skripsi pajak info 085269312618
Post on 12-Jun-2015
1.437 Views
Preview:
TRANSCRIPT
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
1
PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN HARGA MINYAK INTERNASIONAL TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK PENGHASILAN DI INDONESIA
(Skripsi)
Oleh
MULYANTO YANSYAH
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2008
PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN HARGA MINYAK INTERNASIONAL TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK PENGHASILAN DI INDONESIA
Oleh
MULYANTO YANSYAH
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2008
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
3
ABSTRAK
PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN HARGA MINYAK INTERNASIONAL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
PENGHASILAN DI INDONESIA
Oleh
Mulyanto Yansyah
Pajak penghasilan merupakan salah satu dari komponen pajak pusat yang memberi kontribusi yang cukup besar untuk menyokong APBN dari sektor penerimaan perpajakan. Pajak penghasilan adalah pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima dan diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Selama 20 tahun terakhir pajak penghasilan menjadi primadona penerimaan negara sektor perpajakan dengan persentase diatas 50 persen pertahunnya. Meskipun memberikan kontribusi yang cukup besar, namun penerimaan pajak penghasilan tak lepas dari variabel-variabel makroekonomi yang mempengaruhi perekonomian. Beberapa variabel makroekonomi tersebut diantaranya inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan harga minyak internasional.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan Harga Minyak Internasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series Pendapatan PPh, inflasi, pertumbuhan ekonomi, Harga minyak internasional mulai tahun 1986-2007. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik regresi linier berganda, yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, Harga minyak internasional terhadap Pendapatan PPh dalam kurun waktu 1986 hingga 2007. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan tentang pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, Harga minyak internasional terhadap Pendapatan PPh
dalam kurun waktu 1986 hingga 2007, dapat diketahui bahwa variabel inflasi mempengaruhi secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan hal ini terbukti dengan hasil uji secara parsial t hitung > t table (2.308114 > 1,734), maka Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti variabel inflasi berpengaruh secara nyata terhadap penerimaan pajak penghasilan di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan hal ini terbukti dengan hasil uji secara parsial t hitung > t table (-2,339811> 1,734), maka Ho ditolak dan menerima Ha. Berarti variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara nyata terhadap penerimaan pajak penghasilan di Indonesia dalam kurun waktu 1986-2007. Kemudian variabel harga minyak internasional juga berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan hal ini terbukti dengan hasil uji secara parsial t hitung > t table (10,72942 > 1,734), maka Ho ditolak dan menerima Ha. Berarti variabel harga minyak internasional berpengaruh secara nyata terhadap penerimaan pajak penghasilan di Indonesia dalam kurun waktu 1986-2007.
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
5
Judul Skripsi : PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN HARGA MINYAK INTERNASIONAL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI INDONESIA
Nama Mahasiswa : Mulyanto Yansyah
No. Pokok Mahasiswa : 0411021082 Jurusan : Ekonomi Pembangunan Fakultas : Ekonomi
Pembimbing
Lies Maria Hamzah, S.E., M.E. NIP 131414064
Tanggal Lulus Seminar I: Kamis, 21 Agustus 2008 Seminar 2: Senin, 15 Desember 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kesugihan, Kalianda pada tanggal 8 Oktober 1985, merupakan putra
bungsu dari sepuluh bersaudara pasangan M. Yansyah (Alm) dan
Siti Zainab (Alm). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri
Terbanggi Besar tahun 1997, SLTP Negeri 01 Terbanggi Besar tahun 2000 dan SMU Negeri
01 Terbanggi Besar tahun 2003. Pada tahun yang 2004 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung tahun
akademik 2004/2005 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di beberapa lembaga kemahasiswaan intra kampus
diantaranya : Rohani Islam (ROIS) Fakultas Ekonomi periode 2004/2005 dan 2005/2006
sebagai Anggota Departemen Kreativitas ROIS FE, Kepala Biro Dana Usaha Himpunan
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HIMEPA) periode 2005/2006.
Pada bulan November 2007, penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kunjung Lapangan
(KKL) mata kuliah Ekonomi Keuangan Internasional (EKI) ke Jakarta. Tempat yang
dikunjungi antara lain: Bank Indonesia (BI), Bank Mandiri, dan Sekolah Tinggi Ekonomi
Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI).
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
7
MOTTO
Katakanlah, “Pertolongan itu hanya milik Allah semuanya.
Dia memiliki kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan” (QS.
Az-Zumar:44)
Lakukanlah hal-hal biasa dengan kasih yang luar biasa. (Mother Teresa)
Pohon terkuat dihutan bukanlah yang terlindungi dari matahari. Pohon terkuat adalah yang
berdiri di tempat terbuka yang mengharuskan ia berjuang hidup melawan angin dan hujan
dan terik mentari. (Napoleon Hill)
Sukses tidak diukur dari kemenanganmu, tetapi dari pulihnya dirimu dari kegagalanmu.
(Vic Preisser)
Ketika hati gundah; pertama, sujudlah pada Tuhanmu. Kedua, Peluk Ibumu, dan ketiga,
tertawalah dengan sahabat-sahabatmu. (Julian Mulia, my self)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
Kedua orangtuaku: Papah dan Mamah,Kedua orangtuaku: Papah dan Mamah,Kedua orangtuaku: Papah dan Mamah,Kedua orangtuaku: Papah dan Mamah,
Seluruh keluarga besar M. Yansyah,Seluruh keluarga besar M. Yansyah,Seluruh keluarga besar M. Yansyah,Seluruh keluarga besar M. Yansyah,
sahabatsahabatsahabatsahabat----sahabatku, sahabatku, sahabatku, sahabatku,
’ someone inside and melting’ someone inside and melting’ someone inside and melting’ someone inside and melting deep in my heartdeep in my heartdeep in my heartdeep in my heart ’ ’ ’ ’
dandandandan
Almamater tercinta Universitas Lampung.Almamater tercinta Universitas Lampung.Almamater tercinta Universitas Lampung.Almamater tercinta Universitas Lampung.
