strategi pesan dalam perencanaan komunikasi
Post on 12-Aug-2015
642 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Poin-Poin Pokok Perencanaan Pesan
A. Bagaimana menggunakan hasil analisis calon penerima gagasan?
B. Mengembangkan gagasan dan pokok utama dari gagasan yang akan disampaikan.
C. Menyusun sketsa pesan.D. Mempersiapkan umpan balik terhadap
kegiatan komunikasi.
A. Menggunakan Hasil Analisis Calon Komunikan
Curtis, dkk, “Penyaji komunikasi (komunikator) harus mengetahui sebanyak-banyaknya tentang
penyimak (khalayak) meskipun tidak mungkin menggambarkan seluruh variabel individual dari
khalayak tersebut. “Analisis khalayak
Aktivitas proses pemeriksaan seluruh faktor objektif atau empiris (dapat diamati) yang berhubungan dengan khalayak, untuk memperoleh pemahaman tentang mereka sebagai penerima pesan.
A. Menggunakan Hasil Analisis Calon Komunikan
Hasil analisis khalayak klasifikasi khalayak berdasarkan kepentingan terhadap pesan yang akan disajikan.
Kelompok khalayak menurut Raud Sepp & Curtis:Peka terhadap masalah
Luwes / kaku
Ingin tahu / tidak
Percaya diri dan berani
Takut gagal / tidak
Motivasi untuk
berhasil
GigihToleran
terhadap ambiguitas dan
kerumitanSelektif
A. Menggunakan Hasil Analisis Calon Komunikan
Metode-metode analisis khalayak
Pengamatan / observasi
Mengajukan pertanyaan
Survei khalayak
Karakteristik insani khalayak
B. Mengembangkan Gagasan dan Pokok Utama
Bentuk gagasan utama ringkas dan langsung pada pokok persoalan dan hasil yang akan diperoleh dari suatu kegiatan.
Gagasan pemantapan dari pokok-pokok pikiran.Pokok utama tulang punggung pesan yang
merencanakan garis besar sub-divisi utama.Syarat-syarat pokok utama
Harus dapat menyokong, menggambarkan, atau mendeskripsikan gagasan utama dengan bahasa yang ringkas dan jelas agar khalayak mampu mencerna isi pesan.
C. Menyusun Sketsa Pesan
Tujuan mempermudah perencana untuk merancang bangunan komunikasi dalam bentuk deskripsi kata-kata dan kalimat yang dikehendaki.
Sketsa pesan menyusun materi / isi ke dalam urutan-urutan logis dan berguna dalam menyusun kata-kata dan penyampaian informasi terhadap khalayak.
Kerangka kerja yang baik harus mengandung:Topik-topik dasar yang mendukung tujuan komunikasi Informasi faktual yang menjabarkan masing-masing
topik.
D. Mempersiapkan Umpan Balik Kegiatan
Umpan balik katup penyeimbang arus komunikasi dari komunikator.
Tujuan mengevaluasi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan komunikasi.
Ukuran dari umpan balik:
Tingkat pemahaman
Penerimaan / penolakan
Kecenderungan untuk bertindak
dari khalayak
D. Mempersiapkan Umpan Balik Kegiatan
Umpan balik dalam komunikasi tatap muka:Verbal dan non-verbal.
Menurut Leathers,“Pesan non-verbal menyampaikan makna dan
maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan.”
A. Organisasi Pesan
Format pengorganisasian pesan terbagi menjadi 7 jenis:
Format Kronologis
Format Spasial (Space Format)
Format Topikal
Format Kausal
Format Pemecahan Masalah
Format Berpikir Kreatif
Format Pengembangan Motivasional
A. Organisasi Pesan
Format Kronologis• Dirangkai berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa yang diterangkan.
Format Spasial• Disusun berdasarkan ukuran masalah dari pemecahannya.
Format Topikal• Disusun berdasarkan topik yang dibicarakan. • Klasifikasi topik bisa dari penting ke kurang penting, mudah ke sukar, dll.
Format Kausal• Menyusun gagasan dengan cara membahas faktor-faktor penyebab dari suatu masalah dan mempertimbangkan hasil berikutnya.
