strategi public relations dalam membangun citra lembaga...
Post on 06-Jun-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN
CITRA LEMBAGA PADA BADAN WAKAF AL-QUR’AN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)
Oleh :
Winda Rahma Sari
NIM : 1113051000195
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439/2018
i
ABSTRAK
Nama : Winda Rahma Sari
NIM : 1113051000195
Strategi Public Relations dalam Membangun Citra Lembaga Pada Badan
Wakaf Al-Qur’an
Munculnya berbagai badan wakaf di Indonesia menjadi suatu hal yang
menarik, dimana badan-badan wakaf tersebut bersaing dalam mengammbil hati
para wakif untuk mewakafkan harta bendanya di badan wakaf yang bersangkutan.
Persaingan merupakan hal yang positif bagi lembaga-lembaga ini. Dalam setiap
persaingan, public relations dirasa sangat penting dan menjadi hal yang tidak bisa
diabaikan di era sekarang ini. Badan Wakaf Al-Qur’an sebagai salah satu lembaga
kenazhiran wakaf yang menggunakan cara modern yang mudah dan praktis dalam
berwakaf dan menyalurkannya hingga ke pelosok negeri melalui program-
program yang solutif dan unik. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang efektif
melalui peran dari public relations untuk membangun citra positif pada lembaga
tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimana strategi public relations dalam membangun citra lembaga
pada Badan Wakaf Al-Qur’an? Bagaimana peran public relations dalam
membangun citra lembaga pada Badan Wakaf Al-Qur’an? Apa hasil dari strategi
public relations dalam membangun citra perusahaan pada Badan Wakaf Al-
Qur’an? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa
yang dilakukan public relations Badan Wakaf Al-Qur’an dan mengetahui peran
dari public relations Badan Wakaf Al-Qur’an serta hasil dari strategi yang
dilakukan oleh public relation dalam membangun citra lembaga pada Badan
Wakaf Al-Qur’an.
Teori yang dapat menggambarkan tentang upaya public relations dalam
membangun citra adalah teori citra yang dikemukakan oleh Frank Jefkins. Citra
adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman tentang
fakta-fakta. Kemudian metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan data secara jelas, tepat, sistematis,
faktual, dan akurat. Berdasarkan fakta yang didapatkan dari lapangan sehingga
dapat dipahami orang yang tidak mengalaminya secara langsung. Sedangkan
teknik penulisan menggunakan analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran
terhadap subjek dan objek penelitian.
Setelah peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber maka dapat
dihasilkan beberapa kesimpulan mengenai strategi public relations dalam
membangun citra lembaga pada Badan Wakaf Al-Qur’an. Dari beberapa strategi
yang dilakukan oleh public relations Badan Wakaf Al-Qur’an dalam membangun
citra lembaga bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk berwakaf dan membantu sesama serta memudahkan masyarakat
berkomunikasi dengan lembaga.
Kata Kunci : Strategi, Public Relations, Citra, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA)
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan
yang Maha Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan segala Rahmat
dan kemudahan serta keberkahan yang berlimpah Alhamdulillah penulis bisa
menyelesaikan pendidikan sampai tingkat Strata Satu (S1). Shalawat serta salam
selalu dipanjatkan kepada baginda Rasulullah yang mulia Nabi besar Muhammad
SAW, para keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya yang setia dan
istiqomah hingga akhir zaman. Dengan do’a usaha dan tekad yang kuat dan
perjalanan yang panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas
penting dan kewajiban sebagai mahasiswa setelah menimba ilmu di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi, walau jauh dari kesempurnaan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Suparto, PHd, M.Ed,
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Hj. Roudhonah, M.A, selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, serta Fita Faturakhmah, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
iii
3. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis. Semoga beliau senantiasa dalam limpahan
rahmat Allah SWT.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah
memberikan begitu banyak wawasan, ilmu dan pengetahuan kepada
penulis. Semoga seluruh dosen dan guru-guruku berada dalam curahan
kasih sayang Allah SWT.
5. Orang tua tercinta dan terkasih, Ayahanda M. Rois Arief dan Ibunda Siti
Fathonah yang selalu memberikan semangat, kasih sayangnya, cinta,
perhatian, nasihat dan bimbingannya bagi penulis. Dengan do’a dan ridho
dari beliau lah semua ini dapat terwujud. Selalu meyakinkan penulis
dengan do’a dan tekad yang kuat serta keridhoan orang tua, jalan
keberkahan selalu terbentang. Semoga Allah selalu memberikan limpahan
kasih sayang-Nya untuk mereka. Serta untuk kakak-kakakku Ka Imron, Ka
Fandi, dan Ka Wita yang memberikan inspirasi, bantuan, semangat, serta
canda tawanya. Semoga Allah selalu menyatukan kita semua dalam cinta-
Nya.
6. Bapak Hazairin Hasan sebagai kepala divisi wakif relation Badan Wakal
Al-Qur’an dan Bapak Ir. Heru Binawan sebagai ketua, CEO, dan Founder
Badan Wakaf Al-Qur’an, beserta jajarannya yang semuanya senantiasa
memberikan informasi serta nasihat-nasihatnya untuk dapat
menyempurnakan penelitian ini.
iv
7. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) KPI, Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (DEMA-
FIDKOM), teman-teman KPI E 2013, dan seluruh teman-teman KPI
angkatan 2013 yang semuanya memberikan pembelajaran, masukan,
semangat, motivasi, dan menemani hari-hari penulis ketika belajar di UIN
Jakarta.
8. Sahabat-sahabatku Farah Diba, Nurul Fikri, Elfira, Ismi, Apriliana,
Gabyla, Putri, dan Bahar Widhi yang semuanya selalu menghibur, setia,
solid dan memberikan semangat, motivasi dan canda tawanya. Dan juga
Fachrudin Afriansyah yang selalu menemani, menyemangati, berbagi ilmu
dan pengalaman, memotivasi dan membantu penulis dalam banyak hal.
Semoga langkah ini senantiasa dalam ridho Allah SWT.
9. Teman-teman KKN GEMPITA 2016. Ulfah, Burhan, Dalhar, Putri,
Faizah, Eva, Yudha, Bayyin, Guntur dan Linda kalian keluarga baru
bagiku. Terima kasih untuk support, dan motivasinya.
Akhirnya kepada Allah penulis kembalikan semoga semua yang telah
diberikan kepada penulis menjadi bermanfaat khususnya bagi penulis dan yang
lainnya.
Jakarta, 15 Januari 2018
Winda Rahma Sari
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 9
D. Metodologi Penelitian ............................................................... 10
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 15
F. Sistematika Penelitian ............................................................... 19
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 21
A. Strategi ..................................................................................... 21
1. Pengertian Strategi ............................................................... 21
2. Jenis Strategi ......................................................................... 22
B. Public Relations ........................................................................ 23
1. Pengertian Public Relations ................................................. 23
2. Peran Public Relations ......................................................... 25
3. Fungsi Public Relations ........................................................ 26
4. Tugas Public Relations ......................................................... 27
5. Jenis-jenis Public Relations .................................................. 29
C. Strategi Public Relations ........................................................... 30
D. Teori Citra ................................................................................. 33
1. Pengertian Citra .................................................................... 33
vi
2. Jenis Citra ............................................................................. 34
3. Karakteristik Citra ................................................................ 36
4. Pembentukan Citra ............................................................... 37
5. Manfaat Citra ........................................................................ 38
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN WAKAF AL-QUR’AN ............ 40
A. Latar Belakang Berdirinya Badan Wakaf Al-Qur’an................ 40
B. Visi dan Misi ............................................................................ 42
C. Struktur Organisasi/Kepengurusan ........................................... 42
D. Program Badan Wakaf Al-Qur’an ............................................ 43
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA ............................................... 56
A. Strategi Public Relations Badan Wakaf Al-Qur’an dalam
Membangun Citra ..................................................................... 56
B. Peran Public Relations dalam membangun citra pada Badan
Wakaf Al-Qur’an ...................................................................... 70
C. Hasil Public Relations dalam membangun citra pada Badan
Wakaf Al-Qur’an ...................................................................... 74
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 78
A. Kesimpulan .............................................................................. 78
B. Saran ......................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Model Pembentukan Citra...................................................... 37
Gambar 2 : Halaman Website Badan Wakaf Al-Qur’an ........................... 66
Gambar 3 : Halaman Instagram Badan Wakaf Al-Qur’an ....................... 67
Gambar 4 : Halaman Youtube Badan Wakaf Al-Qur’an ........................... 68
Gambar 5 : Halaman Twitter Badan Wakaf Al-Qur’an ............................ 69
Gambar 6 : Halaman Facebook Badan Wakaf Al-Qur’an ........................ 69
Gambar 7 : Penghimpunan Dana Wakaf Badan Wakaf Al-Qur’an
Periode April 2017 ................................................................. 72
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Perbandingan Skripsi Terdahulu dengan Skripsi Peneliti ...... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Institusi wakaf berkembang begitu pesat di Indonesia. Hal ini tentu tak
lepas dari keberadaan wakaf yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka
dan masyarakatnya masih merupakan masyarakat tradisional. Bila kita
meninjau kembali bentuk wakaf pada masa klasik, wakaf yang berkembang
masih berupa wakaf tanah. Hampir semua rumah ibadah, madrasah, perguran
tinggi Islam dan lembaga keagamaan Islam dibangun di atas tanah
wakaf.1Seiring dengan berjalannya waktu, lembaga wakaf mulai bermunculan
karena masyarakat berasumsi bahwa mereka membutuhkan sebuah wadah
agar harta wakaf dapat terorganisir dan didayagunakan dengan baik oleh
lembaga wakaf yang mengurus tanah-tanah wakaf tersebut.2
Wakaf merupakan suatu bentuk kegiatan ibadah yang sangat dianjurkan
untuk dilaksanakan kaum muslimin. Ibadah ini bukan hanya dianjurkan tetapi
menjadi salah satu ibadah yang paling dicari kaum muslimin berkaitan
dengan sabda Rasulullah SAW:
1 Moh. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf. (Jakarta: UI Press, 1988), h.
79. 2 http://simbi.kemenag.go.id. Diakses Pada 15 Maret 2017, Pukul 10.00 WIB.
2
"Jika meninggal anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga
hal. Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang
mendoakan orang tuanya" (H.R. Muslim).3
Wakaf memiliki potensi yang besar untuk membangun kesejahteraan
masyarakat di tanah air. Hasil pengembangan usaha berbasis wakaf selain
dapat membantu pembiayaan produktif dalam bentuk modal ekonomi dan
juga membiayai berbagai upaya advokasi kebijakan untuk terwujudnya
keadilan sosial. Bahkan nilai strategis ibadah wakaf terletak pada peranannya
yang cukup menonjol sebagai sarana dakwah. Melihat betapa sebagian besar
bangunan sosial (public service) seperti tempat ibadah dan sekolah-sekolah
yang merupakan produk wakaf.4
Dalam rangka memajukan dan memudahkan umat untuk berwakaf perlu
dibentuk suatu organisasi yang tujuan utamanya adalah membuat kegiatan
wakaf ini menjadi terorganisir secara efisien sehingga dapat memberikan
hasil yang optimal.5
Tugas utama dari organisasi ini adalah memobilisasi segala kegiatan
yang berkaitan dengan kegiatan pewakafan sehingga dapat memberikan
manfaat optimal untuk mengatasi berbagai masalah yang melanda
perekonomian Indonesia. Badan wakaf setiap tahun semakin berkembang
baik dari badan wakaf milik pemerintah maupun badan wakaf swasta. Dari
banyaknya badan wakaf tersebut masing-masing ingin memberikan
3 Imam Abbu Al-Khusaini Muslim Bin Al-Hajj Al-Qusyairi Al-Naisaburi, Sahih Muslim.
(Beirut Dar Al-Fikr, 1988), Cet Ke-1, h. 70. 4 Sumuran Harapan dan Nasruddin Umar, Paradigma Baru Wakaf Di Indonesia, Cet Ke-
5, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, 2006), h.51. 5 Mustafa Edwin Nasution dan Uswatun Hasanah, Wakaf Tunai-Inovasi Finansial Islam,
Cet Ke-2, (Jakarta: Program Studi Timur Tengah dan Islam UI, 2006), h. 46.
3
kepercayaan dan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Oleh sebab itu maka
hal ini akan membuat badan wakaf memiliki peran penting sebagai salah satu
penggerak perekonomian bangsa.6
Badan Wakaf Al-Qur‟an adalah organisasi nirlaba (non-profit
organization), berbentuk Lembaga Swadaya Masyarakat. Dengan visi
menjadi lembaga filantropi wakaf profesional, yang mampu mengembangkan
potensi wakaf di Indonesia sesuai syariah untuk kemaslahatan kaum muslimin
dan masyarakat. Badan Wakaf Al Qur‟an telah memiliki pengalaman luas
mengelola wakaf Al Qur‟an disertai pembinaannya dan program pendukung
yang inovatif selama dua belas tahun.7
Lembaga pengelolaan wakaf sebagai organisasi yang profesional,
transparan dan amanah dalam mengelola dana umat sangat memerlukan
strategi komunikasi public relations yang efektif untuk disampaikan kepada
masyarakat sehingga dapat memunculkan citra yang positif serta timbul
kepercayaan masyarakat untuk berwakaf melalui badan atau lembaga wakaf
tersebut. Di Indonesia sudah banyak lembaga wakaf yang menghimpun dana
wakaf antara lain, Dompet Dhuafa, Badan Wakaf Indonesia (BWI), Tabung
Wakaf Indonesia (TWI) yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Dalam hal ini
Badan Wakaf Al-Qur‟an memiliki perbedaan tersendiri dibandingkan dengan
badan wakaf lainnya, yang dikedepankan oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an
adalah project dari suatu program kegiatan sosial yang terus berinovasi dalam
mengembangkan setiap program pada rentang waktu yang cepat dan
6 https://bwi.or.id Diakses Pada 15 Maret 2017, Pukul 11.00 WIB.
7 http://www.wakafquran.org, Diakses Pada 15 Maret 2017, Pukul 11.30 WIB.
4
jangkauan yang luas hingga wilayah pedalaman Indonesia yang belum
tersentuh pemerintah atau bantuan dari lembaga manapun dapat merasakan
manfaatnya.8
Munculnya berbagai badan wakaf di Indonesia menjadi suatu hal yang
menarik, dimana badan-badan wakaf tersebut bersaing dalam mengambil hati
para wakif untuk mewakafkan harta bendanya di badan wakaf yang
bersangkutan. Persaingan merupakan sesuatu yang positif bagi lembaga-
lembaga ini. Persaingan dalam konteks agama bagi lembaga-lembaga ini
adalah fastabiqul khairat yaitu berlomba-lomba untuk kebaikan. Dengan
adanya persaingan maka lembaga wakaf akan terpacu untuk meningkatkan
pelayanan mereka. Di sisi lain, persaingan juga tidak hanya memicu
perbaikan dan inovasi pengumpulan dana namun juga pengelolaannya.
Diharapkan persaingan akan mendorong lembaga-lembaga wakaf untuk
merencanakan program-program pengelolaan dana yang lebih tepat sasaran
dan strategis.
Dalam suatu persaingan, peran public relations atau PR dirasa sangat
penting dan menjadi hal yang tidak bisa diabaikan di era sekarang ini.
Menurut Frank Jefkins, PR adalah komunikasi yang terencana, baik itu ke
dalam maupun ke luar, antara organisasi dengan khalayaknya untuk mencapai
tujuan-tujuan spesifik. PR sebaiknya memfasilitasi dan merencanakan strategi
8 Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 26 Juli 2017.
5
dengan menyesuaikan lingkungan sosial masyarakat melalui komunikasi yang
efektif. 9
PR memang sangat penting pada suatu lembaga atau perusahaan-
perusahaan, karena peran PR yang berhubungan langsung dengan
masyarakat, baik internal maupun eksternal. Dengan adanya peran dari PR
yang mampu menciptakan suatu hubungan sosial yang baik, yaitu di dunia
nyata ataupun dunia maya melalui pemanfaatan teknologi dalam bidang jasa
ini, dengan cepat perusahaan atau lembaga-lembaga akan menginformasikan
atau memberikan sebuah informasi bagi masyarakat melalui media. Seperti
contoh media massa melalui majalah, brosur, website, youtube, Instagram,
twitter, facebook, dan lain sebagainya yang bukan lagi untuk kepentingan
individu saja, tetapi juga organisasi bahkan perusahaan-perusahaan besar juga
memanfaatkan media massa sebagai media komunikasinya dan juga sebagai
penunjang untuk meraih citra yang positif di masyarakat.
Citra adalah persepsi, kesan, perasaan dan gambaran dari publik
terhadap sesuatu.10
Persepsi publik terhadap lembaga didasari pada apa yang
mereka ketahui atau mereka kira tentang lembaga yang bersangkutan. Citra
perusahaan atau citra lembaga adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk atau layanannya.11
9 Frank Jefkins, Public Relations, edisi kelima (alih bahasa Haris Munandar), (Jakarta:
Erlangga, 2004), h. 10. 10
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2010), h. 98. 11
Frank Jefkins, Public Relations, edisi kelima (alih bahasa Haris Munandar), (Jakarta:
Erlangga, 2004), h. 22.
6
Aktifitas PR yang dilakukan oleh sebuah lembaga, baik langsung atau
tidak langsung akan berpengaruh terhadap citra lembaga itu sendiri. Hasil
informasi dan interaksi ini akan membentuk citra lembaga dalam benak
khalayak. Citra ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
dampak positif. Citra yang baik dari suatu organisasi akan mempunyai
dampak yang menguntungkan, karena citra mempunyai suatu dampak pada
persepsi publik dari komunikasi dalam berbagai hal, sedangkan citra yang
buruk akan merugikan organisasi. Dalam jangka panjang citra baik membawa
banyak manfaat, baik pada saat organisasi sedang baik maupun saat-saat
menghadapi berbagai macam krisis. Strategi yang dibangun seorang humas
atau PR dapat menanamkan kepercayaan kepada publik tidak hanya untuk
memperoleh citra positif. Tetapi citra positif yang sudah dibangun perlu
dipertahankan, karena memiliki pengaruh dengan reputasi sebuah lembaga.
