stroke kardio emboli

Post on 04-Jan-2016

968 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

REFERAT STROKE INFARK KARDIO EMBOLI

Agung Widyalaksono1102006013

PreceptorDR.R.A Neilan Amroisa Sp.S.M.Kes

RSUD DR. H. ABDUL MOELOEKBANDAR LAMPUNG

Pengertian

Stroke adalah istilah umum yang digunakan untuk satu atau sekelompok gangguan cerebro vasculer, termasuk infark cerebral, perdarahan intra cerebral dan perdarahan subarahnoid.

Menurut Caplan stroke adalah segala bentuk kelainan otak atau susunan saraf pusat yang disebabkan kelainan aliran darah, istilah stroke digunakan bila gejala yang timbul akut.

Terdapat dua kategori kerusakan otak pada pasien stroke: Infark Perdarahan

Mekanisme terjadinya infark serebri:- Trombus- Emboli- gangguan hemodinamik. Klinis stroke infark dapat dibedakan :

- infark athero trombotik- infark kardioemboli atau infark lakuner.

Tipe-tipe stroke

Stroke kardioemboli merupakan salah satu subtipe stroke Infark yang terjadi karena oklusi arteri serebral oleh emboli yang bersumber dari jantung atau melalui jantung.

Hampir 90% emboli yang berasal dari jantung berakhir diotak, sehingga defisit neurologi sering merupakan manifestasi awal dari penyakit sistemik karena emboli.

Epidemiologi Perkiraan frekuensi stroke iskemik di dunia bervariasi dari 12-31% tergantung dari kriteria berdasarkan definisi, tingkat evaluasi, dan desain studi. Risiko kardio emboli meningkat sesuai dengan pertambahan umur. Semakin tua umur, semakin tinggi frekuensi stroke kardio emboli, diperkirakan karena meningkatnya prevalensi fibrilasi atrium pada orang tua.

Faktor Risiko Kardio Emboli

Tekanan darah tinggi Abnormal blood lipids Perokok Inaktifitas fisik Obesitas Diabetes mellitus Usia lanjut

PatogenesisPembentukan emboli yang menoklusi arteri di otak bisa bersumber dari jantung sendiri atau berasal dari luar jantung, tetapi pada perjalanannya melalui jatung, misalnya sel tumor, udara dan lemak pada trauma, parasit dan telurnya. Yang sering terjadi adalah emboli dari bekuan daran (clots) karena penyakit jantungnya sendiri

Caplan LR (2009) membagi berbagai tipe dari bahan emboli yang berasal dari jantung, yaitu:

1. Trombus merah, trombus terutama mengandung fibrin (aneurisma ventrikel).

2. Trombus putih, agregasi pletelet – fibrin (Infark miokard).

3. Vegetasi endocarditis marantik.4. Bakteri dan debris dari vegetasi endocarditis.5. Kalsium (kalsifikasi dari katup dan anulus

mitral).6. Myxoma dan framen fibroelastoma.

Pembentukan Emboli Dari Jantung

Proses pembentukan emboli, yaitu:- Faktor mekanis- Faktor aliran darah- Proses trombosis diendokardium

Faktor yang dapat menimbulkan emboli mungkin berbeda untuk masing-masing kelainan jantung:

• Faktor mekanis:

Misalnya pada atrial fibrilasi, perubahan fungsi mekanik dari atrium yang timbul setelah gangguan irama mungkin berkorelasi dengan timbulnya emboli. Endokardium mengoptimal jantung dengan mengatur kontraksi dan relaksasi miokardium (hal ini hanya terjadi pada endokardium yang (intak), pada endokardium yang rusak seperimpose trombus dapat menimbulkan respons inotropik pada miokardium yang bersangkutan dan menimbulkan kontraksi yang tidak seragam pada dinding jantung, hal ini akan menimbulkan pelepasan emboli.

• Faktor aliran darah:

Tidak hanya aliran darah yang ditandai dengan tidak adanya gelombang pada echokardiografi adalah petunjuk yang penting pada pembentukan emboli. Egeblad menunjukkan stagnasi darah yang tampak pada echokardiografi adalah sumber emboli pada trombus atrium kiri. Ejeksi fraksi yang rendah atau penyakit jantung kongestif dapat menimbulkan emboli setelah atrial fibrilasi, miokard dapat menimbulkan emboli setelah atrial fibrilasi, miokard infark, atau dilatasi kardiomiopati

• Faktor lain: yang juga penting dalam proses pembentukan emboli adalah pemecahan trombus oleh ensim trombolitik endokardial.

Perjalanan Emboli Dari Jantung

Emboli yang keluar dari ventrikel kiri, akan mengikuti aliran darah dan masuk ke arkus aorta, 90% akan menuju ke otak, melalui. A.karotis komunis (90%) dan a.veterbalis (10%).

