skripsi oleh khusnul khatimah...i kontribusi pajak umkm terhadap penerimaan pajak pada kantor...
Post on 13-Nov-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
KONTRIBUSI PAJAK UMKM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PENERIMAAN PAJAK PRATAMA
MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
SKRIPSI
Oleh KHUSNUL KHATIMAH NIM : 105730524215
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
KONTRIBUSI PAJAK UMKM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
PADA KANTOR PENERIMAAN PAJAK PRATAMA
MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
KHUSNUL KHATIMAH
NIM:105730524215
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memeperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
i
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirabbil’alamin
Karya ilmiyah” Kontribusi Pajak UMKM terhadap Penerimaan
Pajak pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama Manggarai Barat
NusaTenggaraTimur”ini kupersembahkan kepada Ayahanda dan
Ibunda tercinta, terimakasih atas Do’a dan dukungan serta segala
kasih sayang yang tulus.
MOTTO
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau
menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum.
Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan
bertambah apabila dibelanjakan. (Sayidina Ali bin Abi Thalib)
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila
engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk
urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap
(QS.Al-Insyirah;6-8)
Berubalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah
menjadi manusia yang berguna. (Albert Einstein)
ii
ABSTRAK
KHUSNUL KHATIMAH, 2020 Kontribusi Pajak UMKM terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur, skripsi program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbbing I Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung dan Pembimbing II Ibu Mira.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah Berdirinya KP2KP Labuan Bajo, Manfaat Kontribusi Pajak UMKM Pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama di kabupaten manggarai barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pendapatan UMKM mempunyai peranan penting dalam penerimaan pajak dan sangat berkonstribusi yang besar terhadap pendapan asli daerah. Kata kunci : Kontribusi, UMKM, Pajak
vi
ABSTRACT
KHUSNUL KHATIMAH ,2020 Contribution of micro smal and medium business tax one tax revenne ot the pratama manggarai Barat tax revenne ooice, program thesis of factual economic and business accounting studies at the muhammadiyah university of makassar. Guided by one supervisor Dr. Mahmud Nuhung and two mother Mira.
This study aims to dilinine the history of the cotabilidhment of labuan bajo pratama tax revenue offe. Benefits of tax contribution to micro small and medium busenesses inthe pratama tax receipt office in manggarai barat regency. The result of this study indicate that UMKM have an important role in tax revenue and greatly contribute to local revanue. Keywords: Contribution, UMKM, Tax
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Kontribusi Pajak UMKM terhadap
Penerimaan Pajak pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama Manggarai
Barat Nusa Tenggara Timur)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua bapak AHMAD SIBUN dan ibu JEBIRA yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian kasih sayang dan doa
tulus tanpa pamrih. Dan saudara saudara tercinta yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga
apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan
cahaya penerangan kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Dr. H. Agus Salim HR, SE., MM Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE, M.Si,AK,CA,CSP selaku ketua program
studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A. selaku pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan
penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
5. Ibu Mira, S.E., M.Ak. A.K. selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeristas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak
sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi
ini.
Kepada mereka semua penulis tidak akan sanggup membalasnya
dalam bentuk apapun, hanya doa yang penulis panjatkan semoga Allah
SWT membalas jasa dan budi baik mereka atas penulis, penulis
bersyukur atas kenikmatan dan karuniannya yang telah Allah berikan
kepada penulis termasuk menghindari orang-orang yang baik seperti
mereka semua.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak
utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiya Makassar.
Billahi fisabilil haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, Oktober 2020
KHUSNUL KHATIMAH
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO ..................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA..................................................................vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................xi
DAFTAR TABEl ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 5
C. TUJUAN PENELITIAN ....................................................................... 6
D. MANFAAT PENELITIAN .................................................................... 6
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. TINJAUAN TEORI .............................................................................. 7
B. TINJAUAN EMPIRIS ........................................................................ 22
C. KERANGKA PIKIR ........................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 31
A. JENIS PENELITIAN ......................................................................... 31
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ............................................... 31
C. DEFINISI OPERASIONAL ............................................................... 32
D. POPULASI DAN SAMPEL ............................................................... 32
E. JENIS DAN SUMBER DATA ........................................................... 33
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................... 34
G. METODE ANALISIS DATA .............................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 37
A. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 37
B. PEMBAHASAN ................................................................................ 42
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 54
A. KESIMPULAN ................................................................................. 54
B. SARAN ............................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55
LAMPIRAN ................................................................................................... 58
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kriteria Umkm ................................................................................... 22
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 23
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 30
Tabel 4.1 Presentase Kostribusi ..................................................................... 35
Tabel 5.1 Jumlah Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah
yang Terdaftar di Labuan Bajo ....................................................................... 43
Tabel 6.1 Jenis dan Jumlah UMKM yang melaporkan usahanya di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Labuan Bajo ........................................ 46
Tabel 7.1 Jumlah Wisatawan Manca Negara Dan Domestik Di
Kabupaten Manggarai Barat (dalam ribu jiwa) ............................................. 48
Tabel 8.1 Rata-Rata Lama Tinggal Mancanegara Dan Domestik Di
Kabupaten Manggarai Barat (Dalam Hari) ..................................................... 49
Tabel 9.1 Tingkat Hotel Di Kabupaten Manggarai Barat (Dalam Persen) ... 49
Tabel 10.1 Penerimaan Pembayaran Wajib Pajak UMKM............................. 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 29
Gambar 2.1 Struktur Kepengurusan Mikro Labuan Bajo ............................. 38
Gambar 3.1 Diagram Berdasarkan Lama Usaha ........................................... 45
XIV
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kebijakan perpajakan tumbuh berkembang seiring dengan
pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pajak sebagai sumber penerimaan
negara menjadi sangat penting. Mengapa menjadi penting? Kepentingan yang
dimaksud adalah kepentingan yang berhubungan dengan pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu, aspek perpajakan perlu dikelola dengan baik oleh
pemerintah dengan meningkatkan peran serta masyarakat sesuai dengan
kemampuannya. Sebagai fungsi reguler, pajak berfungsi sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan politik (Waluyo dan
Ilyas 2002).
Sebagai fungsi reguler, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh
pemerintah, yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi. Langkah ekstensifikasi,
dilakukan dengan peningkatan penerimaan pajak dengan cara menggali atau
memperluas obyek-obyek pajak baru melalui perubahan perundang-undangan.
Sedangkan langkah intensifikasi ditempuh melalui perbaikan kualitas
pengumpulan di lapangan tanpa harus merubah Undang-Undang yang berlaku.
Dari sudut pandang ini, usaha melalui intensifikasi lebih murah dan efisien dari
pada usaha ekstensifikasi. Intensifikasi menjadi solusi yang tepat untuk
memperbaiki peranan pajak sebagai sumber penerimaan negara (Munawar
Ismail 2005). Perusahaan di Indonesia didasarkan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor : 46/M-DAG/PER/2009, dibagi dalam tiga sektor yaitu
2
sektor usaha kecil, menengah, dan besar. Sektor usaha kecil dan menengah
dikenal dengan sebutan UMKM. Dalam aspek perpajakan permasalahan utama
yang dihadapi UMKM adalah banyak UMKM yang masih belum memiliki NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak). UMKM menganggap pajak masih dinilai sebagai hal
yang menakutkan dan membahayakan usaha mereka. Permasalahan lain yang
dihadapi oleh UMKM di Indonesia adalah ketidaktahuan mereka akan kewajiban
pencatatan pembukuan yang sesuai dengan dengan peraturan perpajakan. Hal
ini berimbas pada kesulitan dalam menetapkan pajaknya sehingga menyulitkan
dalam pemeriksaan pajak. Dengan demikian masih banyak para pelaku UMKM
yang belum patuh secara formal terhadap ketentuan pajak. Output dari masalah
tersebut bermuara pada sangat sulit diketahui dengan pasti perkembangan
usaha yang dilakukan oleh UMKM.
Didasarkan pada karakteristik UMKM, seperti ketidakpastian pasar dari
perspektif kelangsungan usahanya maka diperlukan informasi akuntansi untuk
pengambilan keputusan. Praktik Akuntansi Keuangan pada UMKM masih rendah
dan memiliki banyak kelemahan (Suhari 2004). Selain itu adanya pembukuan
yang dilakukan sangatlah bias. ( Zein 2004 dalam Ekawati & Endro 2008).
Mengapa hal ini terjadi? Hal yang mendasar adalah pemerintah Indonesia belum
mengatur secara khusus kewajiban UMKM dalam melakukan penyusunan
laporan keuangan. Rendahnya pendidikan Wajib Pajak UMKM menyebabkan
kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sebagai
pedoman dalam penyusunan laporan keuangan yang harus diterapkan secara
konsisten. Selain itu faktor biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan
keuangan jauh lebih besar daripada kelebihan pajak yang harus dibayar.
3
Kelemahan-kelemahan diatas bisa menimbulkan perbedaan pemahaman
dalam kewajiban dalam memenuhi ketentuan perpajakannya. Perkembangan
jumlah UMKM di wilayah Jawa Tengah periode 2011-2012 mengalami
peningkatan sebesar 1,89% yaitu dari 67.616 UMKM menjadi 70.222 UKMK
pada tahun 2012. Sektor ekonomi UMKM yang memiliki proporsi unit usaha
terbesar adalah sektor perdagangan. Berkembangnya jumlah UMKM berdampak
juga pada pertumbuhan tenaga kerja sebesar 2,77 % di tahun 2012. Peningkatan
ini juga dialami UMKM di wilayah Semarang dan sekitarnya pada tahun 2012
terdapat sekitar 11.000 unit usaha yang tergolong sebagai Usaha Kecil. Usaha
Kecil ini dapat dikategorikan sebagai UMKM karena rata-rata omzet yang
diperoleh adalah masih dibawah 300 juta per tahun, dengan sektor perdagangan
sebagai usaha yang paling mendominasi.