Begitu kepercayaan publik luntur akibat reputasi negatif maka akan sulit bagi
suatu lembaga untuk memulihkan kepercayaan tersebut.12
Dengan citra ini setiap orang akan menilai lembaga, dan pada akhirnya
menunjukan sikap atau perilaku terhadap lembaga tersebut. Jika yang
ditunjukan adalah citra yang positif, maka dukungan dan simpati akan
mengalir dengan sendirinya terhadap lembaga. Dengan demikian tidak ada
lagi kesulitan dalam mencari wakif, karena dengan sendirinya donasi akan
diberikan kepada lembaga, dengan citra yang baik maka akan sangat mudah
12
Sisilia Herlina, Strategi Komunikasi Humas Dalam Membentuk Citra Pemerintahan di
Kota Malang, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN 2442-6926, Vol 4, No. 3, 2015,
dari: https://media.neliti.com/media/publications/42441-ID-strategi-komunikasi-humas-dalam-
membentuk-citra-pemerintahan-di-kota-malang.pdf
7
sekali dalam mempengaruhi masyarakat untuk memberikan donasi kepada
lembaga.
Melalui Badan Wakaf Al-Qur‟an yang setiap tahunnya selalu
mengembangkan program-program yang ada selain dari program wakaf Al-
Qur‟an dan pembinaan, Badan Wakaf Al-Qur‟an juga memiliki program
water action for people, tebar cahaya Indonesia terang, hingga yang terbaru
adalah program sedekah kemanusiaan. Dalam upaya mensosialisasikan
program serta pengembangan citra sehingga semakin banyak diminati oleh
para wakif atau donatur, divisi public relations Badan Wakaf Al-Qur‟an tentu
sangatlah berperan penting dalam penyebaran informasi kepada masyarakat.
Dengan menggunakan strategi-strategi khusus agar lembaga tersebut lebih
dikenal oleh masyarakat dengan citranya yang baik dan terpercaya sebagai
badan wakaf di Indonesia.13
Strategi pada aktivitas public relations dapat memberikan warna baru di
perusahaan dalam meningkatkan mutu produk maupun jasa. Karena strategi
merupakan cara untuk mencapai tujuan (ways to acihive ends)14
. Dari
penjelasan tersebut dinyatakan bahwa suatu rencana yang dilakukan dengan
persiapan matang dapat membantu aktivitas pada public relations untuk
mencapai sasaran atau tujuan organisasi dalam menyukseskan program yang
dijalankan. Seperti yang dilakukan oleh divisi public relations Badan Wakaf
Al-Qur‟an dalam aktivitasnya untuk membangun citra lembaga sehingga
program-program yang dibuat dapat terlaksana dengan baik.
13
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 26 Juli 2017. 14
Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, 2012). h. 24.
8
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berusaha membahas
mengenai: “Strategi Public Relations dalam Membangun Citra Lembaga
pada Badan Wakaf Al-Qur’an”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terlalu meluasnya pembahasan, maka dibuat pembatasan
masalah. Penelitian ini dibatasi hanya pada bentuk strategi atau usaha
public relations Badan Wakaf Al-Qur‟an dalam membangun citra
lembaga. Public relations yang dibahas yakni mengenai PR internal yang
dikelola oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an. Citra yang dibahas dalam riset ini
adalah citra lembaga. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian ini adalah dua bulan terhitung dari Juli hingga Agustus 2017.
Dan untuk lebih jelas dan detailnya, pembahasan hanya pada strategi PR
yang dilakukan oleh divisi wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an yang
mana kantor pusatnya beralamat di Jl. Tebet Timur Dalam I No. 1, Tebet,
Jakarta Selatan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi public relations dalam membangun citra lembaga
pada Badan Wakaf Al-Qur‟an?
9
b. Bagaimana peran dari public relations dalam membangun citra
lembaga pada Badan Wakaf Al-Qur‟an?
c. Apa hasil dari strategi public relations dalam membangun citra
lembaga pada Badan Wakaf Al-Qur‟an?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi public relations divisi wakif
relations dalam membangun citra lembaga pada Badan Wakaf Al-
Qur‟an.
b. Untuk mengetahui peran dari divisi public relations dalam
membangun citra lembaga pada Badan Wakaf Al-Qur‟an.
c. Serta dapat mengetahui hasil dari strategi public relations divisi wakif
relations dalam membangun citra lembaga pada Badan Wakaf Al-
Qur‟an.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu
dalam bidang Public Relations bagi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
b. Manfaat Praktis
10
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
akademisi, praktisi, dan kepada pembaca pada umumnya, serta dapat
memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Selain itu juga
dapat memberi masukan bagi akademis dan para Public Relations
tentang bagaimana Public Relations dalam membangun citra
perusahaan pada Badan Wakaf Al-Qur‟an.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh
Lexy, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku
orang-orang yang dapat diamati.15
Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif
bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau berbagai realitas sosial yang menjadi objek
penelitian, dalam hal ini mengenai strategi PR di Badan Wakaf Al-
Qur‟an, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu
ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi,
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Terjemahan (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2000), h.3.
11
ataupun fenomena tertentu.16
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini penulis memperoleh keterangan atau
data melalui unit divisi wakif relation Badan Wakaf Al-Qur‟an serta
CEO atau Founder dari Badan Wakaf Al-Qur‟an yang memberikan
fasilitas serta arahan secara langsung kepada divisi wakif relations
Badan Wakaf Al-Qur‟an. Sedangkan objek penelitian ini adalah strategi
public relations dalam membangun citra lembaga.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan metode pertama yang digunakan dalam
melakukan penelitian ini. Observasi adalah pengamatan dan
pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang
diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat atau mungkin dapat
diulang.17
Adapun beberapa bentuk observasi yaitu, observasi
partisipasi, observasi tidak terstruktur dan observasi kelompok tidak
terstruktur. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik observasi
partisipasi dengan jenis observasi partisipasi pasif.
16
Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. Penelitian Kualitatif Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Politik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), hal.68. 17
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), h. 69.
12
Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi
terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama,
merasakan serta dalam aktivitas kehidupan objek pengamat.18
Observasi partisipasi pasif adalah peneliti dalam kegiatan
pengamatannya tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh para pelaku yang diamatinya, peneliti juga tidak
melakukan suatu bentuk interaksi sosial dengan pelaku atau para
pelaku yang diamati. Keterlibatannya dengan para pelaku terwujud
dalam bentuk keberadaannya dalam area kegiatan yang diwujudkan
oleh tindakan-tindakan pelakunya.19
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi
partisipasi pasif dengan melakukan pengamatan terhadap strategi
public relations dalam membangun citra lembaga. Tempat penelitian
adalah Badan Wakaf Al-Qur‟an. Sedangkan pelakunya adalah divisi
wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an
b. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpulan data yang melibatkan
manusia sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas
atau gejala yang dipilih untuk diteliti. Selain itu, wawancara dapat
digunakan untuk melacak fenomena tertentu dari perspektif orang
yang terlibat (aktor) dan melacak penilaian atau pandangan-
18
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainny, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 116. 19
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 155.
13
pandangan dari orang-orang yang terlibat (para aktor) mengenai
perilaku mereka sendiri.20
Dalam penelitian ini nantinya, peneliti akan melakukan wawancara
mendalam dengan Hazairin Hasan selaku divisi wakif relations dan
Ir. Heru Binawan selaku Ketua, CEO dan Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an yang memberikan fasilitas serta arahan secara langsung
kepada divisi wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an dengan
bertujuan untuk menggali keterangan yang mendalam seputar topik
yang terkait dengan permasalahan ini sehingga terkumpul informasi
yang diperlukan oleh peneliti.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.21
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan,
membaca, memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk
data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di kantor
pusat Badan Wakaf Al-Qur‟an, serta data-data lain di perpustakaan
yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah
didokumentasikan dalam buku dan majalah sesuai dengan masalah
yang diteliti.
Penulis mengambil dan mengumpulkan data berdasarkan
tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku-buku, brosur dan dokumen-
20
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Pelangi Aksara, (Yogyakarta: Pelangi
Aksara, 2007) Cet. Ke 1 h. 132 dan 136. 21
Husaini Husman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.73.
14
dokumen yang ada kaitannya dengan penulisan ini berupa company
profile Badan Wakaf Al-Qur‟an.
e. Teknis Analisis Data
Teknik Analisis Data adalah suatu proses mengorganisasikan
dan mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar
kemudian dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan data yang
ada. Hal ini disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif.22
Data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, maupun
tulisan- tulisan yang didapat melalui internet kemudian
diklasifikasikan untuk dimasukkan ke masing-masing variabel dan
kemudian diinterpretasikan. Begitu pula data yang diperoleh dari
hasil lapangan, maka setiap pertanyaan dan jawaban dari wawancara
akan dimasukkan ke variabel yang tepat untuk dapat
diinterpretasikan.
f. Teknik Penulisan
Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center for Quality
Development And Assurance (CeQDA) tahun 2013.
22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Bulan Bintang, 2003), Cet. Ke-9, h.11.
15
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, langkah awal yang dilakukan adalah mengamati
skripsi-skripsi yang ada pada perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lalu ditemukan beberapa judul
dan objek penelitian yang sama dengan apa yang akan diteliti, yang kemudian
menjadi rujukan awal sebagai langkah dalam penelitian ini.
Tabel 1.1 Perbandingan Skripsi Terdahulu dengan Skripsi Peneliti
No. Aspek
Perbandingan
Skripsi Terdahulu
Perbedaan
1. a. Judul
b. Fokus
Nuraini
“Strategi Public Relations Bank
Muamalat Indonesia (BMI)
dalam Mempertahankan Citra
Perusahaan”
Skripsi S1 Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2016).
Penelitian ini membahas
bagaimana peran dari divisi
public relations Bank Muamalat
Indonesia (BMI) dalam
mempertahankan citra.
Persamaannya adalah terletak
pada objek, teori, dan
metodologi penelitiannya, yaitu
objeknya ialah strategi public
Winda Rahma Sari
“Strategi Public
Relations dalam
Membangun Citra
Lembaga pada
Badan Wakaf Al-
Qur‟an”.
Penulis menjabarkan
strategi public
relations yang
digunakan oleh
Badan Wakaf Al-
Qur‟an. Strategi
tersebut berupa
strategi digital
marketing berupa
16
relations, teori yang digunakan
adalah teori citra dari Frank
Jefkins, sedangkan
metodologinya menggunakan
pendekatan kualitatif. Hasil dari
penelitian ini adalah
menjabarkan strategi public
relations yang digunakan oleh
Bank Muamalat Indonesia
(BMI) dengan pendekatan
corporate social responsibility.
Strategi yang dilakukan berupa
kerjasama dengan media massa
dan melakukan rebranding dari
segala aspek. Sedangkan
perbedaan skripsi yang ditulis
Nuraini ialah terletak pada
subjek penelitiannya yaitu
membahas pada lembaga
perbankan Bank Muamalat
Indonesia (BMI).
website, twitter,
instagram, facebook,
kemudian pasar
retail, brosur dan
news letter serta
kerja sama
(partnership).
Perbedaan pada
skripsi Nuraini
adalah penulis
membahas pada
lembaga filantropi
Islam yaitu lembaga
wakaf. Teori yang
digunakan ialah
teori citra yang
dikemukakan oleh
Frank Jefkins yaitu
citra merupakan
kesan yang
diperoleh
berdasarkan
pengetahuan dan
pengertian tentang
fakta-fakta.
2. a. Judul
Husni Al-Ghifari
“Strategi Public Relations PT.
Adzikra dalam Membangun
Citra dan Kepercayaan Calon
Jamaah Haji dan Umrah”
Skripsi S1 Jurusan Komunikasi
Winda Rahma Sari
“Strategi Public
Relations dalam
Membangun Citra
Lembaga pada
Badan Wakaf Al-
17
b. Fokus
dan Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2016).
Penelitian ini membahas tentang
strategi public relations yang
dilakukan oleh PT. Adzikra
dalam membangun citra dan
kepercayaan calon jamaah haji
dan umrah. Adapun persamaan
pada skripsi yang diteliti oleh
Husni dengan penulis terletak
pada objek serta metodologi
penelitian. Objek yang
membahas strategi public
relations serta metodologi
dengan pendekatan kualitatif.
Hasil dari penelitian ini ialah
strategi yang dilakukan dengan
meningkatkan pelayanan kepada
jamaah serta komunikasi yang
intensif dengan jamaah.
Sedangkan perbedaannya
terletak pada subjek dan teori.
Subjek yang diteliti Husni
adalah perusahaan yang
bergerak dibidang haji dan
umroh, kemudian teori yang
digunakan ialah teori strategic
planning for public relations
Qur‟an”.
Membahas strategi
public relations
pada lembaga wakaf
yaitu Badan Wakaf
Al-Qur‟an dengan
menggunakan teori
citra yang
dikemukakan oleh
Frank Jefkins yaitu
citra merupakan
kesan yang
diperoleh
berdasarkan
pengetahuan dan
pengertian tentang
fakta-fakta.
18
oleh Ronald D. Smith serta teori
citra oleh John S. Nimphone
yang menjelaskan bahwa citra
dibentuk melalui empat
komponen yaitu persepsi,
kognisi, motivasi, dan sikap.
3. a. Judul
b. Fokus
Ardiyat Ningrum Mustikasari
“Strategi Public Relations PT.
Kompas Gramedia dalam
Membangun Citra Perusahaan
(Studi Kasus Program Corporate
Social Responsibility Bentara
Budaya Jakarta)”
Skripsi S1 Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2014).
Skripsi ini membahas strategi
public relations yang digunakan
oleh PT. Kompas Gramedia
dengan pendekatan corporate
social responsibility. Adapun
persamaan pada penelitian ini
terletak pada objek serta
metodologi penelitian. Objek
pada penelitian ini membahas
strataegi public relations dengan
menggunakan metodologi
penelitian kualitatif. Hasil dari
Winda Rahma Sari
“Strategi Public
Relations dalam
Membangun Citra
Lembaga pada
Badan Wakaf Al-
Qur‟an”.
Menjabarkan
strategi public
relations yang
digunakan oleh
Badan Wakaf Al-
Qur‟an. Strategi
tersebut berupa
strategi digital
marketing berupa
website, twitter,
instagram, facebook,
kemudian pasar
19
penelitian ini adalah strategi
dilakukan melalui aspek
ekonomi, aspek legal dan aspek
etika. Sedangkan dalam
menjalankannya melalui tahap
perencanaan, tahap
implementasi dan tahap evaluasi
sehingga citra yang dibangun
oleh PT. Kompas Gramedia
adalah corporate image (citra
perusahaan). Adapun perbedaan
pada penelitian terletak pada
subjek dan teori. Subjek pada
penelitian ini membahas pada
divisi public relations PT.
Kompas Gramedia, dan teori
yang digunakan yaitu teori CSR
Archie Carol.
retail, brosur dan
news letter serta
kerja sama
(partnership). Teori
yang digunakan
adalah teori citra
yang dikemukakan
oleh Frank Jefkins
yaitu citra
merupakan kesan
yang diperoleh
berdasarkan
pengetahuan dan
pengertian tentang
fakta-fakta.
F. Sistematika Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang pengertian strategi, jenis-
jenis strategi, pengertian PR, peran PR, fungsi PR, tugas PR, strategi PR,
20
pengertian citra, jenis citra, karakteristik citra, pembentukan citra dan manfaat
citra.
BAB III : GAMBARAN UMUM BADAN WAKAF AL-QUR’AN
Membahas tentang latar belakang berdirinya Badan Wakaf Al-Qur‟an, Visi
Misi, dan Tujuan Badan Wakaf Al-Qur‟an, Struktur Organisasi Badan Wakaf
Al-Qur‟an, Program Badan Wakaf Al-Qur‟an, serta Gambaran Umum Public
Relations Badan Wakaf Al-Qur‟an.
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Menjelaskan bagaimana bentuk strategi public relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an dalam membangun citra perusahaan. Selain itu menjelaskan mengenai
peran dari divisi public relations Badan Wakaf Al-Qur‟an dalam membangun
citra lembaga, serta menjabarkan hasil yang di dapat dari strategi yang di
lakukan oleh public relations dalam membangun citra lembaga pada Badan
Wakaf Al-Qur‟an.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan tentang strategi dan peran,
serta hasil dari apa yang telah dilakukan oleh public relations Badan Wakaf
Al-Qur‟an dalam membangun citra perusahaan, serta berisikan tentang saran-
saran sebagai masukan bagi para pembaca maupun bagi para praktisi PR.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchjana Effendi, strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu
perencanaan tersebut. Strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan peta arah saja melainkan harus mampu menunjukan
bagaimana taktik operasionalnya.1
Sedangkan menurut Mintzberg, setidaknya ada lima kegunaan dari kata
srategi yakni:2
1. Sebuah rencana, suatu arah tindakan yang diinginkan secara sadar.
2. Sebuah cara, suaru manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh
lawan atau kompetitor.
3. Sebuah pola, dalam suatu rangkaian tindakan.
4. Sebuah posisi, suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah
lingkungan.
5. Sebuah perspektif, suatu cara yang terintegrasi dalam memandang dunia.
Sementara menurut J.L Thompson strategi adalah cara untuk mencapai
sebuah hasil akhir yang menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada
strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk
1 Onong Uchjana Effendy, Imu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007). Cet ke-21, h. 32. 2 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.2.
22
masing-masing aktifitas. Sementara strategi fungsional mendorong strategi
secara kompetitif.3
Dari beberapa definisi mengenai strategi, secara umum strategi
merupakan teknik yang disusun untuk mencapai sebuah kemenangan atau
tujuan tertentu. Strategi ini pada umumnya berkaitan dengan organisasi,
dimana strategi dirancang oleh petinggi atau pemimpin organisasi supaya
langkah yang dilakukan organisasinya dapat mencapai sasaran.