Format Pemecahan Masalah• Menampilkan langkah-langkah diagnosis masalah yang sedang dihadapi.• Memberikan alternatif solusi.
Format Berpikir Kreatif• Langkah-langkah yang ditampilkan lebih sistematik daripada format pemecahan masalah.
Format Pengembangan Motivatisional• Langkah-langkahnya: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan.
B. Membuka dan Menutup Penyajian Pesan
Pendahuluan memperkenalkan gagasan utama.
Kesimpulan memfokuskan kembali perhatian terhadap inti pesan.
Pendahuluan yang efektif menurut Curtis, Floyd, dan Winsor:1. Memperoleh perhatian yang menyenangkan2. Meningkatkan keramahtamahan dan kebaikan
antara pembicara dan khalayak3. Memberikan alasan penting menyimak4. Mengarahkan khalayak terkadap isi pesan.
B. Membuka dan Menutup Penyajian Pesan
Komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan dalam kesimpulan:1. Meringkas hal-hal utama2. Memusatkan tema dan tujuan3. Mengingatkan kembali khalayak tentang hal-hal
penting4. Memberikan jalan tindakan yang jelas5. Mempersilakan pengajuan pertanyaan.
C. Membuat Pendahuluan
Membuat PerhatianCara-cara menarik perhatian khalayak:
Intensitas yang lebih kuat daripada lingkungan sekitar Humor yang relevan dengan pembahasan (topik) Update ide yang disajikan Menciptakan ketegangan khalayak.
Keramah-tamahan dan Rasa hormatKadar ramah-tamah dan rasa hormat jangan sampai jadi merendahkan pembicara.
Membentuk Dorongan untuk MenyimakPoin-poin penting bagi khalayak harus disajikan.
OrientasiPendahuluan memberikan penjelasan (orientasi) pada khalayak mengenai topik-topik yang akan dibahas.
Pengertian Struktur Pesan
Struktur pesan susunan pokok-pokok gagasan yang menyatu menjadi satu kesatuan pesan yang utuh.
Perancangan struktur pesan dipengaruhi oleh faktor: Tujuan komunikator Sikap khalayak
A. Struktur Pro-Kontra dan Kontra-Pro
Struktur pro-kontra komunikator mendahulukan argumen atau gagasan yang selaran dengan pendapat atau sikap khalayak.
Struktur kontra-pro komunikator mendahulukan pengemukaan gagasan yang berlawanan dengan pendapan atau sikap khalayak.
Saran penggunaan menurut Rakhmat:Perubahan sikap lebih sering terjadi ketika struktur pro-kontra digunakan.
Urutan pro-kontra lebih efektif daripada kontra-pro untuk komunikator yang memiliki otoritas dan dihormati khalayak.
B. Struktur Satu Sisi dan Dua Sisi
Struktur jenis ini digunakan untuk mempengaruhi khalayak agar mendukung program yang ditawarkan oleh komunikator.
Struktur satu sisi komunikator hanya menyajikan gagasan pada satu aspek saja.
Struktur dua sisi komunikator menyajikan program yang akan dilaksanakan dengan melihat sisi keuntungan yang akan diraih sekaligus juga kerugian atau dampak yang akan ditimbulkan.
A. Gaya Pesan
Smeltzer, Waltman, dan Leonard,“Each word carries the potential for
contributing to the effectiveness of the message, and each carries the potential for
causing misunderstanding. Great care should therefore be taken to assure message
effectiveness and avoid misunderstanding.“Menggayakan pesan mengolah bahasa demi
terciptanya gaya dalam upaya menjelaskan isi pesan demi tercapainya efektivitas komunikasi.
Gaya keindahan bahasa yang digunakan penulis.
A. Gaya Pesan
Manfaat menggayakan pesan menurut Curtis: Pesan akan mendapatkan perhatian yang lebih besar Dapat meningkatkan pemahaman khalayak Membantu pengingatan Meningkatkan daya tarik persuasif.
Gaya Komunikasi LisanGaya Komunikasi Tulisan
Tidak terlalu formal.
Pesan berulang-ulang.