Pemerintah kantor pajak labuan bajo akan dijadikan fokus bagi penulis
dalam melakukan penelitian. Dimana Pemerintah kantor pajak labuan bajo
merupakan salah satu daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki
perkembangan ekonomi yang pesat.
Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, Bangsa dan Negara melalui pengembangan
keseluruhan sistem penyelenggaraan Negara, sehingga perlu dana untuk
membiayai pembangunan tersebut melalui alokasi pendapatan Negara yang
salah satunya dari pajak. Pajak bagi Negara adalah salah satu sumber
penerimaan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara, baik
pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan (Suandy, 2011).
Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan salah satu sektor sewasta yang
relatif banyak sebagai potensi pemasukan pajak yang besar oleh pemerintah,
4
meskipun dengan omset yang kecil tetapi jumlahnya yang begitu banyak mampu
memberikan sumbangsih yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi. UMKM
merupakan salah satu fokus kerja Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk
menggali potensi penerimaan pajak. Guna mencapai tujuan itu, Kemenkeu terus
berupaya meningkatkan tingkat partisipasi pajak UMKM dengan menciptakan
ekosistem perpajakan yang ramah. Salah satu caranya adalah dengan
penerapan tarif yang mudah dan ringan bagi UMKM. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 46/2013 tentang Pajak Final UMKM, pemerintah telah
memberikan skema khusus berupa pajak penghasilan final 1 persen dari total
penghasilan yang diperoleh bagi UMKM dengan omset hingga Rp. 4,8 milliar.
Tak berhenti disitu, pada tahun 2018 pemerintah memberikan insentif spesial
bagi UMKM dengan menurunkan tarif tersebut hingga menjadi 0,25 persen
sebagai upaya merangkul partisipasi perpajakan UMKM agar menjadi lebih luas.
(Gustomo, 2018).
Selain itu, peran UMKM terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga
kerja tidak diragukan lagi. Namun, pada sektor perpajakan UMKM masih belum
mencerminkan kontribusi yang maksimal sebagaimana pengaruhnya terhadap
perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2014, kontribusi
penerimaan pajak dari PPh final UMKM kurang lebih Rp 2 trilliun. Asumsi UMKM
berkontribusi Rp 3.000 trilliun terhadap PDB, nilai itu masih relatif jauh dibawah
potensi perpajakan sebesar Rp 30 trilliun 1% dari kontribusi terhadap PDB
(Gustomo, 2018 dalam Suryani, dkk 2019: 33).
Kantor Pelayanan Pajak memiliki pengaruh penting dalam rangka
menegakkan fungsi pemerintah selaku pemungut pajak. Kantor Pelayanan Pajak
Pratama merupakan perkembangan dari modernisasi kantor pajak di lingkungan
5
Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan. KPP Pratama
Manggarai Barat dipilih menjadi bagian dari penelitian ini berdasarkan
pertimbangan bahwa penulis merasa tertarik untuk mengangkat salah satu isu
penting di bidang perpajakan salah satunya adalah pengenaan pajak bagi pelaku
UMKM. Adapun wilayah yang dipilih adalah Kabupaten Manggarai Barat salah
satu kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan berbagai
macam permasalahan yaitu terkait pengembangan sektor perekonomian di
Kabupaten Manggarai Barat memang telah ramai diperbincangkan, seperti
rencana pembangunan jalan baru, pelabuhan dan sebagainya. Semuanya itu
mengindikasikan semangat dari pemerintahan daerah khususnya pemerintah
Manggarai Barat untuk memajukan daerahnya dan memperkuat pengembangan
berbagai sektor terutama sektor ekonomi dan bisnis yang tumbuh dari industri-
industri padat karya dan yang utama adalah perkembangan sektor industri
UMKM. Sehingga tentunya perkembangan ini oleh pemerintah akan direspon
sebagai peningkatan penerimaan bidang pajak.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Pajak UMKM
Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama
Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah pajak sektor UMKM
berkontribusi terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur”?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kontribusi pajak sektor UMKM terhadap penerimaan pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai nilai manfaat dalam berbagai aspek,
antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran dan bahan
pertimbangan melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam rangka
menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan
ilmu, khususnya bidang perpajakan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan meningkatkan
pengetahuan penulis serta wawasan penulis mengenai kontribusi pajak
sector UMKM terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Manggarai Barat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
Teori Atribusi (Attribution Theory) dalam artikel ini digunakan sebagai dasar
melihat sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak. Robbins
(1996) menyebutkan persepsi seseorang untuk membuat penilaian sangatlah
dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal. Penyataan ini diperkuat oleh
Suyatmin (2004), perilaku internal adalah perilaku yang diyakini berada dibawah
kendali pribadi individu itu sendiri, sedangkan perilaku eksternal adalah perilaku
yang dipengaruhi dari luar artinya individu akan dipaksa berperilaku karena
situasi. Pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara
wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan yang telah ada. Wajib pajak
yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas cenderung akan
menjadi wajib pajak yang tidak taat. Kesimpulan yang dapat diambil adalah wajib
pajak paham benar akan sanksi administrasi dan sanksi pidana bila tidak
melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) dan tidak memiliki NPWP.
Wajib pajak akan patuh dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak
tergantung bagaimana petugas pajak tersebut memberikan pelayanan yang
terbaik kepada wajib pajak. Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, petugas
pajak harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman dibidang perpajakan.
Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dipatuhi, dengan kata lain sanksi
7
8
perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan (Mardiasmo 2006). Adanya kesadaran perpajakan berarti wajib pajak
telah memahami tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Wajib pajak
rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan dengan
cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah.
Dan Ada beberapa definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli
lainya yaitu :
a. “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”(Mardiasmo, 2008: 1).
b. Menurut Undang – Undang No. 28 Tahun 2007, “pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
c. Pengertian Pajak
Menurut Soemitro dalam (Mardiasmo, 2016:1) Pajak merupakan:
Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbale balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, memberikan pengertian tentang pajak
adalah sebagai berikut:
9
Pajak adalah kontribusi wajib Negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunaka untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Bedasarkan uraian diatas maka bisa dikatakan bahwa pajak adalah
kewajiban kepada Negara yang terutang oleh yang wajib membayarnya
bedasarkan undang-undang perpajakan yang bersifat memaksa untuk
membiayai pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan tetapi tidak ada jasa timbal balik dari
Negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum.
a. Fungsi Pajak
Agar pelaksanaan pajak dapat berjalan dengan baik, maka pajak
memiliki fungsi. Dimana fungsi pajak menurut Mardiasmo (2016:4)
terbagi menjadi dua antara lain:
1) Fungsi Budgetair/Financial
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi Mengatur/Regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Berdasarkan fungsi pajak yang di jelaskan di atas dapat di
simpulkan bahwah fungsi pajak terdapat dua jenis yaitu sumber
keuangan Negara untuk membiayai pengeluaran yang bertujuan bagi
masyarakat dan sumbangan keuangan Negara dan sebagai pengatur
10
dan melaksanakan kebijakan pemerintah pada bidang social dan
ekonomi.
b. Jenis-Jenis Pajak
Resmi (2017: 7), membagi jenis pajak menjadi tiga kelompok
yaitu:
1) Menurut Golongan:
a) Pajak Langsung, pajak yang harus dipikul atau ditanggung
sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain, pajak harus
mejadi beban Wajib Pajak yang bersangkutan.
b) Pajak Tidak Langsung, pajak pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
2) Menurut Sifat:
a) Pajak Subjektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan
keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang
memperhatikan keadaan subjeknya.
b) Pajak Objektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan
objeknya, baik berupa benda, keadaan, perbuatan, maupun
peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar
pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak
(Wajib Pajak) dan tempat tinggal.
11
3) Menurut Lembaga Pemungut:
a) Pajak Negara, pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada
umumnya.
b) Pajak Daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah,
baik daerah tingakat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II
(pajak kabupaten/kota), dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah masing-masing.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis pajak antara lain: a) Pajak menurut golongan (pajak langsung
dan pajak tidak langsung. b). Pajak menurut sifat (pajak subjektif dan
pajak objektif. c). Pajak menurut lembangan pengumungut (pajak
Negara dan pajak daerah).
c. Wajib Pajak
Pajak merupakan peranan penting untuk pembiayaan
pembangunan, dimana Wajib Pajak merupakan bagian dari
penerimaan pajak tersebut. Dengan kata lain tidak akan ada pajak
apabila tidak ada Wajib Pajak.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2
mendefinisikan Wajib Pajak sebagai berikut:
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan perpajakan. Orang Pribadi merupakan Subjek
12
Pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di
luar Indonesia.
Selanjutnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa:
Wajib pajak meliputi orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemungut pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan. Subjek pajak orang pribadi dalam
negeri menjadi wajib pajak apabila telah menerima atau memperoleh
penghasilan dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan
tidak wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Adapun yang
termasuk Wajib pajak dalam Negeri yaitu orang pribadi yang
bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh
tiga) hari dalam jangka waktu 12 bulan, Badan yang didirikan atau
bertempat kedudukan di Indonesia dan Warisan yang belum terbagi
menggantikan yang berhak.
d. Kriteria Wajib pajak
Wajib pajak harus memenuhi dua kriteria berdasarkan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan:
1) Wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan tidak termasuk
bentuk usaha tetap.