2. Jenis Strategi
Menurut George A. Steiner pada buku yang berjudul Kebijakan dan
Strategi Manajemen dikatakan bahwa tidak ada klasifikasi atau
pengelompokan strategi yang diterima secara umum. Hanya saja dapat
dilakukan penggolongan menurut dimensi strateginya:4
a. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup yakni strategi dapat lebih luas atau
lebih sempit sesuai dengan pemahaman.
b. Klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan tingkat organisasi yakni
strategi yang berdasar pada jenjang setiap divisi yang memiliki
strateginya masing-masing dan merupakan cabang dari strategi utama
sebuah badan.
c. Klasifikasi berdasarkan keterkaitan strategi dengan sumber material atau
bukan material yakni dengan melihat bentuk fisik seperti SDM yang
tersedia atau gaya manajemen, pola pikir atau falsafah perusahaan.
3 Sandra Oliver, Strategi Public Relations (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 2.
4 George A Steiner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
1997), h. 15-16.
23
d. Klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi sebagai contoh pertumbuhan
adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak
strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.
e. Klasifikasi berdasarkan strategi pribadi manajer. Semakin tinggi tingkat
manajer, semakin penting artinya strategi ini bagi kehidupan organisasi.
B. Public Relations
1. Pengertian Public Relations
Berbagai definisi telah diungkapkan oleh para tokoh, akademik
maupun lembaga untuk memberi gambaran mengenai arti dari public
relations. Dari berbagai definisi public relations tersebut, hampir
semanya memiliki inti yang sama atau pengertian yang sama hanya saja
masing-masing menggunakan istilah yang berbeda.
public relations adalah proses berkelanjutan dari usaha-usaha
manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian
dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas dalam mengadakan
analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan keluar memberikan
pernyataan-pernyataan.5
Howard Bonham mengemukakan pendapatnya mengenai public
relations yang merupakan suatu seni untuk menciptakan pengertian publik
secara lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik
terhadap seseorang atau organisasi/badan. Dari definisi tersebut, dapat
5 Soleh Soemirat, Dasar-dasar Public Relations (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002), h. 12.
24
dilakukan suatu analisis bahwa pada prinsipnya public relations
menekankan pada “Seni”. Hal ini menunjukan bahwa public relations
sangat erat kaitannya dengan aspek seni yang dimaksud seni di sini adalah
seni dalam kaitannya dengan komunikasi, di mana seorang PR harus
mempunyai dan mampu menampilkan daya seni berkomunikasi yang baik
sehingga penampilan seni selanjutnya akan dapat memberikan keuntungan
bagi nama baik perusahaan sesuai dengan image positif dari publik
terhadap organisasi tersebut.6
Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa public
relations merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan dari publik terhadap
perusahaan khususnya dan masyarakat umum, sehingga akan timbul opini
publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan atau suatu
lembaga.
Frank Jefkins mengungkapkan definisi public relations sebagai
semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke
luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian.7
Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis menyimpulkan, public
relations adalah upaya untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan
6 Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung: Pusat Penerbit Universitas,
2007), h. 27. 7 Frank Jefkins, Public Relations, edisi kelima (alih bahasa Haris Munandar) (Jakarta:
Erlangga, 2004), h. 10.
25
lain, menjalin kerjasama yang baik, saling mendukung dan
menguntungkan bagi satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Public
relations harus mempu mengimplementasikan kemampuan secara
profesional sehingga tercipta komunikasi yang baik antara perusahaan.
2. Peran Public Relations
Peran public relations adalah memelihara komunikasi timbal balik
didalam maupun diluar organisasi, meluaskan serta mempertahankan
komunikasi yang baik sehingga dapat mengurangi masalah yang akan
muncul. Public relations merupakan penyambung komunikasi baik dari
dalam maupun luar organisasi. Dalam upaya menciptaka hubungan yang
harmonis antara perusahaan dengan publik maka ruang lingkup kegiatan
atau tugas public relations pada dasarnya terbagi dua yaitu:8
1) Membina hubungan ke dalam (public internal)
Yang dimaksud dengan public internal adalah publik yang
menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri
dan mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
menimbulkan gambaran negatif didalam masyarakat sebelum
kebijakan itu dijalankan oleh organisasi atau instansi.
2) Membina hubungan ke luar (public eksternal)
Yang dimaksud dengan public eksternal adalah publik umum
(masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik
yang positif terhadap organisasi atau instansi yang diwakilinya.
8 Danandjaja, Peranan Humas dalam Perusahaan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.
22.
26
3. Fungsi Public Relations
Menurut Djanaid yang dikutip Kusumastuti dua fungsi public
relations, yaitu:9
a. Fungsi Konstruktif
Humas merupakan “garda” terdepan dari organisasi atau lembaga
untuk mencapai tujuannya. Tujuan tersebut mencakup tujuan
marketing, produksi, personalia, dan sebagainya. Fungsi konstruktif
ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan
yang terencana, berkesinambungan, yang cenderung bersifat
positif.
b. Fungsi Korektif
Humas dalam organisasi atau lembaga berperan sebagai jembatan
yang menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Humas harus berperan mengatasi masalah tersebut.
Public relations membuat kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
membuat opini publik tentang organisasi positif sehingga tujuan
organisasi tercapai yaitu citra yang baik dari publiknya. Menurut Maria
Assumpta Rumanti fungsi public relations sebagai berikut:10
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan,
saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat
pada umumnya.
9 Frida Kusumastuti. Dasar-dasar Humas. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 35.
10 Sr. Maria Assumpta Rumanti. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik,
(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h. 39.
27
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa
diterima dan menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang
spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan
organisasi atau perusahaan. Organisasi memiliki budaya, citra,
suasana yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan
produktifitas yang bisa dicapai secara optimal.
Public relations memiliki fungsi sebagai mediator agar terciptanya
suatu tujuan dengan komunikasi yang harmonis diantara kedua belah
pihak. Oleh karena itu public relations merupakan garda terdepan
dalam suatu organisasi yang membuat suatu kegiatan atau aktivitas-
aktivitas yang merupakan tujuan dari organisasi.
4. Tugas Public Relations
Dalam melaksanakan fungsi, public relations juga memiliki tugas
yang harus dilakukannya. Karenanya untuk menjadi praktisi PR harus
dapat menjalankan tugas dan kegiatannya secara baik. Tugas seorang
public relations adalah menjaga hubungan baik diantara kedua belah
pihak yaitu internal dan eksternal sehingga tidak terjadi kesalah pahaman
diantara keduanya.
Menurut Rosady Ruslan, tujuan public relations adalah sebagai
berikut:11
11
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), h. 246.
28
a. Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik
eksternal atau masyarakat atau konsumen.
b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran
dengan perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations.
d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e. Mendukung bauran pemasaran.
Berdasarkan definisi-definisi mengenai public relations tesebut,
maka untuk menjelaskan fungsi utama public relations adalah:12
a. Hubungan dengan pers yang dimaksud adalah public relations harus
bisa menyajikan berita dan informasi tentang perusahaa dengan cara
positif.
b. Publisitas produk mensponsori berbagai program yang dapat
mempublikasikan produk tertentu.
c. Komunikasi korporat meningkatkan kesepahaman organisasi melalui
komunikasi internal (komunikasi terhadap pihak manajemen dan
karyawan) dan komunikasi eksternal (komunikasi dengan publiknya).
d. Lobi yang dimaksudkan adalah public relations harus mampu menjalin
hubungan erat dengan para penentu kebijakan dan kalangan legislatif
untuk mendukung atau justru menggagalkan peraturan dan undang-
undang tertentu.
12
Sulaksana Uyung, Intergrated Marketing Communications(Komunikasi Pemasaran
Terpadu), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 124.
29
e. Konseling memberi saran manajemen tentang isu-isu publik dan
bagaimana seharusnya menyikapi demi kepentingan dan citra
perusahaan.
Meskipun mempunyai fungsi-fungsi seperti di atas, tujuan utamanya
adalah untuk menjalin hubungan baik antara pihak perusahaan dengan
publiknya. Hubungan baik tersebut bukan semata-mata demi kepentingan
perusahaan saja melainkan untuk keuntungan kedua belah pihak,
perusahaan menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan yang baik
itu dan publik juga menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan
baik tersebut.
5. Jenis-jenis Public Relations
a. Government Public Relations
Berfungsi sebagai pengelola informasi dan opini publik yang muncul dari
masyarakat karena rakyat dalam pemerintahan ikut serta mengawasi
jalannya pemerintahan yang apabila tidak sesuai dengan aspirasi rakyat,
rakyat akan cepat mengkritiknya. PR melakukan penyebaran informasi
mengenai kebijakan pemerintah yang disebarluaskan, sedangkan opini
publik dikaji dan diteliti seefektif mungkin untuk keperluan dan
pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya.13
b. Institution Public Relations
13
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), h. 37-39.
30
PR perusahaan biasanya didefinisikan sebagai pengelolaan reputasi
perusahaan secara keseluruhan atau disebut juga citra perusahaan.14
c. Third Sector (LSM) Public Relations
Tugas PR dalam LSM antara lain mengembangkan kepercayaan
masyarakat terhadap organisasi. PR menyebarluaskan mengenai profil
lembaga, visi misi dan tujuan lembaga agar publik tertarik yang
kemudian memberikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
tersebut yang kemudian dapat meningkatkan citra pada lembaga tersebut.
Menyediakan media komunikasi yang tepat antara publik dengan
lembaga. Media komunikasi merupakan sarana dalam berkomunikasi. PR
dalam LSM berperan untuk memberikan sumbangan terhadap suksesnya
organisasi dengan melaksanakan hubungan dengan pihak lain seperti
melakukan kerjasama demi terlaksananya tujuan dari berdirinya LSM
tersebut dan melakukan publikasi dan advertising.15
C. Strategi Public Relations
Menurut Ahmad S. Adnanputra strategi public relations memiliki batasan
sebagai. “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai
tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations.”16
Strategi public relations adalah bagian dari suatu rencana public relations
yang diarahkan untuk membentuk persepsi yang menguntungkan sehingga
14
Anne Gregory, Public Relations dalam Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 58. 15
Sam Black & Melvin L. Sharpe, Ilmu Hubungan Masyarakat Praktis, (Jakarta: PT
Intermasa, 1998), h. 187-188. 16
Muslimin, Humas dan Konsep Kepribadian, (Malang, UMM Press, 2004), h. 63.
31
menghasilkan citra yang positif. Ada dua komponen yang berperan penting
dalam menjalankan strategi public relations antara lain:17
1. Komponen Sasaran
Umumnya adalah konsumen atau publik yang mempunyai
persamaan persepsi sehingga menguntungkan bagi organisasi dan publik.
2. Komponen Sarana
Komponen ini berfungsi untuk mengarahkan apabila terjadi konflik
antara organisasi dengan publik internal maupun eksternal, dengan
memberikan tiga pilihan alternatif yakni:
a. Pencegahan
b. Negosiasi
c. Kristalisasi
Bauran public relations, jika dijabarkan secara rinci dalam korelasi
utama peranan public relations, adalah sebagai berikut:18
a. Publications
Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan
publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media
tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas
untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas PR adalah menciptakan
berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan tujuan
menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
17
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta:
Rajawali Press, 2008), h. 135. 18
Elvinaro Ardianto, Public Relations Praktis. Edisi Pertama. (Jakarta: Widya Padjajaran,
2009), h. 71.
32
b. Event
Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan
produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih
jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik.
c. News (menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui proses release, news letter,
buletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai
kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas.
d. Community Involvement (kepedulian kepada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang public relations adalah
mengadakan kontrak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna
menjaga hubungan baik (community relations and humanity relations)
dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
e. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra)
Ada dua fungsi utama public relations, yaitu memberikan
informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan
dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
f. Lobbying and Negotiation
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan
kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi
adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan
dari individu atau lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan
bisnis perusahaan.
33
g. Social Responsibility (tanggung jawab sosial)
Memiliki tanggung jawab sosial adalah aktivitas public relations
menunjukan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap
masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik.
D. Teori Citra
1. Pengertian Citra
Citra merupakan suatu gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan
oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukan kepada publik oleh
seseorang, organisasi, dan sebagainya.19
Citra merupakan serangkaian
pengetahuan, pengalaman, perasaan (emosi) dan penilaian yang
diorganisasikan dalam sistem kognisi manusia atau pengetahuan pribadi
yang sangat diyakini kebenarannya.20
Menurut Frank Jefkins, citra adalah sebuah kesan, gambaran atau
impresi yang tepat sesuai dengan kenyataannya (real) mengenai suatu
kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau
perusahaan.21
Citra tidak hanya terdiri dari sebuah realitas tunggal yang dipegang
oleh individu tetapi juga mereka yang memegang serangkaian gambaran
yang saling terhubung yang terdiri dari banyak unsur atau objek yang
menyatu dan diinterpretasikan melalui bahasa.22
19
Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta: PT. Erlangga, 2006), h. 50-51. 20
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2010), h. 98. 21
Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003), h. 412. 22
Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta: PT. Erlangga, 2006), h. 51-52.
34
Citra yang positif bagi sebuah instansi sangat penting karena jika
citra tersebut sudah didapatkan maka masyarakat akan menerima dengan
baik jasa yang dihasilkan oleh instansi. Objek dari citra meliputi individu
maupun instansi yang terdiri dari sekelompok orang di dalamnya. Citra
dapat terbentuk dengan memproses informasi yang tidak menutup
kemungkinan terjadinya perubahan citra pada objek dari adanya
penerimaan infromasi setiap waktu. Besarnya kepercayaan objek terhadap
sumber informasi dapat berasal dari instansi secara langsung dan atau
pihak-pihak lain secara tidak langsung. Citra instansi menunjukan kesan
objek terhdap instansi yang terbentuk dengan memproses informasi setiap
waktu dari berbagai sumber informasi terpercaya.23
2. Jenis Citra
Menurut Frank Jefkins ada beberapa jenis citra (image) yakni citra
bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image), citra harapan
(wish image), citra perusahaan (coorporate image), citra majemuk
(multiple image), citra yang baik dan yang buruk, diantaranya adalah
sebagai berikut:24
a. Citra Bayangan (Mirror Image)
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi,
biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang
23
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, (Jakarta: PT. Erlangga, 2002), h. 27. 24
Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 20-23.
35
dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap
organisasinya.
b. Citra Terkini (Current Image)
Yaitu citra yang masih hangat pada pandangan publik eksternal
mengenai suatu lembaga dengan masuknya berbagai informasi dan
pengetahuan yang terbatas, dapat diartika sebagai kebalikan dari mirror
image.
c. Citra yang diharapkan (Wished Image)
Citra harapan atau wish image adalah suatu citra yang diinginkan
oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang
sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik dari pada citra
yang ada.
d. Citra Perusahaan (Coorporate Image)
Citra perusahaan adalah dari citra dari suatu lembaga secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas suatu produk dan
pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari berbagai hal, sejarah
atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas
di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan
industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan
turut memikul suatu citra perusahaan yang cemerlang dan riset. Suatu
citra perusahaan yang positif jelas menunjang usaha PR.
36
e. Citra Majemuk
Perwakilan dari lembaga termasuk individu yang dapat
memunculkan citra yang heterogen dengan lembaga tersebut, secara
keseluruhan jumlah citra yang dimiliki oleh suatu organisasi atau instansi
dapat dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang
dimilikinya.
f. Citra yang Baik dan yang Buruk
Citra tidak hanya selalu mengenai apa yang positif dari suatu brand
atau apapun yang di usung, tetapi juga negatif. Kedua macam citra
bersumber dari adanya citra-citra yang berlaku (current images) yang
bersifat negatif dan positif. Seharusnya citra humas didasari pada kesan
yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan,
serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.
3. Karakteristik Citra
Citra tidak bisa diukur dengan sistematis, hanya bisa dideskripsikan.
Kenyataannya citra itu bersifat abstrak hanya wujudnya yang dapat
dirasakan melalui penilaian negatif ataupun positif.25
Melalui citralah akan mempengaruhi opini publik sekaligus
menyebarkan makna-makna bersifat informasi, sebab semakin baik kesan
yang dipersepsikan oleh masyarakat akan semakin baik juga citra lembaga
tersebut. Dalam pembentukan citra akan terlihat atau terbentuk melalui
proses penerimaan secara fisik (panca indra), yang masuk pada saringan
25
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 75.
37
perhatian (attention filler) kemudian akan menghasilkan pesan yang dapat
dimengerti atau dilihat yang kemudian berubah menjadi persepsi dan
akhirnya akan menghasilkan citra.26
4. Pembentukan Citra
Terdapat empat komponen pembentukan citra yaitu persepsi, kognisi,
motivasi dan sikap. Persepsi diartikan sebagai hasil pengetahuan unsur
lingkungan dimana kemampuan mempersepsi inilah dapat melanjutkan
proses pembentukan citra dengan memberikan informasi-informasi kepada
individu untuk memunculkan suatu keyakinan. Sehingga dari keyakinan
tersebut timbul suatu sikap pro dan kontra tentang produk, dari sikap itulah
terbentuknya citra yang positif atau negatif. Pembentukan citra dapat
digambarkan sebagai berikut;27
Gambar 1: Model Pembentukan Citra
(Sumber: Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public
Relations)
a. Stimulus adalah rangsangan kesan lembaga yang diterima dari luar
untuk membentuk persepsi.
26
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi. h. 75. 27
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2010), h. 101.
38
b. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu
akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan
pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah
yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.
c. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-
informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
d. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang
diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
e. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berfikir, dan
merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan
prilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-
cara tertentu, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi.
f. Tindakan adalah akibat atau respon individu sebagai organisme
terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya
maupun lingkungan.
g. Respon atau tingkah laku adalah tindakan-tindakan seseorang sebagai
reaksi terhadap rangsangan atau stimulus.