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
9
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan kehendak-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul
“Analisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak
Internasional Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia” sebagai
salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis, dengan
segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak H. Toto Gunarto, S.E.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung.
2. Bapak Ambya, S.E.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung dan Bapak H. Moneyzar Usman,
S.E.,M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung..
3. Ibu Lies Maria Hamzah, S.E.,M.E. selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis, juga sebagai pembimbing Utama Skripsi yang telah dengan sabar
memberikan arahan dan masukan yang sangat berarti dan berkenan
meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung yang tak bisa disebutkan
satu persatu, atas bimbingan dan pengajarannya selama penulis menjadi
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
5. Seluruh Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung; Ibu Mar, Bapak
Herman, Bapak Syarnubi, Mbak Mimi, Mbak Atun, Kak Epi, Mas Nanang,
yang telah banyak membantu penulis.
6. Seluruh Pegawai BPS dan Dirjen Pajak Provinsi Lampung, penulis berterima
kasih atas bantuan segala keperluan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Papah dan Mamah, meskipun telah berada disisi-Nya, yang tak pernah
berhenti memberikan cinta kasih, do’a dan sembah sujudnya, semangat,
dukungan dan materi untukku.
8. Kakak- kakakku. Yopi Ibrahim, S.Sos , Yoya Alida, Spd., Yuqaiyum
Hasib,S.H., Yori Beliuk, Ayunda Okta, Ayunda Amburita, Kakanda
Gurbatara, Yoka Mewata, S.P., dan Kakanda Yodi Yansyah, Naken Maya,
Taufik, Jaka, Ari, Lio. Kalian selalu memberikan motivasi dan dukungan.
9. Keluarga besar Suttan Ngemum di Tanjung Ratu Ilir, Keluarga besar di
Gunung Sugih, dan Way kunang. Penulis Mengucapkan terima kasih segala
perhatian dan bantuannya.
10. Anak-anak Evoice (Kak Rudi, Hasim, Radit, Mimit, Afid, Erwin) dan Tereku
(Kak Rudi, Edi P, Nico, Baembi, Edi S. Hendri, Hasim, Radit, Mimit, Afid)
yang selalu berkreasi untuk maju sekarang dan sampai nanti.
11. Sahabat-sahabatku yang selalu mengajak berdiskusi tema bebas: Eggy, Rudy
Dwi-K, Anto Yopi, Mimit Teja, Bemby Conte, Mas Wi, Nasib Warsito, dan
anak-anak Smunsa: Bambang, Mbak Sevy Cs, Wahyu, Ferryx, Ricci, Anang,
Mae, Heni Saras, Rahmi, Wiwin. Sampai kapanpun kalian selalu memberi
semangat dalam hidupku.
12. Saudaraku, Edy P dan keluarga, semoga persaudaraan terus terjalin. Teman
berkeluh-kesah, sahabat yang banyak berkorban demi menggapai mimpi masa
depan, terimakasih untuk semuanya.
13. Sang Inspiring people yang pernah kukenal, Rudi DK (Kak Rudi manajemen,
Farhan, Dwi, Dwika, Roe-Chan, Syahreyja, Reza, Teteh, Rudiradit, Mbakyu):
Penulis, Finalis, Organisatoris, Penyiar, Presenter, Narator, Koreografer,
Sutradara, Penggosip, Penyanyi, sekaligus sahabat berbakat yang selamanya
kuingat. Terimakasih sudah mengajarkan beberapa pengalaman dalam
hidupku. Kita harus bisa menggapai yang kita impikan. Semangat!
14. Teman-Teman IESP: Diqdar, Gusti, Nisa, Resya, Ambar, Wiwin, Ria, Risma,
Haki , Merizal, Maryam, Rusdi, Mohan, Soleh, Abdurrahman Nanang,
Mandala, Fitri, Santi.
15. Teman-Teman Wisma Mutya Utari: M.Wardi, Nurkholic, Aziz, Egy, Junet,
Guspe, Ando, Hery, Angga, Amey, Agil, Rapon, Cempe, Agustian, Jondry,
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
11 Sulton Desti, Irya, Ahmad, Surya, Wahid, Putrawan, Mahes, Harun, Bowo,
Reman, Ewin, Hera, Wayan, Tika, Gita, Tiwi. Pengalaman satu asrama tak
akan pernah aku lupakan. N anak2 baru 2009: fadil, dedi, abdul, sandy, ibnu,
roecahan mbakyu, pus, iskandar, radit,
16. Teman-teman IESP 04: Hendri Supendi, S.E., Edi Susanto, S.E., Mimit,
Iwan, Jonis S, Erdiyanto, Bule’ (Abdur), Agung Konter, Aldo, Aldous, Karel,
Kindi, P-Man, Nanta, Dicky. Cory, friestha, ocha, desiayu, Teman-teman di
Rois: Hendri, Hasyim, Habudin, Rudi, Edi Mulan, Bemby, Reza, Azis, Faisal,
Opik, Yayan, Awien. Teman-teman HIMEPA 2004: Edi Ketum, Hendri,
Mimit, Radith, Jonis, Hendri, Aldo, Iwan, Bule, Windi, Ate’, Neno, Iin, Ayu,
Febby, Anggi, Ses mina, Puppy, Grace, Amie, Wirda, Diah, Riska, Rahma,
Desta, Rini, Endah, Desi, Irma, Indah, Nike, Erwin, Ridwan, Jaya, Ranto, Tua,
Bram, Firman, Aldous, Agung, Sugi, Abu, Yudy, Bakrie, Bagas, Farid, Kindi,
Kiay, Dicky, Danial, Yudi, Bagas, Riki, Rio, Rosa, Desta. EP 2005: Ferdi,
Firman, Robby, Edi, Leon, Rian, Anam, Risman, Asri, Site, Renti, Dini,
Loren, Selvi, Afni, Devi, Odah, Nisa, Nesa, Kristin, Emi, Ana, Emil, Tika,
Lisdi, Wesi, Yunie, Dwi, Dewi, Oshin, Tri, Rio, Budi, Tiani, Budi dan Tim
Himepa 2006. Teman teman manejemen: Faisal K, Reza, Mega, Lulus, Techa,
Trie, Nanda, Indah, Bregi.n himepa crew 2009 yudha teams…
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita
semua. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam skripsi ini,
dan semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi ilmu pengetahuan.
