strategi public relations badan wakaf indonesia...

116
STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA DALAM MENSOSIALISASIKAN WAKAF TUNAI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) Oleh: FATMAWATI HARAHAP NIM. 109051000106 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: trananh

Post on 11-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA

DALAM MENSOSIALISASIKAN WAKAF TUNAI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh:

FATMAWATI HARAHAP

NIM. 109051000106

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan
Page 3: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan
Page 4: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Juni 2013

Fatmawati Harahap

Page 5: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

i

ABSTRAK

Fatmawati Harahap

Strategi Public Relations Badan Wakaf Indonesia dalam Mensosialisasikan

Wakaf Tunai

Wakaf tunai atau wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang dalam bentuk uang. Salah satu lembaga wakaf yang

melaksanakan pensosialisasian wakaf tunai adalah Badan Wakaf Indonesia.

Dalam mensosialisasikan wakaf tunai yang tergolong masih relatif baru bagi

masyarakat Indonesia tentu tidak mudah. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang

tepat agar tercapainya pemahaman masyarakat akan wakaf tunai.

Dari latar belakang masalah di atas maka muncul pertanyaan, Bagaimana

strategi yang digunakan public relation Badan Wakaf Indonesia dalam

mensosialisasikan wakaf tunai? Bagaimana metode komunikasi persuasif yang

digunakan Badan Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai?

Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif

dengan metode deskriptif analitis yaitu bertujuan membuat deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

objek tertentu.

Penilitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi public relations serta

metode komunikasi persuasif yang digunakan Badan Wakaf Indonesia khususnya

divisi Hubungan Masyarakat Badan Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan

wakaf tunai agar tercapainya pemahaman masyarakat mengenai wakaf tunai yang

tergolong merupakan jenis wakaf yang relatif masih baru di Indonesia.

Dalam mensosialisasikan wakaf tunai, BWI menggunakan strategi

persuasif. Dalam mewujudkan strategi persuasif tersebut BWI menerapkan

beberapa langkah strategi yaitu bekerja sama dengan media massa, memanfaatkan

media internal, melaksanakan kegiatan fundraising, dan memanfaatkan media

online. Sedangkan metode komunikasi persuasif yang digunakan BWI dalam

pensosialisasian wakaf tunai adalah metode asosiasi, metode integrasi, metode

ganjaran, metode icing, dan metode red-herring.

Kata kunci: BWI, wakaf tunai, strategi persuasif, public relations, metode,

sosialisasi

Page 6: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan karunia

dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat dan barakah-Nya

kepada seluruh makhluk-Nya. Sehingga peneliti dapat menempuh jenjang

pendidikan sampai saat ini dan dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai

gelar Sarjana Komuniakasi Islam (S. Kom.I).

Sholawat serta salam semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat-Nya

kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa ummatnya

dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran.

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menyadari bahwa tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak, peneliti tidak dapat menyelasaikan karya ini dengan

baik, semua berkat arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi dari semua pihak

yang diberikan kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini pada

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Program Studi Konsentrasi Jurnalistik,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan banyak

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

Page 7: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

iii

1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pembantu Dekan Bidang

Akademik, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pembantu Dekan

Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A

selaku pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam, dan Ibu Dra. Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Ibu Dra, Rini Laili Prihatini, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik

KPI C 2009 yang telah membantu mengarahkan penulis untuk mengikuti

proses kegiatan akademik.

5. Dr. Hj. Roudhonah, M.A. selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan

sabar meluangkan waktunya untuk membantu dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang

bermanfaat bagi penulis.

7. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan juga Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan kemudahn penulis untuk mendapatkan berbagai

referensi dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 8: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

iv

8. Segenap pihak Badan Wakaf Indonesia yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian dan wawancara serta banyak membantu dalam

penulisan skripsi ini khususnya Bapak Abdullah, Bapak Sigit Abdi Prianto,

Ibu Nani Almuin dan Bapak Nurkaib yang telah membantu dan memberikan

informasi kepada penulis dalam penelitian mengenai sosialisasi wakaf tunai

yang dilakukan oleh Badan Wakaf Indonesia.

9. Kepada ayahanda M. Syaiful Harahap dan mama’ tercinta Sumarni yang

selalu mendoakan dan memberikan motivasi serta kasih sayangnya yang tidak

terbatas demi kesuksesan penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

10. Kakak-kakakku tercinta, Dina Masdaleni Harahap SP beserta suami Adrimas

Kamal SP, dan Elistina Harahap SE.I. beserta suami Popy Ardiansyah Amd.

yang senantiasa memberikan dukungannya kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2009, Khususnya KPI C yang

saling membantu satu sama lain dan tetap menjaga kekompakan.

12. Sahabat-sahabat aku Nany Suryaningsih, Popy Oktarini, dan Siti Dahlia yang

senantiasa memberikan dukungan dan waktunya. Serta teman-teman kosan

Ella Dhanila Kartika Sari dan Mirna Fitri Setiawati yang selalau mensupport

penulis. Semoga persahabatan kita tetap utuh selamanya.

13. Teman-teman KKN SIC GOLD Cibuntu 2012 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang sudah mendukung serta memotivasi penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 9: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

v

Akhirnya peneliti hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi

pelajaran hidup kepada peneliti. Semoga Allah SWT semakin menambah karunia-

Nya kepada kita semua. Terimakasih atas segalanya dan mohon maaf atas segala

kekhilafan. Dan akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para

pembaca, dan khsusnya bagi peneliti. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Jakarta, 17 Juni 2013

Penulis

Page 10: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 9

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 12

F. Sistem Penulisan ........................................................................ 14

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PUBLIC

RELATIONS, KOMUNIKASI PERSUASIF DAN WAKAF TUNAI

A. Strategi Public relations .............................................................. 16

1. Pengertian Strategi ............................................................... 16

2. Pengertian Public relations .................................................. 18

3. Strategi Public relations ....................................................... 30

B. Marketing Public relations ......................................................... 33

1. Pengertian Marketing Public Relations ................................ 33

2. Tujuan Marketing Public Relations ...................................... 33

3. Perbedaan Marketing Public relations dan Public Relations 34

C. Komunikasi Persuasif ................................................................ 34

1. Pengertian Komunikasi Persuasif ........................................ 34

Page 11: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

vii

2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif ..................................... 36

3. Metode Komunikasi Persuasif ............................................. 38

C. Wakaf Tunai ................................................................................ 38

1. Pengertian Wakaf Tunai ....................................................... 38

2. Dasar Hukum Wakaf Tunai .................................................. 40

3. Rukun dan Syarat Wakaf Tunai ........................................... 45

4. Tujuan dan Manfaat Wakaf Tunai ....................................... 46

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN WAKAF INDONESIA

A. Sejarah Berdiri Badan Wakaf Indonesia .................................... 49

B. Tugas dan Wewenang Badan Wakaf Indonesia ......................... 51

C. Visi dan Misi Badan Wakaf Indonesia ....................................... 53

1. Visi ......................................................................................... 53

2. Misi ........................................................................................ 53

D. Strategi Badan Wakaf Indonesia ................................................ 53

E. Struktur Lembaga ....................................................................... 51

F. Program kerja ............................................................................. 54

1. Divisi Pembinaan Nazhir ....................................................... 56

2. Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf ...................... 56

3. Divisi Kelembagaan .............................................................. 57

4. Divisi Hubungan Masyarakat ................................................ 58

5. Divisi Penelitian dan Pengembangan wakaf ......................... 59

6. Divisi Kerja Sama Luar Negeri ............................................. 59

G. Profil Anggota Divisi Humas BWI ............................................ 60

BAB IV PILIHAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF

INDONESIA DALAM MENSOSIALISASIKAN WAKAF TUNAI

A. Peran Divisi Hubungan Masyarakat BWI dalam Mensosialisasikan

Wakaf Tunai ................................................................................ 67

Page 12: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

viii

B. Metode Komunikasi Persuasif yang Dikembangkan BWI ........ 74

1. Metode Asosiasi ................................................................... 74

2. Metode Integrasi ................................................................... 75

3. Metode ganjaran ................................................................... 75

4. Metode icing ......................................................................... 76

5. Metode red-herring .............................................................. 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 79

B. Saran ........................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Strategi Dua Komponen .......................................................................... 32

Tabel 2. Pola Dasar The 3-C’s Options ............................................................... 32

Page 14: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Hubungan Media BWI ............................................................. 68

Gambar 2. Talk Show Wakaf Uang di Radio Ras FM Jakarta saat Bulan

Ramadhan ........................................................................................ 69

Gambar 3. Pamphlet yang Digunakan BWI dalam Mensosialisasikan Wakaf

Tunai ............................................................................................... 71

Gambar 4. Pemberian Materi Wakaf Uang Training Pegawai BNI Syariah

Jakarta ............................................................................................. 72

Gambar 5. Fundraising Wakaf Uang Ramadhan 1433 H Jakarta ..................... 73

Gambar 6. Fundraising Kerja Sama BWI Pusat dab BSM Tahun 2011 .............. 73

Page 15: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Praktek wakaf telah dikenal sejak dulu sebelum hadirnya agama Islam

yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW meskipun dengan nama dan istilah

yang berbeda. Hal ini terbukti bahwa banyak tempat-tempat ibadah yang

terletak di suatu tanah yang pekarangannya dikelola dan hasilnya untuk

membiayai perawatan dan honor yang merawat tempat ibadah.1 Sedangkan

dalam sejarah Islam, wakaf dikenal sejak masa Rasulullah saw karena wakaf

disyari’atkan setelah Nabi SAW berhijrah ke Madinah pada tahun kedua

hijiriyah.2

Wakaf merupakan istilah lain dari amal jariah. Amal jariah disebut

wakaf karena benda yang diamaljariahkan dimaksudkan agar kepemilikan

benda itu tidak berpindah-pindah serta agar manfaat dan hasil benda tersebut

dapat digunakan untuk kemaslahatan umat. Hal ini sejalan dengan pengertian

kata wakaf yang berasal dari kata waqafa yang berarti menghentikan,

mengekang atau menahan.3

1Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf,

(Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. 2Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h.

11. 3“Amal” dalam Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, ed., Ensiklopaedi Islam cet. 3,

(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), h. 131.

Page 16: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

2

Dalam istilah syara’ secara umum, wakaf dapat diartikan sejenis

pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan)

asal (tahbisul ashli), lalu menjadikam manfaatnya berlaku umum.4 Sedangkan

dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan

lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

perorangan maupun badan pengelola, dengan ketentuan bahwa hasil atau

manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan ajaran syari’at

Islam.5 Benda wakaf sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu benda wakaf

tidak bergerak dan benda wakaf bergerak. Contoh benda wakaf tidak bergerak

adalah tanah, bangunan, pohon untuk diambil buahnya, dan sumur untuk

diambil airnya.6 Sedangkan contoh benda wakaf bergerak adalah hewan,

perlengkapan rumah ibadah, senjata, pakaian, buku, mushaf, uang, saham atau

surat berharga lainnya.7

Beberapa tahun terakhir di Indonesia sedang menggema dalam upaya

menggalakkan bentuk wakaf baru dengan nama wakaf tunai (cash waqf).

Wakaf tunai dipelopori oleh Prof. M.A. Mannan, seorang pakar ekonomi asal

Bangladesh. Munculnya gagasan mengenai wakaf tunai memang mengejutkan

4Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta :

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 1. 5Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia 2001, Peranan Perbankan Syariah dalam

Wakaf Tunai (Sebuah Kajian Konseptual), (Jakarta: Program Studi Timur Tengah dan Islam

Universitas Indonesia, 2006), h. 91. 6Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, Fiqih Wakaf, (Jakarta :Direktorat Pemberdayaan Wakaf

dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia,

2006), h. 40. 7Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf, h. 42-44

Page 17: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

3

banyak kalangan. Karena wakaf tunai berlawanan dengan persepsi umat Islam

yang terbentuk bertahun-tahun lamanya, bahwa wakaf itu berbentuk benda-

benda tak bergerak seperti tanah. Wakaf tunai bagi umat Islam Indonesia

memang masih relatif baru. Hal ini bisa dilihat dari peraturan yang

melandasinya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru memberikan fatwanya

pada pertengahan Mei 2002. Sedangkan Undang-undang tentang wakaf

disahkan pada tanggal 27 Oktober 2004 oleh Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono.8

Wakaf tunai diperbolehkan berdasarkan firman Allah :

“Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebijakan (yang sempurna) sebelum

kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.Dan apa saja yang

kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui”. (QS : Ali Imran

: 92).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa seseorang tidak akan mencapai

tingkat kebaikan di sisi Allah, sebelum ia dengan ikhlas menafkahkan di jalan

Allah harta yang dicintainya diantaranya melalui sarana wakaf. Dalam ayat ini

dikemukakan juga kapan dan bagaimana sehingga nafkah seseorang dapat

bermanfaat. Yakni, bahwa yang dinafkahkan hendaknya harta yang disukai,

karena Kamu sekali-kali tidak meraih kebajikan (yang sempurna), sebelum

8Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia,

(Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h.8

Page 18: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

4

kamu menafkahkan dengan cara yang baik dan tujuan serta motivasi yang

benar yakni sebagian dari harta benda yang kamu sukai. Jangan khawatir akan

merugi atau menyesal dengan pemberian yang tulus, karena apa saja yang

telah dinafkahkan baik itu dari harta yang disukai ataupun yang tidak disukai

karena sesungguhnya Allah maha mengetahui dan akan memberikan ganjaran

baik di dunia maupun diakhirat kelak.9

Secara ekonomi, wakaf tunai sangat potensial untuk dikembangkan di

Indonesia, karena dengan model wakaf ini daya jangkau mobilisasinya akan

jauh lebih merata kepada sebagian anggota masyarakat dibandingkan dengan

model wakaf-wakaf tradisional-konvensional, yaitu dalam bentuk harta fisik

yang biasanya dilakukan oleh keluarga yang terbilang relatif mampu (kaya).10

Dibandingkan dengan Bangladesh pengelolaan wakaf tunai di

Indonesia masih ketinggalan. Semua wakaf dinegara ini berkembang dengan

pesat termasuk wakaf uang. Di Bangladesh wakaf uang dikelola oleh Social

Invesmen Bank Ltd. (SIBL). Bank ini telah mengembangkan pasar modal

sosial (the Voluntary Capital Market). Instrument-instrument produk

keuangan Islam dalam pasar modal antara lain: surat obligasi pembangunan

perangkat wakaf (Waqf Properties Deveopment Bond), sertifikat wakaf tunai

(cash waqf deposit sertifiate), sertifikat wakaf keluarga (family waqf

sertificate), obligasi pembangunan perangkat masjid (mosque properties

9M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), cet. I,

Vol. 2, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2000), h. 142. 10

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia,,

h.9.

Page 19: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

5

development bond), saham komunitas masjid (mosque community share),

sertifikat pembayaran zakat (zakat/usher paymen certificate), dan lain-lain.11

Di Indonesia sudah ada beberapa lembaga yang telah melaksanakan

wakaf tunai, salah satunya adalah Badan Wakaf Indonesia. Badan Wakaf

Indonesia (BWI) merupakan lembaga independen untuk mengembangkan

perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas

dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada

masyarakat. Saat ini Badan Wakaf Indonesia juga telah mulai

mensosialisasikan wakaf tunai kepada umat Islam Indonesia. Hal ini sesuai

dengan salah satu landasan pemikiran dibentuknya Badan Wakaf Indonesia

(BWI), yaitu dalam kaitan pengelolaan wakaf produktif dengan

berkembangnya wacana cash waqf atau wakaf tunai (uang) dan sejenisnya.

Dalam mensosialisasikan wakaf tunai yang bagi umat Islam Indonesia

masih relatif baru tentulah tidak mudah. Kebanyakan umat Islam di Indonesia

belum memahami wakaf tunai. Bagi kebanyakan umat Islam Indonesia wakaf

itu hanyalah benda tidak bergerak seperi tanah, bangunan, serta pohon yang

diambil buahnya. Oleh karena itu, dibutuhkanlah strategi yang tepat agar

pensosialisasian wakaf tunai dapat berjalan dengan efektif dan tercapainya

pemahaman umat Islam Indonesia akan wakaf tunai. Dalam mensosialisasikan

wakaf tunai Badan Wakaf Indonesia dapat menggunakan strategi public

11

Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, (Jakarta: Departemen Agama

RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006),

h. 112.

Page 20: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

6

relations. Peran strategi public relations ini diharapkan dapat membantu Badan

Wakaf Indonesia mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu terwujudnya

pemahaman umat Islam Indonesia mengenai wakaf tunai sehingga umat Islam

Indonesia tergerak untuk berwakaf.

Public relations merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah

satu kegiatan yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi.12

Public relations dituntut mampu menjadikan orang lain memahami satu pesan,

demi menjaga citra dan reputasi lembaga yang diwakilinya.13

Tentu saja dalam

mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi public relations yang tepat

sasaran. Karena pada dasarnya segala tindakan dan perbuatan itu tidak terlepas

dari strategi.

Menurut Ahmad S. Adnanputra, strategi public relations adalah

alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public

relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations

plan).14

Terdapat tiga jenis strategi public relations yaitu strategi persuasif,

strategi melalui kontribusi pada tujuan dan misi perusahaan (strategi edukatif-

informatif), dan strategi yang dibentuk oleh dua komponen (komponen

sasaran dan komponen sarana).

