunan Berkelanjutan, diPadang, 10 Desember 2001.

17. Wiersum, K.F, 1979, Intrcduction to principles of Forest Hydrologyand Erosion, With Special Reverence to lndonesaa, Instituteof Wcology, Pajajaran Universrty. 8andung.

18.Wisnu, A.W, (1995), Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,Yogyakarta.

PEMERTNTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

REVIEW MAKAI.AH

KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIRDI KOTA PADANG

BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PADANG2004

Oleh : Ir. AmrilDINAS PSDA PROPINSI

PADWahab. CES.SUMATERA BARAT

KONSEP DASAR PENANGANAN MASALAH BANJIR

PENGERTIAN

t !::::::"!:::f.1,_11,1-l*l pada.kedua sisi sepanjang parung sungai dihirtung dari tepisampai dengan kaki tanggut sebelah dalam.t:::_:!ti,]r:taiadatah garis baras luar pengamanan sungai.

?ri:"::l#** sungai id"t"h 'ut" ;ri p"i""e ,""eli.ulun ou.."n sempadan yang terah

l' sungai adalah tempat-rem pat LJan wadah-wadah sertaja.ngan pengarrran air murai darr mara

3:Jg':;;i:H?o$:t"" dibatasi kanan aan ti'ln/a '"'to ."punlong pengatirannva oreh

1 ?:::,!!"-:yt,tiran Sung.ai (DpS) adalah suatu kesatuan watayah rata air.J yang terbentuk secara aramiah dimana air meresap danlatau mengarir merarui sungai dan

ff:;1it:,";:i:i,n,l)r'ir"]I),,,s".ing ai,"nlar.-"" -

a""g""'- 6"i.li"-'o,i,#".s""r"i

' "!:^1,?;*nti;t{r

adalah kesatuan witayah tata pengairansebagai hasit pengembangan satu

6.7.

dibebaskan8' Derah

,Penguasaa.n sungai -adarah dataran banjir, daerah retensi, bantaran atau daerahsempadan yang tidak dibebaskan.9 Dataran Banjir ("Flood prain") adarah rahan/dataran di kanan kiri sungai yang sewaktu-

irlTtli" tersenans banjir (+/- s0% witayah DKi l"to* berada -

ai'Jul".un u"n;i.I0' Pengendalian Banlir ("Frood Contror') upaya strukrur untuk debit banjir sampai tingkat. _ terrenru yang layak, dan bukan untuk aebit'banii. r"i" L.b.ru.ll. Penanggurangan Baniir.(" Frood rign;ir;:i:' 'rri?i *," kegiatan Satkorrak/SatrakPenaggulangan Bencana.12."Flood Damage Mitisation-: upaya menekan bcsamya bencana akibat banjirtt '*:!_!,:::^y:::g;..",,", pLii,ar;;;; ffi#;iuut cltooa purn,,) sedemikian rupasenrngga genangan baniir yang. kemungkinan rerjadi menimburt"n ,n'"r"r^r.' yr"f -,",",",11 .'Flood

Damage Monigemen,t": penge'ioraan r"ijr," f.l.-,t'un rupa agar dampak4<erugranyang ditimbulkannya minimai.

PENGERTIAN DAN TERJV1INOLOGI BANJIR.

I. TERMTNOLOCI BEBASBANJIR

Kondisi bebas banjir secara m"rrak.tidak mungkin dicapai, serama bangunan/kegiatan yangdimaksud berada di dataran banjir. up"y. ";;;p;;-'vang diraksanakan tidak mungkinmembebaskan dataran banjir da.i r.ritork.rnunfr;nln'i"ig.nung Uonl;.

2. KETENTUAN TENTANC PEIL BANJIR

Agar aman/terbebas dari genangan banjir, konon pembangunan rumah dsb. Dihanrskanmengikuti rencana !a!a ruang dan pcir banjir. Ketentuan ini dapat menyesarkur/ m isreadingbagi masyarakat karcna tidak disenai penjerasan tentang besaran banjir dan resiko yangmasih ada. Mereka yang telah mengiliuti kelentuan tsb. Tentu beranggapan bahwabangunannya bebas banjir secara mutiak. Lokasi proyek real estar di padang yangdikembangkan oleh anggota rei dan rergenang banjir,'demikian pura kawasan perki,toran,hotel, penokoan dan perumahan sepeni di Sitja, Tunggul Hitam, Tabing dsb. yangt:rgenang banjir, tentunya. relah mengikuti ketentuan peil banjir, namun nyaianya masih"keleleb" juga- ketentuan bahwa rantai bangunan harus rebih ringgi dari muka air banjir;berarti bangunan akan terbebas dari genangan, dan banjir.

3. PENGERTIAN DATARAN BANJIR

Menurut.permen pu no: 63/prt/1993, dataran banjir yang merupakan daerah penguasaansu.ngai ditetapkan berdasarkan debit banj ir sekurang- lumngnya untuk perioda urang 50tahunan tanpa tanggul. Real

.estat, peft;koan, perk-antoran, hotel dan perumahan yang"keleleb" tersebut diatas jeras berada di rahan yang bcrupa dataran banjir. Rear estat yangdisangka menimbulkan masarah. banjir karena mem-perkecir resapan, demikian puru d.ngunperkantoran, hotel, pcrtokoan dan pcrumahan yang rerranjur irai.ikun diatas permukaantanah yang berada di dataran banjir; karena meieki harus menyesuaikan ketinggian rantaibangunannya agar bebas banjir sampai dengan banjir misarnya 50 tahunan ltau rebih(disebut food prooJl n g).

4. PENGERTIAN PERIODA ULANG BANJIR

Cara menggambarkan besaran debit banjir dengan perioda urang (return perrod) sering kalimenyesatkan (m i s lead i n g). Contoh:Debit banjir sungai Bt. Kuranji untuk perioda urang 25 tahunan adarah sebesar 1.000 mi/dtdan perioda ulang 100 tahunan sebesar 2.500 m3/dt. Debit sebesar 1.000 mr/dt itu dianggapakan terjadi di sungai Bt. Kuranji setiap 25 tahun sekari. Dengan anggapan i,u -uk"'bir"tanggul sungai Bt. Kuranji dibangun dengan debit banjir rencana sebesai i.ooo m3/dt, makaselama 25 tahun mereka yang dirindungi tanggur mirasa aman/tidak perru kiawatir axan!"j1lgnlu debit banjir yang rebih besar misarnya banjir r00 rahunan, karena debit sebesar2.500 m3/dt akan terjadi setiap r 00 tahun sekari. per€enian seperti ini IO0% sarah.

Pengenian yang benar adalah:

untuk setiap lahun, kemungkinan terjadinya debit banjir yg sama arau rebih besar dari 1.000m3/dt.di sungai Bt. Kuranji adarah sebesar 4 persen;

-dan -untuk setiap tahun, kemungkinan

terjadinya debit banjir yg sama atau lebih besar dari 2.500 m3ldt adiah sebesar t fersen.Dengan demikian pada setiap tahun debit banjir dengan besaran berapapun kemungkinanbisa terjadi. oleh karena itu dengan adanya tanggur, masyarakat harus tltap waspada iarenakapasitas tanggul yang terbatas dan selalu terdapat kemungkinan terlampaul oleh debit banlrryang lebih besar. Sehubungan dengan itu pula, bangunan tanggul tidak dapat mengubahstatus dataran ban iir.

5. TERMINOLOCI BANJIR KIRIMAN

Istilah banjir kiriman telah.terlanjur populer, namun secara teknis terminorogi tersebut tidakdikenal Bira definisi uanlir.seperti'yang ;i;;;rL; o""h icid, maka air yang meruap daripalung sungai dan menimb.urkun g"n"ngiun rrJJ f*,i berasar dari tempat rain dan bukandari tempar dimana sungai rersebui merr.Lp; jadi tio'ak perlu ditambah kara ,,kiriman,, serainmenyesarkan, ditinjau dari aspek sosiar poiiti.,p"nggunuan istirah ini dapat rn.niuru, r.onnitanrar daera'antar wilayah,, karena daerah y"ng aT't uru setatu aianggai ;"nfi,ri,n ,n*u,"nbanjir ke daerah yang orl{"

9, r,iri-y". c.n"ig"n yang r"r.,uoi pada umumnya disebabkanoleh banjir (luapan sungai) dan akibat t'u.j"nlg;ungon Iokar/serempar yang tidak rancarmengalir masuk ke saluran.

UPAYA PREVENTIVE PENANGANAN BANJIRI. Daya dukung lingkungan diupayakan seimbang dengan beban penduduk

2' Tata ruang dan pembudid_ayaan dararan banjir didisesuaikan dengan adanya kemungkinan/resiko tergenang banjir (flood prain ry""s.',n."ii. urtuk. iru diperrukan peta resiko banjir(flood risk map) serta pembagian .onytturfr**i'iur,"-n a; a"t"r- ranjir (flood prain zonrng.lyang disesuaikan dengan tingkat kerawanannya thJgenangan uanji.

3' semua kegiatan dan pembangunan fisik yang berada di dataran banjir menyesuaikan dengantata ruang yang terah mem.perhatikan ada-nya rcsiko genangan banjir. penyesuaian a.l.meliputi: jenis peruntukan tihan, jenivtipe'u""gr""", struktur bangunan, erevasr dasarDangunan, material bangunan, jenis dan varietas tanaman, osb.

4' Flood proofing yang dilaksana.kan oleh masyarakar,/swasta secara mandiri untuk melindungiaset mereka baik secara individual maupun kolektif

5. Tata ruang dan seluruh kegiatan pembangunan dan pembudidayaan das yang menunjangkonservasi air dan tanah a'r dengan p"ngh'ij"u- dan'reboisasi, terasering, sumur resapan,waduk/situ./kolam penampung air-hu;un 1r.J"ju[."t"*i .uupun waduk detensi)

6 Prakiraan banjir dan peringatan dini kepada masyarakar yang tinggar di dataran banjir

7. Penetapan sempadan rrnr,ll-Iun, diikuti .dengan penegakan hukum dan pola hidupmasyarakat yang mencintai lingkungan/sunga i

PENANGANAN BANJIR

I. KETATALAKSANAAN

7/2004 tentang Sumber DayaArr24/.'992 tentang penaman Ruang23/1997 tentang pengeiolaan Lingkungan Hidup

I. UU:2. UU:3. UU:

4. UU:22J1999 tenhng pemenntahan Daerah5 PP:22J1982 t.nr"ng-T"tu pengaturan Air6. P.P: 35/ 199 | tenun! Sungai/. Kepprcs: JUl99O rentanq pengelolaan Kawasan Lindung8. Permen pU: 39/19g9 tenlle Permen Pt): 63/|993,"".19'tTliqi"n wilavah sungar

, ^ 3.-lgr^-*:.rungai dan o"*|f;:il;;toadan sungai' daerah manfaar sungai, daerahI u. Kepmen pU: 239/ l9g7 tentang pe;oman umum pembaeijawab pengaturan. pembinaI r. Kepmendagr i: t7e/tee6:ra1T-l;;;;*;J'1;'"-i:

Iusas' wewenang dan tanssuns

eooman organisasi dan tata kerja balai pengelolaan sumber daya lir

2. KELEMBAGAAN DAN SUMBER DANA

l. Sebelum 1994a. Proyek perbaikan dan

I?;y"r' d;i; - ffix';:l,T#

:{it i {it'x!':H:l ?:"i [:,ff : "1": H "-ffiapbn'rapbd' proyek ini. menangani masalah uaniir 11 p€ngaturan sungai secara sporadis(setempat-setempat)' bersifat mendesat< r.rtu'm"turukan o&p prasarana dan saranapersungaian termasuk pengendali banj ir.b. Proyek pengaturan darmenangani ,n^"tu'' u"ll,-tT,"'l!f-

sungai (pps) di beberapa sungai prioritas termasuk

;'ffi ,*,"'ffi lrmgiiu",r,"t,r:F:i::i",,,11|[;,-ru*ir:Ji;

azas dekonsentras; ---.-.. vq,u,r u<udrn saru srstem sungai, dengan dana apbn menunjtc' Proyek pengembangan wirayah zungai (pws) di beberapa wirayah sungai prioritas denganpora penanganan menyeluruh. pen-unganan' -r;"; oanlrr merupakan komponen daripengembangan sda dalam saru sisrem

-*ituyui, ,""g"1., orir" !;"J-.-.,

,.",,,r"a*i

"prnmenurut azas dekonsentrasi. Contoh: p*, u.ng"*;n-;oto, p*.-u.,=L, p*.

"im.ldouy, p*.

i:fuTlitrr:#ng-cisadane,p*ir*"i.il'e,'p',"sciulung- ciriman,pws

2. Setelah 1994

l::"t:u,ft ,0,"n ,oor dilebur kedalam proyck pengelolaan sumber daya air dan pensendatianoan,rr (psapb)' dengan dana apbn menurut azrs d-ekonsenrr*i K";;;;;;,#" oi"rri'"o"r"r

IJ:?,ilfl:":'lTjlll,'"1'_"1"* fisik pengenaari-i"fi., ,..n,'u.uk menangani operasi danBara! ra proyek pengendalian Banjir dan p.ngurnunun "pui,"i_iu_.u,..u

Penanggulangan banjir merupakan bagianoencana, yang merupakan tugas danmem bantu./menunjang pemda.

dari kegiatan satkorlak dan satlaktanggung jawab pemda. peran

penanggulanganproyek adalah

{. MASALAH TEKNIS

4

l. Dataran banjir berkembang/d ikem bangkan menjadi kawasan budidaya:pcrmukimary'perkotaan, industri, pertanian, dsb tanpa mempertimbangkan adanya resikotergenang banjir.

2. Schubungan dgn butir l, kawasan yang mengalami masalah banjir meluas dari tahun ke!ahun

3. Terjadinya perubahan watak banjir (debit banjir semakin membesar); menurunkan kinerjasistem pengendali banjir yang ada (contoh: q-100 rahunan sungai ciliwung di manggarai:370 m3/dt pada th 1973 (nedeco) menjadi 570 m3ldt pada th t996 (ica)

4. Upaya struktur/sistem pengendali banjir dan drainase hanya untuk mengendalikan banjir Vdbesaran banjir tenentu (sistem pengendali banjir dengan debit banjir rencana 5-100 rahunan,dan sistem drainase 2-10 tahunan), dan bukan banjir yang rerbesar. Sistem yg ada padaumumnya belum disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya debit banjir yang Iebih besardalam rangka.flo od da ma ge ma nage me nt.

5. Pembangunan bendungan dengan banjir pmf mensyaratkan adanya dam break analysis;nrunun persyaratan itu tidak berlaku unruk tanggul, pada hal rcsiko rerjadinyakerusakan/bobol pada tanggul jauh lebih besar.

6. Terdapatnya kerancuan antara sistem pengendali banjir dan sistem drainase di kawasanpermukiman/perkotaan.

7. Perencanaan dan pengoperasian sistem pengendali banjir rermasuk prakiraan dan peringatandini tidak tepat dan akurat akibat terbatasnya data dan informasi yang benar dan berlanlue.

8. Terbatasnya iptek yang menunjang perekayasaan di bidang sungai sehingga sering terjadikesalahan dan kegagalan akibat pendekatan yang keliru. Namun kesalahan dan kegagalan(perencanaan, pelaksanaan dan o/p) pada umumnya selalu dianggap akibat alam (bencanaalam); yang secara tidak langsung menghambat bahkan menghentikan laju pengembanganteknik perekayasaan di bidang sungai.

9. Pembangunan (permanen) prasarana dan sarana pengendali banjir sering kali menggunakanmekanisme penanganan darurat/mendesak akibat terjadinya bencana alam, sehingga kualitaspekerjaan rendah. Hal tsb terjadi karena mekanisme penanganan, kriteria dan batasanbencana alam yang belum jelas.

l0- Karakter sungai yang spesifik dan dinamis serta terbatasnya litbang untuk menunjangperekayasaan di bidang ini menimbulkan hasil rekayasa yang kurang efektifdan efisien.

ll. Kinerja sistem pengendali banjir semakin menurun akibat terbatasnya kegiaran o&p,pemantauan, sena terjadinya perubahan watak banjir

5. MASALAH NON TEKNIS

l. Belum terdapat kesamaan persepsi dan pengertian di kalangan stakeholders (pemerintah.masyarakaUlsm, swasta) menyangkut banjir, masalah ban.;ir dan upaya mengatasrnyasehingga mengakibatkan kontra produ ktif terhadap pencapatan luluan penanganan masallh.

2. belum difahaminya tenomena rlam yang dinamis menimbulkan terjadinya keranculn.kesalah tahaman. simpang siur d,an misleadinq !ang:rntarr lain dapat memicu timbulnvac!a.s.s action. Beberapa istilah dan pengerian ,rang rda di masvareket rancu r.l: perioda ulangbanlir. peil ban;ir. . ebas banjir. banjir krriman. dsb.

3. !las-'. arakat ,li rjataren blnjir belum mcmehami ,Jan incn;- rdarr rdanva rcsrko lcrqe nln,lbanlir;ranu oisa ter;adi kapan ;aja:;chinrlga tidak jiap bila :crvaktu-waktu teri:rdi banlir.

lVlas,varakat belum memahami kineqa ;istem pengendali banjir dan drainase l/ang terbatas.sehingga terled,i over conlidence Jan,tver investmen! pembangunan di dataran banjir, ;enatidak siap menghadapi bencana yang masih bisa terjadi (prdr saat sistem tidak berfungsiakibat rusak dan/ateu lumpuh karena kapasitasnya terlampaui), kapan saja

i. Manual penrnggulangan banlir (loocl |ighllnd termasuk tanggap darurat( e mergency actionslmasih rancu; demikian pula mekanisme koordinasi dan peran setiap stakeholders beium

.je las.

6. Terdapat potensi kontlik antar daerah sehubungan dengan batas administrasi yang berbedadengan batas das/dps atau wilayah sungai. Belum ada pengaturan yangjelas yang dikaitkandengen pelaksanaan otonomi daerah. termasuk sistem trade off anrara pemanlaatan di hilirdan konservasi di hu lu.

7. Pembangunan prasarana dan sarana fisik pengendali banjir belum diikuti denganpembentukan Badan/ Lembaga pengelola yang bersifat permanen dengan sumber dana o&pyangjelas sehingga terjadi proyek yang never endinglmenerus

9.

8.

l0

Penggalian dana o&p prasarana dan sarana fisik dari penerima manfzat (beneficiaries)belum dilakukan; kemungkinan akan mengalami kesulitan karena prasarana dan sarana tidakdaprt menjamin bebes banjir.