Bandar Lampung, November 2008
Penulis,
Mulyanto Yansyah
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Permasalahan ................................................................................. 14 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 15 D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 15 E. Hipotesis .......................................................................................... 19
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 20 A. Pajak ............................................................................................. 20 Definisi Pajak ................................................................... 20 Sifat Pajak ........................................................................ 22 Prinsip pemungutan Pajak Menurut para ahli .................... 23 Fungsi Pajak ..................................................................... 25 Syarat Pemungutan Pajak .................................................. 27 Teori Pemungutan Pajak ................................................... 29 Asas Pemungutan Pajak .................................................... 30 Jenis-Jenis Pajak ............................................................... 31 Tarif Pajak ........................................................................ 36 B. Definisi PPh................................................................................... 38 C. Teori Faktor penentu tingkat Penerimaan Pajak ............................. 45 D. Teori Inflasi ................................................................................... 48 E. Teori Pertumbuhan Ekonomi ......................................................... 53 F. Harga Minyak Dunia ...................................................................... 58 G. Rujukan Penelitian mengenai PPh ................................................. 59
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 63 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 63 B. Jenis Penelitian Dan sumber Data .................................................. 63 C. Definisi Variabel ........................................................................... 63 D. Metode Analisis Data .................................................................... 65 E. Alat analisis ................................................................................... 65
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
13 IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 71 A. Hasil dan Pembahasan ................................................................. 71 1. Hasil Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) ...................... 71 1.1. Uji Asumsi Normalitas ............................................... 71 1.2. Uji Asumsi Heteroskedastisitas .................................. 72 1.3. Uji Asumsi Autokorelasi ............................................ 73 1.4. Uji Asumsi Multikolinieritas ...................................... 73 2. Pengujian Hipotesis ................................................................ 76 2.1. pengujian Secara Partial (Uji t) ................................... 77
2.2 Pengujian Secara Keseluruhan (Uji F). ........................ 77 B. Pembahasan ................................................................................. 78 C. Implikasi Hasil perhitungan ......................................................... 81 V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 86 A. Simpulan ..................................................................................... 86 B. Saran ........................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang cukup berpotensi
untuk menyokong penyelenggaraan pembangunan suatu bangsa. Dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat dilihat bahwa sumber penerimaan
negara Indonesia sekitar 60 % sampai 70 %-nya berasal dari sektor pajak, seperti
pada tabel 1.
Tabel 1. Penerimaan Negara (pajak dan bukan pajak), 1990 – 2007 (miliar rupiah)
Tahun anggaran Perpajakan % terhadap penerimaan Bukan pajak
% terhadap penerimaan jumlah
1991/1992 24.919,3 58,5 17.662,7 41,5 42.582,0
1992/1993 30.091,5 61,6 18.771,1 38,4 48.862,6
1993/1994 36.665,1 65,3 19.448,0 34,7 56.113,1
1994/1995 44.442,1 66,9 21.975,9 33,1 66.418,0
1995/1996 48.686,3 66,7 24.327,6 33,3 73.013,9
1996/1997 57.339,9 65,4 30.290,4 34,6 87.630,3
1997/1998 70.934,2 63,2 41.341,3 36,8 112.275,5
1998/1999 102.394,4 64,8 55.648,0 35,2 158.042,5
1999/2000 125.951,0 61,6 78.481,6 38,4 204.432,6
2000 115.912,5 56,5 89.422,0 43,5 205.334,5
2001 185.540,9 61,7 115.058,6 38,3 300.599,5
2002 210.087,5 70,4 88.440,0 29,6 298.527,5
2003 242.048,1 71,0 98.880,2 29,0 340.928,3
2004 280.558,8 69,6 122.545,8 30,4 403.104,6
2005 347.031,1 70,3 146.888,3 29,7 493.919,4
2006 409200.4 64.3 227113.2 35.7 636313.6
2007 509.462,0 70,7 210.927,0 29,3 720.389,0
Rata-rata 63,77 36,23
Sumber: nota keuangan dan RAPBN 2008
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
15 dalam tabel 1memperlihatkan perkembangan penerimaan Pajak dari tahun 1991
sampai dengan tahun 2007. Pada tahun 2007 merupakan puncak tertinggi
penerimaan Pajak terhadap total penerimaan Negara. Namun, persentase
kontribusinya menurun bila dibandingkan tahun 2003 yaitu menjadi 70,7%.
Namun beberapa tahun sebelumnya, perkembangan penerimaan Perpajakan
mengalami perubahan sekitar 10 hingga 14 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor pajak masih merupakan sektor yang sangat
penting dalam penerimaan negara. Meskipun selama dasawarsa 1990-2007
telah terjadi gejolak politik dan ekonomi, bahkan selama dasa warsa tersebut
telah terjadi lima kali masa pemerintahan, tetapi secara khusus peranan
penerimaan pajak di Indonesia selama kurun waktu tersebut masih cukup
dominan.
Dalam APBN, rincian penerimaan perpajakan terdiri dari tujuh komponen
pajak, diantaranya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan
bangunan, cukai, pajak lain, bea masuk, dan pajak ekspor. Dapat kita lihat pada
Tabel 2.
Dari Tabel 2, dapat kita melihat bahwa porsi terbesar didapat dari pajak
penghasilan. Dan kemudian diikuti penerimaan terbesar kedua di peroleh dari
Pajak Pertambahan nilai (PPN), selanjutnya Cukai, Pajak Bumi dan bangunan,
bea masuk, pajak lain, dan terakhir yang terkecil didapat dari pajak ekspor.
Pajak Penghasilan menjadi sumber terbesar dari penerimaan perpajakan. Hal ini
terjadi karena banyaknya objek pajak yang dikenai Pajak penghasilan.