5. Manfaat Citra Perusahaan
39
Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai
berikut:28
a. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Dimana citra
perusahaan yang baik akan menjadi identitas atau kepribadian
perusahaan yang tidak mudah ditiru perusahaan lain sekaligus
melindungi perusahaan dari pesaing.
b. Menjadi perisai selama masa krisis. Perusahan yang memiliki citra
yang baik dan kuat akan lebih mudah mendapatkan dukungan serta
maaf dari masyarakat atas kesalahannya.
c. Menjadi daya tarik eksekutif handal. Sebuah perusahaan dengan citra
yang baik dan kuat akan mampu menarik, memotivasi dan menahan
eksekutif handal yang merupakan aset penting penggerak roda
perusahaan.
d. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran. Dengan citra yang
sudah terbentuk dengan baik, dalam menerjunkan produk baru di
pasar maka kegiatan melakukan strategi pemasaran tidak akan
sebesar saat belum adanya citra.
e. Penghemat biaya operasional. Sebuah perusahaan dengan citra yang
baik dan kuat akan membutuhkan biaya untuk mempromosikan
produk lebih sedikit atau lebih hemat dibandingkan yang dilakukan
oleh perusahaan yang belum memiliki citra atau bahkan belum
dikenal konsumen.
28
Siswanto Sutojo, Membangun Citra Perusahaan, (Jakarta: Damar Mulia Pustaka,
2004), h. 3.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN WAKAF AL-QUR’AN
A. Latar Belakang Berdirinya Badan Wakaf Al-Qur’an
Pada awal sebelum berdirinya lembaga ini, pendiri Badan Wakaf Al-
Qur‟an yaitu Bapak Heru Binawan dimintai bantuan untuk membantu
PBNU Jakarta melaksanakan kegiatan mereka yang bernama wakaf sejuta
Al-Qur‟an kemudian beliau ikut dalam kegiatan itu kurang lebih hampir satu
tahun. Akan tetapi kemudian kegiatannya tidak berlanjut, setelah dari PBNU
Jakarta memutuskan untuk menyudahi kegiatan tersebut, barulah kemudian
Bapak Heru memohon izin untuk boleh tidaknya dilanjutkan dengan idenya
mereka tentang wakaf Al-Qur‟an. Setelah mendapatkan izin kemudian
disampaikan kepada rekan-rekan beliau dan kemudian mereka meresponnya
untuk mendirikan lembaga LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).1
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau
badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau
keperluan lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian wakaf
merupakan istilah keagamaan, hal ini selain sebagai pengabdian diri
kepada Allah juga berfungsi untuk memelihara rasa sosial sesama umat.2
Wakaf memiliki kelebihan dibandingkan ibadah sunnah lainnya, yakni
1 Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an), Jakarta 30 Agustus 2017. 2 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,
1992), h. 165.
41
pahala yang mengalir terus menerus sekalipun yang berwakaf (wakif)
sudah meninggal dunia.
Badan Wakaf Al-Qur‟an adalah organisasi nirlaba (non-profit
organization), berbentuk lembaga swadaya masyarakat. Wakaf adalah
cara moderen yang mudah dan praktis untuk membantu orang lain. Salah
satu ciri seorang muslim adalah senang membantu orang lain. Dia tidak
akan berdiam diri melihat kesulitan yang dialami oleh saudaranya
sekalipun ia tidak mengenalnya. Al-Qur‟an adalah petunjuk kepada jalan
yang lurus dan memberi kabar gembira bagi setiap mukmin yang
mengerjakan amal shaleh. Al-Qur‟an juga merupakan pedoman praktis
(amaliy) untuk manusia ketika menjalani berbagai aspek kehidupannya.
Oleh karena itu mengajarkan Al-Qur‟an di tengah masyarakat, dalam
bentuk yang implementatif adalah suatu hal yang diharuskan (penting).3
Atas kesadaran ini, maka pada tahun 2005 sejumlah Ulama dan
Profesional Muslim menggagas sebuah lembaga yang diberi nama Badan
Wakaf Al-Qur'an dan tercatat dalam Akte Notaris H. Rizul Sudarmadi
No. 119 Tanggal 28 April 2005. Pada 1 Juni 2006, Badan Wakaf Al-
Qur‟an mendapat sambutan baik dan dukungan dari MUI sesuai dengan
Surat Rekomendasi MUI Nomor U-217/MUI/VI/2006.4
Badan Wakaf Al-Qur‟an beralamat di Jl. Tebet Timur Dalam I No.1,
Tebet, Jakarta Selatan, 12820.5
3 www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 19 Juni 2017, Pukul 14.00 WIB.
4 Katalog Program Badan Wakaf Al-Qur’an, 2016, h. 4-5
5 www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 19 Juni 2017, Pukul 14.30 WIB.
42
B. Visi dan Misi6
1. Visi
a. Menjadikan lembaga filantropi wakaf profesional yang mampu
mengembangkan potensi wakaf di Indonesia sesuai syariah untuk
kemaslahatan kaum muslimin dan masyarakat.
b. Menjadikan wakaf sebagai gaya hidup muslim.
2. Misi
a. Menyalurkan Al-Qur‟an ke daerah-daerah rawan pendidikan dan
rawan aqidah.
b. Mengajarkan Al-Qur‟an dengan metode yang membekas dan
implementatif disertai berbagai program pendukung yang inovatif
sehingga memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat.
C. Struktur Organisasi/Kepengurusan7
Pembina & Founder : Ust. Irwan Syaifullah
Pembina : Ust. H.M. Hari Mukti
Ketua, CEO & Founder : Ir. Heru Binawan
Operation Director, Finance & Founder : M. Ikhsan Salam
Operation Head : Nanu Utama
Wakif Relations Division : Hazairin Hasan
Project Analyst : Darminto
6 www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 19 Juni 2017, Pukul 15.00 WIB.
7 www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 19 Juni 2017, Pukul 15.10 WIB.
43
Web Development : Weli Kurniawan
Back Office : Nurhasanah
Newsroom : Joko Prasetyo
General Affair : Agus Salim
D. Program Badan Wakaf Al-Qur’an
Setiap program Badan Wakaf Al-Qur‟an adalah unik dan riil. Program
yang dilaksanakan oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an bertujuan untuk membantu
komunitas dan individu yang membutuhkan, setiap komunitas dan individu
memiliki keunikan persoalan dan solusinya. Oleh karena itu, Badan Wakaf
Al-Qur‟an mencoba membantu mereka dalam program yang sesuai dengan
kebutuhannya. Ada desa yang membutuhkan air bersih dan hanya bisa
diselesaikan dengan membuat sumur dalam, namun ada lokasi lain yang
kebutuhan air bersihnya dipecahkan dengan pipanisasi dari mata air. Individu
dan komunitas yang ada dalam program Badan Wakaf Al-Qur‟an adalah riil,
mereka ada dalam kehidupan nyata bukan sekedar model untuk promosi
marketing.8
Project disusun untuk bisa direalisasikan. Jika ada kaum muslim yang
tertarik dengan program tersebut, ia dapat membantunya dengan memilih
project tersebut dan mengirimkan dananya. Badan Wakaf Al-Qur‟an juga
melakukan fundraising secara offline dan didonasikan kepada project
tersebut atas nama “wakif network”. Dengan cara ini semua, maka kita
8Badan Wakaf Al-Qur‟an, Katalog Program, 2013, Tanpa Halaman.
44
secara bersama-sama telah membantu merealisasikan project dari program-
program tersebut. Program-program Badan Wakaf Al-Qur‟an antara lain:9
1. Wakaf Al-Qur‟an dan Pembinan
Merupakan program distribusi Al-Qur‟an wakaf terpadu ke daerah-
daerah rawan aqidah dan rawan pendidikan. Setelah daerah sasaran
ditentukan, Badan Wakaf Al-Qur‟an kemudian mengirimkan tim survei
untuk mendalami berbagai informasi daerah dan keadaan masyarakat.
Yang utama adalah menemui da‟i atau mubaligh untuk jalin kerjasama
sebagai partner lapangan Badan Wakaf Al-Qur‟an di daerah tersebut.
Kerjasama Badan Wakaf Al-Qur‟an partner lapangan ini
meningkatkan kekuatan dakwah dai dan mubaligh di daerah rawan
aqidah dan pendidikan tersebut berlipat ganda, tentunya dengan
dukungan kaum muslimin khususnya wakif dari seluruh Indonesia.
Beberapa daerah yang menjadi sasaran distribusi program Wakaf Al-
Qur‟an dan Pembinaan antara lain:
1) Papua Barat, Papua
2) Mentawai, Sumatera barat
3) Nias, Sumatera Utara
4) Kesepuhan Adat Banten Kidul, Sukabumi, Jawa Barat
5) Kawasan Banten Selatan, banten
6) TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat
7) Kawasan Lereng Merapi, Klaten dan Magelang, Jawa Tengah
9Badan Wakaf Al-Qur‟an, Katalog Program, 2013, Tanpa Halaman.
45
8) Kawasan Bromo sisi Probolinggo, Jawa Timur
9) Kutai Barat, Kalimantan Timur
10) Kawasan Bromo, Tengger sisi Lumajang, Jawa Timur
11) Adonara, Lembata, Nusa Tenggara Timur
12) Sungai Buntu, Karawang Utara, Jawa Barat
2. Water Action for People (Wakaf Sarana Air Bersih)
Program Water Action for People adalah program wakaf untuk
pembangunan sarana air bersih di daerah yang mengalami krisis air bersih
dan daerah yang tertimpa bencana alam di pelosok Indonesia.10
a. Tujuan (Goals)
1) Membangun sarana air bersih di daerah yang mengalami krisis
air bersih.
2) Membina masyarakat pemetik manfaat dari wakaf sarana air
bersih ini dengan pengetahuan sanitasi, pendidikan dan ke
Islaman.
b. Over View
Wakaf tidak semestinya hanya berupa tanah dan bangunan
masjid. Diriwayatkan bahwa kota Madinah pernah mengalami
kesulitan air bersih, satu-satunya sumber air yang tersisa adalah
sebuah sumur milik seorang Yahudi, sumur Raumah namanya.
Kaum Muslimin terpaksa harus rela antri dan membeli air bersih dari
Yahudi tersebut.
10
Badan Wakaf Al-Qur‟an, Katalog Program, 2013, Tanpa Halaman.
46
3. Tebar Cahaya Indonesia Terang
Wakaf khusus pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pikohidro, untuk desa yang belum teraliri listrik.11
a. Tujuan (Goals)
1) Membangun sarana Pembangkit Listrik Tenaga Air Pikohidro.
2) Membina masyarakat pemetik manfaat dari wakaf cahaya listrik
ini dengan pengetahuan ke Islaman, pemberdayaan ekonomi dan
pengetahuan teksnis untuk pemeliharaan sarana pembangkit
listrik tersebut.
b. Over View
Tebar Cahaya Indonesia Terang adalah program wakaf untuk
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Pikohidro, di desa
yang belum teraliri listrik hingga pelosok nusantara. Potensi aliran
sungai di Indonesia yang cukup besar, ada 7.219 batang sungai,
namun kurang dari 0,5% yang dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik [data Kementerian PU, 2009].
Pembangkit listrik tidak perlu dalam skala besar. Dengan
menggunakan generator listrik pikohidro dan pemanfaatan debit air
sungai yang cukup, kita telah mendapatkan energi listrik untuk
keperluan penerangan di desa-desa terpencil secara mandiri, mudah
dan murah.
Selama ini masyarakat masih menggunakan minyak tanah sebagai
11
Badan Wakaf Al-Qur‟an, Katalog Program, 2013, Tanpa Halaman.
47
bahan bakar untuk menyalakan lampu. Sementara, harga minyak
tanah sangatlah mahal. Dengan pembangkit listrik pikohidro,
masyarakat mendapatkan cahaya listrik di malam hari dengan biaya
yang sangat murah dan di siang hari dapat dimanfaatkan untuk
menghidupkan peralatan industri rumah tangga seperti mesin parut
kelapa atau mesin pemotong kayu. Program Tebar Cahaya Indonesia
Terang ini merupakan solusi praktis dan murah bagi kebutuhan
energi listrik di daerah-daerah yang rawan pendidikan dan rawan
akidah hingga pelosok nusantara.12
4. Wakaf Khusus
Wakaf khusus merupakan salah satu program inovatif di Badan Wakaf
Al-Qur‟an. Program ini terinspirasi dari masih banyaknya daerah- daerah
terpencil di nusantara yang belum tersentuh pembangunan, terutama
masyarakat muslim yang ada di daerah pelosok dan terpencil.13
Dengan program wakaf khusus ini, Badan Wakaf Al-Qur‟an
berusaha memahami, mendalami dan mencari solusi dari persoalan
masyarakat di daerah terpencil tersebut. Kemudian Badan Wakaf Al-
Qur‟an merancang strategi penggalangan dana dari wakif dan donatur
agar project tersebut dapat terealisasi. Project solutif tersebut antara lain
transportasi darat dan laut untuk para da’i untuk menjangkau daerah yang
terpencil, penyediaan sarana penangkapan ikan bagi nelayan dan lain-lain
berupa pembangunan infrastruktur masyarakat yang bersifat mendasar
12
Badan Wakaf Al-Qur‟an, Katalog Program, 2013, Tanpa Halaman. 13
www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 19 Juni 2017, Pukul 17.00 WIB.
48
(asasi).
Melalui project wakaf khusus ini Badan Wakaf Al-Qur‟an bermaksud
lebih mengoptimalkan manfaat dari wakaf Al-Qur‟an dan pembinaan,
wakaf sarana air bersih, wakaf pembangkit listrik dan zakat peer to peer
yang diamanahkan kepada Badan Wakaf Al-Qur‟an sehingga lebih
tersebar lagi sampai ke pulau-pulau kecil di pelosok Indonesia.14
Program wakaf khusus yang digagas oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an
ini telah sukses dalam pembuatan 2 buah kapal dakwah. Pertama, Kapal
dakwah di Papua yang selesai pada 2009 silam. Kedua, kapal dakwah
nelayan Nusa Tenggara Timur yang diresmikan pelayarannya pada 8
April 2013. Project Al-Qur‟an roadtrip 99 pulau menggunakan kapal
dakwah yang akan mendistribusikan mushaf Al-Qur‟an wakaf kepada
mereka yang tinggal di pulau terpencil.
Selain itu, program ini juga berhasil mengadakan kendaraan dakwah
lainnya, yaitu pengadaan sepeda motor jenis trail untuk operasional da’i
di daerah Bromo, Jawa Timur. Motor dakwah wakaf ini adalah bukti
kepedulian Badan Wakaf Al-Qur‟an menyambut antusias dakwah Islam
di tengah masyarakat animisme dan Hindu di sana, sehingga warga di
sana tinggal terpencil di lereng-lereng gunung Bromo sedikit demi sedikit
memeluk Islam. Inovasi terbaru Badan Wakaf Al-Qur‟an berupa teknologi
tepat guna treadle pump untuk membantu petani kecil di desa-desa yang
kesulitan mengakses air irigasi. Dengan teknologi tepat guna ini, petani
14
Badan Wakaf Al-Qur‟an, Katalog Program, 2013, Tanpa Halaman.
49
kecil akan dimudahkan dalam mengairi lahan mereka, sekaligus
meningkatkan pendapatan dari hasil panen mereka.15
5. Wakaf Produktif
“Jika kamu mau, kamu tahan zat bendanya (wakafkan) dan
sedekahkanlah hasilnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Shahabat Umar bin
Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu ketika menginginkan kebaikan dunia
akhirat atas harta bernilainya. “Wahai Rasulullah, aku mendapatkan lahan
di Khaibar, aku tidak pernah mendapatkan harta yang lebih bernilai selain
itu. Maka apa yang Engkau perintahkan tentang tanah tersebut?” tanya
Umar. Rasulullah pun menjawab: “Jika kamu mau, kamu tahan zat
bendanya (wakafkan) dan sedekahkanlah hasilnya.” Mendengar jawaban
tersebut, Umar pun langsung mewakafkannya.
Para shahabat lain pun tidak mau ketinggalan dalam hal berwakaf.
Shahabat Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, misalnya. Wakaf
produktifnya benar-benar membawa keberkahan hingga kini. Berawal
dari menyambut seruan Rasulullah Shallallah ‘Alayhi wa Sallam untuk
mengatasi krisis air pasca hijrah ke Madinah, hingga kini produktivitas
raumah (nama sumur dan lahan yang diwakafkan Utsman di dekat Masjid
Qiblatain Madinah) terus berjalan dan menjadi solusi bagi mereka yang
membutuhkan. Sampai saat ini telaga tersebut masih berfungsi, selain
untuk bersuci dan air minum, juga untuk mengairi sekitar 1550 pohon
kurma yang tumbuh di tanah tersebut. Begitulah seterusnya, hingga uang
15
www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 19 Juni 2017, Pukul 18.30 WIB.
50
yang ada di bank itu cukup untuk membeli sebidang tanah dan
membangun hotel bintang lima yang cukup besar di salah satu tempat
yang strategis dekat Masjid Nabawi. Diperkirakan omsetnya sekitar SAR
50 juta atau Rp 155 milyar per tahun (SAR 1 = Rp 3100). Setengahnya
untuk anak-anak yatim dan fakir miskin, dan setengahnya lagi tetap
disimpan dan ditabung di bank atas nama Utsman bin Affan Radhiyallahu
‘Anhu di bawah pengawasan Departeman Pertanian Arab Saudi.
Berdasarkan hal tersebut, Badan Wakaf Al-Qur‟an mengadakan
program wakaf produktif. Dalam program ini, Badan Wakaf Al-Qur‟an
memfasilitasi kaum muslim membeli aset yang bernilai untuk
diwakafkan. Kemudian, Badan Wakaf Al-Qur‟an dengan menggandeng
partner lapang mengembangkannya agar produktif dengan tetap
memperhatikan aspek keekonomian dan profesionalitas, sehingga
hasilnya dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi saudara muslim lainnya seperti
masalah kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan kemaslahatan umum
lainnya. 16
6. Zakat Peer to Peer
Zakat peer to peer adalah program penghimpunan dana zakat yang
100% zakat muzakki diterima oleh mustahiq penerima zakat tanpa
dipotong untuk operasional Badan Wakaf Al-Qur‟an. Lebih manfaat dan
sesuai syariah. Zakat yang diwajibkan bagi setiap muslim merupakan
16
www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 19 Juni 2017, Pukul 19.00 WIB.