Emboli melalui a.karotis jauh lebih banyak dibandingkan dengan a.veterbalis karena penampang a.karotis lebih besar dan perjalanannya lebih lurus, tidak berkelok-kelok, sehingga jumlah darah yang melalui a.karotis jauh lebih banyak (300 ml/menit), dibandingkan dengan a.veterbalis (100 ml/menit).

Emboli mempunyai predileksi pada bifurkasio arteri terutama pada cabang a.cerebri media, bagian distal a.basilaris dan a.cerebri posterior.

Kebanyakan emboli terdapat di arteri cerebri media, bahkan emboli ulang pun memilih arteri ini juga, hal ini disebabkan karena arteri cerebri media merupakan percabangan langsung dari arteri karotis interna, dan arteri cerebri media akan menerima 80% darah yang masuk ke arteri karotis interna.

arteri karotis & arteri willis

Medula spinalis jarang terserang emboli, tetapi emboli dari abdomen dan aorta dapat menimbulkan sumbatan aliran darah ke medula spinalis dan menimbulkan gejala defisit neurologis

Berbeda dengan emboli pada atherosklerosis, emboli dari jantung terdiri dari gumpalan darah (klot) yang lepas daya ikatnya dari dinding pembuluh darah atau jantung, emboli ini dapat pecah dan pindah ke pembuluh darah yang lebih distal sehingga bila dilakukan pemeriksaan angiografi setelah 48 jam emboli biasanya sudah tidak tampak.

Emboli yang terperangkan di arteri serebri akan menyebabkan reaksi:

1. Endotel pembuluh darah

2. Permeabilitas pembuluh darah meningkat

3. Vaskulitis atau aneurisma pembuluh darah

4. Iritasi lokal, sehingga terjadi vasospasme lokal

5. Hipoksia jaringan dibagian distalnya dan statis aliran darah

Besarnya infark kardioemboli tergantung dari:

• Ukuran emboli

• Pembuluh darah arteri yang terkena

• Stabilitas dari emboli

• Sirkulasi kolateralnya

Caplan (2009) mengelompokkan penyakit jantung sebagai sumber emboli menjadi 3:

1. Kelaianan dinding jantung kardiomiopati Hipokinesis akinesis dinding ventrikel pasca Infark miocard Aneurisma atrium aneurisma ventrikel miksoma atrium tumor lainnya defek septum paten foramen ovale.

2. Kelaianan katup,seperti kelainan katup mitral rematik, penyakit aorta, katup protesis, endokarditis bakterial, endokarditis trombotik non bakterial, prolaps katup mitral dan kalsifikasi annulus mitral.

3. Kelaianan irama, terutama fibrilasi atrium dan sindrom sick sinus.

Gejala Klinis Penurunan kesadaran pada saat onset stroke. Onset yang tiba-tiba dari keluhan dan gejala yang

maksimal Temuan segera dari gejala defisit hemisfer yang luas. Dicetuskan oleh manuver valsava. Gejala memperlihatkan keterlibatan teritori vaskular

yang berbeda dari otak. Tidak ditemukannya kejang ataupun nyeri kepala Emboli kardiogenik (terutama dari sumber kelainan

katup).

 

Pemeriksaan Fisik  Temuan adanya disritmia jantung (ex; fibrilasi

atrium, sick sinus syndrome) Temuan adanya bising jantung (ex; stenosis

mitral,aorta stenosiskalsifikasi) Temuan gagal jantung kongestif (ex ; setelah

infark miokard akut) Penyakit penyerta (ex ; SLE, endokarditis) Temuan tanda emboli sistemik

Penatalaksanan Terapi dibedakan pada fase akut dan pasca fase akut.

1.Fase Akut (hari ke 0-14 sesudah onset penyakit)

Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak yang menderita di daerah iskemik (ischemic penumbra), antara lain:

1. Anti-edema otak:

a.Gliserol 10% perinfus, 1gr/kg BB/hari dalam 6 jam 

b.Kortikosteroid, yang banyak digunakan deksametason dengan bolus 10-20mg i.v., diikuti 4-5 mg/6jam selama beberapa hari, lalu tapering off, dan dihentikan setelah fase akut berlalu.

2. Anti-Agregasi trombosit

Asam asetil salisilat (ASA) seperti aspirin, aspilet dengan dosis rendah 80-300 mg/hari

3. Antikoagulansia, misalnya heparin

4. Lain-lain:

a.Trombolisis (trombokinase) masih dalam uji coba 

b. Obat-obat baru dan Neuro Protectif: Citicoline, piracetam, nimodipine

2. Fase Pasca Akut

  Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititik beratkan tindakan rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya stroke

Rehabilitasi

Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45 tahun,maka yang paling penting pada masa ini ialah upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental, dengan fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi.

 

Terapi Preventif 

Tujuannya, untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke, dengan jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko stroke:

Pengobatan hipertensi Mengobati diabetes melitus Menghindari rokok, obesitas, stres Berolahraga teratur

TERIMA KASIH

top related