Masalah banjir semakin meningket. namun sebaliknya sumber daya manusia yang spesialisdan profesional di bidang ini semakin langka

Dominasi pemerintah dengrn penanganan tisiknye telah mcngikis buda-v. a kemandirian dan

gotong royong di kalangan mesyerakat. dan sebaliknya tellh menimbulken apatisme,ketcrgantungan dan bahkan sering muncul pcrnyataan tidak purs dan prores dari masyar:rkat

ll. Kesadaran masyarakat dalam ikut mengatasi masalah banjir masih rendah; contoh:masyarakat, permukiman di bantaran. permukiman yang sempitkan sungei. sampah,pemotongan tanggul, tanaman/rumah di tubuh tanggul, dsb.

12. Penegakan hukum dan pengawasan belum berjelan dengan baik

6. ANALISIS NIASALAH6

l. Nle nrngkatnrf, mJsalah birn]ir merupakan t"li! i1i dampak ncgatit' 'jari kcbtiakan

pembanuunan yang sampai saat ini lebih ;nementingkan aspek pertumbuhan ekonomi' dan

perhatian tcrhadap kclestarian lingkunean sangar kurang ( membangunan berpola brstress a's

usua/) Tcriadi ketidak l"t"til" {Jo^put'tritinl dan ketidek sclarasan llurmony\ yt'ng

menghasrikrn ..*,ia"t '"'-j'nfn "tosi'i"* limana unsur air Jan manusia lda di dahmnva'

Rcncrna lstJ ruang masih kurlnq berperln

L Pcnrrarn .uan'r.lalam renqka oembtrdidavarn rliltarirn baniir beium t""T.'-tl*l:.],'," i t.lto"'-*''

tikt,,r;tar'r,,t",,tr;cnln{gJ.iurilnqmcngltltl-\lnilslJclJn!ilrc:ilkL)lcrgenlln'11'JIlllr\l]silLlltlhlnlir sctltl-tkln mcntnqk:rt

'"1"1"n 'l"'tg"n 'Ltmoult Jan llcrke rntlltntn\il rtlrrttr lt 'lrttlrln

i"n,iln"urrrli kJwasJtr buditi'r)a lntarl lltt'' 'erllpil iL)lil-k()tit ''c jilr

),I,cmbangunannasirlnaiyangselamainiJilaxsanakanle.bihmcn3utarneklnpcncaparant.rrgetfisik, tcrmasuk ,lalam menjatasr mesalah banjir berupa pembangunan,presarlna^tlan,slrrnl

tisik pengendali iranlir ain ''i't"m drainase: aspek pembinaan dan pengaturan -vlnq

mcruprksn tuges umum pemerintahan:janslt kursng mendapat perhatian

{. Upaye mcngatasl masalalt banlir i3mp:lr krni masih menglndalkln upava

konvensionalr'tradisional yang berupa rekayasa struktur di sungei lin-tlredm) yang

mempunyai k"terbatts"n " be'siilt represif dengan menerapkan pola 'pernadaman

kebakaran" yang kurang rn""y"ni"ft "ftt' permasalahan' ser1l tidak didasarkrn lt(as konsep

penang:rnan yang utuh a"n *"ny"tu'utt Terbatasnya iptek"litbang -1i.:- ^t-T,b.,:t

o"t"

manusia yang *"*"n"t'-n1"'alah'di bidang ini berpengaruh terhad:tp pen€tapan kebijakan

tcrsebut

5. Pemerintah sangai Kurang rlalam menangani aspek pcng3tur:ln (rcgulesi) vang meruprk:n' ;;;; pototnyl' dan lebih tertbkus pada keeiatan pembangunan tisik'

6. Sumber teriadinya masalah baniir yang dominan adalah pengrruh kc{rltan mrnusir baik di

dataran ban;tr maupun rji dasl namun masyarakat dan srvlsta belum banyak

terlibat/dilibatkan. 't t'out"s''tya pemahaman maj;yarakat 'r'l merupakln penghambet utama

begt rurnbuhny: kesadaran r'rntuk ikut berperon

7. Upaya mengataslnya masalah banjir sampei saat ini tidak seimbang dcngrn laju peningklttiln

maselrhl,engterusmenrnqkatdarltahunketahun.tjntukiruJiperlukenpenvcmpurnj}an]laskebiiaken. stratcgr dltn uptiyr -cnctttlrsi :nesllah blniir renq tcllh ada'

(joo.r gorernence. menurur un,rp. hubungrn yln,.. 'incrgis dan konstruktii- dllnt..rtr

masvarrkat, srvasta. Pemerintehl'J.';r'"*';;;;r"i [""lr. dan upave '"1s""'lni:,:':".,L,u"0"t

dipisehkan dcngan peren

mlsvarak:lt. Upaya menglt'ls' masaiah banjir rncrupakrn domlin bcrsame:lnterf, masyarsl(at'

srr,asle,ltn pemcrintah t'"'"" p""t"'i"tlrft t"nl po[uX scbaqai requlaior Jan fisilitrtor

I

6.

.+.

i.

)

J.

l.

+.

). pencrrPan .qood qovernance Cal]m rangkJ mcnqatasi masalah banjir melibatkan partisipaslmas!3rakJt dalam pengambrlan keputusan rnulai dari perenc:tnaltn. pelaksanaan dan o&p( monaqcment bv t he people)

ivlempunvai kepastian hukum dalrm setiap lspek pengatur:ln (pena(aan ruang, sempadansungai. oerrzinan. Jsb)terbukr Jaiam setiap tindakrn. Segala upava dan Iangkah vangditcmouh dikomunikesikan denqan masyarakat. !lasvarakat sedapat mungkin/harusmemahamt ,lan menvirdari bahrva mrsallh banjir me rupakan inasalrh l),jrsama. jehinqgltumbuh hasrlt Jeri nesvrrakat untuk berDerln

!lcnlunlunLl ltn*-:i le:;eplkltln. Silpl rncrlJnqrnr Jpa nlrus lciils. bJrk Lli,rntura prnrcrintan.m;:sr;rr:rk.tt JJn ;rv.1stit: inaupun Jiantlra ltclblu.tr inslJnsr telncrinlilit )iln! lerkttt.

N,lemrliki Jzes kerdilan. .kcgiatan pcnrnganrn masalah banjir yang akrn,..likeqakcn harusmclcwati kalian ytng mcndalam sehingga merupakan solusi yang ct'ektif daneflsien.memiliki akuntebilitas. Segala upaya vang dilaksanakrn herus dapat dipertanegungjarvabkan kepeda pu b lik

6

STRA.TEGI NIENGATASI }IASALAH BAN.IIR

Tenvujudn;-a pemanteatan ruang untuk memenuhi berbagei kcpentingan masyarakat secaraharmonis (terpadu, serasi, selaras, seimbang) s€hingga terjadi hubungan yang serasi dan selarasantara mrnusia dengan lingkungan hidupnya.

Terdaparnl'a keseragaman oemahaman yang menyangkut banjir, masalah banjir dan berbagaiupaya unluk mengatasinya baik di lingkungan pemerintah, swastr dan milsyrrakat

Terdapatnya rencrna tata ruang wilayah nasional. propinsi dan krbupatenlkota yang men1aminterse len ggaran ya pemanfaatan ruang di dataran banjir dengan resikoikerugian akibat terjadinyagenang:rn banjir sekecil mungkin: sena pemanfaatan ruang di das yang tidak menimbulkanperubahan ,,vatak banj ir

Terdapatnya pola penanganan masalah banjir yang spesitik dan mcnyelLrruh berupa kombinasiupaya struktur dan upaya nonstruktur pada setiap sungai yJng menimbulkan masalah banjir.vrng dipltluk:rn denurn p,rle pengemh:ngrn .1:n pentel.rlr:rn .rrr Jrn ;umbcr:ir ;ec:remcnyclurLrit dllarn setu dps;r,vilarah sungai. Pola tcrsebut mcrup]kan hesil kalran y,ang

mendallm dcnean mcmpenimbanqk:rn berhaqli :rltcnratii-yrng Iavak blik teknrs. ckonomrs.sos ia I dan Iin gk un gen.

Terdapatnya pcnlcmpurn]irn dan peningkatan menvingkut lspek kclemblglln. kctatalaksenaendan sumber dava manusia vang tcrkrit dengan pcnlnrenan mesalrh banjir

Terdapatnya penyempurnaan penanganan masalah banyir yang telah lda _,-ang menycngkutaspek teknis, kelem bagaan/in stitus i pengelola, sena sumber dana untuk pembangunan dan o&pvang jelas: termesuk penvempum:r:ln struktur dan pola pengoperasian sistem pengendali banjirdalam rrngka ,'1r; oJ Juntttge nondeament Vang riiscpaketi oleh semua llhrk vang tcrkxit.

6.

' t::!11?:ll^ pembagian peran yans .1etas unruk masir

::: j?:'ai.;);;l;5,'ru;ljr,i*fl13;_'#1d ji#'#i.i*:::::;;,:^.iu,;l::;

H;l:::ilt" o.l:""XT""1",1 "*':fl1:_'asvarakat dan. swasra daram mensaksr dan:::';2'::;,r.2';7;:;i::::^:;:::"::!x:iii+Fi"ui*,il^,!])il,1"1"ffi fl 11

monogement for the people ^tougui ^onoro;".,

::,;r":;::rspun management with the people

i. Pcnvusunan pedoman penang3nan masaiah banjir sccara menveturuh dJn terpadu

Penvusunan pedoman 0"" *",1]l::"_llliran ban.lir (/yrct plat.n manage menr) rermasu k pembagtanzona da(aran banjir (lood ptain .zoning), p"r" ."riko banjir (looi ris; ;;;j,"r";iil."r""penggunaan lahan (land use regulation) di io,oron rrlny i".-",

;::r:i'1,il".i:[1,'#ni:!\il:,t'"'/ proorng. p:Tbyujul- koram rerensi (rerentionpoau *t,.unzruniJi;;;;;;:: nt:2;;.{derentnn

nonds) 6aik kolektirmaupun i"Ji"iaJ"i, ,-,"s

J.

4. peninjauan kembali pedoman p^enanggulangan A"^i;r^,t!i9a fqhti.ng) yangdilengkapi dengansop (prosedur operasional standar)tanggap d-a.ur"t, m.kanisme kerja dan tJorainaii lntar pihakyan g tert ibat, d i rin gkat nasional, ;.pi;l;;;;;' k"buo","r*o,o.t

:1x111ffi:"ii1?1i,t#ry".tanan masarah uanjirlali-;etiap sungai yang menimburkanan rara u p aya ;, u,,.oi,lli,1l:il- ff '. i"I ? iH [ :,:i:;:.r; : n: lif * ;,",

'jxi:i:::n::"f:t*f:r ?i:jfililxtxilr:tr l a.i:ft #ffj#,.jxj oj:*;h,,:x::ljenis struktur dan pola pengoperastannya untuk mengardari debit banjir yang air..""a"r;r."", J"i;;';;;;;';V:il,:;:::;:Zy,::;::::iir yang rebih besar

6 penyiapan pera dataran l^rnyi. n"a-u sungai-sungai yang menimburkan masalah banlir berikut

f**ilili":i;"iirf]ff .ffd-T![::*il*T^d#";"Jfi *k*:ru:rzona yang rertarang O"'U :):l-?"Irnrti.un rniujun'un,r* p.oro."no penting lainnya; zona yang

5:ilxl:,H"i i:::i|,[::r:i":^#:"J.:;1:T,:'#j",:fl:j*iTj,,t'ffix*"i",*ang banj r;

7. Peninjauan kembali rerdisesuaik:n 0""*r" t'r,'. ilSiio,jltj,",lll"t ''vilavah (nasional, propinsi. kabupaten/kota),

t :::fffi,:.1T?lf"'lltJ,":,:,::g l:" penvempurnaan upaya penaraan rahan dr das huru sesuaikoram derensi, r",",1.o"'.,1'iff.:::::":;T::r:T:J..jiJI"sipir (a.r. on-,,i," lli,og" b.^pu

9 pembuatan model/percon tohan^ berbaga i rekayasa yang harm.onis dgn ringkungan dan menunjangxonservasi air. sepeni rumah panggung,-kolam ',l"tanr,, koloa retensi, sumur resaDan_

l0 peninjauan kembali penataan ruang dan seruruh akrivitas pembudidayaan dataran banjir diregulated zone, aga( kerugian. akibat genangan banjir menjadi minimai antara raiin dengan:melaksanakan /o od proofng thd bangunan irinimar-sampai dengan banjir 50 rahunan sekarigusmengoreksi ketentuan peir banjir yang ada; pemirihan rruritas tinamun yung ,oh- g"nungun,pemilihan material bangunan yang tahan air: penga(urrn kembali pemanf-aatangedung/bangunan yang ada.disesuaikan dengan adanya resrko tergenang banjir: pembangunanrumah susun..jalan layan g, dsb.

II pemasangan ram bu -ram bu/m on umen/papan peringatan (1rot.tcr vorning boarctl di dataran ban,ir-vang menunjukkan ketinggian genangan banjir yang raru maupun yang kemungkinan bisa terladiuntuk berbagai tingkat / besaran baniir.

leraserng, Iining untuk saruran dan sungai yang tidak kedap rir, permukaarr jaran yang ridakkedap air, dsb.

l2 peninjauan kembali sistem prakiraan dan peringatan dini yang dikaitkan dengan prosedur dantata cara tanggap darurat. termasuk penyiapan tempat dan sarana untuk evakuasi.

pengumpulan dan evaluasi data hidrologi yang menyangkutperencanaan dan pengoperasian sistem pengendali banjir, serta

f4' penguatan litbang di 6id,ang.river engineering yang sangat lemah, agar rekayasa pengendarianbanjir efekif dan terhindar adanya rekiyasa yang tiait ens;en.

l5 penetapan prosedur dan mekanisme kerja penanganan fisik akibat bencana aram banlrr sertakiteria pekerjaan yang m e n d esak/darurat.

UPAYA NON TEKNIS

Mengubah paradigma pembangunan.kota padang agar dapat memberikan tiga jenis manfaatsekaligus, yaitu manfaat ekonomi, sosiar dan ringk-ung"an bagi sebesar-besar kem"ak'muran rakyat;dan tidak hanya mengutamakan aspek pertumbuhan ekonom r.

Penyiapan .kebijakan kora padang dalam. rangka mengatasr masalah banjir ,vang <iisesueikandengan berbagai perkembangan dan paradigma bu.r,.ri,^ru* penye renggara.an otoda. termasukpenyiapan nspm dan kriteria penaraan perwilayahan ekosistem das.

Pemanfaatan dan operasionarisasi keppres r23/200r tentang tim koordinasi pengeroraansumberdaya air dalam rangka koordinasi dan penyusunan program dan peraksanaan penangananmasalah banjir yang terpadu diantara seruruh siakehorders sesuai dengan p.runnyu ,nu.,ng-masing baik di lingkungan pemerintah, swasta dan masyarakat.

Rembug masyarakat dalam rangka menyamakan persepsr baik di lingkungan pemerintah(beberapa instansi terkair di pusat dan craerahl, swasra dan 'masvarakat yungl ,,'"nyunlkut banji.,

I3. penguatan sistem pemantauan,seluruh aspek; bagi keperluanprakiraan dan peringatan dini.

il.

2.

l.

6.

5.

masalah banjir dan upaya meng-aiasinya. penyamaan persepsi dapat juga rewat forum, diskusipanel, seminar, d:skusi interaktif, dsb. Dengan memanfaatkan berbagai- m-ed ia.

Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat yang berada di dataran banjir menyangkutadanya resiko/kemungkinan tergenang banjir, serta !"-i"h"*"n bahwa kinerja prasarana oansarana pengendali banjir dan. sistem drainase mempunyai keterbatasan ian tidak oapatmengubah dataran banjir menjadi terbebas dari banjir/genangan secara mutlak.

Pengosongan zona terrarang (daerah sempadan sungai termasuk bantaran sungai) dari huniandan kegiatan masvarakat lainnya yang diiarang a.r. dengan merakuk"n p.nggr.uion. kompensasiatau rclokasi' serta pengendarian pembangunan di zona yang peruntukanqva diatur (regutatert;one).

T Pembentukan institusi pengerora dan pemerihara prasarana dan sarana pengendari ban;rr yangdikaitkan dengan institusi pengeiola air dan sumber air di das/dpvwitayah Jungai yang bersilarpermanen, sejalan dengan penyerenggaraan otonomi daerah dan peraturan yung 6".toku.

8' Peningkatan sumber daya.manusia (menyangkut kuantitas dan kualitasnya) pada semua stratadan wilayah' dengan spesialisasi yang kiusui untuk memahami dan mendarimi masalah yangterkait dengan sungai dan banjir serta upaya mengatasinya.

9' Pembagian kewenangan yang jeras diantara berbagai pihak yang terkait baik di ringkunganpemerintah, swasta dan masyarakat, termasuk wewen.ang dalam-membiayai kegiatan.

10. Pemberdayaan masyarakat agar secara aktifdapat berperan a.r daram merakukan flood prooJingterhadap rumah,/bangunan.tempat-tinggal mereka yang terlanjur dibangun di dataran banjir baiksecara individual maupun kolektif; dengan panduan diri pemirintah -

I l. Pemberdayaan masyarakat agar secara individual maupun kerompok mampu membangun sumurresapan, kolam-kolam retensi dan detensi banjir, dsb. Dengan bimbingan dari pemerintah.

l2' Sosialisasi dan gladi bersih daram rangka ranggap darucar penanggurangan ban.;rr yangmengikut sertakan seluruh instansi terkait dan masyarakat (lsm), yang diiakuka"n secara berkalamenjelang musim penghujan di berbagai iokasi yang rawan genangan.

l3 Pembentukan unit-unit satkorlak dan satlak di daerah yang terlatih dan selalu siap melaksanakantanggap darurat yang ditunjang peralatan dan sistem peringaran dini yang memadai_

14. Penetapan dan peninjauan kembari sempadan sungai berdasarkan pada permen ptJ 63/1993dalam bentu k peraturan daerah.

l5' Penegakan hukum antara rain menyangkut perizinan dan pengawasan, termasuk manaJemensampah, dsb.

16 Penerapan konsep beneficiaries pay principres daram rangKa menggari sumber dana darimasyarakat penerima manlaat untuk membiayai kegiatan o&p pras-aiana dan sarana fisikpengendali banjir; termasuk pengembangan sistem trade off antaia pemanfaatan di hirir dankonservasi di hulu, yang dikaitkan dengan penyelenggaraan otoda.