Lebih personal.
Gaya bahasa sangat formal.
Pesan diulang sendiri oleh pembaca.
Penyampaian pesan tidak personal.
A. Gaya Pesan
1. Memaksimalkan pemakaian bahasa untuk gaya
Prinsip pemilihan kata-kata dan pengorganisasian kata-kata menurut Smeltzer, Waltman, dan Leonard:Prinsip dalam
Memilih Kata
•Pilih kata yang tepat dalam menyatakan sesuatu•Gunakan kata-kata pendek•Gunakan kata-kata konkret•Gunakan kata-kata secara ekonomis•Gunakan kata-kata positif•Hindari jargon yang usang•Menggunakan gaya percakapan.
Mengorganisasikan Kata-kata untuk Mencapai Tujuan
•Menyusun kalimat ringkas•Mengutamakan kalimat aktif daripada pasif•Mengembangkan paragraf efektif•Mengembangkan koherensi•Edit dan tuliskan kembali.
2. Kiat Bahasa
Teknik-teknik pengatur frase:Omisi
• Penghilangan beberapa kata untuk mempersingkat penulisan atau pengucapan.
Inversi• Memutarbalikkan susunan kalimat dari kalimat atau frase yang normal.
Suspensi• Menyimpan kata kunci di bagian akhir untuk menciptakan keterlibatan emosi.
Antitesis• Menggunakan pola kebalikan untuk menyeibangkan frase yang berlawanan.
Paralelisme• Mengulang beberapa kata kunci untuk memberikan penekanan.
Repetisi• Pengulangan frase atau kalimat kunci.
Aliterasi• Mengulang-ulang bunyi konsonan yang sama dalam beberapa kata yang dituliskan untuk menarik audiens.
3. Kiasan
Cara-cara penggunaan kiasan:
Metafora•Mengilustrasikan atau membandingkan sesuatu yang ingin disampaikan dengan sesuatu yang biasanya tidak digunakan.
Tamsil•Mengibaratkan atau mengandaikan apa yang dimaksud dengan sifat-sifat karakteristik sesuatu.
Personifikasi
•Mengaitkan sifat manusia pada benda-benda atau peristiwa lain.
B. Imbauan Pesan
Imbauan pesan pendekatan atau sentuhan terhadap aspek yang digunakan oleh komunikator terhadap khalayak dalam menyampaikan pesan agar khalayak berubah.
Jenis-jenis imbauan pesan dalam psikologi komunikasi:1. Imbauan rasional dan imbauan emosional2. Imbauan takut dan ganjaran3. Imbauan motivasional
1. Imbauan Rasional dan Imbauan Emosional
Imbauan rasional imbauan pesan yang didasarkan pada asumsi pokok tentang manusia sebagai makhluk rasional.
Manusia mengambil keputusan menurut proses silogisme. Silogisme adalah penjelmaan dari proses deduksi yang sempurna, tapi tidak semua deduksi adalah silogisme. (Poesporodjo).
Ciri silogisme rangkaian pengambilan kesimpulan melewati premis minor dan premis mayor.
Imbauan emosional Menuntut pendekatan komunikasi yang lebih diarahkan pada sentuhan-sentuhan emosi.
Komunikator bertindak sebagai stimulator emosi khalayak dalam mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.
2. Imbauan Takun dan Ganjaran
Imbauan takut terbagi menjadi 3 tingkatan:1. Ketakutan tinggi2. Ketakutan moderat3. Ketakutan rendah
Tingkat paling efektif adalah tingkat ketakuan moderat.
Imbauan ganjaran diberikan dengan pendekatan keuntungan yang diperoleh jika khalayak mengikuti perilaku tertentu.
Penggunaan imbauan ganjaran tidak selamanya berhasil.
3. Imbauan Motivatisional
Piramida kebutuhan menurut Maslow:
Imbauan pesan dapat dirancang sesuai dengan yang diinginkan dan harus dipenuhi oleh khalayak.
Kebutuhan dasar
Kebutuhan keamanan
Kebutuhan
untuk berorganisasi / berkelompok
Kebutuhan akan cintan dan penghargaan
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
top related