13
2) Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari
jasa sehubungan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak
lebih dari Rp. 4.800.000.000 dalam satu tahun pajak. Adapun
penghasilan jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas meliputi:
a) Pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai
dan aktuaris.
b) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama dan penari.
Sebagaimana telah diketahui banyak Wajib Pajak terdaftar yang
tidak memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena itu ada
beberapa istilah seperti Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Non
Efektif. Adapun pengertian Wajib Pajak Efektif adalah Wajib Pajak
yang memenuhi kewajiban perpajakannya, berupa memenuhi
kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan/atau
Tahunan sebagaimana mestinya. Sedangkan Wajib Pajak Non Efektif
adalah Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya.
e. Hak-Hak Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo (2016: 60), hak-hak Wajib Pajak adalah
sebagai berikut:
1) Mengajukan surat keberatan dan surat banding.
2) Menerima tanda bukti pemasukan SPT.
3) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan.
4) Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT.
14
5) Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran
pembayaran pajak.
6) Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan
dalam surat ketetapan pajak.
7) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
8) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi,
serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah.
9) Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban
pajaknya.
10) Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak.
11) Mengajukan keberatan dan banding.
f. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2016: 8-10) pemungutan pajak dapat
dilakukan berdasarkan tiga sistem antara lain:
1) Official Assessment System
Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang untuk Wajib Pajak. Ciri-cirinya adalah:
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada fiskus.
b) Wajib Pajak bersifat pasif.
c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
2) Self Assessment System
15
Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan
sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah:
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada Wajib Pajak.
b) Wajib Pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
4) With Holding System
With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
Wajib Pajak bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: Wewenang memotong dan
memungut pajak yang terutang pada pihak ketiga, yaitu pihak selain
fiskus dan wajib pajak.
g. Syarat Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2016: 4-5) agar pemungutan pajak tidak
menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-
undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam
perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum
dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak
16
bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran dan mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak.
2) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat
Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi
Negara maupun warganya.
3) Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat.
4) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus lebih
rendah dari hasil pemungutannya.
5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan
mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang
terbaru.
h. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2016: 5-6) terdapat lima teori yang
mendukung pemungutan pajak yaitu :
1) Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak
rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang
17
diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh
jaminan perlindungan tersebut.
2) Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin
besar kepentingan seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak
yang harus dibayar.
3) Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya
pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang.
Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu :
a) Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau
kekayaan yang dimiliki seseorang.
b) Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan
materil yang harus dipenuhi.
4) Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat
dengan Negaranya. Sebagai warga Negara yang berbakti, rakyat
harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai
suatu kewajiban.
5) Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya
memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga
masyarakat untuk rumah tangga Negara. Selanjutnya Negara akan
menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
18
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh
masyarakat lebih diutamakan.
1. UMKM
a. Pengertian UMKM
Definisi UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Bab 1 Pasal 1:
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.
Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan merupakan
anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
kecil atau Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan. Definisi UMKM menurut Kementrian Koperasi dan
UMKM dalam (Aufar, 2013: 8) adalah sebagai berikut:
Usaha Kecil (UK), termasuk usaha Mikro (UMI) adalah entitas
usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan
memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000.
19
Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha
milik warga Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp. 200.000.000 s.d. Rp. 10.000.000 tidak termasuk tanah
dan bangunan.
Berdasarkan definisi diatas dapat dikatakan bahwa UMKM adalah
usaha milik orang perorangan badan usaha yang bukan merupakan
anak atau cabang dari perusahaan lain dengan kriteria memiliki modal
usaha yang memiliki batasan-batasan tertentu.
b. Kriteria dan Ciri-Ciri UMKM
Kriteria usaha mikro menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
Pasal 6 mengenai UMKM Bab IV Pasal 6 adalah sebagai berikut:
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah menurut Undang-Undang
No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 mengenai UMKM Bab IV Pasal 6 adalah
sebagai berikut:
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua
miliar lima ratus juta rupiah)dan paling paling pajak Rp.
50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah).
20
c. Karakteristik UMKM
Menurut Timbunan (2012: 166), karakteristik yang melekat pada
UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri.
Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut:
1) Daya Tahan
Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-
satunya sumber penghasilan keluarga. Oleh karena itu pengusaha
kecil sangat adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam
lingkungan usaha.
2) Padat Karya
Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha
yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil
lebih memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada
penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.
3) Keahlian Khusus
UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang
membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan
pendidikan formal. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara
turun-temurun. Selain itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia
mempunyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah.
4) Jenis Produk
Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya
bernuansa kultur, yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri
21
dari masyarakat di masing-masing daerah. Contohnya seperti
kerajinan tangan dari bambu atau rotan, dan ukir-ukiran kayu.
5) Keterkaitan Dengan Sektor Pertanian
UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agrikultural
based karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam
skala kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.
6) Permodalan
Pada umumnya, pengusaha kecil menggantungkan diri pada uang
(tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal
untuk kebutuhan modal kerja.
Kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada kendala-kendala
yang dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang umumnya dialami
oleh UMKM adalah adanya keterbatasan modal, kesulitan dalam
pemasaran dan penyediaan bahan baku, pengetahuan yang minim
tentang dunia bisnis, keterbatasan penguasaan teknologi, kualitas
SDM (pendidikan formal) yang rendah, manajemen keuangan yang
belum baik, tidak adanya pembagian tugas yang jelas, serta sering
mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar
(Timbunan, 2012: 169).
d. Jenis-Jenis Usaha UMKM
kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut UU
Nomor 20 Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah asset dan
omset yang dimiliki oleh sebuah usaha.
22
Tabel 1.1 Kriteria UMKM
No Usaha Kriteria Aset Kreiteria Omset
1. Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2. Usaha Kecil > 50 Juta - 500
Juta > 300 Juta - 2,5 Miliar
3. Usaha Menengah
> 500 Juta - 10 Miliar
> 2,5 Miliar - 50 Miliar
Kegiatan usaha ada berbagai macamnya, di antaranya adalah
usaha jasa, usaha dagang, usaha industri pengolaan, usaha
pertanian, usaha peternakan, usaha perikanan, usaha tembang dan
galian, dan sebagainya. Usaha jasa adalah suatu jenis kegiatan
usaha untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam bidang jasa.
Termasuk usaha jasa misalnya jasa angkutan, warung telepon, jasa
dokter, jasa rumah sakit, bioskop, siaran televisi dan radio, dan
sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan jumlah UMKM dari tahun ke tahun tidak menentu, hal
tersebut dikarenakan krisis ekonomi yang menyebabkan para pelaku
usaha pada sektor UMKM banyak yang berhenti berusaha. Namun
sejak krisis ekonomi di indonesia mulai pulih, maka perkembangan
UMKM Indoensia mencapai 52, 769 juta unit usaha atau 99,99 persen
terhadap total unit usaha di Indonesia.
B. Tinjauan Emperis
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan
membaca penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
untuk menjaga keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan
23
penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Ridho Oktri Yanda, dkk
(2016)
Kontribusi Penambahan
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Baru
Hasil Kegiatan Ekstensifikasi pada Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Kepanjen)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah WP OP terdaftar setiap tahunnya di KPP Pratama Kepanjen. Melalui sumbangan yang diberikan oleh penerimaan dari WP OP Baru maka kontribusinya dapat diukur. Kontribusi yang ditunjukkan dari penerimaan PPh OP Baru pada total penerimaan PPh OP dalam kurun waktu empat tahun terakhir (2012-2015) masih tergolong sangat kurang, yaitu dengan rata-rata kontribusi sebesar 7,50%.
2. Deddy Dariansyah S.
(2016)
Penerapan Pajak Penghasilan (PPh)
Final Terhadap Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM)
Berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2016 jumlah Wajib Pajak Badan untuk kategori peredaran bruto tertentu 4.804 usaha, kemudian jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi 4.371 orang. dari data tersebut Wajib Pajak UMKM tadi telah melaksanakan peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 atas Pajak Penghasilan Final 1% dari perhitungan peredaran bruto setiap bulannya, agar Wajib Pajak tersebut dapat mendapatkan fasilitas Pajak Penghasilan Final, dengan mengajukan permohonan (SKB) atas pemotongan/pemungutan pajaknya pada Kantor Pelayanan Pajak Kramat Jati terdaftar sebagai Wajib Pajak Pengusaha Kecil.
24
No. Nama
Peneliti/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
3. Tatik (2018) Potensi Kepatuhan Pembayaran Pajak Pada Pelaku Umkm (Usaha Mikro Kecil
dan Menengah) Pasca Penerbitan
Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2018 (Studi Kasus Pada UMKM di Kabupaten Sleman Yogyakarta)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan Wajib Pajak sebesar -2,43% dari rata-rata pertumbuhan wajib pajak antara sebelum penerapan dan setelah penerapan PP. No. 46/2013, hal ini menunjukkan bahwa upaya Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan potensi penerimaan pajak, secara khusus penerimaan pajak yang berasal dari sektor UMKM sesuai dengan ketetentuan PP.No. 46/2013 (PPh PP.No. 46/2013) belum
tercapai dengan baik. Kontribusi PPh PP.No. 46/2013 terhadap penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) selama kurun waktu 42 bulan sejak diterapkannya PP.No. 46/2013, meningkat meskipun secara rata-rata masih dalam kategori sangat kurang, yakni sebesar 2,58%.