Tabel 2. Penerimaan perpajakan Dalam Negeri, 1990 – 2008 (miliar rupiah)
tahun PPh PPn PBB cukai pajak lain
bea masuk
pajak ekspor
REPELITA V
1989/1990 5754.8 5986.1 604.4 1482.2 191.1 1892.2 173.3
1990/1991 8250 8119.2 785.8 1799.8 216.5 2799.8 39.8
1991/1992 9727 9145.9 944.4 1915 298.8 2871.1 17.1
1992/1993 12516.3 10742.3 1106.8 2241.6 252.4 3223.3 8.8
1993/1994 14758.9 13943.5 1484.5 2625.8 283.4 3555.3 13.7
1994/1995 18764.1 16544.8 1647.3 3153.3 301.9 3900.1 130.6
REPELITA VI
1995/1996 21012 18519.4 1893.9 3592.7 452.8 3029.4 186.1
1996/1997 27062.1 20351.2 2413.2 4262.8 590.7 2578.9 81
1997/1998 34388.3 25198.8 2640.9 5101.2 477.8 2998.7 128.5
1998/1999 55944.3 27803.2 3565.3 7732.9 413 2305.6 4630.2
1999/2000 72729 33087 4107.3 10381.2 610.9 4177 858.6
2000 57073 35231.8 4456.1 11286.6 836.7 6697.1 6697.1
2001 94576 55957 6662.9 17394.1 1383.9 9025.8 541.2
2002 101874 65153 7827.7 23188.6 1469.3 10344 231
2003 115016 77081.5 10905.3 26277.2 1654.3 10885 229.7
2004 119515 102573 14685.2 29172.5 1872.1 12444 452.8
2005 175541 101296 19648.6 33256.2 3157.5 14418 318.2
2006 213698 132876 22540 42034.7 2589.7 13583 1243.7
2007 261698 161044 26656.9 38522.6 2050.3 14921 297.8
rata-rata 74731 48455 7083 13970 1005 6613 856.8 Sumber: nota keuangan dan RAPBN 2008
Pada tahun 2008 ditargetkan penerimaan negara dari pajak sebesar Rp 583,701
triliun (Data Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2008). Sedangkan penerimaan
pajak penghasilan ditargetkan sebesar 305,3 triliun rupiah.
APBN 2008 disusun berdasarkan asumsi-asumsi dasar besaran makroekonomi
sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi 6,8%, laju inflasi 6,0%, suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan 8,5%, nilai tukar rupiah Rp 9.100,00 per
dolar AS, harga minyak 60 dolar AS per barel, dan produksi minyak sebesar
1,034 juta barel per hari
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
17 Umumnya, di negara berkembang sebagian besar penerimaan pajaknya berasal
dari jenis pajak tidak langsung. Hal ini disebabkan pada negara berkembang
golongan berpenghasilan tinggi lebih rendah prosentasenya. Seperti yang terjadi
di Indonesia bahwa pada tahun 1967 jumlah penerimaan negara yang berupa
penerimaan rutin berasal dari pajak langsung sebesar 25% dan yang berasal dari
pajak tidak langsung sebesar 73%. Sedangkan untuk tahun 1968 peranan dari
pajak langsung nampak meningkat dalam arti bahwa jumlah penerimaan rutin
yang berasal dari pajak langsung meningkat dari 25% pada tahun 1967 menjadi
35% pada tahun 1968. Sedangkan peranan pajak tidak langsung nampak
berkurang dalam arti penerimaan rutin yang berasal dari pajak tidak langsung
menurun dari 73% menjadi 61% dari jumlah seluruh penerimaan rutin pada tahun-
tahun yang bersangkutan (Suparmoko, 2000). Seiring perjalanan waktu terjadi
pergeseran dari dominasi pajak tak langsung menjadi pajak langsung sesuai
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan pendapatan
perkapita masyarakat setempat.
Sebagai sumber utama penerimaan negara maka pajak mempunyai peranan yang
sangat strategis bagi kelangsungan pembangunan saat ini. Oleh karena itu pajak
harus dikelola dengan baik dan benar. Dalam struktur keuangan negara, tugas dan
fungsi penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak di bawah
Departemen Keuangan Republik Indonesia. Upaya untuk mengoptimalkan
penerimaan negara terus dilakukan serta untuk dapat mencapai sistem perpajakan
yang memenuhi rasa keadilan, kesamaan, dan kepastian hukum maka dilakukan
reformasi (pembaharuan) undang-undang di bidang perpajakan, mulai dari tahun
1983, 1991, 1994, 1997, dan 2000 kemudian akan diperbaharui lagi dengan
Rancangan Undang-Undang (RUU) tahun 2006. Selain itu juga pemerintah
melakukan perluasan basis pajak (ekstensifikasi) serta pengoptimalan yang sudah
ada (intensifikasi). Berdasarkan sistem self assessment yang dianut dalam
Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, maka setiap
orang yang mempunyai penghasilan baik dari usaha maupun pekerjaan bebas,
wajib mendaftarkan diri ke kantor pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak
sekaligus diberi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Wajib pajak
diwajibkan untuk menghitung sendiri pajak yang terutang, membayar sendiri
jumlah pajak yang harus dibayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang
terutang.
Pajak Penghasilan diatur dalam UU No. 7 Tahun 1983 yang telah diperbaharui
dengan UU No. 17 Tahun 2000, dari kedua undang-undang tersebut terkandung
maksud bahwa UU pajak mengemban beberapa visi antara lain. Pertama, negara
hukum, yaitu menjunjung tinggi hak dan kewajiban warga negara dan pajak
merupakan manifestasi dari kewajiban itu. Kedua, keadilan, yaitu siapapun yang
memperoleh penghasilan akan dikenakan pajak dengan tarif yang adil. Ketiga,
sesuai kemampuan, yaitu pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara
yang terus berkembang dan meningkat sesuai dengan perkembangan kemampuan
riil masyarakat. Keempat, kepastian hukum, yaitu undang-undang pajak harus
memberikan kepastian hukum, sederhana dan mudah pelaksanaanya, serta bersifat
adil dan merata. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan
sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan
penerimaan, perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek
perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
19 waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem
administrasi Kebijakan fiskal yang dicanangkan pemerintah dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009 diantaranya
melakukan reformasi di tiga bidang utama, yakni pajak, bea dan cukai, serta
anggaran. perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi
penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung
asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak.