51
ibadah agung yang senantiasa disandingkan dengan sholat dalam setiap
ayatnya. Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum zakat
adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang tekah memenuhi syarat-
syarat tertentu.
Maka, untuk mengoptimalkan potensi zakat kaum muslimin di
wilayah Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI)
melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) menyelenggarakan program
penghimpunan dan pendistribusian dana zakat dari dan kepada kaum
muslimin. Zakat yang ditunaikan oleh para muzakki melalui UPZ
Kemenkeu RI ini akan didistribusikan kepada mustahiq sesuai dengan
tuntunan dalil syara’, yakni kepada 8 ashnaf atau golongan kaum
muslimin.17
7. Indonesia Belajar
Indonesia belajar adalah salah satu program dari Badan Wakaf Al
Qur‟an untuk membantu anak-anak yang kesulitan biaya pendidikannya
agar kembali bersekolah. visi Indonesia belajar yaitu sekolah adalah
kehidupan anak-anak dan masa depan mereka. Indonesia Belajar berusaha
menghadirkan kehidupan sekolah bagi anak Indonesia agar memiliki
kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita. Sedangkan misi Indonesia
belajar yaitu membantu biaya pendidikan dan mengembalikan anak-anak
ke sekolah. Selain itu, membangun kesadaran kolektif pentingnya
17
Katalog Program Badan Wakaf Al-Qur’an, 2016, Tanpa Halaman.
52
pendidikan. Kegiatan utama Indonesia belajar meliputi penghimpunan
donasi pendidikan dan penyaluran donasi kepada anak yang
membutuhkan. Badan Wakaf Al-Qur‟an telah berhasil mendistribusikan
lebih dari seratus anak-anak Indonesia yang membutuhkan biaya
pendidikan agar bisa kembali bersekolah. 18
8. Sedekah Kemanusiaan
Sedekah Kemanusiaan Sedekah kemanusiaan adalah program terbaru
dari Badan Wakaf Al Qur‟an yang meliputi 3 kegiatan:
- Sedekah Kesehatan
Sedekah kesehatan yaitu bantuan bagi mereka yang kekurangan
biaya dalam pengobatan penyakit yang dideritanya. Sehat adalah hak
setiap orang, baik ia kaya ataupun miskin. Apabila terlanjur jatuh sakit
maka setiap orang berhak mendapatkan layanan kesehatan hingga ia
kembali sehat. Karena biaya berobat terkadang mahal, banyak orang
terutama di kalangan masyarakat kurang mampu yang mengabaikan
hak sehatnya. Mereka rela tidak mendatangi rumah sakit atau dokter
dengan alasan tidak memiliki anggaran untuk biaya berobat.
Dari sinilah muncul anggapan “orang miskin dilarang sakit”.
Anggapan yang keliru tentunya. Muncul anggapan ini karena mereka
sulit mengakses kesehatan murah yang berkualitas. Di sisi lain, jaminan
kesehatan gratis yang disediakan pemerintah, pada prakteknya masih
terkendala banyaknya permasalahan.
18
Katalog Program Badan Wakaf Al-Qur’an, 2016, Tanpa Halaman.
53
Atas dasar itulah Badan Wakaf Al Qur‟an memiliki program sedekah
kesehatan untuk membantu memberikan kemudahan kepada pasien yang
kurang mampu tadi kesempatan mendapatkan pelayanan kesehatan
berkualitas sehingga secara perlahan anggapan “orang miskin dilarang
sakit” akan hilang dengan sendirinya.19
- Life Divan
Life divan yaitu pengadaan tempat tidur bagi pengungsi atau santri
di pondok pesantren tradisional. Bencana akibat alam atau karena
kelalaian manusia menimbulkan nestapa yaitu sebagian dari saudara
kita terpaksa harus tinggal di barak pengungsian. Selama tinggal di
barak pengungsian kehidupan mereka jauh dari layak, terutama saat
tidur, alas tidur hanya berupa lembaran tikar yang tipis. Akibatnya,
mereka kedinginan sepanjang malam, sehingga kesehatan merekapun
mengalami gangguan. Life divan adalah tempat tidur yang terbuat dari
corrugated carton ukuran 70 x 180 x 22 cm yang berfungsi sebagai alas
tidur yang dapat menghindarkan hawa dingin dari lantai.
Life divan juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat tidur bagi santri
di pondok pesantren tradisional yang santrinya kebanyakan hanya
menggunakan tikar tipis sebagai alas tidur mereka. Life divan begitu
praktis dan hemat sementara manfaatnya sangat besar. Tidur lebih
nyenyak, kesehatan terjaga dan pada gilirannya akan meningkatkan
kualitas hidup saudara kita yang sedang tertimpa bencana atau yang
19
Katalog Program Badan Wakaf Al-Qur’an, 2016, Tanpa Halaman.
54
sedang menuntut ilmu di pondok pesantren tradisional. Badan Wakaf Al-
Qur‟an berhasil mendistribusikan life divan untuk Pesantren Nurul Imdad
Bogor dan life divan untuk pengungsi korban banjir garut.20
- Rumah Bambu
Rumah bambu yaitu renovasi rumah tidak layak huni dengan
inovasi penggunaan teknologi bambu. Teknologi bambu adalah
teknologi asli Indonesia yang banyak digunakan oleh penduduk negeri
ini untuk membangun tangga, jembatan, bahkan rumah. Namun, kerena
kesan yang melekat di bambu adalah sebuah teknologi yang
„kampungan‟ maka hampir-hampir rumah dari bambu tidak lagi
dibangun.
Padahal teknologi bambu saat ini sudah berkembang maju dan
teruji mampu bertahan terhadap keganasan alam. Ditambah lagi dengan
desain yang inovatif, maka rumah bambu menjadi layak sebagai
alternatif hunian yang kuat, praktis dan hemat. Guna menolong
sebagian saudara kita yang kurang beruntung dan masih menempati
hunian yang kurang layak. 21
E. Gambaran Umum Public Relations Badan Wakaf Al-Qur’an
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang public relations yang ada di
Badan Wakaf Al-Qur‟an dinamakan wakif relations yang dikoordinir oleh
Bapak Hazairin Hasan. Pada divisi ini seorang wakif relations mengemban
20
Katalog Program Badan Wakaf Al-Qur’an, 2016, Tanpa Halaman. 21
Katalog Program Badan Wakaf Al-Qur’an, 2016, Tanpa Halaman.
55
tugas dengan merangkap juga sebagai marketing yang mana pada marketing
ini terbagi menjadi dua bagian yaitu digital marketing dan corporate
secretary. Pada digital marketing tentu terfokus pada media-media digital
salah satunya yang isinya lengkap berupa penjelasan berbagai program Badan
Wakaf Al-Qur‟an yaitu melalui website agar orang tertarik untuk berdonasi.
Pada corporate secretary yaitu melakukan kerja sama melalui perusahaan-
perusahaan besar dan juga pendekatan dengan relasi-relasi pribadi. Dapat
disimpulkan tugas inti dari divisi ini lebih jelasnya untuk memberikan atau
mensosialisasikan pemahaman kepada masyarakat tentang dasar-dasar wakaf
kemudian setelah masyarakat paham akan dahsyatnya wakaf bagi kehidupan
di dunia dan di akhirat barulah lebih lanjut diberikan gambaran secara luas
mengenai program serta project-project Badan Wakaf Al-Qur‟an.22
22
Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
56
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Public Relations Badan Wakaf Al-Qur’an dalam Membangun
Citra Lembaga
Strategi public relations yang digunakan oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an
adalah mengkomunikasikan segala program dan aktivitas Badan Wakaf Al-
Qur‟an secara solutif dan unik, dengan mencari solusi atau jalan keluar dari
permasalahan yang ada di masyarakat kemudian menginformasikan berita-
berita terkini tentang Badan Wakaf Al-Qur‟an, menjawab pertanyaan-
pertanyaan berupa konsultasi wakaf, yang secara keseluruhan dapat
membangun sosialisasi dan komunikasi yang baik secara rutin bagi para
wakif. Kemudian disebut unik karena belum ada lembaga sosial lain yang
mengerjakan atau membuat project seperti yang dilakukan oleh Badan Wakaf
Al-Qur‟an.1
Pada program “Wakaf Al-Qur‟an dan Pembinaan” terdapat project Al-
Qur‟an road trip 99 pulau seperti beberapa diantaranya dilakukan di pelosok
Kutai Kartanegara, kepulauan Nias dan Mentawai kemudian pulau Weh, dan
lain sebagainya. Selain itu pada program “Water Action for People” terdapat
salah satu project yaitu wakaf sarana air bersih di kawasan kaki gunung Doro
Oromboha yang meliputi 4 desa dan 1 dusun yang berada di Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Program selanjutnya yaitu “Tebar Cahaya Indonesia Terang”
salah satu project yang dilakukan adalah pembangunan pembangkit listrik di
1 Wawancara pribadi dengan Bapak Hazairin (Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
57
Desa Bacu-baju yang terletak 160 kilometer dari Kota Makassar. Program
berikutnya adalah “Wakaf Khusus” salah satu project yang dilakukan adalah
pengadaan wakaf motor dakwah yang nantinya dipergunakan untuk da‟i di
kawasan kaki bukit Pangandaran tepatnya desa Kalijati. Program berikutnya
adalah “Zakat Peer to Peer” terdapat salah satu project yaitu zakat untuk
pengrajin sajadah yang terkendala kekurangan modal usaha dan berada di
kawasan Depok Banjaran, Jawa Barat. Berikutnya terdapat program
“Indonesia Belajar” terdapat salah satu project yaitu membantu seorang murid
SMP disalah satu pesantren di wilayah pedalaman Solo bernama Azzam yang
merupakan penghafal Al-Qur‟an dan ingin melanjutkan pendidikan ke Kairo,
Mesir, namun terkendala faktor ekonomi. Program selanjutnya adalah “Wakaf
Produktif” salah satu project yang diangkat adalah wakaf perahu tradisional
bermotor untuk menangkap ikan guna kesejahteraan warga di kawasan pesisir
pantai Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Program terakhir yaitu “Sedekah
Kemanusiaan” salah satu project yang diadakan adalah dengan membantu
seorang difabel bernama Saepul asal desa Sukamaju, Garut, Jawa Barat.
Bantuan yang diharapkan adalah sedekah untuk sepeda motor roda tiga agar
memudahkan Saepul dalam beraktivitas mencari nafkah sebagai pedagang
ikan asin dan bumbu dapur. Semua project yang dilakukan oleh Badan Wakaf
Al-Qur‟an mencakup wilayah terpencil yang ada di Indonesia serta belum
tersentuh oleh lembaga swasta maupun pemerintah.2
Strategi yang ditentukan juga sesuai dengan visi dan misi yang ingin
dicapai oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an. Dalam mewujudkannya Badan Wakaf
2 Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 27 Juli 2017.
58
Al-Qur‟an melakukan berbagai program-program yang tidak hanya terfokus
pada wakaf Al-Qur‟an saja namun juga mencakup aspek pendidikan,
kesehatan dan lain sebagainya. Dari setiap program tersebut terdapat project-
project yang diangkat berdasarkan program dalam setiap bulan maupun
tahunnya akan diperbaharui ketika donasi dari project tersebut telah
terhimpun. Semua dilakukan secara transparan agar kepercayaan dari wakif
tetap terjaga, dan dikomunikasikan secara langsung yaitu dengan membagikan
berupa brosur dan news letter serta sosialisasi melalui pengajian perkantoran.
Selain itu secara tidak langsung diinformasikan juga melalui media sosial.3
Sebelum melaksanakan strategi public relations untuk membangun citra
pada lembaga khususnya dalam hal ini adalah lembaga wakaf, perlu diketahui
segmentasi masyarakat yang akan menjadi wakif. Hal ini sesuai dengan
pengetahuan dan kepastian untuk mengetahui bahwa wakif mau dan
berkeputusan untuk memilih suatu produk dalam hal ini program wakaf ,
memerlukan sejumlah pengetahuan tentang perilaku, habit atau kebiasaan,
faktor-faktor lain yang menentukan seorang wakif dalam melakukan
pemilihan suatu produk atau program wakaf. Banyak faktor penentu wakif
untuk memilih produk wakaf yang dipromosikan oleh badan wakaf atau
nadzir. Faktor-faktor itu dapat dipilah menjadi dua faktor yaitu, faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal dapat meliputi indikator seperti adanya
keinginan yang dimiliki wakif dengan tujuan amal atau investasi akhirat. Ada
juga yang memilih wakaf karena dorongan dalam diri seorang wakif untuk
beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
3 Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 27 Juli 2017.
59
akuntabilitas dan transparansi nadzir atau badan wakaf, faktor pelayanan yang
baik dari nadzir atau badan wakaf, faktor promosi dan lain-lain yang
kesemuanya ini merupakan faktor stimulus dari luar diri seorang wakif. Oleh
karena itu keputusan wakif adalah keputusan seorang wakif dalam berwakaf
atas dasar faktor-faktor yang mempengaruhi minat atau keputusan seorang
wakif dengan pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari dalam diri
individu wakif tersebut.4
Badan Wakaf Al-Qur‟an sendiri memiliki istilah dalam segmentasi
terhadap masyarakat yang akan menjadi wakif dan biasa ditemukan ketika di
lapangan yang terbagi berdasarkan tiga kategori yaitu modern insaniah,
modern madiah, dan tradisional ruhiah. Adapun penjelasan secara rinci ialah
sebagai berikut:5
1. Modern Insaniah
Pada kategori ini wakif yang bersangkutan sudah terbiasa melakukan
transaksi online ataupun transfer, kemudian mereka pertimbangannya
membantu project Badan Wakaf Al-Qur‟an karena mereka melihat ada
manfaat yang besar dari program itu. Wakif ini merupakan mereka yang
sudah tau berwakaf itu mendapat pahala, namun apabila dimotivasi dengan
pahala mereka tidak akan tertarik, mereka ingin dimotivasi dengan
seberapa besar manfaatnya dengan membantu sebuah program. Jadi yang
dapat dikategorikan sebagai modern insaniah apabila wakif tersebut
melihat dari aspek kemanusiaannya. Apabila tim dari wakif relations
4 Muchlis, Bisnis Syari’ah: Perspektif Mu’amalah dan Manajemen, (Yogyakarta: STIM
YKPN, 2007), h. 153. 5 Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
60
Badan Wakaf Al-Qur‟an bertemu dengan kategori wakif ini cara yang
dilakukan adalah dengan menggiring wakif agar mengunjungi kanal online
yang secara lengkap memberikan informasi mengenai program dan tata
cara penyaluran donasi melalui transfer, serta implementasi dari program
yang telah terkumpul donasinya dan selesai dilaksanakan. 6
2. Modern Madiah
Pada kategori ini merupakan wakif yang mengerti tata cara penyaluran
wakaf dengan moderen berupa transfer serta mengakses secara online.
Akan tetapi mereka memilih untuk membantu program Badan Wakaf Al-
Qur‟an bukan karena pertimbangan manfaatnya namun karena mereka
merasa bantuan yang didonasikan kepada salah satu project dengan jumlah
yang tidak banyak kemudian ketika mereka menerima informasi bahwa
project tersebut sudah terealisasikan, mereka menyadari bahwa dengan
donasi yang dikeluarkan mungkin jumlahya tidak banyak, tetapi mereka
sudah terlibat dalam sebuah project yang besar. Masyarakat dalam
kelompok ini mereka merasa ada kepuasan batin tersendiri ketika sudah
berwakaf dengan melihat project yang sudah terlaksana. Hal ini
memungkinkan sekali untuk kelompok masyarakat seperti ini akan terus
loyal menjadi wakif di Badan Wakaf Al-Qur‟an .7
3. Tradisional Ruhiah
Pada kategori ini merupakan wakif yang sangat tradisional bahkan
mereka minta agar dijemput dan minta didoakan, selain itu motivasinya
6 Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017. 7 Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
61
hanya demi kerohanian, dalam arti agar dapat pahala dan sebagainya.
Apabila dari pihak Badan Wakaf Al-Qur‟an menyarankan agar melakukan
proses donasi dan melihat secara rinci mengenai proyek Badan Wakaf Al-
Qur‟an melalui kanal online mereka cenderung tidak memahaminya. Oleh
karena itu masyarakat ini bisa dikatakan sebagai masyarakat yang
tradisional. Biasanya wakif seperti ini ditemukan ketika Badan Wakaf Al-
Qur‟an melakukan sosialisasi program dan pengumpulan donasi di
pengajian-pengajian majelis atau kantor maupun ketika membuka gerai.8
Peneliti menggunakan citra perusahaan (corporate image) untuk
melihat apakah Badan Wakaf Al-Qur‟an dapat bersaing dengan lembaga-
lembaga filantropi Islam lainnya. Dalam hal ini citra berkaitan dengan
lembaga sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan
yang positif, lebih dikenal, serta diterima oleh publik.
Dengan demikian untuk mengetahui strategi public relations dalam
membangun citra peneliti melakukan wawancara dengan divisi wakif relations
Badan Wakaf Al-Qur‟an.
1. Pelaksanaan Strategi
Berdasarkan keterangan dari Bapak Hazairin yang merupakan
kepala divisi wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an yang telah cukup
lama di lembaga tersebut, Strategi public relations pada divisi wakif
relations Badan Wakaf Al-Qur‟an dilakukan secara langsung yaitu media
konvensional dan digital marketing yaitu dengan:
a) Pasar Ritel
8 Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
62
Bekerjasama dengan ritel-ritel ternama dalam mensosialisasikan
program-program Badan Wakaf Al-Qur‟an kepada masyarakat.