12

Onong Uchahana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung : PT Remaja

Rosda Karya, 1999) cetakan ke XII, h. 131. 13

Muhammad Iqbal, Strategi Public Relation Polri dalam Membangun Citra Pelayanan

pada Masyarakat (Study pada Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat), (Jakarta : FIDKOM UIN

Jakarta, 2011), h. 1. 14

Rosady Ruslan, Manajemen Public relations dan Media Komunikasi (konsepsi dan

Aplikasi), Edisi revisi, cet. 8. (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2007),h. 134.

Page 21: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

7

Public relations dapat juga diartikan sebagai alat komunikasi persuasif

yang dapat dipakai oleh orang untuk mempengaruhi orang lain dan institusi

lain dalam rangka membantu mereka mencapai tujuan.15

Untuk mencapai

tujuan tersebut, public relations dapat melakukannya dengan menggunakan

metode-metode komunikasi persuasif.

Strategi public relations yang diterapkan oleh Badan Wakaf Indonesia

dalam mensosialisasikan wakaf tunai adalah strategi persuasif, hal ini terlihat

dari upaya Badan Wakaf Indonesia dalam mewujudkan pemahaman

masyarakat tentang wakaf tunai dan mempengaruhi masyarakat agar mau

berwakaf. Disinilah keistimewaan public relations Badan Wakaf Indonesia.

Tidak seperti nazhir atau badan wakaf lain yang tujuan utamanya melakukan

sosialisasi untuk mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya, tujuan utama

Badan Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai justru hanya

untuk terwujudnya pemahaman masyarakat akan wakaf tunai.

Atas dasar inilah penulis tertarik untuk meneliti bagaimana strategi

public relations yang dilakukan oleh Badan Wakaf Indonesia dalam

mensosialisasikan wakaf tunai kepada umat Islam Indonesia dengan

menggunakan metode-metode komunikasi persuasif. Sehingga umat Islam

Indonesia dapat lebih mengetahui tentang wakaf tunai serta pemanfaatan dari

wakaf tunai tersebut.

15

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta : Kencana, 2008), edisi ke-8, cetakan

ke-1, h. 234.

Page 22: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

8

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas peneliti tertarik untuk

mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah skripsi yang berjudul

“STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA

DALAM MENSOSIALISASIKAN WAKAF TUNAI”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi

pada strategi atau usaha Public Relations divisi Hubungan Masyarakat

Badan Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana strategi public relation yang digunakan Badan Wakaf

Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai?

b. Bagaimana metode komunikasi persuasif yang digunakan Badan

Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1. Untuk mengetahui strategi public relation yang digunakan Badan Wakaf

Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai.

2. Untuk mengetahui metode komunikasi persuasif yang digunakan Badan

Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai.

Page 23: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

9

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk

mengembangkan pengetahuan ilmiah bagi mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dibidang komunikasi yang berhubungan dengan Public Relations.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam dan juga bermanfaat bagi

seluruh lapisan masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yaitu bertujuan

membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat tentang fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.16

Penelitian kualitatif adalah

suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan

lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

16

Rachmat Kriyantono, Metodologi Riset Komunikasi: Disertasi contoh Praktis Riset

Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta :

Kencana Prenada Merdia Group. 2006), h. 69.

Page 24: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

10

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.17

Peneliti berusaha menggambarkan secara jelas segala hal yang

terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang

berdasarkan tujuan penlitian. Pendekatan kualitatif ini menitikberatkan

pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui

pengamatan dan wawancara.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kantor Sekeratariat Badan Wakaf

Indonesia : Gedung Bayt Al Quran Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Jl. Raya TMII Pintu 1 - Jakarta Timur 13560. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Februari sampai dengan Mei 2013.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah divisi

Hubungan Masyarakat Badan Wakaf Indonesia yang merupakan tempat

penulis memperoleh keterangan atau data.Sedangkan yang menjadi objek

penelitian adalah strategi public relations yang dilakukan Badan Wakaf

Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai.

17

lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h.6.

Page 25: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

11

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan pengumpulan

data dengan melakukan beberapa teknik, antara lain :

a. Wawancara mendalam. Wawancara atau interview adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang

diwawancarai.18

Wawancara dilakukan peneliti secara langsung

terhadap orang-orang yang dianggap perlu dan mewakili dalam

penelitian ini yaitu Bapak Nurkaib selaku staff divisi Hubungan

Masyarakat BWI dan Bapak Sigit Ahmad Prianto selaku staff

Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf BWI. Wawancara ini

bertujuan untuk menggali keterangan-keterangan yang mendalam

sehingga terkumpul informasi-informasi yang diperlukan.

b. Observasi langsung, yaitu untuk mengamati bagaiman bentuk strategi

Public Relations divisi Hubungan Masyarakat Badan Wakaf Indonesia

dengan cara mengamati langsung kegiatan yang dilakukan oleh divisi

Hubungan Masyarakat Badan Wakaf Indonesia selama kurang lebih

tiga bulan.

c. Dokumentasi, yaitu proses pengumpulan data berupa tulisan berbentuk

catatan-catatan, arsip atau dokumen milik Badan Wakaf Indonesia dan

data dari beberapa media massa, buku-buku atau foto-foto yang

mempunyai kaitan dengan penelitian guna mendukung data penelitian.

18

Moh. Nazin, Metode Penelitian, (Bandung : Ghalia Indonesia, 1999), hlm. 234.

Page 26: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

12

5. Teknik analisis data

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip dari buku

Metodologi Penelitian Kualitatif karangan Lexy J. Moleong adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan

kepada orang lain.19

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif yang dikemukakan Whitney yakni mencari fakta

dengan interpretasi yang tepat.20

6. Teknik penulisan

Dalam penulisan deskripsi ini, penulis berpedoman pada buku

Pedoman penulisan karya ilmiah UIN (skripsi, disertasi dan tesis) yang

diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang

berkaitan dengan penelitian yang penulis teliti sekalipun arah dan tujuan yang

diteliti berbeda. Dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa sumber

19

Lexy J. Moleong, Metodologi Penlitian Kualitatif (Edisi Revisi),,(Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2009) h. 248. 20

Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta : AR-RUZ

MEDIA, 2011), h. 201.

Page 27: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

13

kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait dengan strategi public

relations yaitu :

1. Strategi Public relations PT. Anugerah Bersama Sejahtera dalam Menjalin

Loyalitas costumer. Penelitian ini lebih mengkhususkan diri pada

bagaimana public relations menumbuhkan rasa loyalitas yang tinggi pada

kostumer agar tetap menggunakan produk perusahaan dengan mengarah

pada citra perusahaan keluar.21

2. Strategi Komunikasi Public Relations Radio Gen FM Terhadap Minat

Pemasang Iklan. Pada penelitian ini lebih menitik beratkan tentang

bagaimana Public Relations menjual citra perusahaan terhadap pemasang

iklan agar mau memasang iklan di Gen fm.22

3. Strategi Public Relations Polri Dalam Membangun Citra Pelayanan Pada

Masyarakat (Studi Pada Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat). Pada

peneletian ini lebih menitik beratkan pada permasalahan tetang bagaimana

public relations menciptakan citra positif di masyarakat.23

4. Strategi Public Relations Bank BNI Syariah dalam Meraih Citra Positif Di

Media Online. Pada penelitian ini berisi tentang bagaimana divisi

21

Johan Alkautsar. Strategi Public Relation Pt. Anugrah Sejahtera Dalam Menjalin

Loyalitas Customer. (Jakarta : FIDKOM UIN JAKARTA, 2011). 22

Umu nur atiyah.Strategi Komunikasi Public Relation Radio Gen Fm Pada Minat

Pemasang Iklan. (Jakarta : FIDKOM UIN JAKARTA, 2011). 23

Muhammad Iqbal, Strategi Public Relation Polri Dalam Membangun Citra Pelayanan

Pada Masyarakat (Study Pada Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat), (Jakarta : FIDKOM UIN

Jakarta, 2011).

Page 28: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

14

komunikasi BNI Syariah berupaya mengangkat citra perusahaan hingga

mampu meraih citra positif di media online. 24

Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah “ Strategi Public

Relations Badan Wakaf Indonesia dalam Mensosialisasikan Wakaf Tunai”

yang menitikberatkan pada bagaimana divisi Hubungan Masyarakat Badan

Wakaf Indonesia berupaya mensosialisasikan wakaf tunai dengan

menggunakan metode-metode komunikasi persuasif.

Demikianlah perbedaan pokok bahasan atau materi yang diteliti oleh

penulis dengan penelitian sebelumnya.

F. Sistem Penulisan

BAB I PENDAHULUAN meliputi penjelasan tentang latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulis.

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PUBLIC

RELATIONS, KOMUNIKASI PERSUASIF DAN WAKAF TUNAI, yang

meliputi pengertian tentang strategi, jenis-jenis strategi, pengertian public

relations dan ruang lingkupnya, strategi public relations, metode komunikasi

persuasif dan pengertian wakaf tunai,.

24

Ditya Arif Setiabudi. Strategi Public Relations Bank Bni Syariah Dalam Meraih Citra

Positif Di Media Online. (Jakarta : FIDKOM UIN JAKARTA, 2012).

Page 29: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

15

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN WAKAF

INDONESIA (BWI) yang meliputi sejarah berdirinya BWI, visi dan misi

BWI, tugas dan wewenang BWI, struktur lembaga, dan program kerja BWI

BAB IV PILIHAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF

INDONESIA (BWI) berisi tentang strategi public relations Badan Wakaf

Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf tunai.

BAB V PENUTUP meliputi kesimpulan dan saran dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

16

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PUBLIC RELATIONS,

KOMUNIKASI PERSUASIF DAN WAKAF TUNAI

A. Strategi Public relations

1. Pengertian Strategi

Secara etimology, strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Stratos

yang berarti pasukan dan agein yang berarti memimpin. Jadi strategi

berarti perihal memimpin pasukan. Ilmu strategi adalah ilmu tentang

memimpin pasukan1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan

bahwa arti strategi adalah ilmu siasat perang; akal atau tipu muslihat untuk

mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.2 Dan dalam

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa strategi adalah

keahlian mengatur atau merencanakan tentang suatu kegiatan guna meraih

suatu target atau sasaran.3 Jadi strategi dapat juga diartikan sebagai suatu

siasat meminpin dan merencanakan suatu kegiatan untuk mencapai target

yang sudah ditetapkan.

Sedangkan secara terminology, strategi dapat didefenisikan sebagai

berikut :

1Ali Murtopo, Strategi Kbeudayaan, (Jakarta: Center for Strategic and Internasional

Studies-CSIS 1978), h.7 2Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta: PT. Media

Pustaka Phoenix, 2008), h. 825. 3Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Pertama,

(Jakarta: Modern English Press, 1991), h. 1463.

Page 31: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

17

a. Menurut J L Thompson strategi adalah cara untuk mencapai sebuah

hasil akhir. Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi.

Bennett menggambarkan organisasi sebagai arah yang dipilih

organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya. 4

b. Menurut Onong Uchana Effendy, strategi adalah perencanaan dan

manajemen untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai

tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan taktik

operasionalnya.5

c. Menurut Sthepanie K. Marrus, strategi adalah sebuah proses penentuan

rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dicapai.6

d. Menurut Stainer dan Mineer, strategi adalah penempatan misi

perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam mengikat kekuatan

eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk

mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,

sehingga sasaran organisasi akan tercapai.7

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

strategi adalah suatu keahlian atau cara mengenai pengaturan dan

4Sandra Oliver, Strategi Public relations, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2006), h. 2.

5Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), Cetakan ke-21, h.32. 6Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2001), h. 31. 7George Steiner & John Mineer, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga), h. 20.

Page 32: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

18

perencanaan suatu kegiatan untuk meraih target atau tujuan yang telah

ditetapkan.

Menurut Mintzberg ada lima kegunaan dari strategi, yaitu :

a. Sebuah rencana, merupakan suatu arah tindakan yang diinginkan

secara sadar;

b. Sebuah cara, merupakan suatu manuver spesifik yang dimaksudkan

untuk mengecoh lawan atau kompetitor;

c. Sebuah pola, dalam suatu rangkaian tindakan;

d. Sebuah posisi, merupakan suatu cara untuk menempatkan organisasi

dalam sebuah lingkungan;

e. Sebuah perspektif, merupakan suatu cara yang terintegrasi dalam

memandang dunia.8

Dengan demikian, kegunaan dari strategi adalah sebuah

perencanaan serangkaian tindakan yang diinginkan secara sadar untuk

mengecoh kompetitor dan menempatkan organisasi dalam sebuah

lingkungan yang terintegrasi dalam memandang dunia.

2. Pengertian Public Relations

Public relations merupakan suatu istilah yang terdiri dari dua kata,

yaitu public dan relations. Pengertian public adalah sekelompok orang

yang meletakkan perhatian pada sesuatu hal yang sama, yang mempunyai

8Sandra Oliver, Strategi Public relations, h. 2.

Page 33: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

19

minat dan kepentingan yang sama.9 Public dalam public relations

hanyalah merupakan kelompok orang, yang mempunyai hubungan dengan

kepentingan tertentu yang timbul karena adanya masalah tertentu, yaitu

issue.10

Sedangkan istilah relations dalam public relations merupakan

suatu prinsip, karena istilah relations dalam public relations mengandung

arti adanya hubungan timbal balik (two way traffic communication).11

Sedangkan secara terminology, Public relations dapat diartikan

sebagi berikut:

a. Menurut The International Public relations Association (IPRA) sebuah

organisasi profesi ditingkat internasional, memberikan defenisi public

relations sebagai berikut :

“Public relations is a management function, of e continuing and

planned character, through which public and private organizations

and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy

and support of those with whom they are or may be concerned – by

evaluating public opinion abaout themselves, in order to correlate, as

far as possible, their own policies and procedures, the achieves by

planned and widespread information more productive cooperation

and more efficient fulfillment of their commont interests.”12

(public relations adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang

direncanakan dan dijalankan secara kesinambungan, yang oleh

organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga umum dan pribadi

dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian,

simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya dan yang

9Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public relations 2.0 (Teori dan Praktik Public

relations di Era Cyber 1010), (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h. 5. 10

Soenarko Setyodarmodjo, Public relations; Pengertian, Fungsi, dan Peranannya,

(Surabaya: Penerbit Papyrus Surabaya, 2003), h. 2. 11

Bambang Siswanto, Hubungan Masyarakat; Teori dan Praktek, (Jakarta: Bumi Aksara,

1992), h. 4. 12

Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2004),

cetakan ke-2, h. 14

Page 34: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

20

diduga akan ada kaitannya dengan cara memiliki opini public mereka,

dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan

ketatalaksanaan, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif dan

untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, yang

terencana dan tersebar luas)

b. Menurut (British) Institute of Public relations, public relations adalah

keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat

baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan

segenap khalayaknya.13

c. Frank Jefkins mendefenisikan public relations sebagai semua bentuk

komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara

suatu organisasi dengan semua khlayaknya dalam rangka mencapai

tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 14

d. Glen M. Broom menyatakan bahwa :

“Public relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik,

mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau

organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan

melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan

dukungan publik”.15

Dari beberapa defenisi diatas terdapat beberapa inti dari public

relations yakni hubungan timbal balik (two way communication) antara

organisasi/lembaga dengan publiknya sehinga terciptanya good-will,

13

Frank Jefkins, Public relations edisi kelima, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2003), h. 9. 14

Frank Jefkins, Public relations edisi kelima, h. 10. 15

Onong Uchana Effendy, Human Relations dan Public relations, (Bnadung : Penerbit

Mandar Maju, 1993), h. 116.

Page 35: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

21

kepercayaan, penghargaan pada dan dari publik suatu badan khususnya

dan masyarakat pada umumnya.

a. Karakteristik Public Relations

Menurut Frida Kusumastuti dalam bukunya yang berjudul

Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, terdapat empat ciri utama Public

relations, yaitu:

1) Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah. Hakikat public

relations adalah komunikasi. Namun, tidak semua komunikasi

dapat dikatakan public relations. Komunikasi yang menjadi ciri

public relations adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan

terjadinya arus informasi timbal balik.

2) Sifatnya yang Terencana. Sifat public relations yang terancana

dapat diartikan bahwa kerja atau aktivitas public relations

merupakan kerja atau aktivitas yang berkesinambungan, memiliki

metode, terintegrasi dengan bagian lain dan hasilnya tangible

(nyata).

3) Berorientasi pada Organisasi/Lembaga

4) Sasarannya adalah Public yakni suatu kelompok dalam masyarakat

yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama.16

public

dikelompokkan menjadi dua yakni:

a) Internal public, yaitu public yang terdiri dari orang-orang yang

berada dalam lingkungan organisasi/lembaga.

b) Eksternal public, yaitu orang-orang atau kelompok yang berada

diluar organisasi, namun mempunyai kepentingan dan masalah

dalam hubungan organisasi tersebut.17

Sedangkan menurut Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, ciri-ciri

public relations adalah sebagai berikut:

1) Public relations adalah kegiatan komunikasi dalam suatu

organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik;

16

Frida Kusumawati, Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, h. 17. 17

Soenarko Setyodarmodjo, Public relations; Pengertian, Fungsi, dan Peranannya, h. 9.