4. Rizki Kurniawan (2014)
Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Usaha
Kecil Menengah (UKM) Pada Rumah
Makan Palupi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik rumah makan palupi sudah memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak dalam hal pembayaran Pajak Restoran sebesar 10% (Perda No. 4 tahun 2011). Akan tetapi, Pemilik Rumah
25
No. Nama
Peneliti/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
Makan Palupi tidak memenuhi kewajiban pajaknya dari segi Pajak Penghasilan (PPh 21) dan Pajak Penghasilan UMKM (PP No.46 tahun 2013 sebesar 1%) dikarenakan kurangnya sosialisasi dari Dirjen Pajak mengenai pajak penghasilan (PPh 21) dan
pajak penghasilan UMKM (PP No.46 tahun 2013 sebesar 1%).
5. Riza Alhusna Nursheha
(2014)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan Pajak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan yang dilakukan KPP Pratama Semarang Tengah Dua efektif dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak. Kemudian pelaksanaan pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa yang dilakukan KPP Pratama Semarang Tengah Dua berhasil mencairkan tunggakan pajak yang terutang, sehingga meningkatkan penerimaan pajak. Dari hasil uji analisis regresi sederhana dikatakan bahwa, pencairan tunggakan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Sehingga karena keberhasilan pelaksanaan modernisasi sistem dan pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa membuat penerimaan pajak di KPP Pratama Semarang Tengah Dua semakin tahun semakin meningkat.
6. Hasbi Rifqiansyah
Analisis Efektivitas dan Kontribusi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektivitas
26
No. Nama
Peneliti/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
(2014) Penagihan Pajak Aktif Terhadap
Pencairan Tunggakan Pajak
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang
Utara).
penagihan pajak aktif secara keseluruhan belum dikatakan efektif, selain itu kontribusi penagihan pajak aktif terhadap pencairan tunggakan secara keseluruhan pajak aktif masih sangat kurang.
7. Sofyan M. Punono, dkk
(2015)
Analisis Efektivitas dan Kontribusi
Penerapan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Terhadap Penerimaan Pajak di
Kota Gorontalo (Studi Kasus pada
KPP Pratama Gorontalo)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas daripada penerapan PP/46/2013 selama satu tahun terakhir mengalami flluktuasi. Dilihat dari sisi penambahan wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak secara keseluruhannya masih tergolong tidak efektif. Kontribusi PP/46/2013 terhadap penerimaan pajak keseluruhannya untuk tahun 2014 tergolong cukup.
8. Kalis Yuonoputro
(2016)
Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak
Pada Sektor UMKM dan
Perkembangannya di Kabupaten
Kulonprogo (Studi Kasus Pada KPP Pratama Wates,
Yogyakarta).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi penerimaan pajak pada sektor UMKM di Kabupaten Kulonprogo yang meningkat tiap tahunnya dimana pada tahun 2013 tingkat kontribusinya sebesar 0,22 persen, pada tahun 2014 tingkat kontribusinya sebesar 1,71 persen, pada tahun 2015 tingkat kontribusinya sebesar 1,95 persen. Tingkat pertumbuhan penerimaan pajak untuk sektor ini juga semakin meningkat yaitu mencatatkan laju pertumbuhan terbesar pada periode 2013-2014 sebesar 683,4 persen dan 15,75 persen pada periode 2014-2015.
9. Andre De Jesus Dos Santoso
Kontribusi Pajak Penghasilan dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
27
No. Nama
Peneliti/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
(2014) Pajak Upah Terhadap
Pendapatan Nasional Pada Kantor Dinas
Pendapatan Timur Leste (Tahun 2004-
2013)
variabel pajak penghasilan dan pajak upah berpengaruh positif terhadap pendapatan Nasional pada tahun 2004-2013. Berdasarkan uji signifikan parsial bahwa variabel pajak penghasilan berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel pajak upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nasional.
10. Juliana Khairiana
Harahap (2017)
Analisis Kontribusi UMKM Terhadap Pengembangan
Wilayah di Kecamatan Medan Johor Kota Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa UMKM berperan dalam penyerapan tenaga kerja karena memiliki rata-rata penyerapan tenaga kerja responden penelitian sebanyak 7,37 orang (604/82). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor modal jumlah tenaga kerja, tempat usaha, pendidikan formal, dan legalitas badan usaha secara simultan mempengaruhi pendapatan UMKM di Kecamatan Medan Johor Kota Medan.
C. Kerangka Pikir
Sebagai warga Negara, sudah sepantasnya untuk turut dan ikut
berperan serta dalam pembangunan Negara. Pajak sebagai iuran wajib yang
dibebankan kepada warga yang bersifat memaksa, dalam artian pajak
merupakan kewajiban bagi setiap warga Negara. Berdasarkan UU KUP No.
28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang
tertuang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
28
Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi kemakmuran rakyat. Dengan hal
tersebut, jelaslah bahwa fungsi pajak tersebut sangatlah penting untuk
mejalankan roda pemerintahan, tanpa pajak maka roda pemerintahan akan
terganggu atau malah berhenti.
Warga Negara yang memiliki penghasilan atau usaha, maka diwajibkan
untuk membayar pajak dari penghasilan yang didapat. Pajak penghasilan
merupakan jenis pajak subjektif yang kewajiban pajaknya melekat pada
subjek pajak yang bersangkutan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh
masyarakat adalah usaha dalam sektor UMKM.
Kebijakan insentif PPh bagi pelaku UMKM merupakan salah satu
fasilitas fiskal yang diberikan oleh pemerintah kepada pelaku UMKM untuk
mendorong potensi/ aktivitas sektor UMKM. Pengenaan tarif pajak final lama
bagi UMKM sebesar 1 persen dinilai memberatkan pelaku UMKM dan sering
dikeluhkan oleh pelaku UMKM. Kebijakan insentif pajak UMKM memberikan
keringanan pajak bagi pelaku UMKM dengan potongan pajak sebesar 0,5%.
Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan para pelaku usaha UMKM dapat
berkontribusi dalam meningkatkan penerimaan pajak Negara.
Berdasarkan kerangka pikir yang telah penulis jabarkan di atas,
kemudian penulis gambarkan dalam kerangka pemikiran seperti terlihat
sebagai berikut:
29
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Berdaskan data kerangka pemikiran di atas, adapun penjelasannya sebagai
berikut:
1. KPP Pratama Manggarai yaitu: Kantor Pelayanan Pajak(KPP) Mikro
adalah serangkaian kegiatan menguji efektivitas dan Optimalisasi atas
KPP Pratama Manggarai
Barat
Wajib Pajak
Sektor UMKM
Kontribusi Pajak Penerimaan Pajak
Analisis
Hasil/Temuan
30
pengembangan KP2KP melalui alternatif organissasi dan tata kerja
kantor yang berbeda untuk mendapat hasil atau kinerja yang lebih baik
2. Wajib Pajak yaitu: orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan perpajakan . Orang Pribadi merupakan Subjek Pajak yang
bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia.
3. Sektor Pajak yaitu: iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
4. Konstribusi Pajak yaitu: sumbangan terhadap pendatpatan asli daerah.
5. Penerimaan Pajak Yaitu: sumber penerimaan yang dapat diperoleh
secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai
kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat.
6. Analisis Yaitu: proses pemecahan suatu masalah menjadi bagian-
bagian kecil sehingga bisa lebih muda dipahami.
7. Hasil/Penemuan yaitu: inti dari laporan penelitian.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. (Sugiono, 2011: 14).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manggarai
Barat yang berlokasi di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
Penelitian yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan sesuai dengan
jadwal sebagaimana pada tabel 3 berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Kegiatan
2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
Ulusan Judul
Pembuatan Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan Proposal
Pelaksanaan Penelitian
32
Pengolahan Data,
Analisis dan
Penyusunan Laporan
Seminar Hasil
Perbaikan Laporan
C. Definisi Operasional Variabel
8. Kontribusi pajak sektor UMKM merupakan sumbangan yang diberikan
oleh Wajib Pajak (UMKM) yang memiliki peredaran bruto yang berasal
dari penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak yang memilik
peredaran bruto tertentu.
9. Penerimaan pajak merupakan gambaran partisipasi masyarakat dalam
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
Negara.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011: 117).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai data
jumlah penerimaan pajak, target dan realisasi yang diterima dari sektor
UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manggarai
Barat Nusa Tenggara Timur pada periode 2017-2018.
33
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh
populasi (Sugiyono, 2011: 118). Dalam penelitian ini teknik pengambilan
sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan sampel jenuh.
Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil
semua dari anggota populasi untuk dijadikan sampel.
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keseluruhan dari jumlah populasi yaitu mengenai data jumlah penerimaan
pajak, target dan realisasi yang diterima dari laporan pajak pada periode
2017-2018.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif.
a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk bilangan atau
angka.
b. Data kualitatif, merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk
pernyataan, uraian dan kalimat-kalimat yang berhubungan dengan
penelitian seperti wawancara dengan Seksi Pengolahan Data dan
Informasi.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
34
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli seperti hasil wawancara mengenai sejarah singkat Kantor
Penerimaan Pajak Pratama Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur, struktur organisasi, visi misi dan
tujuan dan data-data pendukung lainnya.
b. Data sekunder adalah jenis data berupa jumlah UMKM Wajib Pajak
dan data jumlah penerimaan pajak sektor UMKM yang disajikan
dalam bentuk angka.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Library Research (Penelitian Pustaka)
Teknik pengumpulan data dengan library research dilakukan guna
memperkuat fakta untuk membandingkan perbedaan atau persamaan
antara teori dan hasil penelitian terkait masalah kontribusi pajak sektor
UMKM terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Prata
Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur.