Konsumen yang berkunjung atau berbelanja di ritel-ritel tersebut
berkesempatan untuk menyalurkan wakaf melalui gerai Badan Wakaf
Al-Qur‟an di tempat tersebut dengan memilih project Badan Wakaf
Al-Qur‟an untuk diwakafkan sesuai dengan keinginannya. Pemilihan
gerai ini bertujuan untuk mengoptimalkan berbagai sarana layanan
donasi agar penyebaran informasi untuk mengumpulkan donasi dari
setiap project yang diadakan Badan Wakaf Al-Qur‟an dapat
menjangkau di tempat pusat keramaian. 9
“Karena alasan kesibukan dan jarak yang jauh ketempat
penerimaan wakaf banyak kaum muslimin yang lalai dalam
berwakaf. Maka dengan pembukaan gerai di mall, bagi mereka
yang sedang belanja diharapkan bisa sambil menunaikan
wakaf”.10
Saat ini gerai-gerai Badan Wakaf Al-Qur‟an hadir di pusat-pusat
perbelanjaan beberapa diantaranya seperti di Lotte Shopping Avenue,
Kota Kasablanka, Pasar Tanah Abang Blok A dan Blok B, dan lain
sebagainya. Pada gerai tersebut terdapat satu hingga dua orang staff
dari Badan Wakaf Al-Qur‟an, kemudian disediakan amplop berisi
brosur yang menginformasikan setiap project dari program-program
yang diadakan oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an. Project yang diadakan
Badan Wakaf Al-Qur‟an secara berkala akan berganti ketika project
sebelumnya donasi telah terhimpun maka akan ada project baru yang
diadakan. Selain dengan membuat project baru kelebihan dana yang
9 Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 28 Juli 2017.
10 Wawancara pribadi dengan Bapak Hazairin (Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
63
terhimpun akan digunakan untuk mencukupi kekurangan dana dari
project lain yang sudah ada. Selain itu didalam brosur juga terdapat
lembaran formulir donasi yang akan diisi oleh para wakif yang tertarik
ingin berdonasi untuk project yang dipilih. Formulir donasi dibedakan
berdasarkan project-project, apabila pada waktu tertentu terdapat tujuh
project maka akan terdapat tujuh formulir pula didalamnya. Hal ini
dilakukan agar memudahkan pemisahan donasi yang terfokus pada
salah satu project.11
b) Pengajian Perkantoran
Kegiatan ini dilakukan pada kantor-kantor yang telah bekerja
sama selama bertahun-tahun dan menjadi sponsor Badan Wakaf Al-
Qur‟an, seperti diantaranya BNI Syariah, CIMB Niaga Syariah, PT.
SMI, Angkasa Pura, CMB Autofinance dengan target karyawan-
karyawan kantor tersebut yang tertarik untuk menjadi wakif.
Penyebaran informasi untuk mengumpulkan dana melalui pengajian-
pengajian perkantoran tersebut orang-orang dapat melakukan dialog
interaktif bisa bertanya seputar wakaf, dan pihak dari Badan Wakaf Al-
Qur‟an juga bisa mengenalkan program-program yang diangkat
sehingga orang dapat tertarik dan termotivasi untuk berdonasi. Dari
setiap program serta project-project yang ada didalamnyaa
diinformasikan oleh tim dari wakif relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an.12
11
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an, kunjungan ke Lotte Sopping Avenue
dan Blok B Tanah Abang” Pada 28 Juli 2017 12
Wawancara pribadi dengan Bapak Hazairin (Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
64
c) Pasar Korporasi
Pihak Badan Wakaf Al-Qur‟an bekerjasama dengan lembaga-
lembaga tertentu untuk melaksanakan program sosial dalam berbagai
bidang. Perusahaan atau lembaga bertindak sebagai sponsor sesuai
dengan kesepakatan kerjasama kedua belah pihak. Saat ini benyak
korporasi yang telah menjadi mitra kerjasama Badan Wakaf Al-Qur‟an
seperti BNI Syariah, CIMB Niaga Syariah, PT. SMI, Angkasa Pura,
CMB Autofinance, dan lain-lain.
d) Kerja Sama / Partnership
Dalam menunjang penyebaran informasi serta penggalangan
dana wakaf mengenai project terbaru yang sedang diadakan Badan
Wakaf Al-Qur‟an melakukan kerja sama dengan beberapa media
partner yang mencakup offline dan online. Kerja sama yang di lakukan
melalui offline seperti contohnya Badan Wakaf Al-Qur‟an bekerja
sama dengan hijup.com yang pada saat tertentu mengadakan acara di
sebuah tempat pusat keramaian, maka kemudian Badan Wakaf Al-
Qur‟an ditawari untuk membuka gerai pada acara tersebut. Kemudian
apabila melalui online Badan Wakaf Al-Qur‟an melakukan kerja sama
dengan sejumlah media online yang bergerak di fundrising seperti
kitabisa.com pada halaman website tersebut dimasukan beberapa
project yang diadakan oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an, selain itu kerja
sama juga dilakukan dengan beberapa market place seperti
65
elevania.com, doku, dan lain sebagainya.13
e) Digital Marketing
Pada masa sekarang yang sudah era digital penyebaran informasi
mengenai wakaf serta program yang ada pada Badan Wakaf Al-Qur‟an
juga disebarluaskan melalui kanal online.
“Sebenarnya begini Badan Wakaf Al-Qur‟an itu inginnya
leading di online makannya kita punya situsnya
wakafquran.org, dan media-media sosial yang beragam. Nah
kita berharap bahwa kemudian dengan wakif yang berdonasi
online mereka bisa mempelajari setiap project kita mereka mau
memilih yang mana yang ingin didonasikan.”14
Pilihan melalui digital marketing ini menurut wakif relations
Badan Wakaf Al-Qur‟an dinilai paling efektif dalam menunjang
penyebaran informasi serta pengumpulan dana wakaf. Masing-masing
media mempunyai peranan penting dalam mengkomunikasikan
project-project dan pengumpulan dana yang secara keseluruhan dapat
menunjang terbentuknya citra positif pada lembaga. Dalam mengelola
digital marketing ini divisi wakif relations bekerja sama dengan tim e-
commerce dan web development. Beberapa diantaranya dilakukan
melalui:
Website
Website Badan Wakaf Al-Qur‟an dengan alamat
http://wakafquran.org/ merupakan salah satu strategi yang
dilakukan wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an dalam
menunjang proses penyebaran informasi dan pengumpulan donasi,
13
Wawancara pribadi dengan Bapak Hazairin (Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017. 14
Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
66
serta sarana bagi wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an dengan
para wakif untuk berinteraksi mengenai project-project dari setiap
program yang diadakan. Fungsi dari website tersebut dinilai sangat
penting maka dikelola langsung oleh tim e-commerce serta web
development yang merupakan bagian dari divisi wakif relations
Badan Wakaf Al-Qur‟an.15
Gambar 2: Halaman Website Badan Wakaf Al-Qur‟an
Pada konten halaman website terdapat opsi cara berdonasi,
program, project, testimoni, kontak, dan komunitas. Website Badan
Wakaf Al-Qur‟an memberikan informasi yang lebih mendetail
terkait isi project yang diadakan seperti berapa donasi yang
dibutuhkan serta berapa donasi yang sudah terkumpul dan tentunya
deskripsi project berupa lokasi dan permasalahan apa yang ingin
diatasi.
Terdapat juga didalamnya kolom halaman cara berdonasi.
Melalui website ini tentu lebih mudah untuk penyebaran informasi
dan transaksi ketika akan berdonasi pada salah satu project. Cara
berdonasi secara online dipermudah dengan detail informasi
15
www.wakafquran.org, Diakses Pada Rabu, 30 Agustus 2017, Pukul 16.00 WIB.
67
mengenai langkah berdonasi yang ditunjang dengan video. Selain
melalui website yang dimiliki sendiri, Badan Wakaf Al-Qur‟an
juga melakukan kerja sama dengan media partner lain yaitu
kitabisa.com, doku, elevania, dan lain sebagainya guna menunjang
penyaluran informasi serta donasi dari setiap project.
Gambar 3: Halaman Instagram Badan Wakaf Al-Qur‟an
Seiring dengan perkembangan media sosial yang semakin
banyak diminati oleh masyarakat khususnya instagram, Badan
Wakaf Al-Qur‟an membuat akun resmi di Instagram dengan akun
@wakafquran dengan 6094 followers yang dikemas semenarik
mungkin dan bertujuan untuk mengkomunikasikan setiap project
yang tengah dilakukan dan tengah berjalan. Melalui instagram
yang setiap harinya postingan-postingan selalu diperbaharui oleh
Badan Wakaf Al-Qur‟an diharapkan agar menarik minat
masyarakat untuk dapat mengenal setiap project yang ada di Badan
Wakaf Al-Qur‟an dan kemudian berminat untuk berdonasi pada
68
project yang diadakan oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an. Gambar-
gambar yang diposting tidak hanya berupa gambar namun juga ada
video yang seluruhnya diberi deskripsi yang berunsur motivasi
agar masyarakat berminat untuk berdonasi.16
YouTube
Gambar 4: Halaman Youtube Badan Wakaf Al-Qur‟an
YouTube yang merupakan salah satu media berbagi video
secara online yang populer, melalui akun youtube Badan Wakaf
Al-Qur‟an yaitu Wakaf Quran dengan jumlah pengikut sebanyak
385 setiap project diproyeksikan kedalam sebuah film pendek yang
diunggah kedalam akun YouTube Badan Wakaf Al-Qur‟an. Selain
project terdapat juga video yang menginformasikan kegiatan-
kegiatan internal Badan Wakaf Al-Qur‟an seperti halal bihalal
dengan tim dari berbagai divisi, dan lain sebagainya.17
16
Instagram Badan Wakaf Al-Qur‟an, Diakses Pada 30 Agustus 2017 Puku 18.30 WIB. 17
Youtube Badan Wakaf Al-Qur‟an, Diakses Pada 30 Agustus 2017 Puku 19.00 WIB.
69
Gambar 5: Halaman Twitter Badan Wakaf Al-Qur‟an
Twitter juga merupakan media sosial yang aktif digunakan
oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an dalam mensosialisasikan program
melalui interaksi-interaksi yang dilakukan dengan followers yang
jumlahnya lebih dari 36 ribu. Melalui media sosial ini Badan
Wakaf Al-Qur‟an juga banyak mengunggah gambar-gambar
motivasi yang tentu saja tujuan utamanya agar orang mau
berwakaf, dan juga tentunya menampilkan project yang sudah di
implementasikan melalui bukti gambar beserta keterangan yang
memberikan informasi bahwa donasi telah tersalurkan.18
Gambar 6: Halaman Facebook Badan Wakaf Al-Qur‟an
18 Youtube Badan Wakaf Al-Qur‟an, Diakses Pada 30 Agustus 2017 Puku 19.00 WIB.
70
Media sosial ini juga dipilih Badan Wakaf Al-Qur‟an dalam
menunjang penyebaran informasi mengenai project serta dalam
berinteraksi dengan masyarakat luas. Melalui facebook ini Badan
Wakaf Al-Qur‟an memberikan lokasi kantor pusat secara jelas
dengan mencantumkan maps yang terhubung langsung dengan
GPS, selain itu Badan Wakaf Al-Qur‟an juga secara rutin
memposting informasi baik berupa project maupun gambar-
gambar motivasi untuk berwakaf. Pada halaman facebook ini
Badan Wakaf Al-Qur‟an cenderung memberikan link media sosial
lainnya agar masyarakat bisa terhubung tidak hanya dengan
facebook saja, namun bisa melalui instagram, twitter, youtube, dan
juga website.19
B. Peran Public Relations dalam Membangun Citra Lembaga Pada Badan
Wakaf Al-Qur’an
Peran merupakan dimana orang atau institusi melaksanakan tugas
sesuai dengan apa yang menjadi tugasnya. Public relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an sangat berperan dalam membangun dan menjaga citra lembaga dan
menjankan tugas sebagaimana fungsinya dalam membina hubungan baik
dengan pihak internal yaitu mitra kerja maupun eskternal yaitu wakif. 20
Citra terbentuk di dalam sebuah lembaga merupakan hasil dari kerja
keras seluruh karyawan yang ada didalamnya dan hasil dari kepercayaan
wakif dan masyarakat. Public relations selalu berusaha untuk menjalankan
19
Facebook Badan Wakaf Al-Qur‟an, Diakses Pada 30 Agustus 2017 Puku 20.00 WIB 20
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 28 Juli 2017
71
aktifitas sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai langka untuk
meningkatkan citra. Dalam hal ini yang dilakukan adalah dengan memberikan
dukungan salah satu contohnya yaitu dengan silaturahim bulanan, maupun
kegiatan-kegiatan yang bersifat mendidik. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak
internal Badan Wakaf Al-Qur‟an sengaja disebarkan terutama melalui media
sosial agar masyarakat melihat bagaimana sisi dari Badan Wakaf Al-Qur‟an
seperti ketika kegiatan silaturahim mitra kerja.21
- Rapat Koordinasi
Divisi wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an dalam
melaksanakan tugasnya tidak hanya sendiri namun sebagai sebuah tim
yang semuanya terlibat dalam pelaksanaan strategi. Agar strategi tersebut
dapat terlaksana dengan baik yang dilakukan adalah membangun kerja
sama yang bersinergi antar satu sama lain. Salah satu cara untuk membuat
kerja tim yang baik Badan Wakaf Al-Qur‟an selalu membuat rapat
koordinasi mingguan. Semua kendala yang ada dilapangan kemudian
dibahas apabila menemukan masalah ketika menghadapi calon wakif, lalu
kemudian diadakan pertemuan untuk berdiskusi bersama.
“Kita sekarang punya salah satu cara untuk membuat aware temen-
temen kita bikin rakor namanya atau rapat koordinasi mingguan. Jadi
kita dari weekly meeting atau rakor tadi kita bahas semua persoalan-
persoalan dari tiap-tiap divisi kita temasuk implementasi apa yang kita
buat kalau ada project baru nanti kita ada updating nah updating itu
dilakukan setiap sebulan dua kali kita update project ke teman-teman,
dengan manfaatnya begini dana yang dibutuhkan segini berikut video-
videonya, fotonya dan mengajak teman-teman yang lain seolah ikut
pergi terjun ke lapangan jadi teman-teman yang lain pun bisa turut
menyampaikan.”22
21
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 1 September 2017. 22
Wawancara pribadi dengan Bapak Hazairin (Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
72
Dengan keterangan dari Bapak Hazairin tersebut dapat dikatakan
bahwa melalui manajemen yang baik dari internal yang terdapat di Badan
Wakaf Al-Qur‟an maka penyampaian informasi yang dilakukan oleh tim divisi
wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an akan diterima oleh masyarakat
menjadi akurat dan dapat dipahami khususnya apabila orang yang dihadapi
kurang atau ternyata tidak memahami wakaf barulah kemudian dapat
dijelaskan akan pengumpulan donasi untuk program yang diadakan. Melalui
cara penyampaian yang baik dan kemudian dapat diterima oleh masyarakat
maka akan sangat berpengaruh terhadap citra perusahaan yang ingin dibangun
untuk kearah yang positif.
Dalam menjalankan peran agar sesuai dengan target yang ingin
dicapai oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an dan juga untuk membangun citra yang
ada pada Badan Wakaf Al-Qur‟an tentu diperlukan adanya rasa percaya dari
masyarakat yang menjadi wakif agar terus menjadi wakif yang konsisten
ketika berdonasi. Divisi wakif relations Badan Wakaf Al-Qur‟an memiliki
cara tersendiri untuk menjaga kepercayaan yang merupakan amanah dari
wakif agar startegi-strategi yang dilakukan dapat terealisasikan. wakif-wakif
yang telah berwakaf di Badan Wakaf Al-Qur‟an tetap dijaga komunikasi yang
baik seperti mengundang dalam kegiatan pengajian bulanan dan ceramah serta
memberikan informasi-informasi terkait project terbaru yang diusung. Badan
Wakaf Al-Qur‟an sangat menjaga hubungan dengan pihak wakif karena dari
pihak Badan Wakaf Al-Qur‟an menilai bahwa sosialisasi juga bisa dilakukan
oleh wakif itu sendiri dengan dapat menilai citra baik lembaga baik sebelum
berwakaf maupun setelahnya, yang tentunya akan sangat berpengaruh besar
73
bagi lembaga. Dalam tahapannya dilakukan dengan;23
- Telecomfrence dan News Letter
Tahapan ini dilakukan melalui bagian call center Badan Wakaf Al-
Qur‟an yang juga merupakan staf dari divisi wakif relations dan
jumlahnya sebanyak lebih dari dua puluh orang. Mereka memiliki tugas
untuk setiap bulannya menelepon orang yang sudah berdonasi baik ketika
pengumpulan yang melalui offline ataupun online hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengkonfirmasi dana wakaf yang masuk pada Badan Wakaf
Al-Qur‟an yang diberikan oleh wakif untuk menghindari adanya kesalahan
data penulisan nominal donasi maupun project apa yang ingin dibantu oleh
wakif demi menjaga kepercayaan dari wakif itu sendiri.
Selain itu hal ini dilakukan juga untuk menjalin silaturahim dengan
wakif yang apabila di waktu mendatang Badan Wakaf Al-Qur‟an memiliki
project terbaru maka wakif yang sebelumnya pernah berpartisipasi dapat
diinformasikan kembali apakah ingin berwakaf atau tidak. Kemudian,
wakif yang dengan setia telah berpartisipasi dengan project-project Badan
Wakaf Al-Qur‟an akan dengan rutin diberikan news letter bulanan yang
isinya mengenai proses sejauh mana project berjalan maupun yang telah
terealisasikan. News letter biasa dikirim melalui jasa kurir maupun email.
Hal ini disesuaikan dengan keinginan wakif yang ingin menerima news
letter tersebut.