Page 36: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

22

2) Public relations merupakan penunjang tercapai tujuannya yang

ditetapkan oleh suatu organisasi;

3) Publik yang menjadi sasarannya adalah publik ekstern dan publik

intern;

4) Operasionalisasi public relations adalah membina hubungan yang

harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya

rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi

maupun dari pihak publik.18

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri public relations adalah komunikasi yang berlangsung merupakan

komunikasi timbal balik (two way traffic communication), memiliki

kegiatan yang sudah terencana, sasaran kegiatannya adalah publik, dan

operasionalisasinya beorientasi pada hubungan yang baik antara

organisasi dan publiknya.

b. Tujuan, Fungsi dan Tugas Public Relations

1) Tujuan Public Relations

a) Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (Aspek

Kognisi);

b) Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek Afeksi);

18

Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, cet. VII,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 24.

Page 37: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

23

c) Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek

Psikomotoris).19

Dari tiga tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah

pengetahuan atau pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh

maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya,

semua itu kembali pada tujuan yang lebih penting yaitu

terbentuknya citra yang favourable terhadap organisasi di mana

public relations tersebut berada.

2) Fungsi Public Relations

Fungsi disini berarti mengenai masalah kegunaan public

relations dalam mencapai tujuan organisai atau lembaga. Menurut

Djanalis Djanaid ada dua fungsi public relations, yaitu :

a) Fungsi Konstruktif

Peranan public relations dalam hal ini mempersiapkan

mental publik untuk menerima kebijakan organisasi/lembaga,

menyiapkan mental organisasi/lembaga untuk memahami

kepentingan publik, mengevaluasi perilaku publik maupun

organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen,

menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian,

saling percaya saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik

organisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi konstruktif ini

mendorong public relations membuat aktivitas maupun

kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang

cenderung bersifat proaktif.

19

Frida Kusumawati, Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, h. 20-22.

Page 38: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

24

b) Fungsi Korektif.

Dalam hal ini, public relations berperan dalam

mengatasi terselesaikannya masalah apabila dalam organisasi

yang diwakilinya terjadi masalah-masalah (krisis) dengan

publiknya.20

Sedangkan menurut Cutlip and Center serta Canfield, ada

empat fungsi public relations, yaitu :

a) Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan

organisasi.

b) Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dengan

publik, baik internal maupun eksternal

c) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbale balik dengan

menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan

menyalurkan opini publik pada perusahaan.

d) Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan

organisasi untuk kepentingan umum.21

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

fungsi public relations adalah menyebarkan informasi dari organisasi

kepada public dan menyalurkan opini public kepada perusahaan agar

terciptanya hubungan yang harmonis antara organisasi dengan

publiknya serta berperan dalam menyelesaikan permasalahan-

permasalahan (krisis) yang timbul diantara organisasi dengan

publiknya.

3) Tugas Public Relations

a) Menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi

kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan

kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan

20

Frida Kusumawati, Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, h. 23. 21

Onong Uchana, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, h. 36.

Page 39: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

25

organisasi/lembaga.22

Menurut Frank Jefkins ada empat kondisi

kecenderungan publik yang dihadapi oleh public relations,

yakni permusuhan (hostility), prasangka (prejudice), apatis

(apathy), tidak tahu (ignorance)23

. Disinilah public relations

bertugas untuk merubah kecenderungan publik dari yang

memusuhi menjadi simpati, yang berprasangka menjadi

menerima, yang apatis menjadi peduli, dan yang tidak tahu

menjadi tahu.

b) Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan

kepentingan publik. Tugas public relations disini adalah

mempertemukan kepentingan antara organisasi/lembaga

dengan publik menjadi saling mengerti, dipahami, dihormati,

dan dilaksanakan. Apabila kepentingannya berbeda, maka

public relations dapat bertugas untuk menghubungkannya.24

c) Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,

khususnya yang berkaitan dengan publik. Hal ini berarti bahwa

public relations memiliki wewenang untuk memberikan

nasihat apakah suatu program sebaiknya diteruskan ataukah

ditunda atau bahka dihentikan. Public relations bertugas untuk

senantiasa memonitor semua program.25

22

Frida Kusumawati, Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, h. 25. 23

Frank Jefkins, Public relations (Edisi Kelima), h. 59-60. 24

Frida Kusumawati, Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, h. 25-26. 25

Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 26.

Page 40: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

26

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tugas public relations adalah mengintepretasi, menganalisis dan

mengevaluasi program-program organisasi khususnya yang

berkaitan dengan public serta mempertemukan kepentingan

organisasi dengan kepentingan public.

c. Aktifitas-Aktifitas Public Relations

Public relations Society of America (PRSA), sebuah organisasi

public relations yang terbentuk pada tahun 1947 di Amerika. Pada

tahun 2002 PRSA merumuskan aktiftas-aktifitas public relations

sebagai berikut:

1) Community Relations. Hubungan publik yang memfokuskan diri

pada komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan

perusahaan.

2) Counseling. Dalam aktifitas ini, para professional public relations

hendaknya secara rutin memberikan masukan/pertimbangan

kepada pihak manajemen sebelum mereka mengambil keputusan,

membuat kebijakan, membangun relasi, atau melakukan

komunikasi dengan publik. pihak manajemen menyatakan kepada

publik apa yang mereka lakukan, sedangkan bagian public

relations membantu mendefinisikan dan mempresentasikan pesan

tersebut untuk sampai kepada publik.

3) Development/Fundraising. Dalam hal ini, public relations berperan

untuk menerjemahkan kebutuhan organisasi kepada pihak-pihak

yang memiliki peluang dan atau kemampuan untuk memberikan

kontribusi.

4) Employee/Member Relations. Tugas public relations adalah untuk

menciptakan hubungan yang baik, tidak hanya kepada para pekerja

melainkan juga kepada keluarga pekerja. Dengan demikian akan

terbentuk motivasi yang baik dan moral yang tinggi dari para

pekerja sehingga loyal kepada perusahaan.

5) Financial Relations. Peran public relations adalah membangun

jembatan komunikasi antara investor, pemilik perusahaan, para

pemegang saham, komunitas financial seperti bank, dan publik.

Page 41: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

27

6) Government Affairs. Ini merupakan tipe aktfitas publik relations

yang memfokuskan diri menjalin hubungan dengan pihak

pemerintah.

7) Industry Relations. Selain menjalin relasi dengan publik,

perusahaan juga harus menciptakan relasi yang baik dengan

perusahaan-perusahaan lain yang secara langsung berkaitan dengan

bisnis perusahaan.

8) Issues Management. Pengembangan manajemen isu merupakan

bagian dari kekuatan perusahhan. Menajemen isu melibatkan

publik dalam jumlah besar demi terciptanya citra dari produk

maupun citra perusahaan.

9) Media relations. Perkembangan dari media massa memberikan

pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Pemberitaan yang baik di

media akan memberikan pencitraan yang baik bagi perusahaan dan

meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk

ataupun jasa perusahaan. Aktifitas inilah yang menjalin relasi

dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media.

10) Marketing Communications.

11) Minority Relations/Multicultural Affairs. Merupakan aktifitas

public relations yang memfokuskan diri pada terbentuknya relasi

pada kelompok minoritas yang secara langsung ataupun tidak,

dapat memberikan dampak publisitas perusahaan.

12) Public Affairs. Merupakan interaksi dari public relations yang

melibatkan para ofisial dan pemimpin dari berbagai bentuk

organisasi atau para pemegang saham.

13) Special Events and Public Participant. Merupakan aktifitas

langsung yang melibatkan publik dan dilakukan oleh public

relations untuk menjalin interaksi antara organisasi/perusahaan

dengan publik 26

d. Media/Sarana Public Relations

Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan

atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya.

Media atau alat public relations dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Media umum seperti surat menyurat, telepon dan faxsimile.

26

Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public relations 2.0 (Teori dan Praktik Public

relations di Era Cyber 1010), (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), h. 126-129.

Page 42: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

28

2) Media massa seperti media media cetak (surat kabar, majalah,

tabloid dan bulletin) dan media elektronik (televisi, radio dan

film).

3) Media khusus seperti iklan, logo dan nama perusahaan.

4) Media internal seperti house journal (profil perusahaan, laporan

tahunan perusahaan dan majalah bulanan), printed media

(booklets, pamphlet, cop surat, kartu nama, dan kalender),

spoken and visual word (video record dan tape record), media

pertemuan (seminar, rapat, presentasi, diskusi, pameran,

sponsorship, dan gathering meet).27

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

dalam menyampaikan pesan, public relations juga membutuhkan

media. Media terdiri dari media umum, media massa, media

khusus, dan media internal.

e. Jenis-Jenis Public Relations

1) Public Relations Pemerintahan

Public relations pemerintahan pada dasarnya bersifat

politis. Bagian public relations di institusi pemerintahan dibentuk

untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-

kebijakan pemerintahan seperti memberi informasi secara teratur

tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja

27

Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public relations, cet. II, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2000), h. 23-25.

Page 43: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

29

institusi dan juga memberi pengertian kepada masyarakat tentang

peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatu yang

berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.28

2) Public Relations Industri dan Bisnis

Public Relations di sini merupakan fungsi manajemen

yang turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan.

Public relations industri tidak dapat dilepaskan dari prinsip

ekonomi. Sebab industri dan bisnis memiliki orientasi pada

keuntungan (profi oriented). Beberapa penerapan public relations

dalam industri dan bisnis meliputi hubungan dengan pelanggan,

peran public relations terhadap marketing, hubungan dengan

pemegang saham, karyawan, pers,dan dengan pemerintahan.29

3) Public Relations Sosial

a) Public relations penegak hukum

Penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap

terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu

masyarakat dengan baik. Termasuk dalam hal ini public

relations yang berada dalam kepolisian.

b) Public relations organisasi keagamaan

Organisasi-organisasi keagamaan sekarang banyak

memiliki staf public relations yang mengurusi publikasi,

publisitas, penerangan, pengumpulan dana dan

penyelenggaraan special event.

c) Public relations profesi

Tujuan utama dari penerapan public relations profesi

adalah untuk mendapat pengakuan akan ke profesionalan dan

publikasi tentang apa yang telah dilakukan bagi kepentingan

masyarakat banyak.

28

Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, h. 37. 29

Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, h. 41.

Page 44: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

30

d) Public relations organisasi sukarela

Organisasi sukarela memerlukan nasihat ahli public

relations dan menggunakan pendekatan kehumasan.30

3. Strategi Public Relations

Menurut Ahmad S. Adnanputra, strategi public relations adalah

alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan

public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public

relations plan).31

Dapat juga dikatakan bahwa strategi public relations

adalah suatu kerangka langkah optimal melalui penggunaan media yang

terencana untuk mencapai tujuan public relations. Terdapat tiga jenis

strategi public relations sebagai berikut:

a. Strategi persuasif

Strategi persuasif memiliki ciri-ciri:

1) Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada

kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

2) Public relations sebagai komunikator dan sekaligus mediator

berupaya membentuk sikap dan pendapat yang poistif dari

masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi.

3) Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan

atau organisasi agar tercipta perubahan sikap dan penilaian

30

Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, h. 41-43. 31

Rosady Ruslan, Manajemen Public relations dan Media Komunikasi (konsepsi dan

Aplikasi), Edisi revisi, cet. 8. (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2007),h. 134.

Page 45: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

31

4) Perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka

pembinaan dan pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran

serta tersebut terpelihara dengan baik.32

b. Strategi melalui kontribusi pada tujuan dan misi perusahaan (strategi

edukatif-informatif):

1) Menyampaikan fakta dan opini yang ada di dalam maupun di luar

perusahaan.

2) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari

perubahan yang terjadi secara historis

3) Melakukan analisa SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities,

Threats).

c. Strategi yang dibentuk oleh dua komponen

1) Komponen sasaran

Yaitu satuan atau segmen yang akan digarap (stakeholder

yangdipersempit menjadi publik sasaran (target publik).

2) Komponen sarana

Yaitu melalui pola dasar „The 3 C‟s options‟ yaitu :

a) Conservation (mengukuhkan).

b) Change (mengubah).

c) Crystallization (mengkristalkan).33

32

Ahmad kurnia, SPd,MM, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/search/label/Public%20Relations. 33

Rosady Ruslan, Manajemen Public relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan

Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) h. 135.

Page 46: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

32

Tabel 1. Strategi Dua Komponen

Komponen Pembentukan strategi public relations

Komponen

sasaran

Satuan atau segmen yang akan digarap

Komponen

sarana

Paduan atau bauran sarana untuk menggarap suatu

sasaran

Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations ini adalah

pertama yaitu komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholders yang

dipersempit menjadi publik sasaran melalui upaya segmentasi yang

dilandasi “seberapa jauh sasaran tersebut menyandang opini bersama,

potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga,

nama perusahaan dan produk yang menjadi perhatian khusus”. Maksud

sasaran disini adalah publik sasaran (target publik).

Tabel 2. Pola Dasar The 3-C‟s Options

Komponen Strategi public relations

Mengukuhkan (conservation) Terhadap opini yang aktif- pro

(propenen)

Mengubah (change) Terhadap opini yang aktif-contra

(openen)

Mengkristalisasi (cristalliation) Terhadap opini yang pasif

(uncommitted)

Kedua, komponen sarana pada strategi PR berfungsi untuk

mengarahkan tiga kemungkinan tersebut ke arah yang menguntungkan.

Hal tersebutdilaksanakan melalui pola dasar „The 3 C‟s options‟ yaitu

conservation(mengukuhkan), change(mengubah), dan crystallization

Page 47: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

33

(mengkristalkan) dari stakeholder yang disegmentasikan menjadi publik

sasaran.

B. Marketing Public Relations

1. Pengertian Marketing Public Relations

Menurut Thomas L. Harris marketing public relations adalah proses

perencanaan dan pengevaluasian program-program yang mendorong

pembelian dan kepuasan pelanggan melalui komunikasi berisi informasi

yang dapat dipercaya den kesan yang menggambarkan perusahaan dan

produknya sesuai dengan kebutuhan pelanggan.34

Secara umum marketing public relations merupakan suatu proses

perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang

dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui

pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-

kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan

atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan bagi

para konsumennya.35

2. Tujuan Marketing Public Relations

Menurut Rosady Ruslan, terdapat beberapa tujuan marketing

public relations, yaitu:

1) Menumbuhkembangkan citra positif perusahaan kepada public

eksternal atau masyarakat dan konsumen.

34

Iman Mulyana Dwi Suwandi, “Marketing Public Relations,” artikel diakses pada

tanggal 24 Juni 2013 dari www.e-iman.uni.cc 35

Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0, h. 78.

Page 48: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

34

2) Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan

perusahaan.

3) Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations

4) Efektif dalam embangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.

5) Mendukung bauran pasar.36

3. Perbedaan Marketing dan Public Relations

Sangat sulit menentukan perbedaan antara Public Relations dan

Pemasaran(marketing), bahkan terkesan tidak jelas. Kedua bidang ini

saling mempengaruhi dan sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan

atau organisasi. Public Relations dan Pemasaran menentukan sukses atau

tidaknya sebuah perusahaan. Namun, yang menjadi dasar perbedaan dari

public relations dan marketing adalah pemasaran(marketing) dimaksudkan

untuk suatu strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam hal

promosi produknya kepada masyarakat. Sedangkan Public Relations

adalah penunjang keefektifan jalannya sebuah strategi marketing tersebut.

C. Komunikasi Persuasif

1. Pengertian Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa

latin yakni communicare dan persuasion. communicare berarti

berpartisipasi, memberitahukan atau menjadi milik bersama.37

Sedangkan

36

Iman Mulyana Dwi Suwandi, “Marketing Public Relations,” artikel diakses pada

tanggal 24 Juni 2013 dari www.e-iman.uni.cc 37

Soleh Soemirat dan Asep Suryana, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008), h. 1.20.

Page 49: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

35

persuasio berarti membujuk, merayu, mengajak atau meyakinkan.38

Dalam

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, persuasi diartikan sebagai

bujukan; ajakan yang diajukan kepada seseorang dengan menjanjikan

harapan yang baik untuk meyakinkan.39

Menurut Jalaludin Rakhmat, persuasi adalah salah satu teknik

komunikasi yang menekankan pada proses mempengaruhi pendapat, sikap

dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga

orang tersebut bertindak seperti kehendaknya sendiri.40

Andersen (1972) mengartikan persuasi sebagai suatu proses

komunikasi interpersonal. Komunikator berupaya dengan lambang-

lambang untuk mempengaruhi kognisi penerima. Jadi secara sengaja

merubah sikap atau kegiatan seperti yang diinginkan komunikator.41

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi persuasif adalah suatu proses komunikasi berupa bujukan,

rayuan atau ajakan yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat

dan perilaku seseorang seperti yang diinginkan oleh komunikator tanpa

adanya paksaan, tetapi melalui kesadaran sendiri.

38

Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Pendekata Komunikologis, h. 79. 39

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Pertama, h.

1146. 40

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 155-156. 41

Soleh Soemirat dan Asep Suryana, Komunikasi Persuasif, h. 1.25.

