stress adaptasi
Post on 02-Jan-2016
51 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik,
menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi
pada kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai
sehingga dapat menyebabkan individu tersebut bingung, melamun hingga stres.
Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang
dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau biasa disebut dengan
koping yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka
individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan
dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi.
Berikut akan dijelaskan tentang stres, koping dan adaptasi yang biasa terjadi pada
setiap individu, salah satu contoh individu yang akan menghadapi ujian masuk kerja.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian stress?
1.2.2 Bagaimana pandangan stress?
1.2.3 Apa macam-macam stress?
1.2.4 Apa saja yang termasuk sumber stresor?
1.2.5 Bagaimana model stress kesehatan?
1.2.6 Apa saja faktor pengaruh respons terhadap stresor?
1.2.7 Bagaimana tahapan stress?
1.2.8 Bagaimana reaksi tubuh terhadap stress?
1.2.9 Bagaimana manajemen stress?
1.2.10 Apa yang dimaksud homeostatis?
1.2.11 Bagaimana konsep adaptasi?
1.2.12 Apa saja macam-macam adaptasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar pembaca mengetahui tentang konsep stress dan adaptasi serta bentuk asuhan
keperawatannya.
1
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian stress
2. Untuk mengetahui pandangan stress
3. Untuk mengetahui macam-macam stress
4. Untuk mengetahui yang termasuk sumber stresor
5. Untuk mengetahui model stress kesehatan
6. Untuk mengetahui faktor pengaruh respons terhadap stresor
7. Untuk mengetahui tahapan stress
8. Untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap stress
9. Untuk mengetahui manajemen stress
10. Untuk mengetahui yang dimaksud homeostatis
11. Untuk mengetahui konsep adaptasi
12. Untuk mengetahui macam-macam adaptasi
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres
Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Seseorang
yang mengalami stres karena sebuah jabatan disebut sebagai eustres. Terjadinya stres dapat
disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk stresor ini dapat dari lingkungan,
kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian stres itu sendiri juga dapat dikatakan
sebagai stimulus di mana penyebab stres dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres
juga dapat dikatakan sebagai respons artinya dapat merespons apa yang terjadi, juga
disebut sebagai transaksi yakni hubungan antara stresor dianggap positif karena adanya
interaksi antara individu dengan lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya
stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah
(stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap
masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau menjadi adaptif.
Stres menurut:
1. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).
2. Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang
individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976).
3. Stres psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungannya
yang dihargai oleh orang lain tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan
membahayakan kemapanannya (Lazarus Folkman, 1994).
4. Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan
kepekaaan individu terhadap penyakit (Rahe, 1975).
2.2 Pandangan Stres
Dalam memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda mendefinisikannya karena
memiliki pandangan teori yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang stres sebenarnya,
maka dapat diketahui beberapa pandangan diantaranya :
3
a. Pandangan Stres Sebagai Stimulus
Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, di mana
semakin tinggi besar tekanan yang dialami sesorang, maka semakin besar pula stres yang
dialami.
b. Pandangan Stres Sebagai Respons
Mengidentifikasikan stres sebagai respons individu terhadapstresor yang diterima, di
mana ini sebagai akibat respons fisiologis dan emosional.
c. Pandangan Stres Sebagai Transaksional
Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara individu dengan lingkungan dengan
meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi maslah dan terbentuknya sebuah
koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang potensial
mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu terhadap masalah, mengkaji
kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang diarahkan mengatasi
masalah.
2.3 Macam-Macam Stres
Ditinjau dari penyebabnya, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di antaranya :
a. Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi
atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan arus
listrik.
b. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun asam
basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
c. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri, atau parasit.
d. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh dsiantaranya gangguan
dari struktur tubuh, fungsi jaringa, organ dan lain-lain.
e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkemabangan seperti pada
pbertas, perkawinan dan proses lanjut usia.
4
f. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan
kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial budaya
stau faktor keagamaan.
2.4 Sumber Stresor
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi
sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikososial maupun spiritual.
Sumber stresor lingkungan fisik dapat berupa fasilitas-fasilitas seperti air minum, makan
atau tempat-tempat umum sedangkan lingkungan psikososial dapat berupa suara kesehatan
atau orang yang ada disekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual dapat berupa tempat
pelayanan keagamaan seperti fasilitas ibadah atau lainnya.
Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis
dalam tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya. Sedangkan sumber stresor
dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap status kesehatan
yang dialami serta pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber stresor di atas, stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai
sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan.
A. Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi
antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang
terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatsi, maka dapat menimbulkan
suatu stres.
B. Sumber Stres di Dalam Keluarga
Stres ini bersumber dari masalah kelurga ditandai dengan adanya perselisihan
masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga
permasalahan ini akan selalu menimblkan suatu keadaan yang dinamakan stres.
C. Sumber Stres di Dalam Lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti
lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik,
dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya adanya pengakuan di
masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.
5
2.5 Model Stres Kesehatan
Model stres kesehatan merupakan suatu model di mana stres dapat mempengaruhi
status kesehatan seseorang, model ini terdiri dari beberapa unsur di antaranya :
Unsur langsung di mana stres dapat menghasilkan atau mempengaruhi secara
langsung dari perubahan fisiologis dan psikologis, seperti adanya ketegangan (stres) akan
menyebabkan terjadinya proses pelepasan hormon secara langsung yaitu hormon
katekolamin dan kortikosteroid yang kondisi jantung berdebar-debar, denyut nadi cepat
dan lain-lain
1. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat dipengaruhi karena adanya tipe kepribadian
yang memudahkan timbulnya kesakitan.
2. Unsur interaktif, stres dapat menyebabkan ketidakkebalan tubuh sehingga tubuh akan
menjadi mudah terjadi gangguan pada tubuh baik biologis maupun psikologis. Proses
ini dikarenakan adanya interaksi antara faktor dari dalam untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
3. Unsur perilaku sehat, stres dapat secara tidak langsung mempengaruhi kesakitan akan
tetapi dapat merubah perilaku terlebih dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi
alkohol, rokok, dan lain-lain.
4. Unsur perilaku sakit, stres dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kesakitan
tanpa menyebabkan adanya perilaku sakit seperti mencari bantuan pengobatan.
2.6 Faktor Pengaruh Respons Terhadap Stresor
Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda berdasarkan
faktor yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan koping yang dimiliki individu, di
antara stresor yang dapat mempengaruhi respons tubuh antara lain :
1. Sifat stresor
Sifat streor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap
stresor. Sifat stresor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap
individudapat berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.
2. Durasi stresor
Lamanya durasi stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons tubuh.
Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka respons yang dialaminya juga akan lebih
lama dan dapat mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.
6
3. Jumlah stresor
Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentukan respons tubuh. Semakin
banyak stresor yang dialami seseorang , dapat menimbulkan dampak yang besar bagi
fungsi tubuh juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan mampu
menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya
akan semakin baik pla.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor yang
dimiliki. Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu
menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan
adaptifnya akan semakin baik pula.
5. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor.
Apabila seseorang yang memiliki tipe kepribadian ambisius, agresif, kompetitif, kurang
sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, bekerja tidak kenal waktu, bicara
cepat, pandai berorganisai dan memimpin, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan,
kaku terhadap waktu, ramah, berpendirian kuat akan lebih rentan terkena stres
dibandingkan seseorang yang tipe kepribadian tidak agresif, penyabar, senang, tidak
mudah tersinggung, lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain.
6. Tingkat perkembangan
Semakin matang perkembangan seseorang, maka semakin baik pula kemampuan
untuk mengatasinya. Dalam perkembangannya kemampuan individu dalam mengatasi
stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda dan stresor yang dihadapinya pun berbeda
yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Tahap Perkembagan Jenis Stresor
Anak
Remaja
Konflik mandiri dan ketergantungan orang tua
Mulai sekolah
Hubungan dengan teman sebaya
Kompetisi dengan teman
Perubahan tubuh
Hubungan dengan teman
Seksualitas
Mandiri
7
Dewasa muda
Dewasa tengah
Dewasa tua
Menikah
Meninggalkan rumah
Mulai bekerja
Melanjutkan pendidikan
Membesarkan anak
Menerima proses menua
Satus sosial
Usia lanjut
Penyesuaian diri masa pensiun
Proses kematian
2.7 Tahapan Stres
Tahapan stres menurut Van Amberg tahun 1979, yang terbagi enam tahapan di
antaranya:
1. Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangfat
bekerja besar, pengelihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu
menyelesaikan pekerjaan yang tidak tidak biasanya, kemudian merasa senang akan
pekerjaan akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.