Pemerintah terus melanjutkan langkah-langkah modernisasi pemungutan PPh
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, yang telah dimulai
sejak tahun 2003. Sejalan dengan itu, pemerintah juga terus berupaya untuk
meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam menunaikan kewajiban perpajakannya
melalui kampanye sadar dan peduli pajak. Selain dilakukan melalui billboard,
videotron, highway information system, dan komik pajak untuk konsumsi anak-
anak, kampanye sadar dan peduli pajak tersebut juga dilaksanakan melalui media
elektronik seperti radio, televisi dan internet.
Sejak reformasi perpajakan tahun 1983 sampai sekarang pemerintah baru mampu
menjaring 6,4 juta Wajib Pajak (WP), dengan perincian 5,11 juta adalah WP
pribadi dan sisanya WP badan. Masih banyak subyek pajak potensial yang tidak
berpartisipasi menjadi wajib pajak, dan beberapa obyek pajak yang belum
dilaporkan atau dihitung secara benar, maupun banyaknya utang pajak yang
belum dibayar.
Tabel 3. Jumlah Wajib Pajak Di Indonesia tahun 1995-2007
Tahun badan Pribadi 1995 458732 1086488 1996 499361 1163974 1997 543433 1323457 1998 582018 1274719 1999 650691 1316239 2000 726655 1381194 2001 804959 1697180 2002 888949 2028026 2003 947004 2330802 2004 991641 2380771 2005 1054127 2829251 2006 1137752 2876911 2007 1268739 5144748
Sumber: Direktorat informasi perpajakan Dirjen Pajak, www.pajak.go.id
Upaya untuk menghindarkan pajak merupakan suatu hal yang alamiah mengingat
pajak merupakan suatu pungutan paksaan dan sesuatu yang dipaksakan pastilah
akan menimbulkan reaksi negatif (Mangkoesoebroto, 2000). Berdasarkan
ketentuan dalam UU perpajakan ditetapkan bahwa Pendapatan Kena Pajak (PKP)
pada dasarnya dikenakan atas pendapatan bersih, yaitu hasil pengurangan
penghasilan bruto dengan biaya-biaya untuk memperoleh penghasilan tersebut,
sedangkan bagi wajib pajak yang mengalami kerugian maka tidak akan dikenakan
Pajak Penghasilan. Oleh karena itu Pajak Penghasilan dipengaruhi pula oleh
perkembangan dunia usaha.
Pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada
masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima dan
diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam
hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
(sumber: Mey Tri wulandari: pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
21 penerimaan PPh hal. 15)
Secara tak langsung, penerimaan Negara (termasuk pajak) diantaranya
dipengaruhi oleh variabel-variabel makro ekonomi oleh karena itu, tiap tahunnya
dalam merancang APBN, pemeritah selalu memasukkan beberapa variabel makro
ekonomi diantaranya pertumbuhan ekonomi, inflasi, harga minyak internasional,
suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dan yang terakhir
adalah produksi minyak mentah dalam negeri.
Pada tingkat internasional, harga minyak dalam negeri rentan terhadap kenaikan
harga minyak mentah internasional. Berikut pada gambar 1 menunjukkan
perkembangan harga minyak internasional dari tahun 1990 hingga tahun 2007.
Perkembangan harga minyak mentah dunia secara umum sangat sulit diprediksi
karena sifatnya yang sangat fluktuatif. Sejak tahun 1990 hingga tahun 1999,
harga mninyak internasional masih berkisar antara dibawah 24 USD/ barel. Pada
tahun 2000 harga minyak mentah internasional sebesar 28 dollar per barrel.
Kemudian tahun 2001 harga minyak menunjukkan kecenderungan yang menurun.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, harga minyak mentah dunia terus
mengalami peningkatan hingga pada tahun 2007 harga minyak mentah dunia
sebesar 97 USD per barel.
Pada harian Inggris The Guardian edisi 29 Oktober 2007 disebutkan, kenaikan
harga minyak disebabkan faktor yang terkait pada empat hal. Pertama,
kekhawatiran soal kekurangan pasokan minyak. Kedua, ketegangan geopolitik di
Irak, tekanan AS pada isu nuklir Iran, dan kasus Kurdi dan Turki. Ketiga, dollar
AS melemah yang membuat spekulan mencari lahan lain untuk berspekulasi.
Keempat, memang sedang terjadi kenaikan permintaan minyak walau OPEC
masih relatif bisa mengimbangi (Kompas, Sabtu, 03/11/2007).
Sumber: Energy Information Administration. OPEC, didownload dalam situs www.eia.doe.gov/
Gambar 2. Perkembangan Harga Minyak Internasional Periode tahun 1990
sampai dengan tahun 2007 (dalam US Dollar Per Barel)
Imbas kenaikan minyak dunia sangat besar bagi perekonomian kita. Kenaikan
harga minyak dunia diperkirakan dapat mempengaruhi minat investasi di
Indonesia selama semester kedua tahun depan (2008). Mungkin akan tidak akan
mempengaruhi pada semester pertama tahun depan. Tapi jika harga naik terus,
investasi 2008 akan terpengaruh, apalagi tren investasi memang menurun pada
2008 sesuai pola tahunan. Kenaikan harga minyak bumi satu dolar saja akan
sangat mempengaruhi biaya produksi dan daya saing Indonesia sebagai negara
tujuan investasi (Iwan Dwie Laksono, www.berpolitik.com. November 2007).
Adanya kenaikan biaya produksi, terutama industri akan menyebabkan penurunan
keuntungan perusaahan. Secara langsung, adanya penurunan dalam pendapatan
perusahaan membuat pendapatan PPh ikut berkurang.