Page 50: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

36

2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif

a. Komunikator (Source/Persauder)

Dalam komunikasi persuasif, komunikator disebut “persuader” yaitu

orang dan atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan dengan

tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain,

baik secara verbal maupun nonverbal.42

Persuader dituntut untuk

memilki kredibilitas dan daya tarik, baik secara fisik maupun

psikologis.43

b. Pesan (Message)

Pesan adalah sesuatu yang perlu disampaikan dari persuader kepada

persuade. Dalam menyajikan pesan komunikasi persuasif dapat

dilakukan dengan melihat tujuannya, yakni menarik perhatian,

meyakinkan, dan menyentuh atau menggerakkan.44

Secara umum ada

tiga aspek yang terkait langsung dengan pengorganisasian pesan dalam

komunikasi persuasif, yakni sisi pesan, susunan penyajian, dan

pernyataan kesimpulan.45

c. Media (Medium)

Media merupakan saluran pembawa pesan kepada komunikan. Media

pula yang menerjemahkan pesan-pesan tersebut agar dapat dicapai

oleh khalayak.46

42

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 157. 43

Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008), h. 5.25. 44

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 160. 45

Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, h. 5.25. 46

Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public relations 2.0, h. 144.

Page 51: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

37

d. Komunikan (Persuadee)

Persuadee adalah orang dan/atau kelompok orang yang menjadi tujuan

pesan itu disampaikan/disalurkan oleh persuader/komunikator baik

secara verbal maupun non verbal. Menurut Mar‟at(1982) walaupun

telah menerima pesan dari persuader, namun sikapnya belum tentu

berubah.47

Beberapa hal yang menentukan komunikan dalam

merespons pesan-pesan persuasif antara lain keyakinan, sikap dan

nilai-nilai yang dimiliki oleh komunikan.48

e. Efek (Effect)

Dalam komunikasi persuasif efek yang ingin dicapai adalah adanya

perubahan baik secara kognitif (berkaitan dengan pendapat, pandangan

dan opini komunikan), afektif (berhubungan dengan emosi dan kondisi

psikologis komunikan) maupun behavioral (berhubungan dengan sikap

dan perilaku yang timbul sebagai akibat dar penerimaan pesan).49

f. Feed Back

Feed back dapat diartikan sebagai tanggapan, umpan balik, jawaban

atau respon komunikan kepada komunikator, bahwa komunikasinya

dapat diterima dan berjalan.50

Secara umum, proses komunikasi dibangun oleh tiga unsur yaitu

komunikator , pesan, dan komunikan. Akan tetapi, selain tiga unsur

47

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 162. 48

Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, h. 5.26. 49

Liestianingsih Dwi Dayanti dan Frida Kusumastuti, Hubungan Masyarakat, h. 5.26. 50

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46.

Page 52: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

38

tersebut dapat juga ditambah dengan unsur-unsur yang lain, yaitu media,

efek (effect) dan feedback.

3. Metode Komunikasi Persuasif

a. Metode Asosiasi

Metode asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan jalan

menumpangkannya pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang

menarik perhatian khalayak.

b. Metode Integrasi

Metode integrasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatukan diri

dengan komunikan, dalam arti menyatukan diri secara komunikatif.

c. Metode Pay Off and Fear Arousing

Metode pay off (rewarding) adalah mengiming-iming dengan hal yang

menguntungkan atau memberi harapan-harapan yang baik.

Fear arousing (punishment) adalah menakut-nakuti atau

menggambarkan konsekwensi yang buruk.

d. Metode Icing

Metode icing adalah menata pesan komunikasi dengan emotional

appeal sedimikian rupa, sehingga komunikan menjadi lebih tertarik.

e. Metode Red Herring

Metode Red Herring adalah cara seorang persuader mengelakkan

argumentasinya yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit

demi sedikit ke segi yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh

dalam menyerang lawan.51

D. Wakaf Tunai

1. Pengertian Wakaf Tunai

Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok

orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.52

Wakaf

tunai (cash waqf/wakaf al-nuqud) dapat juga diartikan sebagai wakaf yang

diberikan oleh muwakif/wakif (orang yang berwakaf) dalam bentuk uang

51

Roudhonah, Ilmu Komunikasi,h. 167-169. 52

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,

Pedoman Pengelolaan Wakaf tunai, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006), h. 1.

Page 53: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

39

tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf (nadzir) untuk

kemudian dikembangkan dan hasilnya untuk kemashlahatan umat,

sementara pokok wakaf uangnya tidak boleh habis sampai kapanpun.53

Wakaf uang adalah salah satu wakaf produktif. Dilihat dari dasar

pelaksanaannya wakaf memang ditujukan untuk produktif agar hasilnya

dapat lebih optimal. Untuk mengelola wakaf secara produktif, terdapat

beberapa asas yang mendasarinya, yaitu :

a. Asas keabadian manfaat

b. Asas pertanggungjawaban

c. Asas profesionalitas manajemen

d. Asas keadilan sosial.54

Bank Indonesia memberikan defenisi wakaf tunai sebagai

penyerahan aset wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat

dipindahtangankan dan dibekukan selain untuk kepentingan umum yang

tidak mengurangi ataupun menghilangkan jumlah pokok.55

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa wakaf tunai merupakan salah satu wakaf produktif yang dilakukan

53

Ryan Indrawan, Strategi Pengelolaan Wakaf Uang pada Badan Wakaf Indonesia,

(Jakarta: FSH UIN JAKARTA, 2012), h. 16 54

Direktorat pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Departemen Agama

RI, Wakaf for Beginners-Panduan Praktis untuk Remaja agar Mencintai Wakaf, (Jakarta:

Direktorat pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Departemen Agama RI, 2009),

h. 61. 55

Direktorat pemberdayaan Wakaf, Wakaf for Beginners-Panduan Praktis untuk Remaja

agar Mencintai Wakaf, h. 91

Page 54: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

40

seseorang atau kelompok orang dalam bentuk uang tunai yang tidak dapat

dipindahtangankan selain untuk kepentingan umum.

2. Dasar Hukum Wakaf tunai

Wakaf tunai diperbolehkan berdasarkan firman Allah, hadits Nabi,

dan pendapat ulama, yaitu :

a. Firman Allah

Artinya:

“kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang

sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu

cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah

mengetahui”. (QS : Ali Imran ayat 92)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa seseorang tidak akan

mencapai tingkat kebaikan di sisi Allah, sebelum ia dengan ikhlas

menafkahkan di jalan Allah harta yang dicintainya. Dalam ayat ini

dikemukakan juga kapan dan bagaimana sehingga nafkah seseorang

dapat bermanfaat. Yakni, bahwa yang dinafkahkan hendaknya harta

yang disukai, karena Kamu sekali-kali tidak meraih kebajikan (yang

sempurna), sebelum kamu menafkahkan dengan cara yang baik dan

tujuan serta motivasi yang benar yakni sebagian dari harta benda yang

kamu sukai. Jangan khawatir akan merugi atau menyesal dengan

pemberian yang tulus, karena apa saja yang telah dinafkahkan baik itu

Page 55: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

41

dari harta yang disukai ataupun yang tidak disukai karena

sesungguhnya Allah maha mengetahui dan Allah yang akan

memberikan ganjaran baik di dunia maupun diakhirat kelak.56

Dari segi agama, kebaikan bukan hanya terletak pada shalat

dan ibadah. Membantu orang-orang lemah dan memenuhi kebutuhan

ekonomi masyarakat juga merupakan tugas seorang muslimin. Maka

sebaiknya harta yang diinfakkan merupakan sesuatu yang terbaik dan

jangan bakhil terhadap jumlahnya.

Dalam infak, intinya adalah pada kualitas bukannya pada

kuantitas, artinya baik walaupun sedikit. Dalam Islam, tujuan infak

bukan hanya mengenyangkan perut orang-orang lapar, melainkan

pertumbuhan ekonomi yang menafkahkan juga dimaksudkan.

Menghilangkan keterikatan hati dari mahbub imajinasi dan khayali

menyebabkan mekarnya jiwa kedermawanan dan pengorbanan.57

Artinya:

“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang

yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan

sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir. Allah melipatgandakan

(ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas

(Karunianya) Lagi Maha Mengetahui” (QS : Al-Baqarah ayat 261)

Dalam ayat ini Allah swt. menggambarkan keberuntungan

orang yang suka membelanjakan atau menyumbangkan harta bendanya

56

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an), cet.

I, Vol. 2, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2000), h. 142. 57

Artikel diakses pada tanggal 12 Mei 2013 dari http://rumahislam.com/tafsir-depag-

ri/158-qs-003-al-imran/1035-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-092.html

Page 56: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

42

di jalan Allah, yaitu untuk mencapai keridaan-Nya. Hubungan antara

infak dan hari akhirat adalah erat sekali karena sebagaimana diketahui,

seseorang tak akan mendapat pertolongan apa pun dan dari siapa pun

pada hari akhirat itu, kecuali dari hasil amalnya sendiri selagi ia masih

di dunia, antara lain amalnya yang berupa infak di jalan Allah.

Ayat ini juga berpesan kepada yang berpunya agar tidak

merasa berat membantu, karena apa yang dinafkahkan akan tumbuh

berkembang dengan berlipat ganda. Ayat ini menyebut angka tujuh.

Angka tersebut tidak harus dipahami angka yang di atas enam dan di

bawah delapan, tetapi ia serupa dengan istilah seribu satu yang tidak

berarti angka di bawah seribu dua dan di atas seribu. Angka ini dan itu

berarti banyak. Bahkan pelipat gandaan itu tidak hanya tujuh ratus kali,

tetapi lebih dari itu, karena Allah terus menerus melipatgandakan bagi

siapa saja yang Dia kehendaki.58

Pada akhir ayat ini Allah swt. menyebutkan dua sifat di antara

sifat-sifat-Nya, yaitu Maha Luas dan Maha Mengetahui. Maksudnya,

Allah Maha Luas rahmat-Nya kepada hamba-Nya, karunia-Nya tak

terhitung jumlahnya. Dan Maha Mengetahui siapakah di antara hamba-

hamba-Nya yang patut diberi pahala yang berlipat-ganda, yaitu mereka

yang suka menafkahkan harta bendanya untuk kepentingan umum,

untuk menegakkan kebenaran, dan untuk kepentingan pendidikan

58

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an), cet.

X, Vol. 1, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2007), h. 567.

Page 57: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

43

bangsa dan agama, serta keutamaan-keutamaan yang akan membawa

bangsa itu kepada kebahagiaan di dunia dan di akhir. Apabila nafkah-

nafkah semacam itu telah menampakkan hasilnya untuk kekuatan

agama dan kebahagiaan bangsa, maka orang-orang yang bernafkah itu

pun akan dapat pula menikmatinya.59

b. Hadits Nabi

سلم يستأمري الىجي صل افأ ت قبل:أصبة عمرأرضبثجيجرعمر عه اثي هلل علي

ب ل ا هلل, إ و أ فقب ل : في جت أرضب ثخيجر لم أصت مب ال قط أ وفس صيب ر س

؟ ق , فمب تأ مرو ث بعىد مى ب فتصد قت ث تصدق قبل فب ل: إن شئت حجست أصل

ب اليجبع ث ب عمراو ال ال أصل اليرث ت يجتبع ف قبل,فتصد ق عمر ي

ف الر قب ة ف القرث الفقرآء الضيفف سجيل اهلل ال جىبح عل اثه السجيل

لي فأبمه ب ثبلمعر ن يأ كل مى يطعمأ ل في صديقب غيرمتم

Artinya:

Dari Ibnu Umar berkata : “Umar bin Khathab mendapat (jatah)

tanah (kebun) di Khaibar, lalu ia menemui Rasulullah saw meminta

pendapat beliau tentang tanah tersebut. Umar berkata: „Wahai

Rasulullah saw saya mendapat (jatah) tanah di Khaibar, sebelumnya

saya tidak pernah mendapatkan yang lebih bernilai dari tanah ini, maka

apa yang baginda perintahkan (sarankan) kepadaku dalam hal ini?‟

Beliau bersabda: „Jika engaku mau, engkau pertahankan (wakafkan)

harta yang pokok (tanah tersebut dan engkau sedekahkan hasilnya‟”

Ibnu Umar berkata: “maka Umar pun mensedekahkannya (dengan

syarat) bahwa harta yang pokok (tanah tersebut) tidak boleh dijual,

dibeli, diwariskan, atau dihibahkan.” Ibnu Umar berkata lagi: “Lalu

Umar mensedekahkan hasilnya kepada para fuqara, sanak kerabat,

untuk memerdekakan budak, fi sabilillah, dan tamu. Boleh bagi orang

yang mengurusnya boleh memakannya (menggunakannya) dengan

59

Tim Depag RI Tafsir Departemen Agama RI - QS 002 : Al Baqarah, artikel diakses

pada tanggal 12 Mei 2013 dari http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/584-

tafsir-depag-ri-qs-002-al-baqarah-261.html

Page 58: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

44

cara yang baik atau member makan teman tanpa maksud memperkaya

diri.60

Dari hadis di atas , dapat diambil beberapa pelajaran, yaitu :

1. Tidak ada wakaf kecuali pada harta yang tetap dan manfaatnya

dapat diambil terus menerus. Tidak sah wakaf berupa harta yang

tidak bermanfaaat terus-menerus seperti makanan.

2. Dalam wakaf cukup menggunakan kata sedekah, baik dia

mengatakan “aku menyedekahkan harta ini” atau “aku

menjadikannya sebagai sedekah”, hingga dia menambahkan

kepadanya perkara yang lain, sebab kata sedekah bisa bermakna

penyerahan hak milik atau sekedar memberi manfaat. Apabila

ditambahkan kepadanya sesuatu yang dapat membedakan antara

kedua kemungkinan itu, maka dianggap sah. Berbeda apabila

dikatakan “Saya mewakafkan”, sesungguhnya hal ini sangat tegas

mengatakan bahwa pemberian tesebut adalah wakaf.

3. Hadist ini dijadikan dalil bahwa jika pewakaf mempersyaratkan

imbalan tetentu untuk pengurus wakaf, maka dia boleh

mengambilnya. Adapun jika tidak dipersyaratkan, maka tidak

boleh mengambil imbalan dari wakaf kecuali dirinya masuk

kategori orang yang berhk menerima wakaf, seperti: fakir atau

miskin.61

c. Pendapat Ulama

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga

membolehkan wakaf uang. Hal ini sesuai dengan Fatwa MUI yang

dikeluarkan pada tanggal 11 Mei 2002, yaitu :

1) Wakaf uang (cash wakaf/ waqf al-nuqud) adalah wakaf yang

dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum

dalam bentuk uang

2) Termasuk kedalam pengertian uang adalah surat-surat berharga

60

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Mukhtasar Shahih Muslim, (Jakarta:

Pustaka As-Sunnah Jakarta, 2009), h. 659. 61

Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari/Al Imam Al

Hafizh, penerjemah Amiruddin, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), h. 533-536.

Page 59: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

45

3) Waqaf uang hukumnya bjawaz (boleh)

4) Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal

yang dibolehkan secara syar‟i. Nilai pokok wakaf uang harus

dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan dan atau

diwariskan.62

3. Rukun dan Syarat Wakaf Tunai

Pada dasarnya rukun dan syarat wakaf tunai adalah sama dengan

rukun dan syarat wakaf tanah. Adapun rukun wakaf tunai adalah:

a. Ada orang yang berwakaf (wakif);

b. Ada harta yang diwakafkan (mauquf);

c. Ada tempat ke mana diwakafkan harta itu/tujuan wakaf (mauquf

„alaih) atau peruntukan benda wakaf;

d. Ada akad/pernyataan wakaf (sighat) atau ikrar wakaf.63

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 terdapat tmabahan

unsur atau rukun wakaf, yaitu :

a. Ada orang yang menerima harta yang diwakafkan dari wakif sebagai

pengelola wakaf;

b. Ada jangka waktu wakaf (wakaf tertentu).

62

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama, Proses Lahirnya Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,

(Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama, 2006), h. 14-15. 63

Dr. Uswatun Hasanah, Wakaf Tunai Ditinjau dari Hukum Islam, (Jakarta: Program

Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia, 2006), h. 58.

Page 60: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

46

Selain rukun wakaf, terdapat juga syarat-syarat umum sahnya

wakaf yang harus dipenuhi. Adapun yang menjadi syarat umum sahnya

wakaf adalah:

a. Wakaf harus kekal (abadi) terus menerus;

b. Wakaf harus dilakukan secara tunai tanpa digantungkan kepada akan

terjadinya suau peristiwa dimasa akan datang, sebab pernyataan wakaf

berakibat lepasnya hak milik seketika setelah wakif menyatakan

berwakaf;

c. Tujuan wakaf harus jelas, maksudnya hendaklah wakaf itu disebutkan

dengan terang kepada siapa diwakafkan;

d. Wakaf merupakan hal yang harus dilaksanakan tanpa syarat boleh

khiyar, artinya tidak boleh membatalkan atau melangsungkan wakaf

yang telah dinyatakan sebab pernyataan wakaf berlaku tunai dan untuk

selamanya. 64

4. Tujuan dan Manfaat Wakaf Tunai

a. Tujuan Wakaf Tunai

Tujuan wakaf tunai yang pasti adalah untuk mendapatkan ridho

dari Allah SWT. Wakaf tunai merupakan ibadah ma‟aliyah untuk

mendekatkan diri kepada Allah, berbentuk sedekah jariyah, yaitu

sedekah yang terus mengalir pahalanya untuk orang yang

menyedekahkannya selama harta yang diwakafkan itu masih ada dan

64

Rachmadi usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, edisi ke-1, (Jakarta: Sinar Grafika,

2009), h. 111.

Page 61: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

47

dimanfaatkan. Selain itu, wakaf tunai juga memiliki beberapa tujuan

sosial, yaitu:

1) Membantu penggalangan tabungan sosial melalui wakaf tunai yang

dapat diatasnamakan orang-orang tercinta baik yang masih hidup

maupun yang telah meninggal sehingga dapat memperkuat

integrasi kekeluargaan antar umat.