2. Field Research (Penelitian Lapangan)
Teknik pengumpulan data dengan field research dilakukan dengan
melibatkan diri ke lapangan untuk memperoleh data yang konkrit
mengenai masalah kontribusi pajak sektor UMKM terhadap penerimaan
pajak di Kantor Pelayanan Pajak Prata Manggarai Barat Nusa Tenggara
Timur. Adapun teknik pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Dokumentasi
35
Menurut Sugiono (2011: 329), dokumentasi merupakan:
Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya
karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Pengumpulan data yang dilakukan penulis berupa data dokumentasi,
yaitu data jumlah penerimaan pajak sektor UMKM, serta target dan
realisasi yang diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manggarai
Barat Nusa Tenggara Timur.
b. Wawancara
Selain dokumentasi, penulis juga menggunakan data wawancara
untuk melengkapi data yang yang dibutuhkan.
Menurut Sugiono (2011: 217):
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report,
atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau pada keyakinan pribadi
(Sugiono, 2011: 317).
Adapun wawancara dalam penelitian yaitu dengan pihak KPP
Manggarai Barat melalui pimpinan atau karyawan yang memiliki
wewenang untuk memberikan data yang diperlukan oleh penulis dalam
hal ini adalah Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
36
G. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka
menemukan dan memperoleh temuan-temuan untuk mendapatkan hasil
penelitian. Hal ini disebabkan, data yang akan digunakan menuntun penulis
ke arah temuan ilmiah, bila di analisis dengan teknik-teknik yang tepat dan
sesuai.
Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun tabel penerimaan pajak UMKM tahun anggaran 2017-2018.
2. Menghitung dan menyusun tabel analisis kontribusi penerimaan pajak
serta mengetahui apakah pajak sektor UMKM berkontribusi terhadap
penerimaan pajak Negara dan seberapa besar kontribusi Pajak pada
sektor UMKM tersebut, maka digunakan rumus sebagai berikut:
Untuk melihat kriteria kontribusi pajak terhadap penerimaan pajak
Negara, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Presentase Kontribusi
Persentase (%) Kriteria
< 60% Sangat Kurang
60 - 70% Kurang
70 - 80% Sedang
80 - 90% Cukup Baik
90 - 10% Baik
> 100% Sangat Baik
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum UMKM Kota Labuan Bajo
Sejarah Berdirinya KP2KP Labuan Bajo Kantor Penyuluhan dan
Pelayanan Konsultasi Perpajakan KP2KP Labuan Bajo dibentuk oleh Sri Mulyani
Indrawai(menteri Keuangan) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
67/PMK.01/2018 tanggal 06 Mei 2018. KP2KP Labuan Bajo berada dalam
wilayah pelayanan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ruteng. KP2KP
Labuan Bajo khusus melayani masyarakat yang berada di wilayah administrasi
pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Sedangkan KPP Pratama Ruteng
melayani Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Timur dan
Kabupaten Manggarai.
KP2KP Labuan Bajo secara resmi mulai beroperasi di Kabupaten
Manggarai Barat Pada bulan Juli tahun 2008. KP2KP Labuan Bajo menempati
sebuah Ruko yang berlokasi di Jalan Pantai Pede Nomor 3A Labuan Bajo.
Lokasinya Cukup strategis sehingga memudahkan pelayanan terhadap
masyarakat.
1. Visi, Misi dan Moto UMKM Labuan Bajo
Adapun Visi KP2KP Labuan bajo adalah “Menjadi institusi pemerintah
yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif,
efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang
tinggi demi kedaulatan dan kemandirian Negara” sedangkan Misinya adalah
37
38
“Menyelenggaraan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-
Udang perpajakan secara adil dalam rangka membiyai penyelenggaraan Negara
demi kemakmuran rakyat” dan Motonya adalah “Integritas kami, solusi kepuasan
anda”
Adapun tabel kepengurusan pajak UMKM pada KP2KP Labuan Bajo
Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.2
struktur kepengurusan mikro labuan bajo
39
2. Susunan Tim Pelaksana terdiri dari Susunan Dan Rincian Tugas
Tim KPP MIKRO:
a. Penanggung Jawab : Kepala Kanwil DJP Induk.
b. Supervisor : Kepala KPP Pratama Induk.
c. Ketua Tim Pelaksana : Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang ditunjuk sebagai lokasi Uji
Coba.
d. Ketua Subtim Penyuluhan, Pendaftaran, dan Pelayanan : Pelaksana
pada KP2KP yang ditunjuk sebagai lokasi Uji Coba yang memiliki
jabatan Pengelola Penyuluhan Tk.I/Tk.II/Tk.III atau Customer Service
Tk.II/Tk.III atau Penyaji Data Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Perpajakan Senior atau Jabatan Fungional Penyuluh.
e. Ketua Subtim Pengawasan dan Ekstensifikasi : Pelaksana pada
KP2KP yang ditunjuk sebagai lokasi Uji Coba yang memiliki jabatan
Pengelola Penyuluhan Tk.I/Tk.II/Tk.III atau Customer Service
Tk.II/Tk.III atau Penyaji Data Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Perpajakan Senior.
f. Ketua Subtim Pendukung : Pelaksana pada KP2KP yang ditunjuk
sebagai lokasi Uji Coba yang memiliki jabatan Bendahara atau
Penyuluhan Tk.I/Tk.II/Tk.III atau Customer Service Tk.II/Tk.III atau
Penyaji Data Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
Senior.
g. Anggota Subtim Penyuluhan, Pendaftaran, dan Pelayanan :
Pelaksana pada KP2KP yang ditunjuk sebagai lokasi Uji Coba yang
40
memiliki jabatan Pengelola Penyuluhan Tk.II/ Tk.III atau Customer
Service Tk.II/ Tk.III/ Tk.IV/ Tk.V atau Penyaji Data Pelayanan,
Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan Senior/Junior atau Penata
Usaha Senior/ Junior/ Pemula, dengan jumlah minimal sebanyak 3
(tiga) orang.
h. Anggota Subtim Pengawasan dan Ekstensifikasi : Pelaksana pada
KP2KP yang ditunjuk sebagai lokasi Uji Coba yang memiliki jabatan
Pengelola Penyuluhan Tk.II/ Tk.III atau Customer Service Tk.II/ Tk.III/
Tk.IV/ Tk.V atau Penyaji Data Pelayanan, Penyuluhan, dan
Konsultasi Perpajakan Senior/ Junior atau Penata Usaha Senior/
Junior/ Pemula, dengan jumlah minimal sebanyak 3 (tiga) orang.
i. Anggota Subtim Pendukung : Pelaksana pada KP2KP yang ditunjuk
sebagai lokasi Uji Coba yang memiliki jabatan Customer Service
Tk.IV atau Penyaji Data Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Perpajakan Senior/Junior atau Penata Usaha Senior/ Junior/ Pemula,
dengan jumlah minimal sebanyak 1 (satu) orang.
3. Manfaat UMKM terhadap penerimaan Pajak
Usha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai peranan penting
dalam pembayaran pajak demi tercapaianya penerimaan Negara.
Dalam beberapa tahun terakhir sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) telah menjadi sumber penggerak ekonomi yang ada di Labuan
Bajo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Langkah yang digunakan Pemerintah guna mendorong tingkat kontribusi
pajak UMKM terhadap penerimaan pajak yaitu dengan cara penerapan
tarif pajak yang mudah dan ringan bagi Usaha Mikro Kecil dan
Darmono
198005122000011001
Kepala Kantor KPP Mikro Labuan Bajo
Andita Zulny Riskatama
199206042014111002
Ketua Subtim Pengawas dan Ekstensifikasi
Pikanthi Pitaning Loka
19961013 201801 2 004
Anggota Subtim PE
Imran Suka
19920910 201310 1 002
Anggota Subtim PE
Aulia Achmad Anindita
19951005 201512 1 002
Anggota Subtim PE
Arkadius Yansen Jaka Manto
198601262006021003
Ketua Subtim Pendukung
Hafidz Azwar Yusanvok 19971014 201612 1 003
Anggota Subtim Pendukung
Maharani Puspita Sari 20000415 201812 2 002
Anggota Subtim Pendukung
Agnes Maria Matilda Sodanango
199308032013102001 Ketua SubtimPenyuluhan,
Pendaftaran, dan Pelayanan
Febiana Hoar Seran 19920222 201310 2 001
Anggota Subtim Penyuluhan, Pendaftaran, dan Pelayanan
Sunu Arief Dharmawan 19980311 201801 1 004
Anggota Subtim Penyuluhan, Pendaftaran, dan Pelayanan
Muhammad Nur Hidayatullah 19971121 201801 1 002
Anggota Subtim Penyuluhan, Pendaftaran,
dan Pelayanan
41
Menengah. Selain itu, menciptakan perpajakan yang ramah bagi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), bukan hanya dilakukan dengan
memberikan tarif pajak yang rendah. Langkah-langkah tersebut
merupakan wujud nyata untuk menciptakan pajak yang ramah untuk
mitra UMKM. Dengan berbasis rasa saling percaya dan semangat
kontribusi itulah, pajak menjadi instrumen dalam mendorong
perekonomian nasional. Dan dalam sektor UMKM, pajak mencoba hadir
secara membumi bagi UMKM. Sehingga diharapkan mampu
meningkatkan UMKM untuk tidak hanya ada dominan dalam
mengembangkan perekonomian Bangsa, namun juga bisa memberikan
sumbangsihnya untuk turut bergotong-royong membangun Negara
yang adil, makmur, dan berdaulat melalui pajak. Akan tetapi masih ada
para pengusaha UMKM kesulitan dalam melaporkan besaran pajak
UMKM yang akan mereka bayarkan.