Citra terbangun bukan hanya penampilan luar dari lembaga akan tetapi
juga sangat besar dari penilaian wakif yang telah berwakaf pada Badan Wakaf
23
Wawancara pribadi dengan Bapak Hazairin (Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
74
Al-Qur‟an. Maka dari itu lembaga ini sangat menjaga hubungan dengan wakif
serta memberikan pelayanan yang maksimal dalam menjawab segala macam
pertanyaan maupun keluhan seputar program wakaf sehingga citra dari Badan
Wakaf Al-Qur‟an dapat terbangun sendiri dari masyarakat.24
C. Hasil Public Relations dalam membangun citra lembaga pada Badan
Wakaf Al-Qur’an
Citra suatu lembaga tidak muncul dengan sendirinya. Citra lembaga
yang baik akan menumbuhkan kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut.
Penilaian baik yang ada pada citra dibuat oleh masyarakat luas, termasuk oleh
wakif dari Badan Wakaf Al-Qur‟an sendiri. Badan Wakaf Al-Qur‟an yang
dikenal sebagai lembaga pengelolaan wakaf yang baik dan tentunya amanah
pada masyarakat. Serta bukti nyata yang lembaga ini berikan kepada
masyarakat dengan adanya program-program yang sedang berjalan maupun
telah terlaksana baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan lain
sebagainya.25
Pada awal tahun berdirinya Badan Wakaf Al-Qur‟an di tahun 2005
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui Badan Wakaf Al-Qur‟an,
yang ketika itu hanya baru ada organisasinya namun belum dengan program-
program yang bervariasi. Hingga pada tahun 2007 Badan Wakaf Al-Qur‟an
mengadakan program wakaf Al-Qur‟an dan pembinaan dengan project
mendistribusikan Al-Qur‟an untuk dakwah ke daerah Papua hingga terhimpun
sampai dengan 30.000 lebih Al-Qur‟an. Setelah memulai kegiatan wakaf itu
24
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 1 September 2017. 25
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 1 September 2017.
75
ternyata Badan Wakaf Al-Qur‟an mendapat respon yang baik dari masyarakat,
barulah kemudian sampai pada tahun 2009 Badan Wakaf Al-Qur‟an memulai
menghimpun wakaf melalui program yang beragam, hingga saat ini terhitung
telah memiliki delapan program yang setiap programnya memiliki berbagai
project.26
Hasil pengamatan dari peneliti ketika mendatangi Badan Wakaf Al-
Qur‟an serta mengamati melalui media online yang dimiliki oleh Badan
Wakaf Al-Qur‟an yaitu website, youtube, instagram, facebook, dan instagram.
Melalui pengamatan tersebut peneliti dapat melihat data-data berupa bukti
project yang telah terlaksana berdasarkan dokumentasi foto, video serta
rincian dana yang terhimpun. Melalui keberadaan Badan Wakaf Al-Qur‟an
yang sudah cukup banyak diketahui oleh masyarakat khususnya oleh wakif
yang telah berpartisipasi, sehingga upaya yang dilakukan oleh Badan Wakaf
Al-Qur‟an sebagai lembaga filantropi Islam yang berlandaskan wakaf dalam
meraih citra positif di mata masyarakat sudah cukup berhasil.27
Gambar 7: Penghimpunan Dana Wakaf Badan Wakaf Al-Qur‟an
Periode April 2017
26
Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017. 27
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 1 September 2017
76
“Kalau di 2017 ini alhamdulilah banyak project-project kita yang
kalau di website itu namanya full funded ya jadi kita angkat
project itu project Al-Qur‟an dan yang lainnya tidak sampai tiga
bulan project itu full funded atau mencapai target jadi kita
langsung realisasikan. Nah sementara pada tahun-tahun
sebelumnya kadang-kadang sampai lebih dari satu tahun.”28
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Heru Binawan yang
merupakan CEO dari Badan Wakaf Al-Qur‟an bahwa dari setiap tahunnya
jumlah dana wakaf yang terkumpul semakin meningkat dan dana dari setiap
project yang terkumpul sudah dapat terealisasikan dalam kurun waktu tiga
bulan untuk tahun 2017 ini.
Hal ini menunjukan bahwa strategi yang dilakukan oleh divisi wakif
relations dalam mengkomunikasikan setiap project yang ada pada Badan
Wakaf Al-Qur‟an dapat dikatakan cukup berhasil, sehingga dapat dipahami
dan diminati oleh masyarakat yang kemudian bisa menjadi wakif dan turut
berpartisipasi dalam sebuah project. Setiap project yang telah terealisasikan,
dalam jangka waktu secepat mungkin project akan diganti dengan yang baru
melalui survey-survey yang telah dilakukan sebelumnya.
Menurut Bapak Hazairin selaku divisi wakif relations beliau
menganggap indikator utama bahwa citra pada Badan Wakaf Al-Qur‟an sudah
positif selain dari sudah banyaknya masyarakat yang menjadi wakif di Badan
Wakaf Al-Qur‟an, setiap project yang sudah terealisasikan di suatu daerah
tertentu dapat running well atau berjalan dengan baik tanpa pengawasan rutin
dari Badan Wakaf Al-Qur‟an, sehingga masyarakat pun menjadi sadar akan
kebermanfaatan project yang dilakukan oleh Badan Wakaf Al-Qur‟an untuk
28
Wawancara pribadi dengan Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, Founder Badan Wakaf Al-
Qur‟an, Jakarta 30 Agustus 2017.
77
masyarakat itu sendiri kedepan.29
29
Observasi Peneliti ke ”Badan Wakaf Al-Qur‟an” Pada 1 September 2017
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber maka dapat
di hasilkan beberapa kesimpulan mengenai strategi public relations dalam
membangun citra perusahaan pada Basan Wakaf Al-Qur‟an, sebagai berikut:
1. Berdasarkan uraian dari analisa penelitian, maka strategi public relations
dalam membangun citra pada Badan Wakaf Al-Qur‟an yaitu secara
langsung melalui media konvensional dan digital marketing. Secara
langsung dengan membagikan berupa brosur serta news letter yang
disebarkan melalui gerai-gerai di pusat-pusat perbelanjaan yang tersebar
di beberapa kota-kota besar di Indonesia. Digital marketing yaitu melalui
kanal online diantara lain website, instagram, twitter, youtube, serta
facebook yang mendukung setiap penyebaran informasi mengenai project
terbaru yang diadakan.
2. Peran public relations dalam Badan Wakaf Al-Qur‟an memiliki fungsi
dan tanggung jawab yang bertindak sebagai ujung tombak lembaga dalam
menjaga dan meningkatkan jumlah wakif. Diantaranya dengan membina
hubungan internal dan eksternal yang baik. Dalam menjaga hubungan
mitra kerja karyawan melalui kegiatan rutin yaitu kegiatan silaturahim
yang berupa rapat koordinasi. Selain itu membina hubungan dengan wakif
secara rutin melalui kegiatan yang berupa telecomfrence maupun
79
penyebaran news letter yang terkait dengan project yang ada pada Badan
Wakaf Al-Qur‟an.
3. Hasil yang didapat setelah melakukan strategi-strategi public relations
oleh divisi wakif relations ialah semakin banyaknya project yang telah
dilaksanakan dan terus menerus melakukan pembaharuan project apabila
pada kegiatan sebulumnya sudah terealisasikan hal ini dapat dilakukan
karena semakin banyaknya masyarakat yang berminat menjadi wakif
sehingga dalam pemenuhan dana yang dibutuhkan pada setiap project
dapat terpenuhi dalam kurun waktu yang terhitung cepat, tidak seperti
pada awal berdiri yang membutuhkan waktu lebih dari setahun agar dana
wakaf dapat terkumpul pada suatu project. Dengan banyaknya minat
masyarakat untuk menjadi wakif dan Badan Wakaf Al-Qur‟an dapat
menumbuhkan kepercayaan agar masyarakat tetap setia berwakaf di
Badan Wakaf Al-Qur‟an, maka berdasarkan konsep strategi public
relations dan teori citra oleh Frank Jefkins, citra perusahaan pada Badan
Wakaf Al-Qur‟an sudah cukup positif. Selain itu Badan Wakaf Al-Qur‟an
juga mengukur keberhasilannya dalam membangun citra melalui sudah
banyaknya project yang dapat drirealisasikan dan dapat berjalan dengan
baik tanpa adanya pengawasan terus menerus dari pihak Badan Wakaf Al-
Qur‟an sendiri sehingga masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
80
B. Saran
Terdapat beberapa saran yang diusulkan dari kesimpulan yang
diberikan, yaitu:
1. Bagi Badan Wakaf Al-Qur‟an, pertahankan citra positif yang sudah
lembaga Badan Wakaf Al-Qur‟an miliki. Dalam hal penyebaran infromasi
terkait project agar lebih waspada akan hal-hal yang dapat membuat buruk
citra lembaga. Inovasi dalam penyampaian project harus terus dilakukan
agar Badan Wakaf Al-Qur‟an mampu bersaing dengan zaman yang
semakin berkembang.
2. Bagi Pembaca, citra positif tidak didapat dengan mudah. Melalui
pemanfaatan media dengan baik yaitu melalui cara konvensional maupun
online dapat membantu mengangkat citra positif. Selain itu cara
komunikasi kita yang apabila menjadi seorang pekerja public relations
dapat dilakukan baik terhadap orang lain tentu akan sangat membantu
sebuah lembaga dalam membangun citra.
81
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika
Pressindo, 1992.
Abdurrahman, Oemi. Dasar-dasar Public Relations, Bandung: Citra Aditya,
2001.
Ali, Moh. Daud. Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press, 1988.
Al-Naisaburi, Imam Abbu Al-Khusaini Muslim Bin Al-Hajj Al-Qusyairi. Sahih
Muslim. Beirut Dar Al-Fikr, 1988.
Ardianto, Elvinaro. Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Cet. Ke-9.
Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
Black, Sam. Ilmu Hubungan Masyarakat Praktis, Jakarta: PT Intermasa, 1998.
Danandjaja. Peranan Humas dalam Perusahaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Edwin, Mustafa Wakaf Tunai-Inovasi Finansial Islam, Cet Ke-2. Jakarta: Program
Studi Timur Tengah dan Islam UI, 2006.
Effendy, Onong Uchjana . Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Cet ke-21.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Gregory, Anne. Public Relations dalam Praktik, Jakarta: Erlangga, 2004.
Harapan, Sumuran. Paradigma Baru Wakaf Di Indonesia, Cet Ke- 5. Jakarta:
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Pemberdayaan Wakaf,
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006.
Husman, Husaini. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Jefkins, Frank. Public Relations, edisi kelima (alih bahasa Haris Munandar).
Jakarta: Erlangga, 2002.
Katalog Program Badan Wakaf Al-Qur‟an, 2013.
82
---------------------------------------------------, 2016.
Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Kusumastuti, Frida. Dasar-dasar Humas. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997.
---------------------. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Cet. Ke-22.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2006.
Muslimin. Humas dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press, 2004.
Oliver, Sandra. Strategi Public Relations, Jakarta: Erlangga, 2007.
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007.
Rachmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2005.
Rumanti, Sr. Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik,
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Press, 2008.
--------------------. Manajemen Public Relations Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Soemirat, Soleh. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002.
Solihin, Ismail. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga. 2012.
Steiner, George A. Kebijakan dan Strategi Manajemen, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1997.
Sutojo, Siswanto. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia Pustaka,
2004.
Uyung, Sulaksana. Intergrated Marketing Communications, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005.
Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations, Bandung: Pusat Penerbit
Universitas, 2007.
83
Internet:
http://simbi.kemenag.go.id.
http://www.wakafquran.org.
Instagram Badan Wakaf Al-Qur’an
Twitter Badan Wakaf Al-Qur’an
Facebook Badan Wakaf Al-Qur’an
Jurnal:
Sisilia Herlina, Strategi Komunikasi Humas Dalam Membentuk Citra
Pemerintahan di Kota Malang, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ISSN 2442-6926, Vol 4, No. 3, 2015, dari:
https://media.neliti.com/media/publications/42441-ID-strategi-
komunikasi-humas-dalam-membentuk-citra-pemerintahan-di-kota-
malang.pdf
Wawancara:
Wawancara Pribadi dengan Bapak Hazairin Hasan selaku Divisi Wakif
Relations, pada tanggal 30 Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ir. Heru Binawan selaku Ketua, CEO, dan
Founder, pada tanggal 30 Agustus 2017.
Observasi:
Observasi Peneliti ke “Badan Wakaf Al-Qur‟an” pada 26 Juli 2017
Observasi Peneliti ke “Badan Wakaf Al-Qur‟an” pada 27 Juli 2017
Observasi Peneliti ke “Badan Wakaf Al-Qur‟an” pada 28 Juli 2017
Observasi Peneliti ke “Badan Wakaf Al-Qur‟an” pada 1 September 2017
LAMPIRAN
Lampiran I: Wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
Pewawancara : Winda Rahma Sari
Narasumber : Bapak Hazairin Hasan
Jabatan : Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-Qur’an
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Agustus 2017
Waktu : 10.30-12.00 WIB
Tempat Wawancara : Kantor Pusat Badan Wakaf Al-Qur’an
1. Tanya : Apa tugas pokok dan fungsi dari divisi wakif relations di Badan
Wakaf Al-Qur’an?
Jawab : Pada divisi ini saya mengemban tugas merangkap juga sebagai
marketing yang mana pada marketing ini terbagi menjadi dua bagian yaitu
digital marketing dan corporate secretary. Pada digital marketing tentu
terfokus pada media-media digital salah satunya yang isinya lengkap berupa
penjelasan berbagai program yang kami miliki yaitu melalui website agar
orang tertarik untuk berdonasi. Pada corporate secretary dimana kami
melakukan kerja sama melalui perusahaan-perusahaan besar seperti salah
satunya BNI Syariah, pendekatan dengan relasi-relasi pribadi. Dapat
disimpulkan tugas inti dari divisi ini lebih jelasnya untuk memberikan atau
mensosialisasikan pemahaman kepada masyarakat tentang dasar-dasar wakaf
kemudian setelah masyarakat paham akan dahsyatnya wakaf bagi kehidupan
di dunia dan di akhirat barulah lebih lanjut kami berikan gambaran secara
luas mengenai program serta project-project yang kami miliki.
2. Tanya : Apa saja strategi yang digunakan dalam menarik minat
masyarakat agar mau berdonasi di Badan Wakaf Al-Qur’an?
Jawab : Strategi yang kami miliki diantaranya terfokus pada retail. Pada
pasar retail kami menyebar gerai-gerai Badan Wakaf Al-Qur’an di pertokoan
seperti beberapa diantaranya di Lotte Shopping Avenue, di Pasar Tanah
Abang Blok B dan lain sebagainya. Pemilihan Gerai ini didasarkan karena
alasan kesibukan dan jarak yang jauh ketempat penerimaan wakaf banyak
kaum muslimin yang lalai dalam berwakaf. Oleh karena itu dengan
pembukaan gerai di mall bagi mereka yang sedang belanja diharapkan bisa
sambil menunaikan wakaf. Selain di pertokoan kami juga masuk di
perkantoran yaitu melalui pengajian-pengajian perkantoran yang sudah
bekerja sama dengan kami bertahun-tahun, dari pengajian tersebut orang-
orang dapat melakukan dialog interaktif bisa bertanya seputar wakaf, dan
kamipun bisa mengenalkan program-program yang kami usung sehingga
orang dapat tertarik. Digital marketing, ya melalui website, twitter,
instagram, facebook, dan youtube. Dalam pengelolaan website saya perlu
banyak tangan kan tidak hanya melalui website kami saja, penyebaran
informasi juga malalui website kitabisa.com, kemudian web payment
gateway seperti doku, kita juga sedang kerja sama dengan masuk ke
muamalat, kita juga masuk ke elevania, ebaba.com, kemudian sedang diurus
dengan alfamart karena alfamart memiliki lebih dari dua belas ribu gerai di
Indonesia. Nah itu semua kemudian jadi data, data itu harus diurus, kemudian
ada repeat data. Itu semua kita lakukan melalui call center nah kemudian call
center kita kurang lebih ada dua puluh agent. Nah call center itulah yang
bertugas tiap bulan menelpon orang yang berdonasi. Misalnya ketika ada
pengajian di daerah Pondok Pinang, tim kita memberikan amplop dibalik
amplop itu ada isian data orang yang berdonasi si A si B itu pertama untuk
menjaga amanah jadi misalnya ada orang yang berwakaf 500.000 dari ibu
Maman untuk Almarhumah siapa gitu, kan harus tau kita biar bisa didoain,
nah misal tim kita ga amanah nih nulis 50.000 nah nanti orang-orang dari call
center itu yang konfirmasi dengan merecheck keabshaan data. Nah untuk
menghindari itu kita juga menyediakan edisi atau alat untuk debit, misal
diperkantoran lebih mempermudah mereka untuk berdonasi. Itulah strategi-
strategi yang kita miliki.
3. Apa perbedaan Badan Wakaf Al-Qur’an dengan lembaga pengelolaan
wakaf yang lain?
Jawab : Jadi kalo kita itu lebih ke project mba kita banyak, jadi maksudnya
gini kalau ada orang melihat Badan Wakaf Al-Qur’an hari ini misalnya
melalui web kemudian dua bulan lagi dia melihat web kita kembali loh kok
sudah berubah yah jadi project kita itu cepat kita eksekusi, karena kekuatan
kita itu ada di project.
4. Tanya : Media apa saja yang digunakan Badan Wakaf Al-Qur’an dalam
melakukan promosi dalam setiap program/kegiatan? Dari media-media
tersebut mana yang menurut Bapak paling efektif?
Jawab : Jadi untuk wakif yang sudah tercatat ada didata kita, kita punya yang
namanya monthly report dalam bentuk newsletter tiap bulan. Jadi kegiatan
kita yang sudah kita lakukan dalam sebulan lalu itu dibuat newsletter bulanan.