2) Mendistribusikan kekayaan secara adil dan kemudian berujung

pada kesejahteraan bersama.

3) Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan

sosial menjadi modal sosial dan membantu pengembangan pasar

modal sosial.65

4) Menggali tanggung jawab sosial orang-orang kaya atau

berkecukupan terhadap masyarakat miskin disekitarnya.

5) Meningkatkan investasi sosial.

6) Menyisihkan sebagian keuntungan dari sumber daya orang kaya

atau berkecukupan terhadap masyarakat miskin disekitarnya.66

Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan utama wakaf tunai adalah

untuk mendapatkan ridho Allah SWT sedangkan tujuan sosialnya

adalah untuk membantu penggalangan tabungan sosial guna membantu

masyrakat miskin yang membutuhkan.

65

www.mais.Gov.my 66

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Ekonisia Kampus

Fakultas Ekonomi UI, 2003), h. 264.

Page 62: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

48

b. Manfaat Wakaf Tunai

Menurut M. Syafei Antonio ada empat manfaat wakaf tunai,

yaitu:

1) Seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa memulai

memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu lama.

2) Melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah

kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung

atau diolah untuk lahan pertanian.

3) Dana wakaf tunai dapat dimanfaatkan untuk membantu sebagian

lembaga-lembaga pendidikan Islam.

4) InsyaAllah, umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembagkan

dunia pendidikan tanpa harus bergantung pada anggaran

pendidikan negara yang memang semakin lama semakin terbatas.67

Dapat disimpulkan bahwa manfaat wakaf tunai adalah

mempermudah masyarakat untuk berwakaf tanpa harus menunggu

lama, membantu dalam pemanfaatan aset-aset tanah wakaf, serta

membantu pengembangan pendidikan-pendidikan Islam

67

M. Syafii Antonio, Cash Waqf dan Anggaran Pendidikan (Kumpulan Hasil Seminar

Perwakafan), (Jaksarta: Bimas dan Haji DEPAG RI, 2004), h. 212.

Page 63: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

49

BAB III

GAMBARAN UMUM BADAN WAKAF INDONESIA

A. Sejarah Berdiri Badan Wakaf Indonesia

Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) dilatarbelakangi dari kondisi

perwakafan Indonesia yang masih belum profesional pelayanannya. Kelahiran

BWI juga merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran Badan Wakaf

Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan

dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama,

Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat oleh Presiden Republik

Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) No. 75/M tahun 2007,

yang ditetapkan di Jakarta, tanggal 13 Juli 2007. Jadi, Badan Wakaf Indonesia

adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia

yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun, serta bertanggung jawab kepada masyarakat.1

Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau

Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.2 Dalam kepengurusan, Badan

1“Profil Badan Wakaf Indonesia”, artikel di akses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=13&Itemid

=136&lang=in 2Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf,

(Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012), h. 48

Page 64: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

50

Wakaf Indonesia terdiri atas Badan Pelaksana dan Dewan Pertimbangan,

masing-masing dipimpin oleh satu orang Ketua dan dua orang Wakil Ketua

yang dipilih dari dan oleh para anggota. Badan pelaksana merupakan unsur

pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan adalah unsur pengawas

pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia. Jumlah anggota Badan Wakaf

Indonesia terdiri dari paling sedikit 20 (dua puluh) orang dan paling banyak 30

(tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat. (Pasal 51-53, UU

No.41/2004).3

Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden. Keanggotaan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat

dan diberhentikan oleh Badan Wakaf Indonesia. Keanggotaan Badan Wakaf

Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat

diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Untuk pertama kali,

pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada

Presiden oleh Menteri. Pengusulan pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf

Indonesia kepada Presiden untuk selanjutnya dilaksanakan oleh Badan Wakaf

Indonesia. (Pasal 55, 56, 57, UU No.41/2004).4

Saat ini, BWI sedang menyelesaikan pembangunan Rumah Saki Ibu

dan Anak di Serang Banten, yang dana pembangunannya tentu saja dengan

memanfaatkan wakaf tunai yang sudah terkumpul. Hal ini sudah cukup

menjadi indikator keberhasilan BWI. indikator utama keberhasilan BWI

3Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang

Wakaf, h. 21. 4Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang

Wakaf, h. 22-23.

Page 65: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

51

sendiri tidak diukur berdasarkan penghimpunan dana wakafnya, tetapi dilihat

dari seberapa banyak orang-orang yang terbantu dari pengelolaan dana wakaf

tersebut.

B. Tugas dan Wewenang Badan Wakaf Indonesia

Sesuai dengan UU No. 41/2004 Pasal 49 ayat 1 disebutkan, Badan

Wakaf Indonesia mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

1. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf.

2. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala

nasional dan internasional.

3. Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan

status harta benda wakaf.

4. Memberhentikan dan mengganti nazhir.

5. Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf.

6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam

penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.5

Pada ayat (2) dalam pasal yang sama dijelaskan bahwa dalam

melaksanakan tugasnya Badan Wakaf Indonesia dapat bekerjasama dengan

instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat, para

ahli, badan internasional, dan pihak lain yang dianggap perlu. Dalam

melaksanakan tugas-tugas itu Badan Wakaf Indonesia memperhatikan saran

5Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang

Wakaf, h. 19-20.

Page 66: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

52

dan pertimbangan Menteri dan Majelis Ulama Indonesia, seperti tercermin

dalam Pasal 50.

Dalam Pasal 50 disebutkan bahwa “dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam pasal 49, Badan Wakaf Indonesia

memperhatikan saran dan pertimbangan Menteri dan Majelis Ulama

Indonesia.6 Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, Badan Wakaf

Indonesia melakukan beberapa langkah strategis, sebagaimana disebutkan

dalam PP No.4/2006 pasal 53, meliputi:

1. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baik

perseorangan, organisasi dan badan hukum.

2. Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas,

pengkoordinasian, pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda

wakaf.

3. Penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf.

4. Penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak

bergerak dan/atau benda bergerak.

5. Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan

dan pengembangan wakaf kepada Nazhir sesuai dengan lingkupnya.

6. Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri

dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf.7

6Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang

Wakaf, h. 20. 7Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Badan Tentang

Wakaf, h. 78-79.

Page 67: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

53

Tugas-tugas itu, tentu tidak mudah diwujudkan. Jadi, dibutuhkan

profesionalisme, perencanaan yang matang, keseriusan, kerjasama, dan tentu

saja amanah dalam mengemban tanggung jawab. Untuk itu, Badan Wakaf

Indonesia merancang visi dan misi, serta strategi implementasi.

C. Visi dan Misi Badan Wakaf Indonesia

1. Visi

Visi Badan Wakaf Indonesia adalah “Terwujudnya lembaga

independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai kemampuan dan

integritas untuk mengembangkan perwakafan nasional dan internasional”.8

2. Misi

Sedangkan misi Badan Wakaf Indonesia adalah “Menjadikan

Badan Wakaf Indonesia sebagai lembaga profesional yang mampu

mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf untuk

kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”.9

D. Strategi Badan Wakaf Indonesia

Adapun strategi untuk merealisasikan Visi dan Misi Badan Wakaf

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kompetensi dan jaringan Badan Wakaf Indonesia, baik

nasional maupun internasional.

8Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Badan Wakaf Indonesia, (Jakarta:

Kementerian Agama RI, 2012), h. 4. 9Kementerian Agama, Himpunan Peraturan Badan Wakaf Indonesia, h. 4.

Page 68: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

54

2. Membuat peraturan dan kebijakan di bidang perwakafan.

3. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf.

4. Meningkatkan profesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan

dan pengembangan harta wakaf.

5. Mengkoordinasi dan membina seluruh nazhir wakaf.

6. Menertibkan pengadministrasian harta benda wakaf.

7. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

8. Menghimpun, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf yang

berskala nasional dan internasional.10

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang

dilakukan Badan Wakaf Indonesia dalam merealisasikan visi dan misinya

adalah meningkatkan kompetensi dan jaringan Badan Wakaf Indonesia,

profesionalitas dan keamanahan nazhir serta kesadaran kemauan masyarakat

untuk berwakaf, membuat peraturan wakaf, mengawasi, melindungi,

menghimpun, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf.

E. Struktur Lembaga

Struktur Organisasi Badan Wakaf Indonesia Periode 2011-2014

Dewan Pertimbangan

Ketua : Dr. H.M. Anwar Ibrahim (Ketua)

Wakit Ketua : Bahrul Hayat, Ph.D

: Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

10

“Profil Badan Wakaf Indonesia”, artikel di akses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=13&Itemid

=136&lang=in

Page 69: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

55

Anggota : Drs. H. Ahmad Djunaidi, MBA

: Dr. Mulya E. Siregar

: H. Muhammad Abbas Aula, Lc. MHI

Badan Pelaksana

Ketua : Prof. DR. KH. Muhammad Tholhah Hasan

Wakit Ketua I : H. Mustafa Edwin Nasution, Ph.D

Wakil Ketua II : Drs. KH. A. Hafizh Utsman

Sekretaris : Drs. Sutami, M.Pd.I

Wakil Sekretaris : H.M. Cholil Nafis, Lc., Ph.D

Bendahara : Prof. Dr. Suparman, MSc

Wakil Bendahara : H.M. Mardini

Divisi-Divisi

Pembinaan Nazhir : Dr. KH. Maghfur Usman

: Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA

: Dr. H. Jafril Khalil, MCL. Drs. FIIS

Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf : Ir. Suhaji Lestiadi

: Iggi Haruman Ahsien, SE

: Ir. H.M. Khoirul Huda

Hubungan Masyarakat : Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA

: Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS

Kelembagaan : Dr. Wahiduddin Adams, SH. MA

: Drs. Arifin Nurdin, SH

: Mohammad Sholeh Amin, SH

Page 70: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

56

Penelitian dan Pengembangan : Prof. Dr. Uswatun Hasanah, MA

: Dr. Amelia Fauzia,

: H. Abdul Qadir, SH, MA

Kerjasama Luar Negeri : Dr. H. Nursamad Kamba

: H. Arif Zamhari, Ph.D11

F. Program kerja

Untuk merealisasikan visi, misi dan strategi tersebut, Badan Wakaf

Indonesia mempunyai 6 divisi, yakni Divisi Pembinaan Nazhir, Divisi

Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf, Divisi Kelembagaan, Divisi

Hubungan Masyarakat, Divisi Penelitian dan Pengembangan Wakaf, dan

Divisi Kerja Sama Luar Negeri.

Adapun program kerja dari masing-masing divisi adalah sebagai

berikut

1. Divisi Pembinaan Nazhir

Pembinaan nazhir diarahkan untuk membentuk nazhir professional,

baik perseorangan, organisasi, atau badan hukum. Adapun program dari

divisi ini adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kurikulum dan modul untuk pelatihan nazhir.

b. Menyelenggarakan pelatihan atau workshop untuk nazhir.

11

“Struktur Lembaga BWI” artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=14&Itemid

=45&lang=in

Page 71: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

57

c. Menyusun standar etika dan profesionalitas nazhir.

d. Mendata dan memetakan nazhir.12

2. Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf

Sesuai dengan namanya, divisi ini berperan untuk mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf ke arah produktif. program-

programnya adalah sebagai berikut:

a. Memetakan tanah wakaf untuk tujuan produktif.

b. Mengatur dan mengembangkan wakaf uang.

c. Membangun Gedung Wakaf Centre.

d. Mengembangkan program investasi harta benda wakaf.13

3. Divisi Kelembagaan

Divisi ini memliki wilayah kerja dalam penyusunan peraturan,

pedoman, dan petunjuk teknis pelaksanaan perwakafan sebagai tindak

lanjut pengaturan baik yang diperintahkan secara langsung oleh UU No.

41 tahun 2004 maupun PP No. 42 tahun 2006. Program-programnya yaitu:

12

“Divisi Pembinaan Nazhir”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=18&Itemid

=123&lang=in 13

“Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf”, artikel diakses pada tanggal 21

Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=19&Ite

d=124&lang=in

Page 72: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

58

a. Menyiapkan berbagai peraturan perwakafan.

b. Menyiapkan dan menyusun Pedoman Penyelesaian Sengketa

Mengenai Perwakafan baik Musyawarah, Mediasi, Arbitrase atau

Pengadilan.

c. Menyiapkan dan menyusun pedoman perubahan status dan penukaran

harta benda wakaf.

d. Pengembangan Lembaga (Capacity Building), pembentukan

perwakilan Badan Wakaf Indonesia di Provinsi dan atau

Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan bersama Departeman Agama dan

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota.14

4. Divisi Hubungan Masyarakat

Divisi Humas berperan sebagai pusat informasi Badan Wakaf

Indonesia, baik dari dalam ke luar atau sebaliknya. Kebijakan-kebijakan

serta program-program Badan Wakaf Indonesia harus dapat

tersosialisasikan dengan baik melalui divisi ini. Program-programnya

meliputi:

a. Sosialisasi Badan Wakaf Indonesia

b. Sosialisasi Wakaf Uang

14

“Divisi Kelembagaan”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=21&Itemid

=125&lang=in

Page 73: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

59

c. Publikasi dan Edukasi Publik tentang perwakafan, khususnya Badan

Wakaf Indonesia, melalui berbagai media, antara lain: konferensi pers,

seminar, talkshow, penerbitan, dan website.15

5. Divisi Penelitian dan Pengembangan wakaf

Divisi ini berperan penting sebagai sentral riset Badan Wakaf

Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan keupayaan divisi-divisi

lain. Riset ini juga dilakukan dengan bersinergi dan berkoordinasi dengan

divisi-divisi yang berkaitan dengan bidang yang diteliti, dan program-

program yang dikembangkan. Adapun program kerja Divisi Penelitian dan

Pengembangan adalah sebagai berikut:

a. Inventarisasi dan pemetaan asset-aset wakaf di seluruh Indonesia.

b. Pemetaan dan analisis potensi ekonomi asset-aset wakaf.

c. Publikasi ilmiah dan populer terkait dengan perwakafan.

d. Studi banding

6. Divisi Kerja Sama Luar Negeri

Divisi Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas dan fungsi :

a. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga wakaf di dunia Islam

dalam bidang pembinaan nazhir, pengelolaan harta benda wakaf, dan

pengembangan informasi perwakafan.

15

“Divisi Hubungan Masyarakat”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=20&Itemid

=126&lang=in

Page 74: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

60

b. Memperkenalkan Badan Wakaf Indonesia dan perwakafan di

Indonesia kepada lembaga-lembaga wakaf di luar negeri.

c. Sosialisasi program-program Badan Wakaf Indonesia ke luar negeri.

d. Menjembatani hubungan lembaga-lembaga wakaf di Indonesia dengan

lembaga-lembaga wakaf internasional dan sebaliknya.

e. Berpartisipasi dalam pengembangan wakaf produktif di dunia Islam16

G. Profil Anggota Divisi Humas BWI

1. Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA (Ketua Divisi Humas BWI)

Masykuri Abdillah, lahir pada 22 Desember 1958 di Weleri,

Kendal, Jawa Tengah. Setelah tamat Sekolah Dasar (SD), ia melanjutkan

belajar di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pondok Pesantren Futuhiyyah

Mranggen, Demak (selesai 1973). Kemudian ia melanjutkan

pendidkanrnya di Madrasah Aliyah Tebuireng, Jombang (selesai 1976).

Gelar Sarjana Muda ia peroleh dari Fakultas Syari‟ah, Perguruan Tinggi

Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta (1981), dan gelar Sarjana Lengkap dari

Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta (1985). Pada tahun 1995 ia berhasil meraih gelar doktor dalam

bidang Islamic Studies pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Timur

Tengah, Universitas Hamburg, Jerman dengan disertasi “Responses of

16

“Divisi Kerja Sama Luar Negeri”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=25&Itemid

=141&lang=in

Page 75: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

61

Indonesian Muslim Intellectuals to The Concept of Democracy”, yang

telah diterbitkan oleh Abera-Verlag, Hamburg, Jerman (1996).

Setelah kembali dari studi di Jerman ia mulai aktif mengajar di

Fakultas Syari‟ah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan kemudian

menjadi Ketua Jurusan Muamalah/Ekonomi Islam, Fakultas Syariah IAIN

Jakarta (1997–1998). Pada periode 2000–2003 ia mendapatkan amanat

menjadi Pembantu Rektor IV (Bidang Kerjasama Antar Lembaga), dan

pada 2003–2007 menjadi Pembantu Rektor I (Bidang Akademik)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini ia

adalah Guru Besar pada Fakultas Syari‟ah dan Sekolah Pascasarjana, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Direktur Pusat Pengembangan Sumber Daya

Manusia (PPSDM) UIN Jakarta dan juga menjadi Ketua Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama (PBNU). Seiring dengan tugasnya sebagai akademisi dan

pengurus ormas, ia sering menjadi pembicara dalam berbagai diskusi,

seminar/conference dan workshop, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sejak menjadi mahasiswa pada 1980-an, ia mulai menulis artikel di

media massa, kemudian setelah menyelesaikan program S3, ia semakin

banyak menulis di berbagai media massa (seperti Kompas, Republika,

dsb), jurnal dan antologi serta diskusi dan seminar/conference. Tulisan-

tulisannya berkisar tentang Islam, politik, hukum, pendidikan dan issu-issu

kontemporer. Disertasinya telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia

dengan judul Demokrasi dalam Persimpangan Makna: Respon Intelektual

Page 76: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

62

Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi, (Yogyakarta, Tiara

Wacana, 1999 dan 2004).