II

17. Karnpanye dan gerakan masyarakat agar peduli dan mencintai sungai dan lingkungannya.

t2

KESIIVIPULAN

l. Banjir merupakan fenomena alam dan masalah yangd iatasi/d ikendaliken secara mutlak

1

d itimbulkannya tidak dapar

meandering,'bottle-neck",

masalah. . banjir meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan danpembudidayaan lahan di dataran banjir yang kurang mem pen rm bangt<an adanya resikJtergenang banjir, sena penumbuhan rJan pembudidayaan- rahan di ,ras yan'g kr."ng iii-uungidengan upaya konservasi air dan tanah.

untuk mengatasi masarah banjir. sampai saat ini masih mengancJarkan pada upava srrukturyang dilaksanakan oleh pemerintah. Hasil yang terah drcapai ridak seimbang dan Jauhtertinggal dibanding dengan laju peningkatan rnusa'iah.

Upaya mengatasi masalah banjir seharusnya merupakan domain bersama antara masyaraKar,

lr1" o1n,p*rrintah. Kebijakan, strategi dan upaya mengatasi masarah banjir p".tu iii,nluuulang untuk mem.beri peluang kepada seruruh stakihorders berperan; a.r dengan menerapkanupaya menyeluruh berupa gabungan struktur dan nonstruktur yang didukung oreh berbagardisiplin di bidang sosial, lingkungan, reknis, ekonomis dan hukum.

,1

l.

3.

2.

Ceografi ,

sed imentas i

gs1lagai program dan kegiaran.fisik yang sedang dan akan diraksanakan perru ditinlauu langldisempumakan dan disesuaikan aenga'n teUlaian Ua-.

Dalam menangani masalah banjir perlu menerapkan prinsip-prrnsip good governance yangmelibatkan masyaraka!, swasta dan Dcmerintah

PROSES TERJADINYA MASALAH BANJIR.

Kebijakan nasional dalam rangka mengatasi masalahkembali, disesuaikan dengan perkembanganpenyelenggaraan otonom i dacrah.

Topografi , Geometri alur, sungai: kemiringan dasar,, ambal alam

DanJ tr perlu segera disusun/ditinjaudan paradigma baru termasuk

pembendungan: dari lauVpasang, dan sungal induk, amblesan tanah,

@AMrs)PEMBUDI DAYAAN nafana* nf,fXJIR ;tata ruang/peru nru kan dararan banlir ygtdk Sesuai; tata ruang/peruntukan di DAS, permukiman di bJniaran sungai, p"-Uuniuniin , drainase,bangunan sungai/silang, sampah padat, prasarana pengendali banjir yang ,..iu,u,, amDlesan

curah h ujanpendangkalan

ll

perrnukaan tanah, persepsi masyarakat yang keliru thd banjir, kenaikan muka air laut. akibat"global warming"

l4

Masrrkli:rn U ntrrk M.rkalah K.rir.r rr

l_Ellqgt !"ry1g-guling4 Banj ir Ko ta PadangOlch B ujang R us rn.l s1

[. Ruang Lingkup J lasalah

t. Perlu .iiberilarr lustrfiL.rsr \e\.rr,r lnii'rn.rl .i.rrr r-"i r( rn.ll telrr,rng[rerTn.ls.llnl].ln ban;rr ilr kt'l.r 1,.11[.111', ;ehrni;.qa l.t,rrtr.rsalahan r,rnr; tlilih.rtli.i' r lr iok us

L R|rt.,tn.t slr,rrr.,'if. l),',r,.i,r 1',,l,rrtr -1,r,. ,,it.,,i,ln il ;11,1 ,1 r., lr{,r,t:-,t rl{,1.,r(lI*el.,.lunrrtr.r i.elurrr ier-irlr,rt ,,,rrl. \..rr!,. i'ri.rrl .le'r,.rrr ,rr.llr\r\ (.t[].r,rr) i<r,rl(l

''l ,l.''. - r,.rn,, !r-il,lt^ .1,.., ..,r..,.,r i- .T.,rt : ./rr,t r . 1 1 1 , . , . . 1 . . , 1 r ,

, , . r 1.

.iii,rkui...rn r,.lt'nti I if..r*r rrr,r

l-[. Prtrkt:mhangan Kot.r. B.rn jir cl.rn Dilt.rrranva

BiJa ctihuL,ungl:.ln ,-l?r'tqnp (,.r;ih,rr L. iL-r'lt.rnB hLngst itKrrsist?r.lr l)A:.Lrelullt (lihrrbunqkan.ttau rli.tn.rii-sa sec.rr.a ernpirrk .lerrq,rrr kontijsi l,rt.rkrrhr terhatiap .tsp{rk-.rsi.,pk

i. \/ccel.lsi -r,anrt terkait (.lenlia1 k,rrr.asaLt tes.rp,trl

terliir.r t

ru.lng

kitt,r. ;elul hr;.r,.r, li.tr'".tsanlrndung.

l. Tanah -' Lancl use frlnning kota, apakah telah tlikaitkan .lei.rgan L.rntlCapabiliw

.3. Srurgar -' Bag.rr:nana kon.tisi r sun[.ri - surrq.ri cli p,rtlan.rl-1. Aspek minusia -t'ang terknit tlengarr populasi rlnn rtetlsjtl. pendLtrlLlk5. As1''p( lptek vang telah cJil.tk.sanakan <,[r,h instansi terkait,/ arasvarak.rt

IIi. Kesirnprrlan: Str.rtegi p'etra 1gg ulangnn banjir terseL"ut rti.rr.rh atau tirlaitkandengan nspek - .lspek (iinLls, seperli fuxgsi k.rrvas.tn resalran,larcl use planine kota, konclisi sungai,clensih. penduduk rlanaspek lptek, sert.l perfornLlnce plan ciari pemerintah kotapadane.

l)a.l.r nq. Aq us tus

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

NOTULEN SEMINAR

KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIRDI KOTA PADANG

BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PADANG2004

NOTULENSEMINAR NTASALAH AKTUAL

No Uraisnl. Judul Diskusi

Keterengan: Kajian Srateg: Penanggulangan Banlir di Kota

Padan s2. Penyaji Makalah : Proi Dr. [snl BerdJ Moderator : Dr. [r. Agusli Taher. MS-1. Revrewer L Prof Dr. Bu;ang Rusman

2. Ir. Amril Wahab. MS5. Jadwal Pelaksanaan 31 Agustus 20046. Pesena Semrnar I Bappeda Proptnsr (lr Iswan Akhlr)

2. Bappedalda (Drs. Darma Suardi. MPd3. Bappeda Kota Padang (lr. Rusdi Jamil).1. Dinas Tark-rm (tr. Sirdant)5. Drnas Kehutanan (

6. Dinas Prasarana Wilayah Kota Padang ( [r. YosNasrullah )

7 Dinas Pertambangan ( Ir. Sai' Knsno)8. Fakultas Pertanran Unand (Prot-. Dr. Amnzal

Satdi)9. L,NP (Drs. Rusli Har, MT)10. Padang Ekspres (Sukn Umar)I I Singgalang (Adrial)12. Haluan (Perdiana Pura)

A. Pendahuluan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi

pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan Sumber Daya Alam

(SDA) secara bijaksana, efisien dan memperhatikan keberlangsungan

pemanfaatannya baik untuk generasi masa kini maupun mendatang. (Chan

2OO1\.

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan SDA baik

untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya, telah

memaksa manusia untuk memanfaatkan SDA tersebut diluar kemampuannya,

tanpa memperhatikan tindakan konservasinya sehingga telah menrmbulkan

degradasi atau kerusakan dari SDA yang terbatas tersebut.

Menurut Arsyad (1 989) bahwa penurunan kualitas air dicerminkan antara

lain oleh tidak terkendalinya banjir pada musim hujan, parahnya polusr pada

aliran-aliran sungai, dan yang menghasilkan sedim€nlasi. Dir Indonesta

gamb€ran pernasalahan ini telah terdapat banyak DAS yang mengalami

kerusahan. Sedangkan DAS kritis yang semula berjumlah 22 DAS pada tahun

1984. ;penjadi 39 OAS pada tahun 1992 dan meningkat lagi menladi 60 DAS

knlis prioritas pertama pada tahun 1998.

Pengelolaan DAS merupakan upaya pengendalian hubungan timbal balik

antara sumber daya alam hutan (vegetasi), tanah dan arr dengan sumb€r daya

manusia dan segala aktifitasnya untuk memperoleh hasrl yang optrmal dan estan

tanpa menrmbulkan dampak negetlf seperti banjir, kekertngan, pencemaran a|l.

erosr tanah dan gangguan terhadap ekosistem lainnya.

Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungai

menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan di

dataran banjir, selain dari itu juga terladi akibat hujan setempat di mana

genangan terjadi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga bentuk

potensi banjir tersebut dapat saia terjadi secara bersamaan atau secara terpisah

di masing-masing wilayah banlir.

B. Ruang Lingkup Permasalahan

1. Kota-kota di Indonesia pada umumnya berkembang secara Laissez Faire,

sehingga menampilkan wajah ganda.

2. Kota Padang merupakan suatu entity dan komunitas yang

menggambarkan sejarah dan perkembangan sebuah kota pesisir dengan

dinamika masyarakatnya yang kemudian tumbuh berkembang men.ladi

kota jasa, perdagangan dan industri.

3 Belum efektifnya pengelolaan pemanfaatan lahan / belum sesuai dengan

RUTRK

4 Banlir adalah wulud dan kelebihan kemampuan sunga, menampung dan

mengalirkan kembali air, sehingga teqadilah genangan di dataran banjir

5. Penanganan banjir di kota padang sudah di atasi secara serius sejak

1918

. Kawasan Pasar Mudik

. Kawasan Palinggam

. Kawasan Seberang padang

6. Pada saat sekarang upaya penanganan banjir tetap dilakukan pada

sungai-sungai .

. Batang arau

. 8atan9 arr dingin

. Eatang belimbing

. Eatang laras

C. Tanggapan Peserta

l. Bappeda Padang (Rusdi Jamil)

1. Sudah dilakukan sosialisasi oleh walikota Padang tentang pembangunan

Embung di empat hulu sungai melalur ker;asama dengan UNAND.

sedangkan investor berasal dari Cina dan Pemerintah Pusat.

2. Sumber air bersih di kota padang baru terpakai 60 % untuk masyarakat

kota padang.

3. Rencana pemasangan pembangkit listrik mikro hidro di hulu sunga

batang kuranji dan batang kandis dengan jaringan terpasang 260 mega

wan.

4. Diskusi ini hendaknya berlanjut ke forum yang lebih besar yang juga di

ketahui oleh anggota dewan yang baru.

5. Penyaluran dana untuk imprastruktur yang rusak, sudah dikeluarkan dana

sebesar 30 Miliar.

6. Setiap tahun ada reboisasi di daerah kawasan hulu atau daerah rawan

peneoangan

7. Telah dilakukan keqasama Kota Padang dan Solok untuk konservasi

sumberdaya alam khususnya sumberdaya air

ll. Dinas Tarkim (lr. Sirdani)'l . Penanganan banjir selama ini di Kota Padang baru dilakukan secara

parsral, banjir ttmbul setempat-setempat, drainase tidak mengalir, contoh

pembangunan jalur dua di jalan sudirman, terlihat tidak ada koordinasi.

2. Pemda tidak konsisten dengan penggunaan lahan

3. Pembenan izin kepada developer hanya untuk saluran tersler

4 Sudah ada PON penyangga banir di kota Padang contoh dt Pantat Purus

dan Tanggul Hitam

5. Dalam penanganan dratnase harus ditangant dulu saluran pnmer dan

sekunder baru saluran tersier

lll. Bappedalda ( Ors. Darma Suardi )

1. Bila lamanya air tergenang yang dikatakan banjir

2. Penanganan masalah ban1ir sangat terkait dengan masalah sampah,

dimana dampak sosial yang diawali dengan sikap dan prilaku masyarakat

dalam melihat banjir.

3. Pemda harus membuat Drainase besar dibawah tanah dengan dalam

lebih kurang 2 meter seperti yang sedang dibuat di Kota Medan sekarang

lV. Dinas Pertambangan ( Saik Kresno )

1. Prilaku masyarakat dalam melihat drainase sebagai saluran atau tempat

membuang sampah

2. Pembuangan samapah yang sembarangan oleh masyarakat harus

ditindak tegas melalui ketentuan yang berlaku dengan melibatkan aparat

kelurahan contoh masyarakat membuang sampah di sungai di Siteba.

3 Setiap rumah, hotel, plaza, pertokoan, perkantoran dll harus membuat

sumur resapan contoh Minang Plaza

V. Universitas Negeri Padang ( Rusli Har )

1 Untuk membangun embung dan kolam retensi harus ada studl geo

hidrologi, hidrologi.

2. Harus ada kerjasama lintas daerah Kabupaten/Kota untuk menangan

masalah banjir

3. Harus ada kerjasama lintas Institusi

4. Pemda harus menetapkan daerah konservasi secara tegas

5. Lemahnya sangsi hukum terhadap pelanggaran pembangunan

6. Harus dilakukan sosialisast kepada masyarakat dalam penanganan

masalah ban jir

7. irtelakukan pengawasan secara ketat terhadap kawasan ban,lr

8. lvleningkatkan dan mengembangkan manalemen 8anltr dan sampah

Vl. Universitas Andalas ( Prof. Dr. Amrizal Saidi )

1 Di Kota Padang banyak dilakukan pembangunan pada daerah - daerah

cekungan, akibat meningkatnya lumlah p€nduduk.

2. Curah di Padang pernah mencapai 300 mmihart

3. Banyak saluran drainase di perumahan tidak jalan atau tidak sampai ke

saluran pflmer

4. Setiap rumah harus ada sumur-sumur resap€n terutama di kawasan

komolek oerumahan

5. Untuk membangun dan mengembangkan daerah hulu harus konsistensi

dengan penelitian

6. Harus ada pengendalian air saluran (limbah) di komplek perumahan

Vll. Balitbang Propinsi ( Agusli Taher )

1. Setiap rumah/kantor harus punya daerah resepan

2. Pembuatan Drainase yang lebih besar di bawah Kota Padang

3. Manajemen Banjir yang terkait dengan sampah dan dratnase

Vlll. Dinas Prasarana Wilayah Kota Padang (lr. Yos Nasrullah )

1. Ker.iasama Litbang PSDA Bandung dengan Padang dalam penelitian

pembuatan embung di . a) Lubuk Paraku, b) Eatang Anai, c) Batu Busuk

2. Kota Padang terlambat dalam mentngkatkan partisipasr masyarakat dan

sosialisasi dalam pembebasan lahan untuk dijadikan proyek

pemoangunan oratnase

3. Kurangnya sosialisasi fungsr drainase kepada masyarakat

lX. Dinas Kehutanan

1. Kegiatan penanggulangan banlir sudah diprogramkan oleh dinas

kehutanan melalui kegtatan konservasr dan reboisasi yang diberikan

kepada masing-masrng daerah kabupaten/kota

2. Untuk daerah hulu kita sudah programkan melalui proyek pusat untuk

kegiatan reborsasi, konservasi dan gerakan nasronal rehabilitast hutan

dan lahan ( GNR-HL )

3. Pemanfaatan lahan dalam Tata Ruang harus dikaii kembali

KESIMPULAN

1. Untuk kedepan harus ada konsep manajemen air (hidrologi) banjirdan sampah dengan fokus :

a. Membangun waduk serbaguna yang dapat dijadikan aspek penting

datam penanganan banjir di Kota padang.

b. Pembangunan embung dr Hulu yang terkart dengan kawasanpertanian

c. Membangun kolam retensr di daerah cekungan/depresi2. Konsep Manajemen sampah yang terkait dengan :

a. Sosialisasi tentang sampah

b. Pengawasan

c. Penegakan hukum

d. Teknologi Daur ulang sampah

e. Penggunaan dan pemanfaatan kompos oleh masyarakat, dinaspenamanan dan pertanian kota

3. Melakukan pengawasan di daerah kawasan hulu yang terkait dengan

a. Penebangan hutan

b. Penebangan liar

c. Menerapkan sistem pertanian yang lebih konservasi4. Kerjasama lintas wilayah dalam penanganan banjir yang terkait

dengan:

a. Pembangunan embung

b Reboisasi

c Penebangan hutan

d. Konservasi

e. Peladang berpindah

5. Prioritae perbaikan Drainase yang terkait dengan :

a. Sistem drainase

b. Ukuran drarnase

c. Peningkatan dana

6. Konsep perumahan bebas banjir:a. Setiap rumah punya sumur resapan

b. tvlembangun kolam resapan di fasilitas umum

c. Saluran drainase harus menyambung ke saluran utama (prrmer)

d. Saluran drainase utama terbuka dan dalam

7. Unit-unit penanganan sampah

8. Harus jelas batas daerah konservasi atau sumberdaya alam

9. Konsep sosialisasi yang terkait dengan prilaku sosial masyarakat

dalam melihat masalah banjir

a. Manajemen apa yang diperlukan

b. Kerjasama Pers dan Pemda

c. Adakan secara reguler lomba kelurahan terbersih dan terkumuh

diumumkan di mas media

'l0. Keterkaitan matriks prognm lintas instansi :

a. Yang berhubungan dengan Sumberdaya di Hulu antara Dinas

pertanian dengan dinas kehutanan

- GNR-HL

- Konservasl

- Penebanqan hutan dll

b. Yang berhubungan dengan sumberdaya Hiiir antara Dinas Tarkim

dengan Bappeda, Dinas pertarna, masyarakat dan real estate

c. Pengelolaan sampah bisa terkajt dengan pembuatan kompos untuk

pertanian dan pertamanan, industri dan energi

d. Yang terkait dengan PU, Bappedalda dll

'11. Proses Penegakan Hukum

a. Penebangan Hutan

b. Persampahan

- Sistem di Kota

- Sistem di kelurahan

- Siapa yang bertanggunglawab

- Penggunaan Tata Ruang

- Pencema ranllim bah

12. Meningkatkan dukungan Riset

a. Pembangunan kawasan embung

b. Pembangunan kolam retensi

c. Pembangunan Drainase dibawah kota

d. Kualitas Sumberdaya Air (yang dimanfaatkan masyarakat) dan untukpembangunan lainnya

e. Kualitas Komoos

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN AKHIR

KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJIRDI KOTA PADANG

Oleh:TIM Balitbang

Prof. Dr. Isril 8erd, SU (Koordinator Penulis)Dr. Ir. Agusli Taher, MS (Anggota)

Wilson, S.Sos (Anggota)

BIDANG PENGEMBANGAN PEN ERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PADANG2004

OAFTAR ISI

PERMASALAHAN

.1

6

I11

to

't '7

23

JO

... 18

ill BANJIR DAN DILEMANYA .. . . ,,,

KAJIAN STRATEGIS PENANGGULANGAN BANJ IR

DI KOTA PAOANb

Oleh : Prof. Dr. lr. H. lsril Berd, SU.