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
23 Namun jika harga BBM meningkat, dilihat dari segi pendapatan negara tentu saja
menguntungkan dan berpengaruh positif terhadap penerimaan PPh ( Tity
Herawaty, bunga rampai kebijakan fiskal. Hal 65) mengingat salah satu objek
pajak penghasilan adalah pendapatan dari usaha pengolahan minyak bumi,
batubara, dan sebagainya.serta usaha perdagangan bahan bakar minyak ( Wirawan
B. ilyas dan Rudy S, Panduan komprehensif PPh sesuai UU no.17 tahun 2000.
Hal 87)
Perkembangan dunia usaha dipengaruhi berbagai macam faktor, salah satunya
yaitu inflasi. Gambaran inflasi tahunan di Indonesia masih berkisar dibawah 20
persen, kecuali ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1997.
Kita lihat pada Tabel 3, inflasi di indonesia pada tahun 1990-2007.
Tabel 4. Inflasi Di Indonesia tahun 2000-2007 (persen)
Tahun Inflasi 1990 7.9 1991 9.3 1992 7.6 1993 9.6 1994 8.6 1995 9.4 1996 8 1997 11.1 1998 77.6 1999 2 2000 9.4 2001 12.6 2002 10 2003 5.1 2004 6.4 2005 17.11 2006 6.59 2007 6.58
Sumber: BPS BandarLampung , tahun 2008
Dibandingkan dengan penurunan inflasi pada tahun 1999, yaitu dari 77, 54 persen
pada tahun 1998 menjadi 2,01 persen pada tahun 1999, maka penurunan inflasi
selama tiga tahun berikutnya berlangsung secara lebih halus. Tahun 2001, inflasi
mencapai 12,55 persen, kemudian menurun menjadi 10,03 persen pada tahun 2002
Inflasi yang terjadi di indonesia bila kita lihat secara tahunan, pergerakan inflasi
berfluktuatif. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998, yakni sebesar 77,6 persen
Menurut Boediono (1984) “Inflasi adalah suatu kecenderungan dari harga-harga
untuk menaik secara umum dan terus- menerus.”
Perkembangan sektor rill sangat dipengaruhi faktor eksternal. Inflasi
menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, terutama golongan menengah ke
bawah. Selain itu, ekspansi yang dilakukan oleh para pelaku dunia usaha pun akan
terhenti karena turunnya permintaan dari masyarakat. Akibatnya, pendapatan
perusahaan dan karyawan akan berkurang.
Kondisi bisa semakin runyam bila dunia usaha mengompensasi inflasi yang
terjadi karena kenaikan biaya BBM dengan melakukan pengurangan karyawan.
Selama Januari-April 2008 sebanyak 47 perusahaan telah melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) terhadap 1.417 pekerja. Pada 2007 setidaknya tercatat
2.980 perusahaan melakukan PHK hingga 25.818 karyawan.
Kenaikan harga BBM diperkirakan akan menambah jumlah PHK tahun ini yang
pada gilirannya akan menambah barisan panjang pengangguran Indonesia. (Prof
Mudrajad Kuncoro. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika & Bisnis
UGM) adanya PHK yang terjadi dapat membuat perubahan struktur Wajib pajak
pribadi yang tadinya potensial, menjadi wajib pajak yang tidak potensial atau
bahkan tidak dikenakan PPh karena tidak memiliki penghasilan.
Faktor lain yang perlu diperhatikan pula, yang mempengaruhi penerimaan pajak
penghasilan (PPh) adalah pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi,yang
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
25 merupakan persentase kenaikan GDP dalam nilai riil tahun tertentu dibanding
tahun sebelumnya, berpengaruh positif terhadap penerimaan perpajakan,
khususnya melalui meningkatnya pendapatan masyarakat dan tingkat konsumsi.
Dapat kita lihat gambaran pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1990
hingga 2007 pada Tabel 5.
Tabel 5. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1990-2007 (persen)
Tahun Pertumbuhan Ekonomi (persen)
1990 8,18 1991 7,87 1992 7,37 1993 7,4 1994 7,34 1995 8,42 1996 7,98 1997 4,54 1998 -13,13 1999 0,85 2000 4,77 2001 3,38 2002 4,5 2003 4,8 2004 5,0 2005 5.7 2006 5,55 2007 5.6
Sumber: BPS BandarLampung , tahun 2008
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia di era 1990 hingga 1996 masih berada
diantara 7 persen hingga 8.5 persen, kemudian pada tahun berikutnya
pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 4,5 persen. Tahun 1998 posisi terendap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia menjadi -13,13 persen. Namun, pada tahun -
tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat pada 5,6
persen di tahun 2007. Pertumbuhan ekonomi sangat mendukung berbagai
komponen dalam perekonomian, termasuk didalamnya pendapatan negara.
Pertumbuhan ekonomi memberikan stimulasi pada berbagai sektor dalam
perekonomian misalnya peningkatan pada investasi, peningkatan pendapatan
sektor riil, dan sebagainya. Adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat dapat
memacu peningkatan dalam penerimaan di sektor perpajakan terutama pajak
penghasilan. Adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat, terbukanya apangan kerja, dan pendapatan perusahaan.
Pendapatan masyarakat yang meningkat dapat membuat daya beli masyarakat ikut
meningkat pula. Disisi lain, keuntungan perusahaan ikut meningkat sehingga
kontribusi perusahaan terhadap pajak penghasilan ikut pula bertambah. Sedangkan
adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat dapat membuka lapangan kerja
sehingga merubah status individu yang tadinya merupakan penganggur menjadi
pekerja dan berpenghasilan. Selanjutnya mereka dapat memberikan bagian dari
penghasilan mereka pada negara dalam bentuk pajak penghasilan.