Diantara tulisan-tulisannya dimuat dalam buku, Masykuri

Abdillah, dkk, Fomalisasi Syari’at Islam di Indonesia: Sebuah Pergulatan

yang Tak Pernah Tuntas (Jakarta: Renaisan, 2005). Artikel-artikel lainnya

yang perlu disebutkan disini adalah Islam, Demokrasi, dan Masyarakat

Madani (1999), Agama dan Hak-Hak Asasi Manusia (2000), Islam,

Negara dan Civil Society: Prospek dan Tantangan Pasca Orde Baru

(2001), Hukum Pidana Islam dalam Konteks Pembinaan Hukum Pidana

Nasional (2002), Pesantren dalam Konteks Pendidikan Nasional dan

Pengembangan Masyarakat (2003), Demokrasi yang Religius:

Membincang Konsep Demokrasi di Indonesia (2004), Negara Ideal

Menurut Islam dan Implementasinya pada Masa Kini (2005), Syari’ah

dalam Konteks Globalisasi (2006), dan Kebebasan Berfikir dalam Konteks

Masyarakat Indonesia (2007).

Sedangkan makalah-makalahnya yang disampaikan di forum

internasional antara lain: Revised Policy of the New Order Government

toward Islam and its Impact on the Status of Islamic Law (Singapura,

1996), Islamic Legal Thought and Practice in Contemporary Indonesia

(Taipe, 1997), Indonesian Intellectual Muslims in the 1999 Elections

(Leiden, 1999), Cultural and Non-Media Massages of America: The Case

of Indonesia (Washington, 2002), The Development of Islamic Law in

Contemporary Indonesia (Canberra, 2004), Andunisia wa Bilâd al-Syâm

Page 77: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

63

(Damaskus, 2004), Discourses on the Implementation of Islamic Law in

Contemporary Muslim State (Islamabad, 2005), Islam and Human Rights:

Managing Diversity in the Case of Indonesia (Kuala Lumpur 2006), The

Implementation of Shari’ah in a Democratic Muslim Country: Indonesian

Experience (London, 2006) Ways of Constitution-Building in Muslim

Countries: The Case of Indonesia (Berlin, 2007).

2. Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS (Divisi Humas BWI)

Muhammad Syakir Sula lahir di palopo, Sulawesi Selatan, 12

Februari 1964. Dengan latar belakang belasan tahun sebagai praktisi

ekonomi syarih, saat ini syakir lebih dikenal sebagai Pakar Bisnis Syariah.

Kesehariannya banyak diisi sebagai pembicara seminar, nara sumber

workshop, simposium, konsultan Sharia Marketing dan Islamic Insurance.

Sebagai Profesional; Syakir telah berpengalaman belasan tahun

sebagai direktur marketing di beberapa perusahaan berbasis syariah seperti

asuransi syariah (sebagai Direktur Takaful) , perbankan syariah (Asisten

Direksir BMI), pasar modal syariah (CEO di Batasa Group) dan juga

properti (Direktur The Nobel).

Sekarang ini, Syakir Sula aktif sebagai Dewan Pengawas Syariah

(DPS) di beberapa perusahaan asuransi dan bank syariah a.l.: DPS Bank

BTN Syariah, DPS Asuransi Panin Life (syariah), DPS Asuransi Central

Asia Raya (syariah), DPS Nasional Re (syariah) dan DPS Jamkrindo

(Penjamin Syariah), selain sebagai anggota KPS-BI (Komite Perbankan

Page 78: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

64

Syariah) di Bank Indonesia, dan Staff Ahli Direksi ICDIF-LPPI

(Internasional Center of Development in Islamic Finance), dan juga

bergabung sebagai advesor di salah satu perusahaan securitas “Risk &

Risk” Management.

Sebagai Aktivis Ekonomi Syariah; Muhammad Syakir Sula adalah

Sekjen MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), Wakil Ketua Umum IAEI

(Ikatan Ahli Ekonomi Islam), Ketua III PKES (Pusat Komunikasi

Ekonomi Syariah), Ketua Umum IIIS (Internasional Islamic Insurance

Society), Anggota Pleno DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-MUI),

Sekretaris LP&E MUI (Lembaga Perekonomian & Keuangan Majelis

Ulama Indonesia), Deputi Ketua Divisi Humas BWI (Badan Wakaf

Indonesia), dan Wakil Ketua Komite Tetap Keuangan Syariah KADIN

Indonesia.

Sebagai Akademisi; ia adalah pengajar “Islamic Insurance” di

Program S2 dan S3 IEF (Islamic Economic & Finance) Trisakti

University, Pengajar “Sharia Marketing Management” di Program

Eksekutif MBA in Sharia Banking & Finance ITB-ICDIF LPPI, dan

pengajar tetap di IIIS (International Islamic Insurance Society). Dia juga

masih aktif sebagai Ketua Yayasan Fi Zhilal Al Quran Jatinangor

Bandung, sebuah pesantren mahasiswa yang ia dirikan dan dipimpinnya

20 tahun yang lalu, ketika masih kuliah di Universitas Padjadjaran

Bandung, juga Dewan Pembina Yayasan Teuku Laksamana Haji Ibrahim

Pesantren Modern Islam „Dayah Jeumala Amal‟ Aceh Darussalam.

Page 79: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

65

Sebagai Penulis; Ia telah menulis beberapa buku ekonomi syariah

antara lain: Asuransi Syariah - Konsep dan Sistem Operasional (Gema

Insani Press, 2004), Perbedaan Asuransi Syariah & Konvensional (Takaful

Press, 2003), Konsep & Sistem Ekonomi Syariah “Amanah Bagi Bangsa”

(ABB Press, 2006), dan buku Best Seller : “Marketing Syariah” (Mizan

Bandung 2007), serta buku heboh “Marketing Bahlul” (RajaGrafindo,

2008).

3. Nurkaib (Staff Divisi Humas BWI)

Nurkaib berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Studi strata satu ia

tempuh di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, lulus tahun 2009.

Sebelum menjadi staf Humas Badan Wakaf Indonesia pada Mei 2013, ia

aktif di dunia perbukuan, baik sebagai editor maupun penerjemah, sebagai

karyawan perusahaan penerbitan maupun pekerja lepas.

Ia pernah bekerja sebagai editor di Penerbit Raudhah Press di

Ciracas, Jakarta Timur (2006-2007), Editor Akuisisi dan Pengembangan di

Cicero Publishing di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan (2007-2008).

Selain bekerja kantoran, ia juga bekerja lepas terutama sebagai

penerjemah dan editor di beberapa penerbit nasional.

Buku-buku yang sudah terbit melalui sentuhan tangannya antara

lain Buku Pintar Sains dalam Al-Quran (2013, Penerbit Zaman, sebagai

penerjemah) | Ensiklopedia Peradaban Islam vol. 1-8 (Tazkia Publishing,

2012, Editor) | Risalah Ikhlas dan Ukhuwah (Nur Semesta, 2012, Editor) |

Page 80: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

66

Positive Parenting: 7 Kebutuhan Psikologis Anak (Zaman, 2010,

Penerjemah) | Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad Saw

vol. 1-8 (Tazkia Publishing, 2010, Editor) | Ensiklopedia Kemukjizatan

Ilmiah Alquran dan Sunnah (Kharisma Ilmu, 2009, Co-Editor) | Biografi

Empat Imam Mazhab seri 1-4 (Erlangga, 2009, Penerjemah) | Biografi

Empat Sahabat Rasul seri 1-4 (Erlangga, 2009, Penerjemah) | Smart

Parenting: 2.000 Kiat Cerdas Mendidik Anak (Azkia Publishing, 2008,

Penerjemah) | Qalbu Leverage System: 7 Steps to The Holistic Wealth

(Cicero Publishing, 2008, Editor) | Magnet Muhammad: The True Law of

Attraction (Cicero Publishing, 2008, Editor) | Jejak Rekam Ekonomi Islami

(Cicero Publishing, 2008, Editor) | Hadits For Teenagers (Cicero

Publishing, 2008, Editor) | Majmu’ Syarif al-Umm (Raudhah Press, 2007,

Editor) | as-Sullam (Raudhah Press, 2006, Editor).

Page 81: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

67

BAB IV

PILIHAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA (BWI)

DALAM MENSOSIALISASIKAN WAKAF TUNAI

Badan Wakaf Indonesia yang selanjutnya disingkat BWI adalah lembaga

independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dalam

melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta

bertanggung jawab kepada masyarakat.1 Kehadiran BWI adalah untuk memajukan

dan mengembangkan perwakafan di Indonesia.

Salah satu bentuk wakaf yang masih baru dan sedang dikembangkan di

BWI adalah wakaf tunai. Dalam mensosialisasikan wakaf tunai yang bagi umat

Islam Indonesia masih relatif baru tentulah tidak mudah. Oleh karena itu,

dibutuhkanlah peran strategi public relations yang dilakukan BWI dalam

mensosialisasikan wakaf tunai, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu

terwujudnya pemahaman umat Islam Indonesia mengenai wakaf tunai.

A. Strategi Divisi Hubungan Masyarakat BWI dalam Mensosialisasikan

Wakaf Tunai

Dalam mensosialisasikan wakaf tunai dibutuhkan strategi public

relations yang tepat. Terdapat tiga jenis strategi public relations, yaitu strategi

1“Profil Badan Wakaf Indonesia”, artikel di akses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=13&Itemid

=136&lang=in

Page 82: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

68

persuasif, strategi melalui kontribusi pada tujuan dan misi perusahaan (strategi

edukatif-informatif), dan strategi yang dibentuk oleh dua komponen yaitu

komponen sarana dan komponen sasaran. Sedangkan strategi public relations

yang digunakan BWI dalam hal ini divisi Hubungan Masyarakat BWI adalah

strategi persuasif.

Penggunaan strategi persuasif ini dapat terlihat dari usaha-usaha BWI

dalam mempengaruhi pola pikir umat Islam Indonesia agar umat Islam

Indonesia paham mengenai wakaf tunai dan pemanfaatan wakaf tunai serta

mau melakukan wakaf tunai. Dalam mewujudkan strategi tersebut, BWI

menerapkan beberapa langkah strategi yaitu:

1. Bekerja Sama dengan Media Massa

BWI melakukan sosialisasi wakaf tunai dengan memanfaatkan

media relations (hubungan media). Media relations merupakan relasi yang

dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna

meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujun

individu maupun organisasi/perusahaan.2 Berikut peneliti gambarkan

bentuk hubungan media BWI

Gambar 1. Alur Hubungan Media BWI

2 Wahidin dan Rulli, Public relations 2.0, h. 130.

BWI MEDIA MASSA PUBLIK

Page 83: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

69

Gambar 1. menunjukkan hubungan timbal balik antara BWI

dengan publiknya dengan memanfaatkan media massa. BWI

menggunakan media massa sebagai medium untuk menyampaikan pesan

(wakaf tunai) dan pencitraan kepada publik. Semakin banyak akses yang

didapat publik dari media massa berkaitan dengan produk atau layanan

yang diberikan BWI, maka diharapkan semakin besar tingkat kepercayaan

publik kepada BWI. Media Massa baik itu media cetak, televisi maupun

radio yang pernah digunakan BWI untuk mensosialisasikan wakaf tunai

adalah Metro TV, TV One, dan Ras FM.

Gambar 2. Talk Show Wakaf Uang di Radio Ras Fm Jakarta Saat Bulan

Ramadhan

2. Memanfaatkan Media Internal

Media internal merupakan media yang dipergunakan untuk

kalangan terbatas dan non komersial serta lazim digunakan dalam aktivitas

public relations. Ada empat jenis media internal, yaitu :

Page 84: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

70

a. House journal, seperti profile perusahaan (company profile), laporan

tahunan perusahaan (annual report), dan majalah bulanan (in house

magazine).

b. Printed Materials, seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi

berupa booklets, pamphlet, cop surat, kartu nama, memo dan kalender.

c. Spoken and visual word, seperti audio visual, video record,

broadcasting, tape record.

d. Media pertemuan, seperti seminar, rapat, presentasi, diskusi, pameran,

acara khusus, sponsorship, dan gathering meet.

Dari keempat jenis media internal tersebut, hampir semuanya dilakukan

oleh BWI, yaitu :

a. Untuk house journal, BWI memiliki profile perusahaan (company

profile) dan laporan tahunan, keduanya dapat diakses ataupun

didownload oleh `masyarakat secara gratis di website BWI yaitu

www.bwi.or.id.

b. Untuk printed materials, BWI menggunakan pamphlet yang berisi

tulisan mengenai wakaf tunai dan juga kalender yang berisi profil

BWI.

Page 85: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

71

Gambar 3. Pamphlet yang digunaan BWI dalam mensosialisasikan

wakaf tunai

c. Untuk jenis spoken and visual word, BWI memiliki rekaman talkshow

di radio maupun televisi yang dapat diakses dan didownload secara

gratis di website BWI yaitu www.bwi.or.id .

d. Media pertemuan merupakan media yang sering digunakan oleh BWI,

hal ini sejalan dengan pernyataan Sigit Indra Prianto, salah satu staff

BWI bahwa BWI sering diundang ke acara-acara baik resmi maupun

tidak resmi sebagai pembicara seperti pihak perbankan yang ingin

meng- up date pengetahuannya mengenai wakaf.3

3 Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013.

Page 86: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

72

Gambar 4. Pemberian Materi Wakaf Uang Training Pegawai BNI Syariah,

Jakarta

3. Melaksanakan Kegiatan Fundraising

Selain seminar, BWI juga melakukan fundraising untuk

mensosialisasikan wakaf tunai. Fundraising ini dilakukan sendiri leh BWI

ataupun bekerja sama dengan pihak lain.

Menurut Prof. Dr. Suparman IA, Fundraising adalah suatu kegiatan

penggalangan dana dari individu, organisasi, maupun badan hukum.

Fundraising juga merupakan proses mempengaruhi masyarakat atau calom

wakif agar mau melakukan amal kebajikan dalam bentuk penyerahan

hartanya untuk diwakafkan. Ini adalah penting, sebab sumber harta wakaf

adalah berasal dari donasi masyarakat. Tujuan dari kegiatan fundraising

adalah menghimpun dana, memperbanyak donatur/ wakif, meningkatkan

atau membangun citra lembaga, menghimpun simpatisan/relasi dan

pendukung, serta meningkatkan kepuasan donator.4

4Prof. Dr. Suparman IA, Manajemen Fundraising dalam Penghimpunan

Harta, artikel diakses pada tanggal 5 mei 2013 dari

Page 87: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

73

Gambar 5. Fundraising Wakaf Uang Ramadhan 1433 H, Jakarta

Gambar 6. Fundraising Kerjasama BWI Pusat & Bsm

Tahun 2011

4. Memanfaatkan Media Online

Media online merupakan media baru yang dapat di manfatkan oleh

praktisi public relations dengan menggunakan internet. Praktisi public

relations dapat menggunakan website, jejaring sosial seperti facebook,

twitter, dan blog. Salah satu yang digunakan oleh BWI adalah website.

Website BWI berisikan profil BWI, mengenai wakaf, cara berwakaf,

artikel yang berkaitan dengan wakaf, berita dan juga forum tanya jawab.

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=394%3Amanajemenfudraising-dalam-penghimpunan-harta-wakaf-bagian-1&catid=27%3Aopini&Itemid=137&lang=in

Page 88: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

74

Jadi masyarakat lebih dipermudah ketika ingin bertanya menegnai

wakaf, khususnya wakaf uang. Selain itu masyarakat juga dapat

mendownload rekaman talkshow mengenai wakaf baik itu diradio maupun

televisi di website ini.

B. Metode Komunikasi Persuasi yang Dikembangkan BWI

Seperti yang dijabarkan di atas, strategi public relations yang

digunakan oleh BWI adalah strategi persuasif. Karena menggunakan strategi

persuasif, tentulah BWI juga membutuhkan metode komunikasi yang tepat.

Hal ini karena kegiatan public relations pada hakikatnya merupakan bagian

dari metode berkomunikasi (technique of communication) dengan ciri khas

komunikasi dua arah (two way traffic communiction) antara organisasi yang

diwakilinya dengan publik atau sebaliknya.5 Metode komunikasi yang

digunakan adalah metode komunikas persuasif. Metode-metode tersebut

adalah:

1. Metode asosiasi

Penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkan pada

suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak, yang

sering dilakukan dunia bisnis dan politik.

Menurut Sigit Indra Prianto, saat ini BWI belum memiliki duta

wakaf seperti yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa yang mempunyai duta

wakaf yaitu Inneke Koeserawati. Tetapi untuk wakaf tunai duta wakafnya

atau dapat artikan pencanang wakafnya adalah Presiden Susilo Bambang

5 Rosady Ruslam, Kiat dan Strategi Kampanye Public relations, ih. 19.

Page 89: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

75

Yudhoyono. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi BWI. Mereka

ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa orang yang berpengaruh

saja seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berwakaf, ini berarti

bahwa masyarakat yang lain juga bisa berwakaf. Intinya, BWI ini menitik

beratkan pada pejabat buka orang terkenal seperti artis.6

2. Metode integrasi

Kemampuan komunikator menyangkutkan diri secara komunikatif dengan

komunikan, menggunakan kata-kata verbal atau nirverbal, yang

menggambarkan komunikator “senasib” dengan komunikan. Contoh:

penggunakan kata “kita” bukan “saya” atau “Kami”.