2. Tahap Kedua
Pada stres tahap ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya perasaan letih
sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah
menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut jantung
berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan
tidak bisa santai.
3. Tahap Ketiga
Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung dan
usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur ketegangan otot semakin
terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur seperti sukar mulai untuk tidur,
terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki
tenaga.
4. Tahap Keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang
menyenangkan terasa membosankan, kehilangan kemmampuan untuk merespons secara
8
adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya gangguan pola tidur,
sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi
menurun karena adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui
penyebabnya.
5. Tahap Kelima
Stres tahap in ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan
semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.
6. Tahap Keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan
takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah bernafas,
terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
2.8 Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik
secara fisiolgis maupun psikologis. Di antara reaksi tubuh tersebut seperti terjadi
perubahan warna rambut, menurunnya ketajaman mata karena kekenduran pada otot-otot
mata, pada telinga terjadi gangguan seperti adanya suara berdenging, penurunan
konsentrasi, sering sakit kepala, ekspresi wajah tampak tegang, mulut dan bibir terasa
kering, kulit sering berkeringat dan kadang-kadang panas, dingin dan juga akan dapat
menjadi kering atau gejala lainnya, terjadi sesak nafas, jantung berdebar-debar, pembuluh
darah melebar atau menyempit.
2.9 Manajemen Stres
Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabila stres tidak
cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak lebih lanjut seperti
mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar
tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan Diet dan Nutrisi
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan
mengatasi stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan
mengatur jadwal makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan
monoton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh.
9
2. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan
istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan
memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
3. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan
dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari
pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan
keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
4. Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat
meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.
5. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya
stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan
semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung
alkohol.
6. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres
karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang
akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
7. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi
stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan
fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu
secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan
waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat.
8. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalm mengalami stres yang dialami
dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor
psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitifafektif atau psikomotor yang
dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya
digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
10
9. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami
sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
10. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yng disesuaikan dengan kebutuhan
seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana
psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami percaya
diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara
berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
11. Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan
psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam
mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis,
sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
2.10 Homeostatis
Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam
menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh
mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa
homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara
stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu
sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam
tubuh manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat
melalui empat cara di antaranya:
1. Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat
sepserti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
2. Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan
dalam tubuh.
3. Dengan cara sistem umpann balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan
dari keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana
apabila tubuh dalam keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan
mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
11
4. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.
2.11 Konsep Adaptasi
Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam
berespons terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan
tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.
2.12 Macam-Macam Adaptasi
A. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara
fisilogis untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan
atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi fisiologis dibagi menjadi
dua yaitu :
1. LAS (Local Adaptation Syndroma), yaitu apabila kejadiannya atau adaptasi
bersifat lokal seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka akan
terjadi daerah sekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas, dan lain-
lain yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
2. GAS (General Adaptation Syndroma), yaitu reaksi lokal yang tidak dapat diatasi
dapat menyebabkan gangguan secara sistemik tubuh akan melakukan proses
penyesuaian.
Pada adaptasi fisiologi melalui tiga tahap yaitu tahap alarm reaction, tahap resistensi
dan tahap akhir.
B. Adaptasi Psikologi
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak
mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram
yang semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka.
dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain
yang dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang
dihadapinya.
C. Adaptasi Sosial Budaya
Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-,masing.
Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan
tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan
dengan baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat
12
dilakukan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami
stress.
D. Adaptasi Spiritual
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan
oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalammengatur
perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti
terjadi perubahan dalam perilaku manusia.