Mengingat jumlah penduduk yang semakin besar dan pertumbuhan ekonomi yang
harus tetap berlanjut, maka diperkirakan penerimaan PPh masih bisa diharapkan
dapat meningkat atau dengan kata lain potensi penerimaan PPh yang belum tergali
masih cukup tinggi dan potensial sekali. Di masa yang akan datang masih sangat
dimungkinkan bahwa PPh akan menjadi primadona sumber penerimaan negara,
maka dalam upaya memobilisasi penerimaan pajak ini, aspek yang perlu
diperhatikan adalah informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan pajak khususnya Pajak Penghasilan (PPh), hal ini penting untuk
dapat mengestimasi potensi penerimaan pajak pada tingkat makro. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan mengambil judul skripsi
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
27 “ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak
Internasional Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia ”
B. Permasalahan
Tahun Penerimaan PPh (milliar rupiah)
Pertumbuhan PPh (%)
Penerimaan total Perpajakan
1989/1990 5754.8 16084.1
1990/1991 8250 43.35 22010.9
1991/1992 9727 17.90 24919.3
1992/1993 12516.3 28.67 30091.5
1993/1994 14758.9 17.92 36665.1
1994/1995 18764.1 27.14 44442.1
1995/1996 21012 11.98 48686.3
1996/1997 27062.1 28.79 57339.9
1997/1998 34388.3 27.07 70934.2
1998/1999 55944.3 62.68 102394.4
1999/2000 72729 30 125951
2000 57073 -21.53 115912.5
2001 94576 65.71 185540.9
2002 101873.5 7.72 210087.5
2003 115015.6 12.9 242048.1
2004 119514.5 3.91 280558.8
2005 175541.2 46.88 347031.1
2006 213698 21.74 409200.4
2007 261698.3 22.46 509462
PPh merupakan penerimaan yang potensial di Indonesia, karena pada tiap
tahunnnya PPh selalu mengalami peningkatan. Namun ketika kita melihat
pertumbuhan penerimaan PPh, terjadi fluktuatifitas. Disisi lain penerimaan
perpajakan selalu meningkat. Untuk itu, perlu diketahui apa sajakah faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Dari beberapa hal yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
Apakah inflasi, pertumbuhan ekonomi,d a n Harga Minyak Internasional
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PPh di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan Harga Minyak
Internasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan Pajak
Penghasilan di Indonesia.
D. Kerangka Pemikiran
Faktor penentu tingkat penerimaan pajak.
Menurut Purwiyanto dan Tity Hernawati dalam buku Bunga Rampai Kebijakan
Fiskal (bab 5 halaman 71) beberapa variabel makro yang mempengaruhi
penerimaan Perpajakan antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi.
2. Tingkat inflasi
3. Nilai tukar rupiah.
4. Harga minyak Internasional
5. Produksi Minyak mentah Indonesia
6. Suku bunga SBI
Perkembangan dunia usaha dipengaruhi berbagai macam faktor, salah satunya
yaitu inflasi. Menurut ekonom Ari Kuncoro dari Universitas Indonesia, adanya
pertumbuhan dunia usaha yang terhambat dan berat, karena pengusaha menaikkan
harga barang jauh di atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), justru akan
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
29 semakin memicu inflasi tinggi. Dia memperkirakan, dalam jangka panjang dunia
usaha kemungkinan akan gulung tikar karena barang-barang produksinya tidak
laku terjual. Selain karena harga tinggi, barang produksi tidak laku karena daya
beli masyarakat sangat menurun. Di sisi lain, dia memprediksi pula angka
pengangguran akan naik. Hal itu disebabkan barang-barang produksi yang telah
dihasilkan oleh pabrik menumpuk di gudang. Penjualan tidak bisa dilakukan,
sehingga jumlah produksi dikurangi, akibatnya para pengusaha memilih
mengurangi tenaga kerja. Hal ini tentunya akan berakibat pada menurunnya
penerimaan Pajak Penghasilan.
Kerangka pemikiran menggambarkan mekanisme dari penelitian yang dilakukan,
dimana penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengaruh inflasi,
pertumbuhan ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Penerimaan PPh di
Indonesia. Dengan semakin pentingnya peranan Pajak Penghasilan dalam
penerimaan negara, maka perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Variabel-variabel diambil berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Todaro (1997), Nasution (2004), dan Wulandari (2005). Variabel inflasi dan
pertumbuhan ekonomi merupakan variabel makroekonomi sedangkan jumlah
wajib pajak adalah variabel tambahan. Penelitian ini memakai analisis regresi
linier berganda. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut
pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut
Dalam periode tertentu, tingkat inflasi yang tidak terlalu tinggi berpengaruh
positif terhadap penerimaan perpajakan melalui naiknya nilai nominal dari
pendapatan pajak dan konsumsi. Akan tetapi, dalam jangka waktu yang lebih
panjang tingkat inflasi yang terlalu tinggi bisa berpengaruh negatif terhadap
penerimaan perpajakan melalui pengaruhnya terhadap kondisi ekonomi.
Menurut Samuelson, inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya
umum naik seperti bahan pangan, bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, dan
sewa barang-barang modal juga naik (Paul A. Samuelson, 1986:293).
Objek pajak penghasilan adalah penghasilan individu dan badan (usaha).
Untuk itu, apabila inflasi meningkat, maka otomatis bagi badan usaha semua
ongkos produksi meningkat. Bahkan apabila inflasi yang semakin parah melanda
perekonomian, meembuat badan usaha dan perorangan (karyawan) akan terancam
gulung tikar. Menurut T. Nakamaru dalam bukunya ”inflation in the republic of
Korea, the Philippines, and Indonesia” menyebutkan bahwa:
1. Bahwa inflasi memperburuk penghasilan dan distribusi pendapatan
masyarakat.
2. Inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan
sumberdana investasi bagi negara berkembang.
3. Inflasi mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan serta
menigkatkan besarnya utang luar negeri.
4. Inflasi menimbulkan ketidakstabilan politik.
5. Inflasi dapat pula menyebabkan atau merangsang pertumbuhan ekonomi
melalui transfer sumber-sumber dari masyarakat ke pihak investor.
Inflasi dapat dikatakan sebagai suatu penyakit dalam perekonomian, karena
inflasi cenderung berpengaruh negatif dalam perekonomian. Inflasi akan
mempengaruhi distribusi pendapatan dan alokasi faktor produksi. Para pembuat
kebijakan seringkali lupa memperhitungkan inflasi, sehingga inflasi cenderung
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
31
menambah beban wajib pajak, hal ini akan mendorong masyarakat untuk
menghindari pajak. Hal ini tentu akan berpengaruh pada penerimaan Pajak
Penghasilan negara. Dampak inflasi terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect, sedangkan dampak inflasi terhadap alokasi faktor
produksi disebut dengan output effect.