4. Deskripsi data
Penelitian ini dilakukan pada KP2KP Labuan Bajo Kabupaten
Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada penelitian ini
adapun jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun
2017-2018 yang terdaftar di kantor Pajak Labuan Bajo adalah sebagai
berikut: Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun
2017 yang terdaftar di Kantor Pajak Labuan Bajo sebanyak 588 Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sedangkan pada tahun 2018
sebanyak 720 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan
jumlah penerimaan pembayaran wajib Pajak selama satu periode pada
tahun 2017 yang terdaftar di Kantor Pajak Labuan Bajo sebesar Rp.
42
6.482.696.565 sedangkan pada tahun 2018 jumlah penerimaan
pembayaran wajib pajak selama satu periode yang terdaftar di Kantor
Pajak Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara
Timur sebesar Rp. 8.046.238.809.
Harapan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aspek
pembayaran dan pencatatan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak dengan
obyek UMKM di Wilayah Labuan Bajo. Pencatatan yang diteliti termasuk
pencatatan atas pembayaran Wajib Pajak pada saat melakukan pembayaran
pajak penghasilan atas usahanya yang dijalankan.
B. Pembahasan Penelitian
1. Wajib Pajak
Definisi dari kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi saat wajib pajak
memahami ketentuan perpajakan dan melaksanakannya dengan baik dan benar.
Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh
pada terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak di KPP Pratama
Manggarai Barat.
Dalam penelitian Cahyono dalam Pamuji (2014) menjelaskan bahwa
“wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan dengan jelas
cenderung akan menjadi wajib pajak yang tidak taat”. Artinya, dalam
meningkatkan kepatuhan dalam perpajakan, pemahaman peraturan perpajakan
yang baik dan benar diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Jika
pemahaman peraturan perpajakan wajib pajak UMKM meningkat, maka
kepatuhan wajib pajak UMKM dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya
juga akan meningkat.
43
Salah satunya dalam sektor UMKM, pemerintah telah menetapkan daerah
Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur menjadi salah
satu dari lima destinasi super perioritas dengan jumlah Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Kepatuhan dalam membayar pajak dan khususnya para
pelaku UMKM, hal ini terbukti dengan pemaham UMKM terhadap wajib pajak kini
terus meningkat dari tahun 2017-2018. Untuk lebih dari hasil dalam penelitian ini
tentang jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah Wajib Pajak yang terdaftar di
KP2KP Labuan Bajo disajikan dalam tabel sebagai berikut ini :
Tabel. 5.1 Jumlah Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Terdaftar
di Labuan Bajo
Tahun Jumlah UMKM
2017 588
2018 720
Dari uraian tabel di atas adapun UMKM yang terdaftar di Kantor Pajak
Labuan Bajo pada tahun 2017-2018 adalah sebagai berikut: Jumlah Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2017 yang terdaftar di Kantor Pajak
Labuan Bajo sebanyak 588 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 720 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM).
Berdasarkan uraian tabel diatas kita dapat diketahui bahwa Kontribusi
Pajak UMKM terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Penerimaan Pajak
Pratama Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur setiap
tahunnya mengalami peningkatan dengan total keseluruhan dari tahun 2017-
2018 yakni sebesar 1308, maka dapat dikatakan bahwa Kontribusi Pajak UMKM
44
Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama Manggarai
Barat Nusa Tenggara Timur sangat berkontribusi.
2. Sektor UMKM
Perekonomian Indonesia sesungguhnya secara riil digerakkan oleh para
pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kelompok usaha ini merupakan
penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar di Indonesia.Dari
besarnya penerimaan negara yang berasal dari sektor UMKM, maka saat ini
Pemerintah mulai melirik sektor swasta yang dipastikan memiliki potensi yang
besar untuk pemasukan pajak, yaitu dari UMKM.
Sektor UMKM merupakan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah
asset dan omset yang dimiliki oleh sebuah usaha.
Tabel 6.1 Kriteria UMKM
No Usaha Kriteria Aset Kreiteria Omset
1. Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2. Usaha Kecil > 50 Juta - 500
Juta > 300 Juta - 2,5 Miliar
3. Usaha Menengah
> 500 Juta - 10 Miliar
> 2,5 Miliar - 50 Miliar
Kegiatan usaha ada berbagai macamnya, di antaranya adalah usaha
jasa, usaha dagang, usaha industri pengolaan, usaha pertanian, usaha
peternakan, usaha perikanan, usaha tembang dan galian, dan sebagainya.
Usaha jasa adalah suatu jenis kegiatan usaha untuk melayani kebutuhan
masyarakat dalam bidang jasa. Termasuk usaha jasa misalnya jasa angkutan,
warung telepon, jasa dokter, jasa rumah sakit, bioskop, siaran televisi dan radio,
dan sebagainya.
45
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan jumlah UMKM dari tahun ke tahun tidak menentu, hal tersebut
dikarenakan krisis ekonomi yang menyebabkan para pelaku usaha pada sektor
UMKM banyak yang berhenti berusaha. Namun sejak krisis ekonomi di indonesia
mulai pulih, maka perkembangan UMKM Indoensia mencapai 52, 769 juta unit
usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia.
Perkembangan dalam sektor UMKM di Kabupaten Manggarai Barat juga
selalu mengalami peningkatan, pada bagian ini menyajikan informasi mengenai
lamanya usaha yang didirikan responden. Adapun besarnya persentase lama
usaha responden disajikan pada diagram lingkaran di bawah ini :
Gambar 3.1 Diagram Berdasarkan Lama Usaha
Berdasarkan gambar di atas, hasil identifikasi keadaan lama usaha
kisaran 1-3 tahun menunjukkan bahwa 53%, lama usaha kisaran 4-7 tahun
sebanyak31% dan lama usaha kisaran lebih dari 7 tahun menunjukkan
sebanyak16%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
1-3 Tahun 53% 4-7 Tahun
31%
< 7 Tahun 16%
Diagram Lama Usaha
46
lama usaha responden lebih 1-3 tahun, yang berarti dalam sektor UMKM di
Kabupaten Manggarai Barat mengalami peningkatan yang sangat baik.
Kemudian dari hasil penelitian UMKM di Kabupaten Manggarai Barat terus
meningkat. Peningkatan jumlah UMKM dalam waktu dua tahun terkahir
mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut merupakan kesadaran pemilik
UMKM dalam memenuhi wajib perpajakan. Hal terbut dibuktikan dengan
kesadaran pemilik UMKM yang melaporkan usahanya di kantor pelayanan pajak
pratama di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, dapat kita lihat pada tabel
6.1 dibawah ini yakni, sebagai berikut:
Tabel 6.1 Jenis dan Jumlah UMKM yang Melapor di KPP Labuan Bajo
Kabupaten Manggarai Barat
No Jenis UMKM Yang Melapor di KPP Labuang Bajo Kab. Manggarai Barat
Tahun Peningkatan Jenis dan Jumlah UMKM dalam (%)
2017 2018
1 Sektor Makanan dan Minuman 117 144 20%
2 Sektor Jasa 58 72 10%
3 Sektor Perdagangan 88 108 15%
4 Sektror Parawisata 235 288 45%
5 Kerajinan dan Kesenian 29 36 5%
6 Perikanan dan Nelayan 29 36 5%
Jumlah 588 720 100%
Sumber : KPP Labuan Bajo ( Data Diolah Peneliti, 2020).
Berdasarkan tabel 6.1 menunjukkan bahwa UMKM dari berbagai sektor
mengalami peningkatan dari 2 tahun terakhir. Unit sektor dari berbagai UMKM
yang melaporkan jenis usahanya pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama
Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur setiap tahunnya
mengalami peningkatan dengan total keseluruhan dari tahun 2017-2018 yakni
47
sebesar 1308. Pada tahun 2017 UMKM yang tercatat sebesar 588 dan pada
tahun 2018 tercatat 720. Dalam sektor makanan dan minuman mengalami
jumlah persen yang cukup meningkat yakni 20%, hal ini terbukti peningkatan
jumlah UMKM yang tercatat di sekto makanan dan minuman yakni pada tahun
2017 UMKM yang melaporkan jenis usahanya di KPP Labuang Bajo terhitung
117, lalu pada tahun 2018 naik sebesar 144. Kemudian pada sektor pariwisata
dapat kita lihat pada tabel diatas yang menunjukkan bahwa jenis dan jumlah
UMKM yang melapor di KPP Labuang Bajo sangatlah signifikan yakni dengan
presentasi 45% dengan jumlah pada tahun 2017 UMKM di sektor pariwisata
terdiri dari 235, kemudian ditahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 288
jenis dan jumlah UMKM yang melapor di KPP Labuang Bajo.
Hal ini membuktikan bahwa UMKM di Kabupaten Manggarai Barat
sangat berkontrobusi untuk pendapatan daerah jika keseluruhan UMKM
melakukan kesadaran wajib pajak sehingga sangat efektif untuk daerah masing
masing dan seluruh pemeritah khususnya KPP Labuang Bajo dapat mengawasi
dan memberikan arahan kepada pelaku UMKM.