I. PENOAHULUAN

Sejak dilaksanakannya Konperensi Intemasional mengenat Human

Enviroment di Stockholm, Swedia tahun 1972 dan Konperensi Tingkat Tinggt

(KTT) Bumi yang diselenggarakan di Rio Janeiro, Brazil tahun 1992, rssue

lingkungan hidup dan pembangunan berkelanJutan telah menJadi agenda

yang tidak dapat ditunda-tunda pelaks anaannya dan bahkan pengkajian

secara komprehensrf terhadap kesepakatan KTT Bumi di Rio de Janeiro

tersebut telah dilaksanakan dalam bentuk KTT Dunia tahun 2002 di

Johannesburg, Afrika Selatan salah satu aspek penting yang dibicarakan

adalah tentang kualitas sumberdaya air dan pengelolaannya. (Wbisono.

2001, Chan. 2001).

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasr

pada oemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan Sumber Daya

Alam (SDA) secara bi.iaksana, efisren dan mem perhatikan keberlangsungan

pemanfaatannya baak untuk generasi masa kini maupun mendatang. (Chan.

2OO1\.

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan SDA

baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya

telah memaksa manusia untuk memanfaatkan SDA tersebut diluar

kemampuannya, tanpa memperhatikan tindakan konservasinya sehingga

telah menrmbulkan degradasi atau kerusakan dari SDA yang terbatas

tersebut.

Kalau dilihat dari permasalahan pertum buhan penduduk dalam

pembangunan yang makin meningkat sesuai dengan pertumbuhan ekonomt

sehingga telah menimbulkan proses alih fungsi lahan secara cepat dan besar

serta adakalanya tanpa memperhatakan aspek tata ruang' konservasl tanah

dan lingkungan, dampak dan pendayagunaan SDA pada suatu Daerah Aliran

Sungai (DAS) secara intensif akhir-akhrr rni menunjukkan gejala degradasl

fungsr lingkungan yang dapat mengganggu kelngsungan hidup terutama bagl

generasi mendatang. Gelala degradasii fungsi tersebut, antara lain ditandal

dengan fluktuasi debit air sungar yang semakin taiam' pendangkalan arus

sungai, degradasi dasar sungai, pencemaran berskala berat di sungai

semakin berkurangnya kapasitas tam pung sum ber air karena terdesak

lingkungan permukiman dan tumpukan limbah padat muatan sedlmen

(Sjarief, 2001)

Menurut Arsyad (1989) bahwa penurunan kualitas air drcerminkan

antara lain oleh tidak terkendalinya banjir pada musim hujan, parahnya polusi

pada aliran-aliran sungai, dan yang menghasilkan sedimentasi. Dii Indonesia

gambaran permasalahan ini telah terdapat banyak DAS yang mengalami

kerusakan. Sedangkan DAS kritis yang semula berjumlah 22 DAS pada

tahun 1984, menjadi 39 DAS pada tahun '1 992 dan meningkat lagr menjadi 60

DAS kritis prioritas pertama pada tahun 1998 mengakibatkan DAS hilang

kemampuannya untuk menyimpan air di musim hujan, seperti halnya Sungai

Cimanuk debit sungainya sangat fluktuatif dimana pada musrm hujan

debitnya 6OO mr/dt sedangkan di musim kemarau debrtnya hanya 2O mr/dt

besaran dan frekuensi banlir semakin meningkat, sedimentasi dan

pendangkalan di waduk sungai. (Sjarief, 2001 )

Salah satu parameter yang dapat menunjukkan rusak dan tidaknya

suatu DAS adalah masalah erosi yang menghasilkan sedimen besar

Sedimentasi yang akan terladi dan yang dapat diprediksi dan hasil sedimen

pada suatu DAS, dan brla hal ini memang teladi akan menyebabkan banyak

kerugran terhadap bangunan-bangunan air yang ada, seperti yang telah

terjadi pada bangunan Waduk Wonogin atau waduk-waduk larnnya. Selak

dioperasikannya pada tahun 1 981 hrngga kini. Dalam penode yang singkat

tersebut, waduk telah mengalam i pendangkalan akibat sedimentasi yang

besar. Dalam perencanaan awal laiu sedimentasi diperkirakan sebesar 2

mm/tahun dan dengan perkiraan umur waduk selama 'l 00 tahun. (Arsyad,

1989)

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Direktorat Penelitian Masalah

Air - DPMA (1982) dari pengukuran langsung di lapangan dan perhrtungan

kehilangan tanah potensial karena erosi dengan metode Universal Soil Loss

Equation (USLE) diperoleh hasil laju sedimentasi sebesar 7,7 mm/tahun pada

Waduk Wonogiri.

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahur bahwa telah terjadi

penIngkatan lalu sedimentasi dari perkiraan perencanaan awal. Selanjutnya

tim peneliti Unrversitas Gajah Mada (1984) menyatakan dari 24 penampang

lintang di lokasi Waduk Wonogiri telah teqadi pengendapan sedimen.

sehingga volume waduk berkurang sebesar 3, 15% per tahun.

Pengelolaan DAS merupakan upaya pengendalian hubungan timbal

baljk antara sumber daya alam hulan (vegetasi), tanah dan air dengan

sumber daya manusia dan segala aktifltasnya untuk memperoleh hasil yang

optimal dan lestafl tanpa menimbulkan dampak negatif seperti banjir.

kekenngan, pencemaran air, erosi tanah dan gangguan terhadap ekosistem

lainnya (Engkah 1987 ; Wersum 1979).

Blla diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota telah membenkan

implikasr luas terhadap pola dan struktur tata ruang kota. Penambahan

jartngan prasarana transportasa dan penambahan sarana pelayanan sosial.

ekonomi dan budaya telah mengubah pola dan struktur tata ruang Kota

Padang dan waktu ke waktu.

lmplikasi tersebut luga berpengaruh banyak terhadap peluang banlir

yang juga daperparah oleh berbagai faktor alam lainnya seperti sungar, laut

dan dratnase. Sedangkan faktor manusia lebih kepada kedisrplinan warga

kota menjaga lingkungannya seperti membuang sampah yang tidak pada

tem patnya.

Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungai

menampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan di

dataran banjir, selain dad itu juga terjadi akibat hujan setempat di mana

genangan terjadi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga bentuk

potensi banjir tersebut dapat saja terjadi secara bersamaan atau secara

terpisah dr masing-masing wilayah banjir.

Eanyak usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi banlir dangenangan arr yartu antara lain dengan menangkatkan iungsi saluran drainase

melalur normalisasr sungai dan saluran, rehabrljtast saluran,, menambah

lanngan saluran dralnase. Namun demtkian, genangan atau banjir tersebut

belum sepenuhnya dapat diatasi, terlebih iagr apabila terladi hulan lebat yang

datangnya bersamaan dengan air pasang melaluii muara sungat yang ada.

Untuk mengatasi

perlu kajian yang lebih

holistik.

masalah banjir dan genangan air ini di Kota Padang

dalam dan ditanggulangi secara komprehensif dan

II. RUANG LINGKUP PERMASAL.AHAN

Kota-kota di lndonesia pada umumnya berkembang secara Larssez

farre. tanpa dilandasi perenclnaan kota yang menyeluruh dan terpadu.

Kecuali pada kota-kota baru yang memang direncanakan seJak awal sepertl

Tanlung Pura atau Tembaga Pura sehingga mampu menghadaprl

oertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang pesat pula

Oleh karena rtu bukanlah suatu pemandangan yang aneh brla kota-

kota besar di lndonesia menampilkan walah ganda. Di satu sisti terlthat

perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam wulud

arsrtektur moderen disepanjang tepi Jalan utama kota. Dt balik semua

kemegahan tersebut terlrhat men.iamumya lingkungan kumuh dengan sarana

dan prasarana yang tidak mencukupl.

Sungai yang semula mengalir jernih dan mengemban tinggr sebagai

salah satu sumber kehidupan penduduk, tidak lagi dapat melanJUtkan

fungsinya karena kadar pencemarannya sudah melampaui ambang batas-

Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyak tersedia, beralih fungsi

untuk bangunan yang makin memperpadat ruang Kota.

Begitu iuga halnya dengan Kota Padang, bila dilihat dari per;alanan

sejarah panjang Kota Padang seiak tahun 1669 hingga keberadaannya

sampai saat ini, menunjukkan bahwa Kota Padang rnerupakan suatu entlty

dan komunitas yang menggambarkan sejarah dan perkembangan sebuan

kota pesisir dengan dinamrka masyarakatnya yang kemudian tumbuh dan

berkembang menladi kota Jasa. perdagangan dan rndustri Dii zaman

kemerdekaan sampai dekade tahun 199O-an kota Padang diperhrtungkan

sebagai salah satu kota utama di Pulau Sumatera khusr:snya dr bagian

Barat/Tengah. Namun dalam beberapa tahun terkahrr khususnya sejak

dibedakukannya undang-undang otonom ii daerah dan semakin meningkahyapengaruh globalisasi perkembangan kota-kota di Pulau Sumatera semakinmen,ngkat.

Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh

perKembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan sosial ekonomiyang berlangsung. Hal ini mempengaruht pergeseran penggunaan lahan

yang kurang produktif menJadi peruntukkan yang lebih produktif. pergeseran

penggunaan lahan tersebut secara mudah akan dapat tedihat dari tumbuhdan berkembangnya bangunan-bangunan baru untuk menampung kegiatan-

kegratan permukiman, perdagangan, jasa maupun industn

Berangkat dari gambaran dinamika kota tersebut, dengan

berkembangnya berbagai kegiatan fasilitas pemukiman disepanjang jalan

arten dan kolektor menunjukkan adanya perkembangan kota yang belum

sesuar dengan konsep lingkungan permukiman yang semula mengharapkan

fasilitas permukiman berkelompok di pusat-pusat permukiman sehinggadapat diperoleh efektifitas pemanfaatan lahan dan fasilitas kota yang optimal.Di lain pihak perkembangan real estate, kawasan permukiman serta

kegiatan-kegiatan perdagangan dan jasa dalam bentuk hot-spot - hot-soot

secara trdak terarah mengindikasikan belum efektifnya pengelolaanpemanfaatan lahan sebagaimana telah di buat dalam Rencana Umum Tata

Ruang Kota sebelumnya.

Banjir adalah merupakan wujud dari kelebihan kemampuan sungaimenampung dan mengalirkan kembali air, sehingga terjadilah genangan di

dataran banjir, selain dari itu juga terjadi akibat hujan setempat di mana

genan9an ter.1adi, serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga bentukpotensi banjrr tersebut dapat saja teriadi sec€ra bersamaan atau secaraterpisah di masing-masing wilayah banjir.

Bila diperhatikan bahwa perkembangan fungsi kota terah memberikanimplikasi luas terhadap pora dan struktur tata ruang kota. penambahan

Janngan prasarana transportasi dan penambahan sa€na pelayanan sosial,ekonomr dan budaya telah mengubah pola dan struktur tata ruanq KotaPadang dan waktu ke waKtu.

lmplikasi tersebut luga berpengaruh banyak terhadap peluang banliryang.Juga diperparah oleh berbagai faktor alam lainnya seperti sungat, lautdan drainase. sedangkan faktor manusia rebih kepada kedisiprinan waroakota menjaga lingkungannya.

Penanganan banjir di Kota padang sudahdimulai secara senus sejaktahun '1918 yang ditandai dengan membangun berbagai saranapengendalian banjir seperti banjir kanal dan pintu_pintu air membagikelebihan volume air untuk mengantisipasi banjir melanda kawasan pasarMudik, Palinggam dan Seberang padang. Upaya tersebut dilakukan hampir100 tahun yang lalu_ Sekarang Kota padang bertambah luas menjadi 694,96Km2 dan 486,209 km2 merupakan wilayah berbukit merupakan hulu_huluDAS serta terdapat 5 ariran sungai besar dan 16 ariran sungai kecir, curahhujan yang tinggi yaitu 4.598 mm/tahun (2oo2) dan banyak daerah randar dancekungan di daerah dekat pantai yang nyaris rebih rendah dari aruspermukaan laut serta terjadi pula pertumbuhan yang menjamur dari kawasanpermukiman, sekolah, perdagangan, perindustrian dan penambahaninfrastruktur lainnya yang makin memperparah terhadap ancaman banjir diberbagai kawasan Padang Selatan, Lubuk Begatung, Kuranji, Koto Tangah.Nanggalo, Padang utara dan Bungus Teruk Kabung terutama di daerah dekatpantai diperparah dengan ancaman air pasang laut di muara sunqai danlerakum ulasi di wilayah black swamp.

Upaya pengendalian baniir tersebut sampai saat ini masih dilakukan

yaitu penanganan sungai-sungai Batang Arau, Batang Air Oingin, Batang

Kuranji, Eatang Belimbing dan Batang Laras sepanjang 21'11 km serta

rehabilitasi drainase Purus, Ulak Karang sepan.iang 8,22 km dan normalisasi

BanJir Kanal sepanJang 6,8 km (tahun 2001). Namun banjir dengan berbagai

skala selalu sala hampir setiap tahun mencekam manjadi langganan tetap

Kota Padang.

Oleh karena itu sebagai kota yang mengemban banyak fungsi, selain

sebagai pusat aktifitas sosial ekonomi dan sosial budaya, Kota Padang

merupakan lbukota Propansi Sumate€ Barat dan menjadi onentasi

perkembangan bagi wilayah lainnya di Propinsi Sumatera Barat. Selain itu

Kota Padang menjadi pusat koleksi{istribusi yang mempunyai akses keluar

Propinsi Sumatera Barat, baik akses yang ditunjang oleh transportasi darat

maupun transportasi laut dan udara.

Bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan dalam kebijakan

pembangunan dan meluasnya pengaruh globalisasi dalam berbagai bidang

kehidupan, maka pengembangan Kota Padang ke depan harus dapat

mengakomodasi dan menampung tuntutan dan kebutuhannya sebagai

sebuah kota yang mengarah menjadi Kawasan Perkotaan Metropolitan

dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.

A. Masalah Teknis

Terkait dengan persoalan diatas maka terdapat beberapa masalah teknis

yang menyebabkan terjadinya banjir di perkotaan

1. Dataran Banlir berkembang atau dikembangkan menjadi kawasan

budidaya seperti pem ukiman/perkotaan, industri, pertanian dan

2.

sebagainya tanpa mempertimbangkan adanya resiko banjir, sehingga

kawasan yang mengalami masalah banjir meluas dan tahun ke tahun.

Terjadinya perubahan uiatak banjir (debit banjir semakin membesar)

sehingga menurunkan kinerja sistem pengendalian banjir yang ada

contoh; q-100 tahunan sungai Ciliwung di manggarai ; 370 mr/dt pada

tahun 1973 (nedeco) menjadi 570 m3/dt pada tahun 1996 0ica).

Upaya struktur/sistem pengendali banjir dan drainase hanya untuk

mengendali banjir s/d besaran banjir tertentu (sistem pengendali banjir

dengan debit banjir rencana 5-100 trahunan, dan sistem drainase 2-1o

tahunan) dan bukan banjir yang terbesar. Sistem yang ada pada

umumnya belum disiapkan untuk mengantisipasi terJadinya debit

banjir yang lebih besar dalam rangka flood damage management.

Pembangunan bendungan dengan banjir pmf mensyaratkan adanya

dam break analysis, namun persyaratan itu tidak berlaku untuk

tanggul, pada hal resiko terjadinya kerusakan/bobol pada tangguljauh

lebih besar.

Terdapatnya kerancuan antara sistem pengendali banjir dan sistem

drainase di kawasan permukiman/ perkotaan.

Perencanaan dan pengoperasian sistem pengendali banjir termasuk

prakiraan dan peringatan dini tidak tepat dan akurat akibat terbatasnya

data dan informasi yang besar dan berlanjut.

Terbatasnya iptek yang menunjang perekayasaan di bidang sungai

sehingga sering terjadi kesalahan dan kegagalan akibat pendekatan

yang keliru. Namun kesalahan dan kegagalan

(perencanaan, pelaksanaan dan oip) pada umumnya selalu dianggap

akibat alam (bencana alam); yang secara tidak langsung menghambat

bahkan menghentikan laju pengembangan teknik perkayasaan di

bidang sungai.

4.

5.

o_

7.

10

8. Pembangunan ( permanen) prasarana dan sarana pengendali banlir

sering kali menggunakan mekanisme penanganan darurau mendesak

akibat teqadinya bercana alam, sehingga kualitas pekeqaan rendah.

Hal tsb terladi karena mekanime penanganan, krlteria dan batasan

bencana alam yang belum 1elas.

9. Karakter sungat yang spesrfik dan dinamrs serta tewrbatasnya litbang

untuk menuniang perekayasaan di bidang ini menrmbulkan hasil

rekayasa yang kurang efektif danefisien.

10. Kinerla sestem pengendali banjir semakin menurun akibat terbatasnya

kegiatan o&p,

B. Masalah Non Teknis

Disamping masalah teknis, juga terdapat masalah non teknis penyebab

terjadinya banjir di perkotaan ,

1 Belum terdapat kesamaan persepsi dan pengertian di kalangan

stakeholders tentang masalah banjir dan upaya mengataslnya.

Sehingga mengakibatkan kontra produktif terhadap penc:paian tujuan

penanganan masalah.

2. Belum dipahaminya fenomena alam yang dinamis menimbulkan

terjadinya kerancuan, kesalah fahaman, simpang siur dan misleadlng

yang antara lain dapat memicu timbulnya ciass action.

3. Masyarakat di dataran banjir belum memahami dan menyadan adanya

resiko tergenang banlir, kineria sistem pengendalian banlir dan

drainase yang terbatas yang menyebabkan teriadi over confidence

dan over investment pembangunan di datran banjir yang bisa terjadi

kapan sa1a, sehrngga tidak siap bila sewaktu-waktu terjadi banJir.

4. Terdapat potensi konflik antar daerah sehubungan dengan batas

administrasi yang berbeda dengan batas DAS atau wilayan

11

sungai.Belum ada pengaturan yang jelas yang dikaitkan dengan

pelaksanaan otonomi daerah. termasuk sistem trade off antara

pemanfaatan di hilir dan konservasi di hulu.

5. Masih sedikit dan rendahnya SDM yang spesialisasi dan profesronal

dibidang banlir. Sehingga tidak sebanding dengan masalah banJir

yang begitu kompleks yang sedang dihadapt.

6. Penegakan hukum dan pengawasan terhadap pelanggaran

lingkungan belum berlalan dengan baik.

Selanjutnya dapat juga disimak secara keseluruhan maksud Penyusunan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kota Padang 2004-201 3 dapat

dimengerti sebagai suatu sikap kepedulian terhadap pembangunan kota

yang berwawasan lingkungan sebagai berikut.

a. Penjabaran dan Rencana Tata Ruang Wlayah (RTRW) Propinsi

Sumatera Barat.

b. Pedoman dalam .

. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang kota.

. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan

perkem bangan antar wilayah kota serta keserasian antar sektor.

. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah

dan atau masyarakat.

. Penyusunan rencana detail/rincr tata ruang kota.

. Pelaksanaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagi

kegratan pembangunan

. Menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan.

12

Program konkrit dan strategik di atas adalah dalam rangka

memantapkan tata ruang yang berwawasan lingkungan dan sekaligus untuk

menanggulangi banjir secara totalitas dan simultan.

Eerangkat dari latar belakang dan kerangka pemikiran di atas, maka

dalam diskusi aktual ini, diharapkan diperoleh informasi dan pemikiran yang

lebih nyata untuk dapat melakukan opsi terhadap perumusan kebijakan yang

tepat untuk pengendalian banjir di Kota Padang.

13

III. PERKEMBANGAN KOTA, BANJIR DAN DILEMANYA

A. Karakteristik Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kawasan yang

dibatasi oleh pemisah topografi yang menampung, menyimpan dan

mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya ke sungai yang akhirnyabermuara di danau atau lautan (Manan, 1979).

Daerah aliran sungai merupakan ekosistim yang didalamnya teqadi

interaksi antara faktor-faktor biotik (flora dan fauna) dan faktor-faktor fisik(tanah dan iklim). Interaksi ini dinyatakan dalam bentuk keseimbangan "inpuf

dan "output' air serta hasil sedimen yang dikeluarkan, dan hal ini akanmencirikan keadaan hidrologi ekosistim tersebut.

Hubungan Fungsi ekosistim DAS secara skematis dapat dilihat pada

Gambar 'l berikut :

CURA}I HUJAN = M.A.SIJKA.N (T.'\,

KELUARAN = F(DAS/[)Debit. kadar lumgt,-, dst

Gambar 1. Fungsi Ekosistem DAS (Haryanto, dkk 1990)

14

Pada GambailI di atas dapat dilihat bahwa curah hujan merupakan

masukan pada suatu DAS, yang akan dipengaruhi oleh kom ponen-komponen

vegetasi, tianah dan sungai. Dalam hal ini DAS berfungsi dalam memproses

air hujan tersebut menjadi air tanah, a[ aliran, arr sungar yang membawa

bahan-bahan tersuspensi dan mengendapkannya pada tempaltempat

cekung, dataran banjir dan sepanlang sungai atau meneruskannya ke laut

atau ke danau. Di samping itu, manusia dengan ilmu pengetahuan dan

tekhnologinya dapat merobah kom ponen-kom ponen tersebut baik dalam

menghasilkan maupun dan mengurangi dan menambah keluaran akibat dari

trdakan-tindakan yang dilakukannya dalam lingkungan DAS tersebut,

Daerah aliran sungai mempunyai penlaku/karakter yang berbeda satu

sama lain. Karakter sungai dalam bentuk, ukuran, kemiringan dan panjang

sungai dengan ditambah keadaan vegetasi dan geologi, semua hal tersebut

akan mempengaruhi debit sungai, corak banjir pengaliran dasar.

Berdasarkan karakteristik pengalirannya, daerah aliran sungai dapat

digolongkan dalam tiga macam bentuk (Sosrodarsono dan Takeda, 1985)

yartu:

1) Daerah aliran sungai bentuk bulu burung, di daerah kiri dan kanan sungai

terdapat anak-anak sungai. Daerah aliran yang demikian mempunyai

debit banjir yang kecil oleh karena waktu tiba ban.iir akan berlangsung

2) Daerah aliran sungai radikal, anak-anak sungai meng konsentrasikan ke

suatu titik secara radiai. Pada daerah aliran dengan corak ini, apabila

terjadi banjir maka ban.jir tersebut akan lebih besar di dekat titik

pertemuan anak-anak sungai.

lf,

3) Daerah aliran sungai berbentuk paralel, terdapat dua jalur atau lebih

daerah aliran yang bersatu di bagian hilir. Banlir akan terladi disebelah

h ilir titik pertemuan sungai.

Daur hidrologi adalah rangkaian peristiwa yang teriadi dengan air

mulai dan saat air jatuh ke bumi hrngga diuapkan kembali ke udara untuk

kembali latuh ke bumi. (Sosrodarsono dan Takeda. 1985).

Daur hidrologi merupakan suatu sistem yang dinamik tertutup yang

berarti tidak ada masukan (input) atau keluaran (outout) aar, yang ada hanya

masukan energi yang mengatur perpindahan air dari suatu tempat ke tempat

lain, dari laut dan ke atmosfir, dan dari atmosfir ke darat, dari darat ke laut

dan seterusnya. Karena siklus hidrologik merupakan suatu sistem yang

tertutup maka pada siklus ini selalu terjadi keseimbangan antara masukan

dan keluaran pada suatu periode tertentu dikenal dengan istilah neraca air

(Water Balance).

B. Kerusakan Sistem DAS

Kerusakan DAS memang suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri

keberadaanya. Laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan

konsentrasi pada wilayah tertentu menyebabkan alih fungsi lahan pertanian

(cultivated land) ke lahan bukan pertanian (non cultivated /and), seperti

perm ukaan .ialan cendrung sulit dikendalikan. Bahkan saat ini banyak

ditemukan penggunaan lahan melampaui daya dukungnya. Pembabatan

hutan, budidaya tanaman pangan pada lahan berlereng terjal tanpa

konservasi tanah dan air yang memadai merupakan beberapa ilustrasi

penyeb ab rusaknya sistem hidrologi DAS

Kerusakan tersebut ditandai dengan menurunnya kemampuan DAS

dalam menyera, menyimpan, dan mendistribusikan air hujan pada musim

to

hbujan. Akibatnya, tambahan €dangan air tanah pada musim hujan sangat

terbatas sehingga pasokan air dimusim kemarau rendah. Pasokan ari yang

rendah di musim kemarau menyebabkan pertumbuhan vegetasi semakin

terbatas karena pada awal musim hujan kemampuan DAS menyerap dan

nranahan aliran permukaan sangat rendah sehingga sebagaian besar hujan

ditransfer menjadi debit sungai dan terjadilanh banjir

C. Antisipasi Banjir

Ada solusi praktis, murah dan dapat memberikan keuntungan langsung pada

petani dalam antisipasi dan minimalisasi dampak ban1ir yang terjadi

belakangan ini, yaitu melalui panen hujan dan aliran permukaan. Solusi ini

tentu harus didukung oleh penatagunaan lahan sesuai dengan

kemampuannya agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. lmplementasinya

dilakukan dengan menampung dan menyimpan sebagian volume air hulan

dan aliran permukaan secaEr alamiah (dengan menanam vegetasi), maupun

secara artifisial dengan pembuatan embung dan rorak di seluruh permukaan

DAS yang memungkinkan (Gambar 2).

Hulan

,\ lr r.r n

flf rm u k.l,r

,\ rr'.r I tn1',ast

17

D. Pola Perkembangan Kota dan pusat pelayanan

Terbentuknya sebuah kota bermula dari bermacam bentuknya danbegitu juga proses perkembangannya. Setidaknya terdapat tiga teori utamayang menggambarkan pola perkembangan kota yang selama ini dijadikanbahan kajian di dalam mengidentifikasi kecjnderungan pola pengembangan

suatu kota serta pola pengembangan kota di masa mendatang dan juga

dipengaru hi oleh lingkungannya sendiri yaitu .

1. Teori Lingkaran Konsentrik (Concentnc Zeno Theory) yang dikembangkanoleh Ernest Eurgess ('1923). Teon ini mengidentifikasr 5 zona penggunaan

tanah, yattu .

o Kawasan pusat kegiatan niaga/usaha (central bussiness district_CBD)yang merupakan pusat kegiatan.

#et||cnlrhrt".- ' :. - :3- CUrKan penggunaan-penggunaan

:. ;enoapa€n renoan.

..- -' ::eory/ d/kemoangkan o/eh Home. Hoyt (/939)

- r .:.a r.umbu\ \rdak {a\aR 1q\a-aq\a\qnsen\ff\. -- ie(ior-sektor dengan jenis-jenis perkem bangan yang

:' '.' - ' : e ^uclei theory) dikembangkan oleh Chauncy- ." . :,- ::..,:-: , -z^ ' 3,15i. yang mengemukakan bahwa pola-pola

:.-'..,^aa", :anan ar0andanq sebaqai serangkaian Qusat, yang (\\as(Rg-

"-as ^: -: -:,- . )- ,,-t. .:-; :eroeda. setrap pusat berkembanq dan^'.a'a...^..' : ----; ::- ._rgsr-fungsi tertentu.

.:.'..32'<?- l3-3a.ar ieori dr atas dan bila dikaitkan dengan

9e:<e-^a^-an 3ca tenggunaan lahan Kota padang yang digambarkan

to

D. Pola Perkembangan Kota dan pusat pelayanan

Terbentuknya sebuah kota bermula dari bermacam bentuknya danbegitu juga proses perkembangannya. Setidaknya terdapat tiga teon utamayang menggambarkan pola perkembangan kota yang selama ini dijadikanbahan kaiian di dalam mengidentifikasi kecenderungan pola pengembangan

suatu kota serta pola pengembangan kota di masa mendatang dan lugadipengaru hi oleh lingkungannya sendiri yaitu

1 . Teori Lingkaran Konsentrik (Concentnc Zeno Theory) yang dikem bangkanoleh Emest Burgess (1923). Teon ini mengidentifikasi 5 zona penggunaan

tanah, yaitu .

. Kawasan pusat kegiatan niaga/usaha (central bussiness district-CBD)yang merupakan pusat kegiatan.

. Zona transisi yang mencampurkan penggunaan-penggu naankomersial dan industn.

. Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah.

. Zona perumahan penduduk commuter.

2. Teori Sektor (Sector theory) dikembangkan oteh Homer Hoyt (1939)

menyatakan bahwa kota-kota tumbuh tidak dalam zona-zona konsentriksaja, tetapi dalam sektor-sektor dengan jenis-jenis perkem bangan yangserupa.

3. Teori Banyak Pusat (Muttiple nuclei theory) dikembangkan oteh ChauncyHarris dan Edward Ullman (1945), yang mengemukakan bahwa pola_pola

penggunaan tanah dipandang sebagai serangkaian pusat, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Setiap pusat berkembanq dariinterdependensi ruang dari fungsi-fungsi tertentu.

Berdasarkan gambaran teori di atas dan bila djkaitkan denganperkembangan pola penggunaan lahan Kota padang yang digambarkan

18

dalam bentuk stadia perkembangan Kota Padang tedihat bahwa pota

perkembangan/penggunaan lahan perkotaan Kota Padang lebih mendekati

teori banyak pusat (Multipel nuclei theory) karena selak periode tahun 199O-

an terladi perkembangan perkotaan.

Apabil ditinjau kembali seperti apa yang telah dikemukakan dalam

Rencana Strategis Kota Padang 2001 - 2005 yang akan datang maka

kelompok perkembangan yang saling terkait (Cluster-cluster) yang

diidentifikasikan dan diprioritaskan pengem bangannya adalah .

a) Cluster pusat kota dengan fungsi utama perdagangan dan jasa.

b) Cluster kawasan Limau Manis-lndarung-Bandar Buat dengan

fungsi utamanya pendidikan dan industri.

c) Cluster Kawasan Lubuk Buaya dengan fungsi utamanya

permukiman dan industri.

d) Cluster Kawasan Bungus Teluk Kabung dengan fungsi utamanya

pengembangan kegiatan pariwisata, pertanian dan perikanan.

e) Cluster Kawasan Air Pacah dengan fungsi utama terminal dan

perdagangan berskala regional.

f) Cluster Kawasan Lindung meliputi pelestarian hutan lindung dan

kawasan kritis.

Untuk itu dalam kaitannya rencana struktur pemanfaatan ruang Kota

Padang perlu disusun rencana sistem pusat-pusat pelayanan yang terdiri dari

Pusat Pelayanan Umum, Sub-Pusat Pelayanan Utama dan Pusat Pelayanan

Kegidan Sub-sub Pusat Pelayanan harus terintegrasi dengan Pusat

Pelayanan Utama, dan Pusat-Pusat Pelayanan Kegiatan harus terintegrasi

Sub-Pusat Pelayanan Utama dan atau dengan Pusat Pelayanan Utama.

19

Sedangkan Sistem pusat-pusat pelayanan

direncanakan sebagai bagian dari Rencana StrukturKota 2013 adalah sebagai berikut:

Kota Padang yang

Pemanfaatan Ruang

1) Pusat Pelayanan Utama

. Mencakup kawasan yang secara historis merupakan pusat KotaPadang (Kec. padang Barat, Kec. padang utara, Kec. padanq Timur.dan Kec. Padang Selatan).

. Fungsinya sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, kegiatan jasadan kegiatan pemenntahan propinsi, kegiatan sosial budaya, kegiatanpanwtsata, rekreasj dan hiburan.

. Skala pelayanan mencakup Kota padang, propinsi Sumatera Baratdan Regional.

2) Sub-Pusat Pelayanan Utama. Lubuk Buaya

Mencakup kawasan di bagian utara Kota padang dan termasukkawasan sekitar Bandara Ketaping. Berfungsi sebagai pusatPelayanan Ekonomi (pasar dan pusat Koleksi_Distribusi produksipertanian), dan pusat pelayanan Transportasi Kota padang danwilayah bagian utara (Kabupaten padang pariaman) dengandukungan sub-term inal.

. Air Pacah

Mencakup kawasan Terminal Regional Bingkuang, Kawasan pusatPerkantoran pemerintahan Kota padang dan Kawasan pusat

Olahraga. Berfungsi sebagai pusat pelayanan Transportasi (darat)Regional (Terminal), pusat pelayanan Ekonomi (pasar temak, pasargrosrr, hotel, pertokoan), pusat Kegiatan Sosial Budaya (Arena pekan

Raya, Perumahan, Sport Center dan fasilitas sosial lainnya), dengan

20

jangkauan pelayanan Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat dan

Reg ional.

. Bandar Buat

Mencakup Kawasan Lubuk Begalung sampai lndarung. Berfungsi

sebagai Pusat Pelayanan Ekonomi (Pasardan Pusat Koleksi-Drstnbusi

produksi pertanian), dan Pusat Pelayanan Transportasi Kota Padang

dan wilayah bagian timur (Kabupaten Solok) dengan dukungan sub-

term inal.

. Tabing

Mencakup kawasan Eks. Bandara Tabing (setelah aktifitas bandara

dipindahkan ke Bandara Ketaping). Berfungsi sebagai Pusat

Pelayanan Ekonomi dalam bentuk Pusat Kegiatan Niaga (Central

Business DistncUCBD) dengan skala pelayanan lingkup Kota Padang

yang didukung oleh penyediaan Mall, Plaza, Hotel, Pusat

Perbelanjaan, dll.

. Teluk Bayur

Mencakup kawasan sekitar Pelabuhan Teluk Bayur. Berfungsi sebagai

pusat pelayanan transportasi (laut) regional dan intemasional.

. Bungus

Mencakup kawasan di bagian Selatan Kota Padang. Berfungsi sebagai

Pusat Pelayanan Industri Perikanan dan Kemaritiman, Pusat

Pelayanan Ekonomi (Pasar dan Pusat Koleksi-Distribusi produksi

perikanan) dan Pusat Pelayanan Transportasi Kota Padang dan

wilayah bagian Selatan (Kabupaten Pesisir Selatan) dengan dukungan

sub-terminal.

3) Pusat Pelayanan Kegiatan

. Anak Air

aa

Berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi (Pasar Induk, pasar

Koleksi Distribusi Produksi Pertanian) dengan jangkauan pelayanan

Kota Padang dan wilayah lGbupaten Padang Pariaman.

Limau Manis

Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Pendidikan dan

Penelitian dalam bentuk Perguruan Tinggi, Pusat Kegiatan pelatihan,

Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kegiatan Studi dan Kajian

Sosial-Budaya dengan skala pelayanan Kota Padang, propinsi

Sumatera Barat dan Regional Pulau Sumatera.

Pasar Baru

Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Sosial Ekonomi dengan

skala pelayanan Kota Padang.

Pasar Raya

Berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Bisnis, pusat Kegiatan

Rekreasi dan Wisata, Pusat Kegiatan Sosial Budaya dan Taman Kota,

dengan skala pelayanan Kota Padang dan Propinsi Sumatera Barat.

Gunung Padang

Berfungsi sebagai Pusat Kelayanan Kegiatan Pariwisata dan kegiatanpelayanan lingkup Kota Padang, Proprnsi Sumatera Barat, Regional

dan Intemasional.

Selanjutnya dapat pula dilihat rencana pemanfaatan kawasanbudidaya Kota Padang sampai tahun 2013 yang akan datang, seperti tertihatpada tabel berikut :

Tabel 1 : Rsncana Pemanfaatan Kawasan Budidaya Kota padang

Tahun 2013

No Jenrs Pemanfaatan Tahun2OA2' | 2013

1.

2.

f,

6.7.8.

Y-

10.11.12.

Kawasan Perumahan dan ParmuktmanKawasan Perdagangan dan Pemragaary'EisnisKawasan IndustrlKawasan Pelayanan Umum dan Sostal-Budaya (Pendidikan, kesehatan,penbadatan, rekeasi, olahraga &p€rkantoran p€m€rintah/swasta )Prasarana Perkotaan (Jalan saluran. TpS.TPA, IPLT, IPA, dII)Jalan Raya (Aneri & Kolektor)Taman KotaPertanian (Sawah, ladang, k€bun,petemal€n dan perikanan)HutanHutang LindungRawa & SungaiPemakamanTanah Kosono & Lainnva tanDa Banounan

5.764.0183, 1

303,0)tt,o

l

690,7 i

135,0 |

16,0 l

8.240,0 I

I

2.€77.gl36.S,0

-^--1ub /,,/ /

90 |13.332.9 |

400800

9 000500

/3U

25060

8.000

2Wl36.s5p i

850?s

9.760Jumlah 69.496 I 69.496

Sum ber : Des 2OO2') Kantor Pertanahan Kota Padang,Hasil Rencana 2003

Data di atas dapat diajukan sebagai salah satu acuan pertimbangan

dalam program penanggulangan ban.lir di Kota Padang secara komprehensifdan holistik baik di daerah hulu DAS sebagai sumber ban.lir maupun hilir DAS

sebagai kawasan penerima luapan banjir tersebut di dalam pota padanq.