Metode ini juga dilakukan BWI. Misalnya ketika BWI diundang sebagai

narasumber mengenai wakaf, ketika menyampaikan pesannya BWI akan

menggunakan kata-kata kita seperti “Perkembangan wakaf di Indonesia

bukan lah tanggung jawab BWI saja, tetapi juga kita”.7 Kata kita disini

dapat artikan kita sebgai BWI ataupun masyarakat lain baik itu Pemda,

DPR, maupun masyrakat lainnya. Melalui metode ini, BWI berusaha

menyampaikan kepada masyrakat bahwa perkembangan wakaf tunai

bukan hanya menjadi tanggung jawab BWI ataupun nazhir-nazhir wakaf

yang lain, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh umat Islam.

6 Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013

7Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013

Page 90: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

76

3. Metode ganjaran

Metode mengiming-imingi hal yang menguntungkan atau yang

memberi harapan. Berbeda dengan metode fear arousing (pembangkit rasa

takut) yg menggambarkan konsekuansi buruk dengan menjanjikan

hukuman. Metode ganjaran dapat menumbuhkan kegairahan emosional,

fear arousing dapat menimbulkan ketegangan emosional.

Metode ini pasti dilakukan BWI untuk mempengaruhi publik. Saat

mensosialisasikan wakaf tunai BWI hanya mengiming-imingi calon wakif

dengan pahala yang terus mengalir sebagaimana dijanjikan Allah Swt.

Iming-iming lain, yang bersifat materi, belum pernah diberikan oleh BWI.8

Selain itu dengan adanya wakaf tunai juga memberi iming-iming kepada

publik bahwa masyarakat dimudahkan dalam berwakaf tanpa harus

menjadi tuan tanah terlebih dahulu. Sejauh ini BWI tidak pernah

menggunakan metode fear arousing.9

4. Metode Icing

Seni menata pesan komunikasi dengan emosional atau sedemikian

rupa sehingga komunikan tertarik perhatiannya. Fakta dari pesan tetap

utuh, tidak diubah, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Komunikator

mempertaruhkan kehormatanya sebagai pusat kepercayaan, apabila dalam

8 Wawancara melalui email dengan Bapak Nurkaib, Staff Hubungan Masyarakat BWI

pada tanggal 14 Mei 2013. 9Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013

Page 91: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

77

menghias pesan-pesan membuat faktanya menjadi cacat, maka

komunikator akan kehilangan kepercayaan yang sudah dibinanya.

Menurut Sigit Indra Prianto, metode ini selalu digunakan BWI

ketika akan mensosialisasikan wakaf tunai. BWI mengemas informasi

sedemikian rupa agar publik lebih mudah menyerap informasi yang

disampaikan sehingga feedback yang terima juga lebih baik. Misalnya

ketika BWI menjadi pembicara dalam seminar wakaf. Saat menyampaikan

materi BWI mengemas informasi dengan menarik melaui tampilan-

tampilan slide yang akan dibaca oleh peserta seminar.10

5. Metode red-herring

Seni komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan.

Mengelakan argumentasinya yang lemah untuk kemudian sedikit-demi

sedikit ke aspek yang dikuasainya sebagai senjata ampuh dalam

menyerang lawan. Biasanya dilakukan pada saat komunikator dalam posisi

terdesak.

Metode ini lebih banyak dipakai ketika dalam kegiatan

fundraising. Dalam kegiatan fundraising pasti ada penyampaian materi

seperti seminar. Ketika menyampaikan materi wakaf tersebut ketika ada

audiens yang bertanya dan komunikator/penyampai materi tidak dapa

menjawab, komunikator biasanya akan mengajak penanya untuk

berbincang-bincang lebih lama ketika komunikator belum menemukan

10

Wawancara Pribadi dengan Sigit Indra Prianto, Jakarta, 30 April 2013

Page 92: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

78

jawaban atas pertanyaan dari publik. Biasanya komunikator akan berusaha

mengingat atau mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Atau dapat juga

komunikator mlempar pertanyaan tersebut ke audiens dengan harapan

audiens ada yang dapat membantu menjwab.

Page 93: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi public relations yang digunakan oleh Divisi Hubungan

Masyarakat Badan Wakaf Indonesia dalam mensosialisasikan wakaf

tunai adalah strategi persuasif. Dalam mewujudkan strategi tersebut

BWI menerapkan beberapa langkah strategi, yaitu:

a. Bekerja sama dengan media massa seperti talkshow di Ras FM, TV

One, dan Metro TV.

b. Memanfaatkan media internal yaitu menggunakan spanduk,

kalender, buku profil BWI, serta brosur.

c. Melaksanakan kegiatan fundraising yaitu kegiatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan dana wakaf. Kegiatan ini dilakukan baik

oleh BWI sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain seperti bank

maupun pemerintah.

d. Memanfaatkan media online yaitu sosialisasi melalui website

pribadi BWI (www.bwi.or.id)

2. Metode komunikasi persuasi yang digunakan oleh BWI dalam

mensosialisasikan wakaf tunai adalah metode asosiasi (BWI

menitikberatkan pada pejabat seperti Bapak Presiden Susilo Bambang

Page 94: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

80

Yudhoyono yang merupakan pencanang wakaf tunai), metode integrasi

(dalam penyampaian pesan BWI mengungkapkan bahwa

perkembangan wakaf merupakan tanggung jawab bersama), metode

ganjaran (BWI hanya memberikan iming-iming kepada masyarakat

kalau berwakaf akan mendapat pahala yang akan terus mengalir

selama harta benda wakaf masih dimanfaatkan, sejauh ini BWI tidak

pernah memberikan iming-iming dengan harta benda), metode icing

(BWI mengemas informasi sedemikian rupa agar publik lebih mudah

dalam menyerap informasi yang disampaikan), dan metode red-

herring (metode ini lebih banyak dipakai ketika dalam kegiatan

fundraising).

B. Saran

1. Perlu ditingkatkan lagi sosialisasi wakaf khususnya wakaf tunai secara

merata diseluruh Indonesia baik itu melalui penggunaan berbagai

media maupun ditambahnya jumlah kantor perwakilan BWI di tiap

daerah.

2. Publikasi dan sosialisasi harus dipercepat. Publikasi yang lambat dapat

mempengaruhi pensosialisasian yang dilakukan BWI.

3. Kegiatan Humas BWI haruslah lebih diutamakan, karena Humas

merupakan corong utama BWI.

4. Sosialisasi dan perkembangan wakaf khususnya wakaf tunai di

Indonesia bukan hanya tugas BWI saja, tetapi tugas seluruh umat

Page 95: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

81

muslim yang ada di Indonesia. Untuk itu diperlukan partisipasi umat

muslim Indonesia guna tercapainya pemahaman akan wakaf tunai.

5. Pemerintah hendaknya perlu lebih memperhatikan lagi masalah

perwakafan di Indonesia. Khususnya yang berkaitan dengan wakaf

tunai.

6. Hendaknya para pengurus BWI berusaha melaksanakan amanah

dengan yang sebaik-baiknya dan kepercayaan masyarakat tidak

disalahgunakan.

Page 96: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

82

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin. Mukhtasar Shahih Muslim. Jakarta:

Pustaka As-Sunnah Jakarta. 2009.

Al- Asqalani. Ibnu Hajar. Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari/Al

Imam Al Hafizh. penerjemah Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam. 2010.

Alkautsar, Johan. Strategi Public Relation Pt. Anugrah Sejahtera Dalam Menjalin

Loyalitas Customer. Jakarta: FIDKOM UIN JAKARTA. 2011.

Antonio, M. Syafii. Cash Waqf dan Anggaran Pendidikan (Kumpulan Hasil

Seminar Perwakafan). Jakarta: Bimas dan Haji DEPAG RI. 2004.

Atiyah, Umu nur. Strategi Komunikasi Public Relation Radio Gen Fm Pada

Minat Pemasang Iklan. Jakarta: FIDKOM UIN JAKARTA. 2011.

Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia 2001. Peranan Perbankan Syariah

dalam Wakaf Tunai (Sebuah Kajian Konseptual). Jakarta: Program Studi

Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia. 2006.

Dayanti, Liestianingsih Dwi dan Kusumastuti, Frida. Hubungan Masyarakat.

Jakarta: Universitas Terbuka. 2008.

Departemen Agama RI Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam. Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai.

Jakarta: Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, ed. Ensiklopaedi Islam cet. 3. Jakarta: PT

Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994.

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam Departemen Agama Republik Indonesia. Fiqih Wakaf. Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia. 2006.

. Paradigma Baru Wakaf di Indonesia. Jakarta : Direktorat

Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 1.

Page 97: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

83

. Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia. 2006.

. Pedoman Pengelolaan Wakaf tunai. Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Depatemen Agama. 2006.

. Proses Lahirnya Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf. Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

2006.

. Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia. Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agama Republik Indonesia. 2006.

. Wakaf for Beginners-Panduan Praktis untuk Remaja agar

Mencintai Wakaf. Jakarta: Direktorat pemberdayaan Wakaf Direktorat

Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI. 2009.

Effendy, Onong Ucjhana. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. cet.

VII. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006.

. Human Relations dan Public relations. Bandung: Penerbit Mandar

Maju 1993.

. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan ke-21. Bandung:

Remaja Rosdakarya. 2007.

Hasanah, Dr. Uswatun. Wakaf Tunai Ditinjau dari Hukum Islam. Jakarta:

Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia. 2006.

Indrawan, Ryan. Strategi Pengelolaan Wakaf Uang pada Badan Wakaf Indonesia.

Jakarta: FSH UIN JAKARTA. 2012.

Iqbal, Muhammad. Strategi Public Relation Polri dalam Membangun Citra

Pelayanan pada Masyarakat (Study pada Kepolisian Resort Metro Jakarta

Barat). Jakarta: FIDKOM UIN Jakarta. 2011.

Jefkins, Frank. Public relations edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2003.

Kementerian Agama. Himpunan Peraturan Badan Wakaf Indonesia. Jakarta:

Kementerian Agama RI. 2012.

Page 98: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

84

. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf.

Jakarta: Kementerian Agama RI. 2012.

Kriyantono, Rachmat. Metodologi Riset Komunikasi: Disertasi contoh Praktis

Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Merdia Group. 2006.

Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Huma. cetakan ke-2. Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia. 2004.

Moleong, MA, Prof. Dr. lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009.

Murtopo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Center for Strategic and

Internasional Studies-CSIS. 1978.

Nazin, Moh. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia. 1999..

Oliver, Sandra. Strategi Public relations. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2006.

Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: AR-RUZ

MEDIA. 2011.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.

Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. cet. II. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. 2000.

. Manajemen Public relations dan Media Komunikasi (konsepsi dan

Aplikasi). Edisi revisi, cet. 8. Jakarta: PT Raja Grafindo persada. 2007.

Salim, Drs. Peter dan Salim, Yenny. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi

Pertama. Jakarta: Modern English Press. 1991.

Saputra, Wahidin dan Nasrullah, Rulli. Public relations 2.0 (Teori dan Praktik

Public relations di Era Cyber 1010). Jakarta: Gramata Publishing. 2011.

Setiabudi, Ditya Arif. Strategi Public Relations Bank Bni Syariah Dalam Meraih

Citra Positif di Media Online. Jakarta: FIDKOM UIN JAKARTA. 2012.

Setyodarmodjo, MPA, Prof. Dr. Drs. Soenarko. Public relations; Pengertian,

Fungsi, dan Peranannya. Surabaya: Penerbit Papyrus Surabaya. 2003.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an).

cet. X. Vol. 1 dan 2. Tangerang: Penerbit Lentera Hati. 2007.

Page 99: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

85

Siswanto, Drs. Bambang. Hubungan Masyarakat; Teori dan Praktek. Jakarta:

Bumi Aksara. 1992.

Soemirat, Soleh dan Suryana, Asep. Materi Pokok Komunikasi Persuasif. cet. I.

edisi 2. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008.

Soemirat, Soleh. dan Suryana, Asep. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas

Terbuka. 2008.

Steiner, George & Mineer, John. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Ekonisia

Kampus Fakultas Ekonomi UI. 2003.

Umar, Husein. Strategic Management in Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 2001.

Usman, Rachmadi. Hukum Perwakafan di Indonesia. edisi ke-1. Jakarta: Sinar

Grafika. 2009.

Team Pustaka Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT.

Media Pustaka Phoenix. 2008.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. edisi ke-8, cetakan ke-1. Jakarta:

Kencana, 2008.

Internet

Ahmad kurnia, SPd,MM, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/search/label/Public%20Relatio

ns.

Artikel diakses pada tanggal 12 Mei 2013 dari http://rumahislam.com/tafsir-

depag-ri/158-qs-003-al-imran/1035-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-

092.html

“Divisi Hubungan Masyarakat”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013

dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layo

ut=blog&id=20&Itemid=126&lang=in

“Divisi Kelembagaan”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layo

ut=blog&id=21&Itemid=125&lang=in

Page 100: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

86

“Divisi Kerja Sama Luar Negeri”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013

dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layo

ut=blog&id=25&Itemid=141&lang=in

“Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf”, artikel diakses pada tanggal 21

Februari 2013 dari http : //www.bwi.or.id/index.php? option =

com_content & view = section & layout = blog &id = 19 & Ite

d=124&lang=in

“Divisi Pembinaan Nazhir”, artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layo

ut=blog&id=18&Itemid=123&lang=in

Iman Mulyana Dwi Suwandi, “Marketing Public Relations,” artikel diakses pada

tanggal 24 Juni 2013 dari www.e-iman.uni.cc

“Profil Badan Wakaf Indonesia”, artikel di akses pada tanggal 21 Februari 2013

dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layo

ut=blog&id=13&Itemid=136&lang=in

“Struktur Lembaga BWI” artikel diakses pada tanggal 21 Februari 2013 dari

http://www.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layo

ut=blog&id=14&Itemid=45&lang=in

Tim Depag RI Tafsir Departemen Agama RI - QS 002 : Al Baqarah, artikel

diakses pada tanggal 12 Mei 2013 dari http://rumahislam.com/tafsir-

depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/584-tafsir-depag-ri-qs-002-al-baqarah-

261.html

Page 101: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan
Page 102: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan
Page 103: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan
Page 104: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Sigit Indra Prianto

Jabatan : Staff Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf BWI

Tanggal : 30 April 2013

1. Apakah BWI hanya konsentrasi dengan wakaf tunai atau dengan wakaf

lain?

Jawab: Jadi, BWI ini memang kelahirannya dilatarbelakangi dari kondisi

perwakafan Indonesia yang kurang lebih masih belum profesional

pelayanannya. Jadi ketika belum profesional muncullah BWI.Intinya BWI

yang pertama itu tidak hanya konsen diwakaf tunai. Itu Cuma salah satu

tugas pokoknya, tapi tugas-tugas pokonya yang lain intinya itu

memberdayakan wakaf di Indonesia dan juga mengembangkan potensi

wakaf di Indonesia dan yang tidak kalah penting yaitu membina nazhir, baik

itu nazhir wakaf benda tidak bergerak maupun nazhir wakaf benda bergerak

contohnya wakaf uang, seperti itu.

2. Bagaimana kegunaan humas di BWI?

Jawab: Humas disini dalam arti kata menjadi corong bagi organisasi BWI

untuk menyampaikan segala hal informasi yang memang harus diketahui oleh

publik dalam hal ini bisa saja informasi yang tadi itu mengenai sosialisasi,

misalnya kita ada peraturan wakaf yang baru atau ada istilahnya undang-

undang yang baru, atau hal-hal yang terkait dengan wakaf kita sampaikan. Itu

yang pertama. Yang kedua juga mengenai, misalnya dari divisi ibu Nani,

Page 105: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

inikan terkait dengan LitBang, kan ada istilahnya update pengetahuan baru,

atau pengembangan pemikiran baru, nah itukan disampaikan medianya

melalui humas, termasuk juga tadi penghimpunan. Bisa juga kan, karena

kitakan kerja sama juga dengan LKS PWU dan juga stakeholder yang lain.

Karena dari BWI memang saluran utamanya untuk menyampaikan kepada

publik, itu memang melalui divisi humas. Medianya kan ada website, ada

juga misalnya ada orang yang datang kesini meminta informasi ke kita, kita

terima dan juga selain itupengurus BWI juga sering diundang ke event event

yang sifatnya resmi maupun tidak resmi, nah itu juga menjadi bagian dari PR

dari BWI itu sendiri, seperti itu. Jadi memang humas ini medianya ada

website, tapi juga selain website kita juga ada orang-orang yang memang

berperan tadi menjadi public relations juga baik itu staffnya maupun

pengurusnya sendiri. Jadi, selain komunikasi dua orang melalui media

informasi bisa juga ya secara itu tadi dari orang ke orang, seperti itu.

Termasuk juga ada event-event tertentu yang bisa kita pakai untuk melakukan

sosialisasi dan public relations itu sendiri.

3. Bagaimana PR yang dijalankan BWI, apakah PR dari dalam perusahaan

dalam artian bentukan dari BWI atau menggunakan konsultan PR?