Pengaruh inflasi terhadap distribusi pendapatan (equity effect) memiliki dampak
positif dan dampak negatif atau dengan kata lain terdapat pihak yang dirugikan
dan terdapat pula pihak yang diuntungkan. Pihak yang diuntungkan yaitu pihak
yang memiliki prosentase pendapatan yang lebih besar dari laju inflasi.
Sedangkan pihak yang dirugikan adalah pihak yang memiliki pendapatan
cenderung konstan dan pihak yang menumpuk kekayaannya dalam bentuk
tunai. Pengaruh inflasi terhadap alokasi faktor produksi (output effect) akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya faktor produksi yang akan dapat
mengubah pola produksi yang sudah ada. Maka akan menimbulkan
ketidakefisienan, terdapat pula suatu keadaan dimana inflasi dapat menyebabkan
kenaikan tingkat produksi sehingga pengusaha akan mendapatkan keuntungan
dari adanya kejadian tersebut. Tetapi apabila pengaruh inflasi mengalami
kenaikan semakin tinggi, maka akan terjadi sebaliknya, yaitu terjadinya
penurunan output yang otomatis akan berdampak negatif pada keuntungan
perusahaan tersebut yang pada implikasinya pajak penghasilan yang diberikan
akan ikut menurun.
Pertumbuhan Ekonomi merupakan sumber utama peningkatan standar hidup
(standard of living) penduduk yang jumlahnya terus meningkat, dengan kata
lain, kemampuan dari suatu negara untuk meningkatkan standar hidup
penduduknya adalah sangat tergantung dan ditentukan oleh laju pertumbuhan
ekonomi jangka panjangnya (long run rate of economic growth) (Nanga, 2001).
Seiring dengan peningkatan standarhidup masyarakat maka golongan
berpenghasilan tinggi akan semakin meningkat sehingga hal ini akan
menyebabkan peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan yang diterima oleh
pemerintah.
Adanya peningkatan harga minyak internasional akan menyebabkan
meningkatnya penerimaan pajak penghasilan dari sektor migas.
Kenaikan harga minyak internasional akan meningkatkan ekspor migas dan
sekaligus penerimaan negara dari sektor migas.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah:
“ Diduga bahwa inflasi berpengaruh nyata terhadap penerimaan Pajak
Penghasilan di Indonesia”
“ Diduga bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh nyata terhadap penerimaan
Pajak Penghasilan di Indonesia”
“ Diduga bahwa harga minyak internasional berpengaruh nyata terhadap
penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia”
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari:
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
33 Bab I. Pendahuluan. Bagian ini terdiri dari Latar Belakang, Permasalahan,
Tujuan, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, dan Sistematika Penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka. Berisikan Teori-teori yang sesuai dengan PPh,
Inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan harga minyak internasional,
beserta Rujukan Penelitian Sebelumnya.
Bab III. Metode Penelitian berisikan Jenis dan Sumber Data, Batasan
Peubah, Alat Analisis serta Pengujian Hipotesis.
Bab IV. Hasil Perhitungan dan Pembahasan berisikan Analisis
Bab V. Simpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pendapatan PPh
Penghasilan
Kerangka pemikiran
inflasi
Pertumbuhan ekonomi Harga Minyak
internasional
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak Internasional Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia (verse 1, where economic growth use GNP) ”
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
35
DAFTAR PUSTAKA
Anto, Dajan, 1986, Pengantar Metode Statistik, LP3ES, Jakarta. Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah. Bank Indonesia Bandar
Lampung. Beberapa penerbitan.
Boediono, 1996, Ekonomi moneter, BPFE, Jogjakarta.
Chairuddin Syah Nasution, 2003. Jurnal ekonomi dan keuangan. Edisi juni 2003.
Analisis Potensi Dan Pertumbuhan Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia Periode 1990 – 2000. Jakarta.
Data Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2007, www.pajak.go.id, diakses tanggal
25 Agustus 2007 dan 12 mei 2008. Data Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2008, www.pajak.go.id, diakses tanggal
10 Juni 2008. Djayasinga, Marselina. 2006. Ekonomi Publik: Suatu Pengantar. Penerbit
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Djayasinga, Marselina. 2005. Bedah anggaran Daerah. Edisi Perdana. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Gunadi, 2002, Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan, Salemba Empat, Jakarta.
Gunawan Setiaji dan Hiayat Amir. 2005. Jurnal ekonomi Indonusa, Evaluasi
Kinerja Sistem Perpajakan di Indonesia.,Jakarta.
Hadiyanto, Andin.2002. Bunga Rampai Kebijakan Fiskal. (BAB 10. Hubungan APBN dengan Ekonomi Makro). Departemen keuangan RI dan Japan International Cooperation Agency (JICA), Jakarta.
Ilyas, Wirawan. 2007. Panduan komprehensif dan Praktis PPh. Lembaga Penerbit
FEUI. Jakarta. Lipsey, G Richard, Peter O. Steiner dan Douglas D. Purvis, 1987, Pengantar
makroekonomi, Erlangga, Jakarta.
Mangkoesoebroto, Guritno. 2000. Ekonomi Publik. Edisi 3. BPFE UGM. Yogyakarta.
Mankiw, N. Gregory, 2001, Pengantar Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nopirin.1987. Ekonomi Moneter.BPFE. Yogyakarta. Purwiyanto dan Tity Hernawati . 2002. Bunga Rampai Kebijakan Fiskal. (BAB 5.
Pendapatan Negara dan Hibah). Departemen keuangan RI dan Japan International Cooperation Agency (JICA), Jakarta
Siskarossa Ika Oktora. Analisis Pendapatan Negara Dan Variabel - Variabel Yang Mempengaruhinya Periode 1970 - 2004 (dengan Pendekatan Analisis Jalur). www.youngstatistician.com diakses 7 juni 2008.
Sukirno, Sadono.2004. Makroekonomi. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Suparmoko. 2000. Keuangan Negara. BPFE, Yogyakarta. Wulandari, Mey. 2006. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap
Penerimaan PPh di Indonesia. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.
top related