E. Lokasi Banjir dan Kebutuhan DrainaseKalau ditinjau sejarah pengelolaan banjir khususnya yang berkaitan

dengan sungai telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda dulu, tepatnyapada tahun 19'1 8. Pada waktu itu. telah dirintis oembuatan banrir kanal dan

ZJ

bangunan pembagi air dengan maksud untuk menghindari kawasan pasar

Mudik, Palinggam dan Seberang Padang dari genangan air atau banjir.

Sedangkan program pengendalian banJir tersebut kem bali dilanjutkan

hingga pada tahun 1992 yang lalu yakni dengan objek utama penanganan

sungai-sungai Batang Arau, Batang Air Dingin, Balang Jirak, Batang Kuranji,

Batang Belimbing dan Batang Laras sepanjang 21 . .1 1 km serta rehabilitasi

drainase Purus, Ulak Karang sepanjang 8,22 km serta normalisasi Banyir

Kanal sepanjang 6,8 km. Proyek yang diselesaikan pada tahun 2001 ini

membenkan dampak yang sangat besar dalam penanganan banjir atau

genangan air di Kota Padang. Namun akibat terjadinya penggudulan hutan

melalui penebangan liar dan perladangan dan juga pengerukan bahan galian

C diseluruh aliran sungai dan drainase dalam kota tidak mencukupi maka

efektifitas dari proyek besar tersebut belum terlihat optimal. Disamping itu

juga terdapat DAS Batang Kandis dan bagian utara Kota Padang yang juga

rawan banjir.

Hal ini dapat dilihat pada peristiwa banjir besar yang terjadi beberapa

kali di Kota Padang sejak beberapa tahun terakhir ini seperti dapat dilihatpada Tabel 2 berikut :

Tabel 2 : Daftar Banjir Besar di Kota Padang (1972 - 1993)

Curah Hujan2 Hari (mm

3 Mei 19734 Apdl 197924 Nopem ber 1 98024 Nopem ber 1 98126 Desember 19825 Mei 19861 Nopem ber 1 98620 Nopember 1 988I Pebruari 1 9922 Juni 'l 993

3.9422.8093.3401.4441.281I.bJU3.450o6z/ ou

1 .309

3932641a A

212128185408)Q1

249127

.A

Dad data Tabel 2 di atas tertihat terladinya banjir punya korelasi yang

erat dengan ketebalan curah hujan yang teriadi. wlayah yang rawan banjir

tersebut terdistnbusi di beberapa kecamatan di daerah dataran antara muara

sungai di Kota Padang. Kecamatan tersebut yaitu Padang selatan, Lubuk

Begalung, Kuranji Koto Tangah, Nanggalo, Padang Utara dan Bungus Teluk

Kabung dan untuk lebih jelas titik rawan ban1ir tersebut yang mencapal

genangan sampai lebih kurang 1 meter, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut

Tabel 3 : Daftar Wilayah Rawan Banjir di Kota Padang

No Kecamatan Lokast'l rnggi

lnganLHIU

0-50

1. Padang Selatan a. Jondul Rawangb. Koto Kaciakc. Pasanq Gadan!

2. Padang Utara a.h

4

Jl. Alai TimurGunung PangilunBelarti BaratBelarti TimurAir Tawar Timur

Lubuk Begalung a. Jalan Arub. Jl. Parek Laweh PamPanganc. Banuarand. Peqambiran

G50

4. Kuranii a.

f.

h.

Jl. M. YunusSimp. Kampung KelawiSimp. Balai BaruSimp. Lapau ManggisJl. Gunung SarikJl. tjtama Komp. TarukoPerum Tarok Indah llJl. Manqqis RaYa Belimt

G.50

0-1005. Koto Tangah

d.e.L

n.

Kawasan Termlnal Ale PacanKamp. JambakSimp. KalumpangLubuk BuayaWisma Indah VJondul TabingAnak AirPadano Sarai

25

o- Nanggalo danOlo Nanqqalo

a. Berok RayaSiteba Rava

HO

Bungus TelukKabung

a. Pasar Labanb. Sarasahc. Cendiha

(FOTJ

Sumber ' Sumber dan Dinas Kimpraswil Kota pading

Dafl data Tabel 3 lokasi ban.lir dan tebalnya genanagan air tersebut,

berdasarkan data Dinas Kimpraswil Kota Padang (2004) bahwa di beberapalokasi banjir minimal diperlukan drainase untuk luas 4.199 ha dengan

0rarnase utamanya melalui sungai yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4 berikut:

fabel 4 : Kebutuhan Drainase Kota padang

No Areal Drainase Luas (ha) Drainase Utama1. I Aie Pacah2. i Pasir Putih3. Tabing4. lAirport5. I Baung Penyalinan6. I Siteba7. ] Sawah Liat8. lKandis9 i Lapai10. I Ulak Karang11

1 Lolong12. ) Atai13. I Purus14 i Jati15. ] Ujung Gurun16. Aur Duri17 i olo Nipah18 | Kali Mati19. I Rawanq Barat

Batang Air DinginBatang Air DinginBatang TabingBatang Belim bingBatang PenyalinanBatang BelimbingBatang KuranjiBatang KuranliBatang KuranjiBatang KuranjiSaluran LolongBanjir KanalBanjir KanalBatang ArauBanjir KanakBatang ArauBatang ArauEatang ArauBatanq Arau

278JUZ300160'1 10

tou240

ttf,

250280

2504 188Total

zo

Temyata masih banyak diperlukan pembangunan drainase di Kota

Padang. Sementara kalau ditinjau dari segi laut penyebab banjir, faktor ini

juga memberi pengaruhnya terutama saat terjadinya pasang dan bahkan

kalau teqadi pula hujan dengan intensitas tinggi akan semakin memperbesar

peluang naiknya air sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air ke

daratan. Kondisi ini juga berpengaruh besar terhadap ketersediaan drainase

atau banjar kanal yang mampu menampung kelebihan air tersebut. Dt

samping itu faktor laut juga sangat berpengaruh terhadap abrasi pantai.

Namun secara umum kondisi Kota Padang cukup baik kecuali arah Selatan

yang membutuhkan pengamanan berupa krib.

Sedangkan liaktor lainnya yang juga sangat berpengaruh adalah

drainase kota, penyebab utama terjadinya genangan air di tengah kota

adalah karena ketersediaan drainase yang masih minim. Saat ini

ketersediaan drainase yang ada berupa saluran sekunder sepanjang 27.439

meter dan saluran primer sepanjang 25.832 meter, yang melayani areal

sekitar 700 ha sementara kawasan rawan banjir mencapai luas sekitar 4.188

Ha, berdasarkan data tersebut tedihat jelas drainase kota masih jauh dari

yang diharapkan yakni 2Oo/o dan kebutuhan mendesak. Jadi kawasan rawan

banjir di Kota Padang masih banyak yang belum bebas dari ancaman

tersebut.

Banyak juga diantara saluran drainase tersebut terputus di tengah

jalan akibat masyarakat tidak mau membebaskan lahan guna pembangunan

drainase dan perlu juga disadari bahwa sawahpun dapat men.jadi sumber

luapan banjir karena sawah punya lapisan cadas kedap air dan juga

pembangunan jalan baru dapat pula memutus dan menghambat aliran

permukaan. Akibatnya, air tidak menemukan saluran pembuangan akhir dan

akan berakibat terjadinya penggenangan di kawasan berpotensi banjir

27

maupun kawasan permukiman. Padahal fungsi utama dari drainase adalahpenyalur air dan kawasan pemukiman ke sungai, menyimpan luapan air laut

ketika pasang tiba dan penampung limpasan banjir dari sungai.

Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari sistem drainase

mayor dan drainase minor. Sistem jaringan drainase mayor terdirr dan 19

sungar dengan total pan.lang sek jtar 124.400 m yang bermuara ke samudera

Indonesia. Sedangkan sistem jaringan drainase minor Kota padang terdiri

dar, jaringan drainase pnmer sepanjang 39.731 m dan drainase sekunder

sepanjang 33.048 m. Kondisi saluran drainase kota sebagian berupa

bangunan permanen dan sebagian masih dalam kondisi sauran tanah.

Kenyataannya jaringan drainase yang ada saat ini belum dapat mengatasi

masalah banjir setiap tahunnya di Kota Padang.

Dalam perencanaan Pemerintah Kota mengharapkan hingga akhirtahun 2013 Kota Padang terlepas dari masalah banjir. Untuk itu perlu

dilakukan upaya-upaya rehabilitasi dan normalisasi, pembangunan saluran didaerah rawan banjir serta pembangunan saluran drainase yang terintegrasi

bagi kawasan-kawasan pengembangan baru dan pembangunan wadukpengendali banjir.

Waduk pengendali banjir dikenal juga sebagai kolam retensr, "kolam

retensi' berfungsi untuk menampung limpasan drainase dan curah hujan

dalam Jangka waktu tertentu, dan baru kemudian dialirkan ke drainase utama

atau sungai setelah air pasang surut.

28

F. Pengaruh Hutan torhadap Pengendalian Banjir

Hutan mempunyai pengaruh terhadap daur air. yaitu terhadap hujan,

peresapan air ke dalam tanah, penguapan air dan aliran sungai. Selain itu.

hutan mengubah gaya erosi air hujan terhadap tanah. Pengaruh hutan

terhadap daur air dan gaya erosi air berkaitan sangat erat.

Hutan dapat dikonversikan menladi berbagai tataguna lahan, yaitu

hutan tanaman industri, lahan pengembalaan, pertanian, dan lain-lain. Perlu

pula dikaji pengaruh konversi hutan men;adi tataguna lahan lain terhadap

aliran air. Dari rum us neraca air tedihat bahwa pengaruh konversi hutan

terhadap aliran air ditentukan oleh perbandingan besar evapotranspirasi dan

suplesi air simpanan pada tataguna lahan yang baru. Apabila

eva potranspirasi dan suplesi air simpanan pada tataguna lahan baru yang

lebih besar dari pada evapotranspirasi dan suplesi air simpanan pada hutan

alam yang digantikannya, aliran air akan menurun. Dan begitu juga

sebaliknya akan terjadi, dimana aliran airakan naik, jika evapotranspirasi dan

suplesi air simpanan pada tata guna lahan yang baru lebih kecil.

Hal ini mengisyaratkan pedunya pengelolaan hutan yang baik di

daerah hulu DAS itu untuk menjamin tersedianya air yang cukup bagi Kota

Padang maupun untuk mengurangi bahaya banjir.

Seperti diketahui bahwa aliran air terdiri atas dua bagian, yaitu aliran

dasar dan aliran langsung yang berasal dan air larian. Sebenamya batas

antara kedua jenis aliran itu tidak jelas. Aliran dasar berasal dan air simpanan

yang mengalir ke sungai dari mata air. Sungai yang aliran dasamya tidak

pernah kenng disebut dengan sungai perenial. Nisbah antara air larian dan

curah hujan disebut koefisien air larian. Koefisien air larian berkisar antara 0

dan '1 . Pada kondisi hujan yang kecil dan tidak lama, semua air meresap ke

dalam tanah dan juga ada yang menguap. Dan bahkan tidak ada air hujan

yang mengalir. Koefisien air larian adalah 0. Sedangkan pada hujan yang

deras dan lebat di tempat parkir, misalnya sebagian besar air hujan mengalir

sebagai air larian. Nili koefisien air larian adalah besar, mendekati 1. Hutan

mempunyai nilai air larian yang kecil antara 0,01 sampai 0,1 . Resiko banjir di

DAS yang berhutan baik adalah kecil. Hutan adalah sumber daya karena rtu,

sudah sewajamya hutan dimanfaatkan. Apabila pemanfaatan hutan dilakukan

dengan cara yang baik sehingga nilai koefisien air lanan tidak meningkat

banyak, pemanfaatan itu tidaklah pedu menyebabkan kenaikan resiko banjir.

Apabila suatu DAS banyak dilakukan konversi hutan menjadi tataguna

lahan bukan untuk pertanian, maka naiklah koefisaen air larian. Jika ini

dilakukan di DAS bagian hulu yang bercurah hujan tinggi, resiko terjadinya

banjir besar, terutama banjir bandang.

Resiko terjadinya banjir dapat dipertinggi oleh faktor topografi dan

curah hujan. Sepertinya halnya dataran tinggi yang dikelilingi oleh

pegunungan dengan curah hujan yang tinggi. Bagian terendah dan dataran

tinggi tersebut mengalir melalui daerah yang sangat landai sehingga air tidak

dapat mengalir dengan cepat. Sungai ini mempunyai anak sungai yang

berasal dari daerah pegunungan yang mengelilinginya dan yang bercurah

hujan tinggi serta jarak dari pegunungan itu ke sungai adalah pendek dengan

lereng yang curam. Dengan demikian, masuknya air dari anak-anak sungai

ke dalam sungai utama pada waktu yang bersamaan dan jumlah yang besar

adalah tinggi, terutama dalam musim hujan. Lagi pula, banyak anak-anak

sungai berdekatan, sehingga at dari pegunungan yang terkumpul melalui

anak sungai itu saling menghambat untuk dapat dialirkan dengan cepat,

Dikelilinginya dataran tinggi oleh pegunungan yang bercurah hujan tinggi,

jarak yang dekat antara pegunungan tersebut dengan sungai, lereng yang

30

cucm dari pegunungan k6 lembah, letak muara anak sungai yang saing

berdekatan dan topografi alur sungai yang sangat landai, merupakan

kombinasi yang sangat berpeluang untuk terjadinya banjir. Kombinasi yang

sangat bepeluang itu masih ditambah lagi dengan banyaknya pembangunan

di OAS tersebut yang dapat menaikkan koefisien atr lanan, seperti

permukiman disekitar sepadan sungai, pembangunan jalan By Pass,

perkembangan dan pemekaran kota. Selanlutnya dapat pula dimengerti

bahwa kerugian oleh banjir diperbesar dengan te4adinya pembangunan di

daerah yang rawan banjir seperti dipusat kota yang kerendahan. Oleh karena

itu, topografi dan sifat curah hujan dalam sebuah DAS perlu diperhatikan

dalam perencanaan pembangunan.

Adanya hutan yang cukup tidaklah dapat diartikan bahwa tidak dapat

terjadi banjir. Yang benar ialah bahwa hutan mengurangi resiko terjadinya

banjir. Pertama, karena adanya intersepsi hujan oleh tajuk dan seresah yang

'mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke tanah, yaitu persipitasi efektif.

Kedua, peresapan kedalam tanah juga diperbesar sehingga air larian menjadi

kecil. Tetapi, apabila terjadi hujan yang intensitasnya tinggi, banjir pun akan

terjadi. Namun, naiknya air banjir itu terjadi dengan pelan-pelan sehingga

umumnya tidak merupakan banjir bandang. Sebaliknya, di daerah yang

gundul terutama di hulu DAS dan permukaan tanahnya yang berlereng maka

resiko terjadinya ban.iir bandang akan berpotensi besar.

Gambaran tersebut dapat terlihat diberbagai lokasi rawan banjir di

Kota Padang, terutama pada kawasan hilir DAS Arau, DAS Kuranji, DAS Air

Dingin, DAS Kandis, sedangkan hulu-hulu DAS yang telah mengalami

degradasi serta tutupan vegetasr hutan kualitasnya sangat kurang, walaupun

secaftr statistik luas tutupan vegetasi hutan > 4OVo di hulu DAS-DAS yang

ada d Kota Padang. Dimana kerusakan lahan lanjutan hulu DAS tersebut

JI

diindikasikan oleh fluktuasi yang besar dari pola hidrograf sungai dan tingkatsedimentasi yang tinggi pada aliran sungai tersebut.

IV. STRATEGI OAN PROGRAM PENANGGUL.ANGAN BANJIR

DI KOTA PADANG

Disadari bahwa usaha untuk mengatasi masalah banjir di Kota Padang

telah dilakukan sejak masalah itu timbul, baik yang dilakukan oleh

masyarakat yang mengalami bencana maupun oleh pemenntah,

pembangunan beberapa sarana pengendalian banjir Kota Padang yang telah

dimulai se.jak tahun 1918 yang lalu yaitu berupa pembangunan saluran banlir

kanal Batang Arau dan pintu air pem bagi di Lubuk Begalung.

Bencana banjir adalah masalah yang sangat terkait dengan lingkungan

hidup dan pembangunan yang berkelanjutan dimana dapat dipengaruhi oleh

keadaan dan peristiwa alam yang bersifat dinam is, serta akibat adanya

berbagai kegiatan manusia di Daerah Aliran Sungai (DAS) baik di hulu,

tengah dan hilir yang juga dinamis yang saling berkaitan.

Meningkatnya masalah banjir ini merupakan salah satu dampak

negatif dari kebijakan pembangunan yang tidak memperhatikan Tataruang

dengan lebih mementingkan aspek pertumbuhan ekonomi sedangkan

perhatian terhadap kelestarian lingkungan sangat kurang, sehingga

menghasilkan ketidak seimbangan dimana unsur air dan manusia ada

didalam nya

Eerbagai upaya yang bersifat struktural yang sering dilakukan adalah

mencegah meluapnya air banjir sampai pada tingkat banjir tertentu. Pola

untuk mengatasi masalah genangan dan banjir sampai sekitar tahun 1960 an

difokuskan pada mengandalkan bangunan atau rekayasa teknik sipil

pengendalian banjir (flood control) yang dikenal sebagra upaya fisik/struktur

(structure measures). Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan banjir

sampai ke tingkat atau besaran banjir tertentu dan tidak untuk menangani

banjir yang besar. Oleh sebab itu upaya ini tidak untuk mengubah daerah

JJ

dataran banjir menjadi aman terhadap ancaman banjir secara total atau

terbebas sama sekali dari ancaman baniir tersebut.

Selanjutnya bila diperhatikan bahwa pada saat ini selain upaya struktur

telah dilakukan dan upaya xonstruktur meskr masih perlu ditingkatkan, antara

lain berupa penanganan dan pengaturan daerah aliran sungai bagian hulu

dalam rangka konservasr tanah atau pengendalian erosi dan sedimentasi,

penataan ruang, pembenan penngatan dini kepada masyarakat (flood

forecasting and early waming system) dalam rangka evakuasi,

penanggulangan banjir ('Flood fighting").

Pedu disadari bahwa bencana banjir tidak menimbulkan masalah yang

besar pada masyarakat dan juga supaya masyarakat mengetahui dan

menyadan adanya berbagai penyebab ter;adinya masalah yang datangnya

sebagian besar juga berasal dari masyarakat sendiri, serta juga dapatmenyadari segala keterbatasan yang ada pada setiap upaya mengatasi

masalah banjir, maka untuk itu masyarakat perlu diberi pengertian yang

benar. Dengan mengetahui permasalahan secara jelas dan benar diharapkan

masyarakat dapat berpartisipasi aktif untuk ikut mengatasi dan

menghindarkan timbulnya masalah ancaman banjir tersebut secara arif dan

bijaksana.