13
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Perawat dapat mengumpilkan data dengan cara observasi, wawancara, dan
pemeriksaan. Data yang didapat dapat dikelompokkan:
a. Data Fisiologis
1. Peningkatan tekanan darah
2. Ketegangan otot meningkat
3. Peningkatan denyut nadi dan frekuensi napas
4. Kringat dingin pada telapak tangan
5. Tangan dan kaki dingin
6. Sakit kepala
7. Sakit perut (gangguan pencernaan)
8. Suara nada tinggi dan cepat
9. Nafsu makan berubah
10. Frekuensi miksi bertambah
11. Sukat tidur atau sering terbangun
12. Dilatasi pupil
13. Gula darah meningkat
b. Data psiko-sosial
1. Cemas dan ragu-ragu
2. Depresi
3. Bosan
4. Penggunaan obat dan zat meningkat
5. Pola makan berubah
6. Perubahan pola tidur dan kegiatan
7. Kelelahan mental
8. Perasaan tidak mampu
9. Harga diri kurang dan hilang
10. Mudah tersinggung dan cepat marah
11. Motivasi hilang
12. Menangais
13. Produktivitas dan kualitas kerja menurun
14
14. Cenderung melakukan kesalahan atau daya nilai buruk
15. Pelupa dan sering blocking
16. Sering melamun
17. Tidak konsentrasi pada tugas
18. Meningkat absen dan sering sakit
19. Minat hilang
3.2 DiagnosaData yang dikumpulkan dapat dikelompokkan dalam masalah keperawtan (potensial
atau aktual) dan etiologoi dari masalah. Berikut diagnosa keperawtan pada stres dan
adaptasi :
a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan :
1. Perubahan pola hidup
2. Sistem pendukung tidak adekuat
3. Koping yang tidak ampuh
4. Stress yang berkepanjangan
b. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan :
1. Masalah ekonomi
2. Kercacatan yang berkepanjangan
3. Stress berkepanjangan (fisiologis, psikososial, dan situasi)
c. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :
1. Stress fisiologis
2. Krisis emosi atau situasi
3.3 Rencana keperawatanTujuan keperawatan pada klien stres yaitu:
a. Klien dapat menangani berbagai dalam kehidupan
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
c. Klien menerima beberapa dukungan yang adekuat
Intervensi
a. Mendukung klien dan keluarga
R : sering klien dan keluarga memerlukan seseorang untuk mengekspresikan
perasaan,kekhawatiran,dan masalahnya. Ungkapan perasaan merupakan salah
satu cara mengurangi stres.
15
b. Mengorientasikan klien
R : mengorientasikan klien tentang rumah sakit, fasilitas dan peraturan yang
berlaku. Informasi tentang rumah sakit dibutuhkan klien dan keluarga untuk
dapat beradaptasi dengan situasi rumah sakit yang berbeda dengan situasi rumah
sendiri.
c. Mempertahankan identitas klien
R : mempertahankan identitas klien dengan memanggil nama klien, memberi
kesempatan menggunakan peralatan sendiri selama tidak bertentangan dengan
kondisi klien.
d. Memberi informasi yang dibutuhkan klien
R : sering stres timbul karena informasi yang tidak jelas.Misalnya : prosedur
pemeriksaan dan tindakan keperawatan.
e. Mengulangi informasi jika klien sukar mengingat
R : dapat diberikan berupa leaflet, brosur, booklet agar dapat di baca dan di
pelajari lebih lanjut.
f. Meningkatkan harga diri klien
R : libatkan klien dalam tindakan keperawatan. Beri penghargaan pada perilaku
positif.
g. Membantu latiohan menejemen stress
R : a. Latihan nafas dalam
Latihan relaksasi ( anggota badan, perut, dada, kepala dan leher)
Latihan lima jari ( hipnose diri sendiri )
16
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari lingkungan, kondisi dirinya, serta
pikiran. Penyebab stress dianggap suatu hal yang biasa dimana didalamnya dapat merespon
apa yang terjadi pada hubungan stresor, dianggap positif karena adanya interaksi individu
dan lingkungan. Stress dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan baik
secara fisik, psikososial maupun spiritual serta dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang.
Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung beberapa tahap akan
muncul dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka akan
berdampak lebih lanjut. Oleh, sebab itu terapkanlah sebuah manajemen agar keadaan
seesorang tersebut masih bisa terkontrol.
4.2 Saran
Hendaknya sebagai perawat mampu menguasai tentang stress dan adaptasi serta
bentuk asuhan keperawatannya, agar mampu mengatasi masalah stress adaptasi yang
sering terjadi pada klien dengan berbagai keadaannya.
17
top related