3. Kontrobusi Pajak
Dalam hal perpajakan yang kita ketahui bahwa penerimaan perpajakan
merupakan penyumbang terbesar pada kompenen pendapatan Negara. Dalam
UU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1),
menjelaskan bahwa pajak adalah kontrubusi Wajib kepada Negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
48
Salah satu penerapan pemerintah adalah menerapkannya kepatuhan wajib pajak
kepada pelaku UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan
kategori bisnis berskala kecil yang dipercaya mampu memberikan kontribusi
terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku UMKM
sangat berkontrubusi dalam pendapatan daerah.
Salah satunya dari sektor pariwisata yang sangat berkontrobusi dalam
sebuah daerah masing-masing. Hal ini dapat kita lihat pada tabel 6.1
sebelumnya, UMKM yang melaporkan dirinya yakni pada tahun 2017 sebesar
235 UMKM yang terdaftar di KPP labuang bajo, sedangkan pada tahun 2018
naik sebesar 288 UMKM yang terdaftar khususnya di sektor parawisata. Sektor-
sektor pariwisata yang berpotensi dalam menghasilkan devisa dan pendapatan
bagi daerah yaitu jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan, serta
tingkat hunian hotel.
Tabel 7.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca Negara dan Domestik di
Kabupaten Manggarai Barat (dalam ribu jiwa)
Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan
2017 111.773
2018 150.300 Sumber: BPS Kabupaten Manggarai Barat (Data diolah peneliti (2020)
Berdasarkan tabel 6.2 diatas menunujakan jumlah kunjungan wisatawan
Mancanegara dan Nusantara di Kabupaten Manggarai Barat selama dua tahun
terakhir selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya, dan dapat dilihat dari
tahun 2017 sampai dengan tahun 2018. Tahun 2017 meningkat menjadi
111.749, dan pada tahun 2018 naik sebesar 150.300 orang. Trend pertumbuhan
jumlah kunjungan wisatawan yang positif ke Kabupaten Manggarai Barat
membawa dampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Manggarai Barat.
49
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Manggarai barat yang berdampak
positif, kini dapat memberikan kontrubusi pajak yang sangat baik bagi daerahnya
sendiri. Kontrubusi ini dapat kita lihat pada tabel 7.2 dibawah ini yakni:
Tabel 8.1 Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara dan Domestik Di
Kabupaten Manggarai Barat (dalam hari)
Tahun Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan
2017 2018
6,1 6,2
Sumber: BPS Kabupaten Manggarai Barat (Data diolah peneliti (2020)
Berdasarkan pada tabel 7.2 di atas menunjukkan bahwa Lama tinggal
wisatawan baik mancanegara maupun domestik di Kabupaten Manggarai Barat
mengalami fluktuasi, pada tahun 2017 menjadi 6,1 hari, dan pada tahun 2018
naik menjadi 6,2 hari.
Kontrubusi pajak khususnya dalam sektor pariwisata selalu menjadi
Trend kenaikan yang positif dari tingkat hunian hotel menyebabkan kenaikan
pada pendapatan asli daerah Kabupaten Manggarai Barat melalui mekanisme
pajak hotel yang diterima oleh daerah. Dibawah ini adalah tabel 7.3 Tingkat
Hunian Hotel Di Kabupaten Manggarai Barat (dalam persen):
Tabel 9.1 Tingkat Hunian Hotel Di Kabupaten Manggarai Barat (dalam persen
Tahun Tingkat Hunian Kamar Hotel
2017 2018
2,02 % 2,04 %
Sumber: BPS Kabupaten Manggarai Barat (Data diolah peneliti (2020)
Pada tabel 7.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat hunian hotel di
Kabupaten Manggarai Barat selalu mengalami trend kenaikan yang positif. Pada
tahun 2017 naik menjadi 2,02 persen, dan pada tahun 2018 naik menjadi 2,04
persen. Trend kenaikan yang positif dari tingkat hunian hotel menyebabkan
kenaikan pada pendapatan asli daerah Kabupaten Manggarai Barat melalui
50
mekanisme pajak hotel yang diterima oleh daerah. Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan, dan tingkat hunian hotel di
Kabupaten Manggarai Barat menyebabkan penigkatan pada pendapatan asli
daerah bidang pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat sehingga
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Barat.
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) ini dinilai sangat memberikan
dampak kontrubusi dalam perpajakan karena dinilai sangat efesien, khususnya
pada sektor pariwisata menunjukkan kontrubusinya melalui jumlah kunjungan
wisatawan yang dari tahun ketahun mengalami peningkatan.
4. Penerimaan Pajak
Berdasarkan hasil analisi peneliti dalam pelaksanaan pemungutan Pajak
di kabupaten Manggarai Barat telah dilakukan secaran maksimal meskipun
dalam penerimaan pembayaran wajib pajak menemui hambatannya yakni salah
satunya kurangnya kesadaran pelaku UMKM terhadap wajib pajak.
Hal ini terbukti dengan hasil persentase kontribusi pajak di Kabupaten
Manggarai Barat pada tahun (2017-2018) selalu mengalami pengingkatan.
Dalam mengatasi berbagai permasalahan perlu adanya upaya peningkatan
kesadaran wajib pajak mulai dari level paling bawah yaitu ditingkat
Kabupaten/Kota. Upaya tersebut dapat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama.
Dalam upaya peningkatan pajak final dapat dilakukan oleh lembaga
vertikal Direktorat Pajak di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya yaitu
dilakukan oleh KPP Pratama Labuan Bajo Selain untuk menambah penerimaan
negara, upaya peningkatan Pajak Final pada UMKM juga bertujuan untuk
mempermudah para wajib pajak untuk mengembangkan usahanya. Adapun
51
upaya dalam peningkatan pajak dalam penerimaan wajib pajak UMKM yang
dilakukan oleh KPP Pratama Labuan Bajo dapat dilihat pada tabel dibawah ini
sebagai berikut:
Tabel 10.1 Penerimaan Pembayaran Wajib Pajak UMKM
Kabupaten
Tahun
2017 2018
Manggarai
Barat
6. 482. 696. 809 8. 046. 238. 809
Jumlah 6. 482. 696. 809 8. 046. 238. 809
Untuk melihat kriteria kontribusi pajak terhadap penerimaan pajak
Negara, maka dapat dilihat pada Rumus dan perhitungan dibawah ini:
x 100 %
X 100% = 44.55%
X100% = 38.18%
Dari uraian tabel di atas adapun Jumlah penerimaan pembayaran wajib
Pajak selama satu periode pada tahun 2017 yang terdaftar di Kantor Pajak
Labuan Bajo sebesar Rp. 6.482.696.565 sedangkan pada tahun 2018 jumlah
penerimaan pembayaran wajib pajak selama satu periode yang terdaftar di
Kantor Pajak Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara
Timur sebesar Rp. 8.046.238.809.
52
5. Analisis Kontrubusi Pajak UMKM Terhadap Penerimaan Pajak Pada
Kantor KPP Manggarai Barat
Berdasarkan hasil analisi peneliti dalam pelaksanaan pemungutan Pajak
di kabupaten Manggarai Barat telah dilakukan secara maksimal meskipun dalam
penerimaan pembayaran wajib pajak menemui hambatannya yakni salah
satunya kurangnya kesadaran pelaku UMKM terhadap wajib pajak.
Kantor Pelayanan Pajak memiliki pengaruh penting dalam rangka
menegakkan fungsi pemerintah selaku pemungut pajak. Kantor Pelayanan Pajak
Pratama merupakan perkembangan dari modernisasi kantor pajak di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan. KPP Pratama
Manggarai Barat dipilih menjadi bagian dari penelitian ini berdasarkan
pertimbangan bahwa peniliti merasa tertarik untuk mengangkat salah satu hal
yang penting di bidang perpajakan salah satunya adalah pengenaan pajak bagi
pelaku UMKM. Terkait pengembangan sektor perekonomian di Kabupaten
Manggarai Barat memang telah ramai diperbincangkan, seperti rencana
pembangunan jalan baru, pelabuhan dan sebagainya. Semuanya itu
mengindikasikan semangat dari pemerintahan daerah khususnya pemerintah
Manggarai Barat untuk memajukan daerahnya dan memperkuat pengembangan
berbagai sektor terutama sektor ekonomi dan bisnis yang tumbuh dari industri-
industri padat karya dan yang utama adalah perkembangan sektor industri
UMKM. Sehingga tentunya perkembangan ini oleh pemerintah akan direspon
sebagai peningkatan penerimaan bidang pajak.
Dari analisis peneliti bahwa Saran penulis yaitu diharapkan Kantor Pajak
Pratama Labuan Bajo memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada UMKM
untuk menumbuhkan kesadaran dan kepatuhan perpajakan. Sosialisasi dapat
53
dipadukan dengan peningkatan kapasitas UMKM secara umum agar UMKM
tidak merasakan kekhawatiran akan ditekan melunasi kewajiban perpajakan.
Pemangku kebijakan hendaknya mengantisipasi adanya batasan waktu
kebijakan insentif pajak bagi UMKM, karena setelah batasan waktu tersebut akan
diberlakukan ketentuan pajak penghasilan secara umum yang menuntut UMKM
memahami dan menerapkan pembukuan standar. Pembukuan menjadi kendala
tersendiri bagi UMKM, apalagi UMKM didominasi oleh usaha mikro. Pelaku
UMKM sebaiknya lebih aktif mengikuti peraturan perpajakan yang sering
mengalami perubahan dan mulai mempelajari pembukuan sederhana untuk
UMKM agar mendukung pengembangan usaha dan kepatuhan terhadap
kewajiban perpajakan. Berdasarkan hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
pelaku UMKM dalam kesadaran wajib pajak kini berjalan dengan baik.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai Kontribusi Pajak UMKM
Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama Labuan
Bajo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur sebagai berikut :
1. Berdasarkan Data penelitian yang telah diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa Kontribusi Pajak UMKM Terhadap Penerimaan Pajak
Pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama Manggarai Barat Nusa Tenggara
Timur sangat berkontribusi.