Berangkat dari uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa upaya

penanggulangan banjir di Kota Padang sebagai berikut :

1. Pembangunan dan Pengembangan Kota harus konsisten mengikuti

status dan fungsi penggunaan lahan sesuai dengan Tata ruang wilayah

dan tata nilai lingkungan, serta memperhatikan dengan cermat

keterkaitan pengendalian kawasan hulu dan hilir DAS serta kawasan

.A

pengemDangan kota dengan cara komprehensif dan holistjk baikstruktural maupun non struktural.

2. Mengubah Paradigma pembangunan kota padang yang selama ini

cendrung pada aspek pertumbuhan ekonomi menjadi aspek yang lebrh

kompleks yang dapat memberikan tiga macam manfaat sekaligus yaitumanfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat kota padang.

3. Pengendalian di hulu DAS adalah meningkatkan tungsi DAS yaitu

menampung, menyimpan dan mengalirkan melalui upaya.a. Meningkatkan kualitas dan kutantitas tutupan vegetasi hutan dan

mengurangr lahan-lahan terbuka (gundul, kritis dan sejenisnya).b. Membuat embung-embung ditempat tertentu yang berdaya fungsi

memperoesar tangkapan dan resapan air, terutama air hujan.

c. Mengendalikan karakteristik sungai yang berpotensi menimbulkanbanjir pada kawasan tertentu dibentangan DAS.

4. Pengendalian di hilir oAS adalah meningkatkan kualitas dan kuantitassaf uran dEinase dan resapan air melalui upaya..

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas saluran drainase, denganmeningkatkan dana perbaikan dan pemeliharaan drainase.

b. Membuat waduk-waduk atau kolam retensi untuk melokalisir dan

menampung kelebihan air dad saluran drainase dan curah hujan.c. Membuat sumur-sumur resapan dipekarangan rumah, kantor,

sekolah dan Iain-lainnya.

d. Membuat kolam detensi baik kolektif maupun individual.e. Mengurangi penutupan permukaan tanah dengan beton atau

sejentsnya dipekarangan rumah, kantor, sekolah dan lain_lainnya.

f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penutup hijauan dan membuatsumur resapan dtpekarangan rumah, kantor, sekolah

S. dan lain-lainnya serta lapangan terbuka kota.

35

5-

7.

Membuat Perda tentrang keharusan menjaga lingkungan hijauan danmembuat sumur resapan baik dipekarangan rumah, kantor, sekolah danlain-lainnya serta mewa.iibkan menanam dan menata hijauandipekarangan rumah, kantor, sekolah dan lain-lainnya.

Pembuatan peta dataran banjir pada sungai-sungai yang menimbulkan

masalah banlir berikut pembagian zona dan pola pemanfaatannya,

disesuaikan dengan tingkat resiko dan kerawanannya terhadapgenangan banjir.

Peninjauan kembali penataan ruang dan seluruh aktivitaspembudidayaan dataran banjir di aregulazed zone, agar kerugian akibatgenangan banjir menjadi minimal antara lain dengan _ a)melaksanakanflood proofing terhadap bangunan minimal sampai dengan banjir 50

tahunansekaligus mengoreksi ketemtuan peil banjir yang ada, b)pemilihan varietas tanaman yang tahan genangan, c) pemilihan material

bangunan yang tahan air, d)pengaturan kembali pemamnfaatan

gedung/bangunan yang ada disesuaikan dengan adanya resikotergenang

banjir.

Melakukan pengawasan terhadap parilaku masyarakat dalam membuang

sampah dengan memberikan sangsi dan tindakan hukum yang tegasbagi yang melanggamya sesuai dengan ketenfuan yang berlaku.

8.

JO

V. KESIMPUUN

Berdasarkan kajian tentang penanggulangan banjir di Kota Padang

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada umumnya wilayah Kota Padang dinilai sangat rawan banjir

seperti pada Kecamatan Padang Selatan, Lubuk Begalung, Kuranji,

Koto Tangah, Nanggalo. Padang Utara dan Bungus Teluk Kabung.

2. Saluran drainase belum mencukupi kebutuhan untuk pengendalian

ban.lir, terutama pada daerah rawan banjir tersebut.

3. Daerah hulu DAS harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas tutupan

vegetasi hutannya sehingga fungsi DAS dapat ditingkatkan untuk

menangkap, menyimpan dan mengalirkan air secara ter.kendali.

4. Daerah hilir DAS terutama di pusat Kota Padang harus ditingkatkan

kualitas dan kuantitas saluran drainase, hiiauan penutup tanah

serta sumur-sumur resapan dan kolam retensi pada wilayah

tertentu.

5. Untuk penanggulangan banjir perlu dilakukan secara kom prehensif

dan holistik baik di hulu maupun di hilir DAS dalam Kota Padang

serta dilakukan melalui upaya struktural dan non struktural.

6. Pembangunan dan pengembangan kota harus sesuai dengan

konsep penggunaan lahan yang terdapat dalam tata ruang yang

telah disepakati.

J/

2.

OAFTAR PUSTAKA

1. Arsyad. S. 1989, Konservasi Tanah dan Air, Penerbit lPB, Bogor.

Bapppeda Propinsi Sumatera Barat, (2003), Kota Padang Dalam Angka,Kodya Padang.

3. Chan Hunzah, 2001, Sambutan Tertulis Sekretaris Menteri NegaraLingkungan Hidup, Seminar KTT Pembangunan Berkelanjutan: Manfaatnya Bagi Indonesia dalam Upaya MemajukanPerkembangan Berkelanlutan, Padang 10 Desember 2001

7,

5

Diperta, (2003), Laporan Tahunan, Padang.

DPSDA Propinsi Sumatera Barat, (2000), Neraca Air - SWS SumateraBarat.

Eko. B dan Sudanti, (1993), Kota Berwawasan Lingkungan, PenerbitAlumni, Bandung.

Engkah Sutadipradja, 1987, Pokok-Pokok tentang PengembanganSistem Monitoring Tata Air dalam Rangka Pengelolaan DASdi Indonesia, Proseding Lokakarya Hasil Penelitian Hidrologidan Erosi dalam Rangka Pengelolaan DAS, Batu Malang,Tanggal 8-1 0 Desember 1987.

Haryano, ET. P. Santoso dan A. Syafruddin, 1990, Hidrologi dan Erosi,Lokakarya Pembangunan Kehutanan Terlanjutkan, Bandung, 7-8 Mei 1990.

Gatot lrianto, 2003, Banjir dan Kekenngan Penyebab, Antisipasi danSolusinya, Bogor

4.

8.

JO

12.

1?

1q

16.

tI.

10. Krisnawati. S, (1995), Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika,Terjemahan Tropical Forested Watersheds by Lawrence S.Hamilton.

11. Manan. S, 1979, Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah AliranSungai, Oepartemen Manalemen Hutan, Fakultas Kehutanan,lPB, Bogor.

Otto S, (1992), lndonesia dalam Kancah lsu Lingkungan Global,Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Pemda Kodya Padang, (2004), Rencana Tata Ruang - Wilayah KotaPadang Tahun 2004 - 2013.

Sosrodarsono, S dan K. Takeda, 1985, Hidrologi untuk Pengairan,Pradnya Param ita, Jakarta.

Suyono dan Takeda, (1983), Hidrologi untuk Pertanian, PradnyaParam itha, Jakarta.

Tijoyuwono. N, (1999), Tanah dan Lingkungan, Dirjen Dikti-DifetPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Wbisono, 2001, Sambutan Tertulis Direktur Jenderal HubunganEkonomi Luar Negeri, Departemen Luar Negeri, Seminar KTTPembangunan Berkelanjutan :Manfaat bagi Indonesia dalamUpaya Memajukan Pembangunan Berkelanjutan, di Padang, 1ODesember 200 1.

Wiersum, K.F, 1979, Introduction to Principles of Forest Hydrologyand Erosion, With Special Reverence to Indonesia, Institute ofWcology, P alajaran University, Bandung.

Wsnu, A.W, (1995), Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,Yogyakarta.

1n

'19.

:,

39

PEMERTNTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

REKOMENDASI

KAJIAN STRATEGI PENANGGULANGAN BANJTRDI KOTA PADANG

BIDANG PENGEMBANGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PAOANG2004

Topik Kajian : Kajien Strategi Penanggulangan Banjir di KotePedang

Disampa*an oleh Tim yang terdiri dari: Prof. Dr. lsrtl Berd' Dr. Agtsti Taher, Wilson,

S.So.; ,Jan dihaclirt oleh pukar <lan prakttst tlan Pergunutn Tinggt, Dincts Tarktm

Proprn:;t, Buppeda Proptrut. Bappedalda. Bappe<la Padang, Dinas Kehutanan Proptnsr

dan ,linas terkttt lamrrya serta wartovan dcrrt J masmeclia

,{. Pendahuluan

L Dewasa ini Perkembangan Pembangunan Kota Padang terasa semakin pesat,

khususnya pembangunan di brdang rnfrastruktur dan pemukrmarvperumahan.

Namrm pembangunan tersebut selalu berdampak kepada stafus dan fungsi lahan,

sehingga dalam pelaksaniumnya senng terjadi perubahan penggunaan lahan yang

tidak sesuai dengan dokumen perencanzutn dan Tata ruang yang telah disepakati

bersama'

2. Salah saru bentuk dan perubahan p€nggunaan lahan tersebut adalah penebangan

hutan di daerah hulu, maraknya pembangunan yang dilakukan pada daerah

tangtapanlcekungan menjadi kawasan perkantoraq industri dan pemukiman baru

tanpa. memperhatikan kondisi linglungan yang dapat menyebabkan te4adinya

kenrsakan lingkungan seperti halnya banjir.

3. Banyr merupakan wuj ud dan kelebihan kemampuan sungai menampung dan

mensalirkan kembali air, sehingga terjadi genangan di dataran banjir. Selain dari

itu, jt4a teqadi akibat hujan setempat di mana genangan teDadi, serta akibat

teqadinya air pasang dari laut. Kenga bentuk potensi banjir tersebut dapat saja

terjadi secara bersamaan atau secara terpisah di mastng-masing rvilayah banjir.

4. Kota Padang sebagai lbu Kota Propinsi Sumbar merupakan daerah rawan banjir,

dimara hampir seluruh wrlayah Kecamatan di Kota Padang terdapat kawasan-

kawasan yang rentan terhadap banjirdan menjadi dilema panlang serta tantangan

bag. Pernda dan masyarakat Kota Padang yang sampai saat int belum bisa diatasr

secarr optimal.

5. Bcrdasarkan hal diatas, maka sudah eatrrya Pemda Kota padang mchkukanlangkah-langkah kongknr dan stratcgr k soorra kornpreh€nsif dirir holistik brlk didaerah hulu ynauprn didaerdh hilir.

B. Rekomendasi Umum

Pemda Kota Padong <lctn Pemda Proprut hctrus nelihat masalah penanganan rLtn

penanggulungan banytr di Kota Padang hurus dilakukan .secara komprehen.rl- dan

holstft, bu* duerah hulu muupun claeruh h tr -vung hurus :;egeru Jrwulu<lkun pu<lu

Itngku! ()peru.\rOnul melulut kelerkuttun mu!rrlct progrum !tnla.\ tnstunst dengurr

berpe<loman pa<la Dokunen perencanaan Tuta ruang yang telah L)isepakatr

C. Rekomendasi Khusus

Rekomendasi I : Pembangunan dan pcngembangan kota harus konsisten mengikutr

status dan fungsi penggunaan lahan sesuai dengan Tata Ruang wilayah

dan Tata Nilai Lingkungan, serta memperhatikan secara cerrnat

keterkaitan kawasan hulu, hilir, dan kawasan pengembangan kota.

Perlu adanya sitem manajemen arr (hidrologr) banjir dengan fokus a)

Membangun waduk serbaguna yang dapat dijadikan aspek penting

dalam penanganan banjir di Kota Padang b) Pembangunan embung

dr Hulu yang terkait dengan kawasan pertanian, c) Membangun

kolam retensi di daerah cekungary'depresi, d) Kolam detensi, e)

terasering, Q lining untuk saluran dan sungai yang tidak kerap atr, g)

permukaan jalan yang tidal kedap air.

Rekomendasi 2. :

Rekomendasi 3 : Melakukan pengawasan di daerah kawasan hulu yang terkait dengan

antrsipasi a) Pembukaan Hutan, b) penebangan liar, c) Menerapkan

sistem penanian vang lebih konservasi, d) Reboisasi dll

Rekomendasi 'l : Perlu dibangun secara et'ekrif kerjasama lintas wrlayah dalam

penanganan banjir yang terkait dengan a) Pembangunan embung

dan kolam retensi, b) Rebisasi, c) Penebanqan Hutan, d)

Konservasi, e) Peladang berpindah. t) Penggunaan Sumber Daya

Arr

Rekomendasi 5 : Pemerintah Kota Padang perlu membenkan pnoritas tinggi terhadap

p€rbaikan drarnase yang terkatt dengan a) Penlngkatan dana

p€rbaikan dan pemeliharaan Drainase dalam Kota. b) Sistem

Drarnase. c) Ukuran drainase dll

Rekomendasi 6 : Pemda Kota Padang perlu menvi:rpkan Konsep Perumahan Beba-s

Ban;rr dan menerapkannva mclalut lanah untuk sumur resapan ;,Pembuatan kolam resapan di tasrlrtas umum, b1 Saluran drarnase di

komplek perumahan harus terbuka dan dalam.

Rekomendasi 7 : Untuk menjaga terselen ggaranya status dan tungsr lahan sesuai Tata

Ruang Wilayah, maka batas daerah konservasl atau sumberdaya alam

harus yelas dan penggunaannya di awasi sccara k€tat.

Rekomendasi E : Perlu penyiapan Sistem Sosialisasi yang et'ektlf rerkart dengan

prilaku sosial masyarakat dalam melihat masalah baryrr mencakup: a1

Mana.Jemen sosialisasi ban;ir, bl Keqasama Pers dan Pemda. c)

Penyelenggaraan lomba kelurahan terbersih dan rerkumuh,secara

reguler yang diumumkan di mass media.

Rekomendasi 9 : Pemda Kota Padang perlu menyiapkan Matrik Program lintas

rnstansi vang berhubungan dengan

a) Pengolahan. pemanfaatan Sumberdava di hulu. antara dinas

kehutanan dan penanian sena dinas pengalran dalam hal .

- Pelaksanaan program GNR-HL

- Konscn esr

- Pengendalian dan pcnguasaan Penebangan Hutan

- Pengatran dan pengolahan DAS

- Reboisasi dll

b) Pengelolaan Sumberdaya Hilrr antara Dtnas Tarkim, Dinaskebersrhan. Dinas pengairan. Bappedalda. Bappeda, real esrare sena

masyarakat.

c) Pengelolaan dan daur uiang sampah yang terkalt dengan

pembuatan kompos untuk penantan dan pertamanan, Industn dan

energl.

Rekomendasi l0 : Meninqkatkan penegakan Hukum bacr pel:rku pelanugaraan vang

lerkalt dengan: a) pcnebangan huran dl daerah hulu- bt penebanuan

Irar. c) Pcmbuangan lim bahrpencemaran. d,l pembuangan sampah. etpelanggaran Tataruanq illL

Rekomendasi ll : Meningkatkan Dukungan Riset vang tcrkait dengan: a) pembangunan

Karvasan embung, b.) pembangunan kolam retensi. c) pembansunan

Drainase dibawah Kota, d) Kualitas sumberdaya arr, e1 Kualitas

kompos, f) penerapan TTC konservasi dan produkrif

Rekomendasi l2 : Pemda kota padang perlu segera menyiapkan Konsep Vlanalemen

sampah yang terkair dengan: a) Model Sosisalisasi pengelolaan

sampah, b) pengawasan, c) penegakan hukum, d) Teknologi daurulang sampah, e) penggunaan dan pemanlaatan kompos oleh dinas

terkait dan masyarakat.

LAMPIRAI{

Pennenntah Propinsi Sui'narea Bai-er

BADAN PENEUTIAN DAN PENGEMBANGANJl. Rasuna Said No. 74 Padang 251L4Po Box 6O Padang 25001e-mail address :[email protected]. id,

Telp : 0751 41831, 53781Faks:0751 51801

[email protected]

NomorLamptranPenhal

a7o l8NlvppT-2oo4

Permintaan SebaqaiPemakalah

Fakultas Pertanian UNAND

Padang

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan, bahwa Badan Penelitian dan

Pengembangan Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2004 akan

melakukan kegiatan Pemecahan Masalah Aktual dengan Judul

"Kajian Strategi Penanggulangan Banjir di Kota Padang"

Untuk itu kami mohon bantuannya, agar Saudara Prof. Dr.lr. lsril Berd,

dapat menjadi Pemakalah dalam kegiatan dimaksud.

Demikianlah disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya

diucaokan terima kasih.

Padang, 1 Juli 2004

Kepada Yth.

Dekandl

An. KepalaPengem ba nga n

Badan Propl

Da\Yz):

,/^;:lsya

Pemennlah Proptnsr Sr.rnatera garat

Telp : 0751 41831, 53781Fak i 075L 51801

BADAN PENELITI.AN DAN PENGEMBANGANJl. Rasuna Said flo. 74 pMang 25114Po 8ox 22 PadarE 25001email address : ballthflusb@t€iko.n.net

Nomor

Lamprran

Penhal

005/}}o /PPT-2004

1 isatu ) berkas

Permintaan Sebaoai Revierver

Hari/Tanggal

Pukul

Tempat

Padang, '16 Agustus 2004

Kepada Ylh :

Sdr....... ...

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Pemecahan l\,lasalah Aktual BidangPengembangan Penerapan Teknologi Dalam Pembangunan Daerah Tahun 2004pada Balitbang Propinsi SumateB Barat, kami kami mengharapkan kesediaanSaudara sebagai reviewer sekaligus peserta aktif pada acard seminar :

Judul : Kajlan Sffiegl Penanggullngrn Banjir Dl KotaPadang

Pemakalah : Prof.0r. lrrlt Eerd

yang akan dilaksanakan pada :

: Selasa, I1 rigust._rs 2OC.,l

: 10.00 wib s/d set€sai

: Aula Ealitbang Prop. Sumatera BaratJalan Rasuna Said No.74, Padang

Demikianlah kami sampaikan atas perhatian dan kesediaannya diucapkanterima kasih.

Badan Penelitian dan Pengembangany' Propinsi Sumatera Barat

Keoala, /,njMProf. Dr. Nur:arnli' Bachtiar

Pembina Utama Madya, NlP. 130 353 200

Pernertntah Propinsi Sunntera BaratBADAN PENELMAN DAN PENGEMBANGAN

ll. Rasuna sau lto. 74,oedanq 25Jt4Po 8ox 22 Prdang 25n01Fma,l addresr j balithrnasb(Oteikrrn. net

I.ep : 0751 4183L, S37elFr/c : 0751 5!801

No.