Jawab: Iya, kita memang ada divisinya sendiri. Ada pengurusnya sendiri, ada

ketuanya, ada anggotanya, termasuk ada staff divisinya sendiri. Tapi kalau

dalam event tertentu, misalnya kita melakukan kerja sama misalnya

melakukan sosialisasi wakaf melalui talkshow baik itu media televisi maupun

radio. Nah itukan kita tidak bisa menyelenggarakan sendiri, kita kan butuh

Page 106: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

orang atau butuh partner yang untuk sebagai mitra kita untuk membuat event

ini. Nah saat itu mungkin baru kita melakukan kerja sama dengan pihak lain,

termasuk penyelenggaraannya maupun mencari sponsornya. Sponsor

merupakan bagian dari public relations kan, kan marketingnya juga termasuk

disitu. Jadi, srategi PR nya melalui event dan juga kerja sama dengan media

dan juga ada pertemuan dan seminar juga ada. Kita lebih banyak memang

diundang, seperti diundang menjadi pembicara, tapi memang ada juga event-

event besar kita yang menyelenggarakan misalnya seperti symposium wakaf

Asia Tenggara kan itu termasuk skala Internasional dan kita yang

menyelenggarakan.

4. Perusahaan atau lembaga apa saja yang biasa mengundang BWI sebagai

pembicara?

Jawab: Kalau yang mengundang biasanya kebanyakan itu dari kementerian

yang menjadi mitra kita, misalnya kementerian agama. Pihak perbankan pun

kadang-kadang juga ada. Bank juga kan ketika ingin melakukan upgrade

informasi mengenai wakaf kepada pegawainya, dia kan juga butuh orang

yang kompeten tentang wakaf dan termasuk juga kita. Kita juga diundang

oleh nazhir maupun BWI perwakilan didaerah. Jadi kita istilahnya

memberikan eksistensi maupun upgrade tentang wakaf.

5. Bagaimana humas yang ada di BWI perwakilan daerah, apakah mereka

menyusun strategi sendiri atau humas pusat yang mengatur?

Jawab: Masing-masing perwakilan memiliki humas sendiri, Cuma memang

BWI perwakilan ini masih baru dan memang kalu dari segi korespondensi PR

Page 107: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

dan sebagainya itu memang masih dilakukan offline, jadi belum online. Jadi

misalnya mereka di daerah ingin menyelenggarakan event-event tertentu atau

ingin tahu tentang informasi tertentu biasanya rujukannya kekita, ke pusat

dulu biasanya seperti itu. Kecuali kalau mereka ingin membuat event di

daerah mereka, kerja sama dengan gubernur atau kabupaten atau kita,

mungkin mereka bisa melakukan sendiri. Karena kan di dalam struktur BWI

perwakilan itukan ada unsur-unsur dari latar belakang yang beragam antara

divisi, atau juga dari pemda setempat ada juga dari provinsi.

6. Apakah keistimewaan humas di BWI?

Jawab: Pada prinsipnya kalau dari tupoksi humas BWI itu intinya memang

sosialisasi karena kitakan memang sebagai lembaga negara yang resmi

memang tujuan kita atau amanah yang kita terima memang sosialisasi, karena

memang sosialisasi masih kurangkan, memang ini yang masih dikejar.

Sosialisai bisa seperti itu tadi, bisa offline di via radio, via media cetak,

maupun pertemuan secara langsung seperti ini. Nah tapi muaranya itu tetap di

komunikasi, bagaimana masyarakat itu mendapatkan informasi dari yang

belum tahu menjadi tahu tentang wakaf tentunya seperti itu.

7. Apakah komunikasi yang digunakan disini merupakan komunikasi persuasif?

Jawab: Ya betul, betul, komunikasi persuasif yang kita gunakan.

8. Di dalam teori komunikasi ada teknik komunikasi persuasif, diantaranya

teknik asosiasi, integrasi, teknik ganjaran, teknik tataan, dan teknik red-

herring. Apakah BWI menggunakan teknik tersebut? ]

Page 108: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

Jawab:

1. Teknik asosiasi

Sementara ini kita belum. Istilah duta wakaf itu belum ada. Kalau ditabung

wakaf itukan ada duta wakaf kalau tidak salah Inneke Koeserawati. Nah

itukan menjadi duta wakaf sebagai ikonnya. Kita belum, tapi untuk wakaf

uang duta wakaf nya itu justru pencangannya itu oleh Presiden. Itu

sebenarnya yang kita jual. Jadi wakaf uang sudah dicanangkan oleh

presiden SBY, di Istana Negara pada tahun 2010. Nah itukan sebenarnya

sudah menjadi simbol itu tadikan, bahwa ini nih orang yang berpengaruh

saja sudah wakaf, coba donk yang lain ikut juga berwakaf. Jadi intinya kita

justru menitik beratkan pada tokoh-tokoh yang justru sifatnya pejabat ya

bukan istilahnya orang-orang yang terkenal.

2. Teknik integrasi

Itu pasti, prinsipnya gini kalau wakaf itukan tidak bisa dilakukan oleh

saya, jadikan memang ini tanggung jawab kita. Dalam artian bisa kita

sebagai BWI, masyarakat sebagai stakeholder maupun kebijakan yang

lain. Makanya di forum itu ada beberapa stakeholder kan misalnya ada

pemda, ada dari Kemmenag, ada dari DPR. Nah kita disini maksudnya

bahwa semua elemen kita ini bertanggungjawab untuk mengembangkan

perwakafan di Indonesia, nah itu bukan sering bahkan hampir selalu. Jadi

domainnya bukan hanya di BWI tapi juga diseluruh stakeholder yang ada.

Page 109: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

3. Teknik ganjaran

Oww ini pasti. Pahala yang utama pastikan. Anda berwakaf berarti anda

berpahala. Pahalanya ini mengalir sampai dengan sepanjang masa. Sampai

anda meninggal kalau harta benda yang diwakafkan masih memberikan

manfaat bagi orang lain, otomatis kan anda akan mendapatkan pahala yang

mengalir.

4. Teknik tataan

Ini juga pasti. Karena kan ketika kita melakukan sosialisai misalnya

seminar, itu kan ada medianya, contohnya seperti power point, itukan

sebenarnya sudah menatakan. Teknik-teknik penyampaiannya seperti apa,

secara umum mulai dari latar belakang BWI, sejarah BWI, program BWI,

baru masuk keundang-undang. Nah ini kan sebenarnya memenuhi.

5. Teknik red-herring

Kalau itu,, pernah. Hal ini pernah terjadi. Tetapi itu lebih banyak terjadi di

lingkup fundraising ya, ketika dia diajukan pertanyaan yang kira-kira tidak

di mengerti nantinya dia akan mengelakkan sedikit seperti mengajak

ngobrol, diputer-puter dulu, nah mungkin ketika dia ingat baru dia

menyampaikan inti dari informasi itu. Tetapi pada prinsipnya itu terjadi

juga, tetapi lebih banyak terjadi pada fundrising.

9. Jenis media apa saja yang digunakan oleh BWI dalam mensosialisasikan

wakaf tunai?

Jawab: Media cetak sudah, media televisi sudah, media radio sudah, media

online juga sudah.

Page 110: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

10. Dari media-media tersebut, media mana yang menurut anda paling efektif?

Jawab: Kalau menurut saya yang paling efektif justru lebih banyak media

offline, misalnya seminar, sosialisasi langsung itu lebih kena walaupun secara

pasifnya gak dapat ya tapi secara pemahannya tentang wakaf tu lebih dapat

dibandingkan dengan media televisi yang kalau hanya muncul sekali ya

mungkin sambil lalu aja sih begitu. Kecuali kalau dilakukan berulang-ulang

mungkin kena, tapi kalau yang lebih efektif ya itu tadi yang offline tadi.

Strateginya lebih ke seminar. Dan yang kedua mungkin melalui website kita,

karena interaktif dengan pengunjungnya itu banyak pertanyaan-pertanyaan

yang muncul, sehingga feedbacknya juga banyak. Biasanya kan website-

website kementerian atau lembaga itukan cenderung pasif, nah kalau saya

lihat BWI ini termasuuk website yang aktif seperti pengajuan pertanyaan

maupun kita mereplay pertanyaan seperti itu. Dan itu lebih banyak terutama

yang terkait dengan wakaf uang yang keingin tahuannnya itu banyak, dan

salurannya itu lebih banyak di website.Kalau saya lihat seperti itu.

11. Selain divisi humas, pernah tidak divisi lain ikut melakukan sosialisasi

mengenai wakaf tunai?

Jawab: Selalu ikut. Karena seperti yang saya katakana tadi bahwa kalau kita

berbicara mengenai public relations sebenarnya semua element di BWI ini

menjadi public relations. Contohnya ketika dia di lingkungan rumahnya,

masyarakat kan tahu dia pegawai BWI dan orang akan berasumsi bahwa ini

orang paham mengenai wakaf, jadi banyak yang bertanya juga termasuk juga

saya pribadi banyak ditanya seperti wakaf itu apa sih? Kenapa ada wakaf

Page 111: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

uang? Kenapa wakaf melalui uang? Nah itu tadikan banyak masyarakat yang

ingin tahu. Dan itu gak hanya terjadi di divisi humas saja, tetapi juga ketika

kita keluar dari kantor maupun ada dlingkungan keluarga kita, kita pun juga

istilahnya menjadi duta wakaf secara tidak langsung. Jadi memang semuanya

melakukan hal itu.

12. Apakah strategi tersebut sudah sejalan dengan dengan visi dan misi BWI?

Jawab: Kalau sejalan dan seiring, kita kita memang sudah di atur dengan

undang-undang dari pemerintah yang mengatur fungsi dan tugas BWI. Tetapi

memang efektif atau tidaknya tergantung dari elemen-elemen lain.

Katakanlah kecukupan dari SDM kita. Itu yang pertama. Kalau yang kedua

terkait dengan pendanaan orgnisasi seperti itu. Tetapi untuk sejalan dan

seiring memang sudanh sejalan dengan undang-undang. Tapi memang untuk

pendanaan untuk organisasi dari pemerintah memang belum maksimal.

13. Bagaiamana hasil yang didapatkan bwi dalam kurun waktu 1 tahun (2012)?

Jawab: Jadi begini, BWI periode pertama dari tahun 2007 sampe tahun 2011

itu fokus di memantapkan sosial regulasinya, selain peraturan atau undang-

undang kita kan juga butuh job desc yang lebih detail. Nah diperiode pertama

itu kita memang fokus untuk menyempurnakan detail di lapangan itu menurut

saya sudah sangat optimal dengan banyak peratuan BWI yang cukup banyak

mengatur hal-hal yang tidak diatur di Undang-Undang maupun di PP ini

menunjukkan bahwa kita sudah memenuhi di sisi Undang-Undang. Termasuk

juga pembentukan BWI yang tadinya back up dari segi pendanaan dan SDM

masih terbatas, kini kita sudah memiliki perwakilan di sepuluh daerah di

Page 112: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

tambah lagi dengan di daerah-daerah yang lain itu juga membuktikan bahwa

kita dalam progress yang tepat walaupun itu belum maksimal itu yang kedua.

Yang ketiga kalau berbicara tentang wakaf uang sesuai dengan undang-

undang itu dapat dikatakan cukup berhasil dibandingkan dengan nazhir-

nazhir yang lain. Beda ya dengan bentuk wakaf melalui uang seperti dompet

dhuafa atau muammalat, itu memang wakaf melalui uang yang memang dari

segi operasionalnya itu tidak sesuai dengan undang-undang. Karena kalau

dari kita kan memang harus menyelenggarakan sesuai dengan undang-

undang, dan itu lebih ribet dan kurang menarik dari segi pengelolaan wakaf.

Tapi dari segi tidak menarik dan sifatnya yang kaku itupun kita cukup banyak

mendapatkan penghimpunan yang cukup besar. Dan sekarang kita sedang

membangun rumah sakit ibu dan anak di Serang Banten, ini juga sudah cukup

menjadi indicator keberhasilan kita untuk mengaplikasikan proses

penyelenggaraan wakaf itu sesuai dengan undang-undang. Minimal ada

progrresnya lah seperti itu.

14. Apakah tujuan akhir dari strategi tersebut?

Jawab: yang pertama itu dikembalikan lagi ke visi dan misi BWI. Yang

pertama kan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Tentu sajakan

muaranya itukan pengembangan wakaf di Indonesia menjadi lebih maju,

lebih profesional, juga masyarakat jadi lebih paham tentang wakaf. Yang

kedua keberhasilan kita bukan dari segi penghimpunannya yang menjadi

indikator utamanya, tapi seberapa banyak orang-orang yang terbantu dari

pengelolaan filantropi itu. Justru itu kebalik, selama ini kan orang

Page 113: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

menganggap kebrhasilannya dilihat dari seberapa banyak penghimpunannya,

mereka tidak tahu bahwa sebenarnya muaranya itu adalah seberapa banyak

orang yang terlepaskan dari kemiskinan dari dana wakaf, zakat, maupun infaq

dan sedekah.

15. Bagaimana opini masyarakat (nasabah) terhadap BWI?

Jawab: ini kembali lagi kepada sosialisasi lagi. Opininya sih kalau orang

sudah tahu tentang wakaf, sudah tahu tentang BWI. Mereka baru ngerti

ternyata ada BWI nih, ternyata ada wakaf uang yang bisa kita berwakaf

melalui instrumen-instrumen perbankan syariah yang menjadi mitra BWI,

misalnya wakaf itu bisa lewat ATM, atau setor langsung, atau bisa juga cash

delivery. Nah itu kan sebenarnya jetika orang tahunya wakaf tanah saja, nah

ternyata ada pemikiran baru tentang wakaf uang. Nah orang kan jadi tahu

ternyata ada wakaf tentang uang. Jadi memang kuncinya ketika orang sudah

tahu atau sudah paham tentang wakaf, tidak susah untuk mengarahkan

mereka untuk berwakaf, seperti itu. Semakin sosialisasi ditingkatkan, kitakan

semakin berharap orang-orang paham tentang wakaf.

16. Apakah perbedaan BWI dengan organisasi pengelolaan wakaf yang lain?

Jawab: di Undang-Undang ini, BWI memiliki dua fungsi utama. Yang

pertama sebagai regulator yang kedua sebagai operator. Yang pertama

memang kita lebih mengedapnkan sisi regulatornya, kita memperkuat

peraturannya. Yang kedua dari sisi operator, ini memang agak bias juga. Satu

sisi sebagai regulator, satu sisi sebagai operatornya. Sebenarnya ini tidak

boleh. Tapi memang latar belakang BWI ini menjadi operator atau nazhir, itu

Page 114: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

memang yang pertama dilatarbelakangi Indonesia itu belum ada model nazhir

yang ideal, terutama nazhir wakaf uang. Karena sebelum BWI dibentuk

kebanyakan ada wakaf melalui uang. Jadi ketika orang berwakaf, uang itu

langsung dipakai untuk membangun atau dibelikan barang lainnya.

Sedangkan kalu di Undang-Undang wakaf Indonesia uang itu masuk dulu ke

LKS PWU, dikelola melalui instrumen-instrumen perbankan syariah baru

hasilnya itu dimanfaatkan. Itukan dua hal yang berbeda, makanya karena

belum ada model nazhir wakaf uang, maupun nazhir yang skalanya nasional

maupun internasional dibentuklah BWI. BWI dibentuk sebagai regulator dan

operator dengan harapan menjadi nazhir wakaf yang skalanya nasional

maupun internasional dan juga sebagi nazhir wakaf uang.

Page 115: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Nurkaib

Jabatan : Staff Divisi Hubungan Masyarakat Badan Wakaf Indonesia

Tanggal : 13 Mei 2013

1. apakah alasan/sebab berdirinya BWI?

Jawab: BWI berdiri atas amanat UU No 41. Tahun 2004 Tentang Wakaf. UU

tsb bisa diunduh di website www.bwi.or.id

2. bagaimana kondisi BWi dari semenjak didirikan sampai sekarang?jelaskan.

jawab: Kondisinya baik-baik saja. Silakan unduh file laporan wakaf uang bwi

di situs untuk mengetahui perkembangan bwi.

3. bagaimana/apa saja strategi public relations yang diterapkan oleh BWI dalam

mensosialisasikan wakaf tunai? Jelaskan

jawab: Sosialisasi wakaf tunai kami lakukan melalui website, radio, televisi,

media cetak, dan beberapa alat promosi lainnya, seperti kalender, spanduk,

dan buku profil BWI.

4. apa saja langkah-langkah yang dilakukan BWI dlam menerapkan Strategi

tersebut?jelaskan

jawab: Kami perbarui informasi di situs kami secara berkala; adakan rubrik

tanya-jawab di situs; selenggarakan talkshow, buat rilis berita ke media massa,

dan lain-lain.

Page 116: STRATEGI PUBLIC RELATIONS BADAN WAKAF INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27738/1... · Departemen Agama Republik Indonesia, 2006), h. 9. ... perlengkapan

5. apakah BWI menerapkan strategi komunikasi persuasi? tolong anda jelaskan

jawab: Semua sosialisasi kami lakukan secara persuasif

6. ada beberapa metode komunikasi persuasif, salah satunya metode pay off

(memberikan ganjaran atau iming-iming) dan fear rousing (menakut-nakuti).

apa kah BWI menerapkan metode itu dalam mensosialisasikan wakaf tunai?

misalnya ketika berwakaf akan diberi hadiah atau ketika tidak berwakaf akan

mendapatkan akibatnya seperti itu.

Jawab: Kami hanya mengiming-imingi calon wakif dengan pahala yang terus

mengalir sebagaimana dijanjikan Allah Swt. Iming-iming lain, yang bersifat

materi, belum pernah kami berikan. '

Mengetahui

Nurkaib