Jadi orang yang sudah tercatat di call center kita, kita kirim tiap bulan, ada
dua si caranya kalau dia punya email kita kirim by email apabila tidak ada
kita kirim melalui kurir lebih banyak wakif kita diwilayah jabodetabek sekitar
delapan ribu mungkin sekarang sudah ada sepuluh ribuan ya tiap bulan kita
kirim. Nah jadi gini sinergi kita dengan teman-teman kita yang lain diluar
apakah doku atau lewat kitabisa apakah lewat elevania, itu kita kasih konten
ke mereka kemudian mereka sebar luaskan konten kita. Nah itukan simbiosis
mutualisme jadi karna ketika orang bertransaksi lewat doku atau kitabisa kan
ada fee buat mereka, nah itu menang juga untuk mereka jadi tercakup semua
kan. Yang menurut saya paling efektif ya melalui digital karna era kita
sekarang ini kan digital.
5. Tanya : Adakah kerja sama antara Badan Wakaf Al-Qur’an dengan
lembaga lain?
Jawab : Belum, dan kita ga bersinergi. Karena begini kita berpikirnya keep
simple kita berpikir ya mudah aja makannya kalau lembaga lain misal dompet
dhuafa bikin program rumah sehat pengeluarannya kan juga banyak biaya
oprasionalnya juga sudah berapa besar kan. Buat kita engga deh, itu mereka
saja. Kalau kita project yang kecil-kecil saja project sendiri aja. Kalau kerja
sama dengan perusahaan-perusahaan tadi seperti BNI Syariah itu masuk
kedalam sponsorship karna LAZ (Lembaga Amil Zakat) perkantoran itu kan
project mereka typical artinya yang mereka tau itu kalau lagi musim kurban
mereka kumpulin uang untuk kurban, kalau lagi musim ramadhan itu mereka
mengumpulkan donasi untuk anak yatim, akhir-akhir tahun kenaikan kelas
mereka buat bantuan untuk anak-anak sekolah, nah udah tuh sampe situ aja.
Nah kami coba ajak beberapa LAZ di Jakarta kita bilang ini ada project kita,
project kita silahkan sampaikan kepada jamaah bahwa project ini bekerja
sama dengan Badan Wakaf Al-Qur’an. Kalau perlu bikin brosur kita bikin
brosur Badan Wakaf Al-Qur’an dengan siapa, tapi mereka yang langsung
menyampaikan ke masyarakat. Jadi bagi kita sebenarnya gini kalaupun
misalnya dalam waktu berapa bulan dia melakukan pengumpulan dana
katakanlah terkumpul lima puluh juta lalu mereka bilang Badan Wakaf Al-
Qur’an nih dari kita nih dua puluh juta yah, gapapa berapapun gapapa, kan
mereka bantu kita jadi misal dari lima puluh juta dua puluhnya untuk kita
sisanya kan untuk operasional mereka prinsipnya kan mereka bantu kita. Jadi
kita terbuka sih untuk bekerja sama. Kerja sama sponsorship yang sudah kita
jalin diantaranya BNI Syariah, CIMB Niaga Syariah, PT. SMI, Angkasa Pura,
CMB Autofinance diantaranya itu sih.
6. Tanya : Apa indikator yang menyatakan bahwa citra pada lembaga ini
sudah positif di masyarakat?
Jawab : Jadi begini kan prinsip kita itu Solutif dan Unik, sehingga ketika kita
buat project apapun selama project itu bisa dinikmati langsung oleh
masyarakat lalu kita tinggal kita tidak urus, barulah nanti kita lihat apakah
project kita itu running well secara sistem itu apa sudah benar. Jadi
masyarakat pun akan sadar kebermanfaatan project yang kita buat untuk
masyarakat itu sendiri kedepan. Solutif itu mencari solusi atau jalan keluar
dari permasalahan yang ada di masyarakat. Kemudian unik disebut unik
karena belum ada lembaga sosial lain yang mengerjakan atau membuat
project seperti ini ditempat terpencil di wilayah Indonesia yang belum
tersentuh oleh lembaga swasta maupun pemerintah. Target kita memang
khususnya untuk wilayah-wilayah di Indonesia yang belum tersentuh bantuan
seperti contohnya program water action kita yang baru kita lakukan melalui
perjalanan dari pusat kota sejauh 60 kilometer menuju Kota Soe, Kabupaten
Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Desa
Mauleum. Beberapa kesulitan yang dihadapi masyarakat terpencil terutama
kebutuhan sarana air di masyarakat yang berada di wilayah yang sulit dijamah
dan selalu kesulitan air dapat teratasi dan bisa dinikmati oleh masyarakat
untuk kebutuhan kehidupan.
7. Tanya : Apa kendala utama yang dihadapi divisi wakif relations dalam
mebangun citra positif?
Jawab : Kendala utamanya yaitu masih kurangnya pemahaman wakaf pada
umat. Karena kalau kita bicara tentang wakaf secara umum wakaf itu pasti
berupa tanah untuk kuburan, sekolah, masjid. Bayangkan kalau wakaf itu
ternyata bisa yang lain seperti contohnya dari project yang kita punya water
action for people yaitu air setiap air yang mengalir pahalanya itu mengalir
juga mba salah satunya digunakan untuk berwudhu.
8. Tanya : Bagaimana langkah-langkah yang dapat dilakukan divisi wakif
relations dalam menangani kendala yang ada pada lembaga?
Jawab : Kita tetap sosialisasi offline dan online, jadi yang offline itu kita
adakan pengajian-pengajian misalnya pengajian di rumah, di majelis ta’lim
itu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa harta wakaf yang diberikan itu
itulah harta yang dibawa sampai ke akhirat kelak.
9. Tanya : Bagaimana divisi wakif relations membangun kerja sama dengan
divisi-divisi lain yang ada di Badan Wakaf Al-Qur’an?
Jawab : Kita sekarang punya salah satu cara untuk membuat aware temen-
temen kita bikin rakor namanya atau rapat koordinasi mingguan semua
dibahas kalau misalnya tim marketing kita ada masalah, saya ada masalah nih
secara teknis dalam menghadapi klien segala macem, yaudah lalu kita ajak
kumpul untuk diskusi bersama lalu kita kasih motivasi lagi biar tetap
semangat bagaimana untuk menghadapi orang yang tidak mau berwakaf ya
kalau orang tidak mau berwakaf jangan dipaksa wakaf jangan-jangan dia
memang tidak mengerti wakaf itu apa. Jadi bagaimana langkah awalnya ya
dipahamkan dulu. Jadi kita dari weekly meeting atau rakor tadi kita bahas
semua persoalan-persoalan dari tiap-tiap divisi kita temasuk implementasi apa
yang kita buat kalau ada project baru nanti kita ada updating nah updating itu
dilakukan setiap sebulan dua kali kita update project ke teman-teman, dengan
manfaatnya begini dana yang dibutuhkan segini berikut video-videonya,
fotonya dan mengajak teman-teman yang lain seolah ikut pergi terjun ke
lapangan jadi teman-teman yang lain pun bisa turut menyampaikan.
10. Tanya : Apa manfaat dari strategi yang dilakukan Badan Wakaf Al-
Qur’an dalam membangun citra positif?
Jawab : Jadi sebetulnya otomatis ya kan gini mba sebenarnya kalau kan kita
ada project dari setiap project ini nilainya ada yang dua milyar ada satu
milyar ada lima ratus juta, sebenarnya hasil akhirnya apa sih kalau nilai itu
bisa kita capai berarti setiap project tersebut bisa langsung direalisasikan.
Artinya masyarakat bisa langsung menikmati itu saja jangan sampai kalau
kita terlambat maka terlambat pula, karena kita dapat dana dari siapa dari
masyarakat juga kan. Otomatis citra dari kita tentu akan baik dipandang
masyarakat.
11. Tanya : Apakah strategi ini sejalan dengan visi dan misi Badan Wakaf
Al-Qur’an?
Jawab : Ya tentu. Sebenarnya yang menjadi sulit itu kan rasa takut akan
ditolak. Terutama teman-teman tim kita yang masih muda-muda, dari situ
saya motivasikan lagi untuk tetap semangat.
Jakarta, 30 Agustus 2017
`Hazairin Hasan (Div. Wakif Relations Badan Wakaf Al-Qur’an)
TRANSKRIP WAWANCARA
Pewawancara : Winda Rahma Sari
Narasumber : Bapak Ir. Heru Binawan
Jabatan : Ketua, CEO, dan Founder Badan Wakaf Al-Qur’an
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Agustus 2017
Waktu : 13.00-14.30 WIB
Tempat Wawancara : Kantor Pusat Badan Wakaf Al-Qur’an
1. Tanya : Apakah landasan utama berdirinya Badan Wakaf Al-Qur’an?
Jawab : Jadi awalnya dulu itu saya dimintai bantuan untuk membantu bapak-
bapak PBNU Jakarta melaksanakan kegiatan mereka yang namanya wakaf
sejuta Al-Qur’an saya ikut di tim mereka kurang lebih hampir satu tahun.
Tapi kemudian kegiatannya tidak berlanjut, nah setelah bapak-bapak PBNU
Jakarta memutuskan untuk berhenti, kemudian saya minta izin untuk boleh
tidak saya lanjutkan dengan idenya mereka tentang wakaf Al-Qur’an. Setelah
saya mendapatkan izin kemudian saya sampaikan kepada teman-teman dan
kemudian mereka meresponnya untuk mendirikan lembaga LSM waktu itu
Badan Wakaf Al-Qur’an nah kemudian berjalan, organisasinya sudah ada
namun kegiatannya belum ada sampai tahun 2007, pada tahun itu kita
memulai untuk membantu pengadaan Al-Qur’an untuk dakwah di Papua.
Pada ramadhan tahun itu kita mulai presentasi di masjid-masjid berkaitan
dengan kebutuhan untuk di Papua itulah dalam satu ramadhan itu terhimpun
kurang lebih 30.000 Al-Qur’an. Setelah memulai kegiatan wakaf itu ternyata
mendapat respon yang baik dari masyarakat baru kita kemudian berani untuk
medesain organisasi ini kemana arahnya untuk wakaf ini sampai tahun 2009
kita menghimpun wakaf untuk kapal dakwah di Papua. Setelah tahun 2009
kita memulai kegiatan wakaf itu bermacam-macam ada wakaf berupa project
untuk TPA Bantar Gebang ada tanah lapang disitu kita bantu untuk kegiatan
sekolahnya. Setelah itu kita memualai program yang bermacam-macam ada
wakaf untuk air bersih, untuk aliran listrik, wakaf khusus kapal dakwah,
motor dakwah, dan sebagainya. Kita punya delapan program kita
mengembangkan program setelah dari TPA Bantar Gebang itu. Nah jadi
sebenarnya ketika kita membangun organisasi ini ya kita memilih wakaf mba,
untuk membedakan dengan organisasi filantropi Islam lain yang sudah ada
kebanyakan dari mereka zakat kan, nah kalo kita wakaf. Jadi melakukan
diferensiansi dalam masalah filantropi Islam nya kita wakaf. Nah dengan
pilihan kita melakukan diferensiansi dengan wakaf ini dibandingkan dengan
lembaga lain yang sudah ada seperti zakat. Kemudian alhamdulilah kaum
muslimin bisa melihat perbedaannya ‘oh kalau wakaf Badan Wakaf Al-
Qur’an deh’ nah kalau zakat ke dompet dhuafa atau rumah zakat nah kalau
wakaf ke Badan Wakaf Al-Qur’an jadi mereka langsung melihat
perbedaannya. Ada wakif-wakif kami ini yang kalau mereka zakat ke dompet
dhuafa tapi kalau wakaf ke Badan Wakaf Al-Qur’an mereka sudah bisa
membedakan. Jadi ketika kami membangun organisasi ini memang kami
ingin melakukan dengan membuat project-project sosial bagi kaum muslimin
dari dari kaum muslimin yang bukan dengan zakat tapi dengan wakaf.
2. Tanya : Apa brand value yang diusung oleh Badan Wakaf Al-Qur’an?
Jawab : Kita brand valuenya terpercaya dan dapat diandalkan.
3. Tanya : Program apa saja yang menurut Bapak merupakan program
unggulan di Badan Wakaf Al-Qur’an?
Jawab : Kita punya delapan program nah apa yang membedakan program
dengan project. Kalau program itu seperti induknya gitu mba, kalau project
itu lebih spesifik. Untuk program unggulan yang pertama itu tentu wakaf Al-
Qur’an dan pembinaan ya, dan yang kedua itu water action for people yaitu
penyaluran air bersih.
4. Tanya : Tahapan apa saja yang dilakukan donatur untuk dapat
berdonasi di Badan Wakaf Al-Qur’an?
Jawab : Sebenarnya begini Badan Wakaf Al-Qur’an itu inginnya kita leading
di online makannya kita punya situsnya wakafquran.org nah kita berharap
bahwa kemudian dengan wakif yang berdonasi online mereka bisa
mempelajari setiap project kita mereka mau memilih yang mana yang ingin
didonasikan. Jika ditanya tahapan ya sifatnya e-commerce mereka masuk ke
web, kemudian memilih metode pembayaran melalui transfer atau bayar
melalui doku dan sebagainya. Nah itu kalau yang melalui web tapi faktanya
masih banyak wakif-wakif itu yang tidak terbiasa lewat web, dan mereka ini
ditelfon melalui teman-teman telefundrainsing jadi melalui telfon setiap bulan
pasti kita telfon dengan menjelaskan project kita bulan ini apa kemudian
apabila mereka tertarik sesuai dengan project pilihan mereka para wakif
kemudian mereka transfer. Jadi kita bikin segmentasi pada wakif kita itu ada
yang istilahnya modern insaniah jadi wakif kita itu sudah terbiasa
melakukan transaksi online ataupun transfer, nah kemudian madiah itu
mereka pertimbangannya membantu project Badan Wakaf Al-Qur’an karena
mereka melihat ada manfaat yang besar dari project itu. Wakif yang ini
mereka sudah tau berwakaf itu mendapat pahala deh tapi kalau dimotivasi
dengan pahala mereka tidak akan tertarik, mereka dimotivasinya dengan ini
manfaatnya besar loh, nah kita katakan itu sebagai modern insaniah jadi dia
melihat aspek kemanusiaannya. Berikutnya ada modern madiah mereka
sudah terbiasa transfer dan sebagainya dan online tapi mereka memilih
project kita bukan karena pertimbangan manfaatnya tapi karena misalnya
‘saya transfernya seratus ribu aja deh’ kan wakif modelnya macam-macam,
lalu kemudian setelah satu bulan dia transfer kemudian project kita selesai
karena dana telah terhimpun kemudian dia bingung ‘loh dengan saya transfer
seratus ribu kok projectnya bisa udah selesai’ jadi dengan biaya yang kecil
yang dia keluarkan tapi dia sudah terlibat dalam sebuah project yang besar
nah itu wakif yang modern madiah. Tapi masih banyak juga wakif kita yang
tradisional ruhiah, yang sangat tradisional bahkan mereka minta dijemput
minta didoakan dan motivasinya tuh hanya kerohanian jadi dapat pahala dan
sebagainya. Jadi misalkan dari kita ‘ibu silahkan lewat online terus ‘ah ga
ngerti saya gimana saya mau bayar wakaf nih’. Nah itu segmentasi dari wakif
kita. Kalau yang melalui telfon ini tidak selamanya tidak mengerti transfer
jadi mereka sudah bisa transfer dan tidak perlu dijemput.
5. Tanya : Sistem seperti apa yang dilakukan BWA dalam menghimpun
dana dari donatur?
Jawab : Kanalnya kita itu pertama online. Kemudian kedua presentasi di
komunitas-komunitas majelis ta’lim, pengajian perkantoran, dan sebagainya.
Ketiga kita buka gerai di beberapa tempat di mall seperti di kota kasablanka
kita ada.
6. Tanya : Target apa saja yang ingin dicapai Badan Wakaf Al-Qur’an
pada tahun 2018 mendatang?
Jawab : Kalau di 2017 ini alhamdulilah banyak project-project kita yang
kalau di website itu namanya full funded ya jadi kita angkat project itu project
Al-Qur’an tidak sampai tiga bulan project itu full funded atau mencapai target
jadi kita langsung realisasikan. Nah sementara pada tahun sebelumnya
kadang-kadang sampai melewati tahun sampai lebih dari satu tahun dan
sebagainya. Jadi untuk tahun 2018 kita ingin semua project-project yang kita
rencanakan sekarang bisa terealisasikan di 2018 bisa langsung dirasakan tidak
sampai pada tahun 2019. Sekarang kita punya project sarana air bersih yang
untuk tahun 2018 itu di wilayah Gunung Kidul 3 kita sudah punya 2 project
di Gunung Kidul sebelumnya alhamdulilah sudah selesai, kita bikin lagi
project ketiga namanya Gunung Kidul 3 nah pengalaman kita untuk project
Gunung Kidul itu agak lama mba bisa hampir setahun itu penghimpunannya,
nah kita berharap di 2018 itu project-project yang seperti ini tidak lewat dari
setahun itu mungkin harapannya ya. Tentu dengan dukungan dan bantuan dari
para wakif.
Jakarta, 30 Agustus 2017
Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO&Founder Badan Wakaf Al-Qur’an)
Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5
News Letter BWA Edisi Ramadhan 2017
Brosur Badan Wakaf Al-Qur’an
Salah Satu Gerai Badan Wakaf Al-Qur’an
Konten Instagram Badan Wakaf Al-Qur’an
Konten Twitter Badan Wakaf Al-Qur’an
Konten Facebook Badan Wakaf Al-Qur’an
Konten Youtube Badan Wakaf Al-Qur’an
Kegiatan Internal Karyawan
Media Partner Badan Wakaf Al-Qur’an
Formulir Pengisian Donasi
Salah satu project “Al-Qur’an Road Trip 99 Pulau” dari program Wakaf
Qur’an dan Pembinaan pada Badan Wakaf Al-Qur’an
Lampiran 6 : Dokumentasi
Peneliti Bersama Hazairin Hasan (Divisi Wakif Relations Badan Wakaf Al-
Qur’an)
Peneliti Bersama Ir. Heru Binawan (Ketua, CEO, dan Founder Badan Wakaf Al-
Qur’an)
top related