LampiranPenhal

0051 trt :PPT-21U1 (satu) EksamplarPomrksl.h SonlnEr g.rialaEelftblnq Prooinli Sumatsra Barat

Padarq, 16 Agustus 2004

KAJIAt,I STRATEGI PENANGGUI.ANGAN EANJIR DI KOTA PADANG

yang akan dilaksanakan pada :

Dengan hormat,

Dalam rangka peiaksanaan acara Seminar pada Badan penelitian dan pengembanganPDpinsi sumatera Barat, dimintakan kehadiran saudara sebagai p€makalah sesuai topikdan maten yang telah disampaikan dan disepakati, yaitu dengan judul l,4akalah:

Hariilanggal

Pukul

Tempat

: Selasa, ll -\gustus 2OO4

: '10.00 wib s/d selesai

: Aula Balitbang Prop. Sumatera EaratJalan Rasuna Said N0.74, Padang

Demikian kami sampaikan, atas kehadiran dan keqasamanya kami ucapkan tenma kasih.

Eadan Penelitian dan Penqembanoany'J Pnoinsi Sumarera darat' Kepala,

^l @"--G

Prof. 0r. Nur:rman BachtlarPembina Utama Madva, NIP. 130 353 200

Cat{.r :

oirfintakan Aga dibuafran Absdsi dari rn*.dah.

Pemerintah Propinsi Sumatera BaratEADATI PENELTTIAN DNn:

ll. Raslna Said No. 74 Padang 25114Po 8ox 22 Padarq 25@1emarl address .' hrlitbarMs.h@telkom. ,,iet

FENGE!V!5ANGNr.:Telp : 0751 41831, 53781

Faks : 0'151 5r8$t

No. ffist 33/ tPPI-2ffi4Lamprran : 1{satu) BerkasPenhal r Undrnqrn Pe!.rtr Somlnar

Padang, 16 Agustus 2004

KepadaYth,

Bapak/lbu/Sdr. .........

dl

T6mprt

Dengan hormat,

Bersama inr kami mengundang Eapakilbu/Sdr untuk dapat berpartisipasi aktif dalamSeminar Badan Penelitian dan Pengembangan Prcpinsi Sumaterd Baral :

Pemakalah :

KAJIAN STRAIEGI PENANGGUI-ANGANBANJIR OI KOTA PADANG

Prof. Dr. lsrll Berd

yang akan dilaksanakan pada

Hariffanggal ielasa, l' .\g:rstu3 20C'.

Pukul

Tempat

: 10.00 wib s/d selesai

: Aula Ealitbang Prop. SumateG BaratJalan Rasuna Said No.74, Padang

Demikran kami sampaikan, atas kehadiran Eapak/lbu/Sdr kami ucapkan terima kasih.

Badan oenelitian dan oangembangan

Pmpinsi Sumatera BaratKepala, ,/-

/lx l.M\^ I \-| \i\Prof. Dr. Nurzaman Bachtiar

Pernbina Utama l\,ladva. NlP. 130 353 200

Catatan : Eagi Kepala oinas / lnstansr 4abila berhdangan, agr fiEnugaskan sdyang rnengu6ai

Pemeinlah Proptnsl Surnatera BaratBADAN PENELITIAN DAIV PENGEMBANGAi.'i

Jl. Rasuna Sard,rlo,74 PJdacq 251^'4Po Bor 22 Padang 2500te-mail address : bal;tha?osb@t6ltofi. net

Tap : 0751 4.1831,5378^rFaks : 0751 5t8ol

Padang, '16 Agustus 2004

Nomor

LamprranPenhal

005i rq iFPT-200a1 {satu) Eerhas

Undenorn Sobroal Modorrtor

Kepada Ylh,

di

Tempat

Hari/TanggalPukulTempat

Demikianlahkasih.

: Selasa, JI .\gusius 20C4: 10.00 wib s/d s€lesai: Aula Balitbang Prop.Sumatera Barat

Jln. Rasuna Sard No.74 Padana

kami sampaikan, atas kehadiran Eapak kami ucapkan terima

Dengan hormat,

Bersama ini kami mengundang Saudara untuk dapat hadir sebagaiModerator pada semrnar Berkala Badan P€nelitran dan PengembanganPrcpinsi Sumatera Barat dengan ludul :

KAJIAN STRATEGI PENAI{GGULANGAN EANJIR DI KOTA PADANG

yang akan dilaksanakan pada :

Badan

/dPenelitian dan PengembanganPropinsi Sumatera Barat

Kepala,

rv@^".&Prof. Dr. llurrsman Eachtlar

Pembina utama Madya, NlP. 130 353 200

' H + H? fl::tti^&3':":f'f^* "^. lii'li{ffi x,qa!t2 +mail address : balitbanosb@terkom,net

Acara

Hari / Tanggal

f(-

V"4 r'^.p', hV:a h--v\ / #,41d'J

,rt v

Art r"L

UFAr' 9

lr*'Arc nip*ifra-* K-'.

|./tl>ul hq v.t.w !)

/hs.t\eOn' /.14f.nwriC P,

DAFTAR HADIRPESERTA

. t. -:t1-:::.._ _ :'r l-' ',

JABATAN TANDA TANGAN

U ivAdD

h\*uo"9

{+/xRA.t^m

{/%IkwBtz+L ryolK(*,9nt'(,/or $rynv tfc<qi. fr cr[{us[ 1ta,a

/ r,<i /?r)ivt\Y 1 uu'll

O,r*^r^, ;^'/ )bal*onq ?ros .

n 1 hAFkA p^|'-*X )L^.

Rt:tot el?:,tc 11j,..

ll.

@vl/

<6:- .:::-: --:::-l7

lE.

t9.

20.

pemerlntah proplnsl grrnatera gardBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

l]. 9*l: Said No. 74 Faddng 5ii.4 r,e!t: O7S1 2rj.A31,53781Po gox 22 Padang 25001 Faks : 0751 51gC1e.mail address : balitbanosb@telkom. net

DAFTAR HAOIRPANITIA

Acara

tir^)<

Hari / Tanggal

NAMA JABATAN TANDA TANGAN

I

:.

.l

5.

6.

1.

8.

9

t0.

11.

I?.

ll.

l.l

t5.

BADAN PENELITIANJl. Raruna Srid Nrr. 74 Padang 25 | l.l

Po tsor 22 Padans 25001

Pcmcrinta h Propinsi Sunratcra Barrt

DAN PENCEMBANGANTclp : 075 I 4183 I. 53731

Faks:075151301c-mul addn:ss : bali [email protected] 1i tllurrgi@j.[delgLtlcgid

KEPUTUSANKEPALA BAOAN PENELITIAN OAN PENGEMBANGAN

PROPINSI SUMATERA BARATNomor : 074/ rt / lV /PPT-2004

Tentang

PEMBENTUKAN TIM PELAKSANAAN KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH AKTUAL BIDANGPENGEMEANGAN PENERAPAN TEKNOLOGI OALAM PEMBANGUNAN OAERAH

EAOAN PENELITIAN DAN PENGEMEANGANPROPINSI SUMATEM BAMT TAHUN 2OO4

Men im ban g

KEPAI.A BAOAN PENELITIAN OAN PENGEMBANGANPROPINSI SUMATERA EARAI

a. oahwa Eadan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Baratmempunyai lugas membantu Gubemur dalam p€nyelenggaraan PemerintahPropinsi di bidang penelitian dan pengembangan daerah dan mempunyaifungsi merumuskan kebijakan teknis di bidang p€nelitian danp€ngembangan, serta pelayanan penuniang penyelengga€an pemerjntahanPmpinsi Sumatera Barat dibidang penelitian dan pengembangan.

b. bahwa dalam rangka menanggapi rsue-isue strategis yang berkembang diPrcprnsi Sumatera Barat, rnaka Ealilbang Propinsi membuat kegiatan yang

bertaitan dengan Pemecahan Masalah Aktual Bidang PengembanganPen€rapan Teknologi Dalam Pembangunan Daerah dalam b€ntuk kajian,

c. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan Kegiatan Pemecahan MasalahAktual Bidang Pengembangan Penerapan Teknologi Dalam PembangunanOaerah Balitbang Propinsi Surnatera Earat Tahun 2004, perlu dibentuk TimKeqa pelaksanaannya, dimana dari hasil KaJi?n tersebut nantinya dapatdijadikan sebagai bahan masukan bagi Balitbang dalam menyusunRekomendasi atau kebijakan teknis yang akan disampaikan kepadaPemerintah Prooinsi Sumatera Barat.

d. bahwa untuk rnewujudkan maksud sebagaimana tersebut pada huruf coialas, dirdsa pedu menetapkan Tim dengan Surat Keputusan KepalaBalitbang Propinsi Sumatera 8arat.

: 1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pambentukan DaechSwatantra Tingkat I Sumatera 3arat, Jambi dan daech Riaw jo PerafurdnPemerintah Nomor 29 Tahun '1979t

Mengingat

2. Undang-undang Ncmor 22 Tar,rn iggg i€nlBg p€iiennl*En D&E't:

3. Undang-undang Nomor 25 fahu,n lggg ,€rfang perinogragela Keuergananlara Pemerinlah Pusat dan Oaerah;

4. Pecluran Pemerintah No. 25 iahun 2000. tentang Kewpnargan pemenntahPusat dan Pemerintah propinsr sebaga D.ar:h 0-cror:r.

5. Peralurarn Pernerintah Ncncr tC5 - ar,Lr. 2g:|j ,encang oengeloraan danigcan.jgung jtwaban <euargan ) _.er:n

6. Keputusan fulenten_Dalam i'legen dan Ctcnoma D@t) No. S Tdri$ 2000,lenlang Pedornan Cfganisasi dan i3l2 Xqq3, p913nglat Daerai Floprnst.

7 Keputusan lvlentefl Datam Negen Nomo, 29 Tahun 2002 ientanq, pedomanPer8urusan, Pedansgunglawaban dan pengawasan Keuaqan Daerahseia Tata Cara Pgnyu5gnsn Anggaran pendipatan dan gelJnp Daerah,Pelaksanaan lata Us$a feuanean DaeJah dan paryr.Lslnan-pe-mrnnganAnggaran Pendapatan dan Belanja Daecah:

u 3::y,::,_?::rl proprnsr Srmarera sarar No. 6 rahun 200.1, renrans

remoentukan Organisasi dan Tata Ker;a gadan/Kar&r popinsi $rnateriBarat (Lembaran Daerah Tahun m01 No. ZOJ

9. Keputusan Gubemur Sumalera Baral "r;rncr SK llll-Zg61ggn, *nu,1 Jufi 'lg.Jg tentang standar ircnornim kep€rriliaan taanya dalam ii,rglrunganPemenflah 0aerah propinsi Suma!era Barac

10. Keputusan Gubemur Sumaterd Sarat.liiu.6i Tahiufl zu1 tenl-dng uraran

lOas Sub-bagian dan Sub_bidang pada Esobn pdEiitbn oanPengembangan Daerat!

'11. Ken-utusan Gubernur Sumatera garat Nomor 11 Tahun 2004 tanggal'19 Februan 2004 tmtang peniabaran Arggaran pendapatan dan BdanjaOaerah propinsi Sumaterj Barai

12. Kepulusan Gubemur Surnatera Barat Nomor : 903/16/KEU/DASI(20041!n00a1

t9 Apnl 2CO4, tenrang pengesahan Dokum€n enoqa; Sdu.nKeqa (DASK) Tanun enggaran i004,

"

I\1EM U TU S KA N

iVenetapkan

PERTAMA Membentuk Tim Keqa petaksanaan Kegiatan pemecahan tulasalah Aktuat BidangPengembangan penempan Teknologi o.ri, e.roilrn.n ilru"'n pio. giorng

l?n9,.ql:T.l dan Penerapan Teknotogi Batitbang propinsi Sumatera Barat:o,1u']

.y,. oengan susunan tim kerja sebagaimana terlampir pada suratkeputusan ini.

Pelaksanaan Kegiatan pemecahan fulasalah Aktual Bidang pengembanganPenerapan Teknologi Dalam pembangunan Daerah akan dit-entukai waxrunyadengan jadwal yang direraDkan oieh Kepara Beritbang eropinsi s umaiera aarat.

KEDUA

KETIGA Tim Keqa Pelaksanaan Kegiatan pernecahan iv,lasalah Aktual BidangPengembangan Peneraoan Teknologi Dalam pembangunan Oaerah BidaniPengembangan dan Peneragan Teknotogt iahun 20ba gatig6gn, p.r,..;Sumatera Baral sebagarmana dirnaksud pada ciktum pertama berlugas seoagalberikut:

l. remouat I URMembuat TOR berdasarkan judul dan sasaran kaiian dengan mempeqomantpora yang aoa.

l. Pembuat ProoosalMembuat proposal cerdasarkar fCR 1:rrg tetah cisetuJUi ses!al denganpetunJUk Kepala Sidang.

l. Peer Review Laporan Kajian :

Melakukan kegiatan menilai serta memb€nkan masukan terhadap makalahyang dibuat penulis untuk dapat digerbaiki atau disemOUnakan.

4. Penulis Laporan Kajian :

Melakukan penulisan kajian sesu3i dengarl ior dan proposal serta arahan yang

5. Editing :

Meny€mpumakan laporan dan rekomendasi hasil kajian, baik dari aspek teknismaupun redaksional. Sehingga laD:rairekonffrdasi bbih ,firdah djpaharni dEedigunakan sebagai bah€n masukBs kegaia &rerintah propi:si $mde'c8arat.

6. Moderator :

Moderator bertugas untuk rnemimpin lalannya kegiatan seminar sampar selesai.

7. Panitia Seminar l

a. Ketua Pelaksana :

Mengkoodinir semua kegiatan seminarkepada pelaksanaan seminar.

b. Sekretaris pelaksana :

mulai dan tabap persiaf"r sampai

llenyelenggacia n s€luft t h adir;fl istr,,si nciai, dari persxnFsn, p€lak$fiaansampal setesar penyusunan tumusan akhif

c. Anggola:Mengatur .yang berhubungan dengan kdancaran p€rsioangan,mempersiapkan konsumsi bagi peserta s€minar seis n€la$s6r*,ankeglatan dokumentasi dan acara diskusi ,/ang dilaksanaharT.

d. Sekretariat .

Membantu dalam penyediaan bahan dan pengetikan hasl kalian.

F

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

Kepada Tim Kerja dan panilia Seminar pemecahan Masalah Aktual gidangP€ngembsngan Peneragan Teknologi Dalam pombangunan Dasrah dib€rikanbiaya. patet kerla sesuai dengan tugas dan tanggung liwabnya masing-masingyang besamya sebagai berikut :

1.

2.

3.,1.

Pembuat TCRPembuat ProposalPeer review 2 org @ Rp. 2C0.000,-Penulisan, dengan rinciana. Koordinalor penulis

_ J Anggota oenulis 2 o(g 'O

qo. .100 0C0.-l. to[tng,oengannnctan

3, Ketuar. Anggrcrs 2 org @ Rp. 150.000 .

5. Panitia geminar

a Ketua Petaksanac Sekretarisc Anggota 2 org. @ Rp. i50.000,-d Sekretariar 2 oq. @ Rp. 100.000,.

/. l/oderatorL Uang saku peserta disediakan dana seb€sar

DITETAPKqN DIPADA IANGGAL

= Rp. 150.000,./makalah

= Rp. 400.000,-i makatah

= Rp. 400.000,-imakatah

= Rp. 700.000,tmakalah

= Rp. 800.000,.imakatah

= Rp. 300.000,-i makalah

= Rp. 300.000,.i makalah

= Rp. 250.000,-i seminar

= Rp. 200.000,-/seminar

= Rp. 300.000,-iseminar

= Rp. 200.000,-/seminar

= Rp. 200.000,Jseminar

= Rp. 300.000,-/seminar

: PADANG: 20 April 2004

Selama mengikuti seminar, peserta seminar dan panitia dibenkan makan/mrnumsesuai dengan kebutuhan.

Semua -biaya

yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepadaAPBD Sumatera Barat tahun N04 pada Kegiatan pemecahan Masalah Aktual

lidang Pengemba-ngan Penerapan Teknoloqi Datam pembangunan Oaeratrtsalitbang Propinsi Sumatera Barat.

Keputusan ini nulai berlaku sejak tanggat ditetapkan dengan ketenluan apabiladikemudian hari temyata tedapat kekeiiruan dalam penetaian ini akan diadakanperbaikan sebagaimana meslinya.

Temhttun : Disamaaifun kunh yrh

/. 8a1nk Gtbarnur S@ntenj Boral senagat @F).atl:. Baddt, Pengo'e4r Propitt.ti S macra B()rdl3. Kapald Btro Kc ang-an klr.Clbcrlur J Dtdtc.ro lJaral1. tlrsip-

IIIAN DAN PENGEIV{BANGAN

/ NrP. 130353200

- iai.;r.: I

\lcnc r

(EGIATAN KAJIAN PENANGGU LANGAN

- 1:'- -,3":, 1:r:.!A 3ADAN PE)tE-,itArr lAi,i::i lc:).itsA:,:; ll rqcPr)lsl sutu1A::FA 3,rFA:,:: i? 't _2aa;

3A NJ IR ]I i(OIA ?A DA NC

!C ,,i 3i :A l1 D i -A:,i iti\,1 J NIi < ER.jA

) .,le. ae. .aaa aaaaA'lscr 3 ics r9r !L.ri - - i _ lal lbal! r.:c J-sL)ial )i ai | 3en ;\ tgrtantan tnaadPefl. cL.rel t.ccaa;

3 Peer levrewer' )'al )t lL,:'rQ:u-;r':an ik reianran .lnanC

rSDA,rocrns

.. ?=r,i; ser

)

?ror lr is|ri 3erc;r i a. ",

-oh6. \rc

'ivilsoi, S Scs

- {.c0rdrnalcf -r9fr. 3

. Anggota t-6r! s- Anggota ?enu rs

Fk. Pena. an i.Jnaf d

tsal tbang f,'cornst ,

D Vcdei3tor Lernlrt UNP

: :'elai sanaan :er: rai'r Khairanlr (fa rarrrs il.Si - (etua Salitbanq Proornsr

N,1T - Sekrelans

- Sekretaaat

Rini Yuliet, SPf,.41 tral in a

Devr Nova L rdaS u rono

Salitbano Prooinsi

- Sekretafat

\/aCya / rllP i 303532C0

2 Dillqusr' -raE;MS-