2. Kontribusi Pajak UMKM Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor
Penerimaan Pajak Pratama Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur
Sangat memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil pajak.
B. Saran
Dalam penelitian ini penulis memiliki saran penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada Kontribusi Pajak UMKM Pada Kantor
Penerimaan Pajak Pratama Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan Pajak Umkm Pada Kantor Penerimaan Pajak Pratama
Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur.
2. Penelitian yang berasal dari persepsi responden yang disampaikan
secara tertulis dan dengan bentuk lisan mungkin mempengaruhi
validitas hasil. Persepsi responden belum tentu mencerminkan keadaan
yang sebenarnya.
54
55
DAFTAR PUSTAKA
Aufar, Arizali. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM (Survei pada Perusahaan Rekanan PT. PLN (Persero) di Kota Bandung). (Online). SKripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasWidyatama.(https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3060/SKRIPSI.pdf?sequence=1, diakses 24 April 2019).
Dariansyah S. Deddy. 2016. Penerapan Pajak Penghasilan (PPh) Final Terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013. (Online). Jurnal Sosio-E-Kons. Vol. 8 No. 3. (https://journal.lppmunindra.ac.id, diakses 23 April 2019).
Dewi, Olivia dan Widuri Retnaningtyas. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerimaan Pajak Daerah Kota Tarakan. (Online). Jurnal Tax&Accounting Review. Vol. 3. No.2 .(https://media.neliti.com/media/publications/158402-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-keberhas.pdf, diakses 10 Mei 2019).
Gustomo, Ma’fuf. 2018. Menciptakan Pajak yang Ramah Untuk UMKM. (Online).. (https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/menciptakan-pajak-yang-ramah-untuk-umkm/, diakses 23 April 2019.
Harahap, Juliana Khairiana. 2017. Analisis Kontribusi UMKM Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Medan Johor Kota Medan. (Online). (http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6058/147003054.pdf?sequence=1&isAllowed=y, diakses 15 Mei 2019.
Kurniawan, Rizki. 2014. Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Rumah Makan Palupi. (Online) Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. (http://eprints.upnjatim.ac.id/6153/1/file1.pdf, diakses 23 April 2019).
Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Edisi Terbaru. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Nayla, P. Akifa. 2014. Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralabal. Jogjakarta: Laksana.
Nursheha, Riza Alhusna, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak. (Online). Accounting Analysis Journal Vol. 3 No. 1 (https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/3907, diakses 23 April 2019).
Punono, Sofyan M. dkk 2015. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Penerimaan Pajak di Kota Gorontalo (Studi Kasus pada KPP Pratama Gorontalo). (Online). (http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFEB/article/download/14550/13881, diakses 15 Mei 2019).
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
55
56
Rifqiansyah, Hasbi. 2014. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penagihan Pajak Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara). (Online). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.15No.1(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/627/824, diakses 15 Mei 2019).
Robiyanto, Febra. 2004. Akuntansi Praktis Untuk Usaha Kecil dan Menengah, Semarang: Studi Nusa.
Santoso, Andre De Jesus Dos. 2014. Kontribusi Pajak Penghasilan dan Pajak Upah Terhadap Pendapatan Nasional Pada Kantor Dinas Pendapatan Timur Leste (Tahun 2004-2013). (Online). (https://www.academia.edu/9833923/KONTRIBUSI_PAJAK_PENGHASILAN_DAN_PAJAK_UPAH_TERHADAP_PENDAPATAN_NASIONAL_PADA_KANTOR_DINAS_PENDAPATAN_TIMOR_LESTE_TAHUN_2004_2013_, diakses 15 Mei 2019).
Setiawan, Eko Yudi. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi kasus pada Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Blitar). (Online). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. (http://etheses.uin-malang.ac.id/3038/1/ 11520045.pdf, diakses 23 April 2019).
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiono. 2011. Motode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suryani, Wahyu. 2019. Pengaruh Pengalihan PP 46 2013 Menjadi PP 23 2018 Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak UMKM dan Penerimaan PPH Pasal 4 Ayat (2) di KPP Pratama Pasuruan. (Online). E-JRA Vol.08No.02 (http://riset.unisma.ac.id/index.php/jra/article/download/2371/2218, diakses 23 April 2019).
Tatik. 2018. Potensi Kepatuhan Pembayaran Pajak Pada Pelaku Umkm (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Pasca Penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 (Studi Kasus Pada UMKM di Kabupaten Sleman Yogyakarta). (Online) Seminar Nasional dan Call for Paper Sustainable Competitive Advantage (SCA) 8. (http://jp.feb.unsoed. ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/1224/1335, diakses 24 April 2019).
Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia : Isu-Isu Penting. Jakarta: LP3ES.
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (Online). (http://www.djpk.depkeu.go.id /attach/post-no-28-tahun-2009-tentang-pajak-daerah-dan-retribusi-daerah/UU-427-973-UU_28_Tahun_2009_Ttg_PDRD.pdf, diakses 25 April 2019).
57
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang.(Online).(http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_16.pdf, diakses 25 April 2019).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.(Online).(http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_28.pdf, diakses 23 April 2019).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (Online). (https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008 UMKM.pdf, diakses 25 April 2019).
Yanda, Ridho Oktri, dkk. 2016. Kontribusi Penambahan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Baru Hasil Kegiatan Ekstensifikasi pada Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen). (Online). Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 (http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id/index.php /perpajakan/article/view/278, diakses 25 April 2019).
Yuonoputro, Kalis. 2016. Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Pada Sektor Umkm dan Perkembangannya di Kabupaten Kulonprogo (Studi Kasus Pada KPP Pratama Wates, Yogyakarta). (Online). Tugas Akhir Progam Diploma Ekonomika & Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.(http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/100452/potongan/D3-2016-354456-title.pdf, diakses 10 Mei 2019).
58
LAMPIRAN
59
LAMPIRAN I
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA ATAS KONTRUBUSI PAJAK UMKM
No Pertanyaan Jawaban
Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah kepala KKP Labuang Bajo
tetap memegang tanggung jawab penuh
atas tugas dan aktivitas yang dilakukan
fungsi fungsi pajak UMKM?
√
2. Apakah KKP Labuang Bajo memberikan
arahan yang baik terhadap pelaku Pajak
UMKM?
√
3. Apakah setiap karyawan memberikan
sosialisasi terhadap UMKM tentang
kesadaran wajib pajak?
√
4. Apakah pengawasan dan pengendalian
dilakukan dengan sepenuhnya?
√
5. Apakah penerimaan pajak terhadap
UMKM dilaksanakan dengan tepat
waktu?
√
6. Apakah semua sosialisasi terhadap
wajib pajak mendapatkan perencanaan
dan pengendalian sepenuhnya?
√
7. Apakah bapak/Ibu sdh pernah
mendapatkan sosialisasi atau pelatihan √
60
mengenai pemahaman pajak?
8. Apakah Bapak/Ibu berencana untuk
melaporkan hasil perpajakan
pengasilahan perusahaan anda?
√
9. Apakah kontrubusi pajak di Manggarai
Barat selalu mengalami peningkatan? √
10. Apakah perhitungan-perhitungan pajak
tetap dilakukan secara benar? √
11. Apakah perhitungan setiap penyusutan
aktiva tetap perusahaan dilakukan
dengan metode akuntansi yang tepat?
√
12. Apakah laporan pajak yang diserahkan
ke kepala bagian KPP Labuang Bajo
selalu tepat pada waktunya?
√
13. Apakah penerimaan pajak selalu dengan
pemahamahan wajib pajak terhadap
pelaku pajak?
√
14. Apakah pelaporan kontrubusi pajak
selalu rutin dilakukan? √
15. Jika ditemukan kekeliruan dalam
verifikasi, apakah segera diambil
tindakan?
√
16. Apakah fungsi akuntansi memiliki
pedoman akuntansi? √
61
17. Apakah setiap karyawan memiliki tugas
dan tanggung jawab yang sesuai
dengan latar belakang disiplin ilmu
mereka?
√
18. Apakah setiap kontrubusi pajak UMKM
selalu dalam pemaham wajib Pajak?
√
19. Apakah dalam Penerimaan pajak, KPP
Labuang Bajo atau yang berwenang
selalu rutin memberikan sosialisasi
tentang pemahaman pajak?
√
20. Apakah ada jadwal pertemuan rutin
antara bagian kantor KPP Labuang Bajo
dengan pihak UMKM?
√
62
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI PENELITIAN
63
64
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI PENELITIAN
65
66
67
BIODATA
Khusnul Khatimah dilahirkan pada tanggal 23 September
1996 Di Rami Nara Desa Siru, Kecematan Lembor, Kabupaten
Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Anak ke tiga
dari empat bersaudara dan merupakan putri dari pasangan
suami-istri: Ahmad Sibun (Ayah) dan Jebira (Ibu). Pada tahun
2004 memulai pendidikan formal di SDI Rami Nara di kecamatan Lembor,
Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di MTS Jabal Nur Watu Lendo
dan pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan di MAN 2 Bima sampai
selesai pada tahun 2015, Kemudian Melanjutkan Pendidkan di Universitas
Muhammadiyah Makassar (UNISMU) dan LULUS pada program
AKUNTANSI Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
top related